Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Selina, Amoy Petualang Seks [Update 11 Maret 2024 Page 318

Bimabet
Part 16

Akhirnya sekitar 10 menit kemudian pesananku pun tiba. Kuminta ojolnya untuk naik saja mengantarkan karena aku malas lagi untuk turun. 2 menit kemudian bel unit Condoku pun berbunyi. Kubuka pintu itu dan si ojol menatapku dengan agak melotot. Oh iya aku tadi lupa berganti pakaian dan masih memakai pakaian kostum polisi seksi dari Pak Mamat ini. Si ojol ini mungkin baru berumur 30 tahun. Badannya tegap dan cukup tinggi. Rambut pendek dicat agak coklat. Ia berkulit sawo matang. Dari aplikasi kuketahui mas ojol ini bernama Dedi.

Melihat tatapannya yang bernafsu itu entah kenapa malah membuatku tambah bergairah dan timbul keinginan untuk ngeseks dengan ojol ini. Sungguh birahiku yang tinggi akibat tanggung tidak orgasme tadi dan diperparah oleh obat perangsang membuatku jadi lupa diri sebagai wanita dari kalangan atas. Aku tidak peduli lagi statusnya yang hanya tukang ojek dan bukan seorang keturunan sepertiku. Nafsu birahi ini benar-benar sudah menguasaiku dan aku hanya ingin dipuaskan.

“Maaf, dengan non Selina? Ini pesanannya non.”,ucapnya dengan mata yang masih jelalatan ke tubuhku yang terbalut pakaian ketat kostum polisi ini.

“Eh iya saya sendiri. Boleh tolong dibawa ke dalam mas?”,pintaku.

Ia pun menggangguk dan lalu mulai berjalan masuk ke unit Condoku. Kututup dan kukunci dengan pelan pintu condoku. Uh, gimana ya menggoda si ojol ini. Aku cukup tegang karena memang belum pernah menggoda pria seperti ojol ini sebelumnya. Aku pun memutuskan untuk memancing birahi si ojol ini saja ketimbang aku menggodanya blak-blakan. Masih ada rasa gengsi untuk memohon disetubuhi oleh pria yang jelas status sosialnya dibawahku ini.

Karena memang tadi aku memilih pembayaran tunai, aku pun pura-pura bilang mau mengambil uangku dulu dan memintanya untuk duduk di kursi sambil menungguku. Si mas-mas ojol ini hanya mengiyakan dan lalu duduk di kursi yang terletak tidak jauh dari pintu depan Condoku.

Aku segera berjalan ke kamarku dan mengambil dompetku lalu kuambil uangnya dengan pecahan-pecahan kecil termasuk 5 keping uang logam. Aku pun kembali ke si mas ojol itu sambil pura-pura menghitung uangku dan lalu seolah-olah tidak sengaja, kujatuhkan 3 keping uang logam itu ke lantai. Koin itu pun menggelinding di lantai ke belakangku. Aku pura-pura mengambil uang itu sambil menunggingkan tubuhku, yang tentu saja kini belahan pantat dan bibir vaginaku terlihat olehnya karena di balik rok mini hitam ini aku tidak menggunakan celana dalam. Aku sengaja berlama-lama mengambil uang koinku itu supaya memberikan waktu untuk si mas ojol ini menikmati keindahan tubuh bagian belakangku.

Tiba-tiba kurasakan tangan mas ojol itu meremas pantatku dan lalu dengan sigap kedua tangan ojol itu memelukku dengan erat dari belakang. “Eh! Apa-apan ini mas!? Jangan kurang ajar ya!!”, aku pura-pura menjerit memprotes dan memberontak berusaha melepaskan diri. Dengan mudah dikuncinya kedua tanganku dengan tangan kanannya yang berotot. Kedua tanganku ditarik ke punggungku sehingga kini tubuh bagian depanku gaak membusung.

“Saya nafsu liat badan non. Siapa suruh pake pakaian seksi begini.”,ucapnya dekat telingaku dengan nafas memburu.

Lalu sambil menciumi leher dan rambutku, tangan kirinya meremas-remas dadaku yang masih tertutup seragam biru ini. Saat jari-jarinya merasakan puting susuku yang tercetak di kemeja ini, ia pun berucap, “Wah, gak cuma CD tapi non gak pake BH juga ya. Dah siap ni. Hehe.”

Lalu tangannya dengan cekatan melepas 2 kancing atas dari kemeja ini. Dengan cepat tangannya pun menyusup ke dalam kemejaku dan mulai meraba payudaraku. “Wah, halusnya tetek lu non cantik..”,ucapnya saat merasakan kulit payudaraku yang halus karena sering kurawat.

Jari-jarinya juga memainkan pentilku yang sudah tegak. “Hehe, ni puting dah keras gini. Pasti dah sange ya non.”,ejeknya. “Nghhhh..bukan mas..”,jawabku sambil mendesah menikmati rangsangan jarinya itu. Tentu saja rontaanku hanya pura-pura karena aku mengharapkan ia berbuat lebih, tidak hanya dengan tangannya tapi dengan batang kejantanannya.

Kini tangan si mas ojol yang menahan tanganku sudah beralih ke selangkanganku. Diraba-rabanya bagian kewanitaanku yang masih terhalang rok ketat ini. Aku yang sudah tidak dipegangin ini hanya tetap berdiri bersandar pada dada bidang si mas ini. Aku terus melenguh nikmat akibat rangsangan 2 tangannya, “Sshhh…ohhh..mas..nghhh.. sshhh..”.

Melihatku yang mulai pasrah dan keenakan, si ojol itu tersenyum mesum dan berkata,”Hehe, non sengaja kan mancing-mancing nafsu saya kayak tadi.”.

“Nghhh.***k mas..”,jawabku yang masih berakting menolaknya.

“Ni puting uda mancung gini masih aja pura-pura lu non..”,ucapnya sambil dipencetnya pentil merah mudaku dengan keras. Aku sontak pun menggelinjang dan merintih, “Ahhhhh..”.

Lalu tangannya masuk melalui celah rok miniku dan jari-jarinya langsung bergerilya di bibir vaginaku. “Wah gak ada jembutnya. Mantep non. Hehe, ni memek dah becek banget.. sange banget kan non. ngaku aja.. hehe..”,ejeknya saat jari-jarinya mengobel liang vaginaku yang memang sudah basah oleh cairan cintaku.

Lalu ia pun membalikkan badanku dan mendorongku hingga terduduk di sofa ruang tamuku. Aku yang horny hanya menatap sayu padanya saat ia berjongkok di depan kakiku.

“Nah non, gua mau liat meki becek lu sekarang.” Dengan buru-buru diangkatnya rok hitamku hingga kini vaginaku sudah terpampang di mukanya. “Wahhh, ga ada jembutnya. ckck.. mantepp.. merah muda gini.. baru pertama kali ni gua liat mekinya amoy..”, komentarnya pada vaginaku yang gundul.



Lalu dimajukannya kepalanya ke vaginaku dan lidahnya segera menjilati liang kewanitaanku dengan rakus. ‘sllrrrppp..sllrrrppp..slrrrp..’ suara jilatannya yang cepat. “Wangi lagi memek lu.. mantep emang punya amoy..”, kembali ia berkomentar.

“Aahhh..iya mas..jilatin terus.. nghh.. enaakk..ahh..”,ceracauku yang sudah keenakan dan tidak lagi berpura-pura.

“Hehehe, gitu dong non. Jangan pura-pura terus. Nikmatin..”, ucapnya melihatku yang terus mendesah. Lalu ia kembali membenamkan kepalanya di selangkanganku dan kembali lidahnya membelah vaginaku. Ia terus menjilati vaginaku. Lidahnya dengan cepat menyentil-nyentil klitorisku, membuatku seperti melayang ke langit ketujuh. Sungguh hebat permainan lidah si mas-mas ojol ini. Belum pernah aku merasakan rangsangan oral sex di vaginaku sedahsyat yang diberikan oleh si mas ojol.

Tidak sampai 2 menit aku pun mencapai orgasme dari rangsangan lidah pria ini. “Aahhh mas… aku keluar.. oohhhhhhhh!”,ceracauku dengan badan yang bergetar-getar saat orgasme sedang melanda diriku.

‘Crrtt crrtttt crttttt’, beberapa kali vaginaku menyemprotkan cairan klimaksku.

“Hehe, gimana non lidah mas? Cewe-cewe yang pernah merasakan lidah gua di memeknya pasti ketagihan. Haha.”, ucapnya dengan wajah bangga. Aku yang masih lemas setelah orgasme hanya menatapnya dengan sayu sambil menjawab, “lidah mas hebat..”. Ia tertawa senang mendengar jawabanku sambil berkata, “Yo I. Dedi gitu loh. Hahah.” Lalu kembali mas ojol ini menjilati vaginaku. Dengan rakus ia menghisap cairan orgasmeku sampai tidak bersisa.

“Gurih ni cairan memek non.. demen gua.”, komentarnya sambil menjilati bibirnya yang belepotan lendir orgasmeku. Setelah puas menikmati vaginaku, ia pun mendudukkanku di sofa. Dilepasnya kancing-kancing yang tersisa di kemeja biruku ini hingga kedua buah dadaku pun sudah telanjang di hadapannya.



“Wow bulat montok tetek lu non.. kenceng lagi..putih mulus.. ni pentil juga warna pink gini..gemesin..”pujinya sambil diraba-rabanya susuku. “Belum pernah mas liat pentil warna pink gini. Cewe mas yang kulitnya putih aja pentilnya coklat muda. Gak pink gini.”, si mas Dedi kembali berkata sambil tangannya terus memainkan puting susuku yang tegak menantang ini. “Sssshhh makasih mas..ahh..”,timpalku sambil mendesah-desah.

“Mas mau nyusu ya non..”,ucapnya lalu ditariknya puting kiriku dan mulutnya menjilati putingku yang kanan. “Ngghhhh..enak mas..isap terus pentilku.. nghh..” lenguhku dengan tubuh yang menggeliat dan menggelinjang karena tak tahan dengan rangsangan di dadaku. Kuremas-remas kepalanya yang sedang menyusu di dadaku itu.



Puas dengan dadaku, lalu ia pun membuka celana jeans berikut celana dalamnya dan mengeluarkan penisnya yang sudah cukup ereksi. Tanpa perlu diperintah lagi aku pun meraih penisnya dan kukocok-kocok sambil kujilati kepala penisnya yang sudah mengeluarkan cairan pre cum. “Uuhhhh enak non sepongannya. Dah pro player ya? Hehe.”, ledeknya melihatku yang mahir memberi servis oral.

Mendengar pertanyaannya itu membuatku makin bergairah dan makin kusepong dengan liar. Setelah itu kulepaskan kulumanku di kontol mas Dedi yang sudah sangat keras ini lalu kutatap matanya dengan wajah nakal sambil tanganku mengocok-ngocok penisnya. Aku pun menjawab kemudian balik bertanya, “Iya uda pro. Menurut mas gimana seponganku? Enak kan?”. Kujilat kepala penisnya dengan lidahku sambil menunggu jawabannya.

Mas ojol ini dengan setengah melenguh menjawab, “Ohh sshh iya enak banget..”. Aku tersenyum nakal mendengar jawabannya dan kembali bertanya, “Enak mana sama sepongan cewe mas?”. “Oh, enakan mulut lu non. Ahh..”,jawabnya dan kembali mendesah saat aku kembali memblowjob penisnya.

Baru sebentar kublowjob dengan cepat penisnya pun kini sudah ereksi penuh. Uh, panjangnya penis si mas ojol ini, mungkin sama panjang dengan punya Pak I Gede tapi masih kalah dengan punya Ugi. Aku yang sudah sangat horny jadi tidak sabar untuk menikmati liang vaginaku dipompa dengan batang kejantanannya ini.

“Ayo mas. Entot memekku.. ssshhh.. udah ga tahan.”, pintaku dengan binalnya. Birahi yang memuncak sudah membuatku berubah menjadi gadis yang nakal seperti ini. Aku pun segera berbaring diatas sofa ruang tamu ini.

“Ayo non. Mas juga dah ga sabar pengen cobain memek amoy.”, ucapnya sambil mulai memposisikan penisnya di selangkanganku.

Kulihat ke arah selangkanganku dimana penis pria yang berprofesi sebagai ojek online ini sedang pelan-pelan memasuki liang kewanitaanku. Terlihat kontras penis mas ojol yang coklat gelap ini dengan paha dan selangkanganku yang berkulit putih bersih mulus tanpa bulu.

Perlahan-lahan penisnya pun mengisi rongga vaginaku hingga akhirnya tertanam sempurna di memekku. Tanpa menunggu lagi, mas Dedi dengan semangat memacu penisnya keluar masuk di liang senggamaku. Ah, terasa nikmat saat gesekan penisnya dengan dinding vaginaku.

Kedua tangan kekar mas Dedi memegangi kedua pahaku hingga mengangkang lebar dan ia terus menyodokkan penisnya dengan tempo cepat. Suara khas yang dihasilkan kulit kami yang terus beradu menghiasi ruang tamu condominium ini.

Lalu ia melepaskan kaos yang dari tadi digunakannya hingga dadanya yang bidang dan perutnya yang lumayan jadi sixpacknya terlihat olehku. Sungguh mas ojol ini punya badan yang bagus. Melihatku yang menatap tubuhnya membuat mas ojol menggodaku, “Kenapa non? Suka ya sama badan saya?”.

Aku jujur menjawab, “Iya mas. Badan mas atletis. Suka olahraga ya? Hehe.”

“Haha, bukan olahraga non. Mas selain jadi ojol juga kerja di toko bangunan. Hehe.”,ucapnya menjawabku.

Kemudian ia mendekatkan mulutnya ke mukaku, dijilatinya pipiku sebelum ia mencium bibirku dengan bernafsu. Aku yang memang sudah sangat horny ikut membalas ciumannya ini. Begitu panasnya ciuman kami sampai nafas kami memburu setelah ia melepaskan ciumannya.

Lalu mas Dedi menciumi leher dan lalu bibirnya terus merayap turun hingga ke bukit payudaraku. Ia kemudian mencaplok pentil susu merah mudaku yang sudah tegak ini. Ah, sungguh nikmat ketika putingku ini dihisap oleh pejantan yang sedang ngeseks denganku.

“Ssshhhh..isap terus ahhh.. mas.. ngghh…”,ceracauku melampiaskan nikmat dari permainan mulutnya di pucuk payudaraku. Puting memang titik kelemahanku dan sangat sensitif.

Mas Dedi terus mengenyot puting susuku sambil terus menghentak-hentakkan penisnya di vaginaku. Aku begitu terbuai oleh rasa nikmat bercinta dengan mas ojol ini.

“Ahhh mas.. terus.. yang kencang.. ahhh enak.. ahh ahhh ahhh”, rintihku dengan mata merem melek menikmati penis mas ojol yang sedang menghunjam keluar masuk di vaginaku yang gundul ini.



“Oohhh enak memek lu.. sempit.. ahh gokil.. mantep lah..”, lenguh mas Dedi yang juga merasakan kenikmatan dari seks denganku, seorang gadis keturunan dan dari kalangan menengah atas.

Dilepaskannya kemejaku yang sudah tidak terkancing ini hingga tubuh atasku kini sudah telanjang. Hanya rok hitam mini yang sudah terangkat ke atas ini satu-satunya pakaian yang masih melekat di tubuh putihku. Kedua buah dadaku bergoyang-goyang seirama genjotan penis mas ojol ini. Melihat payudaraku itu membuat ia gemas dan tangan kanannya ditangkupkan ke dada kiriku. Diremas-remasnya dengan kuat membuatku agak memekik. “Ahhh mas. Pelan-pelan remasnya..”,pintaku karena merasakan sakit.

Untungnya ia menurutiku dan mengurangi kekuatan remasannya di payudaraku. "Hehe, maaf non. terlalu nafsu.",ucapnya. Kini ia memilin-milin puting susuku dengan jari telunjuk dan jempolnya. Aku makin terbuai oleh kenikmatan ini. Terasa gelombang orgasme yang pelan-pelan mulai muncul.

Tiba-tiba HP mas Dedi yang ia simpan di celana jeansnya berbunyi. Dihentikannya genjotan penisnya di vaginaku lalu mengambil celana jeansnya dan mengeluarkan hpnya. “Waduh ceweku nelpon ni non. Sebentar ya non harus kuangkat.”,ucapnya sambil ingin menarik penisnya.

Aku yang tidak mau sampai harus kentang lagi pun memprotesnya dan memintanya untuk berbaring. “Jangan mas. Nanggung aku hampir keluar. Mas baring aja biar aku yang goyang.” Sungguh aku sudah dibutakan oleh birahi hingga bisa nekat ingin tetap bersetubuh selagi mas ojol ini mengangkat telepon.

Melihatku yang begitu liar, mas Dedi pun mengalah dan lalu berbaring di atas sofa ini. Dengan segera kuraih penisnya dan kuarahkan ke liang vaginaku selagi aku di posisi menduduki perutnya. Pelan-pelan penis itu pun mulai memasuki liang vaginaku.

Mas Ojol ini pun mengangkat telepon dari pacarnya itu sambil aku menaik turunkan tubuhku. Aku juga dengan liarnya melakukan gerakan memutar dengan pinggulku sehingga penis si ojol ini seperti dipelintir oleh vaginaku. Kulihat mas ojol ini yang keenakan oleh goyanganku tetap berusaha untuk berbicara dengan normal supaya tidak memancing kecurigaan dari pacarnya.

“Alo yang, ada apa ni nyariin mas?”, tanya mas Dedi ke pacarnya di telepon.

“Oh, ini mas lagi antarin makanan sebentar ya abis itu mas kesana yang.”,ucapnya menimpali pacarnya.

Kuraih tangan kirinya yang tidak memegang apa-apa dan kuletakkan di payudara kananku, memintanya meremas susuku. Si mas ojol pun menuruti dan mulai memainkan buah dada kananku dengan tangannya. Sepertinya ia juga menikmati sensasi bercinta selagi menelepon pacarnya. Hihi.

Aku dengan nakalnya makin meningkatkan kecepatan tubuhku yang naik turun sehingga menimbulkan suara tumbukan kulit pahaku dengan paha mas ojol ini. Kututup mulutku supaya suara desahanku tidak sampai keluar. Tapi sepertinya pacarnya bisa mendengar suara tumbukan kulit kami sampai pacarnya itu bertanya pada si mas ojol. Si mas ojol memberi kode untukku supaya menghentikan gerakan tubuhku yang liar ini. Tidak kugubris dan aku dengan binal terus memacu vaginaku diatas penisnya.

“Eh iya ini antarnya ke tempat pijat refleksi yang. Itu suara orang yang lagi ditepuk kakinya.”,ucap si mas Dedi berbohong. Pintar juga dia mencari alasan untuk mengelabui pacarnya. Pasti dia sudah sering selingkuh nih. Haha.

Mereka masih berbicara di telepon untuk beberapa menit kemudian sampai akhirnya telepon diakhiri. Tepat ketika telepon dimatikan, aku mendapatkan orgasme keduaku bersama mas ojol ini.

Aku pun tidak bisa menahan lagi untuk tidak berteriak melampiaskan rasa nikmat orgasme ini. “Aaaaaaaaahhhhhhhhhh!”. Tubuhku berkelejotan saat sedang dilanda badai orgasme ini. Setelah beberapa detik akhirnya orgasme ini mereda dan akupun membaringkan tubuhku di atas tubuh mas Dedi. Mulutku megap-megap mengambil udara setelah klimaks barusan.

“Non nakal banget tadi malah maksa ngewe padahal saya ditelpon cewe saya. Hehe.”, ucapnya sambil terkekeh.

“Tapi mas suka kan digituin pas lagi telponan sama cewenya?”,timpalku sambil tersenyum nakal padanya.

“Hehe, iya. Berasa beda sensasinya tadi. Demen ni mas.”,balasnya dengan tersenyum.

Lalu ia mengangkat tubuhku dan memintaku untuk membalik badan dengan kelamin kami yang masih menyatu, sehingga menjadi posisi reverse cowgirl. “Mutar ya non. Ayo goyang lagi yang liar kayak tadi non. Hehe.”



Mendengar itu aku pun mengiyakannya dan segera mulai menaik turunkan lagi tubuhku di atas si mas ojol ini. Kembali aku mendesah-desah karena rasa nikmat di vaginaku. Si mas Dedi menarik kedua tanganku ke belakang dan ia ikut menggerakkan pinggulnya ke atas menyambut tumbukan tubuhku.

“Ngghhhh ahhh terus mas.. sodok yang kuat.. ahh ahhh..”,aku melenguh keras.
Kedua tanganku yang dipeganginya bagai pelana kuda membuat tubuhku terus bergoyang dengan liar. Terasa penisnya yang menghunjam hingga begitu dalam sampai menyentuh ujung rahimku.

Ada hampir 5 menit di posisi ini, mas Dedi kemudian mengangkat tubuhku dan mencabut penisnya. Dibalikkannya tubuhku hingga kini posisiku menjadi menelungkup di atas sofa ini.

“Masih kuat kan non dientot? Hehe.”,tanyanya sambil meremas bongkahan pantatku yang mulus ini.

“Masih koq. Yuk mulai dong mas.”,ucapku sambil menggoyangkan pinggulku menggesek penisnya.

“Siap non.”, ucapnya dan kemudian mulai dilesakkannya penisnya ke dalam vaginaku.

Beberapa saat kemudian mas Dedi dengan tempo cepat menggerakkan pinggulnya memompa vaginaku, membuat tubuhku bergoyang maju mundur seirama sodokannya.

“Ohh…ohhh…iyahh..mas..terus..aahh…enak ahh ahhh!”, suara desahanku menikmati penis yang sedang keluar masuk di liang senggamaku ini.

Mendengar desahanku membuat mas Dedi makin semangat dan terasa kini frekuensi genjotannya semakin kencang. Kedua tangan mas Dedi tidak mengganggur dan meraba tubuhku. Tangan kirinya meremasi pantatku dan sesekali juga menepuknya. Tangan kanannya memerah kedua payudaraku bergantian. Puting susuku juga ditarik-tariknya, membuatku makin mendesah kencang karena titik sensitifku dirangsang sedemikian rupa.

Sekitar 5 menit di posisi doggy ini, mas Dedi mengajakku berdiri. Ia ingin bercinta sambil berdiri. “Yuk moy kita ngentot sambil berdiri. Kita ke arah balkon.”,pintanya padaku sambil mengangkat tubuhku.

Kini kami sudah berdiri dengan penis mas Dedi tetap tertancap di vaginaku. Aku agak menunggingkan pantatku supaya memudahkannya dalam memompa vaginaku sambil berdiri. Kami pun pelan-pelan berjalan ke arah balkon sambil ia terus memompa penisnya tapi dengan tempo pelan.

“Ah mas cukup disini aja. Jangan terlalu dekat ke pintu balkon.”,ucapku karena takut terlihat oleh penghuni di tower lain. Walaupun jaraknya jauh tapi masih bisa terlihat. Apalagi pintu balkon ini terbuat dari kaca bening.

“Nah kan biar tambah seru non kayak tadi mas ngentot sambil telponan sama pacar mas. Biar impas lah kita non. Hahaha.”,ucapnya seenaknya.

Mau tidak mau aku ikuti kemauannya karena memang perasaan takut ketahuan ini malah menambah sensasi bercinta ini. Kami pun terus berjalan mendekati pintu balkon.

Sesampainya di pintu balkon, mas Dedi memintaku memegangi pintu sebagai tumpuan. Kemudian setelah posisiku sudah mantap, mas ojol ini kembali menggenjot penisnya di vaginaku di posisi doggy sambil berdiri ini.

‘Plak Plok Plak Plok’, suara kulit kami yang saling beradu saat mas ojol ini dengan kuatnya memacu penisnya keluar masuk di memek gundulku ini.

“Ahhh…mas Dedi…ooohh terus.. ahhh ahhh!” rintihku yang merasakan nikmat saat penis keras ojol ini yang terus bergerak cepat menggesek dinding vaginaku.

“Ugghhh…ngghhh…memek lu seret non…ketagihan gua!” gumam si mas ojol ini disela-sela genjotannya di vaginaku.

“Ssshhh.. ahhh.. kontol mas juga enak.. terus pak.. entot memekku..ahh ahhh!”,ceracauku yang sudah diamuk birahi. Dengan binalnya aku juga menggoyangkan pinggulku menyambut sodokan penis mas ojol. Gerakanku ini menambah nikmat yang kami dapatkan.

“Sshh.. Gimana non main di depan balkon gini? Seru kan?”, tanya mas Dedi di sela genjotannya.

“Nghh..iyahh mas.. makin enak.. ahh.. ngentotnya..”,jawabku jujur karena memang sensasi bisa dilihat orang begini menambah kenikmatan yang kudapat dari seks ini.

“Kalo ada yang lihat ajak ngentot bareng aja. Mau kan non?”,kembali mas Dedi menggodaku seraya tangan kanannya meremasi payudaraku.

“Ssshhhh.. iya.. boleh.. ajak aja.. entot Selina barengan.. ahhh..”,jawabku dengan binalnya.

“Amoy nakal kayak non doyan kontol kan? Ojol kayak saya aja digoda. Hehe.”,timpalnya sambil mulutnya menjilati telingaku.

“Sssshhhh..iya mas.. ahh ahh.. aku doyan kontol..ahh.. kontol .. ahh.. mas enak..ohhh ohhh!”, aku terus menimpali sambil merintih-rintih akibat genjotan dan rangsangannya.

Puting susuku kini dipilin-pilinnya dengan bernafsu seolah seperti sedang menyetel tombol radio. Aku makin blingsatan mendapat rangsangan di pentilku yang memang sensitif ini. Bahkan kini tangan kirinya ikut merangsang puting susuku yang lain. Mendapat rangsangan ini membuat aku makin merintih nikmat.

“Ssshhhh..ngghhh mas…enak mas putingku digituin.. terus..”,lenguhku meminta pria ini untuk terus merangsang pentilku.

“iya non.. mas gemes sama puting non ini.. mancung.. dah gitu pink lagi.. asoy..”,timpalnya sambil makin gencar memainkan puting susuku.

Setelah puas dengan payudaraku, mas Dedi memegangi pinggulku dan ia terus meningkatkan tempo pompaan penisnya. Bahkan kini ia mendorong tubuhku hingga payudaraku menempel di pintu kaca ini. Buah dadaku yang bulat ini sampai terhimpit ke kaca pintu balkon. Tentunya jika ada penghuni tower lain yang kebetulan sedang di balkon, bisa melihat tubuhku ini dengan jelas.

Memikirkan resiko dilihat orang itu anehnya malah menambah gairah seks ku sehingga 5 menit kemudian aku pun kembali akan mendapatkan orgasme. Aku merintih saat klimaks itu makin dekat, “Ahhh mas.. aku bentar lagi nyampe! Ohh ohh!”.

“Tahan non. Mas.. juga ben..tar lagi nih. Ohh.. Barengan ya..”,pinta mas Dedi sambil terus menggenjotku dengan nafas yang memburu.

“Ahhh gak bisa mas.. aku nyampe! Oooohhhhhh!!”, jeritku keras dengan mulut membentuk huruf O saat badai orgasme itu tiba. Badanku mengejang-ngejang beberapa kali.

‘crrttttt…crrrttttt..crrrtttt’, vaginaku berkedut-kedut menyemprotkan cairan orgasme membasahi penis mas Dedi.

“Ohhh mas keluar non.. rasain peju mas di memek non!”,teriak mas Dedi setelah menancapkan penisnya dalam-dalam di lubang memekku.

Kurasakan beberapa kali semprotan sperma pria berprofesi ojek online ini di rongga vaginaku. Terasa ada cairan yang meluber keluar mengalir di sela pahaku dan ada yang menetes membasahi lantai condominiumku.

Selesailah sudah acara seksku dengan mas Dedi, seorang ojek online yang beruntung bisa menikmati tubuh seorang gadis keturunan sepertiku. Tentunya ini karena aku yang memang sedang horny akibat obat perangsang dan perasaan nanggung gagal orgasme saat di mobil taksi online tadi.

Setelah itu kami pun bersih-bersih dan mas Dedi yang memang masih harus pergi ke tempat pacarnya buru-buru berpamitan denganku.

“Makasih ya non buat servisnya. Hehe. Itu makanannya gratis aja gak usah dibayar. Soalnya saya dah dapat yang lebih mantep.”, ucap mas Dedi sambil nyengir mesum.

Aku tersenyum padanya karena memang aku lah yang menggodanya untuk menyetubuhiku. “Hehe, sama-sama mas. Aku juga puas ni.”. Kuakui tidak hanya penisnya yang panjang tetapi mas Dedi ini punya stamina yang kuat dalam bercinta. Dan ia juga lebih kuat dalam menyodok penisnya, mungkin karena memang ia masih muda.

Setelah itu aku pun segera makan dengan lahap karena memang lapar apalagi setelah bercinta dengan sangat panas tadi. Selesai makan, aku kemudian mandi dan langsung tidur lelap akibat hari yang melelahkan ini.

Kemudian hari-hari kembali kulalui dengan kesibukan di sekolah dan di tempat yoga. Kedua orang tuaku masih bolak balik keluar negeri untuk mengurus bisnis.

Saat di sekolah, untungnya para bandot itu tidak minta jatah lagi atau memang tidak ada kesempatan untuk itu. Kalau tidak aku pasti akan disetubuhi mereka lagi.

Kemudian di sebuah hari senin, Diana mengajak weekend ini untuk berlibur di Bandung dan stay di villa keluarganya. Ia mengajak aku, Febby dan Christine tetapi hanya aku yang bisa karena Febby harus menghadiri acara nikahan familynya. Sedangkan Christine pergi liburan singkat dengan orang tuanya ke Kuala Lumpur.

Diana bilang kakak sepupunya dan 1 teman sepupunya juga ikut berlibur. Sepupunya bernama Agatha dan teman dari sepupunya bernama Anastasya. Mereka berdua sudah kuliah dan merupakan mahasiswi di sebuah universitas swasta yang elit di Tangerang.

Pada hari Kamis siang, kami janjian untuk bertemu dengan ngafe di mall di area Jakarta Selatan. Karena memang aku belum kenal dengan sepupu Diana apalagi temannya.

Kamis sekitar jam 2 siang aku pun tiba dengan diantar oleh sopir ke mall yang berlokasi di area Kuningan ini. Segera kuchat Diana untuk menanyakan dimana mereka. Tidak lama Diana sudah membalasku, ternyata mereka sudah di cafe.

5 menit kemudian aku sudah tiba di cafe yang dimaksud. Kulihat Diana dan 2 orang gadis berkulit putih khas keturunan yang tentunya adalah sepupu Diana dan teman sepupunya. Kami pun saling berkenalan.

Agatha bertubuh tinggi dan ramping dengan rambut hitam dikuncir pony tail. Kulitnya sangat putih sama sepertiku. Matanya agak sipit. Orangnya ramah dan ceria. Ia memakai tanktop hitam tapi dilapisi cardigan putih. Sepertinya ukuran bra nya sama sepertiku.

Agatha


Sedangkan Anastasya adalah teman kuliah dari Agatha. Ia berambut sebahu dihighlight kecoklatan. Tubuhnya termasuk montok dengan buah dadanya sangat besar, sepertinya ukuran Bra nya 36C. Apalagi ia memakai tanktop abu muda yang ketat sehingga tonjolan dadanya makin jelas tercetak.

Anastasya


Diana sendiri memakai kemeja putih yang cukup tipis sehingga bra nya yang berwarna hitam bisa terlihat cukup jelas. Memang Diana ini termasuk suka memakai pakaian seksi yang tentunya bisa mengundang nafsu para pria yang melihatnya.

Aku sendiri memakai kaos putih polos dengan kerah agak rendah tapi bra yang kugunakan berwarna putih juga. Bagaimanapun aku tidak seberani Diana dalam berpakaian.

Setelah berkenalan aku pun berbasa-basi sejenak menanyakan apa mereka sudah lama sampai disini. Ternyata mereka bertiga datang bersama dan baru saja duduk sebentar sebelum aku tiba. Mereka belum memesan karena masih sedang melihat menu.

Setelah semua sudah menentukan pilihan minuman maka aku pun bersiap akan memanggil pelayan sebelum Diana menyetopku. Ia berkata bahwa mereka ingin menggoda pelayan cafe ini dengan memamerkan aset mereka sambil menunjuk ke arah dadanya. Memang cafe ini kebetulan hanya ada tiga pelayan dan semuanya pria. Kondisi cafe juga sepi berhubung ini mall yang terletak di area perkantoran dan sekarang masih jam kerja.

Duh, memikirkan ide si Diana membuatku geleng-geleng. Temanku ini memang liar. Tapi aku kaget ketika Diana bilang justru ide ini datang dari Agatha. Ternyata ia gadis yang nakal, padahal saat baru kenalan aku kira dia gadis yang alim.

Diana kemudian nyeletuk dengan sebuah tantangan, “Eh tapi berani ga lu orang godainnya tanpa dalaman? Biar lebih konak tu pelayannya. Hihi.”. Agatha dan Anastasya mengangguk setuju sambil tersenyum nakal mendengar ide gila temanku ini. Mereka tanya apakah aku ingin ikutan tapi aku menggeleng karena aku belum seberani mereka.

Lalu mereka bertiga pun pergi ke toilet cafe ini. Tentu saja untuk mencopot penutup payudara mereka supaya pelayan yang beruntung ini dapat melihat jelas keindahan buah dada para gadis muda seperti mereka.

Sekitar 10 menit kemudian mereka pun kembali ke meja. Aku kaget juga melihat bagaimana penampilan mereka begitu menggoda karena tanpa memakai bra.

Pentil Anastasya sangat tercetak jelas di tanktop abu mudanya.

Diana yang memakai kemeja putih tipis tidak kalah hot nya. Puting susunya juga samar-samar terlihat dari balik tipisnya kain kemeja yang ia pakai itu.

Agatha sudah melepas cardigannya sehingga ia hanya memakai tanktop hitam yang agak longgar. Putingnya juga lumayan bisa terlihat karena kain tanktopnya tipis walaupun masih lebih aman karena warna nya hitam.

Saat mereka berjalan keluar dari toilet, kulihat pelayan cafe yang memandangi mereka dengan mata melotot dan jakun naik turun. Bagaimana tidak, ada tiga gadis muda berkulit putih mulus dengan pakaian yang seksi dan tanpa bra seperti ini di hadapannya.

Seolah tidak ada yang aneh, Agatha pun memanggil pelayan yang berdiri paling dekat dengan kami. Kulihat pelayan itu buru-buru berjalan mendekati kami. Ada 1 pelayan lagi juga sebenarnya sempat agak berlari tapi karena jaraknya lebih jauh maka tidak keburu. Hihi, namanya cowo kalo dah liat yang bening pasti berebut.

Si pelayan yang beruntung ini dari mukanya yang sumringah tentu sudah tidak sabar segera memandangi sajian tiga pasang gunung kembar putih mulus yang pasti mengusik nafsu birahi semua pria normal.

Si pelayan yang kulihat dari nametagnya bernama Bayu ini terlihat masih cukup muda, mungkin seumuran denganku. Ia tampak salah tingkah karena dari posisinya berdiri di antara Agatha dan Anastasya, ia bisa melihat jelas buah dada mereka. Apalagi saat Agatha yang berpura-pura sedang mengambil barang di tasnya sehingga ia agak membungkuk. Tentu saja tanktopnya yang agak longgar itu membuat payudara sepupu Diana ini jadi terlihat seluruhnya.

Kulihat si mas Bayu ini berusaha menutupi tonjolan di celananya dengan kertas catatan pesanan. Hihi, lucu juga melihat tingkah pria yang konak tapi juga malu begini.

Anastasya yang melihat mas Bayu yang terfokus pada payudara Agatha pun tidak mau kalah. Ia memanggil si pelayan untuk menanyakan tentang menu dan kulihat ia menarik ujung bawah dari tanktopnya sehingga buah dada montoknya itu jadi makin tercetak menonjol.

Mas Bayu terlihat menahan napas melihat gunung kembar Anastasya tersebut. Anastasya pura-pura bertanya mengenai kopi susu dengan nada suara menggoda.

“Mas, kalo cappucino sama coffee latte bedanya apa ya? Bukannya sama-sama kopi campur susu?”,tanya Anastasya dengan nada manja.

Mas Bayu yang pandangan matanya dari tadi tertuju di gundukan payudara Anastasya menjawab dengan terbata-bata, “Eh anu itu kalo cappucino kopinya lebih banyak dibanding susunya. Kalo coffee latte susunya yang lebih banyak.”.

Anastasya menanggapi dengan pertanyaan yang menggoda dan agak mendesah, “Ohh gituhh.. Ya uda aku pesan Cappucino hot 1 ya. Kalo mas sendiri sukanya yang susunyahh banyak apa sedikit nihh?”.

Pelayan ini makin terlihat kikuk ditanya begitu oleh Anastasya, “Ah kalo aku sukanya yang susunya gede.. eh banyak maksudnya kak..”. Hihi, dia keceplosan mengatakan gede karena matanya terus mencuri pandang ke belahan dada Anastasya.

“Ih, apa nih maksudnya susunya gede.”,timpal Anastya sambil pura-pura kesal tapi ia dengan sengaja makin membusungkan dadanya, membuat tonjolan payudaranya makin menantang.

“Eh eh maaf kak.. salah ngomong..”,mas Bayu berkata dengan mimik takut.

“Hihi, gapapa koq mas. Aku suka yang jujur kayak mas. Punyaku gede ga mas?”,tanya Anastya frontal sambil menarik celah leher tanktopnya maju ke depan sehingga keseluruhan buah dadanya bisa terlihat jelas. Gila juga dia berani menggoda terang-terangan begitu ke seorang pelayan cafe.

Mas Bayu terdiam sejenak dengan mata melotot melihat pemandangan susu montok Anastasya. Kemudian Anastasya kembali bertanya dengan setengah menghardik, “Loh mas, koq diam aja. Jawab dong.”.

“Eh eh. Iya gede kak.”,ucap si pelayan ini dengan muka gugup. Ia pasti tidak pernah menyangka akan digoda seperti ini oleh gadis cantik berkulit putih mulus seperti Anastasya.

Kulihat Agatha yang dari tadi hanya menonton aksi Anastasya menggoda mas Bayu akhirnya tidak sabar dan ia sengaja mendekatkan dadanya hingga bersentuhan dengan lengan mas Bayu yang berdiri di sampingnya. Aku agak kaget melihat Agatha yang begitu liar berbuat begitu.

Bahkan ia makin maju mendorong dadanya supaya makin menghimpit lengan si pelayan. Ia lalu menggesekkan dadanya yang berbalut tanktop tipis ke lengan mas Bayu. Lalu bertanya pada si pelayan, “Mas ini Pink Lady enak ga?”.

Mas Bayu yang kaget ada sesuatu yang kenyal menyentuh tangannya segera menatap ke arah Agatha. Di posisinya ini ia bisa dengan jelas melihat langsung buah dada Agatha beserta puting nya yang berwarna merah muda.

“Eh enak itu kak. Salah satu favorit disini.”, ucap mas Bayu menjawab pertanyaan Agatha. Ia terlihat membetulkan celananya yang pastinya terasa sempit karena sudah ereksi melihat pemandangan indah di kiri dan kanannya dari tadi.

“Oh oke. Mas tau artinya pink lady apa ga?”,tanya Agatha pada mas Bayu sambil menatapnya dengan tatapan menggoda.

“Tau kak. Artinya gadis merah muda.”, jawab mas Bayu cepat. Matanya masih terus saja menatap ke arah dada Agatha.

“Wah pinter juga bahasa inggrisnya mas. Hehe. Nah, kalo aku pantas gak disebut pink lady?”,tanya Agatha ke si pelayan cafe.

“Maksudnya kak?”, mas Bayu tampak kebingungan dengan pertanyaan dari Agatha.

“Aku kan masih muda jadi bisa disebut gadis. Nah yang pinknya di aku itu mas tahu ga?”, Agatha kembali bertanya sambil menggoda. Bahkan ia agak membungkukkan badannya hingga buah dada nya dapat dilihat lagi oleh mas Bayu dengan jelas.

“Hah, yang pink di kakak?”, mas Bayu masih bingung dengan maksud Agatha. Padahal aku sudah tahu maksud Agatha mengenai pink itu. Lucu melihat reaksi mas-mas satu ini yang tampaknya cukup polos.

“Ih, mas pura-pura ga tau. Padahal dari tadi kan dah lihatin yang warna pink di aku.”,ucap Agatha sambil pura-pura memasang muka ngambek. Bibirnya agak dimajukan ke depan membentuk duck face.

Mas Bayu kontan saja agak shock mendengar ucapan Agatha itu. Memang ia dari tadi sudah menikmati keindahan buah dada Agatha dengan puting merah mudanya itu.

Diana ikut menimpali, “Iya tuh mas. Aku lihatin dari tadi mas matanya ke arah toket terus.”.

“Eh eh maaf kak. Gak bermaksud gitu.”, mas Bayu tampak kelihatan takut karena ketahuan mesumnya.

“Hihihi, mas lucu deh. Ya udah aku pesan ya Pink Ladynya.”, Agatha akhirnya berhenti menggoda si mas dan memesan minuman yang ia mau.

Lalu mas itu kemudian bertanya padaku dan Diana. Aku segera memberitahu pesananku Matcha Latte. Sedangkan Diana pura-pura bertanya pada si mas Bayu dan memintanya mendekat. Duh, temanku mau ikut menggoda. Padahal sudah cukup lama juga Agatha dan Anastasya menggodanya.

Mas Bayu yang sudah berdiri di samping Diana dapat melihat payudara temanku yang agak terlihat dari kemeja putihnya itu. Diana bertanya beberapa hal sebelum akhirnya memesan kopi Americano.
Akhirnya mas Bayu pun bisa lolos dari ‘sarang bidadari’ dan lalu menginput pesanan kami setelah cukup lama digoda oleh tiga gadis muda dan seksi. Kulihat tonjolan di celananya itu, pastilah dia sange berat. Hihihi.

Setelah itu, kami pun cekikikan membahas reaksi si mas Bayu tadi yang lucu. Kami kemudian juga mengobrol mengenai tempat-tempat yang ingin dikunjungi nantinya di Bandung..


~ BERSAMBUNG ~



NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS.
 
Terakhir diubah:
Selamat menikmati part 16 :hati:
Biasakan komen ya buat kasi ane semangat menulis lanjutannya :semangat:

Mudah-mudahan segera terbit ya om, dah seminggu lebih nungguin :o

Sudah tayang om malam ini :cool:

no problem hu.. introduction is ok for now. soon they'll get wilder and wilder and wilder than we could ever think of.. hahaha (evil laugh)

Haha, let's enjoy the show :papi:
But this is special kind of intro hu. read it and you will know. hehe

iya hu, kudu dituntasin baru pikiran jernih lagi :remas:
asyik nih malam ini ci Selina hadir kembali :genit:

hehe, iya hu, sudah hadir kembali Selina :panlok2:

Preparing my Dickalibur for Selina new update

:konak:

Semoga gua belum tidur pas update tayang :dance:

Becareful with that kind of weapon hu :D

makasih updet part 16 @thanosduh

Sama2 suhu :cendol:
 
Mantap...terimakasih om @thanosduh ....cerita nya makin keren.....

Ditunggu kisan pramusaji..***ngbang style

Thanks, hehe
Sama2 hu :beer:

Thx for update hu

Sama2 hu :semangat:

toopppp Markotooppp suhu @thanosduh update an nyaa :mantap::mantap:

Thanx berat udah dengan rendah hati menerima masukan ane :beer:

Hanya satu kata hu : Lancrottkan :tepuktangan:

now take your time. sip a coffee
We'll stay here longing for your incoming masterpieces.. as always:nenen:

Thanks hu apresiasinya :beer:
Hehe, pas juga dengan jalan ceritanya ada 2 new girls jadi ya uda ditambahin langsung pake 2 nama amoy itu. :panlok2:

Aseeek eksib tipis tipis

Iya hu, hehe :alamak:

Iiihhh mantep banget Ci Lina

Sip hu, hehe :beer:

New players have entered the arena...
Beware!!!!🤣🤣🤣🤣

Haha, they're the wild ones too :D

Mantap :tepuktangan:
Baru on nih pagi-pagi, saya simak dulu om

Thanks hu
Enjoy :beer:
 
Siapp huu. Karya tulis seperti ini memang layak di apresiasi.
boljug nih hu klo dua amoy baru ini dibikin sidestory macam Sherin vs Udin :Peace:
but RL must comes first.
Biar ceritanya tetap mantap terjaga kualitasnya :beer:

Iya hu, tapi lebih baik fokus di cerita yang ini dulu. hehe.
but next project maybe, who knows :beer:

Mantapppppp

Yessss..ada lagi tokoh² baru hehe

Iya hu, hehe. biar rame :panlok2:

Belum bisa baca berhubung lagi di kantor. Hahah
Tapi dari komen2 di atas kayaknya ada amoy baru. Asyik :panlok3:

Thanks updatenya hu

Hahaha, takut ketahuan ya kalo baca di kantor? :D

Selina tambah mantap aja

Hehe, makasih hu. :alamak:

terima kasih om s utk updatnya

Sama2 hu :beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd