Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Aktivitas Seksual Para 'Gadis' (Kisah 10: Vikuy. Update 6 Januari 2021)

Diantara member yang ceritanya sudah saya buat di draft, mana yang paling menggairahkan bagi anda?

  • Yona

    Votes: 25 12,6%
  • Vienny

    Votes: 30 15,2%
  • Anin

    Votes: 35 17,7%
  • Lala

    Votes: 19 9,6%
  • Cinhap

    Votes: 29 14,6%
  • Jinan

    Votes: 11 5,6%
  • Beby

    Votes: 18 9,1%
  • Desy

    Votes: 16 8,1%
  • Shani

    Votes: 31 15,7%
  • Gracia

    Votes: 46 23,2%
  • Feni

    Votes: 8 4,0%
  • Rona

    Votes: 8 4,0%
  • Okta

    Votes: 3 1,5%
  • Amel

    Votes: 19 9,6%
  • Nurhayati

    Votes: 13 6,6%

  • Total voters
    198
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Pada begadang nungguin Sevilla maen gak nih? Unpopular oppinion: Saya paling gak demen ama Emyu. Jadi gak usah heran lah ya Viny bisa antipati gitu kemarenan pas dipepet ama Akun Emyu Indo. Anggep aja ketularan dari saya. Tapi puk-puk-puk, Viny kan demen ama Barca dengan Messi-nya. Eheheheh.
.
Senen tanggal merah 17an lah ya. Tunggu dimari aja. Dalam waktu 1 jam ke depan ada cerita baru.
.
Lala-Eli-Gxxx.
 
Noda Pembegal. Ceuriwis. Darah Kutilang Tampan (1).




Bagian Pertama.
.
.
.
Sabtu pagi yang sudah agak siang pada tanggal 15 Juni 2019. Hari dimana tetangga kost aku ulang tahun. Helisma Putri sang mojang Sunda menginjak umur yang ke-19. Dia berselisih 6 bulan denganku yang lahir belakangan.

Saat tengah malam jelas aku masih terjaga untuk mengucapkan HBD kepadanya, di kamarnya langsung. Semalam tidak hanya aku yang mendatangi kamarnya. Namun tentu seorang lagi tak mungkin masuk frame ketika aku membuat stories ig karena ya Eli didatangi oleh pacarnya langsung dari Garut.

Aku langsung kembali ke kamarku setelah 20 menit kurang di kamarnya Eli. Asal kalian tau, setelah itu aku gak tidur sampai jam 2. Karena, hmmmmmm…..


Sabtu pagi ini aku terbangun karena sepupuku sudah berada di ranjangku. Dia membangunkan aku dengan cara mengelus-elus bagian atas kepala serta membelai rambutku yang lurus. Aaaaah, bahagianya pagiku dibangunkan olehnya dengan cara seperti ini. Pukul 9 lewat ketika aku memperhatikan detak jam di dinding.

Dia membawakan aku sebungkus nasi uduk yang kuprediksi beli di dekat kost karena aku juga biasa beli dari sana. Setelah aku gosok gigi, akhirnya kami memakan isi bungkusan nasi jatah masing-masing. Di dalam bungkusan aku terdapat bihun, tempe orek, dan semur telor.

"Mas, aku udah mens dari 2 hari yang lalu. Tuh kan, aku bilang juga apa pas di Lampung. Aku kan emang lagi ga subur. Hmmm aku masih keinget terus lhoh mas tentang kejadian, ekhem….."

"Iya kah? Syukurlah. Gak jadi janin di perut kamu. Eh, bentar. Knapa kamu duduknya serasa ga nyaman gitu sih? Pantat kamu pegel? Kayak lagi warnain rambut di salon aja." Kakak sepupuku memperhatikan gelagat aneh dari aku yang sedikit merasakan sesuatu di bokong.

"Ini tuh karena. Ummmm….. Ah, aku ga mau bilang Mas. Takut Mas marah…. Aku gapapa kok, Mas…."

"Agak-agak miring gitu kamu posisi duduknya."

"Ya karena klo aku duduknya kayak biasa kerasa saki… Nggak, mas. Ga jadi…."

"Kamu disodomi siapa? Klo kamu dipaksa, Mas gak marah kok. Paling tuh laki-laki Mas Hajar."

"Aku yang minta, kok. Aku yang mau. Jangan buat keributan, Mas. Udah, gapapa akunya. Karena baru semalem mungkin, jadi masih kerasa."

"Siapa yang perawanin pantat kamu? Ya Mas sih seneng klo kamu akhirnya punya pacar disini. Asal dia perlakukan kamu dengan lembut, lanjutin aja. Bener kata kamu sih, hubungan terlarang kira 5 hari yang lalu seharusnya gak boleh terjadi. Kita gak bisa saling menaruh hati terlalu jauh karena masih satu kakek-nenek. Yang terbaik emang kamu harus cari pacar." Sudah kuduga Mas Panjul menanggapinya tidak pakai emosi.

"Mas sih enak, dah ada Kak Viny. Ci Desy dan yang lainnya bisa mas pake juga. Dan aku gak yakin bisa nemuin yang lebih bisa ngenakin aku daripada Mas. Semalem tuh, kayak gak ada enak-enaknya. Kapok deh, dianya juga blom pernah analin pacarnya."

"Nah, kan…. Yang memancing keributan tuh kamu. Ngapain kamu ngasih anal sex ke pacar orang?"

"Aih, mereka tuh yang ribut banget semalem. Itu, kamar sebelah. Kamarnya Ceu Eli, mereka mainnya berisik. Semalem kan Ceu Eli ulang tahun. Aku ucapin langsung kan semalem. Jam setengah 1 aku udah di kamar. Tapi mereka mainnya kedengeran sampe kamar ini. Jam 1 mereka gak kedengeran lagi. Tapi aku udah terlanjur sange, Mas. Ya udah aku masuk ke kamar Ceu Eli. Ya udah, singkatnya aku disodomi cowonya karena aku lagi mens. Ceu Eli ngizinin kok."

"Hey, nyari perkara kamu!!!! Jangan lagi-lagi ngentot sama Cowo orang. Gak tau gimana caranya biar kamu dapet izin dari Eli itu." Oke, kali ini tatap matanya terlihat agak menyeramkan menatapku.

"Dia bisikin aku satu syarat yang gak boleh diketahui sama cowonya. Dia mau sekali-kali kamarnya dikunjungin sama Mas Panjul. Buat nambah uang jajan lumayan katanya.

"Jadi karena kamu dah disodomin sama cowonya Eli, Eli minta badannya Mas pake? Gendeng tenan kowe…."

"Beneran, Mas. Setelah aku balik dari Lampung, aku cerita semuanya ke Ceu Eli. Detail kita bercumbu di hotel Lampung sana. Dia kan dah biasa sama anak KIII, aku yang kasih tau sama dia klo Mas ini yang pacarnya Kak Viny masih ada hubungan darah sama aku, kan yang lain masih jarang yang pada tau."

"Dah sering banget Mas digosipin di backstage KIII. Dan emang gak banyak yang tau kalo kita masih sepupuan, La. Halaah, jadi di kamar sebelah masih ada makhluk yang nyodomin kamu?" Rentangan tangan kirinya menunjuk kamar sebelah tempat Ceu Eli ngekost.

"Udahlah, Mas. Jangan dihajar." Kataku yang berusaha mencegah pertikaian.

"Yeeeh, bukan. Klo Cowonya dah pulang ya berarti Mas bisa masuk ke kamarnya Eli."

"Masih ada mas dianya. Oooh, jadi Mas mau? Aku chat Ceu Eli deh." Posisi hp yang tak terlalu jauh dari jangkauan membuatku tak lama untuk meraihnya.

"Semprul kamu. Kalo yang lagi megang hapenya tuh cowo, gimana?" Ucapannya mengurungkan niatku memulai chat dengan topik bahwa Mas ku ini mau-mau aja make Ceu Eli. Tapi akhirnya aku punya ide lain.

"Ah, aku mau chat dia buat ngehubungin aku klo lagi senggang & sendiri. Cowonya pulang nanti malem abis nonton RSG KIII. Bus Pr*maJ*sa yang ke Garut kan masih ada sampe dinihari. Mas ntar malem nontonin Kak Viny, kan? Tapi pulangnya bawa Ceu Eli aja dari tempat latihan kesini, karena jadwalnya dia ntar malem latihan... Baru dah selanjutnya terserah Mas. Aku gak ikut campur karena lagi mens."
.
.
.
.
.
Jadi aku gak bisa nyeritain kalian nih gimana kakak sepupu aku di kamarnya Ceu Eli. Dan pas hari Minggu pagi, ada Kak Gita dateng. Awalnya dia masuk ke kamar aku. Nanya apa ada Eli atau nggak di kamarnya. Ya aku bilang aja ada. Kak Gita langsung ke kamar Ceu Eli begitu kubilang iya. Niatnya dia mau ngasih kado yang belum sempet dikasih semalem pas hari ultahnya agak dirayakan kecil-kecilan di tempat latihan.

Yang kutahu selanjutnya aku ketika aku sudah bersiap untuk berangkat ke teater karena ada show 2 hari Minggu TwT spesial seitansainya Kak Ayana juga aku rencananya akan diantar oleh Mas Panjul. Dia kembali dari kamar Ceu Eli hanya dengan Kak Gita, satu jam setelah Kak Gita ke kamar Ceu Eli. Mungkin tetangga kost aku itu lagi mager karena habis bertempur semalaman dengan Mas Panjul.

Lalu Kakak sepupuku itu mandi di kamarku, jam 11 siang aku sudah berada di mobilnya menuju teater. Dengan membawa Kak Gita juga. Aaaaah, Mas Gito yang lagi ganteng-gantengnya waktu itu masih perawan lhoh. Aku gak yakin Mas Panjul langsung nganterin Mas Gito pulang. Enak banget sodaraku itu. Tanggal 10 merawanin aku, 6 hari setelahnya ngebuka segelnya Gita Sekar Andarini.



.
.
.
.
Ya udah begitulah ceritaku. Sehat-sehat selalu ya kalian di masa Pandemi ini. Kita baru bisa bertemu melalui virtual. Dan streaming di kanal RT*I+ yang sudah menampilkan setlist reguler.

Jadi sebenarnya setelah 6 hari sepupuku nyobain 3 badan member. Aku, Ceu Eli, dan Kak Gita. Ada yang lebih hebat lagi di akhir Juni lalu. Dia dengan temannya yang notabene adalah pacarnya Chika membawa aku, Kak Cinhap, Kak Anin, dan Kak Jinan 'liburan' ke Puncak. Tapi pegel banget nih jari pasti kalo diceritain juga sama aku. Tapi bakal ada yang ceritain kok.
.
.
.
Kalian sebelomnya sudah bisa menebak aku siapa gak sih? Aku sudah nyebut namaku belom dari awal? Kalo Jikoshoukai memang belum, tapi aku sudah mengetik asal kotaku di atas. Pasti udah ada yang menebak siapa aku. Yang bener aku kasih memek aku, mau gak? Tapi kontol kalian jangan dipaksa masuk semua ya, aku gak bisa dimasukin sama kontol yang gede. Gak muat. Uuuuugggghhhh.
.
.
.
.
Tangga nada ke-6 yang diulang dua kali, si pemberani dan selalu bersinar. Aku LALA.



Nabila Yussi Fitriana nama lengkapku. Lahirnya sih dari Lampung. Tapi kakek-nenek aku dari Jawa. Kenapa aku dibilang masih sepupuan sama lelaki yang memerawaniku, ya karena ibuku itu adik dari ibunya si Mas Panjul.

Jadi, dulu waktu ibunya Mas Panjul baru nikah, ibuku masih awal SMA. Orang tua Mas Panjul tetap di Jawa ketika akhirnya Kakek-nenek aku bertransmigrasi ke Lampung membawa ibuku. Hingga akhirnya ibuku menikah dengan ayahku yang sudah dari kecil di Lampung. Lalu aku lahir.

Seringnya sih Mas Panjul kalau lagi libur lebaran mudiknya ya ke Jawa Tengah. Sebelum kakek-nenek meninggal 12 dan 7 tahun lalu, keluarga Mas Panjul tidak setiap tahun silaturahmi ke Lampung. Dan memang sebelum lebaran 2019, praktis aku terakhir bertemu keluarganya Mas Panjul waktu aku masih 12 tahun. Paham ya sampai sini?
.

.


Aku ke Jakarta untuk menjadi member Akademi class B pada September 2018. Sudah lulus SMA tentunya. Dan selama hidup di Jakarta aku sangat terbantu sekali oleh Mas Panjul. Karena gak mungkin tiap bulan juga Ayah & Ibuku bisa nengokin aku di Jakarta.

Beberapa kali aku pindah kost pun banyak terbantu olehnya. Sempet kost tetanggaan sama Ceu Eli dari awal, trus pindah ke rumah kontrakkan yang disewa oleh Ayah & Ibuku (agar tak terlalu sempit kalau di kost saat mereka nengokin aku di Jakarta) yang udah agak keluar perbatasan Jakarta (tapi jadi deket sama rumahnya Dedek Biyel). Trus sekarang ngekost lagi.

Jadinya ya selama September 2018 (bahkan dari sebelumnya saat audisi) hingga Juni 2019 tuh Mas Panjul gak pernah ituin aku. Ya kalian tau sendiri lah dia gimana. Apa aku beneran dianggap saudara yang gak boleh saling ummmm? Padahal ya aku paham dari minggu-minggu pertama di Jakarta tuh Mas aku itu orangnya gimana. Atau memang aku bukan tipenya. Aku kan pendek. Bayangin perbandingannya sama Kak Viny yang 165cm, atau jomplang banget sama Ci Desy yang 172cm.

Tapi akhirnya jebol juga aku. 10 Juni 2019. Kalian bayangin aja, aku yang cuman 153cm dimasuki oleh penis besar dan panjang dari lelaki tegap, rupawan, serta kaya tentunya. Gak bisa masuk semua lah. Kayaknya cuman memek aku deh yang cuman nelen setengah dari panjang total kontolnya Mas Panjul. Uuuuukkkhhh.
.
.
Kalian ingin membaca ceritaku pada tanggal 10 Juni 2019? Baiklah. Aku mulai ya?
.
.
.
.



Ini adalah tweet aku pada tanggal tersebut. Sudah jam 11 malam ketika permainan kami berakhir. Dan paginya aku melihat Iroy mereply tweet aku. Gak tau apa ya kalo Kalala yang lagi dikangenin tuh lagi capek banget. Paginya pun masih lanjut. Foto kiri aku edit pake filter jadi agak gelap, itu sebenarnya matahari yang akan tenggelam. Karena kami sudah meninggalkan pantai itu sebelum jam 5 sore.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Lebaran 2019.
Keluarga Mas Panjul sudah berada di Lampung H-3 lebaran yang jatuh pada tanggal 5. Dan si Mas sempat berpuasa 3 hari serta teraweh 2 malam di kampungku. Dan tanggal 10 itu hari kepulangan keluarganya Mas Panjul beserta aku ke Jakarta. Tapi Bapak-Ibunya naik pesawat dan aku dengan sepupuku itu naik mobilnya. Karena aku banyak membawa barang adalah alasan sebenarnya kenapa kami berdua naik mobilnya.

Setelah aku pamit untuk tidak bertemu dengan Ayah-Ibuku selama beberapa bulan ke depan pada pagi hari, aku dan keluarganya Mas Panjul ke Bandara dulu untuk mengantarkan Bapak-Ibunya. Baru deh abis itu kami…… Freeeeeee tiiiiimeeeeee!!!!! Padahal aku udah siap lhoh buat dijebol pas awal-awal aku masuk Jeketi sebagai imbalan kebaikannya ngurus kebutuhan aku di Jakarta. Tapi baru di usia 19 tahun ini aku mendapatkan proses pendewasaan dari saudara sepupu aku sendiri.
.
.
Kami mulai berbincang serius tentang rencana kami menghabiskan waktu berdua sebelum menyebrang kembali ke Pulau Jawa di perjalanan sekembalinya dari Bandara Raden Inten II.

"Mas, kita gak ada rencana kemana dulu gitu?"
Rajuk aku kepada kakak sepupuku yang rupawan ini.

"Gak langsung nyebrang aja gitu, La?" Jawabnya sedikit menolak permintaanku. Yang berarti hasutanku harus lebih intensif sebelum mobil yang membawa kami diarahkan ke Bakauheni.

"Aku masih belum puas liburannya. Udah jadi member jeketi bakal jarang banget ke Kampungnya nanti. Emang circus jeketi minat ngadain di sini? Nggak kan? Masih pengen ke Pantai, Mas. Yah mas yaaaaa. Please…." Dengan mata sedikit berkaca-kaca dan lenganku agak merangkul lengan kirinya dan kusandarkan kepalaku juga disana.

"Tapi ya gimana ya. Gini deh Kalala zheyeeeng. Klo kita ke Pantai dulu dan baru ke pelabuhannya sore, nyebrang ke Merak bisa dah malem dan sampe Jakarta terlalu larut." Kembali aku mendapatkan penolakan dan waktuku semakin sempit karena beberapa kilometer lagi sudah mencapai persimpangan antara ke Pelabuhan atau arah ke pantai-pantai terkenal di Bandar Lampung.



"Lagian Mas belum ngasih aku kado karena aku udah promosi ke Team. Kan yang buat aku semangat biar promosi ya karena Mas dah mengiyakan permintaan aku yang mau ngasih kado 'itu' ke aku. Udah berapa bulan nih Mas, sejak aku promosi." Sekuat tenaga aku menginginkan kebersamaan kami agar lebih lama lagi.

"Kalala, Kalala, Kalala. Kamu sadar kan, klo kita masih saudara?" Mas Panjul masih saja menolak aku kali ini dengan senjata yang memang bisa jadi pamungkas agar dia tak memberi aku kado 'itu'.

"Mas kan janji jagain aku selama jadi member. Emang mas tega ngebiarin aku ngelepas ini ke cowo lain, trus ternyata cowo itu cuman mau nikmatin badan aku doank karena notabene aku tuh member jeketi trus dia sebenarnya ga sayang sama aku. Iya, gitu mas?" Panjang lebar juga aku menjelaskan berbagai kemungkinan yang terjadi apabila keinginanku tak dia penuhi.

"KALALA!!!! Stop! Tetep nggak! Mas kelupaan bawa after pills pas ke kampungmu ini." Sangat tegas penolakannya memang. Tapi ternyata alasannya hanya itu. Malah membuatku kemudian tersenyum.

"Yesssssss! Oke, kita ke Pantai Mutun. Aku setting arah pantainya di gmaps hape aku ya, Mas. Aku udah lama banget pengen kesana karena belom pernah. Sorenya kita ke….. Ah, aku booking pake hape Mas ya. Pokoknya aku mau Nerima kado dari mas malem ini juga. Ehehehehe." Senyumku sumringah sekali karena keadaanku yang memang sangat mendukung. Dan saat ini aku sedang memesan sebuah kamar deluxe di sebuah hotel berbintang dan ternyata masih tersedia meskipun tidak banyak karena ini masih musim libur lebaran.

"Kalala, maksud kamu gimana sih?" Sesekali pandangannya yang memang fokusnya ke jalanan melihat aku dengan keheranan.

"Mas, aku tuh lagi gak subur. Hahahahahah. Yesssss, dapet juga kado kedewasaan dari Mas. Ya mas kan tau sendiri lah, jadi member jeketi kan pasti banyak fans-fans yang berusaha ngejapri aku. Ah, mereka semua mah modus. Ujung-ujungnya pengen memek member. Dari yang ngajak jalan, beliin barang branded, sampe janjiin senbatsu pake ala-ala kontrak darah segala. Hiiiih, ogah aku mas." Akhir pernyataanku membuat badan ini bergidik sendiri dalam keadaan aku masih memegang hapenya dalam proses membooking kamar.

"Jangan! Kalala yang imut, menggemaskan dan ingin terlihat dewasa harus jadi member yang lurus. Mas janji bakal jagain kamu dari orang-orang modus kayak mereka." Jawab sepupuku itu yang memang sudah terbukti selama aku di perantauan memang selalu menjaga aku.

"Makanya, aku nakalnya sama Mas aja. Nanti klo udah grad baru aku nyari cowo yang serius ke aku. Nih udah aku booking kamarnya. Deadline pembayaran satu jam, paling kita dah sampe pantai 20 menit lagi tuh ditunjukin sama maps. Abis nyampe pantai mas bisa bayar pake m-banking."

"Semoga aku ga terkejut pas liat harganya."

"Ya kali liat harga kamar hotel berbintang bikin mas kaget. Tiap bulannya nyetor puluhan juta ke beberapa sugar baby-nya mulu. Aku tuh ga perlu berlembar-lembar merah sang proklamator. Aku cukup mas ngejagain aku selama di Jakarta. Itu aja cukup."

"153cm lawan 170cm siap lhah ya?!"

"Aaaaaah, takoooooooooooot!"
.
.
.
Waktu tempuh yang diperkirakan aplikasi peta bawaan handphone tidak terlalu beda jauh dengan kenyataan. Mobil kami sudah terparkir di Pantai Mutun. Tentu kami tidak langsung turun dari mobil. Karena Mas Panjul hanya mematikan mesinnya lalu semesta mendukung kami untuk saling berpagutan bibir.

"Mmmmmmhhhhh. Mmmmmmmpppphhh……"

Sudah lama memang aku tidak berciuman bibir seperti ini. Meskipun dengan Mas Panjul karena prinsipnya dia yang menjaga aku sangat tidak ingin bersentuhan dalam bumbu-bumbu seksual denganku sepupunya. 2-3 menit lidah kami saling membelit lalu lepaslah ciuman bibir kami dengan juntaian saliva yang menjembatani kedua pasang organ kecup kami.



"Gemesin banget sih Kalala?!?!?! Apa kita langsung ke hotel aja ya? Dah Mas bayar ini hotelnya." Ujarnya menggebu-gebu.

"Aku pikir ada rasa segan dari aku berciuman dengan saudara sendiri. Tapi yang timbul kayaknya rasa sayang deh, Mas. Ya aku juga gak sabar mas ngasih kado kedewasaan aku. Tapi main-main ke Pantai dulu lah mas. Aku belom pernah kesini. Yuk mas turun."
.
.
Setelah turun dari mobil kami berjalan di atas gemerisik pasir yang berbisik bergesekan dengan langkah kaki kami. Deburan ombak Samudera Hindia di siang hari menenangkan kalbu yang masuk ke dalam sukma para pelancong di pantai Mutun ini.





Ternyata perutku sudah berdendang keras meminta asupan makan siang. Memang sudah lewat 2 jam dari saat matahari tergelincir di tengah langit. Kami akhirnya mencari sebuah saung yang kosong di tengah kepadatan pengunjung pantai. Dan setelah menelusuri pantai ini selama 10 menitan kami pun mendapati saung kami. Kombinasi Bakso urat dan Kelapa Muda langsung dari batoknya bukankah kombinasi yang sempurna sambil wajah terhempas angin laut yang berhembus.

"Mas, hubungan Mas sama Kak Viny gimana? Makin harmonis dan dah bicara tentang masa depan kan?" Disela-sela kami menyantap hidangan sederhana ini aku mulai membuka pembicaraan dengan Kakak Sepupuku ini.

"Makin serius kok. Dan perjalanan Viny di Jeketi akan mendekati akhirnya." Pernyataan yang terlontar dari dia sangat mengagetkanku.

"Hah? Serius kak? Kirain Kak Viny gradnya nunggu lulus kuliah dulu." Bakso yang tadinya kulahap dengan cepat karena memang aku sudah lapar tiba-tiba terhenti karena kekagetanku.

"Iya, sebelum mas mudik bareng orang tua mas ke kampungmu ini, La. Mas kamu ini, Viny, dan keluarganya sudah berembug. Dan mencapai hasil bahwa Viny ingin fokus di tingkat akhir kuliahnya tanpa terbebani kegiatan di Jeketi lagi. Jujur mas gak intervensi sama sekali. Mas tetap bakal nunggu kapanpun keinginan Viny untuk grad dari Jeketi dan lulus kuliah. Baru setelah itu bakal mas lamar Viny."

Tampaknya info ini bahkan belum diketahui oleh banyak member kalau Mas Panjul baru berembug dengan keluarganya Kak Viny beberapa hari lalu.

"Setelah ngumumin Grad, jangan langsung last show kak. Member kayak Kak Viny bahkan aku pikir sangat layak mendapatkan konser kelulusan."

"Setelah libur lebaran, Viny bakal omongin ini sama manajemen. Rencananya dia bakal ngumuminnya di circus Surabaya. Karena kan Surabaya dirasa emosional juga baginya sebagai tempat permulaan dia waktu naik gunung. Gak tau kapan last shownya. Bisa aja member sebesar Viny ditahan-tahan kelulusannya meski dah ngumumin. Tapi dia bakal ngasih deadline juga ke manajemen, dia maunya paling lambat pas 23 Februari tahun depan."

"Berarti pas Maret Mas Panjul mulai bisa go public donk sama kak Viny?"

"Buat apa, La? Emang Mas ini keliatan kayak cowo yang doyan narsis di sosmed? Cowo kok narsis. Ahahahah. Go publiknya pas udah lamaran aja. Setelah 23 Februari ultahnya ke 24 itu kan Viny belum lulus kuliah. Dah tingkat akhir harus fokus banget dianya. Urusan lamaran hingga pernikahan kami bisa setelahnya. Masih panjang banget, La."

"Aku doain yang terbaik buat Mas Panjul dan kak Viny…. Heheheh."
.
.
.
.
.
Sekitar jam 4 kami menyudahi obrolan di saung tepi pantai. Tentu sudah sedari tadi bakso dan kelapa muda tandas tak bersisa. Kemudian kami kembali menjelajahi eloknya karunia Tuhan di provinsi kelahiran aku.

"Mas, sambil foto-foto yuk!"





Paling enak emang jalan di Pantai itu tanpa alas kaki. Hahahaha. Untung saja Mas Panjul membawa tas ransel sehingga aku bisa menitipkan sandal aku disana. Kedua foto inibakhirnya aku unggah di akun aku langsung. Tentu foto-foto yang berisi wajah kami berdua dalam satu frame dengan pose sambil berangkulan tidak akan pernah terunggah di sosial media. Karena sekali lagi, mas aku itu emang jarang bahkan ga terlalu suka mengunggah foto dirinya di akun sosmednya.
.
.
.
.
Jam setengah 6 adalah waktu yang tepat untuk meninggalkan pantai. Karena laut juga sudah nampak pasang dan langit mulai temaram senja di ujung barat bumi yang bulat ini. Tentu kalian sudah menunggu momen berikutnya kan? Ngaku aja deh….

Sekitar 16 kilometer yang kami tempuh jika melihat perkiraan jarak yang tertera di layar aplikasi gmaps. Entah kenapa aku merasakan kembali keraguan dari Kakak Sepupuku ini dalam perjalanan kami ke tempat yang akan kami inapi. Terasa dari pelannya laju mobil bercat putih ini. Kurasa tak pernah sampai melewati angka 40km/jam yang ditunjukkan oleh jarum speedometer.









Dan kami tiba setelah lewat jam setengah 7 petang, memasuki lobi hotel N*votel, mengurus administrasi di front desk. Dan tibalah kami di kamar yang sebenarnya aku yang memesan. Queen size kalau tak salah baca saat aku memesannya di aplikasi perjalanan dan penginapan paling populer di negeri ini.

"Mas, jangan pernah ragu ngelakuin ini ke aku. Bimbing Kalala yang imut ini menuju kedewasaan." Aku mengucapkan kalimat tersebut agar Mas-ku ini tidak terbebani karena menghadapi keadaan dimana dia harus bercinta dengan saudara sepupunya sendiri.

"Fyuuuuuuuuh. Tarik nafas panjaaaaang…. Haaaaaaaaaaaah. Hembusssss. Oke Kalala yang menggemaskan. Mas kamu ini bakalan serius. Dan semoga perhitungan siklus bulanan kamu tepat."

"Iya, aku jamin aku aman. Mandi yuk, Mas. Mandiin Kalala mau? Tapi Kalala-nya jangan dimasukin dulu pake itu tuh yang dah bangun di balik celana mas. Nanti aja di ranjang kalo mau begini….." Sengaja aku memberi isyarat jempol kejepit telunjuk dan jari tengah serta pandangan mataku ke arah selangkangannya yang mana celana bahan dia tak mampu menutupi tegaknya kemaluan dia.
.
.
.
Ternyata aku yang tak berpikir panjang. Mana ada mandi yang biasa-biasa saja bila sepasang insan sedang dimabuk nafsu sudah berada di bawah shower yang sama. Setelah air pancuran membilas bisa sabun maka selanjutnya yang terjadi adalah Mas Panjul mulai mengeksplorasi tubuh mungilku. Sudah 5 menit lebih kurasa sejak kami pertama kali berangkulan, bibir saling berciuman yang memaksa aku untuk jinjit agar mengimbangi tinggi tubuhnya. Padahal dia sudah agak membungkuk ketika kami berciuman.



Tangannya sungguh nakal. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, seorang lelaki menyentuh vagina beserta biji kacang alias klitorisku dengan tangan kanannya. Tangan kirinya melingkari pinggangku lalu meremas-remas bongkahan pantat aku. Gaya berpacaran aku sebelum masuk Jeketi hanya sekedar ciuman bibir. Pernah akau sampai menampar mantanku karena dia mulai meraba payudara aku waktu itu.

"Mmmmmmmpppphhh mmmmmmmmmmmmhhhhhhhh. Maaaasssssshhhhh….. Ummmmmmhhhhhhrrrrrrrggghhhhh…."

CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT

Desahan saat orgasme dariku sedikit tertahan karena Mas Panjuk yang sedari tadi memang terus melahap bibirku hingga beradu lidah. Sungguh nikmatnya jauh lebih terasa saat kemaluan ini dipermainkan oleh jemari ahli yang sudah membuat senang banyak memek member jeketi oleh sentuhan bergeloranya.

Aaaaah, aku semakin sayang padanya. Hal itu ditunjukkan secara tidak sadar oleh tubuhku yang makin erat memeluknya. Bahkan ketika dia mematikan shower dan dengan menggunakan hanya 1 handuk, dia mengeringkan badannya dan badanku. Tetap saja tubuhku tidak ingin terlepas dari badannya. Ah iya, kuberi tahu kalian. Karena perbedaan tinggi yang cukup jauh, kontol ngaceng ya sedari tadi memang mengganjal di depan perutku. Dan harus kuakui, tinggiku hanya sebatas lehernya.

Tak butuh waktu lama aku pun dibaringkan di atas ranjang yang segera bernoda oleh gadis asal daerah yang sangat rawan akan pembegalan roda dua.
"Entotin Kalala, masssss." Kukedipkan sebelah mata serta bibir bawah

"Nih lahap semuanya bisa gak?" Dia menodongkan penisnya ke arah mukaku yang terbaring di bawahnya dan wajahnya sudah menghadap area selangkanganku.



"Uuuuugggghhhh uuuuukkkhhh….." Mulutku dipaksa untuk memasukkan semua batang kemaluan Mas yang kusayang ini. Membuatku sangat sulit mengambil nafas….

"Slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp slurrrrpp…. Terbaik memang jilatin memek yang masih perawan. Slurrrrppp slurrrrppp." Sebagai perempuan yang masih suci karena belum pernah berhubungan seksual, hal ini sungguh membuatku kelabakan.

"Uuuuukkkhhh, mas. Udah, udaaah…. Nanti aku keluar lagi…."

Setelah menuruti kemauanku, Mas Panjul terduduk di ranjang yang sama sedang kutiduri ini. Menatapku semakin dalam wajahku yang sudah dalam mode terangsang berat namun sedikit merasakan kegetiran karena akan melepaskan sesuatu yang berharga dari tubuhku.

"Semoga tidak pernah ada penyesalan dari dirimu. Karena beberapa menit lagi kamu akan kehilangan mahkota keperawananmu. Bukan berarti kamu murah, tetapi ini adalah konsekuensi dari tahap kedewasaan yang kamu pilih." Pembicaraan mendalam seperti ini sangat menenangkan aku disertai rasa nyaman yang kurasakan sedari tadi.

"Aku siap, Mas. Aku ingin menjalani proses kedewasaan bersamamu."

Bersamaan dengan itu pulalah penisnya mulai digerakkan naik dan turun sedikit menembus labia mayora. Dan inilah detik-detik aku, seorang Nabila Yussi Fitriana akan terkoyah selaput daranya dan membuat ranjang ini bernoda.



"Tahan aja sakitnya ya, Kalala. Selanjutnya bakal enak. Uuugggghhh….." Dengan memejamkan matanya, Mas Panjul mulai melakukan penetrasi penis ke dalam vaginaku.

JLEEEEEBBBB!!!!

KRIAAAAK!!!

"AAAAAAAAAAKKKKKKKKKHHHHHHH!!!!"

TERASA SUDAH SELAPUT DARAKU ROBEK! LUAR BIASA SAKITNYA. Air mata tertumpah dari sepasang kelopak akibat rasa nyeri tersayat di kemaluanku. Jelas sudah pasti penisnya telah termuluri darah kesucianku. Tidak, aku sama sekali tidak menyesali persetubuhan ini.

BLESSSSSSHHHH!!!!

Batang penisnya berusaha menekan penuh ke dalam vaginaku. Sungguh, tak bisa masuk semuanya.

"Kalala, segini aja? Ummmmmmhhhhhh…. Mentok sih? Ga bisa masuk semua kontolnya Mas." Sadar akan bedanya tinggi diantara kami berdua dan memang penisnya yang tegak menantang tak sebanding dengan vaginaku yang ternyata dangkal membuat dia berhenti sejenak. Vaginaku sudah sangat penuh saat ini.

"Engggggghh, haaaaah haaaaaah haaaaaa. Tungguuuu. Aaaaaahhhnnn. Haaaaah……" Jujur kukatakan seperti ini agar aku diberi waktu sejenak agar otot-otot vaginaku beradaptasi terhadap penis perkasanya.
.
.
.
2-3 menit berlalu dan semakin lama semakin kupasrahkan tubuhku untuk dinikmatinya.

"Mas, engggggghh. Goyang yuk. Aaaahhhnn." Tatapku penuh goda dan seduktif.

"Mas yakin, selanjutnya kamu bakal menikmati ini. Uuuuugggghhhh….."

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Masssss, pelaaaaannnnn.. Oooooooh. Eengggggghhhhh."

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok


Mas Panjul mengubah posisi kedua kakiku dengan mengangkatnya dan merapatkan hingga berada di depan dadanya. Di posisi ini jelas terasa vaginaku makin menjepit penisnya semakin erat. Oooooooh, persetubuhan ini tak akan kulupakan sepanjang hiduoku.

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Gilaaaakkkkkhhh, enaaaaakkkhh. Ooooowwwwshhhh. Aaaaaahhhh. Kencengiiiinnnn Mas ku sayaaanggggg. Aaaaaaaaaaaah." Permintaanku langsung diturutinya.

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Memek imut kamu nge-grip banget, Kalalaaaaa! Aaaaaaaaahhhh." Selain semakin inten menggenjotku, sepasang tangannya meremas kencang payudaraku.

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Gak sanggupphhh. Aaaaaaaaahhhh. Nyeraaaaaah. Eengggggghhhhh…." Kepalaku merespons permainan ini dengan bergeleng-geleng. Sungguh, aku akan mencapai limitku.

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Barengin Kalala! Uuuuugggghhhh. Mas jugaaaa. Hiyaaaaaakkkkhhhh."

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"ENAAAAAKKKHH AAAAAAAAAHHHH AAAAAKKKKKHHH AAAAARRRRGGGHHH" Mulutku berteriak, bokongku kontraksi, dan vaginaku berkedut hebat.

"Mas SAMPEEEEEKKKKHHH, Kalalaaaaaaarrgrgrgggggghhhhh!!!!"

CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT

CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT

Bercampurlah sudah sperma hasil ejakulasinya dengan cairan cinta hasil orgasmeku serta darah keperawananku yang sedari tadi teraduk-aduk di dalam vaginaku. Kurasakan Dengan nafas berat yang terdengar di samping telinga kiriku. Tidak terasa badannya membebani tubuhku karena sikutnya menopang berat badannya.

PLOOOOP.

BRUGH
Dia merebahkan tubuhnya di samping kiriku. Nafasnya terdengar bersahut-sahutan Dengan nafas memburuku. Rentang tangan kanannya merangkulku hingga tubuhku sedikit berada di atas tubuhnya. Kantuk terasa dan aku pun terlelap.
.
.
Di tengah tidurku, aku lalu terbangun ketika dia sudah membuat tubuhku terduduk di atas kloset duduk dan dia menyuruhku agar aku menumpahkan semua isi kandung kemih. Setelah itu dia kembali menggendong aku kembali ke ranjang. Gestur tubuhku menunjukkan padanya agar aku terlelap di atas badannya.
.
.
.
.
Lapar yang teramat sangat terasa di lambungku saat matahari sudah menembus tirai jendela kamar hotel yang berada di lantai 7 ini. Mataku semakin terbuka karena indera penciuman aku merasakan aroma wangi rempah dari 2 piring nasi goreng yang sudah tersedia di meja samping ranjang. Tentu Mas Panjul yang memesan hidangan ini memanfaatkan room service. Tapi aku tak melihat dimana keberadaannya. Hanya saja terdengar kamar mandi sedang ada penghuninya.

Ketika dia keluar dari kamar mandi, yang dia akui hanya buang hajat lalu dia menyapaku dengan penuh kasih. Mempersilakan aku menyantap hidangan yang sudah tersedia. Dan tak sampai 15 menit berikutnya kedua piring tadi sudah tandas. Lalu aku mendapatkan sinyal yang cukup kuat untuk menunaikan hajat rutin tiap pagi.

Aku memakai piyama yang ku ambil dari tas punggung aku. Atasan piyama saja. Bawahannya tidak kupakai.
.
.
Ronde kedua. Yuk?
.
Heran juga sih aku tidak masuk angin ketika tidur semalaman dari jam 9 hingga terbangun pukul 7 aku tak merasa masuk angin. Energi kalor yang tersharing dari tubuh kami masing-masing dan juga tubuh kami tertutupi bedcover sepanjang malam. Nyenyak sekali tidurku semalam. Dan sekali lagi, aku tidak menyesal menghadapi hari pertamaku tanpa status perawan lagi. Aku melepaskannya kepada yang memang bisa membuatku bahagia dan terjaga.

Aku terduduk di ranjang dan kembali membuat percakapan kembali.

"Semalem aku bagai di surga. Beneran senikmat itu ya, Mas…. Aku sungguh tak menyesal dan tenang aja, aku beneran lagi gak subur." Duduk aku bersila dan tubuhku hanya berjarak tak lebih dari satu meter. Bahkan kedua pasang lutut kami bersntuhan.

"Tadi pas kamu ke kamar mandi, dah gak terasa sakitnya kan?" Dia rupanya penasaran akan nasib vaginaku yang terkoyak semalam.

"Nih, Mas kalo mau liat memeknya Kalala….."




Aku mengangkangkan pahaku dan menunjukkan memek merah mungil merekah. Dan disambut dengan jemarinya yang kemudian merenggangkan ke arah kanan-kiri.

"Aaaahhhnn, Mas….." Kepalaku menengadah ke atas dan mata terpejam. Resiko memang menunjukkan organ reproduksi ini pada seorang penikmat memek-memek member.

Slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp

Kali ini lidahnya menjilati vagina dan telunjuk kirinya menstimulasi klitorisku.

Slurppp slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp

"Mas Panjul mau lanjuuut? Kalala yang kali ini di atas ya mas yaaaah? Aaaaah."

Lantas jilatannya terhenti. Dan aku siap mengangkangi area pinggulnya. Kubasahi telapak tanganku dengan air ludah lalu membasahi batang penisnya.


JLEBB BLESSSSSSHHHH.

"Adudududuuuuuuuh. AAAAAKKKKKHHH!"

Sok ide memang saat aku membenamkan kontolnya dalam memek serta kurentangkan jauh-jauh sepasang kakinya.
plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Kalala udah jago ternyata. Haaaah haaaah. Terus begituuuu. Uuuuugggghhhh."

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok




"Aaaaaaaaaaaah, Masssss….. Maafin gak bisa masuklah semuwaaah, aakkhh mentok nih. Aaarrrggghhh…..!"

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Gak kuat, adudududuuuuuuuh. AAAARRRRRGGGGHHHH!!!!"

CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT

Sex di pagi hari memang terbaik. Kalian coba saja. Bila melakukannya bersama member jeketi, tambah terpenuhilah fantasi kalian. Akibat orgasme yang hebat ini kemudian aku terkapar di atas tubuh Mas Panjul. Ya, aku sadar pagi ini dia belum ejakulasi

Tapi dia memberikan waktu untuk akubrehat sejenak. Bermenit-menit yang tak terlalu lama kurasa. Sekedar untuk menormalkan deru nafasku kembali.
.
.
BRUGH!

Dengan penis yang masih menancap tak penuh seluruh batangnya di vaginaku yang sudah teramat sesak dimasuki daging keras tegaknya, dia merobohkan badanku ke belakang. Ya sekarang posisinya yang akan mengendalikan permainan.


Sudah bodo amat diriku akan dihabisi sebagaimana tatapan tajam dengan nafas memburu sudah sangat ingin menggenjot vaginaku. Bokongku agak terangkat dan kakiku ditegakkan ke atas.

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Kencengiiiinnnn, Masssss. Genjot terus Kalala-nyaaaa. Aaaaaaakkkhhh. Kontolmu enak Mas…. Aaaarrrrrgggghhhh!!!"

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok


"Memek Kalala enak banget siiih. Memek kamu rapet, mentokh. Oooooooh."

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Aku sampe, AAAAAAAAAHHHH AAAAAKKKKKHHH AAAAARRRRGGGHHH!"

CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT

"MAS JUGA AAARRRGGGHHH!"

CROOOOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT

Tercampurnya kembali sperma Mas-ku dan lendir kenikmatan ejakulasi di vaginaku lalu terasa meluber keluar.

PLOOOOP.
.
.
.
Begitulah kisahku sehari semalam dengan saudara sepupuku sendiri di kampungku, Lampung. Sebelum tengah hari kami check-out dari hotel. Dan jam 3 kami sudah di kapal Ferry yang akan membawa kembali ke Jawa. Terhitung jam 8 malam aku sudah tiba di kostan. Dan berakhirlah sudah rasa senang dan bahagiaku dengan Mas Panjul.
.
.
.
Jadi sebenarnya aku sudah bisa menyudahi kisahku sampai disini saja.

Oh iya, karena aku sangat cermat dalam menghitung siklus bulananku, aktivitas seksualku dengan Mas Panjul masih berlanjut tiap aku sedang tak subur. Termasuk belum lama ketika aku mendapatkan chat dari Mas Panjul yang sangat bernafsu padaku dan teman-teman satu unit di lagu Berikanlah Cokelat dengan Bibir, besoknya dia langsung mengajak kami ke kawasan puncak. Hehehehe. Selanjutnya kalian bisa duga lah ya kami ngapain aja.
.
.
.
.
To be continued.

.
.
.
.
.

.

.
 
Terakhir diubah:
Enak banget Kalala masih sodaraan ama Pnjl. Bisa dijatah tiap bulannya nih.
.
Silakan disantap bagi yang masih begadang nungguin Europa League.
.
Sengaja dipecah jadi dua karena kalau digabung sampe Eli-Gita ya bisa >10k kata.
Kalau patut diapresiasi silakan likes ya di postingan di atas.
Bagian kedua segera.
 
Terakhir diubah:
Anjir gw waktu battle night gakuat liat kalala eh muncul juga ceritanya mantap ajig, disebelah soalnya lama bgt update yg kalala ekeke
 
Enak banget Kalala masih sodaraan ama Pnjl. Bisa dijatah tiap bulannya nih.
.
Silakan disantap bagi yang masih begadang nungguin Europa League.
.
Sengaja dipecah jadi dua karena kalau digabung sampe Eli-Gita ya bisa >10k kata.
Kalau patut diapresiasi silakan likes ya di postingan di atas.
Bagian kedua segera.

Bang MU Kalah... Wkwkwkwk
 
Bimabet
Palingan ke manchester blue.

Tapi kalo sanggup potong gaji.... ya...... boleh2 aja wkwk
Pep-nya ogah sama Messi. Yg ngerasa dirinya lebih besar dari siapapun di klubnya. Dah paling bener ke Persiwa Wamena.

Lala eli Gita
Yoi

Notif rame.. Kirain update, yaudah ditunggu.. Wkwkwk
Beneran langsung update kan kemaren malem?

mantap gan updatenya... ditunggu selanjutnya
Thx.

Mantap huu
Thx.

Mantul suhu hehe..mas panjul untung dpt yg perawan

MU kalah :(
Lhoh, kan kemaren malem saya mau liatnya Sevilla yg melaju ke Final.

Kalaluvku 😘
Kalala emang lagi nge-hits jadi bahan ewean di banyak thread.

yang coklatnya diceritain dungs hehehe
Tunggu aje.

Anjir gw waktu battle night gakuat liat kalala eh muncul juga ceritanya mantap ajig, disebelah soalnya lama bgt update yg kalala ekeke
Saya sangenya pas trio cokelat Lala, Anin Cinhap akhir Juni itu.

Ga sabar liat mas panjul sama trio coklat hehe
Tunggu aje.

Sung lanjut hu Gita Ama elinya hahaha
Soon.

Bang MU Kalah... Wkwkwkwk
Nah inilah yg saya harapkan. Fansnya kembali masuk goa dan Minang Kocak jadi ada bahan selanjutnya setelah ngeledekin Decul tanpa henti.

itu DP nya si 0kt@?
Ya menurut ngana siapa klo bukan dia?

mantep klllv
Iyalah mantep.

manteepp kalalaa
Jelasssss....

Mantap kali ini
Oooh, iya laaah.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd