Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Bb M — Baby Maker (Ribak Sude Story)

Selama empat hari berturut-turut aku terus menyambangi rumah Aida di tengah malam. Suaminya yang kerja shift malam tak tau kalau biniknya kutunggangi sampai ku-encrotin berulang-ulang. Apalagi saat ini istriku juga sedang palang merah alias sedang menstruasi dan sering kurang enak badan karenanya. Tapi berkat adanya Aida, aku masih ada tempat menyalurkan nafsu. Biasanya aku keluar dari rumah Aida pada pukul 4.30 pagi dengan terlebih dahulu menganalisa keadaan sekitar. Kalau sudah yakin aman, baru aku keluar dan pulang ke rumahku.

Hanya bisa empat hari saja karena pada hari kelima sudah hari Minggu dan Agus tidak bekerja di hari Minggu. Di kesehariannya, kami bertingkah seperti biasa. Aida tetap ramah dan meminta menggendong Salwa kala kubawa berkeliling seperti biasa. Kami tetap bercanda-canda normal seperti biasa seperti dengan tetangga lainnya.

Aida



Empat hari yang sangat luar biasa (empat malam lebih tepatnya), karena kami berdua mengeksplor kebinalan seksual Aida. Ia lebih ekspresif dalam menunjukkan kebinalannya. Berbagai macam gaya bercinta kami peragakan dan coba. Kebanyakan ide eksplorasi berasal dari perempuan itu. Ia tidak malu-malu menyepong Aseng junior padahal seumur-umur belum pernah melakukan itu pada lakiknya. Sebagai ganti gak bisa berciuman denganku katanya. Ia juga tak ragu melakukan mandi kucing padaku. Dijilatinya sekujur tubuhku. Dari ujung kaki sampai telinga. Merinding disko tubuhku karena gelinya.

Lalu kugenjot kemudian ia dengan posisi berdiri menghadap cermin di dinding. Pantatnya sedikit ditunggingkan sedikit untuk memudahkanku memasukinya. Aseng junior memompa lancar karena beceknya liang kawin Aida. Keluar masuk dengan cepat sembari kuciumi lehernya. Aku gak berani melakukan cupang di sana karena khawatir nanti berbahaya dicurigai. Lagipula aku sampai sekarang tidak mengerti dimana serunya mencupang. Cuma sekedar merah-merah aja. Kerokan aja lebih bagus.

Ekspresi Aida yang sedang kugenjot dari belakang sangat binal. Mulutnya menganga dengan uap udara yang mengembun di cermin dengan mata sayu hanya kelihatan putihnya saja. Sangat menikmati sekali proses penghamilan dirinya ini. Aku senang-senang aja melakukan ini semua. Bisa ngecrot dengan bebas di bini orang yang berharap bisa kuhamili. Bukan mauku ini semua. Salahin aja Agus yang gak bisa memuaskan Aida dan tak kunjung bisa menghamilinya. Ditikung tetangga gak salah, kan? Aseng junior hampir mencapai batasnya. Sudah hampir 15 menit kugenjot Aida di posisi berdiri begini. Lututku sudah lemas karena harus sedikit menekuk.

Perutku beradu dengan pantat seksi telanjang Aida dan kedua tanganku berpegangan, meremas-remas kedua teteknya. Aida mengaduh-aduh keenakan dan gemetaran pertanda orgasme. Dijatuhkannya tubuhnya ke arahku untuk kutampung. Kelamin kami terlepas ketika kuseret ia kembali ke ranjang. Sebelum kuarahkan Aseng junior masuk kembali ke Aida yang kuposisikan sedang berbaring telentang, kakinya bergantung di tepi ranjang. Kusedot vaginanya lalu kujilat sekilas merasakan segar cairan orgasmenya, lalu Aseng junior meluncur masuk lagi.

"Akh... bhaanng... Ehna-akk kali, bhang..." desahnya tubuh melengkung hingga dadanya semakin membusung. Kupegangi pinggulnya dan mulai kupompa lagi karena aku sudah hampir mencapai batasku. Aseng junior sudah terasa geli-geli enak. Bentar-bentar lagi bakal muntah, bongkar muatan di dalam liang kawin Aida untuk pertama kalinya di malam keempat ini.

"Daa... Hamil, Daa... Hamil, Daaa... Ugh... uh..." kejatku dengan menekan sedalamnya. Beberapa kali Aseng junior berkedut menyemprotkan muatannya jauh ke dalam rahim Aida. Aku selalu berharap satu saja spermaku bisa berhasil membuahi indung telur Aida dan bakal menjadi janin. Entah yang malam sebelumnya atau malah malam ini.

Bantal menjadi pengganjal kembali untuk menahan posisi bokong Aida agar spermaku tidak keluar dari liang kawinnya dan merembes masuk ke rahimnya. Di masa subur Aida ini, semua harus dioptimalkan. Kalau bisa memilih, Aida lebih pengen bayi perempuan agar sama persis dengan Salwa. Tapi kalau laki-laki juga tak mengapa karena bakalan ganteng juga seperti Rio. Sedapatnya apa aja pokoknya intinya. Mau perempuan atau laki-laki pokoknya bayi. Aida mengelus-elus perutnya. Ngakunya dia berdoa setiap kali mengelus perutnya agar cepat jadi hamil dan berisi janin.

Aku berbaring di sampingnya dengan nafas terengah-engah. Diambilnya tanganku dan diciuminya berulang-ulang. Jenis yang ini masih kubiarkan karena masih dalam batas wajar. Aseng junior yang dalam keadaan setengah ngaceng kubersihkan dengan handuk kecil yang disediakan Aida. Sambil terus mengusap perutnya, Aida mengocok Aseng junior lagi agar kembali bangun.

"Besok kita stop dulu kan, Da?" kataku mengingatkannya kalau besok Agus, suaminya ada di rumah seharian.

"Iya... Cepat kali hari Minggu, ya?" katanya sedikit kesal. Kami hanya bisa melakukan ini saat Agus kerja di shift pertama yang masuk pada jam 11 malam dan pulang jam 8 pagi. Rotasi kerjanya hingga ke shift ini 3 minggu lagi kalau begitu.

"Minta sama lakikmu-lah besok-besok... Sapa tau dia udah bisa..." kataku asal-asalan menikmati kocokan Aida yang gemas dengan sesekali meremas.

"Walah... Paling goyang bentar-crot... Apa enaknya..." katanya kesal.

"Eits... Aida... Gak boleh gitu... Ingat perjanjian kita... Gak boleh pake pe-ra-sa-an..." kataku mengingatkannya akan syarat pertamaku yang gak boleh baperan padaku.

"Si Agus cuma kurang olah raga-nya itu... Biar gak apa kali... Aida ajaklah dia olah raga... Sepot-sepot (sport, olahraga) pagi-lah kelen bedua... Biar makin sehat dia... Aida pun bisa tambah seksi..." kataku modus dan meremas teteknya sebelah.

"Ish... Gak pernah mau loh dia, bang... Capek kali aku ngasih tau dia supaya olah raga... Badannya aja yang dibesar-besarinnya... Kontolnya pun makin kecil kutengok..." katanya makin gemas meremas Aseng junior. Aku makin belingsatan. Sakit cuy! "Ini yang paling paten kurasa..." ditariknya Aseng junior-ku ke arahnya, mengarah ke mukanya sementara ia tetap berbaring dengan ganjalan bantal di bokongnya.

Lidahnya langsung menari-nari dengan lincahnya menjilati kepala Aseng junior. Padahal baru pada malam kedua ia debut melakukan ini, malam keempat sudah sampai taraf ahli. Disedot-sedotnya hanya pada bagian kepala helm saja membuatku merasa linu. Aku sampai harus meremas rambutku merasakan nikmatnya. "Enak kali, Da... Dimana kau belajar itu? Enak kali kurasa..." pujiku. Ia hanya tersenyum sebentar lalu kembali menyedot.

Kesempatan berikutnya ia sudah memasukkan batang Aseng junior dalam-dalam di mulutnya sambil mata terpejam. Aku sangat yakin kalau dia belajar dari nonton bokep. Hanya karena dari sana jurus nikmat seperti ini mudah diperoleh. Lidahnya keluar menjulur untuk mengakomodir besar batang Aseng juniorku yang bisa mencapai panjang 15 cm kalau ngaceng berat seperti saat ini. Istilahnya deep throat. Wah! Paten kali lah pokoknya Aida ini. Paok kalilah pokoknya si Agus itu.

Cara berikutnya, kugenjot mulut Aida pelan-pelan. Kupegangi bagian rahangnya dan pinggangku maju mundur selagi kukangkangi dadanya. Ia masih mengganjal bokongnya dengan bantal. Masih dalam program meresapkan spermaku ke dalam rahimnya. "Daa... Enak kali, Daa... Semua lobangmu enak kali, Daa..." Ia menghisap Aseng juniorku gak tanggung-tanggung. Udah kek vacum cleaner kurasa.

"Udah-lah... Nanti keluar pulak di mulutmu... Sayang... keluar disini aja..." kataku buru-buru mencabut Aseng junior dari mulutmu. Mulutnya belepotan liur yang dibiarkannya. Wajahnya tambah seksi begitu. Kuposisikan kepala Aseng junior ke liang kawinnya yang masih terbuka dengan genangan sperma. Dengan keadaan berdiri, mulai kupompakan Aseng junior yang masuk dengan lancar karena keadaan cukup becek.

Kudorong Aida hingga kami sekarang ada di tengah ranjang yang sudah kusut. Kugasak terus Aida dengan menggenjotnya dengan goyang sedang. Tiap sodokanku dalam hingga pahaku selalu membentur pangkal pahanya. Ini kutujukan untuk mendorong semua spermaku sebelumnya agar berkumpul semuanya di dalam rahim. Untuk menambah rangsangan, aku menyusu pada teteknya. Kusedot dan remas bergantian yang kiri dan kanan dengan gemas. Aida mengerang-erang membanting kepalanya ke segala arah.

Dan limit-ku datang dan harus segera membongkar muatan kembali. Dengan sodokan dalam, kubenamkan kembali semprotan-semprotan bibitku ke sanubari rahimnya. Hangat spermaku memenuhi kembali ruang pembentukan janin itu. Kami berdua terengah-engah dalam ekstasi kenikmatan kedua malam itu.

Saling berbaring, memuji dan bercanda kami setelah itu. Sangat sayang aku sudah berjanji pada diriku sendiri kalau aku tak boleh menciumnya. Padahal ekspresi yang paling tepat setelah bercinta seperti ini adalah lewat ciuman. Aida-pun merasakannya sejak pertama kali kami bersentuhan. Tapi harus tepat janji. Itu prinsip.

15 menit kemudian, setelah berhasil membangkitkan Aseng junior dengan kocokan tangan halusnya, Aida pengen mencoba posisi baru. Padahal posisi ini tidak direkomendasikan kalau dalam program hamil. WOT alias Wadon On Top. Tapi namanya juga pengen, apalagi entah kapan kami bisa melakukan ini lagi. Aida duduk di atas pahaku. Cairan sperma yang terdeposit di dalam liang kawinnya meluncur keluar sesuai gravitasi. Beberapa lelehan kental mendarat di pahaku ketika ia beringsut maju untuk menduduki selangkanganku.

Aida menutupi kemaluannya dengan tangan untuk mencegah cairan kental berhargaku keluar percuma lebih banyak dan ia berjongkok mengangkang. Dipegangnya Aseng junior dan diarahkannya ke mulut liang kawinnya untuk penyumbat. Enak seperti biasa. Hangat dan becek juga lengket. Seluruh batang Aseng junior sukses terbenam dalam sampai mentok. Aida mendongak karena belum pernah merasakan liang kawinnya dijejali sampai mentok seperti ini. Tanpa bisa dicegah juga spermaku mengucur deras dari sela-sela liang kawinnya karena posisi WOT ini. Aida tak perduli dan mulai bergerak.

"Aashh..." desahnya ketika gerakan naik-turun pertamanya terjadi, ujung kepala Aseng junior-ku menggerus mulut rahimnya. Enak sekaligus nyeri mungkin ngilu baginya. Kubantu rangsangan dengan meremas teteknya dan memilin pentilnya. Dicobanya bergerak lagi dan ia mendesah lagi. Alternatifnya ia bergerak maju mundur mengulek batang Aseng junior di liang kawin sempitnya. Ini lebih masuk akal baginya dan ia mengulanginya kembali tanpa masalah. Ulekan Aida semakin menggila hingga ia sudah mirip joget dangdut fenomenal itu. Ngebor, boy!

Tak terperi yang kurasakan saat ini. Enak kali, boy! Melawan gerakan ngebor fenomenal itu, aku hanya bisa meremas merasakan kenyal kedua tetek Aida bersamaan. Gerakan Aida makin liar dan cepat. Putaran ngebor makin acak saja. Kadang berputar searah jarum jam, sekali waktu melawan arah jarum jam, terkadang pula hanya maju mundur saja menggerus Aseng junior makin pening. Ia juga mendesah-desah keenakan seperti yang juga kurasakan. Kalau begini limit waktuku tidak akan bisa normal lagi. Padahal ini belum ada 10 menit Aida bergoyang.

"Akhh... Aahh... Akhh..." erang Aida menegang. Kaki dan pahanya yang ada di samping perutku menggeletar seperti kesetrum. Tubuhnya luruh ke depan menerpaku. Untung tadi aku meremas teteknya hingga aku bisa menahan tubuhnya dari menimpaku tak terkendali. Kepalanya ada di samping leherku dan teteknya menekan dadaku. Liang kawinnya berkedut-kedut pertanda orgasmenya. Nafasnya terasa menerpa leherku keras hingga terasa hangat sekali.

Kuelus-elus punggungnya yang lembab oleh keringat. "Lagi, bang..." katanya menyandarkan pipinya di dadaku dan aku menggerakkan pinggulku naik turun. Aseng junior merangsek keluar masuk di liang kawin Aida yang becek. Kali ini aku yang mengatur temponya setelah tadi hampir jebol pertahananku karena gerakan ngebor yang dahsyat tadi. Untung Aida dapat duluan. "Mmm... mmm..." gumam Aida merasakan lesakan Aseng juniorku yang perlahan teratur menggenjot liang kawinnya. Kuciumi ubun-ubunnya yang tepat di depan mataku.

"Cup..." dengan cepat dan tiba-tiba Aida mematuk bibirku dengan bibirnya lalu ia balik membaringkan pipinya ke dadaku lagi. Waduh!

"Eh! Aida curi-curi, ya?" kataku kaget lalu meremas kedua buah pantatnya gemas. Ia terkikik geli karena ulahnya barusan. Kuremas-remas terus buah pantatnya dan Aseng junior terus menggenjot makin cepat. Aida meremas bisepku dan juga mengecupi kulit dadaku. Sekali waktu lidahnya terjulur dan menggelitiki putingku hingga aku bergidik geli. Mengetahui aku kegelian, Aida terus menggelitiki puting dadaku dengan lidahnya. Terasa dingin dan geli abis dipermainkan Aida. Ia menemukan mainan baru.

Aku makin blingsatan geli di puting dadaku hingga gerakan genjotan Aseng junior jadi tidak teratur. Aku tak tahan dan berusaha bangkit menghindar. Dan duduk adalah salah satu pilihan hingga kini posisi aku memangku Aida. Aseng junior tetap terendam dalam di dalam liang kawinnya dan posisinya lebih tinggi dariku jadi teteknya ada di depan mataku. Membalasnya adalah dengan mengulum puting teteknya sebagai ganti perlakuannya tadi. Ia mendesah-desah keenakan. Diremas-remasnya rambutku dengan gemas. Ia menciumi rambutku dan memeluk kepalaku berkali-kali sementara ia bergerak naik-turun pelan hingga pertemuan kelamin kami tetap terpompa walau pelan. Kubantu menggerakkan tubuhnya juga.

Lalu mata kami bertemu sementara genjotan yang terjadi minimal sekali. Gerakannya sangat lembut dan syahdu sekali. Kaki Aida melingkar di pinggangku, tangannya melingkar di bahuku. Tanganku memeluk pinggangnya dan kaki melebar menahan tubuhnya. Entah bagaimana mulanya kami malah saling mengulum bibir hanyut dalam suasana yang sangat indah sekali. Saling pagut dan kulum bibir yang kami lakukan. Lidah saling dihisap bergantian melakukan tukar menukar ludah yang terjadi berikutnya. Melupakan janji dan syarat...

"Ahh..." kami berdua mencapai puncak kenikmatan itu bersama-sama. Spermaku menyemprot ke dalam liang kawinnya menambah becek. Hangat yang kami berdua rasakan dan kami berpelukan dalam rasa rindu yang sangat indah. Kami tak memperdulikan lagi apakah yang kami lakukan kali ini akan menghasilkan janin nantinya. Kami hanya saling berpelukan dan saling mengulum bibir seperti rindu. Berguling-guling bergantian siapa yang berada di bagian atas memberikan ciuman terbaiknya.


-----------------------------------------------
Malam itu terakhir kalinya kami berkesempatan habiskan berdua karena kudengar kabar dari tetangga juga kalau Aida sedang tidak enak badan karena mual-mual dua minggu kemudian. Banyak yang memberi selamat padanya karena akhirnya ia berhasil juga hamil walau masih sangat dini sekali. Katanya ia sudah tes pakai test-pack yang dibeli di apotik dan juga sudah periksa ke bidan. Hasilnya memang positif Aida hamil. Wah. Aku memang joss ternyata ya? Bisa langsung hamil beneran si Aida-nya.

Bagus, deh Aida hamil. Aku turut senang dan bahagia dengannya. Tapi aku mengekspresikannya biasa-biasa aja di depan orang-orang tetapi di dalam sini aku berteriak girang kalau itu anakku yang ada di dalam rahimnya. Aku yang selama empat malam selalu menyiramkan bibitku ke dalam perut perempuan cantik dan seksi itu. Dalam empat malam aku berhasil menghamilinya sebagai ganti lakiknya yang gak becus melakukan tugas reproduksi itu.

"Akhirnya hamil juga ya Aida... Kasian udah lama ga punya anak... Akhirnya kesampean juga..." kataku berbincang sore itu dengan istriku yang sedang memakaikan baju pada Salwa yang bersiap untuk jalan-jalan sorenya keliling gang. Tak kutemui Aida yang biasanya akan mencegat di depan rumahnya karena sedang berbaring terus di kamarnya karena sedang tidak fit kondisinya. BBM-ku juga tak dibalasnya yang mencoba menanyakan kabarnya. Sampe segitunya keadaannya. Tapi memang begitu adanya. Namanya juga lagi berbadan dua. Selamat deh untuk Aida yang keinginannya terpenuhi. Semoga bisa menjaga anakku dengan baik ke depannya. Adik Salwa itu kan?
 
Terakhir diubah:
Aahh... Bunting juga Aida ya... Bagian pertama Bb M (Ribak Sude Story) ini telah selesai.

Bagi yang kepikiran apa arti Bb M. Ternyata setelah awak terawang, awak pikir masak-masak, awak telaah, awak timbang pakek benang... Ternyata artinya simpel aja-nya.

Bb M, Baby Maker

Ya Baby Maker. Pembuat Bayi. Yah. Aseng si Pembuat Bayi... Keren gak?

Berarti banyaklah bayi yang akan dibuat si Aseng ini? Banyak binor-binor kehausan di cerita ini?

Ikutin ajalah berarti kisah Bb M ini akan kemana di kesempatan berikutnya.

Yang sudah ngikutin sampe sini, makasih banyak. Muliate godang bah, matur suwun, kamsia, bujur, thank you, arigatou mina...
 
Jos kau Aseng. pertamax.. Lanjutkan pada milf selanjutnya. Banyak yg butuh donor sperma. Lanjutkan.
 
Aahh... Bunting juga Aida ya... Bagian pertama Bb M (Ribak Sude Story) ini telah selesai.

Bagi yang kepikiran apa arti Bb M. Ternyata setelah awak terawang, awak pikir masak-masak, awak telaah, awak timbang pakek benang... Ternyata artinya simpel aja-nya.

Bb M, Baby Maker

Ya Baby Maker. Pembuat Bayi. Yah. Aseng si Pembuat Bayi... Keren gak?

Berarti banyaklah bayi yang akan dibuat si Aseng ini? Banyak binor-binor kehausan di cerita ini?

Ikutin ajalah berarti kisah Bb M ini akan kemana di kesempatan berikutnya.

Yang sudah ngikutin sampe sini, makasih banyak. Muliate godang bah, matur suwun, kamsia, bujur, thank you, arigatou mina...

Mantappp kali bang klo tambah banyak yg pengen di buatan baby...

Di tunggu updatenya selalu bang... :semangat:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd