Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA "Ayana, Kenapa Bisa Begini?" Update Part 8

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
patok dulu lah buat ayana, siapa tau sakinanya ntar ikutan
 
Part 4 : First Time

Pelukannya dari belakang semakin erat di pinggang gue, dan gue bisa ngerasain teteknya begitu rapat tertekan di punggung gue. Gue masih fokus membuat minuman yang nanggung sebentar lagi mau selesai. Setelah selesai gue mencoba melepaskan pelukannya dan bermaksut buat cuci tangan sebentar..

Gue : “Bentar ya, mau cuci tangan dulu...” Gue pun bergegas cuci tangan di kamar mandi dan gak lama kemudian balik lagi ke arahnya “Udah itu di bawa kedepan terus minum, capek kan panas-panasan naik motor?” Tanya gue.

Ayana gak peduli sama omongan gue barusan, dia langsung mendekat ke arah gue dan balik lagi memeluk gue..

Ayana : “Gak tau kenapa nyaman banget meluk kakak. Aku sayang kakak...” Sahutnya dengan nada yang menurut gue tulus. Gue pun mengelus-elus rambutnya.

Gue : “Aku juga sayang Ayana..” Kemudian gue mengecup keningnya.

Dia mengeratkan pelukannya hingga teteknya menyentuh dada gue, dan tanpa sadar penis gue mulai bangun karena tingkahnya yang gue gak ngerti apa maksut dia sebenernya. Entah beneran merangsang atau tulus sayang sama gue, atau penasaran sama isi celana yang semalem bikin dia penasaran(?) Hahahha...

Gue : “Jangan kenceng-kenceng meluknya, ayana sayang... Aku gak bisa nafas tau” Dia pun sedikit merenggangkan pelukannya. Dan kemudian dia mendongak ke arah gue, kita saling tatap-tatapan sekitar 1 menit, dan akhirnya dia mengucap sesuatu...

Ayana : “I love you, kak...” Ucapnya.

Gue : “I love you too, Ayanaaa..” Gue tersenyum, dia juga demikian.

Dan kemudian dia melingkarkan tangannya di leher gue lalu mendekatkan kepalanya bermaksut buat mencium gue. Gue yang gak bisa apa-apa cuma bisa pasrah dapet perlakuan kayak gitu. Bibir kami bertemu, saling mengecup satu sama lain “Mmpphhhh...” Desahnya. Tanpa sadar gue agak mengangkat tubuhnya melalui bokong bermaksut mengeratkan ciumannya dan sesekali meremasnya.

Ayana keliatan semakin bernafsu atas perbuatannya sendiri dan dari remasan tangan gue di bokongnya, gue bisa merasakan ketika lidahnya mulai mencoba memasuki mulut gue dan berhasil, hingga pada akhirnya lidah kami bertemu dan saling menjilat. Liur kami mulai berceceran dan kami saling membersihkan. Deru nafas yang mulai berat membuat tangan Ayana yang berada di leher gue semakin kuat, sehingga gue merasa sedikit bungkuk. Beberapa saat kemudian Ayana melepaskan ciumannya dan kami saling menatap.

Terlihat tatapan penuh nafsu itu jelas dari matanya yang sayu, dan bibir yang berlumuran liur akibat perbuatan yang kami lakukan. Lalu dia tersenyum, dan berkata...

Ayana : “Kakak nakal...” Senyumnya terlihat penuh menggoda, dan gue mengelap liur yang berada pada mulutnya.

Gue : “Nyalahin orang kan, yang mulai siapa?” Dia cuma tersenyum dan mencium gue lagi dengan agak beringas sekitar 1 menitan, nafasnya semakin menderu. Lalu melepaskan ciumannya serta pelukannya di leher gue sambil mengatur nafas yang berat itu.

Ayana : “Capek kak hehehe tapi enak...” Ucapnya sambil tersenyum.

Gue : “Lagi orang baru dateng bukannya istirahat dulu udah di bikinin minum, malah main peluk terus cium. Emang jago kamu ya mancing-mancing..” Ledek gue.

Ayana : “Kan udah minum barusan, sama-sama air kan? Dan lebih nikmat juga heheheh” Dia pun meledek balik.

Gue : “Dasar lu...” Sahut gue sambil mencubit hidungnya.

Ayana : “Iiihhhh idung mulu yang dicubitt.. Sakit tauuuu!!” Rengeknya.

Gue : “Terus apanya? Ini??” Tangan gue spontan (uhuy) menyambar dan meremas teteknya dari luar sweater abu-abu yang dia gunakan.

Ayana : “Aawwhhh.. Frontal banget ih, tau aja lagi, dasar nakal lu!” Sahutnya.

Gue : “Udah ayo kedepan dulu di bawa minumannya, tadi di jalan katanya ngantuk mau tidur...” Pinta gue biar gak kelamaan di dapur. Dia pun menuruti dan berjalan didepan gue membawa segelas minuman yang udah gue buat, gue pun membawa segelas minuman yang sama. Baru berjalan beberapa langkah gue coba mencolek bokongnya dengan satu tangan gue..

Ayana : “Iseng kan... Awas aja ya” Ancamnya.

Gue : “Gak takut bweek.. Udah ayo jalan lagi” Jawab gue menjulurkan lidah dan memintanya berjalan lagi.

Sampai di ruang tamu, kami menaruh minuman di meja dan gue duduk di sofa. Ayana pun duduk sebelah gue dan menyenderkan kepalanya di bahu gue. Gue nyalain TV dan mencari channel yang pengen gue tonton. Dia bernyanyi-nyanyi kecil, gue gak tau lagu apa tapi yang jelas lagu berbahasa Jepang..

Gue : “Nyanyi apa sih lu? Gak ngerti gue” Tanya gue sambil meledek dan masih sibuk mencari channel yang pengen gue tonton.

Ayana : “Lagu kesukaan aku sekarang ini hehehe” Dia pun lanjut menyanyikan lagu tersebut beberapa bait. “Hoooaammmm... Aku ngantuk ih..” Lanjutnya.

Gue : “Yaudah tidur disini aja, aku pindah di bawah aja” Gue pun pindah duduk dibawah dan dia langsung merebahkan badannya di sofa dan gue lanjut mencari channel di TV.

Kemudian Ayana membuka sweaternya dan hanya memakai kaos hitam dengan lengan yang sangat pendek dan ketat. Terlihat jelas tetek yang menonjol dan menjadi pusat perhatian gue waktu dia membuka sweaternya.

Ayana : “Bengong aja...” Ucapnya membuyarkan lamunan gue, menurut gue ini kode.

Gue : “Mantep juga dah lu hehehe” Dia cuma tersenyum dan gue melanjutkan mencari channel TV

Lagi sibuk mencari channel yang pengen gue tonton, tangannya melingkar di leher gue. Posisi sofa menyamping di kiri ke arah TV. Ketika gue masih sibuk mencari channel, tiba-tiba kecupan manis mendarat di pipi gue..

Ayana : “Mmuuahhh... Sibuk banget sih” Nadanya lirih tepat di telinga gue. Gue mendengarnya sedikit terangsang karena ucapannya dan menengok.

Gue : “Katanya ngantuk, bukannya tidur malah cium-cium..” Jawab gue.

Ayana : “Maunya sama kakak...” Godanya.

Gue : “Yang nakal siapa?” Tanya gue bermaksut meledek. Dia kembali mencium pipi gue dan tersenyum.

Ayana : “Mmuuahhh.. Aku pengen deh kak...” Sahutnya seperti horny di telinga gue.

Gue : “Pengen apa?” Tanya gue penasaran dan pura-pura gak ngerti.

Ayana : “Ini kak...” Tangannya seraya meremas penis gue dari luar celana, gue langsung menoleh ke arahnya dan menghentikan aktivitas gue mencari channel TV. “Kan ini bukan di tempat umum lagi hehehe boleh gak?” Lanjutnya serta mengelus penis gue dari luar.

Gue : “Kamu yakin?” Tanya gue singkat... “Maksutnya kamu yakin mau ngelakuin sama aku?” Lanjut gue yang lagi menikmati serangan di penis gue.

Ayana : “Iya.. Aku yakin banget...” Jawabnya singkat dan langsung menyambar bibir gue dengan bibirnya. “Mmpphhhh... Mau ya kak?? Mmmpphhhhhh...” Gue yang gak bisa apa-apa cuma bisa mengangguk seadanya. Lidahnya masuk ke dalam rongga mulut gue dan gue mengerti apa yang dia inginkan. Gue sambut lidahnya, dan lidah kami menari-nari bahkan sesekali kami saling menyedot lidah satu sama lain hingga air liur kami berantakan di sekitar mulut kami. Kamipun tidak jijik saling membersihkan liur yang berceceran di sekitar mulut kami dengan menghisapnya, walaupun pasti berceceran lagi liurnya hehehe.

Di posisi kami yang berada saat ini lebih mempermudah tangan gue buat bergerilya menjelajahi tubuhnya. Gak lama kemudian gue meraba serta meremas teteknya yang dari tadi menjadi pusat perhatian pas Ayana lagi melepas sweaternya.. “Aaaghhhmmppphhh... Enakkhhh... Mmmpphhh kakkkhh.... Ahhhhh” Desahnya terdengar jelas yang membuat birahi gue bangkit. Gue gak menahannya mendesah seperti di bioskop kemarin, karena posisi kamar adek gue dari ruang tamu terbilang lumayan jauh jadi gak perlu ada yang di khawatirin. Lagian adek gue lebih banyak tidur kalo lagi sakit gak enak badan.

Ayana : “Remashh.. Mmpphhh... Dari dalem kakkkhhh... Mmmpphhhh...” Tangan gue mulai masuk kedalam kaos yang dia kenakan dan menyelipkan kedalam bra yang dia gunakan. Gue pun melanjutkan meremasnya dan sesekali memainkan putingnya yang membuat gue dan dia semakin nafsu. Dia mendesah semakin kuat ketika jari tangan gue menggesek-gesekan di putingnya, begitu gue lakuin berulang-ulang hingga dia kualahan.

5 menit aksi yang kita lakukan, dia melepaskan ciumannya dengan bermaksut buat istirahat sebentar. Gue yang udah kepalang nafsu gak mau membuang waktu sedikitpun, langsung gue sibak kaosnya ke atas dan juga bra yang dia gunakan, bra warna krem dengan tali transparan yang biasa di pakai oleh member-member membuat gue tambah semakin nafsu ketika gue melihat gundukan teteknya dengan puting yang sudah tegang. Langsung gue arahkan mulut gue menuju putingnya sebelah kanan dan menjilat, menghisap serta sesekali menggigitnya pelan. Tangan gue mulai bergelirya ke tetek yang satunya lagi.

Ayana : “AAAAGGHHHH... KAKKKHHHH... ENAKHHH BANGETTHHH... TERUSSHHH KAKKKHH..” Desahnya semakin berani, sesekali gue menoleh ke wajahnya yang terlihat sangat menikmati pelakuan dari gue dan dia sesekali tersenyum nakal.

2 menit gue melakukan hal ini membuat gue semakin nafsu. Gue menghentikan hisapan dan jilatan di teteknya dan membereskan kaosnya kembali. Gue bangkit dari duduk gue dan gue bopong tubuhnya menuju kamar gue sesekali dia mencium gue, dia pun kaget...

Ayana : “Mau kemana kak?! Mmpphhh...Sllrrppp...” Dia semakin bernafsu.

Gue : “Ke kamar aku aja, biar enak hehehe... Mmpphhh..” Lanjut gue dan dia langsung menyambar kembali bibir gue.

Sesampainya di kamar langsung gue jatuhkan tubuhnya di kasur, terlihat raut wajah yang sudah sangat bernafsu langsung saja gue tindih badannya dan mulai mencium bibirnya. Bibir kami beradu kembali dan tangan Ayana mulai mencoba melepaskan kaos yang gue pakai dan meletakan di sebelahnya, setelah itu dia kembali mencium gue lagi disertai desahan-desahan yang membuat gue merinding sekaligus nafsu mendengarnya. Tangannya tak tinggal diam, dia mencoba meraba badan gue yang telanjang dada dari depan hingga belakang, dan menggesekan jarinya di puting gue juga. Terasa sangat nikmat ketika dia menggesekan jarinya di puting gue, gue pun menyedot bibirnya serta lidahnya sangat kencang yang membuat dia terlihat kesakitan.

Gak lama kemudian, gue mencoba menduduki tubuhnya sambil terus berciuman, dan mulai tangan gue menyingkap kaos yang ia gunakan, dia pun mengerti dengan mengangkat tangannya untuk mempermudah gue melepas kaosnya, setelah itu gue letakan kaosnya ditempat yang sama dia meletakan kaos gue.

Permainan mulut gue mulai menjelajah wajahnya dengan menjilat, mengecup bahkan hisapan kecil, liur gue menghiasi wajahnya hingga sampai di leher. “Aaaggghhhh sumpah kakkhhh... Enakkhh bangetthhh...” Desahnya. Gue turun lagi ke arah dadanya dan sesekali kembali menciumnya kembali “MMmppphhhhh... Mmmpphhhh... Lanjut kakkhhh... Mmmppphhhhh...”. Gue melanjutkan perjalanan mulut gue di tubuhnya.

Ketika sampai di gundukan teteknya, tangan gue menyelinap kebelakang badannya dengan bermaksut melepaskan kaitan bra. Dengan hanya satu tangan saja kaitan itu berhasil terlepas dan gue menaruh bra nya di tumpukan kaos, tangan Ayana kemudian di luruskan ke atas.

Terlihat jelas payudara yang menurut gue pas ukurannya dan areola sedikit kecoklatan serta puting yang tegang pertanda dia sudah sangat bernafsu. Dia tersenyum nakal dan pernuh arti, langsung saja gue terkam kedua tetek itu dengan tangan gue dan meremasnya serta mulut gue langsung menyedot kuat dan menjilat putingnya yang sudah tegang.

“Eeggggghhh.... Enakkh kakkhhh.. .Agghhhh.... Terusshh sayanggghhh...” Dia mendesah sedikit kencang, gue gak peduli desahan dia. Sekitar 3 menit gue melakukan itu, kemudian mulai turun ke perut dan pinggangnya. Tak terlewat jilatan gue di badannya yang membuat dia menggelingjang ketika sampai di perut dan pinggangnya.

Setelah itu, gue menarik celana jeans yang ia pakai tapi tidak dengan cd nya. Dia pun mengerti dan mengangkat sedikit pinggulnya agar mempermudah gue melepaskan celananya, dan gue meletakan di tumpukan tadi. Tubuhnya ideal menurut gue, gak gemuk dan gak kurus. Terlihat jelas tubuh Ayana yang putih bersih tanpa goresan sedikitpun, gue cuma bisa menelan ludah melihat pemandangan ini walaupun masih ada cd yang tersisa. Sosok yang sangat gue sayangi ini gak pernah terpikir bisa sampai gue tiduri.

Ayana : “Kok bengong sihhhh... Lanjutin dong, sayanggg.. Hmmmm...” Ucapnya seraya membuyarkan lamunan gue.

Gue : “Badanmu bagus banget ya, dekk. Gak nyangka aku..” Jawab gue seadanya.

Ayana : “Kamu suka kan, sayang??” Godanya sambil meliukkan tubuhnya dan kedua tangannya memainkan teteknya.

Gue : “Suka bangettt..” Jawab gue singkat dan kembali menikmati pemandangan tubuhnya yang berada di kamar, bahkan di kasur tempat gue tidur.

Ayana : “Udah siniiii jangan bengong ajaa... Itu udah bediri gitu hehehe” Gue pun menuruti kemauan dia.

Langsung gue tindih tubuh Ayana dan mulai menjelajah ulang tubuhnya dari atas sampai daerah perut. Nafasnya semakin memburu, dan ketika jilatan gue berhenti di sekitar perutnya, tangannya seakan-akan mendorong kepala gue buat menuju vaginanya. Gue mengerti apa kemauan dia, langsung saja gue tarik cd yang menempel tersisa di tubuhnya. Terlihat jelas vagina dengan bulu yang tidak tebal dan tidak terlalu tipis itu terpampang di depan wajah gue.

Tanpa di minta dia mulai melebarkan kakinya, gue pun cuma bisa mengelap muka gue dengan kedua tangan gue. Gue dekatkan muka gue ke vaginanya, tercium bau asing yang menyeruak ke hidung gue, tapi gue suka dengan baunya. Bau khas vagina ini membuat gue semakin bernafsu, dan gue beranikan diri mengecup vaginanya walaupun agak jijik. Tubuh Ayana tersentak ketika gue mengecup vaginanya.

Ketika gue mulai mencoba menjilati vaginanya tubuhnya kembali tersentak keatas, dia mengangkat pinggulnya dan tangannya mengelus-elus kepala gue disertai desahan yang buat gue semakin semangat menjilati vaginanya.

Ayana : “EEGGHHH... AGGHHHH.. KAKKKHHHH... AKU BARU PERTAMA KALIHHHH... MMMPPHHHH... ENAKKH BANGETTHHH...” Gue gak memperdulikan desahannya dan masih terus menjilati vaginanya keatas dan kebawah dan menyodokkan lidah gue ke liang vaginanya.

Desahnya tertahan ketika lidah gue berhasil menemukan kacang kenikmatannya “KAAKKKHH DISITU ENAK BANGETTHHH... UUGGGHHHH....” Gue melanjutkan aktivitas gue di klitorisnya dan sesekali naik-turun vaginanya.

Setelah sekitar 2 menit, Ayana mulai meracau tak karuan dan menandakan dia akan sampai pada orgasmenya “KAKKHHH... AKU MAU KELUARRGGHHH.. EEGGHHH... AAAAGGGHHHH...” Langsung gue tambah tempo gesekan di vaginanya dengan lidah gue. Beberapa detik kemudian...

Ayana : “AKU KELUAR KAK, AKU KELUARRRHHH AAAAAAGGHHHHHH.. EEHHMMMPPHH...” Dia mengejang dan bergetar hebat serta menyentakan tubuhnya dan membenamkan kepala gue di vaginanya. Gue pun bangkit mengambil tissue lalu mengelap vaginanya dan langsung merebahkan badan gue di sebelah badannya sambil membiarkan Ayana menikmati sisa-sisa orgasmenya.

Ayana : “Hhhhahhhh... Enak banget kak, kakak jago banget bikin aku lemes begini. Kakak nakallllll” Ucapnya seraya tubuh bugilnya itu memeluk dan mencium pipi gue.

Gue : “Kamu lebih jago mancing-mancing aku hehehe dasar...” Gue pun membalas ucapannya dan mencium bibirnya.

Ayana : “Aku istirahat bentar ya kak...” Gue pun mengangguk dan mengelus rambutnya serta mengecup keningnya.

5 menit kemudian Ayana bangkit dan langsung menindih tubuh gue. Dia mulai mencium gue, menghisap bibir dan lidah gue, bahkan sesekali di sodorkan teteknya ke mulut gue untuk di hisap serta di jilatnya.

Ayana : “Sekarang gantian aku hehehe” Godanya dan gue cuma tersenyum. Gue cuma bisa pasrah atas apa yang dia lakukan ke gue.

Dia mengikuti cara yang gue lakuin tadi kepadanya menjilat dan mengecup dari atas sampai sekitar perut. Tangan gue gak tinggal diam, sambil memainkan teteknya dan sesekali mencubit pelan putingnya. Dia terpesona ketika sampai di dada gue...

Ayana : “Bulu dadanya seksi banget, aku suka kakkk...” Dia melanjutkan aktivitasnya semakin kebawah. Sensasi yang baru pertama kali gue rasa ketika jilatannya berhenti di puting tetek gue dan sesekali menyedotnya.

Gue : “Ayyy.. Sumpah enak bangetthhh... Aaaggghhh...” Dia menoleh ke arah gue dan tersenyum kemudian melanjutkannya beberapa kali. Lalu dia menurunkan kepalanya hingga ke perut gue. Penis gue sudah semakin gak sabar buat keluar. Tanpa disuruh, dia membuka ikat pinggang dan mencoba melepas celana yang masih gue pakai sekaligus cdnya, gue membantunya dengan mengangkat sedikit pinggul gue dan kemudian Ayana melempar asal celana dan cd gue.

Terpampang sudah pusaka yang dari kemarin membuat Ayana penasaran, berdiri tegak menantang di hadapan Ayana...

Ayana : “WOOOWW... GEDE BANGET KAKKKK!!” Ucapnya terkesima melihat pusaka gue yang ukurannya di atas rata-rata orang Asia. “Aku baru pertama kali liat langsung ini kak...” Lanjutnya seraya memegang dan mengocoknya pelan penis gue, dan berpindah duduk di sebelah kanan gue.

Gue : “Suka gak? Hehehe...” Goda gue.

Ayana : “SUKA BANGETTTTT!!!” Dia mengelus-elus penis gue, terasa ngilu tapi nikmat.

Gue : “Dikocok dong...” Pinta gue.

Ayana : “Begini yahh??” Tanya Ayana yang kemudian menaik-turunkan tangannya, gue pun cuma mengangguk dan menikmati kocokan Ayana di penis gue.

Sekitar 5 menit Ayana mengocok penis gue, terlihat dia mulai capek dan merasa aneh gue gak mendesah kayak yang gue lakuin ke dia. Dia pun terheran-heran...

Ayana : “Enak gak sih kak? Kok diem aja daritadi?” Tanyanya penasaran.

Gue : “Enak kok, aku menikmati setiap kocokan demi kocokan dari kamu. Tapi ini udah biasa aku lakuin sendiri hehehe..” Jelas gue.

Ayana : “Terus diapain biar lebih enak?” Tanyanya.

Gue : “Coba kamu oral, itu yang belom pernah aku rasain..” Pinta gue.

Ayana : “Oral?” Dia bertanya seolah dia gak ngerti apa yang gue maksut.

Gue : “Iya kamu hisap, kamu jilat kayak lagi makan es krim aja” Jelas gue.

Ayana : “Aku belom pernah, kak...”

Gue : “Cobain aja, pasti nagih... Kata orang-orang sih begitu...” Gue meyakinkan dan Ayana langsung mendekatkan wajahnya ke penis gue dan mulai secara perlahan, dari mengecup-ngecup, menjilat-jilat, dan mulai memasukan penis gue kedalam mulutnya. Terlihat raut wajahnya seperti jijik, tapi lama-lama dia menyukainya.

Ayana : “Gini ya bener?” Dia menoleh ke arah gue dan gue hanya mengangguk.

Gue : “Nah... Iyahhh begitu, sayangghhh... Agak cepet lagihhh...” Ayana mempercepat tempo oralnya dan yang membuat gue lebih bernafsu ketika gue melihat teteknya ikut bergoyang karena pergerakan dari kepalanya yang naik-turun. Langsung gue terkam teteknya dengan tangan gue dan memilin-milin putingnya dan sesekali ke vaginanya, terlihat vaginanya udah becek lagi.

Gue : “UUGGGHH ENAK BANGETTHH SAYANGKUUUH.. AAGGHHH...” Desah gue sejadi-jadinya. “Sini vagina kamu, biar sekalian aku jilat lagi... Uughhh... Udah becek lagi... Enak bangetthh..” Lanjut gue. Ayana mengerti apa yang gue pengen dan dia langsung mengubah posisinya serta gue menuntun vaginanya menuju mulut gue dan tak melepas sedikitpun oralnya di penis gue.

Ayana : “UUUGGGHHH... KAKAKKHHHH... SLRRPPHH... AAAGGHHH...” Desahnya ketika gue mulai menjilati vaginanya. “Begini enak bangethh kakkhh... Eegghhh... Slluurpphh.. Aaagghh..” Lanjutnya.

“Enak bangethhh posisi ini kakkhh.. Aaaggghhh.. Aaaagghhh...” Desahnya semakin menjadi-jadi dan birahinya sudah tinggi lagi. Dia melepaskan kuluman di penis gue dan mengangkat vagina yang sedang gue jilat-jilat, dia bangkit dan memposisikan dirinya diatas penis gue...

Ayana : “Boleh yaa, kakk??” Tanya Ayana.

Gue : “Kamu yakin?” Tanya gue balik, dia cuma menggangguk saja.

Ayana : “Tapi aku belom pernah kak.. Eeehhmmppphh..” Sahutnya sambil menggesek-gesekan penis gue di vaginanya “Aku gak sabarr.. Aaaggghhh... Punya kakak gede bangetthhhh ehmmpphh...” Lanjutnya.

Gue menarik tubuhnya dan menukar posisi dia dibawah dan gue diatas. Perlahan gue tempelkan penis gue ke vaginanya, dia hanya mendesah nikmat..

Ayana : “Aaaggghhh ssshhhhh.. Kakkkhh... Pleaseeee... Aku mauuu eeghhmmpp...” Ucapnya.

Gue yang masih ragu dan berpikir dua kali buat masukin penis gue ke vaginanya cuma bisa melihat raut wajahnya yang sangat-sangat menikmati gesekan penis gue di vaginanya. Tapi rasa ragu itu kalah oleh rasa nafsu gue yang sudah sangat tinggi. Vaginanya mulai dibanjiri cairan yang keluar akibat gesekan penis gue, terasa licin dan sangat nikmat gesekan demi gesekan. Dia hanya meracau tak karuan sambil menikmatinya, terlihat matanya merem-melek karena perlakuan gue.

Ayana : “Aayooo kaakkhhh... Eeggghhmmppp... Aku siaapphhh semua resikonyahhh... Mmmppphhh...” Mendengar perkataan itu membuat gue memberanikan diri untuk mulai mengeksekusi vaginanya. Perlahan gue turunkan penis gue menuju liang vaginanya sambil menggesek-gesekannya, bertujuan untuk mengurangi rasa sakit yang akan dia terima. Setelah menempatkan penis gue tepat di liang vaginanya. Perlahan gue masukin sedikit demi sedikit penis gue..

Ayana : “Pelanhh... Pelannhh kaakkkkhhh... Hmmmpphhh...” Raut wajahnya meringis kesakitan ketika kepala penis gue menembus dinding vaginanya, gue menghentikan aktivitas gue sejenak karena gak tega melihatnya.

Gue : “Aku gak tega liat kamuuhh...”

Ayana : “Lanjutinnn kaakkhhh... Gakpapa... Enggghhhhh....” Sambil mengigit jari-jarinya karena menahan sakit, akhirnya gue lanjutkan kembali perlahan. Sedikit demi sedikit penis gue mulai menghujam vaginanya, dan dia semakin terlihat kesakitan. “AAGGGHHHHH... KAAKKKKHH SAKITTHHH... EEGGHHMMMM... PUNYA KAKAK GEDE BANGETTTHH EEHMMMPPHHH..” Ucapnya.

Gue : “Kamu tahan ya, sedikit lagi egghmmpphh..” Dia hanya mengangguk dan masih mengigit jari-jarinya. Gue langsung menyingkirkan jarinya dan menutup mulutnya dengan satu tangan gue. SLEEBBBB! PRRTTTT!! Dengan sekali hentakan, robeklah selaput darahnya. “KAAKKKHHHHHH... AAAGGGHHHHHH.... SSSSSSHHHHH” Teriaknya tertahan karena tangan gue yang lebih dulu menutup mulutnya. Terlihat air matanya mengalir entah kesakitan atau menyesal karena kesuciannya gue renggut, gue bener-bener gak tega melihatnya. Terasa darah sucinya mengalir keluar melewati penis gue, disini posisi gue bingung mau melanjutkan atau menyudahi. Gue sedikit menyesali apa yang udah gue perbuat, disatu sisi karena kemauannya.

Ayana : “Kakak kenapa? Aku gakpapa kok... Aaagghhh... Terusin aja kakkhhh hehehe” Nadanya lirih sekali. “Keluarin dulu punya kakak, Di elap darahnya biar gak jijik hehehe eehhmmpphh...” Lanjutnya.

Gue menuruti kemauannya dan melepas penis gue yang tertancap di vaginanya. Darah suci itu berceceran di penis gue dan vaginanya. Gue bangkit membuka lemari, berniat mencari kaos putih gue yang udah gak terpakai untuk mengelapnya. Setelah ketemu, gue merobek kaos itu menjadi bagian kain kecil lalu mengelap penis gue yang berlumuran darah suci dari Ayana dan kembali ke Ayana yang lagi menahan sakit..

Ayana : “Kok pake kain ngelapnya? Kenapa gak tissue aja?” Tanyanya penasaran.

Gue : “Buat kenang-kenangan aku simpen kalo ini darah kamu dan aku bisa inget kamu terus hehehe..” Jawab gue singkat.

Ayana : “Dasar ihh mesum HAHAHA” Ledeknya dan menertawai gue.

Gue gak peduli dia bilang apaan, padahal yang ngajak mesum dia duluan hahaha. Lalu gue mengelap darah suci yang keluar dari vaginanya secara perlahan memastikan dia gak kesakitan, malah terlihat geli dari raut wajahnya.

Gue : “Lanjut?” Tanya gue singkat.

Ayana : “5 menit lagi ya, kak, aku masih ngilu.. Punya kakak gede banget gini gemessshh...” Jawabnya seraya menggenggam penis gue yang masih tegang.

Gue : “Yaudah..” Ucap gue singkat. Gue pun merebahkan diri disampingnya dan tangannya masih meremas-remas gemas di penis gue yang masih tegang.

Ayana : “Gede banget sih ih, ngilu memek aku kak. Tapi aku suka hehehe” Pujinya. Dia mulai menaik-turunkan penis gue dengan tangannya, gue cuma bisa menikmati dan mengelus rambutnya. Kamipun ngobrol sebentar sebelum pertempuran kembali di mulai.

Gue : “Aku kira kamu udah pernah ngelakuin ini, aku jadi ngerasa bersalah sama kamu” Ucap gue sambil mengelus-elus rambutnya. Dia pun menyampingkan posisi tidurnya menghadap ke arah gue, tapi gak mau melepas genggaman tangannya di penis gue.

Ayana : “Gakpapa, kak. Mana pernah aku begini, kak, sebelum kenal sama kalian-kalian aja kehidupanku cuma sekolah sama jeketi doang, pacaran cuma sekedar chatting sama telpon, ketemuan juga bisa keitung jari, kak” Curhatnya.

Gue : “Oohh gituu.. Berarti galau-galauan kamu di postingan garis sebelum-sebelum ini cuma gimmick doang dong ya? Hahaha...” Ledek gue.

Ayana : “Iya kak, Makanya aku penasaran sama hal kayak gini yang sebelumnya cuma bisa aku tonton lewat video, aku liat divideo kayaknya enak banget si ceweknya di masukin ini, ternyata pas aku coba sakit banget hehehe” Lanjutnya sambil mengocok penis gue.

Gue : “Pertama-tama emang sakit katanya, tapi lama-lama enak kok. Ya aku gak bisa ngerasain sakitnya gimana sih, akukan cowok paling cuma ngilu-ngilu doang kejepit hehehe” Balas gue. “AW! Pelan-pelan ngocoknya, sayang, kasar banget hehehe” Lanjut gue ketika penis gue di kocok sangat kencang oleh tangannya.

Ayana : “Aku gemes bangettt. Pengen lagi kak, tapi pelan-pelan ya kayak tadi..” Pintanya sambil kembali merebahkan tubuhnya.

Gue : “Udah jam berapa sih nih? Oh masih jam 2, masih ada waktu 2 jam lagi” Gumam gue lalu melihat jam di HP gue dan meletakannya kembali. Gue pun bangkit dan mengambil posisi penis gue, bukan langsung ke vaginanya, melainkan ke ke bagian atas tubuhnya. Ya, gue minta di oral sekali lagi biar nambah sensasi. Dia pun mengerti dan langsung melahap penis gue, dimaju-mundurkan kepalanya beberapa saat. Gue yang menerima serangan itu cuma merem-melek keenakan, dan kemudian dia mencoba untuk deepthroat ke penis gue.

Gue : “ARRGHHHH... Udah, udah, aku gak kuat kalo kamu gituin terus..” Gue langsung melepaskan penis gue dari mulutnya dan beranjak menuju vaginanya, dia hanya tersenyum dengan liurnya sendiri yang berantakan disekitar mulutnya dan tersenyum.

Ayana : “Enak?” Dia bertanya dan gue hanya menganggukkan kepala. Langsung gue sambar bibirnya sekaligus membersihkan liurnya yang berantakan itu dengan mulut gue.

Gue posisikan penis gue tepat di vaginanya, sebelumnya gue gesek-gesek terlebih dahulu untuk penetrasi dan memancing cairannya keluar agar dia gak terlalu kesakitan. Setelah vaginanya mulai becek dan licin karena lendirnya, gue mengarahkan penis gue ke liang vaginanya yang sudah becek dan memasukannya perlahan. “Eeeeggghhh...” Desahnya tertahan ketika kepala penis gue mendobrak masuk kedalam liang vaginanya. Gue menengok kearahnya mengisyaratkan sesuatu.

Gue : “Siap?” Diapun hanya mengangguk sambil mengigit jari telunjuknya, raut wajahnya yang begitu membuat gue semakin bernafsu. Gue melancarkan serangan secara perlahan di vaginanya, terasa sedikit mudah melewatinya. “HEEEGGGGHHHH...” Terlihat dia mulai bisa menerima serangan penis gue di vaginanya. Tanpa di hentak, penis gue dengan lancarnya masuk ke vaginanya dan tak terasa sudah mentok hingga dinding rahimnya. Gue sedikit menindih tubuhnya tapi tangan gue menopang biar gak seutuhnya badan dia tertindih, dan mulai menciumi bibirnya. Kamipun berciuman beberapa saat.

Sangat terasa penis gue seperti sedang di remas dan di sedot oleh vaginanya, secara reflek gue pun mulai menggerakkan pinggul gue naik-turun keluar-masuk vaginanya sambil terus berciuman. “Mmmmpphhhh.. Aaagghhhh....” Ayana terus mendesah tiada henti. Perlahan tapi pasti, gue menaikkan sedikit tempo serangan penis gue pada vaginanya. Gue mencoba melepaskan ciuman dengan, tapi di tarik lagi oleh Ayana seakan-akan dia gak mau berhenti mencium gue. Gue pun menuruti kemauannya, tapi hanya dia yang menciumi serta menghisap mulut dan lidah gue, sedangkan gue sibuk menaik-turunkan pinggul.

Ayana : “Enakk bangethh kakkkhhh.. Ssshhh mmmpphhhh...” Desahnya terdengar lirih dan kembali mencium bibir gue.

Gue : “Enak, sayanggghh? Aaahh... Aahhh...” Dia tak menjawab, cuma menganggukkan kepalanya dan kembali menyerang bibir gue.

Terasa mulai pegal di posisi ini, gue pun bangkit dan mengakhiri aktivitas berciuman. Setelah bangkit kembali gue pompa keluar-masukkan penis gue ke vaginanya. Sensasi saat ini benar-benar terasa nikmat, gue bisa menikmati tubuhnya dan payudara yang bergoyang-goyang yang membuat gue semakin tambah nafsu.

“Aaahh... Aaahhhh... Terussshhh sayanggghh.. Iiiyyahhh.. Ssshhhh..” Desahnya seakan menikmati pompaan penis gue di vaginanya. Tak lama kemudian dia kembali meracau.. “Aakuuhhh... Maauuhhh.. Keluarrhhh sayanggghh... Sssshhhh...” Gue mempercepat kocokan penis di vaginanya, dan gak lama kemudian... “AKUHH KELUARH SAYANGGGHHH... SSSHHHH... AAGGHHHH... AAAGGHHHH... MMPPPHHH... NNNGGHHHHH...” Tubuhnya mengejang hebat, tiba-tiba dia menarik badan gue lalu melingkarkan tangannya dengan kuat dan langsung menerkam mulut gue dengan mulutnya. Terasa cairan vaginanya mengalir melalui penis gue dan menetes keluar.

“Kaakkhhh... Nikmathh bangettthh... Aku puasshh bangetthhh.... Mmmpphhh...” Ucapnya sambil kembali menciumi gue. Gue pun ingin bangkit dan melepaskan penis gue di vaginanya, tetapi dia menahannya dengan kedua kakinya.. “Jangan di cabut, kak, mmmpphhh.. Ini enak bangetttthh kayak ada yang ganjel.. ehhmmpphhh..” Gue menuruti kemauannya dan memeluk serta mencium dengan lembut seluruh wajahnya dan dia cuma tersenyum. Gue biarkan dia istirahat sekitar 5 menit untuk menikmati sisa-sisa orgasmenya sambil terus menciumnya.

Baru gue ciumin area wajahnya sekitar 2 menit, tiba-tiba penis gue terasa seperti di remas dan di sedot lagi oleh vaginanya. Ah shit! Gue gak bisa bergerak! Kakinya kuat banget nahan pinggul gue...

Gue : “Lepasinn.. Aahhh.. Aaahhh.. Aku bisa keluar di dalem kalo kamu giniinhhh... Aaahhhh sayanggghhhh...” Mendengar gue mendesah, dia cuma tertawa.

Ayana : “Hahaha enak gakk? Sssshhhh terasa banget ganjelnya penismu... Eeggghh...” Jawabnya dan sepertinya birahinya sudah bangkit lagi. Gila! Belom ada 5 menit orgasme udah naik lagi..

Gue yang gak mau kalah, gue kelitikin pinggangnya dan akhirnya dia melepaskan kakinya di pinggul gue. “Gantian aku yang mau keluar kalo gitu, enak banget memekmu, sayang..” Gue pun bangkit dan kembali mengambil posisi..

Gue : “Udah siap lagi?” Dia cuma mengangguk dan tersenyum. Gue mengangkat kedua kakinya, terlihat dari raut wajahnya kalau dia sedikit kaget menerima perlakuan gue itu. “Udah tenang aja, aku pegel posisi kayak tadi hehehe” Lanjut gue, dia cuma pasrah dan siap di eksekusi.

Dengan kaki yang agak diangkat maksut gue biar lebih mempermudah penis gue masuk ke dalam liang vaginanya yang berwarna merah muda itu. Terlihat cairan dari vaginanya sudah becek melumuri akses penis gue buat masuk kedalamnya, lalu gue posisikan penis gue tepat di liang vaginanya. Kali ini dengan mudah penis gue bisa memasuki vaginanya, tanpa hentakan sedikitpun, perlahan tapi pasti sekali dorong sudah masuk semua penis gue kedalamnya... “EEEGGHHHHHH... SSSHHHHH...” Desah Ayana tertahan.

Gue yang gak mau membuang-buang waktu, langsung aja gue genjot vaginanya dengan tempo tak terlalu cepat dan tak terlalu lambat yang membuat dia semakin meracau.

“Aaaahhhh... Sssshhhh... Enak bangetthhhh... Terus kakkhhhh... Eehhmmmpp...” Desahnya seperti itu berulang-ulang. Gue yang melihat raut wajahnya dengan ekspresi kenikmatan semakin bergairah untuk menikmati permainan ini. Payudaranya terguncang-guncang akibat hantaman penis gue di vaginanya.

Sekitar 10 menit berlalu dia meminta untuk ganti posisi..

“Aku mau coba di atas, kakkhh.. Aaahhh... Ssshhh... Pegel posisi begini eegghhhh...” Gue pun menghentikan hujaman penis gue di vaginanya dan langsung mencabut serta merebahkan diri disebelah tubuhnya. Lalu Ayana bangkit dan mencium gue, gue pun iseng mencubit puting payudaranya sedikit kencang “Gemesssshh....” Ledek gue.

Ayana : “Sakiiitttt... Kasar ih mainnya, gue bikin muntah nih burungnya...” Ancamnya seraya menggenggam erat penis gue. Tak lama kemudian, dia menurunkan badannya dan mengulum penis gue beberapa saat sebelum dimasukkan kembali ke vaginanya.

Gue : “Udahhh... Ayooo masukkin, udah jam berapa inihh... Eeegggghhh...” Dia menghentikan kuluman di penis gue dan menengok ke arah gue tersenyum nakal. Ekspresi seperti ini yang bikin gue selalu kangen sama dirinya.

Ayana mulai menaiki badan gue, dan menggenggam penis gue mengarahkan ke vaginanya yang sudah merekah-rekah seperti menunggu hujaman dari batang penis gue. Tapi dia masih kaku banget di posisi ini, gue mencoba membantunya dan dia cuma tertawa... “Maaf ya baru pertama kali hehehe...”

Gue : “Dasar lu, ntar disangka gue yang ngajarin...”

Ayana : “Emang!” Jawabnya singkat.

Gue arahkan penis gue tepat di liang vaginanya, dan gue meminta dia mengikuti perintah yang gue kasih.

Gue : “Turunin badanmu...” Perintah gue.. “Ya pas, masukin pelan sekarang!!”

SLEEEBBBB..... Dia menekan badannya terlalu keras...

Ayana : “AAAWWWWW!!! Ngiluuuu eehmmpphhh...” Racaunya setelah penis gue masuk ke vaginanya.

Gue : “Kan udah dibilang pelan-pelan aahhh...” Jawab gue singkat. Terasa sekali vaginanya meremas-remas penis gue yang membuat gue gak tahan... “Ayooo goyanginn aaahhhh... Kalo diem gitu aku yang kalah... enggghhhhh...”

Dia mengerti, dan kemudian menaik-turunkan badannya perlahan.. “Aaahhhh yessshhhh... Enak bangettthhh... Penuh banget kakkhhhh... Engggggghhhh...” Tangannya tak tinggal diam, kemudian meremas sendiri payudaranya. Gue yang gemas melihat tingkahnya, langsung saja gue sambar payudaranya yang lagi di remas oleh tangannya dengan tangan gue.. “Aaahhhh... Ssshhhhh... Mantepphh kakkhhh... Hhhfffhhhh... Enakkkhhh...” Desahnya menjadi-jadi.

Gue : “Coba kencengin lagi eehmmmpphh... Genjotannya sssshhhh...” Sahut gue sambil tangan gue meremas payudaranya serta memilin-milin putingnya. Dia mempercepat tempo permainan yang gue minta, dan gak lama kemudian dia menandakan akan orgasme yang ketiga kalinya. Gila nih orang keluarnya cepet banget, baru juga ganti posisi.

Ayana : “Akuhh keluarggghhhh.... Eehhhmmmpphhh... Kaakkhhhh... Aaahhhhhhh....” Tubuhnya mengejang hebat sambil meremas payudaranya bersama tangan gue. Terasa cairan vaginanya membanjiri penis gue dan dia ambruk menimpa badan gue dan kemudian dia mencium bibir gue. “Mmpphh makasih banget kakhhh, aku puasshhh... Aku lemeshhh...” Desahnya sembari mencium bibri gue.

Tanpa gue bales perkataannya, langsung gue putar balikkan badannya dengan penis masih menancap di vaginanya gak pakai lama. Mengingat dia bilang nanti ada latihan jam 4, sedangkan sekarang udah jam 3 kurang. Gak peduli lagi dia mau ngilu atau capek, yang jelas nafsu gue udah gak ketolong. “Gantian, kamu keluar mulu aku juga mau kalo udah begini hehheh..” Ucap gue.

Ayana : “Istirahat dulu please, kakk, ssshhhh...” Tanpa gue peduli kata-katanya, langsung gue genjot lagi vaginanya dengan tempo sedang.. “Aaaahhhh kaakkhh... Enggghhhh.... Please....” Desahnya memohon untuk istirahat dulu, tapi gue gak peduli karena raut wajahnya yang begitu membuat gue semakin beringas. “Plok...Plok...Plok...” Suara yang di hasilkan karena genjotan gue yang gak terlalu keras.

Ayana : “Unngghhhhh kakkk... Aaahhhh.. Aaahh... Mmmpphhh...” Desahnya tak tertahan... “Aahhhh enakkkk... Aku nafsu lagiiihhhh... Teruusssshhh...” Lanjutnya. Buset! Bener-bener hypersex nih orang. Terus gue menghujam vaginanya sekitar 10 menit...

Gue : “Aku mau keluar, ayy.. Aahhhh... Bentar lagihhh..” Desah gue.

Ayana : “Tahan kakkk.. Aku jg mau keluarr...” Lalu kemudian “AKU KELUARRRHHH.. AAAHHHHHHHHHHH... SSSHHHHHH....” Tubuhnya mengejang dan beberapa detik kemudian gue mengeluarkan sperma gue di perutnya “Crot...Crot...Crot....” Sekitar 5 kali semburan sperma gue keluar di perutnya dan sebagian mengenai payudaranya..

Gue : “Aaahhhh.. Ssshhhhh.. Enak ay, akhirnya keluar juga aku.. Haahhhhh” Sperma yang keluar terbilang banyak, karena tertahan dari awal pertempuran.

Ayana : “Haahhhh... Banyak bangettt keluarnya kakk..” Kemudian dia mencolek sperma yang keluar di payudaranya dan menciumnya “Hoeekkk... Baunya aneh ihhh..” Lanjutnya dengan ekspresi mual karena baru mencium bau sperma. Gue pun cuma tertawa..

Gue : “Hahaha cobain deh, baunya emang gitu. Tapi banyak cewek-cewek suka loh dari khasnya itu” Kemudian dia mencobanya sedikit dengan ekspresi yang kocak menurut gue.

Ayana : “Gurihh kak.. Kayak susu, tapi bukan susu... Tapi aku masih eneg ah.. Hiihhhh...” Ucapnya. Gue pun mengambil tissue dan mengelap sperma yang berceceran di perutnya serta payudaranya hingga bersih, dan gue tengok jam udah pukul 3 lewat..

Gue : “Yaudah ayo, udah selesai kan permainannya. Katanya kamu ada latihan jam 4, ini udah jam 3 lewat..”

Ayana : “Astaga!” Kemudian dia bangkit bergegas memakai bra dan kaosnya. Lalu ketika dia berdiri... “Kakkk!!!! Ngiluuuuu... Aaaaaaa” Rengeknya sambil menjepit kedua kakinya karena dia merasa ngilu.

Gue : “Lagian kamu ada-ada aja, orang mau latihan pake minta beginian, udah gitu pertama kali lagi. Udah nanti juga ilang dibawa gerak...” Jawab gue sembari memakai semua pakaian gue.

Dia pun memakai semua pakaiannya, dan gue mencoba keluar kamar memastikan situasi diluar aman-aman saja. Setelah gue pikir aman, gue suruh dia keluar kamar gue dan berjalan sedikit bungkuk..

Gue : “Bisa jalan normal gak?” Tanya gue.

Ayana : “Bisa, tapi ngiluuu.. Iihhh kak gimana nihhh?” Rengeknya.
Gue : “Mukanya jgn gitu kek, gemes gue..” Ucap gue seraya meledeknya.

Ayana : “Ini seriuss ngiluuu... Iihhhh malah dibilang gemes”

Gue : “Udah, nanti juga joget-joget enak lagi hahaha. Yuk, ntar keburu telat kamu diomelin” Ketika gue mau keluar rumah, tiba-tiba adek gue keluar kamar baru bangun tidur. Gue dan Ayana saling lihat-lihatan, takutnya dia denger percakapan kita soal ngilu-ngilu. Bagusnya adek gue langsung menuju ke kamar mandi. Gue dan Ayana bergegas keluar rumah dan langsung jalan menuju fX mengantar Ayana latihan.

Dijalan kita tak banyak bicara, gue mencoba menenangkan pikiran atas apa yang udah gue lakuin tadi, dan Ayana pasti lagi mikirin gimana caranya biar gak ngilu vaginanya pada saat latihan. Sekitar 15 menit perjalanan dari rumah gue ke fX, akhirnya gue sampai dan menurunkan Ayana di depan Hotel Atlet seperti sebelumnya.

Gue : “Semangat latihannya, sayang..”

Ayana : “Ck ihh aku tahan deh nih jalan ke sana.. Dadahhh hati-hati, kakk..” Dia mencium tangan gue dan langsung berjalan menuju ke fX. Gue yang memperhatikan dari belakang seperti ada yang aneh dari cara dia berjalan, gue pun cuma sedikit tertawa dan langsung menuju pulang kerumah.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sesampainya dirumah, gue langsung melihat hp dan ternyata dia udah ngechat gue lewat aplikasi garis..

Ayana : “NGILUUUUUUUUU!!!!!!! KAKAK JAHAT!:(“ Ucapnya.

Gue : “Yeee yang mau juga siapa duluan-_-“ Bales gue.

Ayana : “Aku kirain gak sampe begini, karena baru pertama kali mungkin yaa..”

Gue : “Iya, lagian jadi orang nafsuan banget hehehe”

Ayana : “Awas ya, besok-besok aku bales liat aja!!” Ancamnya.

Gue : “Gak takut :p

Ayana : “Emang nyebelin banget lu ah.. Yaudah aku lanjut ya kak, ada pengarahan nih...”
Gue : “Okay..”Jawab gue singkat.

Kemudian gue memutuskan buat mandi wajib setelah melakukan hal yang tidak seharusnya gue lakukan sama Ayana. Setelah selesai, gue liat hp gue lagi dan ternyata ada notif dari twit**ter dan Ayana ngetweet..


“Hahaha dasar tepu-tepu lu... Abis enak-enak juga wuuu” Gumam gue dalam hati dan langsung berpakaian.

Gue baru selesai berpakaian, gak lama kemudian Ayana ngechat gue dari aplikasi garis..

Ayana : “Kakkk, aku ikut ke acara TV...”

Gue : “Acara apaan?”

Ayana : “Itu yang di t**ns tv p*nky & frie*ds...” Lanjutnya.

Gue : “Ohh.. Jam berapa? Terus gimana itumu? Udah enakan?”

Ayana : “Jam 8 acaranya, kak. Masih ngilu kakk, aku dari tadi gak fokus karena susah gerak..”
Gue : “Yaudah coba kamu nanti pas mau berangkat mampir ke toko obat yang ada di F1 beli obat nyeri gitu, siapa tau ada” Gue menyarankannya.

Ayana : “Kalo ada, kalo gak ada?” Tanyanya.

Gue : “Yaaa nikmatin aja hehehe :p” Jawab gue singkat.

Ayana : “Iiiihhh jahatt:(

Gue : “Ya terus mau gimana? Kamunya binal banget lagian-___-“

Ayana : “Hehehe tapi aku sukaaa :p yaudah nanti aku coba tanya deh. Nanti aku kabarin kalo aku mau otw ya kak”

Gue : “Okedeh.. Semangat! :*” Dia cuma membaca chat dari gue dan gue langsung men-charge hp yang lowbat.

Gue langsung merebahkan badan dan merenung di kamar gue atas kejadian tadi yang baru gue alamin. Bukannya merenung apa dia bakal hamil atau enggak, toh gue juga keluarnya gak di dalem. Tapi merenung atas dosa terindah yang pernah gue lakuin bareng idol Ibu Kota ini, gak nyangka aja bisa sampe sejauh ini. Tapi kalo di pikir-pikir gak ada salahnya sih, lagian juga ngelakuinnya sama-sama mau tanpa paksaan, cuma ya tetep aja ini salah. Otak gue terus berpikir jauh “Apa gue bakal berkeluarga sama dia?” cuma gue tepis pikiran itu.. “Ahh mimpi, dia siapa gue siapa” Tapi yang namanya jodoh ya gak ada yang tau. Gak terasa gue mikirin hal itu dan gak sadar juga tertidur...

Sekitar jam 7 malam gue bangun, gue gak sadar berapa lama gue tertidur. Gue tengok hp ternyata ada beberapa chat dari dia.

Jam 6.15.
Ayana : “Kak aku otw yaaa..”

Jam 6.30.
Ayana : “Kakak tidur yaa? Aku udah mau sampee..”

Jam 6.50.
Ayana : “Jangan chat dulu yaa nanti aku yang kabarin kalo udah selesai. Love u”

Jam 6.55.
Ayana : “Kakkk masih ngiluuuu....."








Bersambung........
 
Selamat menikmati suhu-suhu yang terhormat... Semoga bisa mewakilkan fantasy suhu-suhu sekalian...;) Part 5 sedang dalam perbaikan sebelum ramai lagi di part 4 ini heheheh...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd