Bakul nasi

[PangeranSarung]

Kala senja menyatukan kita.
Saat purnama mendekatkan kata.
Saat itu aku percaya, ada malaikat yg datang untuk menutup luka.
Saat dimana kau datang, kau hadir, engkau bukanlah fatamorgana dalam semesta.
Kau realita yang ada di depan mata.
Hatiku pun sudah lupa, apa itu luka. Sehebat itukah cinta?

Hati yang gersang, teduh hanya karena sebuah sayang.
Hati yang pilu, redam hanya karena sebuah rindu.

Ya...
Dirimu, jawaban atas mimpiku.
Lembayung jingga atas senduku.
Hangatmu, menyejukan ku.

Terima kasih atas hadirmu.
Jangan jadi tamu dalam hatiku.
Karena kamu adalah milikku...​

 

[PangeranSarung]

Malam telah datang dengan kesendiriannya
melupakan semua realita yang ada

angin berbicara melewati awan
menatap sebuah harapan yang kerap datang dikala malam

secangkir air perdamaian dan setumpuk kertas tak bertuan.
membaca nanar bias sang rembulan.

sebuah kenyataan yang datang, menghancurkan ego yang telah lama bersarang.
hai kamu yang disana.

lelahkah dirimu terhadap realita yang ada?
realita yang hanya terbentuk atas sebuah kata-kata.
tanpa dimengerti langkah dan arahnya

ahhh...
biarlah malam ini kuhabiskan berdua saja dengannya.
cangkir kesayangannku...


​