Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
sesi dengan ki encok.... damn....! Awesome
 
Package of Lust

POV pak Farhan

Setelah berjaga semalaman, aku telah terpikirkan ide untuk dapat menikmati tubuh bu Vita. Setelah mengcopy dan memotong rekaman CCTV saat bu Vita telanjang melewati pos ronda ke HP ku, aku pun bersiap untuk pulang. Ketika akan pulang, kulihat ada seorang kurir paket yang menuju ke arah pos keamanan. Ia bermaksud untuk menitipkan paket para warga yang tidak menjawan ketika ia datangi. Hal ini sudah biasa di perumahan ini. Setelah menerima seluruh paket, kulihat ada nama bu Vita di sana. Aku pun membaws paket tersebut pulang karena aku bermaksud mengantarkan paket tersebut untuk menjadi alasan aku datang ke rumahnya. Setelah itu, aku akan menjalankan rencanaku menikmati tubuh bu Vita.
Setibanya di rumah, rekaman tersebut ku pindahkan ke flashdisk. Aku membeli flashdisk murah pada perjalanan pulang. Setelah kupindahkan video tersebut, aku pun menulis surat untuk bu Vita. Malam ini aku sedang tidak jaga, jadi aku akan manfaatkan untuk menikmati bu Vita sepanjang malam. Setelah rapih, kubuat paket tersebut terlihat seperti kiriman seseorang dan kubuat nama pengirimnya anonim. Kemudian aku pun mengantarkan paket tersebut ke rumah bu Vita.
POV Vita
Setelah kelelahan akibat aksiku dini hari tadi, aku tidur seharian. Aku masih was-was setelah dikejar segerombolan anak jalanan tadi. Meskipun begitu, aku tertidur lelap sekali hari ini. Aku terbangun karena suara ketukan pintu di rumahku. Sangat malas rasanya membukakan pintu karena aku sedang lelah sekali. Aku pun cuek dan berpura-pura seolah sedang tidak di rumah. Ketukan itu tidak kunjung berhenti. Akhirnya aku beranjak ke arah pintu. Kuintip sedikit ternyata pak Farhan. Aku bingung harus bagaimana. Seluruh pakaianku belum selesai dicuci. Akhirnya aku pun mengambil handuk dan memakainya. Aku juga berpura-pura sedang mandi.
Setelah menutupi tubuhku dengan handuk, aku membukakan pintu. Aku bertanya keperluan pak Farhan. Ia pun mengatakan bahwa ia bermaksud untuk mengantar paket. Dari balik pintu, kuterima paket-paket tersebut. Ada 2 paket yang ia serahkan. Kemudian, pak Farhan pun pergi. Aku yakin, pasti ia dapat sedikit melihat tubuhku. Tapi aku ya sudah, anggap saja berbagi sedikit rejeki.
Setelah menutup pintu rumahku, aku membuka paket pertama yang lebih besar. Aku memesan peralatan masak baru. Peralatan masak lamaku sudah mulai rusak sehingga aku sengaja membeli yang baru. Sedangkan paket kedua aku tidak tahu. Mungkin ini paket untuk mas Sandi. Jadi kubiarkan saja paket itu karena aku hanya memesan 1 paket saja. Setelah itu, aku menghubungi mas Sandi dan menanyakan apakah paket tersebut miliknya. Mas Sandi pub mengatakan bahwa itu bukan miliknya. Kemudian aku mulai melihat paket tersebut dengan lebih teliti. Rupanya paket itu memang ditujukan untukku namun tidak diketahui siapa pengirimnya.
Akhirnya aku memutuskan untuk membuka paket kedua dan memeriksa isinya. Ternyata di dalam paket yang terbungkus kertas tersebut, terdapat sebuah flashdisk. Aku yang penasaran kemudian membuka isi flashdisk tersebut dengan mencoloknya ke smart tv ku. Ketika kubuka isinya, aku sangat terkejut. Aksiku dini hari tadi terekam kamera cctv. Bahkan wajahku terlihat sangat jelas. Tubuhku melemas. Aku tidak tahu siapa yang melakukan ini. Aku pun terdiam lesu. Ketika kulihat kertas yang membungkusnya, ternyata terdapat tulisan.
"Halo bu Vita. Sudah lihat isi flashdisknya? Jika belum cek dahulu isinya. Jika sudah, apakah anda ingin viral? Bagaimana reaksi warga sekitar ya jika melihat video tersebut? Ngomong-ngomong, saya punya penawaran. Jika anda tidak ingin terkenal, datang ke taman malam ini. Datang pukul 23.00 dalam keadaan telanjang bulat. Jika telat, mungkin satu per satu warga akan mendatangi rumah anda dan mulai mengusir anda. Bagaimana ya perasaan suami anda kalau tahu semua ini? Oh iya, setelah tiba di taman, segera ke air mancur, akan ada instruksi untuk anda."
Aku semakin panik. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Siapa yang mengirimkan ini? Apakah aku harus mengikuti kemauan pengirim? Apa yang akan terjadi padaku? Apakah aku perlu lapor polisi? Dan segudang pertanyaan lainnya membuatku akhirnya tak sadarkan diri.
Ketika aku terbangun, waktu menunjukkan pukul 21.00. Aku panik. Waktu semakin dekat. Jika kemarin hujan dapat membantu diriku bersembunyi, sekarang tidak. Aku harus bagaimana? Lama berpikir waktu pun semakin menyempit. Akhirnya aku memberanikan diri. Aku yang hanya mengenakan sandalku akhirnya berjalan ke arah taman. Keluar dari pintu rumah, aku mengunci rumahku dan mulai berjalan mengendap-endap. Sampai tikungan sebelum pos keamanan aku masih aman. Mendekati pos keamanan, aku melihat keadaan. Pos keamanan sedang kosong. Sepertinya satpam sedang berada di toilet. Aku pun bergerak secepat kilat melewati pos ronda. Kemudian, aku berjalan berhati-hati khawatir ada yang melihatku. Mungkin aku akan dikira orang gila jika ada yang melihatku, namun dengan tubuh yang kumiliki, aku pasti akan dibawa siapa pun yang melihatku dan akan dijadikan boneka seks mereka. Membayangkan itu, gairahku berdesir. Vaginaku kembali basah. Hasrat seksual mulai menguasai diriku. Andai ada yang lihat, ingin rasanya aku diperkosa. Sambil berjalan menuju taman, aku memainkan vaginaku. Dan tepat di pintu masuk taman, aku pun orgasme. Sensasi berjalan telanjang sambil orgasme sangatlah nikmat bagiku.
Setelah puas dengan orgasmeku, aku berjalan ke tengah taman dimana air mancur berada. Aku berlari ke sana karena khawatir ada yang melihatku. Aku juga khawatir anak-anak jalanan yang kemarin mengejarku ada di taman. Namun beruntung, hingga aku mencapai air mancur, mereka tidak terlihat atau terdengar olehku. Ketika aku mencapai air mancur, aku mencari instruksi selanjutnya. Aku menemukan secarik kertas. Kubaca isinya yang ternyata adalah "Anda harus merangkak ke arah kamar mandi umum. Saya memperhatikan anda. Jika anda tidak mengikuti perintah, saya akan buat keramaian dan silahkan anda bayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya."
Aku yang panik hanya pasrah mengikuti perintah tersebut. Aku pun berjalan merangkak bagaikan anjing ke arah toilet umum. Aku merasa sangat dipermalukan. Aku bagaikan anjing betina saja. Namun, sensasi telanjang di tempat terbuka ini kembali membuat hasratku bangkit. Vaginaku pun mulai basah. Bahkan mendekati toilet umum, cairan vaginaku mulai mengalir dan menetes sedikit-sedikit. Tiba di toilet umum, aku kembali melihat secarik kertas. Pada kertas tersebut bertuliskan "pakai penutup mata itu dan diam. Saya akan menghampiri anda dan anda harus mengikuti semua perintah saya." Aku pun memakai penutup mata tersebut. Kemudian kudengar langkah kaki mendekat. Seiring semakin dekatnya suara langkah tersebut, pria yang memerintah diriku berkata "Bagus, kamu lonte penurut. Sekarang saya akan memakaikan kalung di lehermu, dan sampai kaling tersebut saya lepas, kamu hanya boleh menungging dan berjalan merangkak."
Aku merasa sangat direndahkan. Aku diperlakukan bagaikan seekor anjing. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku. Setelah aku dipakaikan kalung, pria tersebut menarikku. Aku tidak tahu kemana ia membawaku. Karena tidak bisa melihat apa pun, aku hanya membayangkan bahwa ia akan memperkosaku di dalam taman ini. Ketika baru beberapa langkah, ia menghentikan langkahnya. Aku tidak tahu apa yang ia lakukan. Kemudian, aku merasakan sesuatu memasuki vaginaku. Rupanya pria tersebut memasukkan vibrator ke vaginaku. Selain itu, aku merasa ada yang masuk ke dalam anusku. Sepertinya ia memasukkan butt plug ke anusku. Ia pun menyalakan vibrator rersebut dan mulai menarikku berjalan kembali.
Sial, ini nikmat sekali. Sensasi dipermalukan seperti ini ditambah vibrator yang bergerak di dalam vaginaku membuatku kehilangan akal sehatku. Bahkan aku tidak berhenti mendesah karena ini sangat nikmat. Diperlakukan seperti ini, aku pun mencapai klimaksku. Crtt crtt crtt aku pun menghentikan langkahku. Namun, pria tersebut tidak membiarkanku. Ia terus menarik kalung di leherku hingga aku tercekik. Aku yang tidak bisa bernafas akhirnya berusaha melepas kalung tersebut. Namun kalung tersebut ternyata digembok sehingga aku hanya bisa menahan tarikannya. Tenaga pria tersebut sangat kuat hingga aku ikut terseret. Pria tersebut berkata "Heh perek, siapa yang bolehin lu klimaks, cepet gerak, mau lu jadi bintang bokep?" Ujar pria tersebut. Aku mulai mengenali suara ini. Namun karena rasa sakit dan nikmat yang terpecah, aku tidak bisa berpikir jernih. Aku kemudian mengikuti pria tersebut berjalan kembali agar tidak kesakitan.
Tiba-tiba pria tersebut menghentikan langkahnya. Aku tidak tahu apa yang terjadi karena mataku ditutup. Aku pun mendengar pria tersebut berbicara "Mau lu pada? Mupeng banget liat lonte peliharaan gue."
"Mau bang"
"Yauda sini bayar 50 ribu seorang"
50 ribu seorang? Apa pria ini akan menjualku? Berapa orang yang melihatku. Di tengah kebingunganku, aku kembali akan mencapai klimaksku. Aku pun mendesah hebat. Pria tersebut kembali berkata "Tuh liat, peliharaan gue udah pengen dipake tuh, kalo lu pada gamau bayar, yauda gue cari orang lain aja"
"Gimana ya bang, kita cuma ada 50ribu"
"Yauda kalo mau ya salah 1 dari lo bersepuluh dah yg pake, yg lain ya coli aja liatin."
10 orang? Bukankah itu sama dengan jumlah anak jalanan yang mengejarku kemarin. Apa pria ini sudah gila? Aku juga mulai teringat pemiliki suara pria tersebut. Suara ini adalah suara pak Farhan. Jadi kemarin aksiku diketahui olehnya. Sekarang ia ingin menjadikan aku budak seksnya?
"Yauda ini bang, kita ada 400 ribu hasil ngamen sama nabung, gimana bang? Boleh ga kita make ini perempuan? Kita nafsu banget liat dia dari waktu pergokin dia semalam."
"Hmm 400 ribu ya, oke sini. Gue kasih waktu 60 menit, silahkan kalian bebas pake sepuasnya dan kalian apain aja. Kalian cuma boleh pake dia di sini."
"Wah makasih bang"
Gila. Aku dihargai 400 ribu untuk dipakai 10 orang. Aku merasa sangat direndahkan. Tapi entah kenapa aku justru semakin bernafsu. Aku pun akhirnya kembali klimaks sebelum ke 10 anak jalanan ini menikmati tubuhku. Mereka hanya terpana dan tertawa, sedangkan aku terbaring akibat orgasme ketigaku ini. Melihat itu, pak Farhan akhirnya memcabut anal plug dan vibrator dari kedua lubang selangkanganku.
Salah satu dari mereka kemudian menjambak rambutku. "Buka mulut lu lonte, sepong kita semua." Ujar salah satu dari mereka. Aku masih lemas rasanya tidak sanggup, aku hanya membuka mulutku saja. Kemudian satu per satu mereka memasukkan penisnya ke dalam mulutku. Namun, karena tidak sesuai keinginan mereka, aku pun ditampar. "Sepong yang bener perek" Ujar salah dari mereka. Tamparan tersebut seakan memberikan aku tenaga. Aku pun akhirnya memberikan blowjob dengan kemampuan terbaikku. Saat aku memblowjob 1 penis, anak anak yang lain memainkan puting dan payudaraku. Selain itu, mereka juga mulai menunggingkan aku. Kemudian, beberapa dari mereka memainkan vaginaku. Sungguh sensasi yang menyenangkan dikerubungi 10 laki-laki telanjang yang bernafsu kepadaku yang juga telanjang di ruang terbuka seperti ini. Namun sayang, sepertinya aku tidak akan terlalu terpuaskan. Batang penis mereka tidak terlalu besar. Ku taksir usia mereka berada di usia 20-24 tahun. Selain itu, sepertinya mereka masih kurang pengalaman melihat rangsangan yang mereka berikan kepadaku terlalu asal-asalan. Jadi mungkin 1 jam lebih dari cukup untuk membuat mereka ejakulasi.
Puas menggerayangi seluruh tubuhku, salah satu dari mereka mulai menusuk vaginaku dengan penisnya. Tidak hanya itu, 1 dari mereka menyusul menusuk anusku. Kini 3 lubangku telah terisi. Mereka terus menggerakan penisnya di 3 lubangku. Kemudian secara tiba-tiba, kedua penis di selangkangan ku berhenti bergerak. Aku kemudian terkaget. Apa mereka sudah gila. 1 orang dari mereka berusaha memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Aku takut vaginaku akan robek jika diisi 2 penis sekaligus. Aku pun berusaha berontak. Namun teman-temannya menahan tubuhku agar tidak bergerak. Pak Farhan bahkan tidak terlihat saat ini. Saat aku terus berusaha untuk berontak, satu dari mereka kembali menamparku. "Heh Lonte, lu harus nurut sama kita. Kita udah bayar lu, lu harus puasin kita sesuai keinginan kita." Bentak salah satu dari mereka.
Setelah itu, aku hanya bisa pasrah. Rasanya sakit sekali ada 3 penis di dalam selangkangan ku. Ingin aku berteriak namun tidak bisa karena mulutku tertahan akibat 2 penis yang ada di mulutku. Mereka sangat kasar. Aku bahkan tidak diberikan waktu menyesuaikan diri dengan keadaan 2 penis di vaginaku. Mereka terus menggenjotku tanpa henti. Rasa sakit yang sebelumnya kurasakan berubah menjadi kenikmatan. Sodokan-sodokan terus terjadi tanpa henti. Aku salah berpikir soal mereka, mereka benar-benar memanfaatkan waktu yang ada. Mereka bergantian menusukan penis mereka di seluruh lubangku. Mereka ingin benar-benar menikmati tubuhku dan tidak ingin cepat keluar. Justru aku sendiri yang orgasme berkali-kali akibat perlakuan mereka. Nikmat sekali rasanya disetubuhi dengan kasar oleh 10 orang di ruang terbuka. Aku sendiri sudah sangat lemas. Beberapa kali mereka menampar wajah, payudara, dan pantatku saat aku hampir kehilangan kesadaran. Mereka berkata "gue bayar lu buat layanin kita, jangan mau enaknya doang terus ga sadar lu perek."
Tanpa disadari, langit pun mendung. Pak Farhan juga kulihat sudah kembali. Ia pun berkata "waktu kalian sudah habis, udah bubar sana."
"Bentar bang, tinggal crot aja ini". Mereka pun berdiri membiarkan aku tergeletak di tanah. Mereka kemudian mengocok penis masing-masing. Crot crot crot 10 penis menembakkan spermanya. Kini aku bermandikan sperma yang dikeluarkan 10 anak jalanan tersebut. Hampir tidak ada titik pada tubuhku yang tidak bermandikan sperma. Aku sendiri sudah sangat lelah dan hanya bisa terbaring lemas. Aku juga merasa hina. Aku merasa seperti pelacur murahan. Rasa nikmat dan gairah seksual yang sebelumnya mengontrol diriku, kini menjadi penyesalan.
Setelah mereka mengeluarkan sperma mereka, mereka pun pergi karena diusir pak Farhan. Pak Farhan kemudian menghampiri ku.
"Malam masih panjang ya bu Vita. Ayo ikut saya sekarang."
Aku tidak tahu apa yang akan ia lakukan padaku. Ketika aku berusaha bangkit, hujan pun turun. Perlahan sperma yang menutupi tubuhku ikut mengalir akibat hujan yang membasahi tubuh telanjangku. Pak Farhan sendiri mengenakan jas hujan dan payung, sedangkan aku dibiarkannya telanjang bulat di taman ini. Setelah berjalan beberapa saat, aku melihat Aki Encok. Pak Farhan kemudian berkata "Eh lonte, itu orang gila lu bikin crot ya, terserah deh mau lu apain aja, tapi gue mau liat dia buang spermanya di dalem memek lu."
"Tuan saya mohon jangan tuan, saya tidak ingin hamil tuan"
"Nurut lu perek, gue juga udah rekam waktu lu digangbang tadi, nih liat" Ujar pak Farhan sembari menunjukkan rekaman persetubuhanku dengan 10 anak jalanan tadi.
"Lu mau jadi bintang bokep beneran ya?".
" Ampun tuan, baik saya akan mengikuti perintah tuan."
Aku kemudian menghampiri Aki Encok yang sudah telanjang. Sepertinya dari kemarin ia telah kehilangan pakaiannya. Aki Encok menyambutku. Kulihat raut wajahnya seperti seorang anak yang bahagia ketika ibunya pulang. Saat ini kami duduk telanjang berdua di taman. Kemudian, Aki Encok yang memang bernafsu setelah melihat aku telanjang, menghisap dan memainkan payudaraku. Secara tanpa sadar, aku pun mendesah kenikmatan. Aki Encok kemudian berusaha mencium bibirku. Aku yang tidak bertenaga akhirnya hanya menerima dan membalas ciumannya. Kulihat pak Farhan kembali merekam aksiku. Seorang wanita cantik sedang bercinta dengan orang gila di taman. Tentu jika tersebar video itu akan sangat viral. Namun aku tidak peduli, saat ini aku ingin menikmati bercinta dengan Aki Encok. Kuakui aku ketagihan bercinta dengan Aki Encok. Ukuran penisnya yang besar seperti 2 pria yang pernah memperkosaku membuat aku ketagihan.
Sambil berciuman, Aki Encok mulai mengarahkan aku untuk tiduran. Ia juga mulai mengarahkan penisnya ke vaginaku. Setelah memasukkan penisnya, ia pun mulai menggenjot tubuhku. Ritme gerakannya sangatlah liar. Sungguh persetubuhan yang sangat nikmat. Bercinta dengan penis besar orang gangguan jiwa di bawah derasnya hujan di alam terbuka sambil direkam membuatku sangat berhasrat. Bahkan tidak butuh waktu lama hingga aku orgasme. Bosan dengan posisi ini, Aki Encok mendoggy aku. Ditusuknya vaginaku dari belakanh sambil Aki Encok memainkan payudaraku. Aku mulai ragu dengan kejiwaan Aki Encok. Aku rasa ia masih waras. Orang tidak waras seharusnya tidak mungkin bisa bercinta sehebat ini. Persetubuhan kami sangatlah panas. Derasnya hujan membuat desahanku tersamarkan. Aki Encok terus menerus menggenjot vaginaku dengan kencang hingga aku pun orgasme lagi. Aki Encok cukup pengertian, ia membiarkanku menikmati orgasmeku. Setelah itu, ia pun melepas penisnya dan mengarahkannya ke kepalaku. Ia kemudian duduk dan aku menghisap penisnya yang bau. Tidak lupa akupun menghisap dan menjilat kedua kantung pelirnya.
Puas dengan mulutku, ia mengarahkan aku untuk naik ke atasnya. Penisnya dapat dengan mudah masuk ke dalam vaginaku. Kemudian aku pun bergoyang di atasnya. Kulihat pak Farhan sedang memegang penisnya. Sepertinya ia juga terangsang sembari merekam persetubuhan ku dengan Aki Encok. Aku dan Aki Encok sendiri terus berganti posisi. Ketika aku sudah berkali-kali orgasme hingga hampir pingsan, Aki Encok masih belum menunjukkan tanda-tanda klimaksnya. Ia terus memacu vaginaku dengan kencang. Hingga beberapa saat kemudian, Aki Encok akhirnya mengeluarkan spermanya di dalam vaginaku. Ia menembakkan spermanya dalam-dalam. Vaginaku terasa sangat hangat. Setelah mengeluarkan spermanya, penis Aki Encok tidak juga melemas. Aku bergidik ketakutan sekaligus takjub. Hebat sekali staminya, bahkan jika Pak Farhan tidak memisahkan kami, mungkin aku akan kembali digarapnya.
Setelah kami dipisahkan, pak Farhan kemudian membawaku ke pintu masuk taman. Ia menyuruhku menggunakan jas hujan yang ia bawa. Kemudian, ia membawaku pulang ke rumah. Setibanya di rumah, ia kembali menelanjangi diriku. Kemudian ia membawaku ke kamar mandi. Setelah itu, ia menyuruhku membersihkan vaginaku yang berlumuran sperma. Ia juga menyuruhku untuk mandi di hadapannya. Setelah aku selesai mandi, ia tidak membiarkanku begitu saja. Ia menyuruhku untuk membuka seluruh pakaian yang ia kenakan. Aku benar-benar diperlakukan sebagai budak olehnya. Aku pun hanya bisa pasrah mengikuti permintaannya. Tubuhku sudah sangat lemas. Setelah ia telanjang bulat, aku terpana melihat penisnya. Pak Farhan merupakan keturunan timur tengah dan Indonesia Timur. Penisnya berukuran sangat jumbo. Mungkin bisa dibilang 2 kali lebih panjang dan lebar dari penis suamiku.
Pak Farhan memintaku memandikan dirinya. Aku kemudian menyiram tubuhnya dengan shower. Setelah itu, saat aku akan menyabuni tubuhnya, ia menolaknya. Ia ingin aku menjilati seluruh tubuhnya hingga bersih terlebih dahulu. Awalnya aku enggan, tapi dia kemudian meremas payudaraku dengan kasar. Ia juga mengancam akan menjual videoku dengan Aki Encok. Aku terpaksa mengikuti kemauannya. Aku pun menjilati seluruh tubuh pak Farhan hingga bersih. Kemudian, ia memintaku menyabuni tubuhnya. Namun, ia tidak ingin aku menggunakan tanganku. Aku paham maksudnya dan aku pun menyabuninya dengan menempelkan tubuhku padanya. Khusus bagian penis, ia memintaku menyabuninya dengan payudaraku. Setelah itu, aku menyirami badan pak Farhan dan mengelap tubuhnya dengan tubuhku. Kemudian kami pun mengeringkan diri.
Sehabis membersihkan diri, pak Farhan membawaku ke kamar. Ketika ia ingin memilihkan pakaianku, aku menceritakan semuanya bahwa lemariku terkunci dan tidak bisa dibuka. Ia tertawa. "Laki lu ternyata emang pengen lu jadi lonte ya hahaha."
"Oke sekarang layanin gue" Ujar pak Farhan sambil merebahkan dirinya. Aku pun naik ke atas kasur dan mulai melayaninya dengan menjilati penisnya. Aku mengulum penis jumbo tersebut. Jujur, mulutku penuh sekali, bahkan aku tidak bisa memasukkan seluruhnya. Setengahnya saja tidak sampai. Aku sampai tersedak. Aku terus mengulum dan menjilati penisnya. Kemudian, ia pun memintaku berputar. Ia ingin menjilati vaginaku. Kami pun akhirnya bercinta dalam posisi 69. Ia memainkan lidahnya dengan buas di vaginaku. Aku bahkan sampai berhenti mengulum penisnya karena permainan lidahnya sangat menggairahkan. Ia juga menghisap cairan yang keluar dari vaginaku. Sungguh nikmat sekali permainan oral pak Farhan.
Puas dengan oral sex, pak Farhan memintaku memasukkan penisnya. Aku sempat terdiam. Aku agak ragu karena penis pak Farhan sangat besar. Secara perlahan, aku memasukkan penis pak Farhan ke vaginaku. Meskipun vaginaku basah, tetap saja penis tersebut sulit masuk. Aku bahkan berteriak kesakitan. Pak Farhan tertawa melihatku. Ia mengatakan "kontol laki lu kecil ya? Sempit bener memek lu." Kemudian, setelah penisnya berhasil masuk, aku sengaja mendiamkan diri untuk menyesuaikan vaginaku dengan penisnya. Namun, pak Farhan yang sudah tidak sabar bersikap lain. Ia menggerakan dan menaik turunkan tubuhku. Aku meringis kesakitan.
"Ampun pak, sakit pak, pelan-pelan pak"
"Diem lu lonte... Plak" Ia menamparku dan tidak memperdulikan rasa sakitku.
Kesal karena aku sedikit pasif, ia membaringkan tubuhku. Kemudian ia menggenjotku dalam posisi missionary. Sakit sekali vaginaku. Meskipun begitu, lama kelamaan kembali rasa sakit itu perlahan berubah menjadi rasa nikmat. Jika sebelumnya aku meringis kesakitan, kini aku mendesah keenakan. Pak Farhan kembali tersenyum melihatku. Ia mengatakan "tadi aja gamau gamau, sekarang keenakan, dasar perek." Beberapa saat kemudian, aku akan mencapai orgasmeku. Ia yang mengetahui hal itu, mencabut penisnya. Aku merasa kentang. Ia kemudian menyuruhku menungging. Ia mendoggyku sekarang. Kembali saat aku akan klimaks, ia mencabut penisnya. Aku pun protes "Kenapa dicabut tuan?"
"Hahahaha" Jawabnya tertawa.
Aku paham apa yang ia inginkan. Akal sehatku yang sudah kalah dengan birahiku pun mengatakan "Tuan, mohon izinkan aku klimaks tuan, aku mohon tuan"
Pak Farhan menjawab "bagus lonte. Gue kasih lu klimaks."
Ia pun memasukkan jarinya dan membuatku squirting. Aku mendesah hingga kejang-kejang. Kemudian aku pun lemas. Melihatku yang sudah tidak bisa bergerak, ia pun berusaha memasukkan penisnya lagi. Kembali ia menggenjotku. Setelah hampir 1 jam, aku telah orgasme beberapa kali, sedangkan ia baru akan mengeluarkan spermanya. Ia kemudian menembakkan spermanya dalam dalam di mulutku. Aku yang sudah kelelahan pun menutup mataku karena ingin tidur. Namun, pak Farhan tidak membiarkan aku begitu saja. Penisnya masih sangat keras. Ia pun berusaha menganalku. Karena terlalu sakit, akhirnya aku pun pingsan. Aku tersadar saat waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Pak Farhan kulihat tidak ada di rumahku. Namun analku masih menganga dan mengalir sperma dari sana. Di perut dan dadaku pun sama. Ada sperma yang mulai mengering hingga wajahku. Aku tidak tahu berapa kali ia memperkosaku. Yang jelas, kurasa ia tidak berhenti memperkosaku meskipun aku tidak sadarkan diri.
Aku pun menguatkan diri untuk mengambil minum. Tenggorokan ku kering dan aku sangat haus. Aku berjalan dengan ngilu di vagina dan analku. Saat aku melihat pintu rumahku, aku tidak menemukan kunci rumahku. Sepertinya pak Farhan mengunciku dari luar. Sekarang aku terjebak di rumahku sendiri. Kemudian aku mengistirahatkan tubuhku di sofa.
Saat sedang memulihkan diri, aku mendengar pintu rumahku terbuka. Aku yakin itu bukan mas Sandi karena ia baru akan pulang 2 bulan lagi. Sudah satu bulan lebih ia dinas. Aku yakin itu pak Farhan. Kemudian setelah pintu terbuka, pak Farhan masuk. Ia mengatakan "hai lonte, udah sadar ya? Gue punya kejutan nih." Kemudian ia pun memasukkan aki Encok ke dalam rumahku. Aki Encok yang sebelumnya berpakaian ia telanjangi. Kini hanya ia yang berpakaian di rumah ini. Ia pun mengatakan "Nah aki Encok, silahkan dipakai terus ya bu Vita. Keluarin terus spermanya di memek lonte ini. Bikin dia hamil kalo perlu. Dan elo lonte, layanin Aki Encok seperti suami lu. Gue pergi dulu ya, selamat berbulan madu". Kemudian pak Farhan meninggalkan aku dan Aki Encok berdua telanjang. Ia mengunci kami di rumahku. Kini, aku akan terjebak 3 hari bersama ODGJ sambil telanjang bersama dan aku harus melayani nafsu seksualnya yang sangat besar dan liar.
 
Edan....
Aki Encok lucky man....
Pak Farhan.... Mantap!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd