Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA "Ayana, Kenapa Bisa Begini?" Update Part 8

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Ayana ayana... Kamu gemesin deh, jdinya pengen naikin kamu 🤣🤣🤣
Nanti di part 3 ada naik-turunnya suhu... Hehehe yg penting rame aja dulu biar updatenya lancar😁😁
Ayana gemesin jadi pgn nafkahin
Nafkahin Ayana harus punya perusahaan suhuu🤭🤭
Dududuh lutcu bet euy.. Ane menikmati bgt alurnya.. Makasih suhu, semangat ya
Mantap suhu 👍👍
Makasih suhuuu. Kalo ada masukan dari segi teknis boleh masukannya🙏
 
Part 3 : Should we?!

Gue pun terdiam serta menjauhi badan gue dan bersandar di kursi gue. Kemudian Ayana memegang tangan gue dan menatap gue seakan meyakinkan kalo yang terjadi barusan itu baik-baik aja, dia pun tersenyum ke arah gue dan menyenderkan kepalanya di bahu gue.

Gue masih gak percaya apa yang terjadi barusan, should we do this? Ah shit! Gue coba menenangkan diri dengan memakan camilan yang tadi udah di beli. Ada sekitar 10 menit gue terdiam, dan akhirnya Ayana ngomong ke gue...

Ayana : “Kakak kenapa? Gak suka ya aku cium begitu?” Tanya dia membuyarkan lamunan gue.
Gue : “Ee... Bukannya gak suka, aku cuma kaget aja tiba-tiba kamu cium aku begitu”
Ayana : “Ooohh kaget, kirain aku gak suka. Maaf ya, kak”
Gue : “Iya gakpapa kok. Aku takut keterusan aja nantinya”
Ayana : “Gakpapa kak, aku siap nerima konsekuensinya kok, biar kita saling kangen dan ada alasan buat ketemuan nantinya hehehe” Gombal Ayana sambil cengangas-cengenges.
Gue : “Dasar kamu...” Bales gue sambil mencolek hidungnya.

Kemudian gue dan Ayana saling menatap dan Ayana memajukan badannya ke kursi gue. Gak lama kemudian bibir kita kembali bertemu...

“Mmmpphhh" Desah Ayana pelan melepas ciumannya di bibir gue sambil tersenyum. Kemudian dia melingkarin tangannya ke leher gue dan di tariknya gue buat dia cium lagi dan menyedot bibir bagian bawah gue, serta lidahnya mulai memasuki rongga mulut gue. Naluri lelaki dan birahi gue pun muncul dan gak mau kalah dengan permainan mulut dan lidahnya. Gue bales semua permainan dia, ternyata dia bener-bener menikmati permainan ini disertai desahan-desahan pelan. Beruntung bioskop pada saat itu lagi sepi, bisa di hitung pakai jari penonton didalamnya.

Ayana : “Enak? Hehehe” Pertanyaan macam apa ini???
Gue : “Hehehe jangan kenceng-kenceng suara desahannya aja, ntar pada ngeliatin lagi yg lain terus jadi pengen” Sahut gue sambil bisik-bisik.
Ayana : “Aahhh kakak....” Lanjut Ayana kembali mencium bibir gue “Aku sayang kakak... Mmuuaahhh... “
Gue : “Iiyaahh... Aku juga.... Muuaahhh... Sayang Ayana...”

Lagi enak-enaknya berciuman, kemudian tangan Ayana menarik tangan gue dan menaruhnya tepat di teteknya dari luar bajunya (saat itu Ayana hanya memakai tank-top dan luaran cardigan), terasa begitu kenyal dan padat. Saat itu juga si junior di bawah ini bangkit dengan sendirinya yang bikin celana gue sesak serta duduk gue pun jadi gak nyaman. Ya, karena ngilu dia berontak pengen keluar dari kandangnya.

Ayana : “Remas, kakk.... Mmpphhh.... Aahhh...” Desah pelan Ayana yang menambah birahi gue buat bangkit.
Pikiran gue udah gak peduli sama keadaan yang lagi gue hadepin, entah sama wota, apalagi sama temen gue, ya, si Jody. Yang jelas gue sangat menikmati setiap permainan ini.

Jody? WHO THE F*CK IS HE?!

Sekitar 5 menit permainan ini Ayanapun melepas ciumannya, terdengar nafasnya terengah-engah...

Ayana : “Capek, kak... haaah... haaah... Masukin tangannya ke sini kak, biar lebih kerasa hehehe.”

Gue : “Ayana yang punya image lucu nakal juga ya....” Dia pun cuma tersenyum dan gue langsung cium bibirnya dan menyedot kuat bibir bawahnya terlihat mengrenyitkan matanya tanda dia kesakitan dan gue masukin lidah gue ke dalam mulutnya, di sambutlah oleh lidahnya dia. Sedangkan tangannya sibuk membuka 2 kancing cardigannya dan langsung menuntun tangan gue buat masuk kedalamnya. Langsung gue remas teteknya, terasa putingnya mengeras dan sesekali gue mainin kemudian gue remas lagi teteknya. Liur kami membanjiri mulut kami berdua karena pergerumulan lidah itu, hingga Ayana melepas sesekali dan mencium gue lagi.

“Aaahhhh.... Enak, kakkkk... Aahhh... Mmuuuaaahhh... Terussss kaaakkhh...” Desah Ayana masih tertahan karena keadaan gak memungkinkan buat mendesah lebih kuat. Gue pun melepas ciuman dari mulut Ayana, tapi tangan gue masih ada di dalam teteknya sambil meremas dan sesekali memilin putingnya.
Gue : “Capek aku, Ay.. Haahh... Haahhh...” Bisik gue pelan.
Ayana : “Capeekhh.. Capeeekh... Ehmmm... Masihhhh... Maeninnhh... Oppaiihh.. .Akuuhh...” Desah pelan Ayana karena tangan gue yang nakal.
Gue : “Hehehe... gede juga, ya. Pas di tanganku” Gue memuji teteknya yang menurut gue lumayan dan masih padat.
Ayana : “Iyalagghh... Emanggghh Kak Vi*yhh..” Gue pun cuma ketawa mendengar kalimat itu. Ternyata dia juga pinter nyindir hahaha.

“Kaakkkhhh... Iiihhhhkkk.. Geelliiii.... Aaggghhh...” Desahnya tertahan ingin meledak ketika gue menggesekkan putingnya dengan cepat pakai jari gue. “Iiihhhh... Lepasshhh dulluuuu....” Gue pun melepaskan tangan gue dari teteknya...
Gue : “Hmmmhh... Wangiiiii hehehe” Reflek gue ketika tangan gue keluar dari pegunungan yang hangat itu dan mengendus harumnya (gue suka begini kalo abis megang tetek cewek, siapapun itu, pasti punya wangi yang khas dari pegunungan yang kembar itu hahahah)
Ayana : “Haahhh... Haahhh... Kakak nakal iiiihhhhhhhh” Diapun terengah-engah lalu meremas penis gue yang udah tegang sedari tadi dengan gemas.
Gue : “Aawww pelan-pelan... Sakit tauuu..” Jawab gue sambil meringis karena kesakitan dan ngilu.
Ayana : “Lohh... Udah tegang banget kayaknya” Lanjutnya.
Gue : “Kamu sih maksa bangunin itu” Dan Ayana pun kembali meremas dan menggenggamnya penis gue dari luar.
Ayana : “Kak... Gede bangetttt aku mau liatttt..." Rengeknya.
Gue : “Belom saatnya, ini tempat umum...” Jelas gue.
Ayana : “Iiihhhh yaudah... Sini tangan kakak...” Kemudian dia membuka ritsleting roknya yang berada di belakang pinggang (karena masih pake rok sekolah abu-abu, dia gak bawa celana ganti), dan selanjutnya menarik tangan gue menuju liang surgawinya yang terasa lembab melewati rok bagian depannya. Bulu yang tumbuh di sekitar vaginanya masih tipis. Kemudian dia melirik sambil tersenyum ke arah gue seakan-akan memberi kode apa yang harus gue lakuin. “Hehehehe...” Singkatnya.

Langsung gue tempel jari tengah gue secara vertikal tepat di tengah liang vagina nya yang udah becek parah.
Ayana : “Aaahhhh....” Desah pelan Ayana.
Gue : “Udah becek banget” Sahut gue.
Ayana : “Mmainninn, kakkhh...”
Kemudian gue menaik-turunkan jari tengah gue perlahan beberapa kali, dan sesekali meraba klitorisnya, tiba-tiba...
“Aaahhh... Aaahhh... Kaakkhhh...Enaakkhh”
Gue berhenti menaik-turunkan jari gue tepat di klitorisnya setelah gue menemukan biji kacang kenikmatan itu, dan gue langsung menggesek-gesekkan jari gue tepat di klitorisnya dengan pelan “AAAGGGHHHHHKKKK.... KAAAKKKHHH....ENAAAKKHH BANGETTTHHH..." Reflek tangan gue yang satunya menutup mulut Ayana yang hendak berteriak keras.
Gue : “HEH! Pelan-pelan dibilangin.. Kalo ada yang denger bahaya, ini tempat umum” Lanjut jari gue menggesekkan di klitorisnya. Diapun merapatkan mulutnya ke bahu gue, biar kalo mau teriak kepalanya bisa di teken ke bahu gue.
Ayana : “Eegghhhh.. Aaahhhhh... Kaaakkkhhhh... Enak bangetthhhhhh...” Desahnya tertahan, terdengar pas di telinga gue.

Setelah dari klitorisnya, gue coba menurunkan sedikit jari gue buat masukin jari tengah gue ke dalam liang vaginanya. Masih sempit dinding vaginanya, tapi cairan vaginanya yang banjir mempermudah jari gue buat masuk ke dalam liangnya itu. Ketika setengah jari gue masuk ke liang vaginanya, dia pun hampir berteriak dan menekan kepalanya ke bahu gue...

Ayana : “KAAAKKKHHHH...” Suaranya tertahan bahu gue “Please... Aahhh... Pleaseee.. Jangan dalemmmhh... Dalemmhh” Gue pun menuruti apa kemauannya “Aaahhhh... Iiyaahh... Begitu ajaahh... Kaakkhhh...” Gue pun cuma memasukan setengah dari jari tengah gue berulang-ulang.

Kita berdua udah gak peduli apa isi cerita dari film yang udah kita bayar buat di tonton, tapi malah film yang nonton kita melakukan hal ini.

Hampir 5 menit gue keluar-masukin jari gue di liang vaginanya, kemudian gue balik lagi menggesek klitorisnya karena gue ngerasa jari gue hampir keriput karena cairan vaginanya. Ketika gue sentuh klitorisnya lagi, dia hendak loncat dari kursi, tapi ketahan sama tangan gue.

“HHEEEGGHHHHHH!! Kaaakkhhh... Disituuu... Enakkkh.. Bangetthhh..” Desahnya.

Gue pun menaikkan sedikit tempo menggesekan jari gue di klitorisnya. Gak lama kemudian desahan Ayana semakin berat “Kakkhh... Akuuu mauu... Keluarrgghhh.. Terusshhh...” Sambil melihat sekitar desah Ayana yang terdengar semakin berat di telinga gue hingga jari gue semakin cepat menggesek klitorisnya, sampai akhirnya...

Ayana : “KAAKKKHHH... AKU KELUARRRGHHHH.... KISS MEEHHHH...” Gue menoleh ke arahnya dan langsung menyambar bibirnya dan Ayana mengejang beberapa kali. Terasa cairannya banjir ketika tangan gue naik-turunin ke liang vaginanya dan kembali ke klitorisnya. Bibir serta lidah gue di hisap kuat-kuat sampe gue kesakitan. Ayana terlihat lemas menikmati orgasmenya, tapi tangan gue masih didalam cd nya, lalu gesekkin di klitorisnya “Kaakhhh.. Udahhh... Aku mau ketawa... Gelii bangettthhh... Hahahahah” Ketawa khasnya Ayana “Please...Pleasee... Iiigghhhhh... Kaakkkhhahahaha”. Dia pun mencubit tangan gue sekuat-kuatnya.

Gue menarik tangan gue yang kesakitan dan jari gue basah kuyub karena cairan vaginanya, dan iseng mencium bau cairannya...

Gue : “Ehmmm... Bauu hahahah” Ledek gue.
Ayana : “Enak aja! Nih tissu buat ngelap” Dia memberi gue tissu.

Gue pun mengelap sisa-sisa cairan yang masih menempel di jari gue, setelah gue mengelap sengaja gue ajak ngobrol beberapa menit sampe dia lupa kalo jari gue bekas cairan kenikmatannya. Kemudian gue iseng keluar-masukin jari tengah gue ke mulutnya...

Gue : “Kamu lupa, ya? Hahahahaha” Ketawa gue ngakak tapi ketahan karena keadaan lagi di bioskop. Ayana menoleh ke jari gue dan baru sadar kalo tadi bekas cairan kenikmatannya.
Ayana : “Hooekkkk... Hoeekkk... Iiihhh kakak bener-bener nyebelin sumpah... Hoeekkkk” Gue yg mendengar dia ngomong sambil mual-mual cuma ketawa aja sebisanya... “Mau aja lagi gue di suruh ngemut itu jari... Hiiihhh eneg” Gue melanjutkan ketawa sampe hampir mau nangis “Seneng banget lagi lu, awas aja ntar gantian pokoknya”.

Kamipun melanjutkan menonton sisa-sisa film yang sebentar lagi selesai sambil saling berpelukan dan berciuman (gak pake grepe lagi). Sekitar 20 menit kemudian film pun selesai kamipun bersiap-siap keluar sambil merapihkan diri masing-masing,gue pake sepatu, ayana ngerapihin cardigannya, dan membawa minuman yang gak habis.

Setelah sampai di luar, gue liat jam yang ternyata masih jam 7 malam. Gue membuka obrolan lagi ke Ayana...

Gue : “Masih jam 7 nih, mau kemana lagi? Makan yuk..” Gue bertanya serta mengajaknya makan, tapi dia malah menolak ajakan gue.
Ayana : “Jangan makan ahh, aku takut kalo makan di mall begini”
Gue : “Ohh yaudah” Gue pun mengerti “Tapi nanti makan ya! Awas aja kalo gak makan...” Lanjut gue.
Ayana : “Iya, sayanggg...” Balas Ayana lalu gue mencubit hidungnya “Iiihhh kebiasaan ntar kayak pinokio aja” Raut wajahnya yang cemberut selalu bikin gue kangen.
Gue : “Heheheh... Terus mau kemana lagi?” Tanya gue lagi.
Ayana : “Nonton lagi aja yuk” Ajaknya. “Tapi gantian, aku yang beli tiket kakak yang beli camilan, tadikan kakak yang beli tiket sama setengahnya camilan, sekarang aku yang beli tiket” Lanjutnya.
Gue : “Menang banyak lu” Ledek gue (menang banyak karena dia keenakan di obok-obok(?) hahaha) “Yaudah sana beli tiket.. Inside Out, ya! Aku beliin kentang goreng aja ya biar ganjel perut, minumnya gak usah masih banyak” Lanjut gue.
Ayana : “Oke dehhh...” Kemudian kitapun berpisah menjalankan tugas masing-masing.

Kurang lebih 10 menit berpisah, akhirnya kita kembali bertemu di sebelah konter snack bioskop tersebut sambil menunggu pesanan yang lagi gue beli selesai. Posisi kita berjarak 2 meter untuk menghindari hal yang tidak di inginkan, lalu kemudian...
“Ayana....” Salah satu temannya menegor lalu menghampiri Ayana “Sama siapa lu?” Tanya temannya. Ayana menoleh ke arah gue lalu gue buang muka.
Ayana : “Sama sakina, dia lagi ke atm di luar, makanya gue nunggu sini” Jawab Ayana yang gue denger dari konter snack.
Teman Ayana : “Ohh yaudah gue duluan ya, udah ditungguin cowok gue di bawah”
Ayana : “Iyaa hati-hati ya, Nan” Ayana pun melambaikan tangan, dan di balas oleh temannya.

Gak banyak nanya, gue langsung mengajaknya masuk studio karena pintu studio sudah di buka sejak 5 menit yang lalu. Seperti biasa, gue dan Ayana bergantian ke toilet dan bertemu di titik temu. Ya, di depan pintu masuk studio.

Lalu kamipun masuk ke bioskop. Karena Ayana yang beli tiket, gue pun cuma mengikuti jejaknya dari belakang. Dan ternyata dia beli tiket di tempat yang sama. Belom sempat duduk gue langsung nyeletuk...

Gue : “Dasar lu...” Ayana cuma ketawa.

Setelah duduk, seperti biasa gue melepas sepatu gue dan ngobrol sedikit..

Gue : “Tadi siapa diluar?” Tanya gue sambil sibuk menyiapkan diri bersiap buat bekerja lagi (?)
Ayana : “Temen sekolah... Bukan temen sih, cuma kenal aja. Soalnya dulu dia musuhin aku awal-awal masuk SMA karena dia tau aku member. Aku mah bodo amat, eh dia sendiri yang negor aku tadi, padahal aku udah liat dan gak mau negor” Jelas Ayana sambil memakan kentang goreng yang tadi udah gue beli.
Gue : “Ooohhh...” Jawab gue singkat dan ikut mengunyah kentang goreng.

Sambil menunggu film, kita mengunyah kentang goreng yang udah di beli layaknya orang kelaperan (untung gue up-sizenya, jadi lebih banyak), karena yang di ajak makan gak mau, dan gue mengerti posisi dia sekarang sebagai idol yang punya penggaris emas.

Film dimulai, ya Inside Out! Karena itu film lagi ramai di perbincangan saat itu, walaupun kartun, makanya gue coba buat nonton serius. Ayana yang dari tadi udah kode-kode mulu peluk-peluk gue sambil sesekali gue ladenin dia ngajak ciuman. Sampai pada akhirnya dia ngerti gue mau nonton serius kemudian dia melepas pelukannya di pinggang gue dan bersandar di kursinya.

Film berjalan sekitar 25 menit, gue mulai bosen dan gak mudeng sama ceritanya. Akhirnya gue memutuskan buat menggoda Ayana yang sedari tadi keliatan bete karena gue cuekin. Gue mencolek-colek hidungnya tapi dia menepis tangan gue..

Ayana : “Diem ah lagi nonton serius juga” Suaranya terdengar kesal.
Gue : “Yakin nonton serius?” Ledek gue, dan dia cuma mengangguk “Yaudah...” Lanjut gue.

Gak lama kemudian dia malah memeluk gue sambil sesegukan. Ternyata dia nangis!
Gue : “HEH! Kamu kenapa?” Tanya gue kaget.
Ayana : “Hehehe gakpapa kak...” Senyum sambil ngeluarin air mata “Kakak jangan tinggalin aku, ya” Lanjutnya.
Gue : “Siapa sih yang mau ninggalin kamu? Nanti kamu pulang sama siapa kalo aku ninggalin kamu?” Jawab gue bercanda”
Ayana : “Iiiihhhhh kakak maahhhh... Orang aku serius juga... Nyebelin banget sih orang ini...” Rengeknya dan kemudian mengigit lengan gue.
Gue : “Aawww sakit, ontaaaa...” Suara yang gue keluarin lumayan gede dan Ayana menutup mulut gue dengan tangannya.
Ayana : “Berisik, bego. Hahahaha” Dia ketawa cekikikan sambil melepaskan tangannya dan berpindah ke bahu sebelah kiri gue (Ayana duduk di kanan, dan gue di Kiri). Beberapa saat kemudian dia menarik bahu gue sehingga badan gue menghadap dia, dan dia menghadap gue. Ketika badan saling berhadapan dan bahu kita bersandar di kursi, kita saling tatap, lempar senyum. Ayana mulai mengelus pipi gue dan gue mengelus pipinya...

Ayana : “I love you...” Sahutnya.
Gue : “I love you too...” Jawab gue.

Kitapun melakukan aktivitas kayak nonton sebelumnya. Kali ini lebih banyak bertatapan, lempar senyum, serta saling cium. Dan Ayana minta sekali lagi untuk di puaskan. Lebih lama orgasmenya dari yang pertama, sampe tangan gue keriput dan pegel, tapi gak mengurangi cairan yang keluar dari liang vaginanya. Setelah Ayana puas, kitapun saling berpelukan dan berciuman. Tapi tangan Ayana penasaran sama pusaka yang gue punya, dia mengelus-elus penis yang udah bangun daritadi sambil meremas sesekali. Gue pun hanya menikmati, tapi gak pengen ngeluarin pusaka gue ditempat kayak gini.
Ayana : "Kakak beneran gak mau juga?" Tanyanya sesekali meremas penis gue dari luar celana.
Gue : "Enggak, kamu mah enak kalo keluar gak ketauan, kalo aku kan muncrat baunya juga ketara banget bau sperma, malah ribet. Kapan-kapan aja ya, sayang..." Gue pun mencium keningnya.
Ayana: "Yaudah hehehe..." Dia pun memeluk gue.

Film pun selesai, kita berdua bersiap-siap keluar bioskop merapihkan diri masing-masing. Saat sampai di luar gue pun mengajaknya makan lagi, tapi dia tetep gak mau dengan alasan takut.

“Begituan berani, di ajak makan takut” Gumam gue dalam hati.

Ayana : “Pulang aja, kak. Udah jam 9...” Ajak Ayana.
Gue : “Kamu belom makan. Ntar mampir dulu ya, kita bungkus aja ntar kamu makan di jalan” Gue menawari membungkus makanannya biar dimakan di mobil dalam perjalanan keluar planet.
Ayana : “Iyaaa, sayanggg. Ayo ah aku udah ngantuk...” Jawabnya manja dan seketika jutek.

Di perjalanan menuju parkiran, Ayana merangkul-rangkul gue lagi kayak di mall tadi siang. Kemudian gue melihat Ikha dari tim K3...
Gue : “Ikha, Ay... Ikha...” Gue reflek melepas tangan Ayana dan kemudian jalan berjauhan.

Nampaknya Ayana cuek dan Ikha gak ngenalin Ayana. Gue gak sengaja menabrak bahu cowok yang gue gak kenal *Bruggg* “Eh.. Sorry... Sorry” Kemudian gue langsung jalan menunggu dia di pintu keluar...

Gue : “Kok kamu pas-pasan gak di tegor?” Tanya gue penasaran.
Ayana : “Ya enggaklah, orang dia sama cowoknya. Tau aku...” Jelas Ayana. “Itu cowoknya yang tadi tabrakan sama kakak...” Lanjutnya.
Gue : “Hah? Serius?” Tanya gue penasaran lagi.
Ayana : “Iya, sayangggg...” Jawabnya singkat “Eh iya aku punya ide...”
Gue : “Ide apa?” Gue bertanya penasaran.
Ayana : “Aku ngetweet dulu terus kakak liat di twit**ter...” Jawab Ayana yang bikin gue kepo.

Gak lama Ayana bilang begitu, muncul lah notif kalo Ayana ngetweet di hp gue....


Gue : “Yeeeh dasar lu hahaha ngetweet sendiri reply sendiri” Dia reply tweetnya pake akun kakaknya, Sakina.
Ayana : “Biar gak pada kepo aku ngilang kemana hehehe”

Gue dan Ayana melanjutkan perjalanan menujur parkiran, setelah sampai di parkiran sepertinya dia udah ngantuk dan gue menyuruhnya buat pegangan yang kuat ketika di motor nanti. Gue pun ngasih helm dan langsung di pakai dia lalu dia naik ke motor dan pegangan (bukan pegangan, tapi meluk)...
Gue : “Udah?” Tanya gue singkat.
Ayana : “Iyaaa...” Jawabnya pun singkat.
Gue : “Yaudah turun, kan udah...” Gue mencoba mencairkan suasana biar dia gak ngantuk.
Ayana : “Ahahaha apaan sih kakak mah, maskutnya ayo jalan hahahah bego ih” Jawabnya sambil tertawa hingga keluar parkiran. Mulai gue pacu kuda besi itu menuju fX Sudirman.

Di jalan kita gak banyak ngobrol karena Ayana udah ngantuk banget, tapi gue bisa merasakan bibirnya selalu mencium-cium punggung gue, dan memeluk gue erat hingga teteknya terjepit bisa gue rasakan, entah apa maskutnya...

Gue : “Meluknya biasa aja kali, gak usah pake otot juga udah berasa itu...”
Ayana : “Yeee pikirannya kesono mulu, dasar mesum..”
Gue : “Yang ngajak mesum duluan siapa?” Tanya gue jutek.
Ayana : “Heheheh i love you, kakak...”
Gue : “Me too..” Jawab gue singkat.

Gue pun melanjutkan perjalanan menelusuri jalanan Ibu Kota yang bergemerlap bintang malam itu. Walaupun rasa ngantuk menghampiri, cuma rasanya pada malam itu gak pengen berakhir. Ketika udah mau sampe di tujuan, gue mencoba mengajaknya ngobrol dan bertanya...

Gue : “Kamu mau aku turunin dimana ini?” Tanya gue, tapi gak ada jawaban. Gue mengarahkan kebelakang kaca spion sebelah kiri gue buat mastiin dia denger apa enggak, dan kemudian “Heh! Tidur lagi, bangun ih udah mau sampe..” Gue menggoyangkan bahu gue biar dia bangun.
Ayana : “Iiiihh Iyyaahhh...” Suaranya terdengar lirih.
Gue : “Bisa-bisanya ye tidur di motor begini... Ini mau turun dimana?” Tanya gue dengan suara agak kencang.
Ayana : “Di depan Hotel Atlet aja, kak, galak banget sih ih kesel aku” Jawabnya bete.
Gue : “Yee kan nanya, takutnya gak kedengeran...” Gue pun mencubit tangannya yang memeluk badan gue.

Kemudian kita sampai di tempat gue menurunkan Ayana, dia ngasih helm dan mencium tangan gue..

Gue : “Hati-hati...”
Ayana : “Iyaaa kakak juga..” Kemudian dia buru-buru pergi ninggalin gue menuju fX dan ternyata bokapnya udah nunggu setengah jam yang lalu. Gue pun gak mau berlama-lama karena takut ada yang liat juga dan langsung tancap gas menuju rumah...

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sesampainya dirumah gue melihat jam yang ternyata masih jam 10 malam, gue langsung membersihkan badan gue dan langsung rebahan di kasur kesayangan gue, gue liat hp ternyata dia ngirim chat dan bilang kalo dia udah di jalan gue pun cuma bales “Hati-hati...” Dan melemparnya itu hp entah kemana (yang jelas masih di kasur gue) dan lanjut rebahan di kasur. 5 menit kemudian gue tersadar akan sesuatu...

“Astaga! Gue lupa ngasih makan anak orang!” Lalu gue mencari hp gue dan coba menghubunginya lewat aplikasi garis...

Gue : “Dek, maaf yaa, aku lupa beli makanan dulu tadi, kebawa suasana dimotor jadi gak inget kamu belom makan...” Pesan terkirim, dan gak lama kemudian dia balas chat gue.

Ayana : “Jahat emang... Hehehe gak deng, gakpapa sayangggg kan aku yang nolak, lagian ini juga aku lagi makan kok sama papah, dia yang ngajakin mampir dulu ke ***” Dia menjelaskan bahwa dia lagi makan di restoran fast food yang berlogo M.
Gue : “Kamu beneran makan, kan? Ntar beli es krim doang lagi” Tanya gue yang sedikit gak enak.
Ayana : “Bener lah, sayanggg...” Kemudian dia mengirim voice note kalo dia lagi mengunyah makanan..
Gue : “Yaudah, sampe rumah kabarin yaa...”
Ayana : “Oke bossss!! :*” Jawabnya singkat.

Kemudian gue melempar lagi hp yang sempat gue cari tadi. Sambil rebahan, gue kepikiran hal yang udah gue perbuat di bioskop tadi dan bertanya-tanya dalam hati..

“Salah gak sih gue begini? Dia kan mantannya temen gue, dan gue udah anggep dia kayak adek sendiri. Tapi kenapa gue juga ikut kebawa nafsunya dia? Sampe kapan ini bakal menjadi sebuah rahasia yang besar?” Gue terus bertanya dalam hati kejadian yang terjadi ini salah atau benar. Kalau salah, salah siapa? Kalo benar, gak ada benar-benarnya!

Hampir 30 menit gue mikirin hal yang udah terjadi, akhirnya gue mencoba berpikir positif “Kalopun nantinya bakal ketauan, seenggaknya temen gue bisa memaklumi bahwa hal itu bukan gue duluan yang mulai. Jalanin dan nikmatin aja, anggep aja ini benefit yang sesungguhnya karena perjuangan yang udah gue lakuin ke dia, toh gak ada yang merasa di rugikan juga antara gue dan Ayana. Kan awalnya emang gue gak pernah berharap sama hal begini” Lagi pusing menghadapi situasi yang begini tiba-tiba hp gue bunyi dan gue langsung mencarinya, ternyata rekan kerja gue telpon dan meminta gue buat libur aja besok ambil ekstra off, karena udah kebanyakan orang, yang ada malah gak kerja. Gue pun mengiyakan tawaran tersebut, yaa itung-itung buat istirahat tadi abis jalan menguras tenaga dan pikiran (lebih banyak kepikiran sih hehehe). Gue matikan telponnya dan menaruh hp gue asal, gak lama kemudian hp gue bunyi lagi “Apaan lagi sih ini orang, gak tau orang lagi pusing apa, ya..” Gumam gue. Setelah gue liat hp, ternyata Ayana yang nelpon dan langsung gue angkat...

Gue : “Halo...” Sapa gue singkat.
Ayana : “Tadi di telpon sibuk, abis nelpon siapa?” Tanyanya terdengar bete.
Gue : “Ituuu temen kerja aku yang nelpon nyuruh aku libur aja besok ambil ekstra off..” Jelas gue singkat.
Ayana : “Beneran?” Tanyanya masih gak percaya.
Gue : “Astaga posesif amat.. Nih kalo gak percaya” Gue menscreen shoot panggilan masuk barusan dan mengirimnya ke Ayana “Tuh liat chat kalo gak percaya..” Lanjut gue.
Ayana : “............Hehehe iyaa aku percaya. Kakak udah makan?”
Gue : “Kenyang kentang goreng kayaknya nih, jadi gak laper lagi. Kamu udah dirumah?”
Ayana : “Aku udah sampe 15 menit yang lalu, udah bersih-bersih juga tinggal tidur aja...”
Gue : “Yaudah tidur...”
Ayana : “Iiihhh temeninnn... Video call yuk!” Ajaknya.

Gue mulai mengubah mode panggilan, ternyata dia lagi menyisir rambutnya dan seketika gue melongo karena dia cuma memakai tanktop kuning tanpa bra, terlihat jelas tetek yang tadi sore gue pegang-pegang itu disertai areola yang menyeplak keluar tanktop...

Ayana : “Heh! Bengong lagi...” Sapa Ayana membuyarkan lamunan gue.
Gue : “Aduhhh jangan begitu kek, jadi gagal fokus nih...” Gue menegur Ayana yang bertingkah seenaknya.
Ayana : “Biarin aja, orang cuma kita berdua doang yang tau...”
Gue : “Yee yaudah aku matiin aja video callnya...” Ancem gue.
Ayana : “Ihh iya iyaaa, bentar aku lagi sisirin rambut...” Dan gak lama kemudian dia rebahan di kasurnya “Haaaahhhhh... Capek juga ya hari ini” Lenguhnya sambil menjatuhkan badan ke kasur.
Gue : “Yang capek tuh aku... Aku yang kerja, kamu yang enak” Dia cuma ketawa dengan suaranya yang khas.

Malam itu kita video call sambil bercerita tentang awal mula gue nyebur ke dalam dunia idol hingga kerjaan gue, dia pun bercerita tentang masa lalunya yang gue sendiri gak peduli, biar ada obrolan aja, sampai hal yang berbau seks kita obrolin. Dia juga cerita kalo dia hampir pernah di setubuhi mantan pacarnya yang ternyata penjahat kelamin sama cewek-cewek di sekolahnya, dan saat itu juga dia putusin mantannya itu. Yaa seperti malam-malam sebelumnya kegiatan ini kita lakuin, walaupun gak sering seenggaknya buat temen ngobrol aja sampe tidur.

2 jam berbincang-bincang, dia kayaknya udah ngantuk dan langsung pamit buat tidur. Gak lupa buat ngucapin gue “good night” dan “makasih buat hari ini” serta di akhir video call seolah-olah dia mencium gue dan mengakhiri video call itu. Gak lama kemudian gue pun tidur...

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keesokan harinya gue bangun sekitar jam 10, karena gue pikir kerja lagi libur ngapain bangun pagi-pagi. Gue liat hp dan ada chat dari Ayana di aplikasi garis, dia udah berangkat lagi ke sekolah jam 5 pagi dan sampai di sekolah sekitar setengah 7. Kemudian gue balas chat yang udah beberapa jam gue lewatin karena gue tidur...

Gue : “Selamat pagi kesayangan aku....” Chat gue terkirim.

Setengah jam kemudian baru di balas oleh Ayana...
Ayana : “Udah siang ini, kebooo. Baru bangun, ya?” Ledeknya.
Gue : “Iya nih hehehe libur ngapain bangun pagi-pagi?”
Ayana : “Yee dasar... Mandi sana!” Perintahnya.
Gue : “Iya bentar lagi, masih ngumpulin nyawa”
Ayana : “Kakak hari ini libur kan?” Tanya nya.
Gue : “Iya, kenapa?”

Gak lama kemudian dia menelpon gue..

Ayana : “Haloo.. Kakak libur kan hari ini?” Sapaan sekaligus pertanyaan.
Gue : “Kan udah di bilang iya, kenapa emangnya?”
Ayana : “Gini, kak... Aku males banget sekolah hari ini, mau izin tapi gak tau mau kemana.. Soalnya nanti jam 4 aku ada latihan juga di fX. Aku kerumah kakak ya? Gak terlalu jauh kan dari fX?” Jelasnya.
Gue : “Yee sekolah mahal-mahal malah mau bolos. Yaudah sini kerumah aku aja kalo mau...”
Ayana : “Di rumah kakak ada siapa?” Tanyanya.
Gue : “Lagi home alone, papa mama 3 hari yang lalu pulang kampung karena ada urusan tanah, paling 3 hari lagi baru pulang. Ada adek doang sih lagi sakit” Jelas gue.
Ayana : “Adeknya sakit apa? Gak di bawa ke dokter?” Ayana bertanya lagi.
Gue : “Biasa dia mah kebanyakan maen, besok jg sembuh. Kalo sakit dia mah gak ngomong-ngomong, tau-tau ngurung diri aja gitu di kamar gak mau di ganggu”
Ayana : “Yaudah aku kerumah kakak, yaa”
Gue : “Yaudah sini, aku kasih alamatnya”
Ayana : “Gak mau, maunya kakak yang jemput...” Rengeknya terdengar jelas di telpon.
Gue : “Dih, bisa begitu?”
Ayana : “Mau gak? Kalo gak mau gak jadi deh aku main aja keluar lontang-lantung..” Ancamnya
Gue : “Iya iya, aku mandi dulu...” Gue pun kalah sama ancamannya.
Ayana : “Abis mandi langsung jemput aku, aku mau izin dari sekarang”
Gue : “Ya pake baju dulu dong, sayang. Masa langsung kesono, emang aku orang gila apa? Hahahaha” Canda gue.
Ayana : “Hahahaha ih nyebelin banget sih, bego ih kakak mah.. Yaudah buruan mandi ih! Dadahhh”
Gue : “Oke bosss! Dadaahh” Gue pun bergegas mandi.

Selesai mandi dan udah siap buat jalan, gue niat mengabari kalo gue mau otw, ternyata dia udah ngabarin duluan kalo dia minta di jemput di minimarket hits pada masanya. Ya, 7-11 di dekat sekolahnya. Gue menyetujui titik penjemputan itu dan tak lupa bawa helm 2, gue pun memacu kuda besi sesuai dengan titik penjemputan.

Sekitar 20 menit gue sampe di tujuan dan dia langsung menghampiri gue dengan senyum-senyum. Gue liat dia udah gak pake seragam sekolah lagi “Buset, niat amat ini anak mau cabut” Gumam gue dalam hati. Gue pun mengeluarkan helm yang gue kaitkan di jok motor, dan langsung ngasih ke dia...

Ayana : “Yaudah yuk jalan...”
Gue : “Udah?” Tanya gue.
Ayana : “Belom lah, kan belom jalan hahahah” Dia membalas lawakan gue semalem.
Gue : “Dendam ya gara-gara semalem? Hahaha”
Ayana : “Emang kakak doang yang bisa? Wooo”
Gue : “Pegangan, ya...”
Ayana : “Peluk aja deh ya...” Pintanya manja.
Gue : “Terserah....” Gue langsung memacu kuda besi menuju rumah gue.

Siang itu terik banget, Ayana menutup kaca helm karena takut ada yang mengenalinya. Sekitar 20 menit kita sampai dirumah gue dan langsung masuk kerumah. Kita berada di ruang tamu, karena kalo gue ajak kekamar langsung takutnya jadi omongan tetangga...

Ayana : “Adeknya dimana? Katanya sakit?” Tanyanya.
Gue : “Itu di kamarnya, biarin aja gak usah di ganggu ntar ngamuk dia, paling lagi tidur. Duduk dulu deh, maaf ya berantakan hehehe ditinggal mama begini deh” Jelas gue.
Ayana : “Gakpapa kok, kak, rumahku malah lebih berantakan karena kebanyakan perabotan. Hahaha”
Gue : “Kamu mau minum apa?” Gue nawarin minum.
Ayana : “Apa aja deh, kak.. Eh aku mau numpang toilet” Sahutnya sambil meringis menahan buang air.
Gue : “Yaudah ayo sekalian aku bikin minum ke belakang...” Gue pun berjalan ke dapur diikuti Ayana dari belakang dan menunjukan toilet rumah gue “Tuh sana...” Lanjut gue. Dia melepas kaos kaki yang di pakai dan melemparnya ke arah gue “Kampret lu!” Dia cuma ketawa melihat tingkah gue yang begitu dan dia masuk ke toilet.

Lagi asik-asik meracik minuman, dia udah selesai aktivitas buang airnya di toilet. Tiba-tiba dia mendekat ke arah gue dan memeluk gue dari belakang sambil berkata...

Ayana : “I love you, sayangku...” Ucapnya sambil memeluk gue dari belakang.
Gue : “Iiih manja hehehe i love you too, Ayanaku” Balas gue.



Bersambung............
 
Terakhir diubah:
Wahhhh ada stensilan Ayana 😁 ceritanya menarik dan amat sangat ditunggu part selanjutnya hu hhee, semoga dipart selanjutnya langsung ada adegan wik wik wik 😆
 
Mantapp huu, mantap ayana-nya hehe, ditunggu update berikutnya hu. Semangat terus buat suhu-nya juga ya, semoga lancar semuanya
 
Ada sedikit spoiler buat part selanjutnya nih hehehe...

Terlihat jelas tubuh Ayana yang putih bersih tanpa goresan sedikitpun, gue cuma bisa menelan ludah melihat pemandangan ini walaupun masih ada cd yang tersisa. Sosok yang sangat gue sayangi ini gak pernah terpikir bisa sampai gue tiduri.
 
Ada sedikit spoiler buat part selanjutnya nih hehehe...

Terlihat jelas tubuh Ayana yang putih bersih tanpa goresan sedikitpun, gue cuma bisa menelan ludah melihat pemandangan ini walaupun masih ada cd yang tersisa. Sosok yang sangat gue sayangi ini gak pernah terpikir bisa sampai gue tiduri.
Gaskeun mamang!
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd