Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Part 43: Luluhnya sebuah hati


Tasya Anggraeni

[
URL=http://www.imagebam.com/image/ed2a8e1367763463]
ed2a8e1367763463.jpg
[/URL]
Marisa

Pov Tasya Anggraeni

Sepulang sekolah aku mendapat WA dari mbak Marisa bahwa dia kini berada di toko buku di jln Pandanaran dan memintanya untuk menemuinya di toko buku tersebut karena mbak Marisa ingin membeli buku yang kalau di Jakarta ngak sempat untuk membelinya aku langsung ke toko buku tersebut dan menemuinya

Setelah memarkir mobil ku aku langsung telpun mbak Marisa bahwa aku sudah ada di parkiran tak tunggu di café di sebelah toko buku

“Ya sebentar dik Tasya aku turun” kata Marisa

Aku keluar dari dalam mobil dan menuju café yang ada di samping toko buku itu dan aku melihat mbak Marisa sedan berjalan menuju kearah ku

“Maaf ya dik Tasya, aku ngepotin dik Tasya ya” kata Marisa

“Ngepotin soal apa mbak” jawab Tasya

“Ya semuanya kan di Tasya mau ujian nasional juga malah di ajak keluyuran” kata Marisa

“Ngak kok malah aku senang ada teman yang mengajak aku refersing kan jenu juga sih selalu berkutat dengan Matematika, Fisika Biologi kimia lama lama bosen juga mbak” kata Tasya

“Dik Tasya jurussan IPA ya” kata Marisa

“Ya mbak salah jurusan kali, kalau mbak dulu jurusan apa ya” kata Tasya

“Kalau dulu mbak jurusan Sos dik, bosen juga sih harus banyak hafalannya di samping tata buku dan metematika juga sih tapi ngak seberat kalau di IPA sih” kata Marisa

“Mbak udah dapat bukunya” kata Tasya

“Udah dik tadi kan mbak berangkat dari rumah jam 9 nan gitu hanya membeli buku buku managemen dan pemasaran kok dik, kan rencana mbak mau bikin usaha sendiri tapi di bidang hukum ya sepeti pengacara gitu kan juga harus tau pemasaran dan managemen juga sih” kata Marisa

“Wah mbak hebat kalau mbak mau membuka usaha sendiri Tasya dukung deh, boleh aku investasi ke perusahaan mbak gitu” kata Tasya, lanjutnya “Kebetulan di Larasati group belum punya pengacara tetap jadi sementara ini di gabung dengan notariat”

“Wah aku senang nih kalau dik Tasya bisa bantu aku mendirikan perusahaan sendiri yang bergerak di bantuan hukum dan pengacara” kata Marisa

“Lalu rencana mbak mau mendirikan nya di mana” kata Tasya

“Ya di kota Semarang aja dan wilayah kerja nya di Jawa Tengah dan DIJ gitu” kata Marisa

“Kapan itu” kata Tasya

“Kan aku sekarang masih terikat kontrak dengan MMC group dan berakhir bulan depan gitu tapi kemarin aku di tawari untuk memperpanjang kontrak aku jawab juga pikir pikir dulu” kata Marisa

“Jadi kerja dengan mas Bram ini yang terakhir kali nya ya mbak” kata Tasya

“Mungkin juga sih kalau kontrak ku tidak aku perpanjang juga” kata Marisa

“Dik bisa nganter mbak beli pakaian muslimah” kata Marisa

“Ha mbak Marisa mau pakaian muslimah juga” kata Tasya

“Ini sesuai nadar dik, kalau mbak ketemu dengan pujaan hati mbak sebagai rasa syukur mbak akan memakai pakaian muslimah” kata Marisa

“Ok nanti aku anter deh, tapi sekarang ke apartemenku dulu ya, aku mau ganti pakaian juga ngak enak kluyuran pakai pakaian osis kayak gini” kata Tasya

“Ayok” kata Marisa sambil berdiri dari café di dalam toko buku tersebut

Mereka berdua meninggalan café setelah Tasya membayar minuman yang mereka pesan dan melangkah ke mobil Tasya yang terparkir di dekat café tersebut setelahnya Tasya membawa mobilnya mengarah ke apartemen Tasya

Sesampainya di apartemen Tasya langsung mengajak Marisa masuk ke dalam apartemennya dan begitu masuk apartemen terlihat baju Tasya dan Bram yang semalan di pakainya bersama bra dan cd baik punya Tasya yang kecil hanya segitiga dan punya Bram yang berserakan di depan pintu masuk apartemen

Tasya dengan malu cepat memunguti pakaian yang tersebar sambil meminta maaf pada Marisa dan Marisa hanya tersenyum melihat pakaian Tasya dan Bram berserakan

“Maaf ya mbak, berantakan sekali belum sempat membersihkan” kata Tasya

“Biasa saya lah wong suam istri ini maklum” kata Marisa

“Silahkan duduk mbak” kata Tasya setelah memunguti pakaian dan di masukkan le dalam mesin cuci

“Sebentar ya mbak” kata Tasya

“Santai aja dik” kata Marisa, lanjutnya “Apartemenmu enak juga ya dik”

“Ya mbak apartemen yang tipe ini kecil mudah membersihkan dan untuk sendiri saja kok kalau mas Bram kemarinyakan paling semingu sekali biasanya sih hari sabtu dan minggu gitu mbak” kata Tasya, lanjutnya “Mbak belum makan kan, yok kita masak bareng bareng dan di makam bareng bareng kan enak”

“Mbak ngak bisa masak tu dik” kata Marisa

“Sama mbak kalau masak yang mudah mudah aja jadi ganpang, sayur nya sop aja mbak, kemudian goreng ayam juga mudah nikmat dan murah mbak” kata Tasya

“Ha ha ha benar juga ya dik Tasya, ternyata dik Tasya lucu juga ya” kata Marisa

“Mbak baru tau ya ha ha ha” jawab Tasya

Sementara mereka masak masakan sambil ngobrol ngak tentu ujung pangkalnya kadang di selingi oleh canda dan tawa bagai 2 orang sahabat yang sudah kenal lama dan ngak pernah jumpa sehingga keakrapan terasa kental sekali pada dasarnya memeng Marisa pandai bergaul dan supel sehingga dalam waktu dekat mereka sangat dekat sekali

Setelah mereka melakukan sholat luhur berdua mereka segera keluar dari apartemen Tasya dan menuju sebuah moll di kawasan simpang lima dan ingin belanja pakaian muslimah yang ke kinian Marisa membeli 5 potong pakaian dan Tasya hanya 2 pakaian saja dan salah satunya mereka pilih pakaian kembar

Mereka belanja sampai jam 4 sore dan Tasya berniat menghantar Marisa pulang ke rumahnya di Ngalian sedang Marisa sudah menolaknya tapi Tasya ingin tau rumah mbak Marisa di Ngalain sini tentu saja Marisa sagat senang sekali walau dalam petemuan itu hanya sedikit menyinggung dengan Bram namun Tasya dengan cerdiknya bertanya keingian tahuannya tanpa menyinggung hubungannya dengan mas Bram

“Dik aku boleh bertanya ngak” kata Marisa sewaktu Tasya dan Marisa sudah di dalam mobil yang di kendarai oleh Tasya menuju Ngalian rumah bapak dan ibu mbak Marisa

“Boleh tapi nanti gentian ya aku juga mau bertanya juga” kata Tasya

“Maaf ya dik Tasya aku hanya ingin tau saja pertama kali dik Tasya menjalin hubungan asmara dengan mas Bram, maaf ya dik” kata Marisa sedikit takut kalau kalau Tasya tersinggung atas pertanyaan Marisa

“Biasa aja kok mbak, waktu itu liburan sekolah kemarin semester gasal bulan Desember tahun ini juga, pas aku ulanga tahun aku bermimpi ketemu eyang putri Niken dan dalam mimpi itu eyang putri mengingatkan aku tentang janji aku ke eyang putri bahwa aku mau menjadi pengganti eyang putri menjadi istri eyang kakung, memeng dulu aku juga pernah berjanji pada eyang putri ketika aku masih kelas 4 atau 5 SD ketika itu aku masih ikut eyang putri di Solo aku di tanya apa cita citamu setelah dewasa nanti oleh eyang putri, lalu aku jawab nanti kalau besar ingin menjadi istri eyang kakung yang menurut aku waktu itu sunggung ganteng dan gagah ketika memakai seragan militernya mimpi aku ketemu eyang putri itulah yang aku ungkapkan setelah aku liburan semester ke Solo kala itu mas Bram ngak percaya janji aku ternyata hanya menguji saja apakah benar aku masih menginginkan menjadi istri mas Bram yang dengan catatan aku adalah cucu dari mas Bram juga selisih umur memang sunggung fantastus sekali aku masih umur 18 tahun dan mas Bram sudah 58 tahun selisih 40 tahun sendiri tapi aku tetap pada pendirianku bahwa aku nyatakan kalau masih sangat sayang pada mas Bram dan aku masih meginginkan mas Bram manjadi suami aku dan pada malam itu juga aku serahkan keperawannanku kepada mas Bram dan mas Bram dengan senang hati menerma persembahan keperawanan ku tapi tanpa ku duga pagi harinya aku malah di tunjuk oleh eyang putri sebagai penerus dan pewaris Larasati Group yang kini di pegang oleh mas Bram yang terdiri dari 4 perusahaan yang masing masing bediri sendiri dan mempunyai manageman sendiri sendiri tapi sangat terkain satu sama yang lain perusahan dalam sebuah surat wasiat yang di tujukan ke aku dan akan menerima warisan dari eyang kakung dan eyang putri sebagai pewaris tunggal di samping warisan perusahaan juga warisan seorang suami ialah eyang kakung aku sendiri itulah mbak cerita aku ketika pertama kali aku menerima mas Bram menjadi suami aku dan mas Bram ingin melegalkan hubungan ini menjadi suami istri yang syah dengan mengajak aku ke Kalimantan dengan ritual penyatuan jiwa dan raga asal dari suku dayak di Kalimantan tengah dan seteh itu aku di ajak ketemu dengan ibu dan bapak aku yang tercantum dalam akta kelahiranku dan di situ aku dan mas Bram mendapat jawaban dari semesta kalau aku adalah jodoh mas Bram eyang aku sendiri dengan pertemuan ku dengan bapak Margono dan ibu Sulastri dan ke dua adik adik aku Putri dan Bagas yang sekarang tinggal di Wonosobo” kata Tasya

“Woi sunggaung mengasikan cerita dik Tasya kaya senetron aja” kata Marisa, lanjutnya “Jadi nanti perismian pernikahan dik Tasya dengan mas Bram diadakan di Wonosobo ya dik”

“Iya mbak 1 atau 2 bulan setelahaku lulus dari SMA juga” kata Tasya

“Jadi 3 bulan lagi ya kalau di hitung dari sekarang” kata Marisa

“Ya” jawab Tasya

“Wah mbak ikut gembira deh” kata Marisa sambil mencium pipi Tasya kiri dan kanan dan di balas yang sama dengan Tasya juga menciu pipi kiri dan kanan juga, lanjutnya “Hampir sama ya dengan pengalaman mbak”

“Kalau pengalaman mbak bagaimana sih” kata Tasya

“Kalau janji dik Tasya waktu kelas 4 atau 5 SD sekarang kan baru 7 atau 8 tahun ya kalau pengalaman aku sih 10 tahun yang lalu dan mbak sampai saat ini masih sangat jelas dalam ingatanku ketika itu mbak berumur 15 tahun dan duduk di bangku kelas 3 SMP dan siang itu libur semester aku dan ke dua kakak ku ikut bapak ke kantor di Makodam Brawijaya di Surabaya pertama aku ketemu dengan mayjen Bram Kusuma dan saat itu baru mejabat sebagai panglima Kodam Brawijaya dan aku baru duduk sendiri di depan kantor nya bapak dan saat itu pak Bram menyapa aku Siapa namamu dan putra siapa kok main di sini aku jawab aku Marisa putri dari pak Kusnendar pada saat itu menjabat sebagai ajudan nya pak Bram aku di tanya lagi kelas berapa aku jawab kelas 3 SMP dan kometarnya wah mau ujian ya sambil mengacungkan jempolnya katanya lagi Apakah kamu mau jadi cucu aku kata pak Bram aku jawan mau, tapi ada syaratnya kalau mau jadi cucu aku yang harus sama dengan cucu aku yang sekarang namanya Tasya Anggraeni masih di SD juga sih kata beliau aku jawab apa syaratnya jendral kataku lagi hai kamu kok tau aku jendral katanya sambil tertawa, aku langsung tunjukin tanda pangkat 2 bintang di baju militernya Ha ha ha kamu pinter persis dengan cucu aku Tasya pinter cerdas dan tak malu malu komentarnya” kata Marisa

“Benar mbak itu komentar mas Bram saat itu” kata Tasya sambil tersenyum

“Sampai sekarang pun kamu cantik cerdas pinter dan selalu no satu benar kan” kata Marisa

“Lho kok mbak Marisa tau sih” kata Tasya

“Tau lah dari auramu sudah tampak kok” kata Marisa

“Lalu apa janji mas Bram pada saat itu” kata Tasya

“Janjinya sih simple sekali kalau kamu mau jadi cucu aku harus seperti Tasya kamu harus pandai dalam arti kamu harus selalu mendapat ranking di setiap tingkatan dan selalu menjadi orang nomer satu kata pak Bram saat itu dan itulah yang memotifasi aku agar selelu menjadi orang nomer satu di setiap kesempatan sampat saat ini juga masih terus berlaku sampai yang terakhir ini aku menjadi ketua team 10 untuk menangani kasus nya pak Hartono direktur utama MMC Group itu karena terjerat kasus pencucian uang dan sudah 75 % berhasil dan aku menyerah ketika aku harus berhadapan dengan politik dan keamanan di setiap Negara pasti mentok dan aku menyerah masalah ini aku kembalikan ke pihak MMC Group dan hatiku mulai berbunga bunga kembali setelah mengetahui pak Bram yang akan menagani masalah ini dan aku di tunjuk oleh pihak MMC Group untuk menjadi admin pak Bram dan pertemuan ini sudah aku nanti selama 10 tahun untuk mengingatkan pak Bram atas janji pak Bram pada saat itu untuk menjadikan aku seperti adik Tasya yang cantik” kata Marisa

”Bagai mana seandainya mas Bram menolak untuk menepati janjinya” kata Tasya

“Akan selalu aku perjuangkan dik Tasya, ini adalah masalah hati dik Tasya aku akan selalu berjuang untuk kebahagiaan hidup aku sendiri dan aku akan menutup mata dan telinga aku sendiri seandainya ada orang yang mencemooh aku sebagai seorang gadis dan wanita yang mau membagi kasih dengan orang lain dan akan menjadi orang nomer dua di dalam keluargaku sendiri tentunya dik Tasya juga tahu dan pernah berjuang untuk kebagiaan dik Tasya dengan pak Bram dan sebelum mendapat restu dari keluarga besar pak Bram dan itulah yang akan aku perjuangkan sehingga aku akan memperoleh restu dari adik ku tersayang entah berapa lama aku harus berjuang lagi dan aku ngak akan lelah memperjuangkan nasib aku sendiri kalau sekarang dik Tasya sudah mendapat restu dari ibu Rini itulah perjuangangan panjang dan hasil nya akan sepadan dengan dik Tasya harapkan menjadi kekasih yang amat tersayang dari pak Bram dan boleh di katakan sekarang keluarga besar pak Bram sudah merestui kini tinggal memetik hasil dari perjuangan dik Tasya dengan pak Bram dan kini aku baru memulai perjuanganku untuk memdapatkan apa yang menjadi idamanku dan cita citaku selama 10 tahun terakhir, banyak sudah orang ngomong kalau aku gadis yang tidak laku atau perawan tua apapun mereka katakan aku sudah tidak peduli sampai sampai orang tuaku mencarikan jodoh untuk aku tapi aku tolak dan sebenarnya banyak pemuda atau cowok yang menambak ingin menjadikan aku istri tapi aku selalu menolaknya sebab hati aku sudah terpatri dengan seseorang yang mempu membuat aku menjadi seperti ini dan dengan motifasinya telah berhasil menjadikan aku orang nomer satu di dunia pendidikan atau di dunia kerja ini yang aku rasakan perjuang ku sudah sampai seperti ini hanya untuk mendapatkan restu adik ku dan hanya restu dik Tasya cita cita ini bisa aku raih dengan sempurna” kata Marisa sambil mengusap air matanya yang tidak di sadari keluar saat seperti ini

“Udah mbak aku sangat mengrti perasaan mbak ke mas Bramku tapi saku belum siap untuk berbagi kasih dengan mbak Marisa sebab aku sendiri belum tau apa yang sebenarnya terjadi dengan mas Bramku saat ini” kata Tasya

“Aku juga mengerti kok dik Tasya, jangan merasa bersalah ya dan aku juga akan menanti sampai dik Tasya siap untuk semuanya hanya satu keingnanku saat ini aku ingin menjadi teman atau sahabat kalau mungkin menjadi saudara aku ingin menjadi kakakmu dik Tasya dalam arti yang sebenarnya” kata Marisa

“Aku mau mbak menjadi adik mu mbak Marisa yang cantik ini tapi dengan satu syarat mbak Marisa jangan nangis lagi ya nanti cantiknya hilang lho mbak” kata Tasya sambil mencubit hidung Marisa dan tersenyum nakal

“Ah dik Tasya bisa aja kalau di bandingkan dengan dik Tasya mbak kalah jauh sekali dik Tasya cantik, manja dan yang paling mbak suka centilnya” kata Marisa

“Kalau mbak Marisa juga cantik, dewasa dan ke ibuan mungkin ini yang membuat mas Bram jatuh cinta dengan mbak” kata Tasya, lanjutnya “Kalau begitu ini harus di rayakan mbak mbak Marisa menjadi kakak aku dan aku menjadi adik mbak Marisa”

“Boleh juga tu tapi di mana tu” kata Marisa

“Besok aja gimana kita rayakan ini mungkin bisa dengan keluarga juga ya kan besok hari Sabtu aku libur kan sekarang sekolah hanya 5 hari mbak” kata Tasya

“Udah dik udah sampai tu di belakang kecamatan itu rumah mbak” kata Marisa dan Tasya memarkir mobilnya di depan sebuah rumah yang cukup besar juga rumah dan mereka turun dari mobil berdua sehingga membuat heran Bapak dan ibu Kusnendar bapak dan ibu mbak Marisa

“Assalamualaikum” kata Marisa dan Tasya hampir bersamaan sambil kedua gadis itu saling bersalaman dengan bapak dan ibu Kusnendar dan mencium biku biku tangan mereka

“Wallaikunsalam” jawab bapak dan ibu Kusnendar bersaaan

“Dari mana saja nih” kata bu Kusnendar

“Dari keliling aja bu” jawan Marisa, lanjutnya “Ada berita bagus bu, aku sekarang punya adik yang sangat cantik sekali bu” kata Marisa

“Oh ia, mana adik kamu” kata ibu Kusnendar

“Lha ini adik aku ya dik Tasya bu, cantik kan bu manja dan centil lagi:” kata Marisa

“Wah jadi ibu juga punya anak perempuan dua ya pas kalau begitu anak ibu 2 laki laki dan 2 perempuan” kata bu Kusnendar sambil mencium pipi Tasya

“Kok adik Tasya saja sih yang dapat ciuman aku kok ngak” kata Marisa sedikit cemberut dan semua yang ada di situ tertawa gembira

“Sini ayang anak ibu ini kok ngambekan sih” kata bu Kusnendar sambil mencium pipi Marisa

Dalam hati Tasya sangat bersyukur memiliki keluarga baru yaitu bapak dan ibu Kusnendar yang selama ini hilang yang dirasakan Tasya kehangatan sebuah keluarga

“Sini dik ikut mbak di kamar mbak ada sesuatu yang akan aku perlihatkan” kata Marisa sambil menarik tangan Tasya masuk kedalam kamar nya

Sesampainya di dalam kamar hanya berukuran 4 X 5 meter persegi terdapat sebuah almari pakaian dan ranjang cukup untuk 2 orang dan kini Tasya duduk di atas tempat tidur dengan sprei warna merah muda itu

“Sebentar dik Tasya” kata mbak Marisa dan membuka almari dan mengeluarkan sebuah kotak kecil dan di berikan padaku

“Dik ini mbak beli ketika mbak ada di New Zailan mbak suka modelnya dik jadi aku beli dan ini aku berikan untuk dik Tasya sebagai tanda persoadaraan kita semoga kekal dan abadi seperti saudara kandung yang tak mungkin terpisahkan lagi” kata mbak Marisa sambil memberikan kotak kecil ini, akupun menerima kotak itu lalu membukanya ternyata berisi sebuah leontin terbuat dari emas putih berbentuk hati dengan sebuah intan berwarna merah menyala

“Hai mbak ini bagus sekali dan aku suka, terima kasih mbak” kata Tasya

“Sini mbak bantu pasang di lehermu pasti dik Tasya tambah cantik” kata Marisa sambil memasangkan leontine ke leher Tasya

“Tapi aku belum bisa memberi tanda ikatan persaudaraan kita mbak, tapi nanti deh aku pikirkan apa yang pantas untuk di pakai mbak Marisa yang cantik lembut dan keibuan” kata Tasya

“Ah … biasa saja kali” kata Marisa

Kemudian mereka ngbrol lagi di selingi dengan canda dan tawa sampai terdengar adhan mahrib dan mereka berhenti untuk melakukan sholat mahrib di dalam kamat Marisa secara berjemaah setelahnya Tasya pamit untuk pulang mumpung belum terlalu malam dan kepergian Tasya di hantar oleh mbak Marisa dan ibu bapak Kusnendar sampai didepan halaman rumah keluarga Marisa

===skip===



Pov 3rd


Tidak lama perjalanan Tasya pulang apartemennya dan sesampainya di apartemen hampir bersamaan dengan Bram juga sampai di apartemen Tasya

“Jeng Tasya baru pulang dari tempatnya Marisa ya” tanya mas Bram begitu masuk ke dalam apartemen dan sambil berdiri mereka saling berciuman melepas rindu

“Ia mas aku baru saja sampai dan di susul mas Bram masuk ke aparteman, jam berapa dari Solo” tanya Tasya

“Jam 3 lebih jeng” jawab Bram sambil melepas ciuman dari sang kekasihnya dan duduk di sofa di ruang keluarga

“Sana mas mandi dulu bau bensin” kata Tasya sambil mendorong Bram masuk kamar mandi

“Jeng udah mandi po? tanya Bram

“He he he belum juga tapi kan udah sholat mahrib di tempatnya mbak Marisa tadi” kata Tasya

“Ayo cepetan mandi bersama aja biar cepat” kata Bram sambil menggandeng tangan Tasya masuk kamar mandi sambil melepas pakaian masing masing sehingga masuk kamar mandi mereka sudah telanjang bulat

“Ini yang membuat mas jatuh cinta ke jeng Tasya” kata mas Bram sambil mencium ke dua bongkahan payudara Tasya yang bergelantungan dengan bebasnya

“Mmaaassss aahhhh” desah Tasya di selah selah ciuman Bran di putting sebelah kiri dan remasn lembut di payudara di sebelah kanan sampai Tasya menarik badannya ke belakang karena sensasi yang di berikan agar buah dadanya tak terlepas dari bibir Bram tangan Tasya ngak kalah trampilnya terus memburu penis Bram yang masih setengah tegang kemudian di belainya dengan lembut

“Maasss geeeliii bbaanggeeett” desah Tasya, masih posisi seperti itu Bram mengeser sedikit demi sedikit masuk ke dalam kamar mandi dan menghidupkan syawer dan tiba tiba air dingin menyiran tubuh nereka berdua

“Maaassss bikin kaget aja” kata Tasya sambil mendorong tubuh Bram menjauh tubuh nya dan Bram hanya tesenyum gembira seakan Bram memperoleh permainan yang baru

Diambilnya sabun cair dan dituangkan di dada Tasya dan Bram duduk di closet yang sudah di tutup dan Tasya di pangkuannya dan segera Bram meratakan sabun cair ke permukaan dada Tasya terasa lembut di tangan Bram buah dada Tasya semakin membesar dan ke dua putting nya semakin mengeras

Tasya pun kini mengambil sabun cair di tuangkan nya di tangannya dan di gosek gosoknya di dada Bram yang bidang dan ada sedikit bulu di sana sini dan dengan telaten Tasya menuangkan lagi dan kini yang menjadi sasaran punggung sampai pinggang Bram dan Bram nenuangkan cabun cair kembali ke tangannya dan menggosk gosoknya di punggung sampai pinggang kemudian Tasya berdiri dan menariknya Bram supaya berdiri saling berhadap hadapan Tasya menunagkan sabun cair kembali di atas perut Bran dan meratakan sampai memegang penis Bram yang semakin menbekak dan kini Bram mengambil sabun cair dan di tuangak di telapak tangan dan mengusap bongkahan pantat Tassa yan semakin membesar dan meratakannya sampai di belahan memek Tasya menuangkan lagi dan mengusap usap celah memek Tasya

“Maasssss aahhhh” kata Tasya sambil memejamkan matanya menikmati belaian tangan Bram yang memberi sensasi nikmat di selakangannya

“Jeeenngggg aakkuuu cciinntta kkammmuuu” kata Bram merasakan penis nya dibelai dan di usap usap nya di bagian kepala nya di pijit pijit pelan dan Bra, mulai menggelinjang apalagi kini Tasya mulai belai testis nya dengan ke dua tangan Tasya

“Jeennggg aahhhh aahhhh” kata Bram

Bram melepas ke dua tangannya kini meraih kepala Tasya dan memberi ciuman di bibir Tasya dan ke dua tangan nya di leher Tasya dan kini tangan Tasya ada di pinggang Bram dan menariknya sehingga badam mereka merapat saling memet dan saling bergesekan badan sehingga buah dada Tasya bergesekan dengan dada bidang Bram yang berbulu dan Tasya merasakan geli geli di kedua buah dadanya terutama pada putting yang bergesekan langsung dengan bulu bulu halus yang ada di dada bidang Bram dan sekali kali kali merabai pantat Bram yang berotot

Bram merik tubuh Tasya sehingga tubuh nereka berdua ada di bawah pancuran shawer yang terus menerus mencemburkan air dingin ke tubuh mereka berdua semua basah dan meratakan sehingga bekas sabun yang ada di tubuh merela hilang dan tubuh mereka menjadi segar setelah selesai Bram membimbing Tasya keluar dari dalam kamar mandi dan mengeringkan tubuh mereka bergantian dan Tasya mengambil kimono dari dalam almari dan memberikannya kimono biru kesukaan mas Bram dan dia memakai kimono warna putih warna kesukaanya

Sambil mengeringkan ramburt Bram yang duduk di korsi makan dan Tasya menuju ke kichen menyiapkan makan yang tadi siang di masak dengan Marisa dan mereka makan bersama

“Siapa nih yang masak jeng” kata Bram

“Aku dong mas di bantu mbak Marisa tadi siang” kata Tasya

Mereka makan berdua saling menyuapi satu sama lain dan kini malah Tasya duduk di pangkuan Bram dengan manjanya dan Bram juga sangat suka dengan kemanjaan Tasya kepada Bram dan di celah celah makan bersama Tasya menceritakan pertemuan dengan mbak Marisa sampai siang pulang sekolah sampai mahrib dan Tasya dan Marisa mengangkat saudara dan Tasya memegang leontin pemberian Marisa yang kini bertengger di lehernya sebagai tanda bahwa Tasya dan Marisa telah mengangkat saudara bahkan berjanji akan berpisah bila maut menjemputnya Bram sedikit terkejut akan semua cerita Tasya dan membuat bangga Bram atas ketulusan hati Tasya untuk Marisa

“Ada beberapa pertanyan untuk mas Bram yang mas Bram harus menjawab dengan jujur sebeb ini akan terkait dengan keluarga kita ini” kata Tasya

“Mas berjanji akan menjawab pertanyan jeng Tasya se jujur jujurnya” kata Bram sambil tangan Bram berada di pinggan Tasya dan Bram lama mata mereka saling pandang seakan ingin meminta jawaban dari pandangan mata Bram

“Apa yang membuat mas Bram membuat janji dengan mbak Marisa” kata Tasya

“Sebenarnya sih mas Brammu ini tidak punya motif lain selain mengagumi anak pak Kusnendar yang sama persis dengan mu jeng dan supaya lebih tekun dalam meraih ilmu dalam belajar dan berkarya dan langsung ingatanku hanya padamu Tasya seandainya Tasya punya saudara seperti Marisa aku akan senang sekali sebeb kalau aku pulang dari dinas aku melihat kamu jarang sekali main, main boneka bonekaan juga sendiri atau main bekelan juga sendiri jarang kamu bermain dengan teman temanmu aku merasa kasian ke pada mu Tasya sehingga dalam hati kecil aku ingin membahagiakan kamu dengan memberi saudara yang sama sama cantik dan manis manis” kata Bram

“Dan kini kami sudah menjadi saudara sesuai apa yang mas Bram inginkan” kata Tasya, lanjutnya “Apakah mas Bram mencintai mbak Marisa seperti mas Bram mencintai aku ataupun mencintai eyang putri Niken”

“Pertanyan mu berat amat sih jeng tapi aku akan memcoba menjawabnya” kata Bram, lanjutnya “Aku jawab dengan sejujur jujurnya ketika mas Bram bertemu dengan Marisa untuk pertama kali mas Bram hanya menginginkan dia sebagai cucu tidak lebih seperti juga kamu saat itu sebagai cucu aku tidak lebih, tapi setelah pertemuan ke dua kali ya seminggu yang lalu dan aku mulai terpesona akan penampilan Marisa melihat Marisa bersifat seperti eyang putri, cantik, manis lembut dan penuh sifat keibuan yang akan melengkapi kehidupanku yang semakin sempurna 2 istri aku cantik cantik semua yang satu sifat manja dan periang seperti eyang putrimu selelu manja manja dan periang seperti kamu juga mempunyai sifat manja dan selelu periang dan satu keibuan seperti eyan putrimu juga selelu membawa ketenagan dan kebahagiaan yang terus menerus kamu dan Marisa bagai kedua sisi mata uang yang saling melengkapi”

“Itu tadi hanya alasan tapi pertanyaan yang mendasar belum terjawab Apakah mas Bram mencintai mbak Marisa seperti mas Bram mencintai aku dan eyang putri Niken” kata Tasya agak ketus

“Dengan tegas aku nyatakan aku juga sangat sayang dan cinta ke Marisa jeng seperti aku juga sangat sayang dan cinta kepadamu dan ke eyang putrimu Niken” jawab Bram

“Okey aku sangat bangga punya suami seperti mas Bram hanya satu pintaku mas Bram harus bisa imbang memberi kasih sayang ke aku dan ke mbak Marisa dengan kata lainnya adil dan aku percata mas Bram pasti bisa” kata Tasya

“Jeng aku ingin bercerita tentang mimpi aku sebelum berangkat ke Jakarta setu minggu yang lalu dalam pimpi aku baru mengmimpin pasukan di sebuah padang gurun tiba tiba di balik padang gurun yang sangat terik panas yang menyegat itu muncul seekor ular dam langsung menyerang tumit aku an menggigitnya sehingga aku terguling aku sempat menegang pistol aku FN dan mengarah ke kepala ular yang jaraknya sunggung sangat dekat tapi sebelum pistol aku meletus aku terbangun dan sadar dan beberapa hari kemudiana aku bertemu Marisa dan menyatakan cintanya kepada aku dan Marisa menembak aku duluan dan aku sudah menerima cintanya sehari sebelum pulang ke Semarang” kata Bram

“Jadi sampai saat ini mas Bram sudah menjadi pacar mbak Marisa” kata Tasya, lanjutnya “Mas Bram curang, atau malah mungkin mbak Marisa sudah kehilangan perawannya oleh mas Bram”

“Kalau itu aku berani jamin belum ML dengan Marisa tapi kalu grape grape sudah” kata Bram sambil nyengar nyengir lucu

“Lha itu kan pokoknya aku minta sebelum mas Bram dan mbak Marisa balik ke Jakarta mas Bram harus resmi dulu sebagai suami istri walau dengan sirri dulu jangan seperti aku dulu sebelum resmi sudah ML baru diajak ritual penyatuan jiwa dan Raga” kata Tasya

“Kan dulu kita ML untuk pertama kali karena kamu juga menginginkan dan menyerahkan keperawananmu ke aku jeng walau belum resmi” kata Bram

“Mas aku kok jadi horny nih” kata Tasya sambil mencium bibir mas Bram tapi hanya sekejap, lanjutnya “Mas sholat isha dulu sebelum batal lagi”

Bram dan Tasya berdiri dari korsi makan dan langsung menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan Bram menyiapkan tempat untuk sholat berjemaah dan Tasya memakai mukenanya dan mereka sholat isa berjemaah

Pada akhir sholat isa Tasya langsung merabahkan kepalanya di pangkuan Bran dan wajah mereka saling berhadap hadap dan tangan Tasya membelai wajah Bram lelaki setengah baya dengan badan tegap dan wajah gantengnya begitu juga rangan Bram mengbelai kepala Tasya yang masih terbungkus mukena

Kemudian Tasya duduk di depan Bram dan mata merekan bertemu dalam satu titik dan Tasya mendekatkan bibirnya ke bibir Bram sambil memejamkan mata dan tak lama kemudian bibir mereka saling bertauatan tangan Bram langsung memburu dada Tasya yang masih terbungkus mukena dan merasakan kalau Tasya tanpa menggunakan bra lagi

“Kebiasaan nih cantik kalau di rumah ngak pernah pakai bra” kata Bram

“Ngak juga kok mas aku kalau ngak pakai bra kalau mas Bram ada di sisiku males pasang lepas lagi pasang lagi dan di lepas lagi lebih baik ngak pakai sekalian tapi kalau mas Bram ngak ada disisi aku apu selalu pakai kok mas takut cepat kendor kalau keseringan ngak pakai bra” kata Tasya, lanjutnya “Dan Tuh mas Bram juga ngak pakau celana dalam kalau jalan si kopral melambai lambai” sambil tangan Tasya mulai membelai penis Bram yang masih terbalut sarung

Tangan Tasya menarik ikatan sarung yang ada di pinggang dan membukanya dan sudah sering Tasya melihat penis Bram tapi setiap kali hati ini berdesir ketika melihat pensi Bram tapi membawa efek yang sangat dasat sebab dalam perjalanan yang sangat memuaskan dan di belainya dengan lembut

“Ayo jeng pindah ke tempat tidur lebih santai” kata Bram

Bram pun berdiri otomatis sarung yang dipakainya berkumpul di bawah mata kakinya di tariknya mukena yang di pakaiTasya dan terlihat buah dada Tasya menggelantung indah masih sangat sekal bagai dua botok kelapa tengkurep dengan putting coklat muda masih berbentuk sangat mungil dan di tariknya ubuh Tasya supaya berdiri dan di raihnya tubuh Tasya di peluknya dengan erat seakan Bran enggan untuk melepaskannya

Mereka pun berciuman dengan berdiri tangan Bram meremasi bongkahan pantat Tasya yang terasa kenyal di tangan Bram, tak mau ketinggalan tangan Tasya membelai belai penis Bram sehingga berdiritegak seperti tiang bendera

Di angkatnya tubuh Tasya sehingga terlentang di tempat tidur dan bibir Bram sekarang ada di kekat vagina Tasta di pandanginya vagina Tasya dan Bram pun ngak bosan bosan nya memandang dan menyentuh nya pelan dan terdengan leguan Tasya sambil pandangannya tidak berkedip ke wajah Bram dengan bertumpu pada ke dua tangannya yang di belakang tubuhnya

Pandangan mereka bertemu dan saling melempar senyuman Bram pun medekatkan bibirnya siatas vagina Tasya dan menjulattinya mata Tasya terpejam menikmati sensasi yang di berikan oleh suami tuanya Bram Kusuma

Sambil memjilati vagina Tasya dan melebarkan selakangan Tasya yang selalu di kagumi nya sementara Tangan Bram yang kiri meneromos sampai di buah dada Tasya dan memainkan putingnya sebentar Tangan kanannya menusuk nusuk lubang senggama milik Tasya

“Maaasssss” leguak Tasya semakim keras sampai saat yang tepat yang di nanti oleh Bram ketika Tasya menggeram dan mengejang seluruh tubuh nya sehingga mengangkat pinggulnya dan di tahan oleh bibir Bram yang menyedot kelentik Tasya

“Ohhhhh mmmaaassss akuuuu ahhhhh” kata Tasya dan dari dalam vagina Tasya menyembur cairan cinta membasahi bibir Bram dan iapun memberi kesempatan pada Tasya untuk menikmati orgasme yang pertama pada malam itu

Setelah reda orgasm Tasya Bram menggeser Tasya agak ke tengah tempat tidur masih dalam keadan terlentang sehingga ke dua kaki Tasya merenggang sempurna dan Bram pun duduk bertumpu dada lutut nya dan monyong penis Bram berhadapan dengan vagina Tasya

Bram dengan segera menggosok gosek kepala penis Bram ke vagina Tasya dengan maksud membasai membasai kepala penis nya setelah kepala penis Bram basah Bram menekan perlahan ke lubang peranakan Tasya

“Ahhhh…maasssss…maassuuukkk” kata Tasya

Tasya menikmati penis Bram yang besar dan panjang sampai menyentuh rahim dan Bram menghentikan penis nya yang tenggelam sempurna di telan vagina Tasya

“Mentook jeng” kata Bram dan Tasya mengangkan kepalanya sambil tersenyum mata mereka saling pandang dan Bram merasa Tasya tambah cantik kalau pas begini mata sayu dan bibir merekan manis Bram membukukkan badannya dan mencium bibir Tasya sambil pelan pelan menggoyangkan pinggulnua dan Tasya merespon dengan nengangkat ke dua kakinya dan saling mengkait di atas pinggul Bram

Keadaan seperti iti terus bertahan sehingga 10 menit berlalau stamina mas Bram sunggung hebat sampai demikian jauh Bram nasih stabil menggoyangkan pingulnya sampai Tasya menggepar menahan nikmat yang di berikan kemudian kejang kejang dan saat itu Bram mengghentikan goyangan pantatnya dan menekannya agak dalam setelah badai orgasme melanda Tasya dengan sangat dasat dilepas penisnya di dalam vagima Tasya dan Bram menggulingkan tubuhnya kesamping dan Bram rebahan di belakang Tasya sambil meremasi bokahan payudara Tasya sadi belakang dan tangan yang atas memegang kaki Tasya agar melebarkan pinggulnya sehingga penis Bram berada tepat di samping lubang peranakannya dan Bleeeesss

“Ahhhh maaassss” kata Tasya sambil menolek kebelakang dan bibir mereka sangat dekat dan Tasya mengeluarkan lidahnya dan disambit dengan hisapan yang sangat kuat dari mulut Bram sementara di bawah pantat Bram juga mulai menggoyang maju mundur masih tetap dengan kecepayan sedang dan Bram tak ingin tergesa gesa saat melakukan hubungan badan dengan Tasya sebab Bram ingin memberikan kepuasan yang maksimal setiap berhubungan Badan denga Tasya bahkan dengan Niken pun Bram selalu mengutamakan kenikmatan dan kenyamanan pasangannya dan akhirnya juga akan berimbas kenikmatan dan kepuasan untuk dirinya sendiri

Sepuluh menit berlalu Tasya juga merasakan keinginan untuk orga yang ke tiga kalinya dan tanda tanda itu ditangkap dengan filling yang Bram punya dan Bram mulai melancarkan tekanan tekanan pada pinggulnya dan mengeksplotasi putting Tasya dengan sangat cepat sehingga luguan Tasya dan bahasa tubuh Tasya sudah mengisyaratkan akan orga kembali dan Bram pun segera menghentikan dan menarik penis nya dari dalam vagina Tasya dan segera menelentangkan tubuh Tasya dan dengan cepat Bram langsung memasikkan kembali penisnya ke dalam memek Tasya dengan gaya yang berbeda misionaris yang amat di gemari pasangan ini ketika orgasme melanda mereka

Tasya tersenyum manis dan ini membuat Bram tambah semangat dengan kecepatan maksimal Bram mengoyang pinggulnya sehingga benturan ku dua kelamin itu menimbulkan suara yang memberi semangat ke dua nya

“Masss ahhhh terus mas, leeebiiihh cepat lagi” posisi Tasya melebarkan punggulnya dan ke dua tangan Tasya berada di pundaknya dan ke dua tangan Bram menyangga tubuh nya untuk bisa melihat eksperti wajah Tasya saat menjelang orgasme ini yang paling di sukai Bram dalam bermain cinta dengan istri muda nya Tasya

Maaassss akuuu maaauuuuu oorrrrggaaaa” teriak Tasya menggema di seantero kamar mereka dan Bram pun menghentakan penis sedalam dalamnya di dalam vagina Tasya dan Tasya pun pasrah akan semua perlakuan pejantan tangguh nya

“Aaahhhhhh mmmaasssss ohhhh niiikkk …. mmaaaatttt ohhhh” teriak Tasya meresapi inti persetubuhan dengan eyang kakungnya yang begitu jantan dan begitu dikaguminya baik aura dan kejantanannya di atas tempat tidur

“Ohhhhh jeeeennggggg” Bram pun mendongakkan wajahnya ke atas begitu menikmati sekali dalam setiap kali persetubuhan dengan cucunya sendiri dan memberi tekanan yang sangat dasyat untuk kepuasan bersama dan setelah mereka kejang kejang dalam waktu yang bersamaan dengan dengusan nafas yang saling berkejar kejaran antara nafas pendek pendek baik dari Bram ataupun Tasya dalam waku 3 sampai 4 menit mereka posisi seperti itu dan setelahnya Bram mencium bibir Tasya yang tersungging senyuman kepuasan

Bram tergulir kesamping kiri Tasya dalam posisi masih saling berciuman

“Mas keinginanku sekarang tambah Bulat untuk berbagi kasih dengan mbak Marisa yang begitu mengagumi mas Bram dan aku itu juga untuk kebagian mas Bram sendiri dan aku percaya mas akam mampu untuk memberi kepuasan kepada kami berdua” kata Tasya dan lanjutnya “Aku juga percaya pada mas kalu mas akan bersikap adil untuk kebagian aku dan mbak Marisa selain aku juga ngak mau mas Bram selalu di hinggapi rasa bersalah karena tidak sanggup menepati janji orang laki laki sejati dan janji itu adalah hutang mas”

Bram pun meresapi kata kata Tasya yang dalam artinya yang selalu menjaga kebagian bersama dan di pandanganya wajah Tasya yang semakin cantik di mata Bram dan semkin dewasa dengan sikap perbuatan dan tingkah laku dalam beberapa bulan terakhir ini dan mampu membuat Bram semakin cinta dan kekagumannya terhadap Tasya

Bram yang tau perkembangan jiwa Tasya dari bayi, anak anak, remaja dan kini dewasa mambuat hati Bram trenyuh atas sikap dan tingkah laku yang tidak mementingkan diri sendiri tapi selalu mengedepankan kepentingan orang yang di cintainya dan ingin selalu membahagiakannya

Bram tau benar perasaan Tasya yang juga bahagia melihat dan mendengar sikap Bram terhadap Marisa dan tanpa terasa Bram juga ingin membagiakan Tasya lahir batin dan akan selalu menjada Tasya sampai akhir hayatnya sampai sang semesta memangilnya itu janji Bram dalam hati

Dengan suara yang gemetaran Bram menjawab Tasya atas pernyataanTasya barusan “Tasya sayang ku, kekasih ku, belahan jiwaku tidak salah kalau eyang putrimu memilih kamu menjadi pendamping aku dalam sisa hidup ku ini aku juga akan berusaha untuk selalu mendapingi mu dalam suka dan duka ini janji aku kepadamu sampai ajal menjemputku” kata Bram sambil berciuman dalan suasanya yang damai dan membuart Tasya ada sesuatu yang mengeliat indah di atas pahanya yang semakin membesar dan dengan sadar Tasya membelai penis Bram yang semakin mengeras di genggeman tangan Tasya

“Maaasss sang kopral sudah menggeiat geliat dari tidurnya” kata Taya sambil mendorong Bram tidur terlentang tanpa rasa jijik Tasya langsung membersihkan penis Bram dengan cara menjilati batang penis Bram yang penuh lendir cita mereka malah Tasya memamerkan hasil karyanya yang dengan meleletkan lidahnya ke wajah Bram dan tetesan lendir cinta mereka memenui bibir Tasya dan menelannya sambil tersenyum “Enak mas kayak ager ager tapi sedit asin tapi Tasya suka” kata Tasya sambil memandang ke Bram denga sedikit geram Bram nenarik tubuh nya dan duduk disamping tubuh telanjang Tasya sambil menarik wajah Tasya dan menjilarti sekitar mulut Tasya yang masih belotan lendir cinta mereka kemudian mengulum dan memainkan bibir Tasya denga sangat bernafsu sekali dan kini Tasya meposisikan tubuhnya di atas Bram dan vagina Tasya dan penis Bran sudah berhadap hadapan dengan satu hentakan Tasya berhasil dengan suksus menelan penis Bram yang sudah tegak sempurna dan leguan bersama dari mulut mereka sambil menyebut nama lawan masing

“Jeng Tassya aku sunggung cinta kamu” kata Bram

“Mas Bram aku juga semakin cinta dan sayang pada mas Bram” kata Tasya sambil menggoyangkan pantatnya berputar dan menggesek gesekan vagina nya ke penis Bram dan sehingga kelentit merasakan sensasi yang lebih

Bram pun mereguh tubuh Tasya dan dipererat dekapanya sambil berciuman dan itu berlangsung cukup lama dan Bram menghetikan ciuamn bibir nya dan beralih ke payudara Tasya yang mencuat indah dan menjilati putting Tasya dan suara leguak Tasya semakin menjad jadi sementara tangan Tasya ada di pundak Bram dan tangan Bram mengikuti gerakan pinggul Tasya sambil memberi tekanan pada irama goyangan pinggul Tasya di atas penis Bram sehingga Tasya semkin kuat menekan penis Bram sedang bibir Bram masih berada di sekitar dada Tasya yang semakin membesar delam remasan remasan lembut Tangan Bram

Sekitas 10 menit Tasya menggoyang penis Bram dalam lubang senggamanya dan semalin ngak beratusan gerakan pinggul Tasya dan akhirnya Tasya mengejang hebat sampai Tasya ngak bisa ngak bisa mengontrol gerakan tubuh nya dan Bram menarik tubut Tasya kedepan sambil Bram tebah terlentang dan Tasya meresapi orgasme yang sedang datang melanda akhirnya berheti juga

“Jeng nungging ya” kata Bram pelan di telinga Tasya dan Tasyapun berdiri dan Bram melihat cairan cinta Tasya di depan wajahnya dan segera Bram menjilati vagina Tasya yang masih meneteskan cairan cinta Tasya sehingga kering sambil menyedot nyedot cairan cinta Tasya yang berpindah ke mulut Bran setelahnya Bram tersenyum dan Tasya sedikit membugkuk dan mencium bibir Bram yang belepotan cairan cinta Tasya

Dengan gerakan sangat pelan akhirnya Tasya posisi nungging dan Bram bergerse bediri juga di belakang pantat Tasya dan merentangkan kedudukan kali kali Tasya sehingga agak membuka dan mengarahkan penis besarnya di lubang senggama Tasya dan sebelum Bram memasukan penis besarnya ke dalam vagina Tasya di gosok gosokkannya kepala penis Bram di vagina Tasya dan blleeeeesss sekali tusuk penis Bram di telan vagina Tasya

“Maassss peellaannn” kata Tasya

Bram pun mulai memaju mundurkan pantat dengan amat pelan semakin lama semakin cepet sehingga Tasya berteriak teriak karena sodokan penis Bram ke dalam vagina Tasya peretemuan ua kedua kelamim itu menimbulkan suara plok plok plok ….

“Mas aku ngak kuat berdiri” kata Tasya dan Brampum menghentikam genjotannya dan melepas penis nya segera Tasya lengkurap tapi pantat tetap nungging sehingga Bram langsung memasukan kembali penis nya dan langsung rpm tinggi

“Mass niiiikkk … maatttt… yaaangg kenceng” kata Tasya memberi semangat kepada Bram sehingga desehan mereka bercampur nafas yang terputus putus dan akirnya

“Maaaassssss aakkuuuu oorrggaaaa” kata Tasya

“Akuuuu jjuuuuggaaaa jjeenngggg” kata Bram

Mereka berdua memejamkan mata dalam menikmati orgasme yang keluar bersamaan Bram pun jatuh menimpa Tasya yang sama sama tengkurap dan Bram menggeser jatuh nya kesamping dan ciumampun ngak bisa di hindari lagi

“I love you Tasya” kata Bram

“I love you too mas” kata Tasya dan tak lama kemudian terdengar dengkuran halus dari kedua insan yang selesai bercinta



Bersambung
Part 44
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd