Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT SDS - Syahwat di Sekolah (No SARA)

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
SDS - Sampai Dengan Sekarang masih crots
 
Bimabet
Part 19

"Aku pulang yaaa."

Setelah Gw puaskan, Bu Ros mandi dan menggunakan pakaiannya kembali lalu berpamitan kepada kami.



"Iya, Buu. Makasih yaa udah gabung." ucap Kak Sinta.



Setelah sarapan bersama, Gw, Kak Sinta dan Bu Nisa menonton TV di ruang tengah. Bu Lena sedang merapihkan tempat kami tidur semalam dan menaruhnya kembali ke tempatnya. Dan kami semua masih bertelanjang badan.

"Kamu mau pulang jam berapa, Sin?" tanya Bu Nisa.



"Nanti deh Zuhur palingan. Ibu?"

"Enggak tau nih Bu Lena mau sampe kapan." jawabnya.

"Kakk, geseran dikit dehh." pinta Gw.

Kak Sinta lalu menggeser tubuhnya sedikit menjauh. Gw pun merebahkan tubuh Gw dan berpangku pada Kak Sinta. Gw tarik tubuhnya agar Gw bisa menikmati toketnya.

Bu Nisa pun ikut bermain dalam peran. Dia menarik kaki Gw agar naik ke atas sofa, lalu dia sepong kontol Gw dengan mulutnya.

"Ihh, bayi gede." ucap Kak Sinta sambil merangkul Gw.

"Buu. Kontol Jaka bakal segini terus atau nanti mengecil lagi?" teriak Bu Nisa agar Bu Lena mendengar dari kejauhan.

"Tetep gede." terdengar jawaban Bu Lena dari kejauhan.



"Ihh, makin enak doong." kata Kak Sinta sambil mencubit pipi Gw.

*Slurpp slurppp

Bu Nisa lanjut menyepong Gw dan Gw pun masih saja menyusu pada Kak Sinta.

"Gedean toket aku atau Muti, Jak?" tanya Kak Sinta.

"Ihh, Sinta insecure. Hahaha." ledek Bu Nisa yang menghentikan sepongannya sebentar sambil mengocok kontol Gw.

"Sama gedenya, Kak. Cuma kalo Muti putingnya pink terus bulet kayak jamur. Kalo Kak Sinta kan biasa."

"Kamu lebih suka yang mana?" tanyanya.

"Semuanya aku suka, asal bisa diginiin." ucap Gw sambil menyapu puting Kak Sinta dengan lidah Gw ke atas dan ke bawah.

"Sssshhhhhh." desahnya.

"Bu Nisa, tau rimming gak?" tanya Gw ke Bu Nisa.

"Tau. Kenapa Jak?" tanyanya.

"Bu Lena pernah rimming saya, coba doong ibu jugaa." ucap Gw.

"Bolehh. Apa sih yang enggak buat kamuu." jawabnya.

"Kak Sinta di bawah yaa, kita 69." pinta Gw.

Kak Sinta pun merebahkan tubuhnya menghadap ke kontol Gw. Gw kangkangkan paha Gw di atas wajah Kak Sinta, lalu Gw turunkan pinggul Gw agar Kak Sinta bisa menyepong Gw.

Bu Nisa membuka belahan pantat Gw yang menghadapnya itu. Dia jilati seisi lubang anus Gw sehingga basah dibuatnya.

Gw juga ikut dalam permainan. Gw buka lebar paha Kak Sinta, lalu Gw jilati memek yang ditumbuhi jemput tipis itu.

*Slurpp slurppp slurrppp

Suara jilatan kami berita menyatu bagaikan sebuah melodi cinta.

"Ihh, aku enggak diajak." ucap Bu Lena.

"Udah pas Bu. Hahaha." jawab Bu Nisa.

"Kalian mau sampai kapan disini?" tanya Bu Lena.

"Bu Lenanya mau nyudahin ini kapan?" tanya Bu Nisa.

"Hmm. Abis Zuhur kayaknya." jawabnya.

"Yaudah, ayuk Bu. Kita ngentot yang terakhir kalinya. Penutupan ini." ajak Bu Nisa.

"Enggak dehh. Kalian aja yang main. Aku ngeliatin aja." ucapnya.

Lalu Bu Nisa melanjutkan jilatannya kembali pada sunhole Gw. Sesekali dia menjilati juga buah zakar Gw yang menggantung dihadapannya.

"Jakkk, masukin aja yuk." ajak Kak Sinta.

Bu Nisa pun menghentikan permainan lidahnya pada anus Gw. Kini Gw merubah posisi untuk mengentoti Kak Sinta.

Gw coba benamkan kontol Gw ke dalam memek Kak Sinta.

"Pelan-pelan, Jak. Kontol kamu udah gedean sekarang." kata Kak Sinta.

Gw masukkan kepala kontol Gw perlahan, lalu setelah masuk Gw benamkan seluruh kontol Gw ke dalam memeknya.

"Uuggghhhh. Penuh amaatt." ucapnya.

Gw gerakkan pinggul Gw untuk memompa kontol Gw dalam memek Kak Sinta.

"Aaahhh, uhhhh. Enakk, Jakkk."

Bu Nisa tak tinggal diam, dijilatinya toket Kak Sinta dari samping agar semakin terasa nikmat oleh Kak Sinta.

"Aahhhh. Enakkk, Buuuu." racaunya.

Gw semakin mempercepat sodokan kontol Gw dalam memeknya sehingga Kak Sinta meracau tak karuan.

"Aahh ahh ahhh mpphhhhh."

"Enakk. Uhhh. Kontol. Jakaaa. Enakkk."

*Plok plok plok plok plok

Semakin lama semakin Gw mempercepat gerakan Gw.

"Aahh, Jakk. Udahhh. Aku keluar."

Gw keluarkan kontol Gw dari memek Kak Sinta lalu dia menggelinjang menikmati orgasmenya.

"Mmmmppphhhhhh."

*Serrrr

Cairan orgasmenya mengucur keluar dari memeknya.

"Aaaahhhhh. Nikmat bangettt." ucapnya.

"Aku, Jakk." pinta Bu Nisa.

Bu Nisa yang sedari tadi menjilati toket Kak Sinta masih saja menungging sehingga Gw pindah ke arah pantatnya. Gw gesek-gesek kontol Gw mencari dimana letak memeknya.

*Blessss

Masuklah semua kontol Gw dalam memeknya.

"Aaahhhhhh." desahnya.

*Plok plok plokk

Gw hantam memeknya dari belakang dengan gaya doggy style itu. Dengan tangan Gw memegang pantatnya yang bohay.

*Plakkk

Karena geram, Gw sesekali menampar pantatnya dari belakang.

"Uhhhhh. Gemes yaa, Jakk." ucapnya.

"Iyaaa. Bede bangett enak dipegang." ucap Gw sambil meremas-remas pantatnya.

Gw lalu merebahkan tubuh Gw di atas punggungnya lalu meraih kedua toketnya. Gw remas kedua toketnya dengan tangan Gw sambil Gw mempercepat gerakan pinggul Gw.

"Aahhh, Jaaakkk." desahnya.

Setelah beberapa menit Gw menikmati memeknya, Bu Nisa pun merasa akan mencapai puncaknya.

"Jakaaa, aku keluarrrr."

*Serrrr

Keluarlah cairan orgasmenya mengucur dari dalam memeknya setelah Gw keluar kontol Gw dari dalamnya.

"Kakk, lagi yukk. Aku tanggung nih." ajak Gw ke Kak Sinta.

Kak Sinta kini bangun lalu merebahkan tubuhnya di atas punggung Bu Nisa. Lalu Gw sodok kontol Gw dalam memeknya dari belakang.

*Plokk plokkk plokk

Beberapa kali hujaman kontol Gw tertuju pada rahimnya. Tak butuh waktu lama, Gw pun merasakan titik puncak kenikmatan itu datang.

"Kakk, aku mau keluarrr." ucap Gw.

"Di muka aja, Jakk." ucapnya.

Gw pun langsung mencabut kontol Gw dari memek Kak Sinta. Kak Sinta bangun lalu menghadap ke kontol Gw. Gw kocok kontol Gw ke arah wajahnya lalu keluarlah calon penerus bangsa memenuhi wajah Kak Sinta.

*Crottt crottt crotttt

Gw lalu menjatuhkan diri ke sofa tadi. Bersama dengan Bu Nisa dan Kak Sinta.

Setelah beberapa saat Gw tersadar. Bahwa Kak Sinta tidak KB makanya dia meminta agar Gw mengeluarkan peju di mukanya. Tetapi sedari malam Gw selalu mengeluarkan peju Gw dalam memeknya.

"Kak." panggil Gw.

"Kenapa?" tanyanya.

"Semalem aku keluar dalam memek Kak Sinta loh. Gimana tuh?" ucap Gw.

"Ehhh. Iya yahhh." kagetnya mengingat hal semalam.

"Udah, tenang." kata Bu Lena sambil pergi meninggalkan kami lalu menuju ke kamarnya.

Lalu sekembalinya Bu Lena dari kamarnya, dia membawa dua strip obat.

"Nih sin, yang warna pink sekarang kamu minum. Besok sama lusa juga kamu harus minum satu. Nah, yang warna kuning kamu minum deh setiap hari." jelas Bu Lena.

Kak Sinta pun langsung pergi ke arah dapur untuk meminum obat yang dikasih Bu Lena. Sekembalinya Kak Sinta dari dapur, Bu Lena melanjutkan penjelasannya.

"Yang pink itu pil KB darurat. Jadi kalo abis kecolongan keluar di dalem, langsung minum aja. Nah kalo yang kuning pil KB biasa. Kan Jaka enggak jelas kapan bisa ngentotin kamunya, jadi untuk jaga-jaga aja biar enak gituu." jelasnya lagi.

"Ibu punya pil KB darurat?" tanya Bu Nisa.

"Iya. Masih ada waktu dulu aku main sama Bang Sani." jawabnya.

"Terus ini aku minum pil nya, ibu gimana?" tanya Kak Sinta.

"Aku mah sekarang udah pake spiral. Hehehe." jawab Bu Lena.

"Ihh, aku juga kepengen pake spiral." kata Bu Nisa.

"Enggak usah ikut-ikutan dehhh." ucap Bu Lena.

Adzan pun berkumandang yang membuat kami beranjak untuk membersihkan tubuh kami dan menandakan bahwa pesta telah usai. Kami mandi bersama di kamar mandi Bu Lena yang luas menampung kami berempat.

Setelah selesai membersihkan tubuh, kami menggunakan pakaian yang semalam kami lepaskan lalu pulang ke rumah masing-masing. Seperti biasa, Gw diminta untuk mengantarkan Bu Nisa ke rumahnya.

"Mau mampir, Jak?" tanya Bu Nisa.

"Jangan ah. Nanti tetangga curiga." jawab Gw.

"Iya sih. Yaudah deh, makasih ya." ucapnya.

"Iyaa, Buuu."

_____-----_____

Esoknya

Seperti biasa, sekolah mengadakan ucapara senin pagi. Tak hanya murid, guru-guru pun ikut serta melaksanakannya.

Tak seperti pada jenjang SMP atau SMA, petugas upacara pada jenjang SD sering kali melakukan kesalahan dikarenakan minimnya latihan dan belum bisa untuk menanggung tanggung jawab. Sehingga, upacara yang harusnya berlangsung khidmat malah menjadi seperti latihan bagi mereka.

Selesai upacara berlangsung, Bu Nia menghampiri Gw dengan tatapan sinisnya.



"Jaka." panggilnya datar.

"Anterin murid saya lomba ya." pintanya.

"Saya, Bu? Saya enggak ngerti nanti disana harus ngapain." jawab Gw mengelak.

"Anterin doang. Ada ibunya." ucapnya masih datar.

"Yaudah." kata Gw juga dengan sikap datar.

Gw pun menunggu di depan gerbang sambil mengobrol dengan Bang Sani. Beberapa lama kemudian, murid Bu Nia bersama ibunya datang menghampiri Gw.

"Pak Jaka." sapa Ibunya.

"Iya Bu." jawab Gw.

"Ini, saya disuruh Bu Nia minta diantar sama Pak Jaka ke tempat lomba." ucapnya.

"Ohh, iya Bu. Ini saya lagi nunggu ibu. Ayuk." ajak Gw.

Gw pun menaiki motor Gw, lalu disuruhnya naik anaknya di depan dan ibu itu naik di belakang.

"Ibu tau tempatnya?" tanya Gw.

"Tau. Nanti saya arahin dehh." jawabnya.

Sesampainya di tempat lomba, murid Bu Nia langsung pergi menuju ruangan perlombaan. Gw pun hanya menunggu di luar ruangan bersama ibunya yang belum Gw ketahui namanya.



"Ini lomba apa sih, Bu?" tanya Gw.

"Lomba sains, Pak." jawabnya.

"Wuihh. Kerennn." puji Gw.

"Iya tuh. Nurun dari ayahnya."

"Anak ibu namanya siapa?" tanya Gw.

"Intan, Pak." jawabnya.

"Ohhh."

"Mama intan sering ngajarin juga dong?" tanya Gw.

"Ihh, panggil saya Kartika ajaa." pintanya.

"Ohh. Nama ibu Kartika." ucap Gw.

"Jadi, Bu Kartika sering ngajarin intan?" tanya Gw lagi.

"Enggak, tauu. Saya malah enggak ngerti tentang sains. Pak Jaka ngerti sains?" tanyanya balik.

"Cuma ngerti biologi. Hihihi." jawab Gw.

"Biologi kayak gimana tuh Bu? Belah-belah kodok gitu yaa? Hahaha." candanya.

"Ihh, kalo belah kodok mah ngerii. Mending belah duren. Hahaha." jawab Gw yang mengarah ke hal selangkangan. Mencoba belajar untuk flirting.

"Kalo duren mah saya suka." jawabnya yang entah apakah mengarah ke ranjang juga atau tidak.

"Saya suka banget Bu. Apalagi kalo durennya wangi, terus manis." ucap Gw.

"Sampe kadang saya jilatin kulit dalemnya." tambah Gw.

"Ehh, kok sama. Saya malah kadang saking gregetnya sampe bijinya saya mainin di mulut." jawabnya.

Fakkk. Ini ke arah seks gak siiihhhhh.

"Tapi anehnya, suami saya malah enggak suka duren tau, Pak." ucapnya.

"Nyium bau duren aja enggak mau dia, mual katanya." lanjutnya.

"Ihhh. Saya malah suka banget sama baunya. Kalo dari jauh nyium bau duren aja rasanya kayak mau langsung nikmatin gitu." timpal Gw.

"Abis ngomongin duren, abis ini langsung beli duren dah Pak Jaka ya?" tanyanya.

"Saya malah enggak suka Bu sama duren pinggir jalan. Kadang suka enggak bersih." ucap Gw mencoba menyambungkan ke arah sana.

"Saya lebih suka duren dari pohonnya langsung. Tapi kadang juga duren punya orang lebih enak. Hahahaha." tambah Gw.

"Gratiss. Gimana enggak enakk. Hahaha." timpalnya.

"Tapi bener pak, duren metik sendiri emang enak. Apalagi kalo pake susu." lanjutnya.

"Iyaa benerr. Apalagi kalo susunya gede." ucap Gw yang salah berucap.

"Ppssssstt." Bu Kartika menahan tawanya mendengar ucapan Gw.

"Hahahaha. Kenapa gede dah Pakk." ledeknya.

"Banyak gituu Buu. Susunya dikasih banyakk." ngeles Gw.

"Sampe kadang kalo udah abis suka saya remas biar keluar lagi." tambah Gw.

"Terus sisa susunya dijilatin gitu yaa. Hahaha." timpalnya.

"Iyaa, bener. Ihh enak banget jadi pengen." ucap Gw.

"Pengen susu atau duren nih? Hahaha." tanyanya.

"Dua duanya." kata Gw sambil melirik ke toketnya yang bulat itu.

"Emang nikmatin duren orang enggak kenapa-kenapa orangnya, Pak?" tanyanya.

"Ya enggak kenapa-kenapa. Asal enggak ketauan yang punya aja. Hihihi." ucap Gw.

"Pak Jaka sering yaaa nyolong duren orang." tanyanya.

"Enggak sering Buu. Beberapa kali doang." jawab Gw.

"Ihh. Parah juga Pak Jaka nih." komennya.

"Enggak jahat doong. Siapa suruh duren enak banget enggak dinikmatin. Hahaha." ucap Gw.

"Iya sihh. Bener jugaa." ucapnya.

Lalu kami lanjut bercanda hingga lomba usai. Pemenang lomba tidak diumumkan di hari H karena masih harus melalui penilaian juri dan akan diumumkan di hari berikutnya. Jadi, kami langsung kembali ke sekolah.

"Ibu mau saya anter sampai sekolah aja atau ke rumah?" tanya Gw sesampainya di sekolah sambil menurunkan mereka.

"Boleh deh anter sampai rumah. Sebentar ya, saya anter Intan ke kelas dulu." jawabnya.

Gw pun menunggu di atas motor di depan gerbang sekolah.

"Yuk, Pak." ucapnya setelah mengantar anaknya ke dalam kelas.

"Arahin ya, Bu." pinta Gw.

Gw pun diarahkan menuju rumahnya sama seperti dia mengarahkan Gw untuk ke tempat lomba.

"Nah, masuk ke gerbangnya Pak." suruhnya setelah sampai ke rumahnya yang lebih bisa dibilang kos-kosan dua lantai itu.

"Mau mampir dulu, Pak?" tanyanya.

"Kebetulan ada duren loh di tempat sayaa." ajaknya.

"Serius, Buu?" tanya Gw kaget.

"Iyaa. Suami saya enggak doyan sih, jadi kali Pak Jaka mau. Itung-itung tanda terima kasih saya." ucapnya.

"Boleh, dehh." kata Gw.

"Parkir disana aja Pak." suruhnya.

Gw pun memarkirkan motor Gw lalu mengikuti Bu Kartika menaiki tangga ke lantai 2.

"Sepi banget, Bu?" tanya Gw.

"Iya, lagi pada kerja." jawabnya.

Pintu kosannya pun dibuka dan diajaknya Gw masuk ke dalamnya. Seketika, pintunya dia kunci lalu dia menyalakan lampu kosannya.

"Biar enggak ada yang minta durennya. Hahaha." ucapnya.

Gw pun duduk di sofa ruang tengahnya, menunggu Bu Kartika yang sedang ke dapur.

"Minum dulu, Pak." Bu Kartika menyuguhkan air dingin untuk Gw.

"Capek ya, Pak." ucapnya sambil duduk di sofa tepat di samping Gw.

"Iyaa. Mana panas banget." jawab Gw sambil membuka jaket Gw.

"Udah sering ya Pak Jaka makan duren orang?? Hihihi." tanyanya.

"Enggak sering juga sih, Buu." jawab Gw.

"Suami saya parah, sih. Durennya dianggurin jadinya saya kasih ke orang deh." ucapnya lalu menyandarkan kepalanya ke pundak Gw.

"Parah sihh. Duren bagus harusnya dimakan setiap hari." timpal Gw sambil menggenggam tangannya.

"Parah ih, duren orang dibikin basah." ucapnya.

LANJUT
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd