Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Copas Budi budiman dan Layar sakti

Status
Please reply by conversation.
Bab 12 Budi dan Boneka Barbie




Sebelum Budi masuk ke dalam rumah Indri, Budi sudah mencoba untuk berjalan di depan warung makan dekat kontrakan sambil memegang handphonenya, dia bahkan masuk ke dalam warung makan itu untuk memastikan apakah pakaiannya ikut menghilang atau tidak, untungnya sesuatu yang ia sentuh ikut menghilang bersamanya.


Namun kini seluruh tubuh Budi gemetaran sambil melihat Indri yang sedang menjawab telepon dari Ibu nya. Budi memandangi timer yang terus berjalan mundur di layarnya, dia hanya memiliki sisa waktu 1 menit sebelum dia terlihat kembali. Dia bisa saja menggunakan permennya lagi, namun Budi tidak ingin menyia-nyiakan permen yang berharga ini.

Dia bermaksud untuk pergi ketika Indri pergi ke kamar, namun melihat Indri dengan pakaiannya yang sangat minim itu, Budi memutuskan untuk melanjutkan bisikan gaib nya sebentar lagi dan mengikuti Indri ke kamarnya. Namun ia terbawa suasana mendengar Indri menyebut namanya, dia bahkan berani meremas pantat dan mengelus pangkal paha Indri dan menghiraukan sisa waktunya yang terus berjalan.

Untung saja suara handphone yang berdering itu menyadarkannya, Budi langsung melakukan telekinesis untuk menahan tubuh Indri agar tidak bisa bergerak sehingga dia bisa menjaga jarak dari Indri yang akan mengangkat teleponnya.

Namun kini dia tidak memiliki banyak waktu untuk keluar dari dalam kontrakan ini, Budi tidak berpikir panjang lagi dan mulai mengerahkan seluruh kemampuannya. Dia membuat ranjang, lemari, dan semua barang yang ukurannya agak besar berguncang-guncang seperti sedang gempa, Indri langsung panik dan berlari keluar rumah, Budi pun mengikuti Indri untuk keluar dari dalam kontrakannya.

***

Sesudah Indri berada di depan kontrakannya, dia menyadari bahwa gempa bumi tadi sudah berhenti. Beberapa orang pun keluar rumah mendengar teriakan Indri yang berteriak gempa, namun beberapa saat kemudian mereka baru sadar jika tidak ada gempa di rumah mereka, mereka hanya keluar rumah secara refleks karena mendengar suara teriakan Indri.

" Emang ada gempa Bu ?" Tanya seorang bapak-bapak yang mengenakan kaos dalam dan celana pendek sambil menggendong bayi.

" Perasaan ga ada gempa ya Pak? " Tambah istrinya yang mengenakan daster sambil memegangi celana panjang yang sepertinya adalah milik suaminya.

" Eh..tadi saya ngerasa gempa.." Indri terkejut melihat respon dari orang di sekitarnya, sepertinya memang tidak ada gempa bumi karena warga lain pun mengatakan hal yang sama seperti pasangan suami-istri tadi.

" Ibu lagi mimpi gempa terus kebangun kali Bu "

" ..Iya kayaknya, maap saya sudah mengganggu kalian.." Indri masuk kembali ke dalam kontrakannya, dia melihat ke arah handphone nya dan melihat daftar panggilan yang diterima, di sana tercatat bahwa tadi dia betul-betul menerima telepon dari Ibu nya. Indri tersadar ketika ada seseorang yang mengetuk pintunya, dan dia mendengar suara Budi yang memanggil namanya. Indri pun langsung membukakan pintunya.

" Ibu gak apa-apa? Tadi saya lagi di depan denger suara gaduh dari sini. " Ucap Budi dengan wajah yang pucat dan penuh keringat. Indri terdiam sejenak melihat Budi dan langsung menyuruhnya masuk, ia pun duduk di sofa ditemani Budi.

" Gitu Bud..ternyata ga ada gempa..Ibu bingung.." Ucap Indri dengan wajah yang sedikit malu setelah menceritakan kejadian tadi..

" Mungkin Ibu lagi banyak pikiran aja, saya kira ada apa rame-rame disini.."

" Kamu pucat banget, eh..keringetan dingin juga, kamu lagi sakit? " Ucap Indri sambil menyentuh dahi Budi yang berkeringat dingin. Indri tersentuh melihat Budi yang langsung mengunjunginya ketika mendengar kegaduhan di kontrakannya.

" Gak apa-apa Bu, tadi aku kebetulan lagi dipinggir jalan karena Ibu bilang bicaranya di sekolah aja "

" Maap Bud..Ibu lagi ga enak badan aja tadi.."

" Iya gak apalah Bu, Ibu udah baikan? Kalau masih takut, Budi temenin dulu sampe tenang "

" ..Ibu gak apa-apa kok, cuma masih takut sedikit aja "

" Gak usah takut Bu, kan ada Budi.." Ucap Budi sambil memegang tangan Indri.

Indri agak terkejut dengan apa yang dilakukan Budi, namun ketika dia akan melepaskan tangannya, Budi sudah merubah genggamannya itu menjadi pijatan.

" Budi pijat biar rileks ya " Ucap Budi sambil memijat tangan Indri. Indri hanya terdiam merasakan sentuhan yang familiar itu, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan melihat wajah Budi yang memang terlihat pucat dan khawatir.

" Kamu tadi nunggu di pinggir jalan? "

" Iya Bu, kenapa emang? "

" Kenapa ga ngetuk pintu aja "



" Ya takut di marahin sama Ibu. "Jawab Budi dengan santai sambil menaikan pijatannya ke arah lengan Indri.

" Kamu.. semalam marah sama Ibu? Kok langsung pergi.." Indri pun mulai bertanya tentang kejadian semalam yang terus mengganggunya.

" Ya maap Bu, Budi lagi emosi aja semalem jadi langsung pulang "

"..Ibu juga minta maap udah berkata seenaknya sama kamu Bud.."

" Haha tenang aja Bu, gak apa-apa kok "

Mereka terdiam sejenak dan hanya bertatapan mata. Indri mengingat halusinasi yang dialaminya sambil menatap mata Budi,

" Mau dipijitin pundak nya Bu? Ibu kelihatan tegang gitu "

" Eh.*** usah bud, gak apa-apa kok.. "

" … " Budi hanya menatap mata Indri dengan serius dan Indri pun langsung membalikkan badannya membelakangi Budi, Budi memberi pijatan yang pelan pada pundak dan leher Indri, dan Indri pun memang benar merasa bahwa dirinya menjadi lebih rileks.

" Kamu suka mijit ya Bud " Gumam Indri sambil memejamkan matanya, namun dia langsung merinding ketika mendengar suara Budi dengan nada bisikan yang sama dekat telinganya.

" Iya Bu, Budi suka mijit si Bapak dulu, jadi udah kebiasaan aja " Budi mendekatkan wajahnya ke belakang kepala Indri.

" O..oh gitu..kamu kok bisik-bisik gitu "

" Eh engga juga Bu " Jawab Budi dengan nada yang biasanya.

" Eh..masa..kok aneh ya..malam ini Ibu aneh banget.."

" Lagi banyak pikiran kali Bu, ini sampe keringetan gini pundaknya " Ketika Indri berkata demikian, baru lah Indri sadar bahwa dia masih memakai baju tidur nya, dia ingin mengganti bajunya namun khawatir jika Budi akan tersinggung dan marah lagi.

" Eh..Bud.."

" Kenapa Bu? " Tangan Budi berada di pundak Indri dan masih memijatnya dengan pelan.

" Engga apa-apa..mijitnya udah aja, makasih ya " Indri langsung menyuruh Budi untuk menghentikan pijatannya, karena dia mulai merasa sensasi yang dia rasakan dalam halusinasinya tadi.

" Iya Bu sama-sama " Budi agak kesal karena sulit sekali untuk membuat Indri kehilangan kendali. Dia berpikir mungkin setelah Indri mendengar bisikannya, Indri akan kehilangan kendali ketika merasakan sensasi yang sama, namun sepertinya semuanya tidak semudah itu.

Mungkin dia harus berhenti memaksakan diri dan menghentikan cara kotornya ini, dia bisa saja memaksakan untuk melakukan apa saja pada Indri, namun dia tidak ingin melakukan hal seperti itu.

" Hah..ya udah Budi pulang ya Bu, Ibu cepet-cepet istirahat ya " Ucap Budi dengan wajah yang seperti kecewa akan sesuatu.

" Iya Bud, makasih ya.." Indri hanya bisa menjawab Budi secara singkat, dia bisa melihat kekecewaan pada wajah Budi, namun dia tidak tahu harus bagaimana dalam keadaan yang seperti ini. Indri pun mengantar Budi sampai ke pintunya,

" Maaf udah ganggu Bu, selamat malam " Ucap Budi sambil berjalan meninggalkan kontrakan Indri.

" Iya Bud, kamu cepet pulang ya " Indri langsung menutup dan mengunci pintu rumahnya setelah melihat Budi hilang dari pandangannya.

***



Budi duduk terdiam di balkonnya, dia merasa apa yang dilakukannya malam ini sia-sia, bila saja dia tidak menyebabkan gempa itu mungkin saja Indri akan tetap bergairah dan ketika Budi datang mengunjunginya, Budi bisa membuat Indri mendorong dirinya ke ranjang.

Namun kenyataan tidak semudah itu, dia merasa iri pada Kakek Sugiono yang selalu berhasil menggaet mangsanya dengan mudah. Apalagi dia merasa bersalah karena telah memaksakan kehendaknya kepada Indri.

Budi masih bisa merasakan keempukan pantat Indri saat dia meremasnya, paha dan kakinya pun sangat lah mulus, apalagi Budi melihat dengan jelas payudara yang naik turun seiring napas Indri yang tidak karuan saat dia mengelus pangkal pahanya.

Penampilan Indri yang seksi dan terlihat seperti seseorang yang tidak berdaya itu sangat berbeda dengan Indri yang terlihat ramah dan tegas saat mengajar.

Budi berpikir apakah hal yang dia lakukan kepada Indri ini terlalu berlebihan?. Namun di sisi lain, dia sangat menginginkan Indri, dan tidak ingin melihat Indri bersama dengan lelaki lain selain dirinya.

Rasa bersalah dan gairah terhadap Indri membuat Budi semakin larut dalam lamunannya.

Namun lamunan Budi terhenti ketika menerima pesan chat dari Novi,

@vhie : tidur blm?

@bhoedi : blm, knpa?kangen ya :p

@vhie : ih PD bgt, km lg apa itu?

@bhoedi : lg inget2 sesuatu yg empuk nih :p

@vhie : mulai deh mesumnya ih

@bhoedi : hmm..abis keinget trs syng :(

@vhie : salah sndri :p untung Bu Indri dtng, kalo nggak bisa bahaya aku, km nakal bgt sih, udh sering y?

@bhoedi : gmn emng kl ga ada yg ganggu?

@vhie : ga gmna2, tdr ah met tdr syng :*

@bhoedi : dasar jail, lngsng kabur :( met tdr jg dh syg :*

@vhie : :p

" Asem.. nanggung banget semua hari ini.." Budi merasa kesabarannya benar-benar di uji hari ini, peristiwa bersama Novi dan Indri membuatnya sangat ingin melampiaskan nafsunya yang membara ini. Namun Ketika dia akan melakukan solo karir (ngocok) , dia melihat notifikasi di layar Quest nya, Budi pun langsung membuka kolom Quest untuk melihat Quest apa yang dia dapatkan,

✓ Hidden Quest : Berhasil membuat seorang wanita melakukan masturbasi sambil memikirkan mu

Hadiah : lotre spesial

"Heheh seenggaknya ada yang solo karir juga disana " Budi tersenyum melihat Quest tersebut






*****







Budi merasa sedikit lega setelah melatih kelincahan tangannya, dia bermaksud untuk membuka hadiah lotre spesialnya, namun mengingat tangannya yang kotor, dia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.


Setelah Budi merasa bahwa dirinya telah bersih, Budi mulai mengocok gelas lotre nya dengan perlahan-lahan, dan setelah mengocoknya selama lima menit dengan penuh konsentrasi, keluarlah gulungan sedotan yang berisi kertas.

Kemudian Budi membukanya secara perlahan-lahan dan melihat tulisan ' Barbie Doll Special Edition '

Barbie Doll Special Edition : Choose one female to copy her senses into this doll. And Touch your target body freely with this doll . Effect last for 1 hour , after 1 hour the doll will became ordinary doll.

Budi melihat penjelasan dari boneka barbie yang berada di dalam storage nya, boneka itu terlihat seperti boneka barbie biasa yang bisa di beli di toko-toko mainan.

Budi tersenyum melihat apa yang dia dapatkan, dia bahkan sadar jika senyumannya saat ini sangat menjijikkan, dia tertawa dan mengambil boneka itu sambil mengelus-elus rambut Barbie itu dengan penuh kasih sayang.

" Bud.. bapak..kecewa sama kamu.." Ayah Budi menepuk pundak Budi yang sedang tersenyum dari belakang sambil melihat tisu bekas di tong sampah yang ada di pojok kamar dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Ternyata kamu yang ngabisin tisu Bud

Budi hanya bisa menjelaskan bahwa boneka ini adalah barang milik Novi yang tertinggal dan merupakan hadiah Novi untuk keponakannya.

***

Keesokan harinya, Budi menjalani kegiatan sekolahnya seperti biasa. Dia makan di kantin bersama Novi dan rumor tentang hubungan mereka berdua sudah menyebar di sekolahnya, apalagi Novi memasang foto Budi dan Novi yang sedang berada di taman sebagai foto profil nya.

Seusai bel tanda pulang sekolah berbunyi, Novi mengatakan bahwa dia harus pulang dengan cepat karena akan menemani Ibunya berkunjung ke rumah saudaranya.

Beberapa siswa lain terlihat masih mengikuti remedial karena hasil ujian try out mereka berada di bawah standar kelulusan.

Mulai senin depan para siswa kelas 12 akan di sibukkan dengan ujian sekolah, ujian praktik dan diselesaikan dengan ujian nasional. Oleh karena itu kebanyakan siswa sedang sibuk dengan pelajaran tambahan, namun siswa bisa memilih untuk mengikutinya ataupun tidak asal mereka lulus dalam ujian try out.


Dan tentunya Budi dan Novi lulus dalam ujian try out mereka.

Budi mengantar Novi sampai ke gerbang sekolah, dia melihat mobil Toyota Camry berhenti di dekat sekolahnya, Novi pun berjalan ke arah mobil itu dan menaikinya.

Budi melihat mobil itu sampai mobil itu menghilang dari pandangannya. Melihat mobil yang lumayan mewah itu, Budi semakin ingin mengubah nasibnya yang biasa saja ini.

Dia ingin sekali menjadi orang yang sukses dan kaya, apalagi dengan kehadiran layar mesumnya ini, Budi yakin bisa membuat keadaan ekonominya menjadi lebih baik.

Ketika Budi berada dalam lamunannya, dia tersadar oleh Hendrik dan teman-temannya yang menghampiri Budi, mereka merangkul Budi layaknya seorang teman dan mengajaknya ke tempat yang agak jauh dari sekolah, tentu saja mereka memilih tempat yang berlawanan arah dengan bengkel Evan agar tidak bertemu dengan Evan lagi.

Mereka berhenti di dekat rel kereta yang sepi dan mulai mengelilingi Budi, Budi hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku mereka, dia benar-benar tidak punya waktu untuk meladeni mereka, namun mereka akan terus mengganggunya bila Budi terus menghindari mereka.

" Hah..capek tau gue liat yang kaya gini " Ucap Budi melihat Hendrik yang mendekatinya dan empat orang yang ikut mengelilingi Budi.

" Lu beruntung aja kemaren ada bang Evan, sekarang bisa apa lu ! Udah gue bilang jangan deket-deket si Novi, lu masih nempel aja ma dia, cari mati ya lu !"

Hendrik melepaskan pukulan dari tangan kanannya, namun pukulan itu berhenti di telapak tangan kiri Budi. Teman-teman Hendrik pun langsung bergabung untuk memukuli Budi, namun mereka terkejut ketika kaki mereka tidak bisa melangkah dan hanya diam di tanah.

" Sabar, ngantri dulu bro " Budi berkata dengan santai sambil mencekik leher Hendrik, kaki Hendrik terpisah dari tanah ketika Budi mengangkat lengannya. Hendrik memegang tangan Budi dan mencoba melepaskan genggaman tangan Budi dari lehernya, namun dia tidak bisa melepaskannya, tangan Budi terasa sangat kuat dan tidak mau terlepas dari lehernya, Hendrik merasa sulit untuk bernapas, wajahnya teihat ketakutan sekali.

" Hah.*** tega gue.." Budi melemparkan tubuh Hendrik ke tanah, tubuh Hendrik pun menghantam tanah yang berjarak 5 meter dari Budi, Hendrik memegangi lehernya sambil terbatuk-batuk, untung saja lemparan Budi tidak terlalu keras, dan tidak membuat tubuhnya terluka. Teman-teman Hendrik terlihat ketakutan melihat apa yang terjadi pada Hendrik, apalagi sekarang mereka merasa tidak bisa menggerakkan kaki mereka.

" Udah ya, ane mau main bone..*uhuk* main game dulu " Teman-teman Hendrik pun merasa lega melihat Budi yang pergi meninggalkan mereka, mereka bisa menggerakkan kaki mereka kembali setelah Budi hilang dari pandangan mereka. Mereka langsung menghampiri Hendrik yang terlihat ketakutan sambil memandangi ke arah Budi yang telah pergi.

" Kalian kok diem aja tadi ! "



" Gak bisa gerak bos, aneh ! Lagian kalo kita ikut bantu juga percuma... serem banget.."

" Sialan.. kok bisa kuat gitu dia.."

" Mejik itu mah mejik bos! belajar ilmu sakti kayaknya dia ! Mending jangan ganggu dia lagi bos, bahaya ! " Salah satu teman Hendrik berkata dengan histeris, kakinya masih gemetaran mengingat kaki mereka semua tidak bisa bergerak ketika akan membantu Hendrik. Mereka pun membantu Hendrik untuk berdiri dan pergi dari tempat mereka berada.

***

@bhoedi : Bu udah pulang?

@indriyani : Ibu baru nyampe Bud, kenapa?

@bhoedi : oh jadwal remedial mtk besok ya

@indriyani : iya, knp emang?

@bhoedi : boleh ke rumah Ibu? Kmrn mlm lupa nyampein pesan dr ibu budi.

@indriyani : pesan apa?

@bhoedi : nnti aja ngmng langsung sm Ibu,blh?

@indriyani : ya udah kesini aja.

@bhoedi : ok. Saya ganti baju dl Bu.

Budi tersenyum jahat melihat balasan Indri yang mengijinkannya untuk bertemu di kontrakan. Malam tadi Budi menelepon Novi setelah menerima notifikasi tentang hidden Quest yang ia selesaikan, dia ingin menjahili Novi yang sedang bersolo karir,, namun Novi mengangkat teleponnya dan berbicara dengan nada yang biasa saja, tidak terlihat seperti orang yang sedang masturbasi. Sehingga Budi hanya bisa berpikir bahwa Indri lah yang sudah membantunya menyelesaikan Quest itu.

Budi pun langsung kembali ke rumah untuk mengganti pakaiannya, kemudian dia mengambil boneka barbie nya dari Storage dan memikirkan Indri sambil melihat barbie itu, setelah dia menerima notifikasi ' target confirmed ' di layar nya, Budi melepaskan pakaian barbie itu setelah dia mengunci pintu kamarnya agar tidak terlihat oleh Ayahnya.

Setelah menutup dirinya dalam selimut,, Budi mulai mengusap-ngusap seluruh bagian tubuh barbie itu dengan lembut dan perlahan-lahan, dia memulai dengan membelai bagian punggung barbie itu.

Setelah merasa puas, Budi memfokuskan sentuhannya pada bagian pantat barbie itu dengan senyuman yang sedikit menjijikkan.

Setelah 10 menit kemudian, Budi pun merasa puas dan meninggalkan rumahnya untuk menuju ke rumah Indri.

' Hahaha.. hahahaha… siap tong? '

' fufufu..situasi,kondisi,toleransi, pandangan dan jangkauan siap Dan ! '
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd