Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Cuckold Story: Mengubah Istriku [with epilog]

Dengan siapa Natalie enaknya melakukan Threesome Sex pertamanya?

  • Natalie vs. Nicko vs. Ricko

    Votes: 58 30,4%
  • Natalie vs. Nicko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 18 9,4%
  • Natalie vs. Ricko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 72 37,7%
  • Terserah TS aja deh, kita ngikut aja

    Votes: 43 22,5%

  • Total voters
    191
  • Poll closed .
Part 30
He Own My Wife (FINAL-END)
Bagian Kedua




POV Nicko


“Hihihihi dia pake handuk tuh mas. Malu kali ya punya kontol kecil udah nggak bisa dipake?” Ucap istriku ketika melihatku masuk kedalam kamar dengan handuk yang kupakai di pinggang menutupi kontolku.


“Iyaa Nick, kamu pake malu-malu segala. Kan kita udah tau kontolmu sekarang kayak apa. Hahaha” Sambung Anggoro mengejek kondisiku.


“Eh, anu.. Kan masih basah tadi abis dicuci. Biar cepet kering aja kok ini.” Sahutku membela diri.


Aku tak tahu apakah usahaku membela diri di depan mereka berdua akan berhasil menutupi kondisi yang kualami saat ini. Namun aku merasa harus tetap melakukan itu supaya harga diriku tidak semakin jatuh di depan istriku. Haaaah… Aku masih saja berbicara tentang harga diri dalam situasi saat ini, situasi dimana istriku seperti tak lagi memperdulikan harga diri suaminya di depan pria yang sekarang menguasainya. Sementara, aku pun seperti tak memiliki lagi kuasa akan istriku yang saat ini berada dalam pelukan pria bernama Anggoro. Pria yang awalnya kuizinkan masuk mengisi kehidupan seksual istriku agar dapat memberikan kepuasan yang sama kepada fantasiku.


“Ting….!!!” Suara bell kamar ini berbunyi, sepertinya ada orang yang datang.


“Bukain, pih! Tadi mas Anggo pesen minuman. Dia mau minum yang spesial katanya malem ini.” Istriku menyuruhku membuka pintu untuk mengambil pesanan Anggoro.


“Ting..!!” Bell kembali berbunyi sekali lagi.


“Udah buruan buka pintunya sih! Malah bengong aja!!” Perintah istriku padaku dengan tekanan suara meninggi. Aku yang tak mau istriku semakin kesal lagi segera beranjak ke arah pintu, dengan tubuh yang masih hanya terlilit handuk saja.


“Klekk..!!” Suara pintu terbuka.


“Ini pak pesanan minumannya..” ucap roomboy yang mengantar minuman yang dipesan Anggoro, ternyata Anggoro memesan satu botol minuman beralkohol berlabel merah yang cukup mahal kukira harganya.


“Nanti dimasukan tagihan sekalian pak?” Tanya roomboy itu lagi.


“Iya mas, masukin tagihan sekalian aja.” Sahutku sambil menerima nampan dengan sebotol berlabel merah dan tiga buah gelas kecil serta semangkuk es batu diatasnya.


“Baik pak. Kalau perlu bantuan lagi silahkan hubungi bagian room service kembali ya pak. Permisi.” Pamit roomboy tersebut sambil membantuku menutup pintu kamar karena kedua tanganku sedang memegang nampan yang diberikannya. Aku hanya membalas ucapan roomboy tersebut dengan anggukan kepala dan sedikit senyum.


Aku lalu beranjak ke arah dalam sambil membawa minuman pesanan Anggoro. Sepertinya dia ingin kami berdua menemaninya minum malam ini, karena ada tiga gelas kaca berukuran kecil yang dimintanya.


“Loh kok gelasnya banyak banget mas itu?” Tanya istriku ketika melihat pesanan yang kubawa dan ku taruh diatas meja.


“Loh kan orangnya sekarang ada tiga.. Kamu sama Mas Nicko nanti minum juga dong, masa aku aja yang minum? Kan ini malem spesial kalian, kita minum sedikit buat ngerayain gapapa lah yaa dek?” Jawab Anggoro menjelaskan maksudnya.


“Hmm kan aku belum pernah minum yang kayak begituan mas. Ntar aku mabok lho..” sahut istriku padanya.


“Haduuhh sekali-sekali gapapa kok. Yaa nggak mas? Nanti kita bertiga minum bareng ya mas?” Ucap Anggoro sambil bertanya hal yang tentu tak membutuhkan jawabanku, karena malam ini dia yang memegang penuh kendali nya atas kami berdua.


“Hemm.. Terserah kamu aja, nggo..” jawabku tanpa penolakan.


“Tuh kan! Suami kamu aja mau kok tuh. Kamu juga mau yaa?” Bujuk Anggoro lagi pada istriku.


“Pih, emang boleh mami ikutan minum juga?” Tanya istriku padaku, jelas aku belum pernah melihatnya meminum minuman beralkohol seperti ini lagi setelah kejadian di villa waktu itu ketika dia bersama Ricko dan Jeffry berpesta sex, itupun aku hanya melihat lewat rekaman video yang dikirimkan Ricko padaku. Melihat langsung istriku minum, aku belum pernah. Aku pun tak menjawab pertanyaan istriku, karena aku masih ragu jawaban apa yang harus kuberi.


“Kalo papih diem, berarti boleh!” Sahut istriku singkat dengan ekspresi antusias.


“Nah gitu dong. Malam spesial begini harus dirayakan sama yang spesial juga dong. Biar pesta ulang tahun pernikahan kalian makin berkesan. Hehehe” ucap Anggoro dengan ekspresi misterius. Entah apalagi yang akan direncanakannya.


“Ayooo sini aku buka botolnya langsung ya!” Lanjut Anggoro dengan semangat mengambil dan membuka botol yang masih tersegel cukai itu, dan mulai menuangkan ke dalam gelas kecil dengan takaran yang cukup setelah sebelumnya diberi es batu satu buah dalam setiap gelas yang ada lalu memberikannya kepadaku dan istriku.


“Ayo toast!” Seru Anggoro sambil mengangkat gelasnya untuk melakukan ritual toast. Aku dan istriku mengikuti arahan Anggoro dengan mendekatkan gelas yang kami pegang mendekat kepada gelasnya sampai bersentuhan.


“Triiing…!!” Suara gelas kami saling beradu.


Lalu kami bertiga langsung menenggak minuman yang ada di gelas kami masing-masing. Ternyata istriku berhasil menghabiskan shot pertamanya malam ini, sama sepertiku dan Anggoro.


“Haaaah!!! Mantaaap!! Lagi yaa!!” Ucap Anggoro menawarkan shot kedua.


“Boleh deh satu lagi. Ternyata enak juga badan jadi anget.” Sahut istriku. Lalu Anggoro kembali menuangkan minuman tersebut ke dalam gelas kami masing-masing tanpa menunggu reaksiku.


“Untuk peresmian diterimanya aku jadi pacar Netty!” Seru Anggoro asal dengan semangatnya.


“Yeeey!! Buat kontol Mas Nicko yang punya kandang baru!! Hahaha” Sahut Natalie tak kalah semangatnya. Kurasa dia sudah mabuk di shot pertama, melihat ucapannya barusan.


“Tring..!!” Gelas kami beradu kembali.


Dan kami bertiga kembali menenggak minuman beralkohol dengan kadar yang cukup tinggi ini tanpa campuran apapun selain sebuah es batu di dalam gelasnya. Wajahku langsung merasa hangat setelah aku menenggak shot kedua. Entah apa yang dirasakan istriku, kulihat wajahnya sudah mulai memerah akibat efek alkohol yang diminumnya.


“Mau lagi??” Tawar Anggoro pada kami lagi.


“Hmmm nggak ah.. akuu udah massh.. Nggak kuat aku, angetnya udah cukup kerasa.” Sahut istriku menolak tawaran Anggoro, dengan gaya bicaranya yang seperti itu kuyakin dia sudah mulai mabuk.


“Mas Nicko, sekali lagi yaa?” Desak Anggoro mengajakku kembali. Aku aslinya sudah tak mau melanjutkan, namun istriku justru memintaku untuk mengiyakan tawaran Anggoro.


“Iyaa sama suami aku aja lanjut minumnya. Dia masih pengen kayaknya tuh.” Ucap istriku sambil menaruh gelasnya asal dan justru setelah itu kembali menyandarkan tubuhnya di tubuh Anggoro yang ada di sebelahnya.


“Ayo mas, lagi ya?” Ucap Anggoro lagi sambil menuangkan kembali minuman itu kegelasku dan gelasnya. Kali ini tanpa toast, melainkan kami berdua langsung menenggaknya.


“Puaaah!!!” Mulutku berusaha menyesuaikan diri setelah shot ketiga ini berhasil kuhabiskan. Rasa hangat langsung menjalar ke seluruh tubuhku, terlebih wajahku. Dan badanku kurasa mulai berat dan tak mampu lagi berfokus. Aku yang tak biasa minum, sepertinya tak mampu lagi menuruti ajakan Anggoro.


“Hehehe asik kan mas…” ucap Anggoro dengan santainya.


“Akuuh udah Nggo..” ucapku padanya.


“Yaaah masa aku minum sendirian sih?” Keluh Anggoro karena melihatku mulai kepayahan.


“Dek, suami kamu dah nyerah gitu. Terus aku gimana dong?” Tanya Anggoro pada istriku.


“Heemm ntar lanjut lagi aja mas. Nanti aku temenin lagii minumnya sayaangh.. Papih nih payah ah, masa kalah sama mas Anggo.” Ucap istriku mulai melantur.


“Okee dehh… bener yaa nanti kamu temenin minum lagi?” Tanya Anggoro memastikan ucapan ngelantur istriku


“Iyaa sayaangh, ntar adek temenin beneraan..” sahut istriku lagi sambil terus mendusel di tubuh Anggoro.


“Nih mas, gelas sama minumannya taro meja lagi!” Ucap Anggoro menyuruhku membereskan gelas dan minuman yang baru diminumnya.


“Nih pih gelasnya..” ucap istriku sambil menyerahkan gelas miliknya. Perlahan aku mengambil ketiga gelas yang ada dan membawanya kembali ke meja kecil yang berada di seberang ranjang.


“Eh iya. Kadonya yang satunya lagi dibuka dong sayaangh… Tadi katanya mau kasih liaaat…” ucap istriku manja menanyakan hadiah yang masih tertinggal di dalam tas.


“Hehehe masih inget ajaaa kamu nih..” sahut Anggoro sambil mencubit mesra hidung istriku. Kulihat dari sofa kecil tempatku duduk saat ini mereka terlihat mesra, dan istriku semakin bersikap manja pada Anggoro. Aku tak berani mendekat pada mereka karena aku takut istriku menjadi marah. Jadi aku hanya bisa menjaga jarak saat ini.


“Hadiah ini sebenernya buat dipake suami kamu nanti, tapi buat kamu juga.” Ucap Anggoro ketika tangannya sedang merogoh tas untuk mengambil sesuatu yang ada di dalamnya.


“Maksudnya gimana?” Tanya istriku


“Dah diem aja. Ntar juga kamu tau!” Sahut Anggoro setelah mengeluarkan sebuah kotak hitam berukuran cukup besar. Istriku lalu terdiam memperhatikan kotak yang dikeluarkan Anggoro itu tampak penasaran.


“Nih. Buka aja dek!” Ucap Anggoro sambil menyerahkan kotak hitam itu kepada istriku yang langsung diterimanya dan perlahan istriku membuka tutup kotak hitam itu.




“Whoaaa apaan ini mas? Dildonya kok pake tali-tali gini?” Seru istriku terkejut setelah melihat benda yang ada di dalam kotak itu.


“Hehehe itu namanya Strap On Dildo!” Jawab Anggoro dengan santainya.


“Hah? Strap on??” Aku bertanya dalam hati, cukup terkejut juga dengan benda yang saat ini telah berada di tangan istriku setelah dia mengeluarkannya.


“Strap On Dildo? Terus ini pakenya gimana?” Tanya istriku polos.


“Ini nanti tali-talinya dipasang di pinggang terus diiket. Nanti dildonya pasang di depannya.” Jelas Anggoro singkat tentang alat itu. Aku jelas tau fungsi benda yang dibawa Anggoro tersebut, namun istriku sepertinya belum terbayang dengan penjelasan Anggoro tadi.


“Kan sekarang mas Nicko kontolnya udah digembok, jadi kan nggak bisa dipake lagi buat ngentot kamu kan? Nah, mas kasih ini supaya kamu tetep bisa ngentot sama mas Nicko, tapi bisa lebih puas kamu nya. Soalnya kan lebih gede, dan nggak bakal muncrat cepet. Yaa dildo mana bisa muncrat juga, ya kan? Hehehehe” jelas Anggoro lebih detail tentang fungsi alat itu. Ternyata dia berikan alat itu untuk pengganti kontolku yang telah terkurung Chastity.


“Ooh gitu ternyata fungsinya. Hahaha Mas Anggo ini ada-ada aja idenya. Bener juga ya, jadi aku nggak perlu ngerasain nanggung lagi kalo mau ngentot sama dia tuh.” Sahut Natalie istriku dengan ekspresi sinis.


“Terus, berarti ini cuma bisa dipake sama dia dong? Aku lagi nggak mau dientot sama suami aku malem ini! Aku lagi nggak mood sama dia!” Lanjut istriku lagi dengan nada kembali kesal.


“Yaa mas juga bisa pake kok buat ngentotin kamu, kalo kamu mau. Bahkan kamu juga bisa pake kalo pengen ngerasain, bisa dipake juga buat ngentotin mas Nicko. Pokoknya nih alat fungsinya banyaak lha dek!” Ucap Anggoro memberi arahan penggunaan alat itu pada Natalie.


“Iiiihhhh… Ngentotin dia??” Ucap istriku dengan ekspresi wajah jijik ketika melihatku.


“Oh iya, terus kalo mas Anggo yang pake gimana bisa? Kan kontolnya mas Anggo sama gedenya kayak dildo ini?” Tanya istriku lagi.


“Oh, kamu mau tau kalo mas yang pake?” Lalu Anggoro meraih strapon yang ada di tangan istriku dan kemudian berdiri di pinggir ranjang dan mulai mendemonstrasikan cara memakai alat tersebut di depan istriku dan aku yang berada di sudut lainnya. Aku dan istriku mulai memperhatikan bagaimana dengan cekatannya Anggoro memakai alat itu di pinggangnya.


“Nah! Gini jadinya. Gimana?” Ucap Anggoro sesaat kemudian setelah selesai memasangkan strapon tersebut dengan baik.


“Hahaha mas Anggo lucu jadinya, kontolnya jadi ada dua..” istriku tertawa geli melihat Anggoro saat ini yang seperti mempunyai dua penis. Dengan dildo strapon yang mengacung di atas kontolnya yang masih menjuntai lemas.


“Kalo kamu mau tau fungsi sebenernya kalo aku yang pake. Kamu bikin kontolku ngaceng dulu dong dek.” Ucap Anggoro angkuh sambil menaiki ranjang dan langsung mengarahkan kontolnya ke mulut istriku.


“Ehmm.. Oke, jadi aku bangunin dulu kontolnya mas Anggo ya!” Sahut istriku sambil menggenggam dan mulai memasukan kontol Anggoro yang masih lemas itu ke dalam mulutnya dan mulai menjilat dan menghisap kontol tersebut.


Istriku dengan cepat berhasil membuat kontol Anggoro menjadi sekeras besi. Dan saat ini terlihat jelas di depan wajah istriku Anggoro seperti mempunyai dua batang kontol yang siap menggarap istriku.



“Puaaah!!” Tampak istriku melepas kontol itu dari mulutnya dan tersenyum mesum sambil menatap mata Anggoro. Sepertinya dia sudah mulai paham fungsi alat itu ketika Anggoro yang memakainya.


Lalu dengan gerakan tegas, Anggoro mendorong tubuh istriku sampai dirinya terbaring diatas ranjang itu dan dengan santai membuka lebar kedua pahanya terlihat sangat siap untuk menerima kontol Anggoro dan dildo yang melekat di pinggul pria itu.


Anggoro terlihat tak langsung memasukan kontolnya ke dalam memek istriku, melainkan menggesekkannya dulu di sekitar bibir lubang kenikmatan milik istriku itu. Aku yang melihat hal itu, seperti merasakan ketegangan yang membuat mulutku sampai membuka. Dalam kondisiku yang setengah mabuk akibat minuman yang sebelumnya kuminum, tak dapat kutahan dan tolak lagi reaksi yang muncul pada tubuhku justru membawaku terbang bersama imajinasi liar dan khayalan penuh gairah.


Istriku terlihat mulai terangsang oleh perbuatan Anggoro di memeknya. Dan perlahan Anggoro mulai menerobos memek istriku dengan kontolnya. Sementara dildo yang terpasang kontolnya, tepat bergerak diatas memek istriku. Dan ketika Anggoro mulai bergerak menggenjot istriku, dildo itu tepat ikut menggesek klitoris istriku sehingga dengan cepat istriku mulai mengerang dan mendesah penuh kenikmatan.


“Aaaach yeeeashh…hmmppphhh..ssshh” istriku mendesis seperti ular dan desahan liarnya mulai terdengar. Terlihat kepala istriku mulai menggeleng tak beraturan dengan mata terpejam menikmati setiap gerakan pria tangguhnya yang sedang menjajah selangkangannya.


“Hmmm?? Gimana dek rasanya?” Tanya Anggoro dengan sombongnya setelah dilihatnya kondisi istriku yang meliuk-liuk diterpa birahi.


“Aaashhh…Enaaakh aaahh..” istriku masih menjawab pertanyaan Anggoro sambil terus tubuhnya meliuk dan mulutnya yang terus mengeluarkan desahan.


Ketika Anggoro mulai mempercepat sodokannya. Birahi istriku seperti kembali terlecut oleh cambuk birahi yang terus dicambukkan Anggoro ke tubuh istriku. Di tangan Anggoro, istriku seperti menjadi wanita yang mudah sekali birahi dan haus akan kenikmatan.


Ditengah gempuran Anggoro di memeknya, istriku semakin liar bergerak dan tangannya mulai bergerak meraih dildo yang dari tadi terus memberikan rangsangan di klitorisnya. Terlihat jelas dia sedang dalam birahinya yang sangat tinggi, wajahnya berubah menjadi sangat binal dan tangannya yang memegang dildo tersebut semakin menekan supaya dildo itu dapat menggesek klitorisnya dengan lebih keras seraya terus bergerak mengikuti goyangan pinggul Anggoro.


Dan tak butuh waktu lama, Natalie istriku itu akhirnya mendapatkan orgasmenya dengan cukup hebat. Terlihat dari tubuhnya yang bergetar seperti tersengat arus listrik tegangan tinggi.


Anggoro lalu mencabut kontolnya dari memek istriku, dan menjilati memek yang basah oleh cairan orgasme istriku. Dia juga tampak meludahi memek istriku dan meratakan cairan yang membasahinya. Dan yang membuatku terkejut, ternyata Anggoro mulai memainkan lubang anus istriku dengan jarinya yang perlahan dicolok-colokan kesitu.


“Jangaan-jangaannn!!” Ucap batinku curiga dengan apa yang akan dilakukannya.


Istriku yang anusnya dipermainkan seperti itu, tak tampak menolak ataupun melawan. Malah pinggulnya terlihat meliuk seperti memberi jalan kepada Anggoro untuk mencolokkan jarinya di lubang belakang tersebut. Aku tak pernah mengira istriku akan berlaku seperti ini, entah karena dia sudah sedemikian bernafsu kembali, atau ini ada campur tangan alkohol yang diminumnya tadi. Karena terlihat jelas istriku seperti senang menerima segala tindakan Anggoro.


Setelah Anggoro sepertinya merasa puas mencolok anus istriku dengan menggunakan jarinya, lalu terlihat dia mencabut jarinya dari anus istriku lalu kembali meludah tepat di lubang pembuangan istriku itu. Perlahan dildo strapon dan kontolnya itu ditekan ke dalam kedua lubang istriku secara bersamaan. Dildo yang berada di posisi atas terlihat perlahan menerobos memek istriku, sedangkan kontol Anggoro juga dengan pelan namun pasti membuka paksa anus istriku.


“Oooooughhhhh!!!!” Istriku meracau sambil meliuk liar menerima ketika secara perlahan kedua lubangnya diterobos oleh Anggoro dengan bantuan strapon dildo itu.


Istriku lalu memegang dildo yang sedang menerobos memeknya seperti sedang mengarahkan jalan yang benar untuk memasuki memeknya. Sementara di lubang satunya, kontol Anggoro semakin tenggelam di lubang anus istriku


Aku yang menyaksikan hal ini, tak ayal lagi langsung diserang gelombang birahi kembali. Aku betul-betul tak menyangka akan mendapatkan istriku secara sporadis digempur oleh Anggoro dibantu dengan alat yang merupakan hadiah yang dibawanya. Atmosfer birahi serta keliaran sepasang manusia dan seorang pria yang terhukum menjadi pemandangan kontras yang tak pernah terpikir dalam pikiranku, bahkan dalam pikiran terliarku sebagai pria yang menikmati ketika istrinya dientot oleh pria lain dengan cara seperti ini.


Setelah beberapa kali tarik-maju yang dilakukan Anggoro, dan kulihat tadi juga Anggoro kembali membasahi anus istriku dengan liurnya. Kontol dan dildo tersebut sudah bergerak lebih leluasa dalam kedua lubang istriku yang hanya terpisah oleh selembar selaput diantaranya. Istriku terlihat juga sedang merangsang sendiri klitorisnya dengan tangannya sambil terus menerima genjotan di kedua lubangnya.


“Ooouhhhh wenaaak bangeeeetthhh pantatmuu sayaaang!! Kontol mas enaaak!!” Racau Anggoro setelah merasakan jepitan maha dahsyat dari lubang anus istriku sambil terus menggenjotnya mengumpulkan terus rasa nikmatnya yang terlayani baik oleh tubuh istriku.


“ Haaaghhss….adeekkhh...jug.aaa...enaaak...maaashhh….!!!”

“Genjootthh terussshh Aaahhhss… Entoooot pantaaat memeek adeek… Entoot semuanyaaahhh….. uugghhhss!!” Ternyata istriku tak kalah liar meracaukan kenikmatan yang dirasakannya. Sambil berusaha mengangkat kepalanya dia meracaukan itu, dan seperti ingin melihat bagaimana memek dan anusnya digempur oleh mantan kekasihnya itu.


“Iyaaahh… pokoknya mass yang bakal terush kasihh kamuuh enaak!”

“ Kontol suami kamuu dah gak bisa ngentotin memek kamuu lagihh!! Memek kamuu punya akuu sekarang!!! Aahhsh yeeeshh!!” Dengan kasarnya Anggoro mengatakan jika aku tak bisa lagi mengentot memek istriku sendiri, dan dengan angkuhnya sambil terus menggenjot kedua lubang istriku dia menyatakan dirinya yang akan memiliki lubang kenikmatan istriku.


Aku yang mendengarnya tak mampu membantah, tak mampu memberikan perlawanan, pernyataan Anggoro yang mengklaim memek istriku menjadi miliknya tak bisa ku protes. Karena aku justru menikmati ketika melihat istriku penuh birahi dan kepuasan dibawah keperkasaannya.


Bagaimana aku bisa memprotes hal tersebut, karena kontolku yang terkurung alat ini justru seperti menyetujui klaim Anggoro tersebut. Kontolku bereaksi positif ketika ternyata tubuh dan pikiranku sudah dikuasai birahi akan fantasi yang menjadi kenyataan saat ini.


Aku merasa kontolku seperti mewakili yang sedang kurasakan saat ini. Ya, aku merasa sangat terangsang melihat mereka berdua di depan mataku sekarang. Dan gemuruh degup jantungku, semakin memompa birahi dalam diriku mengisi setiap urat nadiku dan seluruh syarafku.


“Whooaaahhh!!! Aaashhh…!!!” Istriku berteriak dan terkejang ketika akhirnya kembali diterpa orgasme dalam waktu yang cukup cepat. Bagaimana tidak, ketika kedua lubangnya menerima genjotan dengan terus menerus, klitorisnya juga mendapatkan rangsangan yang sama oleh tangannya sendiri.


Setelah mendiamkan pinggulnya sambil memberi kesempatan istriku meredakan gelombang orgasmenya, Anggoro lalu menarik kedua batang yang menyumpal lubang-lubang istriku dan menarik tangan istriku untuk bangkit. Lalu istriku mengikuti kemauan Anggoro untuk bangkit dan memberikan lumatan lembut pada bibir mantan kekasihnya itu, sebelum mengambil posisi menungging sesuai keinginan Anggoro.


Tak menunggu lama, Anggoro segera memposisikan kontol dan dildo strapon itu kembali menerobos kedua lubang istriku yang belum lama dihajarnya barusan. Sambil menatapku penuh nafsu, istriku mempersilahkan Anggoro untuk kembali memasuki kedua lubangnya. Sekarang posisinya berganti, kontol Anggoro menusuk memek istriku, sementara dildonya menerobos anus istriku.


Aku yang menerima tatapan binal penuh nafsu itu, semakin membuat birahiku sendiri semakin bergerak naik dengan cepat. Dalam kepayahan, aku merasa pejuhku seperti akan mendesak keluar kembali, kali ini kontolku tak lagi berusaha memberontak dalam kurungan alat ini sehingga tak menyebabkan rasa nyeri karena penuh sesak di dalam alat ini seperti awal kupakai tadi. Seperti sudah mampu menyesuaikan, kaki ini kontolku hanya mengembang sesuai dengan besarnya alat yang mengurung kontolku ini. Namun tetap saja, hasrat untuk orgasme tetap tak bisa lebih lama kubendung lagi, karena saat ini kurasakan seperti seluruh tubuhku menuntut untuk pelepasan birahi.


Tubuh istriku mulai menerima gempuran birahi sang pejantannya, istriku seperti sudah menjadi betina yang tau keinginan sang pejantan yang saat ini menguasai tubuhnya. Dildo yang menerobos anus istriku dalam kondisi anjing kawin itu tak begitu sulit memasuki anus istriku, sepertinya anus istriku sudah bisa menyesuaikan karena sebelumnya sudah dimasuki kontol pria bernama Anggoro Widjojo tersebut.


“Mas cepetin yaa sayaang…” ucap Anggoro lembut sambil memegang pantat istriku.


“Iyaah mas.. Giliran mas puas sekarang.. Keluarin ajaah jangaan ditahaan lagiihhh..ssshh.. Aaachh enaakh bangeeth pihhh...aaashhh” sahut istriku sambil mendesis karena Anggoro sudah memulai gerakan maju dan mundurnya.



Lalu Anggoro langsung mulai memacu kontol dan dildo yang terpasang itu membawa istriku kembali tenggelam dalam desahan dan mulut yang terus meracau semakin liar. Aku yang melihatnya seperti ikut tertarik masuk dalam irama birahi mereka. Sisa pejuh yang tersimpan dalam kontolku, memaksa mendesak untuk keluar dari dalam tubuhku.


Anggoro terlihat memaksa semua sisa tenaganya untuk mendapatkan orgasmenya sendiri. Otot-otot tubuhnya terlihat jelas jika sang pemiliknya tengah dalam kondisi berusaha mendaki puncak kenikmatan yang semakin mendekat. Bahkan terlihat dirinya tak lagi berfokus pada kondisi istriku yang terlihat berantakan mengimbangi irama cepat dan liar yang dilakukannya.


Entah apa yang dirasakan kedua lubang yang sedang digenjot dengan sangat cepat itu. Namun kulihat justru istriku seperti tak merasakan kesakitan, dalam kepayahannya mulutnya terus meracau dan meminta supaya Anggoro untuk lebih kencang menunggangi tubuhnya.


Diriku yang mendapatkan visualisasi kebinalan mereka berdua tersebut, juga merasa semakin mendekati detik-detik puncak kenikmatanku sendiri. Dan semakin dekat apa yang kurasakan… Dan sampai akhirnya tubuhku tak kuat lagi menahan lebih lama.


“Aaaaashh… ouhhh..ouuh..” aku mendesah dengan tubuh yang mengejang ketika pejuhku mulai menetes keluar dari lubang kencingku. Rasanya aku ingin berteriak meluapkan puncak kenikmatan yang kurasakan sangat nikmat ini namun tetap terasa menggantung karena tidak seperti puncak kenikmatan yang kudapat ketika tanpa ada alat ini yang mengunci kontolku. Aku hanya mampu mendesah pelan tertahan, tubuhku hanya mampu bergetar, dan pinggangku hanya bisa meliuk mengiringi pejuhku yang menetes melalui lubang Cockcage ini secara menyedihkan.


Sementara disana, tubuh istriku terus dipacu oleh Anggoro untuk mengantarkan puncak kenikmatan padanya melalui kehangatan memek istriku yang menyelimuti kontolnya. Lubang anus dan memek istriku seperti tak terlihat sulit menerima sodokan-sodokan liar dari Anggoro. Kedua tubuh yang terus memacu birahi itu memantulkan cahaya terang lampu di dalam kamar ini karena keduanya sudah terlihat basah kuyup oleh peluh yang membasahi kulit mereka.


“Arrggh!! Arrggh!! Arrggh!!!” Suara erangan Anggoro menggema kencang dibarengi dengan hentakan-hentakan penuh tenaga sambil membenamkan kontolnya di memek istriku, dildo yang tertancap di anus istriku pun juga ikut menusuk masuk lebih dalam tubuh istriku.


Anggoro sampai mengangkat ke atas wajahnya dengan gigi yang beradu dan ekspresi wajahnya yang seakan melambangkan seekor singa lapar yang telah menerkam mangsanya. Sungguh aura kejantanannya terpancar jelas ketika dirinya kembali memompa pejuh-pejuhnya memasuki lorong kewanitaan istriku. Dengan cengkraman kencang di pantat besar istriku, otot-otot yang berada di tangan kekarnya yang berhiaskan guratan tatto semakin membuat kesan jantan tak bisa dilepaskan dari dirinya. Setelah tubuh istriku menjadi bulan-bulanan nafsu birahinya sedari tadi, detik ini ketika dia melepaskan orgasme dengan pejuh yang memenuhi memek istriku, dia seperti menegaskan siapa yang berkuasa saat ini.


Setelah gelombang orgasmenya berangsur hilang, pria itu terlihat menarik kontol perkasanya dari memek istriku setelah berhenti memompa pejuh segarnya di dalam sana, beserta batang dildo yang tertancap di anus istriku tercabut sudah karena Anggoro langsung berbaring kelelahan di atas ranjang itu. Sementara istriku masih dalam posisi menungging selama beberapa saat, seperti berusaha kembali ke bumi setelah dihempaskan berkali-kali kedalam kenikmatan surgawi oleh si pejantannya malam ini. Aku tak tau apakah istriku kembali orgasme ketika Anggoro tadi mengakhiri permainannya, namun terlihat sangat jelas kelelahan dan kenikmatan bercampur padu di dalam tubuh dan jiwa istriku.


Istriku lalu terlihat merubah posisinya, dan ikut berbaring menyusul Anggoro dengan memeluk tubuh pria itu. Bahkan istriku terlihat memberikan sebuah kecupan mesra di bibir Anggoro, dan kemudian kembali melingkarkan tangannya melintasi dada bidang Anggoro lalu merapatkan tubuhnya disana.


Lama tak ada gerakan terlihat dari atas ranjang setelah pertempuran yang menguras tenaga dan birahi keduanya. Aku pun tak lagi sanggup untuk menahan lebih lama, dan kesadaranku mulai beranjak hilang meninggalkan diriku. Tubuhku terlalu lelah, dan kurasa mereka lebih lelah, karena aku dapat merasakan jika keduanya sudah berpindah ke alam mimpi dalam dunianya masing-masing. Lalu kuputuskan untuk juga memejamkan mataku dan berharap hal yang baru kualami tadi berlanjut di alam mimpi.


-----

-----


“Ehmmpsss...ehmmpsss. oogh yeaah...ouhhh yeeeh….”

“Plokk..plokk..plokk...plokk..”


Sayup-sayup terdengar suara desahan istriku, telingaku berusaha menyesuaikan dengan apa yang didengarnya. Aku perlahan mulai mengumpulkan kesadaranku yang tercecer. Mataku mengerjap menahan cahaya matahari pagi yang coba menerobos lensa mataku.


Perlahan aku mulai dapat mengenali dan menyadari apa yang terjadi, hari sudah mulai pagi ternyata, matahari juga mulai menebar sinarnya ke seluruh sudut termasuk ke dalam kamar ini melalui tirai tipis yang menghiasi jendela kamar tempat kami menghabiskan malam yang tak biasa. Malam dimana istriku mereguk kenikmatan bersama mantan kekasihnya, sementara aku yang tertawan dalam birahi yang tak bisa tuntas dilepaskan.


Perlahan aku membuka mataku namun tak sedikitpun tubuhku membuat gerakan. Aku masih dalam posisi ketika tertidur diatas sofa tempatku menghabiskan malam melihat istriku bermandikan keringat bersama pejantannya semalaman sambil menghukum diriku dalam kurungan alat menyedihkan ini.


Dalam usahaku melihat yang terjadi di atas ranjang itu pagi ini, aku justru melihat pemandangan binal kembali dipertontonkan keduanya. Istriku tengah membuka lebar kedua pahanya sementara pria jantan itu tengah menindih istriku sambil memompa teratur memek istriku yang tersaji di depannya.

click here for they Morning Sex Illustration

http://sendvid.com/1eagznlh


Dengan tubuh saling menempel, dan kelamin yang saling bergesekan. Pagi ini mereka kembali berpacu dalam kebirahian yang seperti tanpa akhir. Setelah bagaimana semalam aku melihat bagaimana istriku diombang-ambingkan dengan liar oleh pria itu. Setelah tanpa berdaya aku menerima amarah istriku yang sampai saat ini aku belum mendapat alasan yang jelas tentang kemarahannya itu. Aku hanya bisa menduga amarahnya meledak sedemikian rupa menggilas harga diriku adalah karena aku melukai perasaan wanitanya. Dia terlihat merasa direndahkan, padahal aku hanya ingin memberinya kenikmatan seksual melalui pria lain yang sebelumnya sudah berkali-kali melakukan yang kuinginkan. Dia juga terlihat merasa tak kuberikan ruang untuk memutuskan apakah menerima atau tidak segala rencanaku malam tadi, padahal aku hanya ingin membuatnya merasakan kejutan dan memiliki momen indah dalam hubungan kami.


Ketika aku kembali mengintip melalui mata yang masih kupejamkan karena bersembunyi dalam kepura-puraanku untuk tetap dianggap sedang tertidur, aku melihat saat ini justru istriku yang sedang berada diatas tubuh Anggoro dan bertumpu di pinggang Anggoro menduduki kontol perkasa itu serta secara dinamis menggenjotnya memberikan pelayanan terbaik di setiap centi batang kontol itu seperti tak tertanggung oleh keberadaanku yang masih tertidur di sisi lain kamar ini. Seperti aku melihat ini adalah bukan istriku yang sebelumnya malam ini ku kenal, terlihat saat ini dia begitu bisa menikmati seks yang sebelum masuknya pria-pria lain ke dalam pernikahan kami hanyalah sebagai kegiatan atau usaha untuk mendapatkan buah hati. Tak ada variasi, tak ada hal baru, tak lebih dari sekedar usaha.


Namun pagi ini, satu hari setelah peringatan kedua ulang tahun pernikahan kami. Istriku tampak sebagai wanita yang begitu menikmati seks, dengan posisinya diatas seperti ini seperti dirinyalah yang sedang berusaha memberikan kenikmatan pada pria yang ada dibawahnya itu. Terlihat usaha dari dirinya untuk mempersembahkan kenikmatan seks kepada pria yang semalam menjadi pemilik tubuh dan juga mungkin jiwanya. Aku hanya berharap hatinya tak sampai dimiliki oleh pria itu, cukup tubuh dan jiwanya saja.


Sesekali ketika bokongnya turun, pantat besarnya digerakkan memutar serta maju dan mundur memberikan stimulasi pada Anggoro yang terbaring penuh rasa nikmat di bawah pelayanan istriku pada kontolnya.


Beberapa saat kemudian ketika istriku masih melakukan gerakan mengulek yang sama, terlihat Anggoro bangkit memeluk tubuh istriku yang masih terus menduduki kontolnya dan membenamkan wajahnya di antara kedua toket istriku yang bergelantung bebas sambil mengerang liar. Terlihat juga dengan begitu beringasnya Anggoro bergantian menghisap kedua daging lembut yang ada di depan wajahnya itu secara bergantian dengan penuh nafsu.


“Aaarggghh….sayaaangh… aaahhh ahhhhss haaaah….” Dalam erangan mulutnya yang tersumpal toket istriku terlihat dia menahan laju gerak pantat istriku yang sebelumnya meliuk panas sambil memeluk erat tubuh istriku yang sedang berjongkok di atas pinggulnya. Beberapa hentakan pinggulnya, menandakan saat ini Anggoro tengah memompa kembali pejuh segarnya dalam beberapa kali semprotan kembali memenuhi lorong memek istriku untuk ketiga kalinya dalam waktu kurang dari 24 jam semenjak malam tadi.


Wajah istriku terlihat memberikan senyum termanisnya ketika melihat prianya itu tengah mengerang nikmat di bawah tubuhnya. Terlihat senyum kebanggaan ketika bisa melihat pejantannya menikmati morning service darinya walau sepertinya istriku belum mendapatkan orgasmenya kukira. Entah sudah atau belum, namun seingatku aku belum melihat istriku mengerang nikmat karena diterpa orgasme semenjak aku bangun dan mengintip kegiatan mereka dari sini.


Sekali lagi, istriku tampak kembali memberikan layanan penutup dengan sangat mesra dan intim mencium dan melumat mulut Anggoro yang masih ada dalam pelukannya.


“Sluuurpss sluuurpss sluuurpss.” Suara lumatan bibir yang terdengar sepanjang cumbuan penutup ronde kali ini yang begitu mesra menandakan istriku terlihat begitu total dalam memberikan pelayanan seksual kepada Anggoro.


“Cupp...cupp..cupp…” kecupan-kecupan kecil masih terus berlangsung setelah lumatan-lumatan panas mereka tadi.


Keduanya terlihat saling menatap penuh keintiman diiringi senyuman manis istriku pada Anggoro dan masih terus dilengkapi dengan kecupan-kecupan kecil tanpa lumatan diantara mereka.


“Makasih yaa…” ucap Anggoro lirih pada istriku.


“Hemm? Makasih kenapa mas?” Sahut istriku lembut.


“Makasih buat semuanya..” ucap Anggoro lagi sambil kembali memeluk tubuh istriku dan menyandarkan kepalanya di toket istriku.


“Adek yang makasih sama mas Anggo sayaang..” sahut istriku membalas pelukan Anggoro elbih erat.


“Mandi yuk mas?” ucap istriku lagi sambil menarik lembut tubuh Anggoro supaya melepas pelukannya dengan tatapan teduh.


“.........” Anggoro tak menjawab, kulihat dia hanya memandangi wajah manis istriku dengan ekspresi mengangumi.


“Mauu mandi apa mau nambah lagi? Adek ngikut ajaa deh..” ucap istriku dengan nada manja menggoda.


“Hehehe… mandi aja yuk, lengket semua badan nih dari semalem mandi keringet.” Sahut Anggoro sambil tersenyum lebar menatap wajah istriku.


“Kan kamu yang bikin kita mandi keringet semalem, paraah sih mas ihh.. Semalem aku dah kayak diperkosa aja sama kamu tau nggak?” Ucap istriku sambil menyentuh lembut hidung Anggoro.


“Yaa abis kebawa suasana sih.. hehehe”

“Wuuu dasaar… yaudah kita mandi yuk!”


Istriku lalu perlahan bangkit berdiri sehingga terlepas kontol Anggoro yang sedari tadi masih bersemayam dengan nyaman di dalam memek istriku. Lalu istriku beranjak turun dari ranjang sambil menggandeng tangan Anggoro kearah kamar mandi.


“Bentar ya dek. Mas ngerokok sebatang dulu ya, baru mandi deh abis itu.” Ucap Anggoro setelah berhasil turun dari atas ranjang.


“Iii...iihhh nggak maju ah! Ngerokok ya ntar aja sihh..mandiii bareng buruaaan…” ucap istriku dengan sangat manja menolak untuk memberikan Anggoro kesempatan merokok setelah morning sex barusan.


“Hmm. Iyaa deh iyaa…” ucap Anggoro menuruti kemauan istriku serta kembali berjalan dan melintas di depanku yang masih berpura-pura tidur di atas sofa kecil ini.


“Eh ini suami kamu nggak dibangunin dulu dek?” Tanya Anggoro pada istriku yang sekarang mereka berdua berdiri telanjang tepat di depanku. Dan aku dapat melihat jelas bagaimana basahnya memek istriku oleh lendir pejuh anggoro terpampang jelas di depan mataku yang mengintip dari celah kedua kelopak mataku. Seketika birahiku naik melihat kondisi memek istriku yang seperti itu.


“Biarin aja lah! Ntar aja dibangunnya abis kita mandi!” Sahut istriku terdengar ketus sekali.


“Oke lah!” Sahut Anggoro singkat, lalu mereka kembali meneruskan langkahnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh mereka dari sisa pertempuran semalam dan dilanjut kembali pagi ini. Mereka berdua telah hilang dari pandangan mataku.


Perlahan aku yang masih dalam kondisi telanjang dengan kontol terkunci alat yang diberikan Anggoro semalam, bergerak bangkit dari posisi tidurku dan tak lama mulai terdengar suara gemericik air dari arah kamar mandi. Aku melihat sekilas kearah kamar mandi dan mendapati pintu kamar mandi masih terbuka. Rupanya mereka tidak menutup pintunya.


Aku lalu memutuskan untuk berjinjit perlahan mendekati kamar mandi tersebut untuk melihat apa yang terjadi disana. Rupanya yang kulihat di dalam kamar mandi dari luar sini tetap menampilkan kemesraan dua manusia ini. Mereka berdua saling berpelukan di bawah pancuran air yang mengalir dari atas mereka yang airnya membasahi kedua tubuh telanjang mereka.


Dalam posisi berdiri di bawah pancuran air, keduanya terlihat saling menjelajahi setiap inci dari tubuh masing-masing. Dengan kelembutan dan kemesraan mereka berdua saling membalurkan busa merata membersihkan kulit mereka dari sisa lendir yang melekat akibat pertempuran semalam.
Click here for the bathroom Illustration

http://sendvid.com/ql6wzid3

Lumatan kembali terjadi dan kulihat ketika Anggoro menyabuni memek istriku, terlihat istriku menengadahkan kepalanya menikmati gosokan pada klitorisnya. Dalam posisi berdiri dengan istriku bersandar pada dinding kamar mandi, Anggoro dengan intens menggosok klitoris istriku sampai membuat mulut istriku kembali melantunkan desahan yang sangat menggoda.


Buih-buih sabun perlahan terkikis meluruh turun dari tubuh keduanya mengikuti guyuran air yang membasahi setiap jengkal kulit mereka. Tak lama, istriku tampak berusaha memegang tubuh Anggoro sebagai penopang dan beberapa detik kemudian kedua kaki istriku bergetar melepaskan orgasme lewat rangsangan klitoris oleh jari jemari Anggoro di bawah guyuran air segar itu.


Setelah orgasme istriku reda, Anggoro kembali memeluk tubuh istriku dan melumat kedua toket istriku secara bergantian dan diakhiri dengan lumayan pada mulut istriku sambil memeluk erat tubuh istriku yang masih menyandarkan tubuhnya di dinding lembab kamar mandi itu.


“Ahhhsshhh.. gilaa kamu mashhh.. kaki ku dah gemetaran inii…” ucap istriku pada Anggoro sambil terus memeluk tubuh Anggoro sebagai penopangnya.


“Kan biar adil, tadi bangun tidur aku dah dapet sekali tapi kamu belum kan?” Terdengar bisikan lembut Anggoro bercampur dengan suara gemericik air yang masih terus membasahi tubuh mereka.


“Udah yuk mandinya. Kayaknya bentar lagi waktunya check out.” Ucap Anggoro lagi sambil menutup keran air yang ada di samping mereka.


Aku yang melihat mereka sudah akan selesai, langsung berjalan jinjit kembali menuju sofa dan kembali berpura-pura tidur dengan posisi yang sama supaya mereka tidak mengetahui jika aku sudah bangun.


“Mas, suamiku bangunin tolong mas.” Ucap istriku dari arah depan kamar mandi.


“Ya dek.” Sahut Anggoro singkat lalu terdengar berjalan ke arahku.


“Mas..mas Nicko..bangun mas.. dah siang..” ucap Anggoro pelan berusaha membangunkan diriku. Aku sengaja tak langsung bereaksi, karena takut ketahuan jika aku sedang pura-pura tidur.


“Masih nyenyak banget dek tidurnya. Gapapa nanti aja deh banguninnya, masih kecapekan kali dia.” Ucap Anggoro pada istriku.


“Halaaah dasar emang nih. Capek darimana sih emang? Cuma nonton aja masa capek!” Terdengar istriku dengan suara yang ketus. Dadaku langsung berdegup kencang mendengar suara kesal istriku, aku takut dia kembali marah padaku.

“Heh, pih! Bangun buruan udah siang ini!! Parah banget sih orang udah pada mandi semua masih tidur aja, heh!!” Suara istriku terdengar membentak-bentak sambil mengguncang-guncang tubuhku cukup kencang.


“Ehhhhmmmm… udaah pagiii toh?” Ucapku sambil berakting mengerjap-ngerjapkan mataku seperti orang baru bangun tidur.


“Pagi lagi…!! Udah siang nih!! Buruan bangun kalo nggak aku tinggal kamu!” Bentak istriku lagi.


Aku lalu duduk di sofa berpura-pura sedang mengumpulkan kesadaranku. Dan melihat istriku dengan tubuh yang dililit handuk, sedangkan Anggoro terlihat mulai memakai celana dan pakaiannya kembali.


“Mandi sana gih! Nggak pake lama!” Ucap istriku sambil melemparkan handuk yang ada diatas ranjang bekas dipakai Anggoro kearahku. Tanpa membantah aku segera beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.


Di dalam kamar mandi aku langsung berdiri dibawah pancuran air, dan dengan gerakan yang kupercepat langsung menyabuni seluruh tubuhku dengan sabun cair yang tersedia di hotel ini. Tak lupa aku juga menyabuni kontolku yang terkurung alat jahanam ini.


Dalam waktu singkat aku menyusahkan kegiatan mandiku dan mengeringkan tubuhku menggunakan handuk bekas Anggoro yang diberikan istriku padaku ini, dan aku segera beranjak keluar kamar mandi menuju kamar utama untuk kembali berpakaian.


Ketika aku tiba, kulihat Anggoro sedang duduk merokok di kursi kecil dekat jendela yang menempel pada balkon kamar ini dengan pakaian yang sudah lengkap, sementara istriku terlihat sedang memakai makeup pada wajahnya dan sudah berpakaian juga.


Aku lalu langsung mengambil celana dan pakaianku yang tergeletak diatas meja kecil dan segera kupakai. Ketika aku akan memakai celana, aku sedikit merasa kesulitan karena terhalang cockcage yang masih terpasang di kontolku, aku tak berani meminta kuncinya pada istriku untuk membuka alat ini. Kupikir sudah lah, sementara aku harus membiasakan diri dengan kontol yang terpasang alat ini. Dengan susah payah akhirnya aku berhasil mengancingkan celanaku, kuperhatikan terlihat sedikit menggembung di bawah sana efek dari alat tersebut.


“Kalo udah, beresin yang mesti dibawa pulang. Jangan ada yang ketinggalan!” Perintah istriku sambil melukis alisnya ketika mengetahui aku sudah selesai berpakaian.


Tanpa membantah lagi, kulakukan perintah istriku dengan segera. Anggoro hanya melihatku sesekali sambil masih merokok dan memainkan ponselnya.


“Dah yuk! Pulang sekarang aja nggak perlu nunggu siang. Ntar makannya di luar aja ya mas.” Ucap istriku sambil membereskan alat make-upnya dan memakai sandalnya, siap untuk meninggalkan kamar ini.


“Bawa semua ya pih! Awas lho jangan ada yang ketinggalan!” Ucap istriku padaku.


“Yok mas anggo…” Panggil istriku pada Anggoro dengan lembutnya.


“Iya dek.” Sahut Anggoro lalu bangkit dari kursi yang didudukinya sambil mematikan puntung rokoknya dan berjalan menghampiri istriku.


Dengan mesra istriku menyambutnya dan merangkul tangan kanan Anggoro serta berjalan keluar kamar. Aku lalu berjalan mengikuti di belakang mereka sambil membawa beberapa tas kecil berisi sisa botol minuman semalam, strapon yang dibawa Anggoro, dan tas kecil milik istriku. Aku dengan jelas istriku begitu lekat menempel pada Anggoro semenjak keluar kamar sampai ke dalam lift yang membawa kami turun ke lantai dasar.


“Kamu urus check out-nya dulu gih!” Ucap istriku padaku ketika kami tiba di lobby hotel. Aku lalu berjalan menuju meja resepsionis untuk menyelesaikan sisa pembayaran tagihan kamar yang kugunakan semalam yang masih harus kubayar. Setelah aku menyelesaikan pembayaran yang jumlahnya tak sedikit, aku lalu menghampiri istriku dan Anggoro yang sedang duduk berdua di kursi tunggu yang ada di lobby hotel ini.


“Udah mih. Yuk, pulang yuk!” Ucapku pada istriku mengajaknya untuk pulang.


“Aku mau pergi sama mas Anggo. Kamu aja yang pulang ke rumah!” Jawab istriku.


“Maksudnya gimana?” Tanyaku lagi.


“Aku mau nginep di rumah mas Anggo! Ngerti nggak sih?! Kamu pulang aja sendiri ke rumah. Aku sama mas Anggo!” Ucap istriku lagi yang membuatku seperti terkena serangan kecil pada jantungku.


“Lah kan kamu ndak bawa baju?” Tanyaku dengan suara yang lebih, bermaksud mencari alasan supaya istriku mau ikut pulang denganku. Anggoro hanya diam saja mendengarkan perdebatan ku dengan istriku sambil mengalihkan perhatian pada ponselnya.


“Ya beli lha, susah-susah amat sih! Oh iya, aku minta kartu ATM kamu yang silver. Buat beli baju sama kebutuhan aku selama menginap di tempat mas anggo!” Ucapnya lagi meminta kartu ATMku.


Aku tak tau lagi harus berbuat apa, aku sungguh merasa berada di antara persimpangan yang tak ingin kulewati.


“Ya udah, aku ikut juga ya nginep di tempat mas Anggo, mih…” ucapku pada istriku sebagai usaha terakhirku menahan keinginan istriku itu.


“Lah ngapain ikut? Udah buruan sini kartunya, lama banget sih!!”

“Kan kamu sendiri yang bilang kalo aku sama mas Anggo udah kamu resmiin, jadi aku boleh dong pergi sama mas Anggo?” Ucap istriku lagi mengingatkan ucapanku semalam kepadanya ketika memberikan kejutan yang awalnya kukira akan berjalan dengan baik dan tak seperti ini.


Dengan gontai dan lemah, aku lalu membuka kembali dompetku dan memberikan kartu berwarna silver itu kepada istriku untuk dipakainya selama berada bersama Anggoro. Lalu setelah istriku menerima kartu tersebut, istriku langsung menggandeng Anggoro kembali bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kearah tempat parkir.


“Daaah Papiihhh… aku pergi dulu yaaa… Kamu di rumah hati-hati yaaa sendirii, awas kalo nakal! Jangan lupa cari duit yang banyaaak, saldo kartu yang aku bawa kalo sampe habis awas aja!” Ucap istriku dengan nada manjanya menggodaku, dan diakhiri dengan ancaman kembali padaku.


“Tenaang mas, selama sama aku Netty bakalan aman!” Ucap Anggoro padaku lalu mereka berdua berjalan meninggalkan aku sendirian di lobby hotel dengan perasaan cukup sesak di dadaku. Perlahan mereka berdua yang berjalan dengan mesra dan sesekali diiringi dengan tawa istriku, mulai menghilang setelah berbelok ke lorong yang menuju tempat parkir.


Tubuhku bergetar memandang kepergian istriku bersama pria yang kurestui untuk mengisi kehidupan seksual istriku. Dengan lemah dan gontai aku beranjak pelan untuk duduk di kursi lobby hotel ini karena aku masih belum mampu untuk berjalan pulang sendirian ke rumah tanpa istriku bersamaku.


Dalam dilema yang menghimpit diriku, aku kembali menerawang semua fase kejadian yang telah kulewati. Fase dimana istriku mulai memasuki fantasiku, dan terus berjalan sampai dia terlihat sangat menikmati apa yang sedang dijalaninya ini. Dan aku seperti menemukan alasan untuk tersenyum kembali setelah semua yang terjadi malam tadi. Aku tidak mempermasalahkan sama sekali perubahan sikap istriku setelah amarah menghampiri dirinya semalam. Aku lebih melihat dirinya yang pada akhirnya bisa menikmati apa yang menjadi keinginanku, keinginan melihatnya mendapatkan apa yang tidak mampu kuberikan. Dan dia telah memilih menjalani apa yang aku harapkan.


Dan aku yakin dia pasti akan kembali untukku, aku hanya perlu memberikannya waktu untuk menikmati apa yang menjadi kebutuhannya. Dan aku akan tetap menunggunya di rumah kami, dan berharap dirinya akan pulang setelah mendapatkan pemenuhan birahi yang dibutuhkannya. Aku akan tetap menunggunya di rumah kami, karena dirinya-lah yang menjadi kunci utama dari semua fantasiku, fantasi cuckold yang menjadi jalan hidupku saat ini sebagai suami yang bahagia melihat istri tercintanya mereguk birahi dengan pria lain.

.

.

END



Akhirnya selesai juga thread ini setelah 10 bulan tayang di forum tercinta kita ini.
Dan dengan diupdatenya part 30 bagian kedua ini. Maka dengan resmi Nubi nyatakan cerita ini berakhir setelah label tag [TAMAT] terpasang di judul cerita.

Terimakasih tak terhingga buat semua masukan, dukungan, dan beberapa kolaborasi dari suhu sekalian yang ikut mewarnai part-part tertentu di dalam Thread;
"Cuckold Story: Mengubah Istriku".

Akhir kata, semoga karya ini dapat memberi warna tersendiri untuk forum ini.
Terlebih untuk para Cuckolder dimanapun berada, semoga cerita ini bisa dinikmati kita yang memiliki fantasi yang sama.

Good Luck untuk kita semua!!





EPILOG
[HIDE]Hmmmm kelar juga akhirnya, apa masih ada yang penasaran sama nasib para tokoh yang ada di cerita ini pasca Natalie memutuskan pergi bersama Anggoro meninggalkan suaminya? Simak kisah penutup dari mereka semua dalam Epilog Chapter yang akan Cumming Soon dalam beberapa hari ke depan! :bye: See you on the Epilog Chapter!! :sayang:[/HIDE]​
Part 30
He Own My Wife (FINAL-END)
Bagian Kedua




POV Nicko


“Hihihihi dia pake handuk tuh mas. Malu kali ya punya kontol kecil udah nggak bisa dipake?” Ucap istriku ketika melihatku masuk kedalam kamar dengan handuk yang kupakai di pinggang menutupi kontolku.


“Iyaa Nick, kamu pake malu-malu segala. Kan kita udah tau kontolmu sekarang kayak apa. Hahaha” Sambung Anggoro mengejek kondisiku.


“Eh, anu.. Kan masih basah tadi abis dicuci. Biar cepet kering aja kok ini.” Sahutku membela diri.


Aku tak tahu apakah usahaku membela diri di depan mereka berdua akan berhasil menutupi kondisi yang kualami saat ini. Namun aku merasa harus tetap melakukan itu supaya harga diriku tidak semakin jatuh di depan istriku. Haaaah… Aku masih saja berbicara tentang harga diri dalam situasi saat ini, situasi dimana istriku seperti tak lagi memperdulikan harga diri suaminya di depan pria yang sekarang menguasainya. Sementara, aku pun seperti tak memiliki lagi kuasa akan istriku yang saat ini berada dalam pelukan pria bernama Anggoro. Pria yang awalnya kuizinkan masuk mengisi kehidupan seksual istriku agar dapat memberikan kepuasan yang sama kepada fantasiku.


“Ting….!!!” Suara bell kamar ini berbunyi, sepertinya ada orang yang datang.


“Bukain, pih! Tadi mas Anggo pesen minuman. Dia mau minum yang spesial katanya malem ini.” Istriku menyuruhku membuka pintu untuk mengambil pesanan Anggoro.


“Ting..!!” Bell kembali berbunyi sekali lagi.


“Udah buruan buka pintunya sih! Malah bengong aja!!” Perintah istriku padaku dengan tekanan suara meninggi. Aku yang tak mau istriku semakin kesal lagi segera beranjak ke arah pintu, dengan tubuh yang masih hanya terlilit handuk saja.


“Klekk..!!” Suara pintu terbuka.


“Ini pak pesanan minumannya..” ucap roomboy yang mengantar minuman yang dipesan Anggoro, ternyata Anggoro memesan satu botol minuman beralkohol berlabel merah yang cukup mahal kukira harganya.


“Nanti dimasukan tagihan sekalian pak?” Tanya roomboy itu lagi.


“Iya mas, masukin tagihan sekalian aja.” Sahutku sambil menerima nampan dengan sebotol berlabel merah dan tiga buah gelas kecil serta semangkuk es batu diatasnya.


“Baik pak. Kalau perlu bantuan lagi silahkan hubungi bagian room service kembali ya pak. Permisi.” Pamit roomboy tersebut sambil membantuku menutup pintu kamar karena kedua tanganku sedang memegang nampan yang diberikannya. Aku hanya membalas ucapan roomboy tersebut dengan anggukan kepala dan sedikit senyum.


Aku lalu beranjak ke arah dalam sambil membawa minuman pesanan Anggoro. Sepertinya dia ingin kami berdua menemaninya minum malam ini, karena ada tiga gelas kaca berukuran kecil yang dimintanya.


“Loh kok gelasnya banyak banget mas itu?” Tanya istriku ketika melihat pesanan yang kubawa dan ku taruh diatas meja.


“Loh kan orangnya sekarang ada tiga.. Kamu sama Mas Nicko nanti minum juga dong, masa aku aja yang minum? Kan ini malem spesial kalian, kita minum sedikit buat ngerayain gapapa lah yaa dek?” Jawab Anggoro menjelaskan maksudnya.


“Hmm kan aku belum pernah minum yang kayak begituan mas. Ntar aku mabok lho..” sahut istriku padanya.


“Haduuhh sekali-sekali gapapa kok. Yaa nggak mas? Nanti kita bertiga minum bareng ya mas?” Ucap Anggoro sambil bertanya hal yang tentu tak membutuhkan jawabanku, karena malam ini dia yang memegang penuh kendali nya atas kami berdua.


“Hemm.. Terserah kamu aja, nggo..” jawabku tanpa penolakan.


“Tuh kan! Suami kamu aja mau kok tuh. Kamu juga mau yaa?” Bujuk Anggoro lagi pada istriku.


“Pih, emang boleh mami ikutan minum juga?” Tanya istriku padaku, jelas aku belum pernah melihatnya meminum minuman beralkohol seperti ini lagi setelah kejadian di villa waktu itu ketika dia bersama Ricko dan Jeffry berpesta sex, itupun aku hanya melihat lewat rekaman video yang dikirimkan Ricko padaku. Melihat langsung istriku minum, aku belum pernah. Aku pun tak menjawab pertanyaan istriku, karena aku masih ragu jawaban apa yang harus kuberi.


“Kalo papih diem, berarti boleh!” Sahut istriku singkat dengan ekspresi antusias.


“Nah gitu dong. Malam spesial begini harus dirayakan sama yang spesial juga dong. Biar pesta ulang tahun pernikahan kalian makin berkesan. Hehehe” ucap Anggoro dengan ekspresi misterius. Entah apalagi yang akan direncanakannya.


“Ayooo sini aku buka botolnya langsung ya!” Lanjut Anggoro dengan semangat mengambil dan membuka botol yang masih tersegel cukai itu, dan mulai menuangkan ke dalam gelas kecil dengan takaran yang cukup setelah sebelumnya diberi es batu satu buah dalam setiap gelas yang ada lalu memberikannya kepadaku dan istriku.


“Ayo toast!” Seru Anggoro sambil mengangkat gelasnya untuk melakukan ritual toast. Aku dan istriku mengikuti arahan Anggoro dengan mendekatkan gelas yang kami pegang mendekat kepada gelasnya sampai bersentuhan.


“Triiing…!!” Suara gelas kami saling beradu.


Lalu kami bertiga langsung menenggak minuman yang ada di gelas kami masing-masing. Ternyata istriku berhasil menghabiskan shot pertamanya malam ini, sama sepertiku dan Anggoro.


“Haaaah!!! Mantaaap!! Lagi yaa!!” Ucap Anggoro menawarkan shot kedua.


“Boleh deh satu lagi. Ternyata enak juga badan jadi anget.” Sahut istriku. Lalu Anggoro kembali menuangkan minuman tersebut ke dalam gelas kami masing-masing tanpa menunggu reaksiku.


“Untuk peresmian diterimanya aku jadi pacar Netty!” Seru Anggoro asal dengan semangatnya.


“Yeeey!! Buat kontol Mas Nicko yang punya kandang baru!! Hahaha” Sahut Natalie tak kalah semangatnya. Kurasa dia sudah mabuk di shot pertama, melihat ucapannya barusan.


“Tring..!!” Gelas kami beradu kembali.


Dan kami bertiga kembali menenggak minuman beralkohol dengan kadar yang cukup tinggi ini tanpa campuran apapun selain sebuah es batu di dalam gelasnya. Wajahku langsung merasa hangat setelah aku menenggak shot kedua. Entah apa yang dirasakan istriku, kulihat wajahnya sudah mulai memerah akibat efek alkohol yang diminumnya.


“Mau lagi??” Tawar Anggoro pada kami lagi.


“Hmmm nggak ah.. akuu udah massh.. Nggak kuat aku, angetnya udah cukup kerasa.” Sahut istriku menolak tawaran Anggoro, dengan gaya bicaranya yang seperti itu kuyakin dia sudah mulai mabuk.


“Mas Nicko, sekali lagi yaa?” Desak Anggoro mengajakku kembali. Aku aslinya sudah tak mau melanjutkan, namun istriku justru memintaku untuk mengiyakan tawaran Anggoro.


“Iyaa sama suami aku aja lanjut minumnya. Dia masih pengen kayaknya tuh.” Ucap istriku sambil menaruh gelasnya asal dan justru setelah itu kembali menyandarkan tubuhnya di tubuh Anggoro yang ada di sebelahnya.


“Ayo mas, lagi ya?” Ucap Anggoro lagi sambil menuangkan kembali minuman itu kegelasku dan gelasnya. Kali ini tanpa toast, melainkan kami berdua langsung menenggaknya.


“Puaaah!!!” Mulutku berusaha menyesuaikan diri setelah shot ketiga ini berhasil kuhabiskan. Rasa hangat langsung menjalar ke seluruh tubuhku, terlebih wajahku. Dan badanku kurasa mulai berat dan tak mampu lagi berfokus. Aku yang tak biasa minum, sepertinya tak mampu lagi menuruti ajakan Anggoro.


“Hehehe asik kan mas…” ucap Anggoro dengan santainya.


“Akuuh udah Nggo..” ucapku padanya.


“Yaaah masa aku minum sendirian sih?” Keluh Anggoro karena melihatku mulai kepayahan.


“Dek, suami kamu dah nyerah gitu. Terus aku gimana dong?” Tanya Anggoro pada istriku.


“Heemm ntar lanjut lagi aja mas. Nanti aku temenin lagii minumnya sayaangh.. Papih nih payah ah, masa kalah sama mas Anggo.” Ucap istriku mulai melantur.


“Okee dehh… bener yaa nanti kamu temenin minum lagi?” Tanya Anggoro memastikan ucapan ngelantur istriku


“Iyaa sayaangh, ntar adek temenin beneraan..” sahut istriku lagi sambil terus mendusel di tubuh Anggoro.


“Nih mas, gelas sama minumannya taro meja lagi!” Ucap Anggoro menyuruhku membereskan gelas dan minuman yang baru diminumnya.


“Nih pih gelasnya..” ucap istriku sambil menyerahkan gelas miliknya. Perlahan aku mengambil ketiga gelas yang ada dan membawanya kembali ke meja kecil yang berada di seberang ranjang.


“Eh iya. Kadonya yang satunya lagi dibuka dong sayaangh… Tadi katanya mau kasih liaaat…” ucap istriku manja menanyakan hadiah yang masih tertinggal di dalam tas.


“Hehehe masih inget ajaaa kamu nih..” sahut Anggoro sambil mencubit mesra hidung istriku. Kulihat dari sofa kecil tempatku duduk saat ini mereka terlihat mesra, dan istriku semakin bersikap manja pada Anggoro. Aku tak berani mendekat pada mereka karena aku takut istriku menjadi marah. Jadi aku hanya bisa menjaga jarak saat ini.


“Hadiah ini sebenernya buat dipake suami kamu nanti, tapi buat kamu juga.” Ucap Anggoro ketika tangannya sedang merogoh tas untuk mengambil sesuatu yang ada di dalamnya.


“Maksudnya gimana?” Tanya istriku


“Dah diem aja. Ntar juga kamu tau!” Sahut Anggoro setelah mengeluarkan sebuah kotak hitam berukuran cukup besar. Istriku lalu terdiam memperhatikan kotak yang dikeluarkan Anggoro itu tampak penasaran.


“Nih. Buka aja dek!” Ucap Anggoro sambil menyerahkan kotak hitam itu kepada istriku yang langsung diterimanya dan perlahan istriku membuka tutup kotak hitam itu.




“Whoaaa apaan ini mas? Dildonya kok pake tali-tali gini?” Seru istriku terkejut setelah melihat benda yang ada di dalam kotak itu.


“Hehehe itu namanya Strap On Dildo!” Jawab Anggoro dengan santainya.


“Hah? Strap on??” Aku bertanya dalam hati, cukup terkejut juga dengan benda yang saat ini telah berada di tangan istriku setelah dia mengeluarkannya.


“Strap On Dildo? Terus ini pakenya gimana?” Tanya istriku polos.


“Ini nanti tali-talinya dipasang di pinggang terus diiket. Nanti dildonya pasang di depannya.” Jelas Anggoro singkat tentang alat itu. Aku jelas tau fungsi benda yang dibawa Anggoro tersebut, namun istriku sepertinya belum terbayang dengan penjelasan Anggoro tadi.


“Kan sekarang mas Nicko kontolnya udah digembok, jadi kan nggak bisa dipake lagi buat ngentot kamu kan? Nah, mas kasih ini supaya kamu tetep bisa ngentot sama mas Nicko, tapi bisa lebih puas kamu nya. Soalnya kan lebih gede, dan nggak bakal muncrat cepet. Yaa dildo mana bisa muncrat juga, ya kan? Hehehehe” jelas Anggoro lebih detail tentang fungsi alat itu. Ternyata dia berikan alat itu untuk pengganti kontolku yang telah terkurung Chastity.


“Ooh gitu ternyata fungsinya. Hahaha Mas Anggo ini ada-ada aja idenya. Bener juga ya, jadi aku nggak perlu ngerasain nanggung lagi kalo mau ngentot sama dia tuh.” Sahut Natalie istriku dengan ekspresi sinis.


“Terus, berarti ini cuma bisa dipake sama dia dong? Aku lagi nggak mau dientot sama suami aku malem ini! Aku lagi nggak mood sama dia!” Lanjut istriku lagi dengan nada kembali kesal.


“Yaa mas juga bisa pake kok buat ngentotin kamu, kalo kamu mau. Bahkan kamu juga bisa pake kalo pengen ngerasain, bisa dipake juga buat ngentotin mas Nicko. Pokoknya nih alat fungsinya banyaak lha dek!” Ucap Anggoro memberi arahan penggunaan alat itu pada Natalie.


“Iiiihhhh… Ngentotin dia??” Ucap istriku dengan ekspresi wajah jijik ketika melihatku.


“Oh iya, terus kalo mas Anggo yang pake gimana bisa? Kan kontolnya mas Anggo sama gedenya kayak dildo ini?” Tanya istriku lagi.


“Oh, kamu mau tau kalo mas yang pake?” Lalu Anggoro meraih strapon yang ada di tangan istriku dan kemudian berdiri di pinggir ranjang dan mulai mendemonstrasikan cara memakai alat tersebut di depan istriku dan aku yang berada di sudut lainnya. Aku dan istriku mulai memperhatikan bagaimana dengan cekatannya Anggoro memakai alat itu di pinggangnya.


“Nah! Gini jadinya. Gimana?” Ucap Anggoro sesaat kemudian setelah selesai memasangkan strapon tersebut dengan baik.


“Hahaha mas Anggo lucu jadinya, kontolnya jadi ada dua..” istriku tertawa geli melihat Anggoro saat ini yang seperti mempunyai dua penis. Dengan dildo strapon yang mengacung di atas kontolnya yang masih menjuntai lemas.


“Kalo kamu mau tau fungsi sebenernya kalo aku yang pake. Kamu bikin kontolku ngaceng dulu dong dek.” Ucap Anggoro angkuh sambil menaiki ranjang dan langsung mengarahkan kontolnya ke mulut istriku.


“Ehmm.. Oke, jadi aku bangunin dulu kontolnya mas Anggo ya!” Sahut istriku sambil menggenggam dan mulai memasukan kontol Anggoro yang masih lemas itu ke dalam mulutnya dan mulai menjilat dan menghisap kontol tersebut.


Istriku dengan cepat berhasil membuat kontol Anggoro menjadi sekeras besi. Dan saat ini terlihat jelas di depan wajah istriku Anggoro seperti mempunyai dua batang kontol yang siap menggarap istriku.



“Puaaah!!” Tampak istriku melepas kontol itu dari mulutnya dan tersenyum mesum sambil menatap mata Anggoro. Sepertinya dia sudah mulai paham fungsi alat itu ketika Anggoro yang memakainya.


Lalu dengan gerakan tegas, Anggoro mendorong tubuh istriku sampai dirinya terbaring diatas ranjang itu dan dengan santai membuka lebar kedua pahanya terlihat sangat siap untuk menerima kontol Anggoro dan dildo yang melekat di pinggul pria itu.


Anggoro terlihat tak langsung memasukan kontolnya ke dalam memek istriku, melainkan menggesekkannya dulu di sekitar bibir lubang kenikmatan milik istriku itu. Aku yang melihat hal itu, seperti merasakan ketegangan yang membuat mulutku sampai membuka. Dalam kondisiku yang setengah mabuk akibat minuman yang sebelumnya kuminum, tak dapat kutahan dan tolak lagi reaksi yang muncul pada tubuhku justru membawaku terbang bersama imajinasi liar dan khayalan penuh gairah.


Istriku terlihat mulai terangsang oleh perbuatan Anggoro di memeknya. Dan perlahan Anggoro mulai menerobos memek istriku dengan kontolnya. Sementara dildo yang terpasang kontolnya, tepat bergerak diatas memek istriku. Dan ketika Anggoro mulai bergerak menggenjot istriku, dildo itu tepat ikut menggesek klitoris istriku sehingga dengan cepat istriku mulai mengerang dan mendesah penuh kenikmatan.


“Aaaach yeeeashh…hmmppphhh..ssshh” istriku mendesis seperti ular dan desahan liarnya mulai terdengar. Terlihat kepala istriku mulai menggeleng tak beraturan dengan mata terpejam menikmati setiap gerakan pria tangguhnya yang sedang menjajah selangkangannya.


“Hmmm?? Gimana dek rasanya?” Tanya Anggoro dengan sombongnya setelah dilihatnya kondisi istriku yang meliuk-liuk diterpa birahi.


“Aaashhh…Enaaakh aaahh..” istriku masih menjawab pertanyaan Anggoro sambil terus tubuhnya meliuk dan mulutnya yang terus mengeluarkan desahan.


Ketika Anggoro mulai mempercepat sodokannya. Birahi istriku seperti kembali terlecut oleh cambuk birahi yang terus dicambukkan Anggoro ke tubuh istriku. Di tangan Anggoro, istriku seperti menjadi wanita yang mudah sekali birahi dan haus akan kenikmatan.


Ditengah gempuran Anggoro di memeknya, istriku semakin liar bergerak dan tangannya mulai bergerak meraih dildo yang dari tadi terus memberikan rangsangan di klitorisnya. Terlihat jelas dia sedang dalam birahinya yang sangat tinggi, wajahnya berubah menjadi sangat binal dan tangannya yang memegang dildo tersebut semakin menekan supaya dildo itu dapat menggesek klitorisnya dengan lebih keras seraya terus bergerak mengikuti goyangan pinggul Anggoro.


Dan tak butuh waktu lama, Natalie istriku itu akhirnya mendapatkan orgasmenya dengan cukup hebat. Terlihat dari tubuhnya yang bergetar seperti tersengat arus listrik tegangan tinggi.


Anggoro lalu mencabut kontolnya dari memek istriku, dan menjilati memek yang basah oleh cairan orgasme istriku. Dia juga tampak meludahi memek istriku dan meratakan cairan yang membasahinya. Dan yang membuatku terkejut, ternyata Anggoro mulai memainkan lubang anus istriku dengan jarinya yang perlahan dicolok-colokan kesitu.


“Jangaan-jangaannn!!” Ucap batinku curiga dengan apa yang akan dilakukannya.


Istriku yang anusnya dipermainkan seperti itu, tak tampak menolak ataupun melawan. Malah pinggulnya terlihat meliuk seperti memberi jalan kepada Anggoro untuk mencolokkan jarinya di lubang belakang tersebut. Aku tak pernah mengira istriku akan berlaku seperti ini, entah karena dia sudah sedemikian bernafsu kembali, atau ini ada campur tangan alkohol yang diminumnya tadi. Karena terlihat jelas istriku seperti senang menerima segala tindakan Anggoro.


Setelah Anggoro sepertinya merasa puas mencolok anus istriku dengan menggunakan jarinya, lalu terlihat dia mencabut jarinya dari anus istriku lalu kembali meludah tepat di lubang pembuangan istriku itu. Perlahan dildo strapon dan kontolnya itu ditekan ke dalam kedua lubang istriku secara bersamaan. Dildo yang berada di posisi atas terlihat perlahan menerobos memek istriku, sedangkan kontol Anggoro juga dengan pelan namun pasti membuka paksa anus istriku.


“Oooooughhhhh!!!!” Istriku meracau sambil meliuk liar menerima ketika secara perlahan kedua lubangnya diterobos oleh Anggoro dengan bantuan strapon dildo itu.


Istriku lalu memegang dildo yang sedang menerobos memeknya seperti sedang mengarahkan jalan yang benar untuk memasuki memeknya. Sementara di lubang satunya, kontol Anggoro semakin tenggelam di lubang anus istriku


Aku yang menyaksikan hal ini, tak ayal lagi langsung diserang gelombang birahi kembali. Aku betul-betul tak menyangka akan mendapatkan istriku secara sporadis digempur oleh Anggoro dibantu dengan alat yang merupakan hadiah yang dibawanya. Atmosfer birahi serta keliaran sepasang manusia dan seorang pria yang terhukum menjadi pemandangan kontras yang tak pernah terpikir dalam pikiranku, bahkan dalam pikiran terliarku sebagai pria yang menikmati ketika istrinya dientot oleh pria lain dengan cara seperti ini.


Setelah beberapa kali tarik-maju yang dilakukan Anggoro, dan kulihat tadi juga Anggoro kembali membasahi anus istriku dengan liurnya. Kontol dan dildo tersebut sudah bergerak lebih leluasa dalam kedua lubang istriku yang hanya terpisah oleh selembar selaput diantaranya. Istriku terlihat juga sedang merangsang sendiri klitorisnya dengan tangannya sambil terus menerima genjotan di kedua lubangnya.


“Ooouhhhh wenaaak bangeeeetthhh pantatmuu sayaaang!! Kontol mas enaaak!!” Racau Anggoro setelah merasakan jepitan maha dahsyat dari lubang anus istriku sambil terus menggenjotnya mengumpulkan terus rasa nikmatnya yang terlayani baik oleh tubuh istriku.


“ Haaaghhss….adeekkhh...jug.aaa...enaaak...maaashhh….!!!”

“Genjootthh terussshh Aaahhhss… Entoooot pantaaat memeek adeek… Entoot semuanyaaahhh….. uugghhhss!!” Ternyata istriku tak kalah liar meracaukan kenikmatan yang dirasakannya. Sambil berusaha mengangkat kepalanya dia meracaukan itu, dan seperti ingin melihat bagaimana memek dan anusnya digempur oleh mantan kekasihnya itu.


“Iyaaahh… pokoknya mass yang bakal terush kasihh kamuuh enaak!”

“ Kontol suami kamuu dah gak bisa ngentotin memek kamuu lagihh!! Memek kamuu punya akuu sekarang!!! Aahhsh yeeeshh!!” Dengan kasarnya Anggoro mengatakan jika aku tak bisa lagi mengentot memek istriku sendiri, dan dengan angkuhnya sambil terus menggenjot kedua lubang istriku dia menyatakan dirinya yang akan memiliki lubang kenikmatan istriku.


Aku yang mendengarnya tak mampu membantah, tak mampu memberikan perlawanan, pernyataan Anggoro yang mengklaim memek istriku menjadi miliknya tak bisa ku protes. Karena aku justru menikmati ketika melihat istriku penuh birahi dan kepuasan dibawah keperkasaannya.


Bagaimana aku bisa memprotes hal tersebut, karena kontolku yang terkurung alat ini justru seperti menyetujui klaim Anggoro tersebut. Kontolku bereaksi positif ketika ternyata tubuh dan pikiranku sudah dikuasai birahi akan fantasi yang menjadi kenyataan saat ini.


Aku merasa kontolku seperti mewakili yang sedang kurasakan saat ini. Ya, aku merasa sangat terangsang melihat mereka berdua di depan mataku sekarang. Dan gemuruh degup jantungku, semakin memompa birahi dalam diriku mengisi setiap urat nadiku dan seluruh syarafku.


“Whooaaahhh!!! Aaashhh…!!!” Istriku berteriak dan terkejang ketika akhirnya kembali diterpa orgasme dalam waktu yang cukup cepat. Bagaimana tidak, ketika kedua lubangnya menerima genjotan dengan terus menerus, klitorisnya juga mendapatkan rangsangan yang sama oleh tangannya sendiri.


Setelah mendiamkan pinggulnya sambil memberi kesempatan istriku meredakan gelombang orgasmenya, Anggoro lalu menarik kedua batang yang menyumpal lubang-lubang istriku dan menarik tangan istriku untuk bangkit. Lalu istriku mengikuti kemauan Anggoro untuk bangkit dan memberikan lumatan lembut pada bibir mantan kekasihnya itu, sebelum mengambil posisi menungging sesuai keinginan Anggoro.


Tak menunggu lama, Anggoro segera memposisikan kontol dan dildo strapon itu kembali menerobos kedua lubang istriku yang belum lama dihajarnya barusan. Sambil menatapku penuh nafsu, istriku mempersilahkan Anggoro untuk kembali memasuki kedua lubangnya. Sekarang posisinya berganti, kontol Anggoro menusuk memek istriku, sementara dildonya menerobos anus istriku.


Aku yang menerima tatapan binal penuh nafsu itu, semakin membuat birahiku sendiri semakin bergerak naik dengan cepat. Dalam kepayahan, aku merasa pejuhku seperti akan mendesak keluar kembali, kali ini kontolku tak lagi berusaha memberontak dalam kurungan alat ini sehingga tak menyebabkan rasa nyeri karena penuh sesak di dalam alat ini seperti awal kupakai tadi. Seperti sudah mampu menyesuaikan, kaki ini kontolku hanya mengembang sesuai dengan besarnya alat yang mengurung kontolku ini. Namun tetap saja, hasrat untuk orgasme tetap tak bisa lebih lama kubendung lagi, karena saat ini kurasakan seperti seluruh tubuhku menuntut untuk pelepasan birahi.


Tubuh istriku mulai menerima gempuran birahi sang pejantannya, istriku seperti sudah menjadi betina yang tau keinginan sang pejantan yang saat ini menguasai tubuhnya. Dildo yang menerobos anus istriku dalam kondisi anjing kawin itu tak begitu sulit memasuki anus istriku, sepertinya anus istriku sudah bisa menyesuaikan karena sebelumnya sudah dimasuki kontol pria bernama Anggoro Widjojo tersebut.


“Mas cepetin yaa sayaang…” ucap Anggoro lembut sambil memegang pantat istriku.


“Iyaah mas.. Giliran mas puas sekarang.. Keluarin ajaah jangaan ditahaan lagiihhh..ssshh.. Aaachh enaakh bangeeth pihhh...aaashhh” sahut istriku sambil mendesis karena Anggoro sudah memulai gerakan maju dan mundurnya.



Lalu Anggoro langsung mulai memacu kontol dan dildo yang terpasang itu membawa istriku kembali tenggelam dalam desahan dan mulut yang terus meracau semakin liar. Aku yang melihatnya seperti ikut tertarik masuk dalam irama birahi mereka. Sisa pejuh yang tersimpan dalam kontolku, memaksa mendesak untuk keluar dari dalam tubuhku.


Anggoro terlihat memaksa semua sisa tenaganya untuk mendapatkan orgasmenya sendiri. Otot-otot tubuhnya terlihat jelas jika sang pemiliknya tengah dalam kondisi berusaha mendaki puncak kenikmatan yang semakin mendekat. Bahkan terlihat dirinya tak lagi berfokus pada kondisi istriku yang terlihat berantakan mengimbangi irama cepat dan liar yang dilakukannya.


Entah apa yang dirasakan kedua lubang yang sedang digenjot dengan sangat cepat itu. Namun kulihat justru istriku seperti tak merasakan kesakitan, dalam kepayahannya mulutnya terus meracau dan meminta supaya Anggoro untuk lebih kencang menunggangi tubuhnya.


Diriku yang mendapatkan visualisasi kebinalan mereka berdua tersebut, juga merasa semakin mendekati detik-detik puncak kenikmatanku sendiri. Dan semakin dekat apa yang kurasakan… Dan sampai akhirnya tubuhku tak kuat lagi menahan lebih lama.


“Aaaaashh… ouhhh..ouuh..” aku mendesah dengan tubuh yang mengejang ketika pejuhku mulai menetes keluar dari lubang kencingku. Rasanya aku ingin berteriak meluapkan puncak kenikmatan yang kurasakan sangat nikmat ini namun tetap terasa menggantung karena tidak seperti puncak kenikmatan yang kudapat ketika tanpa ada alat ini yang mengunci kontolku. Aku hanya mampu mendesah pelan tertahan, tubuhku hanya mampu bergetar, dan pinggangku hanya bisa meliuk mengiringi pejuhku yang menetes melalui lubang Cockcage ini secara menyedihkan.


Sementara disana, tubuh istriku terus dipacu oleh Anggoro untuk mengantarkan puncak kenikmatan padanya melalui kehangatan memek istriku yang menyelimuti kontolnya. Lubang anus dan memek istriku seperti tak terlihat sulit menerima sodokan-sodokan liar dari Anggoro. Kedua tubuh yang terus memacu birahi itu memantulkan cahaya terang lampu di dalam kamar ini karena keduanya sudah terlihat basah kuyup oleh peluh yang membasahi kulit mereka.


“Arrggh!! Arrggh!! Arrggh!!!” Suara erangan Anggoro menggema kencang dibarengi dengan hentakan-hentakan penuh tenaga sambil membenamkan kontolnya di memek istriku, dildo yang tertancap di anus istriku pun juga ikut menusuk masuk lebih dalam tubuh istriku.


Anggoro sampai mengangkat ke atas wajahnya dengan gigi yang beradu dan ekspresi wajahnya yang seakan melambangkan seekor singa lapar yang telah menerkam mangsanya. Sungguh aura kejantanannya terpancar jelas ketika dirinya kembali memompa pejuh-pejuhnya memasuki lorong kewanitaan istriku. Dengan cengkraman kencang di pantat besar istriku, otot-otot yang berada di tangan kekarnya yang berhiaskan guratan tatto semakin membuat kesan jantan tak bisa dilepaskan dari dirinya. Setelah tubuh istriku menjadi bulan-bulanan nafsu birahinya sedari tadi, detik ini ketika dia melepaskan orgasme dengan pejuh yang memenuhi memek istriku, dia seperti menegaskan siapa yang berkuasa saat ini.


Setelah gelombang orgasmenya berangsur hilang, pria itu terlihat menarik kontol perkasanya dari memek istriku setelah berhenti memompa pejuh segarnya di dalam sana, beserta batang dildo yang tertancap di anus istriku tercabut sudah karena Anggoro langsung berbaring kelelahan di atas ranjang itu. Sementara istriku masih dalam posisi menungging selama beberapa saat, seperti berusaha kembali ke bumi setelah dihempaskan berkali-kali kedalam kenikmatan surgawi oleh si pejantannya malam ini. Aku tak tau apakah istriku kembali orgasme ketika Anggoro tadi mengakhiri permainannya, namun terlihat sangat jelas kelelahan dan kenikmatan bercampur padu di dalam tubuh dan jiwa istriku.


Istriku lalu terlihat merubah posisinya, dan ikut berbaring menyusul Anggoro dengan memeluk tubuh pria itu. Bahkan istriku terlihat memberikan sebuah kecupan mesra di bibir Anggoro, dan kemudian kembali melingkarkan tangannya melintasi dada bidang Anggoro lalu merapatkan tubuhnya disana.


Lama tak ada gerakan terlihat dari atas ranjang setelah pertempuran yang menguras tenaga dan birahi keduanya. Aku pun tak lagi sanggup untuk menahan lebih lama, dan kesadaranku mulai beranjak hilang meninggalkan diriku. Tubuhku terlalu lelah, dan kurasa mereka lebih lelah, karena aku dapat merasakan jika keduanya sudah berpindah ke alam mimpi dalam dunianya masing-masing. Lalu kuputuskan untuk juga memejamkan mataku dan berharap hal yang baru kualami tadi berlanjut di alam mimpi.


-----

-----


“Ehmmpsss...ehmmpsss. oogh yeaah...ouhhh yeeeh….”

“Plokk..plokk..plokk...plokk..”


Sayup-sayup terdengar suara desahan istriku, telingaku berusaha menyesuaikan dengan apa yang didengarnya. Aku perlahan mulai mengumpulkan kesadaranku yang tercecer. Mataku mengerjap menahan cahaya matahari pagi yang coba menerobos lensa mataku.


Perlahan aku mulai dapat mengenali dan menyadari apa yang terjadi, hari sudah mulai pagi ternyata, matahari juga mulai menebar sinarnya ke seluruh sudut termasuk ke dalam kamar ini melalui tirai tipis yang menghiasi jendela kamar tempat kami menghabiskan malam yang tak biasa. Malam dimana istriku mereguk kenikmatan bersama mantan kekasihnya, sementara aku yang tertawan dalam birahi yang tak bisa tuntas dilepaskan.


Perlahan aku membuka mataku namun tak sedikitpun tubuhku membuat gerakan. Aku masih dalam posisi ketika tertidur diatas sofa tempatku menghabiskan malam melihat istriku bermandikan keringat bersama pejantannya semalaman sambil menghukum diriku dalam kurungan alat menyedihkan ini.


Dalam usahaku melihat yang terjadi di atas ranjang itu pagi ini, aku justru melihat pemandangan binal kembali dipertontonkan keduanya. Istriku tengah membuka lebar kedua pahanya sementara pria jantan itu tengah menindih istriku sambil memompa teratur memek istriku yang tersaji di depannya.

click here for they Morning Sex Illustration

http://sendvid.com/1eagznlh


Dengan tubuh saling menempel, dan kelamin yang saling bergesekan. Pagi ini mereka kembali berpacu dalam kebirahian yang seperti tanpa akhir. Setelah bagaimana semalam aku melihat bagaimana istriku diombang-ambingkan dengan liar oleh pria itu. Setelah tanpa berdaya aku menerima amarah istriku yang sampai saat ini aku belum mendapat alasan yang jelas tentang kemarahannya itu. Aku hanya bisa menduga amarahnya meledak sedemikian rupa menggilas harga diriku adalah karena aku melukai perasaan wanitanya. Dia terlihat merasa direndahkan, padahal aku hanya ingin memberinya kenikmatan seksual melalui pria lain yang sebelumnya sudah berkali-kali melakukan yang kuinginkan. Dia juga terlihat merasa tak kuberikan ruang untuk memutuskan apakah menerima atau tidak segala rencanaku malam tadi, padahal aku hanya ingin membuatnya merasakan kejutan dan memiliki momen indah dalam hubungan kami.


Ketika aku kembali mengintip melalui mata yang masih kupejamkan karena bersembunyi dalam kepura-puraanku untuk tetap dianggap sedang tertidur, aku melihat saat ini justru istriku yang sedang berada diatas tubuh Anggoro dan bertumpu di pinggang Anggoro menduduki kontol perkasa itu serta secara dinamis menggenjotnya memberikan pelayanan terbaik di setiap centi batang kontol itu seperti tak tertanggung oleh keberadaanku yang masih tertidur di sisi lain kamar ini. Seperti aku melihat ini adalah bukan istriku yang sebelumnya malam ini ku kenal, terlihat saat ini dia begitu bisa menikmati seks yang sebelum masuknya pria-pria lain ke dalam pernikahan kami hanyalah sebagai kegiatan atau usaha untuk mendapatkan buah hati. Tak ada variasi, tak ada hal baru, tak lebih dari sekedar usaha.


Namun pagi ini, satu hari setelah peringatan kedua ulang tahun pernikahan kami. Istriku tampak sebagai wanita yang begitu menikmati seks, dengan posisinya diatas seperti ini seperti dirinyalah yang sedang berusaha memberikan kenikmatan pada pria yang ada dibawahnya itu. Terlihat usaha dari dirinya untuk mempersembahkan kenikmatan seks kepada pria yang semalam menjadi pemilik tubuh dan juga mungkin jiwanya. Aku hanya berharap hatinya tak sampai dimiliki oleh pria itu, cukup tubuh dan jiwanya saja.


Sesekali ketika bokongnya turun, pantat besarnya digerakkan memutar serta maju dan mundur memberikan stimulasi pada Anggoro yang terbaring penuh rasa nikmat di bawah pelayanan istriku pada kontolnya.


Beberapa saat kemudian ketika istriku masih melakukan gerakan mengulek yang sama, terlihat Anggoro bangkit memeluk tubuh istriku yang masih terus menduduki kontolnya dan membenamkan wajahnya di antara kedua toket istriku yang bergelantung bebas sambil mengerang liar. Terlihat juga dengan begitu beringasnya Anggoro bergantian menghisap kedua daging lembut yang ada di depan wajahnya itu secara bergantian dengan penuh nafsu.


“Aaarggghh….sayaaangh… aaahhh ahhhhss haaaah….” Dalam erangan mulutnya yang tersumpal toket istriku terlihat dia menahan laju gerak pantat istriku yang sebelumnya meliuk panas sambil memeluk erat tubuh istriku yang sedang berjongkok di atas pinggulnya. Beberapa hentakan pinggulnya, menandakan saat ini Anggoro tengah memompa kembali pejuh segarnya dalam beberapa kali semprotan kembali memenuhi lorong memek istriku untuk ketiga kalinya dalam waktu kurang dari 24 jam semenjak malam tadi.


Wajah istriku terlihat memberikan senyum termanisnya ketika melihat prianya itu tengah mengerang nikmat di bawah tubuhnya. Terlihat senyum kebanggaan ketika bisa melihat pejantannya menikmati morning service darinya walau sepertinya istriku belum mendapatkan orgasmenya kukira. Entah sudah atau belum, namun seingatku aku belum melihat istriku mengerang nikmat karena diterpa orgasme semenjak aku bangun dan mengintip kegiatan mereka dari sini.


Sekali lagi, istriku tampak kembali memberikan layanan penutup dengan sangat mesra dan intim mencium dan melumat mulut Anggoro yang masih ada dalam pelukannya.


“Sluuurpss sluuurpss sluuurpss.” Suara lumatan bibir yang terdengar sepanjang cumbuan penutup ronde kali ini yang begitu mesra menandakan istriku terlihat begitu total dalam memberikan pelayanan seksual kepada Anggoro.


“Cupp...cupp..cupp…” kecupan-kecupan kecil masih terus berlangsung setelah lumatan-lumatan panas mereka tadi.


Keduanya terlihat saling menatap penuh keintiman diiringi senyuman manis istriku pada Anggoro dan masih terus dilengkapi dengan kecupan-kecupan kecil tanpa lumatan diantara mereka.


“Makasih yaa…” ucap Anggoro lirih pada istriku.


“Hemm? Makasih kenapa mas?” Sahut istriku lembut.


“Makasih buat semuanya..” ucap Anggoro lagi sambil kembali memeluk tubuh istriku dan menyandarkan kepalanya di toket istriku.


“Adek yang makasih sama mas Anggo sayaang..” sahut istriku membalas pelukan Anggoro elbih erat.


“Mandi yuk mas?” ucap istriku lagi sambil menarik lembut tubuh Anggoro supaya melepas pelukannya dengan tatapan teduh.


“.........” Anggoro tak menjawab, kulihat dia hanya memandangi wajah manis istriku dengan ekspresi mengangumi.


“Mauu mandi apa mau nambah lagi? Adek ngikut ajaa deh..” ucap istriku dengan nada manja menggoda.


“Hehehe… mandi aja yuk, lengket semua badan nih dari semalem mandi keringet.” Sahut Anggoro sambil tersenyum lebar menatap wajah istriku.


“Kan kamu yang bikin kita mandi keringet semalem, paraah sih mas ihh.. Semalem aku dah kayak diperkosa aja sama kamu tau nggak?” Ucap istriku sambil menyentuh lembut hidung Anggoro.


“Yaa abis kebawa suasana sih.. hehehe”

“Wuuu dasaar… yaudah kita mandi yuk!”


Istriku lalu perlahan bangkit berdiri sehingga terlepas kontol Anggoro yang sedari tadi masih bersemayam dengan nyaman di dalam memek istriku. Lalu istriku beranjak turun dari ranjang sambil menggandeng tangan Anggoro kearah kamar mandi.


“Bentar ya dek. Mas ngerokok sebatang dulu ya, baru mandi deh abis itu.” Ucap Anggoro setelah berhasil turun dari atas ranjang.


“Iii...iihhh nggak maju ah! Ngerokok ya ntar aja sihh..mandiii bareng buruaaan…” ucap istriku dengan sangat manja menolak untuk memberikan Anggoro kesempatan merokok setelah morning sex barusan.


“Hmm. Iyaa deh iyaa…” ucap Anggoro menuruti kemauan istriku serta kembali berjalan dan melintas di depanku yang masih berpura-pura tidur di atas sofa kecil ini.


“Eh ini suami kamu nggak dibangunin dulu dek?” Tanya Anggoro pada istriku yang sekarang mereka berdua berdiri telanjang tepat di depanku. Dan aku dapat melihat jelas bagaimana basahnya memek istriku oleh lendir pejuh anggoro terpampang jelas di depan mataku yang mengintip dari celah kedua kelopak mataku. Seketika birahiku naik melihat kondisi memek istriku yang seperti itu.


“Biarin aja lah! Ntar aja dibangunnya abis kita mandi!” Sahut istriku terdengar ketus sekali.


“Oke lah!” Sahut Anggoro singkat, lalu mereka kembali meneruskan langkahnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh mereka dari sisa pertempuran semalam dan dilanjut kembali pagi ini. Mereka berdua telah hilang dari pandangan mataku.


Perlahan aku yang masih dalam kondisi telanjang dengan kontol terkunci alat yang diberikan Anggoro semalam, bergerak bangkit dari posisi tidurku dan tak lama mulai terdengar suara gemericik air dari arah kamar mandi. Aku melihat sekilas kearah kamar mandi dan mendapati pintu kamar mandi masih terbuka. Rupanya mereka tidak menutup pintunya.


Aku lalu memutuskan untuk berjinjit perlahan mendekati kamar mandi tersebut untuk melihat apa yang terjadi disana. Rupanya yang kulihat di dalam kamar mandi dari luar sini tetap menampilkan kemesraan dua manusia ini. Mereka berdua saling berpelukan di bawah pancuran air yang mengalir dari atas mereka yang airnya membasahi kedua tubuh telanjang mereka.


Dalam posisi berdiri di bawah pancuran air, keduanya terlihat saling menjelajahi setiap inci dari tubuh masing-masing. Dengan kelembutan dan kemesraan mereka berdua saling membalurkan busa merata membersihkan kulit mereka dari sisa lendir yang melekat akibat pertempuran semalam.
Click here for the bathroom Illustration

http://sendvid.com/ql6wzid3

Lumatan kembali terjadi dan kulihat ketika Anggoro menyabuni memek istriku, terlihat istriku menengadahkan kepalanya menikmati gosokan pada klitorisnya. Dalam posisi berdiri dengan istriku bersandar pada dinding kamar mandi, Anggoro dengan intens menggosok klitoris istriku sampai membuat mulut istriku kembali melantunkan desahan yang sangat menggoda.


Buih-buih sabun perlahan terkikis meluruh turun dari tubuh keduanya mengikuti guyuran air yang membasahi setiap jengkal kulit mereka. Tak lama, istriku tampak berusaha memegang tubuh Anggoro sebagai penopang dan beberapa detik kemudian kedua kaki istriku bergetar melepaskan orgasme lewat rangsangan klitoris oleh jari jemari Anggoro di bawah guyuran air segar itu.


Setelah orgasme istriku reda, Anggoro kembali memeluk tubuh istriku dan melumat kedua toket istriku secara bergantian dan diakhiri dengan lumayan pada mulut istriku sambil memeluk erat tubuh istriku yang masih menyandarkan tubuhnya di dinding lembab kamar mandi itu.


“Ahhhsshhh.. gilaa kamu mashhh.. kaki ku dah gemetaran inii…” ucap istriku pada Anggoro sambil terus memeluk tubuh Anggoro sebagai penopangnya.


“Kan biar adil, tadi bangun tidur aku dah dapet sekali tapi kamu belum kan?” Terdengar bisikan lembut Anggoro bercampur dengan suara gemericik air yang masih terus membasahi tubuh mereka.


“Udah yuk mandinya. Kayaknya bentar lagi waktunya check out.” Ucap Anggoro lagi sambil menutup keran air yang ada di samping mereka.


Aku yang melihat mereka sudah akan selesai, langsung berjalan jinjit kembali menuju sofa dan kembali berpura-pura tidur dengan posisi yang sama supaya mereka tidak mengetahui jika aku sudah bangun.


“Mas, suamiku bangunin tolong mas.” Ucap istriku dari arah depan kamar mandi.


“Ya dek.” Sahut Anggoro singkat lalu terdengar berjalan ke arahku.


“Mas..mas Nicko..bangun mas.. dah siang..” ucap Anggoro pelan berusaha membangunkan diriku. Aku sengaja tak langsung bereaksi, karena takut ketahuan jika aku sedang pura-pura tidur.


“Masih nyenyak banget dek tidurnya. Gapapa nanti aja deh banguninnya, masih kecapekan kali dia.” Ucap Anggoro pada istriku.


“Halaaah dasar emang nih. Capek darimana sih emang? Cuma nonton aja masa capek!” Terdengar istriku dengan suara yang ketus. Dadaku langsung berdegup kencang mendengar suara kesal istriku, aku takut dia kembali marah padaku.

“Heh, pih! Bangun buruan udah siang ini!! Parah banget sih orang udah pada mandi semua masih tidur aja, heh!!” Suara istriku terdengar membentak-bentak sambil mengguncang-guncang tubuhku cukup kencang.


“Ehhhhmmmm… udaah pagiii toh?” Ucapku sambil berakting mengerjap-ngerjapkan mataku seperti orang baru bangun tidur.


“Pagi lagi…!! Udah siang nih!! Buruan bangun kalo nggak aku tinggal kamu!” Bentak istriku lagi.


Aku lalu duduk di sofa berpura-pura sedang mengumpulkan kesadaranku. Dan melihat istriku dengan tubuh yang dililit handuk, sedangkan Anggoro terlihat mulai memakai celana dan pakaiannya kembali.


“Mandi sana gih! Nggak pake lama!” Ucap istriku sambil melemparkan handuk yang ada diatas ranjang bekas dipakai Anggoro kearahku. Tanpa membantah aku segera beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.


Di dalam kamar mandi aku langsung berdiri dibawah pancuran air, dan dengan gerakan yang kupercepat langsung menyabuni seluruh tubuhku dengan sabun cair yang tersedia di hotel ini. Tak lupa aku juga menyabuni kontolku yang terkurung alat jahanam ini.


Dalam waktu singkat aku menyusahkan kegiatan mandiku dan mengeringkan tubuhku menggunakan handuk bekas Anggoro yang diberikan istriku padaku ini, dan aku segera beranjak keluar kamar mandi menuju kamar utama untuk kembali berpakaian.


Ketika aku tiba, kulihat Anggoro sedang duduk merokok di kursi kecil dekat jendela yang menempel pada balkon kamar ini dengan pakaian yang sudah lengkap, sementara istriku terlihat sedang memakai makeup pada wajahnya dan sudah berpakaian juga.


Aku lalu langsung mengambil celana dan pakaianku yang tergeletak diatas meja kecil dan segera kupakai. Ketika aku akan memakai celana, aku sedikit merasa kesulitan karena terhalang cockcage yang masih terpasang di kontolku, aku tak berani meminta kuncinya pada istriku untuk membuka alat ini. Kupikir sudah lah, sementara aku harus membiasakan diri dengan kontol yang terpasang alat ini. Dengan susah payah akhirnya aku berhasil mengancingkan celanaku, kuperhatikan terlihat sedikit menggembung di bawah sana efek dari alat tersebut.


“Kalo udah, beresin yang mesti dibawa pulang. Jangan ada yang ketinggalan!” Perintah istriku sambil melukis alisnya ketika mengetahui aku sudah selesai berpakaian.


Tanpa membantah lagi, kulakukan perintah istriku dengan segera. Anggoro hanya melihatku sesekali sambil masih merokok dan memainkan ponselnya.


“Dah yuk! Pulang sekarang aja nggak perlu nunggu siang. Ntar makannya di luar aja ya mas.” Ucap istriku sambil membereskan alat make-upnya dan memakai sandalnya, siap untuk meninggalkan kamar ini.


“Bawa semua ya pih! Awas lho jangan ada yang ketinggalan!” Ucap istriku padaku.


“Yok mas anggo…” Panggil istriku pada Anggoro dengan lembutnya.


“Iya dek.” Sahut Anggoro lalu bangkit dari kursi yang didudukinya sambil mematikan puntung rokoknya dan berjalan menghampiri istriku.


Dengan mesra istriku menyambutnya dan merangkul tangan kanan Anggoro serta berjalan keluar kamar. Aku lalu berjalan mengikuti di belakang mereka sambil membawa beberapa tas kecil berisi sisa botol minuman semalam, strapon yang dibawa Anggoro, dan tas kecil milik istriku. Aku dengan jelas istriku begitu lekat menempel pada Anggoro semenjak keluar kamar sampai ke dalam lift yang membawa kami turun ke lantai dasar.


“Kamu urus check out-nya dulu gih!” Ucap istriku padaku ketika kami tiba di lobby hotel. Aku lalu berjalan menuju meja resepsionis untuk menyelesaikan sisa pembayaran tagihan kamar yang kugunakan semalam yang masih harus kubayar. Setelah aku menyelesaikan pembayaran yang jumlahnya tak sedikit, aku lalu menghampiri istriku dan Anggoro yang sedang duduk berdua di kursi tunggu yang ada di lobby hotel ini.


“Udah mih. Yuk, pulang yuk!” Ucapku pada istriku mengajaknya untuk pulang.


“Aku mau pergi sama mas Anggo. Kamu aja yang pulang ke rumah!” Jawab istriku.


“Maksudnya gimana?” Tanyaku lagi.


“Aku mau nginep di rumah mas Anggo! Ngerti nggak sih?! Kamu pulang aja sendiri ke rumah. Aku sama mas Anggo!” Ucap istriku lagi yang membuatku seperti terkena serangan kecil pada jantungku.


“Lah kan kamu ndak bawa baju?” Tanyaku dengan suara yang lebih, bermaksud mencari alasan supaya istriku mau ikut pulang denganku. Anggoro hanya diam saja mendengarkan perdebatan ku dengan istriku sambil mengalihkan perhatian pada ponselnya.


“Ya beli lha, susah-susah amat sih! Oh iya, aku minta kartu ATM kamu yang silver. Buat beli baju sama kebutuhan aku selama menginap di tempat mas anggo!” Ucapnya lagi meminta kartu ATMku.


Aku tak tau lagi harus berbuat apa, aku sungguh merasa berada di antara persimpangan yang tak ingin kulewati.


“Ya udah, aku ikut juga ya nginep di tempat mas Anggo, mih…” ucapku pada istriku sebagai usaha terakhirku menahan keinginan istriku itu.


“Lah ngapain ikut? Udah buruan sini kartunya, lama banget sih!!”

“Kan kamu sendiri yang bilang kalo aku sama mas Anggo udah kamu resmiin, jadi aku boleh dong pergi sama mas Anggo?” Ucap istriku lagi mengingatkan ucapanku semalam kepadanya ketika memberikan kejutan yang awalnya kukira akan berjalan dengan baik dan tak seperti ini.


Dengan gontai dan lemah, aku lalu membuka kembali dompetku dan memberikan kartu berwarna silver itu kepada istriku untuk dipakainya selama berada bersama Anggoro. Lalu setelah istriku menerima kartu tersebut, istriku langsung menggandeng Anggoro kembali bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kearah tempat parkir.


“Daaah Papiihhh… aku pergi dulu yaaa… Kamu di rumah hati-hati yaaa sendirii, awas kalo nakal! Jangan lupa cari duit yang banyaaak, saldo kartu yang aku bawa kalo sampe habis awas aja!” Ucap istriku dengan nada manjanya menggodaku, dan diakhiri dengan ancaman kembali padaku.


“Tenaang mas, selama sama aku Netty bakalan aman!” Ucap Anggoro padaku lalu mereka berdua berjalan meninggalkan aku sendirian di lobby hotel dengan perasaan cukup sesak di dadaku. Perlahan mereka berdua yang berjalan dengan mesra dan sesekali diiringi dengan tawa istriku, mulai menghilang setelah berbelok ke lorong yang menuju tempat parkir.


Tubuhku bergetar memandang kepergian istriku bersama pria yang kurestui untuk mengisi kehidupan seksual istriku. Dengan lemah dan gontai aku beranjak pelan untuk duduk di kursi lobby hotel ini karena aku masih belum mampu untuk berjalan pulang sendirian ke rumah tanpa istriku bersamaku.


Dalam dilema yang menghimpit diriku, aku kembali menerawang semua fase kejadian yang telah kulewati. Fase dimana istriku mulai memasuki fantasiku, dan terus berjalan sampai dia terlihat sangat menikmati apa yang sedang dijalaninya ini. Dan aku seperti menemukan alasan untuk tersenyum kembali setelah semua yang terjadi malam tadi. Aku tidak mempermasalahkan sama sekali perubahan sikap istriku setelah amarah menghampiri dirinya semalam. Aku lebih melihat dirinya yang pada akhirnya bisa menikmati apa yang menjadi keinginanku, keinginan melihatnya mendapatkan apa yang tidak mampu kuberikan. Dan dia telah memilih menjalani apa yang aku harapkan.


Dan aku yakin dia pasti akan kembali untukku, aku hanya perlu memberikannya waktu untuk menikmati apa yang menjadi kebutuhannya. Dan aku akan tetap menunggunya di rumah kami, dan berharap dirinya akan pulang setelah mendapatkan pemenuhan birahi yang dibutuhkannya. Aku akan tetap menunggunya di rumah kami, karena dirinya-lah yang menjadi kunci utama dari semua fantasiku, fantasi cuckold yang menjadi jalan hidupku saat ini sebagai suami yang bahagia melihat istri tercintanya mereguk birahi dengan pria lain.

.

.

END



Akhirnya selesai juga thread ini setelah 10 bulan tayang di forum tercinta kita ini.
Dan dengan diupdatenya part 30 bagian kedua ini. Maka dengan resmi Nubi nyatakan cerita ini berakhir setelah label tag [TAMAT] terpasang di judul cerita.

Terimakasih tak terhingga buat semua masukan, dukungan, dan beberapa kolaborasi dari suhu sekalian yang ikut mewarnai part-part tertentu di dalam Thread;
"Cuckold Story: Mengubah Istriku".

Akhir kata, semoga karya ini dapat memberi warna tersendiri untuk forum ini.
Terlebih untuk para Cuckolder dimanapun berada, semoga cerita ini bisa dinikmati kita yang memiliki fantasi yang sama.

Good Luck untuk kita semua!!





EPILOG
[HIDE]Hmmmm kelar juga akhirnya, apa masih ada yang penasaran sama nasib para tokoh yang ada di cerita ini pasca Natalie memutuskan pergi bersama Anggoro meninggalkan suaminya? Simak kisah penutup dari mereka semua dalam Epilog Chapter yang akan Cumming Soon dalam beberapa hari ke depan! :bye: See you on the Epilog Chapter!! :sayang:[/HIDE]​
Mantep banget huu
 
Part 29
Marriage Anniversary: Blindfold







POV Nicko



“Mih, Minggu depan kan ulang tahun pernikahan kita nih. Papih rencana mau ajak mamih nginep di hotel yang agak lumayan gitu lah. Mau?”


“Oh iya Minggu depan anniversary pernikahan kita ya pih? Nginep dimana emangnya?”


“Yaa deket-deket sini aja nih. Gak usah sampe keluar kota, dalem kota aja. Nanti papih book kamar hotelnya kalo mami setuju.”


“Yaa mau dong, tapi mau ada acara apaan? Kayaknya mamih mau dikasih surprise nih yaa? Hihihi… Duileh papih, sok romantis amat sih sekarang..”


“Hehehe yaa gapapa dong sekali-sekali mih. Apalagi kan selama ini mamih udah kasih banyak ke papih, udah mau nurutin fantasi papih segala. Ya sekali-sekali papih mau manjain mamih, nginep di hotel berbintang yang bisa ngeliat view kota kalo malem kayaknya asik sih.”


“Mau nginep dimana pih emangnya?”


“Di Hotel Bintang, mau mih?”


“Hmm… Boleh pih, yang penting view nya bagus ya.. Oh iya, di sana kan katanya ada kolam renang di rooftop nya ya pih? Mami dah lama pengen main kesana tau. Iyaa deh, disana aja pih.”


“Ya udah ni papih langsung pesen kamar deh.” Ucapku sambil mengambil ponselku dan membuka aplikasi pemesanan kamar hotel untuk membooking kamar di hotel yang kami sepakati.


“Asikkk… Makasih yaa pih..” ucap istriku kegirangan.


Setelah aku melakukan proses pemesanan dan pembayaran yang semuanya bisa dilakukan secara online, aku langsung mengabari Anggoro tentang hal ini supaya dia juga bisa mengatur jadwalnya sehingga rencanaku untuk memberikan kejutan ulang tahun pernikahan bisa terlaksana dengan sukses dengan kehadiran Anggoro.


Bro, aku dah booking kamar hotel buat tanggal 21 besok ya. Kamu tolong atur jadwal di tanggal itu ya.” Aku mengabari Anggoro melalui pesan WhatsApp.


Oke Nick! Gampang aku sih, pasti aku dateng! Aku udah nyiapin hadiah juga buat kalian berdua.” Bunyi balasan pesan dari Anggoro.


Halah pake bawa hadiah segala, kan kamu yang mau aku jadiin hadiah buat istriku bro!” Balasku lagi.


Udah nggak usah banyak protes deh. Kan aku yang mau ngasih hadiah.” Balasnya padaku.


Hahaha iya deh, hadiahnya buat aku yang bagus ya Nggo!” Balasku lagi.


Beres bro… Pokoknya kalian pasti suka deh. Hehehe” balasnya.


Oke deh, sampe ketemu Minggu depan ya!” balasku


Sipp. I won’t missed that date!” balasnya lagi.


Good!” Balasku menutup percakapan kami sebelum akhirnya ku hapus history percakapan kami berdua seperti biasa, karena selama ini istriku tidak mengetahui jika aku kerap mengobrol dengan Anggoro sampai begini akrabnya. Dan yang kutahu Anggoro juga tidak memberitahukannya kepada istriku tentang hubungannya denganku pula. Yang diketahui istriku hanyalah ketika kesetujuanku untuk mengizinkannya tetap berhubungan dengan Anggoro demi kepuasan fantasiku dan untuk kepuasan dirinya dalam hal seksual ketika istriku bercinta dengan Anggoro. Sementara istriku tak mengetahui, jika Anggoro sudah menemuiku waktu itu dan mengatakan jika dirinya melihatku waktu ketika mereka berdua bertemu dan bercinta liar di rumahku sementara aku berada disana pada waktu yang sama. Istriku tak mengetahui hal itu.



-------
-------


“Yuk berangkat mih!” Ucapku mengajak istriku segera berangkat menuju hotel yang sudah kupesan, malam ini kami dijadwalkan sudah bisa segera check-in supaya bisa merayakan hari pernikahan kami malam nanti ketika pergantian hari.


“Ya pih sebentar lagi siap!” Sahut istriku dari dalam kamar.


“Ayo, dah berangkat yuk!” Ucap istriku lagi, ketika dirinya sudah selesai berdandan malam ini. Malam ini dirinya terlihat cantik sekali walaupun dengan pakaian yang simpel. Ketika keluar, kulihat istriku mengenakan atasan berwarna hijau tosca dengan bawahan jeans yang sempurna membentuk tubuh bagian bawahnya dengan ketat. Riasan wajah yang natural namun sangat pas, menambah kesan cantik dan manis di wajahnya.


“Nanti makan dulu nggak?” Tanya istriku.


“Wuuu makan mulu yang dipikirin. Entar aja sekalian di hotel, papih dah pesen candle light dinner di swimming pool nya.” jawabku sambil berjalan menuju mobil diikuti dengan istriku.


“Wihh asik tuh, candle light dinner di rooftop nya.. Ciyee romantis amat nih si papih!” Sahutnya ketika dirinya masuk dan duduk di kursi sebelahku.


“Halaah bawel deh. Dah yuk jalan sekarang!” Ucapku sambil tersenyum.


“Yeee situ yang nyetir juga. Kita mah cuma penumpang ikut supir mau jalannya kapan.” Sahut istriku bercanda dengan gaya sewot yang dibuat-buat.


“Hahaha yowis.. Dah pasang sana sabuknya” ucapku padanya.


“Halaah deket aja juga! Dah jangan kebanyakan bawel deh kamu, tinggal nyetir doang juga.” Sahutnya lagi-lagi dengan gurauan khasnya ketika kami bercanda seperti ini.


Lalu aku segera menjalankan mobil yang kami gunakan menuju ke tempat tujuan kami. Di perjalanan istriku lebih banyak bercerita tentang apa saja, bahkan sesekali dia juga bersenandung ringan mengikuti alunan lagu yang mengalun dari audio system di mobil ini. Sementara aku hanya sesekali menyahut dan mengomentari cerita-ceritanya, pikiranku seperti sedang tidak berada dimana fisikku berada sekarang. Pikiranku justru menerawang membayangkan apa yang akan terjadi sebentar lagi, aku begitu excited dengan apa yang aku rencanakan malam ini. Dan aku berharap momen spesial kami malam ini, lebih lengkap dengan kehadiran Anggoro yang kuminta untuk menjadi kejutan untuk istriku.


Akhirnya setelah perjalanan yang tidak begitu lama karena kondisi lalu-lintas yang cukup lengang karena hari ini bukan merupakan akhir pekan. Aku segera mengarahkan mobilku ke tempat parkir, dan setelah mendapatkan tempat yang kosong kami berdua segera turun dan menuju ke lobby hotel untuk melakukan konfirmasi ulang pesanan candle light dinner yang sudah kurencanakan, sementara untuk kamar siang tadi aku sudah mengurusnya terlebih dahulu sambil memberikan sedikit sentuhan pada kamar kami supaya lebih mendapatkan suasana romantis untuk acara malam ini.


Kami berdua lalu segera menuju ke dalam lift untuk naik ke rooftop tempat dimana kami akan makan malam. Langsung kutekan tombol lift bernomor 30 dan pintu lift segera menutup dan bergerak cepat menuju puncak bangunan ini.


Setelah kami berdua sampai ke atas, suasananya cukup sepi dan kami segera menuju meja yang sudah dipersiapkan oleh pihak resto. Meja sudah diatur sedemikian rupa dengan dua buah lilin dan dua buah gelas serta sepasang bunga mawar merah dan putih yang mempermanis meja bulat dengan cat berwarna coklat kayu itu.


Istriku tampak berseri wajahnya melihat hadiah awal yang kupersiapkan malam ini.


“Wahhh bagus banget tempatnya, pih.” Ucap istriku dengan antusias.


“Hehehe mamih suka?” Tanyaku padanya.


“Yaa suka dong ahh.. hehehe makasih ya pih!” Jawab istriku sambil beranjak mengambil posisi duduk di kursi yang ada di depanku, demikian juga aku melakukan hal yang sama.


“Mas, pesanan saya sudah bisa dikeluarin ya mas. Istri saya udah laper tuh kayaknya.” Ucapku kepada pelayan resto sambil menggoda istriku.


“Ihh papih mah gitu, yang laper kan bukan aku doang… Wuuuu…” sahut istriku merespon gurauanku.


“Baik pak, Bu. Silahkan tunggu sebentar kami siapkan dulu pesanannya.” Ucap pelayan yang bertugas melayani kami.


“Heh papih kok tumben sih bikin-bikin kayak gini segala?”

“Bunganya bagus deh pih!” Ucap istriku dengan raut wajah bahagia yang terpancar.


“Hehehe yaa gapapa sih, sekali-sekali doang aja kok.” Sahutku.


“Tiap minggu dong dinner kayak gini, masa sekali-sekali doang.” Ucap istriku sambil tersenyum.


Terlihat istriku mengalihkan pandangannya berputar menikmati suasana malam yang cerah ini menikmati pemandangan lampu-lampu kota yang gemerlap di kejauhan. Terlihat sekali keantusiasannya malam ini, akupun juga ikut merasakan kebahagiaan serupa.


“Ssstt.. Pih, ntar bikin anak yuk abis ini.” ucap istriku berbisik kepadaku.


“Hehe.. Yo mesti dong, malam ini pokoknya kita puas-puasin deh di kamar entar.” sahutku menjawab ucapan istriku.


“Permisi pak, Bu. Ini pesanannya” ucap pelayan yang mengantarkan makanan dan meletakkan makanan yang kupesan untuk kami nikmati malam ini.


“Baik pak. Kalau ada apa-apa silahkan panggil aja. Permisi..” Ucap sang pelayan sambil undur diri dari meja kami.


“Duh enak nih pih kayaknya.” Ucap istriku ketika melihat makanan yang tersedia di meja.


“Yaudah makan gih, abis itu kita ngamar! Haha” ucapku pada istriku. Lalu kami berdua mulai menikmati santapan yang sudah tersedia dengan lahap. Selama makan malam ini kami berdua begitu menikmati suasana yang terbentuk. Sesekali kami saling bercerita diselingi candaan yang membuat suasana malam ini semakin mendekatkan kami berdua. Aku juga sesekali menyinggung Anggoro dalam obrolan kami, dan direspon cukup antusias oleh istriku. Dia cukup banyak bercerita tentang hubungan mereka dahulu yang masih berlanjut sampai saat ini. Di tengah-tengah pembahasan kami mengenai Anggoro, tiba-tiba aku kembali merasakan horny yang perlahan menyeruak kembali di dalam jiwaku. Aku semakin tidak sabar menunggu sampai waktunya nanti.


----
----


Makan malam romantis yang kami nikmati akhirnya berakhir, dan kami berdua segera menuju ke kamar yang ku pesan, yang terletak di lantai 15. Aku bersama istriku berjalan beriringan di lorong yang menuju kamar kami berada. Ketika sampai di depan kamar, aku segera menempelkan card lock yang kubawa sehingga pintu kamar ini akhirnya terbuka dan kami pun masuk kedalam bersama-sama.


“Wuaaahhh cantik banget kamarnyaa…” ucap istriku terperangah dengan suasana kamar ini. Kamar yang sebelumnya sengaja aku tambahkan beberapa lilin dan taburan bunga di ranjang berukuran queen size tersebut.


Istriku lalu berjalan perlahan menyusuri kamar ini, dan memperhatikan detail-detail yang ada di kamar ini. Wajahnya masih menampakan kekaguman pada suasana kamar yang akan kami gunakan malam ini.


“Udah kayak lagi bulan madu aja nih kamar. Hiasannya bagus banget.” Ucap istriku mengomentari suasana kamar ini.


“Dulu pas nikah kan kita gak sempet bulan madu mih, yaa itung-itung malam ini buat gantiin bulan madu kita dulu deh. Hehehe" Ucapku padanya menyinggung tentang bulan madu yang dulu belum sempat kami lakukan karena sesuatu hal.


“Asikk banget dah kamarnya.” Ucap istriku sambil rebahan di ranjang yang bertaburan bunga.


“Mamih jadi kayak ratu-ratu di kerajaan deh kalo kayak gini.” Ucapnya lagi masih dalam kondisi tiduran di atas ranjang.


“Memang ini malem mamih bakal papih jadiin ratu semalaman. Dan aku sudah siap buat melayani dan menuruti semua permintaan sang ratu malam ini.” Ucapku sambil mengambil posisi berlutut di samping ranjang persis di sebelah tubuh istriku.


“Hmm beneran yaa.. Ya udah kalo gitu, pertama pijetin dulu dong kakiku, pegel nih!” Ucap istriku menyuruhku memijat kakinya yang segera kuturuti, aku kemudian mengambil posisi di sisi kaki istriku dan mulai memijat kedua kakinya.


Ketika aku memijat istriku, dia hanya tetap berbaring terlentang sambil memejamkan matanya seperti menikmati layanan pijatku kali ini. Perlahan aku mulai menggeser pijatanku bergerak menuju pahanya dan sesekali sengaja kusentuh pangkal pahanya bermaksud memancing istriku.


“Hemmm jangaan kesitu-situ dulu ahh pih!! Pijetin kakinya dulu!” Ucap istriku memprotes tindakanku. Aku hanya bisa menuruti permintaannya dengan kembali memijat betisnya dan tungkai kakinya.


“Nah, iya disitu bener.. Katanya malem ini mamih mau dijadiin ratu kan? Jadi papih mesti nurut apa kata ratu. Jangan bantah apalagi nolak permintaan ratu lho ya? Hihihi” ucap istriku sambil tertawa kecil, mungkin dia merasa lucu dengan ucapanku yang mengatakan jika dirinya akan dijadikan ratu semalam kali ini.


“Siap, tuan putri….” Sahutku singkat sambil tetap memijat lembut kakinya.


“Nah gitu dong…Hehe”

“Eh, asik juga yaa kalo mamih diginiin tiap hari. Jadi tuan putri tiap hari mauu dong.” Ucapnya padaku.


“Wuuu maunya, ntar deh papih pertimbangin lagi. Masa papih tiap hari dijadiin pelayan terus.. Rugi bandar dong papih ntar. Hahaha” sahutku sambil tertawa.


“Dasar si papih perhitungan sama istrinya sendiri nih. Kan mamih udah nurut terus sama papih lho, sekali-sekali dong papih yang nurut sama mami.” Ucapnya sambil menikmati pijatanku.


“Iyaa deh, malem ini aku bakal nurutin semua mau kamu.” Ucapku padanya. Setelah mengucapkan itu, justru libidoku mulai merasuk perlahan. Malam ini sudah kuputuskan untuk menuruti segala perintah atau kemauan istriku nanti. Aku menjadi horny karena membayangkan akan seperti apa malam ini nantinya setelah kedatangan


“Hahaha asikkk… Bener tapi yaa awas lho kalo bohong.” Ucap istriku sambil tertawa seperti kegirangan. Sepertinya dia betul-betul bahagia dengan ucapanku yang mengatakan akan menuruti semua kemauannya malam ini.


“Sini pih, pijet kakinya udah. Sekarang cium duku dong.” Ucapnya padaku dengan manja seperti biasanya.


“Duh, mulai deh kolokannya” ucapku mencibir kelakuan istriku.


“Huuftt tadi katanya mau nurut, disuruh nyium aja langsung gitu deh si papih.” Ucapnya merajuk. Aku hanya tersenyum sambil menjulurkan lidahku dan segera mendekat padanya untuk mencium istriku.


“Cupph....!! ”Aku mengecup pipi istriku.


“Jidat!”

“Cuphh..”

“Hidungnya!”

“Cupph…”

“Bibirnya!!”

“Cupph..”


Dan langsung kulanjutkan dengan mengulum bibir dan memainkan lidahnya dalam hisapan mulutku setelah menciumi bagian-bagian wajahnya seperti yang dimintanya padaku sebelum ini.


Istriku juga membalas bibirku yang saat ini masih terus menjelajahi mulutnya. Suara desahannya mulai terdengar dan matanya mulai terpejam seperti meresapi ciuman kami berdua saat ini. Sambil terus melumat mulut istriku, perlahan aku mengarahkan tanganku untuk meraba dan meremas kedua toket istriku.


Lumatan kami terus berlanjut, kedua lidah kami saling bertautan mengejar satu sama lain di dalam sana. Aura birahi mulai terpancar di kamar ini, kami berdua mulai meluapkan birahi dan rasa sayang kami berdua. Suasana yang berlangsung saat ini begitu intim dan mesra. Aku berusaha mencurahkan segala rasa cintaku pada istriku saat ini, di momen yang spesial ini, dan kurasa istriku yang tercinta ini juga sedang melakukan hal yang sama.


“Buka ya?” Ucapku padanya di sela-sela ciuman kami yang mulai panas.


Istriku hanya menganggukan kepala dan mengangkat kedua tangannya untuk mempermudah diriku membuka pakaian yang dikenakannya. Segera saja kuloloskan pakaian istriku sehingga kini terpampang toket besarnya yang masih terlindungi oleh bra yang dikenakannya. Tak buang waktu lebih lama, segera kutarik pengait bra dan melepasnya.


Aku langsung melumat dengan penuh nafsu kedua toket istriku ini, semakin aku bernafsu ketika kubayangkan jika toket istriku yang sedang kulumat ini pernah dan sering juga dinikmati oleh pria lain. Terutama pria yang akan datang malam ini untuk bergabung dengan kami berdua di malam spesial ini.


Istriku hanya melenguh menikmati jilatan dan hisapanku di kedua putingnya sambil memegangi kepalaku yang sedang bergerilya di bukit indahnya itu.


Sebentar kulepaskan mulutku dari dada istriku dan bergerak untuk melepas celana jeans yang dipakainya. Namun sebelum aku melepas kancing celananya itu, istriku merebutnya dan membukanya sendiri. Sementara aku juga segera membuka seluruh pakaianku, sehingga saat ini kami berdua sudah telanjang tanpa sehelai benang.


Istriku lanjut membuka kedua pahanya, dan mengarahkan tanganku ke memeknya. Aku mengerti apa yang diinginkannya, segera saja kurangsang memeknya dengan tanganku sementara ciuman kami berdua kembali berlangsung.


Dalam ciuman panas ini, tanganku terus bergerak menggesek klitorisnya yang sudah mulai basah dengan cairan kelaminnya. Desahannya terus terdengar begitu merdu di telingaku. Pinggulnya digerak-gerakan ke kiri dan kanan yang menandakan jika sebentar lagi istriku akan mendapatkan orgasmenya.


Aku semakin mempercepat gerakan tanganku untuk mengantarnya meraih orgasme secepat mungkin. Istriku memang bisa meraih orgasmenya dengan cepat apabila memeknya kurangsang dengan teknik fingering seperti ini, namun akan menjadi lain ceritanya jika kontolku yang melakukannya, sodokan kontolku tak pernah mampu mengantarkannya menuju puncak kenikmatan ketika kami ngentot.


“Aooughhh!! Papiihhh. Ahhh. Terusshh pihh… aaarggghh ssshh aaashhh...yeeaah!” Desahnya meledak dibarengi dengan kedutan-kedutan di memeknya, pinggulnya sampai mengejang beberapa kali karena terpaan orgasme yang kuberi lewat rangsangan jemari tanganku.


Beberapa saat sambil menunggu gelombang orgasme yang baru diraihnya mereda. Aku terus mencium dan melumat kedua bibirnya, jepitan kedua pahanya semakin mengendur sehingga aku bisa melepaskan tanganku yang baru saja melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai pembuka.


“Basahin bentar mih.” Ucapku sambil bersingut ke atas tubuh istriku, dan menyodorkan kontolku ke mulutnya.


Istriku lalu menggunakan mulutnya mulai melahap batang kontolku. Dimaju-mundurkan kepalanya untuk memberi rangsangan pada batang kontolku. Aku hanya bisa memejamkan kedua mataku merasakan hisapan mulutnya, menikmati service oralnya yang aku akui sangat nikmat. Selama melahap kontolku, istriku tak sekalipun melakukan deepthroat seperti yang biasa dilakukannya pada Anggoro ketika mereka ngentot, bahkan pada saat siaran langsung yang kulihat kemarin, berulang kali bahkan istriku melakukan deepthroat pada kontol Anggoro, dan terlihat sangat menikmati.


“Piuhhh!! Dah, pih ayo masukin!” Ucap istriku sesaat ketika melepaskan kontolku dari mulutnya.


Aku lalu mengarahkan kontolku tepat di depan lubang memeknya yang sudah terbuka merekah siap menerima kontolku untuk bermanuver disana.


“Uugghhhss.. Aaahhhss…” desahku ketika perlahan kumasukkan kontolku kedalam lubang surgawi milik istriku ini. Setiap gesekan yang terjadi semakin membuatku serasa terbang ke surga kenikmatan.


Setelah kurasa kontolku sudah sempurna bersemayam di memek istriku, aku perlahan segera menggerakkan pinggulku menggenjot memeknya itu. Posisi istriku membuka lebar kedua pahanya memberi akses sedalam mungkin yang bisa dicapai untuk membenamkan seluruh batang kontolku yang tetap saja tak mampu masuk seluruhnya karena pinggulku tertahan pantat dan pahanya yang besar itu.


Panjang kontolku yang 13 centimeter ini seperti tak maksimal karena sekitar 3 atau 4 sentimeter batang kontolku seperti terbuang percuma karena tak mampu ikut masuk ke dalam memek istriku sehingga otomatis hanya tiga-perempatnya saja yang masuk atau sekitar 9 sampai 10 sentimeter saja.


Aku sebenarnya agak curiga hal inilah penyebabnya sehingga pejuhku tak bisa membuahi sel telur istriku, semprotannya tak akan mampu menjangkau dinding rahim istriku yang pernah ku-ukur dengan menggunakan dildo yang kumasukkan sampai mentok mendorong sisi terdalam memek istriku itu, adalah sejauh 13 sentimeter juga. Sementara panjang kontolku yang mampu masuk ke dalam hanya sekitar 9 sentimeter, dan ternyata jarak 4 sentimeter yang tersisa kupikir akan sulit ditembus sperma milikku.


Tadinya aku sempat merayu istriku untuk ngentot dengan Anggoro pada masa suburnya supaya istriku bisa hamil dari benih anggoro. Namun istriku masih menolak dengan alasan hanya mau memiliki anak hasil dari benihku. Karena memang selama ini, istriku hanya mau menerima ajakan Anggoro hanya pada masa-masa tidak suburnya, dan itu dia jaga betul sampai saat ini. Kebetulan malam ini adalah 2 hari sebelum memasuki masa subur istriku. Kuharap nanti istriku tidak akan menolak ketika Anggoro akan mengentotnya di depanku seperti yang sudah kurencanakan karena malam ini belum merupakan masa suburnya.


“Ahhh…ahhh...ahhh…Enaak bangeet sayang memeknya… Ugghh papih mau keluar nihh..” Belum lama aku menggenjot memek istriku, namun aku harus berjuang sekuat tenaga untuk menunda muncratan pejuhku yang terasa sudah mengumpul di ujung siap untuk melesat.


Beberapa kali aku harus mencabut batang kontolku untuk menghindari muncratnya pejuhku. Aku berusaha untuk bisa lebih lama memperpanjang durasi penetrasi yang kulakukan ini, bukan untuk kembali membawa istriku meraih orgasme lagi dengan penetrasi ini, itu hal yang akan sangat sulit kuwujudkan. Aku menunda lebih lama durasi ini hanya semata supaya aku bisa merasakan kenikmatan memek istriku lebih lama lagi.


“Jangaan dicabut-cabut terus… Nanti muncrat diluar pejuhnya…” ucap istriku sambil menatap wajahku yang sedang berusaha keras untuk menahan orgasmeku yang sudah diujung ini.


“Ahhhss… Keluarin yaa mih, papih dah nggak tahan… enak banget abisnya nih memek.” Ucapku menyerah dan kembali membenamkan kontolku di lubang itu.


Hanya beberapa genjotan yang bisa kulakukan sampai pada akhirnya bermili-mili pejuhku bermuncratan di dalam memek istriku dibarengi dengan racauannya yang keenakan karena puncak kenikmatan yang dahsyat ini. Aku menekan sekuat mungkin pinggulku, supaya kontolku bisa terbenam maksimal dan spermaku bisa berpeluang untuk meraih mulut rahim istriku. Aku hanya bisa berusaha sekuat mungkin, sementara hasilnya kuserahkan pada yang kuasa dan proses alamiah pembuahan di dalam sana.


“Enak nggak pih?” Tanya istriku padaku dengan santainya ketika aku masih mengejang merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme yang kudapatkan.


“Enaak mih, enaakh banget… Esshhht” ucapku sambil mendesis keenakan karena kegel yang dilakukan istriku.


“Memeknya siapa yang enaak?” Tanyanya lagi.


“Memeknya mamih… Ahhssh… Memeknya istriku yang enaak..” jawabku padanya.


Percakapan itu selalu terjadi dan pertanyaan itu yang selalu terlontar dari istriku sehabis aku mengentotnya. Aku memahami keinginan istriku untuk dipuji, sehingga melontarkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Dan aku pun pasti akan melontarkan pujian-pujian padanya seperti yang aku lakukan itu untuk memberi makan egonya sebagai wanita.


Perlahan kurasakan kontolku mulai mengecil dan lemas sehingga dengan pelan kucabut dari memek istriku. Dan seperti kejadian yang sudah-sudah, pejuhku akan kembali mengalir keluar karena tak mampu menembus lebih dalam lubang memek istriku, banyak benihku yang akhirnya gugur dan tumbang ketika seharusnya mereka berenang lebih dalam menjemput sel telur yang bersemayam di ujung mulut rahim istriku.


“Ambilin lap tissue pih, buruan!” Perintah istriku padaku, karena sudah terlalu biasa terjadi istriku tak lagi menampilkan kekecewaan yang dulu biasa terjadi pada awal-awal pernikahan kami. Kalau dulu, dia akan terlihat kecewa ketika pejuh yang aku tembakkan kembali tumpah keluar sehingga memperkecil peluang aku bisa menghamilinya. Mungkin salah satu faktor adalah tubuh gemuk istriku, apalagi bentuk bokong dan pahanya yang besar sehingga membuat dinding memek istriku menjadi lebih sempit sehingga tidak memungkinkan untuk spermaku menembus dinding memek yang masih tersisa 4 sentimeter itu.


“Mudah-mudahan jadi, ya pih!” Ucap istriku lembut.


“Iya mih..” jawabku singkat sambil memeluk istriku dari samping dan kemudian kami saling terdiam sesaat.


“Mamih tadi belom nyampe ya mih?” Ucapku memecah diam.


“Nyampe apaan?” Tanyanya balik.


“Belom puas, papi dah keburu ngecrot.. Hehehe” jawabku dengan sedikit tertawa ringan bermaksud bergurau.


“Halaah itu mah nggak jadi soal pih, yang penting pejuh papih masuk semua dulu aja. Urusan aku puas atau nggak urusan belakangan itu mah.” Jawab istriku.


“Eh iya. Itu kalo pas sama anggoro. Pejuhnya dia masuk semua ya mih?” Tanyaku memancing istriku.


“Hmm iya pih. Dia kalo nyemprot kayak berasa sampe diujung, yang keluar dikit doang.” Sahut istriku enteng menjawab pertanyaanku barusan. Memang semenjak kami saling terbuka dan membuat kesepakatan untuk memasukan pria lain ke dalam kehidupan ranjang kami berdua, pembahasan seperti ini sudah terlalu biasa kami lakukan. Dan istriku juga tak lagi menutup-nutupi apa yang dirasakannya.


“Dia sih kontolnya emang panjang sih ya, mih? Pantes lah kalo bisa mentok sampe keujung. Emang kira-kira kontolnya si Anggoro panjangnya seberapa sih mih?” Ucapku lagi.


“Tau dah lupa pih. Dulu kita pernah ngikut waktu jaman pacaran, kayaknya kalo nggak 16 ya sekitar 17an lah. Lupa mamih..” Jawab istriku lugas.


“Hmm ya pantes, dikurangin 4 centi aja masih sisa 13 centi mih. Pas kan tuh sampe mentok ke dalem, mamih kan memeknya 13 centi sampe mentok ke dalem kan?” Ucapku padanya.


“Iya kali!” Sahut istriku singkat.


“Kalo pas subur, terus dia ngecrot di dalem pasti jadi tuh mam.” Pancingku padanya.


“Dih papih. Makanya mamih nggak pernah mau kalo dia ngajakin ngentot pas mamih lagi subur. Ntar jadi, ribet lagii.. Nggak ahh!” Jawab istriku menghindar terhadap pancinganku.


“Hehehe… Kali aja mamih mau jadiin itu pejuhnya Anggoro.” Ucapku lagi.


“Nggak lah pih, mami maunya benih dari kamu. Bukan orang lain. Mas Anggo cuma boleh muasin mami aja, nggak boleh sampe ngehamilin mamih!” Sahutnya lagi, kali ini dengan nada suara sedikit lebih tinggi.


“Iyaa deh, iyaa.. Papih kan cuma nanya doang mih. Kalo mamih mau, papih gapapa kok, bener! Yang penting dia nanti harus rela kalo anak itu nanti jadi anak aku sama kamu.” Jawabku memberikan alasanku.


“Dasar setress! Dah sama ambilin minum! Kebanyakan ngomong jadi ngelantur! Bikin badmood aja!!” Sahut istriku ketus. Aku lalu segera beranjak gontai dari tempat tidur menuju meja tempat disediakannya air minum dari pihak hotel.


Ketika aku mengambil air minum yang diminta istriku, kudengar ponselku yang berada di atas meja rias dekat dengan posisiku berdiri ini berbunyi tanda ada pesan yang masuk. Sejenak aku beralih ke arah ponselku dan membuka pesan tersebut yang ternyata dari Anggoro yang mengatakan jika dirinya sudah berada di lobby hotel ini dan sedang menuju lift untuk naik ke lantai tempat kamar kami berada. Senyumku langsung tersungging dari bibirku sebelum aku beranjak kembali ke ranjang untuk memberikan minuman yang kubawa ini kepada istriku.


“Nih minumnya mih.” Ucapku sambil mengasungkan gelas yang kulegang padanya.


“Glekk..glekk..glekk..Ahhh..” terlihat istriku membasahi tenggorokannya karena haus barusan.


“Nih!” Ucapnya masih ketus sambil memberikan gelas yang digunakannya. Aku lalu menerima gelas tersebut dan menaruhnya kembali ke meja tempat minuman itu berada.


“Yaelaah masih badmood aja, mih..” ucapku menggodanya.


“Tau ahh, papih sih rese!” Ucapnya dengan wajah yang terlihat ngambek.


“Yaudah, biar nggak badmood lagi. Papih ada kejutan hadiah buat mamih. Nih udah otewe kesini hadiahnya.” Ucapku sambil mengelus rambutnya.


“Hadiah apaan pih? Papih pesen apaan emang? Kue ya? Apa kalung?” Tanyanya antusias.


“Weleh matre amat sih, nih si mamih!” Ucapku mencibirnya.


“Yaudah biar gak penasaran sekarang mamih matanya ditutup dulu ya.” Lanjutku meminta untuk menutup matanya.


“Apaan sih pake tutup-tutup mata segala?” Sahut istriku mempertanyakan permintaanku barusan.


“Udah deh, nurut aja jangan protes dulu makanya. Mau dikasih surprise nggak?” Ucapku memotong pertanyaan baliknya.


“Apa ini nih, ditutup pake ini aja deh biar nggak ngintip-ngintip matanya.” Ucapku ketika melihat kaos istriku yang tergeletak di ujung ranjang, dan segera kuambil untuk kugunakan menutup mata istriku.


“Ihhh papihh mau surprise apaan sih sebenernya?” Ucap istriku masih penasaran tentang apa yang akan kurencanakan.


“Ssstt!!” Bibirku memberi tanda padanya untuk tetap diam.


Setelah kaos yang kupakai untuk menutup kedua mata istriku berhasil terpasang melingkar menutupi matanya, aku beranjak turun perlahan dari ranjang dan membiarkan istriku dalam posisi duduk dengan tubuh yang masih telanjang. Kupikir ini akan menjadi surprise juga buat pria yang sebentar lagi akan tiba, melihat menu utamanya sudah tersaji dan siap disantap ketika dirinya masuk ke dalam kamar ini.


“Jangan ngintip ya!” Ucapku sekali lagi pada istriku.


“Hemmm!!” Sahutnya tanpa mengucapkan kata.


Aku lalu berjalan menuju ke arah pintu, dan mengintip dari lubang pantau yang terdapat di pintu tersebut namun belum kulihat kehadiran Anggoro di depan sana. Aku lalu kembali menengok keadaan istriku untuk memastikan jika dia masih dalam kondisi yang sama. Aku kembali melangkah sekali lagi menuju lubang pantau untuk mengecek kehadiran Anggoro.


Ternyata Anggoro yang kutunggu kedatangannya akhirnya tiba di depan kamarku. Kulihat dirinya datang mengenakan kaos berwarna merah yang ditutupi blazer hitam dipadu dengan celana jeans, santai namun terlihat pas. Tanpa perlu menunggu lama, aku segera membuka pintu kamar secara perlahan dan segera meminta Anggoro untuk masuk kedalam dengan kode tangan supaya tidak menimbulkan suara. Dadaku berdetak kencang seperti direndam hormon adrenalin yang cukup tinggi pada momen saat ini.


Ketika Anggoro masuk, kulihat dia menjinjing sebuah kantong kecil polos berwarna biru muda di tangan kanannya. Entah apa isinya, mungkin hadiah untuk kami seperti yang kemarin dia janjikan. Aku tak terlalu berfokus pada apa yang dibawanya, aku segera mengarahkan dirinya untuk masuk ke kamar secara perlahan supaya tak menimbulkan kecurigaan pada istriku yang masih berada di atas ranjang.


Anggoro sedikit kaget ketika pertama masuk tadi ketika melihat diriku yang masih bugil tanpa sehelai benangpun.


Nick! Kok kamu ginii?” Ucapnya sambil berbisik.


Udah santai aja, cepetan masuk.” Sahutku dengan berbisik juga supaya tak terdengar istriku.


Ketika Anggoro masuk mendekat ke arah ranjang tempat dimana istriku berada. Wajahnya juga terlihat terkejut melihat kondisi istriku yang juga sama sepertiku, namun dengan mata tertutup.


Sorry tadi aku mulai duluan sama Natalie.” Ucapku masih berbisik.


“Pihh… Pihh… Kok lama banget sih??” Suara istriku mencari keberadaanku, yang mengagetkan kami berdua.


“Ehm.. Iyaa sebentar yaa, nih udah kok hadiah yang tadi aku bilang.” Sahutku pada istriku supaya dia tidak menjadi lebih bingung mencari keberadaanku.


Buruan buka baju kamu! Langsung ke sana!” Bisikku pada Anggoro sambil menunjuk kearah istriku.


Lalu dengan perlahan Anggoro menaruh kantong bawaannya di meja dan dengan segera namun perlahan-lahan langsung membuka seluruh pakaiannya. Sehingga sekarang kami bertiga sudah tak ada yang berpakaian lagi. Kulihat kontol Anggoro sudah keras sempurna dan dirinya melangkah mendekat ke arah ranjang.


Aku lalu juga mendekat kearah istriku dan meraih tangan istriku dan mengambil posisi di sebelah istriku, sementara Anggoro berdiri di samping ranjang dengan kontol yang mengacung sempurna. Kulihat wajah Anggoro seperti singa lapar yang melihat seonggok daging lezat yang siap untuk diterkam dan dinikmati.


Aku lalu memberikan kode pada Anggoro untuk tetap berdiri pada posisinya yang sekarang. Dan sambil memegang tangan kanan istriku, perlahan kuarahkan tangannya ke arah batang kontol Anggoro yang berjarak cukup dekat.


“Tangannya sini mih. Nih hadiahnya udah di depan mamih sekarang. Pelan-pelan yaa, jangan buka matanya dulu sebelum aku minta.” Ucapku berbisik disamping telinga istriku.


Lalu istriku secara perlahan menggerakkan tangannya mengikuti arahanku mendekat pada Anggoro. Kuarahkan perlahan tangannya untuk menyentuh batang daging yang keras sempurna itu.


“IH APAAN INI PIH??” Ucap istriku agak berteriak dan menarik cepat tangannya setelah sentuhan singkat tangannya di ujung kepala batang kontol Anggoro.


“Ssttt… Jangan ditarik dulu dong. Dirasain dulu itu apa yang papih siapin buat mamih. Pegang pelan yaa.” Ucapku membujuk istriku yang terlihat sangat terkejut tentang apa yang tadi disentuhnya.


Lalu kembali secara perlahan kuarahkan tangan istriku mendekat ke arah yang sama. Namun kali ini aku sedikit memberikan dorongan supaya tangan istriku menyentuhnya dengan lebih jelas lagi. Dan ketika telapak tangan istriku kali ini berhasil kusentuhkan pada batang kontol Anggoro dengan lebih lekat. Istriku kembali terkejut kembali menarik tangannya dengan cepat dan membuka tutup mata yang tadi kupasang. Raut wajah yang sangat menampakan keterkejutan itu semakin terlihat ketika dirinya menyadari sebatang kontol besar dan keras sempurna tepat berada di depan wajahnya.



“MAS ANGGO???”


“PAPIH APA-APAAN INI???”



[HIDE]

[/HHID
Magnifiko https://media2.giphy.com/media/YRuF...brnbodiu7h2otaiofkubd030ahvjd7vr&rid=200w.gif
 
----------
Part 25
Mengencani Istrinya.







POV Orang Ketiga


Tidak berapa lama setelah menutup telepon dari Natalie, Anggoro segera mempercepat laju mobil yang dikendarainya menuju rumah kediaman Natalie. Dalam hatinya merasa sudah tidak sabar untuk bertemu dengan wanita yang pernah menjadi kekasihnya itu. Apalagi setelah pertemuan terakhirnya ketika yang secara tak sengaja dan berakhir dengan persetubuhan panas antara dirinya dan Natalie. Awalnya dia agak bingung dengan sosok keberadaan Ricko yang saat itu bersama Natalie, dengan bagaimana hubungan Natalie dan pria itu. Sehingga waktu itu dia bahkan bisa bercinta dengan Natalie dengan 'seijin’ Ricko. Namun Anggoro saat itu tidak mau ambil pusing karena lebih begitu besar rasa kegembiraan dihatinya ketika bisa mendapatkan kesempatan untuk kembali bernostalgia menikmati kembali tubuh Natalie yang pernah memberikan kepuasan padanya dulu. Dan hari ini setelah beberapa bulan tak bertemu Natalie dan hanya berkomunikasi biasa lewat WhatsApp terkadang diselingi chatsex juga phonesex seperti semalam, justru Natalie sendiri yang mengundang dirinya datang kerumahnya untuk berkencan karena Natalie bilang suaminya akan seharian ini tidak berada di rumah. Dan kesempatan itu tidak disia-siakan olehnya, walaupun dalam hatinya ada sedikit keraguan untuk memenuhi undangan Natalie awalnya tapi Anggoro memutuskan untuk tetap datang karena didorong keinginan untuk bercinta dengannya.


Memang setelah persetubuhan antara Anggoro dan Natalie dirumahnya waktu itu, dia masih berhubungan dengan Natalie maupun Ricko lewat pesan singkat. Dari Ricko sendiri akhirnya dia mengetahui jika ternyata Natalie di belakang suaminya, menjalin hubungan birahi dengan Ricko. Dan mengapa Ricko seakan mengijinkan Anggoro untuk bercinta dengan Natalie, adalah karena Ricko melihat ada hubungan spesial antara Natalie dan dirinya, dan itu benar. Hanya saja Ricko memberikan syarat kepadanya untuk supaya menjaga agar Nicko tidak mengetahui jika dirinya pernah bercinta dan masih berhubungan dengan istri dari Nicko dan Ricko akan menjaga rahasia tersebut. Anggoro jelas menyanggupi syarat tersebut, karena dalam hatinya dia sudah merasa begitu senang dan bahagia punya kesempatan menjalin kasih dengan Natalie. Selain itu dia juga sudah menetapkan hati tidak ingin merusak hubungan suami istri antara Nicko dan Natalie. Jika pun nanti dia harus mundur karena ketahuan oleh Nicko, dia juga akan melakukannya dengan tanpa paksaan.


Sementara Natalie menunggu di ruang tamu menanti kedatangan Anggoro dengan perasaan tak sabar membayangkan petualangan birahi yang akan dilakukannya hari ini telah membuat hatinya excited bukan kepalang. Bercinta dengan mantan kekasihnya di rumah ini dengan suaminya jelas mengetahui dan mengijinkan hal tersebut terjadi, sungguh membuat dirinya merasa menjadi seorang wanita dan istri yang binal. Namun inilah yang diinginkan suaminya, dia merasa beruntung mengetahui kenyataan tersebut. Dan dia sudah menetapkan dari awal juga akan ikut menikmati petualangan-petualangan birahi hanya dengan pria-pria yang diketahui dan diijinkan suaminya, dan tidak akan mencari pria baru yang suaminya tidak tau ataupun tidak mengijinkan. Dia juga hanya ingin melakukan ini untuk memuaskan fantasi seks suaminya yang pernah dibahas berdua dengan suaminya tersebut.


Nicko sendiri saat ini sedang merasakan situasi yang membuatnya aneh. Setelah pagi tadi dirinya mendapatkan hukuman dari istrinya dengan mengunci kontolnya dengan sebuah botol plastik yang dibuat istrinya. Dirinya sebenarnya begitu bersemangat mengetahui sesaat lagi akan melihat sendiri istrinya beradu birahi dengan seorang pria yang dia ketahui pernah mempunyai hubungan sangat spesial dengan istrinya. Libidonya yang terlecut dengan kenyataan itu, berbanding terbalik dengan kondisi kontolnya yang ngaceng namun dalam kondisi terkurung alat yang dipasangkan istrinya di kontolnya. Terjebak antara birahi dan ketidakmampuan kontolnya untuk ereksi maksimal menimbulkan sensasi tersendiri dalam birahi Nicko, sehingga dadanya selalu bergemuruh dari pagi sampai saat ini. Sesekali dia harus menekan libidonya supaya dia tidak tersiksa dengan sensasi aneh ini.




POV Anggoro


“Aku sebentar lagi sampe yaa..”
“.........”
“Oke!”


Aku menelepon kembali Natalie untuk mengabarkan jika posisiku sudah dekat, setelah berbelok masuk ke gang arah rumahnya aku justru melihat di depan rumah berwarna hijau dengan pagar coklat itu terparkir sebuah kendaraan roda empat yang aku tau adalah milik keluarga muda ini.


Aku menjadi ragu karena semalam dan barusan Natalie bilang kepadaku jika Nicko suaminya sedang pergi luar kota sedari pagi. Aku memutuskan untuk berhenti sejenak dan meneleponnya lagi.


“Haloo dek, ini aku udah di gang rumahmu. Itu kok mobilmu ada parkir di depan sih? Katanya mas Nicko pergi?”
“..........”
“Serius aman nih?”
“Yaudah mas kesana ya. Langsung parkir depan rumah aja kan?”
“........”
“Ya ntar mas parkir di belakang mobilmu”


Setelah mendapatkan keyakinan jika situasi aman, dan Natalie mengatakan jika suaminya pagi tadi pergi dengan dijemput oleh rekannya untuk pergi ke Solo, aku menjadi lebih rileks karena aku jujur ini pengalaman pertamaku mengunjungi istri orang walaupun istri orang ini adalah mantan kekasihku sendiri.


Sesampainya aku di depan rumah Natalie, aku segera memposisikan mobilku di tempat yang sesuai dan tak menghalangi jalan supaya aku tidak perlu lagi keluar rumah untuk memindahkan posisi mobilku lagi, karena sungguh beresiko jika ketahuan oleh tetangga-tetangga dekatnya. Beruntungnya aku kondisi pagi ini sudah cukup sepi karena orang-orang sudah sibuk dengan urusan dan pekerjaannya masing-masing sehingga aku bisa meminimalkan berpapasan dengan orang lain.


Aku langsung berjalan membuka pintu pagar rumah Natalie karena tadi dia berpesan supaya aku langsung masuk ke dalam karena memang pintu pagar tidak dikuncinya supaya aku bisa masuk tanpa dia keluar untuk membuka gerbang ketika aku datang. Tak lupa aku menggembok kembali pagar rumah ini sebelum aku beranjak masuk ke teras dan menuju pintu masuk rumah pasangan suami-istri ini yang akan menjadi tempatku berselingkuh dengan mantan kekasihku Natalie.


Tanpa mengetuk lagi, aku langsung membuka pintu dan segera masuk tanpa melepaskan sepatu yang kukenakan karena untuk mengurangi kecurigaan oleh orang lain. Sampai di dalam aku melihat Natalie sedang berjalan ke arahku menyambut kedatanganku, aku cukup terpesona dengan apa yang kulihat. Walaupun jujur dari terakhir dia bersamaku dulu dia lebih gemuk sekarang, namun justru malah membuat dia terlihat lebih seksi di mataku. Pakaian satin merah dengan motif bunga yang dikenakannya saat menyambutku ini membuatnya menawan dan muncul kesan bitchy dari sosok wanita ini begitu saja. Mengetahui kenyataan jika dia sedang bersamaku yang bukan siapa-siapanya, berselingkuh lebih tepatnya karena suaminya sedang tak di rumah, justru membuat pikiran liarku merasuki ku saat ini. Adrenalin berselingkuh dengan istri orang membuat libidoku perlahan langsung beranjak naik karena ini pertama kalinya untukku.


“Eh, udah nyampe mas?” Sapa Natalie padaku dengan lembutnya seperti benar-benar menyambut seorang kekasih ataupun suami. Aku merasa dianggap spesial oleh wanita ini dengan sapaan lembutnya ini.


“Iya dek..” jawabku singkat sambil membuka sepatuku.


“Taro situ aja mas sepatunya ya, mas Anggo udah sarapan? Nih aku siapin sarapan tadi, roti bakar aja gapapa kan buat ganjel-ganjel kalo belum sarapan. Nanti kalo mau makan lagi, pesen aja kita ya.” Ucap Natalie padaku.


“Wah disiapin sarapan segala nih, kayak siapa aja. Iya gampang nanti dek.” Sahutku merasa senang merasa disambut baik kedatanganku bahkan Natalie sampai memikirkan untuk menyiapkan sarapan untukku, aku merasa seperti menjadi kekasihnya lagi.


“Yaa harus dong, siapa tau kan mas Anggo belum makan. Masa mantan pacarnya dateng nggak dilayanin dengan baik sih. Hehehe” ucap Natalie lagi dengan lembut nan menggoda.


“Hehehe bisa aja kamu dek.” Ucapku tersipu.


“Sini mas, makan dulu rotinya sambil duduk sini.” Ajak Natalie padaku sambil dirinya duduk di kursi sofa yang menghadap ke arah televisi yang sedang menyala menayangkan berita gosip tentang selebritis yang aku tidak begitu tau.


“Mas sambil ngerokok ya?” Tanyaku padanya sesaat aku mengambil posisi duduk persis di sebelahnya.


“Iya mas.”
“Eh, mas Anggo mau dibikin kopi juga ndak?”
“Aku bikinin sebentar ya.” Katanya padaku.
“Iya, boleh dek.” Sahutku.


Lalu Natalie beranjak ke arah belakang setelah sebelumnya mengambilkan asbak rokok untukku. Aku memintanya membuatkanku kopi hanya semata karena supaya aku bisa sebentar memberi waktu pada diriku sendiri untuk menguasai diri, karena aku masih merasa canggung berada di sini berduaan saja bersama Natalie dan juga sikapnya yang lembut seperti memperlakukanku sebagai kekasihnya barusan. Betul-betul service oriented ucapku dalam hati.



“Nih mas kopinya.” Ucap Natalie ketika datang membawa segelas kopi untukku


“Ahh mantep nih ngobrol sambil ngopi gini kan.” Sahutku bergurau.


“Loh dateng sini cuma mau ngobrol sambil ngopi doang nih jadinya?” Jawabnya dengan ekspresi cemberut yang dibuat-buat.


“Hehehehe…” aku hanya terkekeh melihat sikapnya.


“Mas Nicko nggak tau kan dek aku kesini?” Tanyaku sambil menghembuskan asap putih dari sebatang rokok yang kuhisap.


“Ih mas nih tanya-tanya mulu dari tadi kan aku dah bilang.”

“Apa ini aku telpon mas Nicko aja kasih tau kalo mas Anggo lagi ngapelin aku?” Ucap Natalie sambil menatapku.


“Yaa jangan dong, kan aku nggak mau nanti malah ngerusak rumah tangga kalian” jawabku asal.


“Apaan tuh?? Nggak mau ngerusak tapi istri orang diapelin. Wuuu.” Ucap Natalie.


“Hehehe…” aku hanya tertawa ringan mendengar ocehannya.


“Mas….” Ucap Natalie lirih dengan pandangan sayu. Aku tau jika inilah saat memulainya.


“Sini dek duduk deketan lagi. Mas kangen..” jawabku merespon kode dari Natalie.


Natalie langsung berpindah tempat duduk ke kursi sofa tempatku yang lebih panjang dan menempelkan tubuhnya ke tubuhku sambil menyelipkan tangannya di belakang pinggangku. Aku pun melakukan hal yang sama, merengkuh erat tubuhnya namun sengaja belum melakukan tindakan yang lebih jauh aku ingin membangun chemistry terlebih dahulu antara dirinya dan diriku, aku ingin membuatnya nyaman dengan keberadaanku lebih dulu. Karena walau bagaimanapun aku tidak ingin terkesan seperti hanya ingin menikmati tubuhnya saja, aku ingin dia juga menerima kehadiranku sebagai pria selain suaminya. Aku ingin dia tau bahwa aku juga ingin melayani dan memuaskan serta menyayanginya mantan kekasihku ini seperti kekasihku sendiri.


Selama kami saling berangkulan erat di sofa ini, kami hanya mengobrol disertai gurauan-gurauan ringan sehingga perasaan canggung yang tadi sempat ada, perlahan mulai hilang dan kulihat Natalie juga sudah mulai terlihat nyaman berada dalam pelukanku. Suasana mesra ini membawaku teringat akan suasana ketika dulu kami masih berpacaran.


Setelah yakin jika perasaan nyaman antara kami ini sudah terbentuk, aku berinisiatif mengecup bibirnya lembut dan perlahan. Kulihat Natalie memejamkan mata seakan meresapi bertemunya bibir kami berdua. Hisapan lembut kuberikan dan direspon balik olehnya membuat perasaan ini perlahan ikut terhanyut dengan kehangatan ini.


“Mas Anggo sayang aku nggak?” Pertanyaan Natalie terlontar ketika kutarik bibirku dan menatap matanya.


“Sayang dong..” jawabku atas pertanyaannya

“Puasin aku hari ini, suami aku dah lama gak muasin aku “
“Lakukan apa yang pengen mas Anggo lakukan ke aku. Hari ini aku milik mas Anggo.”
“Iyaa sayang, mas akan puasin kamu sampe kamu lemes!”
“Aaachh...Muaacch" racau Natalie di pelukanku dan seketika desahannya menggema karena dengan begitu bernafsu langsung kulumat bibirnya serta langsung kuremasi payudaranya. Lumatanku dibalasnya sehingga ciuman kami kali ini bertambah panas semakin melecut gairah pada diri kami berdua.


Sambil memejamkan mataku, kuresapi kehangatan bibir dan tubuhnya, meremasi kedua payudara indah miliknya itu yang sedari awal tadi memang tak dilindungi oleh bra, sehingga aku bisa merasakan kelembutannya langsung dengan tanganku.

Natalie tidak tinggal diam, sambil terus mendesah dia menggenggam tengkuk leherku dan menggeliatkan tubuhnya di pelukanku. Aku merasa kami sudah berada di titik birahi yang menuntut untuk segera dilepaskan. Pikiranku sudah tak mampu bercabang lagi, yang ada di otakku adalah memuaskan dan menikmati tubuh wanita yang kusayang ini, wanita yang saat ini telah menjadi istri orang.


Desahan kami berdua semakin bersahutan memainkan melodi indah dalam balutan alunan birahi. Gerakan tubuh kami berdua sudah bergerak dengan luwes seperti menari mengikuti irama hawa nafsu yang mengalun semakin meningkat temponya.


“Muachh...sluurphhss..smoochh...aaachh"
“Haaaasshh...yeaassh… aaahh maaash”

“Hssshhhaahh… ohhh… mas buka yaa dek.” Ucapku lirih dan hanya dibalasnya dengan anggukan dengan mata yang sangat jelas menatap dengan birahi.


Lalu tanggalah sudah kain yang tersemat di tubuhnya dan kuangkat perlahan pakaian yang menutupi tubuhnya dengan bantuannya juga sehingga tubuh polosnya terlihat jelas indah di hadapanku siap untuk disantap. Rahangku sampai terasa ngilu menahan gairah yang terus menerus menerjang jiwaku sampai air liurku terkumpul lebih banyak di mulutku yang akhirnya kuberikan kepada Natalie dan langsung disambutnya dengan membuka lebar mulutnya menerima air liurku berpindah dari mulutku semua masuk ke dalam mulutnya.

“Buka mulut kamu!” Perintahku padanya dan setelah mulutnya terbuka langsung kualiri air liurku kedalam mulutnya.

“Gluck..aahh”
“Lagiiih maashh…” ucap Natalie sambil menatapku harap dengan pandangan penuh kehausan akan kepuasan.

“Nihh lagii…” ucapku memenuhi permintaannya sambil kembali mengumpulkan liurku dan kuteteskan di mulutnya kembali yang terbuka. Aku melakukannya sambil menggenggam lehernya mengarahkan kepalanya mendekat padaku.


Setelah selesai melakukannya, saat ini Natalie yang berinisiatif membuka seluruh pakaianku tanpa tersisa. Aku merasa cukup takjub dengan sikapnya dalam foreplay ini, begitu terlihat menikmati dan mengesankan.


“Iniii diaa… Kangeen dah lama gak ketemu ini nih..” ucapnya sambil menggenggam dan sedikit mengurut kontolku.


“Dicium dong kalo kangen.” Pancingku padanya. Lalu dengan tetap memasang tatapan menggoda seakan penuh kehausan akan kenikmatan Natalie mulai memasukkan ujung kontolku dan pelan namun pasti dibenamkannya kontolku masuk kedalam mulutnya yang hangat itu.


“Aaashhh yeeeah.. enaak sayang ahh” desahku meresapi nikmatnya servis oralnya itu.


Kugenggam rambutnya yang terurai sambil perlahan kuatir temponya ketika mulutnya bekerja di kontolku. Natalie menghisap kontolku tersebut sambil berlutut di depanku yang terduduk nikmat di sofa ini selama beberapa menit sampai aku menghentikannya karena aku ingin gantian menikmati memeknya dengan mulutku.


Kutarik kedua tangannya dan kuposisikan tubuhnya merangkak diatas sofa dengan tangannya menopang di sisi sandaran sofa ini sehingga pantatnya menungging, semakin sempurna menggodaku untuk menggarapnya.


Awal kujilati permukaan pantatnya yang terpampang di depan wajahku, walaupun di seluruh permukaannya terdapat selulit, namun tidak menjadi hal yang berarti bahkan kulit pantat dan paha yang dihiasi tekstur khas selulit itu seperti memberikanku sensasi tersendiri.


Ketika lidahku merambah bagian belahan memeknya, Natalie kembali mendesah dengan liarnya. Aku terus menjilati lebih fokus pada memek dan klitorisnya dengan kedua tanganku memegang erat kedua pahanya sehingga memeknya mulai becek dibanjiri cairan cintanya. Beberapa kali aku menelan cairan yang terus keluar itu, aku menjadi semakin haus untuk meneguk cairan yang keluar dari memek Natalie itu.


“Ooohhh maaassss...aaahhh” tiba-tiba Natalie mendesah sambil pinggulnya yang berada di atas wajahku itu bergetar hebat, dia mendapatkan orgasmenya namun aku terus tidak menghentikan lidahku menjilati bahkan menyedot memeknya itu sampai Natalie mencoba menarik paksa memeknya dari serbuan mulutku dan merebahkan tubuhnya bersandar pada pinggiran sofa ini.


Aku hanya memperhatikan wajahnya yang tampak seperti kelelahan dengan nafas memburu namun terpancar kepuasan sambil mengurut pelan kontolku sendiri. Sungguh pemandangan yang aku sangat menyukainya.


“Ayooo masukiiinn..” ucapnya manja sambil tersenyum kepadaku yang masih saja memandanginya dan membuka kedua kakinya lebar-lebar mempertontonkan bagian intimnya di hadapanku yang saat ini menjadi pejantannya seperti meminta untuk segera digarap.


Tak menunggu lama, aku segera memposisikan kontolku diujung lubang kenikmatan itu, Natalie memberikanku akses yang selebar-lebarnya dengan membuka pahanya supaya aku bisa memasukinya dengan lancar. Kedua tangannya diletakkan merangkul tengkuk ku dan kedua kakinya langsung mengunci pinggulku setelah aku berhasil membenamkan seluruh kontolku masuk kedalam tubuhnya.


“Aaashhh… yaaa… ahhh mass pelaanhh.” Rintihnya mendesah dibarengi dorongan pinggulku secara maksimal menghimpit memeknya dan menahannya sementara.


“Muaacch...sluurphhss...slurrpss…” aku dan Natalie sambil mengecup dan melumat bibir dan berlilit lidah sementara kontolku masih bersarang dengan nyamannya merasakan kehangatan dinding leher rahimnya.


“Mas genjot yaa sayang…?” Tanyaku padanya.

“Genjot mas, pelan dulu tapi. Memek aku masih geli.” Sahut Natalie lalu memindahkan tangannya di pinggangku.


Perlahan sesuai permintaannya aku menggerakkan pinggulku maju mundur dengan perlahan, sehingga batang kontolku mampu menjelajahi setiap sentimeter lubang memeknya dengan syahdu. Selama beberapa saat aku masih menggerakkan pinggulku dengan kecepatan perlahan sambil kupercepat sedikit demi sedikit.


“Ahhh… mas sayang kamu… yeeeash” ucapku sambil mempercepat genjotanku.

“Akuu jugaa masku sayang… cepetan lagi mas.. Muaacch sluurps...” sahutnya sambil meraih mulutku yang terbuka dan menghisapi lidahku.


Di hari yang bahkan belum beranjak siang ini, desahan kami berdua menggema memenuhi ruang tamu rumah ini. Wanita pemilik rumah ini yang dulu berstatus sebagai kekasihku, dan saat ini merupakan seorang istri dari seorang pria beruntung karena berhasil memperistrinya, sedang mendesah dan meracau nikmat di bawah himpitan tubuhku.


Keringatku dan keringatnya mulai bercampur baur menjadi satu menimbulkan aroma birahi yang menyengat. Kontolku terus bermanuver lancar di memeknya cukup lama. Aku begitu menikmati apa yang kulakukan saat ini, dan kuharap Natalie juga menikmati hal yang sama.


“Aahhh enaak mass...daleeem bangeet enaak…” racaunya sambil menekan-nekan pinggulku merapat di tubuhnya.

“Kamu suka, hah? Kamu suka kontolku nggak? Aaashhh…” tanyaku memancingnya.

“Suka mass….enaak kontolnya… besaar panjaaang… ooughhhss… mauu teruss akuuh..” ucapnya diikuti desahan yang terus keluar dari mulutnya.

Aku yang mendengar racaunya dan desahannya itu semakin terlecut birahiku sehingga aku menggenjotnya dengan lebih cepat dan terkesan kasar karena terpancing oleh racauannya itu.

“Ooooouuwwwghh masss...maaassss… gateeeel massss…. Aahhh ahhh ahhh… hmpppphhsss..”

“Kamu sekarang doyan kenthu ya?”
“Kamu ketagihan kontolku sayang?” Racaunya sambil terus menggempur memeknya.


“Aaashhh iyaaah… kontol masss Anggo Ssshhh... enaaakh…”
“Kenthu aku masss… aahhh teruss… ooughhhss…” Natalie meracau balik dibawah sana sembari meliuk-liukkan pinggulnya semakin melancarkan desakan kontolku di memeknya.


Sepertinya Natalie sebentar lagi akan meraih orgasme keduanya, aku lalu menurunkan tubuhku mempererat dekapanku sambil terus menjaga gerakan konstan pinggulku menggempur memeknya.


“Aaashhh massssssss……” desahnya sedikit teriak dibarengi dengan kedutan-kedutan nikmat di memeknya yang terasa di sekujur batang kontolku. Natalie memeluk tubuhku yang menghimpit di atasnya dengan cukup kencang meresapi kenikmatan yang baru saja diraihnya. Hampir saja aku hilang kontrol dan bisa menahan orgasmeku sendiri tadi dan tidak keluar bareng bersamanya. Kalau tidak, pasti spermaku sudah berpindah tempat memenuhi liang memeknya.


Kulihat matanya masih terpejam namun pelukannya sudah mulai mengendur, perlahan aku menarik batang kontolku yang terlihat mengkilat diselimuti cairan cinta hasil pertempuran tadi keluar dari memeknya dan terduduk di sisi sofa sebelahnya.


“Hssshhhaahh….haaah...haah… mas belum yaa??” Tanya nya dengan nafas ngos-ngosan.


“Hehehe iyaaa nih… Lanjut yaa?” Jawabku singkat.


Lalu Natalie perlahan bangkit dari posisinya dan bergerak naik menunggangi pahaku dan langsung memposisikan batang kontolku masuk kembali ke dalam memeknya yang nikmat itu.


“Duhh iki kontol awet banget sih gak muncrat-muncrat.” Katanya ketika posisi kontolku sudah terbenam sempurna di memeknya.


“Nanti kalo mau keluar jangan di dalem ya mas, di mulut apa di susuku aja ya..” ucapnya memperingatiku sebelum Natalie menggerakkan tubuhnya naik-turun diatas pinggulku, kontolku serasa diurut-urut karena eratnya jepitan memeknya itu.


“Kamu mau mandi pejuh aku yaa pagi-pagi gini?” Jawabku sambil mengangguk pelan sambil memejamkan mataku menikmati servisnya ini.


Natalie tak menjawab namun terus bergerak memanjakan kontolku ditambah gerakan kegel yang semakin memberikanku rasa nikmat yang tak ada taranya. Aku menikmatinya sambil sesekali meremasi dan menghisapi kedua toketnya yang bergelantungan dan memantul liar seiring dengan gerakannya itu.


Sampai pada saatnya aku merasa akan sampai ke puncak orgasmeku sendiri. Aku masih berusaha menahan supaya kenikmatan ini tak segera berakhir, namun ternyata seberapapun usahaku menahannya, spermaku sudah mengumpul semua siap untuk ditembakkan.


“Aku mau keluar sayang…” ucapku memberitahu Natalie sambil menahan menghentikan pinggulnya, dan dia langsung bergerak turun dan berlutut di lantai. Aku langsung berdiri dan mengocok mengarahkan kontolku ke wajahnya yang tepat berada di depan selangkanganku karena sebelumnya Natalie juga bergegas mengambil posisi berlutut di depan kontolku menanti curahan pejuhku.


“Sini aku mandiin kamu pake pejuh!!”
“Aaaaahh!!! Yeeeasssh… “
“Crooott….crooottt..croootttss…”
“Terima nihhh..!!” desahku meracau nikmat dibarengi dengan beberapa semprotan kental pejuh dari lubang kontolku menyirami sebagian wajah, mulut, dan banyak yang jatuh tercurah di kedua toketnya.


Aku terus mengocok dan memeras seluruh cairan yang ada di kantong kontolku keluar dan tercurah di tubuh Natalie. Kemudian Natalie meraih tanganku dan menggantikanku meremasi kontolku ini dan diakhiri dengan hisapan dan jilatan mulutnya membersihkan seluruh cairan cinta kami yang melumuri kontolku itu. Aku sangat menikmati pandangan mataku saat ini, istri orang ini sedang berlutut di depanku bermandikan pejuh dan sedang menghisap membersihkan dan mencari tetesan terakhir dari pejuhku.


“Haaassshhh...haaaah...haaaah..” aku langsung duduk tersandar di sofa ini sambil mengatur nafasku yang kacau akibat orgasme hebat yang baru kuraih bersama Natalie barusan.


“Pejuhnya banyaak bangeet… hehehe… kentel banget lagi nih… “ ucap Natalie sambil mengusap pejuhku yang melumuri tubuhnya seperti sedang meratakannya ke seluruh dada dan lehernya. Aku tak menjawab perkataannya, hanya menikmati pemandangan indah dan binal di hadapanku saat ini.


“Cupph.. Makasih yaa sayang. Tadi enak banget” Ucapku sambil meraih dan mengecup keningnya.


“Iyaaa masku sayang… Sampe badan aku lengket disiram pejuh begini yaa..” jawabnya dengan manja.


“Tadi katanya minta dimandiin pejuh?”
“Hehehe… Tapi kayaknya istrinya mas nicko ini suka deh disemprotin pejuh kayak gini.” Godaku.


“Hushh… Awas lho nanti kedengaran orangnya lho.”
“Nakal yaa nyemprotin istrinya orang pake pejuh lengket banyak banget kayak gini.” Katanya lagi.


“Hahaha…”
“Eh, kalo mas Nicko tau aku lagi mengencani istrinya gini gimana nih?” Ucapku padanya.


“Mengencani… Bahasamu mas…”
“Ngenthuuuu kaliiii…. Hahahaha” jawabnya sambil tertawa lepas


“Hahaha iyaa deng… Lagi ngenthu istrinya..!! hahaha” ucapku lagi

“Iyaa kamu tuh mas, ngentot aja bilangnya kencan.. Wuuu..”
“Hehehe… Maap yaa mas, istrinya tak kenthu barusan..”
“hahaha pake minta maaf segala. Udah dientot juga, baru minta maap.”
“Abis istrinya napsuin banget sih.”
“Iyaa dong, istrinya siapa duluu…”
“Beruntung banget yaa mas Nicko punya istri kayak kamu nih, jago sekarang urusan kenthu mah.”
“Makanya cari istri sana, biar nggak ngentotin istrinya orang kayak tadi.”
“Hehehehe… maunya sih kamu aja yang jadi istri aku..”
“Weeek… Izin dulu dong sama yang punya”
“Hehehee… Iyaa ntar mas minta izin sama mas Nicko deh supaya bisa ngentotin dan muasin istrinya.”

“Kayaknya bakal dikasih izin deh, soalnya kan mas Nicko jarang banget bisa bikin aku puas. Beda sama mas Anggo kontolnya lebih setrooong…”
“Hahahahha bisa aja kamu dek!”



Natalie di mataku sekarang benar-benar lebih matang dalam urusan seks, sikap manja dan binalnya benar-benar memuaskan keinginan atau birahi si pria namun tanpa terkesan murahan, sama sekali tidak. Justru aku merasa ketika mengentotnya barusan seperti sedang bercinta dengan kekasih sendiri saja. Kurasa aku ketagihan dengannya.


“Lagii yook!” Ucapku.

“Heh!! Barusan nyemprot udah mau nambah lagi mas nih…”
“Eh, kontolnya kok udah keras lagi aja nih” ucapnya terkejut karena melihat kontolku kembali mengeras karena kembali birahi.

“Hehehehe… Siapa yang nggak tahan sih sama kamu, pengennya seharian ngentot aja bawaannya tau, hahaha” jawabku tergelak.

“Hihihi dasar..”
“Yaudah, nanti lanjut di dalem kamar aja ya… Disini kurang nyaman tempatnya.” Katanya padaku.


“Hah.. Kamar mana?” Tanyaku bingung karena Natalie barusan mengajakku untuk melanjutkan ronde berikutnya di dalam kamar. Apa yang dimaksud adalah kamar yang digunakannya bersama suaminya?

“Ituu kamar aku, disitu.” Ucapnya sambil menunjuk ke salah satu kamar dari dua kamar yang ada di rumah ini.

“Ya udah, aku bersihin ini dulu.”
“Kamu langsung kesana aja yaa..”
“Tunggu aku sambil rebahan di kasur aja sana.” Ucapnya sambil berdiri dan berjalan ke arah kulkas. Aku lalu juga ikut berdiri dan berjalan ke arah kamar yang ditunjuknya tadi.


“Nih bawa minum mas. Taruh di kamar sekalian.” Katanya sambil menyerahkan dua botol minum kepadaku yang kuterima dan langsung kubawa masuk ke dalam kamar itu.


Setelah aku masuk ke dalam kamar pribadi Natalie dan suaminya, aku langsung merebahkan tubuh telanjangku di atas ranjang mereka ini. Sekilas aku menyapukan pandanganku ke seluruh sudut kamar ini, hal wajar yang dilakukan seseorang ketika berada di tempat yang baru melakukan hal seperti ini. Aku bisa melihat tatanan kamar yang cukup rapi dari kamar ini, hanya ada beberapa sedikit benda yang tercecer tak diletakkan semestinya.


Karena aku lupa membawa masuk ponselku, aku memutuskan untuk mengambilnya ke depan di ruang tamu tempat kami bertarung birahi tadi. Namun ketika aku perlahan membuka pintu kamar ini, aku melihat sesuatu hal yang sangat mengejutkan diriku sendiri.

[HIDE]

Aku sampai mengucek kedua mataku memastikan jika yang kulihat benar adanya, ketika aku melihat Natalie berjalan dengan telanjang dan masuk ke dalam kamar yang ada di seberang ruang tamu itu.


Yang membuatku lebih terkejut adalah sosok yang bersama Natalie di dalam kamar itu. Seorang pria setinggi denganku, dan juga dengan kondisi sama denganku saat ini yang juga tak ditutupi oleh selembar pakaian pun. Aku lalu memberanikan diri melangkah mendekat kearah kamar itu untuk melihat lebih jelas apa yang sebenarnya kulihat ini.

Dan ketika aku berada cukup dekat dengan posisi pintu kamar tersebut, aku kembali terkejut karena aku melihat Nicko yang merupakan suami dari Natalie, wanita yang baru saja kuentot dan kusiram tubuhnya dengan bermili-mili pejuh, sedang berlutut di hadapan Natalie yang sedang duduk di pinggir ranjang di dalam kamar itu…….



[to be continued]


[/HIDE]
Mantap betul hu
 
---------
Part 26
Tuan Rumah Hari Ini






POV Orang ketiga.

Semua adegan birahi yang baru saja dilakukan Natalie dan Anggoro tak terluput satupun oleh mata Nicko yang sedari tadi mengintip dari dalam kamar. Kebinalan istrinya bersama mantan kekasihnya terpampang jelas di hadapan matanya.

Setiap desahan, racauan, dan kata-kata nakal yang saling terucap dari mulut mereka terdengar jelas oleh Nicko. Nicko yang berada di dalam kamar persis di seberang ruang tamu tempat Natalie dan Anggoro beradu nafsu dengan liarnya betul-betul merasakan sensasi kenikmatan bisa menyaksikan langsung istrinya sedang dientot oleh pria lain.

Bisa melihat istrinya berlutut mengisap kontol Anggoro dengan liarnya, dan saat istrinya membuka lebar selangkangannya untuk dimasuki kontol yang lebih besar dan panjang dari miliknya, serta saat tubuh istrinya menggelinjang nikmat didera orgasme akibat dihujami kejantanan mantan kekasihnya. Puncaknya adalah ketika Anggoro memuncratkan seluruh pejuh dan melumuri tubuh berkeringat istrinya dengan pejuh kental itu. Air liur Nicko sampai seperti ingin menetes karenanya.

Didera birahi menyaksikan sosok istrinya merasakan kepuasan dari pria itu, membuat Nicko tak kuasa menahan libidonya sendiri. Kontol yang terkurung botol cuka yang dibuat istrinya itu, beberapa kali mengeluarkan cairan pre-cum, namun tak kunjung mengeluarkan sperma kental seperti biasanya. Rasa horni yang teramat sangat dan keterbatasan kontolnya karena tidak bisa mendapatkan stimulus sentuhan hanya bisa mengeluarkan cairan encer yang merembes begitu saja dari lubang kencing Nicko.

“Papiih sayaaang…” panggil Natalie pelan pada suaminya dari depan pintu yang sudah ditutup Nicko ketika mengetahui kegiatan ngentot ronde pertama antara istrinya dan Anggoro telah selesai.

“Yaa mih” Nicko yang mendengar suara istrinya segera bangkit dari tempat tidur dan beranjak kearah pintu dan membukakan untuk istrinya.

“Hehehe… Papih lagi ngapain? Tadi liat aku sama mas Anggo kan?”
“Nih aku bawa oleh-oleh dari mas Anggo buat kamu nih pih! Hihihi” Ucap Natalie ketika masuk ke dalam kamar tempat suaminya mengintip tadi.

“.........” Nicko sampai tak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan istrinya ketika dia melihat tubuh istrinya yang mengkilap karena baluran pejuh sang pejantan istrinya itu. Dirinya begitu terpesona melihat kondisi istrinya itu. Seketika libidonya melesat kembali.

“Kok bengong? Heh?? Papihh!!” sergah Natalie melihat keterkejutan suaminya.

“Eh… Iyaa mih…” jawab Nicko terbata.

“Kok malah bengong! Udah, buruan nih bersihin pejuhnya mas Anggo nih! Dia dah nunggu di kamar kita tuh, mau lanjut katanya!” Cerocos Natalie memberikan perintah pada suaminya untuk membersihkan sisa-sisa pejuh Anggoro yang melumuri tubuhnya.

“Haah??”
“Eh.. Iyaa.. Sebentar..” sahut Nicko terkejut awalnya seraya bangkit bermaksud mengambil tissue di depan.

“Heh mao kemana??”
“Ngambil tissue bentar.”
“Halaah kelamaan! Bersihin pake tangan kamu aja, jilatin kalo perlu. Papih kan suka kan njilatin pejuh di badan mamih kayak tadi pagi kan?”

Degh..!!” Jantung Nicko berdegup kencang mendengar ucapan istrinya. Natalie memintanya untuk menjilati pejuh Anggoro yang ada disekujur tubuhnya. Namun entah mengapa, Nicko yang mendengar hal tersebut menjadi semakin horni. Terlihat sekali dari raut wajahnya dan itu bisa ditangkap Natalie dengan cukup jelas.

“Eh… Iy...iyaa…” sahut Nicko hanya bisa mengiyakan perkataan istrinya.

Lalu Nicko secara perlahan sekali menyentuhkan ujung jarinya di payudara milik istrinya yang terdapat cairan kental milik Anggoro. Perlahan digerakkan jarinya menyapu setiap sentimeter kulit istrinya yang basah disiram pejuh milik mantan kekasihnya. Aroma pertarungan birahi yang baru saja dilakukan istrinya tercium jelas, aroma keringat sang pejantan dan aroma anyir lendir kental itu menusuk hidungnya. Otaknya serasa berhenti bekerja, diambil alih oleh nafsu birahi yang dibalut fantasi tak biasa dari seorang suami yang puas melihat istrinya dientot pria lain.

“Halaah lama banget sih… Buruan sih!” Sergah Natalie tak sabar melihat suaminya sambil menepis tangan Nicko dan menarik kepalanya.

“Dah jilatin aja biar cepet pih. Si Anggo ntar nunggu kelamaan lho" ucapnya lagi sambil membenamkan kepala Nicko di tubuhnya yang berlumuran pejuh itu.

Tanpa membantah Nicko lalu mulai mendekatkan mulutnya ke tubuh Natalie yang dilumuri pejuh kental itu. Perlahan Nicko menyapukan lidahnya di sepanjang kulit istrinya, meraih sebanyak mungkin pejuh kental yang ada. Aroma lendir dan campuran keringat antara Anggoro dan istrinya yang tersebar di seluruh bagian tubuhnya tak luput dari sapuan lidah Nicko. Nicko yang awalnya ragu karena baru pertama ini melakukannya perlahan mulai terlihat seperti orang yang kehausan di padang pasir yang melihat sumber mata air.

Lidahnya terus menyapu dan menelan cairan pejuh pejantan istrinya sampai bersih sebagian demi sebagian dengan lahapnya, mulai dari kedua toket istrinya perlahan naik ke atas menjelajahi leher istrinya. Seluruh area kulit yang disapu lidahnya terlihat tak ada lagi sisa pejuh yang disemprotkan Anggoro tadi, semua dilahap Nicko.

Lalu jilatan Nicko berakhir di mulut istrinya yang hanya terdapat sedikit pejuh yang berada disana. Ketika bibir Nicko bertemu bibir istrinya, Natalie menyambutnya dengan mencium dan melumat mulut suaminya. Dia masih bisa merasakan sedikit aroma dan tekstur kental pejuh Anggoro di mulut suaminya. Mereka berdua seperti sedang berbagi cairan yang ada di mulut mereka berdua.

“Muaacch…”
“Papih kayaknya suka yaa sama pejuh mas Anggo?”
“Mau mami mintain lagi nggak?”
“Hehehe” ucap Natalie dengan nada menggoda pada suaminya ketika mulut mereka berdua terlepas satu sama lain.

“Eh… Terserah mamiih aja…” sahut Nicko masih dengan ekspresi penuh birahi.

“Kok terserah mamih sih?”
“Mau dimuncratin dimana lagi pih nanti pejuhnya mas Anggo?” Pancing Natalie pada suaminya.

“........” Nicko masih terdiam tak menjawab.

“Di sini boleh?” Ucap Natalie sambil menunjuk selangkangannya sendiri, yaitu menunjuk memeknya.

“Iy...Iyaa terserah mamih aja, gapapa mih.” Jawab Nicko pasrah namun bertambah horni membayangkan Anggoro menyemprotkan pejuhnya di dalam memek istrinya ketika orgasme.

“Hehe dasaar suami aneh!”
“Yaudah mamih ke kamar dulu ya, mau lanjut sama mas Anggo. Papih nikmatin aja pertunjukan dari aku.” Ucap Natalie seraya bangkit dari ranjang dan berjalan ke arah pintu kamar. Namun ketika akan beranjak Natalie sekilas melihat ujung leher botol cuka yang dipasangkan di kontol suaminya tadi pagi itu seperti ada tetesan encer yang menetes dari situ.

“Inii apaa? Kontolnya papih ngeces ihhh… Hihihi.” Seru Natalie sambil memperhatikan dengan seksama yang dilihatnya.

“Duhh duhh kasiaaan si papih, horni tapi gak bisa ngecrot yaa? Bisanya ngeces doang. Hahaha.” Ucap Natalie sambil tertawa geli melihat kondisi suaminya. Nicko hanya bisa terdiam menahan birahinya karena mendengar ucapan istrinya itu.

“Pokoknya ini jangan dilepas sampe aku bolehin dilepas ya!” Tegas Natalie pada suaminya sambil menyentuh perlahan botol plastik yang mengurung kontolku suaminya itu.

“Ooughhhss!!” Nicko justru mendesah karena perbuatan istrinya barusan. Lalu Natalie beranjak meninggalkan suaminya sendirian di dalam kamar menuju kamar nya dan suaminya dimana Anggoro sedang menunggu disana.

-----

Anggoro yang sedari tadi menyaksikan apa yang suami istri itu lakukan di kamar dekat ruang tamu itu, begitu mengetahui Natalie beranjak keluar kamar tersebut langsung bergegas kembali ke dalam kamar tempatnya menunggu tanpa lagi teringat keinginan sebelumnya untuk mengambil ponsel yang tertinggal di ruang tamu tadi dan langsung merebahkan tubuhnya berpura-pura istirahat.

Kontolnya yang mengeras kembali karena menyaksikan pemandangan yang tak pernah dilihat sebelumnya langsung ditutupinya dengan selimut yang terdapat di situ sebatas pinggang. Sehingga hanya terlihat tubuh berotot bagian atasnya saja mulai dari perutnya yang dihiasi pahatan kotak-kotak dan dada bidangnya. Tubuh kekar itu masih basah oleh keringat yang ditimbulkan akibat pergumulan birahi dengan Natalie dan semakin basah mengkilat karena melihat kejadian di kamar depan barusan.

Klik!” Suara pintu kamar terbuka.


“Maaf yaa mas agak lama, habis pejuh kamu tuh banyak banget. Jadi lama deh bersihinnya.” ucap Natalie berpura-pura menutupi kejadian bersama suaminya barusan tadi sambil berjalan ke arah Anggoro di ranjang. Natalie sengaja tak menutup kembali pintu kamarnya itu dengan tujuan ingin kembali memberikan pertunjukan pada suaminya yang menunggu di depan sana. Anggoro juga menyadari itu, namun ia biarkan saja pintu kamar ini terbuka, ada hal yang tiba-tiba muncul tanpa direncanakan sebelumnya yang ingin dia lakukan sesaat lagi ketika menggarap istri Nicko ini.

“Hehehe… Iyaa gapapa kok dek. Mas jadi ada waktu ngumpulin tenaga dulu buat bikin adek kelojotan lagi kayak tadi.” Sahut Anggoro.

“Hihihi bisa aja kamu mas.” Ucap Natalie sambil merebahkan tubuhnya di sebelah Anggoro, yang langsung disambut Anggoro dengan merentangkan tangan kanannya seraya mengundang Natalie masuk kedalam dekapannya.

“Chuupss! Iyaa dong, mumpung nggak ada suaminya kan, jadi aku bisa puas-puasin menggarap istrinya ini.” Ucap Anggoro sambil mengecup kepala Natalie yang berada diatas dada kekarnya.

“Waduhh bisa lemes dong aku hari ini kalo gini ceritanya.” Sahut Natalie manja.

“Biarin, emang pengen tak bikin sampe lemes. Biar mas Nicko gak kebagian jatah lagi pokoknya!” Ucap Anggoro sengaja menyebut nama Nicko yang diyakini sedang mengintip dari luar sana.

“Dih jahaat yaa sama suamiku yaa” Ucap Natalie sambil memainkan puting susu Anggoro yang mengacung diatas dadanya yang bidang itu.

“Katanya tadi dia nggak bisa muasin kamu? Kalo mas Nicko nggak bisa, biar aku aja yang muasin kamu pake kontolku ini ya sayang?” Seloroh Anggoro sambil menyingkapkan selimut yang menutupi kontolnya, lalu memegangi kontolnya itu yang telah mengeras dan mengacung siap untuk dipakai.

“Idihh dah ngaceng aja itu dedeknya mas Anggo..” ucap Natalie sedikit terkejut melihat kontol yang lebih panjang dan lebih besar dari milik suaminya tersebut. Lalu Natalie ikut menggenggam batang kontol Anggoro dan meremasnya pelan.

“Gede mana sama punya mas Nicko dek?”
“Gede ini lah, punya mas Anggo!”
“Puas mana disodok pake kontol ini apa kontolnya suami kamu?”
“Hmmm.. Mas Anggo nakal aahh!!! Memek aku jadi gatel lagi kan nihh…”

“Puas mana jawab dulu!” Desak Anggoro pada Natalie.

“Iyaa jelas puas disodok ini lhaaa..”jawab Natalie mengikuti alur birahi Anggoro.

Tepat seperti dugaan Anggoro, jika di depan kamar ini suami Natalie sedang mengintip kegiatan mereka berdua. Nicko yang mendengar semua percakapan mereka yang merendahkan dan melecehkan kemampuan seksualnya justru tidak merasa tersinggung sedikitpun, karena memang itulah keadaan sebenarnya. Bahkan kontol Nicko yang terpasung di dalam chastity buatan Natalie itu, semakin banyak meneteskan cairan pre-cum nya, tanda Nicko semakin diliputi libido yang tinggi.

“Pengen lagi nggak disodok pake ini kontol?” Pancing Anggoro lagi dan terus, dia ingin menunjukkan pada Nicko yang ada di depan kamar sana jika istrinya sudah menjadi penikmat birahi yang dibawanya.

“Hmm.. Mauuu…” jawab Natalie.

“Coba gimana mintanya coba, biar mas mau nyodokin memekmu lagii ini.” Kembali Anggoro memancing Natalie. Dia melakukan dirty talk seperti ini karena terinspirasi dari film-film dan cerita porno yang dibacanya dan dipraktekkannya pada istri Nicko ini.

“Hmm… Mas Anggo sayang, kentotin aku lagi mauu yaa… Memek aku dah gatel lagi ini pengen disodok kontol gedenya mas Anggo. Ahhh.” Ucap Natalie dengan manjanya sesuai permintaan Anggoro, bahkan dirinya mendesah sendiri walau tanpa dirangsang menyadari sendiri betapa binal dirinya meminta untuk dientot pria yang merupakan mantan kekasihnya ini di depan suaminya yang sedang mengintip di luar kamar.

“Ini kalo misal mas Nicko tiba-tiba pulang, terus ngeliat istrinya lagi berduaan telanjang sama mantan pacarnya kayak gini gimana sayang?” Ucap Anggoro memancing birahi Natalie kembali, sambil mulai meraba memeknya dengan tangannya.

“Ahhhsshhh… Aaashhh massss….” Natalie hanya mendesah tak mampu menjawab.

“Heeee malah keenakan, jawab dulu gimana tadi kalo mas Nicko ngeliat kamu lagi pengen dientot sama aku kayak gini?” Desak Anggoro ke Natalie.

“Ouughhhsss.. Aaashhh… Biariiin ajaahh diaa dateng….aahss..terus liaaat kamu ngentotin akuuh Ssshhh… aahh…. Masshh” desah Natalie semakin menjadi sambil meracau.

“Emang dia gak bakal marah istrinya kuentotin?” Tanya Anggoro lagi sambil mulai memasukkan jarinya ke memek Natalie dan merangsang klitorisnya. Dan efek yang ditimbulkan benar-benar sesuai perkiraan Anggoro.

“Aaaooughhh…. Yeeeaahh… Biariiin dia marah jugaa, akuu pengen dikontolin sama kamuuh massssh…” desah Natalie semakin meledak-ledak membahana di seluruh kamar ini yang jelas bisa didengar oleh Nicko yang berada tak jauh sedang mengamati mereka berdua.

Nicko yang mendengarnya dan melihat istrinya meliuk-liuk kesana kemari di pelukan Anggoro semakin terpancing birahinya, nafasnya mulai tak teratur dan kontolnya semakin deras meneteskan cairan encer yang keluar dari lubang kencingnya bahkan menetes lewat ujung lubang botol yang mengurung kontolnya yang sedang ngaceng namun tak maksimal karena tertahan botol ini.

“Kamu mau dientot sama aku?” Bisik Anggoro di telinga Natalie.

“Coba minta izin dulu sama suami kamu kalo kamu mau dientot sama mantan pacarmu ini. Dia dah pulang kan tuh.” Ucap Anggoro memancing birahi Natalie.

“Ooohhh… Papiihhhss.. aahhh… Aku mau ngentot dulu sama mas Anggo yaaa aahshh… Papih jangaan gangguu ooughhhss…” ucap Natalie terbata sambil mendesah mengikuti arahan dari Anggoro. Anggoro mulai mencoba memainkan gairah Natalie dan juga memainkan psikis Nicko. Dia ingin menikmati sepenuhnya tubuh Natalie di hadapan suaminya. Walaupun ini kali pertama untuknya juga bersetubuh dengan dilihat orang lain. Namun ternyata sedikit terbersit juga sensasi lain ketika menyadari hal tersebut.

Anggoro terus menggosok memek Natalie dengan konstan menggunakan tangannya membuat Natalie semakin menggelinjang merasakan orgasmenya yang akan segera tiba karena rangsangan yang dilakukan Anggoro.

“Oooogggghhhh….Maaaasssh aahhh… ahhhhss...ahhhh” desahan Natalie akhirnya meledak ketika orgasme menghantamnya lagi lewat fingering yang dilakukan Anggoro itu.

“Hoooushh..hooosh...hoooushh…” Terdengar kini nafas tak beraturan Natalie ketika gelombang orgasmenya perlahan mulai mereda. Namun memeknya masih berkedut dan pahanya menjepit tangan Anggoro yang masih berada di pangkal pahanya itu.

“Haah..haaaah..haaaah..geliii banget mas…” ucap Natalie lemah ditengah nafasnya yang mulai teratur.

“Enak tapi kan?” sahut Anggoro.

“Hmmm.. iyaa enaak..”ucap Natalie sambil tersenyum simpul.

“Sinii ciuuumm..” ucap Natalie dengan suara manja sambil menarik pundak Anggoro lebih dekat menempel pada tubuhnya.

As you wish my lady.” Sahut Anggoro tersenyum dan mendekatkan mulutnya untuk melumat bibir wanita yang ada di pelukannya itu saat ini. Ciuman panas langsung tersaji di hadapan Nicko yang masih memantau aktifitas istrinya dan Anggoro dari celah pintu kamar tidurnya itu.

“Aammpssh...sluurphhss...sluurphhss"
“Hoouftth..clerrpss..slurrpss..muaaach”

Suara-suara bibir dan lidah yang dibasuh dengan air liur mereka berdua semakin memanaskan kembali suhu kamar ini. Sambil terus membalas lumatan Natalie, tangan Anggoro kembali meraba kedua payudara Natalie yang terhimpit diantara dada bidangnya dan tubuh Natalie yang menempel lekat. Sementara tangan Natalie tak jauh beda berlaku di tubuh Anggoro, sambil meluapkan nafsu birahinya yang kembali naik saat ini, tangan Natalie dengan liarnya terus meraba dan mengusapi setiap lekuk otot tubuh yang terpahat di tubuh kekar mantan kekasihnya itu sampai pada akhirnya tangan kanannya menepi juga di pangkal pinggang Anggoro, lalu menggenggam erat batang kontol itu seperti anak kecil yang sedang menggenggam erat mainan barunya.

Dikocoknya pelan dan diremas lembut batang kejantanan yang tadi di ronde awal telah menyemprotkan pejuh kentalnya di kulit lembutnya itu. Pejuh yang akhirnya dibawa ke hadapan Nicko suaminya yang telah melihat langsung bagaimana istrinya beradu birahi dengan pria jantan itu dan bagaimana akhirnya cairan kental itu dibersihkan ya sendiri dari tubuh istrinya sesuai perintah istrinya.

Beberapa kali Anggoro melepaskan kuluman di bibir Natalie karena tak tahan mendesah akibat kepala kontolnya dipermainkan oleh usapan tangan Natalie. Sementara Natalie terus memberikan rangsangan di batang kejantanan yang sedang digenggamnya itu sambil terus memburu mulut Anggoro untuk dilumatnya. Lalu karena semakin gemas pada tongkat daging yang dimiliki pejantannya ini, tubuh Natalie bersingut pelan mengarahkan mulutnya untuk melahap kontol di dalam genggamannya itu.

“Oussstthhh… Aaahhhss” desah Anggoro sambil terpejam meresapi lumatan hangat mulut wanita itu sesaat setelah mulut itu berhasil menekan batang kontolnya. Anggoro secara naluri juga langsung mengarahkan pinggul Natalie untuk mengangkangi wajahnya sendiri sehingga memek Natalie saat ini tepat berada dalam jangkauan mulutnya.

Kedua kaki Natalie mengapit kepala Anggoro yang sedang bersemayam di hangatnya himpitan montoknya paha wanita itu.

“Cleerphh...cleerphh..phuaahsss..”
“Glooockhh...gloockkkh...glooockhh..”

Suara kecipak hisapan Natalie di kontol Anggoro yang bercampur air liurnya sendiri dan suara jilatan lidah Anggoro di memek Natalie terus bertalu-talu tanpa henti saling mengimbangi satu sama lain, saling memberikan rangsangan pada kelamin mereka masing-masing. Sementara tidak berada jauh dari mereka berdua yang sedang bertarung birahi, Nicko sang suami Natalie sedang berdiri tak bergeming menatap istrinya yang dengan binalnya mengelomohi kontol mantan kekasihnya itu dengan semangatnya, sedangkan memek istrinya itu juga sedang dijilati oleh si pria.

Nicko merasa takjub dengan apa yang dilihatnya, tak pernah dilihatnya Natalie sebegitu birahinya ketika melakukan hubungan seksual dengan dirinya selama pernikahan mereka berlangsung, hal yang disaksikan Nicko ini hanya pernah terjadi ketika mereka berdua pada masa pacaran. Birahi sang istri yang sudah lama tak dilihatnya, kembali muncul ketika istrinya itu bergumul dengan Anggoro.

Ada sedikit terbesit rasa iri muncul di dadanya ketika melihat istrinya begitu birahi di hadapan kontol mantan kekasihnya itu. Dia seperti melihat istrinya begitu dahaga akan sebuah kenikmatan seksual, rasa cemburu mulai merasuk dalam dirinya. Namun semua itu tertutup dengan rasa birahi yang sedang menyelimuti dirinya. Kontolnya mengeras di dalam botol yang mengurungnya itu, aliran darahnya terpompa kencang di setiap pembuluh nadinya.

Bahkan hormon adrenalin yang lama tak ia rasakan mengalir bersama degup jantungnya kembali hadir memberikan sensasi luar biasa saat ini. Dunianya yang lain teralihkan oleh pemandangan birahi yang diperankan oleh istrinya sendiri saat ini. Semua film porno yang telah ditontonnya tak ada yang menandingi adegan langsung di depan matanya ini. Ada kepuasan bercampur kebanggaan yang tak bisa diungkapkan oleh hatinya ketika melihat birahi istrinya begitu berkobar dan kebinalan seorang istri yang selama ini menjadi angan-angannya ada di sosok istrinya itu terwujud sempurna di hadapannya.

Setelah puas menyedot dan menjilati kontol Anggoro yang mulai mengeluarkan cairan pre-cum itu, Natalie kembali merubah posisi tubuhnya serta menarik pinggulnya itu dari mulut Anggoro yang sebenarnya dia rasakan memeknya sendiri itu sudah sangat geli dan siap menembakkan orgasmenya kembali. Namun Natalie berpikir jika orgasme berikutnya itu harus didapatkan ketika sedang mengempit kontol Anggoro di lorong leher rahimnya bukan ketika sedang digelitik oleh lidah mantan kekasihnya itu.

“Hsssttttsss….aaaahhh” mulut Natalie mendesis ketika secara perlahan memeknya merasakan kontol Anggoro mulai menerobos liang sempitnya itu. Anggoro pun juga sampai memejamkan matanya kembali merasakan nikmatnya kehangatan memek istrinya Nicko ini.

Setelah semua batang kontol keras dan gagah itu terbenam sempurna memenuhi liang memeknya, bahkan sangat terasa sampai menyentuh ke ujung mulut rahimnya. Hal yang tak pernah dia rasakan ketika sedang ngentot dengan suaminya. Suaminya hanya mampu menjelajah separuh dari yang dijangkau kontol lelaki-lelaki lain yang pernah merasakan nikmat hangat memeknya itu.

Perlahan namun pasti, Natalie mulai menggerakkan pinggulnya kedepan dan kebelakang, kadang diputarnya pinggulnya seperti sedang mencari titik sentuhan yang pas di dalam sana. Kedua tangan Natalie bertumpu diatas dada bidang Anggoro yang terbaring pasrah menikmati goyangan istri Nicko ini.

“Ouughhhsss yeeaashhh… Penuh bangeet massssh memek akuuh…Enaaaknyaahh…”
“Ooughhhss…” Natalie meracau sambil terus tak menghentikan gerakan pinggulnya yang sedang mencari kenikmatan dari batang kontol yang tertanam di memeknya itu.

“Hmmmppssss…. Enaaak yaa?? Aaaaashh..”
“Enaaak kontol aku daripada mas Nicko kan?” Ucap Anggoro ditengah desahannya menikmati ulekan pinggul montok Natalie itu. Kontolnya terasa seperti sedang dihimpit daging hangat penuh kenikmatan yang selalu ia rindukan selama ini.


“Ehmmm..heemm… aaashhh… iyaaahh..hhs..”
“Ayoo teruss dekkh,,Aaahhhss…goyanganmuu enaak sayaaang..”
“Hhmmm...ouughhhsss..yeeaashhh…”

Desah dan racauan mereka berdua kembali bersahutan kala Natalie dalam posisi WOT dengan kelamin mereka saling bertautan saling melepaskan dan menerima kenikmatan. Natalie terus menggoyang pinggulnya sambil kedua matanya merem-melek dengan mulutnya yang juga terus berdesis karena merasakan kenikmatan di memeknya.

Anggoro kemudian bangkit memeluk tubuh Natalie yang berada diatas pinggulnya itu, dan Natalie meletakkan kedua tangan merangkul bahu tegap mantan kekasihnya itu sambil terus menggoyang pinggulnya ke segala arah. Dirinya begitu menyukai rasa dimana seluruh rongga memeknya seperti tak terlewat satu milimeter pun bergesekan dengan kontol Anggoro.

Lalu Anggoro meraih bokong besar yang sedang meliuk di pangkal pahanya itu dan merubah gerakannya menjadi naik-turun. Otot-otot tangannya semakin jelas terlihat ketika dengan kekuatan kedua lengan kekarnya itu mengangkat-turunkan tubuh Natalie sehingga gesekan di batang kontolnya semakin terasa nikmat. Natalie yang juga merasakan rangsangan hebat akibat gesekan yang semakin terasa di memeknya itu sampai mengangkat wajahnya dan menutup matanya meresapi kenikmatan surgawi yang dirasakannya saat ini.

Tubuh montok Natalie terus melonjak-lonjak liar mengejar kenikmatannya, kedua toketnya bergerak liar tak teratur mengikuti gerakan liar si empunya itu langsung dilahap oleh Anggoro dengan bernafsu. Mulut dan lidahnya memburu kedua daging nikmat yang ada di hadapannya itu, puting coklatnya dihisap dan dijilatinya area di sekitar areola tanpa ampun.

Tubuh Natalie saat ini berada di bawah kendali penuh Anggoro. Tanpa penolakan, Natalie mengikuti kemana saja arahan dan keinginan pria itu dalam mengarungi derasnya aliran birahi di kamar itu. Nicko yang melihat hal itu semakin terpana, di matanya apa yang dilihatnya saat ini adalah pemandangan paling luar biasa yang pernah dilihat seumur hidupnya. Kebinalan dan birahi yang terlihat jelas begitu berkobar di wajah istrinya itu, seperti mengalirkan aliran listrik tegangan tinggi di tubuhnya. Seluruh indera yang ada di tubuhnya hanya berfokus pada satu titik, yaitu istrinya sendiri yang sedang dientot oleh Anggoro.

Tanpa bisa dibendung akhirnya pejuh Nicko memuncrat dengan sendirinya tanpa ada rangsangan sentuhan yang diterima kontolnya. Setelah diawali dengan menetesnya cairan pre-cum dari lubang kencingnya, akhirnya pejuh yang lebih kental yang sedari tadi tertahan keluar juga tanpa bisa dibendung. Walaupun pejuh yang keluar tidak memuncrat hebat seperti biasanya ketika dia sedang bercinta dengan istrinya ataupun ketika pada saat coli, hanya menetes namun dengan lebih kental sedikit dari pre-cum yang sebelumnya keluar, namun kenikmatan yang dirasakannya lebih hebat dari itu dan berkepanjangan seakan kontolnya menuntut untuk disentuh untuk menuntaskan orgasme tersebut. Namun Nicko tak bisa melakukannya karena kontolnya terkurung oleh botol plastik yang dipasang istrinya tadi pagi, sehingga perasaan tanggung ingin dituntaskan tak bisa dihindarinya. Rasanya seperti orang gila berada di situasi seperti yang dirasakan Nicko saat ini. Kegilaan yang hanya dibayangkannya dulu, sekarang tengah menguasai jiwa dan raganya.

Nicko kemudian terduduk lemas dalam kepuasan di lantai rumahnya sambil menatap istrinya yang masih bergumul liar bersama prianya. Pejuhnya mulai mengalir setetes demi setetes dari ujung botol plastik yang membungkus kontolnya itu.


Sementara di dalam kamar pribadi Nicko dan Natalie pergumulan masih terus berlangsung semakin panas setelah akhirnya Natalie kembali meraih orgasme keempatnya dalam posisi WOT tersebut. Anggoro sebenarnya juga sudah akan orgasme kembali untuk kedua kalinya, namun dia masih bisa menahannya sehingga sepertinya dia akan masih lanjut untuk menggenjot Natalie dengan posisi yang berbeda.

Memek Natalie dan kontol Anggoro masih bertautan satu sama lain ketika tubuh Natalie berhenti meliuk namun gerakan kedutan di memeknya masih terjadi selama beberapa saat, sambil meresapi orgasmenya itu kedua tangan Natalie masih memeluk lemah tubuh Anggoro sehingga peluh kenikmatan yang keluar dari pori-pori kulit mereka bercampur dengan sempurna. Lalu mulut Anggoro secara perlahan berusaha meraih bibir dari Natalie dan melumat lembut bibir tipis dari mantan kekasihnya itu.

“Lanjuut bentar lagi yaa, dek?”
“Mas sebentar lagi kok.” Ucap Anggoro pelan yang dijawab dengan anggukan Natalie.

Lalu dengan gontai Natalie mengikuti arahan Anggoro untuk menungging di sisi kasur sementara Anggoro telah siap dengan posisinya berdiri di belakang Natalie dengan kontolnya tepat berada di ujung memek Natalie yang telah siap menerima gempuran kontol Anggoro tersebut.

Perlahan Anggoro mulai menempelkan ujung kontolnya namun tak langsung dimasukan, tapi digesek-geseknya terlebih dahulu untuk mencari lubang memek Natalie. Namun hal tersebut justru membuat rasa geli di memek Natalie kembali terpicu, sehingga matanya sampai terpejam dan mulutnya mendesis pelan karena perlakuan Anggoro itu.

“Haassstttt…. Ooughhhss… masukin cepet masshh.” Desis Natalie sambil meraih kontol itu dan mengarahkannya masuk ke memeknya.

Setelah Anggoro merasa kontolnya sudah pas posisinya lalu didorongnya perlahan pinggulnya sehingga kontolnya itu ditelan mentah-mentah oleh memek Natalie yang merekah mengikuti bentuk kontol yang sedang dilahap liang memek itu.

Anggoro terus mendorong sampai dirasa sudah maksimal dorongannya itu dan perlahan mulai menarik dan segera menggenjotnya, setiap syaraf yang ada di batang kontolnya merasakan nikmatnya surga dunia itu dalam setiap gesekannya.

“Plokkk...plokkk...plokkk.ploookkk….”

Suara benturan antara pinggul Anggoro dan bokong montok Natalie, terus bergema terdengar sampai ke telinga Nicko yang masih terus menyaksikan di depan kamar pengantinnya itu. Nicko yang melihat memek istrinya dihajar terus menerus oleh Anggoro di depan matanya sendiri dengan liarnya itu, justru kembali bangkit rasa birahi yang baru saja berlalu tadi. Lalu perlahan Nicko menggerakkan dirinya kearah pintu lebih dekat lagi, dengan merangkak pelan Nicko bergerak bagai seekor kucing yang sedang melihat daging segar di depannya. Rahangnya kembali terasa ngilu karena menahan serangan birahi di dalam dirinya.

Sampai akhirnya dia sampai tepat di depan celah pintu kamar tempat istrinya sedang dientot oleh Anggoro. Dari sisi bawah sana dengan sudut pandang yang didapatnya ketika masih dalam posisi merangkak itu, pemandangan tubuh istrinya yang sedang menungging dan digenjot oleh Anggoro terlihat lebih dramatis di matanya.

Ketahanan Anggoro dalam mengentot tubuh istrinya, dan desahan binal yang terus didesiskan mulut istrinya menjadi suguhan terbaik bagi seorang suami seperti Nicko yang berfantasi melihat istrinya dipuaskan pria lain. Rasa-rasanya tak ingin berakhir apa yang sedang dinikmati matanya saat ini.

Setelah beberapa saat kemudian, Anggoro kembali merubah posisi mereka. Dibaringkannya Natalie di atas kasur tersebut serta dibukanya kedua kaki Natalie lebar-lebar. Lalu dengan sigap Anggoro mengambil posisi menindih tubuh montok Natalie sehingga kontolnya kembali melesak masuk sempurna ditelan lubang kenikmatan Natalie yang terekspos itu. Sambil tetap memeluk erat tubuh Natalie yang sedang ditindihnya, Anggoro mulai mempercepat tempo sodokannya.

Anggoro saat ini lebih berfokus pada orgasmenya sendiri yang dirasanya akan segera tiba. Dengan kekuatannya yang tersisa dia terus menggenjot memek Natalie diiringi dengan segenap perasaan kenikmatan yang melambungkan birahinya. Nicko terus menatap kearah mereka berdua tanpa ingin mengedipkan kedua matanya, dia tak mau kehilangan sedikitpun moment dimana istrinya dan Anggoro sedang berpacu birahi di depan matanya.

“Aaashhh… sayaaang akuuh mauuu keluaarhhh aahhh….” Racau Anggoro tanpa menurunkan ritme sodokannya.

“Heeeempppss….aaahh Aaahhhss aaahh…”

Natalie hanya terus mendesah tak mampu merespon ucapan Anggoro barusan. Otaknya sedang berkonsentrasi pada kenikmatan yang berpusat di pangkal pahanya yang semakin menjalar ke seluruh tubuhnya. Dia ingin orgasme sekali lagi.

“Aaaahhh...ahhhh….aahhhh….dekk mauu keluaarhhh!!!”
“Keluarin dalem ajaahhhss aahh… Semprotin tempikku massssh…”
Asuuuuu penaaak tenaan tempikmu dek….!!!!
“Aahhhhsss ahhhsshhh.”

“Crooott...crooott...crooott…”

Desahan dan umpatan Anggoro mengiringi semprotan pejuhnya di rahim Natalie. Ini kali kedua seumur hidupnya dia kembali menyemprotkan pejuh miliknya di memek Natalie setelah kejadian pertama di rumahnya beberapa waktu lalu. Ketika dulu mereka berpacaran dan melakukan hubungan seks, Anggoro belum pernah sekalipun menyemprotkan pejuhnya di dalam memek Natalie untuk menghindari kehamilan. Tapi semenjak pertemuan tak sengaja mereka kembali waktu itu dan pada akhirnya berakhir dengan pergumulan tak terduga di kamar Anggoro, ini kali kedua hal itu terulang. Dan Anggoro sangat amat menyukai hal ini, rasanya begitu luar biasa bisa melepaskan orgasme dan pejuhnya di dalam memek wanita ini.

“Ahhhhss yeeaashhh… Goyanginnn terussh mas jangaan cabuut… Aku sebentarr lagiii… ahhh ahhh….” Racauan Natalie ketika menerima semprotan pejuhnya Anggoro di dalam memeknya, namun dia justru meminta supaya Anggoro terus menghujamkan kontolnya karena dia merasa sedang diambang orgasmenya juga. Natalie menggoyangkan pinggulnya sambil mengaitkan kedua kakinya di sisi atas pinggul Anggoro dan meraba serta menggosok klitorisnya sendiri untuk meraih orgasme yang sudah diujung itu. Dengan segenap sisa kekuatan Anggoro, dia melakukan apa yang diinginkan Natalie, dia terus menggenjot dan menyemprotkan sisa-sisa pejuhnya sambil melumat mulut Natalie dengan panasnya.

Dan, selang beberapa detik setelah memeknya disiram lendir hangat dari kontol Anggoro, Natalie pun meraih apa yang dikejarnya. Orgasme itu datang dengan hebatnya bahkan sampai membuat tubuhnya sendiri kejang-kejang seperti tersetrum aliran listrik beribu-ribu volt selama beberapa detik.

“Oooouughh!!!! Aaaaashh yeaaaaassss!!! Ahhh ahhh ahhh ahhh ahhh….”

Desahan Natalie meledak bersama orgasme yang didapatnya. Natalie memeluk lebih erat tubuh Anggoro yang sedang menindihnya itu. Memeknya masih menelan kontol pria ini dengan diiringi kedutan-kedutan kecil. Natalie merasakan kehangatan yang nyaman dan nikmat di memeknya, karena pejuh Anggoro dan cairan cintanya sendiri masih bercampur dan bersemayam di dalam lubang memeknya. Rahimnya terasa hangat dan seluruh tubuhnya merasakan kelelahan yang teramat sangat akibat pergumulan barusan.

Sepasang manusia itu masih saling berpelukan beberapa saat merasakan kenyamanan sehabis bercinta. Kulit mereka masih saling melekat dan pastinya keringat yang keluar akibat persetubuhan barusan saling bercampur dengan bersatunya tubuh mereka berdua. Kepala Anggoro tergeletak nyaman di dada Natalie, merasakan hembusan nafas dan degup jantungnya, dia tak lagi memperdulikan keberadaan Nicko yang mungkin saja masih mengintip di luar sana.

Perlahan kontol Anggoro melemas dan lepas dengan sendirinya dari jepitan memek Natalie yang penuh lendirnya itu. Lalu digulingkannya tubuhnya sendiri ke sisi samping berbaring berdampingan dengan Natalie. Setelah Anggoro berbaring di sebelah Natalie, lalu Natalie menggerakkan tubuhnya memeluk Anggoro yang ada di sampingnya.

“Makasih yaa mas Anggo…” ucap Natalie lembut ketika masih memeluk tubuh gagah pria itu.

“Ehemm?? Makasih buat apa?” Sahut Anggoro singkat.

“Makasih dah bikin aku melayang kayak tadi.” Jawab Natalie.

“Wah mabok nih anak, melayang dikira layangan apaah? Hehehehe” sahut Anggoro bergurau.

“Hehehe tau ahhh!” Ucap Natalie sambil mengeratkan pelukannya.

Mereka berdua masih saling berpelukan setelah seks yang sangat nikmat barusan diselingi obrolan-obrolan ringan dan canda gurau antara mereka.

Kriyuuk..kriyuuk..kriyuuk..”


Tiba-tiba perut Anggoro mengeluarkan bunyian seperti orang kelaparan dan langsung disambut gelak tawa Natalie yang mendengarnya jelas.

“Hahahaha….”
“Suara apaan itu barusan…?”
“Mas Anggo laper? Hahahah”
“Yaudah bentar aku ambilin makanan yaa..”

“Hehehe iyaaa dek…”
“Abis kerja keras soalnya, laper lagi deh.”
“Yaudah tunggu bentar yaa mas.” Ucap Natalie sambil beranjak melepaskan pelukannya dan berdiri dari kasur.

“Eh, dek… Sekalian tolong ambilin handphone aku di meja depan yaa..” sahut Anggoro.

“Iyaaaa baweeel…” ucap Natalie sambil berdiri dan mengikat gelung rambutnya.

“Ihhh sampe netes-netes gini ihh…” ucap Natalie terkejut merasakan lelehan sperma dan cairan memeknya mengalir menuruni kedua pahanya.

“Banyak banget lagi masihan?” Lanjut Natalie sambil mengusap sedikit cairan yang mengalir.

“Hehehe becek yaa dek?”
“Yaudah sekalian kamu bersihin aja di luar itu.” Ucap Anggoro.

“Dasar mas Anggo tukang nyemprotin bini orang, pejuhnya masih banyak aja lagi.” Ucap Natalie sambil merunduk di depan wajah Anggoro.

“Cuupp… Biarin, isteri orangnya aja mau kok digenjotin. Hehehe..”
“Dah sana buruan, laper nih…”

“Wuuu dah kayak tuan rumah aja nyuruh-nyuruh..” ucap Natalie dengan ekspresi jutek yang dibuat-buat.

“Iyaa dong, mumpung tuan rumah sama suaminya lagi gak ada ini! Jadi, aku yang jadi tuan rumahnya hari ini nggantiin dia”
“Termasuk muasin isterinya…!!! Ucap Anggoro agak keras, dengan maksud agar bisa didengar oleh Nicko yang saat ini entah berada dimana, mungkin di kamar yang satunya, pikirnya.

“Iyaaa deh, yang hari ini jadi tuan rumah di rumah ini, dipuas-puasin deh yaaaa...” ucap Natalie kemudian bangkit dan beranjak keluar kamar dengan kondisi telanjang bulat.


[HIDE]

Ketika Natalie keluar kamarnya, dia melihat suaminya sedang berdiri di seberang tak jauh dari kamarnya bercinta dengan Anggoro. Nicko hanya berdiri mematung menatap tubuh telanjang istrinya yang masih mengalirkan sisa-sisa lendir percintaan tersebut di sela pahanya itu.

“Papihh abis ngapain berdiri di situ? Ngintip ya tadi??” Ucap Natalie lirih bertanya pada suaminya.

“.......” Nicko tak menjawab, hanya mengangguk pelan.

“Ntar ketauan mas Anggo gimana?”
“Yaudah, balik kamar dulu gih… Mamih mau ambilin makanan dulu buat mas Anggo, ntar mamih susul ke kamar yaa.” Ucap Natalie masih dengan lirih kepada suaminya.

“Iyaa mih…” jawab Nicko dengan singkat sambil berjalan menuju kamar tamu dan masuk kedalam.

“Eh, pih… Papih tadi ngeliat semuanya berarti yaa?” Ucap Natalie sambil menghampiri suaminya yang akan beranjak.

“Eh...Iyaa mihh… Papi liat mami sama mas anggo….”
“Liaar banget mainnya tadi, mamii keren banget bisa jadi liar kayak gitu di ranjang.”
“Tapi papi suka kaaaan? Mami juga suka soalnya..”
“Iyaa papi suka juga, suka banget malah.. Ini mamih yang papih mau liat dari dulu liar kalo diatas ranjang.”
“Hehehe makasih yaa pih. Nanti abis ini papih gantian mamih service deh…”
“Bener yaa?”
“Iyaa papih jeleek… Eh tapi tadi denger kan kalo mas Anggo sekarang ini katanya mau nggantiin papih hari ini jadi tuan rumah di rumah ini yaa?”
“Iyaaa denger…”
“Yaudah kalo gitu, masuk gih sana.. Istrimu hari ini mau ngelayanin tuan rumahnya dulu yaaa papih sayang.”
“Hehehe dasar mamih nih, seneng bener dapet kontol gede terus kuat kayak punyanya mas Anggo kayaknya…”
“Iyaaa doong… Punya papih istirahat dulu yaa, anteng-anteng tuh di dalem botol.”
“Huuftt iya nih, kamu jahat banget sih udah tau pas ngaceng-ngacengnha malah dibungkus gini, agak ngilu nihh..”
“Hehehe ntar mamih beliin yang bagus deh…. Biar enak dipakenya.”
“Tauuuk ahhh… Yaudah papi ke kamar yaa”
“Iyaa pih, tidur aja ntar kalo ngantuk, kalo mas Anggo dah pulang mamih bangunin papihnya.

Lalu Nicko kembali masuk ke dalam kamar tempat persembunyiannya dan merebahkan tubuhnya, entah mengapa dirasa badannya cukup merasa lelah. Dia hanya ingin tidur istirahat siang ini, tak lagi dihiraukannya apa yang akan terjadi selanjutnya antara istrinya dan Anggoro di kamar satunya lagi, paling mereka akan melanjutkan ronde berikutnya. Biarlah, pikirnya. Selama istrinya mendapatkan kepuasan yang diharapkannya, dan lagi dia cukup yakin jika Anggoro tak akan menyakiti istrinya sehingga dia bisa tenang menyerahkan istrinya kepada si tuan rumah satu hari yang ada di rumah ini hari ini.


[to be continued]

[/HIDE]
😊😊😍😍😍 suhu luar biasa
 
Part 27
Disturbing Minds





POV Anggoro



Setelah aku selesai dua kali menggarap Natalie siang ini di rumah ini, pikiranku dipenuhi pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi barusan. Jika saja siang ini yang terjadi adalah sebatas perselingkuhanku dengan mantan pacarku ini yang sudah jadi istri orang, aku tidak akan sebegitu bingungnya seperti ini. Namun, ternyata perselingkuhanku ini “diketahui” oleh suaminya sendiri. Dan seakan-akan mas Nicko yang tau hubunganku dengan istrinya itu mengizinkan terjadinya perselingkuhanku dengan istrinya bahkan ternyata dia terlihat begitu senang jika istrinya kugarap jika kulihat bagaimana dia menikmati kondisi tubuh istrinya yang berlumuran semprotan pejuhku di kamar sebelah. Pikiranku semakin kacau memikirkan yang kualami hari ini, hal yang diluar akal sehatku namun nyata kusaksikan sendiri.


Namun ditengah kekalutan pikiranku itu, aku dikagetkan oleh kedatangan Natalie yang masuk kedalam kamar tempatku berada membawa piring berisi makanan di tangan kanannya dan segelas air es di tangan kirinya berjalan ke arah ranjang tempatku berada. Dia masuk membawa makanan untukku karena sebelumnya perutku berbunyi karena kelaparan akibat beluknya sarapan ditambah persetubuhan panas barusan. Natalie telah memakai pakaian berbahan kaos longgar yang cukup panjang, namun tak cukup panjang untuk menutupi paha besarnya itu sehingga hanya mampu menutupi sebagian kecil pangkal pahanya.


“Kok kayak kaget gitu ngeliat aku?”

“Nih makan dulu mas, aku bawain makanan.” Ucap Natalie begitu masuk kamar ini.


“Wihhh enak bener jadi aku hari ini dek, puas lahir batin. Hahaha” jawabku dengan nada bercanda kepadanya sambil membetulkan posisi tubuhku yang sebelumnya berbaring menjadi bersandar pada dinding. Sebenarnya aku hanya ingin menghilangkan rasa tak nyaman ini saja dengan bersikap demikian.


“Awaas lho nanti jadi betah lho aku disini” ucapku lagi.


“Wuuu dasar, nggak boleh nginep yaa… Kelar makan kayaknya mas Anggo harus pulang deh. Soalnya tadi mas Nicko bilang dia pulang sekitar jam 2an.”


“Huffftttt" ucap Natalie sambil duduk di sebelahku. Aku berpikir kenapa Natalie juga berlaku seolah-olah dia menyembunyikan keberadaan suaminya di rumah ini yang jelas tau aku telah mengentotnya, dua kali bahkan. Aku tak mungkin salah dengan apa yang kulihat. Tapi aku semakin bingung dengan kelakuan Natalie dan Nicko ini. Seolah-olah mereka berdua memang sengaja menyuruhku datang hari ini untuk mengentot Natalie dengan berbalut modus perselingkuhan. Kepalaku serasa ingin pecah berpikir tentang hal ini.


“Dihhh manyuun… Iyaa gimana lagi, kan mas disini statusnya bukan siapa-siapa dek. Yaa harus pergi lah, kan suaminya selingkuhan mas udah mau pulang.” Ucapku sambil merangkul tubuhnya dari samping dan juga supaya aku sedikit menghilangkan apa yang mengganggu pikiranku saat ini


“Kan masih mauu lamaa masss…” ucapnya manja.


“Yaa nanti kapan-kapan lagi kan bisa.” sahutku padanya.


“Yaudah mas Anggo makan dulu nih.”

“Mau disuapin apa makan sendiri?” Ucapnya padaku.


“Pengennya sih disuapin sama kamu dek, tapi ntar kelamaan. Sini mas makan sendiri aja deh. Heheh” sahutku sambil meraih piring yang ada di tangannya.


Lalu akupun melahap makanan yang disediakan Natalie, kulihat Natalie sedang membereskan tempat tidur yang kami gunakan tadi untuk beradu birahi sementara aku makan. Tak sampai setengah jam aku menghabiskan makanan ini. Lalu kutarik piring bekas makanku di meja riasnya dan beranjak untuk mengambil pakaianku, Natalie sedang rebahan di tempat tidur sambil tangannya sibuk memainkan ponselnya.


Melihatku sedang memakai pakaian dia beranjak ke arahku sambil membawakan kaus yang tadinya tercecer agak jauh dekat dengan posisinya.


“Mas, nanti kalo aku kangen lagi mas Anggo masih mau lagi kan?” Tanyanya sambil menyerahkan kaus itu padaku.


“Lho, justru aku yang harusnya nanya itu ke kamu dek. Kalo mas kangen sama tempikmu ini, kamu masih mau kan mas ajak ngentot kayak tadi?” Ucapku tak lagi berusaha berkata dengan halus yang dibuat-buat. Aku sudah merasa kami berdua sudah nyaman, jadi kata-kata yang kupakai adalah kata-kata yang biasa kami gunakan dulu waktu masih pacaran.


“Ihh mas Anggo mah, yaaa mau lahh..” jawabnya sambil memeluk tubuhku manja. Tubuhnya mendekap tubuhku yang baru memakai celana panjangku saja, kausnya bahkan belum kupakai sehingga tubuhnya melekat kuat di kulit dada dan perutku.


“Terus nanti kalo ketauan mas Nicko gimana dek?” Ucapku memancingnya.


“Gampang nanti aja itu, mas Nicko biar aku yang atur.” Jawabnya.


“Hmmm… Yawis kalo gitu. Nanti kalo mas Nicko akhirnya pun tau, mas yang akan maju ngadepin suami kamu dek.” Jawabku.


“Heh?? Mas Nicko mau diapain emang kalo sampe tau hubungan kita mas?” Tanyanya dengan ekspresi terkejut.


“Mau aku cincang-cincang aja biar kamu jadi istriku aja. Hahahah..”


“Enggak lah, becanda dek… hehehe” lanjutku setelah melihat ekspresinya yang terkejut tadi, rupanya dia pikir aku serius dengan ucapanku barusan.


“Hiiiii mas Anggo nih!! Awas lho kalo sampe mas Nicko diapa-apain sama mas Anggo! Biar gimanapun juga mas Nicko kan suami aku.” Jawabnya merespon gurauanku.


“Iyaaa enggak lha sayangku… Malah kalo bisa mas bakal minta ijin sama mas Nicko buat jadi pacar kamu, istrinya yang montok ini.” Jawabku sambil mengenakan kausku dan kemudian mencubit pipinya yang chubby itu.


“hahaha dasar gila deh!”

“Emangnya berani gitu mas Anggo minta ijin kayak gitu?” Sahutnya lagi.


“Yaa berani lah, siapa takut!” Jawabku tegas.


“Hehehe… dasar..”

“Yaudah, mas mau langsung pulang sekarang?” Tanyanya padaku.


“Hmm… Iya deh mas pulang sekarang yaa.. Daripada ketauan mas Nicko malah repot ntar.”

“Yuk..” ucapku sambil mengajaknya keluar kamar setelah aku mengambil ponselku yang ada di atas kasur dan kemudian beranjak meninggalkan kamar pengantin pacarku ini yang masih menyisakan aroma birahi kami berdua.


Setelah kami berdua sampai di ruang tamu depan, aku lalu mengambil kedua sepatuku dan memakainya sambil duduk di sofa yang ada di ruang tamu ini. Setelah aku selesai memakainya aku segera bangkit dan bersiap untuk keluar dari rumah ini.


“Mas, sekali lagi yuk!” Ucap Natalie tiba-tiba sambil meraih tanganku menahan langkah kaki ini.


Aku cukup terkejut dengan ucapannya itu, dan mungkin Natalie menangkap kebingunganku dengan ajakannya.


“Ayoo sekali lagi sebelum mas Anggo pulang, main cepet aja. Gak usah dibuka bajunya mas.” Ucapnya lagi sambil berjalan menyeret tubuhku menuju sofa yang agak panjang.


“Lho gimana caranya, mas udah rapih gini lho.” Kataku sambil tetap mengikuti langkahnya.


“Dah sini buruan ah!” Ucapnya sambil membuka kembali kancing dan resleting celanaku dan menurunkannya sampai kebawah tanpa melepaskannya karena sepatuku saja masih ku kenakan.


Setelah celana yang kukenakan berhasil diturunkan, Natalie lalu berlutut di bawah sana dan dengan cepat meraih kontolku yang masih lemas dan memasukkannya ke mulutnya, lalu dihisap dan dikocoknya dengan bernafsu sehingga tak butuh waktu lama kontolku kembali mengeras dengan maksimal.


“Dah. Udah keras lagi tuh. Cepet masukin lagi mas. Memekku basahin pake ludah aja biar gampang.” Ucapnya sambil bangkit dan mengambil posisi menungging di sandaran sofa ini.


Aku lalu menyingkap pakaiannya, dan ternyata Natalie masih belum memakai celana dalam di baliknya. Aku segera menuruti permintaannya dengan mengusapkan air liurku untuk membasahi memeknya dan langsung membenamkan kontolku di sela-sela bokongnya yang besar ini menyarangkan kontolku ini masuk sempurna di memeknya.


“Aaashhh" desahnya ketika aku mendorong langsung seluruh batang kontolku melesak masuk menerobos liang memeknya.


Lalu aku segera menggenjot Natalie yang menungging dengan posisi berdiri di belakangnya. Baik aku dan Natalie masih sama-sama mengenakan pakaian kami masing-masing.


Tak sampai sepuluh menit kami melakukan quickie sex ini. Kulihat Natalie semakin mendesah dan aku semakin mempercepat sodokanku. Tak lama Natalie mendapatkan orgasmenya, terasa kedutan memeknya memijat seperti bahkan menghisap kontolku karena aku merasakan sedikit tersendat laju sodokanku karena lubang memeknya seperti menyempit sedikit ketika dia mendapatkan orgasmenya.


Selang beberapa saat, aku juga merasakan pejuhku semakin berkumpul dan akhirnya kulepaskan di dalam memek Natalie.


“Aaarggghh yeeeasssh” Eranganku menggema merasakan kenikmatan orgasme ketigaku hari ini bersama kekasihku ini.


Setelah kudiamkan sampai selesai semua semprotan pejuhku bersarang di memek Natalie, aku lalu mencabut kontolku dari memeknya. Lalu Natalie membalikkan posisinya dan duduk di sofa itu menghadapku yang masih berdiri ditempatku.


Aku memutuskan untuk langsung merapikan celanaku tanpa membersihkan kontolku dari sisa-sisa lendir kami berdua. Akan kubersihkan ketika aku sampai di rumah saja, pikirku. Namun ternyata Natalie melakukan hal yang tak kuduga sama sekali.


“Ini dibersihin dulu kali kontolnya. Langsung pake celana ajaa, dasar jorok nih” ucap Natalie sambil menahan celana yang sedang kutarik ke atas dan meraih kontolku dengan mulutnya. Dihisap dan dijilatinya lendir yang membasahi kontolku sampai bersih kembali. Aku diam saja melihat apa yang dilakukan Natalie.


“Dah bersih mas!” Ucapnya sambil membantuku memakai celanaku setelah selesai membersihkan kontolku


“Oke deh. Mas pulang yaa.. cupp” ucapku sambil mengecup bibirnya.


“Iya mas, hati-hati yaa.” Sahutnya singkat. Lalu aku segera beranjak keluar meninggalkan rumahnya dan segera masuk ke dalam mobilku yang terparkir di depan. Kunyalakan mobilku, dan segera kuarahkan mobil ini menuju ke luar lingkungan perumahan ini.


Setelah aku sampai ke jalan raya utama, aku mengambil rokokku dan menyalakannya sebatang sambil terus menyetir dan kembali otakku dipenuhi pikiran-pikiran atas apa yang baru saja kulalui barusan.


Natalie yang sekarang jauh lebih pintar dan binal dalam urusan seks dibanding ketika menjadi pacarku beberapa tahun yang lalu. Natalie yang sekarang benar-benar tau caranya memuaskan prianya. Aku tiba-tiba sungguh merasa iri dengan Nicko yang menjadi suaminya sekarang, sisi binalnya sungguh luar biasa.


Bahkan yang kupikir yang terjadi siang ini pun, Natalie yang mau kembali ngentot denganku dengan Nicko yang ada di kamar sebelah itu. Mungkin juga merupakan fantasi suaminya untuk melihat istrinya berhubungan seks dengan pria lain juga merupakan bentuk pelayanan seks yang diberikan Natalie untuk fantasi suaminya itu.

Aku bukannya tidak tahu ada sebuah fantasi yang dimana seorang suami begitu ingin melihat istrinya digarap oleh pria lain di hadapannya sendiri. Menurut cerita, itu mampu memberikan sensasi luar biasa kepada sang suami dan bahkan bisa membangkitkan gairah mereka ketika mereka menyetubuhi istrinya setelah disetubuhi pria lain tersebut.


Namun aku tidak menyangka jika saat ini aku ada di dalamnya. Dan yang menjadi istri dalam pasangan suami istri itu adalah mantan pacarku sendiri. Namun sebelum ini lebih jauh, aku berpikir untuk memperjelas posisiku dan mereka. Aku harus menemui Nicko dan membicarakan hal ini padanya.


-------

-------




POV Nicko


“Paaaa...pihhh…” terdengar suara istriku memanggilku dari arah ruang tamu setelah kepergian Anggoro, aku melihatnya juga tadi ternyata sebelum Anggoro pergi mereka masih menyempatkan untuk melakukan quickie di ruang tamu.


“Yaaa mihhh..” sahutku sambil beranjak dari tempat ‘persembunyianku’ yaitu kamar tamu yang berada di sisi ruang tamu yang kugunakan selama istriku dan Anggoro berbagi birahi.


“Anggoro udah pulang?” Tanyaku ketika tiba di ruang tamu pada istriku. Aku melihat istriku sedang duduk di sofa ruang tamu dengan bajunya yang tersingkap di perutnya dan kaki kanannya ditaruhnya di atas sofa.


“Udah barusan.” Sahutnya singkat.


“Sini pih, ini masih ada pejuhnya mas Anggo nih. Bersihin mau yaa?” Ucapnya lagi. Aku langsung mengambil posisi bersimpuh di depannya tepat kepalaku berhadapan dengan memeknya yang masih terlihat lelehan pejuh Anggoro disana.


“Mami nih yaa… Masih sempet-sempetnya ngentot padahal Anggoro dah mau pulang.”


“Ya kan mumpung mas Anggo masih disini, sekalian nambah aja kan gapapa. Dianya mau juga aja kok. Yeee..”


“Wahhh masih becek banget nih memek” ucapku sambil mengusap lembut memek istriku.


“Hmmm… Kan buat papih, sengaja mamih siapin…” sahutnya.


Dengan perlahan kudekatkan wajahku mendekati memeknya yang berlumuran pejuh itu. Aroma lendir birahi mereka semerbak masuk tercium indera penciumanku. Aku langsung dihinggapi dengan perasaan yang tak mampu aku lukiskan. Entah mengapa aku jadi sangat menyukai aroma memek istriku yang habis menerima pejuh dari Anggoro seperti ini. Seperti memberikan aura erotis yang tinggi ketika melihat memek istriku seperti itu.


Dengan tanpa ragu kembali kujilati memek istriku bahkan menyedotnya dengan bernafsu. Akal sehatku tak lagi bekerja pada saat-saat seperti ini kurasa, hanya sebuah sensasi erotis tadi yang bernaung di pikiranku. Membayangkan istriku dalam pelukan pria lain saja sudah membuatku begitu horny, sedangkan tadi aku melihat langsung dengan mataku sendiri bagaimana Anggoro begitu bernafsu menggarap tubuh istriku sehingga istriku kembali bertekuk lutut oleh kejantanan Anggoro, ditambah lagi aku dapat melihat dan menyentuh langsung sisa-sisa pertempuran birahi mereka dengan ditandai dengan bekas pejuh pria tersebut di tubuh istriku.


Ada birahi disitu, ada kebanggaan karena tubuh istriku ternyata dikagumi juga oleh pria lain, dan yang jelas ada kepuasan sendiri melihat istriku ini dipuaskan oleh pria tersebut. Entahlah, mungkin banyak orang tak bisa mengerti dengan apa yang kami atau aku lakukan ini. Namun yang jelas, aku menikmatinya. Aku menikmati perasaan takluk ini, perasaan hina dan tak berdaya melihat istriku dientot mantan pacarnya yang bisa kubilang secara posisi berada di bawahku, namun kemampuan seksualnya jelas jauh di atasku bahkan mampu memberikan istriku kepuasan yang tak mampu kuberikan.


Aku lebih bisa menikmati rasa takluk ini ketika Anggoro yang menggauli istriku dibanding pada waktu Ricko yang melakukannya, walaupun aku sama-sama mendapat kenikmatan dari keduanya namun sensasinya ternyata jelas berbeda.


Terlebih pada saat selesainya Anggoro menggarap istriku, aku harus kembali berlutut di hadapan istriku membersihkan sisa-sisa lendir birahi mereka di tubuh istriku. Rasa berdebar-debar yang menyelinap di dadaku ketika harga diriku di hadapan istriku kembali ditekuk oleh kejantanan mantan kekasih istriku itu. Jangankan 'hanya’ membersihkan sisa lendir mereka, dihinakan lebih dari inipun akan rela kulakukan karena mampu menyuntik kenikmatan birahi yang hebat padaku ketika melakukan hal itu.


Istriku kembali mengerang, mendesah, dan meliar kembali ketika memeknya kujilati dan kusedot sedemikian rupa. Semakin kujilati dengan liar, istriku semakin menunjukkan sisi erotisnya. Kedua tangannya memegang kepalaku membenamkannya lebih dalam di selangkangannya, sampai aku kesulitan bernafas.


Tak sampai orgasme, namun kini memeknya sudah bersih dari pejuh Anggoro yang sebagian besar tertelan ke tenggorokanku, tak kuhiraukan kembali rasa asing yang ada di mulutku ini, justru aku menikmatinya.


“Ahhhh iyaa pihh… Terussh jilatin pih.. bersihin pejuhnya mas anggo… ahhh…”

“Pejuhnyaaa angeet pihh tadi...enaaakh bang...eeetthh.. aaarrrggh” racau istriku akhirnya sambil menekan kepalaku merapat ke memeknya karena ternyata gelombang orgasme mendera dirinya.


Aku lalu menarik kepalaku dan masih sambil berlutut memandangi istriku yang tengah diombang-ambingkan gelombang orgasmenya yang entah kesekian kali didapatnya hari ini.


“Hashh hashh hashh” istriku masih terengah-engah nafasnya selama beberapa saat. Dan tubuhnya lunglai bersandar di sofa sementara aku hanya memandangnya. Nafsuku kembali menyeruak dari dalam jiwaku.


“Mihhh….”

“Hah?? Hshhh hassh hashh”

“Enaak mih?”

“Ihh yaah..enaakh pihhh”

“Ngentot ya mihh.. papih pengen juga.”

“Iyaaahh bentaaar yaa pih tapii.. aku masih ngumpulin tenaga dulu.”

“Yes! Siaap mih”

“Yaudah kontolnya papi buka dulu aja itu.”

“Ya mih.”


Lalu aku bangkit berdiri dan melepas kurungan yang sedari tadi 'menyiksa’ kontolku dalam kenikmatanku bisa melihat langsung istriku dientot Anggoro tadi. Seketika botol cuka itu terlepas, kontolku langsung membesar dan mengeras dengan cepat. Masih tampak sedikit kemerahan karena mungkin aliran darah disana sedikit terhambat ketika sedari tadi terkurung. Mungkin benar kata istriku tadi, sepertinya lebih baik aku menyiapkan chastity atau cock-cage saja, persiapan sewaktu-waktu istriku berniat kembali mengerangkeng kontolku lagi.


Setelah kontolku terbebas aku langsung memposisikan kontolku di hadapan memek istriku untuk kumasukan sesegera mungkin dalam lubang kenikmatan istriku. Namun ketika kontolku berhasil masuk tanpa hambatan, istriku justru menghentikanku sebelum aku melanjutkan lebih jauh.


“Ahhh kok gak berasa pih? Udah masuk belom sih?” Ucap istriku ketika aku berhasil membenamkan kontolku dalam memeknya. Aku cukup bingung dengan pertanyaan istriku itu, kontolku kukira masih termasuk size standard orang kebanyakan, berukuran kurang lebih 13cm sekarang dia bilang tak terasa di memeknya? Oh yang benar saja?? Apakah mungkin karena kontol Anggoro, maupun Ricko, atau Jeffry yang pernah diterimanya masuk ke dalam memeknya jauh lebih panjang dan besar dari milikku yang membuat istriku mengatakan hal demikian?


“Udah kok, udah masuk ini.” aku langsung menggenjot memek istriku yang aku merasa masih cukup sempit, masih mampu membuatku kelojotan dengan cepat.


“Ahhhh ahhh ahhh ahhh”

“Memeknya kok masih sempit gini sih mih? Bikin papih gak tahaan kalo gini terusss ahh” racauku sambil terus menggenjot istriku.


“shhhh….mmmhhh.sshhh” istriku hanya mendesah pelan ketika aku terus menggenjot memeknya.


“Ahhh Papiihhh gak tahaan mihh…”

“Mauuu keluaarhhh!!” Aku kembali meracau semakin tak terkontrol ketika kurasa aku akan mencapai puncak kenikmatanku yang tak mampu ku tahan lebih lama karena terlalu nafsunya, sampai akhirnya pejuhku meletup beberapa kali di memek istriku, tak begitu banyak memang, namun memberikan orgasme terbaik yang pernah kurasakan.



--

--
[Hide]

POV Orang Ketiga


Sementara Nicko sedang menyelesaikan hajat birahi bersama istrinya Natalie yang baru saja melakukan persetubuhan dengan Anggoro mantan kekasihnya. Tanpa mereka berdua ketahui, ternyata tepat di depan pintu rumah mereka ada sepasang mata yang menyaksikan pemandangan tersebut. Tidak hanya pergumulan Nicko dan Natalie barusan, namun sosok ini sudah berada di teras rumah ini sedari tadi ketika Natalie beradu birahi dengan Anggoro beberapa saat yang lalu.


Namun ketika Anggoro selesai menggarap Natalie di ruang tamu dan beranjak keluar, sosok tersebut masih sempat menyembunyikan keberadaannya yang melihat persetubuhan tak wajar antara si wanita pemilik rumah ini dan pria yang belum dikenal sebelumnya olehnya. Namun tak berapa lama berselang, dirinya kembali menemukan kenyataan yang lebih tak wajar, bahkan tak pernah diduga oleh dirinya jika wanita ini akhirnya mengetahui bahwa sang suami ternyata juga berada di dalam rumah. Tadinya wanita ini berpikir jika sang istri sedang berselingkuh, namun ternyata perkiraannya meleset. Sang pria yang sedang menggarap adik sepupunya yang tak lain adalah Nicko merupakan suami dari adik sepupunya itu. Lalu siapa pria yang sebelumnya menggarap tubuh adik sepupunya itu? Dan bagaimana bisa, ternyata suami adik sepupunya justru sedang berada juga di dalam rumah dan juga mengentot adik sepupunya itu setelah sebelumnya adik sepupunya dientot oleh pria yang belum dikenalnya.


Sungguh ini merupakan tiga puluh menit yang paling membingungkan dalam hidupnya. Sepanjang hidupnya Evianne, atau yang akrab dipanggil Anne oleh Natalie, dan dipanggil Evie oleh Nicko, tidak pernah sekalipun dia menyaksikan ini dalam kehidupan nyata, kecuali di film-film porno yang sering ditonton bersama suami dan anaknya.


Suami dan anaknya?? Ya, kehidupan seks incest Evie dengan suami dan anaknya selama ini dianggapnya sudah paling aneh dan tak masuk akal, namun ternyata kehidupan seks sepupunya yang bernama Natalie juga sama tak masuk akalnya. Namun hal ini justru memancing gelombang aneh pada tubuhnya.


Niat awal berkunjung ke rumah sepupunya ini yang tadinya hanya untuk mengobrol dan tentang katalog fashion yang sedang dibawanya berakhir dengan kenyataan jika sepupu beserta suaminya itu juga mempunyai kehidupan seks yang tak biasa. Karena jelas, pria tak dikenal yang sudah pergi sebelumnya itu bukan selingkuhan Natalie, karena Nicko mengetahui hubungan seks istrinya dengan si pria itu bahkan tak segan mengentot istrinya yang sebelumnya disemprot pejuh oleh pria tak dikenal itu. Bahkan Nicko sendiri yang membersihkan pejuh sang pria itu di tubuh istrinya.


Sebuah kejadian tak disengaja sore ini, yang akan membawa kehidupan seksnya dan keluarganya kearah yang belum pernah diduga sebelumnya.

[/Hide]
[Hide]
[/Hide]



[to be continued]
Mantap pisan hu
 
Bimabet
sampai sekarang masih sering ku nikmati cerita ter de best cuckold ini
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd