Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bersetubuh dengan Ibu Kandung [Tamat]




Badanku terasa segar bugar setelah ibu menyedot pusakaku, aku tak bisa menahan rasa cintaku padanya. Tapi ibu bersikap seperti biasanya tak menampakkan perasaan malu atau canggung didepanku, aku salut dengan mentalnya yang begitu kuat.


Jika sedang tak ada pembeli, aku selalu membantunya menyiapkan bahan-bahan untuk membuat gorengan, agar besoknya ibu tak terlalu dibebani dengan kesibukan yang lain. Meskipun ibu sudah menyedot penisku tapi tak mengurangi rasa hormatku kepada ibuku. Niatku pada ibu bukan hanya sekedar melampiaskan nafsu birahi saja, aku ingin ibu menjadi pendamping hidupku, lalu melahirkan anak-anakku. Aku tahu zina adalah dosa besar, apalagi yang akan aku zinahi adalah ibu kandungku sendiri, terlebih lagi aku berniat menghamili ibuku suatu saat nanti. Cinta memang tak mengenal kasta, tak memandang status, tak melihat usia. Selain karena aku sudah lama hidup berdua bersama ibu, tahu karakter dan sifat masing-masing, tentu hanya tinggal beberapa langkah lagi akan kudapatkan ibuku seutuhnya.


Bagaimana aku tak mencintainya, ibu yang menjagaku merawatku sedari kecil, ditambah lagi bodynya yang super bahenol masih terlihat cantik dan segar. Apalagi ibu kalau lagi subur-suburnya terlihat mempesona, payudaranya bongkahan pantatnya juga tubuhnya seperti memancarkan aura yang membuat sperma didalam tubuhku mendidih.


Setiap hari selalu ada ibu-ibu menemani ibuku ngobrol didepan warung, karena kebetulan didepan warungku ada tempat untuk lesehan berbentuk panggung 4X3meter. Aku senang melihat ibuku bahagia bisa tertawa bersama para ibu-ibu, disela-sela obrolan aku mendengar mereka membicarakan lelaki didepan ibuku, sedangkan aku tiduran pake bantal dekat pinggul ibuku disebelah kanannya, ibu-ibu ada 3 orang disebelah kiri ibuku.


Ibu selma: "Bu Aminah (nama ibuku), ibu udah menjanda lama sekali... Kok belum nikah lagi sii Bu? Padahal ibu masih cantik lho..?"


Ibuku: "Ahh.. ibu selma ini bisa aja, saya sudah tidak tertarik menikahi laki-laki lain Bu... Gmna yaa?.. soalnya ada Arga anakku yang menjaga dan merawatku.... dia satu-satunya anak kesayanganku..." Tangan kanan ibuku mengusap kepalaku, aku sendiri pura-pura tidur disisinya.


Ibu selma: "kalau masalah menjaga dan merawat ibu Aminah sih saya tahu, soalnya Arga putra ibu orangnya baik... berbakti sama orang tua, saya sendiri pun percaya putra ibu emang bertanggung jawab orangnya. Tapi Bu Aminah, emang ibu kuat gak dinafkahi batin oleh lelaki Bu? Hehehe!"


Ibuku terdiam sejenak, tangan kanannya memegang telapak tanganku lalu meremasnya, "memang Bu Selma, saya sudah bertahun-tahun menahan libido seksual yang tak tertahankan, tapi saya berusaha sekuat tenaga menahannya. Sekarang Alhamdulillah saya (ibu semakin meremas erat telapak tanganku sampai tanganku dan tangannya basah oleh keringat) ada anak saya yang membantu saya. Maksud saya Bu Selma... Arga yang membuat saya menjadi pusat perhatian saya menepis cinta laki-laki lain.." ibu berkata dengan nada agak gugup didepan ibu-ibu.


Ujung-ujungnya pembicaraan pun selesai, yang saya tangkap dari obrolan mereka adalah lelaki alias pendamping hidup, masalah diatas ranjang dan mendapatkan kepuasan seksual.


Setelah para ibu-ibu pergi meninggalkan warung, ibuku ternyata menyadari aku mendengarkan obrolannya bersama para ibu-ibu. Lalu ibuku berkata sambil mengelus rambut kepalaku, "sayang... Kamu mendengarnya kan tadi?"


"Iyaa Bu, maafkan Arga... Seharusnya Arga tak tiduran dekat ibu... "


"Memangnya kalau tak ada kamu disisi ibu kenapa sayang?"


"Hmmm... Seandainya tak ada Arga disamping ibu... Apakah ibu akan berkata bahwa Arga lebih ibu utamakan dari lelaki lain yang mendekati ibu? Dan apakah benar... Arga bagi ibu sudah bisa memenuhi kriteria sebagai lelaki yang sudah bisa memenuhi kebutuhan bathin ibu?"


"Sebenarnya ibu malu mengatakannya sayang... Sudah 10 tahun ibu menjanda memang haus akan belaian lelaki, tapi... Ibu punya harga diri meskipun hidup ibu berkekurangan dan ketersiksaan menahan gejolak hawa nafsu. Akhirnya berkat kamu malam tadi... Ibu jujur merasa bahagia sekali... Karena... Semalam ibu orgasme berkat kamu ... Ibu jadi malu mengatakannya.." muka ibuku terlihat memerah menunduk, tentu aku melihat wajahnya yang cantik dari bawah.


Sambil ku peluk paha ibu aku berkata, "Memang sudah menjadi hal yang lumrah Bu bagi yang namanya manusia... Manusia butuh makan, tidur, juga bahagia. Salah satu sumber dari setiap kebutuhan manusia diantaranya kebutuhan bathin, ibu tidak salah... Kita tidak salah melakukannya... Aku malah bersyukur ibu tidak melampiaskannya kepada lelaki lain.. meskipun diikat dengan tali pernikahan. Kalau ibu berkenan, Arga siap memenuhi kebutuhan batin ibu. Maafkan kata-kata Arga yang tak pantas diucapkan seorang anak kepada ibu... Memang itu salah bahkan berdosa, tapi niat Arga baik Bu yaitu saling membutuhkan... Kita sudah hidup berdua lama sekali apakah ibu tidak mempercayai putra ibu sendiri?"


Mata ibuku berkaca-kaca, karena menunduk menatap wajahku yang tadi sedang berbicara, air mata ibu pun menetes mengenai keningku sampai aku merasakan kehangatan air matanya.


"Ibu memaklumi kamu sayang... Sekarang kamu sudah dewasa... Ibu percaya kamu yang sudah ada dihati ini (ibu memegang dadanya)... Beri ibu waktu untuk memikirkannya karena ibu masih teringat almarhum ayahmu ya..?"


"Iyaa Bu gpp.. jangan terlalu ibu pikirkan... Yang penting kita berdua bahagia meskipun dalam keadaan kekurangan... Arga akan selalu bersama ibu dalam keadaan apapun.." ibuku tersenyum lalu mengusap kepalaku.


"Kamu itu selalu bikin ibu bahagia sayang.. udah ahh.. jangan lama-lama dipeluk paha ibu gelii ihh... Itu tangan kamu jangan ketinggian nanti kesentuh kepunyaan ibu sayang.." ibu memegang tanganku, tak marah hanya cemberut manja diselingi senyuman.


"Kalau ibu tak mengijinkannya Arga gak berani kok Bu... Maafkan Arga yaa...?"


"Iyaa.. iyaaa.. awas yaa kalo masuk tuhh tangan... Ibu akan ngambek sama kamu..."


"Jangan ngambek Bu.. nanti cantiknya ilang lho..!"


"Masssaa??"


"Iyaa... Hehehehe! Arga kedalam dulu yaa bu?"


"Iyaa sayang..."


Aku pun bangkit dari tidur disamping ibu, lalu pergi kedalam seperti biasa beres-beres. Waktu menunjukkan sudah pukul 3 sore, setelah beres-beres lalu mandi, aku pergi kebelakang warung duduk sambil memandang awan yang bergerak menuju gunung juga burung-burung yang terbang saling berkejaran.


Ketika sedang menikmati pemandangan alam yang indah, aku tiba-tiba merenungi nasibku yang seperti ini, menjaga warung, pergi kehutan dan kepasar tanpa menghasilkan uang yang banyak.


Disaat usiaku menginjak 23 tahun, aku belum bisa membuat gebrakan yang membuat ibu bahagia. Aku ingin sekali pergi kerja ke kota, tapi aku khawatir dengan ibuku bila ku tinggal. Aku sebenarnya malu seakan aku seperti seorang pengangguran yang keberadaanku seperti tidak berguna. Ketika sedang duduk dibelakang memandang tebing (kebetulan warung kami disisi tebing) ibu datang menghampiriku, lalu duduk di sampingku.


"Arga, ibu lihat kamu selalu melamun, kenapa nak?"


"Ehh.. ibu. Gak ada apa-apa kok Bu. Arga hanya melamun yang tak penting saja."


"O,.. ya sudah ibu kedepan lagi kalo begitu..." lalu ibu pergi meninggalkanku tak ngomong sepatah katapun. Ketika aku tanya, ibu menjawabnya dingin. Bahkan ibu lebih banyak diam dan mengacuhkanku, aku bertanya dalam hati apa aku berbuat salah? Padahal baru tadi aku bermesraan dan bersenda gurau dengan ibu, apa aku harus jujur? Hingga pukul 9 malam ketika warung sudah aku tutup, ibu masih diam seribu bahasa tak mau ngomong denganku, ketika aku memandangnya ibu sering memalingkan wajahnya.



Pukul 9 malam lebih ibuku baru saja selesai mandi. Aku langsung mengetuk pintu kamar ibuku untuk menjelaskan masalah yang telah terjadi, ku pilih malam hari karena pikiran dan hati akan terasa dingin. Toktoktok! "Bu, boleh Arga masuk?" "Masuk aja gak dikunci.." aku pun masuk dan kulihat ibu tiduran memeluk guling sambil membelakangiku. Aku duduk dipinggir kasur ibu lalu memegang pundaknya. "Bu, ibu marah sama Arga Bu? (Masih diam) Ada apa sebenarnya Bu? Apa yang sudah Arga lakukan sama ibu sehingga ibu sangat membenci Arga Bu?" Lalu ibu membalikkan badannya sehingga badannya terlentang, terlihat oleh mataku payudara ibuku membusung keatas seperti buah melon, juga sekilas terlihat dibalik celana tidurnya yang tipis bermotif Doraemon memek ibuku yang begitu tembem. Ibu melihatku lalu berkata, "siapa yang membenci kamu Arga? Ibu tak membenci kamu... ibu juga tak marah sama kamu... hanya saja ibu kesal sama kamu. Kenapa kamu gak terbuka sama ibu tadi?.. ibu tanya kamu, tapi kamunya malah bilang gpp... padahal kamu lagi mikirin sesuatu. Ibu gak suka kalo kamu nutupin masalah terus dipendam sendiri, menyelesaikan sendiri. Lalu ibu kamu anggap apa arga?... Ibu sayang kamu, kamu harapan ibu satu-satunya... dari sore ibu sedih campur kesal karena kamu gak terbuka sama ibu!" setelah ibu ngomong seperti itu, aku naik ke kasurnya ibu lalu menggenggam tangannya.


"Maafkan Arga Bu, Arga sudah membuat ibu khawatir. Tadi sore sebenarnya Arga sedang memikirkan ibu, Arga sudah dewasa tapi belum bisa membahagiakan ibu. Arga berpikir bagaimana kalau Arga bekerja dikota mendapat uang banyak lalu membahagiakanmu Bu. Tapi ternyata malah membuat ibu sedih..."


"Arga... Ibu tak berharap kamu pergi kekota mencari uang hanya untuk membahagiakan ibu nak, ibu senang kamu berpikiran seperti itu, tapi tolong... jangan tinggalkan ibu sendirian sayang. Tinggallah bersama ibu disini, kita hidup bersama berjuang menyambung hidup bersama. Ibu akan kesepian bila kamu tinggalkan ibu sendirian nak... Emang kamu tega ninggalin ibu sendirian nungguin warung? Kalau ada lelaki yang godain ibu gimana sayang? Kamu gak mau itu terjadi kan?" Ibu mencium tanganku dan menggenggamnya erat sekali seakan jangan tinggalkan ibu ini jauh-jauh.
 
Tiba-tiba kontolku jadi ngaceng melihat payudara ibu menjeplak dibalik baju tidurnya yang berbentuk kemeja. Entah ibu akan marah atau tidak, aku mencoba membelai rambut kepala ibu lalu mencium bibirnya. Ternyata ibu memejamkan matanya, dan itu aku anggap sebuah kode lampu hijau untukku melanjutkan keaksi berikutnya.

Sambil aku ciumi bibir ibu, ku remas-remas payudaranya yang montok itu sampai telapak tanganku tak muat ketika ku genggam payudaranya. Kaki kiriku menindih kaki kanan ibu yang sedang terlentang mengangkang, sampai-sampai aku merasakan samping lututku menyentuh memeknya yang tembem, empuk sekali ku rasakan.

"Bu, Arga sangat mencintai ibu. Arga tahu ini salah, tapi tolong terima cinta Arga Bu.. Arga sungguh tak rela rasanya bila ibu dimiliki lelaki lain." Ibu memandangku dengan mata yang berkaca-kaca.

"Beri ibu waktu arga untuk memikirkannya, tapi ibu juga sebenarnya mencintai kamu sayang. Kenapa selama ini ibu selalu menolak dinikahi lelaki lain? karena ibu selain sayang sama kamu sebagai anak, ibu juga merasa kamu seperti almarhum suami ibu. Untuk itulah ibu tak mau jauh dari kamu sayang.." Kata ibu sambil mengusap pipiku.

Aku yang sudah diburu nafsu, langsung ku ciumi lagi bibir ibuku. Ibuku membalas ciumanku, lidahku ku masukkan kedalam mulut ibu sehingga lidah kami saling beradu mesra. Ibu menatapku aku pun menatap matanya, kurasakan dari sorotan matanya ibuku mencintaiku, sehingga ibu membiarkanku menciumi bibirnya.

Tanganku yang kiri terus meremas payudaranya, lalu sedikit demi sedikit aku menarik kebawah celananya. Ibu menyadari bahwa aku akan menurunkan celananya, lalu ibu pun mengangkat sedikit pantatnya agar celana tidurnya tidak menyusahkanku untuk menurunkannya. Setelah terlepas celana tidurnya, terlihat didepan mataku memek ibuku yang terbungkus CD begitu tembemnya sampai-sampai aku menelan ludah saking takjubnya!

Aku sentuh ku usap perlahan pubis memeknya, begitu tembem membusung padat kurasakan. Lalu usapanku mulai turun kebawah tepat ditengah lembah kenikmatannya, sungguh kurasakan ditelapak tanganku suhu yang begitu hangat, empuk dengan bibir memeknya yang tebal dan penuh dengan aura yang mengundang birahi yang sangat dahsyat! Padahal aku rasakan dari luar kain cd-nya, tapi aku merasakan sensasi yang luar biasa! Sampai kontolku ngaceng keras sekeras-kerasnya jantungku berdebar-debar kencang karena kekuatan aura kenikmatan memek ibuku ini.

"Bu, memek ibu indah sekali... Begitu lebar membusung juga tembem... Sungguh ciptaan Tuhan yang luar biasa!"

"Sayang, CD ibu jangan dulu dibuka ya? Ibu belum siap... Karena ibu masih selalu ingat almarhum ayah kandungmu... Tapi kamu boleh menyentuhnya dari luar sayang... Beri ibu waktu agar ibu benar-benar yakin.. kamulah pewaris yang berhak menerima kenikmatan memek ibu dari almarhum ayahmu.. yaa sayang?.. sabar ya?"

"Baik Bu, Arga meskipun ingin melepaskan CD ibu... Tapi.. Arga menghormati keputusan ibu.."

"Iyaa sayang... Makasih yaa kamu sudah ngertiin ibu... Percayalah memek ibu takkan ibu berikan kepada lelaki lain selain kamu.. hanya saja... Ibu butuh satu langkah lagi buat kamu untuk berjuang meyakinkan ibu.."

Ku genggam tangan ibu sambil aku usap keningnya kearah rambutnya, tangannya aku cium ku tempelkan belakang tangan ibu dipipiku, aku pun berkata,"Bu, bagiku ini sudah membuatku bahagia... Arga berterimakasih sama ibu.. karena ibu secara ikhlas mau Arga telanjangi... Bu, sekalian Arga buka ya bajunya?"

"Buka aja sayang... Kamu yang sabar yaa? Memek ibu belum bisa ibu serahkan sama kamu..."

"Gpp kok Bu.. jangan dibahas lagi... Arga ngerti kok..." Dengan gemetar aku lepaskan kancing ibuku satu persatu, tiba-tiba ibuku memegang tanganku. Kirain saya bajunya gak boleh dilepas ternyata ibuku berkata, "sayang, kok gemetar sihh... Yang ini ibu bolehin kok.."

"Maaf Bu, kirain bajunya gak boleh dilepas juga... Arga kaget! Ini baju ibu kekecilan atau payudaranya yang besar sihh? Gede banget ini!" Kataku melihat payudara ibu yang kayaknya terlihat sesak, untungnya kancingnya kuat menahan terjangan payudara ibuku, kalau tak kuat... Pada lepas ini kancing.

"Sepertinya payudara ibu yang kegedean sayang... Tapi kamu suka kan?"

"Tentu bu, Arga suka banget malah! Makanya Arga gak rela ibu menikahi lelaki lain..." Akhirnya lepas juga seluruh kancing ibu, lalu ibu pun melepaskan baju tidurnya. Terlihat olehku payudara ibuku bergoyang-goyang mengikuti gerakan tubuh ibu ketika melepaskan bajunya kekanan dan kekiri.

"Mau sekalian dilepas gak bh ibu sayang?" Kata ibu menawarkan. Tentu aku terkejut ibu mengatakan itu, membuat dadaku semakin berdebar kencang! Dengan gugup aku berkata kepada ibuku, "Bo... Bo... Boleh dibuka Bu? Ibu serius?"

"Iyaa boleh sayang... Tadinya sihh ibu gak mau... soalnya ibu agak takut ngelepasinnya... Tapi.. melihat kamu yang begitu menghargai ibu sebagai wanita dan memperlakukan ibu dengan begitu lembut juga sopan. Ibu kasih payudara ibu buat kamu.. sebagai tanda ibu menyayangi kamu sayang.." ibuku membalikan badannya kesamping lalu aku melepaskan pengait bhnya, setelah pengaitnya terlepas dan ibu melepaskan bhnya, lalu membalikkan badannya sehingga tubuh ibu terlentang.

Begitu ibuku terlentang, mataku dibuat melotot dengan dengan payudaranya😲. Bagaimana tidak aku melotot dan terkesima dengan pemandangan yang membangkitkan syahwat, sedangkan didepanku kini ada ibuku yang hampir telanjang bulat sedang terlentang dengan dengan dada dan memeknya yang semuanya membusung.

"Ibu, ini semua untuk Arga kan Bu?"

"Iyaa tentu sayang.. masa buat lelaki lain.. kamu suka gak ibu begini? Ibu sudah tua lho..?!"

"Usia ibu memang sudah tua Bu, tapi... Fisik ibu semangat ibu berjiwa muda... Oohhh inikah payudara ibu... Besarnya..!!" Aku genggam sepasang payudaranya dengan kedua tanganku, lalu aku ciumi pinggirannya. Sebelum aku sedot putingnya, aku cium lembut aku hirup aromanya, ugh! Benar-benar membangkitkan gairah syahwatku, sampai-sampai darahku mengalir deras dan terasa mendidih sehingga terasa suhu tubuhku menjadi panas membara.

Karena merasa gerah, aku buka bajuku juga celanaku. Kini aku bugil didepan ibuku, kontolku sampai terlihat memerah warna kulitnya saking dahsyatnya aura sange yang terpancar kuat dari pesona tubuh ibuku.

Ibuku sampai terbelalak melihat kontolku berdiri tegak didepan matanya, dengan urat yang melilit besar-besar disekeliling batang kontolku. Dengan posisi ibuku yang melebarkan kedua kakinya kesamping, terlihat oleh kedua mataku harta kebanggaan ibuku yang masih tersimpan rapat didalam cd-nya, tak bisa aku buka karena kuncinya ada pada ijin ibuku. Tapi aku bersumpah! Akan aku jebol pertahanan memek ibuku suatu hari nanti, akan aku siksa bagian dalam memek ibuku dengan hantaman kontolku sampai muntah-muntah kontolku dan memeknya bersamaan.

Memikirkan hal itu membuat kontolku semakin mengeras! Melihat ibuku yang sudah terlentang dengan kaki yang melebar. Aku dengan perlahan-lahan menindih tubuhnya, kurasakan ketenangan dan kedamaian ketika kulit tubuhku dengan kulit tubuh ibuku menempel erat. Kami saling berpandangan dan mulai berpelukan. Kuciumi leher ibuku sambil berbisik, "Bu, aku jatuh cinta sama ibu.. jangan berikan tubuh ibu pada lelaki lain yaa... Ahhhh..." Aku tekan kontolku diluar cd-nya tapi aku merasakan kehangatannya.

"Tentu sayang... Ahhhh.... Akan ibu pertahankan.... Tubuh ibu.. sampai... Aahhh... Oohhh... kamu... berhak menikmatinya... Eeemmmhhhh....!" Aku cium bibirnya, lidahku berusaha menerobos masuk kedalam mulutnya. Tak tinggal diam, ibu pun menyerang balik lidahku didalam mulutnya. Sambil berciuman aku gesek-gesek batang kontolku disamping memek ibuku lebih tepatnya di selangkangannya.

Ciuman dan jilatanku mulai turun kedadanya, aku cupangi dada ibuku sampai penuh tanda merah bekas hisapan dan gigitan mulutku.

Aku pandangi lagi wajah ibuku yang terlihat menikmati seranganku ditubuhnya, wajah yang cantik dan terlihat putih mengkilap. Memang ibuku ini wanita yang sempurna untuk kujadikan istriku. Apalagi yang aku tindih ini adalah ibuku sendiri, sungguh rasanya tak bisa aku katakan tentang sensasi yang sedang aku rasakan ini. Kelak akan aku pertemukan sel spermaku dengan sel telurnya sehingga berproses menjadi seorang bayi. Ku tempelkan pipiku didada ibuku, kudengar jantungnya berdegup kencang dengan nafas ibu yang sedikit berat.

Aku begitu bergairah ketika kulit tubuhku bersentuhan langsung dengan kulit ibuku, rasanya begitu luar biasa! Ibuku pun sampai memelukku erat sampai aku lihat wajahnya yang putih mulai memerah saking kuatnya efek bersetubuh dengan anak kandungnya sendiri.

"Sayang... Jangan lepaskan ibu... Ughhh!" Aku tekan ujung kontolku mengenai klentitnya.

"Baik Bu.. enak sekali memek ibu... Padahal masih terbungkus.... Aaahhhh....!"

Tatapan ibu begitu sejuk ku lihat, matanya terus memandangiku dan memperhatikan setiap sudut wajahku. Sesekali aku tersenyum kepada ibuku lalu aku pegang dagunya dan kucium perlahan bibirnya, saking jatuh cintanya aku sama ibu sampai aku peluk erat tubuhnya yang montok itu, ku ciumi kepalanya sambil aku usap-usap. Rupanya ibu merasakan kasih sayangku, juga merasa dilindungi oleh dekapanku ditubuhnya. Dia terkulai lemas menengadah wajahnya keatas sambil membusungkan dadanya, melihat lehernya yang terbuka lebar, aku kecup ku ciumi dari belahan dadanya hingga seluruh belahan lehernya, terus aku hisap mulutnya dengan penuh gairah birahi.

Keringat mulai bercucuran membasahi tubuh ibuku, aku mulai turun memainkan payudaranya yang begitu besar aku remas-remas, putingnya aku hisap kuat secara bergantian Aaahhh.... Aaaahhhh....! Arga... Ibu tak kuat ingin keluar sayang... " Sambil aku hisap putingnya, aku tekan-tekan kontolku sampai menekan lobangnya yang mengaga, setengah dari kepala kontolku masuk kedalam. Seandainya tak ada penghalang cd-nya sudah amblas masuk semua kontolku aku tenggelamkan kedalam memek ibuku.

Tiba-tiba ibuku meremas kepalaku pantatnya terangkat keatas sehingga aku pun ikut terangkat Aaaahhh..... Aarrggaaa ibuu... Kellluuaarrrr... Ooouuuuggghhh!!!!" Kepala ibuku mendongak ke atas pas ibuku mendongak seperti itu, aku jilati aku ciumi habis-habisan sampai ibuku kelojotan, tubuhnya bergetar sampai aku ikut berguncang karena pelepasan orgasme ibuku yang sungguh dahsyat! Aku peluk tubuh ibuku sambil aku gesek-gesekkan. Sampai ibuku kembali tenang, ibu menatapku dengan tatapan yang begitu dalam. Tiba-tiba ibuku meneteskan air matanya mengalir dikedua pipinya, tentu aku terkejut dengan ekspresi ibuku yang seperti itu, lalu aku berhenti sejenak diatas tubuh ibuku.

"Bu, kenapa menangis? Ibu menyesal?"

"Tidak sayang, ini tangisan bahagia... Bertahun-tahun lamanya ibu memendam birahi... Akhirnya ibu merasa beban itu sirna..."

"Kirain Arga ibu menyesal... Arga lanjut yaa..?"

"Iyaa sayang... Lanjutin ibu masih kuat kok..."

"Bu... Arga cinta ibu..."

"Ibu juga sayang mencintai kamu sepenuh hati ibu..."

Sambil aku ciumi ibuku, aku genjot selangkangannya yang sekarang sudah basah berlendir karena cairan orgasmenya.
Perasaan geli menyelimuti kontolku, sepertinya aku akan segera ejakulasi.

"Bu.. Arga sudah tak kuat... Mau keluar..."
"Jangan keluarin disekitar memek ibu sayang... Ibu sedang subur... Ibu kulum yaa..?"
"Iyaa Bu..."
Kini aku yang tiduran, ibuku bangkit memegang kontolku. Tak menunggu lama berpikir, ibuku langsung melahap kontolku ugghhh!!! Hisapannya hampir membuat kontolku terasa mau copot, ibuku terlihat lebih binal dari kemarin. Aku benar-benar sudah tak kuat dan mulai gelisah, ada tekanan yang sangat kuat dari dalam diriku mau keluar dan perasaan itu sudah berada diujung kontolku, ibuku mengetahui sikapku yang sebentar lagi akan ejakulasi. Kini sedotannya semakin kuat. Kepala ibuku semakin kencang memaju mundurkan kepalanya, akhirnya aku sudah tak kuat menahan pertahananku. Spermaku berusaha mendesak ingin melepaskan diri dari dalam tubuhku, beberapa detik sebelum keluar aku mulai mengejang, perasaan nikmat itu mulai datang dari batang kontolku Aahhhh.... Buu.. Arga mau kelluar.... Crooottt.... Crrroooootttt.... Ccccrrroooottttt....! Uuuuugggghhhh....!!! Ugghh... Uuggghhh...!!! Kontolku berkedut-kedut menyemburkan lahar panas berhamburan didalam mulut ibuku, saking banyaknya sampai meluber ke dagu ibuku spermaku berjatuhan ke kasur. Beberapa kali aku lihat ibuku menelan spermaku, tak kusangaka ibuku menyukai spermaku, aku pun merasa takjub dibuatnya.

Setelah selesai ibu melepaskan batang kontolku dari mulutnya lalu tiduran di sebelahku sambil saling berpandangan.

Kupegang dagunya sambil aku berkata, "coba Arga lihat mulut ibu..." Ibu pun menganga memperlihatkan isinya, ku lihat tidak ada setetes pun sperma yang ada didalam mulutnya, semuanya sudah habis ditelan ibuku. Aku sangat senang sekali ibuku menghabiskan spermaku dimulutnya, karena saking sayangnya aku cium kening ibu, "ibu benar-benar hebat! Salut Arga lihat ibu menelan sperma sampai habis."

"Ibu juga tadi pas sperma kamu menyembur dimulut ibu, anehnya ibu merasa sayang sekali kalau sperma kamu sampai tak ibu telan. Sepertinya ibu menyukainya sayang..."

"Gpp kok Bu, malah bagus untuk kesehatan. Kata dokter yang Arga lihat ditv sperma yang ditelan bikin perempuan awet muda lho Bu banyak mengandung proteinnya..."

"Wahh! Masa sihh sayang?? Kalau begitu ibu gak sia-sia dong nelen sperma kamu...?!"

"Iyaa ibuku sayang... "
 
Ibu mendekatkan wajahnya ke dadaku seakan seperti meminta perlindunganku, tentu kupeluk tapi tanganku sambil meraba memeknya dari luar cdnya. Hmmm basahnya... Tembem banget.... Hangat... Pikirku.


Sambil kupeluk aku berkata lirih ke ibu, "Bu, boleh tidak.. Arga tidur sekamar dengan ibu. Agar kita semakin dekat.. sehingga... tak ada jarak untuk kita memadu kasih Bu? Kalau ibu tidak berkenan juga tak apa, niat Arga hanya ingin ibu bahagia.."


"Arga, ibu belum mengatakan apa-apa kamu sudah langsung ngejawab duluan. Padahal kamu tidak tahu ibu akan menolak atau tidak"


"Maafkan Arga Bu, Arga takut kata-kata Arga barusan menyinggung perasaan ibu. Ibu satu-satunya wanita yang Arga hormati juga Arga cintai. Sebagai anak, Arga menghormati ibu sebagai ibu kandungku yang melahirkan Arga dulu, juga Arga mencintai ibu sebagai teman hidup Arga, Arga akan menjaga ibu melindungi ibu dan ibu akan mendapati Arga seorang yang menepati janji."


Ibuku memelukku erat sambil menangis di pelukanku, "Arga ibu juga mencintaimu sayang, tapi untuk memiliki ibu seutuhnya beri ibu waktu, karena hati ibu masih terpaut sama almarhum ayahmu. Ibu butuh sedikit lagi dorongan yang membuat ibu yakin bahwa kamu satu-satunya orang yang pantas menggantikan posisi ayah kamu sayang. Kamu boleh tidur sama ibu dan melakukan seperti yang sudah kita lakukan tadi. Tapi Arga, ibu belum bisa memberikan memek ibu sama kamu maaf yaa?. Bukannya ibu tidak yakin, hanya ibu belum siap memberikan satu-satunya mahkota ibu yang sudah ibu jaga dan ibu rawat selama 43 tahun, kecuali sama ayah kamu dulu. Sabar yaa sayang? Berjuanglah untuk mendapatkan hati ibu, kelak kamu pasti akan mendapatkannya" Ibu memandangku sambil berkaca-kaca matanya lalu mencium bibirku dan mencium dadaku.


"Ga' papa bu, Arga tak akan memaksa ibu untuk mencintai arga seperti mencintai ayah, ibu sudah memberikan ijin menikmati tubuh ibu pun Arga sudah merasa senang. Ibu merawatku sedari masih dalam kandungan hingga sekarang, tentu sudah tahu sifat dan karakter Arga bagi ibu. Arga sayang ibu.." ku cium keningnya.


"Arga peluk ibu terus, jangan dilepaskan... Ibu ingin tidur dipelukan kamu sayang..."


"Baik Bu, tidurlah... Arga akan peluk ibu.."


Dikasur yang empuk ibu memelukku dengan kedua payudaranya yang besar merapat ke dadaku, aku tak akan memaksa ibu memberikan memeknya, padahal sebelumnya aku sudah ngomong itu, kenapa aku malah mengulangi kata-kata itu? biarlah dia sendiri yang memilih apakah aku berhak mendapatkan memeknya atau tidak. Tapi ibuku menyemangatiku untuk tetap berjuang mendapatkan cintanya yang sempurna juga memeknya yang penuh kenikmatan.


Akhirnya aku dan ibu tidur sampai pagi, kebetulan hari ini kami tidak buka warung, karena setiap Sabtu minggu kami tidak berjualan, biasanya pergi belanja kepasar atau ngobrol santai dengan ibu dibelakang warung.


Sampai subuh pun kami masih saling berpelukan dengan telanjang bulat, semakin dingin pelukan kami semakin erat merapat. Lalu paginya aku dan ibu bangun dengan perasaan bahagia, bahagia karena sudah memadu kasih sampai orgasme, juga bahagia karena aku dan ibu saling terbuka tak ada lagi yang ditutup-tutupi.


Ketika ibu mau ke kamar mandi sambil telanjang bulat, aku ikuti ibu dari belakang, "kamu mau mandi juga sayang...?"


"Iyaa Bu, kita mandi bareng yuk..?"


"Tapi kamu ingat janji kita kan? Jangan setubuhi memek ibu?!" Kata ibu sambil mendelikkan matanya lalu tersenyum.


"Ihh ibu gak percaya amat sama Arga.. tenang Bu, Arga kan sudah janji gak akan entot memek ibu kan?"


"Ibu percaya kok, siapa tahu kamu lupa.. hihihi"


Lalu aku dan ibu bersama-sama masuk ke kamar mandi, dengan masih memakai kancutnya kami saling menyiram tubuh masing-masing bergiliran. Lalu tibalah saatnya kami saling menyabuni, ibu menyabuni seluruh tubuhku. Ketika tangannya berada dikontolku, ibuku mengocoknya dan mengurutnya sehingga kontolku ngaceng maksimal.


Sekarang giliran ibu aku sabuni tubuhnya, payudaranya aku remas dan aku pijat-pijat sehingga membuat ibuku merasa terpancing gairahnya. Setelah puas meremas payudaranya sambil menyabuni ibu, tanganku mulai turun kebawah dibagian perutnya ku usap-usap. Tatkala telapak tanganku menyabuni bagian memeknya diluar kancutnya ibu membiarkannya, tapi aku tetap memegang janjiku pada ibu untuk tidak menjamah memeknya secara langsung.


Setelah saling menyabuni, kami saling menyiram tubuh masing-masing sampai bersih. Tapi masalah baru muncul, kontolku tegak berdiri minta ditenangkan. Ibuku tahu apa yang harus dilakukannya, lalu ibu jongkok dan menyepong kontolku. Aaahhhh... Ibu pandai banget nyenangin Arga... Jadi semakin cinta Arga sama ibu... Aahhh... Uuuggghhhh... !! Ibu masih terus melanjutkan sepongannya menyedotnya kuat hingga akhirnya kontolku memuntahkan spermaku didalam mulutnya, seiring muncratnya muntahan spermaku, ibu langsung menelannya sampai habis sampai aku lemas lututku terasa ngilu untuk berdiri.



Tidur berdua, mandi bersama jika ada kesempatan, makan sepiring berdua juga digelas yang sama. Itu semua sudah menjadi kebiasaan dan kebutuhan aku dan ibuku. Setiap hari aku dan ibu semakin mesra, saling perhatian dan menunjukkan pada diri masing-masing bahwa aku dan ibu saling membutuhkan.


Ketika aku dan ibu sedang makan dipiring yang sama digelas yang sama pula, ibu-ibu yang sudah biasa ngobrol dengan ibu didepan warung sampai menjuluki aku dan ibu seperti pengantin yang baru menikah, romantis banget katanya. Aku dan ibu tersenyum lalu mengajak ibu-ibu itu untuk makan bersama sambil ngobrolin lelaki seperti biasanya.
Ibu selma, "aduh ibu Aminah... kok beda ya sekarang mah terlihat semakin cantik dan seger banget keliatannya... Kayak gak ada beban gtu..."


Ibuku, "itu perasaan Bu Selma aja... Dari dulu kali saya cantik hihihi...!"


Ibu selma, "tumben-tumbenan makan sepiring berdua Bu Aminah? Jadi iri saya... Saya malah belum pernah makan sepiring berdua"


Ibuku, "yahh namanya juga ibu dan anak... Tentu gak ada salahnya kalau apapun dilakukan bersama iya kan Bu selma?"


Ibu selma, "iyaa Bu Aminah... Saya lihat Bu Aminah sama Arga ini pantes banget jadi suami istri, serasi banget... Hehehehe becanda Bu Aminah jangan diambil hati ya Bu?!" Kata Bu Selma sambil memasukan nasi kedalam mulutnya, ibu-ibu yang lain hanya mengangguk saja.


Ibuku, "Amiin Bu selma, mudah-mudahan saja jadi suami istri..." Kata ibuku tersenyum kepadaku. Aku jadi bengong ibuku mengatakan itu didepan ibu-ibu yang sedang pada makan didepan warung bersama ibuku.


Ibu-ibu semuanya kompak bilang, " amiiinnnn... Semoga jadi suami istri..." Mereka semua pada tertawa, mungkin anggapan mereka kata-kata ibuku hanya candaan saja. Jadi tidak serius menanggapinya.


Kalaupun iya memang terjadi, tetangga warung sebelah pun sebenarnya tidak terlalu ikut campur urusan dalam keluarga orang lain meskipun itu urusan pribadi, kami saling menghormati dan menghargai. Pernah ada kejadian dimalam hari ada sekelompok orang memperkosa ibu tua, tapi untungnya aku dengan sigap menghajar mereka lalu aku patahkan kedua jempol tangan mereka sebagai ganjaran yang setimpal dan diserahkan ke keamanan setempat.


Aku yakin jika aku sampai menghamili ibuku, mereka yang ada disekitar sini takkan mencaci atau mengusirku. Karena selama tidak merugikan keluarga lain, kami bersikap biasa saja. Entah sejak kapan kebiasaan itu terjadi, saya pun kurang begitu tahu. Hanya saja kenyataannya kami memang saling menghargai dan menghormati dengan sesama para pedagang disini.


Ritual tabu dengan ibu terus berlanjut hingga hampir 1 bulan, dengan tanpa melakukan persetubuhan langsung, hanya cd ibuku saja yang selalu masih dipakainya ketika aku menyetubuhinya, lebih tepatnya disebut petting. Aku dan ibu sudah sepakat jika menyentuh memek dari luar diperbolehkan, asal jangan sekali-kali membuka atau menyentuh langsung saja.


Padahal aku sangat ingin merasakan memeknya ibu, entah sampai kapan aku bertahan?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd