Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Catatan Adinda

misternobody

Semprot Addict
Daftar
28 Jan 2018
Post
483
Like diterima
2.255
Bimabet
Hallo semuanya, setelah sekian lama menjadi slient rider dan beberapa cerita yg belum bisa di tamatkan. Gue balik lagi dengan sebuah cerita yg sudah gue buat sejauh satu capter. Cerita ini hanya fiktif belaka.

Dan, untuk point of view gue ambil dari seorang wanita. Untuk update tidak akan tergantung kapannya. Tapi untuk naskah memang sudah di tulis. Cepat atau tidaknya uodate akan tergantung atensi para suhu semua. Akan langsung meluncur part satu. Untuk mulustrasi silahkan berasumsi sendiri bergantung dengan fantasi para suhu masing-masing. Have a nice day. FYI sekarang gue udah married lagi anget2nya sama bini wkwkw


Part 1

Sebuah perbedaan.

"Jadi kamu mau bagaimana? Mau kita udahan", tanya dia.

"Setelah sekian lama kita berjuang, apa kamu mau nyerah aja gitu bay?", tanyaku balik.

"Semua ini gak bakalan pernah beres jika tidak ada yg bisa mengalah dianttara kita"

"Aku mau pulang, anterin aku", pintaku.

Setelah kejadian perdebatan untuk kesekian kalinya antara aku dan orang yg ku sayang itu akhirnya aku hanya bisa menangis di sudut kamar kostanku sekarang.

Perdebatan tentang perbedaan keyakinan yg kita anut dan yg membuat semuanya terasa lebih berat.

Perkenalkan namaku Adinda, cukup panggil Dinda atau Din saja.
Aku seorang wanita berumur 23 tahun yg baru memulai karir di sebuah perusahaan swasta, dan pacarku seorang penyanyi bisa ku sebut. Namanya adalah Akbar, biasa dipanggil Abay seorang pemuda yg baru juga selesai dengan pendidikannya lalu sekarang sedang merintis karir sebagai musikus dan penulis.

Kami sudah menjalin hubungan pacaran selama dua tahun terakhir. Pacaran yg sehat menurutku karena memang kami berkomitmen untuk saling menjaga.

Sekilas tentang asal usulku, aku terlahir dari seorang ayah sumatera utara dan ibuku dari sukabumi dan di besarkan dari keluarga katolik. Dan kini, Aku berada di kota kembang semenjak selesai SMA di sukabumi lalu berkuliah di Bandung.

Sedangkan Akbar pacarku. Namanya Muhammad Akbar Rasyid, seorang pria yg mampu membuat aku luluh dengan segala tingkah lakunya. Seorang pria yg terlahir dari keluarga muslim yg menurutku sedikit fanatik. Tapi Akbar sendiri tidak seperti keluarganya, dia lebih santai lebih bisa menerima perbedaan.

Ingat suatu waktu aku dibawa ke rumah dia, ayahnya seorang kepala sekolah islam dan tanpa tedeng aling ayahnya langsung menanyakan apa agamaku. Ya aku bilang saja, dan kalian tahu apa yg dia bilang?

ayahnya bilang "Jika ingin melanjutkan hubungan dengan anak saya, kamu harus menjadi seorang muslim"

Akbar membelaku saat itu, tapi itu juga yg membuat semuanya semakin berat. Kami berpacaran diam-diam dari keluarga dia.

Sedangkan keluargaku lebih bisa menerima kehadiran Akbar, pernah dia mengantarku untuk pulang ke sukabumi dan ayah ku senang saja dia bisa menjagaku.

kembali lagi ke masa sekarang, aku sedang menangis di kamar sendirian.

Jam sudah menunjukan pukul 3 pagi yg dimana jam 8 aku harus bekerja dengan energi penuh. Tapi apa daya, tidak ada rasa kantuk yg kurasa.

Sekitar jam 6 aku beranjak ke kamar mandi untuk bersiap.

Aku lepas semua pakaian ku yg sedari kemarin belum berganti. Terlihat di cermin diriku dengan tinggi 160 dengan rambut panjang berwarna coklat gelap yg kontras dengan kulitku yg putih.

Lalu membusungkah buah dadaku yg aku banggakan ini. Dengan ukuran lingkar dada 34 dan cup C. Sebuah aset yg belum pernah ku berikan kepada siapapun termasuk Akbar pacarku. Dan kurang lebihnya, silahkan membayangkan bagaimana tubuhku, haha.

Setelah selesai mandi, aku bergegas untuk bersiap untuk berangkat kerja. Aku berpakaian seperti biasanya rok yg di padu padankan dengan kemeja dan blazer.

Tempat kerjaku tidak terlalu jauh dari kostanku, aku biasanya hanya jalan kaki kesana kecuali jika Akbar tiba2 ada di bawah sedang menungguku berangkat dan mengajak ku sarapan dulu.

Tapi tidak hari ini, dia tidak ada disana. Lalu aku berangkat dari kostanku di sekitaran jalan dalem kaum atau tepatnya di jalan pangarang lalu lurus menyusuri jalan hooman untuk menuju kantorku di jalan asia afrika.

Cuaca pagi ini cerah, jalanan masih sepi dan memang akhir-akhir ini kondisi jalanan sepi karena di sedang pandemi, beberapa kantor masih memberlakukan WFH, tapi tidak dengan kantorku.

Aku sampai di depan kantorku lalu di sapa pak satpam.

"Pagi neng dinda"

"Pagi pak"

Aku langsung menuju meja kerjaku di lantai 3, disana sudah ada beberapa rekan kerjaku.

"Pagi din, abis nangis ya lo", sapa Rendi di sebrang mejaku.

"Bersik lu"

"hahaha, kenapa berantem lagi?", tanya dia. Rendi lumayan dekat denganku. Entahlah aku bisa lebih dekat berteman dengan pria daripada wanita, tapi aku juga akrab dengan rekan wanitaku.

"Biasalah, apalagi"

"Udah tahu Long distance Realigius itu cuma buang-buang waktu din, masih aja lu coba", katanya sambil tertawa.

"Yakali aja bisa ren"

"Hahaha, tuh mending sama si Hendi, mayan coy posisinya strategis disini enak lah buat jenjang lo", kata dia.

"Ogah", kata ku cepat.

Hari ini tidak ada yg special dan berjalan seperti biasa, sangat biasa.

Selepas jam 4, aku tidak langsung pulang. Aku ikut dulu ke rumah rekanku si Anna di daerah Cibaduyut.

Sampai disana aku cerita-cerita sama dia tentang apa yg sedang ku alami.

"Segitunya ya lo sayang sama pacar lo"

"Hahaha heran gue juga na, kalo udah sayang suka susah lepas"

"Hahaha makanya jangan dulu dikasih tuh meki sama dia, jadi susah lepas", kata dia frontal. Aku memang seperti ini jika sedang dengan teman yg dekat, terkadang berbicara seperti perumahan cluster. Gak ada pagernya.

"Hahaha enak aja lo, gue masih perawan gila"

"Ah, masa sih din? Gak percaya gue selama pacaran lama gak ngapa-ngapain kalian"

"Sumpah anjir, emangnya elo baru pacaran seminggu dah ngamar", ledekku.

"Sial lo, lagian enak tau din"

"Hahaha gaudah di lanjut, gue tau enak tapi gue mah gak murahan"

"Anjir gue juga gak murahan elah, gak sembarang batang yg bisa masuk ke meki gue", kata dia dengan tertawa.

"Eh serius na, gimana sih solat tuh? Ajarin gue dong", kataku.

"Hahaha cie yg mau pindah haluan demi sang pacar", ledek dia.

"Hahaha serius gue na"

"Dah yakin lo? Orang tua lo gimana?"

"Belum yakin banget sih, ortu udah kasih lampu ijo nih asal gue jadi orang yg taat apapun yg gue anut katanya"

"hahaha oke, oke gue ajarin nih"

Dan sampai sekitar jam 10 aku masih ada dirumah Ana, ngobrol tentang semuanya dari agama musik film dan laki-laki.

Sekitar jam 9 Akbar telepon menanyakan aku dimana, dan katanya dia mau jemput aku sekitar jam 11 nanti. Aku iyain aja.

"Mending kasih dulu dah tuh perawan lu sama dia din", kata anna

"ni anak masih aja elah"

"Hahaha daripada gak tahu sama sekali din, anjir dua tahun pacaran terus putus tanpa ngapa-ngapain kan sia-sia banget"

"Hahahaha gelo maneh"

Sekitar jam 11 aku dijemput oleh Akbar menggunakan motor nya.

"ih koq pake motor, aku pake rok gini ih dingin", kataku protes.

"Aku bawa jacket koq nih", kata akbar sembari memberikan jacket parka dia.

"Aku gak mau duduk nyamping tahu"

"Yaudah biasa aja Din", katanya.

"ih terus paha aku kemana-mana tahu", protesku.

"Malem ini, gak bakalan banyak yg liat", kata dia.

Kamipun berangkat dari komplek singgahsana mekarwangi cibaduyut, lalu masuk ke jalan cibaduyut.

"udah makan belum?", tanyanya di jalan.

"Udah tadi, tapi jajan dulu ya", kataku.

"Kemana?"

"Gak tahu, pengen bubur kacang ijo", Pintaku.

"Oke meluncur tuan putri"

Kami sampai di persimpangan soekarno-hatta, disana lampu merah. Kendaraan tidak terlalu banyak.

Saat kami berhenti di depan lampu merah, tiba2 tangan Akbar mengelus pahaku yg tidak tertutup karena rok ku menjadi seatas paha.

Aku merinding saat tangan dia tiba2 ada disana.

"ih apaan ih", kataku sembari merasakan paduan dingin dan sentuhan dia.

"Eheheh, lupa. Kebiasaan kan kalo lampu merah elus lutut kamu", katanya.

"ih cari kesempatan", kataku.

"Hehehe, lagian gak dikasih lebih melulu"

"Emangnya mau apaan sih bay?", kataku.

"Hehehe, ya itu"

"Gak jelas ih"

Lalu tiba2 terdengar suara motor yg datang ke arah sampo=ing kami, suara motor yg tidak bersahabat di telinga. Disana berboncengan 3 pemuda yg mungkin umurnya dibawah kami.

Aku liat mata ketiga pemuda itu menuju arah pahaku.

"Naon maneh?", kata akbar kepada mereka (Apa lo?)

"Heheh, henteu a, bodas pingping kabogoh na a", kata salah satu dari mereka tanpa tedeng aling (Hehe, nggak a, putih paha pacar nya)

"Nya enya atuh, alus nya", Kata akbar tak ku sangka (Ya iya dong)

Aku mencubit dia lalu berbisih "Apaan sih kamu? Gila"

"Hahaha, kita godain mereka", kata dia berbisik juga.

Lampu merah di simpang bypass memang terkenal lama.

"Teh, jero na bodas oge nya", kata mereka keras. Jujur aku risih dengan apa yg mereka lakukan. Tapi aku masih berasa terlindungi karena ada Akbar, aku yakin dia akan melindungiku seandainya mereka terus seperti tadi.

"Bodas atuh, botak deuih", kata Akbar.

Aku mencubit dia.

"Wah, pasti alus nya a, jadi penasaran", kata mereka.

Lalu lampu hijau, Akbar menarik tuas gas nya menuju arah jalan leuwipanjang dan mereka berbelok ke kanan.

"Kamu ih apa-apaan", kataku.

"Hahaha, santai aja ah", katanya.

Lalu kami mampir di tukang bubur ito di sekitaran jalan kopo.

"Kamu tadi darimana?", tanyaku kpd akbar.

"Oh, tadi dari galcim"

"ngapain? Sama siapa?"

"Sama temen2 ngumpul aja"

"Gak mabok?"

hah

dia membuang napasnya ke arahku.

"Bau gak?"

"ih bau, bau sungut bos", kataku sembari tertawa.

"Hahaha jangan suudzon mulu makanya"

Lalu kamipun beranjak pulang darisana, menyusuri jalan ters pasirkoja lalu jalan pungkur.

Motor w175 akbar berbelok ke arah jalan dewisartika lalu belok kanan masuk ke jalan sasak gantung.

Sesampainya di pangarang pas di depan kostan ku lalu aku turun.

"Mau masuk dulu?", tanyaku.

"Emangnya boleh?"

"Gak ada larangan sih"

"Iya, tapi ibu kost kamu galak, siang mampir ke dalem aja tatapannya sinis"

"Hahaha, jangan keras-keras ngomongnya"

"tapi ada yg keras nih", katanya.

"Apa?"

Tiba2 akbar ambil tanganku dan mengarahkan kpd selangkangannya. Berasa banget ada benda keras yg ku pegang.

"ih oon apaan ih ih", kataku kaget sembari menarik tanganku.

"Katanya nanya apa"

"oon ih"

"Hahahah, jadi gak nawarin ke dalemnya?"

"Emangnya berani?"

"Berani lah, aku mau susu", katanya.

"Hah, aku lupa gak tau masih ada susu apa nggak bay"

"Susu kamu maksudnya", kata dia. Entahlah malam ini dia genit tapi berasa berlebihan ku rasa, maksudnya aku tidak terlalu . terganggu tapi tidak biasa nya aja.

"Mau?"

"Boleh?", kata dia dengan muka lucu.

"Besok, ya", kataku. Entahlah kenapa aku bicara seperti itu.

"Hah? Beneran? Deal"

"eh enggak engg..

Belum sempat aku selesai bicara. Akbar sudah berjalan dengan motornya sembari bilang.

"Udah deal, aku gak mau tahu. Aku pulang. Besok aku tunggu ya", kata dia setengah teriak.

Akupun beranjak ke dalam kostan dengan pikiran bingung dan tak menentu. Masa iya sekarang adalah waktunya aku memberikan lebih untuk dia.

Bingung menyertai.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Alur dari cerita ini bakalan acak, mungkin gak akan menceritakan detail adegan seks dari awal sampai akhir. Setiap scene di dalam part bisa bersambung dengan scene di part yg lainnya. Semoga menghibur, saran dan kritik langsung personal message aja yak
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd