Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Hidup Ku Yang Berliku

Oh.. KAPAN INI BERAKHIR

pov catur.

Kak eka tampaknya sangat marah kepada ku, terlihat dari wajah dan gesture tubuhnya. Tak sekalipun dia menegur atau melirik ku yang berjalan tepat dibelakangnya. Dia asik berbicara dan terus meladeni candaan kak Tri yang manja.

" Kak, aku sampe kapan di cuekin?" Ucapku dengan wajah memelas, namun kak Eka masih saja besikap cuek sekan tak mendengar rengekan ku.
Sepintas kulihat kak Tri hanya tersenyum melihat tingkah kak Eka.

" Kak udah dong marah nya." Ucap ku sambil merengek. Aku lebih senang jika kak Eka memarahi ku ketimbang harus di diamkan seperti ini.
Kak Eka masih saja berjalan tanpa melirik ku sedikitpun. Sebenarnya aku kesal dengan sifat kak Eka, tapi jika aku melawan aku takut kak Eka bertambah marah.

Karna sudah tak kuat karna kak Eka terus saja acuh terhadap ku, akhirnya aku berjongkok dan mengeluarkan seluruh rasa kesalku sambil menangis. Aku tak perduli jika banyak orang yang memperhatikan ku. Aku benar-kesal dan menyesal harus meladeni banci tadi yang membuat kak Eka marah terhadapku.
Aku menangis sejadi-jadinya dan mengeluarkan seluruh kekesalan ku. Aku berharap kak Eka akan membujuk ku dan menenangkan ku, ternyata kak Eka malah meninggalkan ku dan terus saja berjalan. Kayanya kak Eka benar-benar marah terhadapku.

"Kamu mau berdiri? Atau kakak akan benar-benar meninggalkan mu disini" kata kak Eka dengan tegas dan tatapan tajam melihat kearah ku.

Aku lalu berdiri dan lansung memeluknya dengan tangisan yang benar-benar pecah kali ini. Aku tau dia marah karna dia khawatir terhadap ku. Aku tahu dia sangat menyayangi ku. Walaupun kami tidak sedarah tapi aku tau dia sangat menyayangi kami adik-adik nya. Walaupun kak Eka masih marah tapi dia tidak melepaskan pelukan ku, dia malah memngelus-elus rambutku pertanda rasa sayang nya terhadap diriku.

Kak Eka melepaskan pelukan nya dan mengajak kami untuk berjalan lagi menuju ke sebuah tempat.

Tempat ini berupa lapangan dan ada satu warung di depan nya, bukan warung besar hanya warung sederhana. Di sekitaran la0ang banyak mobli-mobil dan beberapa motor terparkir di bawah pohon rindang.
Beberapa orang berjaket hijau sedang asik bercanda dan berbincang dibawah terpal sekitaran warung. Alas terbuat dari spanduk bekas tak mengurangi kenikmatan berbincang dengan teman seprofesi sambil bebagi cerita.

Kulihat di warung itu terlihat seorang pemuda yang mungkin seumuran dengan kak Tri, wajah nya terlihat tampan walau kulitnya sedikit kecoklatan terkena sinar matahari. Memakai kaus yang sedikit kucel dan agak basah dikarenakan keringat yang terus keluar dari pori-porinya.
Sejanak aku terpaku melihat pria tersebut, terlihat sangat macho dan keren sekali walaupun tetap kak Eka lebih keren,namun mungkin dia hanya satu tingkat di bawah kak Eka
Kami mendekati pria tersebut, jantungku berdegub dengan keras seolah hendak keluar dari paru². Pria ini sangat terlihat gagah dengan peluh yang mengalir di setiap titik ditubuhnya.

Saat pria tersebut melihat kami, pria tersebut menghampiri dan menyalami punggung tangan kakak ku. Semakin dekat malah membuat penampakan nya bertambah gagah.

" Andi kenalkan ini adi ku Tri dan yang Imut ini adik ku Catur." Kata kak Eka yang membuat pipi ku terasa panas.

Andi lalu mengulurkan tangan dan disambut oleh kak Tri sambil mengucapkan nama nya.

Lalu Andi mengulurkan tangan nya ke arah ku, yang kusambut dengan menggenggam telapak tangan nya. Tangan nya kasar dan kokoh ciri khas laki-laki pekerja keras.

Aku benar-benar terkesima dengan laki-laki di depan ku ini. Dia benar-benar tampan dan gagah menurut ku. Aku masih saja menggenggam tangan nya. Wajah nya seketika berubah bingung dan terlihat bodoh sambil melihat ke arah Kak Eka. Kak Eka hanya tersenyum dan terlihat geli.

"Dia suka sama kamu Ndi, udah gandeng aja kewarung." Kata ka Eka yang menyadarkan ku karna aku terlalu lama menggenggam tangan Andi.

Kulihat Ka Tri hanya tertawa cekikikan melihat tingkah ku. Aku pun jadi malu dan sontak melepaskan genggaman ku.

"Andi jaga adik ku, karna dia bagian dari diri ku. Dia tanggung jawab mu sekarang." Kata kak Eka sambil menahan tawa.

Aku sangat malu mendengar perkataan Ka Eka. Wajahku semakin panas dan mungkin sudah merah padam.

Kami semua lalu berjalan ke arah warung dan Andi kembali melajutkan pekerjaan nya yang tertunda akibat dari perkenalan tadi.

Kak Eka lalu menjelaskan bahwa Andi adalah karyawan dan juga adik angkatnya. Kesamaan nasib membuat mereka dapat bekerja sama dengan baik.
Perilaku Andi yang rajin serta jujur membuat kak Eka sangat menyayanginya.

Hari ini kami bercanda dan berfoto-foto di warung ini, kecanggungan ku dengan Andi pun perlahan sirna. Tak jarang kami berdua bercanda dan berfoto bersama berdua. Foto-foto kami aku upload ke IG dan tentu saja mendapat komen dan like dari teman-teman ku. Banyak dari mereka yang menanyakan siapa dua pria tampan yang ada di kiri dan kanan ku. Aku mengenalkan Eka sebagai kakak ku dan Andi sebagai ?.


Pov Dwi.

Tiga hari sudah stelah ke dua adik ku mengunjungi kedua orang tua kami, rumah ini semakin sepi. Setelah kak Eka pergi memang rumah ini sudah sepi, ditambah lagi Catur yang terlihat marah ke padaku sama sekali tidak menegurku. Hanya Tri yang sekali-kali menegurku.

Lelah senabis pulang kuliah membuat ku malas melakukan apapun. Aku hanya berdiam di sofa panjang sambil berbaring mengingat lagi kebersamaan ku bersama kak Eka.

Kak Eka memang sangat menyayangi ku. Dia selalu mengalah untuk ku, bahkan ketika kami kecil dia selalu menjaga ku. Perbedaan umur yang tidak terlalu jauh membuat kami tumbuh dalam masa yang sama.

Teringat kembali ketika aku kecil, tubuh kurus kak Eka yang kurus harus bersusah payah menggendong ku yang saat itu bertubuh gempal. Dia terus menggendongku ku sampai ke rumah dan terus menenangkan ku yang terus menangis karna terjatuh dari sepeda. Walau kak Eka berusaha sangat keras untuk menggendong ku,namun kulihat senyum ketulusan disana. Ingatan-ingatan masa kecil kami terus saja berputar didalam otak ku, sehingga tanpa terasa aku menitikan air mata menyesali perbuatan ku dengan kak Eka.

Sambil berbaring aku mencoba membuka-buka social media ku mencoba melupakan kegalauan ku saat ini.

Saat aku membuka Ig ku, mata ku melotot dan seakan ingin berteriak saat aku melihat beberapa foto dari beranda pertemananku.

Ku lihat Tri dan catur berfoto dengan dua orang pria, yang satu aku tidak mengenal nya . Dan yang membuat aku menangis dan berteriak sekencang-kencan nya pria yang satu lagi ternyata itu KAK EKA.

kenapa mereka tega tidak mengajak ku, padahal mereka tahu aku sangat rindu dengan kakak laki-laki ku itu.


Aku mencoba menghibungi Catur namun beberapa kali aku mencoba tlp, sambungan ku selalu di tolak. Lalu aku mencoba menghubungi Tri namun sama saja, mereka seakan kompak tidak ungin menjawab panggilan ku.

Aku lalu mencoba menghubungi ayah, dua kali nada dering akhirnya telfon ku di angkat oleh ayah.

" Halo, kenapa nak?" Terdengar suara pria berat di seberang sana

" ayah, kenapa Tri dan Catur bisa bertemu dengan anak angkat itu?" Aku tidak sadar dengan apa yang ku ucapkan, mungkin karna kesal dan marah membuat ku menyebut Ka Eka dengan anak angkat. Ayah yang mendengar ucapan ku terdengar menarik nafas.

"Ayah tidak tau nak, mungkin mereka janjian dengan kakak mu." Katanya dengan nada berat.

"Dia bukan kakak ku." Kata ku sengit karna aku memang tidak lagi menganggap Kak Eka sebagai Kakak ku, tapi aku menganggap nya sebagai calon suami ku.

" ya sudah ayah tidak mau membahas masalah ini lagi" katanya dan tiba-tiba memutuskan sambungan telfon.

Aku hanya bisa menangis dan berteriak sekuat tenanga karna merasa kesal debgan diriku sendiri. Kenapa aku mengatakan hal itu kepada ayah ku. Dalam tangis ku aku berucap.

Kak Eka Aku Cinta Kamu.


Pov Tri.

Hari ini kami bertemu kak Eka kulihat Adik ku, Catur sangat bahagia. Bukan hanya karna kami bertemu dengan kak Eka tapi juga karna cowok tampan yang bersama kak Eka. Kulihat beberapa kali Catur mencoba untuk semakin dekat dengan pria tersebut, tampaknya adik ku jatuh cinta pada pandangan pertama.

Saat kami sedang asik bercanda kulihat HP catur berdering beberapa kali, kulihat dia langsung menolaknya,l. dengan isyarat aku menanyakan kepada Catur. Dia hanya mengangkat dua jarinya yang menandakan itu tlp dari ka Dwi. Dia lalu menyilangkan dua jarinya, yang menandakan aku juga harus menolak panggilan itu.

Benar saja tak berapa lama ponsel ku pun berdering tampak nama Ka Dwi terpampang disana, akupun iku menolak panggilan tersebut.
Sebenarnya aku tidak tega tapi aku juga masih kesal dengan kakak ku itu.

Tak berapa lama masuk lagi sambungan ke pinsel ku, namun kali ini nomor ayah yang muncul.

"Halo, iya yah kenapa?" Tanya ku saat sambungan mulai terhubung.

"Kakak mu tadi tlp ayah, dan tampaknya dia sangat marah karna kalian menemui Kak Eka" jawab ayah dengan suara bergetar. Aku tau ayah pasti sangat sedih melihat ke empat anaknya terpecah belah.

"Lalu bagaimana yah?" Tanya ku tidak mengerti ke inginan ayah.

"Kalau kakak mu bertanya dimana kak Eka tolong jangan di jawab. Ayah gak mau dia menyusul dan terjadi keributan." Jawab ayah terlihat serius.

"Iya yah" jawab ku. Setelah kami berbincang dan saling tukar kabar ayah lalu memutuskan sambungan tlp.
Sebenarnya aku juga sedih tapi karna ini untuk kebaikan bersama, jadi lebih baik aku mengikuti apa yang di saran kan oleh ayah.

Oh... KAPAN INI AKAN SELESAI
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd