Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Cuckold Story: Ketika Istriku Berbagi Kehangatan

KLIMAKS…GANGBANG MANIA (PART-6)…..TAMAT

Malam sudah sangat larut, Aku memandang langit yang terlihat gelap gulita…Tidak ada bintang yang bertaburan disana. Gelap, hening dan mencekam…Mungkin sebentar lagi hujan akan turun dengan derasnya. Beberapa saat kemudian angin mulai berembus dengan kencang diiringi suara gemuruh dilangit..Aku kedinginan dan menggigil saat hujan gerimis mulai mengguyur parkiran Elang Theater yang menjadi saksi betapa Aku telah menjadi seorang suami yang pecundang…! Istriku telah diperkosa dan dilecehkan ramai ramai…Dan Aku tidak dapat berbuat apa apa. Bahkan Aku menikmati dan ikut mendukung kejadian itu. Cuaca malam yang dingin dan mencekam tidak Aku rasakan lagi…Hatiku kosong…putus asa, hancur dan Perih… Tiba tiba rasa sesal itu menghunjam kedalam lubuk hatiku…Apa yang telah Aku lakukan…? Dan apa yang Aku dapatkan….? Fantasy dan kepuasan…?

Tidaaaaak….!
Kepalaku mendongak dan berteriak lantang.
Aku tak peduli lagi pada orang sekitarku yang masih bertahan di sana…Mereka memandangku dengan tatapan aneh dan heran. Mungkin mereka mengira Aku adalah orang stress … Namun, Aku tak peduli…Saat ingat Keke…Akupun menangis…! Aku tak suka dengan semua ini…Kenapa semua fantasyku terjadi dan terwujud diluar kendaliku….?
Aku harus berbuat sesuatu…Aku harus menyelamatkan Keke…!
seperti orang kesurupan segera saja Aku berlari sekencang kencangnya menuju rumah Angga untuk mengambil mobilku. Dengan niat untuk menyelamatkan Keke istriku, walau Saat itu hujan sudah turun dengan sangat derasnya…

Saat sampai di rumah Angga…Seperti kesetanan Aku pun segera menggedor rumahnya dengan keras.
Untung Aku cepat melepaskan topeng kulitku saat dari dalam Aku lihat Angga dengan tergopoh gopoh berlari menuju pintu.
Angga terkesiapdan melongo begitu membuka pintu dan melihatku dalam kondisi basah kuyup dengan tampang yang berantakan.
“Pak….Eh…Ap appa yang ter…” Sapa Angga tidak jelas.
Aku tak meghiraukan perkataannya, segera saja Aku meminta kunci mobilku.
“Terimakasih ngga, nanti lah Akan kujelaskan…” Sahutku sambil segera memacu mobilku kejalan.
Dari kaca spion, masih kulihat Angga terbengong di depan pintu bersama seorang laki lain yang tiba tiba ada disana.

Sial…
Aku baru ingat, HP ku dalam keadaan mati karena lowbat semenjak di dalam bioskop tadi. Maka, tanpa pikir panjang segera Aku putar kembali mobilku kembali kerumah Angga.
Ternyata Angga masih di teras rumahnya bersama laki laki yang tak kukenal itu.
Kulihat laki laki asing itu tersenyum tipis kepadaku sambil mengangguk.
Aku bergidik juga melihat tampangnya…pandangannya tajam dan dingin. Rambutnya panjang diikat rapai. Dia juga terlihat tinggi besar…Aku perkirakan tingginya sama dengan Dio.
“Maaf ngga…Aku mau charger HP, Atau ada power bank mu nggak…pinjam ya”
“Maaf Pak…Power bank nggak ada, silahkan masuk dulu…Biar Saya charger HP Bapak ke dalam.”
“Waduh Saya buru buru nih…” Kataku mulai kebingungan karena teringat dengan nasib Keke.
“Udah Pak…tenangkan dulu diri Bapak, ganti baju dulu dan Saya buatkan minum ya…” Kata Angga sambil berlalu dan mencharger HP ku kedalam.

Aku tak dapat mencegah Angga yang sudah masuk kedalam, Aku yang sedikit gugup dihadapan laki laki asing itu segera kembali ke mobil dan mengganti pakaianku dari dalam tas yang Aku persiapkan dari rumah tadi.
Saat Aku kembali, Aku lihat Angga telah kembali dan duduk berdua dengan laki laki asing itu. Aku segera duduk dan meminum teh hangat yang telah disiapkan Angga.

“Pak…Perkenalkan ini Om Angga…Namanya Om Jack dan ini Pak Randy om…Bos Angga” Kata Wawan memperkenalkan Kami.
Saat bersalaman, Aku rasakan tangan om Jack terasa keras, tapi hangat.
Kemudian Kami bertigapun terlibat perbincangan ringan selama beberapa menit. Om Jack memang banyak diam, hanya matanya yang tajam menghunjam seakan penuh selidik menatapku. Aku rasa Dia tahu kalau Aku sedang menghadapi masalah yang sangat besar. Tapi Aku tak mau bercerita tentang masalahku, karena Aku baru mengenal Om Jack.
Karena Aku sangat gelisah memikirkan Keke, Akhirnya Aku tak tahan dan kemudian Aku memaksa Angga untuk segera mengambil HPku walau belum penuh dicharger .

Saat mobilku mulai berjalan, tiba tiba Angga muncul disampingku dan berbisik…
“Pak…Angga tahu Bapak sedang ada masalah…Tapi Angga tak tahu masalah apa itu…Kalau Bapak perlu bantuan, hubungi Angga ya Pak…” Kata Angga
Aku hanya tersenyum mengangguk sambil bersiap untuk berangkat, namun Angga kembali menahanku dengan memegang lengan kananku..
“Pak…Om Jack adalah seorang polisi, dulu dia pernah menjabat sebagai kanit Reserse kriminal. Sekarang Dia tergabung di satuan BNN…Kalau Bapak perlu bantuan, jangan segan segan hubungi Angga ya Pak….” Kata Angga lebih lanjut.
“Ya Ngga…terima kasih, nanti kalau Aku butuh bantuan, Akan Aku hubungi kamu…sekali lagi terima kasih ya…”

Mobilku melaju dengan cepat meninggalkan rumah Angga. Saat sampai dipersimpangan jalan besar Aku tersadar, Aku bingung harus kemana mencari Keke. Hampir saja sebuah pengendara sepeda motor aku serempet karena tiba tiba Aku menepi untuk menghidupkan HP. Aku hanya memohon maaf dan diam saat pengendaramotor itu memaki maki ku dengan kata kata kasar.

Saat HP ku telah dalam kondisi siap pakai, segera saja kubuka aplikasi Relay di HP ku untuk mencari dan melacak keberadaan istriku. Aku berharap HP Keke sekarang tidak dalam keadaan mati sehingga Aku dapat mengetahui keberadaannya.
Dan….
Rupanya Aku masih bernasib baik, posisi Keke sudah Aku dapatkan….!
Walau Jaraknya lumayan jauh dari tempatku berada saat ini, Posisi Keke berada hampir di pinggiran kota. Tapi setidaknya Aku tahu daerah tersebut, dan yang pastinya hari sudah sangat larut malam jadi lalu lintas juga tidak macet.

Saat titik koordinat tempat Keke berada sudah Ku kunci, kemudian Aku gunakan GPS untuk memanduku agar cepat dapat mencapai lokasi tersebut. Selama mengemudi, pikiranku kacau dan penuh ketegangan membayangkan nasib Keke. Aku merasa sebagai seorang suami yang lemah, pecundang dan tidak dapat diandalkan karena tidak bisa melindungi istriku sendiri. Aku tak akan dapat memaafkan diriku sendiri seandainya terjadi hal hal yang buruk dengan Keke…
Mobilku terus meluncur di tengah larutnya malam dan diantara hujan gerimis yang masih mengguyur Ibukota.

Kemudian…
Setelah setengah jam lebih, Akhirnya Akupun sampai di titik lokasi yang di tunjukkan oleh GPS di HP ku. Oh tidak…tempat ini sungguh angker dan menakutkan bagiku. Terlihat tempat ini agak terpisah dari pemukiman warga. Seperti sebuah pabrik dengan pagar yang tinggi sekelilingnya.
Aku tak mau gegabah untuk langsung masuk ke lokasi tempat yang berkemungkinan Keke berada saat ini. Aku parkir mobilku beberapa meter agak jauh dari tempat yang ditunjukkan oleh GPS ku tersebut. Ternyata tempat nya merupakan sebuah pabrik besar dengan pagar tembok yang tinggi sekelilingnya. Dan Akupun tak tahu pabrik apa ini. Pintu pagar utamanya terlihat tertutup, dan tidak terlihat satpam atau petugas lainnya disana. Tempat tersebut terlihat angker dan menakutkan dimataku.
“Apakah Keke sekarang benar berada di dalam sana…?”
Perasaan ragu, khawatir dan takut mulai menyerangku.

Tuit…Tuiiiit…
Hp Ku bergetar, mungkin ada pesan WA yang masuk.
Secepat Kilat Aku membuka HP, rupanya pesan WA dari Keke…!
“Pah…Adek tidur di rumah temen malam ini ..Mungkin besok sore baru pulang…”
Kemudian Aku balas chat Keke
“ Mah…Ditempat siapa….? Dan dimana…?”
Tapi tidak ada balasan…. WA Keke juga tidak aktif lagi.

Kemudian Aku ingin memastikan sekali lagi posisi Keke saat ini dengan membuka aplikasi Relay di HP ku.
Oh tidak…! HP Keke sudah tidak dapat dilacak lagi. Ada dua kemungkinan, HP Keke dimatikan atau sudah habis baterainya. Aku semakin panik dan berfikir keras apa yang harus Aku lakukan…? Aku harus bertindak sekarang…!

Aku segera turun dari mobil…Dengan mengendap endap penuh kewaspadaan Aku berjalan mendekat ke arah pintu pagar utama yang tertutup rapat tersebut.
Aku edarkan pandangan sekeliling, terlihat pagar setinggi dua meter mengelilingi area itu. Aku membayangkan tentu sulit untuk memanjat pagar setinggi itu. Belum lagi nanti kalau ketahuan tentu akan dituduh mencuri dan digebuk warga atau security. Aku juga harus memastikan kalau Keke benar benar berada di tempat ini.

Akhirnya setelah memikirkan dengan seksama, Aku kembali ke mobil dan memasang topeng kulit penyamaranku. Saat Aku rasa penyamaranku sudah sempurna, sambil tetap dengan hati hati Aku mendekat ke pintu gerbang utama yang tertutup tersebut.Aku coba mengintip, terlihat pos security dalam keadaan kosong.

Namun saat Kuperiksa, ternyata pintu pagarnya tidak dikunci…
Aku mencoba menggeser pintu itu agar dapat melihat ke dalam dengan leluasa.
Kreeeek…
Pintu berhasil Aku geser sedikit, tapi sudah cukup bagiku untuk memasukkan kepala dan melihat kedalam.

Aku bingung…ternyata kawasan ini sangat luas dari yang Aku bayangkan, mungkin lebih dari dua hektar. Dan terdapat dua buah bangunan besar didalamnya. Dan di halamannya yang luas itu terdapat banyak tumpukan besi dan karung karung besar yang disusun rapi. Aku berfikir..Saatnya Aku harus menyusup kedalam, waktu sangat berharga bagiku. Aku tak peduli lagi…Saat terbayang keselamatan Keke, Akupun menjadi berani dan nekat.

Secepat kilat Aku menyelinap kedalam…Walau dibeberapa tempat lampu menyala dengan terang, Tapi tidak serta merta membuat kawasan ini semuanya terang. Aku masih belum terbiasa dengan penerangan dan kondisi pabrik seperti ini. Akhirnya dengan dada berdebar tegang Aku mendekat kearah tumpukan besi yang terdekat dengan gerbang utama.

Brugh…
Karena gugup sehingg tanpa kusadari, kakiku tersangkut dengan besi cor yang menyembul. Sehingga tanpa dapat dicegah tubuhku tersungkur diantara dua buah karung besar yang berada di depan tumpukan besi tersebut. Aku meringis dan merasakan sakit yang luar biasa pada kaki kanan. Namun Aku tahan dan hanya menggigit bibirku.
Aku tak berani bergerak, karena dari arah depan Aku mendengar gelak tawa dua orang yang sedang menuju kearahku. Sekarang Aku bersyukur karena posisiku jatuh terlindungi oleh dua karung besar tersebut. Tempatku berada juga agak gelap karena cahaya lampu terhalang oleh tumpukan besi didepanku. Mungkin kalau tadi tidak jatuh bisa jadi Aku akan terlihat oleh mereka.

“Yon…Pintu tak kau kunci rupanya…tuh lihat, terbuka sedikit…macam mana Kau ni…Setan….!.Jangan jangan ada yang masuk…” Ujar salah satu dari kedua orang tersebut yang berdiri persis disamping karung tempat Aku tersungkur.
“Maaf Bang…Tadi rasanya Sudah Aku tutup…Habis Bang ucok perginya lama ke dalam, Aku ditinggal sendiri di Pos” Jawab laki laki yang dipanggil Yon tadi.
“Alah…Banyak bacot aja Kau…Aku kedalam karena di panggil oleh bos tadi. Kenapa Kau ikut ikut pula lagi…Awas ya…Kalau sampai ada penyusup, Habislah Kita…Terutama Kau…!”
“Ampun Bang…Aku hanya sebentar nyusul Abang tadi…Saya jamin tak ada yang masuk kok . Aku nyusul abang karena penasaran kali dengan cewek tadi Bang…Cantik kali orangnya…He hee…”
“Ya sudah cepat periksa dan kunci kembali pintu itu…Kita ini kan keamanan disini…Jadi jangan mimpi dapat menikmati cewek cantik itu.” Kata bang ucok dengan logat bataknya.

Aku tak merasakan lagi sakit di kakiku, hal itu karena Aku terkejut dan fokus mendengar pembicaraan mereka. Jangan jangan cewek yang mereka bicarakan itu adalah istriku…!
Perlahan kemudian suara mereka makin menjauh…Artinya mereka sudah berada di Pos Security. Dengan hati hati Aku mancoba berbalik telentang dan tetap waspada memperhatikan Yon dan Bang Ucok yang memang sudah duduk di Pos. Tapi samar samar Aku masih mendengar mereka bicara mesum tentang cewek cantik dan seksi…Apakah cewek cantik yang mereka bicarakan itu adalah Keke istriku….?

Dengan tetap mengawasi Yon dan Bang Ucok, sambil mengendap hati hati Aku bergerak perlahan dari satu tumpukan besi atau karung ke tumpukan yang lainnya. Akhirnya Aku sampai di depan salah satu bangunan besar. Bangunan ini mirip dengan bengkel las atau sejenisnya yang sangat besar. Aku kembali menerobos kedalam bengkel tersebut.
Disini Aku lihat lampu tidak dinyalakan semua. Tapi sudah cukup bagiku untuk memeriksa dan mengedarkan pandangan ke seantero ruangan yang dipenuhi dengan mesin dan alat alat kerja tersebut.
Ruangan ini hanyalah bengkel kerja yang sedang kosong.
Aku terus masuk kedalam…

Tringg...Kletak…!
Karena terlalu tegang tanganku rupanya menyentuh potongan besi yang terletak diatas meja besi disampingku. Sehingga besi tersebut terjatuh mengenai mesin bubut disebelahnya.
Aku gugup dan langsung bersembunyi…Sekian lama terdiam sambil mengatur nafas Akhirnya Aku berdiri lagi, Untung tak ada yang melihatku.

Sekarang Aku kembali melangkah mendekati bangunan yang satu lagi…
Kakiku terasa bergetar karena gugup..
Hal itu karena dari tempatku berdiri Aku dapat melihat ke bangunan sebelah dengan jelas. Bangunan itu terlihat megah dan besar pula. Yang membuatku bergetar dan kembali menahan nafas adalah, Aku melihat didepan bangunan itu ada empat buah mobil yang sedang parkir.
Dan salah satu dari mobil tersebut mirip dengan mobil yang membawa Keke dari bioskop tadi…!

Aku merasa kalau Keke benar benar berada disini.
Aku mengurungkan niatku untuk langsung mendekat ke pintu masuk bangunan tersebut karena Tiba tiba Aku melihat seseorang keluar dari samping bangunan itu menuju mobil yang terparkir. Oooo…Rupanya ada pintu samping untuk akses ke dalam. Mataku yang tajam seperti elang itu langsung menangkap peluag begitu melihat pintu samping tidak dikunci oleh orang tersebut . Saat orang tersebut membuka pintu belakang mobil, saat itulah dengan penuh perhitungan Aku langsung menyelinap dan masuk melalui pintu samping itu.

Saat sampai di dalam, Rupanya Aku mendapati barisan ruangan yang tertata rapi dan bersih diantara lorong ditengahnya. Aku tak dapat berlama lama untuk memeriksa setiap ruangan yang ada. Karena semua ruangan dalam keadaan terkunci, dan Aku juga takut nantinya ketahuan oleh penjaga atau seseorang yang keluar dari pintu samping tadi. Karena posisiku sekarang kondisinya lampu menyela dengan terangnya.

Tiba tiba…
Aku mendengar langkah kaki mendekat kearahku dari arah pintu samping, tentu saja membuatku menjadi panik …Spontan saja Aku menyelinap kebalik tumpukan kardus besar yang kebetulan ada di dekatku yang terletak di dekat dinding lorong tersebut. Nasib baik kembali menghampiriku, karena orang itu tidak melihatku. Setelah aman, dengan hati hati Aku mengikuti arah orang tersebut yang menuju ke bagian belakang lorong.
Diujung lorong Aku menjumpai sebuah tangga menuju lantai dua.

Karena khawatir dengan keselamatan Keke, mengharuskan Aku untuk berpacu dengan waktu dan membuatku nekat naik kelantai dua…
Saat sampai dilantai dua, Hampir saja Aku ketahuan oleh tiga orang laki laki berbadan besar yang sedang berbincang bincang didepan sebuah ruangan yang pintunya sedang terbuka di tengah lorong. Aku dengan cepat menyelinap kesamping ruangan terdekat agar tidak ketahuan…
Aku berfikir…jangan jangan Keke ada di dalam ruangan itu. Tapi bagaimana caranya Aku dapat meMastikannya…?

Kreek…
Aku kaget setengah mati…!
Tiba tiba pintu ruangan didepanku dibuka, Aku sudah tidak ada lagi kesempatan untuk bersembunyi….!
Akhirnya Aku hanya mematung diam didepan pintu dengan perasaan takut dan khawatir tingkat tinggi.
Kemudian didepanku berdiri seseorang yang tak kukenal berdiri didepan pintu ruangan tersebut. Orang ini seperti warga keturunan china dan sudah tua. Aku perkirakan umurnya sudah mencapai 65 tahun. Lebih tinggi dariku dan Agak gemuk dengan perut buncit. Pakaiannya terlihat berantakan seperti baru dipasang tergesa gesa. Rambutnya terlihat putih semuanya, tapi masih terlihat tegap dan gagah untuk orang seumuran Dia.
Dan dengan agak terhuyung Dia mengamatiku dari rambut sampai ujung kaki.

Rupanya Dia dalam keadaan mabuk, kemudian sambil menyeringai Dia menepuk pundakku.
“Busyet…Aku puas..Bagus benner ceweknya . cantik, putih. Harum. Montok, dan…Jepitannya memang yahud…Aku puas…Sempit banget….He he heee…Aku kalah lagi…He he he…. “ Kata Orang tua itu sambil memejamkan mata seakan meresapi kenikmatan yang mungkin baru saja dirasakannya di kamar tersebut.
“Mana…Mana Bos mu…? Aku mau boking lagi dan kerjasama Kita berlanjut asal Aku boleh dapatkan cewek itu lagi kapanpun Aku mau…!” Kata orang tua itu sambil mengusap usap selangkangannya.

Aku hanya tersenyum tipis dan membungkuk sedikit sambil menunjukkan arah ruangan tempat ketiga laki laki yang Aku lihat tadi.
Saat orang tua itu berlalu…
Secepat kilat Aku masuk kedalam ruangan yang tidak tertutup sempurna itu…

Dummmm….!
Kepalaku seperti di hantam dengan palu besar saat Aku masuk.
Aku melihat seorang perempuan telanjang sedang dalam posisi telungkup di pembaringan yang besar dan mewah. Ruangan ini juga sangat dingin karena adanya AC dua buah.
Tapi tidak…Perempuan itu masih menyisakan jilbabnya yang masih terpasang. Tubuhnya terlihat bergetar…Dan, Aku pastikan Dia sedang terisak tertahan dan menangis…!

Tapi…Yang membuatku tercekat adalah, tubuh itu…Suara tangis itu….
Yah…Aku pastikan Dia adalah Keke istriku tercinta…!
Dengan tangan gemetar Aku sentuh pundak Keke yang sedang telungkup itu.
Keke hanya diam…Mungkin Dia sudah pasrah dan menduga bahwa yang datang menyentuhnya adalah laki laki lain.

Aku pandangi punggung dan pantatnya yang putih bersih itu…
Seketika Aku geram karena melihat ada banyak bercak bercak putih yang sebagian bahkan sudah mengering. Aku tahu, cairan itu pasti sperma laki laki lain yang telah menodai Keke istriku.
Entah sudah berapa orang yang telah menyetubuhinya semenjak datang dari bioskop tadi.

Mengingat situasi yang genting, Tidak seperti biasanya, saat ini tidak ada nafsu yang Aku rasakan melihat kondisi Keke yang telah di setubuhi oleh orang lain atau bahkan banyak orang. Aku menjadi tidak sabar.
Segera saja Aku balikkan tubuh Keke..
“Mah…Ini Papah….Ayo Kita pergi dari tempat ini…!”
Saat Keke melihatku, Dia terlihat takut dan histeris kemudian menjerit dengan kencang, tapi segera Aku bekap mulutnya dengan kuat sambil berbisik ditelinganya.
“Mah…Ini Papah…”

Keke Masih menatapku dengan bingung dan takut sambil menggeleng berulang ulang.
Aku baru menyadari, Keke mungkin tidak mengenaliku karena saat ini Aku memakai topeng kulit untuk penyamaran.
Dengan Cepat Aku melepas topeng penyamaranku, dan mencampakkan begitu saja kesamping.
Dan….
Keke segera saja menubrukku dan memelukku dengan kuat…
“Papaaaaahhh…Ampunkan Adek…Ini benar benar Papa kan…?Hiks hiks hiks”
Tangisnya kembali pecah bahkan lebih keras dari tangisannya tadi.
“Iya …Ini Papah…Mama Harus tenang dulu. Jangan takut Ada Papa disini. Papa janji akan mengeluarkan Kita dari tempat ini” Ucapku untuk menenangkan Keke. Padahal Aku juga sangat khawatir dan tak tahu harus berbuat apa untuk kabur dari tempat ini.
Keke Akhirnya diam dan membenamkan wajahnya didadaku.

Aku tersadar dan khawatir akan ada orang melihat kehadiranku dan segera memberi isyarat kepada Keke untuk tetap diam. Kemudian dengan lembut Aku lepaskan pelukan Keke agar Aku dapat menutup dan mengunci pintu dari dalam. Karena tidak Aku jumpai kuncinya, sehingga pintu itu hanya Aku kunci dari dalam dengan gerendel yang terpasang disana.
Aku agak sedikit lega karena pintu sudah Aku kunci dari dalam. Aku pun kemudian kembali ke pembaringan.

“Papa kok tahu dan dapat menemukan Adek disini Pah…?” Tanya Keke kembali memelukku dengan erat.
“Panjang ceritanya Mah…Yang penting Kita harus memikirkan cara untuk kabur dari tempat ini. Kita tidak punya banyak waktu sebelum mereka datang kesini.” Jawabku berusaha tetap tenang.
“Papa tidak bercanda kan…? Papa tentu tidak datang sendiri kesini.” Tanya Keke kembali mulai takut.
“Iya Mah…Kekuatan cinta lah yang membuat Papa sampai disini. Dan Papa memang sendiri…Tapi, percayalah…Papa akan berusaha agar Kita dapat kabur.”

Keke melepaskan pelukannya…Kemudian menatapku dengan tajam.
“Itu namanya bunuh diri…Papa belum tahu siapa mereka. Mereka sangat kejam Pah… Mereka sindikat pengedar Narkoba. Dan Adek….Adek telah dijual oleh Gery kepada pak Pidel. Sekarang Gery bangsat itu telah pergi..Hiks hiks hiks…” Kata Keke putus asa.
Aku termangu mendengar perkataan Keke dan hanya mengelus elus kepala Keke untuk membuatnya tenang.

Aku sangat terkejut mendengar bahwa Gery telah menjual Keke ke Pak Pidel seorang Bandar narkoba.
“Bangsat….! Awas kalau sampai berjumpa dengan Gery, Akan Ku habisi Dia..” Kataku bergumam sambil mengepalkan tinju.
Untuk beberapa saat Aku hanya termenung dan berfikir keras memikirkan cara untuk kabur dari tempat ini. Tiba tiba Aku teringat Angga…Bukankah Om Jack yang tidak lain adalah paman Angga adalah seorang anggota BNN…? Aku segera bangkit, bahkan Keke juga terkejut melihat ekspresiku.

Tanpa mempedulikan Keke, segera Aku keluarkan HP dari kantong celanaku…
Tapi Aku panik, Bateray HP ku sudah merah dan hanya tersisa 4 persen saja. Tapi Aku harus mencoba…
Sambil bergetar tanganku langsung saja membuka WA di HPku dan mencari nama Angga disana.
“ Angga…Tolong Saya…Istriku diculik oleh sindikat Narkoba. Mereka banyak. Sekarang Kami terjebak disini..Tolong pliiiis…” Segera saja Aku tekan tanda kirim..
Sesaat kemudian Aku teringat, Angga tentu tidak tahu tempat ini. Maka dengan cepat Aku kirimkan GPS posisiku berada saat ini kepada Angga.
Kemudian kembali Aku kirim pesan WA untuk GPS lokasiku…
Tut tut tut….
HP ku mati karena batrenya habis.

Aku tak tahu apakah pesanku terkirim atau tidak ke Angga. Dan kalaupun terkirim, mungkin Angga sekarang sudah tidur.
Sekarang Aku harus berjuang sendiri untuk kabur membawa Keke….
Akan tetapi….
Saat Aku memasukkan HP kedalam kantong celana, tiba tiba gagang pintu bergerak gerak.
Artinya ada seseorang yang ingin membuka pintu…!
Tapi pintu tidak dapat dibuka karena tadi Aku kunci dengan gerendel dari dalam.

Keke terlihat pucat dan gemetaran…Dia kembali memelukku dengan kuat. Sedangkan Aku juga takut dan pucat, tapi sedapat mungkin Aku berusaha untuk tenang di depan Keke.
“Pah…Ayo sembunyi di belakang lemari. Mereka tidak tahu kalau Papa ada disini. Nanti begitu ada kesempatan, Papa kaburlah dan minta bantuan untuk menyelamatkan Adek”
Aku kembali memeluk Keke dengan erat. Aku menggeleng berulang ulang.
“Tidak Mah…Papa rela berjuang sampai tetes darah penghabisan… Papa rela mati….! Papa Akan lawan mereka semua” Ujarku berbisik …Aku tak dapat menahan air mataku yang mulai mengalir.
Aku kalut dan sangat khawatir sehingga pikiranku jadi tumpul.

Pintu kembali diketuk dari luar, bahkan sekarang berubah menjadi gedoran yang mulai kuat. Juga terdengar beberapa orang bercakap cakap didepan pintu.
Sepertinya mereka mencoba memanggil Keke dengan sebutan Neng berulang ulang.
“Tuh Kan Pah…Mereka mencari Adek..Kalau Kita berdua tertangkap bagaimana Kita harus keluar dari sini…? Percayalah kalau Papa dapat keluar tanpa diketahui, Adek yakin masih ada harapan…” Ujar Keke memohon.
Aku pikir ada benarnya ucapan Keke. Untung Dia masih berfikir jernih. Setidaknya kalau Aku dapat kabur, Aku akan menghubungi polisi atau siapapun untuk membantu. Sedangkan Keke mungkin akan aman bersama mereka. Tapi tentu Keke akan mengalami pelecehan dan perkosaan lagi…

Saat Aku mendengar pintu akan di dobrak dari luar, Aku cium Keke dengan hangat…Mata Kami saling pandang, pelukan Kami terasa hangat dan penuh cinta. Aku merasa seakan ini terakhir Kami bersama… …Keke kembali tersisak, namun kemudian Dia menghapus air matanya.
Keke mengangguk kepadaku untuk segera bersembunyi. Kemudian secepat kilat Aku bersembunyi di balik lemari besar diruangan itu.

Saat Keke melirik kepadaku, Dia tersenyum tipis…Namun Aku melihat seperti senyuman patah dan putus asa….Aku tak dapat berbuat apa apa selain bersembunyi dan berdebar tegang.
Keke segera mengambil dan memasangkan handuk yang ada didepan tempat tidur. Kemudian Keke merapikan jilbabnya sebelum membuka pintu…
Terlihat tiga orang pria berbadan tegap sudah berdiri didepan pintu. Seringai mesum menghiasi wajah mereka bertiga saat menatap Keke yang berbalut handuk berdiri menghadap mereka.

“Neng…Bos menyuruh Kami untuk membawa Neng ke ruang pertemuan…Ayo ikut Kami sekarang..!”
Kata seseorang yang memiliki brewok tebal. Tubuhnya juga tinggi dan besar.
“Tapi Bang…Baju Saya mana…Saya tak mungkin seperti ini kesana…” Jawab Keke sambil sedikit melirik tempatku bersembunyi. Mungkin Dia ingin memastikan Aku aman dan tetap bersembunyi.
“Taka pa apa Neng…Disana sudah disiapkan semua” Kata laki laki yang lainnya.
Aku mendengus geram melihat orang kedua ini sambil berbicara tangannya langsung mencolek dan meremas pantat Keke yang terbaluk handuk tipi situ.

Keke bahkan sampai menjerit kaget begitu pantatnya dicolek dan diremas.
Tiba tiba orang ketiga maju kehadapan Keke, dengan kurang ajar nya tangan Keke dipegang dengan kuat. Kemudian diangkat ke atas, sementara tangannya yang lain langsung memberikan sontekan ringan ke handuk yang sedang terpasang itu.
Jlebb…
Handuk Keke melorot dan jatuh ke lantai…Terpampanglah pemandangan indah didepan mereka bertiga…Yaitu tubuh bugil Keke, walau masih menyisakan sebuah jilbab pendek. Dan posisi tangan Keke sedang diangkat dan dipegangi di atas kepalanya.

Tubuh Keke menggeliat beberapa kali berusaha melepaskan cengkeraman laki laki orang ketiga ini. Namun, apalah daya, tenaga Keke tentu tidak sebanding dengan tenaga laki laki jangkung dan hitam ini.
Gerakan Keke yang berusaha melepaskan diri justru menjadikan pemandangan yang erotis didepan mata mereka. Tanpa dikomando, ketiga orang itu pun menggerayangi tubuh Keke secara kasar.
Sedangkan Aku, dalam keadaan normal mungkin Aku akan sangat terangsang melihat kejadian tersebut, namun saat ini keselamatan Kami dalam keadaan terancam sehingga yang ada adalah perasaan khawatir dan marah yang Aku rasakan. Tanganku terkepal, mataku tajam menatap aksi mereka…Akhirnya Aku nekat untuk melawan mereka…!
Namun….

Aku urung untuk keluar dari persembunyian, karena Aku mendengar Si brewok memberikan isyarat kepada kedua temannya untuk menghentikan aksi mereka.
“Sudah cukup…Bos pasti akan marah melihat Kita seperti ini…”
Kedua temannya tersadar dan buru buru menghentikan aksi mereka.
“Tanggung boss…Sebentar aja bos tak akan tahu“ kata orang ketiga tadi dan kembali mencium mulut Keke dengan kasar.

Aku tak dapat menahan diri lagi…
Aku kalap…!
Aku lupa dengan pesan Keke untuk tetap bersembunyi.
Aku melihat disampingku ada pot bunga kecil terbuat dari keramik, dan tanganku pun meraih pot bunga itu. Beberapa detik kemudian, mungkin tenaga alam bawah sadarku yang bekerja. Sehingga…
Braaaaak….!
Pot bunga keramik tersebut pecah berserakan saat menghantam kepala orang ketiga tadi.
Terdengar lenguhan kecil dari mulutnya…Sesaat kemudian pegangannya terlepas dan dia jatuh tersungkur dilantai. Aku tak tahu apakah dia sudah mati atau masih pingsan.

Keke menjerit histeris, Aku terpaku dan tidak menyangka akan memiliki keberanian seperti itu. Sedang dua orang laki laki itupun juga tak kalah terkejut dan melongo melihat seorang temannya sudah roboh olehku.
“Sis si siapppa Kamu…” Kata si brewok gemetar dan mundur selangkah.
Aku yang merasa sudah kepalang basah, dan merasa sudah tidak ada harapan lagi menjadi nekat untuk melawan mereka…Mataku beringas, tubuhku bergetar menahan amarah.
“Cepat menyingkir dari hadapanku sebelum nasib kalian sama dengan Dia” Ucapku dengan dingin sambil menunjuk laki laki yang terkapar itu.

Rupanya si brewok dan kedua temannya sudah dapat mengendalikan diri.
“Bangsat…Kamu harus membayar mahal semua ini…Hen, hajar dan tangkap Dia…” kata si brewok memerintahkan temannya untuk menghajarku.
Laki laki yang di panggil Hen tersebut mendekat kearahku, tapi Aku dapat merasakan kalau Dia mungkin ragu untuk menyerangku. Kami saling tatap, dan… Aku menjadi tidak sabar lalu menyerang duluan… Satu pukulan tangan kiriku berhasil di elakkan olehnya, tapi saat pukulan tangan kananku dengan tanaga penuh …

Bugh..tinjuku berhasil bersarang di pipinya. Dia terhuyung dan Aku merasa berada diatas angin langsung saja bersiap untuk memberikan pukulan berikutnya.
Namun…
Plakk….
Ada seseorang yang memukul kepalaku dari belakang.
Aku terhuyung, kepalaku sakit, mataku berkunang kunang dan tiba tiba semuanya gelap…!

******

Aku gelagapan dan bangun begitu merasakan kepalaku di siram dengan seember air…Aku membuka mataku sedikit demi sedikit, mataku silau dengan penerangan yang sangat terang diruangan ini. Semuanya Aku rasakan berputar, kepelaku terasa berdenyut, pusing dan masih sakit.
Tubuhkupun terasa sakit, berat dan susah untuk digerakkan. Aku masih berusaha mengingat kejadian yang terjadi…Tapi kepalaku terlalu pusing sehingga Aku masih bingung kenapa Aku ada disini…?
Saat mataku sudah dapat melihat dengan jelas…
Didepanku terpampang suatu pemandangan yang aneh….Dimana Aku sekarang…? Aku seperti berada diruangan yang belum pernah Aku jumpai. Ruangan ini sangat besar, seperti ruangan pertemuan yang sangat besar. Tapi Aku tak dapat memikirkan lebih jauh dengan ruangan ini. Hal itu karena ditengah ruangan Aku melihat ada seorang wanita dengan pakaian pengantin serba putih sedang berjalan bak seorang model diatas sebuah meja yang luas. Gaun pengantin yang dipakai wanita itu terlihat sangat bagus dengan motif dan renda yang Aku perkirakan tentu dengan harga yang sangat mahal.Tinggi meja itu hanya selutut orang dewasa. Meje tersebut sudah dilapisi dengan karpet yang sangat tebal berwarna merah. Saat itu Aku tak dapat melihat wajahnya, karena posisinya yang sedang membelakangiku menuju tepi atau ujung meja yang lain.

Wanita itu terlihat sangat anggun, bak bidadari dan berjalan pelan pelan mengitari meja itu. Ditangan wanita yang dilapisi dengan sarung tangan putih pula, Dia memegang seikat bunga segar.
Sedangkan dibawah meja duduk belasan laki laki yang memperhatikan dengan seksama setiap gerakan sang wanita itu. Aku perhatikan wajah para lelaki yang berada di lantai terlihat kasar, beringas dan banyak yang berkata kata mesum melihat aksi si wanita itu.

Suara gemuruh dari para lelaki tersebut membuatku juga sangat ingin melihat wajah sang wanita itu…
Dan….
Ketika sang wanita itu sudah berputar, Sekarang berjalan menuju bagian meja yang lebih deka, artinya Dia menghadap ke arahku sehingga semakain dekat, Akhirnya Aku dapat melihat wajahnya dengan jelas...
Ternyata Sang Wanita yang berpakaian pengantin itu itu adalah KEKE…. Istriku Tercinta,,,!

Kepalaku terasa mau pecah dan berdenyut kencang saat mengetahui bahwa wanita itu adalah Keke istriku.
Keke terlihat sangat cantik, putih dan bersih. Mulut Keke terlihat tersenyum manis menatap lelaki yang berada disekelilingnya.
Aku yang tak dapat mengendalikan diri segera saja bergerak ingin mendekati Keke…
Namun, Aku lebih kaget lagi saat mengetahui kalau saat ini tubuhku dalam keadaan telanjang, dan hanya menyisakan sebuah celana dalam saja.
Kepanikanku bertambah parah begitu mengetahui kalau saat ini Aku sedang duduk disebuah kursi kayu jati yang besar dan berat, tapi tangan dan kakiku dalam keadaan terikat. Tanganku diikatkan dengan kuat ke belakang, dan kakiku juga diikatkan pada kaki kursi. Aku berusaha meronta dan melepaskan diri, tapi gagal karena tali yang mengikatku sangatlah kuat….!

“Mah…Apa apaan ini…? Ayo Kita pulang…Tempat ini tak cocok untuk Kita…” Kataku dengan lantang, dan mengalahkan suara suara yang lainnya.
Semua tiba tiba diam…
Semua mata sekarang memandang ke arahku…
Tapi sesaat kemudian terdengar gelak tawa yang ramai dari mereka…
Tiba tiba seseorang yang rupanya berada dibelakangku menjambak rambutku dengan kuat, sehingga Aku menjadi menengadah dan meringis kesakitan.
“Bha ha ha haaaa…***panya sudah siuman kau bocah…Bagus bagus bagus…Semakin seru aja nih…Kau akan melihat secara langsung mantan istrimu akan menikah dengan bos Kita…Biasanya Bos juga akan memberikan istrinya kepada Kita untuk dinikmati bersama sama…Ha ha ha haaaa…”

Aku tak dapat melihat wajahnya dengan jelas, tapi hatiku sangat gusar mendengar Dia mengatakan kalau Keke adalah Mantan Istriku. Sedapat mungkin Aku mencoba meludahi wajahnya karena benci dengan orang itu, namun sebelum niatku tercapai…
Byuuuur….Kembali tubuhku diguyur dengan seember air oleh seseorang dari sisi kiriku.
Aku kembalii menggigil kedinginan.
Akhirnya Aku terpaksa diam dan pasrah tapi tak rela dengan perlakuan mereka.
Yang pasti, Aku berusaha mengingat wajah mereka satu persatu. “Tunggu aja jika Aku dapat bebas nanti, Aku akan membuat perhitungan…” gumamku dengan geram dalam hati.
Melihat Aku kedinginan, kembali gelak tawa yang riuh Aku dengar. Aku hanya dapat diam dan terpaksa memejamkan mata untuk menenangkan hati.

Beberapa saat kemudian, Aku merasakan kursiku seakan terangkat dan seperti melayang…..
Aku tetap memejamkan mata karena merasa putus asa…
Namun….
kemudian Aku merasakan kursiku telah diam, dan tiba tiba hidungku mencium bau yang harum…
Dan…
Terasa kedua pipiku dipegang oleh sepasang tangan yang lembut dan hangat…
Tidah hanya sampai disitu…
Bibirku…Bibirku pun dikecup dengan lembut oleh bibir yang harum dan tipis.
Ciuman itu…Ciuman lembut yang panjang…
Yah…Aku tahu, hanya Keke yang dapat melakukan ciuman seperti ini .
Akupun segera membuka mata….
Rupanya benar, Keke istriku tercinta…bidadariku… Cintaku….Dia kini sedang memberikan ciuman lembut dan panjang kepadaku.


Mata Kami beradu dalam jarak yang sangat dekat…
Kedua tangan Keke masih memegang kedua pipiku dengan lembut.
Kemudian Keke melepaskan ciumannya… Aku tak rela dan tetap ingin dicium seperti tadi oleh Keke.
Aku sampai merengek agar Keke kembali menciumku.
Aku tak pedulikan lagi orang orang disekitarku. Rupanya sekarang kursiku berada di atas meja luas tadi. Hanya Aku yang terikat dikursi dengan Keke yang berada diatas meja. Sedangkan yang lainnya berada disekeliling Kami. Menonoton adegan ciuman Kami tadi.

Tiba tiba Aku mendengar tepukan tangan dua kali dari seseorang berpakaian serba putih dipojok ruangan. Orang itu duduk disebuah kursi besar. Sekilas terlihat Dia bagai seorang raja yang diapit oleh dua pengawal berbadan besar besar. Aku berfikir, mungkin ini lah pemimpin mereka.
Saat tepukan tangannya selesai, saat itu pula tiba tiba lampu yang tadinya menyala dengan terang dimatikan …Tinggal sekarang hanya sedikit lampu yang menyala berwarna kehijauan. Sehingga suasana menjadi remang remang, syahdu dan romantis. Suasana tersebut menjadi semakin romantis ketika telingaku mendengar lantunan musik instrumental Kenny G mengalun dan menggema diseantero ruangan.
Dan Selanjutnya Keke kembali memelukku dengan hangat…Saat mulut Keke berada di telingaku, Aku mendengar bisikan Keke…

“Pah…Maafkan Adek, Papa pingsan semalaman…Sekarang Kita tidak lagi berada ditempat kemarin, tapi di sebuah tempat rahasia mereka. Adek harap Papa dapat menahan diri dan jangan nekat seperti semalam.. Sekali lagi maafkan Adek… Perlu Papa ketahui, Adek terpaksa setuju untuk menikah dengan Pak Pidel dan wajib tunduk kepada semua perintahnya.Semua ini terpaksa Adek lakukan untuk menyelamatkan Papa.…Dan dari kemarin mereka tidak mengganggu Kita. Bahkan Adek diperlakukan dengan baik. ”

Aku hanya diam dan mencoba mencerna kata kata yang diucapkan oleh Keke. Kami memang tidak punya pilihan lain, melawanpun percuma dan akan mati konyol nantinya. Aku hanya mengangguk angguk sebagai pertanda pasrah dan menyerahkan segalanya dengan keputusan yang diambil oleh Keke. Aku yakin Keke pasti sudah memiliki rencana dibalik semua ini. Aku tahu Keke adalah seorang wanita yang cerdas, berani dan sulit untuk ditebak.
Tiba tiba terdengar tepuk tangan riuh disekelilingku..
Mungkin mereka menjadi tidak sabar dan sangat horny melihat adegan yang diperagakan Keke ketika mencumbuku .

“Iya Mah…terserah Mama…Semua karena salah Papa yang berbuat nekat tadi malam. Lakukanlah apa yang menurut Mama baik untuk keselamatan Kita.” Kataku untuk meyakinkan Keke kalau Aku mendukung rencananya. Walau Aku tak tahu rencana apa yang akan dijalankannya.

“Jadi Papa ngijinin Adek untuk menikah dengan Pak Pidel…?” Tanya Keke kembali
“Iya Mah…Kita tidak punya pilihan kan…?” jawabku hampir tak terdengar karena pasrah.

“Terima kasih kalau Papa mengerti…Percayalah …Adek cinta sama Papa dan tak akan meninggalkan papa. Tapi Papa harus janji …Papa harus dapat menahan perasaan cemburu…Dan jangan berbuat nekat lagi. Apapun yang terjadi, jangan buat Pak Pidel marah…Dan jangan kacaukan rencana yang sudah Adek persiapkan. Kita dapat berbicara seperti ini juga karena Adek memohon dan merayu Pak Pidel tadi.
Ingat Pah… Pak Pidel adalah bos mereka yang sangat berbahaya dan kejam. Mungkin Dia seorang psykopat dan tak segan untuk membunuh seseorang. Tapi yang paling Adek takutkan adalah Pak Pidel ini memiliki kelainan seks Pah…Sepertinya Dia suka sekali melihat istrinya dinikmati oleh semua anak buahnya…Hiks hiks hiks…Dan itu sudah terjadi dengan istri istrinya yang lain” Kata Keke sambil menahan tangisnya.

Aku bergidik mendengar perkataan Keke…Tapi Aku kembali mengangguk kecil beberapa kali untuk meyakinkan Keke, bahwa Aku juga mencintainya dan tidak akan nekat seperti tadi malam. Sekarang Aku tak punya pilihan lain kecuali mengikuti rencana yang dirancang oleh Keke.

Jreeeeng…..
Suasana yang tadinya sendu dan romantis, dengan musik instrumental, tiba tiba berubah kembali terang dan riuh oleh tepuk tangan dari orang orang disekitar Kami.
Keke kembali mengecupku dengan lembut, kemudian Dia meninggalkanku dan turun dari meja besar itu.
Aku tak dapat berkata apa apa lagi saat Keke berjalan menuju laki laki yang duduk di kursi besar tadi.
Kemudian dengan mesranya Keke duduk dipangkuan laki laki itu…O, rupanya orang itu yang disebut Pak Pidel oleh Keke.

Aku teringat pesan Keke, apapun yang terjadi Aku tidak boleh nekat dan tak boleh membuat Pak Pidel marah. Sehingga Aku hanya diam melihat Pak Pidel menggendong Keke naik ke atas meja besar tempatku berada. Dan memang Pak Pidel terlihat mudah saja menggendong Keke yang berpakaian pengantin tertsebut.
Saat sampai dihadapanku, kursi besarnya pun sudah ada di atas meja besar, diangkat oleh dua orang pengawalnya.

Dengan jarak sekitar satu meter dihadapanku, baru Aku dapat melihat dengan jelas…
Rupanya Pak Pidel ini orangnya tinggi besar, Mungkin tingginya mencapai 190…! kepala botak, berkulit sangat hitam. Bisa jadi Dia adalah negro yang berasal daril afrika. Sehingga Keke yang duduk disampingnya menjadi terlihat imut dan kecil.

“Sayang…Apakah Dia sudah merestui hubungan Kita...?”..Kata Pak Pidel dengan bahasa Indonesia yang agak kaku.
“Iya Sayang…Mas Rendy sudah merestui hubungan Kita” Kata Keke sambil tertunduk malu malu.
Aku hanya diam dan berusaha untuk tenang saat melihat Pak Pidel dengan sumringahnya langsung mengangkat Keke ke pangkuannya. Kemudian langsung memeluk Keke yang berbalut gaun pengantin tersebut.
“He he heeee…Ok, Sayang…Kita mulai saja acara pernikahan Kita…” Kata Pak Pidel sambil bertepuk tangan dua kali.

Dari dalam ruangan terlihat seseorang membawa sebuah nampan berwarna keemasan.
Diatas nampan terlihat sebuah kotak dengan pita merah. Pak Pidel langsung mengambil kotak tersebut, dan…Rupanya didalam kotak kecil tersebut ada sebuah cincin berkilau yang Aku kira cincin bertahtakan berlian. Mungkin sangat mahal cincin tersebut.
“Baiklah…Aku tidak percaya dengan agama apapun…Jadi Kita hanya menikah dengan hati yang tulus…Disaksikan oleh semua yang hadir disini ” Kata Pak Pidel sambil tegak berdiri dan membimbing Keke untuk juga berdiri dihadapannya.
Keke terlihat gugup dan pucat, namun sebisa mungkin Dia terlihat berusaha tersenyum dan mengangguk kepada Pak Pidel.

“Maukah Kamu menjadi istriku, akan mencintai dan patuh dengan semua perintahku…?” Kata Pak Pidel sambil menatap tajam kea rah Keke.
Terlihat Keke memandangku sesaat, kemudian…
“Ya…Saya bersedia…” Kata Keke gemetar.
“Oke, terima kasih sayang…Sekarang terimalah cincin pengantin dariku” Kata Pak Pidel sambil memasukkan cincin tersebut ke jari Keke. Terlihat pas dan cantik sekali berada di jari tangan Keke.

Keke tiba tiba memekik tertahan saat melihat sebuah mangkok kecil putih diambil oleh Pak Pidel. Kemudian Dia menusuk jari manis nya sendiri dengan sebuah jarum kecil yang terletak diatas nampan.
Terlihat, dua tetes darah segar yang keluar dari jari Pak Pidel, dan langsung ditampung oleh mangkok kecil tersebut.
“Sekarang giliranmu sayang…Saat darah Kita menyatu, artinya Kita sudah resmi menikah dan sehidup semati..” Kata Pak Pidel sambil menyodorkan jarum tersebut kepada Keke.

Keke kembali pucat dan bergetar karena takut. Namun, Aku lihat Dia menggigit bibir…Dan dengan tangan yang tetap bergetar,akhirnya kembali Keke menjerit kecil saat jarum tersebut menusuk jari tengah, dan darah Keke juga menetes dua tetes ke dalam mangkok kecil tersebut.
Pak Pidel terlihat sangat puas…
Kemudian darah di mangkok tersebut diaduk…Aku terhenyak melihat saat tangan Pak Pidel yang berlumuran darah mereka di masukkannya kedalam mulutnya sendiri.
Keke pun terlihat pasrah saat tangan Pak Pidel yang berlumuran darah tersebut masuk kedalam mulut Keke.

Rupanya prosesei “Nikah” mereka belum selesai…
Aku khawatir saat melihat ada laki laki lain yang membawa nampan berisi sebuah gelas berisi penuh air berwarna kuning. Jangan jangan air itu adalah racun, bius atau obat lain yang dapat mencelakakan Keke. Tapi saat teringat pesan keke untuk tidak berbuat nekat, terpaksa Aku diamkan dengan perasaan was was melihat Keke menenggak minuman itu sampai habis.

Terdengar tepuk tangan yang meriah dari semua yang hadir….
Selamat bos…selamat…Selamat selamat…
Demikian gemuruh ucapan selamat kepada Pak Pidel karena sudah resmi menikah… Walau menurutku ini adalah pernikahan yang sangat aneh dan gila…
Banyak komentar mesum yang diberikan oleh anak buah Pak Pidel…Bahkan beberapa orang sambil minum mengatakan bahwa dari sekian banyak istri Pak Pidel, Keke lah yang paling cantik dan menggairahkan.

Pak Pidel tiba tiba mengangkat tangannya, seketika itu juga hadirin menjadi diam…Semua mata menunggu apa yang akan dikatakan oleh Pak Pidel.
“Saudaraku semua….Terima kasih atas ucapan selamatnya…Aku beruntung sekali hari ini. Karena bidadari cantik ini telah menjadi istriku. Jujur….Aku belum berani menyentuhnya sejak tadi malam. Karena Aku sangat mencintainya. Dialah istriku yang paling cantik dan seksi dari istri istriku yang lain”

Tepuk tangan dan suitan kembali bergemuruh di ruangan…
“Aku juga ucapkan terima kasih kepada saudara Randy yang telah menyerahkan istrinya kepadaku. Namun…Aku perlu pembuktian…!” Kata Pak Pidel membuatku dan Keke kembali pucat dan gemetar.

Pak Pidel segera menuntun Keke untuk berdiri semakin dekat denganku…
“Sayang....Ayo buat Dia cemburu…Aku ingin tahu apakah Dia benar benar rela melepaskanmu atau tidak…Kamu boleh pilih peluk Aku atau Dia…He he heeee” Kata Pak Pidel tersenyum licik.

Setelah Keke terlihat dapat menguasai dirinya….Dan seperti yang kuduga, Keke akhirnya melangkah kedepan Pak Pidel….Dan, Keke memeluk Pak Pidel dengan hangat. Kulihat muka Keke langsung disembunyikannya di dada bidang tersebut. Terlihat Tinggi Keke hanya sampai sedada dari Pak Pidel.

Cium…Ciumm…Ciumm…
Kembali hadirin menyoraki agar keke mencium Pak Pidel.
Sedangkan Pak Pidel segera saja berjongkok sambil memejamkan matanya, mungkin menunggu Keke untuk menciumnya.Dan….Dengan erotis sekali , Keke akhirnya mencium kening Pak Pidel… Tapi tidak sampai disitu, Keke juga melumat bibir Pak Pidel yang Tebal itu dengan lembut. Sekarang Keke tak dapat melepaskan mulutnya karena tangan Pak Pidel memegang kepala nya dengan kuat…Kepala Keke ditahan, mulut Pak Pidelpun dengan rakus mencium, menghisap dan melumat mulut Keke dengan kasar. Bahkan bunyinya sampai sangat jelas didengar oleh semua orang… Berbagai ekspresi orang yang Aku lihat…Ada yang ternganga…Ada yang mendesis desis kecil bahkan Ada yang mencoba semakin dekat agar dapat melihat dengan jelas.

Sedangkan Aku…Tidak dapat berkata apa apa lagi. Aku tak mereka pedulikan …Aku berusaha menekan perasaan horny yang mulai timbul melihat adegan ciuman mereka didepanku.
Kemudian, Saat ciuman mereka terlepas…Nafas mereka jadi memburu…Tubuh Keke bahkan sampai berguncang guncang untuk mengatur nafas. Mereka melakukan ciuman panjang didepanku yang sedang terikat.. Tapi sedapatnya Aku berusaha menekan perasaan itu…. Aku yakin, Keke masih mencintaiku. Semua ini dilakukannnya karena terpaksa agar Aku selamat. Dan Aku juga berusaha mengingat pesan Keke tadi…Bahwa apapun yang terjadi, Aku tak boleh membuat Pak Pidel marah …Karena Aku yakin Pak Pidel sengaja membuatku cemburu, mungkin permainan ini akan berlanjut dan akan segera dimulai…!

“Sayang… Aku bangga dapat memilikimu, Aku ingin semua orang yang ada disini melihat dan merasakan betapa cantik dan seksinya dirimu…” Kata Pak Pidel yang langsung membuat Keke kembali pucat sambil memandangku. Sedangkan Aku tak kalah kagetnya mendengar kata kata itu… Aku tahu Keke akan dipermalukan dan dilecehkan didepan orang banyak. Namun…Aku tak punya pilihan, terpaksa dengan sedikit mengangkat bahu dan sedikit mengerling kemudian Aku mengangguk sedikit. Hal ini Aku maksudkan bahwa semua keputusan terserah kepada Keke…Aku akan mendukung apapun yang akan dilakukan olehnya…

Mungkin Keke mengerti dengan isyarat yang Aku berikan sehingga Keke kembali menghadap ke Pak Pidel.
“ Iya sayang…Apapun yang Kau inginkan akan Aku lakukan…Bukankah tugas seorang istri adalah membuat agar suaminya senang, bangga dan bahagia….?”…Kata Keke.
“Ha ha haaaa…. Istri pintar…Ayo dong, dibuka baju pengantinnya…! Saatnya mereka melihat kalau Kamu memang benar benar cantik dan seksi He he heee…” Kata Pak Pidel sangat girang mendengar kesediaan Keke.

Buka…. Buka…. buka….
Kembali teriakan bergemuruh dari semua yang hadir member semangat agar Keke membuka baju pengantinnya. Sedangkan Pak Pidel hanya senyum senyum melihat Keke yang ketakutan dan malu.
Keke berusaha tersenyum, namun Aku tahu Dia sekarang ketakutan melihat semua mata melotot tidak sabar ingin melihatnya telanjang.


Namun…Sesaat kemudian Keke terlihat sedikit mengusap kepalanya…Aku jadi khawatir, jangan jangan hal itu karena pengaruh minuman yang diberikan kepada nya tadi. Lambat laun Keke tampak sedikit kepanasan dan sedikit berkeringat. Aku yakin…minuman yang diberikan kepadanya tadi sudah mulai bekerja.

Pelan namun pasti… Keke mulai tenang dan Dia bersiap untuk membuka gaun pengantinnya…Walau agak kesulitan terlihat Keke berusaha membuka gaun tersebut dari bagian atas terlebih dulu.
Sreeet…
Sebuah resleting di bagian dada telah dibuka, sehingga sekarang memungkinkan Keke untuk melepaskan kedua tangannya dari gaun.
Dan memang tidak berapa lama kemudian….Keke berhasil melepaskan kedua tangannya dari gaun itu. Tangan Keke sekarang menahan gaun itu di atas dadanya. Jika saja tangannya dilepaskan tentu gaun itu akan turun sampai ke pinggang….Sehingga Keke akan menjadi setengah telanjang…!
Sekarang terlihat tali BH Keke yang berwarna hitam sudah menyembul diantara kulit leher dan bahu Keke yang putih.

Buka….buka….buka….
Kembali teriakan yang bergemuruh dari hadirin disekeliling meja.
Keke melihat kearah Pak Pidel, seakan memastikan keputusan Pak Pidel untuk membuka gaun itu…
Pak Pidel terlihat sangat bersemangat dan bernafsu sekali…Sehingga Dia hanya mengangguk berulang ulang seakan menyuruh Keke untuk segera melepaskan gaun tersebut.
“Ayo sayang…Aku tahu Kamu mulai gerah dan kepananasan, Ayo dibuka aja..He he heee”

Keke tak punya pilihan lagi…Dan sepertinya Dia memang menginginkan untuk membuka gaun itu.
Sehingga,,,Plug….!
Keke melepaskan gaun pengantin yang dipegangnya…
Aku perhatikan semua orang terdiam, tapi semua mata melotot memandang ke tengah meja besar tempat Kami berada.
Sekarang…Gaun pengantin Keke sudah jatuh, tapi masih tersangkut dipinggangnya. Hal ini menyebabkan tubuh bagian atas Keke menjadi telanjang, dan hanya menyisakan BH hitam dengan tali tipis.

Terlihat payudara Keke yang putih dan montok seakan mau melompat keluar dari BH hitam itu. Keke segera menutup kedua payudaranya itu dengan tangan karena semua mata melotot tak berkedip memandang. Bahkan beberapa orang semakain dekat dengan Kami.
Semua diam dan hanya memandang kearah Keke.
Aku lihat Pak Pidel sambil terkekeh mendekat dan dan memeluk Keke dari belakang…
Tangan keke yang berusaha untuk menutupi dadaya itu, sekarang dipegang oleh Pak Pidel, lalu tangan kanan Keke diletakkan dilehernya. Kepala Keke juga di paksa untuk menghadap kesamping…Pak Pidelpun kembali mencium Keke…terlihat pemandangan yang sangat erotis…
Jadilah sekarang Keke dirangkul dan dicium oleh Pak pidel dari belakang, sementara Keke juga merangkul Pak Pidel dengan tangan kanannya.

Sekarang tidak Aku lihat lagi penolakan dari Keke. Sepertinya Dia menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh Pak Pidel. Aku menghibur diri, mungkin Keke melakukan itu karena dibawah pengaruh minuman tadi.
Aku mulai lupa kalau Aku adalah suami dari Keke. Dan saat ini Keke sedang dicumbu oleh laki laki lain didepan orang banyak.Pelan namun pasti kontolku mulai menggeliat. Celana dalamkupun mulai menggembung. Sialnya Aku mulai menjadi tidak sabar menantikan Keke telanjang dan dinikmati oleh Pak Pidel.

Sekarang, didepanku suara cipokan Pak Pidel dan Keke terdengar makin jelas…
Aku lihat mulut Pak Pidel beralih menyusuri dan mencium leher dan tengkuk Keke,tangannya juga mulai meraba raba payudara Keke dari luar BH hitamnya.
Aku perhatikan Keke hanya memejamkan mata, mungkin dia malu atau memang Dia sudah menikmati dan terangsang oleh cumbuan Pak Pidel.
Achss….Ahh…
Hanya desahan dan rintihan itu yang Aku dengar dari mulut Keke saat Pak Pidel yang masih mencium leher dan tengkuknya. Sedangkan kedua tangan Pak Pidel tetap meraba dan meremas payudara Keke dengan lembut, bahkan sekarang tangannya sudah masuk kebalik BH hitam Keke.

Keke terlihat makin blingsatan, desahannya makin menjadi jadi. Aku akui, Pak Pidel memang jago dalam memberikan foreplay. Keke seperti terhipnotis dan hanya pasrah saat Pak Pidel membuka BH hitam yang menutupi kedua payudaranya itu. Padahal, saat itu mereka bercumbu dengan disaksikan oleh orang banyak.

Semua terdiam dan melotot memandang saat tangan Pak Pidel yang hitam itu bergerak lincah meraba, meremas dan memelintir payudara Keke yang sekarang sudah tidak tertutup sama sekali. Terlihat kontras sekali warna kulit mereka…Tangan Pak Pidel terlihat hitam legam dan kasar, sedangkan kulit Keke putih, halus dan bersih…
Dan payudara Keke terlihat imut dan kecil tertutup oleh gemggaman Pak Pidel yang besar dan hitam itu.
Keke masih mendesah dan memejamkan matanya…
Beberapa saat kemudian Pak Pidel menghentikan aksinya mencumbu Keke dari belakang…
Keke buru buru menutupi kedua payudaranya, namun tangannya langsung ditepis oleh Pak Pidel.

“Sayang…Biarkan mereka menikmati pemandangan ini…Aku mengijinkan kok.” Kata Pak Pidel sambil kembali mencium mulut Keke dengan rakus.
Mungkin karena takut dengan Pak Pidel atau memang Keke sudah terangsang, sehingga dengan muka yang kemerahan akhirnya Keke membiarkan payudaranya menggantung bebas dan menjadi santapan mata mesum setiap orang diruangan ini.

Pak Pidel kemudian memandangku dengan sinis…
“Sayang…Lihat, mantan suamimu juga terangsang melihat Kamu telanjang ....Itu lihat, celana nya jadi bengkak begitu He he heeee..” Kata Pak Pidel yang membuat semua mata memandang celana dalamku yang memang sedang bengkak karena terangsang. Walau gusar dan malu, Aku tak dapat berbuat apa apa…Akhirnya Aku hanya diam dengan pelecehan ini.
“Ayo sayang…Sekarang buka semua pakaianmu agar semua dapat melihat betapa cantik, mulus dan seksinya dirimu..” Kata Pak Pidel kembali membuatku dan semua orang terangsang dan tidak sabar melihat Keke telanjang.

Buka buka buka bukaaaa…..
Kembali teriakan bergemuruh dari hadirin memberikan semangat agar Keke membuka seluruh pakaiannya…!
Sesaat, Keke tampak kembali ragu, kemudian Dia memandangku dan memandang Pak Pidel bergantian…
Pak Pidel terlihat mengangguk, mungkin menyuruh Keke untuk segera membuka gaunnya.
Namun, rupanya Keke tidak langsung membuka gaunnya , tapi Dia malah menghampiriku sambil berjongkok.

“Pah…Adek cantik dan seksi kan…? Papa harus dapat menahan rasa cemburu…Hi hi hiii…Saat ini Adek merasa terbang di langit he he heeee…” Kata Keke sambil senyum senyum seperti orang yang sedang mabuk.
Aku melongo dan hanya diam mendengar perkataan Keke…

“Pah…boleh ya, Adek telanjang dan bercinta dengan Pak Pidel…? Kata Keke terlihat makin uring uringan.
“Mah…Mama mabuk ya…” Kataku ingin memastikan
“ Enggak kok Pah…He he heee…Tapi Adek sedang jatuh cinta dengan Pak Pidel…Boleh ya,,,Adek bercinta dengannya…? Kata Keke mengulangi pertanyaannya tadi.
“Mah…Sadar lah…Mama sudah diberi minuman aneh oleh Pak Pidel tadi…!” Kataku mencoba mengingatkan.
“Cie cie cie….Cemburu ya…He he heeee…Papa cemburu…Bilang aja papa cemburu….” Kata Keke dengan tubuh yang mulai berkeringat.
“Tapi Mah….”
“Sssst…Keke menempelkan telunjuknya dibibirku. Tidak Sayang…Adek hanya mulai nyaman aja dengannya. Walau Dia jahat, tapi setidaknya Dia tidak kasar dengan Adek. Sehingga Adek juga dapat menikmati setiap sentuhannya. Adek ijin ya untuk menikmati ini semua…Mmmuach” Kata Keke sambil mengecup lembut bibirku.

Aku semakin bingung…Apa yang terjadi dengan Keke…? Apakah Dia benar benar mabuk atau Akting…?
Kemudian Keke kembali ke hadapan Pak Pidel denmgan sedikit sempoyongan.
Aku tak dapat berbuat apa apa lagi. …Perasaan khawatir, Marah, cemburu, putus asa dan berbagai macam perasaan yang Aku rasakan saat ini.
Plok plok plok….
Pak Pidel bertepuk tangan melihat adegan Kami tadi.
“Ha ha haaaa….Saya suka…Saya suka…Semakin kamu cemburu, makin asyik. Tenang saja Kamu tidak akan diapa apain kok. Hanya menonton aksi istriku yang cantik ini….” Kata Pak Pidel kembali berusaha memanaskan hatiku. Tapi Aku diam saja.

“Ayo sayang…singkirkan gaun itu…Biar mereka tau kalau Kamu memang cantik he he heee”
Keke hanya tersenyum genit dan terlihat Dia akan membuka gaunnya itu.
Karena tak sabar, Pak Pidel kemudian ikut membantu Keke untuk membuka gaunnya…
Plug…Gaun pengantin putih itupun jatuh dan turun, menjadi seonggok kain dikaki Keke.
Keke menutup mukanya dengan kedua tangan, mungkin Dia malu karena harus telanjang didepan orang banyak. Tapi tak berlangsung lama….Karena kemudian Keke terlihat sudah biasa dan seakan bangga mempertontonkan tubuhnya didepan banyak orang.
Semua terdiam dan tak berkedip melihat tubuh Keke yang sekarang semakin telanjang…tubuh putih lembut dan bersih itu sekarang hanya menyisakan sebuah celana dalam hitam tipis ditubuhnya.

Pak Pidel kemudian berjongkok didepan Keke. Tangannyapun mengusap usap celana Keke dengan lembut.
‘Sayang….celanamu basah….! Artinya Kamu terangsang dengan ini semua kan…?” Kata Pak Pidel tiba tiba yang membuat Keke semakin malu. Namun Aku terperanjat dengan jawaban Keke yang mengangguk dan memandang Pak Pidel dengan pandangan sayu.
“Sayang…Apakah Kamu sayang dan cinta kepadaku…?”Kembali Pak Pidel bertanya dengan suara yang cukup kuat.
“Iya…Aku sayang dan cinta kepada mu…” Jawab Keke hampir tak terdengar. Mungkin Dia malu. Tapi jawabannya itu sudah cukup membuat semua yang hadir menjadi heboh dan bertepuk tangan memberi semangat.

“Terima kasih sayang….Kalau memang begitu, maukah Kamu membuatku bangga dan melakukan keinginanku…?” Tanya Pak Pidel lebih lanjut.
Keke hanya mengangguk sendu.
“Kalau begitu…. Aku ingin Kamu menari telanjang didepan Kami…! Kemudian Kita juga bercinta didepan mereka…! “ Kata Pak Pidel dengan nafas yang mulai memburu.
Keke kembali mengangguk…
Saat Keke dengan erotis mulai membuka celana dalamnya, saat itu pula tiba tiba lampu yang tadinya menyala dengan terang dimatikan. Sekarang lampu yang menyala hanya beberapa lampu berwarna kehijauan. Sehingga suasananya menjadi romantis kembali. Musik instrumental bernada sendu pun kembali diperdengarkan.

Aku tak dapat berkata apa apa lagi…
Kursi besar dan kursi tempatku diikat diangkat dan diturunkan ke tepi meja. Sehingga yang ada di atas meja besar tersebut sekarang hanya lah Pak Pidel yang duduk ditepi meja dengan pakaian lengkap dan Keke yang sudah telanjang total…!

Mungkin karena terpaksa atau memang Keke sudah larut dalam suasana yang dibuat oleh Pak Pidel, ditambah dengan minuman yang diberikan kepadanya, sehingga Aku perhatikan Keke mulai meliuk liukkan badannya mengikuti irama yang ada. Terkadang Keke mengusap usap payudaranya, terkadang hanya berjalan santai sekeliling sambil memamerkan tubuhnya yang sudah bugil total itu.

Semua penonton dibuat terkesima oleh tarian erotis yang diperagakan oleh Keke.
Tidak jarang ada beberapa penonton yang mencoba menyentuh, menggapai dan melihat lebih dekat tubuh polos yang sedang manari itu.
Sedangkan Aku jangan dikata lagi….Sangat terangsang melihat adegan streaptis yang dilakukan oleh Keke. Aku melihat Keke bukan lagi seperti Keke yang kukenal….Sekarang Dia sudah menjadi binal dan genit dengan pandangan sendu yang menggoda.
Tiba tiba Keke menarik tangan Pak Pidel untuk menari atau berdansa dengannya.

Pak Pidel menyambut ajakan Keke dengan sumringah…
Jadilah sekarang Pak Pidel yang tinggi besar berdansa dengan Keke. Memang Keke terlihat masih kaku dan kurang dapat mengimbangi gerakan dan langkah Kaki dari Pak Pidel yang dengan lincah berdansa dengannya. Namun…Karena tubuh keke sangat kecil dibandingkan dengan Pak Pidel, sehingga dengan gampangnya Pak Pidel memperlakukan tubuh Keke sesuka hatinya. Terkadang digendong, di bolak balik dan terkadang diletakkannya di bahu. Semua anak buah atau penonton yang ada tak henti hentinya bertepuk tangan dan memberikan semangat kepada Pak Pidel agar segera mengeksekusi Keke…

Tiba tiba Pak Pidel mengangkat tangannya…Saat itu juga penonton semuanya terdiam.
Dengan tenang Pak Pidel kemudian mulai melepaskan satu persatu pakaian putih yang dikenakkannya.
Hingga….Akhirnya Pak Pidel sekarang benar benar bugil total….
Keke terrbeliak kaget sambil menutup mulutnya saat melihat kontol Pak Pidel yang tak disunat itu mengacung sempurna. Aku juga tak kalah terkejut ….Biasanya Aku hanya melihat ukuran kontol seperti itu dalam filem bokep. Dibandingkan dengan kontol Dio, Lebih panjang dan lebih besar lagi kontol Pak Pidel ini. Kontol itu begitu mengerikan, Hitam besar dan agak bengkok ke kiri…Kalau masuk ke memek Keke yang imut, apakah memek Keke sanggup menampungnya….? Akupun bergidik membayangkan hal itu.

“ Sayang…Aku ingin saat Kita bercinta, disaksikan oleh orang banyak…Maukah Kamu bercinta denganku didepan mereka sayang….?” Kata Pak Pidel sambil menuntun tangan Keke untuk menyentuh kontol monsternya itu.
Tangan Keke terlihat bergetar saat menyentuh kepala kontol jumbo itu. Sambil malu malu, Aku lihat Keke mengangguk dan memandangku sesaat.
Rupanya Pak Pidel melihat pandangan Keke ke arahku.
“Ha ha haaa… O iya sayang..Aku hampir lupa, mantan suami mu juga harus hadir disini dalam keadaan telanjang. He he heeee..” Kata Pak Pidel sambil menyuruh anak buahnya untuk mengangkatku kembali ke atas panggung atau meja besar tersebut.

Saat Aku sudah berada di atas meja dekat dengan mereka…
Sreeett…Tanpa dapat kucegah celana dalamku telah digunting oleh seseorang…!
Walau tidak sepanjang dan sebesar kontol Pak Pidel, tapi kontolku mencuat keluar sudah tegak dan juga mengacung sempurna. Mungkin panjang dan diameter kontolku tidak sampai separuh dari kontol Pak Pidel…!
Semua hadirin tertawa melihat kontolku yang tampak imut dan kecil dibandingkan dengan kontol Pak Pidel yang super jumbo tersebut.
Pak Pidel Nampak sangat bangga dengan kontolnya itu… Kontolnya bahkan dikibas kibaskan di depan wajahku.
“Sayang…Ayo buat Aku puas…” Kata Pak Pidel sambil memaksa Keke untuk jongkok dan mengulum kontol jumbonya itu.

Keke tak punya pilihan. Diapun menurut apa yang dikatakan Pak Pidel…Dan memang Keke sekarang sudah berobah menjadi wanita yang genit dan sange.
Sambil memejamkan mata, Keke membuka mulutnya lebar lebar saat Pak Pidel berusaha menerobos mulut Keke yang mungil dengan kontol super nya. Tapi tak dapat masuk…!
Akhirnya Pak Pidel mendekatkan wajah Keke ke pangkal kontol super itu.
Aku menahan nafas melihat Keke mencium dua buah peler Pak Pidel yang juga besar besar itu dengan nafsu.
Seperti yang Aku duga, kontol Pak Pidel lebih panjang dari muka Keke....

Pak Pidel semakin tak sabar, dipaksanya mulut Keke untuk menganga lebih besar, dan…
Slurph….
Hanya kepala kontol Pak Pidel yang masuk. Hal itu sudah membuat mulut Keke penuh.
Pak Pidel mulai mendorong beberapa kali sampai dengan tempo yang agak cepat, namun Aku tahu pasti bahwa hanya kepala kontol saja yang masuk ke mulut Keke. Bahkan batang kontol Pak Pidelpun tak tergenggam oleh tangan Keke yang kecil.

Tiba tiba Keke mendorong tubuh Pak Pidel. Dan Saat kontol itu terlepas, Keke terlihat mengatur nafas. Mungkin dia jadi sulit bernafas atau mulutnya menjadi kram karena dipaksa mengulum kepala kontol sebesar itu.
Pak Pidel hanya tersenyum dan terlihat sangat bangga kalau kontolnya besar dan tidak muat dimulut Keke yang imut.

“Tak apa apa sayang… Sekarang ayo Kita mulai bulan madu Kita.” Kata Pak Pidel sambil menggendong Keke.
Sekarang Kekeyang sudah telanjang itu di baringkan diatas panggung atau meja besar.

Aku yakin Keke berada dibawah pengaruh obat perangsang atau apalah namanya…
Karena sekarang Keke hanya menggeliat geliat erotis dan tubuhnya mulai berkeringat. Mulut Keke seperti ular yang mendesis tertahan.
Desahan dan racauan Keke semakin menjadi jadi saat Pak Pidel mengangkangkan paha mulusnya itu. Kemudian dengan rakusnya Pak Pidel pun mencaplok, menjilat dan membenamkan mulutnya digundukan Memek Keke yang tampak sudah sangat basah itu.

Aku menahan nafas, cemburu dan terangsang hebat…Sekarang Aku malah memaki diri sendiri, karena tak berdaya telanjang dan diikat di kursi menyaksikan istriku dicumbu didepanku dan orang banyak.
Untung keadaanku yang terangsang hebat ini tidak menjadi perhatian siapapun…Mereka sibuk mempelototi tubuh bugil Keke dan aksi Pak Pidel yang sedang mencumbunya.

Tiba tiba Aku degar jerit dan lolongan nikmat yang keluar dari mulut Keke.
Rupanya Dia sudah mendapatkan orgasmenya yang luar biasa. Ternyata permainan lidah Pak Pidel mampu menghantarkan Keke untuk menjemput orgasmenya. Hanya sampai disitu…? Ternyata tidak…!
Sekarang Pak Pidel mengangkat Keke yang masih lemas setelah orgasme pertamanya.
Oh tidak….!
Ternyata Kekediangkat oleh Pak Pidel menuju kearahku..
Apa yang Aku takutkanpun terjadi…!
Keke sekarang didudukkan oleh Pak Pidel diatas pahaku yang sedang terikat dan telanjang…
Bahkan Aku meringis kesakitan saat kontolku yang sedang tegak terkena pantat Keke.
Aku tak dapat berbuat apa apa…Hanya diam sambil menahan sakit di pinggang dan kontolku.
Untung beberapa saat kemudian tubuh Keke ditarik sedikit oleh Pak Pidel, sehingga kontolku kembali bebas mengacung sempurna dan hanya mengenai punggung Keke.

Pak Pidel terlihat sudah tak sabar dan tak dapat menunggu lebih lama lagi.
Sehingga saat Kaki Keke dikangkangkan dengan lebar diatas pahaku, Aku lihat Pak Pidel segera mengarahkan kontol raksasanya ke memek Keke…!
Tidak…Aku sangat khawatir, memek Keke bisa robek menerima kontol monster tersebut. Tapi Aku tak punya kuasa untuk mencegahnya.
“Key…Jangan…Kamu bisa celaka oleh kontol dengan ukuran sebesar itu…” Kataku mencoba mengingatkan Keke.
Tidak ada jawaban dari Keke, bahkan sekarang Keke kembali mendesah dan tangan kanannya pun menuntun kontol raksasa itu menuju memeknya….!
Sementara tangan kiri Keke segera merangkul leherku…
“Achs….Pah…Boleh ya Adek bercinta dengan Pak Pidel…?” Kata Keke didekat telingaku dengan mata terpejam dan suara desahan yang berat.
 
welcomeback suhu, komen dulu biar smangat, bacanya belakangan nyiapin tisu dulu
 
Maaf suhu suhu semua jika kurang berkenan dgn scene kali ini. Lanjutannya melihat respon dulu...Siapa tahu tak ada lg yang berminat...tentu tak jadi Ane update...Hiks hiks...

Mantap hu, lanjutin sampe tamat
 
Aduh suhu @elang75 masih tetap memainkan perasaan para pembaca walau di saat2 akhiran cerita nih.... Ayo hu apdate nya dikeluarkan :adek:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd