Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bibi Rahma (Kisahku Mencintai Bibi dan Para MILF di Kampung)

Milfzzz

Suka Semprot
Daftar
25 Jul 2019
Post
13
Like diterima
1.287
Bimabet
Setelah sekian lama aku menjadi pembaca setia cerita sedarah, akhirnya aku memberanikan diri menceritakan kisahku. Ini adalah kisah nyataku dengan bibiku sendiri. Kisah yang membuatku mencintai dan terobsesi dengan MILF. Dari bibiku ini, akhirnya aku menjadi petualang seks dengan para MILF di kampungku. Kisah yang tak akan pernah bisa dilupakan dan masih tetap terjadi sampai hari ini.

Cerita ini memiliki latar waktu 2012 sampai saat ini.

Perkenalkan, namaku Rama Damar (bukan nama sebenarnya). Aku saat ini berusia 27 tahun dan sudah menikah. Aku bekerja di perusahaan swasta di Kota Tangerang. Perawakanku biasa saja dengan tinggi 167 cm dengan kulit sawo matang dan rambut ikal, hanya saja aku dikaruniai kemampuan berbahasa yang baik. Lebih tepatnya jago gombal. Dan aku bersyukur memiliki kelebihan ini, karena dengan kemampuan ini aku mampu menaklukan para MILF impian di kampungku. Dan dari kemampuan itulah cerita perjalanan menaklukan MILF ini dimulai.

1. Bibiku Rahma, awal mula aku mencintai MILF (Part I)

Cerita bermula saat aku kelas 1 SMA atau sekitar usia 15 tahun. Aku adalah seorang remaja yang memiliki nafsu seks tinggi, terutama dengan wanita yang umurnya lebih dewasa dari umurku. Bahkan dari akhir SMP aku sudah mengenal istilah coli dan sudah sering melakukannya.

Ini sepertinya dimulai saat aku seringkali bermain dan menginap di rumah pamanku. Untuk kalian ketahui, pamanku fajar (adik ayahku) saat itu berusia 38 tahun memiliki istri yang namanya Rahma 37 tahun dan dua orang putri, Wati 14 tahun dan Hera 2 tahun. Bibiku ini memiliki kriteria sempurna untukku. Dengan perawakan ideal, ditambah toketnya yang bulat berisi. Dan bibiku ini tipikal wanita supel tapi sedikit judes, cuma yang membuatku selalu sange saat bertemu bibiku ini karena dia seringkali berbicara menjurus ke arah seks.

O iya, rumah pamanku ini termasuk bebas. Pamanku tidak sungkan untuk minum-minuman keras di depan ku keponakannya, bahkan pernah suatu ketika aku melihatnya menghisap *****. Tapi ini yang membuatku betah bermain atau menginap di rumahnya. Karena selain membuatku nyaman, juga karena aku bisa leluasa memandangi bibiku rahma.

Awalnya aku tidak terlalu menghiraukan sifat bibiku yang berbicara menjurus kearah seks. Tapi seiring berjalannya waktu, ditambah ada satu momen saat aku tak sengaja melihat bibiku dalam keadaan bugil. Dari situlah cara pandangku tentang bibiku berubah 180 derajat.

Rumah pamanku ini sebenarnya kecil, dengan jumlah ruangan hanya 3 petak. Ruang tamu, kamar tidur, dan dapur+kamar mandi. Antara ruang tamu dan kamar tidur hanya dibatasi oleh sekat gorden. Sore itu sekitar jam setengah 5, seperti biasa aku sudah di rumah pamanku. Sembari menonton tv aku bermain dengan anak pamanku Hera yg masih berusia 2 tahun. Saat itu kebetulan pamanku sedang ada kerjaan di luar, dan anaknya yang pertama sedang main bersama temannya.

"Rama, tolong jagain adik kamu ya!! Bibi mau mandi." Seru bibiku di balik gorden kamar tidurnya.

"Iya bi." Jawabku singkat, sambil terus bermain dengan anaknya Hera.

Sehabis aku menjawab perintah bibiku, tanpa sengaja anaknya Hera yang berusia 2 tahun menarik gorden pembatas ruangan. Dari situ aku kaget sekaligus deg-degan, karena dari hal yang tidak sengaja itu aku malah melihat tubuh bibiku yang seksi tanpa sehelai benang alias bugil. Aku ingat sekali toketnya yang bulat berisi dengan bagian memeknya yang ditumbuhi bulu jembut halus. Kami berdua saling terpaku sejenak, tapi dengan segera bibiku berlari ke kamar mandi sambil tangannya menutupi toketnya yang bulat montok. Aku sekilas melihat roman mukanya yang memerah karena menahan malu. Aku pun ikut memalingkan muka, supaya dia tidak sadar jika aku memandangi tubuhnya dari atas sampai bawah.

Semenjak kejadian itu aku masih bermain di rumah pamanku seperti sebelumnya, hanya saja sekarang keadaan berubah. Aku datang kesana bukan sebagai keponakannya yang polos, tetapi sebagai keponakan yang terobsesi dengan tubuh bibinya. Bibiku sendiri masih bersikap biasa saja, bahkan seolah tak terjadi apa-apa.

Beda halnya denganku, dari kejadian itu obsesiku dengannya semakin besar. Aku mulai sering mencuri pandang ke bibiku, tapi tanpa dia sadari. Agar dia tidak risih, dan aku pun mulai sering coli di kamar mandi rumahnya dengan menggunakan celana dalam atau bh yang bekas dipakai olehnya sambil berfantasi tentang bibi Rahma. Itu kulakukan sebagai pancingan untuknya, aku yakin dia sadar mulai dijadikan objek seks oleh keponakannya, karena aku sering memuntahkan pejuhku di celana dalam atau bh nya. Tapi dia masih bersikap biasa saja.
 
Oke saya lanjutkan ya suhu-suhu sekalian

2. Bibiku Rahma, awal mula aku mencintai MILF (Part II)

Kegiatan dan aktifitasku masih sama aja, sampai suatu ketika saat anak pertama pamanku Wati menginjak kelas 2 SMK dan mulai PKL, sebuah kabar buruk menimpa keluarga pamanku fajar. Kalian tentu masih ingat jika pamanku ini suka minum-minuman keras. Bahkan pernah suatu kali aku melihatnya menghisap *****. Ternyata tanpa sepengetahuan kami, pamanku mengkonsumsi narkoba jenis sabu. Dan pamanku tertangkap polisi saat ada razia dan ditemukan sabu di sakunya.

Kami sekeluarga besar sangat kaget sekaligus kecewa, tapi bagiku ternyata ini adalah sebuah berkah. Aku memang kaget dan kecewa dengan pamanku, karena kedua anaknya masih sangat butuh figur ayah, tapi dia bisa-bisanya memakai sabu dan mengabaikan pertumbuhan anak-anaknya. Tapi yang membuatku bahagia dari tertangkapnya pamanku adalah aku jadi punya kesempatan untuk mewujudkan obsesiku, meniduri bibiku rahma.

Saat itu aku sudah mulai kuliah, aku sebagai keponakan yang sudah dianggap anak oleh keluarga pamanku diserahi tanggung jawab untuk menjaga keluarga pamanku selama pamanku mendekam di penjara dan menunggu proses sidang. Ini kujadikan kesempatan besar agar obsesi dan impianku meniduri bibiku bisa menjadi kenyataan.

Dengan tugas menjaga keluarga pamanku, otomatis aku jadi lebih sering menginap di rumah pamanku. Dan kalian pasti tahu jika keseharian mahasiswa tak jauh dari laptop, dan laptopku berisi banyak film bokep dengan genre MILF. Film bokep genre MILF sengaja ku download di laptop, dengan tujuan agar fantasiku dengan bibiku tetap terjaga rapih. Maklum saja, karena sampai sebelum pamanku ditangkap polisi aku hanya bisa coli.

Sampai pada suatu malam, saat aku menginap di rumah pamanku. Waktu itu sekitar jam 11 malam, bibiku dan kedua anaknya sudah di kamar, dan aku di ruang tamu dengan laptopku. Kedua anaknya sudah tidur dan bibiku masih menonton tv yang ada di kamarnya. Aku sudah hafal kebiasaan bibiku, setiap jam 11.30 malam atau jam 12.00 malam dia selalu mengecek keadaanku di ruang tamu, sudah tidur atau belum.

Aku saat itu dalam keadaan telanjang dada dengan mengenakan celana boxer tanpa sempak yang sudah kuturunkan sampai paha, sambil memutar film bokep genre MILF di laptop, tangan kiriku memegangi dan mengocok perlahan kontol ku yang sudah berdiri tegak sedari tadi. Tentu saja dengan membayangkan bibiku rahma. Sengaja aku lakukan hal itu dengan tujuan agar aku kepergok oleh bibiku. Aku tahu, dalam kondisi seperti sekarang ini bibiku juga butuh seks. Apalagi saat ini pamanku sedang mendekam di tahanan.

Waktu terasa sangat lambat berjalan, sampai akhirnya momen itu terjadi. Bibiku keluar kamar membuka gorden pembatas dan memergokiku sedang mengocok kontol secara perlahan. Dengan ekspresi kaget namun penasaran bibiku menegurku.

"Eehh.. Kamu belum tidur rama? Itu kamu ngapain?" Dia bertanya kepadaku dengan kikuk sambil tatapan matanya sekilas mengarah ke kontolku.

"Eehh iya bi, anu maaf. Ini rama lagi nanggung nonton bokep." Jawabku sambil tetap mengocok perlahan kontolku. Aku sengaja menjawab seperti itu, karena aku tahu bibiku ini biasa berbiacara menjurus ke arah seks.

"Bukaan, kenapa itu kamu sambil ngocok?" Tanya bibiku menyelidik dengan raut mukanya yang kikuk dan kaget.

"Maaf bi, abis ini filmnya bagus dan rama sange banget liatnya." Jawabku menjawab jujur sekenanya.

Sekedar flashback, dulu saat pamanku belum ditangkap. Kami seringkali menonton film bareng di dvd player miliknya, semua genre kami tonton. Bahkan film yang banyak adegan ciuman pum kami tonton bareng.

Jujur saja saat menjawab seperti itu semua perasaanku campur aduk. Antara nafsu, senang, takut, deg-degan menjadi satu. Bagaimana tidak, sosok yang selama ini aku jadikan fantasi ada di hadapanku dan hanya menegurku dengan ekspresi kaget tanpa marah sedikitpun.

"Emang film bokep apa?" Tanyanya penasaran dengan mendekati posisiku yang mengocok sambil rebahan.

"Ini bi, film bokep anak muda yang ngewe sama wanita dewasa. Ini sih dari ceritanya keponakan ngewe tantenya gitu." Jawabku mulai berani dan percaya diri.

"Eehhmm.. Ko kaya kaya hubungan bibi sama kamu ya ram?" Pertanyaan bibiku yang ambigu membuatku bertanya balik.

"Eehh.. Maksudnya gimana bi?" Jujur aku penasaran dengan maksud pertanyaannya.

"Iya, kamu kan keponakan bibi. Terus ini cerita film bokepnya juga sama. Cuma bedanya, kita belom ngewe aja kaya di film." Bibiku berbicara frontal sambil terus fokus menonton film bokep tersebut.

"Aanuu.. iya bi, cuma kan rama takut bi kalo ngajak bibi rahma ngewe. Takut diomelin bahkan diaduin ke ibu rama. Apalagi bibi kan juga rada judes." Jawabku pasrah sambil berharap bibiku mengerti kelakuanku selama ini.

"Bibi sih emang belum ngijinin kamu ngewe sama bibi, soalnya kondisinya lagi kaya begini. Tapi bibi tahu kok kalau selama ini kamu sering ngocok sambil bayangin bibi. Pejuhnya banyak tuh di celana dalem dan bh kotor bibi." Bibiku ternyata memang sadar dan mengetahui jika selama ini aku sering ngocok dan memuntahkan pejuhku di celana dalam dan bh kotornya.

"Mmaaf bi.. Abis aku sange dan terobsesi sama bibi rahma." Ucapku gemetar. Aku gemetar bukan karena takut, tapi campur aduk antara sange berat, kaget, dan deg-degan.

"Bibi tahu kok ram, bibi perhatiin kamu juga. Cuma kamu emang pinter, nunggu momen paman kamu ditangkep polisi dulu baru berani kaya gini." Jawab bibiku sambil tangannya mulai menyentuh kontolku yang sangat tegang.

"Sini bibi bantu kocokin ram, biar fantasi kamu terwujud. Kamu selama ini ngebayangin dikocokin dan nyusu sama bibi kan?" Ucap bibiku semakin frontal sambil meludahi kontolku yang tegang agar tidak keset.

"Ooouuhh.. iya bi, ini impian rama dari dulu. Dari semenjak ga sengaja lihat bibi bugil waktu mau mandi dulu." Jawabku melenguh sambil menikmati kocokan nikmat dari bibiku.

"Woow.. kejadian itu udah lama rama, dan kamu masih ingat? Maafin bibi yaa bikin kamu jadi begini." Sambil terus mengocok kontolku.

"Hmmm.. Gpp bi, aku juga nikmatin ko. Cuma emang aku nunggu momen ini dengan sabar dan akhirnya kejadian. Tapi rama boleh ga ijin sambil nyusu ke bibi?" Tanyaku sambil memelas dan menahan nikmat dikocokin bibi rahma.

"Iya udah ini, nyusu aja. Bibi udah ga pake bh ko, tinggal kamu buka aja kancing dasternya. Tapi inget, kita jangan ngewe dulu ya ram. Kondisinya ada Wati dan Hera di kamar, kamu bibi kocokin sambil nyusu aja." Bibiku mengingatkanku sambil tetap mengocok kontolku dengan lihai.

"Iiiyyyaa.. bi gpp. Ini juga rama udah seneng banget ko. Akhirnya bisa dikocokin sambil nyusu ke bibi. Mana toket bibi bagus banget ini." Gumamku mengomentari toket bibi ku yang bulat berisi dan segera aku lahap dengan buas.

Aku tak menyangka, ternyata semua yang aku bayangkan selama ini terwujud. Bibiku rahma yang sedari kejadian bugil itu sudah mengisi fantasi dan obsesiku akhirnya saat ini mengocok kontol sambil menyusuiku keponakannya. Ku perhatikan tidak ada raut penyesalan dan bersalah di wajahnya. Hanya tatapan penuh nafsu dan keibuan yang dia tampilkan di hadapanku.

"Eehhmm.. enak ga ram kocokan sama toket bibi?" Tanyanya sambil melihatku yang merem melek dibuatnya.

"Enaakk banget bi, rama pengennya ini ga berakhir. Toket bibi bagus baget dan kocokannya nikmaatt!!" Jawabku sambil menikmati toket bibi.

Kocokan tangan bibiku ini perlahan tapi lihai, sehingga aku benar-benar dibuat melayang. Sambil tetap lahap menyusu di toketnya yang bulat berisi tak terasa 30 menit berlalu.

"Bibiii.. rama mau muncrat nih!!" Ucapku sedikit berteriak karena merasakan pejuhku sudah di ujung.

"Huuusstt.. Jangan berisik, ntar Wati dan Hera bangun. Udah kamu keluarin aja pejuhnya di mulut bibi, ntar bibi telen." Jawabnya meyakinkanku

"Seriuuuussaaann bi? Rama keluaaarrr" Jawabku tidak percaya sambil tak kuasa menahan nikmatnya semburan ejakulasi.

"Eehhmm.. ehhmmm.. keluarin yang banyak ram, pejuh kamu hangat dan muncratnya banyak nih." Komentar bibiku saat kontolku masuk ke mulutnya dan memuncratkan pejuh.

"Oooooouuuhhh.. iya bi, nikmaattt biii." Aku meracau karena saking nikmatnya.

"Makasiih ya bi, akhirnya kesampaian juga impian dan obsesi rama selama ini." Ucapku kepadanya.

"Iya ram, sama-sama. Maafin ya ternyata selama ini kamu jadi terobsesi sama bibi. Iya udah sekarang kamu tidur sana, gausah mancing nonton bokep lagi. Sekarang kalau mau, kamu kabarin bibi aja. Tapi inget lihat kondisi." Jawabnya dengan penuh kelembutan, tidak seperti biasanya yang rada judes.

Sejak malam itu, saat obsesi dan fantasiku menjadi nyata. Aku sudah benar-benar terbuka dan bebas dengan bibiku rahma. Lalu bagaimana tentang pamanku? Ya dia mendekam di penjara dengan vonis 5 tahun. Aku sekeluarga menyaksikan vonisnya di pengadilan. Aku melihat bibiku menangis saat vonis dibacakan, tapi aku sepertinya tahu kalau itu hanya air mata palsu. Sebab setelah pamanku digiring ke mobil tahanan, bibiku sempat berbisik kepadaku.

"Kamu senang kan ram? Jadi punya kesempatan ngewe sama bibi? Ga kaya kemaren cuma dikocokin?" Tanya bibiku yang membuatku kaget dan salah tingkah.

"Tapi bibi juga seneng kan?" Jawabku balik bertanya sambil tersenyum nakal kepadanya.

"Bingung ram, tapi lebih banyak senangnya. Bisa ngerasain kontol anak muda kaya kamu." Jawabnya senyum sambil kita sekeluarga pulang ke rumah.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd