Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Dendam Si Kembar Cantik

Ayo dilanjutkan terus gan, sayang kalo gak dilanjutkan, udah bagus ceritanya..
 
Bab 14 Sepasang Iblis Betina



Desa Tawang Alun

Setelah perjalanan satu hari satu malam sampailah Anjani di desa Tawang Alun.

Kabar kedatangan Bajing Ireng dan para pengikut-nya ke desa Tawang Alun untuk mencari gadis perawan demi ritual getih perawan menimbulkan resah rakyat jelata desa Tawang Alun.

Para orang tua yang khawatir anak gadisnya jadi korban Bajing Ireng, cepat cepat menyembunyikan atau mengungsikan anak gadisnya ke desa lain.

Menemukan seorang gadis dan wanita muda di desa menjadi hal yang langka, hanya ada pria dan pemuda yang menghuni Tawang Alun. Kalaupun ada wanita, bisa dipastikan wanita itu sudah berumur atau berwajah kurang menarik.

Para begundal Bajing Ireng dipimpin oleh Suro Menggolo berkeliaran di setiap sudut desa, mencari keberadaan para perawan.

Kehadiran Anjani ke desa Tawang Alun otomatis menjadi pusat perhatian dan gunjingan orang orang. Di saat para perawan dan wanita cantik Tawang Alun mengungsi keluar, Anjani gadis cantik dengan bentuk tubuh sintal itu malah datang memasuki Tawang Alun.

Gadis itu seakan mengumpankan diri-nya ke kandang macan saja.

Sebentar saja berita kehadiran Anjani sudah terdengar sampai ke telinga Suro Menggolo.

Anjani memasuki satu satu-nya warung makan yang ada di pusat Tawang Alun.

Si empu warung, orang tua berwajah ramah buru buru melayani Anjani.

"Neng..., sedang dalam perjalanan kemana?" Tanya pak tua.

"Saya hendak ke kerajaan Jawa Dwipa paman.., setelah perjalanan satu hari saya ingin beristirahat sejenak di sini."jawab Anjani. Anjani menangkap rasa takut dan tak nyaman dari sorot mata pak tua ramah itu.

"Neng... maaf bukan maksud paman untuk kasar. Namun sebaik-nya neng jangan lama lama beristirahat di sini. Keadaan di Tawang Alun
sedang tidak aman. Banyak pendekar golongan hitam yang berkeliaran disini." Paman tua berbisik pelan pada Anjani, buru buru memanggil pelayan untuk membawa makanan dan minuman untuk Anjani.

"Baik paman, terima kasih sudah begitu baik pada Anjani" Anjani mengulurkan 1 kepeng uang pada paman tua itu untuk membayar makanannya.

Paman tua membungkuk hormat dan kemudian kembali ke dapurnya. Para pelayan membawakan sepiring nasi lalapan dan sekendi air sejuk sebagai pelepas lapar lelah Anjani.

"Hmm... kalo begitu benar kata Arya..., Bajing Ireng saat ini mungkin ada di sini" Anjani berbisik dalam hati.

Saat teringat Arya, Anjani jadi sedih karena sudah mengkhianati dan mengelabui pemuda yang ia cintai itu.

"Aaah..., Arya maafkan Anjani ya, tapi Anjani harus membalaskan dendam ayah Satria...", air mata berlinang dari mata Anjani karena tak bisa memungkiri rasa rindu pada pemuda gemblung itu.

Anjani beristirahat sambil memikirkan cara untuk menemukan Bajing Ireng.

Baru sesuap nasi yang masuk ke dalam mulut Anjani, seorang pria bertubuh tegap tinggi dengan rambut panjang gondrong masuk ke dalam warung paman tua dan langsung menuju ke tempat Anjani duduk.

Deg..., jantung Anjani langsung bergetar kencang melihat sosok pendekar hitam itu. Anjani jelas mengenali Suro Menggolo, salah satu raja Jawa yang ikut mengkeroyok dan membunuh prabu Satria.



"Tidak pantas rasanya seorang gadis makan dan minum di warung sendirian, ijinkan saya Suro Menggolo menemani neng cantik" Suro Menggolo tanpa basa basi menyapa Anjani.

Suro Menggolo melirik ke arah gundukan payudara montok Anjani yang menyembul separuh di sela kemben yang Anjani kenakan.

Anjani sudah berusaha menutup rapat aurat-nya terutama bagian dadanya.

Namun percuma saja, ukuran gunung kembar menjulang di dada Anjani itu sungguh agung. Dibungkus se-sempurna mungkinpun tetap saja sebagian besar gumpalan empyuk itu menonjol keluar, menarik perhatian mata laki laki hidung belang.

"Maaf paman, Anjani cuman numpang mampir istirahat sebentar di warung ini. Sebentar lagi Anjani juga akan berangkat lagi jadi paman tidak perlu menemani Anjani makan. Lagipula tidak pantas rasanya laki laki yang sudah berumur paruh baya merayu gadis seumuran anaknya ini. Nanti paman bisa di jewer sama istri paman lho!" jawab Anjani judes.

"Hoo...hoo.., Anjani si gadis judes, paman suka sifat blak blak-an ini. Paman tidak akan mengganggumu lagi, tapi sebelumnya bolehkan paman minta seteguk air dari kendi milikmu itu, paman haus..."saat menyebut kendi, Suro Menggolo lagi lagi melirik nakal ke arah 'kendi besar' di dada Anjani.

"Silakan paman..."jawab Anjani sambil mengangsurkan kendi di tangannya ke arah Suro menggolo.

Suro menggolo mengulurkan tangan ke arah Anjani, namun bukannya menyambut kendi di tangan Anjani, gyut... gyut...,tangan nakal Suro menggolo malah sengaja menyentuh dan meremas bundaran payudara Anjani yang terbuka.

"Woow..., susu neng Anjani empyuk dan lembut sekali..." Suro menggolo berani melecehkan Anjani karena mengira Anjani hanya seorang gadis mungil biasa saja.

"Kyaa...., kurang ajar...!!" Anjani menampar tangan Suro menggolo di dadanya, tangan yang satunya melemparkan kendi di tangannya ke muka Suro menggolo.

Suro menggolo mengkibaskan tangan kirinya, namun tak urung kendi berat itu nyasar juga menghantam dahi-nya dan pecah.

"Aduh..." Serpihan pecahan kendi menusuk dan melukai mata Suro menggolo membuat indera penglihatan raja aliran sesat itu buram tidak jelas.

Paman tua dan para tamu warung yang lain langsung lari bersembunyi menyelamatkan diri, sepertinya akan terjadi keributan.

"Dasar lelaki tua tak bermartabat..." Anjani meraih pedang di meja makannya. Begitu lepas dari sarung pembungkusnya tanpa buang waktu Anjani langsung mengayunkan pedang tajam itu ke leher Suro yang sedang lengah.

Craaassh...., Suro menggolo yang meremehkan gadis ayu di hadapannya itu harus membayar mahal. Darah segar menyembur dari lehernya yang robek di hajar pedang Anjani.


"Aaakkhh.... toloooongg....aaaaakkhh..." sebelum menemui ajalnya Suro menggolo sempat berteriak minta tolong pada kawan kawannya.

Tubuh Suro Menggolo ambruk ke tanah dengan leher hampir putus. Salah satu raja tanah Jawa berkanuragan tinggi itu tak menyangka nyawa-nya sirna ditangan Anjani, daun muda di dunia persilatan yang minim pengalaman.

"Lari...neng...cepat lari selamatkan diri-mu, sebentar lagi kawanan bajingan ini pasti akan datang!!" Paman tua pemilik warung cepat cepat mengusir Anjani dari warungnya.

Raja raja Jawa yang lain sebentar lagi pasti datang untuk menuntut balas kematian Suro Menggolo.

Tidak ingin merepotkan paman pemilik warung Anjani buru buru meninggalkan warung paman tua.

Untuk menghindari kejaran para begundal Suro Menggolo sengaja Anjani memilih memasuki hutan kecil di dekat dusun Tawang Alun.

Anjani berjalan cepat melewati jalur setapak di sela sela pepohonan menjulang dalam hutan Tawang Alun. Setelah berhasil membunuh Suro Menggolo, Anjani berencana bersembunyi lebih dulu seraya menunggu Bajing Ireng lengah.

Namun percuma saja Anjani menyembunyikan diri, belum seberapa lama Anjani tinggal dalam hutan, beberapa sosok bayangan hitam berkelebat di antara rimbun hutan mengejar Anjani.

"Mau lari kemana kau gadis ayu..." tiba tiba Kebo Jodo yang bertubuh gendut gempal dengan wajah lebat bercambang hinggap di hadapan Anjani. Sebelum ditaklukkan oleh prabu Satria, Kebo Jodo dikenal sebagai raja yang bengis dan ditakuti rakyatnya.

Anjani menghentikan langkah kaki-nya, gadis biasa bakal menjerit histeris ketakutan apabila bertemu Kebo Jodo yang bertampang bengis menakutkan itu, namun Anjani tidak se-cemen itu.

Kebo Jodo memutar mutar cemeti Guntur Badai andalannya di atas kepala untuk menakut-nakuti Anjani.

Ctar..ctarr..., suara cemeti bergeletar membelah udara.

Kebo Jodo tidak sendirian, Jagad Waringi dan Guru Jati menyusul berturut turut melompat keluar dari rerimbunan pohon dan langsung mengepung tubuh mungil Anjani.

Begitu melihat wujud elok Anjani seketika para raja raja yang berniat membalas kematian Suro Menggolo kaget dan malah terpana melihat kecantikan serta kemolekan Anjani.

"Waladalah... , koq bisa bisa-nya kakang Suro Menggolo tewas di tangan gadis cilik ini?" Begitu bertemu Anjani, kejantanan Jagad Waringi langsung ngot-ngotan. Raja yang tampang-nya tak kalah serem dibandingkan Kebo Jodo itu memelotot-i sekujur tubuh Anjani dari ujung rambut sampai mata kaki.

Seakan tak percaya bahwa gadis berwajah ayu dengan payudara membulat sempurna itulah yang telah membunuh Suro Menggolo yang bertubuh tinggi besar kekar itu.

"Mau apa kalian? Pergi jangan ganggu Anjani" Anjani membentak tiga orang berpakaian gelap di hadapannya itu tanpa rasa gentar sedikitpun.

Ketiga raja Jawa jahat saling bertukar pandang, ketiganya tersenyum cabul dan kemudian tertawa kencang bersama sama.

Sambil menyelam minum susu, sambil membalaskan dendam kematian Suro Menggolo ketiga laki laki itu berencana sekalian memuaskan hasrat birahi-nya.

"Hee...hee.. gadis seperti ini nih yang sudah lama saya cari cari..., sudah cantik judes pula, kalo sudah digenjot di atas ranjang goyangan-nya pasti aduhai hee...hee..." Guru Jati berkata jorok melecehkan Anjani sambil memelototi belahan dada yang menjulang di dada Anjani.

"Karena Suro Menggolo sudah modar, maka sebagai yang paling tua di sini sayalah yang pertama kali berhak meniduri gadis judes ini!" Jagad Waringin dengan seenak jidat langsung mengklaim hak milik atas tubuh Anjani.

"Lho..., ga bisa begitu..., saya kan yang paling pertama nemu-in gadis ini, jadi gadis ini milik saya! " Kebo Jodo langsung protes, raja berbadan raksasa itu mendengus marah.

Jika tidak ada Guru Jati sebagai penengah mungkin dua raja bengis itu sudah baku hantam memperebutkan Anjani.

"Dasar ****** semua!, biar semua puas lebih baik gadis ini kita perkosa rame rame saja!" Usul Guru Jati.

Mendengar kata kata Guru Jati, Anjani bergidik ngeri membayangkan tubuhnya dikerubut-i rame rame oleh tiga pria berkulit hitam dekil itu.

"Setuju..." ketiga raja Jawa itu ber-sepakat dan dengan kompak langsung mengkepung Anjani malang.

Anjani merapatkan baju kain yang membalut tubuh-nya, bersiap menghadapi keroyokan tiga raja cabul itu.

"Dasar pengecut, berani-nya cuma main keroyokan!" Bentak Anjani sambil menghunus pedang di tangannya.

"Hoo..hoo,neng Anjani imut banget..., gemes-in banget!" Jagad Waringin yang sudah ngebet langsung menubrukkan tubuhnya ke arah Anjani.

Anjani menghunus pedang pemberian pendekar Kelana Hina, dan langsung merapal jurus Gembel Hina andalan guru-nya itu.

Wutt..., tebasan pedang Anjani membabat udara kosong. Jagad Waringi yang memiliki ilmu meringankan tubuh kelas wahid ternyata hanya memperdaya Anjani yang polos.

Karena terlalu bersemangat menyerang Jati Waringi, Anjani tak menyadari Kebo Jodo dan Guru Jati yang diam diam membokongnya dari belakang.

Trangg..., cemeti Kebo Jodo menghantam pedang tajam di genggaman Anjani hingga lepas dan terlempar jauh.

Nyutt...Guru Jati dengan nakal meremas bokong lunak Anjani dari belakang. Si raja cabul itu curi kesempatan melecehkan Anjani disaat Jati Waringi dan Kebo Jodo mengkeroyok Anjani mungil.

"Dasar bajingan...,rasakan ini!" Anjani mendelik naik pitam saat tangan kotor Guru Jati menjamah aurat-nya.

Tak kenal takut sedikitpun, Anjani membalikkan tubuhnya dan dengan gegabah menghantamkan Gembel Hina untuk menghajar Guru Jati.

Namun lagi lagi Anjani terperdaya..., pukulan Gembel Hina Anjani menghantam udara kosong lagi.

"Kyaa...."Anjani menjerit kali ini ganti Jagad Waringi yang mencomot dan meremas buah pantat Anjani.

Anjani buru buru membalikkan tubuhnya lagi dan langsung menyerang Jagad Waringi.

"Ooh..., bokong yang empyukk..."Jagad Waringi tertawa nakal sambil melompat mundur menghindari pukulan bertubi tubi dari Anjani yang diarahkan kepadanya.

"Kyaa..."Anjani kembali menjerit marah.

Gyut..***ut..., Kebo Jodo tiba tiba memeluk erat tubuh mungil Anjani dari belakang. Kedua tangan Kebo Jodo menyusup dari sela ketiak Anjani untuk mencengkeram dan meremas gundukan payudara Anjani yang menjulang sentosa itu.

"Dasar kurang ajar, lepaskan Anjani..." Anjani menghentakkan kaki-nya kuat kuat melepaskan dirinya dari pelukan Kebo Jodo.

"Hee...hee...montok...montok..., susu neng Anjani benar benar mak nyoot..." kekeh Kebo Jodo lari menghindari Anjani.

Sebenarnya jurus Gembel Hina yang dimiliki Anjani tidak kalah sakti dibandingkan ilmu tiga raja tanah Jawa yang mengkeroyoknya itu.

Namun karena minim pengalaman, Anjani malah jadi bulan bulan-an tiga pria cabul yang mengkerubuti dan bergantian menggerayangi tubuh mulusnya itu.

"Kyaa... kyaa..." Anjani menjerit nyaris putus asa, lagi lagi pukulannya meleset. Tiga raja Jawa itu menyerang tak henti dari segala penjuru.

Gyut... gyut..., Jagad Waringi lagi lagi mencetol gundukan susu Anjani, dari arah belakang Kebo Jodo tak mau rugi dan ikut menabok pantat bulat Anjani.

Anjani mungil berputar putar tanpa daya ditengah tengah tiga raja tanah Jawa itu yang bergantian mencolek dan meremasi area area kewanitaan Anjani.

"Cukup main main-nya, ayo cepat telanjangi dia!" Guru Jati yang dari tadi kontinya sudah tegak kokoh tidak sabar ingin buru buru menelanjangi Anjani.

"Iya setuju...setuju..., ayo cepat telanjangi si cantik ini, slurpp...tubuhnya pasti mohay hee...hee..." Jagad Waringi terkekeh senang, Jagad Waringi sudah sering meniduri wanita, tapi belum pernah menemui gadis sekinclong dan se-montok Anjani.

Anjani bergidik mendengar rencana busuk Guru Jati, gadis mungil itu berusaha keluar dari kungkungan tiga pria yang memepetnya itu.

Namum sia sia saja, usaha Anjani untuk melarikan diri selalu gagal. Padahal tidak ada yang salah dengan jurus Gembel Hina yang Anjani rapal, tapi entah kenapa dari tadi pukulan Anjani selalu luput.

Mungkin benar kata Hina Kelana dan bibi Wulan, bahwa meski Anjani memiliki bakat istimewa untuk menguasai jurus Gembel Hina, namun gadis mungil itu masing hijau dan kurang pengalaman dalam dunia persilatan.

"Ciat..." melihat ada kesempatan untuk menyelamatkan diri, Anjani melompat keluar dari kurungan tiga raja cabul.

Namun langkah Anjani masih kurang cepat dan lincah hingga...



Ctar...ctar... cemeti di tangan Kebo Jodo menderu kencang bersliweran di udara langsung ke arah tubuh Anjani.

Brett...brett...brett..., Kebo Jodo menarik cemetinya dan pakaian atas yang Anjani kenakan untuk menutupi area pundaknya seketika tercabik dan lepas dari tubuh Anjani.

"Kyaa...." Anjani menjerit kencang saat baju pembungkus tubuh bagian atasnya tiba tiba tercabik hingga menyisakan seulas kemben ketat membalut aurat bongsor Anjani.

Belahan gunung kembar Anjani yang menggunduk di sela kemben yang Anjani kenakan sungguh memanjakan hasrat birahi tiap pria yang mengintipnya.

"Woow..., susu Anjani gede banget..., slrupp...slurpp.. sini paman kenyot biar paman awet muda hek...hek.."kekeh Kebo Jodo, mata-nya berbinar binar menatap gelembung buah dada Anjani.

"Tunggu apa lagi Bo..., ayo cepat telanjangi gadis montok ini" Jagad Waringin blingsatan tak karuan dan sudah tak sabar mencaplok tubuh bohay di hadapannya.

Anjani terpepet di semak semak, tidak ada celah buat gadis imut itu untuk menyelamatkan diri.

Ctar..ctar..., lagi lagi cemeti Kebo Jodo berkelebat membelah pakaian Anjani.



Brett...bret...., kali ini kain kemben bagian bawah Anjani yang koyak dan tercerai berai.

"Gluk...uedan... paha neng Anjani gempol banget, asyik.. asyik..." Guru Jati menari nari kesetanan saat melihat batang pupu kuning langsat Anjani yang halus mulus itu.

"Kyaaa, pergi kalian jangan ganggu Anjani.." Anjani mendekap erat erat kembennya yang terus melorot, hampir sepertiga bulatan payudara besar Anjani tersingkap.

Kain kemben Anjani terus melorot, sedikit lagi... sedikit lagi..., puting susu Anjani bakal terkuak dan tiga raja cabul itu kian berbinar binar.

Anjani berjalan mundur, ketiga raja Jawa terus memepetnya sambil terkekeh kekeh cabul.

Wutt...wutt..., Kebo Jodo memutar mutar cemeti di atas kepalanya, sekali kibas di jamin sisa kain yang melilit di aurat Anjani bakal ambyar dan gadis mungil di hadapannya bakal telanjang bulat.

"Jangan... jangan..." Anjani menjerit ketakutan, sepertinya terlambat buat gadis mungil itu untuk menyadari kebenaran nasehat guru-nya yang melarangnya untuk turun gunung.

Wusssh...wusshhh.... semerbak wewangian tiba tiba menghembus di seluruh penjuru hutan.

"Akkh..., jangan..., jangan dia lagi..!!" Gerutu Jagad Waringin yang sudah tak sabar menuntaskan birahinya dengan memperkosa Anjani.

Kebo Jodo dan Guru Jati seketika juga merengutkan wajahnya, menyambut kehadiran tiga sosok yang tiba tiba berkelebat hinggap di hadapan mereka.

"Gadis itu milik saya..." bisik Bajing Ireng, pemimpin pendekar golongan hitam tanah Jawa yang sedang melaksanakan tapa Getih Perawan untuk mengembalikan tenaga dalamnya yang di bumihanguskan oleh prabu Satria.

Di samping kanan dan kiri Bajing Ireng berdiri dua gadis cantik berkulit coklat eksotik dengan pakaian yang teramat minim.

Sehelai kutang dan celana dalam imut memaksa membungkus dan menutupi ketelanjangan aurat dua gadis cantik itu.

Meski penampilan teramat seksi namun tiga raja Jawa tidak berniat sedikitpun untuk mengganggu Cantika dan Cintara, adik kakak yang dikenal sebagai pasangan pendekar Iblis Betina itu.

"Grrr..., yaa...." geraham gigi Kebo Jodo bergemeletuk menahan amarah, rejeki nomplok di depan matanya tiba tiba disambar oleh Bajing Ireng.

Tapi melawan sekutu utama Ganaspati itu juga hal yang konyol.

"Ayo pergi ...." dengan bersungut sungut Jagad Waringin mengajak dua kolega bejadnya untuk meninggalkan Anjani.

Tiga raja cabul dengan langkah terseok seok lemas pergi meninggalkan Anjani yang terpepet di ujung semak semak.

"Dasar bajingan!" Anjani melotot marah menyadari kehadiran sosok Bajing Ireng yang telah membunuh ayahanda-nya itu.

"Hee...hee... perawan legit ini cocok untuk tumbal ritual Getih Perawan-ku selanjutnya, ayo cepat bawa dia ke istana-ku" Bajing Ireng yang tidak mengenali Anjani sebagai putri permaisuri Paramitha memelototi tubuh sempurna di hadapannya itu.

Cantika dan Cintara mengganggukkan kepala berbarengan, dua iblis betina itu melompat menyerang Anjani.

"Hei mau apa kalian..., akkh!!"

Cintara memukul ulu hati Anjani disusul tendangan Cantika ke dada Anjani membuat Anjani terhuyung huyung.

Pandangan Anjani menjadi gelap gulita dan bruk..., Anjani roboh ke tanah.
 
Aduh2 Anjani dalam bahaya ini
Tapi ritual getih perawan kan musti sama perawan, nah Anjani udah ditusuk sama si gemblung :pandaketawa:
Gagal dong ya ritualnya :dance:
Tapi Anjani masih dalam bahaya :aduh:
 
entah🤔 nanti dayang penghianat masih mampu mengenali puteri Anjani yang kinu sudah beranjak dewasa​
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd