Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sekarang Sedang Jatuh Cinta (Side story 10)

Part 10: Mr. Kissman



“Koh Yusa! Cici Lala!” seseorang memanggilku yg baru saja keluar dari stasiun.

“Meza? Kamu ikut jemput aku? Kirain udah tidur” aku menghampiri Meza bersama Gaby, Della dan Yupi.

“Haha dari tadi ngobrol sama Kak Saktia, teh Feni, mbak Diani, sama Kak Julie di kamarnya.” balas Meza sambil berjalan kearahku.

“wah udah deket ya, karena seharian di kereta sama mereka pasti” balasku lagi.

“iya, apalagi kak Julie sama teh Feni baik banget. Kak Saktia juga lucu banget bikin ketawa terus, pacar Koko baik semua ya haha” balas Meza sambil tertawa kecil.


Gaby melirik kearahku dengan wajah sinis yg kubalas dengan gelengan cepat dan mengangkat bahuku. Meza menghampiri Della yg sedang makan Pocky agak jauh dari kami, Yupi berdiri disebelahnya menemani.


“Ci Lala kok jauh jauh?” Meza bertanya sambil menarik tangan Della mendekat kearah kami.

“Eh… iya iya, Meza sama siapa?” tanya Della sambil memberikan sebatang pocky pada Meza.

“makasih Ci… aku sama om Robby, tuh di mobil” balasnya pada Della.


Meza melihat kearah ku lalu melihat kearah Della, lalu melihat kearah ku lagi berulang-ulang. Dia nampak bingung dan sedang berfikir, wajahnya mengerut dan kemudian menatap kami berdua bergantian.


“Kokoh Yusa sama Ci Della berantem?” Tanya Meza sambil melipat tangan di dada.

“Gak kok, yakan La?” aku menyenggol bahu Della, dia menengok kearahku sambil mengangkat sebelah alisnya seperti mengatakan urus sendiri.

“Trus dia siapa?” Meza menunjuk Gaby, Gaby tersenyum kearahnya.

“Halo, aku Gaby. Kamu pasti Meza adiknya Yusa ya? Aku sering denger dari Yusa dan akhirnya bisa ketemu ya” Gaby menyodorkan tangannya pada Meza, mereka berjabat tangan.

“Hai, aku Meza” Meza memperkenalkan diri, “trus kok ada anak kecil juga, Adiknya Kak Gaby?”

“AKU UDAH 20 TAHUN!” Balas Yupi sambil menghentakan kakinya sebal.

“Haha pasti kita seumuran ya? Aku Meza, nama kamu?” Meza mengajaknya bersalaman.

“Aku Cindy Yuvia, bisa dipanggil Yupi. Umur aku 20 TAHUN” Yupi menjabat tangan Meza, wajah Meza seperti menahan sakit.

“gak usah boong deh, gaya lu aja kyak gini” Balas Meza pada Yupi, kali ini wajah Yupi yg nampak kesakitan.

“Anak kecil jaman sekarang gak ada sopannya ya” Yupi memasang wajah jengkel.

“Daripada anak kecil sok tua atau udah tua sok lucu biar disangka anak-anak terus?!” balas Meza dengan wajah yg sama jengkelnya.

“Udah udah, awas nanti tangan kalian patah” Della melerai mereka berdua dan melepaskan jabatan tangan mereka.


Yupi dan Meza masih saling tatap dengan tatapan jengkel, Della sengaja berdiri ditengah mereka untuk melerai. Aku menghela nafas melihat tingkah mereka berdua yg seperti musuh bebuyutan, padahal ini pertama kalinya mereka bertemu.

27008222ce90aa85c921fd8039075b6a04a035c0.jpg



Oh iya, Kokoh daritadi sama Kak Gaby terus” Meza bertanya dengan nanya curiga

“sekarang dia pacar kokoh Mez” Tambahku.

“Hah?!” Meza terkejut.

“pacar kokoh?! Loh terus Kak Saktia sama Kak Feni bilang pacar kokoh juga?!” wajah Meza nampak terkejut dan bingung menjadi satu.

“Yusa?” Gaby bertanya padaku.


Aku menoleh kearah Gaby. Senyuman merekah diwajahnya, namun sorot matanya seakan berkata Jelasin atau kubacain yasin. Gaby masih melirik kearahku dan berjalan mendekatiku.


“pacar kamu siapa aja Yusa?” Gaby menginjak kakiku dan wajahnya kini begitu dekat dengan wajahku, menodongku meminta penjelasan.

“Aduuh… Ka… kamu doang kok” Balasku panik.

“Loh ci Della gimana koh? Pacar kokoh juga kan” kata Meza lagi.

“Ooo… Della juga?” Gaby melipat tangannya di dada.

“belom satu jam jadi pacar, ternyata udah jadi pacar ke 3 ya. Hebat kamu Yusa” Gaby mengacungkan jempol kearahku sambil tersenyum, namun tatapannya begitu menyeramkan saat ini.

“Kata kak Julie juga dia cuma dijadiin Teman Tapi Mesranya kak Yusa, aku juga kurang paham sih maksudnya. Tapi kak Yusa keren ya pacarnya banyak!” tambah Meza lagi dengan bangga memujiku, kamu salah sangka sama kokoh mu ini dek!

“Yampun anak kecil bawel banget, ngomong yg aneh aneh aja” Yupi mencibir Meza yg langsung dibalas dengan tatapan sinis.

“Diem, anak kecil gak usah ikut-ikutan” balas Meza dengan wajah menyindir.

“udah udah, Meza salah sangka. Pacarnya Yusa itu Gaby, yg lain itu temennya aja. Cuma Yusa itu Mr. Kissman” Della menjelaskan pada Meza.

“Apa itu Ci?” Meza nampak berusaha mencerna kalimat Della.

“nyosor sana nyosor sini makanya cewek yg deket banyak, untung aja ci Della gak jadi korban” Balas Della sambil melirikku mengejek, ia mengajak Meza masuk ke mobil dan kembali berjalan kearahku.

“Jangan salah langkah, hati-hati ya” Della berbisik pelan kearahku, “mulai sekarang gw gak bakal sama lu, jagain Gaby kyak lu biasa jagain gw”


Della berjalan kearah mobil jemputan rombongan member bersama Yupi sambil membawa koper mereka, disana ada beberapa member yg dibantu staff merapikan barang-barang bawaan mereka untuk dimasukan ke bagasi. Kini tinggal aku berdua dengan Gaby yg kini menunduk, wajahnya sedikit cemberut.


“Gab, Meza cuma anak kecil. Jangan dipikirin ya” aku menggenggam tangannya sambil menjelaskan.

“Tapi yg dia bilang gak bener kan?” Gaby tidak membalas tatapanku, wajahnya masih tertunduk.

“ya gak lah, nanti aku jelasin ya. Tapi kamu jangan cemberut gitu...” aku menolehkan wajahnya kearahku.

“karena nanti jiko kamu harus ganti jadi selalu cemberut dan mudah ngambek” balasku sambil mencubit pipinya.

“Aww… iya iya aku percaya, tapi awas aja ya kamu kalo macem-macem.” balasnya menunjuk hidungku.

“kamu bilang Oshihen aja gak aku bolehin, apalagi punya cewek lain.” tangan Gaby menopang pinggang.

“ditawarin Dunia ini pun aku gak mau, karena aku udah punya kamu” balasku lagi.

“bisa aja kamu mah…” wajah Gaby memerah, “yaudah aku ke mobil ya Sa. Ketemu lagi besok” Gaby melambaikan tangan kirinya, namun tangan kanannya tidak melepaskan genggamanku.

“hati hati dijalan ya cintaku” Balasku sambil mencubit ujung hidungnya, kemudian membawa koperku ke mobil, sedangkan dia berjalan ke rombongannya.


Aku memilih untuk tidur selama diperjalanan menuju hotel, namun sulit sekali rasanya untuk tertidur. Kulihat ke bangku depan, Meza sudah tidur dengan pulas dan om Robby fokus mengendarai mobil ini. Aku masih berusaha memejamkan mataku untuk tidur, namun pada akhirnya aku menyerah.


“om Robby” aku memanggilnya.

“iya mas Yusa?” balasnya padaku.

“om Robby pernah gak sih, sayang banget sama dua orang tapi harus memilih?” tanyaku padanya.

“hm… gak pernah sih mas, emang kenapa?” tanyanya padaku.

“gapapa mas” balasku singkat, aku tidak menemukan jawabanku padanya.

“oh oke mas” balas Mas Robby yg kembali fokus kejalanan.


Aku menatap keluar jendela, memperhatikan jalanan yg sepi dan gelap. Didalam kepalaku benar-benar kusut dengan bermacam-macam pikiran, aku masih tidak bisa menemukan jawaban atas segala pertanyaanku. Disatu sisi aku benar-benar senang karena pada akhirnya aku berpacaran dengan Gaby, oshiku dan juga gadis yg kucintai. Tapi disisi lain, aku masih tidak mengerti mengapa Della tetap mendukungku tetapi ia juga berbohong padaku saat di gerbong kantin tadi. Apakah sebenarnya ia memiliki perasaan padaku, ataukan sebenarnya aku yg masih memiliki perasaan padanya.


“Mas, gak usah dipikirin banget toh. Wes jalani dulu aja.” om Robby mengejutkanku lamunanku.

“yg namanya pilihan itu ndak bisa dipilih dua-duanya, mas Yusa tetep harus pilih. Tapi mas…” om Robby menahan kalimatnya.

“jangan sampai mas Yusa ndak memilih lalu pilihan itu jadi hilang. Karena mas Yusa akan nyesel seumur hidup” om Robby melanjutkan kalimatnya.


Aku terenyuh akan kalimat om Robby, kalimatnya barusan telah menangkan sedikit kegelisahanku. Benar juga, pada akhirnya aku telah memilih. Aku telah memilih Gaby, yg tandanya buatku ia lebih berarti. Ia yg aku mau selama ini dan pada akhirnya pilihanku tertuju padanya.

Kupejamkan mataku sambil merebahkan tubuhku di jok mobil ini, aku sudah tidak segusar tadi. Meskipun jawaban pastinya belum kutemukan, tapi pikiran ku jadi cukup terbuka. Pilihan yg telah kupilih adalah pilihan yg menurutku paling tepat saat ini dan yg harus kulakukan sekarang adalah memastikan bahwa pilihanku tidak akan berubah dan sudah tepat. Aku kelelahan berfikir, Aku tertidur.


Tak berselang lama, aku telah sampai di hotel ayahku. Om Robby membantuku mengangkat barang bawaanku menuju kamar. Kulihat diparkiran sepertinya mobil rombongan JKT48 masih belum sampai. Aku bergegas mengikuti om Robby dan Meza menuju kamarku. Kami menuju costumer service untuk memastikan bahwa aku telah datang dan memberitahukan bahwa sebentar lagi tamu kita akan datang, agar mereka menyambut dan membantu rombongan JKT48 menuju kamar mereka masing-masing.


“makasih ya om Robby” kataku setelah sampai di kamar.

“iyo mas, wes yo tak turun dulu bantu-bantu yg lain” mas Robby meminta izin pergi.

“dadah kokoh, Meza juga udah ngantuk nih” Meza menguap kemudian melambaikan tangannya.


Aku menunggu Meza hingga masuk kedalam lift, memastikannya agar aman. Kulihat lorong sekitar kamarku yg sangat sepi karena hotel ini memang belum beroperasi secara normal. Meskipun lampunya terang dan designnya modern, namun cukup membuatku bergidik ketika aku sadar bahwa aku sendirian dilantai 12 ini. Member dan Staff JKT48 semuanya mengisi dari lantai 8, 9, dan 11. Mengapa mereka diberi menginap disana karena dekat dengan kolam renang dan restaurant yg berada di lantai 10.

Aku memutuskan untuk masuk kamar karena aku takut, lebih baik aku berada didalam kamar daripada harus berada dilorong yg sepi. Kunyalakan suara tv cukup keras dan kututup setiap jendela dengan horden. Aku rapikan koperku dan barang-barang, mengganti pakaianku dengan baju tidur dan menyalakan AC kamar karena Surabaya adalah kota yg sama panasnya dengan Jakarta.


Tok tok!


“siapa?” tanyaku.


Tok tok!


“siapa ya?” tanyaku lagi, aku merasakan sesuatu yg tidak enak.


Tok tok!


“siapa sih? Ini jam 3 subuh!” aku bergegas menuju pintu dan membukanya.


Kubuka pintu kamarku, namun tidak ada siapa-siapa. Kutengok kearah luar kamarku, ketengok kanan dan kiri namun tidak ada siapa siapa juga. Tubuhku merinding seketika, rasa dingin menjalar dikulit kulitku, aku merasa seperti diawasi namun tidak ada siapapun disana. Akhirnya kuputuskan untuk masuk, kututup kembali pintu kamarku. Namun…


“hahaha pasti takut, mukanya pucet banget!” suara tawa seseorang mengejutkanku, seorang gadis muncul dari balik pintu.

“Yaelah lu kebiasaan nakut-nakutin gw aja!” balasku kesal pada gadis itu.

“hehe sorry sorry” balasnya lagi sambil mengangkat dua jarinya.

“ngapain lu kesini? Udah jam 3 nih” balasku lagi sambil menunjuk jam di dinding.

“lo gak mau biarin gw masuk?” kata gadis itu lagi sambil masuk kedalam kamarku.

“mau ngapain? Gw mau tidur” balasku lagi sambil menyuruhnya keluar.

“gw punya pantun buat lu, bilang cakep ya” gadis itu tersenyum lebar.

“apa lagi sih sak” balasku kesal.

“ikan cue ikan hiu” Saktia memberikan pantunnya.

“please Sak gw ngantuk” balasku lagi sambil menepuk jidatku.

“bilang cakep!” Saktia memaksa.

“iya iya, cakep” balasku malas.

“ulang, ikan cue ikan hiu!” Saktia mengulang pantunnya.

“cakep”

“Yusa, ngewe yuk” kata Saktia lalu melingkarkan tangannya dileherku dan mencium bibirku.


-Bersambung-
 
Terakhir diubah:
Suhu suka mengada-ada ya, itu titit udah nyelup ke berapa mentot itu :sendirian:



Anyway saya menunggu kelanjutan dari cerita Yusa si kampret :beer:
Sudah update hu :)
Dramanya dapet banget !! Mantap eyusa !! Anda layak masuk jajaran Top Kampret
Awalnya memuji tapi terakhirnya gak enak, maunya apa:marah:
Dasar ******
Ampun senpai:kacau:
Anak kecil memang menjadi pembawa masalah jika tanpa mengawasan
Memang anak kecil tuh terlalu jujur terkadang...
 
pernah ngebayangin gak kak protes depan gedung sate..
begitu ditanya protes apa..
jawabnya gak setuju nulis stensilan.

Yusa gak setuju, yusa bukan kampret :wek:

Situ dong nulis lagi:kk:

kelen ini yah denial banget, sama-sama tsun-tsundere.
apa mau dibikinin cerpan yang isinya 5 cowok yang gak mau dibilang kampret padahal absolutely kampret yaro?
pasti ada yang senyam-senyum terutama @CHR1S naitomere. :Peace:
 
kelen ini yah denial banget, sama-sama tsun-tsundere.
apa mau dibikinin cerpan yang isinya 5 cowok yang gak mau dibilang kampret padahal absolutely kampret yaro?
pasti ada yang senyam-senyum terutama @CHR1S naitomere. :Peace:

Saya sangat mendukung suhu untuk membuat cerita itu :thumbup
Mereka denial tingkat akut gan, harus dikasih pelajaran dikit :fiuh:
 
Ngawe trus...Della tuh urusin
ehehe :Peace:
Gak ada takut takutnya kehilangan Ci Lala :groa:
takut kok :((
Ini sih endingnya kyaknya bakal di nikahin sama sakti berdua ngewe mulu anjir
kamu peramal ya?! :kacau:
Siap-siap aja ketauan sama Gaby atau Della
kalo ketauan Julie? hehe :hore:
saktia bilang gini kayak bilang
"Yusa, beli cilok yuk!"
soalnya cilok sama ngewe sama enaknya hehe:ngupil:
Frontal ya saktia:D
Saktia kagak ada basa basinya :nohope:
begitulah Saktia, kyak belom hapal aja hehe
dari sekian banyak pilihan yang bagus kenapa milih gaby?
udah itu aja sih yang bikin gua penasaran :bingung:

kalo gua suruh milih sih gua prefer Julie :alamak:
waduh saya tersinggung loh hu...
karena buat saya dari seluruh cast wanita yg ada disini, Gaby yg paling cantik. saya pun memilih Gaby ya karena pribadi author dan memang jalan ceritanya seperti itu.
maaf kalau tidak sesuai keinginan atau ekspektasi suhu, semoga cerita saya tetep menghibur dan menarik buat dibaca :ampun:
Cuma disini habis update bukannya terimakasih tapi malah dihujat.
Alias, udah kampret malah kentang. :elu:
:sakit: *penampakan Yusa setelah update*
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd