Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Cerita berseries (sudah update)

Bg buat cerita tokoh utama wirda mansur,,,di perkosaan sama korban investasi bapaknya
 
Hipnotis Sekali Sentuh 4

Satu satu bulan telah berlalu, setelah penaklukan Nurul dan Kayes hidupku telah berubah. Biasanya, sepulang dari tempat kerja aku langsung tidur dan melakukan coli sambil melihat film di situs dewasa. Tidak disangka, sekarang aku memiliki toilet peju pribadiku sendiri.

Setiap seminggu sekali, vagina Nurul aku nikmati seorang diri. Jepitan vaginanya kencang, membuatku keluar berkali-kali.

Berbagai fantasi telah aku lampiaskan padanya. Selain Nurul, Silvi pun aku nikmati bersama temanku Juki. Sisanya, hariku kujalani seperti biasa kerja, makan dan tidur.

Pagi hari telah tiba, aku baru terbangun dari tidurku. Penisku sudah keras maksimal, namun sayangnya Nurul sedang pulang kampung.

Terpaksa, aku biarkan walau pun menyiksa.Handphoneku berbunyi lalu aku mengambil handphoneku di balik bantal. Rupanya Bimo menghubungiku, aku langsung menjawab panggilannya.

"Lucas, baru bangun?" tanya Bimo lalu aku menjawab,"Iya, baru bangun."

"Ayo, ngopi di tempat biasa!" ajak Bimo.
"Boleh, nanti gue ke sana."

Panggilan telah berakhir, aku terbangun dari tidurku dan bersiap-siap untuk pergi menemui Bimo. Selesai bersiap, aku pergi menaiki motor RX King hitam milikku.

Walau, hanya mengenakan kaos legbong hitam dan celana jins biru sepertinya sudah cukup untuk menemuinya di Warung Kopi. Lama diperjalanan, akhirnya aku sampai di warung kopi berada pinggir jalan pusat kota.

Bimo terlihat melambaikan tangan di atas tempat duduk lesehan. Setelah turun, aku memesan sarapan pagi dan kopi. Kemudian, aku duduk berhadapan dengannya.

"Sarapan pagi dan kopi, biar gue yang bayar sekaligus terima kasih sama elu," kata Bimo.

"Gimana Kayes?" tanyaku mengingat Kayes secara resmi menjadi toilet pembuangan peju.

"Berkat elu, gue bisa nikmati tubuhnya setiap hari. Sekarang, main berlima pun sanggup," ujarnya dengan intonasi rendah.

"Ha.ha.ha! Kayes memang punya bakat jadi lonte," timpalku dengan intonasi rendah.

Tidak berselang, pesananku telah tiba lalu aku mulai menikmati sarapan pagi. Selesai sarapan pagi, kami berdua menikmati secangkir kopi. Bimo terus bercerita, mengenai kehidupannya sebagai kru kamera. Mendengar hal itu, membuatku mengingat masa indah ketika tampil di layar televisi.

Setiap hari, aku tampil dengan berbagai trik hipnotis berbagai acara hiburan. Zaman telah berubah, kini semua itu hanyalah kenangan. Pada akhirnya, aku berakhir sebagai supir.

"Kenapa bro, murung begitu?" tanya Bimo.

"Gue kangen tampil di TV."

"Ha.ha.ha! Soal itu gampang, elu tinggal hipnotis produser salah satu film. Terus elu bisa langsung syuting jadi peran utama," candanya lalu aku membalas,"Tidak semudah itu kunyuk."

"Ngomong-ngomong, ada yang ingin gue omongin," kata Bimo lalu aku bertanya,"Apa?"

"Gue ingin buka tempat pelacuran, tapi bukan pelacuran biasa" bisiknya kepadaku.

"Bukan biasa bagaimana?" tanyaku tidak mengerti.

"Gue ingin, cewek-cewek tempat pelacuran gue itu selebgram atau artis. Kalau bisa, selebgram hijab. Kalangan biasa juga boleh, asal cantik.Soalnya hijab lagi ngetren di tempat pelacuran," bisiknya.

"Ngaco, cari di mana cewek hijab mau jadi pelacur?"balasku u lalu Bimo menjawab,"Soal itu kan ada elu. Elu tinggal hipnotis, terus elu cuci otak mereka sampai mau jadi lonte. Gimana?" bisiknya membuatku terdiam.

Terbayang, sosok ukhti berjilbab lebar namun dibaliknya terdapat tubuh yang aduhai. Selain itu, beberapa ABG dan mahasiswa mengenakan jins ketat membentuk lekuk bokok dan vaginanya. Membayangkan hal itu, membuat kontolku mengeras.

"Bro, sebagai permulaan. Malam minggu, kita cari mangsa buat koleksi hijab yang pertama," bisiknya kepadaku.

"Ha.ha! Ok, gue tunggu."

Malam Minggu kemudian, sebuah mobil sedan hitam terparkir di depan gerbang kontrakan. Aku masuk dan duduk di bangku depan samping kursi kemudi. Mobil melaju meninggalkan kontrakan. Aku pemasaran, ke mana Bimo akan membawaku?

"Bimo, elu mau bawa gue ke mana?" tanyaku lalu Bimo menjawab, "Cari mangsa. Kita culik terus elu hipnotis, terus langsung eksekusi."

"Hahaha! Ide elu boleh juga!"
Mobil melaju secara perlahan, suasana Kota cukup ramai. Aku dan Bimo, mencari korban untuk dijadikan koleksi pelacuran.

Lama diperjalanan, pandang mereka fokus pada seorang gadis hijab coklat duduk seorang diri di bangku pinggir trotoar. Dia mengenakan baju hitam dan celana jins biru.

"Ada mangsa tuh," kata Bimo.

"Iya, lemayan..."

"Di tempat pelacuran, gadis hijab polos peminatnya paling tinggi."

"Turunin gue sekarang," pintaku kepada Bimo.

Bimo mulai memarkirkan kendaraan di pinggir jalan lalu aku turun dari mobil. Aku berjalan mendekati gadis itu sedang sibuk dengan ponselnya. Sebagai modus, menanyakan jalan adalah pilihan yang tepat.

"Permisi," sapaku lalu ia membalas,"Iya?"

"Jalan X di mana, ya?"

"Dari sini lurus, terus belok kiri...."

jawabannya sambil menunjukkan jalan.
"Terima kasih," balasku dan langsung menepuk pundaknya.

Sekali tepuk, pandangan gadis itu menjadi kosong. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, aku memintanya masuk ke dalam mobil. Kami berdua masuk ke dalam mobil.

Tidak ada satu pun orang curiga. Kemudian, mobil kembali melaju mencari tempat sepi untuk eksekusi.

"Siapa nama kamu?"

"Ade."

"Pernah nonton bokep?" tanyaku lalu ia menjawab, "Pernah."

"Dengarkan sugestiku. Mulai sekarang, kamu adalah seorang pelacur sekaligus bintang bokep yang menuruti perintahku dan Robi. Paham?

"Paham."

Aku langsung memeluknya, bibir kami saling bertemu lalu berciuman. Lidah kami saling beradu dalam kenikmatan. Tangan kiri mulai bermain dengan payudaranya sedangkan tangan kanan mulai melepas celananya.

Ade



Kontolku mulai tegak sempurna, di dalam celana terasa penuh sesak. Kemudian, aku buka celanaku hingga keluarlah kontol kebanggaanku yang hitam, panjang dan besar.

Tanpa aku suruh, tangan kirinya berinisiatif meraih kontolku lalu ia mulai mengocoknya secara perlahan sambil berciuman.

Tangannya terasa lembut dan aroma harum, membuatku semakin hony. Ciuman kami terhenti, aku dan Bila saling berpandangan.

"Kulum."

Ade menunduk, ia terdiam tak berkedip melihat penisku. Dia mulai menjilati bawah penisku.


Jilatannya, terasa seperti terkena sengatan listrik. Sosok Ade terlihat seperti gadis alim dan polos, kini terlihat seperti lonte berhijab.

"Besar dan Panjang...," pujinya sembari menyentuh kepala penis dengan ujung lidahku.

"Ahh..., kamu suka?"

"Iya..,"

Dia mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Hangat dan nyaman mulai aku rasakan. Lidahnya memutari seluruh pangkal penisku. Perlahan dia mulai memaju mundurkan penisku di dalam mulutnya.

Sluuuppp slupp sluuup sluuppp

Hisapannya serta kulumannya, membuat penisku semakin mencapai puncaknya. Sementara itu, aku lihat Robi mengintip dari kaca mobil. Dia terlihat gelisah, melihat adegan panas yang kami lakukan.

Semakin lama, blobjob pada penisku semakin cepat. Melihat wajah lugunya yang hony membuatku semakin tidak tahan.

Crooot Crooot crooot crooot

Spermaku memenuhi mulutnya lalu kami berpandangan. Ade tanpa ragu, menelan semua pejuku ke dalam mulutnya.

"Duduk," perintaku kepada bila.

Kini giliranku untuk memberikan kenikmatan kepada Ade. Aku mulai membuka bajunya, terlihat sepasang payudara menggiurkan. Ujung lidah mulai menyentuh pentilnya.



Kemudian aku mulai menjilatinya, tangan kiri bermain toketnya sedangkan tangan kanan mulai mengelus belahan vaginanya.

"Ahh....,"

Desahannya, ketika ujung jariku masuk ke dalam liang kenikmatannya. Penisku semakin keras, mendengar suara desahannya begitu keras. Semakin lama, kocokan di dalam liang kenikmatannya semakin kencang.
Lubang kenikmatannya, menghisap jariku kuat-kuat.



Puas bermain dengan payudaranya, aku pun menarik celananya. Kini aku melihat, gundukan lubang kenikmatan mulai merekah. Ujung lidahku, perlahan masuk ke dalam liang kenikmatannya.

"Ahh... uhh...!"

Lidahku mulai menari di dalam liang kenikmatannya. Vaginanya yang tebal, mulai berkedut sebagai tanda kenikmatan.

Bulunya vaginanya yang terawat, membuat lidahku semakin bersemangat menjilati seluruh bagian dalam liang kenikmatannya.

"Yess...fuck..enak... terus... jilat..ahh!"

Kedua pahanya menjepit kepalaku. Tidak lupa kedua tanganku memeras teteknya yang montok. Memeknya berkedut serta suara desahan nikmat membuatku semakin bernafsu.

croott croott croott

Cairan cintanya mengalir dengan derasnya. Kami berdua berhadapan, kembali aku melumat bibirnya tanpa melepas hijab. Bagiku, melumatnya tanpa melepas hijab merupakan sesuatu yang menggairahkan.



Tanpaku suruh, Ade kembali mengocok penis ku. Tangannya yang lembut serta kocokannya membuat penis ku semakin keras.

Kini saatnya bagiku untuk melakukan eksekusi. Tidak sabar rasanya, menikmati jepitan vagina gadis seperti Ade.

Ade melebarkan lubang vaginanya dengan kedua jari. "Sini, ayo masukin sayang."

Berkata sayang pada orang tidak dikenal membuatku semakin bernafsu. Kepala penisku, perlahan masuk ke dalam liang kenikmatannya.



Hangat dan nyaman sekali vaginanya. Jepitan serta sempitnya vagina Ade, membuatku teringat oleh jepitan vagina Nurul. Hanya saja, hisapannya lebih kuat seolah ingin memeras kantong pejuku hingga habis.

Hisapan vaginanya, membuatku semakin tidak tahan. Akhirnya, sekali hentakan penisku masuk seluruhnya.

"Ahh, sakit! Udah!" jeritnya kesakitan.

Meskipun awal penetralisir kasar, aku sedikit berbaik hati membiarkan vagina nikmatnya beradaptasi dengan penis Hitam besar milikku. Vaginanya terus menghisap dan menyesuaikan bentuk penisku.

Sluup sluup sluup sluup sluup

Air mata Ade membasahi pipi, aku langsung mencumbunya dengan panas. Sambil kulumat bibirnya, perlahan aku goyangkan pinggulku.

plok plok plok plok plok plok

Semakin lama, genjotku semakin cepat. Sementara itu, Bimbo terlihat gelisah di bangku kemudi. Sesekali, aku menertawakannya sambil terus menggenjot tubuh Bila.

"Sialan, Elu enak-enak selagi gue nyetir!" ujarnya menoleh ke belakang.

"Udah, fokus aja elu nyetir. Nanti juga elu kebagian!" balasku.

Rintihan sakit, berubah menjadi desahan nikmat. Mendengar hal itu, membuatku semakin brutal menggenjot memeknya.

"Yes! Yes! Ahh.. fuck... Big Black Penis ahh!"

"Ahh..Ade! Fuck...yeah...! Memek elu nikmat banget sayang! Kamu suka kontol ku?!" tanyaku sambil mempercepat genjotanku di memeknya.

"Suka, Ah!"

plok plok plok plok plok plok plok

"Memek elu sempit banget sayang! Ahh..Ade! Ahh! Uhh! Elu mau jadi toilet Pejuku?"

"Ahh... Ahhh! Yes! Yes! Terus, Ade mau jadi toilet Peju. Penuhin memek bila.. ahh! Pakai Peju! Ahh!"

"Uhh... dasar jilbab lonte! Gue penuhin memek elu pakai peju gue! Ahhh!"

Aku genjot memeknya tanpa ampun. Kedua kaki dan tangannya mulai memelukku. Kami berdua kembali bercumbu dengan panas.

Jilbab yang ia kenakan mulai tidak karuan. Hisapan serta jepitan vaginanya semakin kuat. Aku pun mulai mencapai batasnya.

Croott croott croott croott croott



Kini spermaku telah memenuhi rahimnya. Aku tetap menindih tubuhnya sambil bercumbu.

Perlahan, penisku mulai mengecil namun vaginanya terus menghisap seolah tidak ingin terlepas. Spermaku bercampur dengan darah perawannya keluar dari sela liang kenikmatannya.
 
Terakhir diubah:
Request yg hijab syar'i dong hu...
Yg pake gamis, jilbab lebar...
Yg kayak Dhini Aminarti atau ustazah Syifa nurfadilah
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd