Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Ajian Raga Sukma - Body Swap (Story + Pic)

Sungguh hal yang sama sekali belum pernah kurasakan sebelumnya. Setiap mili pergerakan kontol totok terasa begitu geli di selangkangan Riska. Aliran listrik seolah menyelimuti tubuh ini. Sungguh kenikmatan yang tak bisa diungkapkan hanya dengan kata-kata.Totok mulai menggoyangkan pantatnya. Gesekan dan tusukan yang ia berikan semakin terasa lebih keras dan lebih cepat.
"Ooh enak sekali memekmu Riska" ujar totok
"Iya mas, punyamu juga. Terusin mas, jangan berhenti" ujar Riska. Dalam hati aku pun setuju dengan Riska, karena memang rasanya begitu nikmat.
Goyangan Totok semakin cepat. Setiap tusukannya membentur clitoris Riska, menjadikannya semakin nikmat. Ruangan di hotel itu pun dipenuhi oleh suara erangan mereka dan suara benturan kontol Totok dan memek Riska yang telah sangat becek.
"Riska sayang, punyamu enak banget, mas udah g kuat tahannya" suara Totok membisik ditelinga Riska
"Tahan sebentar mas, Riska mau lebih lama lagi. Enak banget mas" jawab Riska.
"Udah g kuat sayang, mas keluar... Ahh .. ahh.. Oohhh" dengan cepat Totok mencabut kontolnya dan mengeluarkan seluruh pejunya di perut Riska.

Sebuah perasaan aneh muncul, rasa tanggung ini sungguh sangat sangat menyiksa buatku, dan tentunya dirasakan oleh Riska pula. Kalau aku perkirakan, mungkin hanya sekitar 2 menit saja Totok dapat bertahan hingga akhirnya mengeluarkan pejunya. Namun dengan sabar Riska tetap berusaha tersenyum ke Totok. Sebuah kecupan kecil diberikan Riska ke Totok. Sebuah kecupan yang semakin lama kembali menjadi frenchkiss.

"Mas, aku mau lagi" sungguh sebuah kalimat yang sangat mengagetkanku dan juga Totok. Terlihat mata totok membelalak kaget tak menyangka kalimat ini muncul dari mulut Riska.

Riska mencoba bangkit dari posisi tidurnya ke duduk dan meraih tisu di samping ranjang. Dibersihkannya setiap tetes peju yang telah mengotori perutnya. Sesaat kemudian ia mendorong Totok untuk tidur. Diciumnya Totok dengan ganas. Perlahan ciumannya mulai turun ke leher hingga dada. Dengan rakus Riska menjilati puting totok hingga membuatnya beringsatan kegelian. Tak lama kemudian mulut Riska kembali turun dan mulai mencium kontol totok yang udah lemas. Tanpa jijik Riska menjilati kontol Totok yang masih menyisakan peju dan sisa cairan memeknya.

Hal berbeda yang kurasakan, dari dalam tubuh Riska aku hanya bisa menahan rasa jijik dan ingin muntah dikarenakan harus merasakan melakukan oral ke seorang cowok. Namun tak ada yang bisa kulakukan, aku hanya harus pasrah dan berharap Riska segera mengakhiri kegiatan menjijikkan ini.

Cukup lama Riska mengoral penis Totok. Gerakan oralnya pun cukup lincah. Selain menyedot, riska pun memainkan lidahnya dengan lincah untuk merangsang penis Totok. Namun apa daya, penis Totok tak mampu merespon rangsangan yang begitu hebat ini. Penis itu masih saja tetap kecil dan lemas.
"Sudah Ris, mas udah nggak kuat lagi" ujar Totok layaknya pria yang telah kalah bertarung.
"Sebentar lagi mas, Riska pasti bisa bikin punya mas bangun lagi" ujar Riska dengan tersenyum.
Aku bisa memahami perasaan Riska, rasa tanggung di memeknya emang sangat menyiksa dan ingin segera dilampiaskan. Maka wajar jika Riska menginginkan hal lebih ke Totok.

Sepuluh menit telah terlewati, segala upaya telah dilakukan Riska untuk merangsang Totok. Namun penis itu tetap saja lemas tak berdaya. Sungguh menyedihkan... (Semoga para pembaca tidak seperti ini ya)

Totok menyentuh kedua pundak Riska dengan lembut. Perlahan membimbing Riska untuk melepaskan kuluman di kontolnya. Ditariknya Riska keatas kemudian memeluknya.
"Maafkan mas ya Riska, ini pengalaman pertama mas. Semoga kedepannya akan lebih baik" bisik Totok perlahan.
Dengan kecewa Riska berusaha merelakan perasaannya. "Gpp mas, Riska ngertiin kok mas. Riska tetap sayang sama mas Totok"

Mereka pun mengakhiri pergulatan malam ini dan mulai tidur bersebelahan di atas ranjang hotel.
"Sekali lagi maaf y Riska, mas gbs puasin kamu" ujar Totok setelah keheningan sesaat itu.
"Udah gpp mas, santai aja sih! Masih banyak waktu lainnya kan? Udah ah jangan dibahas lagi, kita bahas lainnya aja" jawab Riska dengan ramah dan tetap tersenyum

Sekian menit pun berlalu dengan mereka bercanda dengan hal-hal kecil yang menurutku tak perlu.
"Riska sayang, mas malam ini tidur disini ya" tanya Totok ke Riska.
"Jangan malam ini ya mas, Riska capek sekali pengen tidur dengan pulas. Maaf y mas, gpp kan?" Sebuah jawaban dari Riska yang sangat aku setujui.
"Iya gpp sayang, mas habis ini akan balik ke kamarku sendiri" jawab Totok dengan kecewa.

Lima menit kemudian Totok mulai bersiap untuk kembali kekamarnya. Setelah mencuci kontolnya dan memakai semua bajunya, Totok berpamitan ke Riska. Dengan ramah Riska pun mengantar Totok hingga ke pintu kamar. Sesaat setelah Totok keluar, Riska pun menutup dan mengunci pintunya. Tak disangka Riska langsung terduduk lemas di dekat pintu itu. Air matanya mengalir perlahan membasahi pipinya. Sebuah perasaan kecewa yang telah dia tahan sebelumnya akhirnya terpecahkan oleh tangisan ini. Aku pun dapat merasakan bagaimana perasaan yang dirasakannya.

Tak diduga ditengah tangisan itu, tangan Riska telah berada di memeknya. Dengan lembut ia mulai memainkan clitorisnya. Dengan tidak sabar ia pun segera memasukkan dua jarinya kedalam memeknya yang masih basah. Didalam dirinya aku terkaget-kaget, ternyata Riska saat ini sedang bermasturbasi untuk menghilangkan perasaan tanggung yang ditinggalkan Totok.

Namun ada yang aneh, meskipun sudah bermasturbasi, sensasi dan rasa yang diberikan jari Riska tidak sehebat ketika dimasuki oleh kontol Totok. Riska pun berpindah ke kasurnya dan mengambil smartphone miliknya. Dia berusaha membuka situs dewasa untuk menambah nafsunya.

Cara ini cukup efektif, ternyata dengan melihat adegan di bokep (saat itu dengan genre threesome BBC) mampu membuat memeknya semakin becek. 10 menit telah berlalu, keinginan mencapai puncak itu tetap menggebu, tetapi meskipun dengan bermasturbasi masih tetap tidak bisa membuatnya mencapai puncak itu. Hingga akhirnya tangan Riska kelelahan dan memaksanya untuk menghentikan kegiatannya.

Terdiam Riska menangisi kejadian malam ini. Dengan termenung Riska hanya bisa menahan gejolak yang ada di memeknya. Dia pun berusaha bangkit dan kembali mandi, dengan harapan dapat meredakan nafsunya. Setelah menyelesaikan mandinya, Riska kembali terbaring dikasurnya terdiam sambil bermain medsos di smartphone miliknya.

Dalam hati banyak hal yang muncul di pikiranku. Banyak pertanyaan yang masih tak terjawab. "Kenapa Riska bisa melakukan hal ini? Kenapa tidak ada penolakan darinya? Kenapa tidak ada darah? Kenapa juga tidak ada rasa perih? Apa dia sebelumnya sudah pernah melakukannya? Dengan siapa dia melakukannya? Dimana pria itu? Seberapa sering Riska melakukannya? Apa dia dulu diperkosa? Atau pernah dicampakkan oleh mantan pacarnya?" Berbagai macam pertanyaan muncul dibenakku di tengah heningnya Riska bersama Smartphone miliknya.

"Tiing... Apa kamu sudah tidur?" Muncul sebuah notif pesan, ternyata dari Ani.
"Belum Ni, g tau kenapa aku ga bisa tidur nih" Ketik Riska menjawab pertanyaan Ani.
"Kenapa emang, ada masalah kah?" Jawab Nia lagi.
"Entahlah, yang jelas sekarang aku sedang pusing" balas Riska kembali.
"Baiklah, aku ke kamar kamu ya. Mungkin kamu butuh teman untuk berbagi cerita dan masalah" tawar Ani.
"Boleh, terima kasih Aniii " jawab Riska dengan semangat.



BERSAMBUNG. . .
 
Sungguh hal yang sama sekali belum pernah kurasakan sebelumnya. Setiap mili pergerakan kontol totok terasa begitu geli di selangkangan Riska. Aliran listrik seolah menyelimuti tubuh ini. Sungguh kenikmatan yang tak bisa diungkapkan hanya dengan kata-kata.Totok mulai menggoyangkan pantatnya. Gesekan dan tusukan yang ia berikan semakin terasa lebih keras dan lebih cepat.
"Ooh enak sekali memekmu Riska" ujar totok
"Iya mas, punyamu juga. Terusin mas, jangan berhenti" ujar Riska. Dalam hati aku pun setuju dengan Riska, karena memang rasanya begitu nikmat.
Goyangan Totok semakin cepat. Setiap tusukannya membentur clitoris Riska, menjadikannya semakin nikmat. Ruangan di hotel itu pun dipenuhi oleh suara erangan mereka dan suara benturan kontol Totok dan memek Riska yang telah sangat becek.
"Riska sayang, punyamu enak banget, mas udah g kuat tahannya" suara Totok membisik ditelinga Riska
"Tahan sebentar mas, Riska mau lebih lama lagi. Enak banget mas" jawab Riska.
"Udah g kuat sayang, mas keluar... Ahh .. ahh.. Oohhh" dengan cepat Totok mencabut kontolnya dan mengeluarkan seluruh pejunya di perut Riska.

Sebuah perasaan aneh muncul, rasa tanggung ini sungguh sangat sangat menyiksa buatku, dan tentunya dirasakan oleh Riska pula. Kalau aku perkirakan, mungkin hanya sekitar 2 menit saja Totok dapat bertahan hingga akhirnya mengeluarkan pejunya. Namun dengan sabar Riska tetap berusaha tersenyum ke Totok. Sebuah kecupan kecil diberikan Riska ke Totok. Sebuah kecupan yang semakin lama kembali menjadi frenchkiss.

"Mas, aku mau lagi" sungguh sebuah kalimat yang sangat mengagetkanku dan juga Totok. Terlihat mata totok membelalak kaget tak menyangka kalimat ini muncul dari mulut Riska.

Riska mencoba bangkit dari posisi tidurnya ke duduk dan meraih tisu di samping ranjang. Dibersihkannya setiap tetes peju yang telah mengotori perutnya. Sesaat kemudian ia mendorong Totok untuk tidur. Diciumnya Totok dengan ganas. Perlahan ciumannya mulai turun ke leher hingga dada. Dengan rakus Riska menjilati puting totok hingga membuatnya beringsatan kegelian. Tak lama kemudian mulut Riska kembali turun dan mulai mencium kontol totok yang udah lemas. Tanpa jijik Riska menjilati kontol Totok yang masih menyisakan peju dan sisa cairan memeknya.

Hal berbeda yang kurasakan, dari dalam tubuh Riska aku hanya bisa menahan rasa jijik dan ingin muntah dikarenakan harus merasakan melakukan oral ke seorang cowok. Namun tak ada yang bisa kulakukan, aku hanya harus pasrah dan berharap Riska segera mengakhiri kegiatan menjijikkan ini.

Cukup lama Riska mengoral penis Totok. Gerakan oralnya pun cukup lincah. Selain menyedot, riska pun memainkan lidahnya dengan lincah untuk merangsang penis Totok. Namun apa daya, penis Totok tak mampu merespon rangsangan yang begitu hebat ini. Penis itu masih saja tetap kecil dan lemas.
"Sudah Ris, mas udah nggak kuat lagi" ujar Totok layaknya pria yang telah kalah bertarung.
"Sebentar lagi mas, Riska pasti bisa bikin punya mas bangun lagi" ujar Riska dengan tersenyum.
Aku bisa memahami perasaan Riska, rasa tanggung di memeknya emang sangat menyiksa dan ingin segera dilampiaskan. Maka wajar jika Riska menginginkan hal lebih ke Totok.

Sepuluh menit telah terlewati, segala upaya telah dilakukan Riska untuk merangsang Totok. Namun penis itu tetap saja lemas tak berdaya. Sungguh menyedihkan... (Semoga para pembaca tidak seperti ini ya)

Totok menyentuh kedua pundak Riska dengan lembut. Perlahan membimbing Riska untuk melepaskan kuluman di kontolnya. Ditariknya Riska keatas kemudian memeluknya.
"Maafkan mas ya Riska, ini pengalaman pertama mas. Semoga kedepannya akan lebih baik" bisik Totok perlahan.
Dengan kecewa Riska berusaha merelakan perasaannya. "Gpp mas, Riska ngertiin kok mas. Riska tetap sayang sama mas Totok"

Mereka pun mengakhiri pergulatan malam ini dan mulai tidur bersebelahan di atas ranjang hotel.
"Sekali lagi maaf y Riska, mas gbs puasin kamu" ujar Totok setelah keheningan sesaat itu.
"Udah gpp mas, santai aja sih! Masih banyak waktu lainnya kan? Udah ah jangan dibahas lagi, kita bahas lainnya aja" jawab Riska dengan ramah dan tetap tersenyum

Sekian menit pun berlalu dengan mereka bercanda dengan hal-hal kecil yang menurutku tak perlu.
"Riska sayang, mas malam ini tidur disini ya" tanya Totok ke Riska.
"Jangan malam ini ya mas, Riska capek sekali pengen tidur dengan pulas. Maaf y mas, gpp kan?" Sebuah jawaban dari Riska yang sangat aku setujui.
"Iya gpp sayang, mas habis ini akan balik ke kamarku sendiri" jawab Totok dengan kecewa.

Lima menit kemudian Totok mulai bersiap untuk kembali kekamarnya. Setelah mencuci kontolnya dan memakai semua bajunya, Totok berpamitan ke Riska. Dengan ramah Riska pun mengantar Totok hingga ke pintu kamar. Sesaat setelah Totok keluar, Riska pun menutup dan mengunci pintunya. Tak disangka Riska langsung terduduk lemas di dekat pintu itu. Air matanya mengalir perlahan membasahi pipinya. Sebuah perasaan kecewa yang telah dia tahan sebelumnya akhirnya terpecahkan oleh tangisan ini. Aku pun dapat merasakan bagaimana perasaan yang dirasakannya.

Tak diduga ditengah tangisan itu, tangan Riska telah berada di memeknya. Dengan lembut ia mulai memainkan clitorisnya. Dengan tidak sabar ia pun segera memasukkan dua jarinya kedalam memeknya yang masih basah. Didalam dirinya aku terkaget-kaget, ternyata Riska saat ini sedang bermasturbasi untuk menghilangkan perasaan tanggung yang ditinggalkan Totok.

Namun ada yang aneh, meskipun sudah bermasturbasi, sensasi dan rasa yang diberikan jari Riska tidak sehebat ketika dimasuki oleh kontol Totok. Riska pun berpindah ke kasurnya dan mengambil smartphone miliknya. Dia berusaha membuka situs dewasa untuk menambah nafsunya.

Cara ini cukup efektif, ternyata dengan melihat adegan di bokep (saat itu dengan genre threesome BBC) mampu membuat memeknya semakin becek. 10 menit telah berlalu, keinginan mencapai puncak itu tetap menggebu, tetapi meskipun dengan bermasturbasi masih tetap tidak bisa membuatnya mencapai puncak itu. Hingga akhirnya tangan Riska kelelahan dan memaksanya untuk menghentikan kegiatannya.

Terdiam Riska menangisi kejadian malam ini. Dengan termenung Riska hanya bisa menahan gejolak yang ada di memeknya. Dia pun berusaha bangkit dan kembali mandi, dengan harapan dapat meredakan nafsunya. Setelah menyelesaikan mandinya, Riska kembali terbaring dikasurnya terdiam sambil bermain medsos di smartphone miliknya.

Dalam hati banyak hal yang muncul di pikiranku. Banyak pertanyaan yang masih tak terjawab. "Kenapa Riska bisa melakukan hal ini? Kenapa tidak ada penolakan darinya? Kenapa tidak ada darah? Kenapa juga tidak ada rasa perih? Apa dia sebelumnya sudah pernah melakukannya? Dengan siapa dia melakukannya? Dimana pria itu? Seberapa sering Riska melakukannya? Apa dia dulu diperkosa? Atau pernah dicampakkan oleh mantan pacarnya?" Berbagai macam pertanyaan muncul dibenakku di tengah heningnya Riska bersama Smartphone miliknya.

"Tiing... Apa kamu sudah tidur?" Muncul sebuah notif pesan, ternyata dari Ani.
"Belum Ni, g tau kenapa aku ga bisa tidur nih" Ketik Riska menjawab pertanyaan Ani.
"Kenapa emang, ada masalah kah?" Jawab Nia lagi.
"Entahlah, yang jelas sekarang aku sedang pusing" balas Riska kembali.
"Baiklah, aku ke kamar kamu ya. Mungkin kamu butuh teman untuk berbagi cerita dan masalah" tawar Ani.
"Boleh, terima kasih Aniii " jawab Riska dengan semangat.



BERSAMBUNG. . .
Akhirnya update .....
Lanjutkan hu....buat misteri lagi
 
Akhir nya setelah sekian lama akhirnya update juga... Ditunggu kelanjutan ceritanya
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd