Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Sex Story Guru-Office Girl

***

Seharian aku kepirikan kata-kata Juju, apa benar Alliya cemburu. Pada jam makan siang aku beranikan sedikit terlambat masuk ruangan. Biasanya Alliya akan membersihkan area kantin setelah jam makan siang. Juju akan ke ruang kelas untuk membantu guru kelas 1 memandu murid-murid. Benar saja, Alliya ada di situ. “Al, ikut saya ke ruangan, Bu Merlin tadi minta antar kertas karton ke kelasnya. Agak banyak jadi saya butuh bantuan,” perintah saya. Memang sebelumnya Merlin minta barang tersebut, tapi sebenarnya aku bisa bawa sendiri, tapi ya supaya ada alasan saja. “Siap, Pak,” jawab Alliya singkat.



Sampai di ruangan, aku langsung ke bagian peralatan dan ambil beberapa barang. Sambil mencari barang yang aku maksud, aku bertanya ke Alliya “Al, katanya kamu ngambek sama Juju?”



Ia ketus menjawab “Ihhh, ngapain juga ngambek?” “Ya kalau ga ngambek ga usah ngegas gitu doong,” timpalku.



“Eh kasih nomer hp km,” kataku sambil menyerahkan HPku ke Alliya.



Dia menerima HPku dan memasukkan namanya. “Dinamain apa Pak?” tanya Alliya “Hmmm, Hime aja,” diikuti pertanyaan Alliya “Kok Hime?”



Sambil tertawa kecil aku jelaskan ke Alliya, “Kamu tau Kimi Hime yang gamer dan youtuber itu? Kayaknya tete kamu sama gedenya sama punya dia,”



“Ah masa sih…ehhhh” awalnya dia menunduk memandangi tetenya, baru kemudian sadar kalau aku masih di situ sambil juga memandang gundukan daging di balik bajunya.



“Ah Pak Dani ngawur,” Alliya berlalu sambil membawa bawang ke Bu Merlin. HPku tak lupa ia kembalikan padaku. Terlihat nama dia di HPku “HIME”, ketika aku cek di WA, ternyata aktif, hanya PP artis korea, entah siapa nama artis itu, tapi aku yakin ini artis yang sama yang fotonya jadi screen saver HP Alliya.



Spoiler kontak HIME di HP saya (btw PPnya udah berubah lagi pas di SS, au tuh siapa)

https://www.imagebam.com/view/ME1T9VT

Singkat cerita, aku chat Alliya. Aku tanya sekali lagi apa benar dia ngambek atau cemburu. Alliya tekankan kalau dia tidak ngambek ke Juju tapi memang dia akui kalau sedikit cemburu. Lalu aku penasaran dan kembali bertanya, “Memangnya kamu tau si Juju ngapain aja di dalem?”



Ia membalas dalam chat itu “Persisnya sih ga tau, tapi kan saya sempet ke ruang kepsek, kan nglewatin ruang Bapak, dari jendela itu kliatan bayangan Bapak dan Juju pelukan. Trus pas Juju kluar dari ruangan Bapak langsung ke kamar mandi. Hayo ngapain aja?”. Agak berani juga ini anak, pikirku.



Ruanganku memang akses utama ke ruang kepsek. Yang dimaksud jendela adalah kaca ruangan yang ada lapisan diffuser-nya. Aku agak khawatir juga kalau memang benar bisa terawang ke luar. Tapi setelah aku cek sepertinya tidak mungkin karena tingkat blur lapisan itu cukup tinggi. Asumsiku Alliya mengintip ke dalam.


Aku pikir sepertinya Alliya punya hasrat terpendam. Aku nekat untuk terus terang padanya, “Iya kemarin si Juju bantuin aku coli,”



Sebelumnya aku sering bahas coli, colmek, dll. di kantin ke Alliya, Juju n Bu Kantin. Sebelumnya udah aku singgung soal ini di atas. Tapi memang ga vulgar. Kali ini karena tujuannya “manas-manasin”, aku sengaja vulgar.



Lama aku tunggu balasannya. Wah, Alliya marah, atau konfirmasi ke Juju, atau malah ngadu ke orang lain? Deg-degan juga nunggunya, sampai 1 jam kemudian Alliya balas, “Maaf Pak, tadi ada kerjaan. Iya Pak, saya tau kok. Gapapa, saya ga akan ngomong siapa2.”



Saya makin nekad, “Yaudah besok gantian kamu yah,” “Ihh ga mau noh sama Juju lagi aja, saya ga pernah gituan Pak”

***



Hari-hari berlalu, aku selalu kepikiran si Alliya, bagaimana cara mendapatkannya. Ia selalu menolak kalau saya minta dia antar camilan pagi. Selalu Juju yang mengantar. Dan setiap itu pula Juju selalu aku “garap” sekedar grepe atau aku minta dia untuk BJ. Omong-omong BJya sebenarnya biasa saja. Tapi sensasi di BJ jam kerja di ruangan itu yang seru. Aku selalu berusaha minta memvideokan aksinya, tapi ia berkeberatan.

Suatu ketika aku ajak Juju keluar di luar jam kerja, tepatnya di hari Sabtu. Biasanya week end dia akan pulang ke rumah orang tuanya. Hari-hari lain dia kost. Menariknya dia kost bersama Alliya. Sebelum-sebelumnya Juju selalu menolak dengan alasan pulang, mungkin akhirnya Juju mengalah.



Waktu janjian tiba. Kami bertemu di sebuah Mall. Awal ia aku ajak putar-putar Mall kemudian makan siang. Sebenarnya ini hanya supaya pas dengan waktu check in (saya udah coba pesan masuk lebih awal tapi ga bisa kata resepsionisnya). Aku sebelumnya tidak bilang apa-apa ke Juju soal hotel. Kebetulan hotel yang aku pesan menyatu dengan Mall. Saat makan, aku ijin ke toilet sebentar dan meninggalkan Juju di resto sendiri, padahal aku urus check in hotel.



Saat aku jemput Juju lagi dan ajak ke ruangan, Juju mulai curiga karena lift yang kami gunakan berbeda dengan lift mall (tau kan kalau hotel kan pakai kartu akses). Dahinya berkerut tapi tidak bicara apapun. Begitu pun saat kami keluar lift dan masuk kamar. Tidak sepatah katapun terucap.



Aku tuntun dia ke ranjang. Masih dalam kondisi berdiri, aku kecup bibir Juju. Juju memejamkan mata dan membalas dengan permainan lidahnya. Tangan kiriku bergerilya di tete Juju. Jemariku kemudian menari di putingnya.



Dengan cekatan aku buka kancing celana dan risletingnya. Celana pendek jeans yang ia kenakan langsung melorot dan jatuh ke lantai. Juju tanpa diperintah menaikkan satu persatu kakinya dan terlepaslah celana itu dari dirinya.



Aku lepaskan ciumanku dari bibir Juju, kami saling pandang. Lalu aku lepaskan kaosnya dan menyisakan BH biru di tubuhnya. Sepertinya Juju sedikit malu karena aku terus pandangi tubuhnya. Kulitnya tidak terlalu putih, agak kurus. Rambutnya menjuntai di bawah bahunya. Sebagian tersibak ke depan menutupi sedikit tetenya yang masih berbalut BH. Selama aku pandangi, Juju hanya menutup bagian celana dalamnya dengan kedua tangan.



Aku meraih tas yang sedari tadi aku bawa. Aku buka dan aku ambil lingerie hitam yang aku persiapkan dari rumah. “Pakai ini,” kataku.



Tanpa banyak kata-kata, Juju meraih lingerie yang aku sodorkan, dia langsung hendak memakainya. Aku menahan tangannya sambil berujar, “Lepas dulu BH sama celana kamu,”



Tak hanya berkata, aku tarik lengan Juju sampai tubuhnya mendekat. Kucium lagi bibir lembutnya sambil tanganku meraih kaitan BH di punggungnya. Tesssshh, terlepas sudah BH biru. Tete mungil dengan puting coklat tua menantangku tanpa pertahanan. Aku hentikan ciumanku, Kali ini agak berbeda. Waktu aku melepas ciuman, Juju agak memajukan kepalanya, seakan tak ingin melepaskan ciumanku.



Kepalaku turun sambil kecup perlahan setiap jengkal tubuhnya. Dagu, leher, dada, lalu ke puting. Di puting juju aku berhenti sebentar. Aku jilat-jilat putingnya sambil sesekali aku hisap.



“Pak Dan…..uughhh..Pak Daaaaann,” desahan Juju tercekat namun menggairahkan.



Aku tak peduli, tanganku menurunkan celana dalamnya. Sengaja aku tak sentuh sama sekali memek Juju sedari tadi. Aku penasaran se-sange apa dia tanpa disentuh memeknya. Dan sungguh mengagumkan.



Saat aku lepas jilatanku dari putingnya dan aku beralih ke memek, pemandangan luarbiasa tersaji. Memeknya basah mengkilat. Lendir kental namun bening terlihat melumuri memeknya yang indah. Jembut yang tipis membuat pemandangan ini begitu sempurna. Perlahan aku dekatkan mulutku ke memek Juju. Aku julurkan lidahku.



“Ahhhhkk, Pak Daaaann…iiigghhhh,” kali ini desahan Juju makin jelas terdengar.



Aku tetap tak peduli. Akum akin liar menjilat lubang surgawi Juju. Sebelumnya aku hanya berani menyentuh dengan jariku, kali ini lidahku berdansa dengan klitorisnya. Juju menjambak rambutku, bukan untuk menjauhkan kepalaku dari selangkangannya, justru agar kepalaku makin masuk.



“Pak Daaaaaniihhh..aahhkk..”



BERSAMBUNG

Kalau masih banyak yang minat bakal dilanjut, next adegan exe plus bonus gamger. Waktu itu Juju mau dengan syarat mukanya ditutupin rambut.
Lancroootkan hu...juju makin liar nampakny...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd