Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Selina, Amoy Petualang Seks [Update 22 Mei 2024] Page 334

Part 15

Aku terpekik kaget saat menoleh ke arah pintu karena melihat sesosok lelaki pendek berdiri di pintu kamar ini sedang menonton perbuatan mesum kami bertiga. Entah sejak kapan ia menonton persetubuhan kami.

Ia memiliki wajah yang sangat tidak enak dilihat. Jujur, membuatku bergidik ngeri. Mukanya agak bopengan dengan bibir sumbing. Matanya besar dan melotot saat melihat ke arah kami, terutama ke tubuhku yang sedang telanjang ini. Tubuhnya sangat hitam sepertinya karena terbakar matahari.

“Eh, Ugi. Masuk cepat dan tutup tu pintu.”,ucap Pak Sugeng ke lelaki pendek itu. “Huf, untung ni ponakan gua yang masuk. Bego lu gak kunci tu pintu Mat.”,ucapnya lagi dengan mendengus kesal.

“Hehe, maap maap pak Sugeng. Tadi dah gak tahan soalnya.”, timpal Pak Mamat cengengesan.

Si Ugi pun berjalan mendekati kami dengan mata yang terus saja menatap tubuhku. Aku yang sedang kelelahan setelah digarap oleh dua bandot tua ini pun tidak peduli dan terus berbaring.

“Wah wah si Ugi kayaknya pengen juga tuh Pak. haha”,ucap Pak Mamat.

“Hmmm, lu mau ngewek sama ni pecun Gi?”, tanya Pak Sugeng pada keponakannya.

Si Ugi dengan muka masih bengong berucap pendek, “Uuu..E..gi… ma..u..”. Suaranya agak sengau karena bibirnya yang sumbing dan ia bicara terbata-bata, sepertinya memang ada kelainan pada Ugi. Sorot mukanya juga terlihat seperti bengong terus. Jangan-jangan si Ugi ini agak keterbelakangan mental.

“Ya udah lu sini naik ke ranjang. Puas-puasin dah sama ni amoy.”,ucap Pak Sugeng.

Aku sebenarnya jijik melihat si Ugi yang buruk rupa dan aneh ini. Tapi efek obat perangsang yang diberikan Pak Mamat masih kuat sehingga membuatku takluk pada nafsu birahiku.

Ugi pun mulai berjalan mendekat lalu naik ke atas kasur. Dipelototinya diriku dengan mata besarnya yang seperti akan keluar dari rongganya dan mulut yang menganga hingga ada air liur menetes keluar. Sungguh tidak enak dilihat si Ugi ini. Dan badannya sangat bau. Sepertinya ia jarang mandi. Bahkan pak Mamat yang tukang sapu masih tidak sebau Ugi ini. Hanya birahi yang tinggi lah membuat aku bisa tahan dekat-dekat dengannya.

“Lah koq dilihatin aja Gi! Grepe-grepe dong!”, hardik Pak Sugeng yang gemas melihat keponakannya ini.

“Jangan gitu pak Sugeng. Si Ugi mungkin lagi terpesona sama kecantikan Lala. Hak hak hak.”,ucap Pak Mamat sambil terkekeh.

Lalu si Ugi pun mulai menggerayangi tubuhku yang masih polos ini. Disentuhnya kulitku yang putih mulus dengan tangan kirinya yang kasar dan hitam. Diraba-rabanya dari kaki naik hingga ke selangkanganku. Tangan kanannya meraba-raba dadaku dan sesekali menoel puting susuku.

“Wahh.. me merah.. muda pen.. pentilnya.. ba.. ba..gus banget..”,ucap Ugi sambil terus meraba-raba tubuhku. Dipelintirnya putingku membuatku makin keenakan. Tangannya yang satu kini sudah mulai dimasukkan ke dalam liang vaginaku. Terasa makin basah saja vaginaku akibat permainan jari-jari mas Ugi.

Tubuhku yang terus dirangsang oleh Ugi ini membuatku makin horny. Obat perangsang ini benar-benar membuat gairahku begitu meledak-ledak, padahal aku sudah orgasme tadi saat disandwich oleh dua bandot tua itu. Tanpa bisa ditahan aku pun mendesah-desah, “Ssshhhh..ngghhhh…terus mas Ugi..”.

“Hehe, jago juga Ugi mainin tubuh cewe.”,komentar Pak Mamat yang melihat aksi Ugi.

“Jelaslah, gini-gini Ugi ini udah pernah juga nyobain mahasiswi yang kos disini.”,terang Pak Sugeng.

“Wah enak amat Ugi. Bagi-bagi juga pak ke saya.”,timpal Pak Mamat.

“Haha, liat lah ntar.”,ucap Pak Sugeng sambil berjalan ke arah dispenser dan mengambil minum.

Ugi terus melakukan fingering di memekku yang sudah sangat basah. Suara kecipak terdengar jelas saat jari-jarinya keluar masuk dengan sangat cepat. Walaupun tampangnya jelek dan seperti orang sakit jiwa tapi rupanya kekuatan fisiknya sangat hebat. Terbukti begitu cepat tangannya bergerak menstimulasi vaginaku.

Tidak hanya itu, kini Ugi menambah rangsangannya dengan mencaplok puting susuku yang sudah keras dan tegak ini. Dihisap-hisapnya dengan kesetanan seperti menyusu. Oh, begitu nikmatnya rangsangan di vagina dan pentil susuku. “Ssshhhh.. mas… enakk… ahhh… terus…sshhhh…”,desahku dengan mata terpejam.

Tidak sampai 1 menit kemudian aku pun orgasme hasil dari permainan jari Ugi. “Ngghhh.. Lala keluar mas! Ooohhhhhh!”, lenguhku keras. ‘crrrtt…crrrtttt…crrtt..’, cukup banyak cairan orgasmeku yang keluar dari liang nikmatku.

“Mantep Gi teknik kocokan jari lu. Ni amoy sampe kejang-kejang keenakan. Hak hak hak.”,puji Pak Mamat pada mas Ugi.

“U.. Gi.. se.. se.. ring.. lati.. han.. he he”,ucap mas Ugi.

Kini mas Ugi sudah berdiri dan melepaskan celana pendeknya berikut CD nya. Terlihatlah kemaluannya yang berkulit hitam dan penuh urat. Ukurannya sangat panjang padahal baru setengah ereksi. Aku begitu takjub akan kemaluan pria buruk rupa ini. Benar-benar sangat panjang. Bisa jadi ini penis paling panjang yang pernah kutemui.

“Se.. se.. po..ngin ya.. moy..”, pinta mas Ugi padaku.

Dengan segera aku pun menuruti kemauannya. Kugenggam penis panjangnya ini dan kugunakan lidahku untuk menjilat bagian kepala kejantanannya. Beberapa kali kusapu dengan lidahku membuat mas Ugi mengerang-ngerang keenakan. Diremas-remasnya rambut panjangku dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya memainkan payudaraku.

Sekitar 5 menitan kublowjob lalu mas Ugi meminta berhenti dan memberi kode untukku agar berbaring telentang. Aku yang memang sudah tidak sabar ingin disetubuhi penis panjangnya dengan segera berbaring di atas ranjang ini. Lalu kulebarkan kedua pahaku sehingga selangkanganku sudah terpampang jelas seolah siap disajikan untuk pejantan yang beruntung ini.

Mas Ugi melihat area kewanitaanku dan menjilat-jilat liang vaginaku beberapa kali sebelum ia mulai memposisikan batang kejantanannya. Aku pun bersiap menerima rudal pria hitam ini di memekku. Perlahan-lahan penis mas Ugi pun mulai mempenetrasi liang senggamaku.

‘Bles’, suara penisnya yang sudah amblas di memekku. “Aahh!”, aku agak melenguh saat penisnya masuk sampai mentok di vaginaku. Saking panjangnya tidak bisa masuk semua.

Tidak menunggu lama, mas Ugi pun mulai memompa vaginaku dengan kontol hitamnya itu. Pria bopengan ini menyodok-nyodok dengan tempo yang sangat cepat dan sangat bertenaga hingga menimbulkan suara keras pertemuan kulit kami. ‘Plak Plok Plak Plok!’

“Oohhh mas.. ahhh ahhh.. iyahhh.. terus… sodok yang kencang.. ahh ahhh!”, desahanku yang sangat menikmati disetubuhi olehnya ini. Mas Ugi seperti makin semangat mendengar desahanku ini, membuatnya makin cepat menggerakkan pinggulnya. Ahh gila, sungguh dahsyat kenikmatan yang diberikan oleh pria yang mukanya sangat jelek ini. Siapa sangka ia memiliki kemampuan bercinta yang sehebat ini. Gesekan-gesekan penis pria pendek ini makin lama makin cepat, menimbulkan rasa nikmat yang makin menggila.

Aku benar-benar sudah tidak bisa menahan diri dan terus merintih nikmat akibat digenjot oleh mas Ugi. “Aahhh ahhhh ahhhh terus mas! Yang kencang! Ahhh ahhh kontol mas enak ahh ahhh!”,ceracauku dengan keras sambil kuremas-remas sendiri kedua payudaraku dengan binalnya. Kupilin dan kutarik-tarik juga kedua puting susuku yang sudah mancung ini.



Pak Mamat tertawa-tawa melihatku yang jadi sangat binal karena diamuk oleh nafsu seksual dan meminta mas Ugi terus menyodokku kencang. Pak Sugeng juga sedang duduk menonton keponakannya yang buruk rupa dan berkulit hitam ini sedang bercinta denganku, seorang gadis muda keturunan dengan kulit putih mulus tanpa cacat. Pemandangan yang kontras itu pastinya membuat Pak Sugeng dan Pak Mamat yang sedang menonton akan berdesir darahnya.

Baru 5 menit disetubuhi mas Ugi aku kembali harus takluk. Tanpa bisa ditahan lagi, aku mencapai orgasme keduaku bersama keponakan bapak kos ini. “Aaaahhhhhhhhhhh!!!”,aku melepaskan lenguhan nikmatku dengan tubuh yang berkelojotan.

Mas Ugi menggeram seperti menahan nikmat saat penisnya seperti diremas-remas oleh dinding vaginaku yang berkontraksi saat orgasme. Dipeganginya pahaku dengan kedua tangannya yang kokoh. Akhirnya orgasmeku pun mereda dan mas Ugi kembali memacu tubuhku di posisi misionaris ini.

Baru 1 menitan mas Ugi ingin berganti posisi. Tanpa melepas penisnya dari vaginaku, ia menarik tubuhku keatas hingga kini kami menjadi duduk. Mas Ugi memangku tubuhku dengan penis yang masih menancap di liang kemaluanku. Tubuhnya yang pendek membuat kepalanya hanya sampai sedadaku saja.

Tidak lama kami sudah kembali berpacu dalam birahi. Ia menyodok-nyodokkan penisnya ke atas dan sebaliknya, aku juga aktif menaik turunkan tubuhku. Kupeluk tubuh mas Ugi sebagai pegangan saat bergoyang dengan liarnya. Sambil menggenjot, kedua tangan mas Ugi terus meraba-raba tubuhku terutama pantat dan punggung.

Aku yang mendesah-desah menikmati seks dengan mas Ugi menatapnya yang berada di pelukan tanganku ini. Ia yang sedang keenakan ternganga dan ada air liur menetes keluar dari mulut sumbingnya yang terbuka lebar itu. Memang sangat jelek si Ugi ini tapi untungnya ia begitu perkasa dalam bercinta.

Mas Ugi tiba-tiba menciumku dengan bibirnya yang sumbing. Dalam kondisi normal tentunya aku tidak akan mau dicium oleh pria bopengan dan berbibir sumbing sepertinya. Apalagi si Ugi ini bau mulutnya tidak sedap. Tapi karena aku sudah larut dalam birahi, maka kuladeni ciumannya dengan sangat hot. Lidah kami saling beradu dalam mulutku.

Saat kami sedang asyik berpacu dalam birahi, tiba-tiba Pak Sugeng bertanya, “Gimana Lala rasanya kontol keponakan bapak?”.

Aku melepaskan ciumanku dan mas Ugi, lalu dengan jujur menjawabnya, “Ahhh kontol mas Ugi enak.. panjang pak.. Lala sukaaa…ahhh ahhh ahhh.”

“Bukan cuma kamu aja La yang kepincut sama kontolnya Ugi. Banyak mahasiswi kosan sini jadi ketagihan dientot Ugi. Hahaha.”,timpal Pak Sugeng sambil tertawa.

“Wah siapa aja pak mahasiswi yang demen dientot?”,tanya Pak Mamat dengan muka mesumnya.

“Ya ada beberapa. Si Aulia, Intan sama Nini.”,jawab Pak Sugeng.

“Wah si Aulia kan mantap banget. Bahenol. Togenya bikin konak terus. Hak hak.”,timpal Pak Mamat dengan tawa noraknya.

Aku mendengar percakapakan dua bandot mesum itu sambil terus menikmati persetubuhan dengan mas Ugi. Tubuhku yang sudah mandi keringat terus bergoyang naik turun di atas pangkuan pria buruk rupa ini.

Melihat kedua buah dadaku yang berayun naik turun seirama gerakan tubuhku, mas Ugi pun jadi gemas dan meremasnya. Mulutnya pun kini menyosor menghisap pentil susuku yang mancung. “Ssshhhh.. ahh.. iyahh mas.. isap putingku.. ahhh ahhh..”, desahku menikmati kenyotan mulutnya di pucuk dadaku.

5 menit kemudian, mas Ugi kembali membaringkan tubuhku hingga berbaring telentang di atas ranjang ini. Di posisi konvensional ini aku kembali digenjot olehnya dengan tempo cepat.

Pak Sugeng yang sudah kembali sange menonton seks interracial ini pun naik kembali ke ranjang. Ia sudah melepas celana pendek dan dalamannya hingga penisnya yang belum ereksi ini menggantung di selangkangannya. Si bapak kos ini mendekatiku yang sedang berbaring dan duduk di sebelah kiriku. Ia lalu menyodorkan penisnya padaku. Tahu yang pria paruh baya ini mau, maka kugenggam penisnya dengan tanganku dan kusapu kepala penisnya dengan lidahku beberapa kali sebelum kuemut batang kejantanannya ini dengan mulutku.



Melihat Pak Sugeng yang menceracau keenakan, Pak Mamat yang juga sudah sange mendekatiku lalu berlutut di sebelah kiriku. Kini ada dua penis di kiri dan kananku, maka kugenggam dengan kedua tanganku dan kukocok-kocok. Dengan liarnya bergantian kusepong kontol-kontol hitam dua pria tua ini dengan mulutku yang mungil. Mereka mendesah-desah keenakan menikmati servis oralku.

“Uhhhhh.. hisap terus punyaku moy..oohh..”,ceracau pak Mamat sambil memegangi kepalaku seolah tidak ingin berhenti kublowjob.

“Gantian dong mat. Enak aja lu terus..”,protes Pak Sugeng yang ingin merasakan seponganku lagi.

Pak Mamat yang sebenarnya masih belum puas merasakan servis mulutku hanya bisa mendengus pelan tanpa berani membantah si bapak kos. Dilepaskannya pegangan tangannya di kepalaku.

Lucu juga melihat tingkah mereka yang memperebutkanku begini. Hihi. Maka aku pun kembali menghisap penis Pak Sugeng di sebelah kananku ini. Si pria paruh baya ini pun mengerang saat kontolnya kembali berada di dalam mulutku.

Pak Sugeng lalu agak membungkukkan badannya dan lalu mengarahkan kepalanya untuk mendekati payudara kananku. Mulutnya lalu mengenyot puting susuku yang berwarna pink ini. Dengan rakus mulutnya terus menyedot pentilku, membuatku makin merasakan nikmat. Sambil mengulum susuku, lidahnya juga menyentil-nyentil putingku.

Pak Mamat tidak mau ketinggalan dan ikutan mengemut puting susuku yang sebelah kiri. Dengan giginya yang sudah ompong ia menyedot-nyedot pentilku dan sesekali juga menggigit pelan. Ahh kenikmatan yang kudapat dari rangsangan di dua putingku ini sungguh membuatku serasa melayang. Ditambah lagi genjotan penis panjang mas Ugi di vaginaku. “Ahhh ssshhhh ahhh enak.. nghh terus entot aku.. hisap putingku.. oohh ahh ahhh!”, aku terus mendesah-desah dengan keras, melampiaskan semua rasa nikmat yang kudapat.

Mas Ugi terus menggenjotku dengan tempo cepat, membuatku terus diserang rasa nikmat ini yang mulai mengantarku pelan-pelan menuju puncak birahi. Apalagi tangan-tangan dua pria yang sedang kusepong tidak diam saja. Sambil menyusu, mereka menggerayangi tubuhku terutama buah dadaku dan perutku yang rata. Selain mengemut dengan mulut, puting susuku pun dipilin-pilin oleh jari mereka sehingga membuatku makin blingsatan.

Rangsangan di kedua putingku dan sodokan penis di memekku membuatku sangat keenakan sehingga sekitar 5 menit kemudian aku sudah hampir mencapai orgasme. Tetapi tiba-tiba Pak Sugeng meminta mas Ugi berhenti karena ia ingin menyetubuhiku lagi. “Gi, barengan aja kita enttoin Lala. Lu bagian boolnya ya Gi.”, ucap Pak Sugeng pada ponakannya itu. Mas Ugi pun menghentikan genjotannya dan mencabut penisnya lalu bergeser ke samping mempersilakan Pak Sugeng menyiapkan posisinya.

Pak Sugeng pun berbaring di sampingku dan lalu ia memintaku untuk menaiki tubuhnya. Kembali penisnya yang sudah keras pun tertanam di vaginaku di posisi Woman On Top ini. Lalu mas Ugi maju mendekat dan memposisikan penisnya di liang anusku. Pelan-pelan penisnya pun didorong memasuki anusku. “Arrgghhh.. pelan-pelan mas..”,pintaku saat terasa penisnya didorong ke lubang pantatku.

Pak Mamat hanya menonton saja saat Pak Sugeng dan mas Ugi sedang bersiap melakukan double penetration padaku. Setelah Pak Sugeng dan Mas Ugi mulai memompa penisnya barulah si bandot ini mendekatiku dan memintaku menyepongnya dari samping tubuhku. Aku yang sudah sangat bergairah pun dengan liar memblowjob penis tua si tukang sapu ini.

Tiga lubang di tubuhku kini sudah terisi oleh kontol-kontol hitam dan panjang. “Mmmhhh…mmmmhhh…mmmm..”, dari mulutku hanya terdengar suara desahan teredam oleh penis Pak Mamat. Pak Sugeng dan mas Ugi dengan gencar terus memompa penis mereka di lubang vagina dan anusku.

Efek obat perangsang ini membuatku tidak merasa kelelahan dan malahan makin bernafsu. Kenikmatan dari dua penis yang sedang keluar masuk di memek dan anusku ini membuatku akhirnya kembali mencapai orgasme.

Vaginaku berkedut-kedut kuat saat menyemburkan cairan orgasme membasahi penis Pak Sugeng dan mengenai pahanya juga. “Mmhh.. Ooooooohhhhhhhh!!!”, kulepaskan kulumanku pada penis Pak Mamat dan menjerit nikmat. Orgasme ini benar-benar meluluh lantakkan tubuhku. Aku pun terbaring lemas diatas tubuh Pak Sugeng yang terus menghunjamkan penisnya itu. Mas Ugi pun terus memompa penisnya di anusku tanpa ampun.

Aku yang masih lemas setelah orgasme hanya pasrah terombang ambing oleh sodokan-sodokan mereka yang bertenaga ini. Staminaku benar-benar sudah hampir habis karena disetubuhi non stop dari tadi. Hanya obat perangsang yang dicampur minuman energi saja yang membuatku belum pingsan.

Untung Pak Mamat masih berbaik hati dan hanya memintaku mengocok penisnya saja. Aku pun menggunakan tanganku memberikan servis handjob sebisaku.

Genjotan-genjotan di dua lubang bawah tubuhku ini menimbulkan sensasi nikmat yang membangkitkan lagi libidoku. Aku jadi ngeri apakah bisa bertahan untuk tidak pingsan jika nanti orgasme lagi.

Sekitar 10 menit kemudian terasa kontol mas Ugi di anusku berkedut. Tidak lama kurasakan semburan sperma nya memenuhi lubang pantatku. “Uuugghhhh! Bo..ol a.. moy i ni man.. man.. tap!”,ceracau Mas Ugi lalu mencabut penisnya dari anusku.

Setelah itu Pak Mamat yang sudah tidak sabar pun lalu buru-buru memasukkan penisnya ke lubang anusku. Kembali aku mendapat double penetration oleh dua pria paruh baya ini seperti tadi. Terasa penuh lubang memek dan anusku akibat dua kontol yang sedang menghunjam keluar masuk dengan cepat. “Ooohh oohhh ohhhh!”, hanya suara desahan itu yang keluar dari mulutku. Ah, birahiku sudah sangat tinggi dan tidak lama aku kembali merasakan desakan orgasme yang menguat.

Beberapa menit kemudian, Pak Sugeng menggeram dan menyodokkan penisnya dalam-dalam di vaginaku. ‘Crot crot crot’, beberapa kali penisnya menembakkan spermanya ke liang vaginaku.

Tidak lama giliran aku yang mendapatkan orgasme. “Nghhhhhh pak.. aku nyampe!!”, teriakku dengan wajah yang mendongak ke atas. Aku pun kembali roboh ke tubuh si bapak kos ini.

Pak Mamat masih terus saja memompa penisnya keluar masuk di lubang anusku dengan tempo cepat. Bahkan kini dipeganginya kedua tanganku hingga tubuhku agak terangkat. Melihat tubuhku yang tidak lagi menghimpitnya, Pak Sugeng pun beranjak dari bawah tubuhku dan pergi ke kamar mandi.

‘Plok Plak Plok Plak!’, suara tumbukan selangkangan Pak Mamat dengan kulit pantatku. Kini kembali dilepaskannya pegangannya pada kedua tanganku dan aku pun agak menelungkup di atas kasur dengan kedua tanganku menopang tubuhku. Diremas-remasnya payudaraku yang kini bebas menggantung dengan kuat.



“Ngghh.. ahh ahhh ahhh pak ahh ahh ahhh ahhh!”, aku mendesah-desah saat disodomi oleh si tukang sapu mesum ini.

“Gimana moy enak kan bool lu dientot pake kontol gua?”, tanya si bandot ini di sela genjotannya.

“Ahh iya enak pak! Terus pak.. entot boolku!”, ceracauku yang sudah dimabuk birahi ini dengan binal.

Sekitar 5 menit menggenjot lubang pantatku, tiba-tiba Pak Mamat mencabut penisnya dan lalu mengarahkannya ke memekku. ‘Bles’, penisnya kini sudah berpindah ke lubang vaginaku. “Hehe, bosan bool terus dari tadi. Bapak pengen memek lu sekarang. Hak hak.”,ucapnya sambil terkekeh.

Kembali ia pun menyodok-nyodok penisnya dengan tempo cepat di liang kemaluanku. Akhirnya 10 menit kemudian Pak Mamat pun orgasme. Dicabutnya penisnya lalu menembakkan pejunya ke atas bongkahan pantatku yang putih mulus. “Aaahhhh asoy.. puas banget main sama amoy..”,ucap Pak Mamat.

Selesai sudah persetubuhan dimana aku digangbang tiga pria. Aku begitu lelah dan badanku sangat lengket oleh keringat dan juga lendir hasil seks ini. Vaginaku belepotan lendir sperma dan cairan orgasmeku. Karena masih lelah kuputuskan untuk berbaring sejenak di atas ranjang ini untuk beristirahat.



Pak Sugeng sedang bersih-bersih di kamar mandi. Kulihat mas Ugi sudah berpakaian lengkap dan lalu berpamitan pada Pak Sugeng dan Pak Mamat untuk pergi membeli makan malam. Kulihat jam dinding di kamar ini ternyata sudah pukul 17:42.

Sekitar 5 menit kemudian Pak Sugeng sudah keluar dari kamar mandi. Pak Mamat pun mengajakku ke kamar mandi. “Yuk moy, biar bapak mandiin sini.”,ajaknya. Aku yang memang ingin mandi karena badan yang sangat lengket ini pun mengiyakannya.

Tidak lama kami sudah berada dalam kamar mandi. Air shower membasahi tubuh telanjang kami berdua. Pak Mamat dengan semangat mesumnya menyabuni tubuh putih mulusku. Kedua payudaraku yang paling lama jadi sasaran tangan-tangan jahilnya. Dielus-elusnya dengan tangannya hingga dadaku penuh busa. Putingku juga sesekali dicubit dan dipelintirnya membuatku agak mendesah pelan.

“Duh neng Selina binal banget tadi. Dah kayak pecun beneran. Hehe.”, bisiknya di telingaku karena masih ada pak Sugeng di kamar kos.

“Sssshh.. itu juga kan karna obat perangsang yang bapak kasi..”,timpalku sambil mendesah akibat rangsangan jari Pak Mamat di putingku.

“Nginap aja ya neng. Tidur sama bapak. Kita main sampe pagi. Hak hak.”,ucapnya dengan kurang ajar.

“Ga bisa pak. Selina ntar dicariin.”,aku menolak ajakannya yang gila itu.

“Hehe, ya uda dah. Kapan-kapan lagi ya neng kesini.”,timpal si kakek mesum ini.

“Gak janji ya pak. Ahh!”,ucapku dan melenguh karena jari Pak Mamat yang menyentuh klitorisku.

“Hehe, neng juga kan puas banget main sama bapak. Sampe crot berkali-kali.”, ucapnya sambil tertawa melihat reaksiku barusan.

Selesai mandi kami pun segera berpakaian. Pak Sugeng sedang duduk di sofa sambil menonton TV. Setelah melihatku berpakaian pak Sugeng pun mengambil uang di dompetnya dan memberikan beberapa lembar pecahan 100ribu kepadaku. Aku pun terpaksa menerimanya sambil berterima kasih karena memang masih berpura-pura menjadi pelacur yang baru melayani pelanggannya.

“Kapan-kapan bapak pengen booking kamu lagi ya La. Jarang nemu yang kayak kamu gini. Hehe.”,ucap Pak Sugeng sambil tersenyum.

Setelah itu, aku dan Pak Mamat kembali ke kamarnya karena HP dan tasku masih di sana. Sesampainya di kamar Pak Mamat, aku pun memintanya untuk menghapus videoku di hpnya. Dia hanya tertawa saja dan bilang ia tidak pernah memfoto atau mengvideokan diriku saat pesta seks di toilet sekolah. Aku yang merasa ditipu pun dengan kesal menatap si bandot cabul ini.

Kulihat jam sudah pukul 18:05. Akhirnya setelah sekitar empat jam berada di kosan ini untuk menjadi pemuas nafsu seks 3 pria, aku pun diizinkan pulang oleh Pak Mamat. Tapi gawatnya Pak Mamat memaksaku untuk pulang dengan memakai kostum polisi itu. Baju dan celanaku diambilnya. Parahnya lagi bra dan celana dalamku juga disitanya. Sungguh brengsek tukang sapu sekolahku ini.

Dengan mendengus aku pun melangkah pergi dari kamar Pak Mamat. Sambil berjalan segera kuorder taxi online untuk mengantarku pulang ke Condo. Tidak lama muncul notifikasi di HPku memberitahu bahwa aku sudah dapat taksi. Selagi menunggu taxi pesananku tiba, aku duduk di ruang tamu kosan Pak Mamat. Ada 3 orang mahasiswa yang sepertinya penghuni kos ini masuk ke dalam kos dan melewati tempatku duduk. Kulihat mata mereka melirik tubuhku yang terbalut kemeja ketat dan rok mini hitam ini. Mereka berbisik-bisik satu sama lain, sepertinya mengomentari diriku yang berpenampilan seksi ini. Bahkan aku mendengar kata “coli” dari salah satu mahasiswa itu yang cukup keras diucapkannya.



Walaupun mereka seperti melecehkanku dengan tatapan dan komentarnya, tetapi ada sedikit perasaan bangga saat mengetahui ada pria-pria yang tertarik pada tubuhku yang seksi ini. Anehnya aku juga merasakan sensasi terangsang mengetahui tubuhku jadi objek nafsu tiga mahasiswa itu. Kurasakan vaginaku agak berdenyut. Duh, sungguh gila. Aku benar-benar sudah jadi binal karena sering bercinta dengan pria-pria kalangan bawah seperti Pak Mamat. Apalagi Pak Mamat juga sempat “mengajarkan” padaku bercinta dengan role play. Ditambah lagi tadi saat aku berpura-pura menjadi pelacur dan melayani si bapak kos dan keponakannya. Benar-benar liar dan gila apa yang aku alami tadi.

Sekitar 12 menit kemudian, taxi onlineku pun tiba. Saking lelahnya aku sudah tidak mengecek nama sopir dan nomor plat mobil di aplikasiku. Aku dengan segera membuka pintu mobil lalu bertanya pada sopir apakah ini orderan atas nama Selina. Si sopir pun mengiyakan pertanyaanku.

Saat aku duduk di kursi belakang, si supir taxi menoleh untuk menyapaku. Ia cukup kaget dengan penampilanku. Pahaku yang putih mulus memang terpampang jelas karena rok kostum polisi ini sangat mini, apalagi saat aku dalam posisi duduk begini. Kemeja yang kekecilan ini juga menonjolkan buah dadaku yang memang termasuk besar.

Baru duduk tidak lama di mobil ini kurasakan mataku agak berat karena sangat lelah akibat persetubuhan non stop tadi. Akhirnya tidak sampai 5 menit kemudian aku sudah tertidur.

Entah sudah berapa lama aku tertidur saat tiba-tiba ada perasaan geli di pahaku. Sensasi geli tapi nikmat yang membuat darahku berdesir. Deg. Terasa ada tangan-tangan yang sedang mengelus kedua pahaku yang tidak tertutup rok. Elusan kedua tangan itu makin lama makin naik merayap mendekati bagian pangkal pahaku yang tertutup balutan rok mini ini.

Uh, sensasi geli nikmat ini makin lama makin kuat seiring tangan nakal ini yang terus meraba pangkal pahaku. Bahkan satu tangan kini berpindah ke atas dan meraba-raba buah dadaku yang masih terbalut kemeja biru. Tangan itu dengan nakalnya menekan-nekan ke area putingku yang sedikit tercetak di kain kemeja yang bahannya tipis ini.

Kini tangan yang bermain di pahaku itu pun sudah mendekati selangkanganku. Tidak lama tangan itu sudah tiba di area kewanitaanku. Terdengar suara kaget dari si pria saat merasakan permukaan kulit bibir vaginaku. Ia pasti tidak menyangka bahwa aku tidak memakai dalaman dengan rok seseksi ini. Pria yang sedang berbuat mesum padaku ini tentu saja adalah sopir taxi online yang kupesan.

Aku lalu membuka mata dan menatap si sopir taxi online di depanku ini. Ia adalah seorang pria paruh baya dengan kepala sudah agak botak dan kulit sawo matang. Tangannya masih berada di selangkanganku dan dadaku. Ia kaget melihatku terbangun dan lalu menutup mulutku dengan tangan kanannya yang tadi memainkan dadaku.

Lalu ia berkata, “Moy, jangan ngelawan ya. Bapak tau kamu pasti pecun kan. Pake kostum ginian, udah gitu gak pake dalaman gini. Mau ketemu pelanggan yang booking kamu kan?”

Aku terpaksa menggangguk mengiyakannya karena memang penampilanku yang sangat pantas disebut pelacur dibanding gadis baik-baik. Ini semua gara-gara si Pak Mamat, bandot kurang ajar yang memaksaku pulang dengan kostum polwan seksi dan tanpa dalaman.

“Disini jalan sepi ga ada yang lewat. nah, bapak gak mau main kasar. Bapak cuma pengen kamu layanin bapak aja. Bapak bayar deh tapi ya semampu bapak. Hehe.”,ucapnya lagi sambil melepaskan bekapan tangannya di mulutku.

Kulihat ke arah sekeliling mobil memang kami sedang berada di sebuah jalan buntu dan sangat sepi karena terletak persis di belakang sebuah gudang terbengkalai. Jadi memang hampir tidak ada yang lewat di jalan ini. Mobil ini masih dalam keadaan menyala dengan AC yang dihidupkan tapi kaca bagian sopir agak diturunkan sedikit. Lampu depan mobil dimatikan sepertinya supaya tidak memancing perhatian jika ada yang lewat.

Aku sebenarnya enggan melayani si sopir taksi online ini tapi aku tahu tidak mungkin bisa lolos dengan mudah. Maka aku pun terpaksa bernegosiasi dengan pria paruh baya ini. Ya setidaknya aku berharap tidak perlu sampai harus ngeseks dengannya.

“Saya sepongin aja ya pak. Soalnya saya udah ditunggu sama tamu saya.”, ucapku dengan membuat alasan agar ia mau jika kublowjob saja.

“Oke. Ya udah moy yuk sepong punya bapak. Dah konak.”,ucapnya sambil buru-buru melepaskan celana pendeknya berikut celana dalamnya. Terlihatlah penis si sopir taksi ini. Ukurannya standar saja dengan kulit agak gelap dan berurat. Penisnya sudah setengah ereksi karena dari tadi melihat tubuhku yang seksi. Lalu ia pun duduk di kursi tengah mobil Avanza ini.

Dengan segera kugenggam penisnya dengan tangan kananku lalu mulai kukocok-kocok. Terasa penisnya makin mengeras di genggamanku. “Ooohh mantep moy tangan lu.. ayo isep moy sekarang..”,perintahnya padaku.

Dengan patuh aku pun segera menjilati kepala penis hingga ke batangnya dan pelan-pelan mulai kukulum penisnya itu. Kunaik turunkan kepalaku dengan cepat supaya ia bisa segera orgasme dan aku bisa pulang ke condo. Ia terus melenguh menikmati oral sex yang kuberikan ini.

Sambil kusepong, tangan si sopir taksi ini meraba selangkanganku dan lalu mulai menyentuh bibir memekku. Oh, vaginaku agak berkedut akibat rangsangan jarinya itu. Dengan liar ia menusukkan dua jarinya ke dalam liang vaginaku. Terasa makin basah memekku akibat permainan jari si sopir taksi ini.

Jujur sensasi nikmat dari rangsangan jarinya ini menaikkan libidoku dengan cepat. Terdengar suara kecipak cairan cintaku yang terus mengalir dari liang senggamaku saat jari-jarinya terus dikocok dengan cepat. “Mmmhhh..mmmmhhh..”,desahan tertahan dari mulutku yang penuh karena tersumpal oleh batang kemaluan sopir taksi ini.

Sudah 10 menit kusepong tapi ia belum ada tanda-tanda akan orgasme malah aku yang makin keenakan akibat fingeringnya di memekku. Aku pun melepaskan kulumanku dan bertanya padanya, “Ahh pak.. koq nghh.. belum keluar juga sih? Ahh..”. Aku agak mendesah karena jari-jarinya masih terus keluar masuk dengan cepat di liang senggamaku.

“Makanya neng kita ngentot aja biar cepat beres. Hehe.”, tawarnya.

Aku yang memang sudah sangat horny akibat rangsangan dan efek obat perangsang pun mengiyakannya dengan mantap. Aku benar-benar ingin birahiku dipuaskan oleh kontol si bapak sopir ini. Maka tanpa malu-malu lagi aku pun menduduki penisnya yang sudah tegak dan basah oleh air liurku itu.

Tidak susah untuk penisnya masuk ke liang vaginaku karena memang vaginaku sudah sangat basah oleh lendir cintaku. Oh, walaupun ukuran penis bapak ini standar saja tapi tetap terasa nikmat saat rongga vaginaku kembali terisi oleh penis. Aku yang tidak sabar dan ingin cepat orgasme pun segera menaik turunkan tubuhku di atas perut buncit si pria paruh baya ini.

“Oohh mantep goyangan lu moy. Uhh.. memek lu jepit banget..”, ceracaunya menikmati servis dariku.

“Ahhh iyahh.. kontol bapak keras.. aku suka.. ahh ahhh..”,desahku dengan liar.

Si bapak ini meremas-remas buah dadaku yang masih tertutup kemeja biru ini. Aku yang sudah horny berat dengan spontan membuka kancing-kancing kemeja ini supaya tangannya bisa menyentuh langsung kulit payudaraku. Setelah 3 kancing teratas kemeja ini kubuka maka terpampanglah buah dadaku yang putih dengan putingnya yang pink ini. Mata pria yang bahkan aku belum tahu namanya ini melotot melihat pemandangan payudara 34Bku yang berayun seirama goyangan tubuhku.



“Wih tetek lu mantap banget moy.. putih bulat kayak bakpao. Pentilnya juga merah muda. Indahnya…”,komentar si bapak ini yang terus menatap payudaraku.

Dengan gemas si sopir taksi ini meremas-remas payudaraku. Jari-jarinya juga memilin puting susuku yang sudah mancung menantang ini. “Sshhhh.. iya pak.. remas terus susuku.. oohhh..”, dengan binalnya aku melenguh-lenguh.

Mulutnya kini sudah hinggap di pentil susuku dan menghisap-hisapnya seperti ingin menyusu. “Aahhhh enak pak.. isap terus putingku.. ngghhhh…”,aku terus mendesah memintanya mengemut putingku. Kutekan kepalanya yang hampir botak ini ke arah dadaku seakan tidak rela ia berhenti menghisap putingku.

Sambil mengulum, lidahnya juga bermain-main menjilat dengan cepat puting susuku. Sungguh nikmatnya sensasi yang kurasakan dari kenyotan mulut dan jilatan lidahnya itu. Si bapak ini juga mengemut dan menarik-narik puting susuku, menambah sensasi nikmat yang kurasakan.

Tidak lama aku pun mencapai orgasme dari persetubuhanku dengan sopir taksi ini. “Aaahhhhh pak.. aku nyampeeeee…”,lenguhku dengan badan yang mengejang-ngejang. Walaupun tahu aku sedang orgasme, tanpa ampun si bapak ini tetap menggenjot tubuhku dan terus menghisap puting susuku. Orgasme ini makin terasa nikmat. Aku pun ambruk memeluk tubuhnya yang sedang memangku diriku ini. Kemudian si sopir ini melepaskan kemeja biru yang kupakai hingga kini aku sudah topless dan hanya mengenakan rok mini yang sudah tersingkap ke atas.

“Yuk moy. Ganti gaya. Sekarang kamu nungging ya ke arah kaca depan mobil.”,perintahnya yang segera kuturuti. Aku lalu menungging sambil bertumpu di pinggiran jok kursi depan mobil ini. Kini di posisi doggy style aku kembali disetubuhinya dengan tempo cepat. ‘Plak Plok Plak Plok’, suara yang dihasilkan dari pahanya yang bertemu dengan kulit pantatku.

Kulihat spion tengah mobil ini yang memperlihatkan bagian punggung dan pantatku yang putih serta tubuh berkulit gelap si bapak sopir yang sedang menyodok memekku. Tangan kiriku dipeganginya selagi ia menghunjamkan penisnya keluar masuk liang kemaluanku. Di sela pompaannya, si pria paruh baya ini meremas-remas bongkahan pantatku dengan gemas.

“Ahhh ahhhh terus.. sodok memekku yang kencang.. nghhh oohh oohh!”, rintihku dengan mata merem melek menikmati seks dengan pria yang hanya seorang sopir taksi online ini.

“Uhhhh siap moy.. enak memek lu.. ohh ohhh..”,ceracau si bapak paruh baya ini.

‘Plak!’ ditepuknya pantatku yang putih mulus dengan cukup keras. Tidak begitu kuat tapi menimbulkan suara yang khas. “Pantat lu mulus banget moy.. bapak demen tepuknya.”,ucapnya sambil terus menepuk.

“Oohh iya pak.. tepuk terus pantatku.. ahh ahhh ahhh!”,desahku yang makin dimabuk birahi.



Tiba-tiba si sopir ini mendorong tubuhku makin ke depan hingga hampir menyentuh dashboard mobil. Kedua buah dadaku yang menggantung ini sekarang persis berada di depan AC tengah dashboard mobil ini. Oh, terasa aliran udara dingin dari AC ini menerpa puting susuku yang sensitif. Menambah rangsangan yang kurasakan dari seks dengan sopir taksi paruh baya ini.

“Ssshhhh ohh ohh! Iyahh pak.. terus entot aku! Ahh ahhh!”, jeritku keras tanpa bisa kukontrol lagi. Si bapak sopir ini makin menaikkan tempo sodokannya hingga suara tumbukan kulit kami makin keras. Bahkan kini kedua putingku yang tegak ini sudah terdorong hingga menempel di lubang ventilasi AC dashboard. Terasa geli nikmat saat pentil susuku menggesek permukaan dari kisi-kisi ventilasi AC. Apalagi sensasi dingin dari hawa AC menambah rangsangan pada putingku.

Kurasakan aku sudah akan klimaks untuk yang kedua kalinya lagi. Tapi tiba-tiba penis si bapak sopir ini berkedut-kedut tanda ia sudah orgasme. ‘Crot crot crot’, beberapa kali spermanya menyemprot di dalam memekku. Oh, aku agak kecewa karena nanggung padahal hampir orgasme. Sayangnya si sopir taksi ini sudah keburu keluar duluan. Terasa batang kejantanannya yang mulai mengecil dan lemas di dalam vaginaku. Lalu ia pun mencabut penisnya dari vaginaku.

“Ahhh makasih moy. Bapak benar-benar puas. Dah lama gak ngentot. Maklum bapak udah lama menduda. Mau main sama perek takut kena penyakit. Tapi kalo sama amoy bening kayak kamu bapak rela dah kena penyakit. Hehe.”,ucapnya dengan wajah lelah bercampur puas.

Aku sebenarnya ingin orgasme lagi tapi masih gengsi untuk memintanya membuatku orgasme dengan jari atau mulutnya. Terpaksa aku pun mulai membersihkan liang vaginaku yang penuh sperma si pria paruh baya ini. Beberapa lembar tisue kuambil dari tasku dan kulap hingga vaginaku sudah bersih.

“Sama-sama pak. Sekarang cepat antarin aku ke alamat yang di aplikasi ya.”,ucapku pada si bapak ini.

Si bapak sopir ini memberiku dua lembar uang pecahan limapuluh ribu. Sebenarnya sangat menghina gadis secantik diriku diperlakukan seperti pelacur murahan begini. Tapi berhubung aku masih berpura-pura sebagai pelacur terpaksa aku terima saja uang pemberian pria paruh baya ini.

“Semoga lain kali kita ketemu lagi ya moy. Hehe.”,ucapnya dengan wajah mesum.

Tidak lama kami sudah berpakaian kembali dan sopir ini pun melanjutkan perjalanan. Beruntung si sopir taxi ini yang baru saja puas bercinta denganku bisa menyetir dengan benar hingga sampai tujuanku. Jam sudah menunjukkan pukul 19:27 saat aku tiba di Condo.

Setibanya di Condo aku buru-buru jalan masuk dan naik lift untuk ke unitku. Kusadari banyak tatapan mesum dari pria-pria yang kebetulan sedang ada di lobby saat aku masuk. Uhhh,aku yang masih terpengaruh obat perangsang merasakan sensasi nikmat saat ditatap para pria tersebut. Gairahku cepat sekali naik. Kurasakan vaginaku berdenyut dan pentilku mengeras.

Aku pun tiba di unit Condoku. Ah, perutku keroncongan karena belum makan dari tadi siang. Sekarang sudah jam 7:39 malam. Aku pun cepat-cepat melihat ke dalam kulkas mencari apa ada makanan. Uh, ternyata kosong. Hanya tersisa 1 potong roti gandum di meja yang segera kuoles dengan selai keju dan menaburkan gula. Roti itu pun langsung kumakan dengan cepat. Aku pun memutuskan memesan makanan via aplikasi delivery ojol. Kupilih restoran yang paling dekat dengan condoku supaya tidak lama.

Sambil menunggu aku pun membuka instagram di HPku menscrollnya ke bawah melihat-lihat update-update dari teman-temanku. Kulihat Diana yang memposting foto yang cukup hot yaitu saat dirinya sedang berbaring di bathtubnya. Walaupun tubuhnya memang tertutup air dan sabun sehingga hanya kepala dan sedikit bahunya saja yang terlihat, tapi tetap saja foto itu termasuk menggoda. Dan aku tahu yang memfoto Diana pastinya pacarnya. Mereka pasti mandi dan lalu ML. Memikirkan itu aku jadi tambah bergairah. Duh, vaginaku mulai lembab. Akibat orgasmeku yang gagal saat bercinta dengan sopir taksi online dan ditambah efek obat perangsang ini masih cukup kuat.

Akhirnya sekitar 10 menit kemudian pesananku pun tiba. Kuminta ojolnya untuk naik saja mengantarkan karena aku malas lagi untuk turun. 2 menit kemudian bel unit Condoku pun berbunyi. Kubuka pintu itu dan si ojol menatapku dengan agak melotot. Duh, aku tadi lupa berganti pakaian dan masih memakai pakaian kostum polisi seksi dari Pak Mamat ini. Dari penampilannya si ojol ini mungkin baru berumur antara 20-30 tahun. Badannya tegap dan cukup tinggi dengan kulit sawo matang..


~ BERSAMBUNG ~



NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS.
 
Terakhir diubah:
Part 15

Aku terpekik kaget saat menoleh ke arah pintu karena melihat sesosok lelaki pendek berdiri di pintu kamar ini sedang menonton perbuatan mesum kami bertiga. Entah sejak kapan ia menonton persetubuhan kami.

Ia memiliki wajah yang sangat tidak enak dilihat. Jujur, membuatku bergidik ngeri. Mukanya agak bopengan dengan bibir sumbing. Matanya besar dan melotot saat melihat ke arah kami, terutama ke tubuhku yang sedang telanjang ini. Tubuhnya sangat hitam sepertinya karena terbakar matahari.

“Eh, Ugi. Masuk cepat dan tutup tu pintu.”,ucap Pak Sugeng ke lelaki pendek itu. “Huf, untung ni ponakan gua yang masuk. Bego lu gak kunci tu pintu Mat.”,ucapnya lagi dengan mendengus kesal.

“Hehe, maap maap pak Sugeng. Tadi dah gak tahan soalnya.”, timpal Pak Mamat cengengesan.

Si Ugi pun berjalan mendekati kami dengan mata yang terus saja menatap tubuhku. Aku yang sedang kelelahan setelah digarap oleh dua bandot tua ini pun tidak peduli dan terus berbaring.

“Wah wah si Ugi kayaknya pengen juga tuh Pak. haha”,ucap Pak Mamat.

“Hmmm, lu mau ngewek sama ni pecun Gi?”, tanya Pak Sugeng pada keponakannya.

Si Ugi dengan muka masih bengong berucap pendek, “Uuu..E..gi… ma..u..”. Suaranya agak sengau karena bibirnya yang sumbing dan ia bicara terbata-bata, sepertinya memang ada kelainan pada Ugi. Sorot mukanya juga terlihat seperti bengong terus. Jangan-jangan si Ugi ini agak keterbelakangan mental.

“Ya udah lu sini naik ke ranjang. Puas-puasin dah sama ni amoy.”,ucap Pak Sugeng.

Aku sebenarnya jijik melihat si Ugi yang buruk rupa dan aneh ini. Tapi efek obat perangsang yang diberikan Pak Mamat masih kuat sehingga membuatku takluk pada nafsu birahiku.

Ugi pun mulai berjalan mendekat lalu naik ke atas kasur. Dipelototinya diriku dengan mata besarnya yang seperti akan keluar dari rongganya dan mulut yang menganga hingga ada air liur menetes keluar. Sungguh tidak enak dilihat si Ugi ini. Dan badannya sangat bau. Sepertinya ia jarang mandi. Bahkan pak Mamat yang tukang sapu masih tidak sebau Ugi ini. Hanya birahi yang tinggi lah membuat aku bisa tahan dekat-dekat dengannya.

“Lah koq dilihatin aja Gi! Grepe-grepe dong!”, hardik Pak Sugeng yang gemas melihat keponakannya ini.

“Jangan gitu pak Sugeng. Si Ugi mungkin lagi terpesona sama kecantikan Lala. Hak hak hak.”,ucap Pak Mamat sambil terkekeh.

Lalu si Ugi pun mulai menggerayangi tubuhku yang masih polos ini. Disentuhnya kulitku yang putih mulus dengan tangan kirinya yang kasar dan hitam. Diraba-rabanya dari kaki naik hingga ke selangkanganku. Tangan kanannya meraba-raba dadaku dan sesekali menoel puting susuku.

“Wahh.. me merah.. muda pen.. pentilnya.. ba.. ba..gus banget..”,ucap Ugi sambil terus meraba-raba tubuhku. Dipelintirnya putingku membuatku makin keenakan. Tangannya yang satu kini sudah mulai dimasukkan ke dalam liang vaginaku. Terasa makin basah saja vaginaku akibat permainan jari-jari mas Ugi.

Tubuhku yang terus dirangsang oleh Ugi ini membuatku makin horny. Obat perangsang ini benar-benar membuat gairahku begitu meledak-ledak, padahal aku sudah orgasme tadi saat disandwich oleh dua bandot tua itu. Tanpa bisa ditahan aku pun mendesah-desah, “Ssshhhh..ngghhhh…terus mas Ugi..”.

“Hehe, jago juga Ugi mainin tubuh cewe.”,komentar Pak Mamat yang melihat aksi Ugi.

“Jelaslah, gini-gini Ugi ini udah pernah juga nyobain mahasiswi yang kos disini.”,terang Pak Sugeng.

“Wah enak amat Ugi. Bagi-bagi juga pak ke saya.”,timpal Pak Mamat.

“Haha, liat lah ntar.”,ucap Pak Sugeng sambil berjalan ke arah dispenser dan mengambil minum.

Ugi terus melakukan fingering di memekku yang sudah sangat basah. Suara kecipak terdengar jelas saat jari-jarinya keluar masuk dengan sangat cepat. Walaupun tampangnya jelek dan seperti orang sakit jiwa tapi rupanya kekuatan fisiknya sangat hebat. Terbukti begitu cepat tangannya bergerak menstimulasi vaginaku.

Tidak hanya itu, kini Ugi menambah rangsangannya dengan mencaplok puting susuku yang sudah keras dan tegak ini. Dihisap-hisapnya dengan kesetanan seperti menyusu. Oh, begitu nikmatnya rangsangan di vagina dan pentil susuku. “Ssshhhh.. mas… enakk… ahhh… terus…sshhhh…”,desahku dengan mata terpejam.

Tidak sampai 1 menit kemudian aku pun orgasme hasil dari permainan jari Ugi. “Ngghhh.. Lala keluar mas! Ooohhhhhh!”, lenguhku keras. ‘crrrtt…crrrtttt…crrtt..’, cukup banyak cairan orgasmeku yang keluar dari liang nikmatku.

“Mantep Gi teknik kocokan jari lu. Ni amoy sampe kejang-kejang keenakan. Hak hak hak.”,puji Pak Mamat pada mas Ugi.

“U.. Gi.. se.. se.. ring.. lati.. han.. he he”,ucap mas Ugi.

Kini mas Ugi sudah berdiri dan melepaskan celana pendeknya berikut CD nya. Terlihatlah kemaluannya yang berkulit hitam dan penuh urat. Ukurannya sangat panjang padahal baru setengah ereksi. Aku begitu takjub akan kemaluan pria buruk rupa ini. Benar-benar sangat panjang. Bisa jadi ini penis paling panjang yang pernah kutemui.

“Se.. se.. po..ngin ya.. moy..”, pinta mas Ugi padaku.

Dengan segera aku pun menuruti kemauannya. Kugenggam penis panjangnya ini dan kugunakan lidahku untuk menjilat bagian kepala kejantanannya. Beberapa kali kusapu dengan lidahku membuat mas Ugi mengerang-ngerang keenakan. Diremas-remasnya rambut panjangku dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya memainkan payudaraku.

Sekitar 5 menitan kublowjob lalu mas Ugi meminta berhenti dan memberi kode untukku agar berbaring telentang. Aku yang memang sudah tidak sabar ingin disetubuhi penis panjangnya dengan segera berbaring di atas ranjang ini. Lalu kulebarkan kedua pahaku sehingga selangkanganku sudah terpampang jelas seolah siap disajikan untuk pejantan yang beruntung ini.

Mas Ugi melihat area kewanitaanku dan menjilat-jilat liang vaginaku beberapa kali sebelum ia mulai memposisikan batang kejantanannya. Aku pun bersiap menerima rudal pria hitam ini di memekku. Perlahan-lahan penis mas Ugi pun mulai mempenetrasi liang senggamaku.

‘Bles’, suara penisnya yang sudah amblas di memekku. “Aahh!”, aku agak melenguh saat penisnya masuk sampai mentok di vaginaku. Saking panjangnya tidak bisa masuk semua.

Tidak menunggu lama, mas Ugi pun mulai memompa vaginaku dengan kontol hitamnya itu. Pria bopengan ini menyodok-nyodok dengan tempo yang sangat cepat dan sangat bertenaga hingga menimbulkan suara keras pertemuan kulit kami. ‘Plak Plok Plak Plok!’

“Oohhh mas.. ahhh ahhh.. iyahhh.. terus… sodok yang kencang.. ahh ahhh!”, desahanku yang sangat menikmati disetubuhi olehnya ini. Mas Ugi seperti makin semangat mendengar desahanku ini, membuatnya makin cepat menggerakkan pinggulnya. Ahh gila, sungguh dahsyat kenikmatan yang diberikan oleh pria yang mukanya sangat jelek ini. Siapa sangka ia memiliki kemampuan bercinta yang sehebat ini. Gesekan-gesekan penis pria pendek ini makin lama makin cepat, menimbulkan rasa nikmat yang makin menggila.

Aku benar-benar sudah tidak bisa menahan diri dan terus merintih nikmat akibat digenjot oleh mas Ugi. “Aahhh ahhhh ahhhh terus mas! Yang kencang! Ahhh ahhh kontol mas enak ahh ahhh!”,ceracauku dengan keras sambil kuremas-remas sendiri kedua payudaraku dengan binalnya. Kupilin dan kutarik-tarik juga kedua puting susuku yang sudah mancung ini.



Pak Mamat tertawa-tawa melihatku yang jadi sangat binal karena diamuk oleh nafsu seksual dan meminta mas Ugi terus menyodokku kencang. Pak Sugeng juga sedang duduk menonton keponakannya yang buruk rupa dan berkulit hitam ini sedang bercinta denganku, seorang gadis muda keturunan dengan kulit putih mulus tanpa cacat. Pemandangan yang kontras itu pastinya membuat Pak Sugeng dan Pak Mamat yang sedang menonton akan berdesir darahnya.

Baru 5 menit disetubuhi mas Ugi aku kembali harus takluk. Tanpa bisa ditahan lagi, aku mencapai orgasme keduaku bersama keponakan bapak kos ini. “Aaaahhhhhhhhhhh!!!”,aku melepaskan lenguhan nikmatku dengan tubuh yang berkelojotan.

Mas Ugi menggeram seperti menahan nikmat saat penisnya seperti diremas-remas oleh dinding vaginaku yang berkontraksi saat orgasme. Dipeganginya pahaku dengan kedua tangannya yang kokoh. Akhirnya orgasmeku pun mereda dan mas Ugi kembali memacu tubuhku di posisi misionaris ini.

Baru 1 menitan mas Ugi ingin berganti posisi. Tanpa melepas penisnya dari vaginaku, ia menarik tubuhku keatas hingga kini kami menjadi duduk. Mas Ugi memangku tubuhku dengan penis yang masih menancap di liang kemaluanku. Tubuhnya yang pendek membuat kepalanya hanya sampai sedadaku saja.

Tidak lama kami sudah kembali berpacu dalam birahi. Ia menyodok-nyodokkan penisnya ke atas dan sebaliknya, aku juga aktif menaik turunkan tubuhku. Kupeluk tubuh mas Ugi sebagai pegangan saat bergoyang dengan liarnya. Sambil menggenjot, kedua tangan mas Ugi terus meraba-raba tubuhku terutama pantat dan punggung.

Aku yang mendesah-desah menikmati seks dengan mas Ugi menatapnya yang berada di pelukan tanganku ini. Ia yang sedang keenakan ternganga dan ada air liur menetes keluar dari mulut sumbingnya yang terbuka lebar itu. Memang sangat jelek si Ugi ini tapi untungnya ia begitu perkasa dalam bercinta.

Mas Ugi tiba-tiba menciumku dengan bibirnya yang sumbing. Dalam kondisi normal tentunya aku tidak akan mau dicium oleh pria bopengan dan berbibir sumbing sepertinya. Apalagi si Ugi ini bau mulutnya tidak sedap. Tapi karena aku sudah larut dalam birahi, maka kuladeni ciumannya dengan sangat hot. Lidah kami saling beradu dalam mulutku.

Saat kami sedang asyik berpacu dalam birahi, tiba-tiba Pak Sugeng bertanya, “Gimana Lala rasanya kontol keponakan bapak?”.

Aku melepaskan ciumanku dan mas Ugi, lalu dengan jujur menjawabnya, “Ahhh kontol mas Ugi enak.. panjang pak.. Lala sukaaa…ahhh ahhh ahhh.”

“Bukan cuma kamu aja La yang kepincut sama kontolnya Ugi. Banyak mahasiswi kosan sini jadi ketagihan dientot Ugi. Hahaha.”,timpal Pak Sugeng sambil tertawa.

“Wah siapa aja pak mahasiswi yang demen dientot?”,tanya Pak Mamat dengan muka mesumnya.

“Ya ada beberapa. Si Aulia, Intan sama Nini.”,jawab Pak Sugeng.

“Wah si Aulia kan mantap banget. Bahenol. Togenya bikin konak terus. Hak hak.”,timpal Pak Mamat dengan tawa noraknya.

Aku mendengar percakapakan dua bandot mesum itu sambil terus menikmati persetubuhan dengan mas Ugi. Tubuhku yang sudah mandi keringat terus bergoyang naik turun di atas pangkuan pria buruk rupa ini.

Melihat kedua buah dadaku yang berayun naik turun seirama gerakan tubuhku, mas Ugi pun jadi gemas dan meremasnya. Mulutnya pun kini menyosor menghisap pentil susuku yang mancung. “Ssshhhh.. ahh.. iyahh mas.. isap putingku.. ahhh ahhh..”, desahku menikmati kenyotan mulutnya di pucuk dadaku.

5 menit kemudian, mas Ugi kembali membaringkan tubuhku hingga berbaring telentang di atas ranjang ini. Di posisi konvensional ini aku kembali digenjot olehnya dengan tempo cepat.

Pak Sugeng yang sudah kembali sange menonton seks interracial ini pun naik kembali ke ranjang. Ia sudah melepas celana pendek dan dalamannya hingga penisnya yang belum ereksi ini menggantung di selangkangannya. Si bapak kos ini mendekatiku yang sedang berbaring dan duduk di sebelah kiriku. Ia lalu menyodorkan penisnya padaku. Tahu yang pria paruh baya ini mau, maka kugenggam penisnya dengan tanganku dan kusapu kepala penisnya dengan lidahku beberapa kali sebelum kuemut batang kejantanannya ini dengan mulutku.



Melihat Pak Sugeng yang menceracau keenakan, Pak Mamat yang juga sudah sange mendekatiku lalu berlutut di sebelah kiriku. Kini ada dua penis di kiri dan kananku, maka kugenggam dengan kedua tanganku dan kukocok-kocok. Dengan liarnya bergantian kusepong kontol-kontol hitam dua pria tua ini dengan mulutku yang mungil. Mereka mendesah-desah keenakan menikmati servis oralku.

“Uhhhhh.. hisap terus punyaku moy..oohh..”,ceracau pak Mamat sambil memegangi kepalaku seolah tidak ingin berhenti kublowjob.

“Gantian dong mat. Enak aja lu terus..”,protes Pak Sugeng yang ingin merasakan seponganku lagi.

Pak Mamat yang sebenarnya masih belum puas merasakan servis mulutku hanya bisa mendengus pelan tanpa berani membantah si bapak kos. Dilepaskannya pegangan tangannya di kepalaku.

Lucu juga melihat tingkah mereka yang memperebutkanku begini. Hihi. Maka aku pun kembali menghisap penis Pak Sugeng di sebelah kananku ini. Si pria paruh baya ini pun mengerang saat kontolnya kembali berada di dalam mulutku.

Pak Sugeng lalu agak membungkukkan badannya dan lalu mengarahkan kepalanya untuk mendekati payudara kananku. Mulutnya lalu mengenyot puting susuku yang berwarna pink ini. Dengan rakus mulutnya terus menyedot pentilku, membuatku makin merasakan nikmat. Sambil mengulum susuku, lidahnya juga menyentil-nyentil putingku.

Pak Mamat tidak mau ketinggalan dan ikutan mengemut puting susuku yang sebelah kiri. Dengan giginya yang sudah ompong ia menyedot-nyedot pentilku dan sesekali juga menggigit pelan. Ahh kenikmatan yang kudapat dari rangsangan di dua putingku ini sungguh membuatku serasa melayang. Ditambah lagi genjotan penis panjang mas Ugi di vaginaku. “Ahhh ssshhhh ahhh enak.. nghh terus entot aku.. hisap putingku.. oohh ahh ahhh!”, aku terus mendesah-desah dengan keras, melampiaskan semua rasa nikmat yang kudapat.

Mas Ugi terus menggenjotku dengan tempo cepat, membuatku terus diserang rasa nikmat ini yang mulai mengantarku pelan-pelan menuju puncak birahi. Apalagi tangan-tangan dua pria yang sedang kusepong tidak diam saja. Sambil menyusu, mereka menggerayangi tubuhku terutama buah dadaku dan perutku yang rata. Selain mengemut dengan mulut, puting susuku pun dipilin-pilin oleh jari mereka sehingga membuatku makin blingsatan.

Rangsangan di kedua putingku dan sodokan penis di memekku membuatku sangat keenakan sehingga sekitar 5 menit kemudian aku sudah hampir mencapai orgasme. Tetapi tiba-tiba Pak Sugeng meminta mas Ugi berhenti karena ia ingin menyetubuhiku lagi. “Gi, barengan aja kita enttoin Lala. Lu bagian boolnya ya Gi.”, ucap Pak Sugeng pada ponakannya itu. Mas Ugi pun menghentikan genjotannya dan mencabut penisnya lalu bergeser ke samping mempersilakan Pak Sugeng menyiapkan posisinya.

Pak Sugeng pun berbaring di sampingku dan lalu ia memintaku untuk menaiki tubuhnya. Kembali penisnya yang sudah keras pun tertanam di vaginaku di posisi Woman On Top ini. Lalu mas Ugi maju mendekat dan memposisikan penisnya di liang anusku. Pelan-pelan penisnya pun didorong memasuki anusku. “Arrgghhh.. pelan-pelan mas..”,pintaku saat terasa penisnya didorong ke lubang pantatku.

Pak Mamat hanya menonton saja saat Pak Sugeng dan mas Ugi sedang bersiap melakukan double penetration padaku. Setelah Pak Sugeng dan Mas Ugi mulai memompa penisnya barulah si bandot ini mendekatiku dan memintaku menyepongnya dari samping tubuhku. Aku yang sudah sangat bergairah pun dengan liar memblowjob penis tua si tukang sapu ini.

Tiga lubang di tubuhku kini sudah terisi oleh kontol-kontol hitam dan panjang. “Mmmhhh…mmmmhhh…mmmm..”, dari mulutku hanya terdengar suara desahan teredam oleh penis Pak Mamat. Pak Sugeng dan mas Ugi dengan gencar terus memompa penis mereka di lubang vagina dan anusku.

Efek obat perangsang ini membuatku tidak merasa kelelahan dan malahan makin bernafsu. Kenikmatan dari dua penis yang sedang keluar masuk di memek dan anusku ini membuatku akhirnya kembali mencapai orgasme.

Vaginaku berkedut-kedut kuat saat menyemburkan cairan orgasme membasahi penis Pak Sugeng dan mengenai pahanya juga. “Mmhh.. Ooooooohhhhhhhh!!!”, kulepaskan kulumanku pada penis Pak Mamat dan menjerit nikmat. Orgasme ini benar-benar meluluh lantakkan tubuhku. Aku pun terbaring lemas diatas tubuh Pak Sugeng yang terus menghunjamkan penisnya itu. Mas Ugi pun terus memompa penisnya di anusku tanpa ampun.

Aku yang masih lemas setelah orgasme hanya pasrah terombang ambing oleh sodokan-sodokan mereka yang bertenaga ini. Staminaku benar-benar sudah hampir habis karena disetubuhi non stop dari tadi. Hanya obat perangsang yang dicampur minuman energi saja yang membuatku belum pingsan.

Untung Pak Mamat masih berbaik hati dan hanya memintaku mengocok penisnya saja. Aku pun menggunakan tanganku memberikan servis handjob sebisaku.

Genjotan-genjotan di dua lubang bawah tubuhku ini menimbulkan sensasi nikmat yang membangkitkan lagi libidoku. Aku jadi ngeri apakah bisa bertahan untuk tidak pingsan jika nanti orgasme lagi.

Sekitar 10 menit kemudian terasa kontol mas Ugi di anusku berkedut. Tidak lama kurasakan semburan sperma nya memenuhi lubang pantatku. “Uuugghhhh! Bo..ol a.. moy i ni man.. man.. tap!”,ceracau Mas Ugi lalu mencabut penisnya dari anusku.

Setelah itu Pak Mamat yang sudah tidak sabar pun lalu buru-buru memasukkan penisnya ke lubang anusku. Kembali aku mendapat double penetration oleh dua pria paruh baya ini seperti tadi. Terasa penuh lubang memek dan anusku akibat dua kontol yang sedang menghunjam keluar masuk dengan cepat. “Ooohh oohhh ohhhh!”, hanya suara desahan itu yang keluar dari mulutku. Ah, birahiku sudah sangat tinggi dan tidak lama aku kembali merasakan desakan orgasme yang menguat.

Beberapa menit kemudian, Pak Sugeng menggeram dan menyodokkan penisnya dalam-dalam di vaginaku. ‘Crot crot crot’, beberapa kali penisnya menembakkan spermanya ke liang vaginaku.

Tidak lama giliran aku yang mendapatkan orgasme. “Nghhhhhh pak.. aku nyampe!!”, teriakku dengan wajah yang mendongak ke atas. Aku pun kembali roboh ke tubuh si bapak kos ini.

Pak Mamat masih terus saja memompa penisnya keluar masuk di lubang anusku dengan tempo cepat. Bahkan kini dipeganginya kedua tanganku hingga tubuhku agak terangkat. Melihat tubuhku yang tidak lagi menghimpitnya, Pak Sugeng pun beranjak dari bawah tubuhku dan pergi ke kamar mandi.

‘Plok Plak Plok Plak!’, suara tumbukan selangkangan Pak Mamat dengan kulit pantatku. Kini kembali dilepaskannya pegangannya pada kedua tanganku dan aku pun agak menelungkup di atas kasur dengan kedua tanganku menopang tubuhku. Diremas-remasnya payudaraku yang kini bebas menggantung dengan kuat.



“Ngghh.. ahh ahhh ahhh pak ahh ahh ahhh ahhh!”, aku mendesah-desah saat disodomi oleh si tukang sapu mesum ini.

“Gimana moy enak kan bool lu dientot pake kontol gua?”, tanya si bandot ini di sela genjotannya.

“Ahh iya enak pak! Terus pak.. entot boolku!”, ceracauku yang sudah dimabuk birahi ini dengan binal.

Sekitar 5 menit menggenjot lubang pantatku, tiba-tiba Pak Mamat mencabut penisnya dan lalu mengarahkannya ke memekku. ‘Bles’, penisnya kini sudah berpindah ke lubang vaginaku. “Hehe, bosan bool terus dari tadi. Bapak pengen memek lu sekarang. Hak hak.”,ucapnya sambil terkekeh.

Kembali ia pun menyodok-nyodok penisnya dengan tempo cepat di liang kemaluanku. Akhirnya 10 menit kemudian Pak Mamat pun orgasme. Dicabutnya penisnya lalu menembakkan pejunya ke atas bongkahan pantatku yang putih mulus. “Aaahhhh asoy.. puas banget main sama amoy..”,ucap Pak Mamat.

Selesai sudah persetubuhan dimana aku digangbang tiga pria. Aku begitu lelah dan badanku sangat lengket oleh keringat dan juga lendir hasil seks ini. Vaginaku belepotan lendir sperma dan cairan orgasmeku. Karena masih lelah kuputuskan untuk berbaring sejenak di atas ranjang ini untuk beristirahat.



Pak Sugeng sedang bersih-bersih di kamar mandi. Kulihat mas Ugi sudah berpakaian lengkap dan lalu berpamitan pada Pak Sugeng dan Pak Mamat untuk pergi membeli makan malam. Kulihat jam dinding di kamar ini ternyata sudah pukul 17:42.

Sekitar 5 menit kemudian Pak Sugeng sudah keluar dari kamar mandi. Pak Mamat pun mengajakku ke kamar mandi. “Yuk moy, biar bapak mandiin sini.”,ajaknya. Aku yang memang ingin mandi karena badan yang sangat lengket ini pun mengiyakannya.

Tidak lama kami sudah berada dalam kamar mandi. Air shower membasahi tubuh telanjang kami berdua. Pak Mamat dengan semangat mesumnya menyabuni tubuh putih mulusku. Kedua payudaraku yang paling lama jadi sasaran tangan-tangan jahilnya. Dielus-elusnya dengan tangannya hingga dadaku penuh busa. Putingku juga sesekali dicubit dan dipelintirnya membuatku agak mendesah pelan.

“Duh neng Selina binal banget tadi. Dah kayak pecun beneran. Hehe.”, bisiknya di telingaku karena masih ada pak Sugeng di kamar kos.

“Sssshh.. itu juga kan karna obat perangsang yang bapak kasi..”,timpalku sambil mendesah akibat rangsangan jari Pak Mamat di putingku.

“Nginap aja ya neng. Tidur sama bapak. Kita main sampe pagi. Hak hak.”,ucapnya dengan kurang ajar.

“Ga bisa pak. Selina ntar dicariin.”,aku menolak ajakannya yang gila itu.

“Hehe, ya uda dah. Kapan-kapan lagi ya neng kesini.”,timpal si kakek mesum ini.

“Gak janji ya pak. Ahh!”,ucapku dan melenguh karena jari Pak Mamat yang menyentuh klitorisku.

“Hehe, neng juga kan puas banget main sama bapak. Sampe crot berkali-kali.”, ucapnya sambil tertawa melihat reaksiku barusan.

Selesai mandi kami pun segera berpakaian. Pak Sugeng sedang duduk di sofa sambil menonton TV. Setelah melihatku berpakaian pak Sugeng pun mengambil uang di dompetnya dan memberikan beberapa lembar pecahan 100ribu kepadaku. Aku pun terpaksa menerimanya sambil berterima kasih karena memang masih berpura-pura menjadi pelacur yang baru melayani pelanggannya.

“Kapan-kapan bapak pengen booking kamu lagi ya La. Jarang nemu yang kayak kamu gini. Hehe.”,ucap Pak Sugeng sambil tersenyum.

Setelah itu, aku dan Pak Mamat kembali ke kamarnya karena HP dan tasku masih di sana. Sesampainya di kamar Pak Mamat, aku pun memintanya untuk menghapus videoku di hpnya. Dia hanya tertawa saja dan bilang ia tidak pernah memfoto atau mengvideokan diriku saat pesta seks di toilet sekolah. Aku yang merasa ditipu pun dengan kesal menatap si bandot cabul ini.

Kulihat jam sudah pukul 18:05. Akhirnya setelah sekitar empat jam berada di kosan ini untuk menjadi pemuas nafsu seks 3 pria, aku pun diizinkan pulang oleh Pak Mamat. Tapi gawatnya Pak Mamat memaksaku untuk pulang dengan memakai kostum polisi itu. Baju dan celanaku diambilnya. Parahnya lagi bra dan celana dalamku juga disitanya. Sungguh brengsek tukang sapu sekolahku ini.

Dengan mendengus aku pun melangkah pergi dari kamar Pak Mamat. Sambil berjalan segera kuorder taxi online untuk mengantarku pulang ke Condo. Tidak lama muncul notifikasi di HPku memberitahu bahwa aku sudah dapat taksi. Selagi menunggu taxi pesananku tiba, aku duduk di ruang tamu kosan Pak Mamat. Ada 3 orang mahasiswa yang sepertinya penghuni kos ini masuk ke dalam kos dan melewati tempatku duduk. Kulihat mata mereka melirik tubuhku yang terbalut kemeja ketat dan rok mini hitam ini. Mereka berbisik-bisik satu sama lain, sepertinya mengomentari diriku yang berpenampilan seksi ini. Bahkan aku mendengar kata “coli” dari salah satu mahasiswa itu yang cukup keras diucapkannya.



Walaupun mereka seperti melecehkanku dengan tatapan dan komentarnya, tetapi ada sedikit perasaan bangga saat mengetahui ada pria-pria yang tertarik pada tubuhku yang seksi ini. Anehnya aku juga merasakan sensasi terangsang mengetahui tubuhku jadi objek nafsu tiga mahasiswa itu. Kurasakan vaginaku agak berdenyut. Duh, sungguh gila. Aku benar-benar sudah jadi binal karena sering bercinta dengan pria-pria kalangan bawah seperti Pak Mamat. Apalagi Pak Mamat juga sempat “mengajarkan” padaku bercinta dengan role play. Ditambah lagi tadi saat aku berpura-pura menjadi pelacur dan melayani si bapak kos dan keponakannya. Benar-benar liar dan gila apa yang aku alami tadi.

Sekitar 12 menit kemudian, taxi onlineku pun tiba. Saking lelahnya aku sudah tidak mengecek nama sopir dan nomor plat mobil di aplikasiku. Aku dengan segera membuka pintu mobil lalu bertanya pada sopir apakah ini orderan atas nama Selina. Si sopir pun mengiyakan pertanyaanku.

Saat aku duduk di kursi belakang, si supir taxi menoleh untuk menyapaku. Ia cukup kaget dengan penampilanku. Pahaku yang putih mulus memang terpampang jelas karena rok kostum polisi ini sangat mini, apalagi saat aku dalam posisi duduk begini. Kemeja yang kekecilan ini juga menonjolkan buah dadaku yang memang termasuk besar.

Baru duduk tidak lama di mobil ini kurasakan mataku agak berat karena sangat lelah akibat persetubuhan non stop tadi. Akhirnya tidak sampai 5 menit kemudian aku sudah tertidur.

Entah sudah berapa lama aku tertidur saat tiba-tiba ada perasaan geli di pahaku. Sensasi geli tapi nikmat yang membuat darahku berdesir. Deg. Terasa ada tangan-tangan yang sedang mengelus kedua pahaku yang tidak tertutup rok. Elusan kedua tangan itu makin lama makin naik merayap mendekati bagian pangkal pahaku yang tertutup balutan rok mini ini.

Uh, sensasi geli nikmat ini makin lama makin kuat seiring tangan nakal ini yang terus meraba pangkal pahaku. Bahkan satu tangan kini berpindah ke atas dan meraba-raba buah dadaku yang masih terbalut kemeja biru. Tangan itu dengan nakalnya menekan-nekan ke area putingku yang sedikit tercetak di kain kemeja yang bahannya tipis ini.

Kini tangan yang bermain di pahaku itu pun sudah mendekati selangkanganku. Tidak lama tangan itu sudah tiba di area kewanitaanku. Terdengar suara kaget dari si pria saat merasakan permukaan kulit bibir vaginaku. Ia pasti tidak menyangka bahwa aku tidak memakai dalaman dengan rok seseksi ini. Pria yang sedang berbuat mesum padaku ini tentu saja adalah sopir taxi online yang kupesan.

Aku lalu membuka mata dan menatap si sopir taxi online di depanku ini. Ia adalah seorang pria paruh baya dengan kepala sudah agak botak dan kulit sawo matang. Tangannya masih berada di selangkanganku dan dadaku. Ia kaget melihatku terbangun dan lalu menutup mulutku dengan tangan kanannya yang tadi memainkan dadaku.

Lalu ia berkata, “Moy, jangan ngelawan ya. Bapak tau kamu pasti pecun kan. Pake kostum ginian, udah gitu gak pake dalaman gini. Mau ketemu pelanggan yang booking kamu kan?”

Aku terpaksa menggangguk mengiyakannya karena memang penampilanku yang sangat pantas disebut pelacur dibanding gadis baik-baik. Ini semua gara-gara si Pak Mamat, bandot kurang ajar yang memaksaku pulang dengan kostum polwan seksi dan tanpa dalaman.

“Disini jalan sepi ga ada yang lewat. nah, bapak gak mau main kasar. Bapak cuma pengen kamu layanin bapak aja. Bapak bayar deh tapi ya semampu bapak. Hehe.”,ucapnya lagi sambil melepaskan bekapan tangannya di mulutku.

Kulihat ke arah sekeliling mobil memang kami sedang berada di sebuah jalan buntu dan sangat sepi karena terletak persis di belakang sebuah gudang terbengkalai. Jadi memang hampir tidak ada yang lewat di jalan ini. Mobil ini masih dalam keadaan menyala dengan AC yang dihidupkan tapi kaca bagian sopir agak diturunkan sedikit. Lampu depan mobil dimatikan sepertinya supaya tidak memancing perhatian jika ada yang lewat.

Aku sebenarnya enggan melayani si sopir taksi online ini tapi aku tahu tidak mungkin bisa lolos dengan mudah. Maka aku pun terpaksa bernegosiasi dengan pria paruh baya ini. Ya setidaknya aku berharap tidak perlu sampai harus ngeseks dengannya.

“Saya sepongin aja ya pak. Soalnya saya udah ditunggu sama tamu saya.”, ucapku dengan membuat alasan agar ia mau jika kublowjob saja.

“Oke. Ya udah moy yuk sepong punya bapak. Dah konak.”,ucapnya sambil buru-buru melepaskan celana pendeknya berikut celana dalamnya. Terlihatlah penis si sopir taksi ini. Ukurannya standar saja dengan kulit agak gelap dan berurat. Penisnya sudah setengah ereksi karena dari tadi melihat tubuhku yang seksi. Lalu ia pun duduk di kursi tengah mobil Avanza ini.

Dengan segera kugenggam penisnya dengan tangan kananku lalu mulai kukocok-kocok. Terasa penisnya makin mengeras di genggamanku. “Ooohh mantep moy tangan lu.. ayo isep moy sekarang..”,perintahnya padaku.

Dengan patuh aku pun segera menjilati kepala penis hingga ke batangnya dan pelan-pelan mulai kukulum penisnya itu. Kunaik turunkan kepalaku dengan cepat supaya ia bisa segera orgasme dan aku bisa pulang ke condo. Ia terus melenguh menikmati oral sex yang kuberikan ini.

Sambil kusepong, tangan si sopir taksi ini meraba selangkanganku dan lalu mulai menyentuh bibir memekku. Oh, vaginaku agak berkedut akibat rangsangan jarinya itu. Dengan liar ia menusukkan dua jarinya ke dalam liang vaginaku. Terasa makin basah memekku akibat permainan jari si sopir taksi ini.

Jujur sensasi nikmat dari rangsangan jarinya ini menaikkan libidoku dengan cepat. Terdengar suara kecipak cairan cintaku yang terus mengalir dari liang senggamaku saat jari-jarinya terus dikocok dengan cepat. “Mmmhhh..mmmmhhh..”,desahan tertahan dari mulutku yang penuh karena tersumpal oleh batang kemaluan sopir taksi ini.

Sudah 10 menit kusepong tapi ia belum ada tanda-tanda akan orgasme malah aku yang makin keenakan akibat fingeringnya di memekku. Aku pun melepaskan kulumanku dan bertanya padanya, “Ahh pak.. koq nghh.. belum keluar juga sih? Ahh..”. Aku agak mendesah karena jari-jarinya masih terus keluar masuk dengan cepat di liang senggamaku.

“Makanya neng kita ngentot aja biar cepat beres. Hehe.”, tawarnya.

Aku yang memang sudah sangat horny akibat rangsangan dan efek obat perangsang pun mengiyakannya dengan mantap. Aku benar-benar ingin birahiku dipuaskan oleh kontol si bapak sopir ini. Maka tanpa malu-malu lagi aku pun menduduki penisnya yang sudah tegak dan basah oleh air liurku itu.

Tidak susah untuk penisnya masuk ke liang vaginaku karena memang vaginaku sudah sangat basah oleh lendir cintaku. Oh, walaupun ukuran penis bapak ini standar saja tapi tetap terasa nikmat saat rongga vaginaku kembali terisi oleh penis. Aku yang tidak sabar dan ingin cepat orgasme pun segera menaik turunkan tubuhku di atas perut buncit si pria paruh baya ini.

“Oohh mantep goyangan lu moy. Uhh.. memek lu jepit banget..”, ceracaunya menikmati servis dariku.

“Ahhh iyahh.. kontol bapak keras.. aku suka.. ahh ahhh..”,desahku dengan liar.

Si bapak ini meremas-remas buah dadaku yang masih tertutup kemeja biru ini. Aku yang sudah horny berat dengan spontan membuka kancing-kancing kemeja ini supaya tangannya bisa menyentuh langsung kulit payudaraku. Setelah 3 kancing teratas kemeja ini kubuka maka terpampanglah buah dadaku yang putih dengan putingnya yang pink ini. Mata pria yang bahkan aku belum tahu namanya ini melotot melihat pemandangan payudara 34Bku yang berayun seirama goyangan tubuhku.



“Wih tetek lu mantap banget moy.. putih bulat kayak bakpao. Pentilnya juga merah muda. Indahnya…”,komentar si bapak ini yang terus menatap payudaraku.

Dengan gemas si sopir taksi ini meremas-remas payudaraku. Jari-jarinya juga memilin puting susuku yang sudah mancung menantang ini. “Sshhhh.. iya pak.. remas terus susuku.. oohhh..”, dengan binalnya aku melenguh-lenguh.

Mulutnya kini sudah hinggap di pentil susuku dan menghisap-hisapnya seperti ingin menyusu. “Aahhhh enak pak.. isap terus putingku.. ngghhhh…”,aku terus mendesah memintanya mengemut putingku. Kutekan kepalanya yang hampir botak ini ke arah dadaku seakan tidak rela ia berhenti menghisap putingku.

Sambil mengulum, lidahnya juga bermain-main menjilat dengan cepat puting susuku. Sungguh nikmatnya sensasi yang kurasakan dari kenyotan mulut dan jilatan lidahnya itu. Si bapak ini juga mengemut dan menarik-narik puting susuku, menambah sensasi nikmat yang kurasakan.

Tidak lama aku pun mencapai orgasme dari persetubuhanku dengan sopir taksi ini. “Aaahhhhh pak.. aku nyampeeeee…”,lenguhku dengan badan yang mengejang-ngejang. Walaupun tahu aku sedang orgasme, tanpa ampun si bapak ini tetap menggenjot tubuhku dan terus menghisap puting susuku. Orgasme ini makin terasa nikmat. Aku pun ambruk memeluk tubuhnya yang sedang memangku diriku ini.

“Yuk moy. Ganti gaya. Sekarang kamu nungging ya ke arah kaca depan mobil.”,perintahnya yang segera kuturuti. Aku menungging sambil bertumpu di pinggiran jok kursi depan mobil ini. Kini di posisi doggy style aku kembali disetubuhinya dengan tempo cepat. ‘Plak Plok Plak Plok’, suara yang dihasilkan dari pahanya yang bertemu dengan kulit pantatku.

Kulihat spion tengah mobil ini yang memperlihatkan bagian punggung dan pantatku yang putih serta tubuh berkulit gelap si bapak sopir yang sedang menyodok memekku. Tangan kiriku dipeganginya selagi ia menghunjamkan penisnya keluar masuk liang kemaluanku. Di sela pompaannya, si pria paruh baya ini meremas-remas bongkahan pantatku dengan gemas.

“Ahhh ahhhh terus.. sodok memekku yang kencang.. nghhh oohh oohh!”, rintihku dengan mata merem melek menikmati seks dengan pria yang hanya seorang sopir taksi online ini.

“Uhhhh siap moy.. enak memek lu.. ohh ohhh..”,ceracau si bapak paruh baya ini.

‘Plak!’ ditepuknya pantatku yang putih mulus dengan cukup keras. Tidak begitu kuat tapi menimbulkan suara yang khas. “Pantat lu mulus banget moy.. bapak demen tepuknya.”,ucapnya sambil terus menepuk.

“Oohh iya pak.. tepuk terus pantatku.. ahh ahhh ahhh!”,desahku yang makin dimabuk birahi.



Tiba-tiba si sopir ini mendorong tubuhku makin ke depan hingga hampir menyentuh dashboard mobil. Kedua buah dadaku yang menggantung ini sekarang persis berada di depan AC tengah dashboard mobil ini. Oh, terasa aliran udara dingin dari AC ini menerpa puting susuku yang sensitif. Menambah rangsangan yang kurasakan dari seks dengan sopir taksi paruh baya ini.

“Ssshhhh ohh ohh! Iyahh pak.. terus entot aku! Ahh ahhh!”, jeritku keras tanpa bisa kukontrol lagi. Si bapak sopir ini makin menaikkan tempo sodokannya hingga suara tumbukan kulit kami makin keras. Bahkan kini kedua putingku yang tegak ini sudah terdorong hingga menempel di lubang ventilasi AC dashboard. Terasa geli nikmat saat pentil susuku menggesek permukaan dari kisi-kisi ventilasi AC.

Kurasakan aku sudah akan klimaks untuk yang kedua kalinya lagi. Tapi tiba-tiba penis si bapak sopir ini berkedut-kedut tanda ia sudah orgasme. ‘Crot crot crot’, beberapa kali spermanya menyemprot di dalam memekku. Oh, aku agak kecewa karena nanggung padahal hampir orgasme. Sayangnya si sopir taksi ini sudah keburu keluar duluan. Terasa penisnya yang mengecil dan lemas dan lalu ia mencabutnya dari vaginaku.

“Ahhh makasih moy. Bapak benar-benar puas. Dah lama gak ngentot. Maklum bapak udah lama menduda. Mau main sama perek takut kena penyakit. Tapi kalo sama amoy bening kayak kamu bapak rela dah kena penyakit. Hehe.”,ucapnya dengan wajah lelah bercampur puas.

Aku sebenarnya ingin orgasme lagi tapi masih gengsi untuk memintanya membuatku orgasme dengan jari atau mulutnya. Terpaksa aku pun mulai membersihkan liang vaginaku yang penuh sperma si pria paruh baya ini. Beberapa lembar tisue kuambil dari tasku dan kulap hingga vaginaku sudah bersih.

“Sama-sama pak. Sekarang cepat antarin aku ke alamat yang di aplikasi ya.”,ucapku pada si bapak ini.

Si bapak sopir ini memberiku dua lembar uang pecahan limapuluh ribu. Sebenarnya sangat menghina gadis secantik diriku diperlakukan seperti pelacur murahan begini. Tapi berhubung aku masih berpura-pura sebagai pelacur terpaksa aku terima saja uang pemberian pria paruh baya ini.

“Semoga lain kali kita ketemu lagi ya moy. Hehe.”,ucapnya dengan wajah mesum.

Tidak lama kami sudah berpakaian kembali dan sopir ini pun melanjutkan perjalanan. Beruntung si sopir taxi ini yang baru saja puas bercinta denganku bisa menyetir dengan benar hingga sampai tujuanku. Jam sudah menunjukkan pukul 19:27 saat aku tiba di Condo.

Setibanya di Condo aku buru-buru jalan masuk dan naik lift untuk ke unitku. Kusadari banyak tatapan mesum dari pria-pria yang kebetulan sedang ada di lobby saat aku masuk. Uhhh,aku yang masih terpengaruh obat perangsang merasakan sensasi nikmat saat ditatap para pria tersebut. Gairahku cepat sekali naik. Kurasakan vaginaku berdenyut dan pentilku mengeras.

Aku pun tiba di unit Condoku. Ah, perutku keroncongan karena belum makan dari tadi siang. Sekarang sudah jam setengah 8 malam. Aku pun cepat-cepat melihat ke dalam kulkas mencari apa ada makanan. Uh, ternyata kosong. Hanya tersisa 1 potong roti gandum di meja yang segera kuoles dengan selai keju dan menaburkan gula. Roti itu pun langsung kumakan dengan cepat. Aku pun memutuskan memesan makanan via aplikasi delivery ojol. Kupilih restoran yang paling dekat dengan condoku supaya tidak lama.

Sambil menunggu aku pun membuka instagram di HPku menscrollnya ke bawah melihat-lihat update-update dari teman-temanku. Kulihat Diana yang memposting foto yang cukup hot yaitu saat dirinya sedang berbaring di bathtubnya. Walaupun tubuhnya memang tertutup air dan sabun sehingga hanya kepala dan sedikit bahunya saja yang terlihat, tapi tetap saja foto itu termasuk menggoda. Dan aku tahu yang memfoto Diana pastinya pacarnya. Mereka pasti mandi dan lalu ML. Memikirkan itu aku jadi tambah bergairah. Duh, vaginaku mulai lembab. Akibat orgasmeku yang gagal saat bercinta dengan sopir taksi online dan ditambah efek obat perangsang ini masih cukup kuat.

Akhirnya sekitar 10 menit kemudian pesananku pun tiba. Kuminta ojolnya untuk naik saja mengantarkan karena aku malas lagi untuk turun. 2 menit kemudian bel unit Condoku pun berbunyi. Kubuka pintu itu dan si ojol menatapku dengan agak melotot. Duh, aku tadi lupa berganti pakaian dan masih memakai pakaian kostum polisi seksi dari Pak Mamat ini. Dari penampilannya si ojol ini mungkin baru berumur antara 20-30 tahun. Badannya tegap dan cukup tinggi dengan kulit sawo matang..


~ BERSAMBUNG ~



NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS.
Semangat hu. Terimakasih updatenya
 
makasih atas updatenya..wow..selina benar2 horny nih hehe
menunggu si ojol..hehehe
 
Congrats ya Selina aka Lala..
You've officially been paid for your "service"..

Keep servicing those lower caste, will you?
 
Untuk lanjutannya tergantung masih bnyk yg nungguin petualangan Selina ga. hehe. :Peace:

makasih atas updatenya..wow..selina benar2 horny nih hehe
menunggu si ojol..hehehe

sama2 hu :)

Gua cuma penasaran...


Tamat nya gimana.....

Diikutin aja hu. hehe. :cool:

Congrats ya Selina aka Lala..
You've officially been paid for your "service"..

Keep servicing those lower caste, will you?

Yes, Selina will always serve them as good as she can :papi:

Akhirnya update juga

iya hu. maklum RL sibuk. hehe

Kasian selina dapet kentang wkwk

iya :D

Mantap hu semangat ngonten dan rl nya

Sip hu. thx supportnya :beer:


thanks hu :beer:

Lucky ojol

Yup. Stay tune hu :D

Mohon ijin, hanya dicopy utk arsip pribadi.

Oke hu :beer:

Terimaa kasiih

Sama2 hu :)

Akhirnya.... trims updatenya
Tenyata ugi juaranya.... hak hak hak

Sama2 :)
Iya, Ugi no 1. haha

Mantap suhuu ceritanya

Thanks suhu :beer:

Selina mulai kmbli,hahaha smngat suhu

Sip hu. hehe :)

waaa, lanjutt gann

Iya hu, kalo masih bnyk yg tungguin bakal lanjut trs :cool:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd