Sukasusu23
Semprot Lover
- Daftar
- 23 Sep 2022
- Post
- 203
- Like diterima
- 483
Mantap mantap thanks updatenya huu
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG 4 ART, 4 Sensasi (Widi, Iyan, Yuli, Teteh)
cukiberegu
Senpai Semprot
- Daftar
- 7 Apr 2014
- Post
- 980
- Like diterima
- 2.400
Ane baru tau klo namanya LIE-BOY.
Ane sama kya suhu @m4n_fre3 .
Suka ngomong santuy ga aturan klo lagi rame2 bahkan sama gebetan yg nongkrong di situ jg. Tapi klo ud ngomong berdua, gaya bicara berubah 180° menjadi lembut dan halus. Bersikap juga manja dan perhatian.
Gara2 sifat ini, ane bbrp kali pernah pacaran sm yg usianya jauh lebih muda. Paling jauh beda 12 th
Suhu adalah laki2 yg aslinya lembut dan manja, yg mencoba menyembunyikan sifat aslinya dgn cara terlihat slenge'an ditengah org banyak krn malu.
Sama kya saya
Lah jadi panjang ni komen
Ane sama kya suhu @m4n_fre3 .
Suka ngomong santuy ga aturan klo lagi rame2 bahkan sama gebetan yg nongkrong di situ jg. Tapi klo ud ngomong berdua, gaya bicara berubah 180° menjadi lembut dan halus. Bersikap juga manja dan perhatian.
Gara2 sifat ini, ane bbrp kali pernah pacaran sm yg usianya jauh lebih muda. Paling jauh beda 12 th
Suhu adalah laki2 yg aslinya lembut dan manja, yg mencoba menyembunyikan sifat aslinya dgn cara terlihat slenge'an ditengah org banyak krn malu.
Sama kya saya
Lah jadi panjang ni komen
check_mate
Pertapa Semprot
- Daftar
- 23 Apr 2018
- Post
- 4.780
- Like diterima
- 21.368
bona_bona
Pertapa Semprot
mantaaabbb suhuu... ditunggu updatenya lagi...
semprotaweu
Senpai Semprot
- Daftar
- 28 Sep 2018
- Post
- 763
- Like diterima
- 412
harus belajar sama suhuu nih biar ngobrol sama cewe biar nyaman gituuu, btw mantap huu widi x iyan
m4n_fre3
Kakak Semprot
- Daftar
- 29 Jun 2012
- Post
- 171
- Like diterima
- 5.522
Ane baru tau klo namanya LIE-BOY.
Ane sama kya suhu @m4n_fre3 .
Suka ngomong santuy ga aturan klo lagi rame2 bahkan sama gebetan yg nongkrong di situ jg. Tapi klo ud ngomong berdua, gaya bicara berubah 180° menjadi lembut dan halus. Bersikap juga manja dan perhatian.
Gara2 sifat ini, ane bbrp kali pernah pacaran sm yg usianya jauh lebih muda. Paling jauh beda 12 th
Suhu adalah laki2 yg aslinya lembut dan manja, yg mencoba menyembunyikan sifat aslinya dgn cara terlihat slenge'an ditengah org banyak krn malu.
Sama kya saya
Lah jadi panjang ni komen
Hahahhahaa.. jangan2 kita sodaraan.
Sodara laen bapak, laen emak. Kwkwkww
Apa yang om sebut di atas benar... Dan seperti nya kita emang sama persis. Hahahhaa..
Bagai pinang di belah sama yang panjat pinang. Kwkwkww..
Sediki revisi om : kalo manja, kek nya ga deh, cuma lebih pengen nyenengin wadon aja, ada rasa kebanggan kalo bisa taklukin wadon yg di anggap judes sama orang2. Kwkwkk
Terakhir diubah:
m4n_fre3
Kakak Semprot
- Daftar
- 29 Jun 2012
- Post
- 171
- Like diterima
- 5.522
Hahahaha.. alami aja om.
Pada dasarnya wanita ingin di manja dan di mengerti, kek lagu ada band.
Mana ada wanita yang mau di gebugin dan di tonjokin ama laki? Kwkwkwkwkw
Martabakejususu
Guru Semprot
- Daftar
- 12 Sep 2018
- Post
- 737
- Like diterima
- 1.073
3some akhirnya terjadi.. Ga kebayang hu. Asiknya ewe sama dua gadis yang sama2 mencintai suhu. Apa lagi merekanya rukun begitu. Wahh ini sih lebih Greget dari Pornhub hu.
Lanjutkan 3some hu
Lanjutkan 3some hu
rokoroko
Senpai Semprot
Tinggal sinta + mamanya ini, 3some jg ga, patut ditunggu, hhe
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
User is banned, content is deleted automatically.
m4n_fre3
Kakak Semprot
- Daftar
- 29 Jun 2012
- Post
- 171
- Like diterima
- 5.522
CHAPTER 16 - RIYANI vs WIDI (#2)
<-Prev
--------
“yah... bangun... bangun dah subuh....”, suara istri mengagetkan ku di pagi itu yang ku lirik jam sudah jam 5:30
“Uuuggggghhhhhhhhh”, aku menggeliatkan tangan ku ke atas kepala sambil ku tarik agar otot tubuh bisa rileks.
Lantai bawah sudah ramai wanita2 kecuali anak2.
“pada ngapain ya sibuk bener”, tanya ku ke para wanita
“lah.. kan mau berenang hari ini yah, ikut ga?’, kata istriku
“ga tau deh, badan agak ga enak banget ini, agak semriwing”, jawab ku
“mau iyan bikinin teh panas pak?”, iyan ikut bicara dan dari cara dia ngomong benar2 seperti gada kejadian dinihari itu
“ya udah boleh... “, jawab ku sambil naik ke atas, sungguh badan ku lemas sekali saat menginjak anak tangga.
Sempat ku lirik iyan dan widi sedang sibuk di bawah membantu istri, ipar dan mertua ku masak, sepertinya mereka mau membawa bekal untuk berenang di sabtu pagi nanti, aku ga tau jam berapa perginya.
Ku buka pintu kamar ku, dan anak2 masih tertidur di kasur ku, “ah... males pula angkat mereka, lagi lemas gini badan”, gerutu ku
“mah... anak2 pindahin dulu dong, lemes banget neh badan”, teriak ku dari atas.
“iyan.. kamu tolong pindahin anak2 ke kamar nya ya, sekalian deh widi bantuin juga”, suruh istriku ke iyan dan widi
“iya bu”, sahut mereka berdua
Aku masuk kamar mandi atas dan kencing, masih berat mata dan lemas kali badan ku ini, setelah di hajar sama iyan dan widi, membayangkan kejadian dinihari itu sambil tersenyum.
Kelar kencing ga lama iyan dan widi naik ke atas dan menuju kamar ku, lagi2 mereka berdua tersenyum penuh arti sambil memberikan kode telunjuk di bibir.
Setelah anak2 di pindah, aku masuk kamar, dan mereka mendekati ku sambil buru2 mencium pipi ku, dan widi berbisik di telingaku, “ih.. bapak bau”, sambil tersenyum manis sekali.
Sumpah widi ini walau matanya agak (maaf) jereng, tapi kecantikan alami nya benar2 terlihat walau belum mandi dan rambut agak di kuncir seadanya.
Pun dengan iyan, walau tidak secantik widi, tapi anak ini lebih ke arah manis dan menggemaskan, terutama dagunya, gemesin deh. Hehehehe
“ya udah bapak tidur aja, nanti iyan buatkan teh panas pake termos biar ga cepat dingin”, kata iyan
“tumbler, iyan, bukan termos”, jawab ku
“ih.. bapak... iya maaf, hehehehe”, balas iyan
“met bobo bapak ganteng tapi masih bau asem”, widi menggoda ku
“awas kamu”, balas ku
“weeeeeee”, widi memeletkan lidah nya ke arah ku, di susul dengan iyan yang pamit, “tunggu ya pak, nanti iyan ke sini lagi”
aku hanya mengangguk dan mereka pun menutup pintu kamar ku.
----------
Aku terbangun dan ku lihat ke dinding sudah jam 10an, lama kali aku tertidur. Ku lihat di meja rias sudah ada tumbler, dan ku sentuh sudah agak dingin.
Aku merasakan badan agak enakan dan setelah sadar dari ngantuk, aku bangkit dan ku tengok kamar anak2, sepi gada orang, ku cek jemuran baju juga sepi.
Turun ke bawah, sepi juga gada orang.
“hape gua kemana yak?”, aku ngomong sendiri
“ting... tinggg..”, terdengar suara BBM yang sangat ku kenal, aku jalan ke arah suara itu dan ternyata ada di meja TV, mungkin iyan yang merapihkan.
Beberapa BBM yang ga penting masuk barusan, dan aku fokus ke chat istri, “yah.. nanti kalo dah bangun, sarapan nasduk di meja, mandi terus ntar kira2 abis dzuhur ke sini ya pake ojek, tadi minta tolong si Pak XXXXX buat anter ke kolam renang pake mobil, dah mama kasih uang untuk pulang naek ojek”, ku lihat jam 9an
“ohh ya sudah..., baru bangun juga neh”, balas ku.
Aku lanjut mandi, sarapan dan ritual di teras dengan teh buatan iyan.
------------------------
“siang bapak, dah bangun ya?”, notif sms dari widi
“udah nih, lagi apa kalian ?”, balas ku
“kalian yang di maksud bapak, kalian siapa?”, reply widi
“ya kamu sama iyan lah”, jawab ku
“ohhhh.. hehehehee... ciyeeeee.. yang tiap hari sama iyan bisa boboan terussss.. hiksss”, balas widi yang ku tangkap seperti antara rindu dan cemburu
“kamu ini apaan sih widi, jangan perkeruh suasana”, balas ku
“iya pak maaf..”, balas nya
Aku ga balas sms widi
-------
Tinggg... ada lagi masuk sms dari iyan, “pak, maafin iyan sama widi ya udah bikin suasana jadi begini”, ku baca kalimat di sms iyan
“kalian harus segera jelaskan ke saya ttg kejadian dinihari itu, jangan buat saya jadi bingung gini lah”, jawab ku
“iya pak.. iyan ngerti, nanti iyan jelasin semaunya, tapi nunggu sikon yang pas”, balas iyan.
Ga ku balas sms iyan
Aku lanjut ritual ku udud plus teh
----------
“Kringggggg... kringgggg kringgggg”, ringtone BB ku bunyi dan ku angkat
“ya mah.. dah kelar”, tanya ku
“ini lagi pada bilas, ya udah gih siap2, salin pake baju yang rapih, ntar abisa itu ke sini, sekalian anter ibu sama kaka ke rumah”, kata istri
“ya udah tunggu..”
-------------------
“mah.. ayah tunggu di warkop dekat parkiran, sebelah resto es teler 66”, ku chat istri
Kebetulan aku ketemu sama tetangga lama waktu aku tinggal di kontrakan blok sebelah, kami asyik ngobrol dan ketawa2 mengenang masa2 saat aku masih nongkrong bareng mereka.
------------
“nah ini neh ternyata disini, om om senang nya”, kata istri kawan ku sambil tertawa, “pantesan BBM ga di baca, rupanya lagi asyik pacaran ama kawan lama”, lanjut istri nya
Istriku cuek2 aja, Cuma senyum2.
“hahahhaa.. si ibu bisa bae yak”, balas ku sambil tertawa juga
Setelah basa basi sebentar, kami pun berpisah menuju mobil masing2, dan aku lihat anak2 sudah nunggu di dekat parkiran sambil makan snack.
Dan kami pun jalan menuru rumah kaka ipar ku.
----------------------
Sepanjang jalan yang tadi nya rame cerita2, lama2 sepi dan ku lihat mereka semua sudah tertidur pulas, hanya aku sendirian yang nyetir.
Ya. Resiko jadi supir begini, udah nyetir, ga bisa tidur, bayarin makan juga, bayarin tol juga, bayarin jajan juga, dll. Hahahahhahahaha (hayo ngaku pasti om om semua gitu kan?)
---------------
“hayoo bangun.. bangun... sudah mau sampai”, teriak ku
“wah cepet bener di’, kata ipar ku
“hahaha.. bilang aja tidur nya masih kurang”, canda ku yang di sambut oleh ketawa yang lain
Sampai di rumah ipar, semua turun satu per satu, dan ku lihat widi bilang ke istriku, dari gerak bahasa tangan nya dia mau ngajak iyan ke rumah kaka nya yang punya warung dan istriku pun menggangguk mengizinkan.
*soal widi, ini masih jadi misteri yang belum sempat ku tanyakan kenapa dia bisa “diusir” sama istriku saat masih kerja, terus saat dia pakai motor ku lama sampai sore, dan masih banyak lagi. Aku belum nemu waktu pas yang lama untuk bicara sama dia, yang ada malah ngewe mulu. Hahahahaa, tapi biarlah, toh istriku dah akur lagi sama widi.
Masih di depan rumah ipar, ku lihat widi dan iyan jalan, dan mereka di sambut oleh teman2 sesama ART di sana, ya aku sih bisa nebak kalo mereka ART, ya pokoknya bisa tau lah, ga mau ku jelaskan, khawatir terlalu menyudutkan.
Ku parkir mobil di samping lapangan yang memang posisinya bisa di lihat arah warung rumah kaka nya widi, semua yang lagi nongkrong di sana, ngobrol dan menyambut kedatanga widi dan iyan.
Setelah parkir aku keluar dari mobil, aku jalan ke warung nya widi untuk beli rokok yang kebetulan udah mau habis.
Melihat aku mengarah ke warung, yang tadi nya mereka ketawa ketiwi, tiba2 terdiam dan saling main sikut2an dan senyum2 saling memandang satu sama lain, aku ga tau apa yang di pikiran mereka, biar lah aku ga peduli
“widi.. rokok xxxxxx jual ga ?”, tanya ku
“ada kok pak, ada tenang aja.. mau berapa bungkus pak?”, yang jawab temen nya widi dan ku yakin bukan yang punya warung.
“hehh.. apaan sih elo ih..., bikin malu gua ajah... yang sopan ngapah sih”, widi teriak sama kawan nya yang langsung di sambut dengan wajah cemberut.
Hahahhaa.. aku ketawa dalam hati melihat kelakuan mereka, ingin ku balas guyonan mereka juga, tapi ku tahan.
“maaf, ini kaka nya widi, ya?”, iseng ku tanya
“ih.. bukan pak, amit2 deh widi punya kaka kayak dia”, teriak widi dari dalam yang di sambut ketawa rame2.
“pak, ini rokok nya”, kata widi
“lho.. mana kakak mu ?”, tanya ku
“ga tau pak, biasanya kalo di warung rame, kaka lagi tidur, tuh udah di jagaain ama kaka jadi2an”, widi coba guyon.
Lagi2 semua pada ketawa yang ada di sana, termasuk aku senyum2 aja, nahan ketawa, lucu juga sih wanita yang di juluki kaka jadi2an nya si widi.
“ya udah widi, ini kembalian nya buat jajan aja yang disini, mudahan cukup ya”, aku kasih selembar 50ribu.
“alhamdulillah bapak, makasih ya pak duh dah ganteng baik pula”, kata si mba yang tadi nyerocos terus. Hahahahaa
“iya sama2”, ya sudah saya ke rumah tante dulu ya.
“iya paaakkk”, jawab mereka kompak
Aku balik badan dan pulang ke rumah ipar ku, dan sempat ku dengar ada yang ngomong walau samar, tapi bisa ku tangkap ke telinga, “ganteng ih,,, putih.... lo bego sih wid ga terus disonoh”.
“heh.. diem lo... maluuuu”, suara widi terdengar begitu khas di telingaku
Entah apa lagi yang mereka obrolkan aku makin menjauh dan masuk ke rumah ipar.
---------------------
“yah,, bangun... dah mau magrib, mandi dulu sana”, aku di bangunkan istriku.
Rupanya aku tertidur di sofa teras, angin semilir yang masuk ke teras, menghipnotis kelopak mata ku untuk masuk dalam alam mimpi.
Aku mandi, dan kelar mandi di teras rupanya banyak suara cewek2, ku tanya istri, “ada apaan sih mah rame di teras”,
“itu lo, kaka, iyan sama widi tadi lagi pada masak untuk makan malem kita, beli ikan sepat tadi pas ayah tidur, terus di masak lah sama mereka", kata istri
Memang sih kaka ipar ku ini jadi pentolan nya ART di sana, jadi kadang mereka suka makan n ngeriung bareng, apalagi ini malam minggu.
"Ohhh. Abis masak bareng2 ya", lanjutku
"Iye gitu dah", kata istri sambil jalan ke teras.
Aku ikut ke teras juga dan ku lihat ada sekitar 7 orang temen ipar ku termasuk widi dan iyan jadi ada 9 mereka lesehan di teras.
Penuh sudah teras dengan nasi, lauk, ikan, lalapan, sambal dll.
"Di.. ayo sini makan", kata ipar ku
"Iye ka gampang nanti", jawab ku.
"Ayo pak makan, cobain masakan kami disini, hehehhe", kata ART yg ku sebut lucu tadi siang
"Iya silahkan aja", jawab ku
"Ya udah, ayah di dalam aja, ntar mama ambilin", kata istri
"Iye bener di, lo di dalem aje, disini banyak wadon2 HBL", kata ipar ku sambil ke tawa dan di sambut ketawa dengan ART yg lain.
*Tau HBL kan? (Haus Belaian Lelaki). Kwkwkwkwkkw
Dan kami pun makan rame2, aku di dalam sendirian sambil nonton tv, yg perempuan di luar semua, sumpah rame bener kayak di pasar malem. Hahahaha...
---------
"Mau kemana yah", kata istri
"Ke parkiran, ngerokok", jawab ku
Aku duduk di dipan kayu buatan warga sana, enak adem sambil ngerokok, tapi ada yang kurang, gada kopi nya.
10 menit aku duduk sendirian, ku lihat widi keluar rumah ipar ku sambil bawa gelas.
Ku yakin pasti itu kopi, "pak, ini kopi nya, kesian jomblo ya sendirian. Hehehehhe", widi berusaha menggoda ku.
"Makasih wid, oiya, kamu masih punya hutang cerita lho", kata ku
"Iya bapak ganteng, nanti iyan yg wakilin cerita di rumah, kalo Widi yg cerita ya kita kudu ketempat kemarin, widi kangen pak", ku lihat tatapan mata widi yg penuh arti.
"Ya sudah kamu masuk dulu, ga enak lama2 disini, ntar curiga yg lain", perintah ku
"Iya pak, widi masuk dulu"
"Ya", jawab ku singkat
----------
"Yah.. hape nya bunyi tuh, ada tlp masuk", istri ku teriak.
"Bawain lah tolong kesini", kata ku
Ga lama iyan yg datang setengah berlari ke arah ku.
"Ya.. pak, maaf, telp nya dah di matiin", kata Iyan sambil nyerahin ke aku
"Ya sudah ga papa, oiya, nanti kamu harus cerita ke saya
"Iya pak iyan ngerti, pokoknya kalo sikon aman, nanti iyan ceritain deh, iyan masuk dulu pak", pamit nya
"Ya", lagi2 ku jawab singkat iyan.
Aku kesel juga sama iyan dan widi, maksud mereka apa sih kok bisa begitu pas dinihari itu.
Walau aku ngerasa nikmat, tapi disisi lain ada yang di sembunyikan dari mereka berdua. Penasaran dong.
--------
Kopi dah habis, aku masuk ke dalan rumah sambil ku bawa gelas kosong.
Ku lihat sudah jam 21.
Mereka masih asyik ngerumpi.
Anak2 ku sudah pules di depan TV. Mungkin bete kali gada teman main.
------
"Yah.. widi mau ikut nginep di rumah lagi, tadi ngomong sama mama, mau klarifikasi soal kejadian dulu itu, biar dia plong, kepikiran terus soalnya, kemarin mau cerita malu ada ibu, kata istri pas aku lagi di dapur
"Ya udah, baguslah biar jelas semua", kata ku.
"Trus pulang kesini nya pake apa", lanjut ku
"Naek ojek katanya sih atau naek angkot", jawab istri
"Ya udah lah atur ajah", balas ku
-----
"Bu... Ka... kami pulang dulu ya..", pamit ku
"Iya hati2 ya", jawab mereka
"Mba2.. pulang dulu ya, makasih lho masakan nya enak, mantaapp", kata ku ke mereka sambil kasih jempol
"Iya pak, masama, hati2 ya", jawab mereka bersahutan
---------
Dalam perjalan pulang aku dan istri banyak diam, hanya anak2 aja di belakang yg bercanda sama Iyan dan widi.
Sampai di rumah sekitar jam 23an, kami bersih2 dan aku naik ke atas, ku bilang ke istri utk bahas nya besok pagi aja, aku dah capek banget.
Dan malam itu kami pun tidur, aku udah terlalu lelah hari itu, mau tidur biar tenaga ku pulih kembali esok pagi nya.
Aku ga tau iyan dan widi selanjutnya bagaimana di bawah. Biarlah mereka istirahat.
-------
Tengah malam ku terbangun, mau kencing, masuk ke kamar mandi atas, tapi ah ga jadi.
Tiba2 seperti ada yang menyuruh ku untuk kencing ke kamar mandi bawah, sekalian ngecek selir ku, siapa tau bisa sekalian kencing enak (hehehee).
Selesai kencing aku coba dekati kamar iyan, ku dengar hanya dengkuran halus dan suara kipas angin.
Ku coba perlahan buka gagang pintu, dan ku dorong perlahan berharap ga di kunci.
Dan benar saja, pintu nya ga di kunci, hhmmmm.. aku paham pasti ini ide dari salah satu mereka berdua.
Aku buka lebar2 pintu nya agar dapat pencahayaan dari kamar mandi. Dan mulai terlihat 2 sosok gadis sedang tertidur lelap.
Widi terlihat begitu cantik, tidur terlentang. Iyan tidur miring menghadap ke kanan ke arah widi, dengan posisi itu iyan pun terlihat makin seksi dagu nya.
Widi pakai celana pendek longgar, dengan bagian bawah agak gombrong, kaki kanan di tekuk dan bersandar di tembok sebelah kanan nya.
Sedangkan iyan pakai rok yang biasa dipakai, dan tersingkap sampai ke perut.
Sungguh pemandangan ini membuat kontol ku ngaceng. 2 gadis cantik, terlelap di bawah ku.
Aku bingung harus mulai ke siapa dulu.
Ok, biar adil, aku elus2 paha bagian dalam mereka dengan ujung jari ku, tangan kiri ku masuk ke paha kiri widi melalu celah celana pendek gombrong nya
Tangan kanan ku dengan mudah mengelus2 paha dalam iyan, aku usahakan gerakan dan sentuhan ku adil.
"Siapapun dari kalian yang terbangun, itulah yang aku entot lebih dulu", batin ku
Salah satu dari mereka terbangun, sambil kucek2 mata dan memperhatikan ku, "bapak????", Tegur widi dengan suara pelan.
"Ssstttt", desis ku sambil ku buka celana pendek dan CD nya Widi yang di sambut dengan mengangkat pantat nya agar memudahkanku.
Cahaya lampu kamar mandi menyinari kamar iyan dengan pintu terbuka, terpampang lah dengan agak jelas memek widi. Bibir luar memek nya masih bagus, ga bleber kyk memek yang udah sering di entot ama beberapa kontol.
Aku buka paha widi lebar2, ku dekati selangkangan nya dan ku jilat, hhmmm.. agak bau pesing dikit, tapi ga masalah bagiku, karena aku udah tau aroma memek widi yg asli seperti apa.
Aku mau siksa dia dulu dengan jilatin selangkangan nya sampe benar2 terangsang dan basah.
"Mmppphhhh eesstt", widi mendekap mulut nya dengan tangan, yg ku tau dia sedang mengerang tapi ragu karena ada Iyan di sebelah nya.
Tetap ku jilati memek widi sambil ku elus2 cd iyan pas bagian memek, agak ku tekan biar iyan ikut terbangun.
Benar saja ga lama iyan terbangun, dan seperti nya dia tidak terlalu kaget juga dan segera ku tarik CD nya sampai lepas, dan kumainkan itil nya dengan jari kanan ku.
Aku lgsg jilat ke itil dan lubang memek widi dan dari selangkangan widi, kulihat tangan mereka saling berpegangan, ahhhh.. reaksi mereka makin membuat ku ngaceng..
"Aaaahhh.. pak enak bangettt", widi udah berani bersuara.
Kini aku pindah ke memek iyan, aku jilati lgsg tanpa ku siksa, memek Iyan lebih mungil dari Widi, jembutnya masih tipis. Sumpah, aku betah banget kalo jilatin memek nya iyan ini.
Sambil jilat memek iyan, tangan kiri ku mengocok2 memek Widi, ku masukkan jari tengah dalam2.
"Aahhh. Pak.. enak bangettt pak", iyan mendesah sambil mengelus-elus lembut rambut kepala ku.
Widi mulai kelojotan kena sodokan jariku di memek nya, "aaahhh.. bapak . Uuggghhhh eesssttt, yg dalam pak, ohhhh enak bangettt".
Gantian jilatan ku berpindah ke widi dan kocokan jari ku ke memek Iyan, satu jari tengah ku itu ga berasa terjepit di dinding memek nya.
Aroma memek widi yang tadi pesing sudah tidak ada, tergantikan aroma khas dari mereka berdua, tidak anyir, tidak bau bacin. Ciri khas memek sehat, lendir dari dalam memek nya tetap ada bau nya tapi beraroma khas.
Aku kocok dan jilat memek mereka secara bergantian dan acak, semau ku, dan yang terdengar hanya suara desahan dan aroma birahi yang menyeruak di kamar Iyan.
Aku udah ga kuat, aku harus entotin 2 anak ini.
Aku arahkan kontol ku ke memek widi, dan segera ku masukkan, “aaahhhhhh.... widi... uugggghhh”, desah ku sambil ku maju mundurkan pantat ku
“paakk.. uuggghh enak paakkk”, widi pun ga kalah mendesah.
Aku angkat kedua kaki widi agar sejajar dengan dadaku, ku rapatkan, dah ohhh.. terasa terjepit kontol ku di dinding memek nya.
“Pakkk aduhhhh.. enak banget.....”, jerit kecil widi sambil menggenggam erat tangan iyan.
Ku lihat iyan sedang memandangi kami berdua, iyan sibuk dengan kegiatan nya sendiri, ngocok memek nya keluar masuk, “paaaakkk... aaaaahhhhhhhhh”, jerit iyan kecil
Melihat iyan seperti itu, aku ga tega, “Widi.. kamu colmek dulu ya”, suruh ku sambil ku lepas kontol ku dan ku pindah posisi menuju iyan. Kaki iyan ku lebarkan, agar aku bisa memasukkan kontol ku ke memek nya yang masih sempit.
“aaahhhh... paaaaakkkk.... uugggghhhh”, desah iyan
“sakit ya ?”, tanya ku ke iyan
“ga pak, malah enak banget. Aahhhhhh....”, jawab iyan
Setelah kontol ku amblas ke dalam memek iyan, segera ku maju mundurkan pantat ku, aku tekan sedalam2nya agar mentok, “aaaahhhh uuuhhh uuuhhhhhh, paakkkk.. enak banget bapaaakkkkkk”, iyan menggelepar2 yang kuyakin palkon ku mengenai g-spot nya.
Di sebelah widi masih sibuk dengan masturbasi nya sambil memandangi ku ngentotin iyan, duhh... muka horny nya menambah cantik wajah nya... aku benar2 terhipnotis melihat bibir dia yang seksi bergelombang.
Bergantian aku ngentotin widi dan iyan, dan saat aku lagi ngentot widi, iyan yang lagi colmek kemudian nyeletuk, “pak.. uuugggghhhh... nanti keluarin di memek iyan ya, 4 hari lagi mau dapat mens, lo ga papa kan wid?”.
“aaahhhh... gua besok mau mens kayak nya, yan..uggggghhhh.. paaakkk.. dorong lagi pak yang dalam.. eeessssstttt”, erang widi
Aku cabut kontol ku dari memek widi, dan ku masukkan ke memek iyan, “paakkk.. jangan di cabut”, widi cemberut melihat aksi ku
“aaahhhh.. paakkk.. uhh uhhh uhhh, widi... enak banget punya bapak, wid.. ooohhhhh”, erang iyan mulai ga jelas.
“iyan... saya mau keluar, tapi mau di memek widi, kamu masih bisa nanti ya, sayang..”, ucap ku ke iyan
iyan hanya mengangguk dengan muka menahan nikmat, “pak.. cepat pak... iyan mau keluar.... ahh ahhhhhh”, iyan sengaja mempercepat goyangan pantat nya biar bisa segera orgasme, dan belum sampai 1 menit, ku lihat iyan kejang2, meremas tangan widi dengan kencang, “paaaaakkk.. ohhhhhhh... paaaaakkkkkkkkkk aaahahhhh”, hanya itu yang keluar dari mulut iyan.
Aku kendurkan kocokan kontol ku di memek iyan sampai dia benar2 lemas, setelah iyan tenang, aku cabut kontol ku “plopppp”, dari memek iyan, dan ku arahkan ke widi.
Aku yang tadi mau crot, karena ada jeda, bisa memulihkan untuk bisa crot di memek widi.
“widi... kamu goyang pantat mu”, saat kontol ku sudah masuk.
“aaahhh.. bapaaakkkk.. terus pak terusss.. enakk .. yang dalam.. ohhhhh. Uggggghhh”, erang widi
2 menit kemudian, “pak... widi mau keluar.. ooohhhh”, kata nya
“bareng sayang.... bapak juga mau keluar.. oh....”, sahut ku
Makin cepat gerakan kami dan makin ga beraturan, sampai akhirnya, “paakkk..ayo bareng.. uh uh uh”, kata widi
“iyaaaa.. ayo widi,, udah kelu.... arrrrrrr aaahhhhhhh”, aku mendesah panjang menembakkan sperma ku ke dalam memek widi dan kemudian di ikuti oleh widi dengen lenguhan panjang, “aaahhhhhhhhhhhh paaakkk.. widi kkee luu aarr jugaaaa”.
Keringat kami benar2 bercucuran, terutama aku seperti habis keluar dari kolam renang, benar2 banjir keringat.
Iyan yang sudah mulai tersadar dari orgasme nya, segera bangkit dan mengelap keringat di muka ku dan badan ku dengan kaos yang dia ambil dari lemari baju nya, benar2 imut anak ini, mungkin dan gemesin, dan kemudian dia membersihkan memek nya dengan kaos itu juga.
Ga lama widi mulai sadar juga, dan menatap kami berdua, ga lama iyan melemparkan handuk kecil ke widi, “lap memek lo tuh”.
Setelah kami bertiga sudah benar2 sadar, aku jelaskan ke mereka bahwa jangan ada perasaan mendalam di hubungan ini.
“Lain waktu nanti saya atur waktu untuk bisa ngobrol bertiga lagi”, kata ku
“iya pak”, kompak iyan dan widi menjawab
Aku bangkit dan menuju kamar mandi untuk bersih2, dan balik lagi ke kamar iyan, “kalian bersih2 dan istirahat, dan kamu widi besok jelaskan yang jujur atas kejadian dulu, dan jangan di tutup2i”, kata ku
“iya pak besok widi ngomong sama ibu”, jawab widi
“Ya sudah saya naik dulu”, kata ku
“pak... “, panggil widi
“apa?”, balas ku
“mau peluk... boleh ngga ?”, widi meminta izin tapi dengan muka menunduk
Iyan melihat itu agak kaget juga, tapi ga lama iyan ngomong, “pak.. maaf.. ga papa ya bentar aja widi mau peluk bapak”.
Aku mengangguk pertanda setuju, dan kemudian widi bangkit berdiri dan memeluk pinggang ku, errrraaatttt sekali, dan kemudian berbisik ke telingaku, “widi sayang sama bapak?’, katanya sambil mencium pipi ku, “Cuppppp”.
Dia melepas pelukan nya dan dan duduk di lantai sambil senderan, dan ku lihat widi menangis sesegukan.
Iyan segera menghampiri dan memeluk nya sambil menenangkan.
Aku makin bingung, harus bagaimana, “widi... saya ngerti apa yang kamu tangisi, nanti saja kita bahas, ga sekarang dan ga disini”, kata ku
“huuuuuu huuuu.. iyyyaaa paaakk hiksss”, dengan suara terbata2 sambil menangis.
“ya udah bapak naik aja, kelamaan di bawah, biar nanti iyan yang urus widi”, kata iyan bijak
“ya sudah kamu tolong bantu widi dulu ya”, sambil ku cium pipi dan ku kecup bibir iyan, dan ku lihat muka iyan memerah seperti kaget dan tersipu malu.
Tak lupa juga aku berikan cium juga pipi dan bibir widi yang membuat widi perlahan mulai menghentikan tangis nya.
Dan aku pun naik ke atas, masuk kamar, menuju kasur dan tidurrrrr.
------------
Next ->
<-Prev
--------
“yah... bangun... bangun dah subuh....”, suara istri mengagetkan ku di pagi itu yang ku lirik jam sudah jam 5:30
“Uuuggggghhhhhhhhh”, aku menggeliatkan tangan ku ke atas kepala sambil ku tarik agar otot tubuh bisa rileks.
Lantai bawah sudah ramai wanita2 kecuali anak2.
“pada ngapain ya sibuk bener”, tanya ku ke para wanita
“lah.. kan mau berenang hari ini yah, ikut ga?’, kata istriku
“ga tau deh, badan agak ga enak banget ini, agak semriwing”, jawab ku
“mau iyan bikinin teh panas pak?”, iyan ikut bicara dan dari cara dia ngomong benar2 seperti gada kejadian dinihari itu
“ya udah boleh... “, jawab ku sambil naik ke atas, sungguh badan ku lemas sekali saat menginjak anak tangga.
Sempat ku lirik iyan dan widi sedang sibuk di bawah membantu istri, ipar dan mertua ku masak, sepertinya mereka mau membawa bekal untuk berenang di sabtu pagi nanti, aku ga tau jam berapa perginya.
Ku buka pintu kamar ku, dan anak2 masih tertidur di kasur ku, “ah... males pula angkat mereka, lagi lemas gini badan”, gerutu ku
“mah... anak2 pindahin dulu dong, lemes banget neh badan”, teriak ku dari atas.
“iyan.. kamu tolong pindahin anak2 ke kamar nya ya, sekalian deh widi bantuin juga”, suruh istriku ke iyan dan widi
“iya bu”, sahut mereka berdua
Aku masuk kamar mandi atas dan kencing, masih berat mata dan lemas kali badan ku ini, setelah di hajar sama iyan dan widi, membayangkan kejadian dinihari itu sambil tersenyum.
Kelar kencing ga lama iyan dan widi naik ke atas dan menuju kamar ku, lagi2 mereka berdua tersenyum penuh arti sambil memberikan kode telunjuk di bibir.
Setelah anak2 di pindah, aku masuk kamar, dan mereka mendekati ku sambil buru2 mencium pipi ku, dan widi berbisik di telingaku, “ih.. bapak bau”, sambil tersenyum manis sekali.
Sumpah widi ini walau matanya agak (maaf) jereng, tapi kecantikan alami nya benar2 terlihat walau belum mandi dan rambut agak di kuncir seadanya.
Pun dengan iyan, walau tidak secantik widi, tapi anak ini lebih ke arah manis dan menggemaskan, terutama dagunya, gemesin deh. Hehehehe
“ya udah bapak tidur aja, nanti iyan buatkan teh panas pake termos biar ga cepat dingin”, kata iyan
“tumbler, iyan, bukan termos”, jawab ku
“ih.. bapak... iya maaf, hehehehe”, balas iyan
“met bobo bapak ganteng tapi masih bau asem”, widi menggoda ku
“awas kamu”, balas ku
“weeeeeee”, widi memeletkan lidah nya ke arah ku, di susul dengan iyan yang pamit, “tunggu ya pak, nanti iyan ke sini lagi”
aku hanya mengangguk dan mereka pun menutup pintu kamar ku.
----------
Aku terbangun dan ku lihat ke dinding sudah jam 10an, lama kali aku tertidur. Ku lihat di meja rias sudah ada tumbler, dan ku sentuh sudah agak dingin.
Aku merasakan badan agak enakan dan setelah sadar dari ngantuk, aku bangkit dan ku tengok kamar anak2, sepi gada orang, ku cek jemuran baju juga sepi.
Turun ke bawah, sepi juga gada orang.
“hape gua kemana yak?”, aku ngomong sendiri
“ting... tinggg..”, terdengar suara BBM yang sangat ku kenal, aku jalan ke arah suara itu dan ternyata ada di meja TV, mungkin iyan yang merapihkan.
Beberapa BBM yang ga penting masuk barusan, dan aku fokus ke chat istri, “yah.. nanti kalo dah bangun, sarapan nasduk di meja, mandi terus ntar kira2 abis dzuhur ke sini ya pake ojek, tadi minta tolong si Pak XXXXX buat anter ke kolam renang pake mobil, dah mama kasih uang untuk pulang naek ojek”, ku lihat jam 9an
“ohh ya sudah..., baru bangun juga neh”, balas ku.
Aku lanjut mandi, sarapan dan ritual di teras dengan teh buatan iyan.
------------------------
“siang bapak, dah bangun ya?”, notif sms dari widi
“udah nih, lagi apa kalian ?”, balas ku
“kalian yang di maksud bapak, kalian siapa?”, reply widi
“ya kamu sama iyan lah”, jawab ku
“ohhhh.. hehehehee... ciyeeeee.. yang tiap hari sama iyan bisa boboan terussss.. hiksss”, balas widi yang ku tangkap seperti antara rindu dan cemburu
“kamu ini apaan sih widi, jangan perkeruh suasana”, balas ku
“iya pak maaf..”, balas nya
Aku ga balas sms widi
-------
Tinggg... ada lagi masuk sms dari iyan, “pak, maafin iyan sama widi ya udah bikin suasana jadi begini”, ku baca kalimat di sms iyan
“kalian harus segera jelaskan ke saya ttg kejadian dinihari itu, jangan buat saya jadi bingung gini lah”, jawab ku
“iya pak.. iyan ngerti, nanti iyan jelasin semaunya, tapi nunggu sikon yang pas”, balas iyan.
Ga ku balas sms iyan
Aku lanjut ritual ku udud plus teh
----------
“Kringggggg... kringgggg kringgggg”, ringtone BB ku bunyi dan ku angkat
“ya mah.. dah kelar”, tanya ku
“ini lagi pada bilas, ya udah gih siap2, salin pake baju yang rapih, ntar abisa itu ke sini, sekalian anter ibu sama kaka ke rumah”, kata istri
“ya udah tunggu..”
-------------------
“mah.. ayah tunggu di warkop dekat parkiran, sebelah resto es teler 66”, ku chat istri
Kebetulan aku ketemu sama tetangga lama waktu aku tinggal di kontrakan blok sebelah, kami asyik ngobrol dan ketawa2 mengenang masa2 saat aku masih nongkrong bareng mereka.
------------
“nah ini neh ternyata disini, om om senang nya”, kata istri kawan ku sambil tertawa, “pantesan BBM ga di baca, rupanya lagi asyik pacaran ama kawan lama”, lanjut istri nya
Istriku cuek2 aja, Cuma senyum2.
“hahahhaa.. si ibu bisa bae yak”, balas ku sambil tertawa juga
Setelah basa basi sebentar, kami pun berpisah menuju mobil masing2, dan aku lihat anak2 sudah nunggu di dekat parkiran sambil makan snack.
Dan kami pun jalan menuru rumah kaka ipar ku.
----------------------
Sepanjang jalan yang tadi nya rame cerita2, lama2 sepi dan ku lihat mereka semua sudah tertidur pulas, hanya aku sendirian yang nyetir.
Ya. Resiko jadi supir begini, udah nyetir, ga bisa tidur, bayarin makan juga, bayarin tol juga, bayarin jajan juga, dll. Hahahahhahahaha (hayo ngaku pasti om om semua gitu kan?)
---------------
“hayoo bangun.. bangun... sudah mau sampai”, teriak ku
“wah cepet bener di’, kata ipar ku
“hahaha.. bilang aja tidur nya masih kurang”, canda ku yang di sambut oleh ketawa yang lain
Sampai di rumah ipar, semua turun satu per satu, dan ku lihat widi bilang ke istriku, dari gerak bahasa tangan nya dia mau ngajak iyan ke rumah kaka nya yang punya warung dan istriku pun menggangguk mengizinkan.
*soal widi, ini masih jadi misteri yang belum sempat ku tanyakan kenapa dia bisa “diusir” sama istriku saat masih kerja, terus saat dia pakai motor ku lama sampai sore, dan masih banyak lagi. Aku belum nemu waktu pas yang lama untuk bicara sama dia, yang ada malah ngewe mulu. Hahahahaa, tapi biarlah, toh istriku dah akur lagi sama widi.
Masih di depan rumah ipar, ku lihat widi dan iyan jalan, dan mereka di sambut oleh teman2 sesama ART di sana, ya aku sih bisa nebak kalo mereka ART, ya pokoknya bisa tau lah, ga mau ku jelaskan, khawatir terlalu menyudutkan.
Ku parkir mobil di samping lapangan yang memang posisinya bisa di lihat arah warung rumah kaka nya widi, semua yang lagi nongkrong di sana, ngobrol dan menyambut kedatanga widi dan iyan.
Setelah parkir aku keluar dari mobil, aku jalan ke warung nya widi untuk beli rokok yang kebetulan udah mau habis.
Melihat aku mengarah ke warung, yang tadi nya mereka ketawa ketiwi, tiba2 terdiam dan saling main sikut2an dan senyum2 saling memandang satu sama lain, aku ga tau apa yang di pikiran mereka, biar lah aku ga peduli
“widi.. rokok xxxxxx jual ga ?”, tanya ku
“ada kok pak, ada tenang aja.. mau berapa bungkus pak?”, yang jawab temen nya widi dan ku yakin bukan yang punya warung.
“hehh.. apaan sih elo ih..., bikin malu gua ajah... yang sopan ngapah sih”, widi teriak sama kawan nya yang langsung di sambut dengan wajah cemberut.
Hahahhaa.. aku ketawa dalam hati melihat kelakuan mereka, ingin ku balas guyonan mereka juga, tapi ku tahan.
“maaf, ini kaka nya widi, ya?”, iseng ku tanya
“ih.. bukan pak, amit2 deh widi punya kaka kayak dia”, teriak widi dari dalam yang di sambut ketawa rame2.
“pak, ini rokok nya”, kata widi
“lho.. mana kakak mu ?”, tanya ku
“ga tau pak, biasanya kalo di warung rame, kaka lagi tidur, tuh udah di jagaain ama kaka jadi2an”, widi coba guyon.
Lagi2 semua pada ketawa yang ada di sana, termasuk aku senyum2 aja, nahan ketawa, lucu juga sih wanita yang di juluki kaka jadi2an nya si widi.
“ya udah widi, ini kembalian nya buat jajan aja yang disini, mudahan cukup ya”, aku kasih selembar 50ribu.
“alhamdulillah bapak, makasih ya pak duh dah ganteng baik pula”, kata si mba yang tadi nyerocos terus. Hahahahaa
“iya sama2”, ya sudah saya ke rumah tante dulu ya.
“iya paaakkk”, jawab mereka kompak
Aku balik badan dan pulang ke rumah ipar ku, dan sempat ku dengar ada yang ngomong walau samar, tapi bisa ku tangkap ke telinga, “ganteng ih,,, putih.... lo bego sih wid ga terus disonoh”.
“heh.. diem lo... maluuuu”, suara widi terdengar begitu khas di telingaku
Entah apa lagi yang mereka obrolkan aku makin menjauh dan masuk ke rumah ipar.
---------------------
“yah,, bangun... dah mau magrib, mandi dulu sana”, aku di bangunkan istriku.
Rupanya aku tertidur di sofa teras, angin semilir yang masuk ke teras, menghipnotis kelopak mata ku untuk masuk dalam alam mimpi.
Aku mandi, dan kelar mandi di teras rupanya banyak suara cewek2, ku tanya istri, “ada apaan sih mah rame di teras”,
“itu lo, kaka, iyan sama widi tadi lagi pada masak untuk makan malem kita, beli ikan sepat tadi pas ayah tidur, terus di masak lah sama mereka", kata istri
Memang sih kaka ipar ku ini jadi pentolan nya ART di sana, jadi kadang mereka suka makan n ngeriung bareng, apalagi ini malam minggu.
"Ohhh. Abis masak bareng2 ya", lanjutku
"Iye gitu dah", kata istri sambil jalan ke teras.
Aku ikut ke teras juga dan ku lihat ada sekitar 7 orang temen ipar ku termasuk widi dan iyan jadi ada 9 mereka lesehan di teras.
Penuh sudah teras dengan nasi, lauk, ikan, lalapan, sambal dll.
"Di.. ayo sini makan", kata ipar ku
"Iye ka gampang nanti", jawab ku.
"Ayo pak makan, cobain masakan kami disini, hehehhe", kata ART yg ku sebut lucu tadi siang
"Iya silahkan aja", jawab ku
"Ya udah, ayah di dalam aja, ntar mama ambilin", kata istri
"Iye bener di, lo di dalem aje, disini banyak wadon2 HBL", kata ipar ku sambil ke tawa dan di sambut ketawa dengan ART yg lain.
*Tau HBL kan? (Haus Belaian Lelaki). Kwkwkwkwkkw
Dan kami pun makan rame2, aku di dalam sendirian sambil nonton tv, yg perempuan di luar semua, sumpah rame bener kayak di pasar malem. Hahahaha...
---------
"Mau kemana yah", kata istri
"Ke parkiran, ngerokok", jawab ku
Aku duduk di dipan kayu buatan warga sana, enak adem sambil ngerokok, tapi ada yang kurang, gada kopi nya.
10 menit aku duduk sendirian, ku lihat widi keluar rumah ipar ku sambil bawa gelas.
Ku yakin pasti itu kopi, "pak, ini kopi nya, kesian jomblo ya sendirian. Hehehehhe", widi berusaha menggoda ku.
"Makasih wid, oiya, kamu masih punya hutang cerita lho", kata ku
"Iya bapak ganteng, nanti iyan yg wakilin cerita di rumah, kalo Widi yg cerita ya kita kudu ketempat kemarin, widi kangen pak", ku lihat tatapan mata widi yg penuh arti.
"Ya sudah kamu masuk dulu, ga enak lama2 disini, ntar curiga yg lain", perintah ku
"Iya pak, widi masuk dulu"
"Ya", jawab ku singkat
----------
"Yah.. hape nya bunyi tuh, ada tlp masuk", istri ku teriak.
"Bawain lah tolong kesini", kata ku
Ga lama iyan yg datang setengah berlari ke arah ku.
"Ya.. pak, maaf, telp nya dah di matiin", kata Iyan sambil nyerahin ke aku
"Ya sudah ga papa, oiya, nanti kamu harus cerita ke saya
"Iya pak iyan ngerti, pokoknya kalo sikon aman, nanti iyan ceritain deh, iyan masuk dulu pak", pamit nya
"Ya", lagi2 ku jawab singkat iyan.
Aku kesel juga sama iyan dan widi, maksud mereka apa sih kok bisa begitu pas dinihari itu.
Walau aku ngerasa nikmat, tapi disisi lain ada yang di sembunyikan dari mereka berdua. Penasaran dong.
--------
Kopi dah habis, aku masuk ke dalan rumah sambil ku bawa gelas kosong.
Ku lihat sudah jam 21.
Mereka masih asyik ngerumpi.
Anak2 ku sudah pules di depan TV. Mungkin bete kali gada teman main.
------
"Yah.. widi mau ikut nginep di rumah lagi, tadi ngomong sama mama, mau klarifikasi soal kejadian dulu itu, biar dia plong, kepikiran terus soalnya, kemarin mau cerita malu ada ibu, kata istri pas aku lagi di dapur
"Ya udah, baguslah biar jelas semua", kata ku.
"Trus pulang kesini nya pake apa", lanjut ku
"Naek ojek katanya sih atau naek angkot", jawab istri
"Ya udah lah atur ajah", balas ku
-----
"Bu... Ka... kami pulang dulu ya..", pamit ku
"Iya hati2 ya", jawab mereka
"Mba2.. pulang dulu ya, makasih lho masakan nya enak, mantaapp", kata ku ke mereka sambil kasih jempol
"Iya pak, masama, hati2 ya", jawab mereka bersahutan
---------
Dalam perjalan pulang aku dan istri banyak diam, hanya anak2 aja di belakang yg bercanda sama Iyan dan widi.
Sampai di rumah sekitar jam 23an, kami bersih2 dan aku naik ke atas, ku bilang ke istri utk bahas nya besok pagi aja, aku dah capek banget.
Dan malam itu kami pun tidur, aku udah terlalu lelah hari itu, mau tidur biar tenaga ku pulih kembali esok pagi nya.
Aku ga tau iyan dan widi selanjutnya bagaimana di bawah. Biarlah mereka istirahat.
-------
Tengah malam ku terbangun, mau kencing, masuk ke kamar mandi atas, tapi ah ga jadi.
Tiba2 seperti ada yang menyuruh ku untuk kencing ke kamar mandi bawah, sekalian ngecek selir ku, siapa tau bisa sekalian kencing enak (hehehee).
Selesai kencing aku coba dekati kamar iyan, ku dengar hanya dengkuran halus dan suara kipas angin.
Ku coba perlahan buka gagang pintu, dan ku dorong perlahan berharap ga di kunci.
Dan benar saja, pintu nya ga di kunci, hhmmmm.. aku paham pasti ini ide dari salah satu mereka berdua.
Aku buka lebar2 pintu nya agar dapat pencahayaan dari kamar mandi. Dan mulai terlihat 2 sosok gadis sedang tertidur lelap.
Widi terlihat begitu cantik, tidur terlentang. Iyan tidur miring menghadap ke kanan ke arah widi, dengan posisi itu iyan pun terlihat makin seksi dagu nya.
Widi pakai celana pendek longgar, dengan bagian bawah agak gombrong, kaki kanan di tekuk dan bersandar di tembok sebelah kanan nya.
Sedangkan iyan pakai rok yang biasa dipakai, dan tersingkap sampai ke perut.
Sungguh pemandangan ini membuat kontol ku ngaceng. 2 gadis cantik, terlelap di bawah ku.
Aku bingung harus mulai ke siapa dulu.
Ok, biar adil, aku elus2 paha bagian dalam mereka dengan ujung jari ku, tangan kiri ku masuk ke paha kiri widi melalu celah celana pendek gombrong nya
Tangan kanan ku dengan mudah mengelus2 paha dalam iyan, aku usahakan gerakan dan sentuhan ku adil.
"Siapapun dari kalian yang terbangun, itulah yang aku entot lebih dulu", batin ku
Salah satu dari mereka terbangun, sambil kucek2 mata dan memperhatikan ku, "bapak????", Tegur widi dengan suara pelan.
"Ssstttt", desis ku sambil ku buka celana pendek dan CD nya Widi yang di sambut dengan mengangkat pantat nya agar memudahkanku.
Cahaya lampu kamar mandi menyinari kamar iyan dengan pintu terbuka, terpampang lah dengan agak jelas memek widi. Bibir luar memek nya masih bagus, ga bleber kyk memek yang udah sering di entot ama beberapa kontol.
Aku buka paha widi lebar2, ku dekati selangkangan nya dan ku jilat, hhmmm.. agak bau pesing dikit, tapi ga masalah bagiku, karena aku udah tau aroma memek widi yg asli seperti apa.
Aku mau siksa dia dulu dengan jilatin selangkangan nya sampe benar2 terangsang dan basah.
"Mmppphhhh eesstt", widi mendekap mulut nya dengan tangan, yg ku tau dia sedang mengerang tapi ragu karena ada Iyan di sebelah nya.
Tetap ku jilati memek widi sambil ku elus2 cd iyan pas bagian memek, agak ku tekan biar iyan ikut terbangun.
Benar saja ga lama iyan terbangun, dan seperti nya dia tidak terlalu kaget juga dan segera ku tarik CD nya sampai lepas, dan kumainkan itil nya dengan jari kanan ku.
Aku lgsg jilat ke itil dan lubang memek widi dan dari selangkangan widi, kulihat tangan mereka saling berpegangan, ahhhh.. reaksi mereka makin membuat ku ngaceng..
"Aaaahhh.. pak enak bangettt", widi udah berani bersuara.
Kini aku pindah ke memek iyan, aku jilati lgsg tanpa ku siksa, memek Iyan lebih mungil dari Widi, jembutnya masih tipis. Sumpah, aku betah banget kalo jilatin memek nya iyan ini.
Sambil jilat memek iyan, tangan kiri ku mengocok2 memek Widi, ku masukkan jari tengah dalam2.
"Aahhh. Pak.. enak bangettt pak", iyan mendesah sambil mengelus-elus lembut rambut kepala ku.
Widi mulai kelojotan kena sodokan jariku di memek nya, "aaahhh.. bapak . Uuggghhhh eesssttt, yg dalam pak, ohhhh enak bangettt".
Gantian jilatan ku berpindah ke widi dan kocokan jari ku ke memek Iyan, satu jari tengah ku itu ga berasa terjepit di dinding memek nya.
Aroma memek widi yang tadi pesing sudah tidak ada, tergantikan aroma khas dari mereka berdua, tidak anyir, tidak bau bacin. Ciri khas memek sehat, lendir dari dalam memek nya tetap ada bau nya tapi beraroma khas.
Aku kocok dan jilat memek mereka secara bergantian dan acak, semau ku, dan yang terdengar hanya suara desahan dan aroma birahi yang menyeruak di kamar Iyan.
Aku udah ga kuat, aku harus entotin 2 anak ini.
Aku arahkan kontol ku ke memek widi, dan segera ku masukkan, “aaahhhhhh.... widi... uugggghhh”, desah ku sambil ku maju mundurkan pantat ku
“paakk.. uuggghh enak paakkk”, widi pun ga kalah mendesah.
Aku angkat kedua kaki widi agar sejajar dengan dadaku, ku rapatkan, dah ohhh.. terasa terjepit kontol ku di dinding memek nya.
“Pakkk aduhhhh.. enak banget.....”, jerit kecil widi sambil menggenggam erat tangan iyan.
Ku lihat iyan sedang memandangi kami berdua, iyan sibuk dengan kegiatan nya sendiri, ngocok memek nya keluar masuk, “paaaakkk... aaaaahhhhhhhhh”, jerit iyan kecil
Melihat iyan seperti itu, aku ga tega, “Widi.. kamu colmek dulu ya”, suruh ku sambil ku lepas kontol ku dan ku pindah posisi menuju iyan. Kaki iyan ku lebarkan, agar aku bisa memasukkan kontol ku ke memek nya yang masih sempit.
“aaahhhh... paaaaakkkk.... uugggghhhh”, desah iyan
“sakit ya ?”, tanya ku ke iyan
“ga pak, malah enak banget. Aahhhhhh....”, jawab iyan
Setelah kontol ku amblas ke dalam memek iyan, segera ku maju mundurkan pantat ku, aku tekan sedalam2nya agar mentok, “aaaahhhh uuuhhh uuuhhhhhh, paakkkk.. enak banget bapaaakkkkkk”, iyan menggelepar2 yang kuyakin palkon ku mengenai g-spot nya.
Di sebelah widi masih sibuk dengan masturbasi nya sambil memandangi ku ngentotin iyan, duhh... muka horny nya menambah cantik wajah nya... aku benar2 terhipnotis melihat bibir dia yang seksi bergelombang.
Bergantian aku ngentotin widi dan iyan, dan saat aku lagi ngentot widi, iyan yang lagi colmek kemudian nyeletuk, “pak.. uuugggghhhh... nanti keluarin di memek iyan ya, 4 hari lagi mau dapat mens, lo ga papa kan wid?”.
“aaahhhh... gua besok mau mens kayak nya, yan..uggggghhhh.. paaakkk.. dorong lagi pak yang dalam.. eeessssstttt”, erang widi
Aku cabut kontol ku dari memek widi, dan ku masukkan ke memek iyan, “paakkk.. jangan di cabut”, widi cemberut melihat aksi ku
“aaahhhh.. paakkk.. uhh uhhh uhhh, widi... enak banget punya bapak, wid.. ooohhhhh”, erang iyan mulai ga jelas.
“iyan... saya mau keluar, tapi mau di memek widi, kamu masih bisa nanti ya, sayang..”, ucap ku ke iyan
iyan hanya mengangguk dengan muka menahan nikmat, “pak.. cepat pak... iyan mau keluar.... ahh ahhhhhh”, iyan sengaja mempercepat goyangan pantat nya biar bisa segera orgasme, dan belum sampai 1 menit, ku lihat iyan kejang2, meremas tangan widi dengan kencang, “paaaaakkk.. ohhhhhhh... paaaaakkkkkkkkkk aaahahhhh”, hanya itu yang keluar dari mulut iyan.
Aku kendurkan kocokan kontol ku di memek iyan sampai dia benar2 lemas, setelah iyan tenang, aku cabut kontol ku “plopppp”, dari memek iyan, dan ku arahkan ke widi.
Aku yang tadi mau crot, karena ada jeda, bisa memulihkan untuk bisa crot di memek widi.
“widi... kamu goyang pantat mu”, saat kontol ku sudah masuk.
“aaahhh.. bapaaakkkk.. terus pak terusss.. enakk .. yang dalam.. ohhhhh. Uggggghhh”, erang widi
2 menit kemudian, “pak... widi mau keluar.. ooohhhh”, kata nya
“bareng sayang.... bapak juga mau keluar.. oh....”, sahut ku
Makin cepat gerakan kami dan makin ga beraturan, sampai akhirnya, “paakkk..ayo bareng.. uh uh uh”, kata widi
“iyaaaa.. ayo widi,, udah kelu.... arrrrrrr aaahhhhhhh”, aku mendesah panjang menembakkan sperma ku ke dalam memek widi dan kemudian di ikuti oleh widi dengen lenguhan panjang, “aaahhhhhhhhhhhh paaakkk.. widi kkee luu aarr jugaaaa”.
Keringat kami benar2 bercucuran, terutama aku seperti habis keluar dari kolam renang, benar2 banjir keringat.
Iyan yang sudah mulai tersadar dari orgasme nya, segera bangkit dan mengelap keringat di muka ku dan badan ku dengan kaos yang dia ambil dari lemari baju nya, benar2 imut anak ini, mungkin dan gemesin, dan kemudian dia membersihkan memek nya dengan kaos itu juga.
Ga lama widi mulai sadar juga, dan menatap kami berdua, ga lama iyan melemparkan handuk kecil ke widi, “lap memek lo tuh”.
Setelah kami bertiga sudah benar2 sadar, aku jelaskan ke mereka bahwa jangan ada perasaan mendalam di hubungan ini.
“Lain waktu nanti saya atur waktu untuk bisa ngobrol bertiga lagi”, kata ku
“iya pak”, kompak iyan dan widi menjawab
Aku bangkit dan menuju kamar mandi untuk bersih2, dan balik lagi ke kamar iyan, “kalian bersih2 dan istirahat, dan kamu widi besok jelaskan yang jujur atas kejadian dulu, dan jangan di tutup2i”, kata ku
“iya pak besok widi ngomong sama ibu”, jawab widi
“Ya sudah saya naik dulu”, kata ku
“pak... “, panggil widi
“apa?”, balas ku
“mau peluk... boleh ngga ?”, widi meminta izin tapi dengan muka menunduk
Iyan melihat itu agak kaget juga, tapi ga lama iyan ngomong, “pak.. maaf.. ga papa ya bentar aja widi mau peluk bapak”.
Aku mengangguk pertanda setuju, dan kemudian widi bangkit berdiri dan memeluk pinggang ku, errrraaatttt sekali, dan kemudian berbisik ke telingaku, “widi sayang sama bapak?’, katanya sambil mencium pipi ku, “Cuppppp”.
Dia melepas pelukan nya dan dan duduk di lantai sambil senderan, dan ku lihat widi menangis sesegukan.
Iyan segera menghampiri dan memeluk nya sambil menenangkan.
Aku makin bingung, harus bagaimana, “widi... saya ngerti apa yang kamu tangisi, nanti saja kita bahas, ga sekarang dan ga disini”, kata ku
“huuuuuu huuuu.. iyyyaaa paaakk hiksss”, dengan suara terbata2 sambil menangis.
“ya udah bapak naik aja, kelamaan di bawah, biar nanti iyan yang urus widi”, kata iyan bijak
“ya sudah kamu tolong bantu widi dulu ya”, sambil ku cium pipi dan ku kecup bibir iyan, dan ku lihat muka iyan memerah seperti kaget dan tersipu malu.
Tak lupa juga aku berikan cium juga pipi dan bibir widi yang membuat widi perlahan mulai menghentikan tangis nya.
Dan aku pun naik ke atas, masuk kamar, menuju kasur dan tidurrrrr.
------------
Next ->
Terakhir diubah:
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
