Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sekarang Sedang Jatuh Cinta (Side story 10)

w dah tulus jg
:elu:
:ngupil:
Nulis bego disensor, tapi giliran nulis ngews dibiarin vulgar ckck ada" saja author cerbung dinegara berkembang
Karena waktu itu nulis goblo* auto di sensor, jadi nulis beg* juga disensor. Dari pada kena auto sensor jadi **** :sendirian:
Yusa saudara sepupunya Benji-Andrian? :baca:

EDIT: Adrian yaelah salah lagi :bata::bata:
Yusa gak mau satu keluarga sama kampret:ogah:
Yaaah ga seru nadilanya langsung kicep, pengennya mah "dipaksa" nurut dulu sama yusa baru nadila baikan hehehe
:hore::hore:
Hey hey hey Yusa mah belajar setia sama Gaby, bukannya di dukung:redcard:
 
Iya, tapi Yusa sudah ditakdirkan untuk satu keluarga dengan Benji-Adrian, sayang sekali :norose:

Kali ini aing ga salah tulis nama hore
Yah, sayang sekali.
Padahal kalo situ salah tulis lagi, saya bakal update (mungkin :pandaketawa: )
 
Part 11: Rasi Bintang Orion.



Aku menemani ayahku bertemu tamu-tamunya yg berasal dari dunia pariwisata, para rekan bisnis, saingan yg bermuka dua dan juga kolega-kolega dari berbagai kalangan. Sebenarnya aku sangat malas untuk melakukan hal hal kompromi seperti ini, aku tidak tahan berada di tempat yg penuh dengan ular berlidah perak seperti saat ini. Salah satu yg menjadi alasanku untuk terjun ke dunia kuliner seperti ibuku dan tidak menginginkan untuk melanjutkan bisnis ayahku, Muak.


“wah anak Pak Jonathan sudah besar-besar ya, siapa namanya?” seorang pria paruh baya dengan kacamata dan kumis tebal tersenyum kearahku, menjijikan.

“Yusa” balasku singkat.

“maaf biar saya yg perkenalkan, saya Mezaluna. Ini kakak saya Eyusa dan adik saya Yosua” Meza mengambil alih pembicaraan, untuk urusan seperti ini dia memang dapat diandalkan.

“wah nama yg cantik seperti orangnya, pasti pak Jonathan bangga punya anak-anak yg cantik dan tampan serta pintar seperti ini” pria itu kembali tersenyum, senyumannya begitu munafik dan di buat-buat.


Ayahku mengajak kami bertiga kembali bertemu kolega-koleganya, beberapa diantara mereka ada yg benar-benar baik dan sudah biasa bertemu denganku. Beberapa dari mereka juga yg membantu ayahku selama ini hingga bisnisnya berkembang seperti sekarang. Tetapi banyak juga dari mereka yg sebenarnya ada saingan yg berharap bisnis ayahku hancur sekarang juga, meskipun dibalut dengan senyuman dan pujian yg seakan akan mereka ikut senang dengan apa yg dicapai oleh ayahku.


“Jonathan!” panggil seseorang kearah ayahku.

“Theo! Lusi! Aku kira kalian gak bisa datang” ayahku menjabat tangan pria itu yg di dampingi istrinya.


Dia adalah om Theo dan Tante Lusi, ayah dan ibu Della. Aku tidak menyangka mereka akan datang ke Surabaya untuk menghadiri Grand Opening hotel ayahku ini, tapi sepertinya mereka baru akan bertemu anaknya setelah acara Grand Opening ini selesai. Karena JKT48 akan tampil di acara ini, jadi Della akan perform sebentar lagi.


“loh!” Aku terkejut melihat Della yg berjalan mendekati kedua orang tuanya, ia mengenakan gaun berwarna hitam se lutut yg membuatnya sangat cantik sekali.

“Hai Della, kamu makin cantik aja ya” ayahku memuji Della sambil membalas jabatan tangannya.

“haha Om Jonathan bisa aja”, Della tertawa kecil mendapat pujian dari ayahku.

“Yusa sama Della udah gede ya, padahal kyaknya baru kemarin Yusa maksa satu TK bareng Della sampai nangis” Tante Lusi menambahkan.

“jangan dibahas dong Tan, malu” kataku.

“tapi gak nyangka ya sampai gede mereka bareng terus.” kata Om Theo melihat kearah mereka berdua.

“haha saya juga gak nyangka mereka sedekat itu, saya kira karena masih anak-anak aja makanya gak bisa pisah. Ternyata sampai sekarang” ayahku menambahkan.

“loh situ gak tau kalo Della sama Yusa kan udah pacaran” Tante Lusi mengedip kearah kami berdua.

“Gak!” kata kami berdua bersamaan.

“Aku udah punya pacar!” tambahku

“aku juga!”, tambah Della.

“Hah?!” aku terkejut mendengar kata-kata Della.


Aku meminta izin untuk mengajak Della mengobrol di depan, aku tarik tangannya untuk keluar dari ballroom menuju ke kolam renang.


“kalian berdua boleh pergi kok” ayahku mengijinkanku untuk mengobrol bersama Della.

“temenin anak om ya, jagain dia” Om Theo menepuk pundakku.


Setelah berada diluar ballroom, Della melepaskan tanganku dari tangannya dan melipat tangannya di dada. Ia duduk di bangku dekat kolam renang.


“makasih udah bawa gw kabur dari acara itu” Della berbicara sambil mencopot sepatu haknya.

“gw juga gak betah di acara kyak gitu” balasku duduk di bangku sebelahnya.

“ngapain bawa gw kesini?” tanyanya padaku.

“kenapa lu gak ikut perform?” tanyaku balik.

“gapapa” balasnya singkat.

“udah sejak kapan?” tanyaku padanya, wajahnya nampak terkejut.

“sejak kapan apa? Gw gak ngerti” balasnya.

“gw tau dari Yupi dan Gaby. Pantes aja belakangan ini lu sering ngilang” aku menatap matanya, ia tidak membalas tatapanku dan menunduk.

“sejak sebelum 600 show dan ulang tahun” ia menjawab pelan.

“kenapa lu paksain sih?! Kalau waktu itu lu gak maksain, mungkin gak bakal separah ini!” emosiku mulai kembali keluar.

“gw gak mau ngecewain fans gw…” jawabnya, “gw gak mau keliatan lemah didepan fans gw…”

“ini yg paling bikin gw capek ngadepin lo, gak pernah jujur.” balasku sambil merebahkan tubuhku di bangku, berusaha meredam emosiku sebisa mungkin.


Aku memandang langit yg sudah gelap, sedikit bintang-bintang yg menemani kami berdua disini. Suara samar-samar terdengar dari acara di dalam. Nampaknya acara sudah mulai setengah jalan, mungkin ayahku telah selesai memberi sambutan dan kata-kata, kini sepertinya giliran ibuku untuk naik ke panggung. Namun sekarang hanya gadis didepanku ini yg menjadi fokusku, gadis bergaun hitam yg saat ini tertunduk.


“gak bakal ada yg nyalahin kalau lu sakit. Semuanya bakal lebih kecewa ketika tau lu memaksakan diri ditengah penyakit lu.” aku kembali duduk dan menatapnya.

“gw kecewa Dell” tambahku.


Suara isakan terdengar darinya, tubuhnya berguncang bersamaan dengan tangis yg meledak. Della menangis dihadapanku, ini kedua kalinya aku melihat dia menangis didepanku. Aku berjalan menuju bangku tempat ia duduk dan duduk disebelahnya.


“Dell, lo harus sembuh ya. Kalau emang lu gak mau kecewain fans lu” aku mengangkat kepalanya dan mengusap air matanya, Della masih sesenggukan.

“udah jangan nangis, ngeliat lo nangis tuh Langka banget haha” kataku lagi sambil tertawa.

“nyebelin! Gw juga manusia yg bisa nangis kali” Della menjewer telingaku, aku rindu dijewer seperti ini.

“jadi gimana penyakit lu?” tanyaku padanya.

“udah mendingan kok, tapi bener-bener harus istirahat” jawabnya.

“yaudah bagus, istirahat dulu aja” balasku tersenyum lega.

“istirahat selamanya Sa” balasnya pelan sambil menatap keatas.

“maksud lo?” aku bertanya padanya, tak percaya apa yg ku dengar.

“iya, gw harus graduate dari JKT48” balasnya lagi, air mata kembali mengalir di pipinya.

“jangan becanda Dell!” aku masih tak percaya dengan perkataannya.


Della menatap langit, ia tidak menangis tapi air mata terus mengalir di sisi pipinya. Pasti sangat berat buat dia harus mengakhiri karirnya karena sebuah paksaan seperti ini. Aku pun tak menyangka bahwa dia harus berakhir seperti ini. Ku peluk tubuhnya erat. Tangisnya kembali pecah ketika aku memeluk tubuhnya. Air matanya membasahi kemejaku, pelukannya di tubuhku mengencang. Kuusap belakang kepalanya untuk menenangkannya.

Cukup lama Della menangis, sayup-sayup kudengar suara musik dari dalam ballroom. Sepertinya saat ini JKT48 tengah tampil.


“Udah Dell, jangan nangis lagi” kataku padanya.


Della mengangkat kepalanya, senyuman perlahan diperlihatkan di tepi bibirnya. Sepertinya dia sudah lebih tenang sekarang, setelah mengungkapkan isi hatinya malam ini.


“makasih Sa” Della tersenyum kearahku.

“santai aja. Ini gunanya sahabat” balasku bangga.

“tapi tolong rahasiain ya, cuma lo dan manajemen yg tau soal ini” katanya lagi.

“ia tenang aja sama gw mah, abis graduate mau ngapain?” tanyaku lagi.

“fokus pelayanan” jawabnya, “gw mau jadi pendeta”

“serius lu? Waduh gw sulit ketemu dong” balasku sambil menggaruk kepalaku.

“gw pengen nyelametin anak muda dan orang-orang yg tersesat” balasnya sambil menatapku sinis.

“maksudnya apa ngeliat gw…” balasku merasa tersindir.

“inget kan kalo lu harus selalu temenin gw? Jadi lo harus sering-sering ibadah” balasnya tersenyum padaku.

“eh… hehe… iya…” balasku, ini berat buatku.


Della tertawa kecil. Aku senang melihatnya kembali ceria seperti ini. Setelah dari kemarin selalu melihatnya murung. Meskipun aku tak tau apa yg membuatnya selalu murung belakangan ini, tapi aku merasa bersalah. Ia kembali menatapku dan mengangkat kelingkingnya.


“haha becanda, lu masih inget janji kelingking kita?”

Della bertanya bertanya padaku sambil mengacungkan jari kelingkingnya.

“inget” aku mengacungkan jari kelingkingku juga.

“ini semua udah selesai, janji kita udah terpenuhi” Della meniup kelingkingnya.

“maksud lo? Tapi kan janjinya…” Della memotong kata-kataku dengan menaruh telunjuk di bibirnya, menyuruhku diam.

“udah nurut aja” katanya lagi, “gw pengen buat janji yg baru”

“hmm… oke terserah lo” balasku sambil tetap mengacungkan kelingkingku, Della mengaitkan kelingking kami berdua.

“janji temenin Gaby terus kyak lu nemenin gw selama ini” katanya padaku.

Yakusoku Yo!” tambahnya kemudian melepaskan kelingking kami.


Aku terdiam melihat keseriusan di mata dan kalimatnya. Sepertinya ini memang tanda bahwa aku harus benar-benar melupakannya, menghapus semua cintaku padanya. Ia sepertinya meyakinkanku bahwa kami berdua memang ditakdirkan untuk bersama, sebagai seorang sahabat. Della tersenyum sambil menatap langit, sepertinya ia benar-benar puas setelah mengucapkan janji itu. Aku bangga memiliki sahabat yg luar biasa seperti dia.


“bulan depan” katanya, “bulan depan gw ngumuminnya”

“temenin gw sampai terakhir ya Sa” tambahnya.

“sejak kapan lu harus minta?” tanyaku padanya yg dibalas senyuman olehnya.

“liat deh ke langit” Della menunjuk keatas.

“inget lagu kamulah yg memberitahu aku?” tanyanya padaku.

“dibawah rasi bintang orion, kita berdua berpisah. Lagunya sedih tapi nadanya ceria, jahat banget” katanya pelan, matanya menatap lurus ke langit malam.

“hmm… iya ya, sama kyak kita sekarang” balasku.

“tapi lu lupa dengan lirik selanjutnya” tambahku.

“apa?” tanyanya, kini ia menatapku menunggu jawaban.

“kita berdua kan menjadi abadi” jawabku, kubalas menatapnya.


Kami berdua saling tatap dan tersenyum. Kami berdua tau bahwa perasaan ini memang akan abadi, perasaan saling mencintai namun tau bahwa tidak akan bisa saling memiliki. Perasaan yg abadi seperti rasi bintang orion yg tidak akan menghilang di langit malam. Tapi kami berdua bukanlah rasi bintang orion, kami berdua lebih seperti bintang Altair dan Vega yg saling mencintai namun terpisah luasnya sungai Bima Sakti.


“udah yuk balik, nanti dicariin orang-orang” kataku sambil mengajaknya masuk ke ballroom.

“iya, nanti pacar kamu ngambek” balas Della sambil melirikku meledek.

“btw, tadi lu bilang kalo udah punya pacar. Serius?” tanyaku.

“serius” jawabnya sambil tersenyum.

“siapa? Kok gw gak tau?” tanyaku kembali.

“kenapa? Cemburu?” balasnya.

“eh gak!” balasku cepat.

“haha lo kan pacar gw. Walaupun cuma di dunia paralel sana” ia menghentikan langkahnya didepanku.


Hangat, lembut dan sedikit basah. Aku merasakan itu semua pada bibirku saat ini. Della menciumku. Della meninggalkanku kedalam ballroom, meninggalkanku yg masih terkejut terpaku disini. Kami berdua berciuman, sangat singkat.

Aku tersenyum sambil memasuki ruangan ballroom. Senang dan sedih bercampur, namun aku sangat senang karena hubunganku dengan Della telah mencapai titik terang. Kami berdua sudah tidak lagi di tutupi kabut, ya kami akan tetap menjadi sahabat selamanya.


“Yusa!!” seorang gadis menghampiri dan menjewer telingaku.

“Aduuh kenapa di jewer! Salahku apa cinta?” tanyaku pada Gaby yg sekarang melipat tangannya di dada.

“gak nonton aku perform, trus aku tanya Della katanya kamu abis selingkuh sama dia!” Ia memasang wajah cemberut.

“eh kalo sama dia diitung selingkuh, setiap hari aku selingkuh dong” balasku padanya.

“hmmm… Ia juga ya, tapi kamu jahat gak nonton aku perform!” balasnya lagi tetap dengan wajah cemberutnya.

“buat apa aku nonton sesuatu yg udah pasti bagus? Kamu aneh deh” balasku sambil menepuk kepalanya, senyumnya merekah.

“kamu mah paling bisa deh kalo udah ngerayu” balasnya malu-malu, pacarku ini manis sekali.


Aku mengajaknya untuk makan dan bertemu dengan ayahku. Aku mengenalkannya pada ayahku dan Yosua, serta kepada Om Theo dan Tante Lusi. Mereka semua terkejut karena aku memperkenalkan Gaby pada mereka, tapi Della yg ada disana membantuku sehingga mereka semua menjadi yakin bahwa aku dan Della memang tidak ada apa-apa, setelah berhasil meyakinkan orang-orang terdekatku. Gaby secara resmi menjadi kekasih menggantikan Della.

Ayahku menutup acara malam ini dan tamu-tamu bergantian meninggalkan hotel ini. Orang tua Della berencana menginap hari ini dan pulang bersama Della besok setelah HS. sekarang hanya ada beberapa member JKT48 yg sedang makan malam setelah perform tadi sedangkan sebagian member memilih beristirahat untuk HS dan pre-event besok, dan para karyawan yg sedang membereskan sisa-sisa acara Grand Opening hari ini.


“Kak Yusa!” seseorang menghampiri ku yg sedang mengobrol bersama Della dan Gaby.

“eh Mel, aku lupa kamu juga ada disini” aku menyapa balik Melati.

“aku gak nyangka loh ada kak Yusa disini, eh ternyata ini punya papanya kak Yusa. Keren hahaha” Melati menepuk nepuk punggungku.

“kok kenal?” Della menatapku bingung.

Dulu pernah satu gereja, trus ternyata masuk Jeketi juga” balasku pada Della, Della hanya mengangguk mengerti.

"gereja? sejak kapan lo gereja?" tanya Della lagi.
"dulu gw pernah gereja ya!" balasku.

27012550b46f70a1a41221ce373c6fdef3c82553.jpg


Aku mengobrol bersama melati, sudah lama rasanya tidak mengobrol dan bercanda dengannya. Mungkin terakhir bertemu dengannya 2 tahun lalu saat ia baru masuk JKT48. Ia lah yg menjadi alasanku pernah ingin Oshihen dari Gaby waktu itu.


“wah wah Kak Yusa jadi udah pacaran sama Kak Gaby. Aku udah tau kok dari awal kalian cocok” kata Melati.

“bisa aja kamu Mel. Yaudah ya, aku balik ke kamar dulu. Ngantuk” aku meminta izin kembali ke kamar yg diikuti oleh Della dan Melati yg pergi ke kamar masing-masing, namun Gaby nampak berdiri disana sambil menatapku cemberut.

“Yaampun cinta, kenapa lagi?” tanyaku padanya bingung.

“gapapa” balasnya singkat.

“kamu cemburu sama Melati?” tanyaku padanya, “yaampun cemburuan banget sih cintaku.”

“wajar dong aku cemburu, kamu pernah mau oshihen ke Melati” balasnya lagi.

“bedain dong oshihen sama selingkuh.” kataku sambil menggenggam tangannya, “masa sih aku tega selingkuhin kamu”

“hmmm…” ia tak membalasku.

“percaya dong, katanya kamu cintaku” kataku padanya.

“mm… Iya kamu cintaku” balasnya, senyumnya telah kembali merekah.

“nah gitu dong senyum, kan abang jadi sayang sama nona manis” aku menyibakan rambutnya ke samping.

“yaudah balik ke kamar yuk, bobo, pasti capek kan abis perform.” ajakku padanya.


Aku mengantarkannya ke kamar, setelah mengucapkan selamat malam aku kembali ke kamarku untuk segera tidur. Besok akan menjadi hari yg panjang buat Gaby, Handshake dan pre-event konser. Aku harus tetap fit agar bisa menyemangati pacarku itu.

Aku berjalan sendiri dilorong yg mulai sepi, sesekali aku berpapasan dengan karyawan disini yg melakukan shift malam. Kamarku berada di lantai 12 sendiri, jadi aku harus menunggu lift dari lantai 9 ini agar bisa mencapai kamarku.


“Eh!!” tiba-tiba sebuah tangan menarikku ke pojok koridor.


Nadila mendorongku bersandar di dinding. Ia membuka celanaku dan mengeluarkan penisku yg langsung dilahap, matanya amat sayu menatapku. Aku terkejut akibat perlakuan Nadila yg tiba-tiba ini. Nadila memaju mundurkan kepalanya memberikan blow job. Lidahnya menyapu penisku dan tangannya mengocok cepat.


“nghhh… ngapain kamu” aku mengerang karenanya.

“hehe maaf, abis aku gak tahan” Nadila melepas kulumannya dan mengocok penisku dengan dua tangan.


Nadila kembali melahap penisku, dikulum penisku cepat. Penisku telah tegang sempurna karena kulumannya yg benar-benar nikmat. Aku memejamkan mataku akibat permainannya di penisku, aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan. Blow job yg luar biasa enak. Namun aku tersadar, aku hampir terhanyut dalam permainan Nadila, ku tarik penisku keluar dari mulutnya dan buru-buru kupakai kembali celanaku.


“Apa-apaan ini Nad?! Gila lo ya sadar!” aku mengangkat tubuhnya berdiri, Nadila mengelap sisi bibirnya yg basah oleh liur.

“Yusa… gw suka sama lo” Nadila berjalan kearahku seperti ingin memeluk, ku tahan bahunya dengan tanganku.

“Wait wait!! Lo kesurupan atau apa?!” Aku berusaha menahan Nadila yg tetap mendekatiku.


Nadila berhenti mendekatiku. ia menatapku dengan aneh membuatku semakin bingung, ia kini mundur perlahan lalu berjalan kearah tempat sampah didekat sana. Aku hanya melihat apa yg Nadila lakukan. Ia mengambil tissue dari kantong celananya, mengelap bibirnya dan membuangnya tissue itu ketempat sampah. Nadila juga membuang ludahnya ke tempat sampah.


“Cih, gw kira lo kyak wota biasa yg mudah buat gw dapetin” Nadila kembali berjalan kearahku, matanya yg tadi sayu seperti dipenuhi nafsu kini memandang kearahku dengan tatapan jijik.

“Maksud lo apa Nad?” tanyaku membalas tatapannya.

“Lupain yg tadi, gw juga ogah sama wota. Jijik” Nadila membuat gesture geli.

“Nad, gw gak ngerti maksud lo. Tapi lo keterlaluan” aku mendekatinya perlahan.

“Gak usah deket-deket. Gw cuma ngetest aja barusan, selamat deh ternyata lo gak semudah itu hahaha.” Nadila tertawa, namun tawanya itu benar-benar menyebalkan.

“Ternyata lo gak bisa jadi korban gw. Jangan pernah bahas soal ini dan anggap gak ada apa-apa. Gw cuma mau ngetest apa duit lo bisa dengan mudah gw kuasain tapi ternyata gak”

“Lo boleh anggap gw gila, lo boleh berfikir gw ular, tapi ini cara gw buat bertahan.” ia tersenyum licik kearahku, “bye”


Nadila pergi meninggalkanku, ia pergi dengan santainya meninggalkanku yg masih berdiri mematung. Pikiran ku berkecamuk antara bingung dan marah. Aku tak menyangka bahkan di dunia Idol yg nampak Innocent ini, ada juga orang seperti itu. Menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan apa yg ia mau bahkan merelakan apapun yg dia punya agar mendapatkan apa yg dia mau dengan mudah. Aku terduduk dipojokan koridor ini, memperhatikan Nadila yg berjalan meninggalkanku. Air mataku tak dapat ku bendung, aku merasa kasihan padanya.


“Nad!” tanpa sadar aku memanggilnya, Nadila berhenti dan menengok kearahku.

“Apa lagi? Ini semua udah selesai!” Nadila menatapku dengan tatapan dingin.

“Kalo lu butuh apa-apa lo bisa hubungin gw, but… don’t you ever do something like this anymore. Please…” pintaku padanya.

“Gak usah sok baik, muak gw sama cowok-cowok kyak lo” Nadila kembali memutar badannya dan meninggalkanku.

“Gw bakal hubungin lo lewat Della, gak usah sungkan kalau butuh apa-apa!” Aku kembali berteriak kearahnya.


Kuusap air mataku sendiri, aku berharap kalau masalah ini dapat selesai dengan baik. Seenggaknya untuk saat ini. Aku merasa bahwa aku harus melakukan ini, aku harus menyelamatkannya.


-Bersambung-
 
^
^^
^^^

SF Fiksi kok dipercaya


BTW
Yang situ update, yang sini juga update
Alias Nice update hu. Jarang-jarang Meme dijadiin karakter

Itu Nadiluv kok jahat juga ya :fiuh:
 
Eh, della benerang emang grad gara-gara sakit?
“jadi gimana penyakit lu?” tanyaku padanya.

“udah mendingan kok, tapi bener-bener harus istirahat” jawabnya.

“yaudah bagus, istirahat dulu aja” balasku tersenyum lega.

“istirahat selamanya Sa” balasnya pelan sambil menatap keatas.

“maksud lo?” aku bertanya padanya, tak percaya apa yg ku dengar.

“iya, gw harus graduate dari JKT48”
Sebenarnya ini isi handshake author di HS terakhir kemarin, sedikit di twist dibagian graduatenya. Della cuma "ngekode" dan gak secara terang2an bilang mau graduate ke author. Alasan dia graduate juga author kurang tau, tapi sepertinya dia emang mau fokus melakukan pelayanan di gereja :angel::angel:
^
^^
^^^

SF Fiksi kok dipercaya


BTW
Yang situ update, yang sini juga update
Alias Nice update hu. Jarang-jarang Meme dijadiin karakter

Itu Nadiluv kok jahat juga ya :fiuh:
Meme lebih dari karakter(?)
Akhirnya ada nadiluv, tapi blm ngapa ngapain nih:o


Bukan
Emang mau ngapain(?) :bingung:
Nadila kena zonk,wkwkwk
Nadila hanya melakukan rencananya. Yusa yg zonk gagal enak :fiuh:
kpd sdr. wijat kit silahkan terpelatuk
Jangan panggil dia:kacau:
 
Anjay nadila digitu gituin
Aku ga terima, ga ada yang lain apa? tapi gapapa lah, yang penting ikutan maen deh, semoga aja rada panjang itu side quest sama nadila
Btw, nice update, keep up the good work hu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd