Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Dendam Si Kembar Cantik

kerren sekali,, semoga cersil ini bisa tammat

Thx suhu meronamacora udah mampir d trit ai

Cukup Anjani aja om jangan sampe svita diujung ranjang juga eh di ujung tanduk maksudnya :bata: :pandaketawa: :pandapeace:

Nanti ada saat-nya buat Svita kak, tapi nantiiii......di ujung cerita aja:fmalu:


Makasih update bab 16 nya @aiko_aileen ... :beer:

Thx suhu Sierpa buat dukungannya

Eh bikin cerita baru,
Tandai dulu
Dibaca kemudian,
Dikomen kemudian

Welcome back Ai

Wuih ketemu kawan lama, smoga sehat selalu kak JP87

Mohon support & comment-nya slalu


Makin seru aja nih

Thx suhu king bone
ternoda sudah :galau:
tapi ga apa2 lah bajing ireng nya mati :pandaketawa:
tinggal muridnya :pandatakut:

Thx kak shion utsunomiyi sudah rajinnmampir d trit ai

Dibelakang bajing ireng masih antre 4 raja jahat, pendekar Budiman dan Ganaspati:aduh:


lanjut suhu

Thx kak denibot


Mulustrasi terbaik yg pernah saya baca!

Thx suhu raffi88 mudah2an mulustrasi-nya bisa makin membantu kakak menghayati cerita ini..

Bajing ireng nya tewas, tokoh favorite ai di cerita ini...:((:((:((

Meski toko paporit-nya sudah tewas, mohon tetep pantengin trit ai ya Kak
 
Cukuplah Anjani yang kena gasak sama orang2 selain dari yang dia suka
Svita kasi yang lebih romantislah mosok sama kayak waktu Anjani vs Arya :pandaketawa:
Eh jangan2 nanti pasangan Svita awalan namanya S juga ya biar sama kayak Anjani dan Arya gitu jadi di undangan pernikahan enak ngasi inisialnya :pandaketawa::pandapeace:
 
Thx kak shion utsunomiyi sudah rajinnmampir d trit ai

Dibelakang bajing ireng masih antre 4 raja jahat, pendekar Budiman dan Ganaspati
maksudnya, kejadian yang sedang berlangsung :)
kalau mau selamat harus bunuh dulu 2 siluman serigala itu......
 
Mantap cerita dan mulustrasinya hu...

Bukan ide tp nebak iseng2 brhadiah :D piss....

Plot twistnya nnti Svita ditolong Arya dan Arya dpt perawannya bahkan nikah ma Svita. Anjaniny mati dibunuh salahsatu penjahat dsni. Tp matiny heroik bgt mpe ngikhlasin Svita ma Arya :Peace:

Maap klo ga berkenan hu :ampun::ampun::ampun:
 
Bab 16 Pengorbanan Dayang Lembayung

Istana Bajing Ireng



Akibat memperkosa Anjani yang sudah tidak perawan, membuat ritual getih perawan yang dilaksanakan Bajing Ireng berakhir tragis untuk pemimpin pendekar golongan hitam Jawa itu.

Seluruh tenaga dalam dan saripati kehidupan Bajing Ireng ambyar terhisap oleh tubuh Anjani, membuat Bajing Ireng akhirnya terbunuh di tangan Anjani.

Meski sudah berhasil membalaskan dendam kematian ayah-nya dengan membunuh Bajing Ireng, namun keselamatan Anjani masih terancam.

Cantika dan Cintara dua murid Bajing Ireng yang memergoki Anjani membunuh Bajing Ireng sontak menyerang Anjani untuk ganti membalas dendam.

Dalam amarah-nya akan kematian Bajing Ireng, Cantika dan Cintara merubah wujudnya menjadi siluman srigala betina bertubuh besar dengan cakar dan taring tajam-nya.

Breeet..., crasshh...!!, cakar tajam Cintara merobek daging bahu Anjani yang terlambat menghindari garukan cakar Cintara.

Anjani melompat mundur namun Cantika yang membokongnya dari belakang ganti mencabik tubuh mungil Anjani hingga punggung Anjani terluka lebar.

Anjani mundur untuk menarik nafas, namun dua siluman srigala betina tak mengkendurkan serangan sedikitpun.

Trang...trang..., Anjani mengkibaskan pedang-nya menangkis sabetan cakar Cantika, namun craaasshh...., lagi lagi cakar Cintara merobek pinggang-nya.

Anjani terpojok di tebing curam dengan tubuh penuh luka robek-an, di belakangnya ombak laut selatan pantai Jawa siap menggulungnya jika Anjani jatuh ke bawah.

"Mundur, jangan maju lagi..., Anjani tidak ada dendam dengan kalian..." bentak Anjani yang sempoyongan karena kehabisan darah, Anjani menjejakkan kaki-nya membentuk kuda kuda jurus gembel maut, mencoba menghalau dua siluman ganas di hadapannya itu.

"Grrrr...grr..., grr..."Cintara meraung raung, wujud srigala-nya lebih besar dan lebih menakutkan dari wujud siluman Cantika.

"Aaauoooooo....." Cantika melolong panjang pertanda tak gentar dengan ancaman Anjani.

Tubuh Anjani sungguh lelah, tenaga-nya habis setelah diperkosa dengan brutal oleh Bajing Ireng, apalagi luka luka akibat serangan Cintara dan Cantika yang membuat-nya kehabisan darah.

"Grrrr...., ggrrr...."Cintara memberi isyarat pada Cantika, kemudian siluman berbulu hitam lebat itu maju menerkam Anjani.

Cantika yang lebih kecil namun lebih gesit itu mencelat, taring taring tajam-nya siap menggigit leher Anjani.

Dugg...Anjani menendang perut Cantika hingga srigala bermata merah darah itu terpental, namun cabikan cakar Cantika tidak bisa dielak oleh putri kembar itu.

Craasshh.... dada Anjani robek, kulit mulusnya terkelupas saat cakar tajam Cantika menyabet-nya.

Serangan Cantika membuat kepala Anjani berputar putar kehabisan tenaga, tubuhnya lemas dan akhirnya...

"Aaaahhh......" Anjani kehilangan kesadaran, tubuh mungil berdada bulat besar itu jatuh dari tebing terjal di ujung istana Bajing Ireng ke dalam laut pantai selatan Jawa.

Byuurr... tubuh Anjani tercebur dalam air laut, gelombang besar segera menggulung tubuh mungil itu dan menyeret-nya dalam ke dasar samudra.

"Gŕrr....grrr...." Cantika menjilati cakar-nya yang penuh noda darah Anjani sambil mencari cari sosok tubuh Anjani dalam debur ombak.

Di sebelahnya Cintara yang sudah kembali berubah wujud menjadi gadis cantik menyusul.

Cantika ikut berubah dari wujud srigala-nya, berlahan lahan bulu bulu lebat di tubuh-nya menghilang. Taring dan kuku tajam yang tadi begitu mematikan itu berubah menjadi jari lentik dan gigi gingsul menawan.

Moncong panjang siluman srigala itu berangangsur berubah menjadi sekulum bibir merah menggemaskan.

Srigala menakutkan itu kontan berubah menjadi sesosok gadis cantik, Cantika.

Cintara bertukar pandang dengan Cantika, keduanya nampak menyesal karena sudah membuat Anjani jatuh ke dalam laut.

"Selanjutnya..., setelah Bajing Ireng mati, mau kemana kita?"bisik Cintara kebingungan.

Kematian Bajing Ireng membuat dua siluman bersaudari lepas dari kewajiban mengabdi pada Bajing Ireng yang menjadi majikannya selama ini.

Namun kutukan untuk dua wanita cantik itu belum selesai, Cintara dan Cantika terkutuk untuk selalu menjadi pelayan setia bagi siapa saja yang telah membunuh majikan sebelum-nya.

Pembunuh Bajing Ireng adalah majikan dua srigala itu sekarang, seharusnya Cantika dan Cintara wajib mengabdi setia pada Anjani mulai saat ini.

"Hmm..., Setelah Bajing Ireng mati, seharusnya putri cantik itu yang jadi majikan kita, bisa kualat kita kalo kita membunuh majikan kita sendiri." Cantika, mencari cari keberadaan tubuh Anjani yang hilang di telan debur ombak.

"Bagaimana nasib kita sekarang??, tadi kita terlalu emosi dan langsung menyerang gadis itu, duh gusti maafkan kami karena telah menyerang majikan baru kami..." Cintara tampak linglung, tanpa majikan yang harus dilayani membuat gadis ayu itu seakan kehilangan tujuan hidup.

"Ayo turun ke bawah kita cari dekat karang karang itu, siapa tahu dia masih hidup dan tubuh majikan kita tersangkut di karang karang itu"

"Ayo, kita harus menyelamatkan nyawa majikan kita..."

Cintara dan Cantika tak menggubris bangkai Bajing Ireng dan melompat berbarengan turun ke karang karang terjal laut selatan pulau Jawa untuk mencari Anjani.
******
Perbatasan Jawa Dwipa-Jenggala

Mendapat amanat penting dari permaisuri Paramitha untuk menemukan perompak laut Jawa membuat Svita harus melarikan diri keluar dari keputren Jawa Dwipa.

Lembayung dayang perawatnya yang setia dan Mandala putra maha patih Mahesa, sepupu Anjani turut diutus oleh Paramitha untuk menemani dan menjaga Svita dalam menjalankan tugasnya itu.

Karena kecerobohan Svita saat rombongan itu melepas lelah di sebuah sungai dekat perbatasan Jawa dwipa dan Jenggala, keberadaan Svita dan Lembayung nyaris dipergoki oleh para prajurit Jenggala, penjaga perbatasan yang dipimpin oleh pendekar Jagakarsa.

Jagakarsa dan tiga orang prajurit yang mendapat giliran jaga malam melangkah semakin ke arah rimbun semak tempat Svita bersembunyi.

"Tadi itu pasti jeritan seorang wanita!" Bisik Jagakarsa sambil menghunus trisula senjata-nya.

Svita gemeter ketakutan, dicengkeramnya lengan Lembayung kencang kencang. Svita sungguh menyesal hanya gara gara kecerobohan kecil-nya bisa jadi amanat besar dari ibunda-nya bisa tidak terselesaikan.

Lembayung tersenyum kalem pada Anjani, sudah sedari kecil keluarga prabu Satria menjaga dan merawat Lembayung yang yatim piatu sejak bayi.

Kini saat-nya Lembayung membalas kebaikan permaisuri Paramitha dan keluarga-nya.

Buat Lembayung mengorbankan diri-nya tidak seberapa jika dibandingkan dengan keselamatan kerajaan Jawa Dwipa dan putri Svita kesayangannya itu.

Lembayung menyelimutkan kain-nya menutupi punggung Svita, supaya putri ayu itu tidak kedinginan.

"Tuan putri, mundur perlahan ke semak di belakang air terjun kecil itu, lanjutkan perjalanan dengan Mandala. Biar Lembayung yang mengalihkan perhatian mereka..." bisik Lembayung.

"Tapi...tapi, Svita tidak mau berpisah dari kakak Lembayung"rengek Svita, mata-nya merah hendak menangis.

"Pssst..!!, Svita tugas dari permaisuri Paramitha sangatlah penting demi kerajaan Jawa Dwipa, tuan putri harus menyelesaikannya. Jangan membuat permaisuri Paramitha dan almarhum prabu Satria kecewa" rayu Lembayung sambil mengelus sayang rambut panjang Svita.

Svita menganggukkan kepala-nya, demi Jawa Dwipa Svita harus tegar, Svita tidak boleh kalah dari Paramitha yang demi kerajaan Jawa Dwipa rela menjadi budak nafsu pendekar Budiman selama bertahun tahun.

"Heei... suara-nya dari dekat air terjun itu, ayo periksa..." Jagakarsa yang tajam pendengaran-nya menuju tepat ke arah tempat Svita bersembunyi.

"Iya betul dari sana, ayo kita periksa" si tongos yang paling berani, maju paling depan.

"Ayo cepat pergi!"hardik Lembayung pada Svita.

Dengan menahan tangis Svita merangkak masuk lebih dalam ke rerimbunan di belakang air terjun kecil itu.

Dari kejauhan Lembayung memberi isyarat pada Mandala diseberang untuk berjalan memutar dan menjemput Svita di balik air terjun kecil itu.

Mandala mengangguk mengerti dan sejenak kemudian tubuh-nya hilang dalam gelap mencari jalan memutar untuk menjemput Svita.

Setelah memastikan bahwa keberadaan Svita tidak mungkin ketahuan lagi di belakang air terjun, Lembayung berdiri keluar dari rimbun semak tempatnya bersembunyi.

"Lembayung, inilah saat-mu mengabdi pada junjungan-mu permaisuri Paramitha dan demi Jawa Dwipa tercinta." Lembayung menarik nafas panjang memantapkan tekad-nya.

Lembayung harus mengalihkan perhatian para penjaga Jenggala supaya tidak lanjut mencari cari dalam semak.

Dayang berparas cantik dan kalem itu kemudian berdiri tepat di bawah air terjun, dibiarkannya air dingin menyegarkan itu mengguyur basah sekujur tubuhnya hingga seluruh kain di tubuhnya basah kuyup

Lembayung berencana mengalihkan perhatian para penjaga dengan mengorbankan tubuh molek-nya.

Berlahan dayang Lembayung melepaskan satu persatu kain yang membalut tubuh-nya hingga tubuh mulus itu telanjang bulat di bawah sinar rembulan yang memancar terang.

Sebagai salah satu dayang utama di keputren Jawa Dwipa tidak heran apabila Lembayung memiliki bentuk tubuh yang indah sempurna. Aurat bahenol itu selama ini terbungkus rapat di balik kain kemben yang ia kenakan.



Bentuk tubuh dayang berumur 20 tahun-an melekak lekuk nirmala, pinggang-nya langsing dengan pantat meliuk montok.

Puncak kesempurnaan tubuh Lembayung adalah pada sepasang payudara bulat besar sebesar buah apel yang menggelayut matang menggiurkan di dada sang dayang.

Lembayung menunggingkan tubuhnya untuk membilas paha putih-nya dengan air sungai yang mengalir pelan itu. Tubuhnya yang membungkuk itu membuat buah dada Lembayung menggantung monthong bagai pepaya matang pohon.

Di saat posisi Lembayung sedang erotik- erotiknya, sampailah Jagakarsa dan begundalnya di balik air terjun kecil itu.

"Waladalah...., gluk..., ada bidadari kecemplung sungai" Jagakarsa yang pertama kali menyibak rerimbunan di balik air terjun itu seketika terperangah melihat sosok tubuh telanjang Lembayung yang mengkilat memantulkan sinar cahaya rembulan.

Si Tongos, Brewok dan Buncit, tiga prajurit Jenggala yang mengawal Jagakarsa ikut terbelalak begitu mendapati ada bidadari yang kepleset dari langit dan sekarang sedang mandi tepat di hadapan hidung belang mereka.

Hidung belang ketiga-nya langsung kembang kempis, tiga pasang mata itu langsung melotot tak bisa lepas dari gundukan susu Lembayung yang bergoyang goyang kentel tiap kali Lembayung menggosok gosok paha mulus-nya.

"Susu.... susu.. gede..." bisik Tongos dengan mulut penuh air liur, buat prajurit rendahan macam Tongos, tubuh telanjang Lembayung yang sedang mandi malam itu bagai harta karun yang seumur hidup tak pernah ia temui sebelum-nya.

Jagakarsa cepat cepat merentangkan tangannya mencegah tiga prajurit berwajah jelek itu untuk melangkah lebih maju. Jika tidak cepat di cegah bisa gawat, si brewok yang sudah 1 tahun tidak ketemu dengan istrinya bisa main tubruk tubuh Lembayung.

Jagakarsa memberi isyarat pada semua-nya untuk tetep pada posisi-nya dan mengintip bidadari mandi itu bareng bareng.



Suara kresek kresek berisik dibalik semak di dengar oleh Lembayung, namun dayang cantik itu pura pura tidak mendengar.

Lembayung melirik ke arah semak tempat Svita menghilang tadi, sesekali semak semak gelap itu bergoyang goyang mencurigakan.

Dalam gelap-nya malam, Svita merangkak di tanah berbatu batu melalui ilalang lebat penuh duri menjauh dari air terjun kecil.

Sesekali Svita mendesis kesakitan saat, lengannya tertusuk duri duri tajam ilalang yang mengelilingi-nya, tubuh mungilnya menggeletar menahan sakit saat lutut-nya tak sengaja tertancap kerikil tajam, namun Svita tetep merangkak maju.

Tak ingin Svita terpergok, Lembayung tahu ia harus mengalihkan para penjaga Jenggala dengan tubuh telanjangnya.

Pura pura tidak tahu akan keberadaan Jagakarsa dan tiga pengawal buruk muka, Lembayung sengaja berdiri menghadap tepat ke arah semak tempat Jagakarsa mengintip Lembayung mandi.

Dari posisi-nya Jagakarsa dengan jelas dapat melihat bentuk susu Lembayung yang bulat besar, bahkan pentil susu Lembayung yang berwarna coklat.

Lembayung mula mula menggosok-i lengan tangannya, berlahan lahan kedua tangan lentik Lembayung pindah ke dada gembung-nya.

Lembayung mengelus elus sepasang buah dada montok-nya itu, telapak tangannya berputar putar mengelilingi buntalan padat itu sambil membelai belai manja.

Tek...tek... Jagakarsa menoleh ke arah tiga prajurit buruk muka saat mendengar suara aneh seperti suara kocokan dengan irama cepat.

Jakarsa mendelik marah saat melihat tiga bawahannya itu dari tadi ternyata sudah melepas celana kolor-nya dan kini kompak mengkocok gagang kelamin-nya sambil mengintip-i mandi Lembayung.

"Ooouh...ouuhh..." tiga prajurit buruk muka itu melenguh pelan dengan muka merem melek keuenak-an, kalo tidak ada Jagakarsa tanpa tedeng aling aling gadis yang mandi di sungai itu sudah habis mereka terkam.

Jagakarsa memalingkan muka-nya jijik dan kembali mengintip lekak lekuk mantap tubuh Lembayung.

"Aaaaaahhh...." Lembayung mendesah manja saat telapak tangan halus-nya meremas-i payudara bulat-nya dengan mandiri. Bulatan lunak dan lembut itu dipelintir pelintir.

Perlahan pentil coklat muda di puncak susu Lembayung merekah dan menjulang mancung di ujung dada empyuk Lembayung.

Adegan Lembayung yang sedang meremasi buah dada-nya itu membuat Jagakarsa secara naluriah meraba dan meremas batang konti-nya yang dari tadi sudah membengkak maksimal.

"Uedann...., apa ini..." Jagakarsa tak tahan lagi, tangannya menyusup ke dalam sela celana hitam-nya dan kemudian mengelus elus pentol pusaka-nya.

Keempat pria dibalik semak itu nampak kelojotan meremas remas kelamin-nya melampiaskam nafsu birahi-nya.



Kresekk...gubrak..!!, tubuh Svita yang sedang merangkak di tanah tiba tiba jatuh tercebur dalam sebuah kubangan kecil.

"Kyaaa..." Svita menjerit dalam hati saat tubuh mungil-nya nyemplung dalam liang berlumpur, cepat cepat sang putri cantik itu menutup mulut-nya dan lanjut merangkak menjauh tak pedulikan pakaiannya yang basah dan kotor penuh lumpur.

"Hmmm..., siapa itu?"Meski sedang asyik mengocok kejantanannya, namun tak urung Jagakarsa terusik juga dengan suara dari kejauhan itu.

Insting pendekar-nya mencium gelagat tidak wajar, Jagakarsa memincingkan mata menajamkan pandangan ke arah semak semak tempat Svita jatuh.

"Aaahhhh...." Lembayung sengaja mendesah kencang sembari jari-nya memilin puting susu bagian kanan-nya. Pentil imut itu saat sensitif, tiap kali digelitik tubuh Lembayung spontan menggeletar menahan rasa nikmat.

Konsentrasi Jagakarsa sontak terpecah belah, di satu sisi dirinya curiga akan keberadaan Svita, si satu sisi desahan menggoda Lembayung mengundang birahi lelaki-nya.

"Aahhh...., aaahhhh...." Lembayung mendesah manja sambil meremas remas payudara empyuk-nya makin kencang. Tubuh semanpai-nya menggelinjang erotik tiap kali pentil susu sang dayang tergelitik jari jari lentik-nya sendiri.

Desahan manja Lembayung seakan mengkobarkan hasrat binatang Jagakarsa. Suara suara mencurigakan di belakang air terjun kecil itu ia abaikan begitu saja.

Jagakarsa yang sudah berbulan bulan hidup tanpa kawin dalam hutan karena tugas-nya mengharuskannya berjaga di perbatasan Jawa Dwipa Jenggala tak sanggup menguasai diri-nya lagi.

Breeet...breett.., Jagakarsa lupa diri dan merobek baju dan celana-nya hingga telanjang bulat. Batang konti hitam-nya menjulang di tengah selangkangan. Jagakarsa menuntut hak-nya untuk kawin.

Jagakarsa melompat keluar dari balik semak semak persembunyiannya dan langsung berlari ke arah air terjun kecil hendak menerkam Lembayung.

Tongos, Brewok dan Buncit tak ketinggalan mengikuti jejak komandan-nya, tiga prajurit dengan wajah jelek itu melompat keluar dari sarang-nya dengan kondisi tubuh telanjang bulat.

Batang batang konti berdiri tegang di sela sela selangkangan tiga prajurit rendahan Jenggala itu.

"Serbuu..." Teriak Tongos, paling cepet menyusul di belakang Jagakarsa.

Brewok dan Buncit tak mau ketinggalan mengekor di belakang si Tongos.



4 orang pria itu berlari kesetanan menuju ke tengah sungai hendak memperkosa dayang Lembayung yang malang itu.

Langkah kaki Jagakarsa menimbulkan suara debur air kencang, mengkagetkan Lembayung.

"Siapa...siapa..., kalian?! aaaaahhh....."Lembayung menjerit kencang. Dayang kerajaan Jawa Dwipa yang paling cantik itu mencoba menyilangkan kedua tangan-nya menutupi ketelanjangan-nya namun percuma saja...

Tanpa banyak bacot, Jagakarsa yang memenangkan balapan lari ke tengah sungai menubruk tubuh langsat Lembayung dan langsung meremas remas kencang susu gede yang membusung padat di dada Lembayung.

"Kyaa... jangan... aaaahhh" Lembayung menggelinjang saat Jagakarsa mencaplok bulatan payudara montok sebelah kanan Lembayung dan langsung menghisep dan mengunyah pentil imut berwarna coklat muda itu.

"Nyamm... nyaammm...slruupp... slruupp.." Jagakarsa mendusalkan wajahnya dalam gundukan daging kenyal itu, dilumat-nya buah dada segeeer dayang Lembayung sepuas-nya.

Lembayung meronta berusaha menolak jamahan kotor Jagakarsa namun tiga tubuh kasar lain-nya turut mengkerubuti tubuh berlekuk sempurna Lembayung.

"Kyaaa.... bangsadd..." Lembayung menjerit kencang saat Tongos yang baru datang sekonyong konyong langsung menggigit buah dada kenyal-nya yang sebelah kiri.

"Slrrupp...susu segeeeer... srrulllp..." gigi si Tongos yang maju ke depan seperti gigi buto cakil itu menyeruput susu kiri Anjani. Bulatan empyuk itu dikenyot dan diisep kencang oleh Tongos hingga warna-nya memar kemerahan.

Bagai bayi kelaparan dua pria dewasa itu berlomba menggerogoti gunung kembar yang membongkah di dada Lembayung tanpa ampun.

"Slrruupp...slrupp...." isep Jagakarsa.

"Nyammm...nyaammm.. "kunyah Tongos tak mau kalah dari Jagakarsa.

"Akkkhh...sakit..., sakit!! Berhenti jangan gigit pentil Lembayung..., kyaaaa!!" Saat Lembayung kewalahan menghadapi cocolan bertubi tubi di dada-nya, si Brewok meraba dan meremas bokong sekal Lembayung dari belakang.

"Kyaaa.., jangan " tubuh Lembayung menggelinjang saat tangan kotor Brewok meremas remas buntalan bantal bokongnya.

Brewok yang tak kebagian susu Lembayung langsung banting kemudi ke bagian belakang untuk melecehkan pantat Lembayung.

"Hhhwoo..., bokong-mu punel banget nduk.." Brewok membungkukkan tubuhnya hingga kepalanya berhadapan dengan belahan bokong Lembayung.

"Kyaaa...." Lembayung menjerit kencang saat Brewok mencaplok dan mencumbui bulatan bokong sekal-nya.

Masih ada satu orang lagi yang harus Lembayung khawatirkan.

Buncit yang ilmu kanuragan-nya paling cetek diantara yang lain kebagian tubuh Lembayung paling akhir.

Namun bukan payudara gembul atau bokong unyu unyu Lembayung yang si Buncit incar.

Saat mengintip Lembayung mandi tadi, konti si Buncit sudah cenat cenut mengagumi ketiak tembem Lembayung.

Maka begitu mendapat kesempatan untuk menggerayangi Lembayung, ketiak putih mulus Lembayung-lah yang langsung disikat oleh Buncit.

"Hhmmm... wangi.., cup...cupp.." Buncit mencium-i ketiak kanan Lembayung, sesekali lidah-nya menjilati lekukan ketiak tembem itu.

"Kyaaa..., pergi..., aahhh..., aaahh" Lembayung menjerit kewalahan menghadapi empat pria bejad yang berbarengan mengonyol onyol setiap area sensitif-nya.

Payudara, bokong, ketiak dan tiap lekuk tubuh Lembayung tidak ada yang lolos dari gerayangan kurang ajar para punggawa Jenggala itu.

Jagakarsa yang nafsunya sudah sampai ubun ubun tanpa tedeng aling aling langsung mengarahkan pusaka kejantan-annya ke sela paha Lembayung.

"Jangaan..., Lembayung masih perawan!! Huu...huu.." Lembayung menangis ketakutan saat merasakan tonjolan besar itu menyundul nyundul selangkangan dayang cantik itu.

"Wwooo.... si eneng masih perawan? Sik asik asik hweee..." Jagakarsa ketawa girang, malam ini dirinya begitu beruntung bak mendapat perawan nomplok.

"Pergi..." Lembayung mengkempitkan paha-nya rapat rapat menutupi tempik perawannya dari pentol gundul Jagakarsa.

"Hei..., kalian jangan enak enak-an saja!, ayo bantu pegang dan buka lebar lebar kaki bidadari ini!" Bentak Jagakarsa pada Tongos yang sedang asyik mengkulum pentil susu Lembayung dan pada Buncit yang sedang mabok mengendus aroma wangi ketiak Lembayung.

Kedua prajurit rendahan itu tidak mengindahkan perintah Jagakarsa dan malah makin menjadi jadi menikmati aurat Lembayung.

Plak..., koplak..., Jagakarsa naik pitam dan mengkaplok kepala dua bawahan-nya.

"Ampun... juragan..." gelagap Tongos, kalau Jagakarsa tidak dituruti mau-nya bisa gawat ini.

"Siap laksanaken.." Buncit menangkap paha punel kanan Lembayung berbarengan dengan Tongos yang memegang paha kiri Lembayung.

"Kyyaaa..... jangaaaann.. " Lembayung mencoba meronta kuat saat Tongos dan Buncit mengkangkang- kan selangkangan Lembayung lebar.

Jagakarsa membidikkan kelaminnya ke bibir tipis tempik Lembayung, dihentakkan pinggulnya kuat kuat membobol kesucian Lembayung.

Posisi kedua kaki Lembayung yang terkuak lebar membuat konti kekar itu mencoblos dan membelah liang tempik perawan Lembayung tanpa hambatan berarti.

Brewt... darah merah mengucur keluar pertanda kesucian Lembayung telah ternoda saat konti Jagakarsa mencabik selaput dara Lembayung.

"Kyyaaaaa......" Lembayung menjerit panjang, rasa perih dan pedih merajam sela kelamin-nya. Batang pejal yang menghujam kelaminnya itu terasa begitu menyakitan.

"Awokawooo..., tempik si eneng peret bangeeet...!!" Bola mata Jagakarsa memutih saking nikmat-nya jepitan tempik perawan Lembayung.

Tongos dan Buncit hanya bisa menonton iri saat Jagakarsa mulai menggeyolkan pinggangnya mengulek kelamin Lembayung.

Batang besar itu bergerak dengan irama cepat, keluar masuk merogol tempik Lembayung.

Clap...clap..., dentuman pinggang Jagakarsa yang menimpa selangkangan Lembayung bertubi tubi menimbulkan suara kecipak kencang yang menggairahkan.

Tubuh mungil Lembayung tergoncang goncang hebat diantara keliling 4 pria buruk muka yang menodai-nya.

Tak sabar menunggu jatah untuk mendapat giliran menggoyang kelamin Lembayung, Brewok memilih untuk menodai bagian belakang Lembayung saja.



"Kyaaa..., bangsad.." Lembayung sudah siap mengkorbankan kesuciannya demi menyelamatkan putri Svita junjungannya, namun tak urung gadis cantik itu menjerit putus asa juga.

Di saat Jagakarsa menyodok nyodok tempiknya dari depan di saat itulah Brewok menyibak sela bokong Lembayung dan menyusupkan batang konti-nya bersiap menusuk lubang anal dayang Jawa Dwipa itu.

"Jangan..., jangan di sana.." Lembayung memekik ketakutan membayangkan rasa sakit yang bakal mendera-nya apabila Brewok menyetubuhi liang dubur-nya.

"Hwee... wee... wee..., ga ada tempik, lubang pantat juga jadi" Brewok, si wakil Jagakarsa mendorong paksa konti-nya membobol liang anal Lembayung.

Lembayung menggeyolkan bokongnya menghindari sodokan konti Brewok di halaman belakang tubuh-nya, akibatnya pentol konti Brewok yang sudah tepat di hadapan anal Lembayung tergelincir keluar dari sela pantat mulus itu.

"Dasar bandeell..., sini saya hajaaar biar nurut!" maki Brewok gusar.

Plak..., plak.., plak... Brewok menabok dan menampari bokong mentul Lembayung sisi kanan dan kiri bergantian dengan kasar hingga permukaan kulit bokong Lembayung gosong kemerahan.

"Ampun..., ampun... kyaaaa..." Lembayung menjerit kesakitan saat Brewok menjambak rambutnya hingga kepala Lembayung mendongak ke atas.

"Udah Brewok, bidadari cantik ini jangan kau pukuli terus,bisa mampus dia!, lebih baik kamu hajar saja liang pantat-nya sekarang!"Jagakarsa yang tak henti memperkosa Lembayung, menunggingkan tubuh Lembayung hingga pantat mengkal itu menonjol montok.

"Siyap juragan..." begitu posisi Lembayung sempurna, Brewok kembali mengarahkan batang kontinya ke liang imut di sela pantat Lembayung.

Bleesshhh....Brewok dengan kejam menghujamkan kontinya menjebol liang anal sempit lembayung.

"Kyaaaa....aaaaahhh!!" Lembayung menggeletar, gigi-nya bergemeletuk menahan sakit saat batang konti besar itu memasuki lubang belakangnya.

Tak peduli Lembayung yang menggigil kesakitan, Jagakarsa dan Brewok tanpa iba langsung berbarengan menggedor bagian bawah Lembayung dari dua sisi sekaligus.

"Aaahh..., aaahhh...aaahhh" tubuh Lembayung terombang ambing di antara dua kuda jantan yang memacu tubuhnya itu.

Brewok dan Jagakarsa bergantian menyodok-i liang liang sensitif Lembayung. Lembayung benar benar tak berdaya, maju atau mundur bagi Lembayung sama saja, liang nikmat-nya bergantian ditusuk oleh batang batang konti hitam itu.

"Hwoooo... uenak.. uenak..!!" Geram Jagakarsa dan Brewok yang kelojotan nikmat.

Tongos dan Buncit yang tak kebagian lubang nikmat meneguk ludahnya pasrah.

"Sini neng kocok-in pusaka kakang Tongos..."Buncit menarik tangan Lembayung. Dipaksanya telapak tangan halus Lembayung untuk menggenggam batang konti-nya.

Lembayung hanya bisa pasrah menuruti kemauan Buncit tanpa bisa menolak.

Tek...tek..tek.. Buncit memandu Lembayung untuk mulai meremes dan kemudian mengkocok kocok batang tegar itu.

"Ooh kocokan tangan-nya aja uenak banget, apalagi kempitan memek-nya ooouhhh" Buncit merem melek keuenakan, dipacu-nya telapak tangan Lembayung untuk mengkocok-nya makin laju.

Si Tongos mengelus totong besar-nya dilihatnya si Brewok sudah kelojotan. Bagai burung bangkai menunggu sisa sisa makanan hewan predator utama, si Tongos memilih bersabar menunggu sampai Brewok ejakulasi, setelah itu baru gilirannya memungut sisa sisa nikmat tubuh Lembayung.

"Ooohh... oohh..." Brewok melenguh panjang, pinggulnya mengejan dan menghentak hentak. Cairan nikmat mengalir kencang melalui saluran kencing-nya dan cret...creet. ..., konti Brewok meleduk menggapai puncak kenikmatannya.

"Kyaaa... jijik... jijik!" Lembayung menjerit panik saat dari rongga dubur-nya meluber cairan sperma Brewok yang putih kental dan lengket.

"Woooo.... uenaaaakkk...." otot dan sendi Brewok serasa lepas, tidak pernah dirinya menggapai nikmat sanggama se-manis ini.

Plloop..., konti Brewok yang mengkempis sejak hasrat-nya terluapkan terlontar keluar dari liang dubur Lembayung yang singset. Tubuh kekar Brewok ambruk ke tepi sungai kehabisan tenaga.

Lembayung sedikit lega karena batang batang yang merongrong liang liang nikmat-nya berkurang satu, namun si gadis rupanya melupakan satu jahanam yang tersisa.

"Horee si Brewok sudah modyar, sekarang giliranku si Tongos yang perkasa" Tonggos menggosok batang kejantannya, meski memiliki wajah paling jelek dan kurus kerempeng namun ukuran batang konti Tongos paling besar di banding rekan rekannya itu.

"Kyaaaa...., apa ini..." Lembayung tercekat saat sebuah benda tumpul seukuran lengan tangannya menodong liang dubur-nya yang terasa robek dan memar kapok dihajar Brewok.

Lembayung menoleh ke belakang dan seketika terkesiap melihat Tongos sedang memaksa menghujamkan batang konti-nya yang ukurannya dua kali lebih besar daripada milik Brewok ke dubur-nya.

Rasa panas dan nyeri saat konti Brewok menggerus dinding dubur-nya belum jua hilang dan kini batang konti hitam Tongos yang lebih kekar sudah bersiap menjebol liang anal Lembayung yang imut itu.

"Tidaaaak....tidakk.... aaaakkkkhhh!!!" Lembayung menggeletar menahan sakit saat batang konti besar tongos melesak paksa masuk dalam kuntum anal-nya.

Lembayung jatuh pingsan tak sadarkan diri saking tak kuat menahan sakitnya sodokan konti Tongos di belah pantat-nya itu.

"Rasakann... konti perkasa si Tongos yeahhh..." Si Tongos mengkocok konti-nya dalam rongga hangat bokong Lembayung. Tubuh Lembayung terpelanting pelanting di tengah tubuh Tongos dan Jagakarsa yang menggojlok tempik dan anal-nya.

Crett...creett...!!, belum sempat menikmati liang nikmat Lembayung si Buncit kadung memuncratkan benih-nya dalam kocokan tangan halus Lembayung.

"Yaaa...., koq...sudah ngecriit dulu-an hee...hee..." ledek Jagakarsa saat melihat letupan kecil konti Buncit.

"Hii...hiii..., dasar buncit..." ejek Tonggos yang sedang ngap ngap-an menggagahi tubuh Lembayung.

Si Buncit dengan tersipu malu berlari ke tepi sungai dan langsung hadap belakang grak... terus langsung kabur kembali ke kawanannya yang sedang tertidur pulas dengan api unggun.

"Hee...hee... sekarang tinggal kita berdua Tongos, ayok kita lihat siapa yang lebih perkasa... hiya...hiyaa..." Jagakarsa memacu pinggang-nya lebih kencang, batang konti-nya mengobol obol tempik Lembayung hingga hancur.

"Siapa takut... Tongos pantang mundu... aaaahhhh...!!" Keperkasaan Tongos berbanding terbalik dengan mulut besar-nya. Begitu mempercepat gocekan konti-nya, konti raksasa Tongos seketika langsung meledug, memuncratkan lava benih dalam kawah anal Lembayung.

Tongos menarik keluar kejantanannya, meski hanya sebentar menikmati sempit-nya dubur Lembayung namun rasa nikmatnya tak mungkin terlupakan buat si Tongos.

Tongos mengangkat Brewok dari sungai dan memapah-nya kembali ke api unggun menyusul Tongos, meninggalkan Jagakarsa yang perkasa bagai kuda jantan.

Clap...clap...claappp..., Jagakarsa terus memompa kelamin-nya, memuaskan rasa dahaga-nya akan kenikmatan raga itu.

"Ahhh.... sakit..." Lembayung tersadar dari pingsannya dalam pelukan kotor Jagakarsa dan sontak terisak menangis saat menyadari Jagakarsa belum juga selesai menodai diri-nya.

Lembayung hanya bisa diam dan pasrah saja saat Jagakarsa menggagahi-nya lagi, lagi dan lagi...

"Hahh...haah.. haahh..." setelah hampir dua jam lamanya menyetubuhi tubuh sintal Lembayung akhirnya stamina Jagakarsa mencapai batas-nya juga.

Batang kelamin-nya berkedut kedut kencang pertanda pendekar golongan hitam itu hendak menggapai puncak sanggama-nya.

Ploop..., sesaat sebelum cairah benih-nya hendak muncrat Jagakarsa menarik keluar batang konti-nya dari kelamin Lembayung.

Lepas dari gendongan Jagakarsa, tubuh lemes Lembayung jatuh ambruk terduduk di dalam sungai yang dingin itu.

"Hisep...ayo hisep...kejantanan-ku neng.., telan semua benihku hee...hee..." Jagakarsa menjejalkan paksa batang konti-nya yang berdenyut denyut hendak meleduk itu dalam mulut Lembayung.

Percuma saja Lembayung menggelengkan kepala dan menolak untuk mengkulum pentol konti hitam Jagakarsa.

Separuh batang konti Jagakarsa masuk dalam rongga mulut Lembayung.

"Hee...hee..., rasakan... rasakan keperkasaan Jagakarsa heee..." Jagakarsa merentangkan kedua tangannya ke udara, cairan peju perkasanya mengalir dengan cepat dari kantong zakar-nya memenuhi saluran kencing-nya hendak bermuara pada ledakan dalam rongga mulut hangat Lembayung.

Kressshhh...sesaat sebelum Jagakarsa menggapai ejakulasi-nya, Lembayung dengan sekuat tenaga menggigit konti kotor dalam mulut-nya hingga putus.

Crasshh... darah merah menyala bercampur cairan benih menyembur dari totong Jagakarsa yang terpotong jadi dua.

"Aduh biyung...!!"Jagakarsa menjerit kesakitan, nikmat yang hendak diraihnya berubah menjadi lolongan kesakitan.

"Hii...hii...rasakan dasar bangsad.." kekeh Lembayung sambil meludahkan potongan kelamin Jagakarsa dari mulutnya.

"Dasar jalang pembawa sial..." dengan sisa sisa tenaganya Jagakarsa menendang dada Lembayung kencang hingga Lembayung muntah darah dan pingsan seketika.

Tubuh Lembayung jatuh berguling dalam air sungai dan kemudian hanyut terseret aliran kencang air sungai meninggalkan aie terjun jahanam itu.
******

Svita terus merangkak, jeritan dan teriakan Lembayung sungguh menyakitkan hati-nya.

Tak memerdulikan batu kerikil dan duri duri semak belukar yang merajam lutut dan lengannya Svita terus merangkak maju, terus maju hingga suara jeritan Lembayung tak bisa di dengarnya lagi.

"Lembayung maafkan Svita hik...hikkk" begitu jauh dari air terjun kecil itu baru Svita menangis kencang teringat dayang setia-nya yang rela mengkorbankan diri-nya demi keselamatan Svita.

Svita berjanji dalam hati untuk tidak menyia nyiakan pengorbanan Lembayung dan bertekad untuk menuntaskan amanah dari Paramitha untuk menemukan Paman Panji Jiwo.

Setelah melalui lorong semak belukar yang panjang dan gelap, sampailah Svita di ujungnya.

Svita menyibak rerimbunan semak dan akhirnya menemukan sebuah jalan setapak menuju desa terdekat.

"Akhirnya..." Svita berdiri dikibasnya kain kemben-nya yang kotor penuh lumpur.

"Smoga Mandala selamat dan kita bisa bertemu di sini..." Svita mengedarkan pandangan ke sekeliling jalan setapak itu.

"Ehenm.. eheemmm, Svita..." dehem sesosok pria yang tiba tiba muncul di belakang Svita.

"Mandala..." dengan muka senang karena sepupu-nya juga selamat Svita membalikkan tubuhnya.

Namun sosok pria yang ada di belakang Svita itu ternyata bukan Mandala sepupu-nya.

"Apa kamu? " Svita terperanjat kaget melihat pemuda yang paling dibenci-nya itu.

"Hee...hee.., jangan kaget gitu Svita, ini calon suami-mu Pamungkas hee..." tawa Pamungkas yang sudah semalaman mengejar Svita sejak lari dari keputren Jawa Dwipa.

"Mundur..., jangan dekati Svita!!" Svita menjerit kencang saat Pamungkas berjalan berlahan mendekati Svita untuk menangkapnya.
 
Aduh2 ini duo kembar masih aja belom kelar2 dari kegentingan :aduh:
Seseorang tolong Selamatkan Anjani dan Svita :aduh::sos::sos::sos:
 
tenang..ane rasa tuan putri Savita aman dari penodaan Pamungkas sebab:pandaketawa: tititnya kan telah dihabisi di selangkangan ratu Paramita​
 
Bimabet
Cukuplah Anjani yang kena gasak sama orang2 selain dari yang dia suka
Svita kasi yang lebih romantislah mosok sama kayak waktu Anjani vs Arya :pandaketawa:
Eh jangan2 nanti pasangan Svita awalan namanya S juga ya biar sama kayak Anjani dan Arya gitu jadi di undangan pernikahan enak ngasi inisialnya :pandaketawa::pandapeace:

Thx suhu komak
Nanti kalo anjani nikah biar suhu komak yg jadi penghulunya


maksudnya, kejadian yang sedang berlangsung :)
kalau mau selamat harus bunuh dulu 2 siluman serigala itu......

Thx suhu shion udah rajin mampir s trit ai


Mantap cerita dan mulustrasinya hu...

Bukan ide tp nebak iseng2 brhadiah :D piss....

Plot twistnya nnti Svita ditolong Arya dan Arya dpt perawannya bahkan nikah ma Svita. Anjaniny mati dibunuh salahsatu penjahat dsni. Tp matiny heroik bgt mpe ngikhlasin Svita ma Arya :Peace:

Maap klo ga berkenan hu :ampun::ampun::ampun:

:ampun: salah satu plot utamanya udah ketebak sama suhu sugar uncle, rencana nanti anjani svita memang bertukar jodoh suhu...

;););) siap.. ditunggu up nya nih

Thx suhu sri king sudah coret coret d trit ai

Cerita favorite Ana... Ayo lanjut hu

Thx suhu ujanggede, keep support ya


terima kasih update-nya suhu

ditunggu kelanjutanya

:n1:

Thx suhu ryuto8
Mudah2an trit lancar

kangen paramitha suhuu

Thx suhu root18, sekarang saat anjani dan svita yang beraksi suhu...
ada updete :hore:
baca dulu :baca:

Thx suhu Shion sudah rajin mampir di trit ai.


jangan.......!!! :takut:

jangan habisi perawan dicerita ini..... :pandatakut:

Tenang suhu, TS bakal sisa-in perawan svita sampai ujung cerita.
Sekarang biar perawan2 yg lain dulu:Peace:


Aduh2 ini duo kembar masih aja belom kelar2 dari kegentingan :aduh:
Seseorang tolong Selamatkan Anjani dan Svita :aduh::sos::sos::sos:

Thx suhu Komak, mandala dan Arya siap menolong.


tenang..ane rasa tuan putri Savita aman dari penodaan Pamungkas sebab:pandaketawa: tititnya kan telah dihabisi di selangkangan ratu Paramita​

:bingung: bener juga ya...
TS sampai lupa kalo titit pamungkas sudah jadi telor ceplok gosong gara gara Paramitha.


Waduh.. Semoga selamat

Thx suhu laskar17 sudah mampir d trit ai
Tetep sehat dan keep distance
Mandala pasti bs mengatasi pamungkas

Thx suhu Wisnu buat unstopable support dan comment-nya :hore:


Waduh......

Lepas dr singo masuk lubang srigala.....

Dari lubang ke lubang, pas sesuai hobi suhu rinjanikecil
Thx suhu sudah ninggalin crot d trit ai
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd