Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Buah Dari Masa Depan by Nona Violet

Aduh tante Lisna mana yah, moga aja malem ini dateng bwt nemenin ane yg kesepian :sendirian:

#koq blum apdet sist, ada yg ngapelin yah?? :p
 
Iya dong, saya sangat menghargai temen2 yg udh mau baca dan ninggalin jejak. Kalo dikomen ya harus balas, iya kan...hehe...
Umm...semoga aja gitu yah mski jrg ss moga bisa terhibur, tungguin yah apdetannya lagi^^

Setuju sist Vio, jujur saya merasa di hargai banget karna baru kali ini komentar saya di balas TS sendiri, TS yg lain kebanyakan pada acuh, cuma balas koment dari yg di kenal aza & cuma sesama TS doang.
Udah pasti terhibur banget dong Sist, Updatenya keren, rapih, ga ada typo, & ceritanya bagus. Bisa di jadikan pembelajaran kalau udah nikah nanti biar selalu perhatian, ga galak, & menghargai istri. Gak kayak Aga tuh :galak:

Lanjutkan Sist ceritanya. :jempol:
Maaf komentnya kepanjangan. :D
 
Up up up up
ayo update sist cemmungut :D
 
alur ceritanya bagus, membuat emosi naik turun serta ada bagian lucunya. Apakah ada bagian tentang pengkhiatan di cerita selanjutnya?
 
Maaf ya chapter ini blm ada ss-nya
4211440.gif


11201620_986472464710573_8823755681879204912_n.jpg

Rambut duriannya bergerak-gerak oleh tiupan angin yang berhembus pelan. Duduk diatas atap sekolah, menundukkan kepalanya menatap lantai berlapis semen dibawahnya dengan sekaleng minuman dingin yang mulai mengembun digenggamannya. Ya sekolah itu selain memiliki taman yang luas juga memiliki atap berbentuk persegi panjang berpagar kawat, tempat itu yang lebih mirip sebuah lapangan. Sebenarnya atap itu hanya difungsikan untuk tempat penyimpanan air, tapi terkadang banyak siswa yang hanya sekedar duduk-duduk dipinggir pagar sambil melihat tata kota dari atasnya seperti Aga saat ini.


Pikiranya sedang dikuasai oleh hal-hal yang membuatnya pusing beberapa minggu ini. Mulai dari gagal dalam olympiade kimia, gagal mendapat mobil idamanya, lalu melampiaskan kekesalan pada Ruby yang dianggapnya sebagai penghancur impiannya, dan sekarang ia harus menikah dalam usia yang sangat muda. Hancur, hidupnya terasa benar-benar hancur.


Tapi kalau boleh ia mengingatnya lebih hancur mana dibandingkan dengan Ruby? Gadis itu lebih pintar darinya, seharusnya gadis itu masih disini belajar, mengembangkan kemampuanya bukan dirumah, memasak dan nantinya malahan akan mengurus bayi. Dan itu semua karena siapa? Karena dirinya, Ruby adalah korban dari keegoisannya.


Dan perlakuan apa yang selama ini ia lakukan untuk menebus semua kesalahanya? Tidak ada. Meminta maaf pun tidak, selama ini ia hanya bersikap seenaknya kepada Ruby, berbuat kasar, tidak mau mengakui perbuatan nistanya, malah menuduh gadis baik itu hamil dengan lelaki lain. Busuk! Kalau ia mengingat semua sikapnya selama ini, seperti bukan dirinya.


Bugh! Tangan kekar itu meninju tembok disamping kirinya, meluapkan perasaan yang ia sendiri tak tau. Ia tau dirinya bersalah, tapi meminta maaf pada Ruby juga tidak akan mengubah apapun kan?


"Ruby... maaf," sesalnya, melembutkan tatapannya. "Tapi aku sangat takut. Aku tidak siap..."


---***---​


"Ruu..." Ibu cantik bersurai indigo itu mengusap lembut rambut menantu kesayanganya yang sedari tadi masih meringkuk, menangis atas perlakuan Aga tadi pagi.


"Kenapa Aga selalu jahat padaku, Ibu?" Isak Ruby, matanya terlihat membengkak karena sudah terlalu lama menangis. Pernyataan Aga tadi pagi begitu menusuk hatinya.


"Ruu...maafkan Aga," seolah hanya itu yang bisa diucapkan wanita dengan rambut yang hampir selalu tergerai indah setiap hari. Sedangkan bagi Ruby, bagaimana ia bisa memaafkan seseorang yang telah menghancurkan hidupnya? Bahkan orang itu meminta maaf juga tidak, sampai sekarang dia juga tidak tau apa sebenarnya salahnya. Bagaimana dia harus memaafkan?


"Ruu...ayo makan dulu, Ibu tidak mau kau sakit," ajak Lisna masih gigih membujuk Ruby untuk makan, karena sedari tadi pagi menantunya ini hanya makan sedikit.


"Aku tidak lapar Ibu," jawabnya, matanya sembab meski ia telah menyeka airmatanya berkali-kali.


"Tapi makanlah sedikit untuk bayimu."


"Ibu aku tidak mau!" sedikit mencicit Ruby menolak tawaran Lisna, Ibu cantik itu hanya menghela nafasnya mengetahui menantunya ini sedikit keras kepala, meski sikapnya sangat lembut.


Lisna benar-benar pusing meladeni Aga dan Ruby, semua keras kepala. Baginya ini seperti sedang mengasuh dua balita.


"Sayang...kau boleh minta apa saja, asalkan kau makan," Lisna mengubah strateginya mulai merayu Ruby. Ia terbiasa menghadapi Aga yg sedikit manja, pasti ia juga bisa menaklukan Ruby.


Ruby melebarkan bulatan matanya "B-benarkah?" Ia memastikan.


Lisna tersenyum. "Iya, memangnya kau sedang ingin mempunyai apa?" tanyanya dengan sabar.


Mengusap airmatanya sendiri dengan punggung tanganya, lalu bergerak duduk dari posisi meringkuknya, "A-aku ingin..." ucapnya ragu.


"Katakan... selama itu bisa didapatkan, Ibu pasti berikan," tentu saja, bagi keluarga Nugraha apa saja hampir bisa dikabulkan.


"Aku... aku semalam menonton Fashion-TV dan aku lihat banyak item pakaian dalam terbaru dari Victoria Secret yang sudah rilis disini, Ibu aku mau membelinya sekarang," jelas Ruby mengutarakan keinginannya. Memang produk pakaian dalam itu adalah produk favoritnya dan Yuka, setiap produk itu rilis biasanya dia dan Yuka akan berburu langsung di mall.


"Victoria Secret? Baiklah, besok Ibu antar kau kesana ya?"


"Tapi ibu..." Ruby memasang wajah memelas.


"Kenapa lagi sayang?"


"Boleh tidak kalau sekarang saja kita mencarinya?"


"Umm... Ibu hari ini harus menemani Ayahmu makan malam bersama klien dari luar kota," sesal Lisna. Padahal dia ingin sekali menemani menantunya itu berbelanja. Dia tidak tega melihat Ruby tampak kecewa seperti itu.


Untuk beberapa saat Lisna terdiam, lalu melebarkan matanya tampak senang. "Bagaimana kalau Aga saja yang membelikanmu pakaian dalam itu?" serunya.


"A-aga? Tapi Ibuuu dia kan-" pipinya bersemu merah mendengar niat dari Ibu dari suaminya itu. Bagaimana mungkin, itu sesuatu yang memalukan bukan?


"Sudahlah dia tidak akan menolak, percayalah."


"Tapi aku malu Ibu..." rengeknya.


"Kenapa malu, dia suamimu. Ibu hanya perlu ukuranmu itu saja. Dan Aga akan membelikanmu sesuai apa kau inginkan." Yah seperti biasa apa yang dikatakan Lisna hampir semua tak bisa dilawan dan ditolak.


---***---​


"Aaarrghhh!" Aga mengacak rambut jabriknya, wajahnya ditekuk setelah menerima telepon dari Lisna beberapa menit yang lalu, kemudian memasukan smartphonenya kedalam saku kemejanya lagi.


"Kau kenapa lagi bodoh?" tanya pemuda berambut raven yang sedang merapikan buku-buku pelajaranya dimeja.


"Ibu memintaku mampir ke Victoria Secret, membeli pakaian dalam," jawab Aga berdiri bersandar ditembok disamping pintu kelas, masih nampak kesal.


Sedangkan pemuda sedingin es itu menahan tawanya mendengar kalimat yang diucapkan Aga. "Turuti saja," jawabnya enteng.


"Yang benar saja! Aku malu, apa kata dunia jika pemuda setampanku membeli pakaian dalam wanita?!" seru Aga dengan wajah konyol. Lagipula Ibunya itu kenapa menyuruhnya yang tidak-tidak.


"Hm memangnya kenapa?" timpal Arslan cuek, padahal dia ingin sekali menertawakan sahabat jabriknya yang kini tampak frustasi.


"Seorang pria tidak membeli pakaian dalam wanita kan?!" Aga menarik tanganya dan melipat didadanya, bersedekap.


"Pakaian dalam siapa? Bibi Lisna setauku tidak pernah menyuruhmu membeli hal yang aneh seperti itu? Kenapa tidak beli sendiri saja ya?"


"Wanita hamil itu yang meminta," jawab Aga mengerucutkan bibirnya malas.


"Hn? Istrimu maksudnya?" timpalnya sambil mengancingkan tasnya kemudian menaruhnya diatas meja.


"Ah... anak angkat keluargaku lebih tepatnya!" jawab Aga masih kesal.


"Jangan begitu bodoh, dia kan istrimu."


"Ahh...iya terserahlah" Aga mengalah, malas berdebat dengan Arslan. Pria yang dijuluki pangeran es oleh para gadis-gadis disekolahnya itu hanya akan membuatnya kesal karena mulutnya yang kadang suka seenaknya.


"Arslan? Apa kau percaya tentang keinginan yang harus dituruti saat wanita hamil?" tanya Aga sembari duduk didekat Arsalan dengan wajah serius.


"Maksudnya apa?" Arslan mengangkat sebelah alisnya melirik Aga tak mengerti.


"Ibu bilang Ruby sedang ngidam, dia ingin membeli pakaian dalam itu dan harus aku yang membelikanya bukan yang lain!" jelas Aga, masih dengan ekspresi yang serius. Padahal sudah jelas Ibunya berbohong, Ruby tidak memintanya.


"Ngidam? apa itu ngidam? aku belum pernah dengar istilah itu. Lalu apa masalahnya?" Arslan benar-benar tidak paham, tidak biasanya ia begitu penasaran.


"Ibu bilang jika tidak dituruti bayi Ruby akan cacat, Ibu tidak mau mempunyai cucu yang cacat begitu katanya," Aga menjelaskan, sembari mengingat-ingat perkataan Lisna ditelepon tadi. Jelas Ibunya mengada-ada.


"Begitu ya? kalau begitu belikan saja, kau tidak mau kan anakmu cacat?" tanggap Arslan. Dia yang sedikit lebih cerdas tidak begitu percaya hal itu, tapi pasti Lisna punya maksud lain.


Aga menggulirkan iris sebiru langitnya keatas, tampak berfikir. "Ah aku tidak peduli!" kemudian diam sejenak dan wajahnya menyeringai ia berubah fikiran lagi. "Tapi... Arslan? kalau begitu ayo antarkan aku!" putusnya mengajak Arslan.


"Tidak mau!"


"Ayolah..."


"Sudah kubilang tidak mau bodoh!"


"Aaaahh...ayolah..." Aga menarik tangan Arslan begitu saja, meninggalkan ruang kelas mereka yang sudah sepi. Tentu saja dia tidak mau terlihat memalukan sendirian, mengajak pria sok keren seperti Arslan ide yang bagus bukan?


Seperti biasa walau Arslan selalu bersikap dingin dan acuh namun tidak pernah bisa menolak keinginan sahabat jabriknya itu.


---***---​


"Aku pulang..."


"Sayang...kau sudah pulang?" Lisna menyambut Aga dengan senyumannya ketika mengetahui putranya membawa bungkusan ditangannya.


"Itu pasti Victoria Secret untuk menantu Ibu?" tebaknya sambil berjalan mendekati Aga yang wajahnya tak minat itu.


"Iya seperti yang Ibu minta" jawab Aga malas.


"Sekarang berikanlah pada Ruby," pinta Ibunya dengan senyum tanpa beban. Apa-apaan Ibunya itu, mempermalukannya dicounter pakaian dalam wanita dan kini menyuruhnya memberikan benda itu keseorang wanita?


"Kenapa harus aku Ibu?! aku lelah mau istirahat." Aga menolak, membuang mukanya protes pada wanita yang berdiri didepannya itu.


"Karena kau juga harus meminta maaf! atau tidak berangkat ke Singapura berlibur?!" ancam Lisna dengan wajah yang mengerikan.


"Heee?! iya iya baiklah.." kalau sudah dideathglare seperti itu, dirinya tak bisa menolak atau dirinya akan dikirim keneraka sekarang juga oleh Lisna. Dengan malas Aga meninggalkan Ibunya, berjalan menaiki tangga kelantai atas menemui Ruby, Lisna yang melihatnya hanya senyum-senyum iseng menatap punggung Aga.


Ketika tubuh tegapnya sudah berada didepan pintu berwarna putih berhandle indah, Aga ragu. Sebaiknya dia mengetuk pintu kemudian masuk atau langsung pergi kekamarnya saja untuk tidur, soal pakaian dalam ditangannya itu biar pelayan saja yang memberikannya pada Ruby. Tapi bagaimana jika Ibunya tau dan memarahinya lalu melarangnya berlibur ke Singapura?


Dengan pertimbangan semacam itu akhirnya Aga memutuskan untuk mengetuk pintu kamar Ruby.


'Tok...tok..tok...'


"Masuklah...tidak dikunci!" seru Ruby dari dalam kamarnya, tidak tahu siapa yang mengetuk pintunya dengan semudahnya ia mempersilahkan orang lain memasuki kamarnya. Mungkin Ibunya, mungkin pelayannya, begitu pikirnya karena hanya mereka yang sering menemui Ruby.


'Greek...Kriiiieeeeett'


Pintu terbuka perlahan, saat terbuka lebar menampakan sesosok gadis, bukan! tapi wanita sedang menyisir rambut indahnya yang panjang didepan kaca riasnya.


Ruby menoleh. "Haaaa! mau apa kau!" kaget saat mengetahui siapa yang masuk kekamarnya.


Aga tergagap, mematung seperti pencuri yang ketahuan. "Ha-hanya mengantarkan ini," jawabnya berusaha ketus sambil menyodorkan tas berisi pakaian dalam baru milik Ruby. "Kalau tidak mau ya sudah biar aku buang!" Aga berbalik berniat meninggalkan kamar Ruby.


"A-aku mau!" timpal Ruby dengan cepat, padahal dia sangat malu, tapi dia benar-benar menginginkan pakaian itu. Aga pun berbalik, berjalam mendekati Ruby lalu menyodorkan bungkusan tas kecil berwarna putih itu tanpa menatap mata Ruby.


Setelah tas kecil yang dibawa Aga berpindah tangan ditangan Ruby, Aga masih berdiri canggung didepan Ruby yang juga terlihat canggung.


"Kenapa masih disitu?!" Ruby memasang wajah jutek, "kau tidak akan memaksaku lagi kan?" selidik Ruby curiga.


"Tch! aku hanya ingin minta maaf!" seru Aga merasa tersinggung.


"Soal apa?"


"Soal tadi pagi, menuduhmu hamil dengan pria lain!"


"Oh itu..." tanggap Ruby berpura-pura tidak butuh.


"Iya...tapi itu bukan berarti aku menerima anak yang kau kandung!" lanjut Aga menatap Ruby serius.


"Terserah! aku juga tidak peduli pada bayi ini! dari awal kan memang Ibumu saja yang memaksaku!" jawab Ruby kesal. Aga selalu membuatnya kesal!


"Terserahlah, sebaiknya kita jangan sering bertengkar. Aku tidak mau tinggal diapartemen berdua denganmu!" lanjut Aga memperingatkan wanita yang menatapnya dengan benci itu.


"Apa lagi aku, aku tidak mau tinggal berdua dengan sampah!" balas Ruby semakin kesal.


"Kau bilang apa?!"


"Sampah!"


"Aku baru saja meminta maaf, kau malah mencari gara-gara!" wajah tampan yang sudah terlihat lelah Aga memerah, sedikit terusik oleh kata-kata yang menurutnya tidak menyenangkan dari Ruby.


"Aku hanya bicara sampah! kenapa kau sangat sensitif?" Menghadap cermin dan mengacuhkan Aga yang masih berdiri disampingnya.


"Siapa yang kau bilang sampah?"


"Tidak ada! dasar jabrik bodoh!" cicit Ruby mengerucutkan bibirnya yang lucu.


"Kau bilang aku jabrik bodoh?!" geram Aga memanas. "Lihat saja ya anak yang kau lahirkan nanti! biar saja dia mirip denganku! jabrik bodoh!" lanjutnya sambil menunjuk-nunjuk perut Ruby.


"Tidak! aku tidak mau punya anak sepertimu! dasar Nanas!" Ruby marah, menatap benci Aga dari pantulan cermin rias didepannya.


"Hah! kau lihat saja anakmu sudah aku kutuk!"


"Kau ini bicara apa! Pergiiii kau Aga bodoh!" Ruby berdiri lalu mendorong tubuh kekar Aga dengan tanganya.


"Aku tidak mau! aku belum selesai bicara padamu!"


"Pergiiii! dasar Nanas!" dorong Ruby sekuat tenaga, membuat tubuh Aga bergeser mendekati pintu kamar.


"Richi yang nanas bukan aku!" bantah Aga mengingat teman sekelas Ruby yang rambutnya keriting dan dikuncir seperti nanas.


"Pergi...!" tidak mau mendengar Ruby berhasil mendorong tubuh Aga keluar kamarnya.


'BLAAAM!'


Pintu berhasil ditutup.


"Dasar wanita aneh! tidak tau berterima kasih." Menggerutu dan berjalan kekamar sebelah. Membuka knop pintunya dan masuk kedalam kamar pribadinya yang memang bersebelahan dengan Ruby.


Sementara didalam kamar Ruby, wanita itu sedang berdiri dibalik pintu, dadanya berdegup kencang. Entah kenapa Aga itu sangat menyebalkan, tapi setiap bertemu dengannya ia merasakan hal yang menyebalkan tapi juga menggelitik perasaanya.


Iris emeraldnya melirik tas belanjaan berisi pakaian dalamnya, pakaian dalam yang dibelikan Aga suami yang sangat menyebalkan baginya. Dengan segera Ruby mengambil benda itu, membukanya dan merentangkan pakaian dalam yang dipesannya.


Bra berwarna biru langit berenda putih disetengah cup-nya itu tampak indah, celana dalam G-string yang senada bermerk Victoria Secret kesukaannya. Meski yang dibeli Aga tidak sama persis seperti yang dimintanya tapi Ruby cukup bahagia bisa mendapatkan salah satu seri terbatas dari koleksi merk pakaian dalam premium itu.


"Ummhh..." tersenyum tipis saat membayangkan Aga yang tinggi gengsi itu membeli pakaian dalam. Pasti ibu-ibu atau wanita-wanita muda yang berada ditoko itu mentertawakanya.


"Ini seperti mengerjai Aga, biarkan saja." Ruby mengulum senyumnya, ide Ibu mertuanya bagus juga.


---***---​


3 bulan kemudin....


Masih teringat perkataan Lisna tiga bulan yang lalu, Aga harus menuruti apa yang Ruby minta saat Ruby ngidam. Dan selama itu juga Ruby seperti berkesempatan mengerjai Aga, walau tak setimpal tapi cukuplah sebagai sedikit tindakan pertanggungjawaban Aga atas perbuatanya.


Sudah banyak yang Ruby minta termasuk hal-hal yang tidak masuk akal. Saat itu Ruby ingin makan semangka berbentuk hati, dan saat itu pula dengan ancaman Ibunya Aga berjuang mati-matian mencari buah tak lazim itu. Tentunya tanpa bantuan dari anak buah ayahnya, karena Julian melarang mereka membantu Aga.


Ada lagi saat Ruby menonton sinema ditelevisi yang menampilkan cerita tentang siluman kera bernama Sun go kong, saat itu kera sakti sedang memakan buah berwarna merah kekuningan, saat itu pula Ruby meminta dibelikan buah Sun go kong dan semua orang dirumah tidak tau apa yang disebut buah Sun go kong.



Ruby menangis seharian karena keinginannya tidak terpenuhi, Lisna juga kebingungan dan memerintahkan Aga untuk mencarikan buah Sun go kong.


Susah payah Aga mencari semua episode dari sinema dari negeri tirai bambu itu, dibantu Arslan yang juga mulai kesal karena tak juga ia temukan episode mana yang menampilkan buah misterius tersebut.


Sampai pada akhirnya Julian mengutus anak buahnya untuk pergi kestasiun TV yang menayangkan acara kolosal Sun go kong dan memintanya untuk mencarikan episode berapa yang ditonton Ruby pada hari itu.


Setelah berhasil mendapatkan episode yang Ruby tonton, akhirnya Aga tau itu buah apa. Itu hanyalah buah Peach, tapi sayangnya saat itu sedang tidak musim. Terpaksa Aga harus mencarinya keseluruh pelosok, saat Aga berhasil menemukan buah itu dan diberikan pada Ruby, ternyata Ruby hanya mau mencium aromanya saja. Seketika Aga pingsan dan dilarikan kekamarnya.


Penderitaan Aga masih berlanjut, saat Yuka menceritakan pengalamannya saat berlibur ke pulai bali dan memamerkan foto-fotonya saat dipantai, saat itu Ruby juga mengutarakan keinginannya untuk membeli dress pantai khas bali.


Sedikit beruntung karena di mall banyak dress pantai semacam itu, dengan mudah Aga mendapatkannya karena bantuan Yuka. Tapi sialnya saat Aga memberikan dress pesanan Ruby, gadis itu malah meminta Aga memakai pakaian itu.


Menangis tersedu-sedu saat Aga menolak, tentu saja Lisna tak akan membiarkan menantunya yang paling dia sayang menangis seperti itu.


Dengan sedikit ancaman dari Lisna, Aga dengan berat hati memakai pakaian itu dan memamerkannya pada Ruby dan Lisna.


Arslan yang juga berada disana tertawa terbahak-bahak melihat sahabat jabriknya itu memakai daster perempuan dengan wajah masamnya. Sebenarnya adalah pantangan terbesar bagi keturunan Dermawan yang terkenal dingin tertawa seperti itu, tapi melihat Aga dia tak dapat menahan tawanya.


Sedangkan Ruby tampak berbinar-binar melihat suaminya memakai daster itu.


Penderitaan Aga belum berakhir hanya sampai situ. Seperti malam ini, disaat semua sudah terlelap dalam tidurnya wanita yang perutnya kini sudah sedikit membesar malah berguling kekanan dan kekiri, tidak bisa tidur. Ingin memakan sesuatu, sate ayam bumbu kecap.


"Haaaah...tidak boleh sekarang, besok saja!" gumamnya pada diri sendiri, kemudian menutup wajahnya dengan bantal.


"Tapi aku ingin makan sekarang..." rengeknya manja. Diliriknya jam dimeja lampu dekat ranjangnya, sudah menunjukan pukul 23.12.


"Aga pasti sudah tidur," Ruby beranjak dari tidurnya berjalan membuka pintu dan keluar kamar, melangkahkan kakinya kekamar Aga yang ada disamping kamarnya.


'Tok...tok..tok...'


Ruby mengetuk pintu Aga tapi tak dijawab, lalu mengetuknya lagi lebih keras. Tapi nyatanya suara ketukan pintu tak membuat Aga bergerak sedikitpun.


Aga menunggunya beberapa saat, tetapi sang pemilik kamar tak bergeming.


"Aga... bangunlah!" Lelah menunggu akhirnya Ruby mencoba membuka pintu kamar Aga.


'Kriieeet...'


"Tidak terkunci?" gumamnya saat pintu berwarna putih itu terbuka. Ruby memutuskan untuk berjalan berlahan mendekati Aga. Saat berada disamping ranjang Aga, Ruby melihat pemuda itu sedang tidur memeluk guling berwarna orange senada dengan spreinya. Walau lampu hanya bersinar temaram cukup membuat wajah tampan Aga terlihat dalam keremangan.


Tangan mungil Ruby perlahan menyentuh pundak Aga yang naik turun teratur seiring dengan nafasnya, menggoyangkan pelan tubuh suaminya yang beberapa bulan lalu tidak ingin ia temui. Lalu? apakah saat ini Ruby sudah tidak membenci Aga? Semua bisa berubah. Pernah dengar istilah 'Tumbuhnya cinta karena terbiasa?'


Ah tapi diantara mereka tidak pernah ada tanda-tanda cinta. Ruby mau menemui Aga hanya karena pria itu yang bertugas menuruti kemauannya, itu saja tidak lebih.


"Aga...hei Aga...bangunlah"


"Nggh..." Menepis tangan yang menggoyang-goyangkan tubuhnya dan kembali terlelap.


"Tch! dasar pemalas! bangun Aga! bangun!" Ruby menggoyangkan tubuh Aga dengan kasar, sementara Aga hanya menggeliat malas.


"Ngg...apa lagi Ruu?" Namun matanya masih terpejam, 'Ruby? sejak kapan Ruby berani masuk kedalam kamarnya? ah pasti hanya mimpi'. Membuka iris safirnya dengan perlahan, dan ia dapati wanita yang beberapa bulan ini menyusahkanya berjongkok sedekat ini wajahnya.


"Haa! mau apa kau!" Aga berjingkat kaget, ternyata suara yang memanggilnya tadi nyata.


"Maaf Aga..." memainkan kedua telujuknya didepan dada, wajahnya memerah gugup melihat Aga yang ternyata bertelanjang dada. Mengekspose tubuh seksinya.


"Mau apa kau ke kamarku malam-malam begini?" tanya Aga belum pulih betul kesadarannya.


"A-aku...aku ingin makan sate ayam..." jawabnya malu-malu dan penuh nada manja.


"Apa?! ini sudah malam dan kau ingin makan, aku tidak akan menurutimu!" tolaknya tegas.


"Memangnya kenapa? kau lupa pesan Ibu? aku akan mengadukanmu padanya!" berbalik berniat meninggalkan Aga.


"Mau kemana?" menarik tangan Ruby untuk tetap tinggal, "jangan suka mengadu yang tidak-tidak pada pada Ibu!"


"Tidak jika kau menurutiku!"


"Baiklah...baiklaah.. aku akan pergi tapi berhubung ini sudah malam, ada syaratnya!" Aga menyeringai, sementara Ruby merasakan firasat yang buruk.


"A-apa?!" tanya Ruby galak.


"Cium aku," jawab Aga santai.


"Dasar kau mesum!" Ruby memukul bahu Aga dengan tanganya.


"Hanya cium..."


"Tidak mau!" wajah putih Ruby memerah, walau tidak terlihat tetapi Aga menyadarinya.


"Hahahaha... kenapa kau malu begitu, aku hanya bercanda," terkekeh melihat tingkah Ruby salah tingkah.


"Menyebalkan!" Ruby mengerucutkan bibirnya menutupi rasa malunya digoda Aga.


"Baiklah baiklah...aku berangkat. Tapi aku tidak menjamin selarut ini masih ada penjual sate." Aga bergegas turun dari tempat tidurnya, mengambil kaos putih yang tergeletak diranjang dan memakainya.


"A-aga..." lirihnya pelan.


"Apa lagi? dasar merepotkan!"


"Pastikan penjualnya berkumis dan botak!"


"Permintaan macam apa itu Ruu?!"


"Ayolah, aku ingin makan sate seperti itu, yang penjualnya berkumis tebal dan botak!" terang Ruby dengan wajah khasnya yang imut, tapi itu sama sekali tidak menolong. Tetap saja Aga sebal padanya, merepotkan!


"Kalau tidak ada bagaimana, ha?!"


"Aku tidak mau tau kau harus mencari penjual yang seperti itu! Berkumis tebal dan kepalanya botak!"


"BUNUH SAJA AKU RUU!"


---***---​


4 bulan kemudian

Tinggal selama tujuh bulan bersama keluarga Nugraha tidak buruk juga bagi Ruby yang mulai terbiasa dengan lingkungan keluarga barunya. Semua penghuni rumah mewah itu ramah dan hangat, maid dan pengawal pribadi keluarga kaya itu juga semua baik pada Ruby. Apalagi Lisna dan Julian sangat perhatian dan menyayanginya.


Jikapun ada alasan Ruby tidak betah tinggal bersama keluarga Nugraha ya hanyalah karena Aga yang sering mengganggunya. Namun semua itu tidak lagi menjadi masalah besar bagi Ruby, karena dengan senang hati Lisna akan menghajar dan memarahi Aga karena mengganggunya.


Ruby sendiri lebih senang jika Aga tinggal di Apartemenya, itu artinya ia tidak perlu mengalami hal-hal aneh karena perbuatan Aga.


Seperti kemarin-kemarin saat Ruby hamil muda, Aga memilih tinggal di Apartemen. Apalagi kalau bukan menghindari keanehan ngidam Ruby yang membuat kepalanya pusing.


Tapi sudah tiga bulan ini Aga lebih senang tinggal dirumahnya, tentu saja karena Ruby sudah hamil 8 bulan dan otomatis masa-masa ngidamnya juga sudah berlalu. Kehadiran Aga itu malah membuat Ruby selalu sebal.


Pagi itu dimeja sarapan yang sudah penuh dengan beberapa gelas susu, air putih dan buah, Ruby yang perutnya sudah mulai membesar sedang menyiapkan sarapan. Dengan daster besar dan tubuh yang sedikit gemuk ia mengolesi roti dengan berbagai macam selai lalu menyiapkanya disebuah piring besar. Wajahnya semakin cantik kalau dilihat-lihat dengan penampilan yang seperti itu, rambut panjang dan poni depannya juga masih dipertahankan. Sangat manis.


Keluarga Nugraha memang lebih suka menyiapkan masakan sendiri dari pada disiapkan maid, karena menurutnya jika semua disiapkan maid keindahan menjadi sebuah keluarga itu tidak terasa, maka dari itu Lisna juga mengajarkan Ruby untuk menyiapkan sarapan dan mengurus suami secara mandiri.


Sedang asik mengolesi roti tawar dengan selai mata indah Ruby melirik kesamping, saat suara langkah seseorang menuruni tangga. Memutar kembali manik emeraldnya memperhatikan rotinya, tidak tertarik menyapa pemilik langkah yang ternyata adalah Aga suaminya.


"Hei gendut," sapa pria berkulit putih khas asia yang sudah berdiri disampingnya. "Aku mau roti isi nanas," kemudian duduk dikursi makanya, aroma citrus menguar dari tubuhnya dan menyapa hidung bangir Ruby.


Ruby melirik malas kearah suaminya yang ternyata sudah berseragam sekolah rapi. "Jangan panggil aku gendut!" Ruby membentak. "Dan hari ini tidak ada selai Nanas! habis!" jawab Ruby ketus, ia tidak suka dipanggil gendut.


Lisna yang sedang memanaskan daging cincang didapur hanya menggeleng mendengar menantu dan anaknya kembali ribut saat bertemu.


Aga mengambil roti yang sudah diolesi selai cokelat dan memakanya. "Nyam..." memakan dengan lahap roti buatan Ruby, lagi-lagi Ruby melirik sinis.


"Rasanya aneh, selai apa ini?" pancing Aga, padahal dia tau itu selai cokelat. Entah kenapa membuat Ruby marah itu menyenangkan.


"Kalau rasanya aneh kenapa kau habiskan! dasar menyebalkan!"


"Hehehe...jangan marah, nanti badanmu bertambah gendut," timpal Aga, membuat Ruby mendelikan matanya.


"Kau selalu memanggilku gendut! Bodoh!" balas Ruby emosi, ingin sekali menyumpal mulut Aga dengan roti yang dibawanya.


"Hei...kenapa kau jadi ikut-ikutan Arslan playboy busuk memanggilku Bodoh?"


"Karena kau memang Bodoh! apa?! kau tidak terima aku memanggilmu dengan panggilan sayang kalian?"


"Panggilan sayang? apa maksudnya?" Aga menautkan kedua alisnya tak mengerti.


"Iya kau dan Arslan kan pacaran!" tegas Ruby.


"Enak saja, aku masih tertarik pada perempuan!"


"Menjijikan dasar gay!" Ruby tak berhenti mengatai Aga.


"Kalau aku gay, kau tidak akan hamil!"


'Blush..'


Wajah Ruby memerah tak bisa lagi membalas Aga, sedangkan Aga sendiri juga langsung terdiam menyadari perkataannya.


"Hei..hei..kalian hentikan, jangan bertengkar terus. Kalian kan sebentar lagi akan menjadi orang tua, dan Aga hari ini terakhirmu kesekolah kan?" Ibu bersurai lurus tergerai sepinggul yang masih kencang itu sudah berada diantara mereka, meletakan piring berisi daging cincang yang sudah dibumbui merica dan saus sambal beraroma gurih pedas, kemudian duduk disamping anaknya.


"Iya, dan besok adalah pesta kelulusan," Aga menggigit lagi roti keduanya.


"Oh ya, mungkin sebentar lagi Ruby juga akan melahirkan. Tahun ini tahun keberuntunganmu ya Aga sayang." Lisna tersenyum mengusap kepala landak anaknya yang menekuk wajahnya.


"Jadi sebentar lagi dirumah ini akan ada seorang bayi ya, ah pasti berisik!" timpal Aga sambil mengunyah roti ketiganya. Ruby meliriknya tidak suka.


"Hehehem...pasti akan menyenangkan..." balas Lisna tersenyum bahagia. Ia benar-benar tidak sabar menanti kehadiran cucu pertamanya itu.


TBC​


Author Note : Halo maaf ya updatenya lama, saya agak sibuk... maaf juga karena isinya belum ada ss *otl. Sebenernya gak pede juga mau update, soalnya blm nemu jalan ss-nya. Tapi janji deh nanti ada... tunggu terus ya ^^. Buat yg udah ninggalin jejak makasih ya, semua dibales maaf klo ada yg kelewat. Terima kasih sudah baca...
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Pertamax, ehhh premium :panlok4:

Mantap Sist updatenya, meski ada typo.
Tapi tetep bisa bikin emosi tapi lucu juga baca ceritanya antara Ruby & Aga yg mirip kucing & anjing. :D

Lanjutkan Sist Vio, mantap. :jempol:
 
kak vio,,apdetannya dunk ^_^ *manja

Haii... udah update kok, hehe...
hee salah baru sadar ternyata TS nya seorang nona, yaampun maaf nona...

dan btw terus dilanjut yaa, saya pasti mantau terus kok ^^

Hai... salam kenal. iya nih nona...
Baca terus yaa... ^^
Pasti sist. Ini cuma Feeling ya,kayanya aga sama ruby bakalan jatuh cinta tapi masih jaim2an. Hehehe
Ayo semangat updatenya sis :banzai:

Wkwkwwk.... hayooo tebaaak...udah update nih. baca yaa
Lanjut sis

udaah yaa... hehe
Lanjot gan !

sudahh ayo bacaaa ^^
Kangen Ruby ane :(

Hohoho... udah update dong...

Ane setuju gan,,
Sis vio bikinin SS lisna yaa
:pandaketawa:

Wkwkwkwk.... dasaar MILF addict. tar deh dicoba... ga janji tapi : p
Lanjut sist

sudah... ayo baca ^^
Lanjutkan little sista....... :jempol: :jempol:

Sudaaahh brada...hehe ^^ baca ya..
tanpa banyak kata 4 jempol buat sista
:jempol: :jempol: :jempol: :jempol:
ditunggu updatenya yang lancar selancar-lancarnya :semangat:

Haha... makasih yaa... udah update nih.
Hoaaaah


Mangtav

trima kasih yaaa...
Itu ada typo kecil non, harusnya Sweatdrop bukan Sweetdrop ya.

Overall, ceritanya :jempol:

Ahahaha... iya iya itu maksudnya sweatdrop. makasih ya...

Update dong sist.....

udah niihh... baca yaa ^^
Up Juga...

Hoo :v

Aduh tante Lisna mana yah, moga aja malem ini dateng bwt nemenin ane yg kesepian :sendirian:

#koq blum apdet sist, ada yg ngapelin yah?? :p

Haha... gada yg apelin. cuma agak sibuk...
SS lisna ntar deh me usahain. wkwkwk tunggu yaa...

Setuju sist Vio, jujur saya merasa di hargai banget karna baru kali ini komentar saya di balas TS sendiri, TS yg lain kebanyakan pada acuh, cuma balas koment dari yg di kenal aza & cuma sesama TS doang.
Udah pasti terhibur banget dong Sist, Updatenya keren, rapih, ga ada typo, & ceritanya bagus. Bisa di jadikan pembelajaran kalau udah nikah nanti biar selalu perhatian, ga galak, & menghargai istri. Gak kayak Aga tuh :galak:

Lanjutkan Sist ceritanya. :jempol:
Maaf komentnya kepanjangan. :D

Halo udah di update kok, baca lagi ya... maaf blm ada ss.
Hehe... maafin yg ga bales komen agan yassyeir ya mungkin mereka lelah. yg pasti kalo komen disini dibales terus kok ^^

Up up up up
ayo update sist cemmungut :D

Hehe sudah tuuhhh... :-p ayoo bacaa...
alur ceritanya bagus, membuat emosi naik turun serta ada bagian lucunya. Apakah ada bagian tentang pengkhiatan di cerita selanjutnya?

Kayaknya ga ada kok, cerita yg banyak konflik me kurang suka. sukanya yg manis2 hehe...makasih ya sudah baca, udh update loh chapter 6 ^^
Lantjut...
Dah mulai seru nih

Hai... udah update lg kok ^^
 
ngeliat aga yg dibikin pusing pas ruby ngidam itu saya jadi ngerti perasaan suami yg ngurus istri ngidam :hua:
lanjut sis jadi penasaran ntar pas mereka ngurus anak mereka nantinya
 
Sebuah karya yang memperhatikan alur. Selain itu cerita ini bagus, tidak t'lalu banyak angkat bahasa sastra yg tinggi. Serta dpt dibayangkan secara alami/nyata oleh pembacanya.
Sebuah karya yang memang mengangkat sisi dalam para kaum kelas atas, dimana EGO, GENGSI, KERAS KEPALA, TIDAK MAU KALAH tersirat.

Ceritanya bakalan bersambung hingga chapter 20 nih sepertinya. Semoga miss VIO tidak memutuskan alur cerita secara singkat krn harus cepat tamat/ending.
DITUNGGU UPDATENYA SIST... Semoga jg dpt ketemu lngsg sama pengarang cerita ini.
 
Yg lg manasin daging cincang d dapur kan my lovely Lisna sist, koq jd Ruby sih..:sendirian:
but after all ini slah satu debest chapter cos mengupas bnyak proses wanita mulai ngidam yg aneh2, sampai usia kndungan 7-9 bulan yg kdang menyebabkan sang bumil sebel/jijik/ngewa(sunda) k suami.. Persis bnget kyak yg ane alamin, sampe tdur jga hrus d luar kamar cos polda gk mau ane deket2 :galau:

#smangat trus sist, you're debes :jempol:
 
ssnya bisa diselipin saat2 rubi hamil tua begini sist.. :haha: kata bidan memang hamil tua mlh kudu sering ml membantu buat jalan agar lbih mudah nanti nglahirinya, tp terserah sist gmn nyisipinya. :ampun:
 
maaf little sista ada sedikit yang kelewat nih

*.Ngg...apa lagi Ruu?" Namun matanya masih terpejam, 'Ruby? sejak kapan berani masuk kedalam kamarnya? overal nice update sista ..... :jempol: :jempol:
hehe... makasih koreksinya yaa... ^^ udah dibetulin.

Pertamax, ehhh premium :panlok4:

Mantap Sist updatenya, meski ada typo.
Tapi tetep bisa bikin emosi tapi lucu juga baca ceritanya antara Ruby & Aga yg mirip kucing & anjing. :D

Lanjutkan Sist Vio, mantap. :jempol:

Hehe... Typo nya udh dibetulin. dilanjut chap 7 tapi baca lagi yaaa... ^^

ngeliat aga yg dibikin pusing pas ruby ngidam itu saya jadi ngerti perasaan suami yg ngurus istri ngidam :hua:
lanjut sis jadi penasaran ntar pas mereka ngurus anak mereka nantinya

Ahahaha... ga semua serempong Ruby kok gan.
Ditunggu yaa chapter 7 nya...

Heuhhh seperti itukah wanita ngidam :galau:

Hihi... kira2 seperti itulah... semoga ga lebay kayak Ruby :-p

Sebuah karya yang memperhatikan alur. Selain itu cerita ini bagus, tidak t'lalu banyak angkat bahasa sastra yg tinggi. Serta dpt dibayangkan secara alami/nyata oleh pembacanya.
Sebuah karya yang memang mengangkat sisi dalam para kaum kelas atas, dimana EGO, GENGSI, KERAS KEPALA, TIDAK MAU KALAH tersirat.

Ceritanya bakalan bersambung hingga chapter 20 nih sepertinya. Semoga miss VIO tidak memutuskan alur cerita secara singkat krn harus cepat tamat/ending.
DITUNGGU UPDATENYA SIST... Semoga jg dpt ketemu lngsg sama pengarang cerita ini.

Salam kenal gan ^^ makasih udh mampir, iyah nih saya ga bisa pake bahasa sastra otak pas2an, haha. dan lagiam gak suka juga sama bahasa puitis. Jadi yah cerita saya seadanya gini, yg pntg paham lah ya hehe...

Untuk chapter... ga sampe 20 kok ^^ kelamaan tuh. Emm ini ga kelambatan yah alurnya? saya ngerasa lambat loh makanya bbrapa saya skip soalnya tkut chapternya bengkak.

mau ketemu? Amiiin... bisa aja klo udh ditakdirin ketemu ^^

Yg lg manasin daging cincang d dapur kan my lovely Lisna sist, koq jd Ruby sih..:sendirian:
but after all ini slah satu debest chapter cos mengupas bnyak proses wanita mulai ngidam yg aneh2, sampai usia kndungan 7-9 bulan yg kdang menyebabkan sang bumil sebel/jijik/ngewa(sunda) k suami.. Persis bnget kyak yg ane alamin, sampe tdur jga hrus d luar kamar cos polda gk mau ane deket2 :galau:

#smangat trus sist, you're debes :jempol:

Haha... iya iya Typo, udh dibetulin kok.
Umm... untuk ngidam yg aneh2 sih saya baca pengalaman dan denger2 dr para ibu. soalnya saya jg blm pnh ngalamin, tp emg katanya cwe hamil itu jd makin manja yah. apa lagi klo pake ngidam yg aneh2. haha...kasian suaminya. btw makasih ya udah mau baca terus... saya usahain Lisna nya... tp ga janji. :-p

ssnya bisa diselipin saat2 rubi hamil tua begini sist.. :haha: kata bidan memang hamil tua mlh kudu sering ml membantu buat jalan agar lbih mudah nanti nglahirinya, tp terserah sist gmn nyisipinya. :ampun:

Hahaha... pengennya gitu. krn cewe hamil itu sexy kan.. tp klo dipaksain dicerita ini tar malah ga nyambung. haha.. makasih ya.. tunggu lg ya chapter 7 ^^
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Ahahaha... ga semua serempong Ruby kok gan.
Ditunggu yaa chapter 7 nya...

ya emang gak semua sermpong ruby

tapi paling ngakak pas si aga teriak "BUNUH SAJA AKU RUU" itu tandanya dia udah stress berat itu
(bayangkan kalo sampe tinggal satu apartemen bisa gila si Aga :pandaketawa: )
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd