Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Selina, Amoy Petualang Seks [Update 22 Mei 2024] Page 334

Bimabet
Part 13

Tapi aku yang teringat kalau aku hanya izin ke toilet pun mengingatkannya, “Eh pak, aku cuma izin pipis aja loh. Nanti aku dicariin gimana. Nghhh..” Jari-jari Pak Togar yang kini sudah menyusup masuk dari celah celana dalamku itu dengan nakalnya memainkan bibir vaginaku, membuatku mendesah keenakan walau masih coba kutahan. Jari-jari pria tambun ini mulai menusuk masuk ke liang kemaluanku dan segera mengocok-ngocoknya. “Ngghhh pak.. jangan.. ahh.. sekolah lagi ramai begini..”,aku memohon sambil mendesah. Ah, kurasakan memekku mulai basah oleh cairan kewanitaanku. Duh ini gila, masih siang hari begini di sekolah aku dipaksa melayani penjaga sekolahku.

“Non buat aja alasan kalo non agak gak enak badan gitu. Bilang aja abis dari WC non pergi ke UKS buat minum obat. Hehe.”,timpal Pak Togar yang memberiku ide untuk berbohong. “Lagian gak lama koq non yang penting non bisa bikin saya crot aja cepat. Servis yang enak gitu. Hehe.”,sambungnya lagi dengan terkekeh. “Memek non udah becek gini. Dah sange juga kan non? Haha.”,tanyanya sambil mengejekku. Tangannya yang satu kini meremas-remas payudaraku yang masih tertutup kemeja seragam dan BHku. Memang aku yang sudah horny ini membuat vaginaku terus mengeluarkan cairan cintanya dari tadi akibat rangsangan Pak Togar.

Aku yang sudah terangsang ini pun mengiyakannya sambil terus mendesah akibat jari-jarinya yang terus bermain di vaginaku. “Ssshhh.. ya udah pak.. yang penting cepat aja ya.. ahh.. jadi aku.. nghh… bisa cepat balik.. sshh.. ke kelas..”,ucapku diselingi desahanku. “Beres non. Bapak kepikiran non Selina terus. Akhirnya kesampean bisa ngewein non lagi.”,ucapnya dengan senyum memuakkan. Jari-jarinya begitu cepat mengocok vaginaku hingga terdengar suara kecipak cairan kewanitaanku. Klitorisku juga dimainkannya membuatku makin keenakan hingga tubuhku agak menggelinjang.

Saat aku sebentar lagi akan orgasme tiba-tiba ia menarik jari-jarinya dari memekku. Lalu Pak Togar mengambil sebuah matras dan menaruhnya di bagian kanan ruangan gudang yang tertutup oleh tumpukan meja pingpong dan matras. Diletakkannya matras itu kemudian Pak Togar melepaskan celana panjang sekaligus dengan CDnya. Penisnya yang sudah setengah ereksi pun mencuat di bawah perut buncitnya. Kulihat penisnya yang disunat terlihat seperti cendawan, berwarna hitam dan berurat. Vaginaku jadi berdenyut membayangkan akan kembali disodok penis perkasa yang dulu mengantarku beberapa kali orgasme ini.

Melihatku yang mematung, membuat Pak Togar mengejekku sambil memintaku menyepongnya, “Hehe, non sampe bengong gitu liat punya bapak. Kangen sama kontol bapak kan? Makanya non, cepet isap kontol bapak. Anggap aja pengganti rokok biar non gak kecanduan lagi. Ini lebih yahud, rokok daging. Huahaha.”.

Tidak kugubris ejekannya itu dan segera berjongkok di depan Pak Togar. Aku yang ingin segera menuntaskan gairah birahi ini pun mulai mengocok penisnya sambil menciumi kepala penisnya. Kujilat-jilat dari kepala penisnya hingga ke testisnya. Kulakukan beberapa kali sebelum aku mulai mengulum penis penjaga sekolahku ini. Kurasakan penis hitam ini makin mengeras dalam mulutku. Lidahku juga ikut memainkan penis yang sedang kukulum itu. “Uhh.. sepongan non Lina emang juara.. asoy!”,ceracau Pak Togar menikmati teknik blowjobku sambil tangannya meremas rambutku. Penisnya yang panjang ini terasa masuk sangat dalam hingga menyentuh ke ujung mulutku.

Tidak sampai 5 menit kusepong akhirnya Pak Togar ingin memulai persetubuhan ini. “Nah, udah siap tempur kontol bapak.”,gumamnya. Ia lalu duduk di atas matras itu sambil memintaku duduk di atas selangkangannya. “Ayo non sini dudukin.”,ucapnya sambil menunjuk kontolnya. Aku yang seperti terhipnotis itu langsung saja mulai mengambil posisi jongkok di atas perut pria paruh baya ini. Kuangkat rokku supaya tidak menghalangi vaginaku lalu kuturunkan celana dalamku hingga pahaku. Pak Togar lalu membimbingku supaya posisiku pas di atas kontolnya.

Kugenggam penisnya yang tegak itu dengan tangan kananku lalu kuarahkan ke liang vaginaku. Pelan-pelan aku pun mulai menurunkan tubuhku hingga penis penjaga sekolahku itu mulai tertelan oleh memekku. ‘Bles’, akhirnya penis itu pun masuk seutuhnya ke liang senggamaku yang basah.

Pak Togar pun mulai menggoyang pinggulnya menggenjotku yang sedang dipangku olehnya. Uh, terasa dalam hunjaman penisnya ini membuatku mendesah nikmat, “Ohh.. pak..ahh..ahh..”.

Pak Togar pun segera membuka kancing kemejaku hingga dadaku terekspos. Lalu cup bra 34Bku diturunkan membuat kedua buah dadaku yang putih bulat dengan puting merah mudanya terpampang. Pak Togar pun meremas dadaku yang kiri sambil bergumam, “Kesampaian lagi liat tetek non yang indah ini.. bapak sedot ya..”.

Sambil terus memompa vaginaku, mulutnya menciumi payudara kananku dan lalu menghisap puting susuku yang sudah keras. Tangan satunya meremas-remas buah dadaku yang kiri dengan nafsu. Aku makin menggelinjang dalam kenikmatan birahi bersama Pak Togar yang status sosialnya jauh di bawahku. Tapi batang kejantanannya membuatku takluk oleh nafsu seksku dan tanpa malu-malu lagi aku mulai ikut menggoyang pinggulku dan merintih-rintih.

“Nghhh.. terus pak.. ahhh.. ahh.. enak..ahh..”,lenguhku dengan mata merem melek.

“Ohh.. memek non mantep.. argghhh.. iya.. goyang terus non Lina..uhh..”,ceracau Pak Togar yang kini melepaskan kemejaku hingga tubuh atasku hanya tertutup oleh bra yang sudah diturunkan di bawah dadaku.

Aku begitu hanyut dalam persetubuhan interracial dan beda kelas sosial ini. Aku tidak peduli itu semua dan hanya menginginkan kepuasan seksual oleh penis penjaga sekolahku yang dari umurnya sepantasnya bisa jadi ayahku ini. Aku terus memacu tubuhku di atas pangkuan Pak Togar dengan liar. Tubuh putih mulusku naik turun di atas tubuh berkulit gelap dan kasar Pak Togar. Sambil terus memompa, kini dilepaskannya braku hingga tubuhku sudah polos bugil di gudang alat olahraga ini. Lalu Pak Togar menghisap puting susu kananku sambil tangan satunya meremas buah dada kiriku. "Ssshhh.. pak...terus..isap.. ahh ahhh ahhh..",ceracauku dengan wajah sayu menatap penjaga sekolahku yang asyik menyusu.

Lalu saat kami masih menikmati persetubuhan ini, terdengar ada percakapan dua orang yang cukup keras dari luar gudang ini yang memang memiliki jendela kecil agak tinggi. Tapi Pak Togar memang tadi sempat mematikan hampir semua lampu di gudang ini sehingga orang yang melihat ke dalam akan kesulitan melihat kami berdua.

Berhubung aku takut desahanku membuat kami ketahuan oleh orang di luar, maka kulepas pagutan mulut Pak Togar di pentil susuku. Lalu segera kucium bibir pria paruh baya itu untuk menutupi suara desahanku. “Mmmhh..ummm..mmmhhh..”,desahanku yang tadi keras menjadi teredam oleh pertautan bibir kami.

Suara dua orang pria itu makin mendekat ke gudang ini, membuat aku makin takut dan tegang. Pak Togar pun memelankan hunjaman penisnya di vaginaku supaya suara pertemuan kulit kami tidak terlalu keras. Dari percakapan mereka sepertinya dua orang itu adalah guru sekolahku.

Setelah mendengar suara percakapan dan langkah kaki mereka menjauh, Pak Togar pun mulai memompa vaginaku lagi dengan gencar. Perasaan takut ketahuan tadi menambah sensasi nikmat bagiku dan aku pun mendapatkan orgasme pertamaku hari itu bersama Pak Togar. Aku melepas ciuman kami lalu mendongak sambil melepaskan lenguhan nikmat, “Oohhhhhh Selina keluar..”.

Tubuh dan kedua kakiku mengejang-ngejang dalam pelukan Pak Togar yang sedang memangku diriku itu. Orgasme ini cukup hebat mungkin karena efek perasaan tegang tadi. Pak Togar membelai rambut panjangku yang menempel di dahiku akibat keringat lalu berkata, “Enak kan non main sama bapak? Makanya non harus sering-sering cari bapak. Haha.”. Ia tertawa mengejekku yang memang keenakan oleh kehebatannya dalam bercinta. Aku tidak menjawab dan hanya terengah-engah sambil bersandar di dada Pak Togar.

Pak Togar pun kini mengajak berganti posisi menjadi posisi doggy style. Di posisi ini kembali Pak Togar memompa vaginaku dengan tempo cepat, membuatku mendesah-desah nikmat, “Oohhh..ahh ahhh..iyahh..pak.. ahh.. terus..”. Pantatku yang tepat di hadapannya membuatnya gemas dan diremas-remasnya dengan kasar.



‘Plak Plok Plak Plok’, suara khas kulit yang bertemu saat Pak Togar menggenjot vaginaku dengan kuat. Terasa penisnya menghunjam hingga sangat dalam. “Uhhh.. emang mantep posisi gini..”,ceracau Pak Togar sambil terus memompaku. “Aahhh iyahhh.. dalam banget kontol bapak..ahh ahhh.. enakkk…nghhh..”,timpalku dengan liar.

Kedua payudaraku berguncang-guncang seirama sodokan batang kejantanan Pak Togar. Tangan Pak Togar yang kanan kini diarahkannya ke buah dadaku dan memerah-merahnya. Puting susuku juga dipilinnya membuatku makin merasakan nikmat.

Tidak lama aku pun kembali mencapai orgasme kedua hasil persetubuhan dengan Pak Togar. “Nghhh pak…aahhh…Aahhhhhhhh!”,aku melenguh keras melampiaskan puncak kenikmatan ini. Tubuhku yang sedang menungging berkelojotan dengan kuat hingga kedua tanganku terasa lemas tidak bisa menopang tubuhku. Aku pun menelungkup hingga dadaku menempel di matras tersebut.

Pak Togar tidak peduli padaku yang baru saja dilanda gelombang orgasme dan terus saja menggenjotku dengan cepat. Tapi suara gagang pintu gudang yang diputar diikuti suara ketukan di pintu ini membuat Pak Togar menghentikan pompaannya di vaginaku. Beruntung tadi ia mengunci pintu gudang ini.

Terdengar suara wanita yang bertanya, “Hey, ada siapa di dalam?”.

Aku dan Pak Togar tercekat mendengar suara wanita tersebut dan menghentikan aktivitas seksual kami. Sepertinya suara kami terdengar oleh wanita itu.

Lalu Pak Togar memintaku untuk tetap diam. “Non diam aja ya ntar juga pergi pasti.”,bisiknya.

Tapi wanita itu tetap mengetuk pintu gudang ini berkali-kali dan bilang, “Buka pintu ini. Jangan pura-pura, tadi saya dengar ada suara di dalam.”. Pak Togar pun sekarang jadi agak panik melihat wanita itu tetap bersikeras ingin masuk. Lalu Pak Togar memintaku bersembunyi di bawah meja pingpong yang tertutup oleh beberapa matras sehingga tidak terlihat dari arah pintu. Kulihat pak Togar buru-buru merapikan pakaiannya supaya tidak menimbulkan kecurigaan. Kemeja seragamku juga dilemparkan kepadaku.

Setelah semuanya sudah aman, Pak Togar pun membuka pintu gudang itu. Kucoba mengintip dari bawah meja, ternyata itu adalah ibu-ibu tukang masak di kantin sekolahku. Orangnya gemuk dan agak centil.

“Loh Pak Togar ngapain ngunci pintu gudang kayak gini? Itu tadi saya ada dengar suara desahan siapa tuh. Suara cewe jelas banget! Bapak lagi ngewe sama siapa hayo!?”, tanya si ibu kantin dengan penuh selidik.

“Eh anu itu suara dari HP saya. Hehehe. Biasa lah bu kalo lagi sange butuh dituntasin. Hehe.”,ucap Pak Togar membuat alasan.

“Walah, gila kamu Pak! Bisa-bisanya onani di gudang. Untung ini saya yang pas lewat. Kalo ketahuan guru ato kepsek bisa habis pasti dipecat.”,timpal ibu kantin sambil geleng-geleng kepala.

“Iya ni, hehe. Maaf ya bu. Khilaf aja saya. Hehe.”,Pak Togar berkata sambil cengengesan.

“Kalo emang butuh pelampiasan bisa saya bantu koq. Tapi jangan di sekolah. Cari saya di kosan gitu. Hihi.”,ujar si ibu kantin dengan tertawa genit.

Kulihat Pak Togar yang tidak tertarik dengan si ibu kantin ini menolaknya. “Oh jangan bu. Saya sudah beristri. Hehe.”,ucap si bandot ini seenaknya. Padahal denganku ia sama sekali tidak memikirkan istrinya.

“Oh gitu. Ya udah, saya pergi dulu.”,ucap si ibu kantin agak lesu.

Huff, akhirnya pergi juga si ibu. Aku dan Pak Togar pun aman dari ketahuan sedang melakukan tindakan mesum di gudang ini.

Aku yang sudah merapikan pakaianku ini pun lalu keluar dari kolong meja. Lalu aku bilang pada Pak Togar, “Pak, Selina mau balik ke kelas. Udah lama ni soalnya, bisa dicariin.”.

“Waduh non, saya masih nanggung ni belum crot tadi.”,ujar Pak Togar setengah protes.
Aku tetap tidak menggubrisnya dan lalu berjalan ke arah pintu. Tapi belum sempat aku memutar gagang, Pak Togar sudah memegangi tanganku dan lalu ia mengunci pintu gudang ini lagi. Aku kembali ditariknya ke dalam.

“Saya gak mau tahu non. Saya mau tuntas sampe crot. Ingat saya bisa laporin non ngerokok di sekolah.”,ancam Pak Togar sambil melepaskan celana panjangnya.

Aku tahu tidak ada pilihan jadi terpaksa hanya bisa menuruti keinginannya. “Ya uda pak tapi cepatan ya. Nanti aku dicariin.”,ucapku.

Non baring aja ngangkang, saya entot non yang cepat biar saya cepat crot nya.”,Pak Togar berkata seenaknya seolah sedang memerintahku.

Aku pun berbaring di atas matras dan melebarkan kedua pahaku sambil menarik rokku agak ke atas. Aku hanya ingin persetubuhan ini cepat selesai supaya bisa cepat kembali ke kelas.

Lalu Pak Togar segera mengeluarkan batang kejantanannya dari celana dalamnya. “Sepong dulu non biar keras lagi.”,perintahnya padaku yang segera kuikuti. Kukulum penisnya dan kujilat dengan lidahku.

Setelah penisnya sudah tegang maksimal, ia pun pindah dengan ke selangkanganku. Dilepaskannya rokku dan diturunkannya celana dalamku. Dengan nafsu diarahkannya penisnya itu ke vaginaku. Tidak lama, ia sudah menghunjamkan penisnya itu ke liang kemaluanku.

Kembali aku disetubuhi penjaga sekolahku di gudang ini. Kali ini Pak Togar begitu kuat menyodokkan penisnya ke memekku hingga aku tidak tahan untuk mendesah-desah. “Nghhh pak.. ahhh.. pelan-pelan.. ahh ahhh..”,rintihku.

“Uhhh non.. justru harus cepat-cepat bapak genjotnya biar enak dan cepat crot..ohh..”,timpalnya sambil terus menggenjotku. Genjotannya yang cepat ini memberikan rasa nikmat pada liang kemaluanku yang sudah basah lagi oleh cairan cintaku.

Dibukanya lagi kancing-kancing seragamku hingga buah dadaku yang tertutup bra terpampang lagi di depannya. Diturunkannya cup braku lalu diremas-remasnya buah dadaku. Saking bernafsunya, dadaku diperah dengan kasar dan putingku juga dicubit-cubit. Aku makin mendesah akibat ulah Pak Togar yang liar ini. “Ngghhh..pak..sakit.. jangan kuat-kuat remasnya..ahhhmmhh.. mmmhhhh..”,pintaku sambil kucoba menutup mulutku supaya suaraku tidak terdengar dari luar.

Pak Togar tidak peduli dan terus saja memacu penisnya dengan tempo cepat menghunjam vaginaku. Bahkan kini ia menghisap puting susuku dengan kuat. Ia juga dengan liarnya menggigit pentilku yang sudah sangat tegak ini. Sensasi sakit dan nikmat jadi satu.

Puas menyusu lalu ia kini melumat bibirku yang mungil ini dengan liarnya. Aku kewalahan menerima cumbuannya yang kesetanan ini. Lidahnya memaksa masuk ke mulutku dan memaksaku beradu lidah dengannya. Aku yang juga sudah kembali horny pun meladeni permainan lidahnya itu.

Tidak lama kemudian, kurasakan dorongan orgasme menghampiriku lagi. Segera kulepas pagutan bibir kami saat aku mendongak ke atas mengiringi sensasi klimaksku. Vaginaku berkedut kuat saat aku mencapai klimaks yang entah sudah keberapa kali bersama pria paruh baya ini. “Aahhh pak Togar.. Seli..na.. nyampe…nghhh…aahhh…mmmmhhhhhhhhhhhh!”, lenguhku yang segera kuredam dengan tangan yang menutup mulutku.

Pak Togar yang kewalahan dengan penisnya yang diremas-remas oleh otot vaginaku yang berkontraksi kuat itu akhirnya mendapatkan orgasmenya juga. “Oohhhhh.. gila.. enak.. bapak keluar non..”,ceracaunya. Kurasakan beberapa kali cairan hangat di dalam rongga vaginaku. Semburan spermanya ke liang vaginaku itu begitu banyak hingga meluber keluar membasahi celana dalamku.

“Duh pak, koq keluar di dalam sih.. ini sperma bapak jadi kena CDku.”,ucapku jengkel dengannya yang main keluar saja.

“Hehe, maaf non. Tadi udah gak kuat nahan lagi makanya langsung crot aja. Sini bapak bantu bersihin.”,ucap Pak Togar sambil mengambil tisue dan melap memekku yang basah oleh lendir hasil orgasme kami. Aku juga merapikan rambutku dan melap wajahku dengan tisu.

Beberapa saat kemudian, kami sudah selesai merapikan diri. Pak Togar melihat keadaan di luar gudang dan setelah aman ia pun membukakan pintu untukku keluar dari gudang yang jadi saksi perbuatan mesum kami ini.

Saat aku mau melangkah keluar, Pak Togar meremas pantatku. “Makasih ya non Selina. Kapan-kapan main lagi ya. Hehe.”,ucap si pria cabul ini sambil terkekeh.

Aku tidak menjawabnya dan buru-buru pergi meninggalkannya. Aku segera berjalan cepat menuju kelasku. Miss Alice bertanya padaku kenapa lama dan kujawab saja tadi setelah dari toilet, aku mampir ke UKS untuk minum obat karena agak demam. Untungnya Miss Alice percaya saja walaupun ia sempat menatapku penuh arti.

Teman-temanku yang khawatir denganku lalu bertanya-tanya padaku. Yang segera kujawab aku hanya agak demam saja dan sudah mendingan sekarang. Huff, gila juga apa yang kulakukan tadi. Bercinta dengan penjaga sekolahku saat pelajaran sedang berlangsung.

Aku tidak begitu konsen mengikuti sisa waktu pelajaran hari ini karena agak lelah setelah bersetubuh dengan Pak Togar. Serta karena memikirkan nanti siang harus melayani tukang sapu sekolahku yang bejat itu. Aku yang sedang melamun ini dikejutkan oleh getaran HPku. Ternyata SMS masuk dari Pak Mamat. Pesan di SMS itu adalah alamat kost Pak Mamat dan diikuti barang-barang yang harus kubawa. Aku kaget membaca list barang-barang itu. Ada alat cukur, krim cukur, dildo dan vibrator. Bagaimana bisa orang setua Pak Mamat tahu sextoy untuk wanita, seperti dildo dan vibrator?? Sepertinya Pak Mamat memang maniak seks. Walaupun tidak suka, tapi tidak ada pilihan bagiku, terpaksa harus kuikuti permintaanya. Lalu ada SMS masuk lagi dari Pak Mamat yang isinya ancaman,“Oh ya neng,jangan pake BH dan CD ya. Saya tunggu paling lambat jam 3 siang neng. Awas, kalo gak ikutin maunya saya, tau sendiri akibatnya.” Aku hanya menghela napas, pasrah akan nasibku yang akan menjadi pemuas nafsu si pria tua bejat bernama Mamat.

Tidak terasa jam pulang pun tiba. Ada temanku yang mengajakku ke mall yang terpaksa kutolak dengan berbohong dengan alasan karena tidak enak badan jadi mau langsung pulang untuk istirahat saja. Lalu aku meminta sopirku untuk mampir ke sebuah supermarket sebelum pulang ke rumahku di Jakarta Utara. Kubeli alat cukur dan shaving cream. Untuk dildo dan vibrator aku memang sudah punya di rumah jadi tidak perlu kucari lagi.

Sesampai di rumah aku memberitahu sopirku untuk pulang karena aku bilang nanti akan dijemput temanku. Supaya tidak menimbulkan kecurigaan sopirku, aku memang berencana memesan taxi online untuk pergi ke kost Pak Mamat nanti.

Sesampai di kamarku, kulihat jam ternyata masih ada cukup banyak waktu untukku beristirahat sejenak, setidaknya tidur 30 menit juga lumayan untukku yang lelah tadi pagi melayani nafsu seks penjaga sekolahku. Setelah kusetel alarm, aku pun tertidur.

Tidak terasa alarmku berbunyi, aku pun segera ke kamar mandi. Setelah mandi, aku berganti pakaian. Aku tidak memakai pakaian dalam sesuai yang diinstruksikan si tua bangka itu. Aku memakai kaos dan celana panjang. Tidak lupa aku memakai jaket hoodie untuk menutupi tubuhku.

Lalu kupesan taxi online dengan tujuan alamat kos Pak Mamat. Sambil menunggu aku berpesan ke mbak rumahku bahwa malam ini aku tidak pulang ke rumah karena akan tidur di Condo. Tidak berapa lama kemudian taxi online itu pun datang dan aku segera berangkat menuju kos si bandot tua itu yang akan menjadi tempatnya menikmati kembali tubuhku.

Aku pun menelepon Pak Mamat setibanya di depan kosnya. Pak Mamat mengangkat telepon,”akhirnya neng datang juga. bapak udah gak tahan ni. Sebentar saya turun neng”. Kulihat jam di HPku sudah pukul 13:49. Lalu tidak lama Pak Mamat pun turun menemuiku dan aku mengikuti dia ke kamarnya. Kondisi kosnya cukup sepi karena masih jam kerja.

Lalu kamipun masuk ke kamarnya yang terletak paling ujung dari bangunan kostan ini. Sesampainya di dalam, kuperhatikan kondisi kamarnya yang agak berantakan dengan baju dan celana yang berserakan di lantai. Ada Meja, TV dan lemari baju, serta ada 1 ranjang kayu tua singlebed dengan kasur berbalut sprei yang kelihatan kusam. Ada AC juga. Dan kamar kost tukang sapu sekolahku ini cukup luas. Lumayan juga untuk seorang tukang sapu sepertinya, mungkin karena sekolahku adalah sekolah elit jadi upah yang didapat Pak Mamat juga lebih tinggi dibanding tukang sapu biasanya. Lalu perhatianku tertuju pada 1 sachet obat kuat yang sudah kosong di meja, membuatku terhenyak Pak Mamat sudah mempersiapkan staminanya untuk ML denganku.

Aku terkejut oleh colekan Pak Mamat di pantatku. Ia bertanya,”mana neng barang yang bapak minta dibawain?”. Tanpa menjawabnya, segera kuserahkan kantong berisi barang permintaannya. Setelah memeriksanya, Pak Mamat pun tertawa senang sambil berucap,”asoy lengkap. Nah patuh kayak gini dong neng biar bapak makin sayang. hehe.”. Aku hanya melotot kesal menatapnya. “Neng udah mandi kan? Kamar mandi kostan bapak di luar soalnya.”tanyanya. “Udah lah pak. Ngapain si pake tanya-tanya. Cepat beresin aja deh urusan kita.”ucapku dengan emosi. “Hak hak hak. Jangan marah dong neng, kan ntar lagi kita bakal ena-ena.”kata Pak Mamat coba menenangkanku dengan tawa mesumnya.

“Duduk dulu ya neng sambil saya rapiin bentar kamar saya. Ini diminum neng airnya.”ucapnya. Aku hanya mendengus kesal dan duduk di kursi yang berada dekat meja sambil menunggu pria tua cabul ini membereskan kamarnya. Aku yang agak haus karena perjalanan panjang dan cuaca yang terik pun meminum air di gelas yang diberikan Pak Mamat. Lalu aku memainkan HPku sambil menunggunya.

Sekitar 5 menitan setelah aku meminum air itu, ada yang aneh dengan tubuhku. Aku merasa gerah padahal di kamar Pak Mamat ada AC. Tapi kucoba menahan perasaan panas ini dengan terus memainkan HP. Tetapi kini ada perasaan gatal di puting dan vaginaku yang terus bertambah kuat. Membuatku terpaksa mulai menggaruk dada dan selangkanganku yang hanya tertutup oleh kaos dan celana leggingku.

Oh tidak, pasti ada obat perangsang di minuman ini. Aku sudah jatuh ke perangkap Pak Mamat. Uh, sensasi nikmat dari garukan jariku pada puting dan vaginaku ini membuatku mulai horny. Putingku mulai mengeras hingga menonjol di balik kaosku ini. Vaginaku juga mulai lembap. Makin lama aku makin dilanda birahi yang kuat akibat obat perangsang dan rangsangan jari-jariku ini.

Pak Mamat yang melihatku sibuk menggaruk tubuhku itu terkekeh. “Hehe, napa neng. Udah gatel ya? Sabar ya dikit lagi beres ni.”, ujar si bandot tua ini. Aku hanya menatapnya dengan perasaan campur aduk antara marah dan horny.

Tidak lama ia pun sudah selesai merapikan kamarnya. Tapi aku yang sudah amat bergairah ini berharap ia segera menyetubuhiku. Walaupun jijik pada pria yang sudah tua ini, tapi pengaruh obat perangsang yang begitu kuat membuatku tidak tahan lagi. Aku bahkan kini melepaskan kaosku hingga aku bertelanjang dada di kamar bandot tua ini. Setelah itu aku mulai menggaruk lagi dan bahkan mulai kupilin-pilin pucuk payudaraku yang sudah keras itu. Tanganku yang satu kumasukkan ke balik celanaku dan mulai memainkan vaginaku dengan liar. “Ssshhhh…nghhhh..”,suara desahanku yang masih coba kutahan.

“Wah si neng udah coli aja. Dah sange neng lihat bapak? Hak hak hak.”,ucapnya sambil menatapku dengan wajah senang. “Ayo pak.. mulai dong..”,ucapku dengan wajah sayu menatap Pak Mamat. “Mulai apa neng?”,tanyanya pura-pura bodoh. “Nghhh.. pak Mamat kan yang minta tadi.. mulai ngentotnya yuk..”,ucapku yang sudah tidak sabar untuk digenjotnya. “Hehe, pasti neng. Tapi pake kostum yang saya siapin ya..”,ucap pria tua itu.

Setelah itu Pak Mamat berjalan ke lemarinya dan mengeluarkan 1 setel pakaian. Dilemparnya pakaian itu ke pahaku sambil meremas dadaku dengan gemas. “Neng,ganti baju ya. Pake ini.”perintahnya sambil kini memencet pentil susuku. “Ngghhh..bukannya bugil aja pak?”tanyaku dengan tatapan sayu. “Ya bugilnya ntar. Ini bapak mau coba sensasi baru pake akting gitu. Sebutannya rol plei kalo gak salah kan. Nah lol plei lebih asoy neng sambil pake kostum gini. Hak hak.”jawabnya dengan tertawa norak. Ternyata si bandot tua ini ingin kami seks dengan role play. Gila juga darimana ia mendapat inspirasi mengenai seks seperti ini.

Setelah kulihat ternyata pakaian yang diberikan Pak Mamat adalah kemeja seragam polisi berwarna biru, rok mini hitam, topi polisi dan stocking berenda warna hitam. Aku yang sudah terpengaruh obat perangsang hanya menurutinya supaya kami bisa cepat bercinta. Kutanggalkan celana leggingku yang memang satu-satunya pakaian tersisa di tubuhku. “Hehe. Akhirnya bisa lihat lagi body seksi bening neng.”ucap Pak Mamat yang kegirangan melihat tubuh telanjangku. Lalu akupun mengenakan kostum yang disiapkan Pak Mamat tersebut. Kulihat di pantulan cermin, tampilanku yang seksi dengan seragam ketat dan rok mini hitam yang mencetak jelas lekukan tubuhku ini. Rambut panjangku yang tergerai makin menambah hot diriku ini.



Kemudian Pak Mamat mengambil sesuatu dari lemarinya lagi. Kali ini adalah sejenis borgol rantai dan dilapis kulit berwarna hitam. Ia memberikannya kepadaku. “Jadi gini neng, sebelum kita ngewe, saya pengen bermain peran. Neng jadi polisi nakal dan saya jadi buronan yang mau neng tangkap. Neng harus sebinal mungkin ya aktingnya. Ingat, neng harus ikutin mau saya. Kalo gak, ya siap-siap neng jadi artis bokep besok.”jelasnya dengan disertai ancaman.

Aku memang sedang terangsang, tapi sebelumnya aku tidak pernah melakukan roleplay sex seperti ini. Tapi ya lebih baik kuikuti maunya saja, lagian aku yang horny juga ingin segera dipuaskan olehnya. “Ayo mulai neng aktingnya..”ucap Pak Mamat.

Aku pun segera berakting menjadi polisi nakal. “Hi kamu,pak tua, kamu saya tangkap karena sudah bersalah.”ucapku dengan mengacungkan borgol kulit ke arahnya. “Wah salah saya apa bu polisi?”balas Pak Mamat. “Bapak udah bersalah karena udah membawa senjata tumpul di celana bapak..”jawabku yang terus berakting. “Ini neng?”ucap Pak Mamat sambil melepas celana dan CDnya, menunjukkan penisnya yang sudah setengah ereksi. “Sshhh..iya,ini senjata yang berbahaya jika tidak dijinakkan..”ujarku dengan ekspresi nakal sambil mendesah dan kubuka tiga kancing teratas seragamku ini. Lalu kukibas cambuk kulit ini dengan mulut yang seolah sedang menggigit sambil menatap Pak Mamat si kriminal.



“Walah, jadi mau gimana dijinakkan nya bu Polisi?”tanyanya. “Baik, akan saya keluarkan pelurunya dari senjata bapak yahh..mmm..”jawabku dengan menjilat bibirku sambil kubuka tiga kancing seragamku hingga menampakkan bongkahan buah dadaku yang tanpa bra.

“Siap bu Polisi. Saya tidak akan melawan.”timpal Pak Mamat sambil mengangkat tangannya yang terborgol. Aku pun meraih kontolnya dan mengocoknya dengan bernafsu. “Aahhh enak bu Polisi..”,ceracau Pak Mamat.

Sekitar 5 menit kukocok lalu aku bersimpuh di depan Pak Mamat. “Supaya pelurunya lebih cepat keluar, akan saya coba teknik oral..mmmhhh..”,ujarku dan segera mengulum penisnya dengan mulutku. “Uugghhh..terus…bu Polisi..mantap..ahhh..”erangnya keenakan disepong olehku.

Sudah hampir 20 menit kublowjob tapi Pak Mamat masih tidak orgasme, ini pasti karena obat kuat yang sudah diminumnya. “Gimana bu Polisi? Ga bisa keluar pelurunya nih. Hehe. Ini senjata ga berbahaya kan? Artinya bu Polisi memfitnah saya..hehehe..”ucapnya sambil berkacak pinggang. “Sekarang ibu yang saya tangkap karena udah main fitnah.” Segera diambilnya borgol kulit itu dariku dan lalu diborgolnya kedua tanganku.

Tangan Pak Mamat lalu turun ke pahaku, sambil merayap naik lalu disibakkannya rokku. “Bu Polisi nakal, tidak memakai celana dalam.”ucapnya, masih berakting. “Sebagai hukumannya, jembut ibu akan saya cukur.”sambungnya. “Ohh pak.. aku mengaku salah.. hukum aku sesuka bapak.. aahhh…”,gumamku sambil mendesah saat jari-jari Pak Mamat meraba-raba area kewanitaanku. Begitu hotnya, aku sedang berakting sebagai polisi wanita dalam keadaan terborgol dimana area kewanitaanku dilihat oleh seorang pria tua yang bernafsu. Role play ini ikut memperkuat birahi yang sudah muncul dalam diriku akibat obat perangsang.

Setelah itu, ia kangkangkan kedua pahaku sambil berkomentar, ”Weleh weleh,lebat amat jembut ibu. Mari kita gundulin.” Lalu pak Mamat membasuh vaginaku dengan air, dan kemudian mulai mengolesi shaving cream ke area kewanitaanku yang ditumbuhi rambut kemaluan yang cukup lebat. Setelah shaving cream itu merata, ia mulai menggunakan alat cukur yang kubeli tadi untuk mencukur rambut kemaluanku. Ada sensasi nikmat saat mata pisau alat cukur itu menggesek kulit kemaluanku. “Nngghhhh..pak..geli..ssshhhh..”desahku yang tidak tahan nikmatnya. Efek obat perangsang ini sangat kuat hingga sentuhan kecil dari mata pisau itu saja sudah bisa membuatku menggelinjang. Bahkan memekku jadi basah akibat sensasi geli nikmat akibat Pak Mamat yang sedang mencukur rambut kemaluanku ini. Pak Mamat hanya terkekeh melihatku yang keenakan saat sedang dicukur jembutnya. Akhirnya setelah sekitar 15 menit, rambut kemaluanku pun berhasil dicukurnya sampai gundul, hanya menyisakan beberapa helai rambut tipis di bagian atas area kewanitaanku.



“Nahh,udah bersih memeknya ibu. Hukuman berikutnya, saya cambuk pantat ibu pakai ini.”ucapnya seraya menunjukkan cambuk yang dimaksud. Cambuk itu berwarna hitam, dan bentuknya pendek dengan beberapa helai terbuat dari sejenis kertas. Mirip seperti yang pernah kulihat di film Fifty Shades Of Grey. Hanya saja ini cambukannya bukan dari kulit dan sepertinya memang ini hanya versi soft saja dari cambuk yang biasa digunakan di seks BDSM. Lalu dia membalikkan tubuhku menjadi menungging. “Polwan nakal, naikin lagi pantatnya!”perintahnya sambil menepuk pantatku yang putih. Lalu mulai dicambuknya pantat mulusku tapi hanya pelan-pelan saja, sepertinya Pak Mamat memang hanya main-main dengan cambuk ini. Aku sedikit lega, karena aku tidak tahan sakit. ‘ctasss..ctass..’ suara cambukan di pantatku. Dicambuknya berkali-kali pantatku. Ada rasa sakit tapi hanya sedikit karena memang cambukannya tidak begitu kuat. Anehnya,aku malah merasakan sensasi nikmat saat dicambuk. Apa karena aktingku yang sudah menjiwai sebagai polwan yang dihukum oleh Pak Mamat, yang menjadi kriminal di roleplay ini? “Ahhh..iyahh..terus..cambuk pantatku..nnghhh..”racauku menikmati cambukan Pak Mamat di pantatku. “Huh, polwan nakal kayak ibu harus dihukum cambuk seperti ini! Nihhh rasakan..”gumamnya sambil terus mencambuk.



Kemudian Pak Mamat membelai-belai pantatku yang barusan dicambuknya itu. “Pantat bulat.. putih mulus gini.. ibu emang polwan paling seksi..haha..”,gumamnya sambil tertawa. ‘Plak Plak Plak’ kini pantatku ditepuk-tepuk dengan cukup keras. Pastinya ada bekas tangan kemerahan di pantatku yang putih ini. “Ni hukuman lanjutan. Rasain ibu polwan nakal! Nih! Hahaha!”, Pak Mamat berkata sambil terus menepuk pantatku. Terasa kulit pantatku agak panas akibat tepukan-tepukan keras dari si kakek tua mnesum ini. Lalu sekitar 15 menit kemudian, Pak Mamat berhenti dan membalikkan lagi badanku dan mengangkatku hingga aku terduduk di ranjang ini. Kini dibukanya semua kancing kemeja seragam polisi ini hingga kedua buah dadaku yang montok dan putih dengan pentil pink tersaji di depannya.



“Oke,sekarang hukuman berikutnya untuk ibu.”ucapnya. Kini, Pak Mamat mengambil dildo dan vibrator yang tadi kubawa. “Pentil pink ibu ini udah mancung gini. Harus disetrum pake ini.”ucapnya. Lalu dinyalakannya vibrator itu dan diletakkan di puting susuku dan tangannya yang satu memasukkan dildo itu ke liang vaginaku. Pentilku yang sensitif makin terasa nikmat karena vibrator itu. Tangan Pak Mamat segera mengocok-ngocok memekku dengan dildo itu. “Oohhhh…nggghhhh…enaakk..pak..”rintihku. “Wah banjir banget..ibu emang polwan binal ya..kayak lonte..mending ngelonte aja bu lebih cocok..”ucapnya dengan nada menghina. “Nghh.. Iyaahh..pak..saya.. ahh..emang binal.. ahh..cocok jadi lonte..ahhh..”ucapku dengan tubuh yang mengejang keenakan. Sungguh nikmat getaran dari sextoy ini di vaginaku, hingga aku hanya bisa merem melek dengan mulut menganga menikmati rangsangan ini.



Lalu Pak Mamat kini mengganti dildo di vaginaku dengan vibrator. Diarahkannya vibrator itu ke memekku yang basah dan lalu ditempelkannya di klitorisku. Oh, aku seperti tersetrum oleh getaran vibrator ini. Aku mendesah keras akibat rangsangan pada memekku ini, "Ahhh pak! Enak.. ahh terus.. ahhh!".



Stimulasi vibrator yang kuat itu membuat badanku agak melengkung hingga kedua payudaraku membusung. Pak Mamat yang gemas melihat pentilku yang tegak menantang, segera mengemutnya dengan penuh nafsu. Oh, emutan gigi ompong Pak Mamat yang dulu membuatku sangat keenakan hingga ketagihan di toilet sekolahku kini kurasakan lagi. “Nngghhhhh.. emut teruss.. pentilku..pak..”desahku sambil kudorong kepala botaknya ke dadaku. Rangsangan di kedua puting dan di memekku ini mengantarku makin menuju puncak birahi. Akhirnya aku pun takluk oleh rangsangan Pak Mamat dan mencapai orgasme. “Nngghh.. pak.. aku keluar.. aaaaahhhhhhhh!!”aku melenguh panjang dengan tubuh berkelojotan. Begitu dahsyatnya orgame ini hingga aku squirt! Cukup banyak cairan orgasmeku yang muncrat di atas kasur kos tukang sapu sekolahku ini.

“Wah,memek ibu sampe muncrat gini. Hehe. Nikmat bu?”tanyanya sambil terkekeh. “Ohh.. sangat nikmaaat pak..sshhhh..”jawabku. Lalu sambil memposisikan kontolnya di memekku yang gundul, Pak Mamat berucap, ”Siap ya, sekarang hukuman terakhir untuk ibu. Akan saya genjot memek ibu pake senjata saya!”. Lalu ia melepaskan borgol di tanganku sambil berucap, "Karena saya baik, borgol ibu saya lepas. supaya gak pegal tangannya. hehe.".



“Makasih pak..memek saya sudah becek.. tidak sabar untuk digenjot..”, timpalku sambil menatapnya dengan sayu. Dengan binalnya kubelai vaginaku dan kuremas-remas dadaku di depan seorang pria tua yang umurnya bisa menjadi kakekku ini. "Ayo pak, hukum saya dengan kontol bapak..",ucapku lagi menantang Pak Mamat. "Baik bu, akan saya hukum ibu sampe ibu menjerit-jerit mohon ampun.",balasnya sambil bersiap di selangkanganku.

Pak Mamat pun mulai mendorong pinggulnya. “Nngghhhh..”aku mendesah saat penis keras Pak Mamat menjebol vaginaku. “Asoy..kontol saya dijepit memek polwan lonte kayak ibu..oh..”racaunya. “Aahh..kontol.. hitam.. kayak bapak enaakk..panjang..keras..ngghh..”rintihku. Dengan tempo cepat, dipompanya tubuhku, membuat kedua payudaraku ikut bergoyang seirama pompaannya. Sambil menggenjot dicubitnya pentil kananku dengan dua jari tangan kanannya. Vibrator itu kini ditekannya ke memekku, menambah nikmat yang kudapat dari persenggamaan ini. “Ahhh..ahh..terus pak..ahh..enak..ahh..ahhh..”desahanku yang sedang digenjot tukang sapu sekolahku di atas ranjang kosnya. Sekitar 10 menit kemudian aku pun orgasme untuk yang kedua kalinya bersama Pak Mamat. Tubuhku mengejang hebat dan kakiku bergetar-getar akibat orgasme itu. “Aaahhhhhh..pak..aaahhhhhhh!!”lenguhku. Aku yang masih lemas terus digenjot oleh si bandot tua. Stamina si bandot ini jadi sangat kuat akibat obat kuat yang diminumnya.

Lalu diangkatnya aku sampai berdiri dan diposisikannya aku menghadap ke cermin. Dilepaskannya kemejaku dan diikuti oleh rok miniku yang diloloskannya hingga jatuh ke lantai. Kini tubuh putihku khas gadis keturunan ini sudah telanjang bulat sedang membelakangi seorang kakek tua yang berprofesi sebagai tukang sapu. Sungguh kontras pemandangan yang terlihat dari pantulan cermin ini.

Pantatku ditariknya hingga agak menungging dan segera disodokkannya penisnya ke memekku. Sekarang aku sudah digenjot lagi oleh tukang sapu bejat itu, sambil aku berpegangan pada meja kamarnya. ‘Plak plak plak’, suara kulit pantatku dan paha Pak Mamat yang bertemu. “Nghhhh..ooh..ohhh..ahh ahhh ahhh..”desahanku dan Pak Mamat saling bersahutan.

Diambilnya cambuk hitam tadi dan pantatku lagi-lagi dihajarnya walaupun tidak terlalu kuat. Ia mencambuk pantatku beberapa kali. Kulit pantatku jadi terasa agak panas akibat pecutannya itu. Ooh, Ada sensasi getaran nikmat menjalar dari pantatku yang dicambuknya ini, membuatku makin melenguh keenakan,”Aahhh..terus pak..ahhh…enakk..iyahh.. ahh ahhh..”. Pak Mamat yang melihatku keenakan mengejekku, "Hehe, dasar ibu emang aneh. Dicambuk malah makin sange. Jadi perek aja bu.". Aku hanya menjawab di sela desahanku, "Nghh iya pak.. aku mau jadi perek saja.. oohh oohhh..".

Kulihat dari pantulan cermin, tubuhku yang ikut bergoyang-goyang seirama sodokan Pak Mamat. Buah dadaku yang berukuran 34B ini memantul-mantul. Kulitku yang putih berkilat akibat keringat yang sudah membasahi tubuhku ini. Wajahku yang sayu karena horny hanya megap-megap saat aku mendesah-desah keenakan oleh sodokan tukang sapu sekolahku ini.

Tangan Pak Mamat yang satunya meraba vaginaku dari belakang, dicucuknya jari-jarinya ke liang vaginaku. “Oohhh..pak..ahh.. teruss..”racauku. Lalu tangannya pun merayap naik dari vaginaku, terus ke perut dan akhirnya berhenti di payudaraku yang seegera diremas-remasnya. Jari-jarinya juga mencubiti pentilku yang sudah sangat keras, menambah nikmat yang kurasakan. “Sssshhhh..enak pak..cubit terus pentilku..”lenguhku. “Gimana neng seks pake peran tadi? Enak kan?",tanyanya. "Oh iya pak. Enak.. Selina suka..",jawabku cepat. "Ngentot sama bapak enak kan? Neng doyan kontol bapak? Hehehe.”tanyanya sambil terkekeh. Aku yang sedang merem melek kenikmatan, menjawab dengan mendesah,”Iyaahhh pak..Selina..doyan.. kontol.. ahh..pak Mamat..ahh..”. Si bandot tua itu hanya terkekeh melihat reaksiku.

Kini ia mengangkat paha kiriku sehingga kini aku agak berdiri mengangkang sambil digenjot olehnya. Aku berpegangan pada meja untuk menopang tubuhku yang sedang bergoyang karena terus disodok Pak Mamat. "Ohh ahh ahhh ahhh..",aku terus mendesah. Pak Mamat di posisi ini kian cepat memompa vaginaku dengan penisnya.



10 menit kemudian aku kembali takluk oleh rasa nikmat di vaginaku dan orgasme cukup dahsyat. “Aaaahhhh.. Selina.. nyampe lagi..”racauku. ‘crrtttt..crrtttt’ semburan cairan orgasmeku membasahi pahaku dan penis Pak Mamat yang masih bersarang di memekku. Pak Mamat masih tetap belum orgasme karena efek obat kuat yang diminumnya. Aku yang sudah sangat lemas akibat 3 x orgasme itu hanya bisa merebahkan tubuhku di meja. Pak Mamat pun mengangkat tubuhku ke ranjangnya dan aku yang lemas sekarang menelungkup di atas kasur, hanya kakiku yang tidak berada pada kasur karena masih tetap berdiri, masih seperti tadi, Pak Mamat kini tetap menggenjotku dari belakang. ‘plok plok plok plok’suara paha Pak Mamat dan pantatku yang beradu. Suara desahan dan erangan kami berdua membahana di kamar kos ini.

Baru 5 menit digenjot di posisi ini, kemudian Pak Mamat mencabut penisnya lalu ia membalikkan tubuhku hingga aku telentang di kasur ini. Lalu dibukanya kembali kedua pahaku dan langsung didorongnya batang kejantanannya hingga amblas ke liang senggamaku lagi. Kembali aku pun disetubuhi oleh Pak Mamat dengan gencar. Sambil menyodokku, ia memainkan vaginaku yang jembutnya dicukur hampir habis tadi olehnya. Klitorisku disentuh-sentuhnya membuatku makin blingsatan dalam birahi. "Nghhh pak.. ahh ahhh ahhh.. koq belum keluar juga? ahh ahh..",tanyaku dengan terengah-engah.



Pak Mamat masih sambil menggenjot dengan tempo cepat menjawabku, "Uh.. sabar neng..oh..". Kurang lebih 15 menit digenjotnya di posisi ini, aku pun kembali orgasme. Karena sudah kelelahan tidak ada suara yang keluar saat aku melenguh nikmat. Tidak lama kemudian, Pak Mamat pun akhirnya orgasme. “Oohhhh neng.. gak kuat bapak nahan.. memek amoy asoy!”,ceracaunya dengan keras. ‘crot crot crot’ Dengan seenaknya ia menumpahkan spermanya ke dalam liang vaginaku tanpa meminta izin. “Ahhhh puas.. akhirnya bapak bisa juga pejuin memek neng..”,gumamnya. “Uh, koq keluarin di dalam sih pak?”,tanyaku yang jengkel dengan perbuatannya ini. “Hehe, maaf neng, bapak emang dah pengen crot di memek neng. Gak enak crot di luar. Kalo neng hamil tenang aja pak Mamat bakal tanggung jawab. Bapak kawinin neng. Hak hak hak.”, jawabnya sambil tertawa menjijikkan. Memang kurang ajar si bandot tua ini. Aku buru-buru mengambil tisue basah di tasku dan melap peju si bandot mesum itu hingga vaginaku bersih.

Saat aku masih sedang membersihkan liang vaginaku, tiba-tiba pintu kamar kos ini diketok. Aku yang kaget pun cukup panik, ingin menyembunyikan diriku tapi entah dimana. Karena ukuran kamar kos Pak Mamat ini sangat kecil. Lemari bajunya juga berukuran kecil, tidak muat untukku masuk ke dalam.

Pak Mamat pun berjalan mendekati pintu sambil berkata, “Ya, siapa?”.

Suara pria di luar menjawab, “Ini pak Sugeng. Mau nagih iuran kos.”.

“Oh bapak kos toh. Tak kirain siapa. Hak hak.”,timpal Pak Mamat sambil berjalan ke arah pintu.

Aku pun protes ke si bandot tua ini, “Eh pak, aku masih belum berpakaian gini.”.

“Neng tutupin aja badan neng pake selimut tuh.”,ucap Pak Mamat enteng sambil menunjuk ke selimut di bagian pinggir ranjang.

Pak Mamat kini telah memutar gagang pintu kamar kosnya dan menarik pintunya hingga terbuka setengah..


~ BERSAMBUNG ~



NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS.
 
Terakhir diubah:
Waaah...
Bakal ada yang dapat bonus "uang kost" ini ceritanya....
Pak Mamat mau training Selina, ya? 😂😂😂😂
And Selina... Selamat threesome lagi, ya... Hahaha...
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Asyik.... Selina dapat "Pelanggan" pertama....
Hidup Pak Mamat!!!!
 
Wah, ane baru pulang rumah dengan kondisi letih lesu lelah.
Liat notif semprot ada suhu @thanosduh update 6,1 k words, ane langsung semangat kembali seperti habis ngopi 3 shot espresso :bacol: :kopi:

Gokil hot banget pas main sama si kakek tukang sapu! :tepuktangan:Ngewek dengan role play. Gila asli ngaceng max pas baca SSnya.

Abis ini bapak kos kebagian jatah nih. :D

Thanks updatenya hu. :beer:
 
Bimabet
Part 13 is fucking awesome! That firm tits and pink nipple is lovely :genit::nenen:
And the role play sex is amazing!
Pak Mamat benar-benar puas kali ini bisa keluarin dalam memek Selina.
Waiting for the gangbang in the kost :panlok1: thanks suhu for update
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd