rattlesnake
Semprot Holic
EPILOGUE
(Lila’s)
Jam menunjukkan pukul 20.21, sudah waktunya gw mengantarkan Lila pulang, Dita pun ikut mengantarkan Lila juga, sepanjang perjalanan Lila menghabiskan banyak bercengkrama dengan Dita, mereka tertawa, bergosip ria, sedangkan perasaan gw masih bercampur aduk, berusaha menerima sesuatu yg gw gak bisa terima.
Setelah sampai rumahnya, dia pun cipika cipiki dengan Dita, gw pun membantu membawa turun ranselnya, walaupun dia gak mau gw memaksa, pada akhirnya dia memang seneng juga gw bawain, jaman gw dulu kalo inget anak sekolahan masih suka bawa handuk kecil, terutama anak2 olahragawan, handuk merah marun gw pun suka dipegang Lila beberapa hari ini, termasuk dirumah gw kemarin2, Lila pun mengembalikan beberapa ‘memento’ gw salah satunya handuk, gw enggan menerima dengan maksud itu akan menjadi kenang2an gw untuk dia, dia lebih enggan lagi, bukan kenangan hanya akan jadi kesedihan, “kalo memang kita sama2, ada saatnya barang kamu akan di aku, apa yg biasa terjadi di orang2 yg pacaran, akan terjadi juga nantinya, begitu juga sebaliknya”.
Pertama kali gw melihat, Lila, meneteskan air mata di mata kirinya, itupun langsung diseka olehnya. Dia menggelengkan kepala, “udah yaa, kamu yg pinter sekolahnya, kita gak banyak waktu, tapi aku tau kamu, aku yakin kamu cukup tau gimana aku ke kamu” ucap dia sembari melambaikan tangan, gw pun mendekat, kita pun berciuman singkat. Bibir manis yg gw rasakan. Setelah ciuman manis itupun gw masuk ke mobil, gw masukkan gigi 1, kaca mobil diturunkan Dita pun melambaikan tangannya “Daaaah Lilaaaaa, awas lo soms!! Salam yaa buat oom tanteeee!” teriak Dita, sedangkan gw yg terlihat hanya terdiam melihatnya, mengangguk menandakan gw mau jalan. Kaca pun ditutup, Dita menghadap ke gw memperhatikan, tangannya memegang kepala gw, dahinya pun ditempelkan kesamping kepala gw tepatnya diatas kuping.
Diam tanpa kata, air matapun menetes dan menetes….