Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Beni si Dokter Biadab

Terorezing

Suka Semprot
Daftar
8 Jul 2018
Post
20
Like diterima
237
Bimabet
Cerita ini fiksi (No Sara), jika ada kemiripan apapun itu murni ketidaksengajaan.

Kalau ada kritik, saran, atau rekues monggo tulis aja.

__________

RS Bunda
Jumat
04.15 AM


Hari sudah menjelang subuh. Ruang jaga yang biasanya dibiarkan gelap sekarang tampak sedikit terang berkat cahaya bohlam kuning 5 watt yang menyala lemah di langit-langitnya. Ruang jaga itu berada di sudut rumah sakit dan tepat berhadapan dengan ruang jenazah. Jangankan masuk, para pegawai RS pun malas mendekat karena suasananya yang angker dan gelap.

Namun kini, jika dilihat seksama dari luar, tampak ada kegiatan di dalam ruangan itu. Dari bawah celah pintunya tampak bayangan-bayangan orang yang sedang beraktivitas di dalam ruangan tersebut.

Ruang jaga itu rupanya dikunci dari dalam, remang-remang dan tampak seram dengan sebuah kipas angin besar yang menyala pelan di eternit.

Di tengah ruangan itu, tampak 2 sosok yang saling bertindihan di atas kasur besi dengan busa tipis. Suara erangan samar memenuhi ruangan yang berukuran 5x5 meter itu.

Beni, seorang dokter berkulit gelap yang besar berotot, sedang menggenjot Mira, gadis oriental bertubuh montok yang merupakan pasiennya sendiri.


Ilustrasi Mira

Di sekitar mereka tampak botol-botol minuman keras dan pakaian yang berserakan. Kedua orang itu sudah mabuk berat, tubuh mereka basah penuh keringat dan tampak sibuk saling mengejar orgasme. Beni yang telanjang bulat sedang menyodokkan penis raksasanya ke memek sempit Mira yang sedang menungging dalam posisi doggy style.

Gadis cantik itu hanya mengenakan kimono pasien yang terbuka memamerkan tubuh putihnya yang polos. Payudara melonnya yang bertindik menggantung indah dan bergoyang-goyang di setiap genjotan pinggang pria tinggi besar itu. Pantat bulatnya yang sudah basah oleh keringat juga bergoyang indah di setiap tusukan pinggang Beni dan sudah merah karena ditampar berkali-kali.

Sudah 3 jam mereka bersetubuh di ruangan itu, campuran viagra dan aphrodisiac dalam minuman keras yang mereka konsumsi sebelumnya membuat stamina dan nafsu mereka memuncak. Beni telah memompa lubang kencing Mira dalam berbagai posisi hingga memek tembem gadis itu bengkak kemerahan, tubuh putihnya yang banjir keringat sudah mulai lemas namun birahinya tetap berkejaran dengan pria itu. Belasan orgasme telah dirasakannya namun gadis 18 tahun itu belum tampak puas.

"Aaauuuhhh! Enak banget om! Kontolnya juaraahhh!!" ujarnya sambil berteriak keenakan.

Beni makin bersemangat mendengar itu, jiwa muda pria yang sudah berumah tangga itu makin berapi-api. Dia asyik terus menggenjot memek tembem Mira yang licin tak berbulu, memek gadis itu legit dan menyedot kejantanannya dengan mantap. Dia tampak menyodokkan penisnya dari belakang bagaikan senapan mesin sembari mencekik leher gadis dengan kedua tangannya. Anak SMA itu menikmati permainan kasar Beni dan malah membiarkan dokter itu terus mencekiknya.

__________

Mira sendiri adalah teman sekolah dari Olive, anak semata wayang Beni. Mereka cukup sering bertemu sebelumnya karena gadis itu kerap menginap di rumahnya untuk mengerjakan tugas bersama Olive. Beni pun sudah cukup lama memperhatikan teman anaknya itu, tubuh Mira yang seksi dan montok itu jelas sangat memancing nafsunya, apalagi Mira kerap memakai pakaian minim yang mengumbar kemolekannya.

Dia sering memakai hotpants super pendek dan tank top tipis tanpa pakaian dalam jika sedang menginap. Beni juga kerap memergokinya telanjang bulat dan hanya menutup memeknya dengan handuk kecil jika keluar dari kamar mandi. Bukannya malu, Mira justru suka menggodanya.

"Yah om telat, padahal Mira mau minta dimandiin.." ujar Mira saat itu.

"Sabunin tetek aku ya om kapan-kapan.." lanjutnya sambil mengedip genit.

Beni setengah mati menahan nafsunya ketika mendengar tawaran itu.

Dia tahu bahwa Mira adalah gadis yang 'nakal'. Gadis itu sering menjajakan tubuhnya untuk mendapatkan hal yang dia inginkan. Meski sebagai orang tua dia tak ingin Olive terpengaruh hal buruk namun dia masih ingin menikmati pemandangan indah yang disajikan Mira tiap gadis itu menginap dan membiarkannya.

Mira sendiri sebenarnya sedang menjalani perawatan selama di RS tempat Beni bekerja karena penyakit jantung bawaannya kembali kambuh. Saat dirawat, Beni dan Mira justru makin intens bermain mata serta saling menggoda. Namun baru malam ini mereka akhirnya berhubungan badan setelah malam-malam sebelumnya Mira hanya bisa menyepong penis Beni di ruangan rawat inap.

Keluarga Mira malam ini tidak menjaganya karena sedang ada keperluan lain dan mereka sudah percaya pada Beni hingga meninggalkan Mira sendirian.

__________

"Om! Terus om!! Sodok terus omm!!" Mira terus berteriak keenakan.

Meskipun montok, Mira bertubuh mungil setinggi 150 cm saja. Jjauh berbeda dibandingkan Beni yang bertubuh besar setinggi 180 cm. Rambut sebahu gadis itu hitam gelap membingkai wajah cantiknya yang kini penuh keringat, mata sipitnya merem melek keenakan sementara mulutnya yang berbibir tebal eksotis itu meracau mengeluarkan kata-kata kotor.


"Anjing! Anjing! Anjing! Dewa banget kontol lu om!!" Mira menjerit tertahan.

"Aaaargghh!! Ya Tuhan!! Gede banget kontol om!" Gadis itu terus menjerit-jerit keenakan.

Beni yang mendengar itu makin bernafsu dan mempercepat intensitas sodokan penisnya. Dia melepaskan cekikannya lalu memainkan payudara gadis itu dari belakang.

"Mira gede banget teteknya! Sering dimainin ya?" Beni menggodanya.

"Abis ini pasti tambah gede om kalo dimainin terushh!!" Suara Mira melengking karena menahan orgasme.

"Om, jangan berhenti! Mira udah hampir keluar om!!"

Mendengar itu, Beni kemudian mengangkat tubuh Mira lalu berbaring telentang, berpindah posisi menjadi woman on top. Mira lalu berputar dan menghadap ke arah Beni. Tubuh gadis itu mengelinjang saat menduduki penis Beni yang kini mentok menancap ke memek basahnya.

Gadis itu kemudian menaikturunkan pinggangnya dengan cepat, memijat penis gemuk milik ayah sahabatnya itu. Beni yang mabuk berat dan memang suka bermain liar kembali mencekik gadis itu dengan kedua tangan dan menggunakan leher Mira sebagai tumpuan untuk memompa tubuh sintal gadis itu di atas penisnya hingga gadis itu terbatuk-batuk.

Keduanya intens saling beradu kelamin. Pelumas alami kembali membanjiri memek Mira dan melumuri penis Beni yang makin licin keluar masuk lubang kencingnya.

"Aauuuhhh!!! Heckh! Heckh! Heckh! Enakhh banget!! Kontolll terenak yang pernah entotin Mira!!" Gadis cantik itu makin meracau.

Mata Mira sudah merem melek. Dia mulai kehabisan oksigen namun memeknya terasa penuh oleh penis Beni yang mentok mengisi rahimnya. Mira juga terus menaikturunkan pinggangnya, mengimbangi genjotan penis pria perkasa itu.

"Hampir keluar om!! Heckh! Mira hampir sampe!!" Jerit Mira tertahan, lidahnya terjulur panjang, megap-megap.

Gadis itu memutar pinggangnya makin cepat. Dia mengarahkan tangannya ke lehernya sendiri dan mengencangkan cekikan Beni ke lehernya.

"Cekikhh terushh om!! Heckh! Heckh! Enaaakk!!" Mira sudah dibutakan nafsu.

Setelah 30 detik, tubuh montok Mira akhirnya menggelinjang dan bergetar dahsyat.

"Auuuuurrrggghhh!! Ngentoott!!"

Tubuh Mira roboh ke dada Beni. Memeknya berkedut-kedut melumuri penis pria itu dengan cairan kewanitaannya yang membanjir.

"Huaaarghh!! Enak bangeeet om!!!" Mira melenguh puas.

Gadis itu lalu menciumi Beni. Keduanya beradu lidah dan bertukar liur dengan liar, lupa dengan hubungan mereka yang terlarang. Untuk sesaat keduanya saling berpelukan, menyatu dalam kepuasan birahi.

Tak lama, Beni menghentikan ciumannya. Dia mencabut penis yang belum terpuaskan lalu membalik tubuh Mira dan membantingnya telentang ke kasur.

Mira yang masih mabuk dan kelelahan hanya bisa pasrah. Gadis cantik itu tersenyum nakal. Beni menenggak kembali minuman kerasnya lalu mengangkangi tubuh Mira sembari mengelus penisnya

"Mira mau kontol lagi? Om belum keluar nih.." Beni menggoda Mira, wajahnya makin merah karena mabuk.

Mira kemudian mengambil botol minuman Beni dan menenggaknya hingga habis.

"Entot lagii aja oom!!" Mira mengiba pada Beni sembari mengobok-obok memek botaknya.

Mira lalu melepas kimononya hingga telanjang bulat, kedua kakinya lalu melingkari pinggang Beni, membuat penis tegak pria itu menempel di bibir memeknya.

Mira lanjut mengangkat kedua tetek bulat besarnya lalu menjilati puting karamelnya bergantian. Matanya mengerjap genit sambil terus menarikan lidahnya pada payudara basahnya yang lebih besar dari kepalanya sendiri itu. Menggoda Beni lebih jauh.

"Mira suka kalo om cekik Mira.. Enaknya dobel!!" ujarnya sambil menjulurkan lidah panjangnya dengan genit.

Beni tersenyum, dia merengkuh pinggang montok gadis itu lalu mulai menyapukan penisnya di bibir memeknya. Gadis itu sudah tak sabar, dia terus memainkan kedua putingnya.

Beni memundurkan pinggangnya, bersiap untuk ronde berikutnya. Tangannya lalu mengelus leher kecil Mira dengan mesra.

"Heeeecccckkhh......" Mira mendesah.

"Cekek lagi om.. Entotin Mira sampai mati.. Crotin peju om di mayat aku nantii.."

Mira meracau sembari mengobok-obok memeknya dengan jari. Pria itu lalu melingkarkan tangannya yang berotot di leher gadis itu lalu mencekiknya dengan erat. Meremas tenggorokan Mira sekuat tenaga.

"Aaaaaahhhh......."

Beni tersenyum jahat, ide lain terlintas di kepalanha. Alih-alih memasukkan penisnya ke memek Mira, dengan mendadak dia justru mengarahkan penisnya ke lubang pantat Mira lalu mendorong pinggangnya sekuat tenaga.

"Nih kontol buat Mira!!"

Mata indah Mira membelalak lebar ketika merasakan penis raksasa pria itu menyeruak masuk ke dalam lubang pantatnya yang perawan.

"AAAAUUUURRGGHHHH!!! NGENTOOOOOT!!!" Mira berteriak kesakitan.

Beni reflek mencekik gadis itu dengan lebih keras untuk mendiamkannya. Tubuh seksi Mira kemudian berkelojotan menahan perih, berusaha membiasakan diri dengan sodokan pentungan daging milik Beni. Rasa nikmat mulai menjalari pria itu, namun Mira jelas tidak menikmatinya.

"AAAHH!! AHHH!! AHHHNJIIIING!! SAAAKIIIT!!"

Anus Mira masih sangat rapat dan terasa bergerigi hingga menggigit penis Beni dengan mantap. Tubuh pria itu bergetar-getar keenakan, dia menusukkan pinggangnya dengan brutal untuk menerobos dan membuat jalan masuk di dubur sempit gadis itu.

"Ahh!! Enak banget sayang!" Beni melenguh keenakan.

"SAKIT BANGSAAT!!"

Mira kesakitan, rasa perih menjalar dari anusnya yang masih kering ke selangkangannya. Dia megap-megap menahan tangis.

Malam penuh dosa ini rupanya tidak akan berakhir seperti yang diharapkan Mira. Gadis itu berharap akan tenggelam dalam nikmat duniawi di persetubuhan ini, namun naas, Mira yang memang sejak kecil lemah jantung ternyata tidak siap mengimbangi sodokan penis masif Beni yang mendadak di duburnya.

"HEEEECKKHH!!! AKHHNJINGG LU OOOMM!!!"

Mendengar itu Beni malah makin bernafsu. Dia terus mengencangkan cekikannya dan mempercepat sodokan penisnya ke dubur Mira.

Kombinasi rasa sakit, lelah karena orgasme terus menerus, campuran obat-obatan, alkohol dan kekurangan oksigen membuat jantung Mira harus bekerja lebih keras. Tubuh gadis itu sudah tak dapat dipaksakan lebih dari ini.

"HEECKKHH!!"

Mendadak, dimulai dengan rasa perih di dadanya, jantung Mira berhenti mengalirkan darah ke sekujur tubuhnya. Mata indahnya melotot menyadari apa yang terjadi. Gadis itu mengalami serangan jantung!

Mira panik, dia berusaha menghentikan sodokan penis Beni ke lubang pantatnya. Namun tubuh mungilnya tidak sanggup melawan pria itu.

Jemari Mira berusaha melepaskan lengan berotot dokter itu dari leher kecilnya. Namun nafasnya yang memang putus-putus karena mengejar orgasme sejak tadi malah makin tersengal dan terasa mencekat tenggorokannya. Hanya suara erangan serak yang berhasil keluar dari mulutnya. Lidahnya lalu terjulur panjang, nafasnya mulai berat. Dia memukul-mukul dada ayah sahabatnya itu.

"HEEEECKHKHHHHH!! HERGHH!! EEEERGGH!! OMM!! STOOP DULUU!! ANJING! LEPASH DULU NGENTOOOT!! EEEERGGHH!!!!!"

Mira terbatuk-batuk serak, namun Beni yang sedang keenakan tidak peduli. Lubang pantat gadis itu mengencang dan berkontraksi maksimal, otot anusnya memijat penis Beni dan menyedot batang kejantanannya, mengempot dan memilin keperkasaan pria itu secara simultan. Beni yang keenakan tanpa sadar terus mengencangkan cekikannya.

Saat Beni mulai merasakan kenikmatan birahi, Mira justru merasakan rasa nyeri yang teramat sangat di dadanya.

"AAGGHH!! OMMM!! STOOOPHH!! HECKH!! JANTUNG MIRA KAMBUUHHH!! SAKIITTTT!!"

Beni yang kalap tak mendengarkan teriakan gadis itu dan asyik saja menyodomi Mira sembari mengencangkan cekikannya.

Mira yang makin lemas sudah tak dapat melawan. Tubuhnya berhenti bergoyang mengikuti sodokan pinggang Beni dan hanya menggelepar-gelepar berusaha mencari udara sembari menahan rasa sakit si dadanya. Payudara basahnya itu bergoyang-goyang liar ke kanan kiri tubuhnya, pandangannya mulai kabur, tak sanggup menahan cekikan pria berotot itu. Mira sadar akan apa yang terjadi dan terus berusaha menghentikan Beni.

"OM!! HECKH!! STOPHH!! MIRA NANTII MATI!!!"

Mata gadis itu membelalak sementara tangan kecilnya itu kini mencengkram kedua tetek masifnya karena rasa sakit luar biasa di jantungnya.

Mira megap-megap kehabisan oksigen, tersedak oleh liurnya sendiri yang menghambat jalur nafasnya. Tubuhnya tak terkontrol dan bergetar semakin kencang. Pinggangnya terus naik turun dan membuat lubang kotorannya semakin memijat penis Beni. Matanya melotot menatap Beni yang masih keenakan. Gadis belia itu panik.

"HEEEEERGHH!!! EEEGHH!! KHONTOLL!!! STOOOPHH ANJINGG!!"

Masih mencekik kencang leher Mira dengan tangan kirinya, Beni lalu menyodokkan botol miras yang telah kosong secara mendadak ke lubang kencing gadis itu dengan tangan kanannya. Dia menusukkan botol itu hingga mentok dan mengobok-obok lubang kencing Mira, membuat tubuh putih gadis itu kembali menggelinjang.

Rasa nikmat mau tak mau menjalari kedua lubang kelamin Mira sementara rasa sakit semakin menjalari dada busungnya yang sudah tidak dialiri oksigen.

"OMM!! ANJINGG LOO!! NGENTOT!! HECKHH!!" Mira terus berteriak.

"Uugghh!! Hampir keluar sayang!!" Beni masih meracau keenakan.

"OOM!! HEECCKHH!! BAJINGANN!! HECKH!! HEEERGGHH!! HOOOEERGGHH!! NGENTOOOOTT!!" Mira mengumpat untuk yang terakhir kalinya.

"Enak ya sayang?!! Bentar lagi om keluar!!" Beni tertawa-tawa.

Sodokan penis dan botol minuman itu makin cepat mengaduk selangkangan ayam kampus tersebut. Mira bukannya tidak merasakan kenikmatan yang akan segera datang namun dadanya semakin perih. Jantungnya tak lagi bekerja memompa darah sehingga Mira kehabisan oksigen.

Payudara melon kebanggaan Mira itu terlontar lemas ke atas bersamaan dengan tubuhnya yang membusur. Tangan Mira masih mencengkeram tetek masifnya, menahan sakit di jantungnya.

Tubuhnya kemudian bergoyang-goyang dahsyat dalam usahanya untuk tetap hidup. Jantung Mira sudah berhenti namun memeknya makin berkedut mengejar orgasme.

Wajah Mira yang memerah tampak tercabik antara rasa panik dan nikmat. Matanya nanar memandang ke pria perkasa yang menyodok selangkangannya itu. Mata Mira melotot menyambut orgasme, ajalnya hampir tiba.

Tak lama, gadis itu akhirnya kembali berteriak untuk terakhir kalinya.

"KOONTOOOOOLLGRRGHHHHEEEUURRGHH!!! HEEERGGH!! HEECGH!! EECKH!!!!"

Bersamaan dengan itu, orgasme terakhir Mira pun datang, otot duburnya mengencang dan mengempot penis Beni makin dalam dan meremas batang kejantanan pria itu. Memeknya berkedut-kedut keenakan, squirting menyemprotkan air mani dalam jumlah banyak hingga luber membasahi sprei di bawahnya. Tubuh bugil Mira yang bersimbah keringat itu kemudian membusur dan bergetar-getar keenakan selama beberapa detik sebelum akhirnya jatuh berdebam ke atas kasur.

Mati

Gadis montok itu tak lagi bergerak, nyawa sudah lepas dari tubuhnya yang kini hanyalah seonggok daging basah. Namun anehnya, wajah cantik Mira tampak puas.

5 menit berlalu, Beni yang tak sadar masih keenakan menyodomi dubur remaja itu, kedua tangannya asyik memainkan payudara melon Mira yang kenyal. Beni menyatukan kedua puting pink bertindik itu dan mengemutnya dengan rakus. Tubuh Mira masih hangat hingga Beni tak sadar bahwa kini dia sedang menyetubuhi sebujur bangkai.

Wajah Mira menengah ke langit-langit dan tampak tersenyum kosong tanpa ekspresi. Mulutnya menganga banjir liur dengan lidah mengular keluar dari mulutnya. Tubuh gadis itu pasrah saja bergoyang pelan mengikuti irama genjotan Beni di duburnya.

Tak lama orgasme Beni pun datang, tubuhnya tampak mulai bergetar-getar. Sebelum klimaks, pria itu segera mencabut penisnya dengan cepat kemudian berjongkok di depan muka ayam itu. Beni lalu menyemburkan sperma dalam jumlah banyak ke wajah cantik Mira yang terkunci dalam ekspreksi binal itu. Tak kurang dari 15 kali penisnya menembakkan sperma pada muka gadis itu.

"Aaargghh!! Enak banget sayang!!" Pria itu melenguh puas.

Beni ngos-ngosan namun masih tersenyum lebar. Dia meratakan wajah Mira dengan sperma dari penisnya yang masih tegak.

Mengetahui bahwa penisnya masih siap tempur, Beni kembali merengkuh pinggang Mira. Dia mencabut botol minuman keras itu dari lubang kencing gadis SMA itu lalu kembali menggenjotnya. Mayat Mira yang mengangkang itu hanya bergoyang pasrah di tiap sodokan pinggang Beni.

Memek sempit Mira terasa legit menyelimuti batang kejantanan Beni. Penis pria itu mentok tertanam di dalam rahim remaja cantik itu. Memek Mira terasa menyempit karena dipenuhi oleh batang daging milik dokter cabul itu.

Meski keenakan, Beni mulai menyadari bahwa Mira tak lagi bereaksi. Tubuh montok yang sedang dia genjot itu hanya diam saja hingga dia curiga. Beni lalu menghentikan tusukan pinggangnya dan menatap pada wajah kosong gadis itu.

"Mira? Sayang?"

Beni menaruh tangannya pada nadi Mira kemudian menempelkan telinga di dada gadis itu. Berusaha mendeteksi denyut nadinya.

Pria itu tak bisa merasakan tanda-tanda kehidupan Mira yang masih menancap di penisnya itu. Selangkangan gadis itu mengangkang lemas, menyatu dengan penis Beni sementara payudara melonnya sudah jatuh lemas ke kanan kiri tubuhnya.

Kedua tangannya Mira kaku mencengkram sprei sementara wajah cantiknya yang belepotan sperma itu membiru, matanya pun terbalik memperlihatkan putihnya saja. Lidahnya menjulur panjang dari mulutnya yang menganga, deras mengalirkan liur.

Beni akhirnya tersadar, dia telah menyetubuhi Mira hingga tewas.

Dokter itu kemudian mencabut penisnya dan mundur menjauhi tubuh montok Mira.

Panik namun berusaha tenang, Beni mengecek ke arah jam dinding. Masih ada 1 jam sebelum petugas kebersihan mulai beraktivitas. Dia buru-buru memakai pakaiannya lalu mulai membereskan ruangan itu, berusaha menutupi perbuatannya.

Beni mengelap tubuh basah Mira dari sperma dan cairan tubuhnya yang lain kemudian membuat ruangan itu berantakan seakan-akan seseorang membawa Mira dari ruang rawat ke ruangan itu kemudian memperkosanya. Tak lupa dia menata mayat basah gadis itu menungging di tengah-tengah ruangan dengan leher dan tangan terikat menjadi satu oleh tali kimono RS. Beni membuat Mira seolah-olah tewas tercekik sembari diperkosa dalam posisi doggy style.

Beni kemudian meninggalkan ruangan jaga itu setelah sebelumnya menyempatkan diri mengambil foto mayat Mira dengan ponselnya dari berbagai sudut.

__________

Tubuh bugil Mira ditemukan 30 menit kemudian oleh Parto, seorang petugas kebersihan RS. Pria itu adalah seorang perjaka tua dan belum menikah yang sengaja disuruh oleh Beni untuk membersihkan tempat itu untuk memfitnahnya. Beni tahu bahwa Parto yang secara fisik tidak menarik pasti akan menggunakan kesempatan itu untuk mencabuli tubuh Mira sebelum melaporkan penemuannya.

Benar saja, saat menemukan mayat Mira, pria itu justru tergoda pada kemolekan gadis itu dan malah mencabulinya. Parto kemudian digrebek oleh satpam yang dipanggil oleh Beni. Perjaka tua itu terpergok saat sedang menusukkan penisnya ke dalam mulut Mira.

Semua sesuai rencana Beni.

End (?)
 
Cerita ini fiksi (No Sara), jika ada kemiripan apapun itu murni ketidaksengajaan.

Kalau ada kritik, saran, atau rekues monggo tulis aja.

__________

RS Bunda
Jumat
04.15 AM


Hari sudah menjelang subuh. Ruang jaga yang biasanya dibiarkan gelap sekarang tampak sedikit terang berkat cahaya bohlam kuning 5 watt yang menyala lemah di langit-langitnya. Ruang jaga itu berada di sudut rumah sakit dan tepat berhadapan dengan ruang jenazah. Jangankan masuk, para pegawai RS pun malas mendekat karena suasananya yang angker dan gelap.

Namun kini, jika dilihat seksama dari luar, tampak ada kegiatan di dalam ruangan itu. Dari bawah celah pintunya tampak bayangan-bayangan orang yang sedang beraktivitas di dalam ruangan tersebut.

Ruang jaga itu rupanya dikunci dari dalam, remang-remang dan tampak seram dengan sebuah kipas angin besar yang menyala pelan di eternit.

Di tengah ruangan itu, tampak 2 sosok yang saling bertindihan di atas kasur besi dengan busa tipis. Suara erangan samar memenuhi ruangan yang berukuran 5x5 meter itu.

Beni, seorang dokter berkulit gelap yang besar berotot, sedang menggenjot Mira, gadis oriental bertubuh montok yang merupakan pasiennya sendiri.


Ilustrasi Mira

Di sekitar mereka tampak botol-botol minuman keras dan pakaian yang berserakan. Kedua orang itu sudah mabuk berat, tubuh mereka basah penuh keringat dan tampak sibuk saling mengejar orgasme. Beni yang telanjang bulat sedang menyodokkan penis raksasanya ke memek sempit Mira yang sedang menungging dalam posisi doggy style.

Gadis cantik itu hanya mengenakan kimono pasien yang terbuka memamerkan tubuh putihnya yang polos. Payudara melonnya yang bertindik menggantung indah dan bergoyang-goyang di setiap genjotan pinggang pria tinggi besar itu. Pantat bulatnya yang sudah basah oleh keringat juga bergoyang indah di setiap tusukan pinggang Beni dan sudah merah karena ditampar berkali-kali.

Sudah 3 jam mereka bersetubuh di ruangan itu, campuran viagra dan aphrodisiac dalam minuman keras yang mereka konsumsi sebelumnya membuat stamina dan nafsu mereka memuncak. Beni telah memompa lubang kencing Mira dalam berbagai posisi hingga memek tembem gadis itu bengkak kemerahan, tubuh putihnya yang banjir keringat sudah mulai lemas namun birahinya tetap berkejaran dengan pria itu. Belasan orgasme telah dirasakannya namun gadis 18 tahun itu belum tampak puas.

"Aaauuuhhh! Enak banget om! Kontolnya juaraahhh!!" ujarnya sambil berteriak keenakan.

Beni makin bersemangat mendengar itu, jiwa muda pria yang sudah berumah tangga itu makin berapi-api. Dia asyik terus menggenjot memek tembem Mira yang licin tak berbulu, memek gadis itu legit dan menyedot kejantanannya dengan mantap. Dia tampak menyodokkan penisnya dari belakang bagaikan senapan mesin sembari mencekik leher gadis dengan kedua tangannya. Anak SMA itu menikmati permainan kasar Beni dan malah membiarkan dokter itu terus mencekiknya.

__________

Mira sendiri adalah teman sekolah dari Olive, anak semata wayang Beni. Mereka cukup sering bertemu sebelumnya karena gadis itu kerap menginap di rumahnya untuk mengerjakan tugas bersama Olive. Beni pun sudah cukup lama memperhatikan teman anaknya itu, tubuh Mira yang seksi dan montok itu jelas sangat memancing nafsunya, apalagi Mira kerap memakai pakaian minim yang mengumbar kemolekannya.

Dia sering memakai hotpants super pendek dan tank top tipis tanpa pakaian dalam jika sedang menginap. Beni juga kerap memergokinya telanjang bulat dan hanya menutup memeknya dengan handuk kecil jika keluar dari kamar mandi. Bukannya malu, Mira justru suka menggodanya.

"Yah om telat, padahal Mira mau minta dimandiin.." ujar Mira saat itu.

"Sabunin tetek aku ya om kapan-kapan.." lanjutnya sambil mengedip genit.

Beni setengah mati menahan nafsunya ketika mendengar tawaran itu.

Dia tahu bahwa Mira adalah gadis yang 'nakal'. Gadis itu sering menjajakan tubuhnya untuk mendapatkan hal yang dia inginkan. Meski sebagai orang tua dia tak ingin Olive terpengaruh hal buruk namun dia masih ingin menikmati pemandangan indah yang disajikan Mira tiap gadis itu menginap dan membiarkannya.

Mira sendiri sebenarnya sedang menjalani perawatan selama di RS tempat Beni bekerja karena penyakit jantung bawaannya kembali kambuh. Saat dirawat, Beni dan Mira justru makin intens bermain mata serta saling menggoda. Namun baru malam ini mereka akhirnya berhubungan badan setelah malam-malam sebelumnya Mira hanya bisa menyepong penis Beni di ruangan rawat inap.

Keluarga Mira malam ini tidak menjaganya karena sedang ada keperluan lain dan mereka sudah percaya pada Beni hingga meninggalkan Mira sendirian.

__________

"Om! Terus om!! Sodok terus omm!!" Mira terus berteriak keenakan.

Meskipun montok, Mira bertubuh mungil setinggi 150 cm saja. Jjauh berbeda dibandingkan Beni yang bertubuh besar setinggi 180 cm. Rambut sebahu gadis itu hitam gelap membingkai wajah cantiknya yang kini penuh keringat, mata sipitnya merem melek keenakan sementara mulutnya yang berbibir tebal eksotis itu meracau mengeluarkan kata-kata kotor.


"Anjing! Anjing! Anjing! Dewa banget kontol lu om!!" Mira menjerit tertahan.

"Aaaargghh!! Ya Tuhan!! Gede banget kontol om!" Gadis itu terus menjerit-jerit keenakan.

Beni yang mendengar itu makin bernafsu dan mempercepat intensitas sodokan penisnya. Dia melepaskan cekikannya lalu memainkan payudara gadis itu dari belakang.

"Mira gede banget teteknya! Sering dimainin ya?" Beni menggodanya.

"Abis ini pasti tambah gede om kalo dimainin terushh!!" Suara Mira melengking karena menahan orgasme.

"Om, jangan berhenti! Mira udah hampir keluar om!!"

Mendengar itu, Beni kemudian mengangkat tubuh Mira lalu berbaring telentang, berpindah posisi menjadi woman on top. Mira lalu berputar dan menghadap ke arah Beni. Tubuh gadis itu mengelinjang saat menduduki penis Beni yang kini mentok menancap ke memek basahnya.

Gadis itu kemudian menaikturunkan pinggangnya dengan cepat, memijat penis gemuk milik ayah sahabatnya itu. Beni yang mabuk berat dan memang suka bermain liar kembali mencekik gadis itu dengan kedua tangan dan menggunakan leher Mira sebagai tumpuan untuk memompa tubuh sintal gadis itu di atas penisnya hingga gadis itu terbatuk-batuk.

Keduanya intens saling beradu kelamin. Pelumas alami kembali membanjiri memek Mira dan melumuri penis Beni yang makin licin keluar masuk lubang kencingnya.

"Aauuuhhh!!! Heckh! Heckh! Heckh! Enakhh banget!! Kontolll terenak yang pernah entotin Mira!!" Gadis cantik itu makin meracau.

Mata Mira sudah merem melek. Dia mulai kehabisan oksigen namun memeknya terasa penuh oleh penis Beni yang mentok mengisi rahimnya. Mira juga terus menaikturunkan pinggangnya, mengimbangi genjotan penis pria perkasa itu.

"Hampir keluar om!! Heckh! Mira hampir sampe!!" Jerit Mira tertahan, lidahnya terjulur panjang, megap-megap.

Gadis itu memutar pinggangnya makin cepat. Dia mengarahkan tangannya ke lehernya sendiri dan mengencangkan cekikan Beni ke lehernya.

"Cekikhh terushh om!! Heckh! Heckh! Enaaakk!!" Mira sudah dibutakan nafsu.

Setelah 30 detik, tubuh montok Mira akhirnya menggelinjang dan bergetar dahsyat.

"Auuuuurrrggghhh!! Ngentoott!!"

Tubuh Mira roboh ke dada Beni. Memeknya berkedut-kedut melumuri penis pria itu dengan cairan kewanitaannya yang membanjir.

"Huaaarghh!! Enak bangeeet om!!!" Mira melenguh puas.

Gadis itu lalu menciumi Beni. Keduanya beradu lidah dan bertukar liur dengan liar, lupa dengan hubungan mereka yang terlarang. Untuk sesaat keduanya saling berpelukan, menyatu dalam kepuasan birahi.

Tak lama, Beni menghentikan ciumannya. Dia mencabut penis yang belum terpuaskan lalu membalik tubuh Mira dan membantingnya telentang ke kasur.

Mira yang masih mabuk dan kelelahan hanya bisa pasrah. Gadis cantik itu tersenyum nakal. Beni menenggak kembali minuman kerasnya lalu mengangkangi tubuh Mira sembari mengelus penisnya

"Mira mau kontol lagi? Om belum keluar nih.." Beni menggoda Mira, wajahnya makin merah karena mabuk.

Mira kemudian mengambil botol minuman Beni dan menenggaknya hingga habis.

"Entot lagii aja oom!!" Mira mengiba pada Beni sembari mengobok-obok memek botaknya.

Mira lalu melepas kimononya hingga telanjang bulat, kedua kakinya lalu melingkari pinggang Beni, membuat penis tegak pria itu menempel di bibir memeknya.

Mira lanjut mengangkat kedua tetek bulat besarnya lalu menjilati puting karamelnya bergantian. Matanya mengerjap genit sambil terus menarikan lidahnya pada payudara basahnya yang lebih besar dari kepalanya sendiri itu. Menggoda Beni lebih jauh.

"Mira suka kalo om cekik Mira.. Enaknya dobel!!" ujarnya sambil menjulurkan lidah panjangnya dengan genit.

Beni tersenyum, dia merengkuh pinggang montok gadis itu lalu mulai menyapukan penisnya di bibir memeknya. Gadis itu sudah tak sabar, dia terus memainkan kedua putingnya.

Beni memundurkan pinggangnya, bersiap untuk ronde berikutnya. Tangannya lalu mengelus leher kecil Mira dengan mesra.

"Heeeecccckkhh......" Mira mendesah.

"Cekek lagi om.. Entotin Mira sampai mati.. Crotin peju om di mayat aku nantii.."

Mira meracau sembari mengobok-obok memeknya dengan jari. Pria itu lalu melingkarkan tangannya yang berotot di leher gadis itu lalu mencekiknya dengan erat. Meremas tenggorokan Mira sekuat tenaga.

"Aaaaaahhhh......."

Beni tersenyum jahat, ide lain terlintas di kepalanha. Alih-alih memasukkan penisnya ke memek Mira, dengan mendadak dia justru mengarahkan penisnya ke lubang pantat Mira lalu mendorong pinggangnya sekuat tenaga.

"Nih kontol buat Mira!!"

Mata indah Mira membelalak lebar ketika merasakan penis raksasa pria itu menyeruak masuk ke dalam lubang pantatnya yang perawan.

"AAAAUUUURRGGHHHH!!! NGENTOOOOOT!!!" Mira berteriak kesakitan.

Beni reflek mencekik gadis itu dengan lebih keras untuk mendiamkannya. Tubuh seksi Mira kemudian berkelojotan menahan perih, berusaha membiasakan diri dengan sodokan pentungan daging milik Beni. Rasa nikmat mulai menjalari pria itu, namun Mira jelas tidak menikmatinya.

"AAAHH!! AHHH!! AHHHNJIIIING!! SAAAKIIIT!!"

Anus Mira masih sangat rapat dan terasa bergerigi hingga menggigit penis Beni dengan mantap. Tubuh pria itu bergetar-getar keenakan, dia menusukkan pinggangnya dengan brutal untuk menerobos dan membuat jalan masuk di dubur sempit gadis itu.

"Ahh!! Enak banget sayang!" Beni melenguh keenakan.

"SAKIT BANGSAAT!!"

Mira kesakitan, rasa perih menjalar dari anusnya yang masih kering ke selangkangannya. Dia megap-megap menahan tangis.

Malam penuh dosa ini rupanya tidak akan berakhir seperti yang diharapkan Mira. Gadis itu berharap akan tenggelam dalam nikmat duniawi di persetubuhan ini, namun naas, Mira yang memang sejak kecil lemah jantung ternyata tidak siap mengimbangi sodokan penis masif Beni yang mendadak di duburnya.

"HEEEECKKHH!!! AKHHNJINGG LU OOOMM!!!"

Mendengar itu Beni malah makin bernafsu. Dia terus mengencangkan cekikannya dan mempercepat sodokan penisnya ke dubur Mira.

Kombinasi rasa sakit, lelah karena orgasme terus menerus, campuran obat-obatan, alkohol dan kekurangan oksigen membuat jantung Mira harus bekerja lebih keras. Tubuh gadis itu sudah tak dapat dipaksakan lebih dari ini.

"HEECKKHH!!"

Mendadak, dimulai dengan rasa perih di dadanya, jantung Mira berhenti mengalirkan darah ke sekujur tubuhnya. Mata indahnya melotot menyadari apa yang terjadi. Gadis itu mengalami serangan jantung!

Mira panik, dia berusaha menghentikan sodokan penis Beni ke lubang pantatnya. Namun tubuh mungilnya tidak sanggup melawan pria itu.

Jemari Mira berusaha melepaskan lengan berotot dokter itu dari leher kecilnya. Namun nafasnya yang memang putus-putus karena mengejar orgasme sejak tadi malah makin tersengal dan terasa mencekat tenggorokannya. Hanya suara erangan serak yang berhasil keluar dari mulutnya. Lidahnya lalu terjulur panjang, nafasnya mulai berat. Dia memukul-mukul dada ayah sahabatnya itu.

"HEEEECKHKHHHHH!! HERGHH!! EEEERGGH!! OMM!! STOOP DULUU!! ANJING! LEPASH DULU NGENTOOOT!! EEEERGGHH!!!!!"

Mira terbatuk-batuk serak, namun Beni yang sedang keenakan tidak peduli. Lubang pantat gadis itu mengencang dan berkontraksi maksimal, otot anusnya memijat penis Beni dan menyedot batang kejantanannya, mengempot dan memilin keperkasaan pria itu secara simultan. Beni yang keenakan tanpa sadar terus mengencangkan cekikannya.

Saat Beni mulai merasakan kenikmatan birahi, Mira justru merasakan rasa nyeri yang teramat sangat di dadanya.

"AAGGHH!! OMMM!! STOOOPHH!! HECKH!! JANTUNG MIRA KAMBUUHHH!! SAKIITTTT!!"

Beni yang kalap tak mendengarkan teriakan gadis itu dan asyik saja menyodomi Mira sembari mengencangkan cekikannya.

Mira yang makin lemas sudah tak dapat melawan. Tubuhnya berhenti bergoyang mengikuti sodokan pinggang Beni dan hanya menggelepar-gelepar berusaha mencari udara sembari menahan rasa sakit si dadanya. Payudara basahnya itu bergoyang-goyang liar ke kanan kiri tubuhnya, pandangannya mulai kabur, tak sanggup menahan cekikan pria berotot itu. Mira sadar akan apa yang terjadi dan terus berusaha menghentikan Beni.

"OM!! HECKH!! STOPHH!! MIRA NANTII MATI!!!"

Mata gadis itu membelalak sementara tangan kecilnya itu kini mencengkram kedua tetek masifnya karena rasa sakit luar biasa di jantungnya.

Mira megap-megap kehabisan oksigen, tersedak oleh liurnya sendiri yang menghambat jalur nafasnya. Tubuhnya tak terkontrol dan bergetar semakin kencang. Pinggangnya terus naik turun dan membuat lubang kotorannya semakin memijat penis Beni. Matanya melotot menatap Beni yang masih keenakan. Gadis belia itu panik.

"HEEEEERGHH!!! EEEGHH!! KHONTOLL!!! STOOOPHH ANJINGG!!"

Masih mencekik kencang leher Mira dengan tangan kirinya, Beni lalu menyodokkan botol miras yang telah kosong secara mendadak ke lubang kencing gadis itu dengan tangan kanannya. Dia menusukkan botol itu hingga mentok dan mengobok-obok lubang kencing Mira, membuat tubuh putih gadis itu kembali menggelinjang.

Rasa nikmat mau tak mau menjalari kedua lubang kelamin Mira sementara rasa sakit semakin menjalari dada busungnya yang sudah tidak dialiri oksigen.

"OMM!! ANJINGG LOO!! NGENTOT!! HECKHH!!" Mira terus berteriak.

"Uugghh!! Hampir keluar sayang!!" Beni masih meracau keenakan.

"OOM!! HEECCKHH!! BAJINGANN!! HECKH!! HEEERGGHH!! HOOOEERGGHH!! NGENTOOOOTT!!" Mira mengumpat untuk yang terakhir kalinya.

"Enak ya sayang?!! Bentar lagi om keluar!!" Beni tertawa-tawa.

Sodokan penis dan botol minuman itu makin cepat mengaduk selangkangan ayam kampus tersebut. Mira bukannya tidak merasakan kenikmatan yang akan segera datang namun dadanya semakin perih. Jantungnya tak lagi bekerja memompa darah sehingga Mira kehabisan oksigen.

Payudara melon kebanggaan Mira itu terlontar lemas ke atas bersamaan dengan tubuhnya yang membusur. Tangan Mira masih mencengkeram tetek masifnya, menahan sakit di jantungnya.

Tubuhnya kemudian bergoyang-goyang dahsyat dalam usahanya untuk tetap hidup. Jantung Mira sudah berhenti namun memeknya makin berkedut mengejar orgasme.

Wajah Mira yang memerah tampak tercabik antara rasa panik dan nikmat. Matanya nanar memandang ke pria perkasa yang menyodok selangkangannya itu. Mata Mira melotot menyambut orgasme, ajalnya hampir tiba.

Tak lama, gadis itu akhirnya kembali berteriak untuk terakhir kalinya.

"KOONTOOOOOLLGRRGHHHHEEEUURRGHH!!! HEEERGGH!! HEECGH!! EECKH!!!!"

Bersamaan dengan itu, orgasme terakhir Mira pun datang, otot duburnya mengencang dan mengempot penis Beni makin dalam dan meremas batang kejantanan pria itu. Memeknya berkedut-kedut keenakan, squirting menyemprotkan air mani dalam jumlah banyak hingga luber membasahi sprei di bawahnya. Tubuh bugil Mira yang bersimbah keringat itu kemudian membusur dan bergetar-getar keenakan selama beberapa detik sebelum akhirnya jatuh berdebam ke atas kasur.

Mati

Gadis montok itu tak lagi bergerak, nyawa sudah lepas dari tubuhnya yang kini hanyalah seonggok daging basah. Namun anehnya, wajah cantik Mira tampak puas.

5 menit berlalu, Beni yang tak sadar masih keenakan menyodomi dubur remaja itu, kedua tangannya asyik memainkan payudara melon Mira yang kenyal. Beni menyatukan kedua puting pink bertindik itu dan mengemutnya dengan rakus. Tubuh Mira masih hangat hingga Beni tak sadar bahwa kini dia sedang menyetubuhi sebujur bangkai.

Wajah Mira menengah ke langit-langit dan tampak tersenyum kosong tanpa ekspresi. Mulutnya menganga banjir liur dengan lidah mengular keluar dari mulutnya. Tubuh gadis itu pasrah saja bergoyang pelan mengikuti irama genjotan Beni di duburnya.

Tak lama orgasme Beni pun datang, tubuhnya tampak mulai bergetar-getar. Sebelum klimaks, pria itu segera mencabut penisnya dengan cepat kemudian berjongkok di depan muka ayam itu. Beni lalu menyemburkan sperma dalam jumlah banyak ke wajah cantik Mira yang terkunci dalam ekspreksi binal itu. Tak kurang dari 15 kali penisnya menembakkan sperma pada muka gadis itu.

"Aaargghh!! Enak banget sayang!!" Pria itu melenguh puas.

Beni ngos-ngosan namun masih tersenyum lebar. Dia meratakan wajah Mira dengan sperma dari penisnya yang masih tegak.

Mengetahui bahwa penisnya masih siap tempur, Beni kembali merengkuh pinggang Mira. Dia mencabut botol minuman keras itu dari lubang kencing gadis SMA itu lalu kembali menggenjotnya. Mayat Mira yang mengangkang itu hanya bergoyang pasrah di tiap sodokan pinggang Beni.

Memek sempit Mira terasa legit menyelimuti batang kejantanan Beni. Penis pria itu mentok tertanam di dalam rahim remaja cantik itu. Memek Mira terasa menyempit karena dipenuhi oleh batang daging milik dokter cabul itu.

Meski keenakan, Beni mulai menyadari bahwa Mira tak lagi bereaksi. Tubuh montok yang sedang dia genjot itu hanya diam saja hingga dia curiga. Beni lalu menghentikan tusukan pinggangnya dan menatap pada wajah kosong gadis itu.

"Mira? Sayang?"

Beni menaruh tangannya pada nadi Mira kemudian menempelkan telinga di dada gadis itu. Berusaha mendeteksi denyut nadinya.

Pria itu tak bisa merasakan tanda-tanda kehidupan Mira yang masih menancap di penisnya itu. Selangkangan gadis itu mengangkang lemas, menyatu dengan penis Beni sementara payudara melonnya sudah jatuh lemas ke kanan kiri tubuhnya.

Kedua tangannya Mira kaku mencengkram sprei sementara wajah cantiknya yang belepotan sperma itu membiru, matanya pun terbalik memperlihatkan putihnya saja. Lidahnya menjulur panjang dari mulutnya yang menganga, deras mengalirkan liur.

Beni akhirnya tersadar, dia telah menyetubuhi Mira hingga tewas.

Dokter itu kemudian mencabut penisnya dan mundur menjauhi tubuh montok Mira.

Panik namun berusaha tenang, Beni mengecek ke arah jam dinding. Masih ada 1 jam sebelum petugas kebersihan mulai beraktivitas. Dia buru-buru memakai pakaiannya lalu mulai membereskan ruangan itu, berusaha menutupi perbuatannya.

Beni mengelap tubuh basah Mira dari sperma dan cairan tubuhnya yang lain kemudian membuat ruangan itu berantakan seakan-akan seseorang membawa Mira dari ruang rawat ke ruangan itu kemudian memperkosanya. Tak lupa dia menata mayat basah gadis itu menungging di tengah-tengah ruangan dengan leher dan tangan terikat menjadi satu oleh tali kimono RS. Beni membuat Mira seolah-olah tewas tercekik sembari diperkosa dalam posisi doggy style.

Beni kemudian meninggalkan ruangan jaga itu setelah sebelumnya menyempatkan diri mengambil foto mayat Mira dengan ponselnya dari berbagai sudut.

__________

Tubuh bugil Mira ditemukan 30 menit kemudian oleh Parto, seorang petugas kebersihan RS. Pria itu adalah seorang perjaka tua dan belum menikah yang sengaja disuruh oleh Beni untuk membersihkan tempat itu untuk memfitnahnya. Beni tahu bahwa Parto yang secara fisik tidak menarik pasti akan menggunakan kesempatan itu untuk mencabuli tubuh Mira sebelum melaporkan penemuannya.

Benar saja, saat menemukan mayat Mira, pria itu justru tergoda pada kemolekan gadis itu dan malah mencabulinya. Parto kemudian digrebek oleh satpam yang dipanggil oleh Beni. Perjaka tua itu terpergok saat sedang menusukkan penisnya ke dalam mulut Mira.

Semua sesuai rencana Beni.

End (?)
Yg lebih ektrem dong huu gb ber 20, btw mulustrasiny mantep si ini
 
Holy sh*t! This is too hardcore.
Detail sekali dan plot twist di ending.
:vampire:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd