Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Kisah Clara (TAMAT)

belum muncul juga ya clara, ayo dong hu mana nih clara nya
 
Clara you slut, come here at once! Wanna do you good!

Semoga masih ada update ni cerita Clara. haha:konak:
 
clara kapan muncul nih, ga sabar nunggu ceritanya dan ngebayangin bisa dinakalin kaya clara nih
 
"Uhuuuukk uuuhhhuuukkk" mendadak aku batuk saat bangun tidur tadi

"Kenapa kamu clara" ucap mamaku dari luar kamar, ternyata mamaku mendengar suara batukku

"Ehmmm gak papa kok ma, kayaknya clara kecapekan aja ma" ucapku dari dalam kamar. Memang akhir akhir ini aku hanya pasrah membiarkan badanku terus di pakai sesukanya, baik itu d sekolah dengan rombongan supri, dirumah dengan papa dan supirku

"Sini mama cek" ucap mamaku sambil masuk kedalam kamar ku

"Looohhh ini badan kamu panas clara" ucap mamaku kaget saat meletakkan tangannya di keningku

"Nanti juga sembuh sendiri kok ma, clara cuman kecapekan aja, karena banyak kegiatan di sekolah" ucapku agar mamaku lebih tenang

"Iya clara, tp kamu hrus tetap dibawa kedokter untuk diperiksa supaya kamu cepat sembuh" ucap mamaku sambil memijat mijat tanganku

"Eeehhhhmmmmm iya deh ma" ucapku lemas

"Ya sudah kamu siap siap ya, mama tunggu dimobil" ucap mamaku sambil meninggalkan ku dikamar

Dengan malas aku pun bangkit dari ranjang, aku mengganti celana pendekku dengan celana legging panjang yang lumayan ketat, serta mengganti baju tidurku dengan baju kaos berwarna putih yang aku tutupi dengan jaket agar aku tidak kedinginan

"Kenapa non" bisik supirku

"Panas badanku pak" bisikku balik,

"Yang ini panas juga gak non" mendadak tangan supirku mengelus vaginaku yang masih terhalangi oleh celana lenggingku

"Aaahhhh kok main ngelus ngelus aja pak, nanti ketahuan mama gimana" bisikku protes

"Hehehe habis bagian sini lebih panas lagi non" bisiknya sambil sesekali mengelus vaginaku


"Silahkan masuk neng" ucap supirku sopan, aku tau dia bersikap seperti itu karena ada mamaku disitu. Aku pun masuk duduk kekursi tengah disamping mamaku

"Jalan pak ke praktek dokter *******" ucap mamaku memerintahkan supirku

"Baik buk" ucap supirku

"Loh ma kok ke dokter *******" ucapku protes

"Kan kamu cocok nya sama dokter itu clara sayang" ucap mamaku

"Iya sih ma, tapi dokter ******* itu sudah tua, sama cerewet banget ma" ucapku memberi penjelasan

"Makanya kalau gak mau ketemu dokter jangan sakit, sudah yang penting kamu bisa cepat sembuh sebelum semakin parah sakit nya" ucap mamaku sambil mengelus lembut rambut panjang ku

"Sudah sampe buk" ucap supirku

"Ok kamu tunggu disini" ucap mamaku kesupirku. Aku dan mamaku pun turun dari mobil untuk mengambil nomor antrian


"Yang sakit siapa buk" ucap seorang penjaga nomor antrian

"Ini buk, anak saya" ucap mamaku

"Nama nya siapa dek" ucap penjaga itu

"Clara buk" ucapku

"Ok habis ini dek clara lagi yang masuk, nanti nama nya dipanggil" ucap penjaga itu. Aku dan mamaku pun duduk dikursi sambil menunggu namaku dipanggil yang katanya sebentar lagi

"Clara, silahkan masuk" ucap penjaga itu

"Ayok clara" ucap mamaku mengajakku masuk kedalam ruangan dokter

"Maaf buk, kebijakan baru, yang boleh masuk cuman pasien saja, agar dokter lebih fokus melakukan periksaan" ucap penjaga antrian itu menjelaskan

"Oh gitu ya, maklum sudah lama gak kesini" ucap mamaku sambil tersenyum

"Kami masuk sendiri gak papa kan clara" ucap mamaku bertanya

"Mau gak mau ma, lagian sudah sampe disini juga" ucapku terpaksa

"Ok mama tunggu diluar ya, nanti kamu jelasin aja semua keluhan kamu kedokter" ucap mamaku memberi saran

"Silahkan dek masuk" ucap penjaga itu mempersilahkan

Tok tok tok

"Permisi dok" ucapku sambil membuka pintu

"Silahkan duduk disini" ucap dokter itu. Aku pun berjalan duduk kekursi yang ada didepan dokter itu

"Nama nya siapa" tanya dokter itu singkat

"Clara dok" ucapku

"Keluhannya apa aja" tanya dokter itu

"Panas, pusing sama perutku terasa sedikit mual dok" ucapku sembari dokter itu mencatat semua keluahan yang aku sebutkan

"Ok kalau gitu silahkan tiduran diranjang itu" ucap dokter itu sambil menunjukkan ranjang yang maksud. Aku pun langsung berjalan keranjang itu sambil dokter itu mempersiapkan alat alatnya

"Silahkan tiduran" ucapnya ketika melihat aku cuman duduk saja diranjang itu. Aku pelan pelan berbaring diranjang yang dingin terkena AC. Sambil menekukkan kedua kakiku

"Kakinya diluruskan" ucapnya dokter itu dengan nada yang agak tinggi, karena kaget akupun langsung meluruskan kedua kaki ku

"Gimana bapak mau periksa kalau masih pake jaket" ucap dokter itu

"Oh iya dok maaf" ucapku sambil membuka jaketku kemudian meletakkan nya disamping kepalaku

"Tarik nafas dalam dalam" ucap dokter itu sambil menempelkan stetoskop kearah dadaku

"Coba tarik nafas lagi" ucap dokter itu memberi perintah

"Aduh kok masih belum kedengaran, coba kamu naikkan kaos mu" perintah dokter itu

"Loh dok kok kayak gitu, biasanya gak pernah kok" ucapku protes

"Sudah !! Kamu nurut aja, saya ini sudah profesional jadi saya tau apa yang saya lakukan" ucap dokter itu sedikit marah karena aku protes

"Tapii dok" ucapku ragu

"Buka aja, kamu gak usah malu" ucap dokter itu kembali membentakku. Mau tak mau akupun menaikan bajuku keatas hingga memperlihatkan perut mulusku serta payudaraku yang masih tertutup dengan BH

"Oh pantes bapak periksanya kurang maksimal" ucap dokter itu

"Emang kenapa dok" ucapku heran

"Ini BH kamu sangat mengganggu, kamu lagi sakit kenapa pakai pakaian yang berlapis seperti ini" ucap dokter itu marah

"Takut masuk angin dok" ucapku membela

"Sudah sudah saya gak mau dengar alasan, kamu buka aja BH kamu" ucap dokter itu

"Haaa gak mungkin pak, malu aku dilihat bapak" ucapku protes dengan muka ku yang memerah karena malu

"Kamu gak usah malu, bapak sudah sering melihat beginian" ucap dokter itu sambil menunjukkan jarinya kearah payudaraku

"Ok deh pak, tapi bapak jangan macam macam" ucapku lagi, karena aku trauma dengan laki laki

"Iya buruan, masih banyak pasien bapak yang menunggu diluar" ucap dokter itu

"Bapak tolong hadap kebelakang, aku mau buka baju" ucapku

"Sudah buka aja langsung, nanti juga bapak pasti liat" ucap dokter itu

Aku pun menuruti kata katanya, aku melepaskan bajuku yang sudah setengah terbuka, serta lepaskan bh hitam ku sehingga kedua payudaraku dapat terlihat jelas oleh dokter itu

"Kalau gini kan enak bapak periksanya" ucap dokter itu. Aku pun hanya diam sambil tanganku berusaha menutupi kedua payudaraku

"Taruh disamping tanganya" perintah dokter itu lagi. Entah ada angin apa aku langsung mengikuti perintah dokter itu

"Bagus juga tetek kamu clara, tapi tenang aja bapak sudah sering melihat tetek tetek yang indah seperti ini" ucap dokter itu sambil matanya melihat kearah payudaraku

"Eehhhmmmmmm" desahku kaget saat stetoskop itu langsung menyentuh kulitku

"Hahahha kenapa kamu mendesah clara" ucap dokter itu senang

"Dingin dok stetoskopnya" ucapku sambil tanganku menutup mulutku karena malu

"Hahahhaa santai aja clara, nanti juga gak dingin lagi" ucap dokter itu, sambil terus memeriksa aku dengan stetoskopnya

"Aahhhhhhhh" desahku kaget, karena mendadak stetoskopnya ditempelkan diatas puting payudaraku

"Kenapa kaget ya" ucap dokter itu tertawa

"Iya pak, kok periksa yang situ juga" ucapku protes sekaligus marah karena aku tau kalau dokter itu sengaja

"Hahahhaa habis pentil tetek kamu bikin bapak gemes clara" ucap dokter itu sambil tersenyum

"Ingat ya dokter sudah janji gak bakal macam macam" ucapku mengancam dokter itu. Dokter itu hanya diam, dia meletakkan dua jarinya diperutku dan mulai menepuk nepuknya tengah jari yang lainnya lagi

"Ehmmm perut kamu kembung, pantes kamu mual" ucap dokter itu kepadaku

"Ok pak kalau gitu, aku pake pakaian aku lagi ya" ucapku

"Nanti saja biar kalau bapak mau periksa lagi mudah" ucap dokter itu, akupun terpaksa bertelanjang dada didepan dokter tua ini.

"Sini buka ketiak kamu, bapak mau ukur suhu tubuhmu" ucap dokter itu sambil mengambil termometer yang ada dilemari. Aku kemudian merenggangkan sedikit ketiakku agar termometer itu bisa masuk

"Loh kok buka nya cuman segitu, kamu taukan kalau bapak sudah tua" ucapnya

"Tau pak" ucapku

"Kalau sudah tau, buka nya jangan dikit dikit, naikkan tanganmu biar ketiakmu terbuka lebar" perintah dokter itu

"Malu pak" ucapku singkat

"Cuman buka ketiak aja malu, liat tetek kamu aja sudah terbuka kayak gini masa masih malu" ucap dokter itu sambil sedikit menampar payudara kananku

"Aahhhhhh kok kasar sih pak, kan kata bapak , bapak gak bakal macam macam" ucapku menagih janjinya

"Makanya kamu nurut kalau bapak minta, saya ini sudah profesional" ucap dokter itu

"Cepat buka ketiak kamu" perintahnya lagi, aku pun menaikkan tangan kananku keatas kearah kepalaku agar ketiakku dapat terbuka dengan sempurna

"Na gitu, jadi bapak kan biasa liat ketiak mulus clara dengan jelas" ucapnya

"Coba yang ketiak sebelah kiri kamu buka juga" ucapnya

"Haaa buat apa pak" tanyaku

"Sudah nurut aja" ucapnya sambil sedikit membentak. Aku pun menaikkan juga tangan kiriku keatas kepalaku sehingga kedua ketiakku mulusku terbuka lebar dengan sempurna
POKKK tiba tiba dokter itu menepuk ketiakku dengan telapak tangannya

"Ehhhmmm geli pak" ucapku

"Bagus berarti saraf ditubuhmu bekerja dengan baik" ucapnya sambil nempelkan termometer di ketiakku

"Sekarang jepit selama 5 menit" ucap dokter iti kepadaku

Aku pun menjepit termometer itu dengan ketiakku selama 5 menit, selama 5 menit dokter itu terus berada sebelahku sambil terus memandangi tubuhku yang sudah setengah telanjang ini

Piipp piiipp piiipppp

"Ok sekarang buka ketiak mu" perintah dokter itu, aku pun membuka ketiakku lebar lebar seperti tadi. Membiarkan dokter itu mengambil termometer itu dengan mudah

"37° panas badan kamu clara" ucap dokter itu sambil melihat angka yang tertera

"Ok sekarang bapak mau tanya" ucap dokter itu setelah melihat termometerku

"Apa pak" ucapku yang masih berbaring ini

"Pasti bagian kakimu, terasa pegal pegal kan clara" ucapnya

"Iya sih pak, kok bapak bisa tau" ucapku heran

"Karena orang yang sedang masuk angin seperti ini pasti bagian tubuh kebawahnya pegal pegal" ucap dokter itu menjelaskan

"Kalau gitu sekarang bapak mau periksa suhu tubuh bagian bawahmu" ucap dokter itu

"Eh kok diperiksa lagi pak, bukan nya suhu tubuh satu badan pasti sama?" Tanya ku keheranan

"Itu dia setelah bapak sekolah lagi, ternyata manusia bisa memiliki 2 suhu tubuh yang berbeda secara bersamaan" ucap doktek itu mennjelaskan

"Wah clara baru tau itu dok" ucapku heran

"Emang bagian mana nya pak yang bakal di cek pake termometer" ucapku polos

"Kalau buat cewek, bagian mekinya yang bakalan dites pake termometer" ucapnya

"Ha jangan gila pak, masak aku menunjukkan organ intim aku keorang yang tidak dikenal" ucapku marah

"Ya itu kembali lagi kepada clara, kalau clara tidak mau, terus saya salah memberi obat dan terjadi mal praktek, dek clara gak bisa menuntut saya" ucap dokter itu sambil tersenyum

"Ehmmmm kok gitu sih pak" ucapku marah

"Terserah dek clara, itu memang sudah prosedurnya" ucapnya. Akupun berpikir sejenak tentang tawaran dokter itu, aku juga takut bila aku salah minum obat

"Ok deh dok, tapi cuman buat ukur panas tubuh aja habis itu aku pake lagi celanaku" ucapku memberi syarat

"Baik clara" ucapnya seperti orang tidak sabaran. Aku pun mulai menurunkan celana legging aku sampai sebatas pahaku

"Loh kok buka nya cuman sampe situ clara" ucap dokter itu heran

"Emang kenapa dok, termometernya kan nanti cuman masuk kedalam lubang vaginaku aja" ucapku membela

"Iya betul clara, cuman bapak tau ukuran lubang vagina anak remaja seperti kamu, pasti masih tipis seperti benang" ucap dokter itu dengan yakin. Aku pun tidak bisa berkata apa apa, gak mungkin aku bilang kedokter kalau vaginaku sudah agak melebar dan bergelambir

"Ehmmmm iya juga ya pak" ucapku sambil menurunkan celanaku hingga terlepas dengan sempurna.

"Nah gitu dong clara, sekarang celana dalammu juga dibuka" ucap dokter itu. Aku pun mulai menurunkan celana dalamku pelan agar vaginaku tidak terlihat dengan jelas

"Loh clara kok masih dirapatkan kaki nya" ucap dokter itu

"Ehmmmmm ituuuuu" ucapku

"Sudah gak usah malu, kamu punya meki yang indah kok, buktinya kamu selalu mencukur rambut mekimu dengan bersih, jarang jarang lo cewek seumuran kamu peduli dengan keindahan meki mu" ucap dokter itu memujiku. Mendengar pujian itu membuat hati ku luluh sekaligus sedih karena dokter itu tidak tau apa yang terjadi kepadaku

Pelan pelan aku melebarkan kaki agar lubang vaginaku dapat terlihat dengan jelas, bukan hal yang susah untuk melebarkan kedua kaki ku karena aku sudah sering melakukannya

"Wahhhhh kok bentuk meki kamu sudah bergelambir kayak gini clara" ucap dokter itu kaget karena tidak sesuai dengan harapannya

"Ehmmmm iya pak"

"Kamu sering main sama pacar kamu ya" tanya dokter itu sambil terus melihat lubang vaginaku

"Gak kok dok" ucapku jutek

"Sudah kamu ngaku aja clara, bentuk meki kayak gini pasti sudah sering dipakai" ucap dokter itu sambil menarik narik gerambirku

"Ehhhmmmmmm" ucapku diam sambil menahan ransangan yang diberikan oleh dokter itu

"Berapa kali clara kamu main sama pacarmu, dari pada saya beritahu ke orang tua kamu" ucap dokter itu, sambil jari tangannya ditusuk tusukkan kelubang vaginaku

"Ehmmmmmm lupa pak, tolong jangan ditusuk tusuk pak" ucapku singkat sambil menahan rasa nikmat ini

"Ahahahahaa memang kamu lonte clara, sangking sering dipakainya kamu jadi lupa" ejek dokter

"Ehmmmmm tolong dok jangan bilang clara lonte" ucapku sedih dengan kondisi badanku yang masih mengejang gejang kecil

"Iya bapak gak bilang kamu lonte lagi, tapi kamu ikutin yang bapak mau ya" ucap dokter itu sambil meremas remas payudaraku

"Ehmmm iya dok" ucapku lemas

"Hahaha yasudah bapak masukin termometer ini kelubang mekimu" ucap dokter itu sambil mengambil termometer nya. Aku menggigit bibir bawah ku dengan keras agar aku tidak mengeluarkan suara yang aneh saat termometer itu masuk kedalam vaginaku

"Aaahhhhhhhh" desahku ternyata tidak dapat tertahankan saat termometer itu masuk kedalam lubang vaginaku

"Kok masukinnya dalem banget pak, sampe pegangan termometernya masuk juga" ucapku protes

"Hahhahaha habis meki clara sudah licin banget" ucap dokter itu sambil tertawa puas

"Ok sekarang kita tunggu selama 5 menit, dijepit yang kuat ya clara, supaya gak jatuh" ucap dokter itu sambil mengelus kulit sekitar vaginaku

"Kok main elus elus aja pak" ucapku marah

"Habisnya meki clara gemesin" ucapnya senang.

5 menit termometer itu berada didalam vaginaku terasa sangat lama. Tiap detik vaginaku terasa semakin terangsang dan berdenyut. Aku dapat melihat termometer yang ada didalam vaginaku bergoyang maju mundur, seolah olah vaginaku mengedot nyedot termometer itu agar masuk

"Wahh termometernya sampe goyang goyang itu clara, enak ya " ucap dokter itu mengejekku. Mendengar ucapan itu, nafsuku semakin memuncak, cairan vaginaku semakin keluar dengan deras hingga menetes keluar membasahi ranjang

"Ok sudah 5 menit bapak cabut ya clara" ucap dokter itu

"Ehmmmm iiyyyaaa pppaaakkk" ucapku dengan tatapan mesum karena aku sudah terangsang dari tadi akibat termometer dan kata kata dokter itu

"Aaahhhhhh ccccrrrrrtttt cccccrrrrrrrt cccccrrrrrrtt" ketika termometer itu dicabut, aku mengalami orgasme yang sangat hebat , cairan cinta ku menyembur keluar dengan keras hingga mengenai dinding ruangan dokter itu.

"Mmmmaaaaa aaaaaaffff paaaaakkk" ucapku kaget sekaligus malu. Dokter itu hanya tersenyum melihat tingkahku, dengan kondisi badanku yang masih mengejang keras diiringi cairan cinta ku yang masih terus saja terus mengalir keluar

"Ah ah ah ah " akupun mengatur nafasku agar teratur kembali

"Hahahha sudah puas clara orgasme nya" ucap dokter itu mengejekku. Aku hanya diam menutupi mukaku dengan tanganku

"Loh kok diam aja clara, dijawab kalau dokter bertanya" ucap dokter itu lagi

"Iya pak" jawabku singkat

"Iya apanya" ucapnya

"Iya pak sudah puas" jawabku lagi

"Hahahaha gitu dong jujur" ucap dokter itu

"Liat ternyata meki kamu lebih panas dari ketiakmu, clara" ucap dokter itu sambil memperlihatkan angka yang terdapat di termometer itu

"Ehmmm sudah ya dok, aku mau pake celanaku lagi" ucapku sambil berusaha menggapai celanaku

"Kamu yakin clara mau pake celana, setelah memperlihatkan hal seperti tadi kebapak" ucap dokter itu

"Maksud dokter apa" ucapku curiga

"Sekarang bapak mau ukur seberapa besar klitoris kamu clara"

"Buat apa dok" tanya ku pasrah

"Bapak penasaran sebesar apa klitoris lonte amoy seperti kamu ini"

"Please dok jangan bilang aku lonte lagi" ucapku sambil menangis mendengar kata kata hina itu

"Ok bapak gak bakal bilang kamu lonte lagi, kalau gitu kamu buka lebar kaki kamj biar bapak bisa liat" ucap dokter itu. Aku pun membuka kakiku lumayan lebar hingga membuka bibir vaginaku memperlihatkan isi dalam vaginaku

"Kalau segini kurang clara, bapak susah mau ukur klitoris kamu, sini bapak buka selangkangan kamu pake ini" ucap dokter itu sambil memperlihatkan tiang besi berwarna silver yang cukup panjang, aku rasa itu tiang yang biasa orang pakai untuk menaruh infus

"Haaaa jangan pak clara takut" ucapku

"Kamu mau bapak bilang lonte lagi" ucap dokter itu mengancam

Dokter itu menarik kaki kananku dengan kasar kesamping, dia mulai ngikatkan ujung tongkat besi itu ke kaki kananku.

"Arrrkkkhhhh jangan kencang kencang pak, sakit" ucapku protes

Tanpa memperdulikan aku dokter itu mulai bergeser kesamping kiri aku, dia menarik kaki kiri aku kesamping dengan lurus mengikuti tongkat besi itu. Sekarang kedua kakiku sudah terbuka 180°, memperlihatkan vaginaku tanpa pengahalang apapun.

"Nah sekarang kan bapak bisa lihat meki clara dengan mudah"

"Kalau mau ngukur benda benda kecil harus pake ini, biar akurat" ucap dokter itu sambil memperlihatkan jangka sorong yang iya ambil dari lemari



"Nanti klitoris aku kejepit dok" ucapku takut

"Makanya kalau gak mau kejepit jangan banyak bergerak pinggul kamu" ucapnya
"Yang rileks ya clara" ucap dokter itu sambil mengelus ngelus pahaku

"Aaahhhhhh iya pak" ucapku

Dokter itu pun mulai mengarahkan jangka sorong itu kedekat klitorisku, karena bentuk klitorisku yang kecil dokter itu agak kesulitan untuk memposisikan penggaris itu dengan pas

Setelah menemukan posisi yang pas, perlahan dokter itu mulai menggeser bibir jangka sorong itu agar ukurannya sama dengan besar klitorisku.

Aku dapat melihat jelas bibir jangka sorong itu mulai mengecil hampir menyentuh kitorisku ini

"Stoooppp dok nanti kejepit" ucapku takut

"Tenang, kita geser sedikit lagi biar akurat" ucapnya sambil tertawa

"Ahhhhhhhh sakitt dokkkk ammmppuuunnn" racauku tak karuan karena klitorisku mulai terasa sakit

"Ok sudah pas, sekarang kamu diam, bapak mau liat dulu seberapa besar" ucap doktek itu

Aku pun mengikuti semua kata katanya, aku hanya diam melihat dokter itu sibuk melihat garis dan angka angka yang ada di jangka sorong itu. Sangking dekatnya muka dokter itu, aku dapat merasakan hembusan nafasnya dibibir vaginaku.

"Ehhhmmmm" desahku dikit, entah mengapa rasa sakit diklitorisku berubah menjadi enak, klitorisku mulai berdenyut denyut dan semakin menegang keatas

"Aahhhhh sudah belum pak" ucapku keenakan

"Hahahaha enak kan clara, klitoris kamu dijepit kayak gini"

"Gak dok gak, tolong dilepas jepitannya" ucapku berharap jangka sorong itu dilepaskan dari klitorisku

"Bentar lagi clara, bapak belum selesai" ucap dokter itu sambil terus mendorong bibir jangka sorong itu sampai menjepit klitorisku ini. Rasa nikmat yang aku rasakan semakin besar apa lagi nafas bapak itu yang sangat terasa dibibir vaginaku

"Aarrrrkkkhhhh ammmmpunnn pak jangan digeser lagi, kliiiiitttooorrriissss akkkuuu keeeejjjeepiiittt" ucapku tidak jelas karena sensasi sakit dan enak ini

Cccccrrrrrrtttt cccrrrrrtttt ccccrrrrrrtttttttt

"Aaaahhhhhhhhh dok aku keluaaaaarrrrr" ucapku menggila dengan tubuhku yang melengkung keatas serta bergetar dengan hebat sampai klitorisku terlepas dari jepitan jangka sorong itu. Aku akui aku belum pernah merasakan sensasi yang seperti ini


"Hahahahaha enak ya clara" ucap dokter itu, aku melihat klitorisku yang sedikit membengkak dan memerah

"Kamu kan sudah merasakan enak, masa bapak gak boleh merasakan enak" ucapnya sambil tersenyum melihat tubuhku yanh basah terkena keringat

"Maksud dokter gimana ya" ucapku

"Kamu gak usah sok polos, bapak tau kalau kamu itu lonte, karena cuman lonte yang sudah sering main sama kontol yang bisa orgasme hebat hanya karena termometer" ucap dokter itu

"Jangan macam macam, nanti aku teriak dok" ucapku mengancam dokter itu

"Terserah clara sih, kalau mau sampai mama clara tau kelakuan anaknya, bapak menunjukkan bentuk meki clara sebagai buktinya" ucap dokter itu mengancamku

"Huhuhuhuhu" aku pun menangis mendengar kata kata dokter itu

"Kamu gak usah nangis, dari pada suara kamu terdengar sampe keluar, ingat dinding ruangan saya hanya terbuat dari triplek" ucap dokter itu

"Dok tolong tapi jangan sekarang" ucap ku memelas sambil aku menghentikan tangisanku

"Bapak mau sekarang, kamu aja enaknya sekarang, masa bapak nanti" ucapnya

"Tapi aku ini lagi sakit pak, masa bapak tega" ucapku memohon

"Kalau gitu kita main cepat aja, asal kamu jepit meki kamu dengan kuat supaya bapak cepat keluarnya" ucap dokter itu

"Ehmmmm iy deh pak, tapi bentar lagi ya pak kasih aku istirahat, badan aku masih lemas karena orgasme tadi" ucapku pelan

"Ok sini kamu duduk sini aja, biar bapak bisa lap ranjang yang sudah kamu basahin itu" ucap dokter itu, aku pun mencoba untuk bangun tapi gak bisa karena badanku terlalu lemas sehabis mengalami orgasme yang begitu hebat

"Aduh gak kuat dok, badan ku masih lemes banget" ucapku protes

"Sini bapak bantuin" ucap dokter itu sambil menarik salah satu tanganku seperti akan membopong seseorang

"Aahhhhhhh kok tangan nya di situ sih dok" ucapku protes ketika salah satu tangan dokter itu memegang payudaraku saat sedang membantuku berdiri

"Kamu gak usah banyak protes" ucap dokter itu marah sambil membiarkan aku duduk dikursi menunggu dokter itu selesai mengeringkan ranjang yang basah terkena cairan cintaku

"Sini kamu tiduran lagi" panggil dokter itu. Aku pun jalan menuju ranjang tadi, tenaga ku sudah lumayan pulih walaupun masih terasa sangat capek disekujur tubuhku

"Kalau kamu mau ini cepat selesai, kamu ngangkang yang lebar, jepit kontol bapak yang kuat pake meki kamu" perintah dokter itu

"Ehmmmmmmm" ucapku tanpa sepatah kata

"Bagus, sekarang angkat kedua tangan kamu keatas, biar lebih seksi lagi" ucap dokter itu, aku pun menaikan kedua tanganku keatas, memperlihatkan ketiakku yang putih dan mulus ini

"Aaahhhhhhhhhhhh" desahku, ternyata dokter ini memiliki batang kemaluan yang sangat panjang walaupun tidak terlalu besar

"Hahahaha enak ya" ucap dokter itu melihat mulutku yang terbuka lebar saat batang kemaluannya masuk kelubang vaginaku

"Ehmmmmm iya dok, pelan pelan dok" ucapku menikmati setiap sodokan yang diberikan

Semakin lama sodokan dokter itu semakin cepat dan kuat, walaupun umurnya yang sudah cukup tua tapi dia memiliki stamina seperti anak muda, mungkin karena dia dokter sehingga lebih dapat menjaga tubuh nya sendiri

"Aaahhh aahahhhh uuuuhhhhhh enak dokk" racauku sambil aku goyangkan pinggul ku keenakan

"Heiii kamu ini bodoh ya, suaramu pelankan, gimana nanti kalau orang yang diluar dengar" ucap dokter itu menghinaku bodoh, aku pun dengan sigap menutup mulutku dengan tangan agar suaraku tidak keluar

"Ehmmmm meki amoy kayak kamu memang the best walaupun sudah bergelambir kayak gini, siap siap bapak sembur didalam" ucap dokter itu semakin mempercepat genjotannya

"Ahhhhh aahhhhhh jangaaaannn dddiiidalamm dookkk naaannntttii aaakkuu haaammillll" ucapku susah payah karena badanku berguncang sangat kencang

"Tenang, kalau hamil bapak kasih obat" ucap dokter itu

Ccrooooottrrr crrrrroooottt ccrrrroooottttt

"Ah memang nikmat mekinya amoy ini" ucap dokter itu sambil mencabut batang kemaluannya dari lubang vaginaku, membiarkan sperma nya mengalir keluar mengenai paha dan pantatku

"Sering sering berobat kesini ya clara" ucap dokter itu lembut sembari melap bekas sperma yang ada dibibir vaginaku dengan tisu

"Iya dok" ucapku lembut karena aku melihat dokter itu perhatian denganku

"Ok kamu sudah boleh pake baju kamu lagi" ucap dokter itu

"Ehmmm dok clara mau minta sesuatu boleh" ucapku dengan badanku yang masih telanjang ini

"Apa itu clara"

"Bisa tolong jepit klitoris aku lagi sama jangka sorong pak? Clara belum puas" ucapku mengeluarkan kata kata yang melalukan sambil tanganku sedikit melebarkan bibir vaginaku

"Hahahaha kamu suka dikasarin ya, yasudah ngangkang lagi" ucap dokter itu. Dengan sigap aku melebarkan kakiku dengan sangat lebar agar klitorisku dapat dengan mudah dijepit

Dokter itu langsung mengambil jangka sorong itu lagi, tapi kali ini dokter itu dapat dengan mudah menjepit klitorisku

"Aaaaahhhhhhh enakkkkk doookkkk" racauku tak karuan menikmati sensasi ini

Cccccrrrrrrrttttttt ccccccrrrtrttrtt ccccrrrrrrrrttt

Orgasme ketigaku pun keluar dengan deras, dengan badan yang bergetar hebat

"Makasih ya dok" ucapku puas.

"Hahahaha lonte lonte, liat ini klitoris kamu sampe bengkak begini" ejek dokter itu melihat kondisi klitorisku
 
Uugh, dikatain "amoy lonte" 😣
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd