Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Crazy Ass Couple (True Story)

Oya, FYI only..
Sampe saat ini, WF ane masih aktif bekerja sebagai therapist di salah satu panti pijat plus-plus di Bali.
Jadi kalo di antara sesuhu yang ada disini sering main ke Bali, dan doyan melipir ke spa plus-plus, you may have had fucked my wife already..
:Peace:


buset...
jadi penasaran nih sapa tau januari maen ke bali :p
 
*BASED ON TRUE STORY*
Cerita ini dibuat berdasarkan kisah nyata yang dialami TS dan WFnya.
Setting dalam cerita ini memposisikan TS dan WF sebagai orang pertama untuk membuat jalan cerita menjadi lebih menarik dan mudah diimajinasikan.
Beberapa nama dan lokasi dibuat berbeda dengan tujuan menjaga kerahasiaan identitas TS dan WF.
Pembaca sangat dianjurkan untuk mempersiapkan pelumas agar prosesi haphap berjalan lebih nyaman.


PART VIII - Brand New (F) Job (Chapter 8)

Chapter sebelumnya:
Natalie akhirnya selesai menghandle tamunya. Tapi gara-gara pelanggan pertamanya itu, Natalie terlambat pulang. Selain itu, tamu tadi membuat sebuah tanda cupangan di payudara Natalie, sehingga Natalie kuatir hal ini akan membuat Rey marah..


POV WF

Keesokan harinya aku mendengar dari Mami Ivonne, katanya Pak Adam memuji permainanku. Tapi yang aku bingung saat ini, aku baru ingat cupangan yang dibuat Pak Adam saat kami beradu syahwat tadi. "Gimana ya, ngomong sama Rey soal ini?", kataku dalam hati, kuatir Rey akan marah jika mengetahui soal cupangan ini.
"Tapi lebih baik aku terus terang aja deh..", pikirku.

.
.
.
POV TS

"Natalie kok belom ngabarin juga ya? Harusnya kan dia udah pulang sejam yang lalu..", pikirku dalam hati.
"Sayang, kamu belom pulang juga?", tanyaku melalui chat Whatsapp.

"Maaf, yank. Barusan pas aku udah mau pulang, tiba-tiba ada tamu minta showing, dan aku kepilih", balas Natalie hanya selang sesaat setelah kukirim chatku.
"Sekarang kamu jemput aku ya", ujar Natalie pada chat selanjutnya.

"Ha? Serius?? Kamu udah handle tamu hari ini?", tanyaku girang, yang kusertai emot kissing.

"Iya.. Ada yang mau aku omongin, tapi kamu jangan marah ya..", kata Natalie.
"Tadi tamu yang aku handle bikin ini di toket aku", lanjutnya sambil mengirimkan foto topless-nya.
Kulihat ada bekas merah dekat puting susunya yang indah itu. Gairahku tiba-tiba melonjak. Sungguh, ingin kusetubuhi pacar binalku itu detik ini juga.

"Tunggu, aku jemput sekarang", ujarku singkat.
Dengan segera kuraih celana panjangku, bajuku, kemudian aku berlari menuju parkiran motor. Sepanjang perjalanan yang aku bisa lakukan hanya menahan konak.

.
.
.
POV WF

"Sayang, kok cuma gitu balesnya? Kamu ngga marah kan?", kataku setelah menerima chat yang sangat singkat dari Rey.
"Duuhh.. Bener kan, dia marah sama aku", batinku menyalahkan diri sendiri.
Yang kutau, Rey hanya membalas chat sesingkat itu jika ia sedang ngambek. Apalagi setelah kukirim chatku, tak ada lagi respon dari Rey. Sepuluh menit kemudian, kulihat Rey muncul dengan motornya. Aku pun menghampirinya dengan langkah lesu.

"Ayo, cepet naik", ujarnya singkat.
Aku pun naik di boncengannya, dan kami berdua segera melaju.

"Yank, kamu marah ya sama aku?", tanyaku sambil memeluk erat pinggang Rey.
Ia hanya diam saja, tak sedikit pun merespon kata-kataku. Dari caranya membawa motor, sepertinya Rey benar-benar marah. Ia seakan tidak menyentuh tuas rem sama sekali. Sesampainya di kost, Rey langsung membuka pintu dan memintaku masuk.

"Rey, aku..", belum sempat kuselesaikan kata-kataku, Rey langsung melumat bibirku dengan liar.
"Ada apa ini?", pikirku.
Namun Rey tidak memberiku kesempatan, bahkan hanya untuk berpikir. Ia memagut mesra lidahku, membuatku mulai kehilangan akal seperti biasanya. Ia tidak bicara sepatah kata pun, tapi dari ciumannya bisa kurasakan nafsunya menggelora.

.
.
.
POV TS

"Kamu...harus dapet hukuman karena udah bikin aku bener-bener horny", bisikku pada Natalie setelah kulumat habis mulut mungilnya itu.
Kutatap matanya dalam-dalam, mengisyaratkan nafsuku yang tak lagi dapat kutahan, lalu kulanjutkan menikmati bibirnya yang indah itu.

"Kamu ini, bikin aku takut aja", kata Natalie dengan wajah cemberut.
"Aku kira kamu marah sama aku", lanjutnya.

"Iya, aku marah.. Aku bakal marah kalo kamu ngga ceritain ke aku, gimana tamu kamu bikin cupangan itu", kataku tersenyum nakal.
Segera kuangkat tubuh mungilnya, kubaringkan di tempat tidur, lalu tanpa kulepas rok pendeknya, kubuka celana dalam yang menutupi vaginanya.

"Sayang, apa yang... Aaahhhh!", ucap Natalie terputus saat kutempelkan lidahku di bibir vaginanya, lalu dengan ganas kulumat klitorisnya hingga tubuhnya mengejang.

"Sekarang, mulai ceritain ke aku gimana tadi mainnya", kataku menghentikan sejenak aksi oralku.

"Tadi itu aku tau-tau diminta showing... Aawwwhh! Sayang.. Akuhh..", ujar Natalie mulai bercerita, namun tiba-tiba terputus lagi saat aku kembali mulai menyedot cairan yang membasahi memeknya.

"Mmhh.. Udah basah lagi ya, yank? Terusin donk ceritanya", pintaku sambil perlahan memasukkan jari tengahku ke rongga vaginanya.

"Aaahhh.. Gimana, mmhh.. Aku bisa.. Awhh! Cerita, kalo.. Uummhh.. Kamu.. Nngghh.. Ituhh.. Ahh.. Memek akuhhh..", racau Natalie tak karuan.
Kulihat dadanya membusung. Sama halnya denganku, ia mulai terbakar birahi.

"Okay, aku pelan-pelan aja ya.. Mmhh..", ujarku mengiyakan, seraya mengocok pelan vagina Natalie.

"Mmhh.. Ituuhh, mmhh.. Tadihh.. Dua puluh menit sebelum pulang, aahhhh! Aku diminta showing.. Tamunya bapak-bapak, bertigahhh.. Nngghh, yankk!", ungkap Natalie terbata-bata.
"Dari bertiga ituhh.. Sshhh.. Yang milih aku, mmhh.. Namanya, ahhh.. Ituhh.. Pak Adamm.. Yankk, nngghh.. Iyahh, gituhh.. Ituhh, enaaakk..", lanjut Natalie tampak sulit mengatur kata-katanya.
Itu karena selain kukocok memeknya dengan jari, kujilati juga kelentitnya.
"Pertamanya, ugghhh.. Aku pijit dulu.. Awhhh, yankk.. Mmhh.. Pas sampe body massage, dia.. Owyeahh, babyyy.. Ahhh.. Ngga tahaannn..", cerita Natalie.

"Yang ngga tahan kamu atau Pak Adam? Hm?", tanyaku sambil tersenyum dan tetap memainkan vaginanya.

"Dianyaaahh.. Nngghhhh.. Yankkk.. Inihh, akuu ngga.. Mmhh.. Tahannn..", racaunya lagi.
"Abis itu, mmhh.. Aku pakein dia, awwhh.. Kondom yang strawberry, mmhh.. Trus aku.. Ahhh.. Emutinnn tititnyaahhh..", ujar Natalie menambahkan.
Mendengar hal ini, aku tiba-tiba makin bergairah. Penisku tegang, dengan urat-urat yang menonjol.

"Ugghhh.. Yank, tititkuu..", kataku menahan konak yang luar biasa. Batang kemaluanku sampai berdenyut-denyut.

"Kamu nakalll.. Sinihhh.. Mmhhhhh..", ujar Natalie meraih penisku, kemudian tanpa ampun dimasukkannya batangku ke mulutnya.
Dengan lembut dikulumnya penisku, dijilatinya kepala kontolku di dalam mulutnya.

"Owyeahhhh.. Honey, aku ngga tahan lagii..", kataku.
Sangat sulit menahan rangsangan oral Natalie, apalagi sambil membayangkan bagaimana ia mengulum penis Pak Adam tadi..

TO BE CONTINUED..

 
*BASED ON TRUE STORY*
Cerita ini dibuat berdasarkan kisah nyata yang dialami TS dan WFnya.
Setting dalam cerita ini memposisikan TS dan WF sebagai orang pertama untuk membuat jalan cerita menjadi lebih menarik dan mudah diimajinasikan.
Beberapa nama dan lokasi dibuat berbeda dengan tujuan menjaga kerahasiaan identitas TS dan WF.
Pembaca sangat dianjurkan untuk mempersiapkan pelumas agar prosesi haphap berjalan lebih nyaman.


PART VIII - Brand New (F) Job (Chapter 9 - End of Part VIII)

Chapter sebelumnya:
Rey, yang oleh Natalie dikuatirkan akan marah padanya, di luar dugaan ternyata justru meledak dalam nafsu akibat mendengar Natalie dicupang oleh pelanggan pertamanya. Mereka pun terlibat permainan panas..


POV WF

Tak kusangka ternyata gairah Rey benar-benar bangkit akibat ceritaku soal apa yang dilakukan Pak Adam. Batang pelir Rey, tidak pernah kulihat miliknya setegang ini sebelumnya. Seluruh bagian penisnya terasa berdenyut-denyut, memenuhi rongga mulutku.

"Mmpphhh, i'itnyhh Pk Adm.. Mmppfff.. Mmyn gdhh ughhh.." suaraku tercekat.
Aku mencoba mengatakan pada Rey, bahwa titit Pak Adam lumayan gede juga, tapi Rey terus menusuk-nusukkan penisnya ke mulutku sehingga sulit bagiku untuk bicara.

"Ugghhhh.. Sshhh.. Berarti ayank keenakan donk tadihh.. Hmm? Ahhh..", tanya Rey, seolah ia tau betul apa yang kukatakan.

"Hm-mh.. Enkk nngttthh..", ujarku yang bermaksud mengatakan enak banget.
Namun mendengar hal ini, Rey justru makin beringas.
"Wow! Aku benar-benar berhasil membuatnya bergairah..", batinku.

"Aahh.. Trus, kamu diapain lagi? Hm?", Rey kembali bertanya.
Kali ini ia melepaskan penisnya dari mulutku, kemudian mencium bibirku dengan mesra.

"Dia minta aku di atas, kaya gini..", kataku sambil mendorong Rey hingga tubuhnya terhempas ke tempat tidur.
Kulepaskan mini dress dan bra yang membalut payudaraku dengan gerakan sensual bak penari striptease, lalu aku menaiki tubuh Rey.

"Damn, babyy! You're so fuckin' awesome..", ujar Rey sambil menatap bekas cupangan yang dibuat Pak Adam.
Matanya tajam memandang toketku yang telah ternoda oleh pelanggan pertamaku.

"Aaaaaaaawwwwhhhhhhh!", jeritku saat kumasukkan penis Rey ke dalam liang senggamaku.
Demi apapun, baru kali ini kurasakan batang kemaluan Rey benar-benar padat, keras, dan...membuatku ingin meledak!
"Yankkkk.. Mmhh.. Titit kamuhhh.. Ahhh, akuhhh.. Pak Adam, mmhhh.. Tadi ituhhh..", entah apa yang kukatakan, aku telah lepas kendali.
Kulihat tatapan Rey, tidak sedikit pun matanya melepaskan pandangan dari titik merah di payudara imutku.

"Honey, I love you so much..", kata-kata Rey melambungkanku dalam buaian asmara.
Tubuh Rey memang sepenuhnya dikendalikan oleh nafsu, tapi di sisi lain aku tetap melihat cinta dalam tatapan matanya.

"Yankkk.. Mmhh! Ahh.. Ahh.. Ahh.. Mmhh.. Aaahhh.. Nnghhh..", desahku seiring gerak pinggulku memacu penis Rey mengoyak vaginaku.

"Ughhhh.. Kamu bener-bener hebat, yank..", ujar Rey.
Aku tidak mengerti kata 'hebat' itu merujuk pada hal apa. Yang aku tau saat ini, aku dan Rey sudah larut dalam birahi.

"Mmhhh.. Abis ituhhh.. Ahhh.. Pak Adam bangun.. Dia.. Ahhh.. Akuhhh..", ucapku meracau, berusaha menjelaskan pada Rey kronologis persetubuhanku dengan Pak Adam.
"Aaaaaaaaawwwwwwwhhhhhhh..!", jeritku meraih orgasme pertamaku.
Ini gila! Perpaduan ingatanku akan persenggamaanku dengan Pak Adam dan sodokan penis Rey yang terus menghujam vaginaku membuatku tak dapat melawan gejolak kenikmatan. Apalagi Rey kemudian beranjak bangkit, menempatkanku pada posisi berhadap-hadapan, persis seperti apa yang dilakukan Pak Adam saat kulayani tadi.
"Mmhhhh! Yankkk.. Awhhh.. Tadihhh, sshhh.. Pak Adammm, juga.. Uhhh.. Giniihh.. Ahhh.. Ahh.. Ahh.. Hnnggghhh.. Enakkk.. Ahh.. Kamuhh.. Ituhhh.. Mmhh.. Akuhhh.. Ahh.. Mau, awhh! Dientot terussshh.. Samahhh.. Mmhh.. Pak Adammm!", mulutku seperti tak terkontrol lagi.
Aku justru semakin ingin mengungkapkan ke Rey bagaimana binalnya aku saat melayani tamuku, dan bagaimana penis Pak Adam bermain-main di dalam memekku.

"Oughh! Fuck, baby.. Mmhhh.. Ughhh.. Enak yahh? Hm? Pengen dientot terus yahh? Agghhh..", ujar Rey sambil menyodok-nyodokkan batang kontolnya dengan cepat ke liang kewanitaanku.
Posisiku dan Rey saat ini menirukan gaya saat aku berhadapan dengan Pak Adam. Jika penis Pak Adam yang tidak terlalu panjang saja bisa membuat vaginaku geli tak karuan di posisi ini, bisa dibayangkan bagaimana rasa nikmatnya penis Rey menghantam ujung dinding rahimku!

"Ahh.. Ahh.. Ayankk.. Mmhh.. Ituhhh.. Awhhh! Awhhh! Titit kamuhh.. Mmhh.. Mentokkk, yankhhh..", desahku sambil menatap Rey melas.
Sungguh, kepala kontol Rey yang menyodok hingga mentok di ujung vaginaku membuat aliran darahku bergolak naik turun. Bukannya mengurangi laju tusukan penisnya, Rey malah makin beringas.
"Nnghh, nnghh, mmhh, yankk.. Mmhh.. Ampunnnhh.. Nggh.. Mmhh!", aku menjerit-jerit kecil sambil menggigit bibir tiap kali kepala penis itu menghantam liang rahimku.

"Mmhh.. Yeahhh! Pak Adam itu.. Ughhh.. Dia pasti puas banget yahh, main sama kamu?", tanya Rey sambil terus menggenjotku.

"Hm-mhhh.. Iyahhh.. Ahhh.. Iyahh, yankkk.. Awhhh! Aku jugaahh.. Nnghhh.. Tititnyahh.. Ahh.. Enakk..", jawabku.
Entah setan mana yang mendorongku untuk terus mengungkapkan kebinalanku saat ngentot dengan Pak Adam pada Rey. Tapi aku merasa sangat menikmatinya, karena tiap kali kata-kata itu keluar dari mulutku, makin liar pula penis Rey menjelajahi vaginaku.
"Abis ituhh.. Mmhhh.. Dia rebahin akuhh.. Hmmhhh.. Mmhh.. Truss.. Ahhh.. No, babyyy.. Nnghhh..", aku kesulitan melanjutkan kalimatku.
"Trusshhh.. Ahhh.. Dia di ataskuhhh.. Awhh!", ujarku dengan bersusah payah.
Rey pun menyilangkan tangannya di bawah pahaku, memegangi bongkahan pantatku, lalu ditariknya tubuhku sehingga membuatku terlentang. Dia tak melepas penisnya dariku saat berpindah posisi ke atasku. Dia sama sekali tak memberiku ampun!

"Sayang, oughhh! Kamu bener-bener luar biasa.. Ahhh.. Bener-bener bikin aku horny!", ujar Rey sambil memompaku dari atas.
"Diginiin sama Pak Adam? Hm?", tanyanya kemudian.

"Ahh.. Ahh.. Iyahh.. Mmhh.. Gituhh.. Ahh.. Ngghh.. Tapihh.. Ngga lamahh.. Awhh! Dia ngga tahannnhh.. Nnghh.. Yankkk.. Udahhh.. Ahh.. Akuhh.. Akuhhh.. Mmhh.. Ngga tahannn!", kataku terputus-putus.
"Aaaaaaaaannngggghhhhhhhhh!", rintihanku mengiringi klimaks yang kedua kalinya.
Aku tak dapat mengimbangi permainan Rey kali ini. Entotannya sungguh dahsyat, seperti orang kesetanan..

.
.
.
POV TS

Hari ini aku benar-benar tak dapat mengendalikan diriku. Imajinasiku tentang persetubuhan Natalie dengan Pak Adam telah merasuki pikiranku. Sungguh erotis membayangkan tubuh mungil Natalie-ku ini digagahi oleh seorang pria paruh baya, dan bagaimana panasnya aksi ranjang mereka.

"Kamu udah klimaks, yank? Hm?", tanyaku pada Natalie sembari menggoyang pinggulku dengan gerakan memutar, membuat badan Natalie menggelinjang saat kontolku mengaduk-aduk memeknya.

"Hm-mhhh..", desah Natalie sambil mengangguk kecil.
"Reeyyyhhhh.. Nnghhh.. No, honeyyy.. Aku ngga, awhhh! Ngga kuat lagihhh..", tubuh Natalie terlihat meregang kaku mencengkeram sprei.
Ia kemudian memalingkan wajahnya ke samping, meraih bantal dengan tangannya, dan langsung menggigit bantal itu.
"Nnnnnnnggggghhhhhhh!", erang Natalie dengan mulut tersumpal bantal.

"Wowhhh.. Apa tadi Pak Adam bikin kamu kaya gini juga? Hm?", ujarku pada Natalie.
Ia hanya menggeleng. Mulutnya yang menggigit kuat-kuat alas kepala itu tak lagi sanggup bicara. Untuk mengalihkannya, kuarahkan wajahnya padaku, lalu kulumat bibir manisnya yang telah ia gunakan untuk mengoral penis Pak Adam itu.

"Mmpphh.. Mmhhh.. Ahhh! Nooo.. Mmhh, please.. Kiss me.. Mmpphhhhh..", kata Natalie saat kucoba melepaskan ciumanku dari bibirnya.
Ia meraih kepalaku dan menempelkannya lagi bibirku dan bibirnya.
"Mmppfffhhh.. Ffffckkk.. Mmpphh.. Mmhh..", kali ini Natalie yang justru memagut lidahku dengan liarnya.
Di sisi lain, kurasakan vaginanya seperti menyedot-nyedot batang pelirku dengan basah dan hangat.

"Mmpphhhh.. Mmmhh.. Mmhh..", suara desahku tersumpal bibir mungil Natalie.
Kucoba melepaskan diri dari cumbuannya, lalu sambil menatapnya aku berbisik, "I love you, honey.. I really, really love you.."

"I love you too, Reyyhh.. Nngghhh.. I love you, so muchhh..", balas Natalie sambil mengelus dadaku.
Ia kemudian mendorong sedikit agar tubuhku berjarak darinya.
"Kamuhhh.. Ahhh.. Ahh.. Nngghhh.. Nakalllhhh..", ujarnya.
Tangannya menjalar turun dari dadaku, lalu perlahan ia menyentuh piercing di putingnya. Dipuntir-puntirnya puting payudaranya sendiri dengan jemarinya, kemudian dengan menatapku yang tengah menggenjot vaginanya itu, ia mendesah, "Mmhh.. Sayanggg.. Nngghh.. Ini tadii, ahhh.. Dikenyot sama Pak Adam lohhh.. Ahhh!"

"Fffuuuccckk, yank! Oughhh! Shit, kamu.. Nnghhh..", ujarku yang sejurus kemudian langsung melahap toketnya.
Aku tak mengerti, bayangan tentang binalnya pacarku ngentot dengan pria lain malah membuat birahi mengendalikan seluruh tubuhku.

"Nnngghhhhhh.. Yaaannkkkkkk, aawwhhhh..", erang Natalie membusungkan dadanya yang sedang kunikmati itu.
Kepalanya menengadah, tangannya mendekap wajahku, menampakkan betapa ia sedang merasakan sensasi yang hebat.

"Yankk.. Nngghhh.. Aku, ngggghhh.. Ngga kuat lagi!", kataku sambil memompa vaginanya dengan cepat, tanda-tanda aku akan segera ejakulasi.

"Ahh.. Ahh.. Ahh, yeahhh.. Awhh.. Keluarinn.. Mmhh.. Di dalem ajahhh..", racau Natalie.
"Akuhhh.. Ohhh.. Mmhh.. Pengen ngerasainnnhh.. Ahhh.. Ahh.. Spermamu, nnghhhhh.. Di dalem memekkuuhhhh.. Aaaaaaaaawwwwhhhhhhhh..!", lanjutnya.

"Ooooooouugghhhhhhhhhhhh, fuuccckkkkk!", teriakku saat cairan kejantananku terasa menggelora, dari sensasi geli yang menjalari batang penisku, kemudian menyembur di dalam rahim Natalie, gadis liarku.
"Aagghhh, baby.. I love you..", kataku seraya menatap Natalie.
Sekujur tubuhku gemetar, seiring beberapa kali sisa-sisa spermaku muncrat di vaginanya.

"Hmmhhh.. I love you too, honey..", ujar Natalie meresponku.
"Aku ngga pernah ngerasain kamu yang kaya gini sebelumnya", katanya melanjutkan dengan nafas yang belum teratur.

"Makanya, besok-besok kasi aku cerita seru lagi yaa..", pintaku.
Natalie mengangguk, lalu kami berciuman mesra. Kututup malam itu dengan mendekap erat Natalie di pelukanku. Pelukan hangat yang akan selalu kuberikan untuk gadis binalku.

TO BE CONTINUED..
 
Kalian pasangan yg luarbiasa hu
Kalo aq mungkin sudah... Ahsudahlah
Lanjutkan ceritanya Hu..
Thx 4 sharing
 
Salute,,,, salute.... Salute...
terima kasih udah mau berbagi pengalaman hidup suhu,,, keep posting
 
Memang top markotop dah cerita suhu nih
Semoga tetap bisa lanjut suhu

Aaah jadi pengen kebali sapa tau bisa nyobain gf suhu yg binal ini :D :piss:
 
Memang top markotop dah cerita suhu nih
Semoga tetap bisa lanjut suhu

Aaah jadi pengen kebali sapa tau bisa nyobain gf suhu yg binal ini :D :piss:

Ayo main ke Bali, hu..
Siapa tau kalo suhu main ke spa plus-plus disini, suhu bisa ngicipin wf ane kalo beruntung..
Maaf ane ngga bisa sebut merk spanya..
Tapi kalo suhu berhasil di-treat sama wf ane, ane pasti menantikan ceritanya untuk dishare di sini..
:beer:
 
Bimabet
I really love Natalie, with all her slutty behavior as a therapist, and how she treat me well as her husband..
:beer:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd