Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Selina, Amoy Petualang Seks [Update 11 Maret 2024 Page 318

Bimabet
Part 14

Dengan seenaknya Pak Mamat membuka pintu hingga terbuka setengahnya. Pria bernama Pak Sugeng ini pun jadi bisa melihat diriku yang sedang duduk di ranjang sambil menggunakan selimut menutupi tubuh telanjangku. Pak Sugeng ini seorang pria paruh baya dengan badan tinggi tapi sangat gemuk dan berkulit coklat kehitaman.

“Wah Mat, siapa ni neng geulis di ranjang?”,tanya Pak Sugeng dengan mata melotot melihatku yang tertutup selimut ini.

“Hehe, gebetan gue pak. Cantik kan? Amoy loh. Hak hak.”, jawab tukang sapu sekolahku ini dengan sembarangan.

“Ah boong lu. Gak mungkin kakek tua kayak lu bisa dapatin ni cewe. Pasti lu pake pelet yak?”, tanya Pak Sugeng penuh selidik.

“Haha, bukan gebetan. Tapi cuma pecun gue. Baru aja abis ngewe kami.”, jawab Pak Mamat seenaknya mengatakan aku adalah pelacurnya.

“Wuih mantep pecun lu. Koq bisa lu bayar pecun amoy secantik gini? Duit dari mana? Uang kos malah nunggak. Kampret lu.”, ucap Pak Sugeng dengan nada ketus.

“Hehe, ada deh. Gimana kalo iuran kos ane bayar pake pecun ini?”, tawar Pak Mamat kepada bapak kos. Aku sontak melotot menatap Pak Mamat.

“Seriusan lu Mat?”,tanya Pak Sugeng.

“Iya dong. Eh bentar ya gua ngomong dulu ke ni amoy.”, jawab tukang sapu sekolahku sambil berjalan mendekatiku di ranjang.

Ketika sampai di ranjang Pak Mamat pun berbisik di dekat telingaku, “Nah neng layanin dia ya. Ingat, saya punya video bokep neng. Kalo nolak, bakal saya sebar neng.”.

Aku hanya bisa kesal dan terdiam mendengar ucapan bandot tua ini yang kurang ajar dan melecehkanku itu. Sungguh brengsek Pak Mamat menjadikanku sebagai bayaran untuk iuran kosnya. Tapi ancaman Pak Mamat membuatku tidak berdaya. Aku tidak punya pilihan selain menjadi pemuas nafsu bapak kos ini.

“Gimana neng?”, tanya Pak Mamat yang melihatku terdiam merenung ini.

Aku yang tidak berdaya ini pun mengganggukkan kepalaku dengan lemah sebagai tanda bahwa aku setuju dengan perintah pak Mamat. Pak Mamat pun terlihat sumringah lalu kembali berucap, “Nah neng layanin dia yang mantap ya. Kalo dia tanya-tanya, neng boong aja seolah-olah neng itu pelacur highclass yang bapak sewa. Bilang aja duitnya Pak Mamat nemu di jalan. hak hak hak.”.

Mendengar itu, aku hanya pasrah menjawab pelan, “Iya pak..”.

Pak Mamat lalu menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh bugilku sehingga Pak Sugeng bisa melihat dengan jelas. Aku yang sedang duduk dengan kaki agak melebar itu melihat vaginaku yang tanpa rambut dan ada ceceran sperma hasil persenggamaan dengan Pak Mamat. Kuambil tisu di meja dan melap vaginaku.



Kemudian Pak Mamat berjalan ke Pak Sugeng yang sedang berdiri di luar kamar kos ini.

“Nah pak, udah siap si amoy ini. Mau main disini?”, ujar Pak Mamat.

Kulihat Pak Sugeng melihat-lihat kamar Pak Mamat mendengus dan berkata, “Huh, kagak lah. Kamar lu jorok gini. Mendingan di kamar gua aja.”.

“Siap bos yang penting iuran kos bulan ini lunas ya. Hak hak. Silakan menikmati.”, timpal Pak Mamat cengengesan.

Aku lalu bangkit dari ranjang dan memungut pakaianku. Segera kupakai pakaianku di hadapan dua pria tua ini. Mata mereka melotot melihat tubuhku yang putih mulus, terutama Pak Sugeng karena sepertinya ini pertama kalinya ia melihat tubuh gadis keturunan sepertiku.

“Wuihhhh badan amoy emang beda ya. Bening banget. Mantap. Hehe.”, ucap si bapak kos mesum dengan muka mesumnya sambil terkekeh.

“Hehe, bakal puas dah lu pak.”,ucap Pak Mamat terkekeh.

Setelah berpakaian, aku pun berjalan keluar dari kamar kos Pak Mamat dan mengikuti Pak Sugeng yang berjalan di depanku. Tidak lama kami pun sudah tiba di kamar Pak Sugeng yang terletak di lantai dasar kos dan posisinya di bagian belakang gedung kostan ini.

Pintu kamar ini pun dibuka dan masuklah kami ke ruangan yang cukup luas ini. Mungkin ada 3 kali luas ruangan kamar Pak Mamat. Dan perabotannya bagus serta tertata rapi. Ada sofa juga di ruangan ini. Dan ada semacam dapur mini juga di pojok ruangan. Ranjang yang cukup besar terletak di ujung kiri kamar. Kamar ini mirip seperti apartemen studio. Tidak heran karena ini adalah kamar si pemilik kos.

Kulihat Pak Sugeng menutup pintu dan menguncinya.

“Nah, kenalan dulu ya neng. Nama bapak Sugeng. Hehe.”, ucap Pak Sugeng sambil memegang tanganku. “Nama neng siapa?”,sambungnya.

“Namaku Lala pak.”, aku berbohong mengenai namaku karena memang aku akan berpura-pura sebagai pelacur.

“Wah, nama yang indah, Lala, kayak orangnya. Hehe.”, timpalnya.

“Makasih pak.”,balasku sambil tersenyum manis.

“Eh beneran ni kamu pelacur yang disewa sama si Mamat?”, tanya Pak Sugeng.

“Iya pak.”, ucapku walau dalam hati agak jengkel terpaksa harus berpura-pura menjadi pelacur.

“Kamu masih muda ya. Umur berapa La?”, tanyanya lagi.

“20 pak.”,jawabku singkat.

“Wah gila duit dari mana ni si Mamat bisa sewa perek semuda dan secantik lu. Lala mah pasti mahal sewanya nih.”, gumam Pak Sugeng sambil geleng-geleng.

“Hehe, tanya ke pak Mamat aja.”,ucapku sambil tersenyum lagi. Dalam hati aku berpikir, gila juga siapa juga yang mau melayani Pak Mamat. Huh, ini juga karena diancam.

“Haha, nanti aja dah. Yuk sekarang kita mandi dulu ya biar segar. Tadi abis main sama si jorok itu soalnya.”,ucap Pak Sugeng.

Aku pun segera menelanjangi diriku diikuti Pak Sugeng. Kulihat tubuhnya yang coklat kehitaman dan sangat gendut dengan perut buncit yang besar. Sungguh fisiknya sangat tidak enak dilihat. Di bawah perut buncitnya itu ada penisnya yang sudah setengah ereksi karena terangsang dengan tubuh mulusku. Penisnya cukup panjang dan tebal dengan urat-urat menghiasi permukaan batangnya.

Melihat penis pria paruh baya ini membuat vaginaku berdenyut. Oh, sepertinya pengaruh obat perangsang dari Pak Mamat tadi masih ada. Apalagi Pak Sugeng meremas-remas buah dadaku dengan gemas. “Toket Lala sempurna. Bulat padat gini. Pentilnya warna pink gini. Baru kali ini bapak liat toket sebagus ini.”, puji Pak Sugeng yang terus memainkan payudaraku dengan kedua tangannya. “Ssshhh… makasih pak..”, timpalku yang mulai menikmati rangsangan di dadaku. Putingku sudah tegak dan keras karena aku sudah horny.



Setelah puas menggerayangi dadaku, lalu ditariknya tanganku untuk mengikutinya berjalan ke kamar mandi yang terletak di pojok kanan ruangan kamar ini. Kamar mandinya cukup luas dan juga bersih. Kelihatan bapak kos ini memang orang yang suka kebersihan. Kami pun kini sudah masuk ke dalam bilik shower yang ukurannya masih pas menampung kami berdua.

Dinyalakannya air shower sehingga tubuh kami pun sudah basah. Lalu Pak Sugeng mengambil sabun cair dan dituangkan ke tangannya. Kini tangannya yang sudah berbusa itu pun mulai diarahkan ke punggungku. Badanku tidak ada yang luput dari tangannya itu. Payudaraku sesekali diremasnya membuatku dengan cepat dilanda gairah.

Aku pun dengan nakal mengambil sabun dan membersihkan penis Pak Sugeng. Kukocok-kocok penis hitamnya itu yang makin mengeras dan memanjang.

“Uh mantep tangan amoy.. halus.. ohh..”,ceracau Pak Sugeng menikmati tanganku yang sedang memanjakan penisnya.

Kini tangan kanan Pak Sugeng sudah membelai-belai vaginaku yang hampir tanpa rambut itu. Payudaraku juga masih diremas oleh tangan kirinya dan sesekali ia memelintir puting susuku. Buah dadaku tampak mengkilat karena basah oleh air. Pentil merah mudaku juga sudah mancung karena dimainkan terus.

Sesi mandi bersama ini mulai berganti jadi saling rangsang. Aku yang sudah horny pun dengan nakal menjilat puting susu Pak Sugeng yang hitam. Berhubung memang Pak Sugeng ini orangnya tinggi sehingga posisi kepalaku tepat di bahunya.

“Ohhh enak Lala.. terus..”,ucap si bapak kos keenakan.

Kini jari-jari Pak Sugeng mulai mengorek liang vaginaku seolah sedang membersihkannya. “Mmhhh… mmmmhh..”, lenguhku yang sedang menghisap pentil susu Pak Sugeng.

Aku yang memang sudah dikuasai birahi ini pun melepas kulumanku di dada Pak Sugeng dan segera memagut bibirnya. Kami berciuman dengan liar di kamar mandi ini. Lidahku dan Pak Sugeng saling belit di dalam mulutku. Frenchkiss ini begitu panas di tengah terpaan air shower yang dingin. Kami saling berpelukan di bawah siraman air shower. Si bapak kos ini meremas-remas bongkahan pantatku dengan bernafsu.

5 menit kemudian kami pun menyudahi acara mandi yang sensual ini. Air shower pun membasuh tubuh kami yang penuh sabun. Vaginaku dan penis si bapak kos juga disembur dengan air shower hingga bersih.

Pak Sugeng yang sudah tidak sabar pun segera mengajakku keluar dari kamar mandi. Dibaringkannya tubuhku di atas kasur. “Wah memang sempurna badan lu Lala. Takjub bapak.”, ucapnya dengan mata berbinar memandangi tubuh polosku ini.

Lalu Pak Sugeng menciumi tubuhku yang putih mulus ini dimulai dari telingaku dan pelan ke pipi. Lidahnya lalu merayap turun ke leherku yang jenjang. Dicupangnya dengan pelan leherku itu lalu perlahan terus mengarah ke bawah ke dadaku.

Gundukan dadaku dijilat-jilatinya dengan nafsu dan lalu mengarah ke pentil susuku yang berwarna merah muda. Dengan bernafsu dicaploknya puting kiriku dan digigit pelan membuatku menggelinjang. “Ssshhhhhh pak…”,gumamku sambil memejamkan mataku meresapi rasa nikmat ini. Terasa putingku makin mengeras akibat rangsangan mulut Pak Sugeng.

Puas dengan puting kiri kini mulutnya berpindah ke yang sebelah. Puting susuku dihisap-hisapnya dengan kuat seperti ingin menyusu. Sambil menyusu tangannya meraba-raba perut dan pahaku. Kini payudara dan putingku sudah basah oleh air liurnya.

Kemudian si bapak kos ini menjilati bagian bawah susuku dan lalu turun ke perutku yang rata. Dijilat-jilatnya beberapa kali di area pusarku sebelum mulai mendekat ke area kewanitaanku.

“Bapak pengen jilat memek lu ya La.”,ucap Pak Sugeng sambil mendekatkan kepalanya ke vaginaku.



“Wah mulus banget memek Lala. Bapak suka.”,ucapnya lalu mulai menjilati bibir vaginaku.

Lalu Pak Sugeng menggunakan jarinya menguak bibir vaginaku hingga terlihat bagian dalamnya yang berwarna merah muda. "Wuih pink mekinya. Beneran dah ini indah banget. Mahasiswi kos sini gak ada yang kayak punya Lala." Dengan takjub Pak Sugeng mengomentari bagian dalam vaginaku.

Dengan bernafsu Pak Sugeng segera menjilati bagian dalam memekku itu dengan rakus. Lidahnya bergerak lincah merangsang memekku. Dengan cepat vaginaku sudah mulai dibanjiri cairan cintaku.

Aku yang mendengar ucapannya barusan jadi mengira-ngira kalau Pak Sugeng sudah pernah mencicipi gadis-gadis yang ngekos disini. Jujur ini membuatku jadi penasaran dan segera bertanya.

“Sssshh… ahhh pak.. emangnya udah pernah.. ngghh.. liat memek cewe kosan?”, tanyaku di sela desahanku.

Pak Sugeng menghentikan sejenak jilatannya dan menjawabku, “Hehe, udah dong La. Biasa lah mahasiswi yang idupnya boros seringkali gak bisa bayar iuran kos. Nah, jadinya diganti pake memek. Hahaha.”. Pak Sugeng tertawa bangga saat menjelaskan hal itu padaku. Oh, pantas saja ia begitu lihai memainkan tubuh wanita.

Setelah itu Pak Sugeng kembali membenamkan kepalanya di selangkanganku. Lidahnya kembali sibuk menjilati memekku yang terus mengeluarkan cairan cinta. Tidak hanya itu, Pak Sugeng juga menusukkan jarinya dan mengobel vaginaku. Terdengar suara kecipak air saat jarinya sedang beraksi.

Begitu nikmatnya jilatan lidah dan permainan jarinya di area kewanitaanku membuatku menggelinjang kuat. Efek obat perangsang membuat gairah seksku makin menggebu-gebu.

“Aaahhhhhh pak Sugeng.. enak pak..terus.. ahhh…”,lenguhku yang menikmati rangsangan lidah si bapak kos di organ intimku.

Kini lidahnya sudah mengais masuk ke liang vaginaku yang sudah basah ini. Oh, harus kuakui sungguh nikmat permainan lidah Pak Sugeng. Dari para pejantan yang pernah menikmati tubuhku baru kali ini aku mendapatkan nikmat luar biasa dari oral sex di vaginaku. Sepertinya ia memang sudah berpengalaman memainkan tubuh gadis muda. Entah sudah berapa banyak gadis yang ngekos disini yang dinikmatinya.

‘Sllurrrrppppp… sllrrrppppp…sllrrrppp’ suara hisapan dan jilatan si pria gendut ini di liang kewanitaanku.

Klitorisku yang sudah tegang itu disentil-sentilnya dengan lidahnya membuat tubuhku makin blingsatan tidak karuan seperti tersetrum. Tubuhku terus bergerak-gerak dengan liar di atas ranjang ini. Kedua pahaku mengatup menjepit kepala Pak Sugeng seolah tidak mau Pak Sugeng berhenti menjilat vaginaku.

“Nngghhhhhh.. oohhhhh pak.. iyahh.. sshhhhhh..”,terus-terusan aku mendesah keras sambil merem melek akibat serbuan lidah pak Sugeng di memekku.

Kurang dari 5 menit kemudian aku sudah orgasme hasil dari kelihaian lidah bapak kos ini. Tubuhku mengejang keras sampai badanku agak terangkat sedikit hingga tubuhku agak melengkung. Kedua kakiku yang tadinya mengapit kepala Pak Sugeng terlepas dan agak membuka serta beberapa kali bergetar-getar. “Ooooohhhhhhh pak!”, aku melenguh keras melampiaskan nikmat orgasme ini.

‘Slllrrrrppppppppp..sllrrrrppppp..’ suara mulut Pak Sugeng yang rakus menyedot habis lendir orgasmeku.

“Peju amoy enak.. gurih.. hehe..”,timpalnya sambil menatapku yang sedang mengambil napas.

“Nah sekarang Lala sepongin kontol bapak ya.”, perintahnya yang segera kuturuti. Kudekatkan kepalaku ke selangkangannya dan segera kujilat kepala kontolnya yang disunat itu. Ukuran penis Pak Sugeng ini dari segi panjang biasa saja tetapi diameternya paling lebar yang pernah kujumpai. Kumasukkan penisnya ke dalam mulutku. Tebalnya penisnya ini membuat mulutku terasa sangat penuh.

“Ooohhhhh mulut Lala mantap.. ahhh.. iya terus.. sepong kontol bapak..”,ceracau Pak Sugeng.
Mendengar itu membuatku makin semangat memblowjob penis si pria paruh baya ini. Tangan kiriku kuarahkan ke testisnya dan kubelai-belai dengan lembut.

“Ahhh mantep servis lu.. emang udah pro ya Lala.. uhhh..”, ia terus melenguh keenakan sambil meremas kepalaku.

Kini kuhisap bagian kepala penisnya sambil mengocok penis Pak Sugeng dengan tangan kananku. Kukocok dengan cepat, membuat bapak kos ini melenguh keenakan. Tangan kiriku masih memainkan biji pelirnya.

Lenguhan Pak Sugeng makin keras sampai akhirnya ia menghentikan seponganku dengan menahan kepalaku. “Udah cukup Lala sepongnya, yuk kita ngentot. Bapak gak sabar lagi. Belum pernah main sama amoy soalnya.”, ucapnya sambil memposisikanku menungging. Ia ingin mulai dengan doggy style rupanya.

Aku yang sudah menunggingkan pantatku ini dengan nakalnya menggodanya dengan menyentuhkan pantatku yang bulat ini ke penisnya yang sudah tegak itu. Aku yang sudah bergairah ini memang tidak sabar menunggu penis Pak Sugeng untuk segera memasuki lubang vaginaku dan memberiku kenikmatan.

“Hehehe, dah gak sabar ya La?”, tanya Pak Sugeng sambil terkekeh.

“Iya pak, masukin kontol bapak ke memekku.”, pintaku sambil menatapnya dengan senyum nakal.

“Sip, bakal bapak bikin kamu jerit nikmat.”, Pak Sugeng menimpali.

Aku merasakan perut buncit Pak Sugeng menyentuh bongkahan pantatku. Penisnya digesek-gesek sejenak di bibir vaginaku sebelum ia lalu mulai mencoba mencoblos vaginaku. Beberapa kali ia mencoba tapi masih agak kesulitan karena memang diameter penisnya yang tebal. Lalu ia menggunakan jarinya untuk merenggangkan vaginaku sambil mendorong penisnya untuk masuk ke liang kemaluanku.

Oh, terasa begitu penuh memekku akibat tebalnya kontol Pak Sugeng. Bahkan aku sampai membelalakkan mata menahan rasa nyeri ketika penis si bapak kos ini memasuki vaginaku. Penis hitam yang tebal miliknya benar-benar membuatku serasa diperawani. Kurasakan bibir vaginaku seperti tertarik masuk saat ia sedang mendorong penisnya masuk ke dalam liang senggamaku. “Ughhhhh pak.. pelan-pelan.. kontol bapak besar..”,pintaku sambil menahan nyeri di kemaluanku.

“Ohhhh iya.. gila nih.. sempit banget memek lu.. apa memek amoy emang gini ya.. arghhh.. asoy.. enaknya..”, ceracau Pak Sugeng yang sedang menikmati sempitnya memekku. Ia mendiamkan penisnya yang baru masuk setengahnya itu selama beberapa menit. Setelah itu barulah ia mulai mendorong pinggulnya lagi. Penisnya pun perlahan tapi pasti mulai menyeruak masuk ke memekku yang sudah terlumasi oleh cairan cintaku.

‘Bles’, oh, penisnya kini sudah seutuhnya tertanam di lubang vaginaku. Kurasakan begitu penuh memekku oleh kontol si bapak kos ini. Otot vaginaku seperti mencengkram penis tebal milik Pak Sugeng ini. Walaupun panjangnya tidak wah tapi diameternya ini yang sungguh tebal.

Sekitar 5 menit membiarkanku beradaptasi dengan ukuran penisnya, kemudian ia mulai memompa memekku. Awalnya sodokannya masih dengan tempo lambat, mungkin karena ia tidak ingin buru-buru keluar. Ah, sungguh nikmat sensasi vaginaku yang penuh sesak oleh penis hitam pria paruh baya ini.

Tidak lama kurasakan tempo genjotan penis Pak Sugeng makin cepat hingga menimbulkan suara khas dari tumbukan kulit kami.

‘Plak Plok Plak Plok’

“Ahhh ahhh ahhh ahhh..”, aku mendesah keenakan oleh hunjaman batang kejantanan Pak Sugeng di vaginaku.

“Uhh.. sempitnya.. mantep..ohh ohh..”, lenguh Pak Sugeng yang terus menyodokkan kontolnya itu.

“Nggg..enak kontol bapak.. ahhh.. terus.. yang kencang..nghh ahh ahhh..”, desahku yang sedang keenakan. Aku begitu larut dalam birahi persetubuhan interracial ini.

Tebalnya penis si pria gendut ini terasa menggesek dinding-dinding vaginaku saat ia terus memompa dengan tempo cepat. Ada sedikit rasa perih oleh gesekan itu walaupun kalah oleh rasa nikmat yang membuatku seolah terbang ke awang-awang.

Kurasakan buah dadaku yang menggantung ini diremas-remas oleh tangan kokoh si bapak kos ini. Dicubitnya puting susuku yang sudah sangat keras ini, membuatku makin liar mendesah.

Tidak sampai 1 menit kemudian aku sudah mencapai klimaks pertama dengan Pak Sugeng. “Ngghh pak.. ahh.. aa..ku.. keluar… aaahhhh.. aaaaahhhhhhhhhhh!”, jeritku saat sedang dilanda badai orgasme. Vaginaku berkedut menyemburkan cairan orgasme membasahi pahaku dan penis Pak Sugeng. Tubuhku mengejang-ngejang beberapa kali sebelum akhirnya aku ambruk menelungkup di atas kasur ini. Aku yang baru klimaks ini hanya bisa berbaring terengah-engah. Tubuhku dan Pak Sugeng sudah berkeringat akibat persenggamaan ini.

Sungguh orgasme ini begitu dahsyat kuraskan. ‘Plop’ , suara yang keluar dari vaginaku saat Pak Sugeng mencabut kontolnya. Lalu ia membalik tubuhku hingga telentang. Aku hanya pasrah saja sambil menatap pria paruh baya dengan tubuh gemuk ini sedang menyiapkan lagi penisnya untuk memasuki lubang nikmatku. Aku salut juga walaupun Pak Sugeng ini bertubuh gendut tapi stamina nya termasuk bagus. Perut buncitnya itu bersentuhan dengan perutku yang rata. Penisnya kini sudah kembali berada di selangkanganku dan mulai didorong ke arah lubang memekku.

Proses penetrasi kali ini lebih cepat dibanding saat pertama tadi. ‘Bles’, terasa penuh memekku disesaki oleh kontol hitam Pak Sugeng. Tanpa menunggu lagi, si bapak kos ini pun mulai menyodok-nyodok vaginaku dengan gencar. Kembali aku dibuat merintih-rintih oleh rasa nikmat dari penis perkasanya itu, “Oohhh pak.. ahhh ahhh ahhh.”.

Sambil menggenjot tubuhku, Pak Sugeng memainkan kedua payudaraku yang bergoyang-goyang seirama pompaan penisnya. Buah dadaku yang bulat putih dan dihiasi pentil pink ini diremas-remas dengan gemas dan agak kasar.

Oh, nikmatnya sodokan penis tebal Pak Sugeng. Gairah seksku yang kembali meninggi membuatku mengapitkan kedua kakiku ke pinggang si pejantan tua yang sedang memacu tubuhku ini. Ini membuat genjotan penisnya lebih terasa dalam menghunjam memekku.

Kini Pak Sugeng mendekatkan wajahnya ke mukaku dan segera memagut bibirku. Aku yang sudah birahi tinggi pun meladeni permainan bibirnya ini. Kami berciuman dengan hot sembari bersetubuh di atas ranjang kamar Pak Sugeng ini. “Mmmmmm… mmmmhhh… sllrrppp… mmmhhh..” suara ciuman kami yang panas ini cukup keras.

Kurasakan lagi gelombang orgasme mulai mendekat.. Kupeluk tubuh tambun Pak Sugeng dan makin menjepitkan kakiku ini. ‘crrrttt…crrrtttt..crrtttt..’, kembali vaginaku menyemburkan lendir orgasme untuk kedua kalinya di atas ranjang ini. “Mmmmhhh! Oooohhhhh!”, lenguhanku sempat teredam oleh ciuman kami sebelum aku melepaskan tautan mulut kami dan mendongak melepaskan lenguhan keras.

Kupikir Pak Sugeng akan segera orgasme ternyata belum. Wah, sungguh perkasa pria paruh baya ini. Padahal kuyakin ia merasakan jepitan memekku yang berkontraksi kuat saat orgasme. Tapi ia memang menghentikan genjotannya saat vaginaku mulai berkedut.

Sebelum Pak Sugeng sempat memulai lagi sodokan penisnya, tiba-tiba pintu kamar ini diketok dan terdengar suara Pak Mamat. “Pak Sugeng, ikutan dong. Jadi konak lagi nih mikirin bapak ngewek sama ni amoy. Hak hak hak.”, ucap Pak Mamat dari luar kamar.

Kulihat Pak Sugeng mendengus lalu mencabut penisnya dari vaginaku. Ia memakai handuk sebelum membukakan pintu kamar ini. Terlihatlah tukang sapu sekolahku dengan senyum mesumnya saat melihatku yang sedang terbaring telanjang bulat di atas ranjang ini.

“Ya udah, tapi gua masih belum beres ngentotin ni amoy.”, ujar Pak Sugeng sambil berjalan ke arah ranjang lagi.

Pak Mamat sambil terkekeh menimpali, “Gapapa pak. Saya boolnya aja. Hehe. Ni pecun suka koq disodok dua kontol sekaligus.”. Aku seharusnya merasa terhina dengan ucapannya itu tapi entah kenapa ada sensasi aneh membuatku makin bergairah. Sungguh akibat sering bercinta dengan dua pria begini membuatku berubah menjadi binal.

“Ngentot cewe barengan gini enak loh pak. Berasa lebih ngejepit memeknya ntar. Hehe.”,sambung Pak Mamat.

“Iye iye, apa kata lu dah.”, timpal Pak Sugeng yang kini naik ke atas ranjang dan memintaku menungging.

Kemudian Pak Mamat segera menelanjangi dirinya lalu berjalan mendekatiku. “Masih kuat kan moy ngelayanin kita? Haha.”,tanya Pak Mamat. Aku hanya diam dan menganggukkan kepalaku.

Tidak lama kembali penis Pak Sugeng yang tebal ini menyodok-nyodok memekku dari belakang. Tempo genjotannya mula-mula pelan dan makin cepat hingga menimbulkan suara kulit yang cukup keras.

Pak Mamat duduk di depanku yang sedang keenakan disetubuhi oleh si bapak kos. Kontol keriput dan beruban miliknya mengacung di depanku. Tahu yang si bandot tua ini mau, aku pun segera menjilati kepala penisnya dengan lidahku. Lalu kumasukkan ke dalam mulutku yang mungil ini. Penis si tukang sapu ini maju mundur di mulutku karena aku yang bergoyang seirama genjotan Pak Sugeng di belakangku. “Ahhh mantep sepongannya moy..”,ceracau Pak Mamat yang keenakan oleh servis mulutku.



Sambil menggenjot, Pak Sugeng juga meremas pantatku dengan gemas. Tangannya yang satu juga diarahkan ke buah dadaku yang menggantung dan memerahnya, menambah kenikmatan seks ini. "Nghhhh..mmmmmh...mmmm...", aku mendesah-desah walau teredam oleh penis Pak Mamat.

Sedang asyik-asyiknya kami bercinta, tiba-tiba ada telepon masuk ke HP Pak Sugeng. Ia pun mencabut kontolnya dan mengambil HP nya di meja lalu mengangkatnya. Dari percakapannya sepertinya itu istri Pak Sugeng. Setelah beberapa menit akhirnya Pak Sugeng menutup teleponnya. Selama menunggu Pak Sugeng ini, Pak Mamat meremas dan menyusu di kedua payudaraku. Aku yang memang menikmati kenyotan mulut ompongnya, membiarkan saja sambil kuremas rambut Pak Mamat yang sudah ubanan itu.

“Ah lagi enak-enak malah diganggu.”, gerutu Pak Sugeng.

“Siapa pak?”,tanya Pak Mamat.

“Bini kedua gua. Biasa, minta duit.”, jawab Pak Sugeng enteng.

“Enak ya pak punya bini dua. Dah gitu bisa nikmatin cewe lain. Hak hak hak.”,timpal Pak Mamat sambil tertawa norak.

Kini Pak Sugeng berbaring telentang di atas kasur ini lalu ia memintaku untuk menyepong penisnya yang sudah tidak terlalu keras lagi. Dengan segera aku pun memberikan blowjob pada penis hitam Pak Sugeng. Pak Mamat tidak diam saat aku sedang sibuk menstimulasi penis Pak Sugeng, ia dengan bernafsunya menjilati vaginaku dari belakang. "Mmmmhhh...mmhhhhh...",suara desahanku tertahan oleh penis Pak Sugeng. Kurasakan vaginaku makin banjir oleh cairan cintaku.

Saat sedang kusepong, Pak Sugeng memintaku untuk menggunakan buah dadaku menservis penisnya ini. "Lala, pake toket kamu dong jepit kontol bapak.",ucapnya. Tanpa perlu diminta dua kali aku pun kini menjepit penisnya diantara payudaraku. Lalu mulai kumaju mundurkan tubuhku sehingga Pak Sugeng keenakan. Si pria gendut ini melenguh nikmat, "Ahhh tetek kencang halus gini.. mantap..". Sesekali juga kukecup kepala kontolnya saat mendekati mulutku. 5 menitan kuservis, kurasakan penis Pak Sugeng sudah tegang maksimal maka aku pun menghentikan boobjob ini dan mulai menaiki tubuh Pak Sugeng yang berperut buncit ini.



Setelah mengarahkan vaginaku supaya tepat di atas selangkangan si bapak kos ini, lalu aku mulai menduduki kontol hitamnya ini. Masih agak sulit penisnya untuk memasuki vaginaku walaupun tidak sesulit saat pertama tadi. Pak Mamat membantuku dengan merenggangkan vaginaku. Kugenggam kontol Pak Sugeng saat aku menurunkan tubuhku. Akhirnya penisnya pun kembali amblas ke lubang kemaluanku.

Aku kini seperti koboi yang menunggangi kuda di posisi menaiki kontolnya si pria paruh baya ini. Dengan liar aku yang memegang kendali ini menaik turunkan tubuhku di atas tubuh gemuk Pak Sugeng. Pria gemuk ini mengerang-ngerang menikmati goyanganku.

Pak Mamat dengan penisnya yang baru setengah ereksi kini memintaku untuk menyepongnya. “Yuk moy.. sepongin punya bapak lagi..”,ucapnya sambil cengengesan.



Aku pun segera memegang penisnya itu dan kujilat kepala penisnya, membuatnya berceracau, “Uhhhh…mantep.. hisap moy..”. Segera kuturuti dan kulahap penisnya itu. Kemudian kumaju mundurkan kepalaku seolah mulutku sedang disetubuhi penisnya itu. Terasa rambut kemaluan yang beruban Pak Mamat menggesek mulutku saat aku menghisap hingga mendekati pangkal penisnya. Penis panjang tukang sapu ini sudah keras akibat rangsangan yang kuberikan.

Vaginaku terus disodok oleh Pak Sugeng walaupun dengan tempo sedang saja. Mungkin ia tidak ingin cepat-cepat keluar. “Mmmmhhh… mmmmmhh..”, lenguhku sambil terus memberikan servis oral pada kontol tukang sapu sekolahku ini. Pak Sugeng memainkan payudaraku dengan tangannya dan lalu menghisap kedua puting susuku bergantian. Dikenyotnya dengan kuat memberikan sensasi nikmat yang dahsyat di putingku yang memang sensitif ini. Begitu nikmatnya hingga membuatku makin liar memblowjob kontol Pak Mamat.



Pak Mamat yang merasakan nikmat melampiaskannya dengan meremas-remas rambutku. “Uhhh.. terus moy.. ohhh..”,ceracau si pria kurus ini sambil merem melek.

Sekitar 5 menit kemudian Pak Mamat pun menghentikan servis blowjobku pada penisnya. Lalu ia berjalan ke belakangku dan didorongnya tubuhku hingga aku menelungkup diatas tubuh Pak Sugeng. Sejenak Pak Sugeng berhenti memompa vaginaku selagi menunggu Pak Mamat menyodomiku.



“Cuih..cuihh…”, Pak Mamat meludahi tangannya lalu ia mengoleskan cairan ludahnya itu ke lubang pantatku sebagai pelumas. Walaupun aku sudah pernah beberapa kali merasakan anal sex, tetap saja saat-saat penis disodok ke lubang anus tetaplah menimbulkan rasa sakit. Sehingga aku pun bersiap-siap sebelum disodomi Pak Mamat.

Kurasakan jari-jari Pak Mamat melebarkan lubang anusku. Dan terasa penis si bandot tua ini bergesekan dengan bibir lubang pantatku. Setelah dirasanya sudah cukup, ia pun mulai mendorong pinggulnya sehingga penisnya mulai menyeruak masuk ke anusku. Kugigit bibirku saat mulai merasakan rasa perih walau tidak begitu hebat. Terasa penis Pak Mamat makin merangsek masuk ke lubang pantatku. Tidak lama penisnya pun sudah bersarang di anusku.

Maka sekarang dua lubang di bagian bawah tubuhku sudah terisi oleh batang kejantanan Pak Mamat dan Pak Sugeng. Untungnya mereka tidak langsung menggenjot dan masih membiarkanku untuk beradaptasi.

Kira-kira 3 menit kemudian, barulah mereka memulai sandwich sex ini. Setelah sempat mendiamkan sejenak penisnya, lalu Pak Sugeng yang pertama mulai memompa penisnya, diikuti oleh sodokan Pak Mamat di anusku. Secara bertahap genjotan mereka makin kencang sehingga tubuhku pun ikut terhentak-hentak diantara himpitan tubuh hitam mereka.

Lubang anusku terasa sakit setiap kali penis tukang sapu sekolahku keluar masuk dengan cepat. Dan adanya penis Pak Mamat ini membuat rongga vaginaku makin terasa sesak oleh penis tebal Pak Sugeng.

“Ohhh.. aahh.. ahhh ahhhh..”,desahanku yang sedang disandwich oleh dua pria tua ini.

Rasa sakit yang tadi ada di pantatku itu sudah hilang berganti nikmat yang tidak terkira. Terasa penuh bagian bawah tubuhku oleh dua kontol yang sedang keluar masuk di dua lubangku itu. Tubuhku hanya bisa mengeliat-liat pelan di dalam himpitan Pak Sugeng dan Pak Mamat.

Kulihat ke cermin besar yang terletak persis di samping ranjang ini. Apa yang tampak pada pantulan cermin in memperlihatkan sebuah pemandangan yang begitu kontras. Seorang gadis cantik dan muda berkulit putih mulus sedang disetubuhi oleh 2 pria tua berkulit hitam kasar dengan wajah yang jelek. Apalagi yang satunya kurus kerempeng dan satunya lagi sangat gendut. Pastinya yang melihat ini akan setuju bahwa rupaku dan dua pejantan ini bagai langit dan bumi.

“Uhhh bool sempit.. enakkk.. ahhhhh..”,ceracau Pak Mamat sambil meremas pantatku yang mulus ini.

“Ahhh yes.. terus pak.. sodok yang kencang..”, lenguhku yang sudah dikuasai birahi.

“Oohhh.. mantep juga main bertiga gini.. hehe.. makin sempit memeknya.. ”, gumam Pak Sugeng.

“Hak hak hak. Apa gua bilang. Lebih jepit ni meki kalo dua kontol masuk barengan gini. Uhh.. peret..”, ucap Pak Mamat sambil tersenyum bangga.

“Iya, ahh.. hebat juga ilmu ngewek lu Mat. Ga nyangka gua.”, timpal si bapak kos memuji Pak Mamat.

Pak Mamat hanya tertawa norak saja mendengar pujian Pak Sugeng. Mereka terus menggenjot tubuhku dengan tempo cepat. Pak Sugeng sambil terus memompa memekku, ia juga menghisap puting susuku dengan amat bernafsu. Disedotnya bergantian kedua pentilku itu dengan kuat, membuatku makin keenakan.

“Aaahhh pak.. iyahhh… sssshhh… enak… ohhh…”, rintihku dengan muka yang sudah sangat horny.

Tubuhku sudah sangat basah oleh peluh yang mengucur dari tadi. Kulitku yang putih ini jadi terlihat berkilat karena basah. Pak Mamat yang sedang menyodok anusku membungkukkan tubuhnya dan menjilat punggungku dan naik ke leherku. Badanku yang berkeringat itu dijilatnya dengan bernafsu lalu jilatannya sampai ke telingaku. Oh, sensasi geli karena ulah Pak Mamat menambah kenikmatan yang kurasakan.

Akhirnya tidak sampai 5 menit aku pun dilanda orgasme. Tubuhku berkelojotan dengan kuat disertai kontraksi di otot dinding vaginaku. “Ohh pak! Aaaaahhhhhhhhh!”, kulampiaskan nikmat orgasme ini dengan jeritan kuat.

Tubuhku pun terbaring dengan lemas diatas tubuh Pak Sugeng. Mereka menghentikan genjotannya saat aku mendapatkan orgasme. Tentunya karena kontraksi vaginaku membuat penis mereka serasa diperas kuat.

“Uhhh.. hampir aja crot gua..”,ucap Pak Sugeng.

“Ahh.. iya gua juga nih.. boolnya juara.. mau tukeran pak?”,tanya Pak Mamat.

“Gak ah. Gua gak demen bool. Jorok.”,jawab si bapak kos ini. Aku jadi lega Pak Sugeng tidak tertarik anal sex, karena penis nya yang tebal tentunya akan membuatku sangat kesakitan jika ia menyodomiku.

“Yuk mulai lagi kita ngentotnya. Hehe.”,ajak Pak Mamat dengan muka menjemukan.

Aku yang sudah kelelahan ini pun meminta untuk istirahat sebentar. “Pak, aku capek banget.. istirahat bentar ya..”.

“Aduh Lala. Jangan gitu dong. Kita kan belum crot. Nanti bapak kasi bonus deh.”, protes Pak Sugeng.

Pak Mamat tampak diam sejenak mendengar ucapanku dan sepertinya ia segera mengerti karena tahu aku menyamarkan nama asliku. “Wah neng Lala capek ya. Gimana kalo minum air dulu biar segar lagi.”,ucap si tukang sapu tua ini. Lalu Pak Mamat mencabut kontolnya dari liang analku dan berjalan ke arah dispenser. Aku yang kelelahan masih tetap berbaring di tubuh Pak Sugeng yang masih pelan-pelan menggenjotku.

Tidak lama Pak Mamat sudah datang membawakan air untukku. Aku yang memang lelah dan merasa gerah ini pun segera meneguk habis air yang Pak Mamat berikan. Pak Mamat mengamatiku sambil tersenyum penuh arti.

Setelah minum aku kembali berbaring. Tapi beberapa saat kemudian kurasakan tubuhku jadi panas dan nafsu birahiku kembali naik tanpa terkendali. Oh, Pak Mamat memberikan obat perangsang lagi padaku.

Lalu Pak Mamat segera mengocok penisnya supaya lebih keras lagi dan dengan cepat ia kembali memasukkan penisnya ke dalam lubang anusku. Kembali vagina dan anusku digenjot oleh mereka bersamaan. Obat perangsang ini membuatku tidak merasa lemas dan malahan makin haus akan kenikmatan.

Tubuhku yang terhimpit oleh mereka mengeliat dengan liar. Kugoyang pinggulku untuk menambah kenikmatan yang kudapatkan ini. Terasa makin dalam penis dua pejantan ini yang sedang memompa memek dan lubang pantatku.

“Aahhh ahh .. enak.. ahh terus pak! Sodok memek dan boolku.. Ohhhh.. yang kencang.. ahh iyahhh ahh ahhh!”, aku yang sudah diamuk nafsu birahi ini mendesah-desah dengan binal bagaikan pelacur benaran.

“Wah mantep Lala jadi joss lagi. Haha. Lu kasi minum apaan Mat?”, tanya Pak Sugeng.

“Hehe, biasa lah. Perangsang sama minuman enerji.”,jawab Pak Mamat sambil tertawa-tawa.

“Walah pantes aja jadi makin liar. Hahaha.”,timpal Pak Sugeng yang kini segera mengemut puting susuku yang mengacung menantang di depan mukanya itu.

Oh, aku makin terbuai oleh nikmat seks threesome ini. Ruangan ber-AC ini yang seharusnya dingin menjadi tidak terasa saking panasnya persetubuhan kami ini. Sprei kasur yang menjadi alas kami bercinta sudah sangat basah oleh keringat kami bertiga yang terus berpacu dalam birahi.

Beberapa menit kemudian aku yang terpengaruh obat perangsang langsung mencapai klimaks. Tubuhku bergetar-getar di pelukan Pak Sugeng yang sedang asyik menyusu di putingku. “Oooohhhhhhh aku nyampe! Fuck ahhhhhhhhh!!”,lenguhku sangat keras.

Tanpa memberiku waktu istirahat, mereka kembali memacu tubuhku dengan kesetanan. Aku kembali melenguh-lenguh dengan tubuh yang bergoyang seirama pompaan dua pria tua ini.

Baru 5 menit Pak Sugeng meminta ganti posisi. Ia ingin gaya anjing kawin. Akhirnya Pak Mamat dan Pak Sugeng mencabut penis mereka yang masih tegak dan kokoh. Lalu Pak Mamat yang kini berbaring di kasur dan aku berbaring telentang di atas tubuh si tukang sapu ini. Tanpa aba-aba segera dihunjamkannya lagi penis panjangnya itu ke liang anusku, membuatku agak terpekik kaget.

Lalu Pak Sugeng kini bersiap di selangkanganku dan mengarahkan kontolnya yang besar itu ke memekku yang sudah sangat basah. Beberapa detik kemudian, penisnya sudah berada di dalam lubang kemaluanku.

Kembali di posisi sandwich yang sedikit berbeda dari sebelumnya ini, aku digenjot oleh mereka berdua. Tempo sodokan mereka begitu cepat dan bertenaga. Sungguh rasa nikmat ini begitu dahsyat membuatku begitu tenggelam dalam birahi dan terus merintih-rintih.

Erangan dan desahan kami bertiga saling sahut menyahut di dalam kamar kos ini. Posisi kamar ini yang terletak di bagian belakang kos ini membuat suara kami hampir tidak mungkin terdengar oleh penghuni kos.

Dari belakang Pak Mamat menangkup buah dadaku dan meremas-remasnya dengan kasar. Sedangkan Pak Sugeng kini mengangkat tangan kananku lalu menjilati ketiakku dengan bernafsu. Jilatannya ini memberikan sensasi geli enak yang menambah kenikmatan yang kurasakan.

“Sssshhhhh ahhh iyahhh terus pak.. yang kencang… ohhh… nghhh!”, desahku.

Puas dengan ketiakku, Pak Sugeng kini menghisap puting susuku yang mancung. Disedotnya dengan kuat membuatku makin terbuai dalam nafsu birahi ini. Aku melampiaskan nikmat dengan meremas dan menekan kepala Pak Sugeng ke arah dadaku, seolah ingin ia terus mengenyot putingku.

5 menit kemudian akhirnya aku kembali mencapai puncak kenikmatan. “Ooohhhhhhhhhhhh..”, erangan nikmat yang keluar dari mulutku yang membentuk huruf O. Vaginaku berkedut-kedut saat menyemburkan cairan orgasme.

Pak Mamat menggeram dan terasa penisnya mulai berkedut-kedut. “Uhhhh! Bapak crot!!”,teriaknya sambil menghentakkan penisnya dalam-dalam ke anusku. Terasa hangat lubang pantatku yang disemprot oleh sperma si tukang sapu mesum ini.

Tidak lama berselang, giliran Pak Sugeng yang menembakkan air mani nya ke memekku. “Uhhhhh puas aku.. memek Lala juara!”, lenguh Pak Sugeng seraya menghunjamkan kontolnya dalam-dalam ke rongga vaginaku. ‘crot crot crot crot’, begitu banyak semburan spermanya di rongga vaginaku hingga tidak tertampung. Sperma Pak Sugeng meluber keluar dan membasahi sprei kasur ini.

Begitu panasnya persetubuhan ini membuat kami tidak menyadari kalau pintu kamar ini ternyata telah dibuka seseorang dari tadi. Aku terpekik kaget saat menoleh ke arah pintu karena melihat sesosok lelaki pendek berdiri di pintu kamar ini sedang menonton perbuatan mesum kami bertiga. Entah sejak kapan ia menonton persetubuhan kami.

Ia memiliki wajah yang sangat tidak enak dilihat. Jujur, membuatku bergidik ngeri..



~ BERSAMBUNG ~


NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS.
 
Terakhir diubah:
Woohoo...
Another player ready to join...
Selina.... Three holes at once...?
Ready or not here they Cum....
Hahaha
 
Damn! DP sex always super hot! :panlok2:

Now who is that ugly yet lucky bastard that watch them?
Selina gonna get 3 dicks! Nice! Last time Selina got gangbanged by 3 men is with Made In Japan penis. This time Made In Indonesia. :konak:

Thanks suhu updatenya. Terbaik dah :beer:
 
Si otong ga bisa sabar huuuuu cepaaats udah mau keluar croooot hahahaha

Dah update ni hu. hahaha
semoga keburu ;)

Woohoo...
Another player ready to join...
Selina.... Three holes at once...?
Ready or not here they Cum....
Hahaha

haha :D
Selina or Lala must be ready.

Hemm.. ane ikutan bergidik jg o_O

haha bisa aja hu ;)

Damn! DP sex always super hot! :panlok2:

Now who is that ugly yet lucky bastard that watch them?
Selina gonna get 3 dicks! Nice! Last time Selina got gangbanged by 3 men is with Made In Japan penis. This time Made In Indonesia. :konak:

Thanks suhu updatenya. Terbaik dah :beer:

Made In Japan penis. Nice one hu :D
sama2 hu

hehe siapakan cowok baru itu?
4P?
teruskan
obatnya masih kuat :p

hehe, stay tune hu
kalo masih nungguin bakal lanjut :cool:

Selalu berkualitas tinggi memang update cerita dari suhu @thanosduh ini, Makasih updatenya suhu

thanks hu pujiannya :)

Tambah lgi pemain baru....wah ide nya cemerlang

thanks hu :beer:
 
Makin banyak makin hot ... mantap hu...crotzzzz maximal.... terimakasih suhu...
 
Well "Lala..."
Jangan pilih pilih "client" ya, hihihi...

A tall thin man, a fat man, a dwarf... And more "energy drinks"

"Lala " will be very busy...

Jadi kebayang...
Mamat the Pimp presents...
Lala the slut...

Dan kost Pak Mamat jadi tempat jualannya Lala, 😁😁😁
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd