Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT PERSELINGKUHAN

Mantap hu.. pasti meleset nih tebakan sebagian besar pembaca yang mengira akan langsung trisam (termasuk saya) hekekek

Thx
 
Suhu is master jadi cenat cenut ngebayangin memek mbak eva yang bisa nyedot kuat ...jadi inget pengalaman selingkuh sama Janda ...pengen nulis cerita pribadi takut pada ngaknsuka.heheee
 
BAGIAN 18
KILAS BALIK

Satu lagi wanita takluk dan menyerah pada nafsu yang entah bagaimana bisa begitu menggebu-gebu. Padahal, Bayu tak melakukan hal-hal yang terlampau istimewa. Biasa saja. Sekali lagi Ia hanya seorang laki-laki biasa, cenderung slengean, tidak tampan, hanya ramah dan pintar menempatkan diri. Soal alat kelamin juga tak bisa dibilang luar biasa. Penis standar dengan bentuk agak gemuk itu selalu dirasa Bayu biasa saja. Toh, sebenarnya tidak kali ini saja fisik dan sifat yang dimiliki Bayu berhasil menaklukkan wanita, terutama yang telah bersuami.

Bayu bukan laki-laki tanpa dosa. Sebelum bertemu Intan, istrinya kini, hidupnya memang tidak jelas rimbanya. Mahasiswa perantauan yang telah 6 tahun kuliah itu tak kunjung bisa menyelesaikan studinya. Menghabiskan dunia perkuliahan dengan lebih banyak nongkrong dan mengambil pekerjaan freelance membuatnya lupa bahwa kuliah perlu diselesaikan.

Pengalamannya mengenal tubuh wanita pertama kali sebenarnya terjadi saat masih SMA kelas 2. Ia sedang tak ada pelajaran pagi itu memutuskan ke kantin. Di sana Ia bertemu dengan Arumi, kakak kelasnya. Mereka memang mengenal baik. Arumi adalah pacar dari Danar, senior yang satu tongkrongannya. Merasa sama-sama sedang tak ada kegiatan, mereka berbincang sambil menikmati jajanan. Ternyata Arumi sedang bertengkar dengan Danar karena Ia memergoki pacarnya tersebut menggoda wanita lain. Sebagai lelaki yang awam soal wanita, Bayu menghibur sekenanya. Ia malah bilang, "Ya balas godain cowok lain saja lah, Mbak." Tak dinyana, Arumi menanggapi ide iseng Bayu. Ia memberi kode kepada Bayu untuk mengikutinya. Arumi mengajak Bayu ke sebuah bangunan yang belum jadi, bekas ruang laboratorium yang sedang dipugar. Bayu yang masih bingung dengan tingkah Arumi ikut saja bagai kerbau dicocok hidungnya. Di bangunan yang penuh dengan material dan kayu tersebut, Arumi mendorong tubuh Bayu bersandar ke tembok. Bayu syok, sampai-sampai tak bisa melawan. Belum sadar benar dengan tindakan Arumi sebelumnya, Bayu menerima serangan tak terduga. Arumi mendaratkan bibirnya ke bibir Bayu. Ia mengerjai bocah bau kencur itu penuh nafsu. Ditambah dengan kemarahan akan tindakan pacarnya, Arumi benar-benar tak memberi kesempatan Bayu bernafas. Bayu hanya bisa pasrah akan tindakan seniornya tersebut. Tanpa pengalaman berciuman dengan wanita, Ia tak tahu harus bagaimana. Tapi Arumi tak mau berhenti. Ia malah mengarahkan tangannya mencari pusaka milik Bayu. Lama kelamaan, nafsu Bayu bangkit juga. Dengan insting kelaki-lakian yang seadanya, Ia membalas ciuman Arumi serta membiarkan wanita itu menjamah alat kelaminnya. Arumi makin panas. Setelah bertukar air liur dan saling melumat, Ia melepaskan bibir Bayu dan berpindah jongkok. Ia lepaskan ikat pinggang dan menurunkan celana milik Bayu. Dengan buru-buru, Ia menghabisi penis Bayu. Dijilati penis tersebut sembari dikocok sedemikian rupa. Lalu Ia masukkan ke mulutnya, memainkannya dengan penuh nafsu. Karena ini pengalaman pertama, Bayu tak mampu bertahan lama. Hanya beberapa menit, Ia mengerang sambil memegangi kepala Arumi. Sperma itu keluar di mulut Arumi tanpa Ia bisa menghindar.

"Sialan, nggak dikeluarin di mulut juga kali," gerutu Arumi sambil membersihkan bibirnya

Setelah bersih, Arumi mencium Bayu sekali lagi. Bayu masih tak percaya dengan kejadian yang menimpanya. Arumi hanya bilang, "Thanks sarannya, jangan bilang siapa-siapa. Tak hajar kamu," lalu Ia pergi meninggalkan Bayu yang masih keheranan dengan apa yang Ia alami.

Kejadian itu tidak pernah terulang, hubungannya dengan Arumi juga kembali seperti semula. Mereka tak pernah membahas kejadian itu. Tak ada orang yang tahu juga. Setidaknya sampai saat ini. Bayu terakhir kali bertemu Arumi saat kuliah, mereka tak sengaja bertemu di sebuah supermarket. Arumi sedang bersama pacarnya, bukan Danar, kakak kelasnya dulu. Mereka hanya saling menyapa basa-basi, saling menanyakan kabar, Arumi memperkenalkan dengan pacarnya, lalu berpamitan.

Kemudian pengalaman seks pertamanya terjadi saat kuliah. Ia sedang mengerjakan penelitian dosennya saat itu. Karena tenggat yang begitu mepet, Ia terpaksa lembur di kampus. Di ruangan dosen, Ia sedang mengerjakan analisis penelitian bersama 4 rekan lainnya, juga dosennya, Pak Fatkur. Saat itu sudah jam 7 malam, kelas terakhir hari itu baru saja selesai. Satu per satu mahasiswa dan dosen meninggalkan kampus. Rasanya tinggal mereka berlima di sana. Kalau ada mahasiswa yang masih tertinggal paling-paling sedang nongkrong di taman atau cafe di seberang ruangan fakultasnya. Seharian bergelut dengan data bikin mata sepet juga, Bayu izin istirahat dan mencari udara segar. Dari tadi memang hanya Dia yang belum mengambil jatah itu. Semua menyetujui sambil menitipkan pesan membeli beberapa camilan pada Bayu.

Dengan langkah lemas, Bayu memilih ke kamar mandi terlebih dahulu. Air seninya sudah berada di ujung minta dikeluarkan. Ia memilih ke kamar mandi para dosen dan staf admin kampus, jam segini sudah sepi pastinya. Kalau jam-jam kuliah, mahasiswa dilarang menggunakan kamar mandi ini. Sambil mengeluarkan air kencing, Bayu mendengar suara-suara tak biasa. Merinding juga rasanya. Ia sering mendengar cerita perihal makhluk astral dari teman maupun seniornya. Meski bukan penakut, bulu kuduknya ikut merinding. Tapi rasa penasaran mengalahkan ketakutan itu. Ia merasa suara itu berasal dari kamar mandi wanita, maka Ia beranikan masuk ke sana. Mengendap-endap, Bayu memeriksa kamar mandi satu per satu, ada empat di sana. Sampai kamar mandi ketiga, suara itu makin jelas. Ia menggeleng-gelengkan kepala. "Kalau ini mah bukan suara setan, tapi manusia yang seperti setan," batinnya. Bayu jadi iseng ingin mengerjai pemilik suara itu.

Langkahnya Ia buat serapi mungkin, lalu Ia masuk ke kamar mandi keempat yang terletak paling ujung. Suara itu makin jelas. Desahan dua orang manusia yang berusaha ditahan seminimal mungkin. Bayu tersenyum girang. Tak disangka, keinginan mencari udara segar malah menemukan suara orang beradu kelamin. Setelah menarik nafas panjang, Ia menjatuhkan gayung cukup keras. Ia hanya bisa cekikikan tanpa suara. Kamar mandi sebelah malah menjadi ribut.

"Haduh gimana ini, Bu?" suara seorang laki-laki berbisik

"Sudah Bapak keluar saja, dari pada ketahuan," jawab sang wanita

Bayu hanya bisa mendengar suara dua orang manusia bingung dan membenahi pakaiannya. Lalu pintu terbuka, dan langkah kaki terdengar menjauh. Tapi nampaknya hanya satu orang yang keluar. Itu berarti wanitanya masih berada di dalam. Rasa penasaran Bayu meningkat. Siapa kira-kira salah satu pelaku itu. Ia sedang berpikir bagaimana caranya. Belum sempat cara itu ketemu, ada suara pintu dibuka. Ia malah jadi deg-degan sekarang. Posisinya memang di atas angin karena memergoki sepasang manusia berbuat asusila di kampus, jelas itu dilarang dan bisa membuat mereka mendapatkan sanksi. Tapi Ia sedang merasa salah juga karena memasuki kamar mandi wanita. Jantungnya makin kencang berdetak.

Tak ada langkah kaki menjauh, itu artinya wanita itu masih berada di kamar mandi, entah di mana. Bayu sedang memutar otak. Naas, ada panggilan di ponselnya. Pak Fatkur memanggil. Tidak mungkin juga tak diangkat. Dengan berat hati, Ia mengangkatnya, dan berbisik.

"Bayu, ini anak-anak mau udahan. Kamu masih lama, nggak?"

"Kayaknya gitu, Pak,"

"Ya sudah pesanannya nggak usah dibelikan. Saya, Citra, sama Dimas mau pulang. Ayu sama Della mau lanjut kerja di kosan Della. Barang-barangmu gimana?"

"Biarkan di situ saja, Pak. Nanti saya ambil sendiri,"

"Oke Bay. PRmu selesaikan kalau bisa besok sore ya, biar langsung dielaborasi sama Citra,"

"Siap, Pak,"

Telepon ditutup. Bayu berkeringat. Masih tak terdengar langkah kaki menjauh. Dengan keberanian yang tinggal sisa-sisa, Bayu memilih menghadapi wanita itu. Ia akan dengan jantan keluar dari kamar mandi ini. Sebisa mungkin, Ia tak akan mengancamnya dengan apa yang telah Ia temukan malam ini.

Pintu kamar mandi terbuka, Bayu melihat wanita itu berdiri tepat di depannya. Ia kaget bukan main, sedangkan wanitanya lebih tenang. Mungkin Ia sudah menyiapkan diri.

"Eh, Bu Ningsih," Bayu menyapa dengan penuh kecanggungan

"Ngapain kamu pakai kamar mandi cewek, Bay?" tanya Bu Ningsih

"Eh, anu, Bu. Tadi saya dengar suara aneh, saya pikir ada setan atau apa jadi saya cek, sekalian saya mau buang air kecil," entah dari mana Ia dapat jawaban itu

"Terus? Kamu dapat apa?" Bu Ningsih memasang mimik menginterogasi

"Nggak dapat apa-apa, Bu. Malah Bu Ningsih yang berdiri di depan saya. Ibu dengar suara aneh juga nggak tadi?" tanya Bayu berani

"Itu suara saya. Kenapa?" Bu Ningsih malah lebih berani

"Wah ya nggak apa Bu. Tapi kok sendirian, perasaan tadi saya dengar suara cowok juga?" jawab Bayu makin berani, Ia melongok ke kamar mandi yang dipakai Bu Ningsih

"Sudah pergi, ketakutan gara-gara kelakuanmu," jawab Bu Ningsih tanpa rasa sungkan

Bayu kikuk. Tak menyangka serangan pertamanya malah dibalas makin berani. Ia sedang bingung memikirkan jawaban berikutnya.

"Kamu ikut ke ruangan saya," ajak Bu Ningsih

Bayu sama sekali tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Sekarang posisinya seperti Ia yang bersalah. Keringatnya makin deras mengucur. Entah apa yang akan diterimanya nanti. Setelah memeriksa kondisi dan memastikan aman, Bu Ningsih berjalan menuju ruangannya diikuti oleh Bayu dengan jarak agak jauh.

"Duduk, Bay," perintah Bu Ningsih

Bu Ningsih adalah sekretaris Dekan di Fakultasnya. Wanita berusia 40an tahun itu terkenal judes dan sering merepotkan mahasiswa yang berurusan dengan Dekan. Sekitar tiga kali Bayu berurusan dengannya dan tak pernah mulus. Selalu saja menguras energi karena harus menerima kejudesan Bu Ningsih. Sebagai seorang wanita paruh baya, Bu Ningsih tak buruk-buruk amat sebenarnya. Tubuhnya khas wanita seusianya namun tak bisa dibilang gemuk. Wajahnya juga menarik, putih dan bersih. Hanya tingkat judes yang diatas rata-rata membuatnya tertutupi. Tapi memang yang paling menarik adalah bagian pinggulnya Kalau kata orang sih, semok. Banyak beredar candaan di mahasiswa soal bentuk tubuh dan sifat Bu Ningsih yang judes itu. Kini, Bayu ternyata memergoki wanita yang sering menjadi perbincangan di kampusnya ini bersetubuh di area kampus. Meski Ia belum tahu dengan siapa, nampaknya jelas ini perselingkuhan. Mana mungkin kan Ia bersetubuh dengan suaminya sendiri di sini. Oh ya, Bu Ningsih telah bersuami dan memiliki 2 orang anak.

"Kamu bakal ceritain ini ke teman-temanmu, nggak?" tanya Bu Ningsih yang duduk di depannyaa

"Nggak lah Bu. Buat apa juga. Saya juga nggak tahu persis kan Ibu ngapain dan dengan siapa," Bayu berusaha sekali menguasai dirinya

"Apa saya bisa pegang janji kamu?" tanya Bu Ningsih lagi

"Apa pernah Ibu dengar saya jadi biang gosip di kampus ini?" Bayu balik bertanya

"Oke saya pegang janji kamu. Kali ini saya mau tanya sesuatu sama kamu," Bu Ningsih menghentikan kalimatnya

"Apa, Bu?" tanya Bayu tak sabar

"Kamu sudah pernah main dengan cewek?" tanya Ia terus terang

"Kalau yang Ibu maksud seks, belum pernah," Bayu santai saja menjawab

"Wow. Saya nggak menyangka kamu masih perjaka," jawab Bu Ningsih sambil tersenyum

"Kenapa memang, Bu?" tanya Bayu tanpa curiga

"Kalau saya minta perjakamu boleh nggak?" Bu Ningsih beranjak mendekati Bayu

Bayu terkejut. Ia tak menyangka akan begini. Bu Ningsih memang bukan wanita yang ada dalam imajnasinya, tapi kalau ditawari begini siapa juga yang tak nafsu. Tapi Ia tahu risikonya. Siapa pun bisa ke ruangan ini. Terutama satpam yang akan mulai mengunci semua ruangan ketika malam begini. Ia saja bisa memergoki Bu Ningsih di kamar mandi, bukan tidak mungkin hal serupa bisa terjadi padanya juga. Bu Ningsih apa tidak belajar dari kejadiannya sebelumnya, batinnya.

"Tapi, Bu, kita bisa digrebek sama satpam," Bayu berusaha menghindar

"Mereka nggak akan berani kesini kalau lampunya masih nyala," jawab Bu Ningsih

Bu Ningsih kini berada di pangkuan Bayu. Ia ingin menuntaskan birahinya yang tertunda. Padahal, tadi sedang nikmat-nikmatnya. Sedangkan Bayu kebingungan dengan apa yang sedang dialami. Seorang wanita paruh baya sedang berada di pangkuan dan bersiap membawanya menuju kenikmatan yang sebelumnya tak pernah Ia rasanya. Setelah kejadian dengan Arumi dua tahun lalu, tak ada lagi pengalaman mengesankan dengan wanita. Kecuali ciuman singkat dengan pacarnya setahun lalu. Wanita yang Ia pacari hanya dua bulan itu. Meski slengean, Bayu amatir sekali soal wanita, apalagi seks. Kini, malah Ia menghadapi kondisi yang tak pernah diduga sebelumnya.

Bayu hanya bisa pasrah, entah kenapa Ia tak melawan atau pun merespon cepat. Ia seperti deja vu dengan kejadian bersama Arumi. Saat ini, Bu Ningsih sedang meumat bibirnya, ganas sekali. Bayu yang masih pemula hanya membalas sebisanya. Tidak puas dengan balasan Bayu, Bu Ningsih beranjak. Ia kini jongkok dan mulai membuka celana Bayu. Laki-laki itu masih saja pasrah. Setelah telanjang bulat, Bu Ningsih mengerjai penis itu penuh nafsu. Ia kegirangan mendapatkan perjaka. Dengan telaten, Ia mainkan penis itu. Dijilat ujungnya, lalu batangnya, turun ke buah zakar. Jari-jarinya mengocok batang itu pelan namun meyakinkan. Bayu hanya bisa merem-melek menikmati. Sambil mendesah dan memegangi kepala Bu Ningsih, Bayu ingat apa yang Ia alami dua tahun lalu. Ia tak ingin semua itu terulang. Dengan pengetahuan seadanya dari bokep dan tulisan-tulisan yang Ia baca, Bayu mencoba bertahan sekuat mungkin.

Melihat Bayu masih bisa bertahan, Bu Ningsih segera beranjak. Vaginanya sudah basah dan gatal. Bekas permainan pasangan selingkuhnya tadi ditambah nafsu mendapatkan perjaka membuat vaginanya banjir. Ia menaikkan rok dan menurunkan celana dalamnya. Terlihat vagina berbulu dan pantat semoknya minta dijahar habis-habisan. Bayu sudah mulai naik dan tahu apa yang harus dilakukan. Bu Ningsih memposisikan vagina itu sebagaimana mestinya.

"UH. Enaknya kontol perjaka," racaunya saat penis Bayu masuk untuk pertama kalinya

Tak ada kesulitan. Selain karena sudah basah, vagina Bu Ningsih juga pandai menyesuaikan. Ia mahir soal itu. Bayu yang sudah tahu apa yang harus dilakukan, membuka kancing baju Bu Ningsih. Ia memainkan payudara yang masih terbungkus bra. Tidak terlalu besar, tapi cukup untuk menaikkan birahi. Dengan kaku, Bayu memainkan putingnya. Bu Ningsih semakin kelojotan dan menaikkan tempo.

"Terus Bayu. Oh. Oh. Emang beda punya perjaka,"

Birahi Bayu makin naik. Ia kini ikut memainkan penisnya. Pertemuan alat kelamin dua manusia ini menimbulkan suara cukup keras. Bayu mulai melahap payudara Bu Ningsih dengan mulutnya. Lidahnya memainkan putingnya dengan sedikit kasar. Sementara gerakan mereka makin cepat.

"Bay. Uh. Saya mau sampai. Kamu kok lama. Oh. Uh," Bu Ningsih makin tak terkendali

"Saya juga Bu, sudah di ujung," Bayu tak bisa lagi menahannya

Mereka makin cepat, makin tak beraturan juga. Bayu melepaskan mulutnya dari payudara Bu Ningsih dan melahap bibirnya. Ia takut suara erangan Bu Ningsih terdengar dari luar. Dua manusia beda usia ini makin cepat mengejar orgasmenya masing-masing.

"UUUUH OOOOH"

"SSSHHHH OOOOOHHHH"

Mereka orgasme. Erangan mereka tertahan mulut masing-masing. Bu Ningsih ambruk di atas Bayu. Nafas sudah tak karuan lagi ritmenya. Beberapa menit kemudian mereka segera merapikan diri.

"Makasih ya, Bayu. Ingat, ini rahasia kita berdua. Sudah kamu cepat pulang sana,"

Bayu hanya bisa berlalu dengan masih kebingungan. Sebuah peristiwa yang kemudian mengubah pandangannya terhadap dirinya sendiri. Entah kenapa, meski biasa saja, Bayu merasa Ia punya sesuatu yang menarik hingga untuk kedua kalinya, wanita dengan santainya memberikan kepuasan seksual padanya.

Setelah kejadian dengan Bu Ningsih tersebut, hidup Bayu kembali berjalan seperti biasa. Tak ada perasaan menyesal karena kehilangan keperjakaan. Baginya itu tak penting juga. Tapi ternyata Bu Ningsih bukan yang terakhir. Ada beberapa cerita lagi perihal kehidupan atau lebih tepatnya keberuntungan seks yang diterimanya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd