Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA A High Class First Love Story (BUCIN)

Next update kapan? ><


  • Total voters
    72
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Part IV: A Special Gift With a First Experience.

Semenjak berpacaran dengan Viny, hidupku mulai berubah karena mulai terbebani dengan dia. Dia mulai lebih manja dan posesif kepadaku, berat memang. Walau kalau dipikir-pikir aku juga melakukan hal yang sama kepadanya, he he he. Namanya juga bucin.

Hari ini adalah hari sabtu dan tanpa aku sadari tepat hari ini aku berulangtahun. Ya, aku baru teringat karena salah beberapa media sosial yang biasa aku pakai memberikan ucapan ulangtahun kepadaku. Masuk kantor, dan satu kantor heboh merayakan ulangtahunku. Memang kantorku buka setengah hari pada hari sabtu. Ucapan dari berbagai pihak juga aku terima, salah satunya dari Viny, yang nanti malam ingin ke rumahku untuk memberikan hadiah. Heran aku, segala harus di rumah ngasih hadiahnya.

Setelah selesai urusan pekerjaan dan perayaan ulang tahun dari kantor pada pukul 12 siang, aku menuju ke lobby dan dikagetkan dengan sebuah suara.

"HAPPY BIRTHDAY SAYAAANGGGG" terlihat seorang wanita berlari menuju ke arahku sambil tangannya yang siap memelukku, ya siapa lagi.
"Heeehhh Viny berisik tau. Bikin kaget orang aja. Ini pusat pemerintahan." Aku pun berusaha melepaskan pelukannya. Malu-maluin memang.
"Iya iya aku kan kangen, he he. Kamu jadi kan nonton teater sekarang? Sama nanti ke rumah kamu juga kan?"
"Iya iya. Nanti ke rumahku kok. Aku sih udah beli tiketnya. Ribet banget sih belinya."
"Ya aku ga tau yang. Kalau aku sih tinggal masuk aja hehe."
"Eh bingo maksudnya apaan si?"
"Itu nanti kan kamu dapat tiket. Tiket ada yang warna biru dan warna hijau. Terus di tiketnya ada nomornya. Nanti sebelum masuk yang megang tiket biru disuruh baris sesuai nomor terus diundi nomor mana yang masuk. Setelah yang megang tiket biru habis dilanjut yang tiket hijau."
"Yaelah ribet bat. Terus duduknya gimana?"
"Duduknya sih bebas. Tapi sesuai warna tiket. Nanti diarahin kok sama security. Eh kak aku pergi dulu ya. Lama-lamaannya nanti malem aja."
"Yaudah sana pergi. Malu-maluin aja."

Viny pun pergi sambil melambaikan tangannya kepadaku. Setelah Viny pergi kulihat keadaan sekitar, terlihat wajah orang-orang termasuk satpam, front desk, dan OB yang membuang muka ketawanya dari hadapanku. Bikin malu saja memang.

Aku memang belum pernah mengunjungi teater JKT48. Masuk mall ini aja aku hanya beberapa kali. Padahal aku sering menjemputnya untuk mengantarkannya pulang. Kali ini merupakan pengalaman pertamaku. Masuk ke lantar F4 dan terdapat segerombolan manusia yang sedang menunggu di depan teater JKT48. Rata-rata dari mereka adalah laki-laki, ya wajar lah. Aku dapat tiket biru nomor 9, yang langsung kukirim foto tiketku ini kepada Viny dan langsung dibalas "Ok sygg " olehnya.

Lapar juga belum makan siang. Tadi hanya makan kue aja. Kuputuskan untuk makan dahulu. Cari-cari makanan, aku menemukan tempat makanan di foodcourt basement. Yaa tempat supir sih, tapi memang itu makananku. Saat sedang menyantap nasi padang rendang pesananku, terdengar sebuah obrolan dari meja sebelah.

"Vinyluv aing cakep bat dah mylord."
"Inyi gue anjir."
"Gesrek gue jir liat insta story Pini tadi." Ya, tadi siang Viny memang mengunggah sebuah Instagram Story saat menungguku tadi.
"Gitu doang gesrek loe, gue pernah diwaro Inyi di teater. Mau apa lu?"
"Gue juga pernah diwaro Viny woi. Emang loe doang. Tapi emang nih anak cakep bat dah. Jadi pengen nafkahin si Viny mailaf."

Dari sini gue bisa menimpulkan beberapa hal. Pertana, Viny sering dipanggil Pini dan Inyi oleh fansnya. Kedua, ini wt-wt pada g punya hidup apa yak? Ketiga ITU VINY GUE WOI BANGSAT.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua, dan aku sudah ada di depan teater. Security teater memperintahkan para penonton untuk berbaris, dan tentunya aku berada di barisan pertama bingo nomor 9. Ini udah desak-desakan, bau, panas, sumpek lagi, kalau bukan gara-gara Viny ga mau aku kek gini lagi. Nomor bingo diundi, dan keluarlah nomor 9. Aku masuk langsung menempati kursi baris pertama nomor 2 dari ujung tengah. Pertunjukkan di mulai, dan aku tak melepaskan perhatianku kepada Viny. Viny pun menyadari keberadaanku, terlihat dari seringnya dia menatap ke arahku. Tapi temen-temennya Viny cakep-cakep juga. Apalagi yang wajahnya keturunan chinese itu, lucu juga lihatnya.

Pertunjukkan sampai di sesi MC, dan temanya adalah hadiah spesial untuk orang tersayang. Ini MC atau ngegosip?

"Halooo. Semanis coklat selembut sutera. Perkenalkan aku Shani. Yeaaayyyy." Ternyata namanya Shani, cantik bat gils.

"Halooo. Aku si gadis artistik yang berjuang meraih mimpi. Perkenalkan aku Viny. Yeaaayyyy." Mailaff memang.

"Kalau aku... Apa ya... Rahasia deh." Ekspresi dan tingkahnya malah seperti anak kecil, dan menatapku. Memang mailaf ini.
"Kak Viny ditanya malah jawabannya ngegantung huuu..."
"Masa hadiah untuk orang tersayang dikasih tau sih. Nanti ga surprise lagi. Yaa pokoknya yang spedial deh."
"Huuu kak Viny ga jelas.
Special telornya dua Vin? Martabak dong? Wkwkwk."

Cewe gue malah di-bully sama teman-temannya. Ya ga apa-apa sih, gue dari tadi juga penasaran.

“Yaudah deh terus apa yaa... Kasih sayang aja deh. Kan kasih sayang aku selalu spesial. Hadiah ga harus selalu berbentuk barang kan? Yang terpenting esensi dari hadiah itu.” Terbaiklah memang mailaf, tapi tetepan aja ngegantung elah.
“Cieelah.”

Pertunjukkan selesai pada sekitar pukul lima sore, dan aku masuk ke dalam Aston Martin-ku yang berada di parkiran basement. Setelah menunggu hampir satu jam, datang juga Viny dengan pakaian yang tadi pagi dipakainya, kaus putih dengan bawahan rok gombrong warna hitam.

"Halo sayang." Capek sekali dia sepertinya.
"Lama amat."
"Kan setelah teater ada twoshoot. Foto sama fans dan fans bayar. Jadi musti nungguin dulu."
"Gitu amat. Presiden foto sama rakyatnya aja gratis."
"Namanya juga dunia hiburan. Tadi gimana yang? Seru kan? Seru kan?"
"Yang namanya Shani boleh juga tuh hehe."
"IIIHHHHHHH KAMU INI YA!!!" Wanjay macan ngamuk. Pelipis gue segala dipukul lagi.
"Sakit Vin." Kenceng bat mukulnya.
"Makanya ga usah jelalatan matanya!" Sewot kan.
"Iya iya. Udah kamu pakai sabuk pengaman. Mau jalan ini."

Kami berdua langsung menuju ke rumahku. Setelah sampai kami langsung duduk di ruang tamu, aku langsung bertanya kepada Viny.

"Kamu mau ngapain sih? Segala harus di rumah."
"Adadeh, kan biar surprise. Tapi aku lapar yang. Masak yuk. Ada bahan makanan mentah ga yang?"
"Itu ada daging ayam. Jangan-jangan kamu ke sini mau numpang makan lagi."
"Ih apaan si."

Ya, kami masak ayam tepung. Tentunya kami juga nasi dan sayur kangkung supaya ga terlalu junk food amat.

Selesai makan, Viny memerintahkanku untuk pergi ke ruang keluarga sambil berdiri dan menutup mata. Ya aku turuti aja.

Tiba-tiba dia mencium bibirku, dan aku balas ciuman itu. Aku kangen dengan bibir ini. Sudah lama aku tidak merasakan bibir yang sangat lembut ini. Rasa manis khas air liur Viny masih terasa di lidahku. Aku tak menyiakan momen ini, kurasakan setiap centi dari mulutnya, tak ada bagian dari bibirnya yang aku lewatkan.

Ciuman kami bertahan 5 menit sebelum terlepas, dan aku membuka mata.

"Yang, aku pernah bilang kalau aku belum siap. Tapi mulai malam ini, aku adalah milikmu sepenuhnya. Kamu bebas menjamah tubuhku. Walaupun ini adalah pengalaman pertamaku." Matanya menatap ke atah dadaku di mana tangannya sambil melepas kancing kemejaku.
"Vin, kamu yakin? Maksudnya, kita hanya pacaran, hubungan kita belum resmi."
"Iyaa. Tapi aku percaya penuh sama kamu. Kamu orang yang baik setelah kedua orang tuaku. Aku ingin menjadi milikmu seutuhnya." Kancing bajuku sudah terlepas semua.

Mendengar itu, aku langsung menciumnya lagi. Namun sambil berusaha membuka kaus putihnya, dan mendorong tubuhnya perlahan hingga menempel ke tembok.



Bajunya pun kini telah terlepas, dan kini terpampang sepasang payudara yang terbungkus bra berwarna hitam yang dapat dibuka dari depan.

"Kecil ya?" Wajahnya manyun.
"Ga apa-apa kok, nanti kalau dah punya anak juga membesar."

Aku langsung membuka kaitan bra itu. Terlihat dua gundukan yang amat menggoda itu. Memang tidak terlalu besar, namun pentil yang berwarna merah muda itu sukses membuat birahiku memuncak. Kumainkan kedua payudara dan kupilin pentil itu dengan tanganku.

"Yang... Sshhh..."

Dia mendesah, mendesah menikmati rangsangan yang telah aku berikan. Tak berhenti di situ, aku lantas mulai menyedot payudara kirinya dengan mulutku.

"Sshhh... yang... ahh... ehmm..."

Rasanya amat lembut dan kenyal payudara ini. Perempuan lain yang pernah aku tiduri tidak ada apa-apanya dengan payudara ini.

"Ehmm... yangg... gantian yang... sshhh..."

Ya, dia minta gantian. Aku membuka bajuku dan Viny berjongkok membuka celana bahan dan celana dalamku. Kini aku sudah telanjang bulat. Viny nampak kikuk ketika pertama kali melihat penisku yang telah berdiri tegak di hadapannya.

"Punya kamu gede amat yang."

Dengan grogi dia memegang penisku ini dengan tangannya. Awalnya memang masih nampak takut namun dia mulai memberanikan diri untuk mengocoknya dengan tangannya lalu memasukkan penisku ini ke dalam mulutnya.

"Sshhh... ah Vin..."

Aku yang sedari tadi menahan nikmat saat penisku dikocok oleh Viny reflek mendesah ketka penisku dimasukkan ke dalam mulutnya yang teramat lembut. Rasa basah nan hangat yang berbeda aku rasakan di penisku sekarang ini. Walau masih amatir, tetapi Viny sukses membuatku mendesah dengan hisapan dan jilatan pada penisku.

"Vin, aku mau keluar Vin... Ahh..."

Viny tidak merespon, malah terus menghisap dan menjilat penisku ini bak lolipop. Ah luar biasa sekali rasa nikmat yang ku rasakan.

"Ahh... Vin.. sshhh... VINYYY..."

Aku orgasme di dalam mulutnya. Cukup banyak sepertinya. Viny sampai berusaha menelan seluruh tumpahan spermaku ini di mulutnya. Dia nampak tersedak, wajahnya merah, dan matanya berair. Ya memang pengalaman pertama baginya.

"Banyak banget..."
"Ya kamu ditelen sih."
"Kan aku ingin bahagiain kamu."
"Yaudah sini gantian kamu sekarang."

Viny berdiri dan aku mulai melepaskan rok gombrongnya itu hingga jatuh di lantai. Terlihat daerah kewanitaannya yang tertutup oleh celana dalam berwarna hitam yang sedikit basah, mungkin karena foreplay-ku pada payudaranya tadi. Viny terlihat malu-malu, memang baru pertama kali. Ku tarik celana dalamnya hingga telapak kakinya. Kini Viny sudah telanjang bulat, terlihat vagina Viny yang telah lama aku impikan. Tercium bau harum vaginanya yang teramat harum itu. Nampaknya Viny sangat memperhatikan daerah kewanitaannya. Vagina berwarna merah muda dengan bulu kemaluan yang tipis itu sukses membuatku melayang-layang. Kuelus-elus vagina itu dengan tangan kananku.

"Aahhhh..."

Desahnya ketika ku mulai bermain dengan tanganku. Aku memberhentikan rangsanganku itu dan melihat ke arah Viny yang memasang wajah pasrah.

Aku mulai menjilati vagina Viny.

"MMMMHHHHHH DOOO... MMMMHHHH"

Ku percepat jilatanku pada vaginanya. Setiap bagian dari vaginanya aku jilati dengan lidahku. Aku memasukkan sedikit lidahku ke bagian celah vaginanya, dan mulai menyentuh klitorisnya.

"NGGAAAAHHHH YANG AHH MAUU PIPIIIIIISSS MMHHHH"

Viny menjerit, merasakan squirting pertama kali dalam hidupnya. Cairan mani itu kujilat tanpa rasa jijik sekalipun. Ini pertama kali aku merasakan cairan ini, rasanya asin. Tubuhnya langsung jatuh, namun sempat aku tahan. Terlihat vaginanya yang semakin berwarna merah.

"Yang, gendong ke kamar kamu." Rengeknya.
"Tapi Vin, kamu masih kuat?"
"Aku kuat kok. Ini belum hadiah utama."

Oke.

Kugotong tubuhnya ke dalam kamarku yang berada di lantai atas. Kutelentangkan tubuhnya perlahan di atas kasur.

"Langsung aja ya yang."
"Kamu yakin? Ini bakal sakit."
"Ini buat kamu."
"Yaudah kamu ambil posisi paling nyaman ya."

Aku mengambil posisi missionaris, karena posisi ini adalah posisi terbaik bagi pemula seperti Viny. Setelah siap, kuposisikan ujung penisku persis di depan mulut vaginanya. Viny menutup matanya, sementara aku mendorong secara perlahan penisku hingga masuk ke dalam vaginanya yang teramat sempit itu.

"MMHHH..."

Aku terus mendorongnya perlahan hingga mentok pada suatu selaput.

"Vin, siap Vin?"
"Iya." Viny membuka menutup matanya lagi.

Ku dorong dengan kuat hingga penisku masuk seluruhnya, bahkan hingga menyentuh rahimnya.

"NGAAAHHHH DOOOO SAKIT DOOOOO SAKITTT..."

Viny mencengkram kasur, menangis histeris menahan sakit. Wajahnya memerah, air matanya keluar. Terlihat darah segar yang merembes dari vaginanya dan menodai kasurku. Telah kurenggut kegadisannya, kini dia bukanlah seorang gadis lagi. Kutenangkan Viny dengan mencium keningnya dan mengelus-elus rambutnya.

Kudiamkan beberapa saat penisku di dalam vaginanya hingga Viny mulai tenang dan tidak merasakan sakit lagi. Selama itu juga aku merasakan vaginanya yang sangat rapat dan bekedut kencang.

"Vin, mulai ya."
"I.. i.. iya. Tapi pelan-pelan ya."

Aku mulai mengenjotnya dengan tempo perlahan. Pelan tapi pasti aku menggenjotnya supaya dia dapat beradaptasi dengan vaginanya yang pertama kali dimasuki penis ini.

Ku dorong dan tarik penisku, merasakan bertapa sempitnya penisku menembus vagina nya. Vaginanya yang terasa lembab di penisku menambah rasa nikmat tiap kali aku menggenjotnya. Mulutnya yang awalnya mengeluarkan suara kesakitan, kini mulai mengeluarkan suara rasa nikmat.

"Doo... ahh... OHH... mmhhhh..."

Kini aku sudah menggenjotnya dengan tempo yang cepat. Jepitan vagina Viny memang teramat nikmat, sampai-sampai sekarang aku merasa melayang. Desahannya itu membuatku tambah bersemangat untuk menggenjotnya, luar biasa nikmatnya!

Sekitar 10 menit kami bersetubuh, kini rambutnya sudah lepek dan berantakkan tak beraturan. Tubuh kami berkeringat, membuat semangatku terus membara. Aku terus menggenjotnya dengan semangat 45.

"Yang... Ah.. Do... Mau pipis... Mmhhh.... lagiiii"

Benar saja, aku merasakan cairan hangat berada dalam penisku. Nafasnya kini sangat tidak teratur, menikmati orgasme keduanya hari ini. Muka Viny makin berwarna merah. Kuberhentikan genjotanku karena pasti akan sakit sekali baginya jika aku masih menggenjotnya dalam konsisi orgasme.

"Lanjut ya Vin, aku belum keluar nih."
"Haahhh... Iya yang... Haaahhhh..."

Setelah Viny mulai tenang, aku menggenjot lagi Viny lagi dengan tempo yang sedang. Desahannya membuatku bersemangat hingga aku menaikkan tempo genjotanku ini. Rasa lembab dari vaginanya menambah nikmat persetubuhan ini.

Lima menit menggenjot vagina Viny, penisku gudah terasa gatal. Terasa amat gatal di ujung penisku. Sebentar lagi penisku akan menembakkan muatannya.

"Vin... ah... aku mau keluar Vin... sshhh..."
"Mmmhhhh... keluarinnya... di dalem... ahh ya yang... mmmhhhh..."
"Ngghhhh... Vin... kamu yakin... sshhh... Vin...??"
"Mmmhhh... Iyaa... Sshhh..."

Keluarin di dalam? Aku sih inginnya juga seperti itu. Tapi akal sehatku tetap bermain di sini. Aku tetap akan mengeluarkannya di luar. Tapi kaki Viny mengunci tubuhku sehingga tidak dapat bergerak dengan bebas dari tubuhnya.

"Vin... Sshhh... Kamu kok... VINYYY...."

Spermaku keluar di dalam vaginanya. Penisku dicabut dari vagina Viny, terlihat cairan putih yang merembes dari lubang vagina itu. Tubuhku kini berasa tidak berdaya lagi sehingga mulai kehilangan keseimbangan dan terjatuh di atas Viny. Kami sama-sama mengatur nafas, dan saling berhadapan.

"Haaahhhh... Vin...."
"Haaahhhh... Iya yang... hhhh."
"Maaf dah ngehilangin kerhomatanmu... hhh... Maaf juga dah bikin kamu kecapekan malam-malam."
"Haahhhh... Ga papa... hhh.. ini semuahhh... punya kamu kok... hhh..."
"Terus soal keluar di dalam... hhh... aku masih ingin kamu berativitas seperti biasanya... hhh"
"Hhh... Aku... hhh... lagi... ga subur yang... hhh."

Yasudahlah. Kupidahkan tubuhku sehingga aku berada di sebelah kanannya. Namun saat kulihat jam, sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam.

"Vin, kamu ga dicariin orang tua kamu?"
"Aku dah ijin yang... hhh... mau nginep di temen... hhh... Udah siap-siap juga yang... hhh..."
"Yaudah. Kamu tidur ya."

Aku menarik selimut yang berada di bagian ujung bawah kasur ini. Selimut ini menutupi tubuhku dan tubuhnya yang tanpa busana ini. Tak lupa kukecup keningnya sebelum tidur. Sebuah pemandangan yang indah melihat wajahnya itu sebelum tidur.
Aduuhhh jadi ngilu bayanginnya

-Viny
 
Viny jangan dibikin bunting ya gan...
Bosen ntar vinynya bunting muluk Wkwkwk
 
Baru login
Edit tambahin mulustrasi dan benerin kata-kata yang salah/typo
Mungkin kalau ada yg terlewat bisa reply

Oh ya kalau ada yang mau kritik tentang pemilihan kata, apakah kata baku, apakah kata sudah sesuai, dll bisa komen aja ya
Mau belajar menulis dengan pilihan kata yang benar

Bener² 90% emang, mantul nih update


Gas lah ini biar hamil dan membesar (semoga besar beneran) wkwkwk

Makasih hu

BTW kaleum gan, belum juga ada konflik udah minta bunting ae


- Quote Of The Day.
Aduuhhh jadi ngilu bayanginnya

-Viny
Asal ada pini ya gw pantengin
gadiskuuuuu

Ehe :)



wah update :matabelo:
mantap hu :matabelo:
inyi akuuu :((

Makasih hu :ampun:


Viny jangan dibikin bunting ya gan...
Bosen ntar vinynya bunting muluk Wkwkwk

Langsung buntingin sih gampang gan
Tapi bukan seperti itu cara bermainnya gentleman

Alias Dodo tidaklah sama dengan spesies Pteropus semprotus alias kampret semprot seperti di bawah ini

Bunting mulu? Wahhhh
 
Part V: Slave of a Lovely Person.

Aku terbangun dari tidur, dan jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 pagi. Kulihat Viny tidak berada di sampingku, mungkin dia sudah bangun duluan. Aku bangun dan berjalan mencari Viny dalam keadaan telanjang, ya kali-kali jadi kaum nudist lah, di rumah ini. Saat menuju ke dapur, kutemukan Viny yang sedang memasak, dan tanpa busana juga. Memang istri idaman, bangun lebih pagi dari suaminya untuk menyiapkan makanan.

"Masak apa?"
"Iiihhhh... Sshhh... Kamu usil yaa... Mmhhh... Jangan gangguin plis... hhh."

Ya, tadi aku memeluknya dari belakang sambil bermain di tengkuk kirinya dan penisku kutempelkan pada belahan pantatnya. Sekarang aku sudah berada di sampingnya.

"Masak apa?"
"Masak nasi goreng. Nasi semalam sisa lumayan banyak. Aku cek bahan-bahannya juga ada. Kamu duduk aja, bentar lagi jadi."

Nasi goreng memang sangat cocok untuk sarapan pagi. Aku duduk di meja makan sambil memeriksa HP yang telah kuabaikan sejak siang kemarin. Kali aja ada hal penting yang kulewatkan.

C8-V-Tr-RVo-AEE7x-Z.jpg

Nasi goreng sudah siap, disajikan dalam sebuah mangkok besar. Kami memakannya dengan lahap, mungkin karena kami sedang lapar, namun memang sesuai dengan seleraku kok, ga salah pilih memang. Sesudah makananku habis, aku bertanya kepadanya.

"Kamu ga pakai baju Vin?"
"Engga, baru bangun belum mandi, males pakai baju semalam. Kamu kenapa ga pakai baju juga?"
"Sama kaya kamu. Mandi bareng yuk Vin."
"Haahhh?" Matanya memandangku sengan aneh.
"Ayolah Vin." Pintaku memelas
"Iya iya."

Kami berdua masuk ke kamar mandi. Guyuran air dari shower membasahi tubuh kami yang sedang saling bertatapan. Romantis sekali rasanya.

Dalam posisi itu, aku memagut bibirnya yang lembut itu. Walau tidak lama, tapi aku tetap merasakan bibirnya yang manis itu. Aku langsung menyosor ke bagian lehernya. Sepertinya Viny sangat lemah di bagian ini.

"Vin..."
"Iya. Boleh kok."
"Langsung aja ya."
"Iyaa."

Aku membuat Viny menghadap tembok dan menunggingkan badannya, bertumpu pada tangannya yang menempel pada tembok. Penisku yang sedari bangun tidur masih tegang ini sudah berada di depan vaginanya, yang ternyata sudah terasa basah. Aku memegang pinggulnya, dan mulai mendorong tubuhku secara perlahan.

"MMMHHHH DOO..."

Desahannya ketika aku memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Memang tidak serapat kemarin, namun tetap saja terasa rapat sekali vaginanya menjepit penisku. Rasa lembab lapisan epitel vaginanya yang terasa di kulit penisku menambah nikmat dari persetubuhan ini. Kedua payudaranya tak kubiarkan menganggur, kumainkan kedua payudara itu dengan kedua tanganku. Kedua payudara itu sangat pas sekali dengan ukuran telapak tanganku. Dari posisi ini, sangat mudah sekali aku memilin kedua pentil merah muda itu. Kucuran air shower membuat kegiatan maksiat ini tambah romantis.


Sepuluh menit kemudian.

"Mmhh... Yang... ahh... Mau keluar... ssshhhh..."
"Sshhh... Tahan yang... Sebentar lagi... aku... ah... mau keluar juga..."
"Ah... Di dalem... mmhhh... lagi... mmhh... yang... ssshhhh..."

Kupercepat genjotanku, karena aku merasa sudah di ujung.

"NGGAAHHHH DOO MMHHH!!!..."

Viny orgasme duluan. Penisku terasa hangat akibat kucuran cairan maninya itu. Tapi ini sudah nanggung, punyaku sudah di ujung sekali. Aku tidak memberhentikan genjotanku, nafsu sudah merasuki tubuhku. Padahal aku sadar Viny sedang kesakitan.

Semenit kemudian, aku sudah tak kuat lagi.

"NGGGHHHH VINYYY..."

Aku mengeluarkan isi spermaku di dalam rahimnya lagi. Ku lepas penisku dari vaginanya dan menetes beberapa spermaku dari vaginanya.

"Vin..."

Viny tidak menjawab

"Viny..!"

Terdengar suara tangisannya.

"Viny kamu kenapa?!"

Ku balikkan badannya, dan tambah nangis lagi. Dia langsung mendekapkan wajahnya ke dadaku, dan aku langsung memeluknya.

"Kamu jahat! Kamu jahat!" Sambil tangan kanannya memukul lengan kiriku
"Iya iya aku minta maaf." Aku membelai rambutnya, di bawah guyuran shower yang dari tadi masih mengalir.
"Sakit tau! Huhuhu" kulihat tangan kirinya memegang selangkangannya.
"Iya. Aku ga sengaja. Tadi aku udah mau keluar. Maafin aku Vin."
"Iya aku maafin. Tapi jangan diulangi lagi!" Ucapnya dengan posisi yang sama seperti tadi.

Lima menit dalam posisi itu, Viny sudah mulai tenang. Akhirnya kami baru memulai mandi, jari tangan sudah keriput semua di bawah shower terus menerus. Kami saling menyabuni secara bergantian. Saat sedang mandi, sering aku iseng kepadanya, yang dibalas dia dengan pukulan kepadaku.

Selesai mandi, kami berpakaian. Wanita memang lama dalam berpakaian, aku yang sudah mengenakan kaus polos, celana jeans, dan jaket jeans menunggu di ruang tamu. Aku tahu pasti kita akan jalan-jalan, walau ga tahu akan ke mana. Sembari menunggunya, kuputuskan untuk bermain game MOBA di HP yang sedang ngetrend saat ini. Baru juga login, dia sudah selesai memakai bajunya, baju semacam sweater bewarna krem dengan celana jeans, cantik sekali.

"Yang, jalan-jalan yuk!"
"Ayolah. Tapi jangan sekarang, penuh."
"Kamu lagi ngapain?"
"Lagi main, biasa."
"Aku main juga kok. Kok kamu ga ngomong sih?"
"Ya mana aku tahu kamu main, kan cewe mainannya buka Instagram."
"Isshhh dulu aku main game kok sekarang masa ga main."

Ya, dia main juga. Rank kami tidak terpaut jauh, padahal rank-ku sudah yang tertinggi. Jago juga nih cewe aing.


Kami mengganti nama akun kami, biar samaan. Selain itu aku juga memberinya skin couple, biar bisa ngebucin. 2 jam bermain, kami bermain selalu menggunakan hero-hero yang memang dikisahkan berpacaran dengan sesama hero, dengan skin couple, dan berjalan selalu bersama. Sampai-sampai kami diejek "MOBA KOK BUCIN".

Hari sudah menjelang sore, dan kami berangkat jalan-jalan sekalian mengantarkannya pulang.

"Yang, ada saran ga mau ke mana?"
"Ya aku sih pengen ngumpul sama temen-temen komunitas mobil nanti dari jam 7 sampai jam 11" Ya, sekarang kami berada di dalam Aston Martin-ku.
"Kamu ga pernah bilang sih ikutan komunitas mobil?!" Sewot lagi kan.
"Vin, laki-laki muda yang punya mobil eksotis pasti lah punya komunitas mobil. Kamu aku yakin ikut arisan pasti."
"Nghh... Iya sih. Ngapain aja?"
"Ya paling ngumpul-ngumpul, streetracing, drifting, sama ngelakuin yang kami sebut 'night runner'."
"Aku ikut boleh ga?"
"Ya boleh-boleh aja sih..." Ucapanku langsung dipotong.
"Oke yang, kita ke museum dulu yuk di PI."

Baru tahu ada museum di mall, biasanya di gedung sendiri. Masuk mall dan menuju ke museumnya, ternyata museum seni. Tapi kok absurd gini yak? Ga jelas apa yang ingin dipajang, yang ada malah jadi tempat foto-foto para panjat sosial di Instagram.

"Bilang aja kamu mau foto-foto."
"Emangnya mau apa lagi ke sini?"
"Aku kan ga tau. Museum aku kira itu kek museum tekstil, museum perjuangan, atau apa kek. Ini mah tempat panjat sosial."
"Ya gantian nanti malam kan aku ngikut kamu."

Ya apalah itu, yang pasti sekarang aku diperbudak Viny jadi tukang potret. Untung kamera iPhone Xs bagus, ga bawa kamera aku.



Setelah dari tempat yang tidak jelas itu, kami pergi pindah mall untuk makan. Viny nih emang, makanannya yang susah-susah aja, mana macet lagi. Kalau ga karena dia aku dah makan di warteg gang sebelah. Bucin memang.

Kami makan di salah satu mall lain di Jakarta. Kami makan di tempat yang cukup hits di kalangan orang berduit. Untung kebagian tempat duduk, pas lagi di pojokkan. Kami makan BBQ daging sapi yang harus kami panggang sendiri. Heran, udah bayarnya mahal, masak sendiri pula, untung enak dagingnya. Kami berdua makan dengan lahap, ya karena kami baru makan sekali dari tadi pagi.


Setelah makan, kami menuju ke tempat di mana komunitasku biasanya kumpul. Jam menunjukkan pukul setengah 7 malam, yah pas lah. Mobilku berhenti di tengah lapangan di mana di depanku sudah terdapat teman-temanku.

"Woi Do weheeeyyy. Gimana kabar, baik Do?"
"Baik-baik. Lengkap kan semua?"
"Kurang si Bimo aja, dari tadi gue chat ga bales. Kemaren sih gue cek dia lagi jalan sama cewe. Keknya lagi ngebucin dia, cewek baru."

Lah si Bimo dah punya cewe? Ga bilang-bilang Bimo ke gue. Tapi berpikir positif aja, temen gue ini emang suka ngegosip sih, padahal laki. Sementara itu temen-temen gue mulai menyadari kehadiran Viny.

"Eh eh siapa tu siapa tu? CIEEEE CIIIEEEEEEEE." Suara kompak dari teman-temanku membuat seluruh perhatian tertuju padaku dan Viny. Viny pun tampak tersipu malu.
"Ya tau lah siapa. Masa lo doang."
"Gue kirain si Bimo doang yang punya cewe baru, lo juga punya cewe baru ternyata."
"Gue emang derajatnya lebih tinggi daripada jelmaan manusia itu."
"Loe nggak nyewa cewe buat dateng ke sini kan?" Untung temen yang nanya.
"KAGA LAH BANGKE." Aku gas aja.
"Eee santai bos. Yaudah kenalan dong maniiisss."
"Oh haloo aku Viny." Dengan ekspresi malu-malu.
"Iii jangan malu-malu dong maniiisss." Untung temen, kalau enggak ya besok pagi ada berita orang tewas tertembak AUG.

Ya, teman-temanku semuanya kalau ga punya pacar ya sudah menikah. Mereka selalu membawa pasangannya setiap kumpul, jadinya mereka memiliki teman di mobilnya. Aku sama Bimo doang yang sendirian. Tapi kali ini lain dong hohoho.

Kegiatan kumpul-kumpul ini aku lakukan seperti biasanya. Balapan liar, ngebut malam-malam, drifting di tengah kota, pokoknya senang-senang aja. Viny terlihat ketakutan di supir penumpang, tapi ya bodo amat, aku malah ngetawain si Viny yang lagi ketakutan.

Komunitas kami isinya orang-orang penting di negeri ini. Banyak perwira polisi di dalam komunitas kami sehingga kami tidak dikejar-kejar polisi. Tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam komunitas ini. Penyuka mobil dengan skill mengendarai mobil yang cukup, harus berekonomi mapan, dan mobil atas nama pribadi jadi syarat utama. Beruntung aku dapat menjadi anggota komunitas ini.

Aku izin pergi duluan pada pukul 11 malam karena aku mengantarkan Viny pulang ke rumahnya, pasti kedua orangtuanya mengkhawatirkannya. Di perjalanan, Viny nampak terjaga, padahal biasanya tertidur. Setelah sampai di rumahnya, tak lupa kami berciuman sebelum kami berpisah. Ah akhir minggu yang menyenangkan.
 
Halo kk, saya menyempatkan update di tengah-tengah kesibukkan ><
Saya sudah mulai menambahkan banyak mulustrasi, semoga makin bisa menghayati ><
 
panutan. mobil atas nama pribadi pertanda mobilnya harus full paper.

Yah kalau kendaraan pejabar negara aja bodong, gimana rakyat jelata? :D
Pula kalau bodong mana bisa dapat plat RFS :D


Manteb gan...
Waaaaahhh ternyata update ya hu
Nice update hu
:matabelo:

Makasih gan :ampun:


kak viny luvchu bangat sich uwuwuw...

2965401-C-4-D5-E-4-B4-C-B34-C-2-EB8-D18-B7-E72.jpg

Uwuwuwu :alamak:


kuingin kaya, melampiaskan, tapi ku hanyalah sendiri disini~

Beruntung mendapat "tamparan keras" yang mengubah hidupnya 180° saat awal masa remaja
Kalau nggak ya sekarang jadi jongosnya kak Frans :Peace:


*Selonjoran*

Viny yang baru

Karena yang lama ngga update update wkwkwk

:dance::dance::dance:

Memang *insert bad word here* sekali TS yang itu :sendiri:



Kangen kamu, Vin:((

Aku juga kgn :( huhu


qotd hahaha

Ehe :)


Wah, anak mobil ternyata :capek:


Ditunggu lanjutannya :cup:


Mana ada pemuda yang sudah mapan dan memiliki mobil eksotis yang tidak memiliki komunitas otomotif
Ya setidaknya komunitas mobil yang norak (Tapi yang ini sih ga norak ya :D)
 
Bimabet
kita kita yang main moge mah udah bukan rahasia umum kak ada yang nopaper, jadi ya gitu dehehe.
by the way, saya tim full paper lho.

Wah kalau ini sih ga banyak komentar sih
Tapi pengen sedikit ngomong aja
Anak-anak mobil paling warna di STNK aja yang ga sama kek aslinya
Eh nggak cuman warna aja sih, kalau yg sultan bisa aja mesinnya beda dengan di STNK
:D

Biasanya mobil kepemilikan jelas dari pabrik terus ke siapa lalu ke siapa. Mobil colongan paling dipretelin.
Kalau motor sih bisa aja nyolong utuh-utuh terus dijual lagi *ampunsuhu
:Peace:

(sebuah bacotan dari seorang bukan anak mobil, hanya pengikut beberapa jenis mobil) :D
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd