Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT 55 Days Later: Part 2 (Tamat)

Status
Please reply by conversation.
27. "You're Ours"



"Citra....."

Kami saling bertatapan tanpa mengucapkan satu kata pun, Citra tersenyum nakal sambil memegang batang kemaluanku yang terus mengeras akibat sepongannya. Pertanyaannya adalah sejak kapan Citra ada di ruangan ini padahal pintu sudah aku kunci, apa dia sudah ada disini saat aku dan Dila bersetubuh sebelumnya? aku tak mengerti.

"Kak....." Ia berkata lirih sambil tubuhnya bergerak kearahku, tak sengaja batang kemaluanku tergesek oleh perut mulusnya, aku hanya bisa menelan ludah melihat perlakuannya, Citra mulai menjilati dadaku yang masih berbalur keringat, rasa geli dan nikmat mulai terasa di kulit dadaku. Citra terus menikmati setiap kulit dadaku bahkan sesekali ia meremas pelan perut sampingku, aku tak mengerti kenapa dia melakukan itu namun jujur rasanya nikmat sekali.

"Sshhhhhh....." Aku mendesis geli akibat perbuatannya, Citra tak merespon suaraku dan terus menjilati kulit dadaku. Rasa geli itu semakin menjadi saat dengan nakalnya lidah Citra mulai bermain-main di putingku. Entah kenapa dia seperti gemas berbuat seperti itu.

"Slrpppp mmmhhh"

"Ughhh Citra....."

"Kakak dadanya bisa bidang gini sih.... mmhhhhh..."

Aku tak menjawab gumamannya dan terus mendesis merasakan nikmat yang tak terhingga. Sesekali Citra menghisap kuat puting dadaku hingga seperti menyusui, aku tertawa dalam hati.

Kepalaku mendongak keatas dan mendesah nikmat, hisapannya sama enaknya saat dia mengisap batang kemaluanku, kurasakan lidahnya menari-nari asyik disana menyapu puting dadaku. Karena merasa tak tahan, kutekan kepala Citra kedadaku hingga ia seperti meronta-ronta mungkin karena kesulitan bernapas namun aku tak peduli.

"Aghhhh Citraaaa......"

"Mmmmhhh kak....."

Tak lama kemudian kulepaskan tanganku dari kepalanya sembari dia mengangkat kepalanya, juntaian air liur terbentuk jelas dari dadaku. Citra menggerutu sendiri karena aksiku tadi.

"Aku gak bisa napas tadi kak....." ucapnya gemas.

"Kamu yang gila Cit. Kok bisa kamu disini?" tanyaku. Citra hanya tertawa kecil saja tanpa menjawab, lalu dia menyambar bibirku dengan liar sembari berusaha untuk memainkan lidahku didalam. Awalnya aku gelagapan merespon cumbuan bibirnya yang agresif namun lama-lama aku dapat mengikuti irama bibirnya. Kami bercumbu dengan liar dan penuh nafsu, sesekali desahan lembutnya keluar dari sela-sela bibirnya menandakan ia menikmatinya.

"Mmmhhhhhh....." aku juga kelepasan mendesah saat kurasakan tangan Citra meremas batang kemaluanku dengan keras, entah kenapa dia pintar sekali memainkan kemaluanku tanpa melihatnya namun sumpah, remasan dan pijitannya sangat nikmat dan menumbuhkan nafsu birahiku yang sempat padam setelah bermain bersama Dila.....

Tapi tunggu dulu....

"Mmmhhh Citra.... lepasin dulu"

Aku melepaskan bibir Citra dan membetulkan posisiku. Aku mulai sadar dari nafsuku sendiri dan ingin tahu tujuan Citra melakukan ini semua.

"Tunggu Citra, kamu belum jawab pertanyaan aku. Kenapa kamu bisa disini?" tanyaku tegas kepadanya. Ia sedikit tersentak mendengar pertanyaanku lalu kepalanya tertunduk.

"Mmm.... maafkan aku kak....." jawabnya dengan suara bergetar, membuatku semakin tak mengerti.

"Saat kakak main sama Nadila, aku diam-diam masuk kesini pakai kunci cadangan. Terus aku sembunyi disana sampai kalian selesai....." tambahnya. Aku jelas terkejut mendengarnya.

"Kenapa Citra....." aku sebenarnya tak tega untuk memarahi dia namun tetap saja hal itu benar-benar tak terduga.

"Aku... aku tak tahu kak...." balasnya dengan suara yang masih bergetar.

"Citra, kamu tahu kan kalau aku dan Nadila pacaran. Kalau kita lakukan hal ini aku takut hubunganku sama dia rusak. Apalagi dia juga ada disini" ucapku.

"Kamu nekat Citra.... aku....."

Tiba-tiba saja Citra bergerak maju dan kembali menyambar bibirku yang terbuka, entah kenapa tenaga dia cukup besar hanya untuk menindih tubuhku sehingga aku kesulitan untuk lepas dari tindihannya, kembali aku gelagapan oleh serangan bibirnya yang lebih agresif daripada sebelumnya, namun dengan lihai kubalas bibirnya sambil kedua tanganku bergerak memeluk tubuh mungilnya. Kami kembali bercumbu nafsu selama beberapa saat, sebenarnya aku tak ingin melakukan ini apalagi ada Dila disampingku yang masih tertidur namun nafsu birahiku yang besar mengalahkan segalanya.

"Cupppp mmhhhhhhh......"

"Ughhhhhh mmmmmhhhhh......"

Air liur yang keluar dari mulut kami saling bercampur dalam decakan bibir kami yang terus intens bercumbu, aku mulai merasakan nikmat yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Bibir Citra memang lihai untuk merasuki nafsuku sendiri. Aku hanyut dalam cumbuannya.

Beberapa saat kemudian bibir kami terlepas meninggalkan juntaian air liur yang terbentuk, guratan senyumnya terbentuk saat kami saling menatap dalam. Hembusan napasnya keluar menabrak wajahku.

"Mmmmmm.... kamu nekat Citra, kalau Dila bangun......"

"Bodo amat, kita tadi desah-desahan tapi dianya gak kebangun kak" ucapnya datar sambil tersenyum. Kamu benar-benar gila Citra.

"Tapi.... Ughhhhh....." belum selesai aku bicara, Citra kembali menundukkan kepalanya dan menyambar leher belakangku, lidahnya menjulur dan berjalan-jalan disana menimbulkan sensasi geli yang teramat sangat, aku sedikit mendesah akibatnya. Dia tahu kalau leher belakangku lebih tepatnya di bagian telinga adalah bagian sensitif dari tubuhku dan Citra cukup pintar memanipulasi bagian itu dengan bibir dan lidahnya. Aku terus mendesah namun berusaha untuk tidak keras-keras karena aku juga takut kalau Dila bangun dan melihat kami dalam kondisi seperti ini.

"Aughhhh ughhhhhh......" Aku sedikit meringis kesakitan saat ia menggigit kecil kulit leherku namun sekali lagi, dia pintar sekali menetralkan rasa itu dengan mengisap-isap kulit leherku. Sialan!

"Mmmmhhh aku tadi lihat kak Dino ngewein Nadila bisa romantis banget gitu..... aku kan jadi iri kak....." bisiknya lirih dan seksi, aku sampai menelan ludah mendengarnya. Sudah lama aku tak mendengar suara itu yang tentu saja semakin membangkitkan birahiku.



"Aku kangen kakak..... ughhhh....."

"Citra.... Aghhhh....."

Ia menggigit lembut telinga belakangku yang menimbulkan sensasi aneh, sakit bercampur geli. Mataku terpejam sambil mendesis nikmat sembari Citra terus memanjakan bagian sensitifku. Aku sudah tak tahan lagi untuk menjamah tubuhnya sebagai "hukuman" karena sudah berani-beraninya mengintip aku dan Dila. Kuraih pinggang langsingnya dengan kuat, tak ada perlawanan dari Citra yang masih asyik menyantap leherku. Kuangkat sedikit tubuhnya sehingga buah dadanya yang mungil dan kencang itu terpampang di wajahku. Tanpa pikir panjang kumainkan salah satu puting susunya yang sudah menegang, desahan Citra terdengar jelas di dekat telingaku yang tentu saja menghentikan aksi menjilat leherku.

"Ughhhhh kak....."

Kudorong sedikit tubuhnya untuk memudahkan aksiku dalam mengenyot puting susunya. Citra terus melenguh menikmati permainan yang kubuat, bahkan ia mulai meremas-remas sendiri buah dada sebelahnya yang tidak kujamah, sepertinya Citra memang sudah dalam puncak hawa nafsunya. Kugigit kecil putingnya dengan lembut dan memastikan dia tak kesakitan.

Keringat kami mulai keluar dan saling bercampur seiring dengan hasrat birahi yang semakin tumbuh. Kugigit kembali puting tegangnya hingga Citra mendesah dan ia langsung membalasnya dengan gigitan di leherku yang membuatku mendesah juga. Berulang kali kami melakukan hal itu hingga akhirnya berhenti sendiri karena bosan. Bibir kami kembali bersatu.

"Ccppppp hhmmmm....."

Kuperlakukan bibir Citra dengan lembut pada awalnya, namun ia justru membalasnya dengan liar dan penuh nafsu yang ditandai dengan gerak-gerak lidahnya lihai dan berusaha mengais lidahku didalam. Bahkan ia juga mengisap air liurku dengan lahap, tubuh kami saling bergerak secara alami menggesek-gesekkan alat kelamin disana.

"Slrppppp cppppkkkk....."

Bibir kami terlepas dengan perlahan dan meninggalkan campuran air ludah kami yang membentuk benang tipis. Kutatap wajahnya yang sendu dan manis itu dengan dalam yang dibalas dengan tatapannya.

"Citra...." ucapku lirih, dia membalasnya dengan senyuman menggodanya.

"Kakak gak usah khawatir, Nadila lelap kok tidurnya....." balasnya.

"Tapi, kenapa.... Ughhhh....." belum selesai aku berkata padanya, Citra meremas kemaluanku dengan nakal.

"Kak.... lupakan Nadila sebentar ya. Untuk kali ini, aku mohon...." bisiknya yang tentu saja membuatku terkejut. Kenapa dia bisa berkata seperti itu?

"Mmhhhh, masak kakak gak kangen memeknya Citra? mmmhh..... gak kangen ngentot sama aku?..." suaranya seksi sekali di telingaku dan aku belum pernah mendengar Citra berkata seperti itu sebelumnya. Suara itu tentu saja menggelitik birahiku yang semakin melunjak. Kemudian Citra membetulkan posisi tubuhnya yang berada diatas perutku, ia mulai mengocok batang kemaluanku yang sudah dilumuri dengan ludahnya sambil menatapku nakal. Sial! Aku sudah tak tahan!

Akal sehatku sudah hilang sepenuhnya akibat perbuatannya dan aku butuh pelampiasan.

"Mmmhhh, kangen sama kontol kakak. Aku masukkin ya...."

Aku hanya menggangguk saja sambil terpana melihat tubuh telanjang Citra. Jujur, tubuhnya memang sangat seksi , buah dadanya memang tidak sebesar milik Dila namun bulat dan kencang. Bagian perutnya yang langsing dengan pusarnya yang sipit menggoda dan pantatnya yang bulat sekal. Ah, sial!

Dengan perlahan Citra menurunkan pantatnya sambil memegang batang kemaluanku untuk dimasukkan ke liang kemaluannya, aku sendiri masih diam saja sambil melihat dia. Kurasakan kepala kemaluanku mulai melesak kedalam, hangat dan basah kurasakan didalam liangnya yang sedikit berkedut kencang, memang kemaluannya sudah lama tidak dimasuki penis sebelumnya.

"Aghhhh kakk...." Citra mengerang saat kemaluanku terus masuk kedalam, aku juga sedikit mendesah merasakan pijitan pelan yang sengaja ia lancarkan. Pantatnya terus menekan selangkanganku yang dibarengi dengan desahan-desahannya yang penuh birahi. Kutolehkan kepalaku dan melihat Dila yang masih tertidur lelap memunggungiku. Citra benar, dia tak mendengar kami melakukan hubungan badan tepat disampingnya.

"Aghhhhhh......" Kepalanya mendongak keatas, kepala kemaluanku sudah mencium bibir rahimnya yang sangat aku kenal selama ini. Ukuran batang kemaluanku memang cukup panjang dan gemuk, selama aku bersetubuh dengan beberapa wanita aku selalu berusaha untuk menyodok liang kawinnya hingga mentok dan tentu saja mereka sangat puas, termasuk Dila.

Pantat Citra mulai bergerak naik turun dengan perlahan, ia meringis dan mendesah karenanya. Tak tahan, kuremas-remas buah dada sekalnya dengan cukup keras sehingga Citra terus mendesah heboh, suaranya cukup keras mengisi ruangan kecil ini.

"Kakkkk ahhhhh ahhhhh...."

"Hghhhhh kenapa kamu tiba-tiba jadi nakal gini...." kataku.

"Aghhhh ahhhh biarin kak, suka-suka aku.... Ahhhh...."

PLOK

PLOK

PLOK

Citra terus menggerakan pantatnya naik turun dengan irama yang kacau namun terasa nikmat sekali. Kedutan dinding kemaluannya terus intens meremas batang kemaluanku didalam, rasanya sungguh nikmat dan jujur, lebih nikmat dari kemaluannya Dila. Nafsu birahiku akhirnya meledak yang ditandai dengan kekuatan dalam diriku, kupeluk dengan kencang perutnya dan mengambil ancang-ancang.

"Hghhhh... aku entot kamu Citra. Jangan harap kamu menang dariku...." ucapku saat wajah kami saling menatap.

"Hghhhh ughhhh..... enggak, aku gak akan kalah. Lihat aja aghhhh..... aku lebih kuat dari Nadila...."

"Kalau gitu, buktikan"

SLEPPP

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

Tanpa ampun kugenjot kemaluan Citra dengan tempo cepat dan dalam. Ia melenguh dan mendesah akibatnya karena merasa tak siap dengan perlakuanku. Kemaluannya bereaksi yang dimulai dengan pijitan-pijitan kuat yang ia lancarkan sebagai alat pembalasan, namun aku tak merasakan kesulitan berarti justru pijitan itu yang memberiku semangat untuk terus menyodok kemaluannya.

"Ahhhhh kakk aghhhhh....."

"Ggghhhhh sempit banget memekmu Cit....." pujiku.

"Aghhhh terus kakk ahhhh....."

Nafsu kami sudah meledak seluruhnya yang ditandai dengan semakin hebohnya genjotan dan desahan kami. Aku sudah tak peduli jika Dila tiba-tiba terbangun dan melihat kami, pikiranku sekarang fokus untuk menyetubuhi Citra. Batang kemaluanku terus bergerak-gerak menghujam liang kemaluannya yang mulai becek, rasa hangat dan licin terasa sekali di kulit kemaluanku.

PLOK

PLOK

PLOK

Kemudian kulambatkan tempo genjotan kemaluanku, pelan sekali. Kutahan pantat Citra untuk mencegah dia membalas perlakuanku, raut wajahnya sedikit berubah menatapku heran. Ia menggigit bibirnya menahan hasrat seksualnya yang membuatku semakin gemas.

"Enak kan?" tanyaku dengan suara lirih.

"Mmmhhh enak kak ughhhhh....." balasnya melenguh tepat disaat batang kemaluanku dengan lambat menyodok liangnya dalam.

"Hehe dasar nakal...."

PLOK

PLOK

PLOK

"UGHHHHH KAKK UUHHHHH......"

"Aku kencengin lagi atau pelan kayak gini?" tanyaku.

"Kencengin aja kak hhhhh...." balasnya. Baiklah karena dia yang minta.

"Siap-siap ya"

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

Kunaik turunkan pinggulku berulang kali, sama seperti tadi dengan cepat sesuai permintaannya. Sekitar sepuluh hentakan aku lancarkan dan itu sudah cukup membuat wanita mungil ini kembali mendesah nikmat. Dan sama seperti tadi, Citra melancarkan serangan balasan dengan mengejankan liang kemaluannya sehingga semakin terasa sempit. Jelas sekali aku keenakan karena perlakuannya. Hentakan demi hentakan aku lancarkan dan perlahan tapi pasti aku mempercepat tempo kocokan walau aku sebenarnya sudah merasa kalau ini terlalu cepat. Desahan dan lenguhan kami semakin bersahut-sahut yang justru memacu nafsu birahi kami yang semakin tak karuan.

Suara benturan antar selangkangan semakin keras saja, bercampur dengan suara desahan kami.

"Hhmmpphhhh aghhhhhh kakk Dinoooo"

"Ssshhhhhhh mmpphhhhhh Citraaaa"

Tak berapa lama tubuhnya mulai mengejang hebat, pelukan di pinggangnya aku eratkan sembari terus melakukan gerakan menyodok kemaluannya yang semakin cepat. Aku yakin dia akan klimaks sebentar lagi, kubantu dia untuk meraihnya dengan melambatkan gerakan batang kemaluanku lalu menghentaknya dalam berulang kali.

"Nnngggghhhh kak.... aku keluarrr aghhhhh......"

Hentakan pinggulnya semakin kuat dan akhirnya Citra meraih orgasmenya yang pertama, semburan cairannya keluar banyak sekali sampai batang kemaluanku terlepas dari liang surganya. Citra melenguh-lenguh menikmati setiap cairan cintanya menyemprot keluar, membasahi bagian selangkanganku. Aku merem melek melihat ekspresi wajahnya yang semakin seksi karena dilanda orgasme. Tak berapa lama tubuhnya melemah dan kepalanya jatuh ke dadaku, dia mendengus lelah.

"Nggghhhhh enakk....." ucapnya lemah, keringat di wajahnya terus keluar. Aku tertawa kecil melihat air liurnya keluar dari mulut, mungkin karena saking hebatnya dia orgasme.

"Istirahat bentar ya, kamu pasti capek...."

"Enggak kak, ayuk mulai lagi...." balasnya menolak permintaanku. Lalu ia meraih batang kemaluanku yang tegang mengacung dan berbalur cairan cintanya, dengan lihai Citra mengocok pelan batang kemaluanku, tubuhku menggeliat merasakan geli dan ngilu yang dilancarkan oleh tangannya.

"Ahhhh Citraaa, kamu pinter banget ngocokin kontol....."

"Padahal ini kontol punyanya Nadila ya kak, tapi sekarang ini milikku...." katanya nakal. Tangannya bergerak-gerak dengan tempo kocokan sedang, terkadang jari-jarinya memijit bola testisku dengan gemas. Aghhhh, ini enak sekali.

Kemudian tubuhnya bergerak turun menuju selangkanganku lalu batang kemaluanku digenggamnya dengan erat. Citra mengarahkan batang kemaluanku ke arah mulutnya yang terbuka. Lidahnya mulai menari-nari menjilat setiap bagian kulit kelaminku, aku menikmati permainannya.

"Ahhhhhh Citraaa"

Kemudian ia mendorong kepalanya sehingga batang kemaluanku masuk kedalam mulutnya lebih dalam, aku bisa merasakan hangat dan basah mulutnya. Citra mengempotkan mulutnya. Ah bangsat, hisapannya enak sekali. Dan jujur, lebih enak dari Dila.

"Ummpphhhh sllluuurpppp" suara hisapannya terdengar dari sela-sela mulutnya, aku merem-melek merasakan nikmat yang teramat sangat. Jujur hisapannya setara dengan mulut kemaluannya, hehe.

"Aghhhhh Citraaa, nikmat sekali" desahku keenakan. Ia melepaskan kemaluanku dari mulutnya, air liurnya cukup banyak melumuri setiap bagian batangku, ia tersenyum nakal. Ah, dia memang benar-benar menggoda. Karena gemas kutarik tubuhnya kembali dan menyambar bibirnya, hanyut dalam cumbuan liar dan penuh nafsu.

"Ssllrrrpppp ssllrrpppppp"

"Ughhhhh slllrrrpppppppp"

Beberapa menit kemudian kami melepaskan cumbuan ini, seperti biasa benang liur terbentuk cukup panjang. Aku menatap matanya yang terlihat sayu sekali seakan-akan ingin melakukan lebih. Aku sodorkan batang kemaluanku kearah mulutnya yang langsung disambar olehnya. Kuluman demi kuluman ia lancarkan sambil sesekali tangannya meremas pelan bola zakar, tempat spermaku diproduksi, aku melenguh merasakan kenikmatan ini. Sekitar lima menit lamanya dia memainkan alat kelaminku dan aku merasakan aliran mani akan siap menyembur, Citra terus menerus mengulum batang kemaluanku bahkan lebih intens, dia mungkin tahu aku akan klimaks beberapa saat lagi.

Tidak. Aku tak ingin klimaks sekarang.

Dengan cepat kucabut batang kemaluanku dari mulutnya, aku sempat meringis karena kulit kemaluanku tergores giginya tapi tak apa.

"Mmmmhh kok dicabut kak?" tanyanya sayu dan menggoda.

"Gak seru kalau aku keluar duluan" balasku tersenyum yang juga dibalas olehnya. "Mending kamu yang aku bikin keluar hehe...."

GREB

Kupeluk tubuh mungilnya dan mulutku menyambar bibir kemaluannya yang mengganga merah dan basah oleh cairan orgasmenya. Citra terkejut akibat aksiku yang mendadak itu, lalu kujulurkan lidahku dan mengais sisa cairan orgasmenya di bibir kemaluannya. Citra mendesah geli dan tubuhnya sedikit terangkat namun aku bisa menahan tubuhnya supaya dia tidak kelepasan.

Tangan kananku bergerak mengelus area selangkangannya, kugesek-gesek rambut kemaluannya yang tipis itu menggunakan jariku. Citra mendesah pelan dan ia sengaja mengeluarkan suara itu sehingga birahiku terus meledak. Lidahku terus berusaha mengais liang kewanitaannya dan tak butuh waktu lama untuk menemukan klitorisnya, dengan perlahan kusapu bagian itu dengan lidahku sambil bibirku sibuk mengempot bibir kemaluannya. Citra kembali mendesah cukup kencang dan kedua pahanya bergerak-gerak merespon setiap perbuatanku.

Kemaluannya mulai berkedut-kedut kecil dan mengucurkan cairan lagi didalam yang aku santap dengan lahap. Rasanya khas dan memabukkan. Kemudian kulepaskan mulutku dari bibir kewanitaannya dan langsung menusukkan jari tengahku kedalam kemaluannya. Dengan kencang kukocok-kocok liang kemaluannya yang direspon dengan desahan dan lenguhan dari seorang Citra.

"Ahhhhhh ahhhhh ahhhhh kakkk ahhhhh"

"Shhhhh ahhhhh ahhhhhh sshhhhh"

Kocokan ini semakin kupercepat sembari kucumbu bibirnya liar, tangan kiriku meremas-remas kencang buah dadanya dan tak lupa puting susu mungilnya yang sudah tegang itu kupilin dan sesekali kucubit pelan. Desahan Citra semakin liar, suaranya benar-benar seksi. Pantatnya bergoyang-goyang saat kocokan ini kubuat semakin kencang, cairannya mulai mengucur keluar dari lubang kemaluannya sehingga jemariku terasa hangat dan licin tentunya. Tak berapa lama tubuhnya mulai mengejang, goyangan pantatnya semakin kuat, tampaknya aku mengocok kemaluannya tepat mengenai area sensitifnya. Aku tersenyum nakal melihat reaksi tubuhnya.

"Kakkkk ahhhhh sshhhhh mau pipissss ahhhhh ahhh terusss kocok kakkkkk ahhhh pipissss ahhhhhhh"

Otot kemaluannya berkedut kencang, jemariku teremas kuat sekali. Cairannya menyemprot kencang membasahi tangan kananku mungkin sekitar tiga kali ia menyemburkan cairan cintanya. Setelah orgasme itu reda tubuhnya tampak lemas, aku tersenyum nakal melihat keadaan Citra dengan kedua pahanya terbuka lebar memamerkan kemaluannya yang basah kuyup. Pemandangan yang justru menumbuhkan hasrat besarku untuk kembali menyetubuhinya tanpa henti.

Tidak, nanti dulu. Aku masih ingin menyantap kemaluannya, berharap dia bisa muncrat lagi dan akan kutelan semua cairannya, hehe.

Entah kenapa pikiranku seperti gila. Tapi jujur saja, saat aku dikuasai oleh birahi, pikiranku hanya tertuju untuk seks semata, tak ada yang lain. Aku sendiri juga heran bagaimana aku bisa seperti ini.

Dengan cepat aku angkat tubuh Citra yang masih lemas itu ke dalam posisi terlentang, kedua pahanya aku lebarkan dan tampak area kemaluannya yang berkedut-kedut basah karena orgasme hebatnya. Kudekatkan kepalaku ke area kemaluannya dan kujilat kembali bagian mulut kemaluannya. Citra kembali mendesah lirih, pantatnya sedikit terangkat. Lidahku mengeksplorasi daerah kemaluan wanita imut ini sesekali kuhirup bagian itu, aroma kemaluan wanita sehabis orgasme memenuhi paru-paruku dan aku sangat menyukainya.

Dengan lihai kujilat kembalu daging kecil sebesar kacang yang biasa disebut klitoris itu. Bagian itu kujilat dengan intens. Tubuhnya semakin mengejang, desahan dan lenguhannya semakin keras terdengar. Cairannya kembali mengucur dari sela-sela kemaluannya, kuseruput cairan itu dengan rakus, rasanya memang sedikit aneh namun aku suka bahkan ketagihan.

"Ugghhhhhhhh uhhhhhhhh kakkkk ahhhhh ahhhhhh"

"Ssslrrpppp ssllrrpppp"

"Kakkk akku mau pipiss lagiii kakkk ahhhh ahhhh terus kakkk geliii ahhhhh"

"Sslllrrpppp Citra keenakan yaaa sslrrpppp" kataku.

"Iyaaahhh kakkkk Citra ngerasaa enakkk ahhhhh ahhhhh pipisss kakk mau pipisss lagiii ahhhh ahhhhh ahhhhh"

SSRRRRRRR

Cairan dari lubang kencing itu kembali mengucur, kucaplok bagian kemaluanku dengan mulutku, menampung seluruh cairan beningnya beserta lendirnya yang keluar dari lubang kemaluannya, tak terlalu banyak kurasa dari orgasme sebelumnya tapi tak apa, aku sendiri puas. Setelah dirasa cukup kutelan semua cairan yang tertampung di mulutku. Kemudian kuangkat kepalaku dari bibir kemaluannya dan menyeka bibirku dari sisa orgasmenya dengan punggung tanganku.

"Hahhhh hahhhh enak banget kak, makasih...." ucapnya lemah, tubuhnya sudah berbalur keringat begitu juga denganku.

"Bisa sampai ngompol gitu Cit hhhhh...." kataku heran.

"Aku gak tau kak, pas keluar rasanya kayak gitu jadi gak tahan...." balasnya.

Citra masih terengah-engah menikmati sisa-sisa orgasmenya, tatapannya lemah namun menantang, kukocok-kocok batang kemaluanku sampai kurasa tegang sekali. Bersiap untuk menusuk-nusuk kemaluannya kembali, hehe.

"Lagi kak, pengen kontol kakak masuk lagi ke memekku" pintanya penuh nafsu.

"Mmmm pengennya masuk ke pantat kamu Cit...." balasku sembarangan, ia tampak tersentak mendengar ucapanku.

"Kak.... aku gak berani, takut....." balasnya, aku hanya mengiyakan saja walau sebenarnya juga kecewa karena tidak bisa memperawani lubang pantatnya yang aku yakin masih sangat sempit.

Yasudah lah hehe.

Kuraih tubuh Citra yang masih tergeletak lemah dan membetulkan posisinya, ia hanya pasrah saja. Sekarang ia berada di posisi menungging atau doggy dalam bahasa kerennya, setelah beres kukocok-kocok batang kemaluanku untuk bersiap-siap menjebol kembali liang kemaluannya yang menggemaskan itu.

Pantatnya terlihat bulat dan sekal walau tak sesemok milik Dila. Namun tetap saja dia tampak seksi sekali terlebih punggungnya yang mengkilap karena keringat. Bangsat! pantatnya sombong sekali menatapku. Kuremas keras pantatnya gemas dan tentu saja diikuti dengan desahan Citra yang menggoda.

Dengan perlahan kumasukkan batangku ke liang kemaluannya. Citra mendesah panjang disaat batangku merangsek masuk kedalam liangnya yang sempit dan basah itu. Kupegang kedua pantatnya dengan sesekali melakukan gerakan meremas lembut kulit pantatnya yang putih itu, pijitan demi pijitan dinding kemaluannya sungguh membuatku melayang, sesekali juga aku mendesah menikmati perlakuannya.

"Aghhhh Citra, sempit banget memekmu sayang gghhhhh......"

"Aahhhhh Dinooo ahhhh...."

Kukencangkan genjotan kemaluanku pada liangnya, Citra mendesah kuat-kuat dengan sesekali mengejankan pantatnya mengiringi irama kemaluanku didalam liangnya. Kami saling mendesah liar mengekspresikan rasa nikmat birahi, aku semakin tak bisa mengontrol birahiku sendiri. Kutusukkan dalam-dalam batang kemaluanku dengan irama kencang dan liar.

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

"Aghhhhhh ahhhhhh kakkk, nnggggg ngiluuu..... enakkk ahhhhh....." desahnya disaat aku terus mengencangkan tempo.

Dinding kemaluannya terus memijit batang kemaluanku dengan gemas yang terus menimbulkan sensasi aneh pada kemaluanku. Kutahan sensasi itu sekuat tenaga dan terus menghujam-hujam liangnya. Citra terus mendesah nikmat, keringat kami bercucuran mengiringi persetubuhan kami. Karena gemas melihat buah pantatnya yang bergoyang gemulai, kuremas dengan kencang bagian itu sehingga tubuh Citra semakin bergoyang tak terkontrol.

"Mmmhhh kakak suka sama bokongku ya.... Ahhhhhh" desah Citra saat menyadari pantatnya kuremas gemas. Aku tak menjawab perkataannya dan terus menghujam-hujam kemaluannya dengan tempo cepat.

"Hhghhhhhh aku pengen jebolin anusmu Cit....." balasku sembarangan karena aku sudah tak bisa mengontrol antara nafsu dan akal sehat.

"Gak boleh kak aghhhhh.... tapi kalau sama Nadila silahkan aja aghhhh ahhhhh......" balasnya sambil terus mendesah. Mungkin karena kesal dengan ucapannya, kudorong-dorong pantatnya dengan keras menimbulkan suara peraduan pantat dan selangkangannya yang semakin keras saja.

"Aaghhhhh sialan hhhhhh terima ini......"

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

Lenguhan Citra semakin keras dan nikmat begitu juga aku. keringatku semakin bercucuran begitu juga dengan keringat Citra, seketika ruangan kecil ini menjadi pengap dan aroma keringat juga mulai tercium. Hampir sekitar sepuluh menit aku menggenjot lubang kemaluan Citra. Kurasakan kemaluannya berkedut hebat, nampaknya ia akan mencapai orgasmenya.

"Ughhhhhh iyaaaaa aku keluarrrr kakkkkk jangann berhentiii ahhhhh ahhhhh ahhhhh"

Tubuhnya kembali bergetar, terutama pantatnya yang menggelinjang seksi saat Citra meraih orgasmenya. Batang kemaluanku terbetot hebat oleh dinding kemaluannya. Ini nikmat sekali, namun jika terlalu lama aku akan keluar di dalam dan itu juga bukan hal yang bagus. Aku mencabut batang kemaluanku dengan cepat dan....

Syurrrr syurrrrr

"Ohhhhhhh ahhhhhhhhh Citra pipis kakkkk, iyaaaaa keluaaaarrrr"

Gila, sudah tiga kali Citra menyemburkan pipis enaknya walau tidak sebanyak sebelumnya. Pantatnya mengejan hebat tak kuasa mengontrol tubuhnya yang dikuasai orgasme. Pemandangan yang sungguh memabukkan birahi. Setelah beberapa saat kejang tubuhnya mulai mereda dan dengan cepat kuraih pantatnya kembali supaya tidak terjatuh ke lantai. Kudengar desahan lirihnya bercampur dengan hembusan napas pendeknya, aku rasa dia benar-benar kelelahan sekarang namun tentu saja aku belum puas menyetubuhinya.

Kembali kulesakkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya yang sempat memuntahkan lendir birahinya, Citra kembali tersentak merasakan liang kemaluannya kembali penuh oleh batang kemaluanku. Lalu aku kembali menggenjot tubuhnya dengan tempo pelan namun dalam. Hangat dan basah kurasakan dari kemaluanku, terkadang kuremas-remas pantat sekalnya dengan gemas.

Dengan gaya Doggy ini, kami bersahut-sahutan melampiaskan setiap gesekan alat kelamin, aku sudah tidak peduli jika Dila terbangun dan melihat kami bersetubuh tepat dihadapannya yang entah kenapa saat memikirkan itu nafsunku justru semakin naik. Erangan dan lenguhan Citra kembali terdengar nyaring sembari batang kemaluanku merogoh-rogoh liangnya makin dalam, aku sendiri mulai kehilangan kontrol nafsuku. Semakin kugenjot liang kemaluannya semakin nikmat.

Citra membalas genjotan kemaluanku dengan menggoyangkan pantatnya naik turun seperti bola dribble, pelan saja memang namun efeknya sungguh dahsyat. Liang kawinnya yang masih sangat sempit itu meremas-remas batang kemaluanku yang basah oleh cairan cintanya.

"Ahhhhh ughhhhh kakkk ini enak bangetttt ahhhhhh" desahnya kencang.

"Hghhhhh keenakan kan kamu, dasar cewek binal" balasku.

"Aghhhhhh.... aku kan lebih jago dari Nadila kakkk aghhhhh ahhhhhh terus kakkk....."

Aku semakin semangat menggempur pertahanan Citra yang mulai terasa longgar akibat ukuran kemaluanku yang besar. Kukencangkan intensitas genjotanku hingga ia terus mendesah liar.

Kemudian, kedua tanganku bergerak menuju payudaranya yang menggantung. Kuraba dulu kulit payudaranya dan memijit kecil puting imutnya yang sudah mengacung. Kuremas-remas kuat kedua bongkahan lunak itu hingga tubuhnya berguncang-guncang. Remasan di liang kemaluannya semakin kencang saja, mungkin dia akan meraih orgasmenya sebentar lagi, untuk mempercepat prosesnya kuhentakkan batang kemaluanku dalam dan aku bisa merasakan kepala kemaluanku mencium bibir rahimnya. Citra semakin kesetanan menggoyangkan pantatnya.

"Uaghhhhhhhhh ahhhhhh akuuu keluarrrrr lagi kak Dinoooo aghhhhh gakk kuattttt ahhhhh ahhhhhh"

PLOK PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK PLOK

"AAAGHHHHHH KAKKKKKKK......"

4-0 skor sementara untuk persetubuhan aku dan Citra. Kunikmati kedutan kencang dalam liang kemaluannya yang sedang sibuk orgasme. Cairan hangat keluar deras di dalam relung kewanitannya dan aku yakin sebentar lagi dia akan squirt. Tebakanku benar, saat kucabut batang kemaluanku, lubang kencingnya mengejan pelan menyemprotkan cairan bening. Citra mendesah-desah lirih dengan tubuhnya yang mengejan, keringatnya sudah membasahi seluruh tubuhnya begitu juga aku.

Kami beristirahat sejenak untuk mengembalikan energi yang terbuang habis akibat persetubuhan gila ini. Sempat aku menoleh melihat Dila yang masih tertidur dengan tubuh telanjang, posisinya tak berubah dari tadi sehingga aku semakin yakin dia tak akan bangun dan mendengar aku dan Citra bersetubuh di sebelahnya. Citra menggeliat naik ke atas perutku dan mencium bibirku dengan lembut dan kubalas perlakuannya.

"Mmmhhh jadi kakak pilih aku atau Nadila?" tanyanya lemah, tentu saja aku terkejut mendengarnya. Tatapan matanya seperti mengharapkan jawaban dariku.

"Gak tau Cit, aku gak bisa jawab" balasku. Raut mukanya sedikit berubah, apa dia kecewa karena balasanku?

Kami terdiam cukup lama dalam posisi ini, Citra berada diatas perutku dan kepalanya jatuh di dadaku, ia hanya sibuk bernapas berusaha mengumpulkan tenaganya kembali. Kuelus rambut panjangnya yang lepek dan berantakan itu dan dia bereaksi dengan mengangkat kepalanya menatapku.

"Citra, maaf....." ucapku yang dibalas dengan tatapan heran.

"Kenapa kak?" tanyanya.

"Aku tak bisa balas pertanyaan kamu tadi. Aku.... aku tak ingin menyakiti perasaanmu Cit...."

"Udah kak, gak apa-apa kok hehe. Aku ngerti" balasnya tersenyum. "Aku sadar kakak benar-benar cinta sama Nadila, bahkan disaat kita seperti ini kakak masih mikirin dia" tambahnya. Dari nada bicaranya tak terdengar kekecewaan dalam dirinya.

"Jadi kakak gak usah jawab aja pertanyaanku tadi karena aku sendiri juga sudah tahu jawabannya haha" ucapnya sedikit tertawa yang membuatku semakin heran dibuatnya. Kami kembali terdiam cukup lama, Citra menyenderkan kepalanya di dadaku dan aku bisa merasakan perutnya kembang kempis berusaha mengumpulkan kembali tenaga yang sudah terbuang. Kuelus rambutnya dengan lembut dan penuh perasaan, jantungku dan jantungnya terasa berdegup berirama.

"Yuk lagi, kamu udah gak capek kan?" pintaku.

"Aku nurut aja kak, kakak juga belum keluar kan hehe"

Kami kembali menyatukan bibir, ciuman pun terjadi yang disertai dengan tarian lidah dan hisapan ludah. Aku dan Citra menikmati setiap detik percumbuan ini dengan penuh perasaan. Beberapa saat kemudian kulepas bibirnya dengan meninggalkan campuran air ludah yang membentuk benang tipis, ia tersenyum manis sekali.

"Mau posisi gimana?" tanyaku.

"Aku biar diatas aja kak kayak tadi" balasnya nakal.

Citra menurunkan tubuhnya menuju selangkangangku dan kembali mengocok batang kemaluanku yang sempat menyusut. Hanya butuh satu menit saja batang kejantananku sudah tegang kembali dan bersiap untuk dimasuki liang kemaluannya kembali. Kemudian Citra membalikkan tubuhnya yang sekarang memunggungiku, kontur punggungnya sangat bagus yang dihiasi dengan kulit putih mulusnya yang sudah basah oleh keringat. Ah sial, pemandangan tubuhnya membuat birahiku kembali naik.

SLEPP

"AGHHHHHH KAKKKKK....." Citra melenguh saat batang kemaluanku mulai menyeruak masuk kedalam lubangnya. Mataku sempat melotot kaget merasakan dinding kewanitaannya mengempot-ngempot pelan namun keras. Kemudian Citra mulai menaik-turunkan pantatnya pelan, pada awalnya, sepuluh hentakan kemudian ia mulai mempercepat tempo sehingga selangkanganku dan pangkal pantatnya beradu menimbulkan suara.

PLAK PLAK PLAK

PLAK PLAK PLAK

"Oghhhhhh kontol kakak enak aghhhhh......"

Tubuhku sedikit mengejang merasakan kembali kenikmatan duniawi yang diberikan Citra lewat kemaluannya. Terkadang kedua tanganku bergerak mengelus pinggangnya yang kencang dan tak berlemak itu, Citra sepertinya merespon perlakuanku dengan menggoyangkan sedikit pantatnya sehingga kemaluanku seperti terpelintir di dalam.

"Ahhhhhh siall..... enak banget" desahku. Citra hanya terkekeh nakal mendengar reaksiku.

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

Genjotan pantatnya semakin lama semakin kencang, liar dan dalam. Aku sama sekali tidak membalas genjotannya dan hanya terdiam saja menikmati kemaluannya. Pikiranku mulai kacau akibat nafsu birahi, desahan dan lenguhan terus keluar dari mulutku bahkan sesekali aku mengumpat kepada Citra.

"Siallll bangsaat..... Aghhhhhh memek enakkk"

"Kakkkk aghhhhh.... suka banget sama kontol kakak aghhhh ahhhhh....."

"....."

"....."

"....."

"....."

"Mmmm Dino....."

Aku terkejut saat mendengar bisikan di telingaku, suara yang sangat aku kenal. Bisikan itu sungguh membuat tubuhku merinding.

Dila

Dia terbangun!



Aku langsung menoleh kesamping dan melihat Dila yang telanjang menatapku dengan sinis namun anehnya dia tersenyum saja, aku tak bisa berbuat apa-apa karena Citra yang masih sibuk menggenjot batang kemaluanku kuat-kuat.

"Di.... Dila....." ucapku bergetar sambil menahan nafsu birahiku.

"Berani banget ya kamu main sama Citra di sebelahku Din" kata Dila lembut. "Suaranya keras banget tadi sampai aku kebangun hihi...."

"Aku.... aku......" balasku bergetar. Rasa takut, cemas dan nafsu bercampur menjadi satu.

"Ssstttt......" Dila menempelkan jarinya di bibirku tepat sebelum aku meneruskan omongan. Aku semakin tak mengerti maksudnya. Lalu kepalanya bergerak dan membisikkan sesuatu di telingaku.



"Kamu nakal ya Dino sayangku. Aku gak nyangka kamu ngelakuin ini...." bisiknya datar namun tak ada amarah berarti. Aku sampai bergetar mendengarnya.

"Tapi aku akan maafin kamu kalau kamu mau puasin aku sehabis ini....." bisiknya kembali yang membuatku terkejut, kutatap wajahnya yang dibalas dengan senyum manisnya. Kemudian Dila bergerak menuju ke posisi Citra yang masih asyik memainkan batang kemaluanku. Anehnya, Citra tak terkejut melihat Dila memergokinya dalam posisi bercinta.

"Yahhh Nad, kok udah bangun sih....." kata Citra mesra.

"Kamunya enak banget Cit, kan Dino milik aku" balas Dila.

"Enggak, kak Dino milik aku juga" balas Citra sambil melepaskan batang kemaluanku dari liangnya, meninggalkan lendir cintanya yang menghiasi setiap batangku. Dengan cepat aku menggerakan tubuhku ke posisi duduk, aku melihat Citra dan Dila didepanku dan menatapku aneh. Apa maksudnya mereka?

"Hehehe lihat Nad, kak Dino kayak bingung gitu"

"Ya salah kamu juga Cit, huh" gerutu Dila, aku sendiri masih terpaku diam melihat mereka. Aku justru takut kalau mereka akan bertengkar sebentar lagi.

"Terus gimana dong Nad?" tanya Citra heran melihat Dila yang memasang muka masam padanya.

"Gini aja"

CUP

Sialan! Aku sangat terkejut melihat apa yang kulihat sekarang. Mereka berciuman!

"Mmmhhhh Citraaa....."

"Mmmhhhhh Nadila....."

Mereka saling bergumam disela-sela pagutannya yang semakin liar. Jantungku berdegup kencang melihat pemandangan tak biasa ini, namun nafsuku justru mulai kembali naik. Dila berusaha meremas-remas buah dada Citra dengan kasar yang dibalas dengan lenguhan Citra. Mereka terus bercumbu mesra dan liar, suatu pemandangan yang sangat langka melihat adegan berciuman dua wanita telanjang langsung di mataku.





Beberapa saat kemudian mereka melepaskan bibirnya yang belepotan air liur, mereka menoleh kearahku yang secara sadar sedang mengocok pelan batang kemaluanku. Citra dan Dila tertawa melihatku.

"Hahaha Nad, kak Dino udah gak tahan kayaknya...." ucap Citra. "Kita kasih hukuman buat dia gimana? kurang ajar banget mainin tititnya sendiri di depan kita"

"Yaudah deh"

"......."

Mereka dengan cepat bergerak kearahku dan berusaha mengangkangkan pahaku lebar-lebar sehingga batang kemaluanku terekspos jelas dihadapannya. Aku hanya pasrah saja karena masih tak percaya dengan semua ini. Dila mengelus-elus pangkal pahaku dengan lembut dan tangannya sampai di bola zakar, ia meremas-remas bagian itu cukup keras sehingga aku melenguh kesakitan.

"Aghhhhhh Dilaaa....."

"Itu balasan buat kamu udah gituan sama Citra tadi...." ucapnya grumpy.

"Ughhhh.... maafkan aku...."

"Dih minta maaf doang. Minggir Cit, aku mau naikin dia...."

Citra menggangguk saja sambil menahan kedua pahaku dengan tangannya. Dila naik keatas perutku dan mengarahkan lubang kemaluannya, kurasakan batangku terasa basah saat kepalanya tergesek bibir kemaluannya, Dila menatapku mesra sambil menggigit bibir bawanya, dengan cepat kuraih kepalanya dan bibir kami bersatu. Lidah kami menari-nari didalam dan bercampur dengan air liur. Sesekali Dila mendesah lirih di sela-sela bibir kami.

"Mmmmhhhh Dinooo....."

"Mmmhhhhj cuupppp...."

Kemudian Dila mencabut bibirnya meninggalkan air liur yang terbentuk menjuntai. Ia tersenyum nakal. Sial! aku sudah tak tahan lagi untuk menyetubuhi kekasihku ini.

"Aku masukkin ya...."

SLEP

"AUGHHHHHHH......" kepala Dila terdongak keatas saat kemaluanku mulai masuk ke liangnya dalam. Rasanya berbeda dibandingkan dengan milik Citra namun tetap enak. Dila mulai menggerak-gerakan pantatnya naik turun dengan perlahan, rasa legit kemaluannya terus menyulut nafsu birahiku dan ingin sekali kubalas perlakuannya, namun aku tahan dulu biarkan dia bekerja sendiri.

PLOK

PLOK

PLOK

"Ughhhhhhh enakk ughhhh......"

Mataku terbelalak merasakan sensasi ini, tubuhnya yang sintal itu bergerak-gerak menghiasi penglihatanku, buah dadanya berayun-ayun indah dan kontur perutnya sedikit mengembang kempis, sepertinya dia sudah tersulut nafsunya sendiri. Aku tersenyum melihat Dila yang sedang menggigit bibirnya sendiri sambil melenguh nikmat.

"Aghhhhh ahhhhh gede banget sih Din....."

PLOK

PLOK

PLOK

"Aaaaaghhhhh apaan sih Cit....."

"Biar kamu makin keenakan dientot kak Dino hehehe" kulihat kedua tangan Citra memegang buah dada Dila dari belakang, ia meremas-remas dengan gemas bahkan terkadang jarinya memencet puting susunya yang sudah menegang hebat. Desahan dan lenguhan Dila semakin intens terdengar. Dila menoleh kearah Citra dan mereka bercumbu liar. Sialan! adegan yang mereka lakukan sontak meledakkan birahiku!

"Aghhhhh kaliannn..... aghhhhhhh....."

Rangsangan yang dilancarkan Citra dan aku semakin hebat saja hingga pada akhirnya tubuh Dila mengejang hebat, remasan liang kewanitaanya semakin kuat mencekik batang kemaluanku didalam. Desahan Dila terus-menerus keluar seiring dengan genjotan nakal dari pinggulnya, sebentar lagi dia akan meraih orgasmenya.

"Aaghhhhhh ahhhhhh ahhhhhh Dinoooo..... aghhhhh Citraaaa ghhhhhhh..... Mmmhhhhh....."

Tubuh Dila kelojotan hebat diatas perutku yang lantas terjatuh karena orgasme yang menyerang tubuhnya. Cairan hangat dan deras keluar dari liang kemaluannya yang membuat batang lelakiku basah kuyup didalam, aku sangat puas melihat Dila yang terbaring lemah, ia menoleh kearahku dengan tatapan sayu.

"Mmhhhhh enak Din....." ucapnya

"Hehe lihat kak, Nadila aja langsung lemes gitu" kata Citra nakal.

"Enak aja Cit..... hhhhhhh kamu juga nakal tadi..... Jadinya cepet keluar kan....." balasnya sambil mengangkat kepalanya. Aku hanya tertawa saja melihat mereka. Beberapa menit kemudian Citra menggerakan tubuhnya yang sekarang berada diatas dadaku, aku terkejut melihatnya namun sekali lagi aku hanya pasrah saja. Citra mengangkangkan kedua pahanya dan mengekspos bibir kemaluannya yang merah menggoda itu tepat di mukaku.

"Mmmmhhh kak, tolong isepin memekku....." katanya dengan suara yang sangat menggoda dan nakal.

Aku langsung mengiyakan dengan menjulurkan lidah di area bibir kemaluannya. Citra langsung mendesah karenanya, sementara itu aku merasakan batang kemaluanku mulai bergerak-gerak, sepertinya Dila mulai kembali melanjutkan aktifitas menggenjot kemaluanku. Aroma khas kemaluan Citra tercium jelas di hidungku yang membuatku semakin mabuk akan nafsu bercinta.

"Aghhhhh kakkkkk enakkk....." lenguhnya nikmat.

Lidahku terus menjelajah bibir kewanitannya yang sudah merekah merah setelah kujejali kemaluanku sebelumnya. Terkadang bibir kemaluannya berkedut pelan dan percikan kecil cairan cintanya keluar membasahi wajahku. Aku paham dengan kondisi ini yang menandakan bahwa Citra memang sangat mudah basah kemaluannya. Karena gemas bercampur nafsu, kugerakkan tangan kanan ini dan melebarkan bibir kemaluannya. Tak butuh waktu lama untuk menemukan klitoris mungil milik Citra yang letaknya cukup dalam dari bibir kemaluannya, dengan cepat kusapu klitorisnya menggunakan lidahku berulang kali hingga tubuh Citra menggeliat nikmat disertai dengan desahannya.

"Ughhhhh terus kakkk aghhhhhh....."

Sementara itu tempo genjotan pinggul Dila mulai terasa berantakan, aku bisa mendengar suara desahnya yang merdu sekali menikmati setiap hujaman batang kemaluanku di liangnya. Aku tetap fokus untuk menjamah kemaluan Citra walau sebenarnya juga susah karena aku harus melawan rangsangan hebat di kemaluanku.

Kemudian kulebarkan bibir kemaluannya dengan jariku yang direspon dengan gerakan pelan selangkangannya, aroma khas kewanitaannya terus tercium jelas memenuhi paru-paruku tetapi aku menikmatinya, gemas sekali melihat klitorisnya yang bergerak-gerak kecil seakan menantangku untuk menyantapnya kembali, dan tak butuh untuk berpikir panjang untuk melakukannya kembali.

"Aghhhhhhh terus kakkk ahhhh iyaahhhh ahhhhhhh....." semakin heboh saja Citra mendesah yang bercampur dengan desahan Dila disana. Beberapa saat kemudian kemaluannya mulai berkedut kencang yang bisa kurasakan dari lidahku

"Ughhhhh kakkkk mau keluarrrr ahhhhh..... terus kakkkkk....."

SLEB

"UGHHHHH MMMHHHHH....." aku gelagapan saat Citra mendorong bibir kemaluannya ke wajahku sehingga aku kesulitan bernapas. Ia mulai menggerak-gerakan selangkangannya dan hidungku tergesek ke bibir kemaluannya. Aku meronta-ronta karena kesulitan bernapas dan terus menghirup aroma kemaluannya yang sangat memabukkan itu.

"Aagghhhhh kakkk aku pipissss aghhhh ahhhh ahhhh.... Mmmmhhhhh kyaaaaahhh....."

SSRRRR SSRRRRR

Sungguh gila dan diluar dugaan, lubang kencingnya menyemprotkan cairan bening yang langsung masuk kedalam mulutku, cukup banyak sampai aku gelagapan untuk menelan semua cairan itu. Citra mendesah-desah sambil terus menggesekan kemaluannya ke wajahku. Squirt yang sempurna menurutku namun tetap saja aku tersiksa karena kesulitan bernapas.

Beberapa saat kemudian ia mulai menggerakan selangkangannya kebelakang hingga wajahku terlepas dari situ. Aku langsung menghirup napas panjang meraih oksigen yang masih tersisa di ruangan kecil yang mulai pengap.

"Hahhh hahhh mmmmhhhh....." karena kelelahan tubuh Citra tergeletak lemas ke samping, sehingga aku akhirnya dapat melihat punggung Dila yang masih asyik menaik-turunkan pantatnya.

"Dila, sini dong" pintaku. Ia menoleh kearahku dan tampak tersenyum melihatku, namun tiba-tiba rasa nyeri melanda batang kemaluanku karena Dila tidak hati-hati saat menggerakan tubuhnya sehingga batang kemaluanku seperti terpilin didalam.

"Aughhhhh uhhhhh...." keluhku.

"Eh Din maaf aku gak tau tadi...." balasnya memelas merasa bersalah, tapi aku balas saja dengan senyuman.

"Kepilin tadi hehe, tapi enak dikit sih"

"Huh dasar, maunya" bibirnya manyun lucu. "Si Citra tepar ya? hahaha rasain tuh"

"Eh, kok gitu ngomongnya?" tanyaku.

"Biarin suka-suka aku Dinoo, sekarang tinggal kita berdua kan hihi" Ia mendekatkan wajahnya kearahku dan mencumbu bibirku lembut, lidahnya berusaha untuk menggaet lidahku yang sengaja kupasifkan. Dengusan napasnya terasa menabrak wajahku, ia sepertinya kesal karena aku tak membalas perlakuan lidahnya, hehe.

"Mmmmmm kok gak main lidah Din? Mmmhh..." ia bergumam kesal, aku hanya bisa tertawa dalam hati.

Kupegang kepala belakangnya sehingga bibirku dan bibir Dila terus menempel dalam, lidahku mulai bergerak-gerak menyentuh lidahnya yang langsung diresponnya dengan liar. Cumbuan ini semakin lama semakin liar saja, dengan nakal tanganku satunya bergerak menuju bibir kemaluannya yang masih terisi oleh batang kemaluanku, kugesek-gesek bagian luar kemaluannya dengan intens dan cepat sehingga pinggulnya mengejang dan meliak-liuk merasakan geli dan nikmat. Dila mendesah merdu disela-sela bibir kami yang menyatu.

"Sssshhhh ughhhhhh nakallll....." gumamnya lucu.

Kurasakan jari-jari tanganku basah karena percikan kecil cairan cintanya yang keluar dari kemaluannya. Dila melepaskan bibirku dan menatapku sayu dan penuh nafsu. Sungguh dia cantik sekali dalam kondisi seperti ini.

"Dino nakal, ih."

"Mmm kamu juga nakal"

"Kamu yang lebih nakal, Citra digituin disebelahku udah nakalnya keterlaluan itu Din"

"Hehe"

"Ketawa mulu ih"

Kulihat kalung lehernya yang sengaja tidak ia lepas. Kalung bertuliskan "D" yang merupakan hadiah ulang tahun waktu itu. Aku tersenyum melihatnya.

"Kenapa Din?"

"Itu, kalung gak mau dilepas kah?" tanyaku.

"Enggak, aku mau pakai terus. Lagian itu permintaan kamu juga kan" balasnya manis sekali.

"Iya juga ya haha, tapi kalung yang satunya masih kamu simpen kan?" tanyaku lagi.

"Sebenarnya mau aku pakai yang "N" sesuai namaku Din, tapi kamunya pasti ngomel nanti" balasnya.

"Hahaha cuma gara-gara kalung aja kita sempet musuhan waktu kuliah dulu"

"Kamunya sok ngatur sih, kan kita belum pacaran waktu itu. Masih sebatas temen...." ucap Dila membuka kenangan saat itu.

"Iya iya, tapi kamunya udah suka sama aku kan?"

"Weh, enggak. Kamu itu cowok paling nyebelin yang pernah aku kenal, dan juga mesum...."

"Dih"

Dengan cepat kudorong punggung Dila dengan tangan kiriku, tak sempat dia melawan atau mungkin memang pasrah aku gituin. Wajahku bertemu dengan gundukan buah dada sekalnya yang proporsional, indah dan seksi. Lantas kusambar puting susunya dengan bibirku dan memainkannya pelan. Dila mendesah-desah menikmati setiap gesekan lidahku pada putingnya.

"Aghhhhh Dinooo ahhhhh....."



Kuhisap-hisap puting susunya seperti bayi yang sedang menyusui, sebenarnya aku berharap air susunya keluar namun hal itu tak akan terjadi kecuali kalau Dila hamil anakku suatu saat nanti....

Ah anjing Din, mikir apaan sih.....

"Auughhhhh geliiiii....."

Setelah beres, kucabut mulutku dari puting susunya dan bergerak menatap wajahnya. Tanganku langsung meremas-remas gemas buah dadanya. Responnya jelas positif yang ditandai dengan perubahan raut wajahnya yang terangsang hebat oleh birahinya sendiri.

"Mmmhhh ughhhhhh....."

"Mmmmhhh enak Din......"

"Hehe" kekehku melihat responnya.

"Dibandingin sama punyaknya Citra, bagusan dadaku kan Din?"

"Emmm iya...." aku sebenarnya berbohong padanya karena buah dada yang paling membuatku melayang adalah kepunyaan Melati. Tiba-tiba pikiranku terbayang-bayang buah dada yang besar dan bulat itu bergoyang-goyang saat kugenjot liang kawinnya saat itu.

Anjing! Sialan Din, jangan mikir kemana-mana dah...

Hahaha. Aku tertawa dalam hati.

Kemudian kuangkat sedikit tubuhnya untuk membetulkan posisinya sehingga batang kemaluanku sudah bersarang di liang kemaluannya, Dila sedikit meringis merespon perlakuanku. Dia menatapku dalam berharap untuk melakukannya sekarang juga.

SLEPP

"Ughhhhh Dinnn......" lenguhnya.

Batang kemaluanku terbenam dalam di lubang kewanitannya, aku terus berusaha mendorong selangkanganku hingga kurasakan kepala kemaluanku menyentuh bibir rahimnya, Dila menggeleng-geleng sambil mendesah merasakan nikmatnya batang kemaluanku merojok liangnya yang sempit dan basah itu. Kuraih perutnya dan memeluknya dengan lembut sambil selangkanganku mulai sibuk naik turun.

PLOK

PLOK

PLOK

"Aghhhhhhh ughhhhhhh enak ahhhhh....."

Dinding kemaluannya terus memijat-mijat batang kelaminku, awalnya pelan namun lama-lama terasa mencekik, aku dibuat merem-melek menikmati legitnya kemaluan Dila. Namun aku tetap harus konsentrasi karena kalau ini tetap kubiarkan aku akan keluar dan ini tidak bagus karena aku belum puas. Kudorong kembali kemaluanku naik turun dengan perlahan, tubuhnya bergetar merespon, aku tersenyum melihatnya. Kepala kemaluanku akhirnya kembali menabrak mulut rahimnya.

"Aku goyang lagi Py nikmatin aja jangan tegang" kataku yang dibalas dengan anggukan Dila.

Kutarik perlahan batang kemaluanku hingga setengahnya saja, lalu kudorong lagi, kutarik lagi dan kudorong lagi, begitu seterusnya sehingga kemaluanku keluar masuk di lubangnya. Tubuh Dila yang sintal itu bergoyang menikmati sodokanku. Desahannya kembali keluar dari mulutnya.

"Ahhhhhh ahhhhh Dinoooo ahhhhhhh"

Dinding kemaluan itu memijat-mijat batangku cukup keras, membuatku melayang. Kunaikkan intensitas genjotan ini sehingga tubuh indah Dila bergoyang semakin tak karuan.

PLOK

PLOK

PLOK

Suara benturan selangkangan ini semakin membuat birahi kami naik hingga ke puncak.

PLOK

PLOK

PLOK

"Aghhhhh ahhhhh terus Din.... jangan berhenti aghhhhh....."

Semakin kukencangkan genjotan ini, desahan Dila semakin intens terdengar, kemaluanku semakin keras diremas-remas oleh dinding kemaluan Dila. Lima menit kemudian tubuhnya mengejang, perutnya yang rata itu mengembang kempis, sepertinya ia akan meraih orgasmenya.

PLOK

PLOK

PLOK

PLOK

"Aghhhhhhhh ahhhhh aku keluar Din.... Aghhhhhhh"

"Hhmmmppphh enak banget sih ini memek, aghhhhh"

"Aghhhhhh Dinoooo......"

"Keluarin aja Dilaaaa aghhhhhhh enakkkk banget ni memek kamuuuuuu"

"Aghhhhhhh ahhhhhhhh ahhhhhhhh"

Pada akhirnya Dila meraih orgasme keduanya, kemaluannya berkedut sangat hebat, batangku serasa diremas keras sekali, aku mati-matian menahan sensasi ini agar aku tidak klimaks. Tubuhnya mengejang dan mengeluarkan banyak keringat. Aroma persetubuhan kami sudah tercium jelas mengisi ruangan kecil ini. Kepalanya terjatuh ke dadaku tak kuasa menahan ledakan kenikmatan dalam tubuhnya.

Beberapa saat kemudian tubuh Dila melemah setelah diserang orgasme, kepalanya terbenam di dadaku dan kurasakan juga jantungnya berdegup kencang. Aku tersenyum melihat wanita yang aku cintai ini lemas setelah kupermainkan kemaluannya. Lalu Dila mengangkat kepalanya dan menatapku lemah, bibirnya belepotan air liurnya sendiri.

"Ughhhh enak Din...." ucapnya lemah. Aku hanya tersenyum saja.

"Aku sayang kamu Py"

"Mmmmhhh aku juga Din ughhhhh....." balasnya melenguh, mungkin dia masih merasakan nyeri pada selangkangannya akibat genjotan batang kemaluanku. Hehe.

Kemudian pinggul Dila bergerak melepaskan batang kemaluaku dari liangnya, cairan cintanya terasa melumuri seluruh kemaluanku. Lalu kubimbing dia untuk kembali naik ke dadaku dan membetulkan posisinya. Aku ingin menyantap kemaluannya dengan mulutku sama seperti yang aku lakukan bersama Citra.

"Ughhhh kenapa Din....."

"Biar kamunya makin kelojotan hehe...."

Aku lebarkan paha gemuknya itu sehingga memamerkan bibir kemaluannya tepat dihadanku, bagian itu masih basah memerah yang membuat birahiku kembali naik. Dengan cepat kudorong selangkangannya kearah kepalaku dan menyerang bibir kemaluannya dengan mulutku. Serangan mendadak itu membuat Dila kembali mendesah seksi.

Lalu jemari-jemariku mulai mengelus bagian luar bibir kemaluannya yang merah merekah itu. Kubelai bagian yang bernama labia minora itu dengan intens sambil tanganku satunya mengelus-elus area luar selangkangannya yang tumbuh sedikit rambut namun rapi. Tubuhnya kembali menggelinjang, merasakan rasa geli yang teramat sangat.

"Ahhhhh Dinoooo....."

Lidah ini aku julurkan ke area luar kemaluannya, aku kasih jalur ludah di kemaluan Dila sambil jemariku terus melakukan gerakan memijat. Desahan dan lenguhan Dila semakin seksi terdengar membuatku semakin semangat melahap kemaluannya yang tembem merah merekah bagaikan bakpau itu.

Kubuka perlahan mulut kemaluan Dila, terlihat sebuah daging kecil yang menyembul indah menyambutku. Klitoris, salah satu bagian paling sensitif wanita. Tanpa pikir panjang aku menyerang bagian itu, lidahku dengan lembut menjilati bagian yang aku tahu hampir semua wanita bakal merasa keenakan. Dan dugaanku tepat, Dila melenguh.

"Ughhhhhhhh kok dijilati sih lubang pipiskuuuuu ahhhhhhh"

Semakin intens kujilati daging kecil yang sudah mulai tegang itu, sama seperti batang kemaluanku yang semakin menegang karenanya. Sekitar tiga menit aku melahap kemaluannya. Tubuhnya mulai bergetar hebat, kemaluannya mulai banyak mengeluarkan lendir dan tentu saja aku tidak ingin lendir itu terbuang begitu saja, dengan menggunakan mulut, kuseruput hampir sebagian besar lendirnya, memang terasa aneh namun aku menyukainya.

"Ughhhh Kak Dino enak banget yah" tiba-tiba aku mendengar suara Citra yang sepertinya sudah terisi tenaganya. "Udah ngisepin memek Citra sekarang memeknya Nadila yang disantap...." tambahnya dengan bahasa nakal dan jorok yang justru membuatku semakin semangat melahap kemaluan Dila.

Aku tak melihat apa yang dilakukan Citra namun Dila tiba-tiba melenguh kencang terus menerus.

"Aghhhhhh Citraaaa kamu ngapain...." suara parau seksinya terdengar.

"Biar kamu cepet keluar Nad hihi"

Karena penasaran kuangkat kepalaku dan melihat kedua tangan Citra yang sedang memegang gundukan buah dada Dila dengan nakal. Aku tersenyum nakal dan kembali melanjutkan menyantap kemaluannya.

"Sshhhhh ughhhhh...."

Permainan lidahku di klitorisnya membuat selangkangan Dila bergetar-getar yang juga diperparah dengan permainan Citra, lendir cintanya terus keluar setiap bibir kemaluannya berkedut kecil dan meremas lidahku disana. Aku semakin semangat menyantap kemaluannya dan intensitas lidahku menyerang klitorisnya semakin liar.

"Aghhhhhh enakkkk aghhhhhhh....."

"Ughhhhh ssshhhhh mmppphhhhhh...."

"Aghhhhhh....."

Kemudian lidahku kucabut dari bibir kemaluannya dan jemariku mulai bergerak menusuk kemaluannya, dengan lihai kubentuk jariku didalam liangnya supaya klitorisnya tergesek. Kulakukan gerakan itu berulang kali hingga jariku diremas-remas dinding kewanitaannya. Desahan dan lenguhan Dila terdengar semakin bersahutan bahkan aku juga mendengar Citra mendesah entah kenapa.

"Aghhhhhh aku mau keluar lagiiiiii ahhhhhhhh......"

Orgasme ketiga Dila akhirnya tercapai. Jariku tercekik didalam bibir kemaluannya yang berkedut keras sekali. Cairan cintanya mengucur deras keluar dan langsung kusantap cairan itu dengan mulutku. Namun tak hanya itu saja, kugerakkan jariku dengan cepat menggosok klitorisnya. Selangkangannya bergetar-getar berusaha untuk lepas namun kutahan dengan tanganku satunya.

"AAAGHHHHHHHHHHHHH SSSHHHHHHHH....."

SSSRRRRRR SRRRRRRRHHHH

Secara tak terduga lubang kemaluan Dila berkedut hebat dan mengucurkan cairan bening yang cukup banyak membasahi sebagian wajahku yang terbenam dalam selangkangannya, aku berusaha menghisap dan menelan cairan itu hingga tak bersisa, tak lama kemudian kusingkirkan kepalaku dan melihat Dila terengah-engah menikmati sisa-sisa orgasme, dan Citra masih meremas-remas buah dada Dila.

"Mmmhhh hhahhhhhh....." Dila mengambil napas pendek berulang kali.

"Enak kan sayang?" tanyaku sambil menyeka wajahku yang berlumuran cairan beningnya.

"Hhhhhh Dinooo, ughhhhh maaf... aku kelepasan tadiii uhhhhhh...." balasnya lirih.

"Hehe gak apa-apa, enak dipipisin kamu kok, itu squirt namanya" kuelus pipinya lembut sambil mencumbu bibirnya. "Enak kan baru pertama kali kamu ngalamin itu?" tanyaku yang dibalas dengan anggukan dan sedikit guratan senyum bibirnya.

"Mmmhhh kak, genjot lagi Nadilanya biar aku bantu nanti hihi" ucap Citra yang masih sibuk meremas-remas buah dada Dila dengan nakal. Aku mengangguk setuju, tak peduli Dila yang masih terengah-engah.

Aku menyuruh mereka untuk melakukan posisi sesuai dengan keinginanku, Citra berada di posisi terlentang dan Dila ada diatasnya. Mereka kembali berciuman dengan mesra yang sesekali terdengar desahan lirih mereka yang membuat birahiku kembali naik. Kukocok-kocok batang kemaluanku yang sempat melemah itu hingga kembali menegang. Citra membantu Dila untuk melakukan posisi doggy dan ia hanya pasrah saja. Pantat semoknya terpampang jelas dihadapanku, lengkap dengan bibir kemaluan yang basah memerah dan lubang pantatnya yang masih sangat rapat. Dengan nakal kuremas-remas pantat Dila hingga tubuhnya meliak-liuk dan bibirnya mengeluarkan desahan merdu.

"Ughhhhhh Dinoooo....."

"Aku masukkin sekarang yak, udah gak tahan pengen kentotin memekmu, Py...."

"Iyaahhh Dinoo, masukkin aja....."

SLEPPP

"AUGGGGHHHH AHHHHH....."

PLOK

PLOK

PLOK

"Ssshhhhh aghhhhhh ahhhhh Dinoo pelannnnn aghhhhh aghhhhh"

"Sempit banget memekmu Dilaaa.... Arghhhhh....."

Dengan gaya Doggy ini, kami bersahut-sahutan melampiaskan setiap gesekan alat kelamin. Erangan dan lenguhan Dila semakin terdengar nyaring sembari batang kemaluanku merogoh-rogoh liangnya makin dalam, aku sendiri mulai kehilangan kontrol nafsuku. Semakin kugenjot liang kemaluannya semakin nikmat saja rasanya.

Dila tampaknya mulai berimprovisasi membalas genjotan kemaluanku dengan menggoyangkan pantatnya naik turun sehingga batang kemaluanku semakin menggesek kemaluannya, rasanya sungguh nikmat dan dahsyat. Liang kawinnya yang masih sangat sempit itu meremas-remas batang kemaluanku yang basah oleh cairan cintanya yang keluar terus-menerus didalam.

Terkadang suara desahannya berhenti dan berganti dengan decak liur yang terdengar samar-samar. Sepertinya mereka berciuman dengan liar dan aku hanya tersenyum saja melihat dua wanita itu saling menumpahkan kasih sayangnya melalui media tubuh. Aku tak menyangka sekarang aku bisa menyetubuhi mereka, threesome lebih tepatnya. Awalnya hanya bisa kubayangkan saja dan akhirnya menjadi kenyataan. Aku bertekad untuk melakukan hal yang terbaik untuk mereka.

PLOK

PLOK

PLOK

"Ugghhhhh ssshhhhhhh Dinooo..... Enakkkkk ahhhhhh"

"Hhggghhhhh enak kan kontolku sayanggg aghhhhh...... sshhhh"

"Hhhghhhh ughhhh iyaahh iyaahhh aku suka Dinooo aghhhhhh....."

Sekitar dua puluh hentakan dia lakukan dalam posisi ini, batang kemaluanku semakin lancar saja merojok-rojok liang kemaluannya yang mungkin sudah memerah karena ukuran batangku yang memang besar, kuraih buah pantatnya yang dari tadi berayun-ayun indah dan meremasnya kuat sembari terus menggenjot liang kemaluannya. Dila menjerit keras karena ulahku, dan desahannya semakin liar saja, aku tahu Citra juga menstimulasikan birahi Dila yang semakin kuat dengan memainkan buah dadanya, aku tak bisa melihat ulah Citra namun aku yakin dia sedang menghisap puting susunya dan meremas-remasnya. Suara peraduan pantat sekal Dila dan selangkanganku semakin jelas terdengar.

Plak plak plak

Plak plak plak

"Ughhhh shhhhh sshhhhh lebih kenceng Dinoooo aghhhhh....." pintanya yang langsung kuturuti.

Beberapa menit kemudian kurasakan liang kemaluannya mulai berkedut hebat dan meremas-remas kencang batang kemaluanku didalam, pertanda ia akan segera orgasme. Pantatnya meliak-liuk seksi seakan-akan menuntutku untuk segera menuntaskannya sekarang. Namun dengan nakal kugerakkan tangan kananku dan membelai lubang pantatnya. Dila tampak terkejut dengan ulahku namun kuabaikan saja dengan terus menggenjot liang kemaluannya dengan intens dan cepat.

"Ssshhhhh ughhhhhh Dinooo kamu ngapain sihhhh aghhhbhh....."

"Hehehe ughhhhh biar kamu enakan Dila sayanggg aghhhhh....."

"Aaghhhhh ahhhhhh Dinoo nakallll..... Citra juga nakallll aghhhhhj ahhhhh aku keluarrrr...."

Dila mencapai orgasmenya yang dahsyat itu, kuhentakkan dalam-dalam batang kemaluanku yang sudah mencium bibir rahimnya. Cairan hangat terasa keluar banyak didalam sembari dinding kemaluannya berkedut keras sekali hingga batangku tercekik disana. Dila mendesah-desah liar dan kepalanya terangkat keatas dan menoleh-noleh entah kenapa maksudnya, namun aku yakin dia menikmati orgasmenya yang mungkin cukup dahsyat.

"Ughhhh shhhhhh kakkkk....." karena gemas, kutusukkan jariku ke dalam liang kemaluan Citra yang menganggur, birahiku semakin meledak-ledak yang ditandai dengan intensitas kocokan jariku di liang kemaluan Citra, ia mendesah-desah dan sesekali selangkangannya sedikit terangkat merespon setiap gesekan jariku, tak butuh waktu lama untuk menemukan klitorisnya yang sudah ngaceng itu dan menggosoknya. Citra terus mendesah histeris dan ia kesulitan untuk menggerakan tubuhnya karena tertindih oleh tubuh Dila.



"Ssshhhh kakkkk aghhhh ahhhhhh terus kakkkk aghhhhh...."

SLEP

SLEP

SLEP

SLEP

"Hhggggggg sialannnnn.... memek enakkk...." umpatku secara tak sadar.

SLEP

SLEP

SLEP

"SSSHHHHH KAKKKK AKU PIPISSS KAKKKK AGHHHHHHH KYAAAAAA....."

Akhirnya Citra meraih kembali orgasmenya dengan jari-jariku. Kucabut langsung dari kemaluannya dan cairan bening langsung menyembur deras membasahi tanganku, tubuhnya mengejang-ngejang merasakan nikmat orgasmenya yang dibarengi dengan squirt, aku masih tak mengerti kenapa Citra selalu dan mudah pipis enak saat orgasme, mungkin karena tipe-tipe melepaskan orgasme berbeda-beda di setiap wanita.

Guncangan tubuhnya mereda, ia berusaha untuk mengangkat tubuh Dila yang menindih tubuhnya, aku langsung membantunya dan membimbing Dila untuk tiduran terlentang. Sekarang Citra berada di atas tubuh Dila dan tanpa aku suruh dia sudah menunggingkan pantatnya sambil mengayunkannya dengan nakal, pertanda siap untuk kembali disetubuhi dengan batang kemaluanku.

"Gantian kak, sekarang entotin Citra..."

"Hehe okelah"

Dengan satu hentakan sedang, kemaluanku melesak masuk kedalam liangnya yang sempit dan hangat itu. Citra mengangkat kepalanya dan mendesah nikmat, dan kembali kugenjot-genjot kemaluannya dengan intensitas sedang sama seperti yang kulakukan bersama Dila. Namun otakku yang sudah terkuasai oleh birahi itu mulai memikirkan sesuatu yang nakal untuknya.

PLOK

PLOK

PLOK

"Aghhhhhhh ssshhhhhh kakkkk..... Enak banget kontol pacarnya Nadilaaaa...... Ahhhhhh"

"Ssshhhhh ugghhhhh nakal banget sih kamuuu...."

"Biarin kakkkk..... akuu.... Aghhhhh ssshhhhh biar kakakk makin semangat genjotnya ahhhhh...... kontolll..... Aghhhhhh....."

Gila, sungguh gila. Citra terus melontarkan kata-kata jorok khas perempuan yang sudah birahi total dengan maksud untuk terus memprovokasiku. Ia benar-benar berubah tidak seperti Citra yang kukenal biasanya. Ah, aku tak peduli yang penting aku akan menghajar dia habis-habisan.

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

"Ugghhhhhh shhhhhhhh ahhhhhhh......" desah Citra semakin menjadi-jadi, kugoyangkan selangkanganku berirama dengan gerakan pantatnya yang berayun-ayun sehingga kocokan antar kemaluan kami menjadi serirama. Tiba-tiba saja Citra tersentak, aku melihatnya sekilas dan ternyata Dila sedang memainkan buah dada Citra dengan gemas, sepertinya dia akan membalas perbuatannya sebelumnya.

"Kecil punyamu Cit...." terdengar suara Dila yang mengejek buah dada Citra yang jujur saja u

"Ssshhhhh mmmhhhh.... iyahhh punyamu gede Nad.... Aghhhhh.... pantesan kak Dino kepincut sama kamu...... Aughhhhhh sshhhhh...." aku tertawa dalam hati mendengar Citra yang masih bisa membalas ucapan Dila sambil diiringi dengan desahan lenguhan. Dila tertawa mendengar respon Citra.

"Hehehe..... Slrppppp....."

"Ughhh Nadd... Iyahhhh isep yang kenceng... Ughhhhh shhhhhh.... kak Dino ngentotnya makin enak ajahhh aghhhhh....." ucapan nakal Citra yang memberiku sedikit semangat untuk terus menyetubuhinya.

Seketika seisi ruangan kecil ini dipenuhi dengan suara-suara birahi kami yang saling bercampur seiring dengan persetubuhan trio ini, aku yang sedang asyik merojok-rojok liang kemaluan Citra, ia sendiri merespon setiap hujaman batang kemaluanku dengan gerakan pantatnya meliak-liuk disertai suara desah liar yang keluar dari mulutnya. Hal itu semakin diperparah oleh Dila yang dengan penuh nafsu memainkan buah dada Citra, baik meremas-remas maupun juga mengisap puting susunya. Aku tak percaya mereka melakukan itu bahkan seperti sudah terbiasa.

Beberapa tusukan kemudian tubuh Citra mulai mengejang-ngejang, suara desahannya mulai terdengar parau pertanda ia akan segera klimaks. Ku-intenskan kocokan batang kemaluanku dengan sekuat tenaga hingga kudorong dalam-dalam hingga mencium bibir rahimnya. Kubantu dia untuk meraih orgasmenya dengan mengusap-usap lubang pantatnya menggunakan jariku. Citra langsung mengejangkan pantatnya dan melenguh-lenguh saat setiap bibir anusnya tergesek jariku disana.

"Aaghhhhh sshhhhhh aku keluarrr kakkkkk kyaaa...emmmpphhhhh...."

Belum sempat ia mendesah panjang bibirnya tertahan oleh kuluman bibir Dila. Pantatnya mengejang hebat histeris, liang kemaluannya berkedut kencang membetot keras batang kemaluanku didalam menimbulkan sensasi ngilu bercampur nikmat, aku merem melek menikmati sensasi ini bahkan aku juga harus mati-matian menahan aliran spermaku yang terus terpompa ke urethra-ku. Jujur saja ini adalah bagian paling sulit yang pernah kurasakan selama bermain dengan wanita, menahan klimaks sendiri. Konsentrasi tidak boleh putus walau sepersekian detik pun, kalau kelewat sedikit saja akan terbuang percuma benih-benih yang sudah susah payah ditahan.

Tubuhnya masih mengejang-ngejang dengan pantat yang naik turun. Kucabut dengan pelan batang kemaluanku karena sudah tak tahan dengan remasan relung kelaminnya. Tak pelak cairan beningnya muncrat berulang kali walau tidak sebanyak tadi namun sudah cukup membuat lantai ruangan ini tambah basah.

"Kakkkk ughhhhh....."

Kubiarkan mereka beristirahat sejenak untuk mengumpulkan kembali tenaga yang masih tersisa. Mereka saling berpelukan erat seakan tak mau terpisah, aku bahagia melihatnya, masih tak menyangka aku bisa bermain cinta bersama mereka.

Sepuluh menit kemudian mereka mulai mengangkat tubuhnya dan menghampiriku yang sedang duduk selonjoran. Citra dan Dila menatapku sayu dan penuh nafsu, Dila dengan cepat menyambar bibirku dan memberikan cumbuan liar andalannya, aku langsung hanyut dalam bibirnya dan membalasnya dengan liar juga. Batang kemaluanku juga terasa dihisap-hisap oleh mulut Citra, selangkanganku sedikit mengejang akibat hisapan mulutnya yang luar biasa itu dan membalas buncahan nafsuku dengan terus mengulum bibir Dila, kuremas-remaa buah dada sekalnya itu dengan gemas dan keras sesekali jariku memilin putingnya yang sudah tegang itu.

"Ssshhhhh ughhhhhh...." Dila melepaskan bibirku dan mendesah tepat dihadapanku. Seksi sekali.

"Aghhhhh Citraaaa..... enak banget....." aku juga mendesah keras akibat hisapan maut mulut Citra pada batang kemaluanku, rasa itu semakin nikmat saat ia meremas-remas bola testisku dengan gerakan yang keras. Aku mati-matian kembali menahan sensasi ingin keluar akibat ulahnya.

"Ahhhh brengsek..... aku akan kentot kalian semua..... Aghhhhhhh....."

Dengan tenaga yang masih ada, kubetulkan posisi Dila yang sekarang menyamping, Citra juga bergerak kearah posisi Dila yang sekarang mereka saling bertatapan, tanpa pikir panjang kulesakkan kembali batang kemaluanku kedalam liang kemaluannya yang berkedut-kedut basah, lolongan penuh nafsu Dila keluar dari mulutnya menandakan ia sangat menikmati relung kemaluannya dimasuki oleh batang kelelakianku.

"Aghhhhh enakkkk..... Mppphhhh slrppppp....."

Kulihat Citra dan Dila saling bercumbu liar sehingga suara desahan Dila tertahan. Dengan tempo sedang kusodok-sodok liang kemaluannya berulang kali sambil tanganku meremas buah dadanya yang bergerak-gerak seirama dengan guncangan tubuhnya. Terkadang Dila melepas bibirnya dan mendesah liar, namun Citra langsung kembali menyambar bibirnya dan melayangkan cumbuan liar. Sepertinya mereka tak mengenal lelah untuk terus mencumbu bibir, aku semakin semangat menggenjot kemaluan Dila yang mulai kembali basah oleh cairan cintanya.

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

"Ughhhhhhh bangsat..... enakkkk aghhhhhhhh....."

Kepala Dila menoleh kearah belakang sambil mulutnya terbuka, tanpa pikir panjang kucumbu bibirnya dengan penuh nafsu membara. Bibir seksi Dila lantas memberikan bibirku ini lumatan-lumatan halus sambil menggoyangkan pantatnya yang beradu dengan selangkanganku. Nafasnya yang masih terengah berburu dengan nafasku.

"Ssshhhh ughhhhh terus Din.... Aghhhhhhh" ucap Dila parau yang memberikanku semangat.

"Ayo terus kakk, hajar terus Dila nya hihi...." Citra juga memberi semangat padaku.

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

"Aghhhhhhh aku sayang kamu Dinooo.... Ahhhhh ahhhhhhhh...."

"Aku juga sayang kamu, grumpy-ku ughhhhh shhhhhhh......"

"Kakak sayang aku gak?" ucap Citra sambil terus memberikan remasan-remasan pada buah dada Dila.

"Iyaahh Citraaa.... Sshhhhhh oghhhhhh aku juga sayang kamuuuu.... Aghhhhh ahhhhhh" balasku mendesah akibat kemaluan Dila yang terus berdenyut hebat. Tempo genjotanku mulai tak teratur karenanya.

"Aghhhhh Dinoooo..... Mmhhhhh aku keluarrr aghhhhhh ssshhhhhh....."

Dila meraih orgasmenya yang ditandai dengan guncangan tubuhnya yang hebat, kupeluk perutnya yang berkontraksi sambil terus merojok-rojok kemaluannya. Cairan cintanya terus keluar membasahi batang kemaluanku didalam, sedangkan Citra kembali mencumbu bibir Dila yang masih menikmati orgasmenya. Tak berapa lama kemudian orgasmenya mereda, kucabut batang kemaluanku dari liangnya sehingga cairan itu keluar dari bibir kemaluannya. Dila mendengus lelah dan mengubah posisinya, sekarang giliran Citra yang akan kusetubuhi dengan posisi yang sama.

Citra memberiku kecupan bibir dan tersenyum nakal menatapku. Tanpa aba-aba kulesakkan kembali batang kemaluanku ke liang kemaluan Citra yang sudah basah itu. Tempo sedang kulancarkan pada batang kemaluanku untuk terus menyetubuhi kemaluannya yang sempit dan menggigit itu.

Sensasinya memang berbeda dari kemaluan Dila namun aku tetap menikmatinya.

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

"Ssshhhh ughhhhhhh..... kakak perkasa banget sih.... Aghhhhhhh....." desah Citra.

"Oh tentu saja Cit..... Shhhhhh....... tak akan kubiarkan kalian kentang hhhhhhh....." balasku mendesis karena merasakan liang kemaluan Citra mencekik batangku keras, sepertinya dia sengaja untuk melakukan itu.

"Oghhhh sshhhhhhh..... Nadila..... Aghhhhhhh......" tampaknya Dila dengan nakal meremas-remas buah dada Citra gemas. Dia tersenyum menatapku seakan-akan ingin terus menakali Citra.

"Remesin teteknya Py, biar tahu rasa dia hhhhhahhhghh....." perintahku. Dila tersenyum saja sambil terus meremas buah dada Citra.

"Aghhhhh ahhhhhh kontol.... kontol kakak enakkkk.... Aghhhhhh Nad..... terus remesin....aghhhhhhhh...."

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

"AGHHHHHH KAKKKK CITRAAA MAU PIPISSSS AGHHHHH MMMHHHHH....."

"Iyahhhh Cit.... keluarin aja. Aku genjot terus memekmu.... Oghhhhh shhhhh....."

"Aghhhhhh kakkkkkk kyaaaahhhhhh mmmmhhhhh......"

Akhirnya Citra meraih orgasmenya kembali, saking hebatnya kedutan kemaluannya sampai batang kemaluanku terlepas dari sana, cairan bening mengucur deras dari lubang kencingnya membasahi lantai dan sebagian dari tubuh Dila. Citra melolong-lolong histeris yang dibarengi dengan guncangan hebat tubuhnya. Kupeluk perutnya kencang supaya dia tidak kemana-mana. Cairan itu terus-menerus keluar dari kemaluannya yang menandakan kalau dia benar-benar menikmati persetubuhan gila ini.

"Ughhhh kak Dino...... sshhhhhh......"

Beberapa saat kemudian tubuh Citra terkulai lemas pertanda orgasmenya berakhir. Kulepaskan perutnya dan sedikit menyingkirkan tubunya. Ia terkulai lemah di lantai bersama Dila. Pemandangan yang sungguh memabukkan birahiku.

Kugerakkan tubuhku menuju kearah Dila yang tengkurap. Kucumbu leher belakangnya yang basah oleh keringatnya, Dila kembali mendesah geli akibat ulahku dan memutar tubuhnya terlentang menghadapku.

"Belum keluar ya?" tanya Dila sambil membelai batang kemaluanku.

"Mau keluarin dimana?"

"Di dalam aja yah, sebagai tanda kalau aku sayang dan cinta sama kamu....." ucapnya mesra. Aku bahagia mendengarnya dan mencumbu bibirnya lembut. Aku sangat mencintai dia, begitu juga dengan Citra.

"Nanti Citra kasih jatah juga Din, kasihan dia..."

"Mmhhhh kenapa?" tanyaku penasaran.

"Kamu juga sayang sama Citra, aku sudah anggap dia sebagai sahabatku Din, jujur selama ini aku selalu ingin menyingkirkan dia tetapi dia tak pernah menganggap aku begitu. Aku salah" ucapan Dila sedikit membuatku terkejut, namun aku hanya tersenyum saja menatapnya.

"Aku akan bahagiain kamu Py, juga Citra. Terimakasih karena sudah mengisi kekosongan hatiku selama ini...." kataku kepadanya. Ia tersenyum bangga dan kami kembali bercumbu mesra dan penuh cinta. Dalam hati aku bertekad untuk melindungi dia dan Citra, apapun kondisi yang kita alami sekarang.

"Dan juga aku mau bilang ke kamu Din...."

"Apa itu?"

"Semua ini aku dan Citra sudah rencanakan ini...." ucap Dila yang membuatku kembali terkejut.

"Mmmhhh gitu ya"

"Jadi aku memang menyuruh Citra untuk sembunyi di ruangan ini, kita gituan sampai kelar baru Citra keluar dan jadilah seperti ini. Aku juga pura-pura tidur tadi hehe" kekeh Dila lucu. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

"Ya ampun Dila.... bisa-bisanya"

"Aku ingin kamu bahagia Din, itu saja" kata Dila.

"Terimakasih Dila sayang, aku janji akan terus mencintaimu dan melindungimu apapun kondisinya"

Kami terdiam beberapa saat sambil saling menatap, melihat wajah sayu Dila yang basah oleh keringatnya sendiri.

"Yaudah sekarang tuntaskan sayang, keluarin didalam memekku yang banyak hihi...."

Tanpa pikir panjang kuiyakan permintaannya, Dila memutarkan tubuhnya ke posisi tengkurap. Kuangkat sedikit pantat bulatnya dan melebarkannya sehingga terpampang bibir kemaluannya yang sudah memerah itu. Kembali kulesakkan batang kemaluanku kedalam liangnya, rasa kedutan lembut yang disertai dengan cairan cintanya membuat birahiku kembali naik. Kulesakkan kemaluanku lebih dalam hingga kembali mencium bibir rahimnya, rahim milikku.

PLOK

PLOK

PLOK

"AGHHHHH AHHHHH TERUSSS SAYANGGGG.... DILA SUKAAA GHHHHHHHH....."

Kugenjot pantatnya naik turun dengan tempo sedang seperti biasanya. Desahan dan lenguhan Dila terus keluar dari mulutnya, sesekali kepalanya mendongak keatas merasakan kenikmatan yang teramat sangat. Napasku mendengus kencang dan liar sembari terus menggenjot liang kemaluannya.

PLOK

PLOK

PLOK

"AGHHHHHHH ENAKKK DINOOO AGHHHHH...."

Tempo genjotanku mulai tak karuan karena sensasi nikmat yang dilancarkan dari relung kemaluannya, sepertinya memang Dila ingin sekali dibuahi, konsentrasiku sekarang tertuju untuk mengeluarkan spermaku banyak-banyak ke kemaluan Dila sehingga tempo genjotan ini terus menerus cepat dan tidak teratur. Dengan nakal kubelai-belai kembali lubang anusnya menggunakan jariku sehingga goyangan pantat Dila semakin heboh saja.

PLOK

PLOK

PLOK

"Ssshhhhh ughhhhhhh aku mau keluar Dino.... Aghhhh ahhhh semangat ya sayang....."

"Aku.... Aku juga mau keluar Dilaaaa..... Aghhhhh ahhhhhhh....."

"Iyaaahhh keluar bareng Din...... Aghhhhbh aku sayang kamuuuu.... Aghhhhh ssshhhhhhh mmmmhhhhh...."

Kupompa kemaluanku lebih cepat untuk segera meraih orgasmeku, kuremas-remas buah dadanya untuk mempercepat orgasmenya Dila. Tak lama tubuhku bergetar hebat.

"Keluaaarrrrrr aghhhhhhhhhh"

"Aghhhhhhhh kyaaaaaa Dilaaa jugaaaaaa"

Kemaluanku berkedut kencang sekali, tak pelak menyemburkan semua spermaku yang sudah kutahan dari tadi kedalam liang kemaluannya. Tubuh Dila berguncang merasakan kembali nikmatnya orgasme. Cairan cintanya tumpah ruah didalam bercampur dengan benih-benihku. Tubuhku bergetar menikmati orgasme hebat ini. Setelah beberapa menit tubuhku mulai melemah, aku cabut batangku dari kemaluannya, benih-benih spermaku meluber keluar dari bibir kemaluannya yang bercampur dengan cairan cintanya, cukup banyak kurasa. Lantas tubuhku terasa lemas sekali sepertinya namun aku masih ada satu wanita yang harus kutuntaskan sekarang.

Citra.

Anehnya batang kemaluanku masih tegang mengacung walau sudah menyemburkan sperma. Kuraih pantat Citra dan mengangkatnya, lalu dengan penuh nafsu kulesakkan batang kemaluanku dalam-dalam hingga menyentuh bibir rahimnya yang juga sekarang menjadi milikku itu. Citra langsung tersentak akibat serangan mendadakku dan mendesah-desah lirih sembari batang kemaluanku merojok-rojok liangnya lagi.

"Aghhhhhhh shhhhhh.... kakkkk aghhhhh...."

"Kamu jadi milikku sekarang..... sshhhhh ughhhhhh Citra...."

"Iyahhh kakkk ssshhhh sssshhhhh.... Oghhhh entotin Citra sepuasnya aghhhh....."

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK
pinggulnya
Dengan lihai Citra menaik turunkan , mula-mula perlahan saja, kurasakan batang kemaluanku terus menggesek liang kemaluannya. Terkadang kubelai perutnya pelan yang dibalas dengan dorongan pantatnya mengekspresikan rasa geli yang dialaminya.

"Ahhhhh ahhhhhh ahhhhhh gede banget sih kakkk.... ughhhhh" racaunya.

Suara tabrakan selangkanganku dengan pantat sekal Citra semakin keras dan intens. Ahhhhhh, sialan; Citra memainkan otot-otot kemaluannya sehingga batang kemaluanku seperti diremas-remas. Kubalas perbuatan dia dengan kuhentakkan selangkanganku berkali-kali. Semakin kencang dan semakin kencang.

PLOK PLOK PLOK PLOK

"Oghhhhhhh mantepppp terussss Din...."

Tak berapa lama kurasakan dinding kemaluannya berkedut hebat, pertanda orgasmenya segera tiba. Oleh karena itu kukuatkan intensitas genjotan kemaluanku hingga pantatnya terus terangkat-angkat, supaya tidak lepas kupegang buah pantatnya itu sambil terus mendorong-dorong pinggulku untuk memudahkan dia mencapai orgasmenya.

"Ughhhhhh iyaaaaa kakkkkk aku mauu keluarrrr kakkk....., jangann berhentiii ahhhhh ahhhhh ahhhhh"

Tubuhnya kembali bergetar, terutama pantatnya yang menggelinjang seksi saat Citra meraih orgasmenya. Batang kemaluanku terbetot hebat oleh dinding kemaluannya. Ini nikmat sekali, remasan dinding kemaluannya sontak membangkitkan sensasi aneh pada kemaluanku, aliran sperma mulai terasa dari bola zakar menuju kandung kemihku, seketika penuh begitu saja. Namun kutahan dulu sementara karena aku ingin Citra menikmati orgasmenya dulu.

Kucabut batang kemaluanku dari liangnya dan disambut dengan kucuran cairan bening keluar dari lubang kencingnya, walau tidak banyak. Citra terengah-engah berusaha mengambil napas begitu juga denganku. Aku menoleh kearah tubuh Dila yang terkulai lemas dengan posisi tengkurap sama seperti tadi.

"Hahhhhhh hhhhhhhhhh kakkk, ini enak bangethhhh" desah Citra setelah selesai melepaskan cairan orgasmenya.

Cukup lama kami terdiam, susah payah mengambil udara yang sudah terasa sesak didalam ruangan ini. Citra memutarkan tubuhnya yang sekarang menatapku, sama seperti Dila, kondisi wajahnya lemah dan sayu tapi tetap cantik. Kubelai pipinya dengan lembut sambil mengecup bibir manisnya.

"Aku sayang kamu, Citra...." ucapku lirih setelah mengecup bibirnya. Ia tampak bergetar mendengar ucapanku.

"Makasih kak.... tapi Nadila gimana?" tanyanya, berbeda dengan sebelumnya, sepertinya kesadarannya sudah kembali. Kubelai rambutnya yang berantakan dan lepek oleh keringatnya.

"Aku cinta sama Dila, dan juga kamu. Jadi tak perlu ragu ya Citra...." ucapku meyakinkan Citra bahwa aku memang mempunyai rasa yang sama olehnya.

"Mmmhhhh kakkkk......" kucium kembali bibirnya yang langsung ia balas. Lidah kami menari-nari didalam disertai dengan hisapan air liur. Beberapa saat kami bercumbu mesra hingga akhirnya kami melepaskan bibir meninggalkan benang tipis campuran air liur kami.

"Kakak belum keluar ya?" tanya Citra.

"Tadi udah kok sama Dila. Tapi kalau mau aku siap kok" balasku.

"Yaudah kak entot aku lagi terus keluarin didalam hihihi..... enak banget Nadila dikecrotin kak Dino tapi akunya enggak...." ucapan nakalnya kembali keluar dari bibirnya yang membangkitkan kembali semangat birahiku.

"Okelah, sini...."

Kubalikkan kembali tubuhnya ke posisi tengkurap, tanpa kuperintah Citra sudah mengangkat sedikit pantatnya, kuremas-remas pantat bulat sekalnya yang dibalas oleh desahan-desahan. Lalu kutusukkan kembali lubang kemaluannya dalam-dalam hingga menabrak bibir rahimnya. Tanpa aba-aba kugenjot kembali liang kemaluannya dengan tempo cepat dan lambat, terkadang kupatah-patahkan gerakan batang kemaluanku yang membuat desahan Citra semakin keras saja.

"Aghhhhh ahhhhh kakkkk terus kakkkk yang kencengggg aghhhhh ahhhhh....."

"Oughhhhh fuckkkkkk..... enak banget sih memekmu Citraaaa..... Aghhhhh....."

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

Lenguhannya berubah menjadi rintihan-rintihan penuh nafsu yang semakin meledakkan birahiku. Seperti sebelumnya kuangkat pantatnya sambil terus menusuk-nusuk liang kemaluannya. Hangat dan basah kurasakan diseluruh bagian batang kemaluanku, terkadang Citra sengaja mengejankan kemaluannya sehingga batangku tercekik karenanya.

"Mmmmhhh ayo Dino.... hajar terus Citra nya hihi" aku terkejut melihat Dila yang sekarang berada di sampingku. Ia tersenyum melihatku sedang menyetubuhi Citra dengan intens. Dila membelai-belai wajah Citra dan mengecup bibirnya liar. Ah sialan, pemandangan ini semakin memperparah nafsuku.

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

"Kakkkkk aghhhhhh ahhhhh ngiluuuuu ahhhhhh........"

"Aghhhhh sshhhhhh...... iya Citraaa.... aku entot terusss aghhhhh......"

"Mmmmhhhh Dinoo, cium sini" ucap Dila yang sekarang berada disampingku. Kucium bibir Dila dengan liar dan panas, lidah kami beradu-adu dengan dengusan napas kami yang berirama. Setelah beres bercumbu, kukembalikan konsentrasiku untuk menyetubuhi Citra yang semakin heboh saja mendesah-desah.

"Aghhhhh kakkkk enak kontol kakakkkk aghhhh ahhhhhh....." desahnya heboh saat Dila dengan nakal meremas-remas buah dada Citra, tubuhnya terus mengejang-ngejang merasakan kenikmatan birahi yang kuberikan padanya. Tak lama kemudian kurasakan relung kemaluannya berkedut hebat mencekik batangku didalam. Citra akan meraih orgasmenya, aku meresponnya dengan menggenggam pantatnya kuat-kuat dan dengan tenagaku yang masih tersisa kukonsentrasikan nafsuku ke batang kemaluan ini supaya dia cepat orgasme begitu juga aku.

"AGHHHHHHH SSSHHH KAKKKKKKK AKU KELUAR AGHHHHHH AHHHHHHH....."

"SSSHHHHH MMMHHHHH IYA CITRAAA, AKU JUGA MAU CROTTT, DIDALAM YAK...."

"IYAAHHH KAKKK KYAAAHHHH SSSHHHH KELUARIN AJA DIDALAMMM AHHHHH..... DILAAAA.... KAK DINOOOO.....AGHHHH PIPISSS KYAAAAAA....."

Kuhentakkan dalam-dalam batang kemaluanku yang sontak menyemburkan semua spermaku ke dalam liang kemaluan Citra, kucuran pipis enaknya juga keluar seiring dengan denyutan hebat pada kemaluannya, sperma ini terus memancar hebat yang membuat tenaga tubuhku habis seketika. Aku dan Citra mengejang-ngejang merasakan nikmat orgasme yang luar biasa hebat ini.

CROTTT CRROOOTT CROOTTTT

"Mmmmhhhh Citraaa......"

Tiba-tiba saja Dila mendorong tubuhku yang sudah sangat lemas ini sehingga aku jatuh ke lantai. Batang kemaluanku yang masih menyemburkan sperma tercabut dari kemaluan Citra. Dila langsung menyambar batang kemaluanku yang berkedut-kedut hebat dan mengocoknya keras-keras. Kedua mataku melotot merasakan ngilu yang teramat sangat, tak kuasa untuk melawan gerakan cepat Dila. Aku mengejang-ngejang hebat seperti orang ayan.

"Aghhhhhhhh sshhhh hentikannnn..... ngiluuuu...." ucapku meronta-ronta namun tak digubris Dila. Tiba-tiba kurasakan juga testisku dihisap-hisap yang ternyata Citra, mereka dengan liar memainkan batang kemaluanku yang memerah dan semakin terasa ngilu.

"AAAAGGHHHHHH TOLONGGGHH SSSHHHHHHHH......"

Jiwa dan ragaku semakin kacau akibat ulah mereka. Dila menghisap-hisap batang kemaluanku dengan liar sedangkan Citra mengulum zakarku. Sensasi ini sangat aneh dan belum pernah kurasakan sebelumnya. Sialan! Gila! aku sudah tak tahan lagi....

"OOOGHHHHHH SIALAN KALIANNNN...... AGHHHHHH AKU.....AKU....... AGHHHHHHHHH......"

Batang kemaluanku kembali berkedut hebat dan memuntahkan semua sisa sperma dalam zakarku. Rasanya nikmat sekali bercampur ngilu yang teramat sangat. Saking nikmatnya bahkan kepalaku sampai menggeleng-geleng histeris disertai dengan lolongan desahanku sendiri. Selangkanganku terus terangkat-angkat sembari dengan spermaku yang terus memancar, perlahan-lahan kedua mataku mulai mengabur beserta dengan tubuhku yang benar-benar habis tenaga. Kepalaku terasa ringan sekali dan mataku terus mengabur, kulihat Citra dan Dila menatapku dan seperti tersenyum bangga melihatku dengan kondisi seperti ini.

Dan semuanya menjadi gelap, namun aku masih bisa mendengar ucapan mereka samar-samar.

"Kamu sekarang milik kami......"

"......"

"......"

"......"





CREDITS ROLL
 
Terakhir diubah:
TRIVIA

Hehe maaf telat sehari.

Jadi ini pertama kalinya ane bikin adegan 3some selama bikin adegan panas. Jadi mungkin masih banyak kekurangan hehe. Mohon masukannya juga.

Tinggal enam hari lagi yak, hehe. Moga aja dia sukses diluar sana, syukur-syukur bisa mewujudkan impiannya untuk bikin grup akustik lagi. Untuk episode spesialnya belum ane bikin sebenarnya dan gak tau jadinya kapan hehe.

Nanti 3 episode terakhir kita kembali ke action drama lagi ya, cukup ss nya disini aja haha.

Oke cukup gitu aja sesi trivianya. Have a nice day, stay safe and stay healthy....

*Anjing dah ane gak bisa stop dengerin lagu ini, tapi emang enak sih wkwk.
 
Wah SS terpanjang nih hihihi mungkin itu SS terakhir dlm cerita ini ya om
Kayaknya ini yang terakhir hehe
Keren, tp kurang abin haha
Dino bakal game-ended kalo anin ikutan wkwk
Waduh kacau ini, adegan per adegannya, detailnya, 11k lagi, ga tau dah mau komen apa lagi wkwk
Komen apa aja gan terserah wkwk
Suwun hu.... mantab
Makasih hu
gak patah tu batang
Gempur dua cewe mah gak bakal patah wkwk
 
mantap satu part isinya ngentu tok wkwk suka banget liat sisi liarnya citra di sini. lanjutkan hu, tinggal dikit lagi tamat:mantap:
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd