Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Lanjutin ya ....

Part 46 : Pernikahan Marisa



Marisa


Tasya Anggraeni

Pov Marisa

Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi aku sebab hari ini adalah hari perkawinan aku dengan seseorang yang selama 10 tahun ini tetap bersemayam di hati aku seorang priya yang boleh lebih pantas manjadi ayah aku tapi aku sungguh sangat nyaman selama aku berada di sampingnya selama seminggu terakhir ini perasaan nyaman ini belum pernah aku rasakan sebelumnya laki laki ini penuh karisma setiap kata yang terucap merupakan motifasi untuk diriku bukan hanya setiap kata tapi juga perbuatan membat aku sungguh merasakan kebahagiaan yang amat sangat

Laki laki paruh baya ini yang penuh karisma dengan senyum selalu mengambang di bibirnya wajahnya yang tampan walau sudah berusia tapi menurut aku tidak sebanding antara umur yang sebenarnya dan gaya penampilannya seakan lebih muda 10 atau 15 tahun ganteng juga sih

Kalau di lihat dari penampilannya mas Bram ini tidak layak kalau usia nya sudah kepala 5 akhir menjelang kepala 6 tapi gaya bicaranya dan penampilannya seakan baru berusia 40 atau 45 tahunan sehingga sunggung amat jauh bila di bandingkan bapak aku yang seusia bapak aku sudah 63 tahun tapi mas Bram baru 59 tahun salisih cuma 3 atau 4 tahun lah kalau mau di banding denga pak lek Jarwo yang kini berusia 46 tahun kayaknya berimbang itulah yang membuat perjuangku untuk mendapatkan kasih sayang nya sungguh maksimal aku berani merendahkan diri serendah rendahnya di hadapan adik ku Tasya Anggraeni yang kini sudah menjadi istri syah mas Bram tapi belum juga resmi 100 % juga sih karena masih menanti Tasya lulus sekolah dulu dan aku berani menjadi orang nomer dua setelah Tasya di mata mas Bram

Setelah sholat subuh aku merenung kan kembali kisah perjalanan hidupku dari kecil hingga dewasa dan kini mau menikah dengan seseorang yang sudah beristri membuat aku hampir gila karena penolakan Tasya istri nya tapi cepat aku ambil sikap untuk merendahkan di hadapannya dan hasilnya kini kebahagiaan yang aku dapat

Aku teringat kemarin malam setelah dik Tasya dan mas Bram pulang ke apartemen dik Tasya aku panggil adik keponaanku putra pertama dari lek Jarwo yang kini kuliah di Universitas Negeri di kota ini jurusan IT dan kini baru menyelesaikan tugas akhir dan juga sudah bebas SKS dan aku minta hari ini supaya menjadi pengemudi mobil mas Bram untuk mengahtar aku dan mas Bram ke tempat ijab kabul di daerah Kali wungu di ponpes Glagah ireng dan kemudian sore harinya untuk mengantar aku ke Jakarta bersama mas Bram dan pulangnya akan naik kereta dari Jakarta ke kota ini

“Dik Antok ya” kataku setelah ketemu dengan dik Antok Sumarsono putra pertama pak lik Jarwo

“Mbak Marisa apa kabar” katanya sambil menyalami tangan aku

“Mbak akan minta tolong dik Antok untuk menjadi supir aku sementara untuk membawa mobil calon sumia aku pulang ke Jakarta besok sore tapi paginya mengantar aku ijab kabul di ponpes Glagah ireng di Kaliwungu mau ya” kataku

“Mau lah mbak asal bayarannya sesuai untuk tambah tamnah buat tugas akhir ini banyak biaya yang harus di keluarkan dan aku ngak tega meminta lagi ke bapak” kata Antok

“Berapa dik Antok minta” kata aku

“Anggaran yang di siapkan berapa sih mbak” kata Antok

“Kalau dari kantor sih tiket Jakarta Semarang pulang pergi untuk dua orang dengan pesawat garuda” kata ku

Setelah berpikir sebentar

“Mau aku mbak cukup untuk biaya jilit dan mamperbanyak sekripsi mbak” kata Antok, mobilnya apa ya mbak”

“Kalau ngak salah Macedes benz ya” kata Marisa

“Oi mantap lah” jawab Antok

“Deal ya dik” kata Marisa

“Deal mbak” jawab Antok sambil toss

Dan lamunanku ambyar setelah mendengar teguran dari ibu

“Nduk sudah jam 6 lho kamu ngak siap siap sebetar lagi calon suaminu datang kan malu kalau kamu malah belum siap” kata ibu

“Ia bu aku akan segera mandi” kataku

Aku segera ke kamar mandi untuk bersih bersih dan memakai pakain gamis yang kemarin aku beli bersama dik Tasya dan kembaran sama pesis dari mode pakaian dan mode jilbabnya dan asesorisnya semua sama dan rencananya dik Tasya pun akan memakai pakaian yang sama berjilbab seperti diriku

Jam 8 mas Bram dan dik Tasya sudah sampai di depan rumah dan di rumah sudah berkumpul saudara bapak yang tingga di Semarang dan bapak meyipkan 2 mobil untuk mengangkut saudara saudara yang ingin menyaksikan aku dan mas Bram jadi pengantin dan Sudara saudara bapak bulik Dewi dengan suaminya bersama putri pertamanya Diah yang seumuran denganaku ada juga pak lek Jarwo bersama istrinya bulik Marifatun dan anak laki lakinya Antok yang nanti akan membawa mobil mas Bram

Jam 9 tepat rombongan kami dengan tiga mobil meluncur ke pesantren Glagah Ireng di daerah Kaliwungu aku Tasya, mas Bram berada di satu mobil dengan sopir kemenakan ku dik Antok mas Bram duduk di bangku tengah di sebelah kiri duduk Tasya dan kanan aku aku dan Tasya menakai pakaian gamis kembar bentuk dan modelnya sama sedang mas Bram memekai baju batik lengan panjang

Di mobil ke dua yang di kendarai oleh pak lek Jarwo, bu lek Marifatun ibu dan bapak dan Suryani adik Antok sedang mobil yang ke tiga di kendarai oleh pak lek Murdianto suami dari bulik Dewi bersama putrinya Diah

Setengah jam perjalanan akhirnya rombongan kami sampai ditempat tujuan dan sudah berkumpul para santri ustad dan ustadzah yang mengapu pesantren yang akan menjadi saksi perkawinan sirri aku dengan mas Bram Kusuma

Jam 10.30 ijab Kabul di lakukan di dalam masjid yang ada di dalam pesanten itu dan Mas Bram duduk di tengah di sebelah kiri aku duduk dan di sebelah kanan dik Tasya depan aku dan mas Bram duduk pak Kyai Sobirin di kanan pak kyai duduk pak lek Jarwo dan Mohamad Ali Sobri seorang ustad pengajar di pondok pesantern itu yang akan menjadi saksi dalam akad nikah kali ini sedang bapak dan ibu duduk berdampingan berhadapan dengan pak lek Jarwo sedang saudara saudara bapak duduk bergabung dengan para ustad dan ustadzah sedang dibelakang nya baru duduk Santri dan santri wati di pondok pesantren Glagah ireng ini

Kini mas Bram berjabatan tangan dengan pak Kyai Sobirin dan mengucapkan akad nikah

“Saya terima nikahnya Marisa binti Kusdarmanto dengan mas kawin seperangkat alat solat” ucap mas Bram tegas

“Bagaimana para saksi” kata pak Kyai

“Syah, syah” kata pak lek Jarwo dengan ustad Ali bersamaan

Setelah kata syah dari kedua saksi itu den di ikuti oleh doa syafaat dari kyai Sobirin dan akhirnya aku di persilahkan mencium tangan mas Bram sebagai tanda bakti seorang istri kepada suaminya dan setelahnya mas Bram mencium kening aku sebagai rasa sayang ke padaku dan mas Bram menoleh ke dik Tasya meminta sesuatu dan Tasya mengeluarkan cicin yang persis sama dengan cincin yang di pakai oleh dik Tasya dan mas Bram memasangkan di jari manis aku

“Ya Alloh terima kasih” ucap aku di dalam hati

Acara di lanjutkan dengan ramah tamah di antara kita dan di persilahkan hidangan yang sudah di sediakan oleh pihak pesantren

Jam 13 kami dan rombongan pulang kembali ke rumah sementara aku mas Bram dan Tasya kembali ke apartemen Tasya untuk mengantar Tasya dulu sebelum aku dan mas Bram rencana jam 16 berangkat ke Jakarta

Sesampainya di apartemen Tasya aku mas Bram dan Tasya langsung masuk ke dalam aparteman dan mas Bram langsung mencium aku di depan Tasya dan aku menerima ciuman mas Bram dengan hati yang berbunga bunga sementara Tasya menyiapkan minuman dingin untuk kami bertiga dan setelahnya Tasya duduk dan mas Bram ada di tengah diantara kami

Langsung mas Bram mencium kening Tasya sebagai rasa sayang dan terima ksih dan Tasya membalas dengan ciuman di bibir mas Bram

“Jeng mas berterima kasih ya untuk semuanya” kata Bram sambik memegang leher Tasya dan mengecupnya pelan bibir Tasya yang tebuka

“Aku juga bersyukur kehadirat semesta karena aku bisa memenui janji aku ke eyang putri Niken sebab selama beberapa bulan ini aku belum sanggup melayani mas Bram dan mengikuti kemana mas Bram pergi dan kini ada mbak Marisa yang melengkapi semuanya sesuai amanat eyang putri Niken” kata Tasya

Mas Bram kini duduk bersandar ke dua lengannya ada dipundak aku dan dik Tasya dan secara bergantian memberi kasih sayang berupa ciuman di bibir kami

“Dik Marisa, aku sekarang akan menberi nafkah batin dulu untuk jeng Tasya ya nanti sesampainya di Jakarta jatah untuk dik Marisa kan aku berikan” kata mas Bram

“Ya ngak papa mas silahkan” kata Marisa

Kini Bram berdiri dan mengangkat tubuh Tasya di dalam gendonganya dan membawanya di kamar Tasya untuk bercnta dengan Tasya

Apakah aku cemburu ya tentulah tapi aku sungguh menyadari kedudukan ku saat ini dan mas Bram benar akan memberikan dulu nafkah batin bagi dik Tasya yang sebentar lagi akan di tinggal dalam waktu yang cukup lama 3 sampai 4 minggu kedepan aku duduk sendiri di ruanga tamu sambil menonton TV lama lama bosan juga da aku mengambil inisyatif ingin membeli oleh oleh untuk keluarga Karta Atmaja boss MMC Group dan untuk rekan rekan sejawat aku

Aku beranikan diri untuk masuk ke kamar Tasya dan aku melihat Tasya sudah setengah telanjang denga jilbab sudah terlepas dan mas Bram baru menciumi payudara Tasya sambil menyedot nyedot putting nya yang tampak besar ranum dan sangat kencang itu dengan putting berwarba coklat muda sunggung serasi dengan badan Tasya yang seksi

“Maaf mas mengganggu” kataku

Sontoak kegiatan mereka berhenti Mas Bram melepas ciuman nya dari putting Tasya yang kini ada di pangkuan mas Bram

“Mas, dik aku akan keluar untuk membeli oleh oleh untuk keluarha Karta Atmaja ya” kata Marisa, lanjutnya “Ngak lama kok mas sebelum jam 4 aku sudah sampai di sini lagi”

“Ya dik Marisa kunci pintu di bawa aja dan pakai mobil mas ya” jawab mas Bram

“Baik mas, Assalamualaikum” jawan Marisa

“Walaikumsalam” jawab Tasya dan Bram secara bersamaan

===skip===



Pov Bram Kusuma

Lima belas menit sebelum Marisa pergi membeli oleh oleh

Setelah kami bertiga aku Marisa dan Tasya masuk ke dalam apartemen Tasya aku langsung mengambil inisatif untuk mencium bibir Marisa di depan Tasya dan Tasya meninggal kami berdua di ruang keluarga membiarkan aku dan Marisa memadu kasih setelah lima menit Tasya mambawa minuman teh hangat untuk kami bertiga dan Tasya duduk di samping aku dan melepaskan ciumanku dari Marisa dan aku segera mencium kening Tasya sebagai rasa sayang dan terima kasih dan Tasya membalas dengan ciuman di bibir ku

“Jeng mas berterima kasih ya untuk semuanya” kata Bram sambik memegang leher Tasya dan mengscupnya pelan bibir Tasya yang tebuka

“Aku juga berterima kasih padamu dik Tasya yang cantik sudah mau berbagi kasih” kata Marisa

“Aku juga bersyukur kehadirat semesta karena aku bisa memenui janji aku ke eyang putri Niken sebab selama beberapa bulan ini aku belum sanggup melayani mas Bram dan mengikuti kemana mas Bram pergi dan kini ada mbak Marisa yang melengkati semuanya sesuai amanat eyang putri Niken” kata Tasya

Aku kini duduk bersandar ke dua lengannya ada dipundak Marisa dan Tasya dan secara bergantian aku memberi kasih sayang berupa ciuman di bibir Tasya dan Marisa

“Maaf ya dik Marisa, aku sekarang akan menberi nafkah batin dulu untuk jeng Tasya ya nanti sesampainya di Jakarta jatah untuk dik Marisa akan aku berikan” kata mas Bram

“Ya ngak papa mas silahkan” kata Marisa

Aku segera beranjak dari tempat duduk dan menggendong jeng Tasya masuk ke dalam kamar dan meninggalkan Marisa di ruang keluarga sendiri

“Mas sebaiknya mbak Marisa di ajak sekalian” kata Tasya

“Ngak jeng sebab aku berpikir jeng Tasya adalah nomer satu sebagai pengganti eyang putri mu dan aku harus besifat adil untuk kalian berdua apa lagi aku akan meninggalkan jeng Tasya selama 3 atau 4 minggu ke depan sampai jeng Tasya ujian Negara dan aku berjanji selama ujian Negara aku akan selalu mendampingi jang Tasya” kata Bram

“Ia mas” kata Tasya sambil menciumi aku dengan sangat lembut dan aku balas dengan kelembutan dan aku mulai mambuka jilbab Tasya yang menutup kepalanya dan Tasya pun segera melepas baju batik yang aku pakai dan membuang di lantai begitu saja aku mendorong tubuh Tasya dan menidurkan Tasya di tempat didur sambil berciuman tapi tangan aku berusaha melepas baju gamis yang dipakai Tasya dengan membuka semua kancing bajunya ada di depan dan segera membuka baju Tasya sambil mencumi leher jenjang Tasya

Tangan aku pun segera ke belakang punggung Tasya sambil sambil membuka kaitan bra Tasya dengan sekali sentuh maka lepas ikatan bra Tasya dan mengangkatnya sehingga dada Tasya terekspus dengan sempurna setelah itu aku mencium kembali bibir Tasya yang ranum dan bergeser ke bawah setelah mengangkat tubuh Tasya dan mendudukannya di pangkuanku dan aku bari menciumi dan memmainkan putting Tasya yang sempurna

Tiba tiba Marisa masuk kamar untuk pamit mau membeli oleh oleh dan kegiatan aku dan Tasya berhenti

“Maaf mas Bram dan dik Tasya aku akan pergi keluar untuk membeli oleh oleh untuk keluarga Karta Atmaja ya” kata Marisa, lanjutnya “Ngak lama kok mas sebelum jam 4 aku sudah sampai di sini lagi”

“Ya dik Marisa kunci pintu di bawa aja dan pakai mobil mas ya” jawab ku

“Baik mas, Assalamualaikum” jawab Marisa

“Walaikumsalam” jawab Tasya dan aku secara bersamaan

Kegiatan aku dengan jeng Tasya di lanjutkan lagi tanpa rasa canggung lagi kerena di tunggu Marisa istri ke duaku

“Jeng aku akan memberikan kepuasan kepadamu seperti hari hari sebelum aku meninggalkan mu di sini sendiri anggap aku pergi ke Solo sehingga kamu tidak selalu kepikiran tentang aku jeng” kata ku

“Ia mas aku tau kok kalau mas Bram ke Jakarta dan ke luar negeri ini bukan untuk berliburan mas Bram dan mbak Marisa tapi untuk mama dan keluarganya” kata Tasya

Tasya kini sudah telanjang dada dan Bram dengan lembut menjilati putting Tasya yang berwarna coklat muda dan meremas remas payudara yang lain Tasya menikmati remasan dan jilatan lidah Bram dengan memejamkan mata sambil meresapi apa yang di lakukan Bram sebentar Bram berhenti dari menciumi putting Tasya dan kedua pasang mata mereka saling bertatapan mesra

“Maassssss ….” panggil Tasya

“Ya sayang” jawab ku

“Aku sangat menyayangi mu lebih dari segalanya” kata Tasya

“Ya sayang aku mengerti kok” jawab Bram sambil mengisap ramput Tasya yang tidur terlentang dengan setengah telanjang buah dada Tasya mencuat dengan sempurna di rabainya buah dada itu dengan sangat pelan dan memainkan putting Tasya dan bibr ku mulai menciumi bibir Tasya yang merekah merah muda dan tak bosan bosannya aku menciumi bibir Tasya

Bram menggeser sedikit tidur nya kearah bawah dan menaikan tangan Tasya ke atas sehingga terbuka ketiak Tasya yang mulus tanpa cacat dan tanpa bulu putih mulus

“Jeng aku suka ketiak jeng yang mulus”kata Tasya

Tasya hanya tesenyum

“Di cium dong mas kalau suka tapi bau”kata Tasya

“Mas juga suka baunya kok bau keringat jeng Tasya membuat mas tambah sayang apa lagi sehabis olah raga mas paling suka” kata Bram sambil menciumi ketiak Tasya san menjilatinya sampai ketiak Tasya hingga basah karena air liur Bram membasahi setiap sudut pada ketiak Tasya

“Masssss geeelliiiii” keriak Tasya sambil ingin menarik Tangan Tasya ke bawah tapi aku menahannya dan aku lirik wajah Tasya yang tersenyum sayu aku ubah kedudukanku sehingga duduk si sisi Tasya sambil membungkuk menciumi buah dada Tasya dan tangan ku mulai merabai vagina yang masih terbalut cd berwarna putih terlihat jelas bercak genangan cairan memek yang menempel di cd bagian depan dan jari jari tangan ku masuk ke celah celah lipatan cd dan menerobos mennyentuk memek Tasya

“Maaasssss aahhhhh” teriak Tasya

Sambil netek susu Tasya tangan ku juga bermain di selakangannya dan dalam wakti 5 sampai 6 menit pola gerakan tubuh Tasya mulai tidak teratur kadang kala seluruh badannya bergerak dan kadang pinggul nya yang bergerak ke atas ke bawah dan aku masin mempertahankan posisiku menciumi payudara Tasya dan putting nya kini menjadi sasaran mulut aku dengan gigitan gigitan kecl di sekitar putting Tasya dan membuat tanda merah di buah dada Tasya dan Tasya hanya bisa meneguk kenikmatan dan sekali kalimemanggil namaku

“Ohhhhh mmaaassss bbrraaaammmmm” kata Tasya diselah dengusan dengusan nafas yang semalin tersenggal senggal

Aku percepat gerakan tangan aku di aras vagina Tasya dan akhirnya

“Maaaaassss jjaaahhhhaaaatttt” teriak Tasya sambil menekan pinggulnya keatas dan dari rongga memek Tasya keluar cairan sehingga membasai tangan ku yang berada di depan memeknya

Aku segera menghentikan dan menarik tanganku kadi memek Tasya dan aku rebah di samping Tasya sambil memberi ciuman di selah selah nafas yang tersenggal senggal dan Tasya membalas ciuman ku dengan merangkul pundak aku dan di tariknya kedalam pelukannya

Kini tubuh aku berada diatas tubuh Tasya yang masih keadaan kelelahan dan aku duduk bertumpu pada paha ku dan medekatkan penis aku ke lubang memek Tasya

Tasya hanya tersenyum melihat posisi aku dan kini kedua paha Tasya ada di atas paha aku dan aku ludahi penis ku sehingga sedikit basah dan mendekatkan pada lubang memek Tasya dan blleeeeesssss sekali tekan kontolaku masuk dalam memek Tasya dan mulai menggoyangkan pinggul maju mundur tangan aku kini berada di atas tetek Tasya dan meramasi putting Tasya dalam waktu yang tak lama berselang Tasya sudah merasakan kenikmatan yang tak terkira goyangan pinggulnya membuktikan adanya dorongan orgasme tapi aku masih tetap dalam genjotan dengan kecepatan konstan dan kini pinggul Tasya terasa bergoynag agak cepat tapi aku ngak terpancing untu menaikan ritme genjotan pinggul ku

“Maassss eennaakkkk banggetttt” kata Tasya

“Yaaaa teeerrruussss mmaaaassss” suara Tasya tersenggal senggal dan aku masih tetap bergoyang dengan kecepatan konstan sehingga 10 menit Tasya mengalami orgasme yang panjang dan aku merebahkan tubuh aku sehingga kaki kaki Tasya terangkat dan menggapit pinggang ku dan aku mulai konsentrasi pada entotan ku dan semalin lama semalin cepat dan lebih cepat lagi dan akhirnya Tasya mencapai Orgasme yang berkepanjangan bersamaan pintu apartemenTasya terbuka dan Msrisa segera menutup pintu kemudian melihat apa yang terjadi di dalan kamar aku dan Tasya terkapar bersama tak bedaya hanya bisa melihat senyuman Marisa di ambang pintu kamar yang tak berpintu

“Teriakan jangan keras keras di kedengaran dari luar” kata Marisa sambil tersenyum

Sambil mengatur nafas Tasya menjawab “Massaakk mbbaaakk”

“Ngak ding dari luar ngak terdengar kok cuma kalau masuk terdengar menggema” jawab Marisa

“Dik sudah dapat oleh oleh nya” kata Bram sambil meminta Marisa mendekat

Setelah dekat aku langsung mencium bibir Marisa tapi Marisa segera melepas ciumannya

“Bauk ah mas Bram, sana mandi dulu” kata Marisa

“Kita mandi bertiga ya” kata Tasya, lanjutnya “Ayolah mbak” Marisa hanya tersenym sambil menggelengklan kepalanya

“Ayo mbak” kata Tasya dan berdiri masih dalam telanjamg bulat dan mendekati Marisa dan berbisik “Mas Bram di kroyok yok” baru marisa tersenyum sambil menggukkan kepalanya

Tasya melangkah ke aku yang sudah duduk di atas ranjang dan Tasya mencium bibirku dan menarik bangun dan sambil berbisik “Mas mbak Marisa ingin di mandiin oleh mas Bram”

Bram pun langsung setuju dan melangkah mendekati Marisa dan mencium kening Marisa dan menggendongnya masuk ke dalam kamar mandi

Sesampainya di kamar mandi Marisa di turunkan dan Bram mulai melepas jilbab yang di pakai Marisa di bantu oleh Tasya dengan cepat Marisa telanjang di depan aku dan Tasya, aku pun segera duduk di atas closet yang terturup menari Marisa supaya duduk di pangkuanku sebelah kiri dan Tasya pun segera duduk di pangkuanku sebelah kanan dan aku melebarkan kedua kaki ku sehingga kaki Marisa dan Tasya ada di tengah dan mereka melihat penis aku setengah tegang

“Jeng tolong ambil sabun cair dan hidupkan shower dan selangnya bawa kemari” kata ku sambil mencium kening Tasya dan Tasya segera melaksanakan perintah aku aku raih wajah Marisa cantik dan mencium kening sambil berbisik “Selamat datang di keluarga Bram Kusuma”

Dan Marisa menyambut ucapanku dengan melingkarkan tangan nya ke pundaku sehingga buah dada Marisa menempel di dadaku yang bidang dan mamberi ciuman di bibir aku dan aku membalas nya baru asik asik nya berciuman aku merasa air dingin mengalir di tubuh ku dari syawer yang di bawa Tasya untuk membasuk tubuh aku dan Marisa

“Aih dik Tasya bikin kaget aja” kata Marisa sambil tersenyum ke adiknya

“Habis mbak Marisa sama mas Bram ciuman kan aku juga mau di cium mas Bram” kata Tasya manja

“Ya sini apa sih yang ngak buat adik ku yang cantik” kata Marisa sambil menarik tangan Tasya dan duduk di pempat semula dan Bram langsung mencium bibir Tasya setelah itu Bram juga mencium bibir Marisa dan menerima ciuman itu dengan memejamkan matanya

“Kapan nih mandinya” ujar Bram

Kemudian Bram menuangkan sabun cair yang tadi di ambil Tasya di telpak tangannya dan menyabuni tubuh Marisa yang sudah basah dan Tasya pun menunagkan sabun cair di telapak tangannya dan mambasuhnya di tubuh Marisa Bram menyabuni tubuh Marisa di bagian depan dan berlama lama di buah dada Marisa dan memainkan putting nya juga dan sretelah puas Bram menuangkan sabun cair kembali dan kini mengusap usap memek Marisa dan memainkan kelemtit nya

“Maaassss geelliiii” kata Marisa sambil tubuhnya merapat ke tubuh Bram sedang Tasya menyabuni Marisa di bagian belakang dan meremas remas pantat Marisa setelah merata Bram menuangkan sabun cair di tangan dan kini menarik tubuh Tasya yang berada di belakang Marisa dan mambauri tubuh Tasya bagian depan terutama di area buah dadanya dan memainkan putting Tasya yang mulai mencuat kini tangan Bram pindak ke memek Tasya menyabuninya dengan penuh kasih sayang dan memainkan kelentit Tasya seperti yang di lakukan Tasya tadi Marisa menyabuni bagian belakang Tasya

Setelah tubuh Tasya sudah terlumuri sabun scara merata kini Masisa menuangkan sabun cair di tangannya dan mulai menyabuni tubuh Tasya di bagian dadanya sehingga Marisa dan Bram pada posisi berhadap hadapan dan Bram merarik tubuh Merisa mendekat dan di peluknya tubuh Marisa dan menggeser geserkan dadanya ke dada Marisa sehingga marisa merasakan geli geli di putting nya yang bergesekan dengan bulu bulu halus di dada Bra,

Tasya pun setelah menuangkan cabun cair dan meratakan di punggung dan pantat Bram segera memeluk tubuh Bram dri belakang sehingga kini Bram di tengah di apit oleh dua bidadari dari depan dan dari belakang dan tangan Tasya kini kebawah kearah selangkangan Bram dan membelai nya dengan lembut sebentar kemudian badan mereka bertiga sudah di lumuri sabun d dan Bram mengambil gagang shower dan mengarahkan ke tubuh Marisa yang ada di depannya seiring larutnya sabun cair yang menempel di tubuh Marisa dan setelahnya Bram membalik dan kini berhadapan dengan Tasya dan Bram mengarahkan gagang shower yang di pegangnya ke tubuh Tasya sehingga melaritkan sabun yang menempel si tubuh Tasya dan kini Tasya merebut gagang shower dari tangan Bram dan mengarahkan gagang shower di tubuh Bram dam meiram dan membasahi tubuh Bram dari depan setelah bagian depan sdah hilang kini Tasya memberikan gagang shower ke tangan Marisa dan segera mengarahkan gagang shower ke tubuh bagian belakang Bram

Setelah sebum yang menempel di tubuh mereka hilang Bram merangkul ke dua bidadarinya ke luar dari kamar mandi masih dalam keadaan telanjang dan Tasya mengambil handuk untuk mengeringkan tubuh mereka di ruang keluarga Bram dudu di tengah dan Marisa di kanan Bram dan Tasya di kiri Bram saling mengeringkan tubuh secara berhantian

Bram pum mengajak ke dua bidadari nya untuk melakukan sholat ashar bersama sama dan setelahnya Tasya pakai pakain rumah seperti biasanya dan Marisa langsung memekai pakaian muslimah yang di di belinya kemarin bersama dengan Tasya Bram pun sudah berpakaian memakai pakaian celana pendek selutut dan kaus berkrah untuk segera berangkat ke Jakarta bersama Marisa tapi Tasya minta pada Bram dam Marisa berangkatnya setelah sholat mahrib aja dan Bram dan Marisa mengiyakan dan kini mereka bercengkrama di ruang keluarga sambil menikmati suasana sore yang merupakan sore pertam keluarga Bram Kusuma ditemani denga 2 istri yang cantik canti dan ini menbuat Bram bangga sebab ke dua bidadarinya tampak rukun rukun

Selah menjalankan sholat mahrib Bram dan Marisa pamit pada Tasya dan Tasya melepas kepergian Marisa dan Bram sampai didepan mobil Bram di parkir



Bersambung
Part 47
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd