Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Lockdown Corona: Bella

Lockdown Corona: Bella
Ditulis oleh Giaraini, untuk Kakak-Kakak Semprot tercinta.

Kalo mau copas, copas judul sama penulisnya, ya.

Part IV
Bandung, 6 Mei 2020

---

"Ssshhh..hahhh, sshhhh..haahhh."
Dengan nafas terengah-engah, tubuhku tergeletak lesu seperti ranting yang lapuk. Dadaku kembang-kempis seperti ikan yang terdampar, bunyi nafasku yang kencas-kencis sudah seperti kereta uap yang sedang menanjak. Aku tergolek lemas setelah melewati satu orgasme yang luar biasa hebat.

Selama ini, aku melakukan masturbasi sendiri bisa dihitung jari dalam setahunnya, atau paling sering hanya sebulan sekali, dan itu pun setelah aku mulai tinggal di kosan. Jika saja aku tahu ada orgasme yang senikmat tadi, mungkin aku akan masturbasi setiap hari. Jemari Kak Zaki sudah seperti mesin blender jus ibuku saja. Tangannya berputar-putar seperti angin puyuh yang mencorak-carik, mencobak-cabik, mengincau, mengaduk-aduk kelentitku, mengobrak-abrik kemaluanku, meluluh-lantahkan selangkangan dan tubuhku.

Rupanya, selama ini aku melakukannya dengan cara yang salah. Setelah 18 tahun aku baru tahu, di balik biji kelentitku yang teramat kecil itu rupanya ada bagian yang lebih sensitif lagi, bagian yang hanya bisa dijangkau saat sedang terangsang hebat.

Parahnya, orgasmeku tadi berlangsung lebih lama dari biasanya, lama sekali sampai-sampai ketika selesai, rasanya tulang dan ototku merapuh seperti abu.

Perlahan, tanganku yang mencengkram tangan Kak Zaki mengendur. Kak Zaki menatapku dengan tatapan yang puas saat menarik tangannya yang basah oleh keringat itu.

"Udahan?" Tanya Kak Della, yang masih belum sadar jika adik ipar yang tidur di sampingnya ini baru saja disenggamai tangan cabul suaminya.

"Tumben kamu nafsu gini, Yah." Bisik Kak Della sambil mengenakan kembali pakaiannya.
"Udah lama loh kita gak ngeseks."

Malam itu, aku tidur nyenyak sekali.

---

"Tidur di kamar lebih enak, kan?" Tanya Kak Della, menyambutku dari meja makan saat aku baru keluar dari kamar.

Mataku berpapasan dengan tatapan Kak Zaki yang duduk di samping Kak Della, sesaat pipiku rasanya merona merah.

"Enak banget, Kak." Jawabku, kali ini aku menjawab dengan serius. Bagaimana tidak, sampai pagi ini pun, tubuhku rasanya masih remuk sisa pencabulan semalam.

Keduanya pun segera tenggelam dalam diskusi serius soal Covid-19, sementara aku diam saja sambil menyantap nasi goreng buatan kakakku ini.

Ding Ding!
Aku mendengar suara notifikasi iPhoneku.

"Follow requests: Ahmad Zaki Mubarok"
"Oh. Dia mau follow IG aku?
" Ejekku dalam hati.

"Kamu gimana UAS, Bell?" Tanya Kak Della di tengah suapan makanku.

"Gak tahu."
"Belum ada pengumuman."
Jawabku, sambil mempertimbangkan follow requestnya Kak Zaki.

"Apa kamu gak sekalian aja belajar di sini?"
"Dua minggu loh, lumayan dari pada gabut."
Tanya Kak Della lagi.

"Iya sih."
"Cuman bukunya kan kutinggal di kosan."
Jawabku, sambil memijit tombol Confirm di layar Instagramku.

"Ambil aja dulu." Kali ini Kak Zaki yang bersuara.
"Sok, kalo mau aku anter."

"Ya udah."
Jawabku tanpa berpikir macam-macam.

Selesai makan, seperti halnya kemarin, aku pun pergi mandi.

Duduk termenung di kloset dengan celana dalamku yang tersangkut di kedua lututku, aku mulai teringat kembali kejadian semalam. Bekas cairan kenikmatanku yang mengering di tengah celana dalamku seolah mengajak pikiranku bernostalgia dengan orgasme hebatku.

"Semenit!"
"Semenit!"
Teriakku dalam hati, mengingat betapa intens dan panjangnya orgasmeku kali itu.
"Gila aja."

Aku masih ingat bagaimana Kak Zaki dengan pintarnya menyetubuhi Kak Della sementara jarinya memperkosa klitorisku dengan cekatan. Dipijatnya, dipecalnya, diurutnya, diperasnya, dicolek, disentil, dicungkil-cungkilnya kelentitku.

Ada momen dimana dia beberapa kali hendak memasukkan lagi jarinya ke dalam lubang vaginaku, sehingga aku harus memegangi tangannya sepanjang dia mencabuli kemaluanku. Tapi itu pun nyaris kubiarkan saking merasakan betapa nikmatnya jarinya, kalau saja itu bukan jari. Memangnya siapa yang mau diperawani oleh jari setelah perjuangan sekian lama menjaga dan merawat keperawananku?

Tapi harus aku akui, dengan mabuk kenikmatan sedahsyat itu, siapa pun bisa lalai. Apalagi sambil memandangi dua insan yang sedang berasyik-masyuk dengan alat kelamin mereka, dengan bau keringat dan hawa lembab birahi yang menyelimuti ruangan. Jangankan mereka, aku saja sudah kegerahan, ketiak, dada, dan leherku saja basah oleh keringat.

"Ah. Kok bisa senikmat itu, ya?" Pikirku dalam hati.
Diam-diam, kedutan-kedutan kecil terasa merenyuk-renyuk di otot vaginaku. Aku menatap kemaluanku, dan tersenyum mendapati klitoris mungilku yang tiba-tiba tegang.

"Hei, kamu si nakal." Sapaku dalam hati.
Maklum saja, klitorisku ini sangat pemalu. Setidaknya, sehari-harinya begitu. Tenggelam, bersembunyi, berlindung dalam himpitan lemak kemaluanku yang empuk dan nyaman. Tapi kali ini, setelah mengalami petualangan yang menyenangkan tadi malam, dengan malu-malu kucing dia berani unjuk diri.

Ah. Kalau saja ini di kosan, pasti aku sudah masturbasi.

"I love you, my Clit." Bisikku pelan.
"Kapan-kapan kita main lagi." Ujarku, bangun dari kloset dan bersiap-siap untuk mandi.

---

Bersambung dan bersambung dan bersambung, yay!

Zaki the luckiest bastard...
Salam hormat suhu..
Setia untuk memantau eksekusi "real" nya agan zaki wkwkwk
 
Kentang atau pun kolak sikat ... Jangan kasih kendor tapi enak kentang kayak ad yg dinantikan
kentang adalah pengganti nasi yg bikin kenyang..jadi sering mengkonsumsi kentang bisa bikin kenyang..uhuyyyy

lanjut sist
Hahahaha saya suka kentang 😛
mendadak doyan kolak kentang.:p..... nggak ngerti kenapa............ :Peace: :beer:

Hihi, selamat menikmati kolak kentang, mumpung belum imsyak
 
terima kasih kakak update nya
sebagai pembaca serasa sebagai tokoh utama
manis sekali bella
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd