Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Buku Harian Anita (story lanjutan)

chocobo

Semprot Baru
Daftar
20 Nov 2014
Post
37
Like diterima
41
Bimabet
Presented by: chocobo (AKA de_squall di tempat laen)
Semoga dapat menikmati :)
have a nice read

=============================================================================:kopi:


Cerita ini adalah lanjutan dari kisah pertama dengan judul yang sama. Sekitar dua tahun kemudian setelah aku dan pacarku Frans lulus kuliah dan bekerja. Aku sekarang bekerja di sebuah kota besar di Jawa Tengah. Aku bekerja di sebuah sebuah biro jasa traveling untuk kawasan Indonesia saja. Kantorku berada dekat dengan bandara sehingga menjadi tempat yang strategis bagi perusahaan tempatku bekerja.
Seiring dengan berjalannya waktu akhirnya aku sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan tempat itu. 4 bulan sudah aku bekerja dan aku sudah mempunyai banyak teman. Diantara teman-temanku itu ada seseorang yang cukup perhatian padaku. Dia adalah temanku waktu kerja tetapi bekerja di perusahaan lain di area bandara namun kami sering bertemu apalagi jika dia menawarkan klien untuk kantorku karena kebetulan dia bekerja di bagian imigrasi sehingga dapat membawakan turis asing ke kantorku yag menawarkan paket perjalanan wisata ini. Singkatnya,dia bukan cuma teman tetapi juga seorang penolong. Belum lagi jasanya mengantarku tiap kali aku pulang karena kebetulan arah rumahnya dengan tempat kostku searah.
Namanya Agus. Dia seorang pemuda berusia dua tahun diatasku, setidaknya 28 tahun dan berbadan tegap walaupun tidak terlalu tinggi. Baik hati dan suka humor dan dia juga sebenarnya sudah mempunyai kekasih di kota lain yang jauh. Jadi hubungan kamipun hanya sebatas teman.
Sebatas teman hingga suatu hari ketika mas Agus mengantarku pulang dan mengajakku mampir untuk makan terlebih dahulu. Pemuda ini menceritakan mengenai kekasihnya yang di jodohkan oleh orang tuanya dan sekarang menikah. Aku dapat melihat raut kesedihan dari nukanya itu, pastilah dia sangat sayang pada pacarnya itu. Sejak saat itu akupun juga sering curhat padanya dan kamipun menjadi semakin dekat seiring dengan waktu.
Sekitar dua bulan kemudian saat aku sedang berada di kost, mas Agus datang dan mengajakku untuk menonton film berdua di salah satu bioskop di kota tersebut. Berhubung filmnya bertema percintaan maka banyak adegan mesra yang diumbar didalamnya termasuk ciuman. Tak sadar kami berdua terhanyut dalam perasaan kami masing-masing saat kami melihat adegan tersebut. Tak sadar aku menatap mata mas Agus yang sedari tadi memang memandangku terus. Semakin dekat dan semakin dekat dan akhirnya kamipun berciuman. Ciuman pertamaku di ruang umum. Untungnya suasana gelap jadi penonton yang lain juga tidak melihat. “Mas...” kataku pelan setelah ciuman 4 detik itu selesai. Mas Agus hanya tersenyum tanpa jawaban.
Sejak saat itu tanpa kusadari aku telah memberikan ruang ekstra dihatiku untuk pemuda ini walaupun aku masih mencintai Frans, kekasihku. Aku dan mas Agus menjadi lebih sering bertemu dan sering jalan berdua entah itu nonton ataupun sekedar makan malam.
Semua terlihat begitu tenang hingga hari itu tiba. Suatu hari ketika aku pulang dari kantor dan menuju tempat kostku, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Aku lalu berteduh dibawah pinggiran atap sebuah toko. Tak kusangka ternyata mas Agus kala itu sedang berbelanja di toko tersebut dan kamipun mengobrol sambil menunggu hujan berhenti. Akhirnya 15 menit kemudian hujan berhenti dan aku bersama mas Agus berboncengan untuk menuju ke kostku. Saat jarak kostku tinggal 100-an meter, tiba-tiba hujan turun lagi kali ini lebih deras dari yang tadi. Akhirnya aku sampai juga di kost dengan pakaian basah kuyup begitupun dengan mas Agus.
“Wah sorry yah mas bikin mas Agus basah gini.” Kataku saat mempersilahkannya masuk kamar kostku. Saat itu penjaga kost memang sedang pergi keluar kota dengan keluarganya sehingga dapat dengan mudah pria masuk kedalam kost putri. Kostku ini terbagi mejadi dua bagian. Lantai pertama untuk pria dan lantai dua untuk wanita sementara itu penjaga kost berada dikamar yang letaknya di sebelah anak tangga sehingga mudah mengawasi kami.
“Nggak apa-apa nih Nit aku masuk kamarmu?” tanya mas Agus yang sepertinya agak sungkan juga. Aku mengangguk dan mengatakan kalau penjaga kostnya sedang keluar kota dan mungkin baru pulang besok atau lusa. Lalu kuberikan handuk bersih untuknya mengeringkan rambutnya yang basah itu.
Aku sibuk mengeringkan rambutku dan mengamankan dokumen kantorku agar tidak basah. Sampai suatu ketika mataku menatap mas Agus yang sepertinya sedari tadi sudah menatapku. Setelah aku teliti ternyata bajuku yang basah ini telah menjadi kain transparan yang mempertontonkan lekuk tubuhku yang indah walaupun masih mengenakan bra.
“Ih, liat apaan sih?” rajukku dengan nada sedikit manja. Mas Agus tersenyum melihat tingkahku ini. Dia lalu mendekat dan menyentuh bahuku dan menyuruh agar aku menggsnti pakaianku yang basah agar tidak masuk angin nantinya. Saat dia akan keluar tiba-tiba teman-teman kostku datang dari arah bawah. Mereka sepertinya barusan datang dari bepergian bersama. Karena sungkan akhirnya mas Agus kembali masuk kamar karena bisa dibayangkan skandal yang akan terdengar nantinya kalau mereka tahu aku dan mas Agus berdua dikamarku karena mas Agus sendiri mempunyai beberapa teman di tempat kost ini.
Kembali kami duduk dan mengobrol pelan agar tidak ketahuan. Berhubung kamarku paling ujung jadi jarang ada yang lewat didepan kamarku kecuali kalau memang ingin menuju ke kamarku. Sekitar jam 11 malam suara anak-anak kost sudah mulai menghilang tetapi suara penghuni pria di lantai bawah masih terdengar jelas, sepertinya mereka sedang asyik menonton sepak bola di tv.
Lalu dia bersedia untuk menutup matanya saat aku mengganti pakaianku dengan yang kering. Saat aku mencopot bajuku dia masih menutup matanya dan membuatku sedikit tenang dibuatnya. Lalu aku mencopot bagian lain hingga tinggal mengenakan celana dalam saja. Aku yang membelakangi tubuh mas Agus tentu masih mengira kalau pria tersebut masih menutup matanya.
Tiba-tiba aku merasakan adanya dua tangan yang kokoh merangkulku dari belakang dan bersilang didadaku. Bulu kudukku merinding merasakan hembusan nafas seorang pria yang memburu di tengkukku. Belum sempat aku bereaksi, kedua tangan mas Agus sudah meremas-remas payudaraku yang menggantung bebas itu dengan penuh nafsu.
“Mas...” aku melenguh lirih disertai dengan bunyi hujan yang baru saja turun kembali. Mas Agus mencium mesra pipi kananku dan kedua tangannya membalikkan badanku sehingga sekarang kami saling berhadapan.
Aku terkejut melihat bahwa ternyata dia sudah bertelanjang dada dan tinggal mengenakan cclana saja. Lalu dia mencium bibirku dan entah setan apa yang mendorongku untuk membalasnya yang jelas semenit kemudian kami sudah saling berpagutan dan saling melumat bibir satu sama lain. Aku semakin terbang ke awan ketika kedua buah dadaku di sentuhnya lagi dan kembali diremasnya penuh nafsu. Mungkin karena sudah lama aku merindukan belaian pria maka akupun membiarkannya terjadi begitu saja. Bahkan setelah sekian lama bercumbu, aku sudah berani untuk melucuti celana jeansnya sambil berciuman. Aku dapat merasakan di tanganku ketika celana panjang itu kulepas, batang kemaluannya sudah menegang di balik celana dalam tipis yang dia pakai saat itu.
“Nit...aku menyukaimu...” mas Agus lalu menciumku kembali dan kali ini ciumannya mengarah turun ke payudaraku termasuk mengulum puting susuku yang memang sudah mengeras sedari tadi.
“Mas...jangan disitu...akhhh...” desahku ketika jilatan lidahnya dan kuluman mulut nakal mas Agus mengerjai bukit kembarku yang ranum putih mulus itu. Sesaat aku membayangkan Frans kekasihku didalam pikiranku lalu entah kenapa beserta dengan semakin ganasnya permainan lidah mas Agus aku menjadi lupa diri dan tidak memikirkan pacarku beserta komitmen bersama kami lagi, yang ada didalam pikiranku hanyalah nafsu dan gairah yang tak terbendung.
Mas Agus membimbingku ketempat tidur dan membaringkanku disana. Lalu sambil terus memaguti bibir dan leherku, kembali salah satu tangannya merangsang toketku yang semakin lama semakin memerah karena sudah horny. Puting susukupun sudah penuh dengan cairan ludahnya yang sudah sedari tadi melumatnya habis-habisan hingga aku menggelinjang dan nyaris ambruk lemas tak tahan memperoleh sensasi semacam itu.
Beberapa menit kemudian dengan tubuhnya yang agak berotot itu, mas Agus menindihku dan aku sendiri kaget karena ternyata aku sudah telanjang bulat. Aku tidak tahu dan tidak sadar kapan mas Agus melucuti celana dalamku yang memang sudah basah kuyup gara-gara terangsang tadi. Karena terbuai dengan nafsu aku menjadi tidak sadar kalau tadi saat mas Agus menarik celana dalamku aku malah membantunya dengan dorongan kakiku, hari itu aku benar-benar seperti haus akan belaian pria.
Mas Agus dengan sigap mencopot celana dalamnya dan seperti yang kutebak sebelumnya, batang kemaluan mas Agus sudah menegang sedari tadi. Bahkan diujungnya sudah mengeluarkan cairan pelumas yang cukup banyak dan telah membasahi seluruh bagian kepala penisnya itu. “Nit, pegangin kontolku yah!” pintanya lalu mengarahkan tanganku untuk menyentuh batang kebanggaan pria ini lalu dia mengarahkan tanganku untuk mengocoknya perlahan dan aku dengan cepat mengikutinya. Batang kemaluan mas Agus diluar dugaan benar-benar besar. Walaupun orangnya tidak tinggi besar tetapi batang penisnya setidaknya sepanjang 16cm lebih. “Kamu sudah pernah ngocok kontolnya pacarmu yah Nit? Kok pinter banget hehe...” candanya lalu mencium bibirku sebelum aku sempat menjawab.
Kami kembali berciuman dengan mesranya, tapi kali ini diiringi dengan remasan tangannya di payudaraku sementara tanganku tak henti-hentinya mengocok batang kontolnya. “Kontolnya mas Agus gede banget yah. Pasti sakit ntar kalau masuk...”tak sadar aku keceplosan bicara.
Mas Agus tersenyum dan memandangku, “Jadi pengin dimasukin sekarang?” godanya dan aku baru sadar kalau ucapanku barusan seolah memberikan lampu hijau baginya untuk mencicipi tubuhku, untuk menunggangiku sebagai kuda nafsunya dan untuk menjajah kemaluanku yang seharusnya tak kuserahkan kepada pria lain selain Frans kekasihku karena aku sudah berjanji kepadanya bahwa aku tidak akan selingkuh setelah peristiwa pahit dua tahun lalu.
“Mas...jangan! Aku nggak...” belum sempat ucapanku selesai, tiba-tiba aku merasakan bibir kemaluanku seolah terbelah dua. Penis mas Agus yang tadi sempat digesek-gesekkan di vaginaku sekarang dilesakkan melewati bibir kemaluanku. Vaginaku terasa sakit ketika tonggak hitam berurat milik mas Agus melesak dan menusuk dalam ke liang kemaluanku. “Mas...sakit! Jangan! Memekku sakit.” Rintihku tapi tidak berhasil mengurangi tusukan penis mas Agus yang memang telah setengah jalan itu.
“Kegedean yah kontolku Nit? Emangnya kontolnya Frans nggak segede ini?” tanya mas Agus setelah berhasil melakukan dorongan terakhir dan sekarang penisnya yang besar berurat itu sudah bercokol sepenuhnya di liang vaginaku. Aku merasakan sakit di vaginaku tapi juga rasa nikmat yang teramat sangat. Walaupun begitu aku juga sadar kalau aku telah mengkhianati Frans seiring dengan pompaan penis mas Agus di lubang vaginaku ini.
“I..iya, kontolmu emang lebih gede mas.” Jawabku malu-malu. Namun yang keluar berikutnya dari mulutku adalah desahan nikmat seiring dengan laju pompaan batang kejantanan mas Agus yang semakin cepat saja melesak dan mengobrak-abrik benteng kesetiaanku pada Frans.
Sepuluh menit kemudian, mas Agus mengangkat kedua tungkai kakiku dan disandarkannya di kedua bahunya lalu dia menindihku sehingga penetrasi penisnya semakin dalam dari sebelumnya. Kembali aku merasakan sensasi luar biasa di lubang kenikmatanku. Ada bagian baru di liang senggamaku yang selama ini belum pernah tersentuh oleh penis pria manapun, termasuk penis Frans.
“Anita...dibandingkan dengan Frans, enakan mana sayang? Kontolnya siapa yang paling memuaskan?” godanya sambil terus menjajah vaginaku dengan penuh nafsu.
Aku dibuat kewalahan dengan pompaan batang perkasa milik mas Agus karena jujur saja saat aku bercinta dengan Frans saja aku tidak pernah memperoleh sensasi seperti ini, belum lagi ukuran penisnya. Sebelum ini kupikir batang penis Frans itu sudah termasuk besar sekali tapi ternyata tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ukuran penis mas Agus yang memang ekstra besar ini. “Enak punya mas Agus, lebih gede...akhh...akhhh...pelannn mm..mmasss! Aku serasa terbang...pas..d..di...di entotin ...sama...m...masss Agus....achh...” aku terbata-bata menjawab godaan mas Agus. Lalu selang beberapa menit kemudian aku mengejang menggelinjang dan aku merasakan seluruh tubuhku panas lalu sepuluh detik kemudian aku lemas lunglai. Orgasme terhebat yang pernah kurasakan selama ini. Walaupun dengan satu pria ternyata lebih memuaskan dibandingkan dengan tragedi saat aku bersama dengan Kurnia cs dua tahun lalu.
Mas Agus sadar kalau aku barusan memperoleh orgasmeku yang pertama dan panjang. Dia tersenyum sambil menghentikan pompaan penisnya dan memberikan aku waktu untuk menikmati orgasmeku sambil mengumpulkan tenaga lagi. “Sekarang kamu diatas yah sayang...” kata mas Agus sambil membalik posisi kami. Sekarang dia terlentang dibawah sementara aku setengan duduk telungkup diatas pahanya dengan batang penis masih menancap di dalam vaginaku. “Sekarang nggak usah malu-malu lagi yah Nit. Aku pengin saat ini menjadi saat paling berharga bagi kita.berdua.” kata mas Agus sambil mengangkat pahaku dengan sodokan penisnya di memekku.
Aku tersenyum dan mengecup bibirnya, dalam hatiku sudah muncul ruang baru untuk pria ini. Lalu aku mulai menggerakkan pinggulku naik turun dan berbagai variasi gerakan. Vaginaku seolah sedang memblender, menggilas dan memompa batang kejantanan mas Agus yang besar nan kokoh tersebut. Tak jarang mas Agus mendesah tak karuan menerima gilasan dan blenderan vaginaku.
“Memekmu sempit banget Nit. Kamu pinter juga bikin kontolku jadi nggak berdaya begini.” Mas Agus menggodaku lalu diapun ikut mengimbangi permainan pinggulku. Sekarang dia ikut menggerakkan pinggulnya menyodok keatas dan terkadang dengan cepat sehingga tak jarang aku gelagapan menerima sodokan tonggak hitam berurat itu sehingga nyaris aku mendapatkan orgasme lagi. Tapi entah kenapa aku urungkan mencapai klimaks, mungkin dalam hatiku aku ingin memuaskan mas Agus dengan permainan seks-ku.
“Mas...kalau mau keluar bilang yah. Soalnya aku juga sudah mau keluar lagi....akhh...lebih cepat yach...akhhh...!” setelah aku selesai berucap, mas Agus mempercepat sodokannya dan terkesan sedikit brutal namun aku tak peduli, aku hanya ingin memuaskan dirinya saja.
“Nit, aku sudah mau keluar nih. Dikeluarin dimana sayang?” pria ini bertanya sambil memeluk punggungku.
Aku mempercepat goyanganku dan sambil melepaskan diri dari pelukan mas Agus aku mendongak sambil bersandar di kedua tanganku lalu menghunjamkan vaginaku sekencang-kencangnya menelan batang penis mas Agus, “Dikeluarin didalam saja masss...akhhh...siram memekku mas dengan sperma mas Agus...akhhhh....masss...!!!” lalu aku ambruk telungkup di dada mas Agus sementara itu mas Agus sendiri mengejang dan batang kemaluannya berdenyut kencang lalu aku merasakan semburan cairan hangat membanjiri liang senggamaku.
Dengan ukuran batang penis mas Agus itu mungkin saja sperma itu ada yang membanjiri rahimku. Kami berciuman mesra sebelum akhrinya aku beranjak dari atas tubuh mas Agus dan berbaring disampingnya. Aku kagum penisnya walaupun sudah berejakulasi namun masih tegak berdiri dengan kokohnya. “Ih, kontolnya kok masih ngaceng (ereksi) gitu sih? Biasanya kan kalau udah nyemprot langsung lemes mas.” Tanyaku padanya namun mas Agus hanya tersenyum tanpa memberikan jawaban.
“Mungkin masih kurang kali nyemprotnya.” Jawabnya kemudian lalu kami berdua tergelak tertawa bersama diiringi bunyi hujan. Sesaat aku memikirkan Frans, aku telah mengkhianatinya, telah menodai komitmen pacaran kami. Aku sendiri bingung sebenarnya ada apa dengan diriku. Aku mencintai Frans, sangat mencintainya dan itu bisa kubuktikan. Tetapi aku juga tidak dapat membohongi diriku kalau aku menikmati saat-saat bersama mas Agus bercinta dan saling menggapai kepuasan dan nafsu birahi. Aku tidak dapat menyembunyikan kepuasanku ketika tonggak penis mas Agus yang besar seperti torpedo itu melesak dan memompa lubang vaginaku dan menjarahnya tanpa ampun juga saat batang kejantanan yang kokoh itu menyemburkan cairan cintanya membasahi relung liang kewanitaanku. Apa yang sebenarnya terjadi pada diriku ini? Apakah aku mencintai Frans? Apakah aku juga mencintai mas Agus? Ataukah aku seperti cewek murahan yang dengan mudahnya berserah diri pada pria yang mendekatiku dan menyerahkan liang kewanitaanku demi mencapai kepuasan sesaat. Sempat terbersit didalam benakku, ‘Apakah aku pelacur?’
Sayangnya apapun jawabannya, pertanyaan-pertanyaan lain akan memburuku lagi karena cerita cintaku tidak berhenti sampai disini saja....belum.
 
de squall?? is that you??

i am your fans :ampun:
 
de squall?? is that you??

i am your fans :ampun:

yuppp
mantan member ds yakkk? :D
Maklum ane cuman ikut forum itu doank dulu nya :D
lam kenal bro...atau lebih tepatnya salam jumpa lagi bro
 
wow mas agus nekat neh - tapi enak juga kayanya y :beer:
 
Apkah kmu placur.? Ooo tentu tidak :)
Ceritanya menghanyutkan... kisah nyata kah.?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd