ariansyahunyu
Kakak Semprot
- Daftar
- 4 Jun 2017
- Post
- 169
- Like diterima
- 3.465
Hamba sahaya berkata cinta kepada Nyonya
Ia jatuh dalam pelukan tragis meniti karma
Barangkali yang jauh nan pekat ada pesona
Ia bertaruh kebahagiaan menanti disana
Mahkota Nyonya berhias bintang malam
Jatuh di lesungnya yang tak terbatas kalam
Aroma ruh seakan bertiup dalam batin
Nyonya wanita yang ditunggu tak kunjung ingin
Perihal asmara sudah lebur dalam jiwa
Sudah benar tak kuat lagi indranya
Memandang kecantikan anggun luar biasa
Berjalan tenang dalam pelik dunia
Harusnya ia mengenang perjalanan
Atas sosok yang pernah datang lalu menghilang
Kemana lagi ia memikat hingga dipuja
Namanya menjadi saksi harum aroma cinta
Sekarang hamba sahaya itu lebur
Menjadi satu dengan perasaan yang terkubur
Kasta tak lagi jadi pembeda
Karena memang benar-benar tak ada rasa
Ia hamba sahaya yang mencintai Nyonya
Seperti tandus yang mengidolakan hujan
Seperti terpidana mati yang ingin hidup seribu tahun lagi
Putus asanya, ia menyalahkan ilahi.
Ia hamba sahaya yang mencintai Nyonya
Layaknya taufan yang menginginkan malam
Layaknya hawa yang menangisi adam
Ia tak mampu menahan rasa suci terpatri
Meski wajahnya sungguh tak pantas ada dalam memori
Ia hamba sahaya dan ia mencintai Nyonya
*SGA*
Ia jatuh dalam pelukan tragis meniti karma
Barangkali yang jauh nan pekat ada pesona
Ia bertaruh kebahagiaan menanti disana
Mahkota Nyonya berhias bintang malam
Jatuh di lesungnya yang tak terbatas kalam
Aroma ruh seakan bertiup dalam batin
Nyonya wanita yang ditunggu tak kunjung ingin
Perihal asmara sudah lebur dalam jiwa
Sudah benar tak kuat lagi indranya
Memandang kecantikan anggun luar biasa
Berjalan tenang dalam pelik dunia
Harusnya ia mengenang perjalanan
Atas sosok yang pernah datang lalu menghilang
Kemana lagi ia memikat hingga dipuja
Namanya menjadi saksi harum aroma cinta
Sekarang hamba sahaya itu lebur
Menjadi satu dengan perasaan yang terkubur
Kasta tak lagi jadi pembeda
Karena memang benar-benar tak ada rasa
Ia hamba sahaya yang mencintai Nyonya
Seperti tandus yang mengidolakan hujan
Seperti terpidana mati yang ingin hidup seribu tahun lagi
Putus asanya, ia menyalahkan ilahi.
Ia hamba sahaya yang mencintai Nyonya
Layaknya taufan yang menginginkan malam
Layaknya hawa yang menangisi adam
Ia tak mampu menahan rasa suci terpatri
Meski wajahnya sungguh tak pantas ada dalam memori
Ia hamba sahaya dan ia mencintai Nyonya
*SGA*
