Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kira-kira apa ya pekerjaan sehari-harinya Risma

  • Ibu Rumah Tangga

    Votes: 38 37,3%
  • Guru

    Votes: 57 55,9%
  • Pegawai kantoran

    Votes: 19 18,6%
  • Risma

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Nuri

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Usy

    Votes: 0 0,0%

  • Total voters
    102
  • Poll closed .
Bimabet
LANJUT TIPIS LAGI AJA

"Ting...ting...ting...!". Suara dari ponsel Bu Nuri menandakan ada beberapa pesan yang masuk.

"Kayaknya ada yang lagi kangen nih...!". Ujar Bu Usy mengingatkan rekan kerjanya yang saat itu terlihat sibuk mencari ponsel dalam tasnya.

"Paling juga yang ngajak kencan bu...hihi...!". Jawab Bu Nuri enteng diiringi dengan senyum manisnya.

Siang itu memang keadaan di ruang guru tengah ramai dikarenakan sedang ada kegiatan OSIS yang otomatis kegiatan belajarpun ditiadakan, membuat para staf dan guru hanya berkumpul diruangan itu dan bercengkrama bersama rekannya untuk mengisi waktu luang.
Tak terkecuali dengan Bu Usy dan Bu Nuri. Obrolan tentang hal-hal mesum berbau seks memang membuat mereka berdua betah untuk bercengkrama berdua dimejanya yang bersebelahan diruangan tersebut.

"Kalau dapet job sekali-kali aku diajak dong bu... lumayan juga kayaknya buat nambah-nambah uang nyalon...hehe...!". Ucap Bu Usy dengan sedikit menurunkan volume suaranya.

Mendengar kata-kata dari rekan kerjanya, Bu Nuri yang sedang membalas pesan yang masuk diponselnya lantas menoleh dan tersenyum penuh makna.

"Halah...nanti kalau dapet tamu kayak Pak Hendra malah jadi takut sama trauma...hihi...tar ngerepotin saya...!". Ejek Bu Nuri dengan senyum manisnya dan tatapan mata yang terfokus pada layar ponselnya.

"Ya cari tamunya yang berondong sama masih polos aja bu... kayak Fikri yang kemarin booking ibu...hehe...!". Kilah Bu Usy sambil membayangkan dirinya menjadi seperti Bu Nuri yang kini mempunyai dua profesi.

Obrolan yang sebenarnya tak pantas dari dua orang wanita cantik berhijab dengan pakaian seragam mengajarnya itu mengalir begitu saja.
Seperti tak ada beban bahkan tak memikirkan norma-norma kepatutan, dua orang wanita tersebut bercengkrama dengan asiknya dan terlihat diselingi oleh tawa.
Kegiatan itu jelas membuat rekan sesama pengajar diruangan tersebut, terutama para guru laki-laki penasaran dan tertarik untuk bergabung dengan mereka berdua.
Tak terkecuali dengan Pak Soleh, seorang guru laki-laki berusia lima puluh lima tahun yang memang menyimpan rasa ketertarikan kepada para ibu guru muda disekolah tersebut.
Melihat paras cantik dengan pakaian dinas khas para guru perempuan bisa membuat hasrat kelelakiannya bangkit. Bahkan tak jarang ketika bercinta dengan istrinya, Pak Soleh berhasil mencapai puncak kenikmatannya bila sambil membayangkan sedang bercinta dengan para ibu guru muda nan cantik disekolah tempat ia bekerja ini.

"Waduh, saya perhatikan dari tadi Bu Nuri sama Bu Usy asik bener ya ngobrolnya... saya boleh ikutan? Biar bisa terlihat muda lagi ini saya kalau gaul sama ibu-ibu muda...hehe...!". Ucap Pak Soleh sambil mengambil kursi dan duduk didepan Bu Nuri dan Bu Usy.

"Eh... bapak... boleh sini pak...!". Bu Nuri menyahut dan menyambut hangat kedatangan guru seniornya tersebut.

Akhirnya mereka bertiga mengobrol dengan asiknya, tentu saja dengan topik obrolan yang lain tak seperti ketika Bu Nuri dan Bu Usy bercengkrama hanya berdua saja.
Namun kegenitan Bu Nuri dan Bu Usy dengan nada suara yang manja jelas membuat birahi Pak Soleh bangkit.
Khayalan laki-laki paruh baya itu semakin tinggi tatkala candaannya yang menyerempet ke hal-hal mesum ditanggapi dengan santai oleh Bu Nuri dan Bu Usy.
Kali ini Pak Soleh malah membayangkan dirinya tengah rebah diatas kasur sambil melihat kearah bawah dimana Bu Nuri dan Bu Usy sedang memanjakan batang kontolnya. Suara desahan manja dari kedua ibu guru tersebut menegaskan jika mereka berdua begitu menikmati dan menginginkan batang kontolnya. Ada rasa geli namun nikmat ketika lidah Bu Usy menjilati biji kontol miliknya hingga air liur guru cantik tersebut bersatu dengan ludah milik Bu Nuri yang tengah asik mengulum batang kontolnya.
Kenikmatan yang Pak Soleh dapatkan kian bertambah ketika Bu Nuri menyodorkan rekahan memeknya yang telah basah untuk dijilatinya. Rasa cairan memek yang gurih dengan aroma khasnya benar-benar membuat Pak Soleh semakin bergairah.

"Ahhhh...Pak...Pak Soleh...Bapak...!". Sebuah suara panggilan seorang perempuan menyadarkan laki-laki paruh baya itu dari lamunan joroknya.

"Eh...iyah...ap...apa Bu Usy?". Jawab Pak Soleh tergagap menjawab panggilan tersebut.

Pak Soleh berharap jika kedua perempuan ini tidak mengetahui dirinya tengah melamun jorok tentang mereka, walaupun kelakuannya memang tak bisa menutupi pikirannya dimana ia kini tengah duduk dihadapan Bu Nuri dan Bu Usy dengan tangan yang bergerak naik-turun diselangkangannya sendiri.
Namun rasa malu dan khawatirnya sedikit sirna ketika melihat kedua wanita itu menunjukan senyumnya. Ia lega saat mengetahui tak ada mimik wajah marah dari keduanya.
Namun Pak Soleh agak kecewa saat Bu Nuri dan Bu Usy beranjak berdiri dari tempat duduknya. Kedua guru wanita cantik itu berjalan melewati dirinya dengan raut wajah seolah mereka tak melihat siapa-siapa.
Tetapi ketika itu satu tangan memegang bahunya, dan suara bisikan merdu dengan nafas yang berhembus ditelinganya kembali membangkitkan gairah Pak Soleh. "Pak... kalau ada uang buat jajan, Usy tunggu diruang UKS ya...!".

Sementara itu diruang BK,
Risma yang mendapat jadwal piket hari itu tengah menyidang tiga orang muridnya yang terdiri dari dua orang siswa laki-laki dan satu orang siswi perempuan. Ketiganya ketahuan oleh Risma sedang berbuat mesum diruang peralatan ketika Risma tengah bekeliling tadi di area sekolah.

"Santi... coba jelaskan sama ibu kenapa kamu sampai mau melayani Yogi dan Angga diruang peralatan sekolah, apa kamu menikmati digumuli dua laki-laki?". Tanya Risma terhadap siswinya yang ia ketahui bernama Santi.

Ditanya oleh gurunya, Santi bukannya menjawab. Ia hanya menunduk bahkan suara isak tangis mulai terdengar.
Hatinya berdebar, pikirannya kacau. Ia hanya membayangkan jika dengan ini dirinya jelas-jelas akan dikeluarkan dari sekolah, bahkan lebih parahnya lagi jika orang tuanya akan mengetahui kelakuannya selama ini.
Melihat muridnya yang panik, Risma jadi merasa kasihan dan mencoba untuk menenangkannya. Ia tahu apa yang sedang dipikirkan oleh siswinya itu.

"Jangan nangis sayang, ibu tahu apa yang kamu pikirkan...percaya sama ibu ya... kalau kamu mau bekerjasama dan menjawab serta menceritakan apa yang ibu tanyakan, kamu gak bakalan ibu keluarkan dari sekolah ini...!". Ucap Risma sambil mengusap-usap punggung siswinya agar merasa tenang.

Lambat laun akhirnya tangisan Santi berhenti. Ada sedikit rasa lega dihatinya mendengar kata-kata dari gurunya tersebut. Namun untuk menjawab pertanyaan sang ibu guru, Santi masih merasa malu.
Dengan bujukan dan rayuan Risma akhirnya Santi mau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh gurunya tersebut.
Mulanya siswi itu agak sedikit canggung untuk bercerita, namun ketika melihat wajah Risma yang tidak menunjukan mimik marah, ia pun mulai menceritakan segalanya. Sementara Yogi dan Angga hanya menunduk tak berani menatap wajah si ibu guru yang tengah antusias mendengarkan cerita siswinya.
Santi bercerita dari awal dirinya diperawani oleh Yogi yang merupakan pacarnya sampai dicekoki obat dan minuman keras serta dipaksa untuk melayani teman-teman pacarnya. Bahkan Santi pun bercerita jika ia juga pernah dipaksa oleh Yogi untuk menjual tubuhnya kepada salah seorang guru laki-laki disekolah itu demi mengkatrol nilai dan menambah uang jajannya.
Risma hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mendengar cerita siswinya, apalagi ketika Santi dengan jujur menceritakan jika saat ini ia mulai menikmati kehidupan seksnya.
Yogi pacarnya sudah tak perlu lagi memaksa jika ia harus bercumbu dan melakukan hubungan badan dengan temannya. Bahkan sekarang Santi juga sering meminta Yogi untuk mencarikan laki-laki yang ingin menggunakan jasanya dalam memberikan pelayanan diatas ranjang.

"Yogi... kenapa kamu berbuat setega itu sama Santi pacar kamu?". Kini Risma bertanya pada Yogi.

Sama seperti Santi, awalnya Yogi pun merasa canggung untuk bercerita kepada gurunya tentang kelakuannya terhadap Santi yang notabene adalah pacarnya sendiri.
Namun setiap detik dan kata yang ia rasakan ketika mengutarakan ceritanya membuat perasaannya lega, hingga ia dengan lancar menceritakan segalanya.

"Jadi itu yang kamu rasakan ketika melihat pacar kamu digumuli orang lain?". Risma kembali bertanya dengan tegas kepada Yogi yang hanya dijawab oleh anggukan pelan.

Mendengar cerita Yogi, Risma sedikit mengerti dengan apa yang dirasakan siswanya ini sama dengan apa yang dialami oleh Nugi sang suami dalam kehidupan seks dalam rumah tangganya.
Mengingat para siswa ini sudah menginjak kelas 12 dan sebentar lagi akan menghadapi ujian kelulusan, maka Risma memutuskan untuk tidak mengeluarkan mereka dari sekolah.
Namun sanksi apa yang harus ia berikan kepada mereka bertiga agar wibawanya tetap terjaga?

"Apa aku membiarkan semua ini hanya menjadi rahasia?". Itulah pertanyaan yang kini berada dibenak Risma.

Sementara ketiga muridnya masih tertunduk, Risma pun memikirkan apa langkah selanjutnya untuk memecahkan masalah ini. Jika dilarang pun akan terasa percuma, Santi yang sudah menikmati caranya melakukan seks bersama pacar dan teman-temannya pasti tak akan merasa jera. Mungkin didepan Risma anak ini akan berprilaku baik, namun entahlah jika dibelakangnya. Lagian Risma juga sadar jika ia tak mungkin mengontrol murid-muridnya 24 jam nonstop. Kapasitas dan kewenangannya dalam menangani perilaku siswa-siswinya hanya sebatas dilingkungan sekolah itu saja. Selebihnya ia tak tahu tentang apa yang mereka lakukan diluaran sana.
Sebuah senyum terukir dibibir ibu guru yang cantik ini ketika menemukan sebuah ide.
Daripada anak-anak ini terjerumus dalam seks yang berbahaya, kenapa tak menyuruh mereka menikmatinya dengan bebas saja sekalian, tapi tentu harus dengan cara yang aman agar tidak sampai merusak masa depan mereka yang masih terbilang panjang.

"Santi...jujur sama ibu, kamu menikmati ketika digumuli banyak laki-laki?". Risma bertanya ingin memastikan perasaan siswinya itu.

Santi terlihat mengangguk dengan perasaan takut ketika menjawab pertanyaan dari gurunya tersebut.

"Gak usah takut, ibu sudah berjanji kalau kalian tak akan ibu keluarkan dari sekolah ini, kita akan merahasiakan semua ini. Tapi ibu juga minta sama kalian agar bisa lebih berhati-hati ketika melakukan hubungan seks, terutama dilingkungan sekolah. Satu lagi ibu juga minta kalian untuk saling menjaga, jangan sampai Santi hamil atau terkena penyakit kelamin. Karena selain akan merusak masa depannya Santi, kalian juga akan terkena imbasnya... jadi, mari kita nikmati saja petualangan masa muda kalian...!". Tegas Risma menjelaskan kepada tiga muridnya yang ketika mendengar perkataan itu hanya bisa menatap Risma tanpa berkedip, mereka seakan tak mengerti dengan maksud dari penjelasan yang Risma utarakan.

"Santi, sekarang cuci vagina kamu... Angga, kamu beli kondom...pakai saja motor ibu dan bilang sama satpam kamu disuruh ibu keluar membeli sesuatu...!". Kembali Risma mengagetkan ketiga muridnya, kali ini sambil menyerahkan sabun pencuci vagina kepada Santi yang selalu ia bawa dari sakunya. Ia pun menyerahkan selembar uang dan kunci motornya kepada Angga.


Ditempat lain tepatnya diruangan UKS, khayalan Pak Soleh menjadi kenyataan. Dirinya tengah berbaring nyaman diatas kasur dengan keadaan sudah bertelanjang. Di area selangkangannya terlihat dua orang perempuan cantik berseragam tengah berebut batang kontolnya untuk dimanjakan.
Pak Soleh sesekali meringis menahan ngilu ketika Bu Usy mengulum biji kontolnya dengan kencang hingga mengeluarkan suara "plop" ketika biji itu dilepaskan.
Kenikmatannya semakin bertambah ketika Bu Nuri memainkan lidahnya diatas kepala kontol Pak Soleh yang tengah dikulumnya.
Tak ayal erangan laki-laki berusia 55 tahun itu terdengar memilukan, apalagi saat itu Bu Usy pun tengah menjilati bagian bawah biji kontol seperti dalam khayalannya membuat mata Pak Soleh terpejam merasakan nikmatnya.
Pak Soleh merasa kaget ketika ia membuka matanya, rekahan memek yang basah sudah berada didepan wajahnya. Ia lantas menjulurkan lidahnya hingga ujung lidahnya itu menyentuh cairan yang keluar
dari lubang memek yang disuguhkan.
Lenguhan Bu Nuri pun terdengar, rasa geli dilubang memeknya yang tengah dijilati oleh Pak Soleh benar-benar ia nikmati dan diekspresikannya dalam bentuk lenguhan yang manja.
Sedang asik menikmati gurihnya cairan memek Bu Nuri, Pak Soleh pun merasakan ada benda basah dan hangat yang tengah menyelimuti batang kontolnya secara perlahan diiringi suara lenguhan seorang perempuan.

"Hmmmmhhh... ahhhh...bessssahhhrrr bu...ohhh...!" Ungkap Bu Usy yang saat itu tengah menjejalkan batang kontol Pak Soleh kedalam jepitan lubang memeknya dengan posisi berjongkok dan tangan yang berpegangan dibahu Bu Nuri yang berada dihadapannya.

Pemandangan yang akan membuat iri setiap laki-laki yang melihatnya, dimana dua orang perempuan cantik dengan tubuh telanjangnya sedang berjongkok saling berhadapan diatas tubuh seorang laki-laki tua.
Bu Usy terlihat sedang bergoyang memaju mundurkan pinggulnya sehingga membuat kontol Pak Soleh terasa sedang mengaduk-aduk lubang memeknya. Begitu juga dengan Bu Nuri yang terlihat merem-melek merasakan kenikmatan dari lidah Pak Soleh yang sedang menjilati lubang kenikmatannya.
Lenguhan Bu Nuri dan Bu Usy saling bersahutan terdengar didalam ruangan tersebut.

"Mmmhhh...ahhh... Bu Nuri...ahhh anjjjjj...Usy bucat Bu ahhhh... nikmat... ohhhh yahhh...!". Ungkap Bu Usy ketika orgasme didapatkannya.

Ia segera melepas kontol Pak Soleh dari lubang memeknya yang terlihat begitu basah.
Sementara melihat temannya berhasil mendapatkan orgasme, Bu Nuri pun ikut beranjak dari posisinya. Ia segera menungging diatas kasur dan meminta Pak Soleh untuk menusukan batang kontolnya yang sudah terlihat mengkilap kedalam lubang memek miliknya.

"Ayo sini pak, sekarang giliran memek saya yang ditusuk kontol bapak...!". Goda Bu Nuri agar Pak Soleh segera menusuk memeknya.

"Bles..." kontol Pak Soleh menghujam dengan mantap lubang memek Bu Nuri, membuat bola mata wanita itu seakan terbalik karena meresapi kenikmatan yang dirasakannya.
Genjotan pelan laki-laki paruh baya itu membuat Bu Nuri semakin melenguh keenakan. Pinggulnya mulai bergoyang melawan, bahkan saat Pak Soleh berhenti menggenjot, Bu Nuri lah yang bergerak memaju mundurkan pinggulnya.

"Ah...gimana memek Nuri pak...ahhh...masih nikmat kan pak...ohhhh...yesss ahhh...!". Ucap binal Bu Nuri yang bertanya tentang rasa jepitan memeknya di batang kontol Pak Soleh.

Pak Soleh yang melihat kebinalan ibu guru ini hanya melemparkan senyumnya. Ia tak menyangka jika khayalannya selama ini bisa ia wujudkan.

"Arggghhh... tau kalian nakal gini udah saya entot dari dulu...euhhhh...!". Ucap geram Pak Soleh sambil menghujamkan kontolnya dengan keras lalu menggenjot memek Bu Nuri dengan tempo yang cepat.

"Prot...prot...ceprot...!". Suara kontol Pak Soleh yang keluar masuk dilubang memek Bu Nuri yang semakin basah. Suara khas dari memek perempuan yang digenjot dengan gaya doggy. Suara yang tentu saja membuat Pak Soleh di usia senjanya semakin bergairah.
Hingga lima menit berselang, jeritan khas Bu Nuri yang mendapatkan oragasmenya terdengar begitu manja.

Setelah orgasme Bu Nuri reda, kini terlihat Pak Soleh yang berdiri diatas kasur tengah mengocok kontolnya dengan gagah. Dibawahnya Bu Usy dan Bu Nuri terlihat berlutut dan membuka mulut mereka masing-masing menunggu Pak Soleh menembakan spermanya.
Hingga dengan sedikit berteriak Pak Soleh mencapai klimaks. Ia arahkan batang kontolnya yang beberapa kali menembakan cairan kental kedalam mulut dua ibu guru itu secara bergantian.

"Gimana Pak udah lega sekarang....!". Tanya Bu Usy setelah menelan sperma Pak Soleh yang ditembakan kedalam mulutnya, diiringi suara tawa manja Bu Nuri rekan kerjanya.


Lalu bagaimana dengan Bu Risma dan ketiga muridnya?
Nantikan saja.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd