Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
Cerita ngintip Pembokat colmek
Satriabajaputeh
Tukang Semprot
- Daftar
- 7 Jan 2020
- Post
- 1.375
- Like diterima
- 891
Bangsat...
Kentang banget...
Lanjut bang..
Pic juga
Kentang banget...
Lanjut bang..
Pic juga
Aganteng123
Suka Semprot
- Daftar
- 6 Jul 2017
- Post
- 22
- Like diterima
- 14
Pasang tenda ah
firaun80
Semprot Addict
Yah kentang banget... di LANCROTKAN donk gan... masa intip² doank
daviddharma
Tukang Semprot
- Daftar
- 29 Sep 2016
- Post
- 1.180
- Like diterima
- 344
Lanjutkan hu
Saorisaosperma
Semprot Kecil
- Daftar
- 26 Jun 2018
- Post
- 96
- Like diterima
- 43
Nice story suhu!! Mantep beud dah!!! Mbak uwii... I lop yu
SarkasJail
Tukang Semprot
- Daftar
- 12 Dec 2019
- Post
- 1.356
- Like diterima
- 1.152
Ijin menunggu kelanjutan ketimpuk botol parfum ni heheh
japriinaja
Guru Besar Semprot
- Daftar
- 24 Feb 2018
- Post
- 2.285
- Like diterima
- 1.108
ninggalin jejak
Gue pun pura pura memegang kontol, setelah si pembokat melembar botol parfumnya. Ga sakit sih Cuma kaget aja gue.
Gue ngeliat dia berdidi syok gitu sambil nutupin badan sawo matang sekelnya dengan tangannya sendiri. Gue sama dia saling liat liatan dan tiba tiba aja doi teriak “keluaaaar….” Kata doi sambil teriak. Sontak gue pun langsung keluar kamarnya saat itu juga tong.
Malem harinya gue cari-cari doi disekitar rumah tapi ga ada, apa dia marah sama gue ya, bisa saja doi telepon orangtua gue terus laporin kejadian cabul ini. Hhhh..ya udah lah, pikir gue, udah terjadi juga, yg nanti urusan nanti. Gue sengaja duduk depan rumah sambil termenung, takutnya dia kabur dari rumah, cuma mastiin aja kalau was was gak terjadi.
Jam 10 malem mbak Uwi dateng,
“Loh belum tidur kamu den?” Tanyanya, wajah itu terlihat datar, malah ada senyuman kecil menghias bibirnya.
“Ini dah mau mbak, cuma aku lagi nunggu mbak..”kata gue
“kenapa den?” Tertawanya membuat guelega.
“…aku takut mbak kabur gara gara aku..” jawab gue sambil ngerasa bersalah
“…maaf buat yang tadi ya mbak…”lanjut gue
“…..ya ndak papa den…mmm....lupain aja..” timpal si Mbak Uwi sambil melangkah ke arah kamarnya.
Yah udahlah, yg jelas ga akan ada masalah, doi udah nerima perlakuan gue tadi siang. Gue pun bersiap tidur.
Hari2 selanjutnya berlangsung normal, gak ada bahasan lagi soal peristiwa itu. Mbak Uwi tetap jadi pembokat yang rajin. Paling gue kalau ketemu doi lagi sarapan cuma ngobrol basa-basi.
Setelah satu minggu, bokap nyokap gue ngabarin ke pembokat kalau mereka udah mau pulang.
“den…. Ibu sama bapak katanya mau pulang minggu ini” katanya dengan nada lirih,
“oh iya mbak, makasih ya…” jawab gue
Waktu itu emang gue mau bersiap kencan kerumah cewe gue, pas gue udah siap siap mau berangkat tiba tiba si mbak uwi narik tangan gue.
“den tunggu…” kata mbak uwi,
“kenapa mbak….?” Jawab gue
“aden ga ngelaporin kejadian itu ke ibu bapak kan?” Tanya dia dengan muka serius.
“nggak lah mbak…emang kenapa?” Tanya gue sambil duduk kembali ke sofa ruang tengah
Doi pun ikut duduk di samping gue,
“iya ……mbak takut kamu laporin, trus ibu bapak nyangka aku pembantu ga punya ahlak” jawabnya sambil menunfuk
“Mbak..maaf boleh saya nanya..” kata gue
“Boleh den..mo nanya apa..”Jawabnya.
“Yg kemaren itu..mbak gak marah sama aku ?” Lanjut gue.
Dia terdiam beberapa saat,mimik wajahnya berubah.
“Mmm..mbak ikhlas kok den..salah mbak juga..sudahlah gak papa..”jawabnya pelan sambil mengalihkan pandangan.
“Boleh nanya lagi mbak..” Lanjut gue.
“Monggo den..” jawabnya
“Apa yg mbak rasa waktu itu,..mm..waktu aku liat mbak di kamar..” gue coba untuk SSI si mbak.
“….mmmm…gimana ya.***k tau den..”Jawabnya, wajahnya terlihat canggung.
Mbak uwi berhenti sejenak, kayaknya doi bener bener canggung dan malu karena kejadian itu.
“wajar kok mbak….” Kata gue memecah kecanggungan mbak uwi.
“mm….wajar gimana maksudnya den?” Tanya doi kebingunan
“iya wajar aja kalau mbak masturbasi, aku juga kadang masturbasi kok mbak. Lagian itu bukan perbuaatan yang harus membuat mbak malu” Kata gue
” ..nafsu kita kadang bisa jadi liar..kadang gak bisa kontrol.. ya ketika itu banyak orang yang memang bingung melampiaskannya” gue meneruskan omongan ssi bejad.
” Apa yg aden pikir semenjak kejadian itu soal mbak..”. tiba tiba doi menimpali
” Maksudnya..?”
“Yaa apa aden pikir mbak ini jadi perempuan gimanaa gitu di pandangan den..”
“yaa… saya masih respek kok sama mbak..”Jawabku.
“..mbak sebenernya nyesel..” kata doi
” Loh nyesel kenapa mbak? tapi kalo boleh jujur..maaf yaaa mbak..” kata gue berusaha menimpali dengan SSI
“Apa den..ngomong aja..”Jawabnya penasaran.
“.. Saya pengen liat mbak ngulangin lagi..saya tau itu gak mungkin..maaf yaa mbak..”Suara gue sedikit bergetar, jantung gue jadi berdetak cepat.
“….aden… mau liat mbak gitu lagi?” jawabnya sambil ragu ragu.
“….mmm…apa ya, kayanya ga adil kalau aku yang liat aja, gimana kalau kita masturbasi bareng.” Gue coba melancarkan SSI gue.
Mbak Uwi tersenyum tipis,doi pun seperti agak malu. Gue penasaran apa yg ada dalam pikiranya.
“Apa yg aden inget waktu kejadian itu..” Ujarnya.
“Yaa …indah sih mbak hahaha..”Jawab gue
“hehe..aden masih muda, wajar kalo pikiran ke arah itunya masih kuat, jadi..”
“Sekarang jg lagi mikirin itu mbak..”gue langsung memotong kalimatnya.
Doi pun kaget sejenak
“..hmm…yaaa mbak berat hati utk begitu lg ..takut keluarga aden nganggep jelek..”Lanjut doi dengan muka agak takut gitu
“Kalo aku minta tolong supaya mbak gak takut lagi gimana..”gue melancarkan SSI mencecar pikiranya.
“Yaaaa..gimana den.***k usah den...”jawab doi takut
Gue paham banget doski tengah dilanda kebingungan, di satu sisi doi segan menepis godaan sange nya, di sisi lain doi ga mau terjerembab dalam perzinahan. Gue menggeserkan dudukk mendekat. Tanganku memegang jemari tanganya. Si pembokat ini terkesiap dgn kenekatangue
“Mbak.***k perlu takut..mbak bisa minta apa aja dari aku..” kata gue sambil menatap kedua matanya lekat2 dan memegang tangannya
“tapi cuma kayak kemarin aja ya?” kata mbak uwi
Akhirnya SSI gue berhasil, gue tinggal eksekusi ni pembokat, pas gue lagi sange-sangenya gue dapet telepon dari cewek gue. Gue sampe lupa mau kerumah cewek gue gara gara godaan sange berat si pembokat. Akhirnya daripada cewek gue marah gue pun bilang ke si mbak uwi. “ya udah aku mau kencan dulu, nanti pas pulang kalau mbak mau, jangan tidur ya.”
Semalamnya sekitar jam 11 malem gue sampe kerumah gue. Rumah udah keadaan sepi, gue berfikir dalam hati, wah mungkin si pembokat udah tidur nih. Gue sempat mengurungkan niat. Gue pun duduk di sofa ruang tengah sambil menghela nafas, gue dikagetkan dengan suara lembut si mbak memanggil.
“eh den udah pulang?” kata si mbak uwi memakai daster
“eh iya mbak…” kata gue menanggapi. Entah kenapa keadaan menjadi awkward, mungkin di satu sisi doi mau gue yang bilang tentang kelanjutan tadi siang.
“mau dimana mbak?” Tanya gue memecah lamunan si pembokat.
“ehh. ..di…dimana ya den…” tanyanya kikuk.
Gue pun menarik tangan dan membawa si mbak uwi ke kamarnya.
“Disini aja ya mbak, gimana?” Tanya gue ke mbak uwi sesampainya di kamarnya
“hordengnya tutup dulu ya den,” kata doi bertanya
“gak usah, mbak uwi pasti kegerahan kan, lagian ga ada orang juga dirumah” kata gue
Doi pun memangguk, kita pun jadi diem saling berpandangan. Seketika gue mendekat memegang tangannya kearah kontol gue yang masih berbalut jeans, Gue menuntunnya memegang dan meremas remas kontolku,
seketka doi pun berkata, “Tapi lihat aja ya den, engga boleh pegang punya mbak.”
Gue pun menangguk, Kemudian gue suruh doi untuk membuka dasternya dan kemudian celana dalamnya. Doi masih agak malu-malu ngelakuinnya, akhirnya gue pun membuka dompet gue dan ambil dua lembar merah dari dompet.
“ini mbak, ga usah takut,” kata gue sambil menyodorkan dua lembar duit merah.
“ga…*** usah den” kata doi sambil menolak.
Keadaan masih malu-malu dan awkward, gue pun langsung memasang muka kecewa,
“ya udah kalau mbak masih belum mau” kata gue.
Gue pun membalikan badan hendak keluar dari kamar doi dengan perasaan kecewa dan doi pun memanggil.
“bentar den”… kata doi sambil memuka dasternya yang ternyata doi ga pake celana dalam.
Sekarang doi pun berdiri dalam keadaan telanjang bulat dua langkah dihadapan gue. Kemudian doi duduk kembali kali ini dengan mengangkangkan kakinya lebar lebar sambil berkata, “ayo den….”
Sambil membuka pakaianku gue memperhatiin tubuh Mbak Uwi. Teteknya berukuran sedang yang membulat kencang, pentilnya coklat tua dan agak panjang, lalu selangkangannya agak hitam namun tetap menawan.
Lalu bibir memeknya juga cukup panjang berwarna coklat muda, membuka perlahan lahan memperlihatkan lubang memek yang tampak merah muda dan berkilatan, agaknya sudah sedikit basah.
Yang paling mengagumkan adalah itilnya yang begitu besar, hampir sebesar Ibu jari gue, kepala itilnya tampak merah muda menyembul separuh dari kulit yang menutupinya, seperti kontol kecil yang tidak disunat, luar biasa, belum pernah gue melihat itil sebesar itu.
Tangan Mbak Uwi mengusap usap bagian luar memeknya perlahan lahan, kemudian telunjuknya masuk perlahan lahan kedalam lubang memek yang sudah merekah indah dan perlahan lahan keluar masuk seperti kontol yang keluar masuk memek. Sementara tangan yang satu lagi memegang itilnya diantara telunjuk dan ibu jari dan memilin milin itilnya dengan cepat.
Gue pun gak mau kalah dan mengusap usap kepala kontol gue yang 16 cm, kemudian menggenggam batangnya dan mulai mengocok sambil terus memperhatikan si pembokat. Mbak Uwi mulai mendesah desah dan memeknya-pun mulai menimbulkan suara berdecak decak karena basah, tampak air memek yang berwarna bening mengalir sedikit membasahi selangkangannya. Kita berdua onani sambil saling memperhatikan. Sungguh tidak pernah gue sangka bahwa onani bareng bareng dengan pembokat rasanya begitu nikmat.
Saat hampir nyemprot, gue menahan kocokan gue dan menghampiri Mbak Uwi yang terus menusuk nusuk memeknya dengan cepat. Gue berjongkok dihadapannya dan lidah gue pun mulai menjilati memeknya. Mbak Uwi agak kaget dan berusaha untuk mendorong kepala gue yang ada di memeknya. Namun karena gue udah terlanjut ada di depan memeknya, sambil menjilat-jilat dan mengigit kecil itilnya, doi pun membiarkan gue menlanjuti menjilati memeknya, tangannya meremas remas kedua teteknya dengan keras.
Gue menjulurkan lidahku kedalam lubang memek yang menganga lebar dan menusuk nusukkan lidahku seperti ngentot, Si pembokat mulai mengerang dan tak lama doi menarik kepala gue kearah selangkangannya membuat gue sulit bernapas karena hidung gue tertutup memek, kemudian terasalah memeknya berkedut kedut dan bertambah basah, selain itu gue ngerasa pahanya bergeter hebat.
Rupanya Mbak Uwi sudah memperoleh orgasme pertamanya. Tapi gue gak puas dengan hanya menjilati lubang memeknya, sasaran gue berikutnya adalah si itil besar. Mula mula gue jilat jilat kepala itil yang menyembul dari kulit itu, terus gue masukkin seluruh itilnya kemulut gue sambil menyedot nyedot sang itil. Teringat tadi gue ngewe sama cewek gue, itil cewek gue pun ga segede ini.
Mbak Uwi mengerang erang dan menggoyang goyangkan pinggulnya kekiri kekanan sehingga gue terpaksa menahan pinggulnya dengan tangan supaya si itil tidak lepas dari hisapan
Tidak lama doi mengeluarkan lenguhan yang keras dan memeknya pun kembali berdenyut denyut dengan keras, kali ini dengan disertai cairan putih susu yang agak banyak. Rupanya doi udah crot yang kedua. gue melepaskan itilnya dari mulutku dan ngeliat cairan memeknya lumer keluar
Mbak Uwi tergolek dengan lemasnya seperti balon yang kurang angin. Gue pun berdiri dan mulai mengocok ngocok lagi kontolk yang sudah begitu keras dan tegang. Mata si pembokat mengikuti setiap gerakan tanganku mengocok kontolku. Saat gue hampir mau ngecrot, kudekatkan kontolku ke mukanya dan Mbak Uwi segera membuka mulutnya dan menghisap kontolku dengan lembutnya.
Gue tidak sanggup lagi bertahan karena hisapannya yang begitu nikmat, gue pun menyemprotkan air maniku di mulutn doi. Meskipun gue tadi udah ngewe sama cewek gue, kontol gue tetep tidak mau berhenti menyemprot. Begitu banyak semprotan, ga ada setetespun air mani yang keluar dari mulut Mbak Uwi, semuanya ditelan habis. Meksipun doi sempet agak tersedak dikit.
Edan kata gue dalam hati, sambil gue pun duduk lemas setelah dihisap sama si mbak uwi. Kita berdua saling ngeliat satu sama lain sambil senyum cengengesan.
Sejak itu kita selalu coli bareng kalau ada waktu, kadang kita berdua malah sampe ngelakuin posisi 69. Doi ada di atas sambil nyepongin kontol gue dan gue dibawah ngejilatin sambil mainin memek basahnya.
Kita emang udah komitmen untuk ga sampe ngelakuin hubungan seks, karena doi tahu gue punya pacar dan doi juga gak mau nantinya ngerusak hubungan gue sama pacar gue.
Hubungan terlarang kita cuma sebatas saling ngocok satu sama lain, dan paling kalau doi lagi kena palang merah (haid), gue biasanya minta doi ngocoking atau ngisep kontol gue sampe spremanya di telen, kadang dimuntahin juga sih kalau doi ngerasa spermanya enek, hehehe
Sayangnya setelah sekitar 6 bulan kemudian doi terpaksa harus pamit jadi pembokat dirumah gue karena doi mau ngurusin lapak di kampung. Kebetulan waktu pamit doi udah udah dapet bekel dari bokap nyokap gue. Sejam sebelum doi berangkat gue berkunjung ke kamarnya, doi nampaknya udah siap dan baju celana yang rapih dan saat itu doi sedang pake make up. Entah kenapa muncul akal bulus gue, gue minta sama doi sebagai kenang-kenangan untuk terakhir kalinya gue pengen nge-crot di muka doi.
“mbak aku mau kasih kenang kenangan,” kata gue
“kenang-kenangan apa den?” kata doi dengan senyum manisnya
“ini ..” sambil gue keluarin duit lima lembar merah
“ya ampun den, banyak banget” kata doi hendak mengambil duit merahnya.
Gue pun langsung menarik kembali dan memberi isyarat untuk doi jongkok ngocokin kontol gue. Awalnya doi menolak karena takut ketauan, tapi karena gue memberikan muka lesu dan sedih akhirnya doi mau.
Tanpa diberi aba aba, doi pun langsung membuka celana pendek gue, kebetulan gue emang gak pake celana dalem, doi langsung melahap bagaikan orang kelaparan. Batang kontol itu perlahan menghilang diantara disedot habis oleh Mbak Uwi. Anjirr, sedotannya bener bener dahsyat, bukan hanya sedotan doi pun memainkan lidahnya di kepala kontol gue. Gue yang mau crot pun berusaha untuk mengatur ritme namun ternyata doi malah semakin kenceng nyedotnya sambil kedua tangannya memegang erat bokong gue. Alhasil gue yang udah ga tahan pun siap siap ngecrot. Tanpa dikira doi malah melepas hisapannya dan melanjutkan dengan kocokan tangan, sambil memberikan pose senyum manis doi pun memberi aba-aba ke gue buat nge-crot di muka manis.
Crot lah gue dengan sekuat tenaga ke muka nya, lumayan banyak sampe kentel putih sprema gue mendominasi muka manisnya.
“waduh mbak, maaf, jadinya mbak harus bersih cuci muka lagi” kata gue
Si mbak uwi pun tersenyum, sambil membelakangi gue doi langsung ngaca, setelah itu bener bener di luar dugaan gue. Itu sperma sama doi langsung diusap ke semua wajahnya kayak make lotion pelembab. Bener-bener sampe semua sperma di muka nya hilang dan jadi kayak pelembab yang biasa dipake cewek-cewek. Doi pun langsung memakai lipstick merahnya dan juga pensil alis serta eyelinernya. Gue menganga ga mengira ini pembokat jadi binal juga.
Doi tersenyum balik gue. “ini sebagai kenang-kenangan juga buat mbak, mbak pake crot kamu buat pelembab selama mbak di perjalanan” ujarnya.
“tapi mbak,,,, itu kan bau sprema” kata gue sedikit nyengir.
“Ga kok den, tenang aja, kalau ada yang nanya, mbak bilangnya pake lotion pandan” jawabnya tersenyum geli.
Akhirnya doi pun pamit, gue, bokap dan nyokap gue, mengantarnya pamit untuk diantar oleh tante gue. Kilatan bekas sperma gue memberikan kesan glossy pake muka Mbak Uwi.
“ wah mbak muka kamu glossy banget “ kata tante gue yang memang notabene fashionable dan sangat menjaga kulit wajahnya.
Tanpa gue kira itu tante gue malah cipika cipiki sama si pembokat, tentunya gue jadi kaget karena itu sperma gue, jadi ada sedikit nempel juga di muka tante gue.
“hmm,wanginya enak ….pandan” kata tante gue.
“iya non, ini aden yang punya lotionnya” kata mbak uwi.
“wah kapan-kapan aku minta ya?” kata tante gue ke arah gue.
Gue pun ga bisa bekata apa-apa, tante gue hanya tersenyum sambil mengecup kening gue. Tante gue pun masuk ke mobilnya, sambil Mbak Uwi masukin barang-barangnya. Sebelum masuk, mbak uwi berbisik sesuatu sama gue,
“kamu kalau mau ngocok bareng sama si tante aja ya?” katanya berbisik
Gue pun langsung shock, dan berangkatlah mereka berdua menuju perjalanan pulang….
TAMATIN AJA
Gue ngeliat dia berdidi syok gitu sambil nutupin badan sawo matang sekelnya dengan tangannya sendiri. Gue sama dia saling liat liatan dan tiba tiba aja doi teriak “keluaaaar….” Kata doi sambil teriak. Sontak gue pun langsung keluar kamarnya saat itu juga tong.
Malem harinya gue cari-cari doi disekitar rumah tapi ga ada, apa dia marah sama gue ya, bisa saja doi telepon orangtua gue terus laporin kejadian cabul ini. Hhhh..ya udah lah, pikir gue, udah terjadi juga, yg nanti urusan nanti. Gue sengaja duduk depan rumah sambil termenung, takutnya dia kabur dari rumah, cuma mastiin aja kalau was was gak terjadi.
Jam 10 malem mbak Uwi dateng,
“Loh belum tidur kamu den?” Tanyanya, wajah itu terlihat datar, malah ada senyuman kecil menghias bibirnya.
“Ini dah mau mbak, cuma aku lagi nunggu mbak..”kata gue
“kenapa den?” Tertawanya membuat guelega.
“…aku takut mbak kabur gara gara aku..” jawab gue sambil ngerasa bersalah
“…maaf buat yang tadi ya mbak…”lanjut gue
“…..ya ndak papa den…mmm....lupain aja..” timpal si Mbak Uwi sambil melangkah ke arah kamarnya.
Yah udahlah, yg jelas ga akan ada masalah, doi udah nerima perlakuan gue tadi siang. Gue pun bersiap tidur.
Hari2 selanjutnya berlangsung normal, gak ada bahasan lagi soal peristiwa itu. Mbak Uwi tetap jadi pembokat yang rajin. Paling gue kalau ketemu doi lagi sarapan cuma ngobrol basa-basi.
Setelah satu minggu, bokap nyokap gue ngabarin ke pembokat kalau mereka udah mau pulang.
“den…. Ibu sama bapak katanya mau pulang minggu ini” katanya dengan nada lirih,
“oh iya mbak, makasih ya…” jawab gue
Waktu itu emang gue mau bersiap kencan kerumah cewe gue, pas gue udah siap siap mau berangkat tiba tiba si mbak uwi narik tangan gue.
“den tunggu…” kata mbak uwi,
“kenapa mbak….?” Jawab gue
“aden ga ngelaporin kejadian itu ke ibu bapak kan?” Tanya dia dengan muka serius.
“nggak lah mbak…emang kenapa?” Tanya gue sambil duduk kembali ke sofa ruang tengah
Doi pun ikut duduk di samping gue,
“iya ……mbak takut kamu laporin, trus ibu bapak nyangka aku pembantu ga punya ahlak” jawabnya sambil menunfuk
“Mbak..maaf boleh saya nanya..” kata gue
“Boleh den..mo nanya apa..”Jawabnya.
“Yg kemaren itu..mbak gak marah sama aku ?” Lanjut gue.
Dia terdiam beberapa saat,mimik wajahnya berubah.
“Mmm..mbak ikhlas kok den..salah mbak juga..sudahlah gak papa..”jawabnya pelan sambil mengalihkan pandangan.
“Boleh nanya lagi mbak..” Lanjut gue.
“Monggo den..” jawabnya
“Apa yg mbak rasa waktu itu,..mm..waktu aku liat mbak di kamar..” gue coba untuk SSI si mbak.
“….mmmm…gimana ya.***k tau den..”Jawabnya, wajahnya terlihat canggung.
Mbak uwi berhenti sejenak, kayaknya doi bener bener canggung dan malu karena kejadian itu.
“wajar kok mbak….” Kata gue memecah kecanggungan mbak uwi.
“mm….wajar gimana maksudnya den?” Tanya doi kebingunan
“iya wajar aja kalau mbak masturbasi, aku juga kadang masturbasi kok mbak. Lagian itu bukan perbuaatan yang harus membuat mbak malu” Kata gue
” ..nafsu kita kadang bisa jadi liar..kadang gak bisa kontrol.. ya ketika itu banyak orang yang memang bingung melampiaskannya” gue meneruskan omongan ssi bejad.
” Apa yg aden pikir semenjak kejadian itu soal mbak..”. tiba tiba doi menimpali
” Maksudnya..?”
“Yaa apa aden pikir mbak ini jadi perempuan gimanaa gitu di pandangan den..”
“yaa… saya masih respek kok sama mbak..”Jawabku.
“..mbak sebenernya nyesel..” kata doi
” Loh nyesel kenapa mbak? tapi kalo boleh jujur..maaf yaaa mbak..” kata gue berusaha menimpali dengan SSI
“Apa den..ngomong aja..”Jawabnya penasaran.
“.. Saya pengen liat mbak ngulangin lagi..saya tau itu gak mungkin..maaf yaa mbak..”Suara gue sedikit bergetar, jantung gue jadi berdetak cepat.
“….aden… mau liat mbak gitu lagi?” jawabnya sambil ragu ragu.
“….mmm…apa ya, kayanya ga adil kalau aku yang liat aja, gimana kalau kita masturbasi bareng.” Gue coba melancarkan SSI gue.
Mbak Uwi tersenyum tipis,doi pun seperti agak malu. Gue penasaran apa yg ada dalam pikiranya.
“Apa yg aden inget waktu kejadian itu..” Ujarnya.
“Yaa …indah sih mbak hahaha..”Jawab gue
“hehe..aden masih muda, wajar kalo pikiran ke arah itunya masih kuat, jadi..”
“Sekarang jg lagi mikirin itu mbak..”gue langsung memotong kalimatnya.
Doi pun kaget sejenak
“..hmm…yaaa mbak berat hati utk begitu lg ..takut keluarga aden nganggep jelek..”Lanjut doi dengan muka agak takut gitu
“Kalo aku minta tolong supaya mbak gak takut lagi gimana..”gue melancarkan SSI mencecar pikiranya.
“Yaaaa..gimana den.***k usah den...”jawab doi takut
Gue paham banget doski tengah dilanda kebingungan, di satu sisi doi segan menepis godaan sange nya, di sisi lain doi ga mau terjerembab dalam perzinahan. Gue menggeserkan dudukk mendekat. Tanganku memegang jemari tanganya. Si pembokat ini terkesiap dgn kenekatangue
“Mbak.***k perlu takut..mbak bisa minta apa aja dari aku..” kata gue sambil menatap kedua matanya lekat2 dan memegang tangannya
“tapi cuma kayak kemarin aja ya?” kata mbak uwi
Akhirnya SSI gue berhasil, gue tinggal eksekusi ni pembokat, pas gue lagi sange-sangenya gue dapet telepon dari cewek gue. Gue sampe lupa mau kerumah cewek gue gara gara godaan sange berat si pembokat. Akhirnya daripada cewek gue marah gue pun bilang ke si mbak uwi. “ya udah aku mau kencan dulu, nanti pas pulang kalau mbak mau, jangan tidur ya.”
Semalamnya sekitar jam 11 malem gue sampe kerumah gue. Rumah udah keadaan sepi, gue berfikir dalam hati, wah mungkin si pembokat udah tidur nih. Gue sempat mengurungkan niat. Gue pun duduk di sofa ruang tengah sambil menghela nafas, gue dikagetkan dengan suara lembut si mbak memanggil.
“eh den udah pulang?” kata si mbak uwi memakai daster
“eh iya mbak…” kata gue menanggapi. Entah kenapa keadaan menjadi awkward, mungkin di satu sisi doi mau gue yang bilang tentang kelanjutan tadi siang.
“mau dimana mbak?” Tanya gue memecah lamunan si pembokat.
“ehh. ..di…dimana ya den…” tanyanya kikuk.
Gue pun menarik tangan dan membawa si mbak uwi ke kamarnya.
“Disini aja ya mbak, gimana?” Tanya gue ke mbak uwi sesampainya di kamarnya
“hordengnya tutup dulu ya den,” kata doi bertanya
“gak usah, mbak uwi pasti kegerahan kan, lagian ga ada orang juga dirumah” kata gue
Doi pun memangguk, kita pun jadi diem saling berpandangan. Seketika gue mendekat memegang tangannya kearah kontol gue yang masih berbalut jeans, Gue menuntunnya memegang dan meremas remas kontolku,
seketka doi pun berkata, “Tapi lihat aja ya den, engga boleh pegang punya mbak.”
Gue pun menangguk, Kemudian gue suruh doi untuk membuka dasternya dan kemudian celana dalamnya. Doi masih agak malu-malu ngelakuinnya, akhirnya gue pun membuka dompet gue dan ambil dua lembar merah dari dompet.
“ini mbak, ga usah takut,” kata gue sambil menyodorkan dua lembar duit merah.
“ga…*** usah den” kata doi sambil menolak.
Keadaan masih malu-malu dan awkward, gue pun langsung memasang muka kecewa,
“ya udah kalau mbak masih belum mau” kata gue.
Gue pun membalikan badan hendak keluar dari kamar doi dengan perasaan kecewa dan doi pun memanggil.
“bentar den”… kata doi sambil memuka dasternya yang ternyata doi ga pake celana dalam.
Sekarang doi pun berdiri dalam keadaan telanjang bulat dua langkah dihadapan gue. Kemudian doi duduk kembali kali ini dengan mengangkangkan kakinya lebar lebar sambil berkata, “ayo den….”
Sambil membuka pakaianku gue memperhatiin tubuh Mbak Uwi. Teteknya berukuran sedang yang membulat kencang, pentilnya coklat tua dan agak panjang, lalu selangkangannya agak hitam namun tetap menawan.
Lalu bibir memeknya juga cukup panjang berwarna coklat muda, membuka perlahan lahan memperlihatkan lubang memek yang tampak merah muda dan berkilatan, agaknya sudah sedikit basah.
Yang paling mengagumkan adalah itilnya yang begitu besar, hampir sebesar Ibu jari gue, kepala itilnya tampak merah muda menyembul separuh dari kulit yang menutupinya, seperti kontol kecil yang tidak disunat, luar biasa, belum pernah gue melihat itil sebesar itu.
Tangan Mbak Uwi mengusap usap bagian luar memeknya perlahan lahan, kemudian telunjuknya masuk perlahan lahan kedalam lubang memek yang sudah merekah indah dan perlahan lahan keluar masuk seperti kontol yang keluar masuk memek. Sementara tangan yang satu lagi memegang itilnya diantara telunjuk dan ibu jari dan memilin milin itilnya dengan cepat.
Gue pun gak mau kalah dan mengusap usap kepala kontol gue yang 16 cm, kemudian menggenggam batangnya dan mulai mengocok sambil terus memperhatikan si pembokat. Mbak Uwi mulai mendesah desah dan memeknya-pun mulai menimbulkan suara berdecak decak karena basah, tampak air memek yang berwarna bening mengalir sedikit membasahi selangkangannya. Kita berdua onani sambil saling memperhatikan. Sungguh tidak pernah gue sangka bahwa onani bareng bareng dengan pembokat rasanya begitu nikmat.
Saat hampir nyemprot, gue menahan kocokan gue dan menghampiri Mbak Uwi yang terus menusuk nusuk memeknya dengan cepat. Gue berjongkok dihadapannya dan lidah gue pun mulai menjilati memeknya. Mbak Uwi agak kaget dan berusaha untuk mendorong kepala gue yang ada di memeknya. Namun karena gue udah terlanjut ada di depan memeknya, sambil menjilat-jilat dan mengigit kecil itilnya, doi pun membiarkan gue menlanjuti menjilati memeknya, tangannya meremas remas kedua teteknya dengan keras.
Gue menjulurkan lidahku kedalam lubang memek yang menganga lebar dan menusuk nusukkan lidahku seperti ngentot, Si pembokat mulai mengerang dan tak lama doi menarik kepala gue kearah selangkangannya membuat gue sulit bernapas karena hidung gue tertutup memek, kemudian terasalah memeknya berkedut kedut dan bertambah basah, selain itu gue ngerasa pahanya bergeter hebat.
Rupanya Mbak Uwi sudah memperoleh orgasme pertamanya. Tapi gue gak puas dengan hanya menjilati lubang memeknya, sasaran gue berikutnya adalah si itil besar. Mula mula gue jilat jilat kepala itil yang menyembul dari kulit itu, terus gue masukkin seluruh itilnya kemulut gue sambil menyedot nyedot sang itil. Teringat tadi gue ngewe sama cewek gue, itil cewek gue pun ga segede ini.
Mbak Uwi mengerang erang dan menggoyang goyangkan pinggulnya kekiri kekanan sehingga gue terpaksa menahan pinggulnya dengan tangan supaya si itil tidak lepas dari hisapan
Tidak lama doi mengeluarkan lenguhan yang keras dan memeknya pun kembali berdenyut denyut dengan keras, kali ini dengan disertai cairan putih susu yang agak banyak. Rupanya doi udah crot yang kedua. gue melepaskan itilnya dari mulutku dan ngeliat cairan memeknya lumer keluar
Mbak Uwi tergolek dengan lemasnya seperti balon yang kurang angin. Gue pun berdiri dan mulai mengocok ngocok lagi kontolk yang sudah begitu keras dan tegang. Mata si pembokat mengikuti setiap gerakan tanganku mengocok kontolku. Saat gue hampir mau ngecrot, kudekatkan kontolku ke mukanya dan Mbak Uwi segera membuka mulutnya dan menghisap kontolku dengan lembutnya.
Gue tidak sanggup lagi bertahan karena hisapannya yang begitu nikmat, gue pun menyemprotkan air maniku di mulutn doi. Meskipun gue tadi udah ngewe sama cewek gue, kontol gue tetep tidak mau berhenti menyemprot. Begitu banyak semprotan, ga ada setetespun air mani yang keluar dari mulut Mbak Uwi, semuanya ditelan habis. Meksipun doi sempet agak tersedak dikit.
Edan kata gue dalam hati, sambil gue pun duduk lemas setelah dihisap sama si mbak uwi. Kita berdua saling ngeliat satu sama lain sambil senyum cengengesan.
Sejak itu kita selalu coli bareng kalau ada waktu, kadang kita berdua malah sampe ngelakuin posisi 69. Doi ada di atas sambil nyepongin kontol gue dan gue dibawah ngejilatin sambil mainin memek basahnya.
Kita emang udah komitmen untuk ga sampe ngelakuin hubungan seks, karena doi tahu gue punya pacar dan doi juga gak mau nantinya ngerusak hubungan gue sama pacar gue.
Hubungan terlarang kita cuma sebatas saling ngocok satu sama lain, dan paling kalau doi lagi kena palang merah (haid), gue biasanya minta doi ngocoking atau ngisep kontol gue sampe spremanya di telen, kadang dimuntahin juga sih kalau doi ngerasa spermanya enek, hehehe
Sayangnya setelah sekitar 6 bulan kemudian doi terpaksa harus pamit jadi pembokat dirumah gue karena doi mau ngurusin lapak di kampung. Kebetulan waktu pamit doi udah udah dapet bekel dari bokap nyokap gue. Sejam sebelum doi berangkat gue berkunjung ke kamarnya, doi nampaknya udah siap dan baju celana yang rapih dan saat itu doi sedang pake make up. Entah kenapa muncul akal bulus gue, gue minta sama doi sebagai kenang-kenangan untuk terakhir kalinya gue pengen nge-crot di muka doi.
“mbak aku mau kasih kenang kenangan,” kata gue
“kenang-kenangan apa den?” kata doi dengan senyum manisnya
“ini ..” sambil gue keluarin duit lima lembar merah
“ya ampun den, banyak banget” kata doi hendak mengambil duit merahnya.
Gue pun langsung menarik kembali dan memberi isyarat untuk doi jongkok ngocokin kontol gue. Awalnya doi menolak karena takut ketauan, tapi karena gue memberikan muka lesu dan sedih akhirnya doi mau.
Tanpa diberi aba aba, doi pun langsung membuka celana pendek gue, kebetulan gue emang gak pake celana dalem, doi langsung melahap bagaikan orang kelaparan. Batang kontol itu perlahan menghilang diantara disedot habis oleh Mbak Uwi. Anjirr, sedotannya bener bener dahsyat, bukan hanya sedotan doi pun memainkan lidahnya di kepala kontol gue. Gue yang mau crot pun berusaha untuk mengatur ritme namun ternyata doi malah semakin kenceng nyedotnya sambil kedua tangannya memegang erat bokong gue. Alhasil gue yang udah ga tahan pun siap siap ngecrot. Tanpa dikira doi malah melepas hisapannya dan melanjutkan dengan kocokan tangan, sambil memberikan pose senyum manis doi pun memberi aba-aba ke gue buat nge-crot di muka manis.
Crot lah gue dengan sekuat tenaga ke muka nya, lumayan banyak sampe kentel putih sprema gue mendominasi muka manisnya.
“waduh mbak, maaf, jadinya mbak harus bersih cuci muka lagi” kata gue
Si mbak uwi pun tersenyum, sambil membelakangi gue doi langsung ngaca, setelah itu bener bener di luar dugaan gue. Itu sperma sama doi langsung diusap ke semua wajahnya kayak make lotion pelembab. Bener-bener sampe semua sperma di muka nya hilang dan jadi kayak pelembab yang biasa dipake cewek-cewek. Doi pun langsung memakai lipstick merahnya dan juga pensil alis serta eyelinernya. Gue menganga ga mengira ini pembokat jadi binal juga.
Doi tersenyum balik gue. “ini sebagai kenang-kenangan juga buat mbak, mbak pake crot kamu buat pelembab selama mbak di perjalanan” ujarnya.
“tapi mbak,,,, itu kan bau sprema” kata gue sedikit nyengir.
“Ga kok den, tenang aja, kalau ada yang nanya, mbak bilangnya pake lotion pandan” jawabnya tersenyum geli.
Akhirnya doi pun pamit, gue, bokap dan nyokap gue, mengantarnya pamit untuk diantar oleh tante gue. Kilatan bekas sperma gue memberikan kesan glossy pake muka Mbak Uwi.
“ wah mbak muka kamu glossy banget “ kata tante gue yang memang notabene fashionable dan sangat menjaga kulit wajahnya.
Tanpa gue kira itu tante gue malah cipika cipiki sama si pembokat, tentunya gue jadi kaget karena itu sperma gue, jadi ada sedikit nempel juga di muka tante gue.
“hmm,wanginya enak ….pandan” kata tante gue.
“iya non, ini aden yang punya lotionnya” kata mbak uwi.
“wah kapan-kapan aku minta ya?” kata tante gue ke arah gue.
Gue pun ga bisa bekata apa-apa, tante gue hanya tersenyum sambil mengecup kening gue. Tante gue pun masuk ke mobilnya, sambil Mbak Uwi masukin barang-barangnya. Sebelum masuk, mbak uwi berbisik sesuatu sama gue,
“kamu kalau mau ngocok bareng sama si tante aja ya?” katanya berbisik
Gue pun langsung shock, dan berangkatlah mereka berdua menuju perjalanan pulang….
TAMATIN AJA
Similar threads
- Locked
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
