Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bersetubuh dengan Ibu Kandung [Tamat]

Kisah untuk kedepannya tentang hubungan tabu antara kakak♂️dan adik♀️kandung yang sedari kecil dilarang ayah ibunya pacaran, akhirnya mereka pun pacaran dan berhubungan selayaknya suami-istri. Sang ibu pun terkena bujuk rayu anak laki-lakinya sehingga terjadilah apa yang terjadi.
Kisahnya seperti biasa saya kemas santai, beruntun, dan tentunya greget plus mulustrasi yang membakar🔥birahi warga khas semproters.
Bagaimana kisahnya..?? Ditunggu ya suhu... :nulis:
Yang mana ini judul nya hu??penasaran ane:beer::beer:
 
Ibu lalu naik ketengah kasurku, lalu menempatkan kepalanya dibantal bekas aku tiduran tadi. Sambil terlentang dengan handuknya yang masih menutupi tubuhnya aku dengan hati-hati naik ketubuh ibu menindihnya. Untuk pertama kalinya dalam seumur hidupku, aku menindih tubuh ibuku. Rasanya membuat sekujur tubuhku merasa tegang, apalagi kontolku benar-benar tegang luar biasa tatkala aku menindih ibuku ini. Lalu aku peluk ibuku dan ibu pun memelukku seakan kami seperti bersetubuh dengan gaya misionaris. Kami saling berpandangan meskipun agak kikuk ibu mengusap pipiku dengan penuh rasa kekaguman, "kamu ternyata sudah besar ya sayang... Sudah 23 tahun ibu merawat kamu kini sudah menjadi anak yang ganteng..." Ketika ngomong itu aku malah fokus melihat mulutnya ibu, jantungku terasa berdebar-debar, kontolku menegang hebat dengan kerasnya!

Antara perasaan nafsu dan sayang kepada ibuku, perlahan dalam pikiranku aku merasa mungkin ibuku adalah jodohku. Soalnya aku merasa nyaman dan tenang hatiku ini. Meskipun aku dan ibu saling berpelukan, tapi pantatku menekan dan menggoyang kontolku diatas memeknya. "Bu, ibu gak marah kan aku tindih ibu? Arga senang meluk ibu seperti ini... Seakan aku dan ibu merasa sangat dekat"

"Ibu juga merasakan apa yang kamu rasakan sayang... Arga..?"

"Iyaa Bu.. ada apa?"

"Meskipun kamu meluk ibu dalam keadaan seperti ini, ingat! Jangan setubuhi ibu... Ibu takut dosa sayang..."

"Sebenarnya Arga ingin menyetubuhi ibu... Tapi ibu tenang saja Arga tak ingin mengecewakan ibu... Karena arga sangat menyayangi ibu.." akh! Sial. Padahal aku ingin menyetubuhinya, tapi ibu keburu sadar akan kelanjutannya.

"Syukurlah, ibu tenang sekarang..."

"Selain tidak menyetubuhi ibu apa Arga boleh melakukan yang lain terhadap ibu?"
Ibuku terdiam sejenak, matanya menatapku seakan meminta keyakinan bahwa aku takkan menjurus untuk menyetubuhinya. Tapi akhirnya ibu mengangguk dan berkata, "iyaa boleh... Tapi kalau ibu bilang jangan.... Jangan kamu teruskan yaa?"

"Baik Bu.. ibu pegang janji Arga.." aku dan ibu saling membalas senyuman pertanda menyetujui kesepakatan yang sudah disepakati bersama.

Aku yang menindih ibu disertai tanganku yang memeluknya membuat payudaranya yang besar menekan dadaku. Kucium keningnya sambil aku tekan-tekan kontolku dibalik celanaku yang tak memakai celana dalam, Aaahhhh... Terdengar suara desahan ibu keluar dari mulutnya. Aku seperti sedang memacu kontolku menekan memek ibu sehingga membuat mulut ibu menganga, terlihat olehku air liurnya yang membalut lidahnya sudah mengental. Ternyata tindakanku ini telah membangkitkan birahi ibuku yang terpendam bertahun-tahun.

Karena saking nafsunya sama ibuku, aku berusaha memberanikan diri untuk mencium bibirnya, awalnya ibu merapatkan bibirnya. Tapi aku melalui isyarat mataku ku pandangi mata ibu, rupanya ibu menangkap isyaratku. Lama-lama mulut ibu terbuka juga lalu membalas ciumanku. Kedua kaki ibu secara reflek merangkul pantatku dan pastinya vagina ibu menghadap keatas merekah seperti bunga karnivora yang siap menerkam mangsanya. kontolku masih tegang dibalik celana kolorku, tapi hangatnya vagina ibuku tetap kurasakan kehangatannya. Sensasinya begitu luar biasa sampai-sampai ibuku sendiri menekan-nekan pantatku agar kontolku menekan memeknya. Padahal ibu dan aku sudah sepakat untuk tidak bersetubuh secara total, tapi apalah mau dikata ibuku seakan melupakannya. Aku tahu kami berdua sama-sama sudah tidak sabar ingin memasuki dan dimasuki oleh alat kelamin, tapi aku berusaha untuk tidak membuat ibu menyesal. Karena aku tahu ibuku sedang diselimuti nafsu birahinya, akal sehatnya kalah oleh nafsunya sendiri. Aku pun sama sedang sangat bernafsu sama ibuku sendiri, bisa saja aku keluarkan rudalku lalu ku gesek-gesek dibelahan memeknya. Tapi yang sedang aku tindih ini adalah ibu kandungku, suatu saat nanti aku akan memperistrinya dan jangan ada rasa penyesalan dihati ibuku karena aku sudah terlanjur menghamilinya. Suatu hari nanti aku yakin ibuku mau aku hamili jika sudah kudapatkan cintanya.

Aku dan ibuku saling membalas ciuman, lidahku dengan lidahnya saling beradu mesra, ibuku sepertinya mempercayaiku soalnya aku sama sekali tidak mengeluarkan rudalku untuk menembus memeknya.

Yang aku pikirkan benar saja terbukti, ibuku berkata kepadaku tatkala ciumanku dimulutnya ku hentikan.
"Sayang... Ibu kagum sama kamu... Padahal ibu ingin sekali kamu menyetubuhi ibu tapi kamu tetap bertahan menghormati ibu... "

"Ibu tenang saja, Arga akan selalu menjaga kontol Arga untuk tidak menembus memek ibu.. kan Arga sudah berjanji sama ibu.."

Tiba-tiba ibuku menciumiku lagi dan aku membalas ciuman ibu. Semakin lama semakin panas penuh gairah, kami berdua sampai berkeringat banyak. Aaahhhh.... Eeemmmmhhhhh.... Eeeemmmmhhh... Arrrrggaaaa... Ooohhhh..... Ibuku menekan-nekan pantatku kuat-kuat sampai kontolku merasa ada sesuatu yang basah yang berasal dari memek ibuku. "Sayang... Ibu kelluar barusan sayang... Enak banget...! Baru kali ini ibu merasakan kenikmatan yang luar biasa ini... Padahal hanya digesek doang tapi sungguh enak sekali sayang..."

"Aku ikut senang ibu mencapai orgasme... Tapi Arga belum keluar lho Bu.."

"Gimana kalau ibu kocokin penis kamu sayang, ibu merasa gak enak jika ibu sudah mencapai orgasme tapi kamu belum keluar.."

"Boleh Bu, apa ibu gak merasa jijik megang kontol Arga Bu? Soalnya ibu kan belum pernah megang kontol Arga?"

"Kita lihat saja nanti, apakah ibu berani atau tidak ngocokin punya kamu..." Ibu seakan menantang balik perkataanku tadi. Lalu aku pun turun dari atas tubuh ibu sehingga aku sekarang berada disampingnya. Handuk ibu sedikit tersingkap keatas dan terbuka, terlihat sekilas memek ibuku yang sepertinya sangat tembem dan tebal dari atas. Tapi dengan penuh rasa hormat terhadap ibuku, aku gunakan tangan kiriku membenarkan handuknya yang tersingkap itu sehingga menutupi bagian sensitif ibuku.

Melihat tindakanku itu, ibuku berkata sambil berpandangan, "sayang... Ibu siap memberikan kehormatan ibu sama kamu... Melihat sikapmu barusan tolong berjuanglah untuk meyakinkan ibu... Agar ibu yakin kamulah satu-satunya lelaki yang pantas untuk mendapatkan ibu..."

"Baik Bu, Arga akan berusaha untuk mendapatkan hati ibu... Arga akan bersabar menunggu ibu memberikan cinta ibu pada Arga bu"

"Ibu berharap kamu kuat menunggunya, karena hati ibu masih selalu untuk almarhum ayahmu.. ya sudah buka celana kamu duduk dipinggir ranjang biar ibu yang jongkok" ibu pun bangkit berdiri dan dibekas pantat ibu yang tiduran tadi ada lendir putih dikasur, mungkin cairan orgasmenya. Ibuku menyadari hal itu, dengan malu-malu ibu berkata lagi, "ehh.. ini cairan ibu ya sayang? Maafin ibu yaa.. kasur kamu jadi basah..."

"Gpp kok Bu, lendir ibu lebih berharga bagi Arga daripada spreinya..." Aku tersenyum kepada ibuku agar ibuku tak malu.

Kini ibuku jongkok didepanku lalu aku keluarkan kontolku dari persembunyiannya, melihat kontolku yang begitu besar membuat mata ibu terbelalak melihatnya.

"Astaghfirullah Arga!😲 gede banget kontol kamu sayang..." Di genggamnya kontolku lalu digoyang-goyangnya seperti mau mencabut kayu yang menancap ditanah.
"Gmana ibu suka gak?

"I..iya ibu suka sekali sayang... Ini lebih besar dari kepunyaan ayah kamu sayang... Wahh! Sedang mimpikah ibu sayang?"

"Tidak bu.. ini nyata, ibu sedang memegang kontol Arga. Dikulum dong Bu.." meskipun agak ragu dan takut di kulumnya kontolku oleh ibuku. "Aaahhhh... Uuuggghhh.... Buu.. enakkk banggettt buuu...!" Ibu menjilati dan menyedot kontolku kuat sekali seakan mau cobot kontolku ini.

"Enak banget Buu Uugghhh... Baru kali ini kontol Arga disedot ibu.... Ibu gak jijik?" Ibu melepaskan kulumannya tapi masih digenggam kontolku.

"Kamu putra ibu nak, lahir dari rahim ibu. Mana mungkin ibu jijik..." Ibu lalu melanjutkannya lagi menaik turunkan kepalanya, aku pun memegang kedua pundak ibu sambil memijitinya.

20 menit kemudian aku merasa ada suatu tekanan yang kuat dari dalam tubuhku yang ingin keluar, rasa itu berkumpul dipangkal kontolku seakan mau lepas dari dalam tubuhku.

"Bu aku mau keluar... Ahhh.... " Kontolku semakin membesar dimulut ibu, sebentar lagi aku akan ejakulasi tapi ibu tidak melepaskan kulumannya. Akhirnya aku tak bisa menahan lagi, semburan demi semburan begitu kuat memancar dari ujung kontolku muncrat dimulut ibu.

Ibuku diam sambil membiarkan kontolku menyemburkan isinya, "Aaahhhh.... Aaaahhhh ... Ibuuu... Maaafff enakk banget buuu.... Aaaahhh....!" Aku meracau karena saking nikmatnya di sedot ibu, ibu lalu melepaskan kontolku dari mulutnya, ku lihat mulut ibu penuh dengan spermaku sampai meluber ke dagunya menetes ke lantai. Aku pun jongkok lalu membersihkan mulut ibu dengan ciumanku, spermaku aku telan kembali olehku dimulut ibu, kami pun saling berciuman dan ku lihat ibu pun menelan spermaku. Kami saling berpandangan lama sambil melihat kecantikan ibuku. Rasa-rasanya aku sangat mencintai ibuku sendiri, bagaimana tidak?! Dia menelan spermaku tanpa rasa jijik sedikitpun, aku yakin ibuku adalah jodohku. Aku akan berjuang untuk mendapatkan hati ibuku, apapun yang terjadi aku akan melindungi ibuku dari pria lain yang mau merebut perhatian ibu.

"Maafkan Arga Bu, Arga sudah berbuat tak senonoh kepada ibu."

Ibu berkata, " gpp sayang, kamu jangan minta maaf... karena itu inisiatif ibu sendiri dan ibu tak merasa direndahkan dihinakan atau dilecehkan. Sebagai ibu kamu, ibu tahu ini sudah diluar kewajaran sangat tabu dan terlarang. Sayang, jangan bilang siapa-siapa tentang kejadian ini pada siapapun ya?! Apalagi sama temanmu"

"Baik Bu, akan Arga jaga rahasia ini demi ibu.. "

"Sudah, ibu mau ke kamar dulu, mau pake baju.."

Sebelum ibu meninggalkan kamarku, aku berkata ke ibu, "ibu.. makasih yaa..." Ibuku menoleh kepadaku lalu tersenyum manis, "iyaa sayang,, segera tidur yaa... Ingat! Besok pagi dicuci itunya ya?!" Aku mengangguk ke ibuku sambil tersenyum karena aku tahu maksudnya.
Setelah ibuku pergi, lalu menutup pintu kamarku, akupun rebahan dikasurku. Sambil menatap langit-langit kamar tidur kugenggam kontolku, malam ini sungguh aku seperti mimpi saja menindih dan menciumi ibuku sendiri dalam keadaan ibu setengah bugil. Bisa saja tadi aku menyetubuhi ibuku, tapi jika birahi ibuku sudah hilang, pasti ibu akan menyesal telah aku setubuhi.

Bagaimana rasanya memek ibuku? Aku pun belum tahu. Pelan tapi pasti, akan ada suatu hari nanti aku akan menyetubuhinya. Ahh! Ngantuk sekali rasanya, sambil memeluk guling aku pejamkan mataku.
parkir dulu dimari ah
 

------------------------------------------------------------------
*
*
*




Ibu,..
Jika ku ingat nama ibu, beliau adalah sosok yang sangat aku kagumi dan contoh teladan bagiku. Seperti matahari yang menyinari bumi dipagi hari, begitu hangatnya perhatianmu pada anakmu. Bagiku ibu adalah pelengkap keindahan duniawi, karena dia satu-satunya orang yang merawatku, menjagaku sampai seperti ini. Tanpanya dunia yang begitu indah ini akan terasa hampa tanpamu ibu.


Aminah, dia adalah ibuku satu-satunya orang tuaku berusia 43 tahun seorang single parents. Ibu menurut pandanganku sebagai seorang lelaki, beliau bertubuh montok dengan payudaranya ukuran 36b atau mungkin lebih karena saking besarnya, lebar pinggulnya aku perkirakan sekitar 50 cm benar-benar bahenol. Jika ibuku berjalan, kulihat pantatnya sampai bergetar juga payudaranya pun sampai ikut berguncang, padahal beliau pake bh yang seukuran payudaranya, tapi karena saking besarnya payudara ibu pernah kulihat bhnya tak muat menampung payudara ibuku yang montok. Siapapun yang melihat pinggul ibuku juga payudaranya saya menjamin langsung ereksi penis bapak-bapak tua maupun anak muda karena pesona ibuku yang kelewat batas auranya.


Sudah lebih 10 tahun ibuku menjanda, banyak bapak tua bahkan bujangan ingin menikahi ibuku. Tapi ibu selalu menolaknya karena ibu selalu teringat mendiang suaminya yang sudah meninggal dunia. Selain itu ibu ingin fokus mengurus aku yang sebenarnya aku sendiri sudah dewasa.


Sungguh alasan yang menurutku aneh, padahal aku sudah berusia 23 tahun tapi perhatian ibu padaku sungguh luar biasa. Pernah aku tanyakan kepada ibu kenapa tak mau menikah lagi? Alasannya ibu takut meninggalkan diriku dan pasti akan ikut suaminya kemana pun suaminya pergi, sedangkan ibu tak mau jauh dariku. Kedua, ibu masih bisa mencari uang dan dia bilang ada aku yang melindungi dirinya. Jadi ibu sama sekali tak ingin menikah lagi apapun yang akan terjadi.


Aku dan ibu tinggal didekat gunung salak, tempat para pendaki yang ingin menikmati keindahan alam yang luar biasa pesonanya. Ditempat inilah saya bersama ibu hidup dari membuka warung kecil-kecilan. Warung yang terbuat dari papan kayu peninggalan almarhum ayahku dulu, kami teruskan dengan penuh kesabaran. Selama aku ada bersama ibu takkan ada yang berani macam-macam sama ibuku, karena aku sendiri berperawakan tinggi dan kekar seperti binaragawan, mungkin karena aku seorang pekerja keras, senang berolahraga dan pernah belajar ilmu beladiri.


Kehidupan kami sederhana tak bergelimang harta, aku dan ibu hidup dari berjualan makanan dan minuman yang biasa dijual warung-warung kecil. Selain itu diwaktu senggang aku suka pergi ke gunung memasang perangkap burung, lalu aku jual kepasar dengan harga yang lumayan mahal. Uangnya aku belanjakan dipasar untuk memenuhi yang ada di warung, ibuku sangat senang melihat sifatku yang penuh rasa tanggung jawab terhadap keluarga.


Ibu sebenarnya tak mau jauh dariku, selain khawatir denganku, ibu juga takut ditinggal sendiri diwarung. Hidup 23 tahun bersama ibu berdua bukankah waktu yang sebentar, dengan tubuh ibu yang serba besar seperti tubuh, payudara dan pantatnya yang bahenol ingin rasanya aku dudukan ibu dilahunanku sambil aku masukkan kontolku kedalam lobang pantatnya. Aku selalu berpikiran jorok jika melihat atau berdekatan dengan ibu, ingin sekali kurasakan seluruh tubuhnya kehangatannya, bau vaginanya, rasanya, semuanya ingin aku miliki ibuku seutuhnya. Untuk itulah aku suka cemburu jika ada pria lain yang mencoba mendekati ibuku. Pernah aku ungkapkan kepada ibu rasa cemburuku padanya, tapi ibu meyakinkanku bahwa takkan ada pria lain yang dapat menggantikan posisi almarhum suaminya dihatinya.
Aku pernah merayunya, "lalu apakah aku bisa menggantikan posisi ayah dihati ibu?"


Ibuku berkata, "arga, kamu satu-satunya lelaki yang menggantikan tanggung jawab ayahmu, merawat ibu, menjaga ibu, merhatikan ibu dan ibu sangat menyayangimu.."


Aku hanya tersenyum kepada ibuku, lalu aku pegang tangannya dengan penuh rasa hormat aku cium tangannya dengan lembut.


Sebenarnya aku juga ingin bilang kepada ibu tentang perasaanku padanya, tapi hanya bisa didalam hati, "lalu apakah aku boleh menggantikan ayah menikmati tubuh ibu? payudara ibu juga memekmu Bu?" Tapi aku pendam dalam hati karena aku yakin ibu pasti akan marah kepadaku.


Ditempat ini aku dikenal berani, karena pernah melawan 4 orang yang mengacau ditempat ini. Tapi dengan warga sekitar aku orang yang ramah dan selalu menolong tetangga yang membutuhkan. Tidak pernah sekalipun saya mengganggu warga sekitar dan aku pun diangkat sebagai ketua keamanan di jalur ini pun bukan atas kemauanku sendiri, tapi hasil musyawarah para warga sekitar yang berjualan.


Selama tak menyangkut harga diri keluarga aku dikenal ramah, tapi jika ada yang macam-macam sama ibuku mereka sudah tahu apa ganjarannya. Orang-orang disini respek terhadap masalah tetangganya, tapi bersikap biasa saja jika itu masalah pribadi.


***
Aku sangat menyayangi ibuku, perasaan ibu pun malah melebihi kasih sayangku karena beliaulah yang mengandung, melahirkanku, menyusuiku dan merawatku dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Sering aku tiduran dipangkuannya jika warung sudah tutup sambil tangan ibu mengusap-usap kepalaku mengusap pipiku. Ketika tiduran dilahunannya sambil menghadap perut ibu, sekilas aku mencium wangi sabun sirih yang berasal dari memeknya ibuku. Membuat aku betah berlama-lama tiduran dilahunannya. Ibu entah menyadari atau tidak perbuatanku juga sikapku kepadanya, tapi ibu masih mengelus kepalaku dengan penuh perasaan sayang. Ibu tidak menyadari bahwa aku sangat sange kepadanya, ingin sekali aku jilati memeknya, ku hisap klentitnya ku hamili dirinya. Tapi khayalan hanyalah tinggal khayalan semata, takkan mungkin jadi kenyataan. Karena tak mungkin seorang ibu mau disetubuhi oleh anaknya sendiri jika bukan karena saling suka sama suka, atau memang sangat beruntung untuk menyetubuhinya.


Ditempat ini banyak pendaki yang istirahat numpang minum kopi dan nyeduh mie instan. Aku sering membantu ibu melayani para pendaki dan tak jarang kami sering diberi oleh-oleh dari mereka. Aku dan ibu sangat bersyukur, walau hidup serba sederhana tapi kami merasa cukup dengan keadaan hidup yang seperti ini.


Ibu pernah berkata kepadaku disela-sela kesibukan melayani pengunjung, dia duduk di sampingku, "Selama bersama kamu Arga, ibu merasaan hidup ini begitu bermakna. Kamu satu-satunya orang yang membuat ibu semangat untuk hidup, menikmati kehidupan yang sederhana bersama orang yang disayangi membuat ibu merasa bahagia.." ibu melirikku sambil tersenyum, senyumannya ibu membuatku membalas senyumannya. Tingkah ibu kepadaku selalu membuat kontolku berontak, ingin sekali aku masukkan lidahku kedalam mulutnya juga kontolku kedalam memeknya. Pasti nikmat sekali jika aku sampai bisa menyetubuhinya, menyatukan dua kelamin antara anak dan ibu kandung hingga spermaku membaur dengan cairan didalam tubuhnya, bahkan sampai bisa membuat ibuku mengandung anakku. Sungguh aku mengharapkan ibu menjadi istriku, tak ada wanita lain yang bisa menggantikan pesona ibu didalam hatiku.


Meskipun ibu tak secantik wanita-wanita yang ada dikota, tapi sensasinya itu yang membuatku tergila-gila padanya. Menindihnya, menyatukan kelamin, menyatukan mulut, hingga menyatukan spermaku dengan sel telurnya sampai mengandung dan melahirkan bayi dari hubungan anak dan ibu. Sungguh niatku, harapanku ini begitu mulia karena selain melanjutkan keturunan dari ayah, tentunya aku akan menjaga ibuku dan akan selalu bersamanya melindunginya.


Sejujurnya aku sangat mencintai ibuku, ingin sekali aku menjadi suaminya, tapi aku tak berani mengungkapkannya. Tak mungkin seorang anak menjadi suami bagi ibunya sendiri, aku paham itu. Tapi parasaan ini tak bisa aku membohongi diriku sendiri untuk memiliki ibu seutuhnya. Seperti halnya lelaki lain yang tertarik dengan pesona ibu, aku pun malah lebih tersiksa hidup serumah dengan ibu, melihat tubuhnya itu yang membuatku ingin sekali mencicipi tubuhnya meskipun hanya sebentar saja.


Seperti biasa setelah jam 10 malam warung kami tutup, ku lihat ibuku habis mandi dan melewatiku dalam keadaan memakai handuk mau masuk ke kamar. Tubuhnya yang terlihat segar sehabis mandi, rambutnya yang panjang terurai basah, payudaranya yang menyembul keatas juga pantatnya yang bahenol membuatku terpesona melihatnya.


Ketika melewatiku ibu tersenyum kepadaku dan berkata, "Arga, kamu kok liatin ibu kayak gitu sih.. ibu malu loh diliatin kamu..." kata ibu sambil menyilangkan tangan kanannya menutupi payudaranya yang montok menyembul.
"Wajar dong Bu, Arga liatin ibu. Abisnya aku mempunyai seorang ibu yang selain cantik dan penyayang, tubuh ibu itu enak dilihatnya bahenol banget Arga suka. Lelaki mana coba bu yang tak ingin memiliki ibu?, Arga juga ingin memiliki ibu" Kataku sambil tersenyum.


Ibuku bukannya melangkah kedalam kamar malah melangkah ke arahku dan sekarang tepat di depanku berdiri sosok tubuh ibuku yang berbalut handuk putih. Wangi harum sabun Lux dari tubuhnya, sebenarnya membuatku ingin menerkam ibuku tapi aku tahan sebisa mungkin.


"Arga, setiap ibu pasti menyayangi anaknya, apalagi kamu putra ibu satu-satunya yang ibu punya, kasih sayang ibu tercurahkan semuanya untuk kamu nak...emang ibu masih seksi ya sayang?" Kata ibu yang kini menurunkan tangannya dan menempatkannya disamping, ibu sepertinya ingin meminta pendapatku tentang tubuhnya itu.


"Tentu Bu, ibu dimata Arga adalah wanita yang benar-benar sempurna. Kalaulah ibu bukan ibuku tentu ibu akan aku nikahi Bu.." kataku dengan penuh semangat mengatakannya.


Ibu hanya terdiam dan berekspresi cemberut manja seperti gadis Jepang yang terlihat imut dan menggemaskan. Sikapnya itu membuat kontolku dibalik celanaku ngaceng hebat, jika saja akal sehatku dikalahkan nafsuku sudah pasti aku masukkan seluruh batang kontolku masuk kedalam memeknya yang sedang bersembunyi dibalik handuknya itu.


"Arga, kamu mah bikin ibu kesel ihh... Masa kalau ibu bukan ibu kamu... Lagian kamu mau emang menikahi wanita tua seperti ibu jika ibu bukan ibu kamu?" Ibu menatapku sehingga aku dengannya saling berpandangan.


"Iya tentu saja Bu, Arga akan memperistri ibu kalaulah ibu bukan ibu Arga.... maafkan kata-kata Arga Bu... itu hanya seandainya saja. Bu, boleh Arga peluk ibu? Gemes banget lihat ibu pake handuk, ini Arga memohon sama ibu... Bahagia sekali bila ibu mengijinkannya"


"Tapi ibu belum pake baju Arga, masa dipeluk pas ibu pake handuk. Malu ahh.." ibu menutupi dadanya dengan tangan yang disilangkan.


"Yaahh katanya sayang... padahal Arga bukan orang lain lho Bu.. Arga putra ibu yang ibu sayang kan? Apa ibu takut sama arga?" Kata-kataku membuat ibu menghampiriku, posisi handuknya itu sejengkal diatas lutut. Membuatku ingin sekali menyingkapkannya lalu mencium memeknya. Pahanya yang besar putih mulus juga pundak dan lehernya yang putih semakin membuat kontolku tak terkendali, tegang setegang-tegangnya!
"Yaa sudah.. kalo kamu pengen peluk ibu peluk sekarang. Kamu aneh-aneh aja mintanya sayang ibu tegang ini?!"

"Saking sayangnya Arga sama ibu, membuat Arga ingin mengungkapkannya dengan cara Arga sendiri bu.. jadi boleh nih Arga peluk ibu?"

"Iyaa sayang, ayoo cepetan peluk ibu sebelum ibu berubah pikiran lho.." kata ibu menantang lalu tersenyum.


Aku berdiri lalu ku peluk ibu dari depan sehingga tubuhku merapat dengan ibu, tinggi ibu hanya 160 sedangkan aku 170 membuat aku bisa mencium keningnya dengan lembut. Ketika ku peluk, kepala ibu aku elus-elus lembut sebagai tanda rasa kasih sayangku kepadanya. Wangi shampo urang-aring dan kulit tubuhnya yang terasa segar mengeluarkan semerbak wangi sabun Lux bunga sakura membuat aku sangat bergairah.


Kontolku sepertinya menekan memek ibuku yang sembunyi dibalik handuknya yang tebal, ibuku merasakannya atau tidak, soalnya ibu hanya diam saja yang ku dengar hanya hembusan nafasnya saja yang terasa semakin berat. Tubuhnya yang pertama kali kupeluk terasa dingin karena sehabis mandi, kini suhu tubuhnya terasa hangat kurasakan. Karena merasa nyaman memeluk ibu uang wangi dan hangat, secara reflek aku mencium pundak dan lehernya "Aaahhh...!" Terdengar suara desahan ibuku keluar dari mulutnya. Tak ada larangan dari sikapnya atau melalui mulutnya, yang ada ibu malah diam seakan membiarkanku melakukannya.


Ketika ku ciumi pundak dan lehernya, ibu semakin memelukku erat seakan tak mau dilepaskan. Aroma tubuhnya yang begitu segar semakin menaikkan libido seksualku. Aku berkata lirih kepada ibu sambil menciumi lehernya, "wangi sekali tubuhmu bu... Arga suka... Ohhh ibuku sayang..." Kutekan punggungnya kearahku sehingga payudaranya yang besar menekan dadaku.


Sebenarnya aku sangat sange sekali, tapi aku tak mau berbuat nekat kepada ibu, aku takut nanti ibu membenciku. Benar saja, ketika kukeluarkan lidahku menjilati lehernya, ibu sedikit menjauh. Untuk saat ini biarlah aku hanya memeluk tubuhnya saja. Setelah ku peluk ibu kucium keningnya, tiba-tiba tubuhnya langsung melemah dan aku mendengar ibu menarik nafas dalam ketika bibirku mendarat di keningnya. Mulut ibu terlihat mengangga sambil memandangku kaku dengan mata yang sayu dan pipinya yang memerah entah karena malu, sange atau gugup, masih menjadi misteri.


Tanganku memegang kedua pundaknya yang terasa lembut di telapak tanganku. aku berkata kepada ibuku, "makasih ya Bu, Arga tahu ibu sangat menyayangiku. Maaf tadi Arga cium kening ibu, menjilat leher ibu... abisnya Arga sayang banget sama ibu."


"Ibu juga sangat menyayangi kamu Arga, kamu bikin ibu deg-degan tadi ihh.. tapi gpp ibu gak merasa risih kok.. ya sudah ibu mau ke kamar dulu yaa udaranya dingin banget.."
"Gak sekalian Arga temenin ibu?"
"Nggak ahh.. takut nanti kening ibu dicium lagi.. hihihi..."


Ibu lalu pergi masuk kedalam kamarnya sambil ku perhatikan goyangan pantatnya yang bahenol, awas saja, Nanti pantat itu akan aku siksa dengan kontolku suatu hari nanti. Kontolku sebenarnya tegang banget tadi pas meluk ibu, apalagi ketika aku menciumi pundak dan lehernya disertai jilatan kecil ibu membiarkanku. Tapi untungnya ibu diam saja tak melarangku, ibu pergi dengan pipinya yang memerah sambil meninggalkan senyuman untukku. Mudah-mudahan saja ini pertanda awal aku akan mendapatkan kepercayaan untuk menikmati tubuh ibuku. Ya?! Mudah-mudahan saja.🤲😇


Paginya aku seperti biasa membuka warung dan ibu menggoreng macam-macam gorengan, adonannya sudah ibu buat setiap sore, sehingga malamnya tinggal istirahat saja. Sikap ibu kepadaku terasa hangat, obrolanku dengannya semakin kemasalah privasi dan perasaan pribadi masing-masing. Aku merasa senang karena ibuku tidak kaku berhadapan denganku, terlihat biasa saja tidak mempermasalahkan kejadian semalam.


Malam kedua, sejak aku memeluknya tadi malam, aku meminta pada ibuku untuk memeluk tubuhnya lagi tentunya sehabis ibu mandi dan hanya memakai handuk. Kali ini pelukanku agak lama sambil mengelus punggungnya. Rambutnya yang basah dan tubuhnya yang wangi sabun membuatku ingin sekali ngajak ibuku bersetubuh, kontolku sudah uring-uringan ingin masuk kedalam tubuh ibuku. Tapi aku sebisa mungkin berusaha mengontrol nafsuku yang membuat dadaku terasa sesak.


Ku cium lagi keningnya ibu, lagi-lagi ibu menarik nafasnya dan kurasakan ada desahan kecil yang keluar dari mulut ibu. Bulu tangannya sampai bergidik ketika aku cium keningnya, tapi ibu tidak berusaha menghindar atau melawan, dirinya hanya diam dengan pipinya yang berubah warna dari putih menjadi agak kemerahan.


Selama seminggu itu aku maraton semakin sering memeluk ibu, dan mencium keningnya, menciumi pundaknya juga lehernya. Sehingga kegiatan rutinku itu kepada ibu menjadi sebuah kebiasaan yang sudah menjadi kebutuhan. Pernah aku sengaja sehari dimalam hari sehabis ibu mandi tidak aku peluk, dan tidak menunggunya ditengah rumah. Tiba-tiba pintu kamarku dibuka ibu, ku lihat ibu menghampiriku dengan masih memakai handuknya ibu duduk di ranjangku. Aku pun duduk ditengah kasur, karena aku merasa tidak sopan jika ibuku duduk dipinggir ranjang sedangkan aku tiduran.


Baru saja aku duduk, ibuku berkata, "Sehabis ibu mandi... ibu lihat tak ada kamu diruang tengah... Kok tumben kamu tidak nungguin ibu sayang? Gak meluk ibu lagi? Kamu udah bosan sama ibu?" Kata ibu sambil memegang tanganku. Ku rasakan telapak tangannya begitu dingin, mungkin karena ibu baru saja mandi.
"Sebenarnya Arga ingin selalu memeluk ibu setiap hari, karena rasa sayangku pada ibu... tapi Arga takut ibu merasa risih dan marah sama Arga Bu... Alasan lainnya Arga ingin tahu apakah ibu membutuhkan Arga atau tidak? Makanya Arga nungguin ibu disini... Maafkan Arga yaa Bu?! Arga sayang ibu.." ku mendekatinya kupegang tangannya lalu aku cium.
"Kamu tega banget sama ibu Arga, padahal ibu ingin sekali dipeluk kamu. Pas ibu lagi ingin disayang-sayangnya kamu malah ninggalin ibu pergi ke kamar... Ibu udah mandi sampai dua kali disabun agar tubuh ibu wangi dan kamu pun betah berlama-lama memeluk ibu" mata ibu berkaca-kaca seperti meminta belas kasihan, mungkin juga ibu merasa sedikit kecewa karena sudah membersihkan tubuhnya tapi aku tak lagi memeluknya.
"Jadi ibu gak merasa risih dipeluk Arga Bu? Gak marah?" Kataku mulai tersenyum bahagia.

"Kalo ibu marah, kesal, risih... kamu pasti tahu dong gelagat ibu bagaimana..? Tapi nyatanya ibu diam kan? Tak melarang kamu?" Ibu meyakinkan aku bahwa dirinya sama sekali tidak masalah dipeluk olehku.


Karena merasa mendapat ijin aku pun duduk dipinggir ranjang sama seperti posisi ibuku yang sedang duduk, lalu aku pun memeluk ibu disamping ranjangku, tercium dari tubuhnya harum wangi sabun yang ini pakai membuatku merasa nyaman dan mengundang nafsu birahiku. Hidungku aku tempelkan ke kulit lehernya, lalu aku hirup sekuat-kuatnya sehingga membuat ibuku tegang, terlihat dari urat lehernya yang menegang dengan bulu disekitar lehernya yang ikut berdiri, "seperti biasanya tubuh ibu wangi sabun, Arga suka wanginya Bu.." kataku berbisik sambil menciumi lehernya sampai ke pundak.

"Aaahhh...Kamu suka wanginya Mmmhhh.. atau tubuh ibu?" Kata ibu diselingi desahan yang sedikit ditahan.

"Tubuh ibu yang Arga suka Bu, ibu pandai banget merawat tubuh, lembut banget pundak ibu" ku cium dan ku hirup pundaknya dalam-dalam, tubuh ibu bereaksi terhadap kecupanku di pundaknya. Aku lanjut berkata kepada ibu, "Bu, boleh Arga peluk ibu sambil ibu terlentang dikasur Arga Bu?" Ku pandang ibuku.

"Itu namanya nindih ibu sayang bukan meluk, meluk kan biasanya berdiri. Emang ada meluk sambil tiduran?" Kata ibu protes.

"Arga gak akan macam-macam kok bu... hanya saja meluk sambil memiringkan badan pegel bu...Itu juga kalo ibu gak keberatan, Arga gak akan maksa ibu kok.." padahal aku mengharapkan ibu mau.

"Tapi hanya meluk doang kan sayang? Aku ibu kamu lho?!" Ibu menatapku tajam tapi diselingi dengan senyuman.

"Iyaa Bu, Arga hanya ingin kita saling berpelukan dengan santai, bukankah ibu ingin berlama-lama Arga peluk?" Kataku mengingatkan kembali ibuku.


Ibuku mengangguk pelan, "iya sayang... Entah mengapa ibu merasa nyaman dipeluk kamu... Apa mungkin karena saking lamanya ibu tak mendapat kehangatan dan kasih sayang seorang lelaki jadi seperti ini?"


"Bu, Arga ini anak ibu... Didalam diri Arga ada darah ayah dan ibu. Pasti ibu akan merasakan kenyamanan dan kehangatan karena secara tidak langsung didalam diri Arga juga ada ayah yang mengalir didalam darah tubuh Arga... Bu, Arga takkan menyakiti ibu... Sekarang ibu naik ke kasur ya? Arga akan memeluk ibu.." ibu menelan ludah, tatapannya seakan menatapku dalam sampai kedalam hatiku.
arga...ooh...arga
 



Badanku terasa segar bugar setelah ibu menyedot pusakaku, aku tak bisa menahan rasa cintaku padanya. Tapi ibu bersikap seperti biasanya tak menampakkan perasaan malu atau canggung didepanku, aku salut dengan mentalnya yang begitu kuat.


Jika sedang tak ada pembeli, aku selalu membantunya menyiapkan bahan-bahan untuk membuat gorengan, agar besoknya ibu tak terlalu dibebani dengan kesibukan yang lain. Meskipun ibu sudah menyedot penisku tapi tak mengurangi rasa hormatku kepada ibuku. Niatku pada ibu bukan hanya sekedar melampiaskan nafsu birahi saja, aku ingin ibu menjadi pendamping hidupku, lalu melahirkan anak-anakku. Aku tahu zina adalah dosa besar, apalagi yang akan aku zinahi adalah ibu kandungku sendiri, terlebih lagi aku berniat menghamili ibuku suatu saat nanti. Cinta memang tak mengenal kasta, tak memandang status, tak melihat usia. Selain karena aku sudah lama hidup berdua bersama ibu, tahu karakter dan sifat masing-masing, tentu hanya tinggal beberapa langkah lagi akan kudapatkan ibuku seutuhnya.


Bagaimana aku tak mencintainya, ibu yang menjagaku merawatku sedari kecil, ditambah lagi bodynya yang super bahenol masih terlihat cantik dan segar. Apalagi ibu kalau lagi subur-suburnya terlihat mempesona, payudaranya bongkahan pantatnya juga tubuhnya seperti memancarkan aura yang membuat sperma didalam tubuhku mendidih.


Setiap hari selalu ada ibu-ibu menemani ibuku ngobrol didepan warung, karena kebetulan didepan warungku ada tempat untuk lesehan berbentuk panggung 4X3meter. Aku senang melihat ibuku bahagia bisa tertawa bersama para ibu-ibu, disela-sela obrolan aku mendengar mereka membicarakan lelaki didepan ibuku, sedangkan aku tiduran pake bantal dekat pinggul ibuku disebelah kanannya, ibu-ibu ada 3 orang disebelah kiri ibuku.


Ibu selma: "Bu Aminah (nama ibuku), ibu udah menjanda lama sekali... Kok belum nikah lagi sii Bu? Padahal ibu masih cantik lho..?"


Ibuku: "Ahh.. ibu selma ini bisa aja, saya sudah tidak tertarik menikahi laki-laki lain Bu... Gmna yaa?.. soalnya ada Arga anakku yang menjaga dan merawatku.... dia satu-satunya anak kesayanganku..." Tangan kanan ibuku mengusap kepalaku, aku sendiri pura-pura tidur disisinya.


Ibu selma: "kalau masalah menjaga dan merawat ibu Aminah sih saya tahu, soalnya Arga putra ibu orangnya baik... berbakti sama orang tua, saya sendiri pun percaya putra ibu emang bertanggung jawab orangnya. Tapi Bu Aminah, emang ibu kuat gak dinafkahi batin oleh lelaki Bu? Hehehe!"


Ibuku terdiam sejenak, tangan kanannya memegang telapak tanganku lalu meremasnya, "memang Bu Selma, saya sudah bertahun-tahun menahan libido seksual yang tak tertahankan, tapi saya berusaha sekuat tenaga menahannya. Sekarang Alhamdulillah saya (ibu semakin meremas erat telapak tanganku sampai tanganku dan tangannya basah oleh keringat) ada anak saya yang membantu saya. Maksud saya Bu Selma... Arga yang membuat saya menjadi pusat perhatian saya menepis cinta laki-laki lain.." ibu berkata dengan nada agak gugup didepan ibu-ibu.


Ujung-ujungnya pembicaraan pun selesai, yang saya tangkap dari obrolan mereka adalah lelaki alias pendamping hidup, masalah diatas ranjang dan mendapatkan kepuasan seksual.


Setelah para ibu-ibu pergi meninggalkan warung, ibuku ternyata menyadari aku mendengarkan obrolannya bersama para ibu-ibu. Lalu ibuku berkata sambil mengelus rambut kepalaku, "sayang... Kamu mendengarnya kan tadi?"


"Iyaa Bu, maafkan Arga... Seharusnya Arga tak tiduran dekat ibu... "


"Memangnya kalau tak ada kamu disisi ibu kenapa sayang?"


"Hmmm... Seandainya tak ada Arga disamping ibu... Apakah ibu akan berkata bahwa Arga lebih ibu utamakan dari lelaki lain yang mendekati ibu? Dan apakah benar... Arga bagi ibu sudah bisa memenuhi kriteria sebagai lelaki yang sudah bisa memenuhi kebutuhan bathin ibu?"


"Sebenarnya ibu malu mengatakannya sayang... Sudah 10 tahun ibu menjanda memang haus akan belaian lelaki, tapi... Ibu punya harga diri meskipun hidup ibu berkekurangan dan ketersiksaan menahan gejolak hawa nafsu. Akhirnya berkat kamu malam tadi... Ibu jujur merasa bahagia sekali... Karena... Semalam ibu orgasme berkat kamu ... Ibu jadi malu mengatakannya.." muka ibuku terlihat memerah menunduk, tentu aku melihat wajahnya yang cantik dari bawah.


Sambil ku peluk paha ibu aku berkata, "Memang sudah menjadi hal yang lumrah Bu bagi yang namanya manusia... Manusia butuh makan, tidur, juga bahagia. Salah satu sumber dari setiap kebutuhan manusia diantaranya kebutuhan bathin, ibu tidak salah... Kita tidak salah melakukannya... Aku malah bersyukur ibu tidak melampiaskannya kepada lelaki lain.. meskipun diikat dengan tali pernikahan. Kalau ibu berkenan, Arga siap memenuhi kebutuhan batin ibu. Maafkan kata-kata Arga yang tak pantas diucapkan seorang anak kepada ibu... Memang itu salah bahkan berdosa, tapi niat Arga baik Bu yaitu saling membutuhkan... Kita sudah hidup berdua lama sekali apakah ibu tidak mempercayai putra ibu sendiri?"


Mata ibuku berkaca-kaca, karena menunduk menatap wajahku yang tadi sedang berbicara, air mata ibu pun menetes mengenai keningku sampai aku merasakan kehangatan air matanya.


"Ibu memaklumi kamu sayang... Sekarang kamu sudah dewasa... Ibu percaya kamu yang sudah ada dihati ini (ibu memegang dadanya)... Beri ibu waktu untuk memikirkannya karena ibu masih teringat almarhum ayahmu ya..?"


"Iyaa Bu gpp.. jangan terlalu ibu pikirkan... Yang penting kita berdua bahagia meskipun dalam keadaan kekurangan... Arga akan selalu bersama ibu dalam keadaan apapun.." ibuku tersenyum lalu mengusap kepalaku.


"Kamu itu selalu bikin ibu bahagia sayang.. udah ahh.. jangan lama-lama dipeluk paha ibu gelii ihh... Itu tangan kamu jangan ketinggian nanti kesentuh kepunyaan ibu sayang.." ibu memegang tanganku, tak marah hanya cemberut manja diselingi senyuman.


"Kalau ibu tak mengijinkannya Arga gak berani kok Bu... Maafkan Arga yaa...?"


"Iyaa.. iyaaa.. awas yaa kalo masuk tuhh tangan... Ibu akan ngambek sama kamu..."


"Jangan ngambek Bu.. nanti cantiknya ilang lho..!"


"Masssaa??"


"Iyaa... Hehehehe! Arga kedalam dulu yaa bu?"


"Iyaa sayang..."


Aku pun bangkit dari tidur disamping ibu, lalu pergi kedalam seperti biasa beres-beres. Waktu menunjukkan sudah pukul 3 sore, setelah beres-beres lalu mandi, aku pergi kebelakang warung duduk sambil memandang awan yang bergerak menuju gunung juga burung-burung yang terbang saling berkejaran.


Ketika sedang menikmati pemandangan alam yang indah, aku tiba-tiba merenungi nasibku yang seperti ini, menjaga warung, pergi kehutan dan kepasar tanpa menghasilkan uang yang banyak.


Disaat usiaku menginjak 23 tahun, aku belum bisa membuat gebrakan yang membuat ibu bahagia. Aku ingin sekali pergi kerja ke kota, tapi aku khawatir dengan ibuku bila ku tinggal. Aku sebenarnya malu seakan aku seperti seorang pengangguran yang keberadaanku seperti tidak berguna. Ketika sedang duduk dibelakang memandang tebing (kebetulan warung kami disisi tebing) ibu datang menghampiriku, lalu duduk di sampingku.


"Arga, ibu lihat kamu selalu melamun, kenapa nak?"


"Ehh.. ibu. Gak ada apa-apa kok Bu. Arga hanya melamun yang tak penting saja."


"O,.. ya sudah ibu kedepan lagi kalo begitu..." lalu ibu pergi meninggalkanku tak ngomong sepatah katapun. Ketika aku tanya, ibu menjawabnya dingin. Bahkan ibu lebih banyak diam dan mengacuhkanku, aku bertanya dalam hati apa aku berbuat salah? Padahal baru tadi aku bermesraan dan bersenda gurau dengan ibu, apa aku harus jujur? Hingga pukul 9 malam ketika warung sudah aku tutup, ibu masih diam seribu bahasa tak mau ngomong denganku, ketika aku memandangnya ibu sering memalingkan wajahnya.



Pukul 9 malam lebih ibuku baru saja selesai mandi. Aku langsung mengetuk pintu kamar ibuku untuk menjelaskan masalah yang telah terjadi, ku pilih malam hari karena pikiran dan hati akan terasa dingin. Toktoktok! "Bu, boleh Arga masuk?" "Masuk aja gak dikunci.." aku pun masuk dan kulihat ibu tiduran memeluk guling sambil membelakangiku. Aku duduk dipinggir kasur ibu lalu memegang pundaknya. "Bu, ibu marah sama Arga Bu? (Masih diam) Ada apa sebenarnya Bu? Apa yang sudah Arga lakukan sama ibu sehingga ibu sangat membenci Arga Bu?" Lalu ibu membalikkan badannya sehingga badannya terlentang, terlihat oleh mataku payudara ibuku membusung keatas seperti buah melon, juga sekilas terlihat dibalik celana tidurnya yang tipis bermotif Doraemon memek ibuku yang begitu tembem. Ibu melihatku lalu berkata, "siapa yang membenci kamu Arga? Ibu tak membenci kamu... ibu juga tak marah sama kamu... hanya saja ibu kesal sama kamu. Kenapa kamu gak terbuka sama ibu tadi?.. ibu tanya kamu, tapi kamunya malah bilang gpp... padahal kamu lagi mikirin sesuatu. Ibu gak suka kalo kamu nutupin masalah terus dipendam sendiri, menyelesaikan sendiri. Lalu ibu kamu anggap apa arga?... Ibu sayang kamu, kamu harapan ibu satu-satunya... dari sore ibu sedih campur kesal karena kamu gak terbuka sama ibu!" setelah ibu ngomong seperti itu, aku naik ke kasurnya ibu lalu menggenggam tangannya.


"Maafkan Arga Bu, Arga sudah membuat ibu khawatir. Tadi sore sebenarnya Arga sedang memikirkan ibu, Arga sudah dewasa tapi belum bisa membahagiakan ibu. Arga berpikir bagaimana kalau Arga bekerja dikota mendapat uang banyak lalu membahagiakanmu Bu. Tapi ternyata malah membuat ibu sedih..."


"Arga... Ibu tak berharap kamu pergi kekota mencari uang hanya untuk membahagiakan ibu nak, ibu senang kamu berpikiran seperti itu, tapi tolong... jangan tinggalkan ibu sendirian sayang. Tinggallah bersama ibu disini, kita hidup bersama berjuang menyambung hidup bersama. Ibu akan kesepian bila kamu tinggalkan ibu sendirian nak... Emang kamu tega ninggalin ibu sendirian nungguin warung? Kalau ada lelaki yang godain ibu gimana sayang? Kamu gak mau itu terjadi kan?" Ibu mencium tanganku dan menggenggamnya erat sekali seakan jangan tinggalkan ibu ini jauh-jauh.
perhatiannya
 



Kebiasaan tabu ini terus berlanjut dengan ibuku, sehingga menjadi suatu ritual yang aku dan ibu sudah terbiasa melakukannya.


Seiring berjalannya waktu, cinta kami berdua terus bertambah dan semakin mesra. Kini aku sudah tidak lagi tidur di kamarku, malah sekarang sudah aku bereskan menjadi tempat barang dagangan alias gudang penyimpanan. Baju dan celana aku pun sudah disatukan dengan bajunya ibu dilemari yang sama. Aku merasa seperti sudah menjadi suaminya ibu, meskipun masih ada satu yang kurang yaitu mendapatkan kenikmatan dari memeknya.


Setiap hari seatap sekasur sudah pasti aku selalu petting dengan ibuku, meskipun rangsanganku kepada ibu tidak di memeknya, tapi ibu sering mendapatkan orgasmenya. Ibuku berterus terang kepadaku bahwa dirinya sangat bahagia bisa melepaskan beban birahi selama sepuluh tahun menjanda. Aku pun merasa beruntung spermaku tidak keluar sia-sia, ada ibu yang mau menelannya. Tidak hanya malam hari aku bermesraan dengan ibuku, jika ada kesempatan tak ada pembeli aku suka meremas payudara ibu atau mencium bibirnya, kami melakukannya atas dasar suka sama suka dilakukan secara sadar.


Akibat ritual tabu itu setiap dari kita berdua akan merasa hambar jika sehari saja tak melakukannya. Kelakuan yang dilarang agama dan tabu dimasyarakat ternyata tidak membuat kami malu melakukannya secara terang-terangan. Pikiran kami seakan di doktrin bahwa yang kami lakukan sah-sah saja, lagian kami saling mencintai dan menyayangi. Tak ada yang kami rugikan oleh perbuatan kami ini dan benar-benar kami melakukannya secara terus menerus karena saking nikmatnya melakukan hubungan incest ini.


Sudah 1 bulan aku dan ibu melakukan hubungan tabu ini, semakin seringnya ibu terbiasa meminum cairan spermaku secara langsung dari kontolku. Tak ada ekspresi jorok atau jijik dari wajah ibu ketika menelan spermaku, malahan ibu seperti menikmatinya.


Semakin sering ibu menelan spermaku, semakin ibu bermanja-manja denganku. Kali ini aku dan ibu bermesraan dibelakang rumah menghadap tebing, dibelakang rumah ini takkan ada seorang pun yang tahu kalau disini menjadi tempat mesum aku dan ibu. Kalaupun ada tetangga yang tahu, takkan menjadi masalah besar buat aku dan ibu. Karena para tetangga disini tidak akan ikut campur urusan privasi orang lain.


Warung sudah kami tutup, bahan-bahan untuk membuat gorengan sudah lengkap dan tak ada kerjaan lain lagi selain aku dan ibu ngobrol dibelakang warung. Selesai ibuku mandi, dia datang menghampiriku sambil membawa secangkir teh hangat lalu duduk disampingku, dekat sekali sampai aku rasakan hangatnya tubuh ibu ketika kulitku bersentuhan dengannya.


"Ibu, kok sampai repot-repot sih bawain Arga minuman, kebalik bu... Harusnya Arga yang bawain minuman untuk ibu.."


"Gpp kok sayang... Ibu bawain secangkir teh hangat karena ibu merasa kamu satu-satunya lelaki yang sangat ibu cintai. diminum sayang nanti keburu dingin lho..."


"Aku minum yaa ibuku sayang.. (tehnya aku minum) hmmm.. enak sekali Bu.. ibu juga minum dong.." lalu aku memberikan tehnya kepada ibuku, ibu pun meminumnya dari bekas mulutku.


Duduk di kursi kayu yang hanya cukup untuk berduaa dibelakang warung, sangat pas sekali untuk aku dan ibu bermesraan. Suhu udara yang dingin dimalam hari, semakin membuat aku dan ibu merapat.


"Bu, sini duduk dilahunan Arga.." tanpa berpikir panjang ibu pun duduk dilahunanku, bukannya duduk menghadap kedepan. Tapi ibu malah duduk dilahunanku berhadap-hadapan lalu tangannya memeluk leherku.


"Arga sayang... Kamu sudah buat ibu jatuh cinta sama kamu.. jujur, ibu merasa nyaman dan merasa terlindungi bila dekat denganmu. Jika tak ada kamu disisi ibu, ibu tak yakin apakah ibu akan bahagia?...Sayang... apa kamu sayang ibu?" Ibu semakin merapatkan selangkangannya ke perutku, kurasakan hangatnya tubuh ibuku yang montok mendekap tubuhku yang kekar. Aku dan ibuku sama-sama saling memberikan kehangatan.


"Bu, rasa-rasanya aku perlu meyakinkan ibu lagi. Perasaan Arga sama ibu tak bisa dijelaskan dengan kata-kata... karena ucapan sayang dan cintaku sama ibu tidak sepenuhnya mewakili rasa yang ada di hati Arga selama ini. Bu, sudah 1 bulan lebih Arga menahan nafsu untuk tidak ngentot ibu, meskipun begitu... Arga merasa bersyukur ibu secara sukarela memberikan tubuh ibu untuk Arga, bahkan ibu sampai mau menelan spermaku tanpa merasa jijik menelannya. Sampai sekarang Arga berusaha menahan kontol Arga untuk tidak memasuki memek ibu, karena ibu tidak mengijinkannya... Arga hingga saat ini mematuhi larangan ibu.... sebab Arga sayang sama ibu.. Arga mencintaimu bu.. tak ada wanita lain yang aku sayangi selain ibu..🥺" perasaanku terasa plong! Setelah aku ungkapkan semuanya sama ibuku. Tangan ibu semakin erat memeluk leherku sampai dadaku menyentuh kedua payudaranya yang besar.


"Sayang, pangku ibu sekarang ke kamar... Tolong setubuhilah ibu malam ini... Ibu yakin kamulah jodoh ibu... Meskipun keputusan ini salah dan berdosa... Tapi dihati ibu hanya ada kamu yang ibu cintai.."


"Maksud ibu, Arga boleh ngentot ibu? Masukin kontol Arga kedalam memek ibu?" Kataku meyakinkan ibuku


"Iyaa sayang.. kamu boleh memasukannya.. ibu sudah percaya dan yakin sama kamu.. kamulah lelaki yang ibu cintai .. lelaki yang berhak mendapatkan memek ibu... maafkan ibu yaa.. kamu begitu sabar menunggu ibu... Kita sudah hidup lama bersama berdua... Ibu tahu sifat juga karakter kamu yang penuh rasa tanggung jawab dan penyayang... Bawalah ibu ke kamar sekarang sayang." mendengar ucapan ibu, aku sangat senang sekali. Lalu aku berdiri dan ku angkat tubuh ibu yang montok itu dari luar menuju kedalam kamar ibu, tubuhnya yang besar tak membuatku merasa berat karena aku sudah terbiasa angkat beban. Ibu memeluk leherku dan kedua kakinya menyilang dipinggangku, ku bawa ibuku kedalam kamar lalu ku rebahkan tubuhnya yang montok itu ke tengah kasur. Dengan hati-hati aku letakkan tubuhnya, karena terlalu menahan beban kedepan, aku jadi ikut menindih ibu dari samping tubuhnya. Ibuku tersenyum melihatku, "sayang... Badan ibu berat yaa?"
"Ahh.. nggak kok Bu... Biasa aja... Arga sudah terbiasa olah raga... Bagi Arga tubuh ibu ringan kok..."


Tanpa lama-lama aku langsung menindih ibuku sejajar dengan tubuhnya, sehingga aku seolah-olah sedang menyetubuhinya dengan gaya misionaris. Kaki ibuku sengaja dilebarkannya yang membuat kontolku menekan memeknya yang super duper tembem. Ahh.. rasanya aku ingin sekali menggigitnya, menjilatinya.


Aku pandangi wajah ibuku sejenak, begitu cantik dan menggairahkan. Tubuhku dengan tubuhnya seakan seperti melayang diatas awan karena saking empuk dan hangatnya tubuh ibuku ini. Perasaan cinta, kasih sayang dan gairah nafsu birahi yang seakan menggumpal didalam tubuhku, seakan menjalar mengikuti aliran darahku, sehingga membuat sekujur tubuhku terasa panas dan kontolku langsung berereksi keras sekali.


Sambil aku tekan dan aku goyang-goyang pantatku menekan memeknya, kurasakan sensasinya sungguh sangat nikmat sekali. Bibirku dengan bibirnya saling bertemu dan bercumbu mesra, ku tatap mata ibu dari cara pandangnya menatapku seakan penuh dengan kasih dan sayang. Aku tak menyangka cinta ibu begitu dalam kepadaku, sampai wajahku dielus-elusnya lalu diciumnya kening, pipi juga bibirku.


"Arga, saking cintanya ibu sama kamu terasa sesak dada ini menampung besarnya cinta ibu sama kamu..." ku lihat ibu sampai melelehkan air mata karena saking tak kuatnya menahan gelombang cinta yang begitu dahsyat!


Aku mencoba menenangkan perasaan ibu dengan mencium kening ibuku, lalu aku ciumi bibirnya perlahan-lahan sampai hembusan nafasku dengan ibu saling beradu. ketika aku berciuman dengan ibu, disaat itulah aku mulai memasukkan lidahku kedalam mulutnya. Dengan senang hati ibuku menyambut lidahku itu, tentunya jika lidahku sudah masuk air liurku dengan air liur ibu menyatu didalam mulutnya, karena posisi aku diatas, sedikit demi sedikit sengaja aku keluarkan air ludahku kedalam mulutnya dan ibu menelan ludahku tanpa ragu sedikitpun.


Cintaku pada ibuku semakin besar setelah kuberikan ludahku kepadanya, beberapa menit setelah itu aku hentikan ciumanku, aku pandangi ibuku sehingga ibuku menatap wajahku sambil menjilati bibirnya sendiri, pemandangan itu membuat ibu terlihat seksi.
"ohh ibuku sayang, Arga sangat mencintaimu bu... Gak sabar Arga ingin ngentot memek ibu... Menyatukan tubuh kita... Maaf yaa Bu Arga ngomong jorok sama ibu" Sambil ku tekan-tekan memeknya kupandangi wajah ibuku sehingga kedua mata kami bertemu.


"Ibu juga sayang, ingin merasakan kontolmu didalam memek ibu... Gpp... Ibu suka kok.. Eeemmmmhhhh..." sebelum ibu selesai ngomong, aku ciumi kembali bibirnya juga kedua payudaranya ku remas-remas gemas sekali. Payudara ibuku yang besar membuatku bergairah memainkannya, padahal entah mungkin sudah puluhan kali aku meremas, menyedot, menghisap payudaranya. Tapi aku tak pernah bosan untuk menikmatinya.


Setelah aku ciumi ibu, terus aku bangkit duduk diantara kedua kaki ibu yang merenggang, lalu aku buka baju dan ku lepaskan celanaku. Kontolku ngaceng didepan memek ibuku yang masih tertutup celananya.


"Bu, Arga lepas yaa celananya?"


"Lepasin saja sayang, ibu rela disetubuhi oleh kamu..." Kata ibu sambil mengelus memeknya. Aku sungguh terkesan atas kebaikan ibu yang mau memberikan mahkota kenikmatannya.


Perlahan aku tarik kebawah celananya, ibu pun atas inisiatif sendiri mengangkat pantatnya agar aku mudah melepaskan celananya. Sudah terlihat dari luar memek ibuku yang masih terbungkus kancutnya yang terlihat tembem kembung dan membusung.


Padahal bukan kali ini saja aku melihat memek ibuku dari luar, tapi aku masih menganggap memeknya itu sebuah misteri yang belum aku ungkapkan tentang rasanya.


Kali ini aku cium memek ibu dari luar kancutnya, sambil ku hirup dalam-dalam ku rasakan sensasi aromanya sungguh langsung ngaceng kontolku dibuatnya. Ketika aku sentuh memeknya kutekan-tekan, terasa dijemariku tekstur memek ibuku yang kenyal dan tebal bibirnya, agak padat pubisnya dan ku rasakan hawa hangat yang terpancar dari belahan memeknya ditelapan tanganku. Bahagia sekali aku malam ini, karena akan mengeksekusi lobang kenikmatan ibuku. Kontolku sudah menunggu penantian panjang akan memasuki tubuh ibuku melalui lobang memek yang dijaga dan dirawatnya itu.


Puas aku nikmati memeknya dari luar, kini aku beranikan diri memegang kedua kancutnya dan ku tarik kebawah sambil ibuku mengangkat pantatnya. Ku lepas perlahan sedikit demi sedikit terlihatlah memek ibu dari persembunyiannya, bagai kilauan cahaya permata yang menerpa wajahku, aku seperti menemukan harta karun yang tersimpan dan terjaga rapat, aku sungguh terpesona dengan keindahan bentuk memeknya yang begitu penuh kewibawaan. Pubis yang tembem, bibirnya yang tebal serta bulu-bulu halus yang menghiasi lembah kenikmatan yang dimiliki ibuku, membuat kontolku mengamuk nunjuk-nunjuk lobang memeknya ibu, tak tahan rasanya kontolku ingin bersemayam didalam memek ibu dan memuntahkan isinya dirahim ibuku.


Karena rasa penasaranku, ku lebarkan kedua kakinya sehingga paha ibuku yang besar merenggang dan menyebabkan memek ibuku yang rapet tiba-tiba mekar memperlihatkan lobang surgawinya. Didepan mataku terlihat lobang kenikmatan terlarang ibu menganga lebar menghipnotis diriku, aku merunduk mendekatinya, lalu terciumlah bau khas memek ibu yang terasa istimewa membuatku melayang-layang bagai candu yang memabukkan.



Untuk pertama kalinya ku jukurkan lidahku menyentuh kulit memek ibuku yang terlihat menggoda, ku susuri setiap inchi daerah kewanitaannya mulai dari belahan memeknya dari bawah keatas lalu menyundul dan menggoyang-goyangkan klentitnya. Rasa yang menggoyang lidah, aroma yang begitu memabukkan, membuat kontolku semakin ngaceng saja.


Ketika lidahku menjilati memeknya ibu, dia mendesah dan menggelinjang. Aku rasakan dari belahan memek ibuku mengandung cita rasa yang benar-benar istimewa! Rasa sedikit asin dan gurih terasa menyelimuti lidahku, bau khas memek ibu sungguh merangsang birahiku. Aku lihat aku amati fisik memeknya masih terlihat bagus dan rapat. 10 tahun menjanda tanpa sentuhan lelaki membuatku penasaran dengan rasanya jepitan memek ibuku. Jilatan demi jilatan aku arahkan ke belahan memeknya dan klentitnya. Aaahhhh... Aaahhhh... Aaaahhh...! Ibuku terus mendesah sambil meremas sprei, kepalanya sampai menengadah dan berpaling kekanan kekiri.


Aku pegang kedua paha ibuku yang besar dari luar sambil menghirup, menjilati, menghisap memeknya. Menjanda sampai 10 tahun bukanlah perjalanan yang sebentar, memek ibu terus mengeluarkan cairan lubrikasi yang membuat jalan menuju rahimnya terasa licin ketika aku colok dengan jari tengahku.


Sudah 20 menit aku menjilati memeknya, ibuku meracau,
"Aahhh... Eeeemmmmmhhh... Argaaa... Ibu mau kellluuaarrr sayyaaannnggg... Crettt.. Crreeett... Ccrrreeett ... Uuugggghhhh!!!" Tubuh ibu mengejang hebat diiringi lelehan lendir putih yang keluar dari celah lobang kenikmatan milik ibuku. Aku tahu itu cairan orgasmenya ibu, karena aku juga bukanlah orang yang gaptek akan ilmu pengetahuan.


Rasanya yang asin dan gurih membuatku terus menjilatinya, sampai aku pun berani menelannya tanpa merasa jijik sedikitpun.
Ku lihat ibuku tersenyum memandangku dengan matanya yang terlihat sayu juga nafasnya yang terengah-engah.


Puas aku jilati memeknya yang sudah terlihat mengkilap karena lendir ibu masih keluar, aku biarkan sejenak lalu aku mulai membuka baju ibuku tanpa berkata apapun. Tapi ibuku paham maksudku agar aku membuka bajunya, juga sekalian ibuku melepaskan pengait bhnya dan terpampanglah tubuh polos ibuku didepanku tanpa sehelai benangpun melekat ditubuhnya.


Payudaranya yang besar ku pegang dengan kedua tanganku, sampai aku sendiri seperti memegang sebuah bola yang besar. Aku angkat dan aku goyang-goyang, ku taksir sekitar ½kg beratnya mungkin lebih itu baru sebelah payudara ibuku.


Bagai menggenggam benda pusaka yang berharga, aku cium aku hirup terasa nikmat sekali mulutku menikmati payudara ibuku. Kedua payudaranya terus aku jilati, ku hisap dan ku gigit gemas di putingnya yang sudah terlihat menghitam.



Tatapan mata yang penuh kasih sayang kepadaku, membuatku semakin jatuh cinta dan mencium bibirnya dengan penuh nafsu.


Ku pegang kontolku sudah menegang hebat, terlihat memerah dengan urat-uratnya yang melingkar seperti akar alang-alang menonjol keluar.


Aku beralih posisi dari menunduk kini duduk menghadap kedepan, sehingga kontolku dengan memek ibu bertemu secara langsung tepat diantara kedua kakinya yang sudah mengangkang lebar. Ketika aku dekatkan ujung kontolku, terasa hangatnya suhu memeknya menjalar dari kontolku keseluruh tubuhku sampai aku sendiri terasa gemetar, karena untuk pertama kalinya dalam seumur hidupku, aku yang darah dagingnya sendiri putra tunggalnya akan menyetubuhi ibuku sendiri. Ketika kontolku menempel dengan memek ibu seakan ada pergolakan batin didalam diriku, ditekan atau tidak? Takut dosa atau merasakan kenikmatan yang langka? Hatiku berkata demikian tapi otakku dan alat kelaminku berkata lanjutkan.



Tentu ini hal yang sangatlah tabu dan terlarang menurut agama dan norma kesusilaan dalam bermasyarakat. Tapi entah kenapa ada sesuatu dorongan didalam diriku untuk segera menyatukan alat kelaminku dengan ibuku. Cinta, pertentangan, dan nafsu birahi berperang didalam hatiku. Haruskah kulanjutkan kontolku yang hanya tinggal selangkah lagi ku tekan dan masuk atau aku hentikan bahwa ini tidaklah benar? Tapi kata hatiku yang lain perbuatanku ini tidaklah salah, karena tidak ada paksaan dari aku dan ibuku, selain itu aku tidak ada niat untuk mempermainkan perasaan ibuku karena aku akan bertanggung jawab bila terjadi sesuatu terhadap ibuku.


Belum akal sehatku kembali, pikiranku dan kontolku menyuruhku untuk segera melesakkannya kedalam. Kulihat ibuku dia mengangguk pelan menyetujui aku untuk menyetubuhinya. Akhirnya, dengan perasaan yang mantap dan keyakinan yang kuat! Aku keraskan otot kontolku dan aku tekan kontolku meluncur menghujam kedalam memeknya Bllleeeessskkkkk...!!! Aaaaahhhhhhh.....!!! Uuuuggggghhhhh...!!!! Tenggelam sudah batang kontolku semuanya kedalam memek ibuku, sampai pangkalnya pun tak terlihat saking ku tekannya kuat-kuat kedalam memek ibu. Ku rasakan kenikmatan yang belum pernah ku rasakan dalam hidupku, rasa memek ibuku sungguh nikmatnya begitu luar biasa! Belum pernah aku rasakan kenikmatan yang seperti ini dalam hidupku.



Perasaan hangat, geli, juga lobang memeknya yang terasa menyedot kontolku kedalam, membuatku memejamkan mataku. Aku merasakan kedamaian, perasaan nyaman juga birahiku yang semakin terus meningkat seiring mendidihnya spermaku didalam tubuhku. Otot memek ibu yang seakan meremas, berkedut-kedut kurasakan terasa menempel erat menyelimuti seluruh batang kontolku.


Sambil aku pegang kedua pinggul ibu, dengan perlahan mulai aku tarik ulur kontolku mondar-mandir keluar masuk memeknya. Kontolku ku lihat sampai basah kuyup oleh lendir ibuku, lendir yang mengkilap ketika kontolku keluar masuk membuat mulut memek ibu pun ikut ketarik keluar sampai terlihat monyong.


Kini aku mulai menindih ibu dan kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya yang bahenol, ibu memelukku dan menyambutku dengan senyuman manisnya. Tak terasa tubuh kami berdua sudah mengeluarkan keringat yang kini sudah menyatu melebur menjadi satu. Sambil aku naik turunkan kontolku mengebor lobang memeknya, kuciumi ibuku serta kedua tanganku memegang kedua payudaranya. Seutuhnya tubuhku dari selangkangan keatas bertumpu pada tubuh ibuku, sehingga tanganku menekan payudaranya dan mulutku menekan mulut ibuku.


Birahi yang semakin panas membuat genjotanku semakin cepat, ibuku yang semula tegang tiba-tiba mengejang! Mendapatkan orgasmenya. Mulutnya ingin meracau tapi aku tutup dengan mulutku. Pantat ibu diangkat keatas sehingga kontolku tenggelam sempurna sedalam-dalamnya, lalu kurasakan kedutan didalam memeknya semakin cepat! seperti ada daging yang grinyal-grinyel memijit lembut kontolku. Eeemmmmhhhh... Eeeemmmmmmhhhh...!! Hanya suara itu yang keluar dari mulut ibuku karena aku bungkam mulutnya dengan mulutku.


Memeknya kini semakin terasa hangat, licin dan lancar kontolku meluncur kedalam. Keringatku pun mulai bercucuran membasahi tubuh dan wajah ibuku. Genjotan semakin kencang, tekanan pun semakin keras menghujam kebawah, sehingga menimbulkan suara becek Crek.. crek.. crek... karena lobang memeknya yang becek disertai kedua kelamin yang saling beradu.
Sudah 45 menitan aku berhubungan badan dengan ibuku, akhirnya aku merasa ingin ejakulasi dan sudah tak bisa ku tahan lagi.
"Bu, argaa ingin keluar... Keluarin dimanaa??"
"Didalam sayang... Ibu juga mau keluarr.. kita bareng yaaa sayannggg... Aaaahhhhhhh.... Oouuuugggghhhh... Entootttt terrruuusssshhh ibu sayyaaannggg...!!"


Tiba-tiba kurasakan vaginanya berkedut hebat! Sampai kontolku terasa ngilu diremas-remas memek ibu dari dalam, lalu aku tekan sedalam-dalamnya sampai ujung kontolku menyentuh mulut rahimnya disertai semburan demi semburan yang sangat kencang Crrrooooottttt.... Ccccrrrooootttt.... Ccccrrrroooootttttt...!!!


Kontolku memuntahkan semua isinya yang kental kedalam memeknya, sampai berhamburan spermaku memenuhi lobang memek ibuku. "Aahhhhhh.... Memek ibu luar biasaaaa... Uuuggghhhh.... Ngentoottt buuu.... Memekmu enak sayannggg...!!" Aku tekan-tekan sambil melenguh dan memeluk ibuku kuat sekali. Sampai ibu pun mengunci tubuhku dengan kedua kakinya yang melingkar dipantatku, sehingga aku terdiam tak bergerak sambil menikmati setiap kedutan yang kurasakan didalam memeknya.


Beberapa menit kemudian ibu melepaskanku sehingga aku cabut kontolku hingga terlepas dari mulut memeknya, aku sempat melihat dari lobang memeknya keluar banyak sekali spermaku yang terbuang kekasur. Aku tiduran sambil berpelukan, berpandangan dan saling membalas senyuman.


Betapa bahagianya aku dan ibu malam ini, saling memadu kasih beradu kelamin. Ketika aku sedang mengelus pipinya ibu, aku teringat sesuatu, "Bu, tadi Arga ngeluarinnya didalam lho ... Bagaimana nanti jika ibu hamil Bu?"


"Kalau ibu mengandung anakmu, apa Arga akan bertanggung jawab?"


"Tentu Bu, aku akan senang jika ibu membiarkanku menghamili ibu.."


"Ibu senang mendengarnya, kalau begitu ibu takkan meminum pil KB, akan ibu biarkan dirahim ibu ini tumbuh anakmu, anak kita sayang..."


"Iyaa Bu, biarkan Arga menghamili ibu. Arga sangat mencintaimu bu.. Arga janji akan bertanggung jawab Bu.."


"Ibu juga sayang cinta kamu, putra ibu kesayangan ibu masa depan ibu... Ibu percaya sama kamu.."


Tiba-tiba kontolku tegang kembali, ibu pun sangat senang dirinya akan disetubuhi lagi. Kini aku yang dibawah dan ibu diatas tubuhku mengangkang duduk sambil memasukkan kontolku kedalam memeknya Bleeessssskk...!! Ku biarkan ibuku kini yang beraksi, aku diam sambil memegang kedua payudaranya yang besar dan montok. Dengan gaya women on top ku setubuhi ibuku, hingga akhirnya kami pun orgasme berbarengan dan dalam keadaan bugil aku dan ibu tidur sampai hampir siang hari.
melebur jadi satu
 



Tak terasa sudah 9 hari aku dan ibuku memadu kasih saling beradu alat kelamin, terkadang sehari ada dua kali aku melakukan persetubuhan dengan ibuku.


Untuk pertama kalinya aku menyetubuhi ibuku sendiri hingga terus berlanjut sampai sekarang, ibu yang seharusnya kuperlakukan dengan baik malah ku nodai dirinya. Apa aku sudah melakukan kesalahan? Apa perbuatanku ini menyakiti ibuku? Semua rasa itu berkecamuk didalam hatiku. Tapi semenjak ibuku ku setubuhi secara total, ibuku terlihat lebih bahagia dan manja. Terpancar dari rona wajahnya yang chubby dan putih itu kepuasan, gairah hidup juga pandangan ibu dalam melihat masa depan begitu optimis ketika ku setubuhi dirinya.


Matahari pagi bersinar terang memancarkan sinarnya, kurasakan kehangatannya menyentuh kulitku. Aku duduk dibelakang warung sambil memandang tebing yang sedikit berkabut dengan suhu udara yang sangat dingin, sesekali angin berhembus menerpa wajahku. Lalu datanglah ibu dengan rambutnya yang basah masih meneteskan air diujung rambutnya. Tampak wajah ibu putih berseri-seri memancarkan aura kebahagiaan, sampai aku rasakan dari tatapan matanya, ibu sangat mencintaiku. Ibuku duduk disampingku memeluk erat tanganku dan mencium pipiku seperti anak ABG yang sedang dimabuk cinta.


"Arga sayang, ibu bahagia sekali dihari yang cerah ini lalu memandang wajahmu. Rasanya ibu seperti mendapatkan harapan dan masa depan tatkala ibu berada didekatmu.." ibu menyenderkan kepalanya dibahuku.


"Pagi ini Arga juga merasa senang dan bahagia ada ibu disisiku, Arga ketika melihat ibu seakan melihat masa depan Arga ada dirahim ibu. Ibu yakin membiarkan sperma Arga membuahi sel telur ibu?"


"Sayang, tak ada yang lebih membahagiakan bagi ibu saat ini selain hamil dari anak ibu sendiri. Ibu sangat mengharapkan didalam rahim ini tumbuh anakmu, anak kita sayang. Ibu rela mengandung anakmu karena ibu sangat mencintaimu, juga ibu meyakini bahwa kamulah satu-satunya masa depan ibu."


"Arga merasa tersanjung Bu... ibu mau Arga hamili. Ibu tenang saja karena Arga pasti akan bertanggung jawab. Selama ini memang Arga berkeinginan untuk menghamili ibu, tapi Arga belum mendapatkan kepercayaan dari ibu. Sekarang Arga senang sekali akhirnya harapan Arga cita-cita Arga selama ini terkabul juga menghamili ibu..."


Aku dan ibu saling tersenyum dan tertawa dibelakang warung, iseng-iseng aku raba aku remas memeknya dari luar celana tidurnya Aww!! Ibuku kaget ketika memeknya aku remas dan aku colok dengan jari tengahku. Padahal memakai celana tidur dan kancutnya yang berwarna putih, tapi jari tengahku sampai masuk setengahnya, "buseett ibu! Memek ibu gede banget sihh!!" Sambil aku cubit bibir memeknya yang tembem lalu aku goyang-goyang.


"Ihh.. Arga mah nakal memek ibu dicubit... Jangan dicolok dong nanti ibu bisa sange lho.." ibuku manyun manja lalu tersenyum memeluk tanganku lagi.


"Abisnya ibu itu ngegemesin...! Soalnya memek ibu tembem banget.. Arga suka..!" Kataku masih sambil ku masukan setengah jari tengahku sambil kucubit kedua bibir memeknya lalu ku goyang-goyang.


"Arga.. Arga.., sebenarnya kamu itu selalu bikin ibu bahagia sayang. Dulu ibu pernah kepikiran ingin dientot kamu lho.. tapi ibu takut dosa dan selalu ingat almarhum ayahmu..."


"Terus kenapa sekarang ibu malah mau sama Arga dientot Bu? Bukankah sama saja berdosa?"


"Soalnya ibu menaruh semua harapan ibu sama kamu sayang, ibu percaya kamu bisa mengemban tanggung jawab menjaga ibu, merhatikan ibu, menyayangi ibu. Untuk itulah sekarang ibu mau dientot kamu sayang.."


"Seandainya dulu kita bersetubuh Bu, tentu sekarang kita sudah punya anak.. seandainya saja ibu dulu yakin sama Arga tentu ibu akan mendapati Arga seorang yang bertanggung jawab.."


"Ibu juga merasa menyesal sayang... Kenapa gak dari dulu ibu percaya bahwa kamulah lelaki yang pantas menggantikan posisi ayah kamu sebagai suami ibu.."


"Yang dulu biarlah berlalu Bu, sekarang kita jalani saja sisa hidup kita ini sampai ajal menjemput. Aku akan selalu bersama ibu dan takkan meninggalkan ibu selamanya.. percayalah.."


"Iyaa sayang ibu percaya sama kamu..."


"Oiya Bu, ibu yakin takkan menggunakan pil KB? Nanti hamil lho?" Kataku meyakinkan ibuku apakah beliau benar ingin hamil anakku.


"Kamu masih saja nanyain ibu tentang masalah itu.. tentu saja ibu mau hamil dari benih kamu... Kamu itu lebih layak mengisi rahim ibu daripada orang lain Arga.. apa kamu mau ibu dihamili lelaki lain?"


"Ihh jangan dong!.. Arga gak rela memek ibu dimasukin kontol selain kontol Arga buu.. tadi aku cman ngetes aja, apa ibu benar-benar ingin hamil dari benih Arga? Makanya Arga ingin tahu aja sebelum ibu berubah pikiran. Maafin Arga ya Bu.. memek ibu hanya untuk Arga, rahim ibu hanya Arga yang boleh mengisinya dan ibu hanya untuk Arga seutuhnya.." kupeluk ibuku, kurasakan payudaranya yang besar menekan dadaku.


"Iyaa ibu maafin kamu, ibu juga tadi gak serius kok. Ibu mah gak mau dihamili laki-laki lain selain kamu sayang. Sayang-.... Hoeekk.. Hoeekk...!" Belum ibu melanjutkan ngomongnya ibuku mual-mual dan seperti terlihat ingin muntah. Aku dengan sigap mengusap-usap punggung ibu lalu aku suruh ibuku minum.


"Kenapa Bu?... Ibu kenapa kok mual-mual Bu? Ibu sakit?" Kataku sedikit panik.


"Gpp sayang... Ibu baik-baik saja... Sayang... Sepertinya ibu hamil... Anter ibu ke puskesmas yuk?"


"Apa ?! Ibu hamil Bu?!... Seriusan Bu?!!"


"Iyaa kayaknya... Untuk itulah kita ke puskesmas yaa? Anterin periksa ibu.. supaya mastiin hamil atau nggaknya.."


"Baik Bu.. sekarang kita berangkat ya..." Mendengar ibuku katanya hamil aku sangat senang sekali, tapi aku harus mastiin ibuku ke puskesmas.


Setelah menutup warung, aku dan ibuku langsung pergi ke kota yang jaraknya lumayan jauh. Sebenarnya ada puskesmas yang dekat tapi sepertinya aku dan ibu tahu, jika ibu ngecek gejala tersebut ke puskesmas terdekat, lalu ternyata hamil, bisa menjadi aib bagi warga sekitaran warung dan bisa saja aku juga ibuku dikucilkan atau diusir dari tempatku tinggal. Terlebih lagi bidan-bidan yang disitu dikenal oleh warga setempat. Jika aib ini bocor bisa bahaya. Untuk itulah kita berdua berangkat menuju puskesmas yang agak jauh dikota.


Dengan mengendarai motor Supra X aku dan ibuku pergi kekota melewati jalan beraspal yang kanan kirinya hutan lalu beberapa puluh meter berjejer warung-warung kecil.


Akhirnya tak butuh waktu lama sampai juga aku dan ibu menemukan puskesmas yang saya rasa aman, takkan ada warga ditempat tinggalku mengetahui kabar jika saja ibuku hamil.


Setelah mendaftar dan menunggu sekitar 7 menitan ada suara menyebut nomor antrian yang sedang ibuku pegang. Lalu aku dan ibu masuk ruangan kecil yang disamping kiriku ada kasur dengan karpet kulit warna hitam dan didepanku ada seorang wanita ber-jas putih yang memakai stetoskop dikalungkan dipundaknya, ternyata beliau adalah dokternya.


Dokter, " silahkan duduk pak bu... selamat siang bapak ibu.. ada yang bisa kami bantu?"


Ibu, "ini Bu dokter saya mau meriksa kandungan... Apakah saya sedang hamil atau nggak... Soalnya saya mual-mual dan terasa enek banget bu ..."


Dokter, "baik ibu.. kalau boleh saya tahu disamping ibu suaminya ya?"


Aku dan ibuku saling berpandangan


Ibu, "Iyaa Bu dokter dia suami saya... Saya seorang janda Kami baru menikah.."


Dokter, "ohh pantesan Bu suaminya masih muda dan gagah... Kirain saya maaf dengan siapa pak?"


Saya, "Arga Bu dokter..."


Dokter, "pak Arga maaf, kirain bapak ini putranya soalnya kayak ada mirip-miripnya sama istri bapak... Maafkan saya ya pak Arga.."


Saya, "O,.. gpp Bu dokter... Mungkin namanya juga jodoh Bu ... Jadi terlihat mirip..." Kataku sambil tersenyum.


Bu dokter pun tersenyum lalu berkata kepada ibuku, "baik dengan ibu Aminah ya? Silahkan Bu naik ke kasur biar bisa saya periksa dulu..."


Ibuku akhirnya diperiksa oleh Bu dokter itu, 10 menit kemudian barulah Bu dokter sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa yang kita harapkan terjadi juga.


Bu dokter, "Bu Aminah dan pak Arga.. selamat ya ternyata Bu Aminah positif hamil..."


Aku dan ibu, "Alhamdulillah... Akhirnya... Makasih Bu dokter...."


Setelah diperiksa oleh Bu dokter kita berdua pamit pulang, sebelum pulang ibuku ingin makan dan menikmati keindahan suasana kota. Lalu saya pun mencari warteg untuk mengisi perut yang kosong dan mengajak ibuku keliling kota.


Tak terasa hari sudah mulai malam, waktu begitu cepat padahal perasaan hanya sebentar saja.
Aku, "wah! Bu kita kemalaman nih.."


Ibuku, "iyaa sayang.. ayo kita pulang"


Dengan mengendarai motor Supra X aku mulai menyusuri jalan beraspal melewati warung-warung kecil yang menjual buah-buahan, lalu tiba-tiba ketika melewati tempat yang sepi aku merasa motorku bermasalah, aku berhenti sebentar turun dari motor lalu aku tekan ban belakang... Ternyata bocor. Kalau begini percuma motorku tak bisa lagi ditumpangi.


Ibu, "kenapa motornya sayang..??"


Aku, "maaf Bu, bannya kempes..."


Ibu, "terus gimana sekarang?"


Aku, "kayaknya kita nunggu bantuan lewat Bu.. sambil dorong motor... Ibu jalan didepan aja... Arga dibelakang sambil nerangin ibu pake lampu motor..."


Ibu, "Ya sudah ibu jalan didepan... Kamu yakin gak mau ibu bantuin ngedorong motor sayang?"


Aku, "gak usah Bu, Arga bisa sendiri kok.."


Akhirnya aku dan ibu berjalan kaki dijalan beraspal yang kanan kirinya banyak pepohonan. Suasana gelap hanya diterangi cahaya lampu motor dan sedikit sinar bulan purnama.


5 menit berjalan kaki di pinggir jalan sebelah kiri ada rumah kecil dari bilik bambu dengan penerangan lampu 5 Watt yang ternyata adalah sebuah bengkel tambal ban.


Aku, "Alhamdulillah... Bu ada tambal ban."


Ibu, "iyaa sayang ayo sini ibu bantu dorong..."


Aku tak menolak bantuan ibu ikut mendorong motor, setelah sampai aku lihat bapak-bapak tua yang usianya sekitar 50 tahunan menyapaku.


Bapak, "kenapa Jang? (Bahasa Sunda, kalau bahasa Indonesia 'Nak')


Aku, "ini pak ban motor saya kempes... Kayaknya bocor pak..."


Bapak, "ohh... Bapak cek dulu ya...?"


Ketika si bapak tadi ngecek ban motorku, aku melihat sekeliling bengkel ada 6 orang bapak-bapak tua yang sedang minum-minuman keras. Mereka semua melihat kearah ku, bukan! Tapi kearah ibuku. Sorot mata mereka seperti melihat mangsa yang empuk, tapi aku positif thinking saja karena wajar saja ibuku memang menarik perhatian banyak lelaki karena bodynya yang bahenol.


Ibuku ketika berangkat hanya memakai dress muslimah dan memakai kerudung, meskipun memakai dress yang longgar tetep saja pantat atau bokongnya itu seakan tak sanggup menutup auratnya, sehingga pantatnya yang bahenol mirip Kim Kardashian itu menonjol dibalik dress-nya itu.


Ibu memeluk tanganku erat karena mungkin merasa takut pada bapak-bapak tua itu. Lebih parahnya si bapak tua tukang bengkel pun melirik terus ke arah pantat ibuku. Aku baru sadar ternyata tukang bengkelnya pun tercium bau alkohol yang menyengat hidung.


Salah satu diantara mereka pergi ke seberang jalan kulihat sedang kencing sambil melirik kanan kiri lalu melihatku. Tapi aku juga pura-pura seolah tak melihat dia sedang buang air kencing, lalu mataku fokus lagi melihat si bapak tukang tambal ban melihat caranya bekerja.


Tiba-tiba BUKKK..!!! Penglihatanku gelap tak sadarkan diri seperti ada yang memukul kepalaku dari belakang. Entah berapa lama aku pingsan, ketika antara sadar dan tak sadar sekilas aku mendengar suara minta tolong "Arrgaaaa... Tollooonnngg..!! Eemmmm... Eeemmmmm...!!!" Suara itu mirip suara ibuku. Hahh?!! Ibu?!! Aku berusaha membuka mataku meskipun terasa buram kulihat didepan mataku ada banyak lelaki sedang telanjang bulat dengan seorang wanita dibawahnya.


Aku berusaha mengedip-ngedipkan mataku agar pandanganku terlihat jelas, ketika penglihatanku kembali normal. Mataku terbelalak melihat ibuku sedang diperkosa oleh 7 lelaki tua yang tadi sedang mabuk-mabukan itu. Aku dengan sekuat tenaga berontak ingin menolong ibuku, tapi mulutku disumpal kain seperti bekas lap motor yang penuh dengan minyak oli. Tangan dan kakiku diikat ditiang rumah bilik.


Aku ingin berteriak tapi tak bisa, berontak pun ikatannya sangat kuat sampai membuat tanganku lecet. Ibuku akhirnya melihatku ketika aku sudah sadar, sambil mengucurkan air mata dia berkata, "arrgaaa tolonggg ibbuu.. eemmmmmm...!!" Salah satu lelaki tua itu memaksakan kontolnya yang besar itu menjejal mulut ibuku dengan kontolnya, satunya lagi menghisap payudara ibuku, tapi yang membuat aku sangat shock si bapak tua yang menambal bantu sedang menjilati memek ibuku.



"Buseeettt ini memek enak banget anjiiinnggg...!! Tembem banget brow..!!" Kata si bapak tukang bengkel itu.


"Payudaranya juga montok cuyy... Bini gua juga kalah sama yang ini...!!"


"Cepetan barja entot gua udah gak tahan nihh!! Pengen ngentot wanita gendut..!"


"Iyaa... Iyaaa...!! Sabar nanti juga kebagian ngentot nihh memek tembem!" Kata si bapak tukang bengkel.


Si bapak itu melebarkan kedua kaki ibuku, dengan kontolnya yang besar dia dengan sekali sodok amblas ditelan memek ibuku "Uuggghh!!! Oohhhh... Buseeett nihh ibu-ibu enak banget cuk memeknya!!... Menggigit banget...!!!" Si bapak itu melenguh sambil memegang kedua lutut ibuku mempertahankan kedua kaki ibuku agar tetap mengangkang.


Aku tak bisa berbuat apa-apa, ku lihat sekeliling ternyata ini didalam rumah bilik. Ku lihat ibuku sedang disetubuhi lelaki biadab itu! Perasaan marah! Emosi! Menjadi satu dalam diriku. Kalau saja ikatan ini lepas, aku bersumpah akan aku bantai mereka sampai babak belur yang telah membuat ibuku menangis.


Dalam keadaan seperti ini aku hanya bisa menyaksikan ibuku disetubuhi mereka, mulut ibuku dimasuki kontol, kedua tangannya dipaksa memegang kontol juga, apalagi memek ibuku sedang digenjot si bapak tua Bangka itu. Beberapa kali dia menggenjot si bapak itu melenguh menekan sedalam-dalamnya kontolnya dan mendiamkannya sambil mengerang melepaskan sperma haram kedalam memek ibuku. Setelah itu dia mencabut kontolnya lalu terduduk lemas, kini giliran lelaki yang satunya lagi memaksa ibuku untuk nungging, dengan kontolnya yang besar berurat itu diarahkannya kontol dia kearah lobang anus ibuku. Sempat aku lihat beberapa kali kontolnya terpeleset kesamping, "buseetttt... Ini lobang anus sempit amat brow...!" Kata lelaki yang sedang berusaha memasukan kontolnya yang besar itu memaksa masuk lobang anus ibuku.
"Cepetan! Gua juga mau udah gak tahan nih.. akhh..! " Kata yang lain.



Beberapa kali tekanan akhirnya masuk juga kontolnya mendobrak pertahanan lobang anus ibuku. "Aaaaaammmmmmm....!!!! " Ibuku berteriak tapi langsung disumpal mulut ibuku yang menganga itu dengan kontol yang besar dari salah satu lelaki tua itu.


Aku sebenarnya tak sanggup melihat penderitaan ibuku yang diperkosa 7 lelaki dengan kejam tanpa perasaan. Deraian air mata menetes di pipi ibuku, muncratan sperma membasahi tubuh, anus juga mulut ibuku.


Disaat seperti itulah aku ingat Tuhan, "tuhan... Tolong kami... Tolong ibuku..." Dalam hatiku menangis tak sanggup menahan penderitaan ini.


Aku sungguh kasihan melihat ibuku terkulai lemas tak berdaya mengimbangi permainan mereka, matanya terus mengalirkan air mata dipipinya. Beberapa kali ibu memalingkan wajahnya karena tidak mau dicium mereka, tamparan demi tamparan dilayangkan ke pipi ibuku agar diam, akhirnya ibuku terdiam juga. Disaat itulah mulut-mulut mereka menciumi ibuku secara membabi-buta sampai sembab dan merah-merah pipi dan leher ibuku.


Rupanya bisikan hatiku di kabulkan, tiba-tiba BRAAAAKKKKK...!!! pintu rumah didobrak beberapa warga sehingga membuat para lelaki tua bejat itu terkejut semua. Alhamdulillah aku terlepas dari ikatanku, tanpa memperdulikan bapak tua yang digebukin warga aku langsung memeluk ibuku sambil aku selimuti tubuhnya yang penuh dengan balutan sperma dengan kain sprei. Ibuku menangis sejadi-jadinya dipelukanku, aku hanya bisa berkata, "iyaa Bu, Arga merasakan penderitaan ibu... Maafkan Arga tak bisa melindungi ibu..." Ibuku tak menjawab, dia hanya memelukku erat ketakutan.


Kulihat ketujuh lelaki tua itu babak belur dihajar massa yang emosi dengan kelakuan bejat mereka, lalu tak berapa lama datang polisi mengamankan para pelaku itu. Setelah ibuku merasa tenang, kami dimintai keterangan terkait kasus ini. Ternyata mereka semua lelaki tua yang memperkosa ibuku adalah pengedar dan pengguna narkoba. Aku merasa senang mereka akan mendapatkan kurungan penjara yang lama.


Dengan ditemani beberapa warga kami diantar pulang pakai mobil bak polisi ketempatku tinggal, ternyata setelah sampai diwarung, aku dan ibuku jadi pusat perhatian warga setempat. Setelah tahu masalahnya banyak diantara ibu-ibu menangis memeluk ibuku, tak bisa terbayangkan bagaimana penderitaan yang dirasakan ibuku ini.


Setelah hampir tengah malam beberapa dari warga tetangga yang mengantar kami juga warga sekitar pun sedikit demi sedikit pamit pulang, tinggal beberapa ibu-ibu yang suka ngobrol diwarungku termasuk ibu selma menemani ibuku, mengelap dengan handuk yang sudah dibasahi air hangat yang ada di baskom. Ku lihat Bu Selma dibantu ibu-ibu yang lain membantu mengelap tubuh ibuku yang berlumuran semprotan sperma.


Tadinya aku disuruh menjauh jangan lihat ibuku yang sedang telanjang, tapi ibuku melarang aku pergi jauh karena takut. Akhirnya aku pun duduk menghadap ibu sambil melihat ibu Selma dan ibu yang lain mengelap tubuh ibuku.


"Ibu selma juga ibu-ibu yang lainnya... Saya mengucapkan terima kasih atas kepedulian ibu-ibu atas musibah saya... Setelah ini ibu-ibu pulang saja jangan tinggalkan warung... Biarlah Arga yang mengurus saya... Saya masih trauma... Jika ada anak saya Arga... Saya merasa tenang..." Kata ibuku kepada ibu-ibu.


Ibu selma, "baiklah Bu Aminah yang sabar yaa... Kalau begitu kami pulang dulu ..."


Ketika semua ibu-ibu sudah pada pergi pulang ke rumahnya masing-masing, ibuku memanggilku.


"Arga sayang... Kesini temani ibu.." kata ibu.


"Iyaa Bu.."


Pas aku mendekatinya, langsung aku peluk ibuku sambil menangis tak sanggup melihat penderitaan ibuku. Ibu pun menangis dipelukanku.


"Maafkan Arga bu... Arga tak bisa berbuat apa-apa ketika ibu diperkosa... Arga merasa tak berguna buat ibu.."


"Ibu tahu kamu pingsan sayang.... ketika lelaki yang pura-pura kencing itu melihat kamu lengah ... Kepala kamu dipukul balok kayu sampai tersungkur... Ibu mau berteriak tapi keburu dibekap mulut ibu... Teman-temannya menggotong ibu kedalam rumah dan kamu diikat oleh si tukang bengkel itu.. maafkan ibu sayang ... Ibu merasa terhina ... Tubuh ibu sudah di nodai lelaki lain.. " kata ibu sambil terbata-bata ngomongnya.


"Bu... Jangan berpikiran seperti itu... Arga tetap menghormati ibu sebagai ibu yang baik... Biarkan Arga ikut menanggung beban derita ibu, karena apapun yang terjadi Arga akan selalu bersama ibu..." Kataku.


"Seandainya tak ada kamu disisi ibu... Ibu tak tahu harus berbuat apa menjalani hidup tanpa kamu sayang..."


Sambil memeluk ibuku, aku berkata, "Arga sayang ibu... "


"Ibu juga sayang...."


Mungkin karena kecapean sehabis diperkosa, ibuku tidur dipelukanku dengan air mata yang sudah mengering dipipinya.
kesiaan arga
 
Sejak kejadian pemerkosaan itu, ibuku tak mau jauh dariku dan ibu jadi membenci semua lelaki karena perasaan shock yang diderita ibu ketika diperkosa itu. Kabar menjadi korban pemerkosaan itu sampai terdengar oleh saudara-saudaraku dari pihak ibu juga ayah, selama seminggu itu warung kami didatangi saudara dari jauh maupun dekat hanya sekedar melongok dan memberi semangat.

Musibah yang menimpa ibuku membuatku sadar bahwa pemerkosaan itu ternyata ada sebuah hikmah yang dapat dipetik. Sekarang ibuku sedang mengandung anakku, orang akan menyangka termasuk saudaraku bahwa ibuku hamil gara-gara korban pemerkosaan. Memang kejadian ini membuatku marah, karena satu-satunya kehormatan yang ibu miliki, orang lain pun ikut merasakannya juga. Tapi ini lebih baik daripada aku dan ibuku diusir warga bahkan bisa saja berakhir dipenjara.

Setiap malam aku selalu tidur bareng dengan ibu, tapi baik aku atau ibu tak ada yang mau memulai untuk melakukan persetubuhan lagi. Aku berpikir jika aku menyetubuhi ibuku dalam keadaan shock! Sama saja aku tak memperdulikan keadaan psikis ibuku. Tapi aku pun sesungguhnya penasaran, apa yang membuat ibu tak berani memulai untuk ngajak duluan bersetubuh denganku?




Beberapa bulan berlalu perut ibuku sudah menampakkan perubahan, perutnya sedikit buncit dan tubuh ibu terlihat semakin menggairahkan.

Hamilnya ibuku yang menjanda tanpa seorang suami tentunya membuat geger seisi warga kampung disini, tapi mereka semua mengerti bahwa ibuku korban pemerkosaan. Seandainya orang tahu ibuku dihamili anaknya sendiri, tentu aku akan diusir dari daerah ini karena akan membawa sial.

Yang aku pikirkan ternyata selama ini meleset, tidak semua orang menerima kebudayaan sesat yang mau menerima dengan sadar hubungan sedarah dibiarkan begitu saja. Kalaupun diusir dari kampung, aku dan ibuku pasti kena pidana gara-gara kasus seperti ini.

Sudah hampir 3 bulan kehamilan ibuku, aku tak lagi menyetubuhinya lagi. Selain ingin memulihkan trauma ibuku, aku ingin ketika menyetubuhinya dalam keadaan mental ibuku kembali seperti sedia kala dan dalam keadaan sehat, karena sejak diperkosa itu ibuku kadang sering sakit panas. Aku tak mau memaksakan kehendakku menyetubuhi ibuku dalam keadaan seperti itu.

Kini sudah 3 bulan berlalu, akhirnya ibuku kembali sehat lahir batin. Aku sangat senang sekali melihat ibuku seperti dulu lagi yang ceria dan tubuhnya semakin montok saja. Tetangga pun sering berkunjung ke warungku lagi, ngobrol dengan ibuku bercanda dan tertawa.

Ibu selma, "Bu Aminah yang sabar yaa... Kayaknya ketika ibu diperkosa ibu Aminah sedang subur... "

Ibuku, "iyaa Bu sepertinya begitu... Meskipun begitu saya akan tetap menjaga kandungan ini sampai melahirkan... Karena walaupun tak ber ayah... Anakku Arga akan bertanggung jawab mengurus ibunya juga anak yang dikandung ini..."

Ibu selma, "saya senang sekali ibu Aminah tidak melakukan ****** karena hamil diluar nikah... Karena itu sangat dilarang agama... Selain itu resikonya sangat tinggi... Maaf ya Bu Aminah ngomong saya ceplas-ceplos...?"

Ibuku, "gpp Bu selma,.. saya malah bersyukur ibu selma juga ibu-ibu yang lain selalu datang kesini menghibur kami... Ibu selma tak perlu khawatir... Justru saya sangat senang akan kehamilan ini... Selama ada anakku Arga saya merasa ada yang melindungi."

Mendengar kata-kata ibuku, ibu selma dan yang lainnya terlihat bingung dengan jawaban ibuku. Saya dapat membaca apa yang sedang dipikirkan oleh mereka kepada ibuku. Kenapa ibuku malah senang dirinya hamil? Sudah tentu senang, karena didalam rahimnya ibuku sedang tumbuh anakku. Aku dan ibuku hanya tersenyum melihat tingkah mereka yang kebingungan, tapi mereka semua tak begitu memikirkan tentang siapa sebenarnya anak yang sedang dikandung oleh ibuku, yang jelas itu rahasia kami berdua saja yang tahu.

Setelah puas mengobrol akhirnya mereka semua bubar pergi ke warungnya masing-masing, kami disini akur-akur saja tak merasa saling menyaingi dalam berjualan. Malah antara warung yang satu dengan yang lainnya saling berkunjung bergiliran hanya sekedar untuk saling silaturahim dan mempererat tali persaudaraan.

Aku dan ibu sangat bahagia tinggal disini meskipun serba kekurangan, apalagi sekarang ibuku sedang mengandung anak pertama kami. Kebahagiaan ini tak bisa digambarkan dengan sebuah kata, karena kata tak bisa mewakili rasa senang dihati kami yang sedang kami rasakan saat ini.

Suhu udara terasa dingin, angin berhembus kencang diiringi hujan gerimis. Aku tak menyadari bahwa cuaca sedang mendung dari tadi ketika masih ada ibu-ibu ngobrol. Karena sedang tak ada pembeli aku rebahan dipaha ibuku yang besar, sambil menghadap ibuku aku cium perutnya.

"Bu..??"

"Iyaa sayang..."

"Arga sangat senang sekali sudah menghamili ibu... Didalam rahim ibu ada anakku... Anak pertama kita..."

"Iyaa ibu juga sangat senang sayang... Ibu bersyukur sudah dihamili kamu, karena ibu sangat mencintai kamu sayang..." Kata ibuku sambil mengelus kepalaku.

"Bu, jangan marah yaa...?"

"Iyaa sayang... Ada apa?"

"Ibu harus janji dulu jangan marah Bu..?!"

"Ibu janji takkan marah.... "

"Mmmm... Ketika ibu diperkosa oleh 7 orang itu aku lihat ibu orgasme... Apa ibu menyukainya disetubuhi oleh banyak lelaki waktu itu? Apakah ibu masih terbayang ingin melakukannya dengan lelaki lain selain Arga bu? Arga takut kehilangan ibu... Arga takut ibu malah ketagihan di entot lelaki lain sehingga menjadi fantasi bagi ibu, uneg-uneg ini membuat Arga selalu kepikiran hal itu .." tiba-tiba ibuku meneteskan air mata sampai mengenai pipiku, lalu ditamparnya pipiku tidak terlalu keras seperti menepuk nyamuk saja.

"Tega kamu berkata seperti itu sama ibu Arga.... Iyaa waktu itu ibu memang orgasme... Memang benar ibu menyukainya... Tapi harga diri ibu lebih sakit dari kenikmatan yang ibu dapatkan sayang..."

"Maafkan Arga Bu... Arga hanya takut bayang-bayang itu mempengaruhi ibu... Arga takut ibu tergoda lelaki lain disaat Arga tak ada didekat ibu" Aku dekatkan wajahku menempel dengan perutnya.

"Sayang jangan kamu samakan nafsu dengan cinta, ketika seorang pelacur menyerahkan tubuhnya bukan berarti dia cinta sama kamu, bisa saja hatinya sedang menangis karena tubuhnya dinikmati oleh orang yang tidak dicintainya. Tapi jika seorang wanita mencintaimu dengan tulus, ibu yakin ketika dia merenggangkan pahanya... dia akan melebarkannya selebar-lebarnya untuk lelaki yang dicintainya dan tentunya dia akan menghadirkan perasaan dihatinya bersamanya... Seperti cinta ibu sama kamu sayang... Percayalah kamu satu-satunya lelaki yang ibu cintai.." ibuku masih mengusap kepalaku dengan tangannya yang lembut.

"Bu, apa ibu memaafkan Arga? Saking takutnya Arga kehilangan ibu... Arga sampai berkata seperti itu sama ibu... Maafkan Arga Bu..."

"Gpp sayang... Ibu senang kamu berkata seperti itu... Karena ibu pernah bilang sama kamu untuk saling terbuka jangan ada yang ditutup-tutupi... Coba kalau tadi kamu tak mengatakan itu... Pasti kamu akan terus memendam kecurigaan pada ibu yang sebenarnya tak pernah ibu bayangkan selama ini.."

Sambil tiduran dipahanya, aku iseng-iseng menyentuh pubis vagina ibuku yang terasa lebih padat bahkan sampai mengenai celah memeknya.

"Ihh.. argaaa kamu mah nyolokin memek ibu ihh... Nanti ada yang lihat lho..."

"Maaf Bu... Memek ibu udah baikan kan sekarang?"

"Kamu kok baru nanya sekarang sihh...! Udah sebulan yang lalu ibu udah merasa baikan... Kamunya aja gak peka..." Kata ibuku sambil cemberut.

"Arga kangen memek ibu... Di ijinin gak bu Arga ngelongok anak Arga?"

"Hahaha! Arga... Sayang... Kamu itu bikin ibu gemes ihh..! Kamu kayak ke siapa aja... Kamu minta kapanpun akan ibu berikan kok sayang... ibu juga sebenarnya rindu sama kontol kamu... Tapi ibu malu... Takut kamu merasa jijik sama ibu karena sudah dinodai lelaki lain... Tiap kali ibu mandi sengaja pintunya gak ditutup tapi kamu gak masuk malah ngintip pun tidak... Tiap kali ibu pake handuk sengaja ibu tinggikan handuknya agar memek ibu kelihatan sama kamu tapi kamu ya diam aja akhirnya ibu pun jadi sedih.."

"Ibu jangan berpikiran seperti itu Bu... Arga sama sekali tak menganggap ibu jijik... Namanya juga musibah Bu kita tak tahu itu akan terjadi... waktu ibu pake handuk itu sebenarnya Arga sange banget lho Bu? Ingin rasanya Arga jilatin memek ibu. Jadi, boleh gak Bu... Arga menyetubuhi ibu lagi seperti dulu...?"

"Boleh sayang... Tapi jangan sekarang masih sore... Ihh jangan nyiumin memek ibu Arga... Nanti dilihat orang...!" Kata ibuku, bukannya menjauh malah mengelus kepalaku.

"Arga kangeeenn banget sama ibu, kangen hangatnya tubuh ibu... Rasa juga baunya memek ibu... Maafkan Arga Bu... Sebenarnya tak sopan Arga bilang itu sama ibu... Ibu tetaplah orang yang dulu melahirkanku... Arga tetap menghormati ibu... Hanya saja kontol Arga ini terus menggeliat ingin masuk kedalam memek ibu... Ibu gak tega kan kalau kontol Arga tersiksa begini...??" Kataku sambil membaui memek ibu dari luar dasternya, tangan ibu masih mengusap-usap kepalaku karena rasa sayangnya sebagai ibu. Aku tak khawatir akan ada orang ke warung ini, karena hujan semakin lebat dan berkabut.

"Sayang, kasih ibu cinta ibu sama kamu jangan disamakan dengan cintanya seorang gadis kepada pacarnya. Ibu yang melahirkan kamu dalam susah payah, merawatmu dengan penuh kasih, cinta ibu sama kamu begitu besarnya... Jika saja pernikahan sedarah legal dibumi ini... Ibu rela mengandung anakmu sebanyak mungkin." Kata-kata ibu membuatku yakin bahwa ibuku takkan mungkin membiarkan harga dirinya diambil lelaki lain. Aku yang awalnya takut ibuku ketagihan ingin di gangbang atau membiarkan dirinya disetubuhi lelaki lain di belakangku, ternyata itu hanya pikiranku saja yang terlalu khawatir memek ibuku dinikmati lelaki lain.

Suhu udara semakin dingin, angin berhembus kencang sampai menghempaskan ranting dan dedaunan. Dalam keadaan seperti itu aku pandangi wajah ibuku yang cantik itu begitu mengundang birahiku.

"Kenapa sayang? Kok liatin wajah ibu sihh? Ibu malu diliatin kamu terus ihh..." Kata ibuku mencubit pipiku.

"Bu, Arga udah gak kuat nih... Ngentot yuk bu?... Tuhh lihat kontol Arga udah ngaceng begini lho Bu..?!" Sambil ku perlihatkan kontolku kepada ibuku.

Melihat kontolku yang ngaceng itu mata ibuku terbelalak! Rona wajahnya langsung memerah dan menelan ludahnya. Secara reflek digenggamnya kontolku oleh tangan ibu sambil meremasnya.

"Sayang... Kontol kamu langsung buat ibu merangsang... Yuk ahh..!! Ibu juga kayaknya gak bisa nahan birahi didalam diri ibu... Tutup aja warungnya yaa sayang..? Ibu mau pipis dulu nihh.."

"Asiiikkk!!! Beneran Bu kita mau ngentot?"

"Iyaa... Serius ini! Ibu juga udah gak kuat..."

"Baik Bu... Arga tutup dulu yaa warungnya..??"

"Iyaa tutup aja... Nanti kalau lagi enak-enaknya datang pembeli kan bisa nanggung sayang.."

"Wahh! Ibu pinter banget..." Sambil aku cubit gemas pubisnya yang padat itu ugh!! Buseet ini memek ibuku tebal banget!

Melihat kelakuan mesumku yang nyubit memeknya itu, ibuku membalas mencubitiku, "ayooo...!?!" Kata ibuku sambil tersenyum manis lalu menggigit bibir bawahnya dengan genit.

"Iyaa Bu..! Siap dilaksanakan....!!" Aku langsung bangkit membereskan dagangan lalu menutupnya. Sedangkan ibuku pergi ke kamar mandi untuk biang air kecil dan aku langsung menuju kamar bersiap-siap menghajar memek ibuku.

Kreeettttt...!!! Pintu kamar dibuka, pintu yang terbuat dari empat buah papan yang direkatkan menjadi sebuah pintu itu pun dibuka oleh ibuku. Ibuku datang sambil melemparkan senyuman kepadaku, disertai mimik wajahnya yang begitu cantik sampai aku benar-benar tidak salah memilih wanita yang sangat istimewa.

Ibuku duduk aku pun duduk ditengah kasur, didepanku kini ada seorang wanita ibu kandungku sendiri yang sedang hamil tiga bulanan. Dia adalah satu-satunya wanita yang aku cintai dan sangat aku sayangi, dari dirinyalah sumber dari segala macam kenikmatan ada pada dirinya. Tak ada satupun dari dirinya sesuatu yang tidak membuatku bergairah, nafsuku selalu terpancing untuk menyetubuhinya.

Dengan posisi kami duduk aku belai pipinya yang chubby sambil tersenyum kepada ibuku, tangannya memegang tanganku agar berlama-lama memegang pipinya, matanya terpejam dengan mengusap-usap pipinya ditelapak tanganku. Ahhh....!! Ibuku mendesah lalu berkata, "dari telapak tanganmu ... Ibu merasakan kasih sayangmu mengalir ke pipi ibu... Ahhh... Sungguh memek ibu langsung terasa geli ingin digesek-gesek kontolmu sayang..."

"Ohh... Ibu... Kamu begitu menggoda... Aku merasa senang dari ibu aku akan memiliki keturunan... Bu.. bahagiakan ibu aku setubuhi sampai hamil begini Bu?"

"Karena cinta lah yang membuat ibu rela mengandung anak darimu sayang... Kamu sumber kebahagiaan ibu... Kamulah yang membuat tujuan hidup ibu menjadi sangat berarti..." Kata ibuku sambil menciumi tanganku.

Aku usap rambut kepalanya sambil aku rapikan rambutnya yang terurai panjang itu kebelakang telinganya. Ibu menatapku dengan tatapan yang penuh perasaan cinta, seakan perasaan dihatinya terpancarkan dari tatapannya itu sampai menembus relung hatiku. Rasanya begitu hangat dan terasa lapang dadaku ini melihat ibuku yang penuh daya tarik dari tubuhnya itu.

Ku dekati ibuku lebih dekat lagi, lalu kedua tanganku mulai menyentuh dan meremas payudaranya yang montok berisi itu dari luar dasternya. Ohh.. rasanya begitu padat, kenyal, dan terasa hangat ditelapak tanganku.


Ku tatap wajah ibuku yang putih itu mulai terlihat memerah, pancaran aura kasih sayangnya seakan menerpa wajahku sampai aku terpesona melihatnya, "Bu, dilepas yaa dasternya?" Kataku kepada ibu. Lalu ibu tersenyum dengan senyuman yang membangkitkan gairah seksualku. "Iyaa sayang... Bantu ibu melepaskannya..." Kata ibu kepadaku sambil aku bantu melepaskan pengaitnya dan menurunkan resleting dasternya.

Kini terlepaslah kain yang menutupi tubuh ibu, tubuh yang putih bersih, montok berisi juga lembut ketika ku sentuh. Aku sampai menelan ludah melihat pemandangan yang begitu menakjubkan ini. Karena saking nafsunya aku lepas kaosku lalu aku berdiri didepan ibu untuk melepaskan celana panjangku, sebelum aku lepaskan, tiba-tiba ibu bangkit setengah jongkok membantuku melepaskan celana yang aku pakai. Karena saking dekatnya dengan selangkanganku, ketika tangan ibu menurunkan celanaku beserta celana dalamku, kontolku terlepas dari sarangnya dan berdiri tegak hingga mengenai dagu ibuku. Melihat kontolku yang tegang itu, mata ibuku terbelalak! Tangan ibu dengan sigap menggenggam kontolku dengan kedua tangannya, lalu diciuminya seluruh batang kontolku bahkan sampai digesek-geseknya ke pipinya.

"Ohh... Kontolmu yang sangat ibu rindukan sayang... Mmmuuuaaahhh... Ohhh... Aromanya... Rasanya.... Ibu suka sekali sayang..." Ibuku menciumi, menghirup kontolku seperti menciumi seorang bayi mungil yang menggemaskan.

Aku kini sudah bugil didepan ibu, setelah aku lepaskan celanaku yang sudah dimata kaki dengan kedua kakiku, karena ibuku terhipnotis oleh kontolku sehingga ibu lupa melepaskan celana yang aku pakai.

Ibu masih tak mau melepaskan genggamannya, dia malah langsung mengulum kontolku seperti orang yang kehausan dikasih es lilin, Crokkk...Crookkk...Crroookkk...!! Begitulah suara yang aku tangkap dengan Indera pendengaranku.

Ketika ibuku memaju mundurkan kepalanya ughh! Rasanya sungguh nikmat sekali, perasaan nyaman, lembut, hangat juga hisapan mulutnya hampir membuat lututku tak sanggup menahan kenikmatan hisapan mulut ibu.

Aku usap-usap kepalanya sebagai tanda rasa kasih sayangku kepadanya, ibuku semakin menampakkan kebinalannya dengan menyedot dan menelan ludahnya bersamaan dengan rasa kontolku dimulutnya. Sambil di kulumnya kontolku, aku membungkuk melepaskan pengait bhnya sehingga Brolll!!! Payudara ibu yang besar itu menggelayut terlepas dari kekangannya.

Melihat payudara ibuku yang begitu besar seperti batok kelapa yang utuh itu, membuatku semakin membara birahi ini. Aku coba pegang kepala ibuku dengan kedua tanganku lalu aku hentakkan kontolku sampai ujungnya mengenai pangkal tenggorokannya ughh!! Aku melenguh merasakan kenikmatan dari mulut ibuku. Setelah itu aku lepaskan kembali kepala ibu tapi ibu masih terus menghisap kontolku sampai terasa ngilu kontolku ini. Jika aku biarkan ibuku terus menyedot kontolku, bisa-bisa game over ini.

"Sudah bu... Arga ingin menikmati tubuh ibu... Arga kangen ingin meluk ibu sambil memasukkan kontol ini kedalam memek ibu yaa sayang..." Kataku sambil mencabut perlahan kontolku sampai kulihat belepotan oleh air liurnya.

"Iyaa sayang... Ibu sampai lupa kalau ibu juga ingin sekali disetubuhi kamu sayang... Maaf yaa?? Ibu keenakan menikmati penis kamu... Mungkin ini efek bawaan bayi yang dikandung ibu... " Kata ibu melepaskan kulumannya lalu menjilati bibirnya sendiri dengan memutar lidahnya.

"Gpp kok Bu... Nanti diterusin lagi... Kalau keterusan bisa-bisa muncrat di mulut ibu..." Kataku sambil jongkok, dengan posisi seperti itu aku pegang kedua pundaknya, lalu kamipun berciuman dengan ibuku sampai kontolku beberapa kali menunjuk-nunjuk lobang memek ibu yang masih terbungkus cd-nya.

Posisi ibuku yang sedang sama-sama jongkok itu tentunya membuat memeknya yang tembem itu menganga, sambil kami berciuman, tanganku meraba memek ibu dibalik cd-nya. Memang yang aku lihat itu benar adanya, memek ibuku kurasakan terbelah lebar sehingga ketika aku tekan, jari tengahku sampai terjepit terperosok dilobang memeknya bersamaan dengan kain cd-nya.

Aku yang sudah diburu nafsu, langsung mengajak ibuku untuk terlentang dengan isyarat tubuhku mendorong tubuh ibu. Kini ibuku terbaring diranjang dalam keadaan hampir bugil. Payudaranya yang besar sampai bergoyang keatas kebawah karena perobahan posisi ibuku yang mendadak dari jongkok sampai terlentang.

Kedua kaki ibuku masih terbuka lebar menekuk seperti seekor katak yang sedang menempel dikaca, ughh!! Terkejut melihat memek ibuku yang terbentuk indah dibalik cd-nya, ibuku sampai tersenyum melihat ekspresiku melihat memeknya. Ibuku sendiri pun merasa bangga bahwa memeknya sangat dikagumi olehku. Beberapa kali ku menelan ludah, akhirnya aku lepas cd yang membungkus memek ibuku, tentunya ibu membantuku dengan mengangkatkan pantatnya sehingga memudahkan aku melepaskan cd-nya itu.


Dadaku sampai sesak melihat lembah kenikmatan ibuku menampakkan lobang surgawinya yang berkedut-kedut, sehingga mengundang kontolku ini seakan menarikku untuk segera memasukannya. Tapi aku ingin memuaskan mulutku dulu, ku lumat memek ibu dengan jilatan lidahku yang menari-nari dibelahan memeknya "uugghh!!... Aaahhh... Eeemmmhhhh... Aaahhh....!!!" Ibuku meliuk-liuk menggelinjang kegelian karena daerah sensitifnya ku eksplorasi sampai bagian yang terdalam. Rasanya masih tetap sama terasa asin dan gurih, baunya yang mengundang birahi semakin ku tekan wajahku sampai hidungku pun menempel erat dengan kulit memeknya. Ugh!! Aku sampai geleng-geleng kepala saking ku terpesonanya melihat, membaui, merasakan kenikmatan yang bersumber dari memek ibuku ini.

Sungguh aku sudah tak tahan lagi menahan godaan jepitan kenikmatan memek ibu yang terus mengap-mengap seakan membujuk kontolku untuk segera mampir kedalam memeknya. Tanpa menunggu lama aku dekatkan ujung kontolku menempel di pintu gerbang kenikmatan dari segala kenikmatan itu. Ibu mengangguk untuk segera memasukkannya sambil kedua tangannya mengangkat kearahku, agar ketika aku sudah memasukkannya untuk segera memeluknya, menindihnya.
nengokin juga
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd