Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Falsafat bapak

Bimabet
Makasih doanya lurrdss..... Hehehe....
Kalau tak ada yg halangan mungkin besok ya huuu.... Tetap di pantengin... Maklum banyak project di RL dan semoga profesi baru saya lancar mohon doanya...
Owalah....alih propesi to?
Dolllar makin mengucur deras ke kantong ki....
Sukses n sehat terus Oom RLnya....
Maapken poro sedulur mesoem kalo sering rusuh dimari....

siap lurd...


di tujukan bolo kurowo : neng panglima @umam, preman @Dani_Uchiha, budhe @CakRi76, diajeng @Jayareog, tante @Zed555 & tante @kusuma_wijaya aman kan wilayah penayangan FALSAFAH BAPAK
Siaaaaaaap Bossss....
Monggo diamanken.....
Ojo di obrak abrik yo.....
Inget pesene si Bos, "amanken", rusuh sitik rapopo...

Asiiiiiiiaaaaappp...sendhiko dawuh budhe @kenthirkatrok
Layar kaliyan kursi pun kulo tata malih 🌷🌷🌷🍵🍵🍵🍵🍵👍
Lah ameh ono layar nunjem tah wayang to?

Baik ... Kakak !!!
:pedang:
Ogah ahh....
No Kopi...No party :D
Kopi nopo Oom? Kopi hitam nopo kopi putih?
Kopi putih cair nopo kentel?
 
Bimabet
Part 31


Aryasatya Radhitya Winoto (adit)





Mama Nia



Nadia



Tanganku merayak terus ke payudara mama, tiba tiba mama menaikkan bajunya dan juga bhnya. Sontak aku sangat kaget dengan payudara yg besar putih mulus dengan ujungnya lumayan besar dan berwarna coklat . Dengan naluriku aku langsung mengeyot pentil dengan sangat kuat aku cuma mendengar suara aaahhkkkahh...aaaahhkkk... aaakkkkhhh... Tttteeruuss saaaayyanggg yyyyaang addiillndong... sayyyaaaanggg..... aaakhhhh aahhkkk... aahhkkkk.... Yyaangg sattuuunnyyaa....
Aku langsung mengeyot yg satunya dengan sangat kuat dan sedikitku gigit di pentilnya. Dan ia mengerang dengan sangat keras. Lalu aku naik menuju ke leher sambil menjilati leher dan belakang telinga. Ia masih saja mendesar sambil meremas remas juniorku dan tangannya mencari kancing jelanaku dan ia berhasil membukanya dengan mudahnya ia menurunkan celanaku.

Tiba tiba ia sedikit mendorongku dan jongkok di depanku dan ia berusaha menurunkan celana dalamku. Ia sangat kaget melihat besarnya kontolku sudah menunjuk ke depan dengan gagahnya.

Mama Nia : apa ini sayang... Besar sekali... Iiihhh mama jadi gemes deh... Gemuk dan panjang yah... Cup cuup cuup...
Ia mengocok kontolku sambil mencium helm si junior. Kadang di jilat olehnya, di saat mau memasukkan si junior ke mulutnya takmuat karena juniorku ini besar kepala. Lalu ia cuma menjilat dari batang junior sampai helmnya.

Aku merasakan jilatan mama nia di juniorku seperti ada energi tambahan ke arah juniorku. Dan ia makin membesar, sampai mengeluarkan urat urat yg besar menyelimutinya. Mama nia masih melanjutkan aksinya menjilat juniorku dengan lembutnya.

Saat menikmat kenikmatan duniawi ini tiba tiba ada suara seseorang yg memanggil mama nia dan tak lain dan tak bukan ialah nadia anaknya sendiri.

Nadia : mahh cepetan kita lanjut perjalan lagi.... Engga enak dengan yg lain, udah nunggu loh..... Mah liat mass adit engga....
Mendengar itu langsung Aku panik karena takut ketahuan oleh nadia dan mama nia memberikan isarat untuk diam.

Mama Nia : iya sayang sebentar mama masih belum selesai... Emang engga ada di luar.... Tadi sih pamit ke minimarket beli sesuatu.... Udah sana dulu...
Mama nia masih diam saja tak melakukan apa apa. Tapi aku menarik tubuhku dari mama nia dan aku mencoba merapihkan celanaku.

aku cuman tergesa-gesa merapikan Celanaku dan aku minta kepada Mamah untuk menyudahi ini semua karena takut ada orang yang tahu Atas kejadian ini. Untung saja mama sepaham dan sependapat denganku dia juga langsung merapikan pakaiannya.

Dan Mama Nia meminta diri untuk keluar terlebih dahulu untuk mengecek keadaan diluar Apakah masih ada nadia atau tidak.
aku dengan Waspada keluar dan ngecek ke sekitar ternyata tidak ada siapa-siapa lalu aku mengetuk pintu toilet agar Mama cepat keluar.

kita berjalan menuju ke mobil dengan perasaan berkecamuk takut ada orang yang tahu Atas kejadian tadi jangan takut Nadia tahu kelakuanku dengan mamanya. aku berperilaku sebiasa mungkin kepada semua orang seperti tidak terjadi apa-apa diantara kita.

aku masuk ke dalam mobilku sambil menghembuskan nafas beratku, fhuuuu. dan Mencoba Untuk Melupakan kan apa yang sudah terjadi, dan sambil bertanya-tanya, Kenapa semua ini bisa terjadi, kenapa situasi itu bisa terjadi banyak pertanyaan di dalam kepalaku yang tak bisa ku jawab dengan logika aku sendiri.

aku membuang semua pikiran itu jauh-jauh dan kembali fokus ke depan menujukan jalan untuk sopir agar nyampe ke rumahku. Semoga perjalanan ini selamat sampai tujuan dan tidak terjadi apa-apa ataupun kendala apapun.


Widari




Aku mau meminjamkan mata saat di dalam mobil saat mobil ini melaju menuju Kampung halamanku. Entah kenapa ada bayangan seorang wanita yang sangat cantik parasnya perilakunya dan tak lain tak bukan, Ialah Widari. dek mamas rindukan, rindu senyummu, Rindu tetapanmu rindu perilakumu yang manja dan juga pembuat Mas tersenyum, Rindu bibirmu yang indah yang merona yang selalu mengantarkan jiwa ini, Dek Mamas Rindu ke kamu dek.

Aku masih memperhatikan jalan karena ini sudah keluar tol dan sudah di kotaku. Lalu aku mengarahkan untuk ke daerah selatan dari kotaku, karena desaku terletak di selatan kota ini dengan pemandangan indah pergunungan yg sangat jelas terlihat. Desaku mungkin dataran paling tinggi di kota ini jadi suasana sangat dingin di malam dan pagi hari. Pagi hari di desaku selalu turun kabut setelah jam 9pagi barulah kabut itu sudah tidak ada. Jadi kalian bayangkan sebarapa asri dan sejuk udaranya, dan jalan di desakku sudah beraspal tapi cuma sebagian, cuma jalan yg di lalu mobil antar desa dan antar kecamatan saja. Kalau jalan desa cuma jalan setapak yg di semen saja.

Setelah 45 menit kita keluar dari pintu toll kita semua sudah sampai di desaku dan sekarang tinggal menuju ke rumahku. Aku masih mengenal beberapa rumah di desaku dan aku melihat rumah widari yg aku lewati. Ia itu rumah paling besar yg ada di desa ini maklum juragan karto ialah orang paling kaya di desa ini.

Saat aku menuju ke jalan rumahku aku sangat kaget, gimana engga kaget sepanjang jalan cuma ada tembok tinggi mungkin 4meter. Sudah tak ada lagi kebon di pinggir jalan menuju ke rumahku tak selang beberapa meter ada pagar rumah yg tinggi dan kokoh dan saatku lihat kedalam terlihat rumah yg sangat kokoh, besar, tinggi dan megah. Aku sangat kaget dengan bangunan ini di tambah lagi gerbang rumah yg sangat besar dan ada bangun seperti rumah, mungkin itu paviliun depan.

Aku membangaunkan mbakku dan segera turun karena kita sudah sampai di rumahku.
Setelah aku turun dari mobil aku masih saja memandang ke arah rumahku. Gimana tidak kaget, yg dulu bangun jawa seperti rumah joglo sekarang berubah menjadi sangat megah dan modern tapi aku melihat ada beberapa ornamen jawanya di bangun rumah dan halaman rumah ini. Aku tak bisa berkata apa apa lagi emang ini sesuai desian dari mama tapi aku tak menyangka bakal sebagus ini.


Mama indah



Papa winoto



Saat aku sedang tertegun tentang rumah ini, yg penuh cerita bahagia, senang, murung sampai menangis dan sekarang sangat berubah. Tiba tiba ada seseorang yg mengecup pipiku, lantas aku kaget dan kembali sadar ke keadaan sekarang.

Mama : selamat datang di rumah kamu sayang hihihihihi.... Jangan kaget yah... Mama persembahkan ini untuk kamu... Karena papa dan mama sangat bangga padamu sayang.... Muuuuaaacchh.... Udahnya kagetnya....
Dan mama mencium pipiku lagi, aku cuma bisa terharu atas apa yg papa dan mama lakukan.

Aku : makasih mah pah.... Makasih.... Semoga mama papa juga betah di sini....

Papa : papa pasti betah apa lagi di temani cucu dari kamu... Iya engga mah... Heheheh..
Papa memberikan kode ke mama.

Mama : hihihihihi iya pah... Biar ada hiburan buat kita... Apalagi di temani anak cucu ya pah... Matap itu hhihihihihi....
Mama yg memberikan kode ke papa.

Dan papa langsung mendekat ke arahku dan menarik lenganku supaya mendekat padanya.

Papa : kamu tinggi banget sih papa pingin rangkul kamu ajah engga bisa.... tinggal kamu aja nak... Kapan bisa ngasih cucu ke papa... Udahlah lulus sekolah kamu mau nikah dulu juga papa tak melarang... Yg pasti menurut kamu baik orang tua pasti dukung.. Tapi harus dengan penuh tanggung jawab loh dan tak melanggar norma dan hukum... Itu saja dari papa mah....
Aku mendengar sangat jelas mendengar nasehat yg papa berikan padaku.

Aku : iya pah.. Aku akan menjalankannya... Nunggu lulus dulu dan juga siapa tau mereka ada yg mau menungguku lulus dulu hehehehe...
Tapi mama tiba tiba memeluk lenganku dan.

Mama : kalau mereka semua menunggu kamu lulus dan tak ada seorangpun yg mundur... Kamu mau apa....
Jadi mama mendengar apa yg ku katakan dengan papa. Tapi kata mama ada bener terjadi dilema yg sangat besar jika itu terjadi. Tapi aku juga punya janji pada mereka.

Papa : kalau mereka mau loh... Jadi semuanya istri kamu toh... Tinggal kamunya ajah gimana apakah bisa bersikap adil memberika kasih sayang pada mereka.... Gitu ajah ko repot bener engga nak....
Dengan santainya papa berbicara seperti itu walaupun kita cuma bertiga berjalan mengelilingi rumah. Sedangkan yg lain sedang mengeluarkan barang barang dari mobil.

Mama : itu mah impian papa yg tak tersampaikan hihihihi.... Tapi itu boleh juga jadi kita banyak anak banyak cucu pah.... Hihihihihi...
Dan tak terduga mama sependapat dengan papa dengan hal ini.

Jadi tinggal aku yg bingung memikirkan kedepannya, sampai sampai aku membayangkan jika itu terjadi. Segimana kompaknya mereka mencubitku, kalau marah, kalau cemburu. Aku cuma bisa menggelengkan kepala saja cukup mengerikan kalau di bayangkan.

Samapai lah kita di depan rumah dan kulihat parkiran sudah sepi mungkin sudah di dalam. Kita langsung di dalam dan kulihat mereka semua sudah berkumpul di ruangan keluarga di rumah ini. Saat aku pertama kali masuk rumah ini cuma bisa kaget, karena ke kagumana apa yg kulihat.


Mbak dewi



Widari




Nadia



Gladis



Veronica



Aisyah



Nurul



Risa



Mama Mira


Bunda Salma



Mama Nia



Mami Cristy



Ibu Euis



Mami Flo



Mami Meily



Lena



Amelia



Mama Indri



Selly



Fyi yg ikut mudik
1, Adit dan firda
2, mama dan papa
3, mama Nia dan Nadia
4, ibu Euis dan Risa
5, bunda Salma dan Aisyah
6, mama Mira dan Nurul
7, mami Flo dan Gladis
8, mami Cristy dan Vero
9, mami Meily dan Lena
10, mama Indri dan Amelia
11, mbak Dewi dan Selly
12 pasukan pengaman rumah yg di bawa dari ibukota, 7 orang karena di sini Sudah ada 8 orang.

Menurut papa orang yg bekerja disini adalah orang kepercayaan keluarga ini dan ini terjadi saat bapak ibu mereka bekerja untuk orang tua papa maupun mama. Dan yg bekerja di rumah inti ada 9 karena 2orang supir yg lainnya ART. Sedangkan yg di luar ada 5orang tuang kebun, 3orang mengurusi hewan peliharaan, 3orang mengurusi perkebunan dan pertanian dan 1orang yg mengontrol semuanya sebagai kepala urusan rumah tangga. Semuanya adalah orang kepercayaan papa dan mama sudah bertahun tahun dan mama papa memberikan cuti 1minggu dalam 4 bulang kerja untuk pulang kekampunya dan mereka mendapatkan bonus saat cuti itu. Dan peraturang yg sangat ketat dan disiplin tinggi di sini. Peraturan yg di buat papa dan mama adalah tak ada yg boleh berselingkuh selama bekerja untuk papa dan mama. Karena menurut papa mama lingkungan itu sangat mempengaruhi kenyamanan tempat yg kita tinggali ini.

Setelah semuanya mendapatkan kamar yg di tunjukan oleh ART yg ada disini dan aku menuju ke kamarku yg di kasih tau mama. dan rumah ini memiliki 2 kamar Master bedroom, 1 Master bedroom untuk aku dan yang satu lagi buat Mama dan Bapak.

saat aku memasuki kamarku sendiri aku sangat kaget bercak kagum, karena aku tak tau kamarku akan semewah dan sebagus ini.
aku menaruh copetku dan aku memutusakan untuk bersih bersih, berganti pakaian dan bersiap siap untuk tidur.

esok harinya di pagi hari yang sangat cerah dilapisi oleh Kabut tipis yang membuat daerah pedesaan ini Kian menjadi Asri. aku yang rindu akan suasana yang seperti ini langsung keluar untuk menyambut hangatnya mentari pagi yang akan menerjang badan ini. Aku keluar rumah bertujuan untuk melihat halaman rumah yang besar tapi aku tak melihat seberapa bagus halaman belakang yang kata Mama merupakan halaman belakang rumah.

Saat aku baru keluar dari pintu belakang rumah aku langsung kaget apa yg kulihat. Karena ada lapangan golf dengan jalannya dan ada juga jogging tracknya. ada rumah kaca yg besar untuk sebagai tanaman hias, ada taman serta ada area camp site. Dari kejauhan seperti ada untuk berkuda, ada barisahan kandang pokoknya sangat hijau sekali. Mungkun masih banyak lagi yg aku belum sebutkan. Aku kembali lagi menuju kamar untuk memakai sepatu runningku, karena aku mau jogging sambil mau liat liat sudah ada apa ajah disini.

Setelah memakai sepatuku aku kembali lagi turun dan kulihat sudah ada banyak orang di dapur bawah. Mama, firda, bunda salma dan mama mira dibantu oleh bibi ART disini. Mamah melihatku berpakaian seperti mau berolahraga bertanya kepadaku.

Mama : Mau kemana sayang..... pagi-pagi kok sudah ganteng kayak gini....

Aku : mau jogging mah... sambil lihat-lihat halaman rumah hehehehehe.....

Mama Mira : diajak dong anaknya Mama.. tadi mah udah bangun Coba kamu lihat di kamar.... mau ikut enggak Dia sama kam....

Bunda Salma : jangan lupa lo anak Mama juga tolong diajak ya... pasti Dia seneng diajak sama kamu mah....

Aku : siap komandan.. Laksanakan...

mereka semua tertawa mendengar jawabanku dan aku lalu pergi ke atas untuk menemui mereka Apakah mau ikut denganku untuk jogging di pagi hari. Ternyata mereka sedang asik di living room lantas aku mengajak mereka untuk joging di belakang rumah. Dan ternyata mereka semua mau ikut tapi perlu siap siap dulu, biasalah cewek pasti dandan dulu. Aku langsung ke bawah mau liat liat rumah ini, dari basemant Dan garasi, lantai 1 aku liat ruangan tamu, kamar, toilet, tempat gym, taman samping, gazebo. Sampai aku mendengar suara panggillan dari mereka untuk jogging.

Kita semua jogging dengan track yg sudah ada. Kulihat dari jauh ada papa sedang mengusap ngusap kuda yg sangat gagah berwarna coklat. Lalu kita semua mendekat ke papa sekedar pengan tau apa yg papa lakukan di sini.

Aku : papa pagi pagi udah ada di kandang kuda ajah pah...
Aku sambil mengusap usap leher si kuda.

Papa : cari kegiatan yg papa impikan sejak dulu.... Berkuda dan papa udah beli kuda 3 ekor...
Papa juga mengusap ngusap punggung kuda.

Lena : ini kuda dari mana pah... Besar besar gini... Ini yg putih cantik deh..
Ia mengusap usap kepala kuda putih yg masih ada di dalam kandang.

Papa : papa beli dari belgia sama australia... Kalau kuda lokal itu kecil engga sebesar kaya gini... Tapi ada juga yg besar setelah di kawin silang sama ras kuda luar... Tapi sedikit yg berhasil... Kalau kalian mau mencoba naik kuda entar ajah sehabis sarapan, suka kalian kuat....
Papa menjelaskan kepada lena sambil mengusap ngusap kudanya.

Dan ini lah yg papa cita citakan, ia Cita citakan di hidupnya, ingin hidup seperti petani di amerika. Yg memelihara, kuda, sapi, kambing dll karena menurut ingin menikmati hidup di desa.

Cukup melelahkan juga aku jogging mengelilingi halaman rumah sebanyak 3 putaran ini. Para bidadari cuma 1putran saja dan sekarang menunggu di green house karena banyak bunga bunga yang indah di sana. Lalu aku menyusul mereka untuk sarapan bersama, setelah itu kita sarapan bersama dengan semua orang yang ada di rumah ini. saat sedang makan terjadilah obrolan-obrolan mengenai apa yang akan dilakukan untuk mengisi kegiatan hari ini. mereka semua bersepakat untuk bermain di halaman belakang rumah saja karena di sana sudah banyak yang bisa dimainkan.
Bermain golf, tenis, basket, berkuda, memanah, berkebun dll. semuanya mendengar sangat gembira karena di ibukota alam semacam kaya gini enggak ada dan sulit mencarinya.

Setelah Semuanya setuju mereka Langsung keluar menuju ke halaman. saat aku meminta izin kepada Mama untuk menemui juragan karto untuk membanyar hutang, tiba tiba mama menarikku ke kamar mama.
tanpa basa-basi Mama memberikanku uang sebanyak 10 juta untuk membayar hutangku pada juragan Karto. Awalnya aku menolak Tapi setelah mama marah, cemberut. Entah Kenapa aku selalu kalah kalau mama sudah seperti itu rasanya hati ini tak tega.

dengan berat hati aku menerima uang itu walaupun di saku celanaku sudah ada uang yang akan dibayarkan kepada juragan karto.
Walaupun tak sebanyak yg mama kasih tapi adalah dan menurutku ini cukup. Setelah itu aku langsung pamit ke mama, mama berbisik, tolong bawa mantu mama ke sini. Aku cuma mengiyakan saja yg mama katakan dan langsung keluar rumah tanpa pengawalan, karena ini kampungku dan tak akan terjadi apa apa padaku. Itu pikiran ku.

Setelah berjalan kaki lumayan jauh, aku merasakan beberapa melihat ku terus, saatku tersenyum padanya iapun membalas senyuman ku. Terus pergi begitu saja, mungkin mereka mengenalku tapi mereka masih bimbang karena posturku banyak berubah. aku masih terus berjalan yang aku ingin tuju adalah rumahnya Tomo, karena aku sudah sangat kangen pada tiga sahabatku ini.

sampai depan dirumah Tomo Aku mengucapkan salam sampai-sampai ada seseorang yang keluar dari rumah ini dan ia sangat kaget pertama kali melihat ku. Aku cuma bisa tersenyum ke arahnya.

Tomo : Waalaikumsalam... ada keperluan apa ke sana menyinggahi rumahku ini....
Sambil tersenyum dia kepadaku.

Aku : ohhh.... Ngono toh... Yawis aku mulih wis...
Sambil membalikan tubuhku, seperti orang akan meninggalkan rumah ini.

Tomo : idiihhhh.... Koyo gadis wae cuukk... Baperan pisan bocah iki.... Yok dodok dikit pengen ngombeh opo....
Ia menarikku untuk duduk di kursi teras rumahnya.

Aku : wis ora kudu repot repot cuuukkk.... koyo tamu wae... Piye kabare sedulur sekawan.....

Tomo : siipp lah ora nyusah nang... Baka tamu koyo ngene kabeh kan enak....

Aku : Jaaanncccuukk.... Hehehehe... Iku tuan rumahe sing medit kapicirit....

Tomo : heheheehehe.... Alhamdulillah sehat kabeh... Umar yo tambah lemu.. Yanto yo tambah mesum heheeheh... Sik sampean ning ibukota tambah duwur wae hehehhehehe... Awas endase benjut gara gara gedoran karo lawang heehehehheh.....

Aku : asuuu.... Temen cuukkkk... cocote ngeli di tarik tah..... Mene tak tarik supaya mirip buaya terus kulite tak doll supaya jadi tas....

Tomo : kiiirikk.... Lambe mu pedes koyo cocote tonggo cuukk...

Aku mau ngobrol dengan Tomo tak terasa sudah hampir 2 jam aku mengobrol dengannya. dan temanku yang lain tak ada di rumah karena yang satu lagi sedang kerja di ladang yang satu lagi nggak tahu main ke mana. Tapi Tomo memintaku untuk di sore datang ke lapangan bola untuk main bola dengan yang lain. tentu aku mengiyakan ajakannya karena aku sangat kangen kebersamaan dengan mereka teman-teman masa kecilku dulu.

aku pamit kepada Tomo untuk ke Romawi dari menyelesaikan hutangku kepada bapaknya. awalnya Tomo ingin mengantar aku ke rumah bidari Tapi Aku menolaknya karena ini masalahku dan harus ku selesaikan oleh diriku sendiri.

aku kembali berjalan di rumah Tomo menuju ke rumah widari, dengan masih seperti tadi banyak orang yang melewati ku cuma bisa memandang ku dan saat ku tersenyum kepadanya mereka langsung bergegas meninggalkanku. walaupun aku sudah tahu kenapa mereka bersikap seperti itu karena aku pernah muncul di televisi mereka sangat segan kepadaku itu yang diucapkan oleh Tomo. setelah sampai di depan rumah lu Wi dari aku langsung mengucapkan salam agar si empunya rumah keluar dan aku juga sudah menyiapkan hadiah aku untuknya.

Sudah 3x salamku tak ada balasan ada niat untuk kembali pulang ke rumah. Setelah aku membalikan badan ada suara langkah mendekatiku.

Widari : Waalaikumsalam... Cari siapa mas....
Aku langsung diam saat suara seseorang yg aku rindukan itu menyapaku. Dan aku kembalikan tubuhku ke arah padanya dan seketika itu kita saling tatap.

Widari : mamas..... Mamas.... Ko enggak bilang sih.. Mau kesini.. Adek kangen mamas..... kapan nyampe sini mamas, ko engga ada kabar iiiihhh.



saat mengetahui ini aku, Ia langsung berlari dari dalam rumah dan memelukku sangat erat dia mengeluarkan keluh kesan kepadaku. Ia sudah kalah rasa malunya dengan rasa rindu yang sudah lama kita pendam saling merindukan satu sama lain. Aku membalas pelukanya padaku, posisi widari memelukku dengan kakinya tak menyentuh lantai. Aku menikmati sedih dan tangisannya di pelukkanku dan ini persis terjadi seperti kemarin.

Aku : dek.... Masih betah yah meluk mas... Bapak ada dek?...
Aku sambil mengusap rambutnya.

Widari : mamas ini nol... Iiihh.. Merusak suasana yg sudah romantis gini iiihh...
Ia mengeliat sambil mencubit perutku.

Widari : dah dah.. Sebel sebel.... Turunin adek mamas... Mau panggila bapak dulu mas..
Ku turunkan ia dan melepaskan pelukannya, ia malu malu melihatku dan ia langsung masuk kedalam rumah.

Aku masih diam didepan rumah sambil memegang hadiahku yg tak sempat ku berikan tadi padanya. Tak berselang lama juragan karto muncul dari dalam rumah dan kaget melihatku. Ia juga langsung mengajakku masuk kedalam rumahnya.

Juragan karto : bapak sempet kaget loh liat kamu sekarang... Ternyata makanan dan minuman di kota sangat cocok yah sama kamu diit... Bisa setinggi dan sebesar ini.. Ckxkckck....
Ia sambil melihatku dari bawah ke atas. Sambil menggelengkan kepalanya.

Aku : heheheheh juragan biasa saja loh... Mungkin ini gen dari lahir.... Hehehehe...
Supaya tak canggung aku berusaha sesantai mungkin.

Juragan : iya iya... ada apa yah dit cari saya?...

Aku : ini loh gan... Saya kesini mau membayar hutang saya dan hutang bapak ibu saya... Kira kira berapa yah gan...
Ia langsung diam setelah mendengar apa yg aku mau. Ia langsung berdiri mengambil buku hutang di kamarnya. Walupun aku tau hutangku dengan bunga sekitar 3jt.

Juragan karto : kalau di lihat dari catatan hutangya 10juta... Apakah langsung di bayar cass.. Kamu kan sudah jadi orng kaya... Saya baru tau ternyata kamu punya keluarga yg sangat kaya di ibukota....
Ia sambil duduk lagi depanku.

Aku : loh.. Bukannya dulu hutangnya sekitar 2,5jt gan ko sekarang jadi 10jt.... Aduhh engga bener....
Aku sambil menggelengkan kepalaku karena tak terima apa yg ia ucapkan. Tapi ia cuma tersenyum saja. Dasar pria yg sangat licik.

Aku : jangan macam macam sama saya gan... Ayo kita selsaikan di kantor polisi... Kalau seperti ini namanya pemerasan saya tidak terima....
Saat mengucapkan polisi ia sangat kaget dan ada wajah kecemasan di wajahnya.

Juragan karto : loh loh loh... Jangan ke polisi dululah kan bisa secara kekeluargaan dulu.... Bisa di obrolin lagi loh...
Dengan sedikit panik mencoba merayuku.

Aku : tidak ada acara kekeluargaan... Ini namanya pemerasan.. Saya cuma mau bayar hutang bapak ibuku.. Silakan di cek lagi perhitungannya... Kalau masih seperti tadi terpaksa saya lapor polisi...
Aku bicara dengan sangat serius padanya dengan tatapanku ia seperti terintimidasi. Dan seperti ketakutan denganku.

Juragan karto : maennya acaman terus... Mentang mentang udah jadi kaya..... Sebenernya untangmu 5jt udh lunas...

Aku : masih kebanyakan.... Sawah sayakan di garap juragan ya itu buat bayar bunganya... Tapi engga papa saya minta surat surat sawah saya.... Adit izin mengajak main widari...
Ia langsung berjalan menuju ke kamarnya dan aku meliha widari tersenyum dari balik gordeng. Tak lama bapaknya datang dan duduk di tempatnya tadi.

Juragan karto : ni surat suratnya.... Mana uangnya.... Kalau mau ngajak main anakku... Harus pulang sebelum magrib dan jika terjadi apa apa itu tanggu jawab kamu... Dan saya akan kejar kamu...
Aku memberikan uang sebesar 5 Juta dan mengambil surat-surat sawahku.

Dan inilah sifat juragan Karto tidak mau kalah dan selalu mencoba menindas lawannya.

lalu meminta izin untuk mengajak widari keluar, setelah mendapatkan izin ku ajak dia untuk menemui mama. Sebelum itu aku memberikan hadiahku dan senang ia menyukai walaupun dengan catatan. 1 harganya terlalu mahal dan katanya itu pemborosan. 2 rasanya tidak cocok kalau di pake cuma di kampung, takutnya ada kecemburuan sosial. 3 menghargai hadiahku ini dan akan menyimpannya saja takut rusak.

Mendengar ocehan darinya aku cuma senyum senyum saja, karena sifatnya tidak sama seperti bapaknya. Dan aku memintanya untuk memakainya karena mau ketemu mama. Untuknya ia mau memakainya walaupun banyak alasan, takut kotor, takut rusak dll. Aku cum bilang, yg namanya barang di pakai pasti ada waktunya rusak, kalau engga mau rusak jangan di beli lah. Tapi aku menerima balasan cubitan di pinggangku olehnya.

Fyi
Tinggi badan widari ini cuma 165cm
Sedangkan aku sekarang tingginya 194cm
Jadi kalau jalan bareng ia cuma sebahuku.
Dan bidadariku yg paling tinggi ialah Nadia 176cm mungkin karena ia belasteran.
Sedangkan yg lain tingginya biasa biasa saja 163cm sampai 170cm lah, tapi itu tak berpengaruh karena tinggal pake sepatu hak saja pasti akan lebih tinggi.

Kita berjalan menuju ke rumahku dan sekarang warga yg tadi cuma tersenyum lalu pergi sekarang ia bertanya padaku. Apakah ini bener adit anaknya ibu marni, kujawab iya ini saya adit. Yg tak terduga pun jadi ada seorang ibu dari tentangga yg aku titipkan rumahku beliau memeluk begitu erat sampai mengeluarkan air mata. Beliau bilang, pasti ibumu akan bahagia melihatmu sekarang nak. Dan aku langsung teringat dengan ibu dan bapak dan aku belum berziarah ke makamnya. Aku langsung mengeluarkan uang 500rb ku berikan padanya. Sebagai ucapan terimakasih ku, walaupun pada awalnya beliau menolak tapi kupaksa untuk menerimanya. Lalu kulanjutkan langkahku menuju kerumah dengan perasaan berat untuk melangkah.

Tiba tiba genggaman tangan widari berubah menjadi memeluk lenganku. Mungkin ia menyadari perubahan perasaanku ini, ia bilang, mamas kangen sama bapak ibu yah mas gimna kalau nanti sore kita ke makam bapak ibu mas. Aku mengiyakan ajakannya dan aku sangat senang dengan dia yg mengerti gimananya aku jadi makin sayang padanya.

Setelah tiba di rumah, aku langsung mencari mama ART ternyata mama sedang menyiapkan makan siang di belakang rumah.
Setelah mama ketemu aku langsung mengenalkannya dengan widari dan sambutan sangat bagus.

Mama : jadi ini toh, yg membuat anak mama terbanyang bayang terus.. Tapi engga salah sih kamunya cantik banget hihhihihi.... Panggilnya mama saja ya sayang biar sama dengan mamasmu....
Ia berpelukan dan mama mencium pipi widari, walaupun ada kekakuan dari widari.

Widari : iya mama... Ternyata mama lebih cantik dari aslinya.... Makasihnya mah mau menjadi mama yg baik buat mamas...
Ia membalas mencium mama dan memeluk mama.

Mama : ternyata kamu bener bener baik hatinya sayang.... Pasti karena mamasmu itu anak mama yg mama sayangi... Sayang kalau yg ini wajib harus jadi mantu mama....
Mama memberikan kode padaku dan kulihat wajah widari merah tomat lalu menyembunyikan wajahnya di pelukan mama.

Mama : kamu enggak papakan kalau mamas mu poligami..... sebenarnya ini yang Mama ingin tanyakan kalau ketemu kamu dan baru ini ini Mama ketemu dengan kamu.... Jadi Apa alasannya kamu memulihkan Masmu ini untuk berpoligami...
Lalu widari melepas pelukannya dari mama dan mulai ia saling pandang dengan mama.

Widari : hihihihihi.... sebenarnya karena Mamas dulu waktu sekolah banyak orang yang menyukainya... dari sikap dari kerendahan hatinya dari kerja keras banyak wanita yang jatuh cinta pada Mamas... tapi mamas tak menggubris nya ataupun memanfaatkannya... tapi mamas malah menerima cintak.... dan saat Mamas memberitahukan Iya ingin merantau ke ibukota di situlah aku galau mah... Aku enggak bisa mikir kalau Mas tak ada orang yang perhatian ke dia kalau aku ada disini... walaupun aku tahu pasti di sekelilingnya ada banyak wanita yang menyukainya tapi Mamas nggak akan meliriknya sedikitpun karena dia selalu memegang janjinya... dan aku aku berpikir kalau seperti ini aku yang egois dan aku tak mau karena keegoisanku Mamas Mas tak bisa melanjutkan hidupnya... dan aku siap jika Mamas memiliki istri lebih dari satu karena terlalu sia-sia jika Mamas cuma memilihku saja sedangkan di luaran sana banyak yang memerlukan pria seperti Mamas... dan aku tak menyesali keputusanku mah....
Kulihat mama cuma bisa diam mendengar semua yang dikatakan oleh widari.

untuk pertama kalinya aku mendengar semua alasan dari widari secara penuh dan aku cuma bisa tersenyum ke arahnya saya mengucapkan terima kasih di dalam hatiku.

Mama : mama sangat kaget Apa yang kamu katakan itu dan ternyata kamu selain cantik wajahnya cantik juga hatinya... Mama sebagai orangtua Cuma bisa bilang terima kasih telah mencintai anak mama ini...
Mama langsung memeluk Bidadari dengan penuh kasih sayang dan kulihat air mata dari kedua wanita yang kucintai turun membasahi pipinya.

telah aku sudah tak kuat melihat adegan ini di depan mataku aku langsung memeluk kedua perempuan yang aku sayangi ini. aku mencium kedua perempuan ini Dan bilang, terima kasih telah hadir di hidupku dan menjadi perempuan yang kucintai di dunia ini.

Telah acara peluk dan memeluk Kami bertiga ngobrol santai di ruangan keluarga di lantai 2. dan aku mengatakan kepada Mama aku akan pergi arah ke makam ibu bapak di sore hari bersama widari. Dan mamah ingin ikut berziarah ke makam Bapak ibuku bersama papa. aku iyakan permintaannya.

Kalau bulan ini selesai kita lanjut untuk menyiapkan makan siang di halaman belakang rumah. lalu aku mengajak mereka semua untuk makan bersama, reaksi bidadariku yang lain saat melihat widari ada disini mereka sangat kaget dan sangat senang mereka saling berpelukan dan saling mencium pipi masing-masing. melihat ini semua kaum para ibu cuma bisa ketawa tersenyum sambil menggelengkan kepala.

Mama Nia : hem.. cie ada yang langsung akrab sama istri tua nih hihihi....
Para ibu tertawa semua, mendengar apa yg di kata olehnya.

Nadia : mama apa sih.... Jangan ngerusak suasana dong iiiihh....
Nadia sambil melepaskan pelukannya dengan widari



Mama Mira : hihihihi.... Awas ada kecemburuan sosial niihh.... Ayo mas adit jangan pilih kasih loh..... Hihihihi..
Ia ketawa sambil melihat anaknya.

Nurul : mama iiihh... Engga lucu tau...
Sambil melepaskan pelukan dengan widari.

Kulihat 10 bidadari ku wajahnya semuanya bersemu merah mingkin sedikit malu dengan para ibu.

Mami Meily : hihihihihi... Emang anak jeung indah ini keterlaluan ganteng loh.... Sampai anak kami semua suka padanya... Bisa bisa ibunya jadi suka...

Mama Indri : iya nih... Kalau anak jeung indah ini saya enggak kenal ajah... Terus ketemu di jalan Bisa bisa saya jatuh hati nih... Hihihiihihi...

Amelia : mama iihh... Enak ajah ini mas adit punya kita tau..
Sambil cemberut ke mamanya.

Mama : hihihiihi... Saya juga cape jagain jagoanku ini... Tapi sekarang sedikit terbantu sama 10 anak mama yg cantik cantik ini...
Mama menciumi pipi 10 bidadariku.

Papa : jadi anak papa ada sebelas dong mah hehehen.. Banyak juga yah... Hehheheh kalau langsung lahir semua kaya kucing mah ahahahaaha....
Papa tertawa sendiri, aku cuma tersenyum mendengar itu. Tapi mama malah mencubit perut papa, dan hal itu membuat kita semua ketawa.

Suasana ini menjadi sangat hangat, banyak canda yg menemani acara makan siang hari ini. Dengan inisiatif yang tinggi widari mengambilkan aku nasi melihat hal itu bidadariku juga berinisiatif untuk mengambilkan aku lauk pauk minum sampai-sampai ada yang mau menyuapiku. aku menolak untuk disuapin ini sudah terlalu berlebihan, walaupun aku mendapatkan wajah cemberut dari mereka. Dan aku mencoba menggoda mereka yang cemberut supaya bisa tersenyum lagi dan alhamdulillah nya itu berhasil.

dan drama ini ditonton oleh para kaum ibu dan para ibu ini cuma bisa ketawa dan tersenyum saja melihat tingkah laku anak-anak mereka.

Mama Mira : jeng indah anakmu ini loh... Bisa banget yah buat perempuan tersenyum.... Ckckckck... Awas loh mass pusing milihnya hihihihi...
Ia memberikan kode kepadaku untuk melihat sekelilingki. Ia tertawa dan para ibu yg lain juga ikut ketawa.

Nurul : mama iiihhhmmm... Malah di godain sihm..
Ia cemberut ke mamanya, dan memanyunkan bibir.

Mendengar hal itu aku cuma bisa diam dan senyum pada semuanya, lumayan kikuk juga aku.

Mama Nia : hihihihi.. Anak mama saja sampai jatuh cinta... Mungkin karena anak jeung indah terlalu tampan, berkarismatik dan penyabar... Waduh ini paket kumplit... Bisa bisa para ibu disini suka sama anak jeung indah ini.... hihihihihi...
Ia sambil menggodaku dengan gestur tubuh dan tatapannya.

Nadia : mama engga lucu tau.. Sorry mas adit not for share... Cukup buat kita ajah...
Sambil cemberut ke mamanya.

Mama indri : iya jeng.. Mungkin kalau saya tidak kenal dengan mas adit terus ketemu saja di jalan bisa bisa saya juga jatuh hati nih.... Hihihihihi.... Bahaya ini mah....
Ia memandangku dengan sangat tajam tapi di selingi senyum tipisnya, aku tak tau arti senyuman itu.

Amelia : mama. Iihh... Ini pacar anaknya loh... Emang sih mas adit terlalu berlebihan....
Ia cemberut mendengar perkataan mamanya.

Aku : berlebihan apa... Perasaan mas biasa biasa saja deh...
Sambil pasang muka tak paham kepadanya.

Amelia : iihhh dasar mas emang enggak sadar apa?...
Ku jawab dengan gelengan kepala karena tak paham maksudnya. Dan ia sedikit kesal padaku.

Lena : aku bantu jawab hihihihi... mamas itu, ganteng, gagah, tinggi, baik hati, penyabar dan smart... Itu semua kriteria idaman semua wanita mas....
Lia langsung memotong pembicaraan lena.

Amelia : dan semua itu ada dalam dirimu mas.. Puas... Awas sja kalau ada yg lain dari kita gigit hihihih....

Mami Meilyn : hhihihihi.... Penjaganya ada 10 bidadari nih.... Berarti berarti ada 10 orang yg menggigit loh mas..... Hihihihihih.... Pasti susah menjaganya ya jeng indah... Hihihihih...
Ia tertawa di ikuti oleh para ibu dan 10bidadariku.

Aku mendengarnya cuma bisa menelan ludahku sendiri glek. Glek. Entah mengapa tiba tiba tenggorokan kering setelah mendengar ini. Iihh serem sekali, aku membayangkan ketika semua bidadariku menggigitku secara bersamaan. Ooohh.
Lamunku pecah saat mama menepuk tanganku.

Mama : hihihihi... Pastilah susah jeng... Tapi sekarang ada yg bantu... Anak mama yg cantik cantik inikan yg ikut menjaga mamasnyakan... Engga yangka ternyata sekarang jadi rame kaya gini.....
Wajah mama tersenyum dengan ada sedikit guratan kesedihan di situ.

Papa : ooohh berarti anak kita jadi 11 dong mah..... Banyak juganya mah... Kaya kucing ajah ngelahirin kembar banyak heheheheh....
Omongan papa sukses membuat mama ketawa lepas dan semuanya juga ikut ketawa.


Kita melanjutkan makan siang dengan penuh canda dan tawa suasana ini menjadi sangat hangat dibumbui oleh canda tawa dari para ibu dan dan dibalas oleh papa.

setelah acara makan siang ini selesai aku papa mama widari dan Mbak Firda izin kepada semua orang. Karena ada urusan yang sangat mendesak di luar sana dan kita berlima masuk ke dalam mobil milikku yang disopiri oleh papa menuju ke makam ibu bapak.


Ibu Marni


Entah mengapa setelah nyampai di depan gapura makam rasanya aku melihat suatu kejadian yang aku alami hampir 10 bulan yang lalu. di mana aku memasuki gapura ini dengan menanduk seseorang yang aku sayang yang telah di keranda berkain hijau. Entah mengapa air mata ini mengalir begitu saja saat ingatan Itu cara proyeksikan di depan mataku. aku turun dari mobil dengan langkah yang gontai memasuki area pemakaman ini. walaupun berat untuk melangkah tapi ku paksakan terus melangkah sampai tiba di makam ibu bapak.

Entah mengapa dengkul ini tak ada tenaga untuk menopang tubuh ini. aku terduduk di antara makam ibu dan bapak aku menangis air mata ini membasahi pipiku dan mengalir melewati. sambil kupanjatkan doa Semoga amal ibadah bapak ibu diterima oleh Tuhan yang maha kuasa. air mata ini Terus saja mengalir saat Ingatanku terproyeksi kan depan mataku saat terakhir kalinya aku melihat ibu sebelum ditutup oleh tanah, hati ini begitu Pedih. kakiku begitu lemas mengingatnya, aku cuma bisa mengusap nisan ibu dan bapak.

Aku : Maaf Pak Bu anakmu begitu cengeng masih saja menangis Kepergianmu... Heehhm.. bukan maksud anakmu belum Ikhlas melepaskan kepergian mu Pak Bu.. aku hanya kangen disaat Bapa menasehatiku, untuk menjadi pria yang baik menjalani hidupnya.... dan aku juga hanya kangen bermanja dengan mu Bu... tidur dipangkuanmu, berkeluh kesah kepadamu Bu dan aku cuma bisa menangis di dekapan mu Bu... maaf anakmu masih belum bisa seperti apa yang kau harapkan pak bu.... Heks heks....
Anakmu cengeng bu... Tidak sekuat yg ibu minta hiks...
Aku sambil Mengelus makam kedua orang yg ku sayang, dengan berderai air mata. Rasanya baru kemaren aku menguburkan orang yg aku sayang ini. Rasa putus asa karena kehilangan pegangan dan arah itu hinggap lagi di dalam benakku. Sampai ada sebuah tangan yang mengusap pipiku yah itu adalah tangan mama yang membelai pipiku yang menghapus air mataku dan Kulihat dia juga menangis dengarkan air matanya yang membasahi pipinya. karena aku aku tak memperhatikan sekelilingku ternyata semua orang yang ada di sekelilingku mereka menangis ikut menangis denganku.

dan mama langsung menarik tubuh yang layu ke dalam pelukannya dan aku menangis di pelukannya, seperti aku menangis diperlukan ibu. Mama mengusap punggungku timer bisikan kalimat yang membuat menangis kembal. anak mamah tolong ikhlaskan kepergian ibu bapak ya nak, Biar mereka bahagia dan tersenyum kepadamu, tenang tenang kamu nggak sendiri di dunia ini sayang masih ada Papa masih ada mama masih ada orang-orang yang mencintai kamu dan mencintai kamu, bapak ibu anakmu akan kujadikan anaku sama suamiku tolong restui kami untuk mengangkat anaknya menjadi anak kami.

mendengar perkataan mama yang minta izin minta restu kepada bapak ibu untuk menjadikan aku anaknya. Entah kenapa air mata ini Terus saja mengalir tak bisa kubendung walaupun tangan halus kasih sayang seorang ibu telah menghapus air mata ini. tiba-tiba Papa mau meluk Aku dan mama aku lihat Papa juga menangis dan Beliau berkata jadilah anak kami nak Papa nggak pernah ah sedih dan juga sesenang ini papa sedih melihat kamu menangis atas kepergian orang tuamu dan mengingatkan bapak pada kejadian yang sama.

Kami bertiga berpelukan dengan deraian air mata dan aku aku aku mengucap syukur di dalam hatiku, terima kasih Gusti Allah kau telah memberikan aku keluarga yang sangat baik kepadaku terima kasih atas rahmat-mu ini.

acara menangis ini disudahi dengan memberikan doa kepada ibu dan bapak yang sudah di alam kubur sana semoga diberikan nikmat kubur dan diterima amal ibadahnya oleh Allah Yang Maha Kuas.

saat aku mulai beranjak dari pusaran makam kedua orang tuaku rasanya begitu berat untuk meninggalkan di hati ini masih ada rasa kangen yang sangat mendalam. baru berjalan beberapa langkah meninggalkan makam ibu widari dan Mbak Firda memeluk tanganku.

Firda : udah my Bear masih ada hidup yang harus kita jalani dan masih ada orang yang mencintai dan menyayangi kamu.... contohnya mama papa aku widari dan juga yang lain...
dengan tersenyum Dia memberikan semangat kepada aku walau ku tahu dia juga sedang bersedih melihat Kesedihanku yang hampir sama dengannya. sampai hatiku berkata Kau wanita kuat yang aku sayangi.

Widari : Mamas yang kukenal bukan Mamas yg lemah.... Mamas yang mandiri dan mampu berdiri berpijak dengan kedua kakinya sendiri.... Mas di dunia ini bukan cuma tentang kamu Mas tapi Tentang Kita... Masih banyak orang yang membutuhkanmu Mas dan masih banyak juga orang orang yg sayang ke kamu begitu tulus seperti mama papa aku dan Mbak Firda..... Mmmuuuaaachhh itu ciuman semangat dari adek mas....
inilah widari perempuan yang bisa menyemangatiku dan meredam emosiku.

Entah mengapa setelah papa mama Mbak Firda dan juga widari menyemangatiku me motivasiku dan sekarang pikiranku sedikit terbuka karena banyak orang-orang yang masih mencintaiku dan juga membutuhkanku.



aku memandang hari senja yang sudah berada di pelupuk Barat yang merubah warna langit menjadi Jingga. Seraya aku berkata, maaf dunia kau tak bisa mengalahkanku Masih banyak orang yang mencintai dan membutuhkanku.

Aku jalan menuju ke mobil Tapi saat hendak keluar dari gapura makam Desa ini rasanya berat untuk melangkah. Entah mengapa personil ingin berlama-lama di pusaran ibu dan bapak. entah bagaimana ceritanya tiba-tiba Mamah memelukku dengan sangat erat dan aku mendengar suara isak tangis dari mama. Dan suara itu itu membuat sayatan yang sangat dalam di hatiku, betapa Bodohnya Diriku membuat Mama menangis dipelukanku.

Mama : Iklaskan Iya sayang.... Mama sakit Mama sedih melihat kamu menangis atas kepergian kedua orang tuaMu hiks hiks... mama berdoa untuk kedua orang tuamu dan mama meminta izin kepadanya untuk menyayangi dan mencintaimu seperti anak dari darah daging mamah dan papa hiks.... Hiks.. Hiks.... Semoga sayang mau jadi Anak mama sama papa... Hiks.. Hiks...
Mama masih saja memelukku dan menangis didadaku sampai-sampai kaosku basah oleh air matanya.

Aku : lagi sangat mau menjadi anak mama dan papa... sebagai anak sangat berdosa sekali aku membiarkan mama dan papa menangis karena aku... mama papa adalah orang tua yang sangat baik untukku... makasih telah mencintai menyayangi Adit seperti anak Papa Mama sendiri... dan aku minta ini adalah Air Mata kesedihan terakhir yang dikeluarkan oleh mama dan papa untukku....
Aku mengangkat wajah cantik mamah dengan kedua tanganku dan ku hapus air mata yang menetes dari matanya dengan kedua ibu jari ku. Ku Paksaan bibirku untuk tersenyum kepada mama dan papa.

dua wanita yang spesial di hidupku Mereka cuma terdiam melihatku berpelukan dengan Mama. Tapi kuliah wajahnya sudah berderai air mata, aku juga tersenyum ke arahnya sebagai pertanda aku baik-baik saja.

Mamah menggandengku keluar dari area pemakaman ini. Sampai masuk ke dalam mobil Ia juga tak melepaskan pelukannya di lenganku. Tak ada sepatah katapun yang diucapkan oleh semua orang yang ada di dalam mobil ini. Papa menyetir mengarahkan mobil menuju ke rumah.

Sesampai di rumah aku disarankan oleh Mama Papa widari dan Mbak Firda untuk langsung saja beristirahat di kamarku. Tapi Aku menolaknya dan memilih duduk di Pendopo di depan rumah sambil menikmati suasana sore hari di rumah ini. Dan aku minta tolong tinggalkan aku sendiri di sini.

Aku termenung duduk di Pendopo ini sambil Menikmati suasana sore di rumah ini dengan ditemani segelas teh dan beberapa makanan ringan dibawakan oleh widari. Aku sambil memandang ke rumah mengingat-ngingat setiap momen-momen yang pernah aku lewati dengan rumah lama ku ini. Di mana aku mengobrol dengan ibu, menikmati sore dengan bapak, menikmati kopi dengan bapak, bermain dengan teman-temanku di halaman rumah ini. Entah kenapa kenangan itu terproyeksi kan didepan mataku seperti aku melihat sebuah tayangan film di bioskop.

saat sedang menikmati lamunanku tiba-tiba ada 3 orang di gerbang rumah aku yang memanggil-manggil Namaku. saat kulihat ternyata mereka adalah sahabat Kecilku. lalu aku meminta kepada petugas keamanan untuk membolehkan mereka masuk ke dalam rumah.


Sedulur 4 lima pancer




mereka semua langsung memelukku secara bersamaan tanpa sepatah kata pun kami terus berpelukan. aku tahu mereka sangat tahu diriku dan perasaan ku saat ini sedang gimana mereka pasti tahu.

Umar : Sabar ya Lur.... Kang wis langka Yo ikhlas nang.... ojo ditangisi terus melas Ibu Bapakmu mengko ora tenang di alam sana....
Ia memelukku sambil mengelus-ngelus pundakku.

Yanto : sing namae Urip iku pasti ono ninggale lurs.... sing penting saiki dirimu terus berdoa kanggo bapak ibumu...
ya juga memelukku sambil mengusap air mata yang keluar.

Tomo : Jadilah anak yang berbakti kanggo orang tuamu Lurs.... ikhlas kan berdoa menjalani hidupmu dengan baik.... pasti bapak ibumu akan bahagia melihatnya di atas sana di samping gusti Allah Yang Maha Kuasa...
ia memelukku dan mengusap-usap pundakku,

aku langsung mengajak mereka untuk duduk bersamaku di Pendopo dan mempersilakan sahabatku ini untuk duduk. tak lupa juga aku meminta tolong dibuatkan minuman untuk sahabatku ini.

Aku : kesuwen yo... sampeyan sekabehane ono Ning kene... tapi hatiku kadang-kadang Lara kalau lagi keingat ibu bapak.... Huuuuh...
sambil kukeluarkan nafas beratku dan mempersilahkan mereka untuk duduk di Pendopo ini.

Tomo : tapi sampean kudu kuat Tho mas... sing ikhlas.... maaf ora iso bantu apa-apa... kita cuma bisa ngupai semangat kanggo sampean Lur...

Aku : kesuwun Lur... semangat dari sampean sangatlah berarti....

Kami ngobrol menikmati sore hari dengan ditemani teh makanan ringan yang disediakan oleh bibi ART di sini. Kami mengobrol dengan sangat riang dan bahagia melepaskan semua kerinduan untuk saling menyapa dan mengobrol. sedang asik-asiknya kejadian-kejadian masa lalu yang pernah kita per 4 lalui bersama si yAnto menyeletuk tiba-tiba.

Yanto : saiki duwurmu pira... Tak delok sampean koyo tiang listrik pinggir jalan... Duwur pisan...
Celotehan si yanto sukses membuat obrolan yg mengasikkan terhenti.

Umar : iya loh.... Sampe duwur awakku kalah adoh loh....

Aku : aneh yoh sampean.. Temu temu nakoni duwurku... Kalau endak salah... 195cm deh....

Yanto : jancuk.... Pantesan aku dengak terus ngobrol karo sampean.... Lah aku cuma 174cm... Ckckckck...

Umar : cuuukk.... pantesan sampeyan pendek hehehe aku dong 180cm....

Yanto : percuma cuuukkk.. Kalau tittite cilik hehehehe....

Tomo : ckckckckc.... Bukane titite sampean sing paling cilik.... Hehehehehw....
sontak mendengar apa yang dibicarakan oleh Tomo kita semua ikut tertawa. Kecuali si yanto mukanya jadi tak bersahabat.

Umar : heheheheh.... Ngomong masalah titit.... Sampean sing duwure koyo tiang listrik iki... Pasti titite gede yo dit.... Hehehehe....
Dengan tanpa dosanya ia masih membahas tentang itu.

Tomo : asuuuhh... Masih bahas titit wae.... Ya jelas cuk gede heheheh...
Dengan sedikit kesal ia memblas omongan umar.

Aku : janncuuk... Sampean kabeh.... Hehehehehe... Masih ora berubah yo... Masih koyo biyen hehehehe....


Kita berempat tertawa bersama sama mengingat kekoyolan yg pernh kita lakukan. Kalau untuk di ceritakan ke orang lain pasti sangat malu maluin, tapi itulah kekompakan kita di masa lalu yg sangat gila dan nyeleneh.

Yanto : berubah.... Berubah jadi opo lur... Jadi power rangers hehehehe.. Ya ora bakal berubah lur... Kan sedulur selawase...

Kami bertiga ikut ketawa dan juga maggut manggut mengiyakan apa yg di katakan oleh yanto.

4 sekawan : sedulur selawase......
Kami berteriak secara bersama sama, sampai orang yg ada di sekeliling kita melihat ke arah kita semua. Dan kita cuma bisa ketawa saja.

Tak selang berapa lama ke 3 sahabatku izin pamit pulang karena hari sudah hampir magrib, dan harus membantu orang tuanya mengandangkan peliharaan ternak. Seperti ayam, bebek, kambing dll.

Dan 3 sahabatku awalnya mau mengajakku untuk bermain sepak bola tapi berhubung suasana hatiku tidak kondusif dan wajah terlihat murung banyak pikiran jadi 3 sahabatku membatalkan niatnya dan cuma mengobrol denganku dan menghiburku.

Setelah mereka semuanya pulang aku kembali merenung atas ke baikan mereka kepadaku. Aku cuma bisa mengucapkan rasa terima kasihku dari dalam hati pada mereka.

Aku bangkin dari tempat dudukku dan berjalan menuju kedalam rumah. Baru saja membuka pintu aku di kagetkan para bidadariku yg menyambutku dan menarikku untuk duduk di sofa dan aku di pijat dari kepala sampai kaki oleh mereka. Aku yg mendapatka perlakuan ini cuma bisa bengo atas perlakuan mereka padaku.



Pov orang ketiga

Para ibu melihat ini cuma bisa ketawa saja sambil menyindirku

Mami meily : heheheh... jeng liat deh sang pangeran kebingungan mau milih yg mana heheheh....
Sambil cekikikan melihatku.

Mama indri : iya jeng... Tuh lihat kayanya pangeran bengong ajah deh... Mungkin bingung ya jeng.... Hehhehehe...

Mama nia : kalau liat kaya gini lucu yah... Liat wajah nak adit itu loh lucu banget hihihijihhihi... Kaya pusing mau milih siapa...

Mama : hihihihihi.. Emang sih lucu... Tapi lihat kayanya bidadarinya juga senang melakukannya hihihi... Anak siapa dulu dong jeng hihihi..

Bunda salma : hihihihi... Iya sih... Tapi anak jeng juga sih kharismatik dan berwibawa banget... Dan penyabar... Ganteng macho dan smart... Ini mah paket kumplit.. Gimana anak kami engga klepek klepk coba hihihihhhehe...

Ibu euis : bibit bebet bobot sudah terjamin... Gimana orang tuanya mau menolak... Malah tidak ada alasan menolak karena anaknya juga menyayanginya.. Hihihi....

Para kaum ibu mengobrol tingkah laku anaknya dengan penuh canda sambil memasang di dapur dan menyiuapkan di meja makan sambil melihat ke arah anak mereka.



Pov adit

Aku : Ada apa ini.... Kok tumben memijat Mamas semua... Kalau boleh tahu ada apa ya....
Aku masih bingung atas sikap mereka yg tiba tiba seperti ini.

Widari : udah mamas diem ajah.... Nikmatin ajah... Bener engga mbak...
Ia bertanya ke bidadari yg lain.

Lia : udah mas diem ajah.... Hari ini pasti hari yg berat untuk mas kan?... Tapi kami semua mencoba untuk meringankan beban yg mas pikul.... Walaupun engga semuanya...
Ia terus saja memijatku dan semuanya menganggukkan kepalanya pertanda mereka setuju dengan pendapat Lia.

Aisyah : kami akan selalu mendukung mas dari belakang... Apapun ke putusan mas kita nurut... Tapi.. Kita juga bisa menolak jika keputusan mas itu salah....

Lena : kamu hidup bukan cuma buat kamu ajah mas.... Tapi ada mama papa dan kita semua yg ada disini... Semoga mas bersemangat untuk menjalani hidup kita mas...

Aku yg sedari tadi cuma bisa diam mendengar apa yg mereka bicarakan dan aku sangat terharu atas sikap mereka kepadaku.
Aku menatap mereka 1 persatu satu dan bilang makasih kepada mereka.

Aku : mas cuma bisa bilang makasih.. Kalian memang berhati lembut selembut sutra... Makasih... Telah membuat mamas bersemangat kembali...



setelah aku berbicara seperti itu mereka Langsung Lmencium pipiku secara bergantian. dan langsung mendapatkan komentar dari para kaum ibu yang sedang memasak di dapur.

salah itu tidak ada lagi obrolan-obrolan yang serius yang kami bicarakan tapi ngobrol-ngobrol lagi penuh canda yang kita bicarakan. sampai waktu makan malam sudah tiba dan kita disuruh makan oleh para ibu. setelah menikmati makan malam aku disuruh oleh Papa Untuk mengantarkan widari untuk pulang.

Dengan senang hati aku mengantarkan widari pulang ke rumahnya dan setelah sampai Hai aku berpamitan dengan bapak ibu widari untuk pulang ke rumah.

5 hari kemudian di suatu malam.
Aku sedang menikmati jalan-jalan santai di malam Minggu dengan widari. hanya sekedar untuk melihat ke pasar malam yang ada di alun-alun desa. sekitar jam 9 malam aku dan widari berjalan pulang ke rumahnya.

Pas di jalan hujan turun walaupun tak begitu deras. Aku dan widari memutuskan untuk mencari tempat untuk berteduh dan akhirnya kita menemukan sebuah gubuk kita langsung berteduh dan duduk di sana. dan kita berdua mengobrol dengan asyiknya sambil menunggui hujan reda.

Entah mengapa cuaca mendukung atau suasana yang mendukung tiba-tiba tak tahu siapa yang memulai. Tiba-tiba bibir ini saling bertemu dan saling melumat satu sama lain. Muuaachhss..... muuaaachhss.... Muaacchhss.... Itu suara dua bibir yg sedang bertarung untuk merengkuh kenikmatan.

Tangan widari langsung di kalungkan di leherku sedangkan tangunku bergerilia di tubuhnya dan aku melakukan gerakan meremas susunya dari luar bajunya. Kita melakukan ini semua sambil tak melepaskan ciuman kita. Muuaachhss muuuaacchhss.... Kita saling bertukar ludah dan saling menyedot lidah satu sama lain.

Cukup lama kita melakukan adegan ini sampai sampai kita tak tau akan terjadi sesuatu kepada kita. Sedang menikmati cumbuan yg mulai memanas tiba tiba ada sesuatu yg menggebrak bale yg kita duduki. Sontak membuatku kaget dan aku langsung melihat ke sumber suara dan kulihat ada 4 orang berdiri dan mereka langsung berjalan ke arahku sontak aku dan widari langsung merapihkan apa yg harus di rapihkan.

...... : heyy anak muda.... Berani beraninya kalian melakukan tindakan yg tak senonoh di desa ini....
Ia berdiri di depanku dengan tangan di pingganya

...... : ayo kita amankan ke balai desa supaya kita adili di sana... Kamu anak mana saya tak pernah liat kamu...
Ia menunjuk jarinya kepadaku.

Kulihat ada 3 orang yg sekarang berdiri di depanku.

Aku : ini semua tak seperti bapak bapak bayangkan... Kami cuma berteduh di kalau hujan... Dan aku kebetulan asli orang sini.. Widari langsung bersembunyi di balik badanku, mungkin ia ketakutan.

Bapaknya tomo : ehhh... Sepertinya aku kenal dengan anak ini... Kamu anaknya juragan karto kan... Sedangkan kamu anaknya almh pak marno... Ckckckc....

...... : jadi kamu kenal dengan ke 2 anak ini mas... Tapi kita harus membawa mereka ke balai desa sesuau aturan adat istiadat desa ini...


.... : bener mas... Jangan tebang pilih walaupun dia anaknya juragan karto.... Aturan harus di tegakkan....
Ia langsung memegang lenganku mungkin supaya aku tak kabur.

Bapaknya tomo ia terdiam cukup lama tak membalas omongan dari temannya, mungkin ia sedikit tak enak kepadaku.

Bapaknya tomo : maaf ya nak adit... Walaupun bapak sangat kenal dengan keluarga mu tapi bapak cuma menjalankan tugas bapak...

Aku : iya pak engga papa... Kalau kita salah ya kita manut apa yg jadi hukuman untuk kami...
Dan tolong jangan sentuh widari, biar saya saja... Dan saya tak akan kabur...
Karena mereka ingin memegang lengan widari yg sendari tadi bersebunyi di belakangku.

Lalu aku dan widari ikut dengan bapaknya tomo dan juga temannya ke balai desa. Dan 1 temanya di suruh untuk mengabari keluargaku dan keluarga widari. Aku dan widari di suruh duduk di kursi yg berada di balai desa dan disana sudah ada aparatur desa. Dari pak kuwu kebetulan bapaknya temanku yaitu si yanto, pak mandor bapaknya Tomo yg membawaku kesini, pak kadus dan pak lebeh desa (yg mengurusi mengenail agama).

Pak kuwu : kamu toh nak... Ko bisa sampe berada di gubuk loh... Sama anaknya juragan karto lagi... Kamu bisa jelasin ke bapak...
Ia manatapku dengan penuh wibawa dan tanpa emosi.

Aku : sebenarnya saya cuma ikut neduh pass hujan turun dengan widari pulang dari pasar malam di alun alun desa pak... Dan tak seperti yg di bayangkan oleh bapak bapak yg membawaku ke sini pak...
Aku sedikit menjawab dengan tenang dan berusaha tak emosi.

Pak kuwu : kalau dari nak widari bagaimana... Apakah benar apa di bicara oleh nak adit...

Widari : bener apa yg di katakan mamas bener pak... Kami cuma berteduh di kala hujan turun di saat jalan mau pulang...
Ia menjawab dengan terus menundukkan kepala mungkin ia malu.

Pak lebeh : ya sudah... Kita tunggu kedua orang tua kalian... Dan juga saksi mata yg pertama melihat kalian....

Aku langsung sedikit kaget, karena papa dan mama takut kecewa kepadaku karena ini. Bagaimana dengan widari saya takut ia di marahi oleh bapaknya. Tak berselang lama aku melihat beberapa mobil mewah yg aku kenal memasuki balai desa dan juga juragan karto dan ibunya widari yg turun dari motor.

Dan kulihat mama berlalari kecil menuju ketempatku dan di ikuti dengan papa di belakangnya dan membuatku sangat kaget adalah para ibu dan anaknya pada ikut ke sini.
Dan mama langsung memelukku di hadapan semua orang sontak itu membuat aparat desa sangat terkejut karena mereka tau aku cuma hidup sebatang kara. Cuma beberapa orang saja yg tau mengenaiku. Dan ibunya widari juga langsung memeluknya dan menenangkanya karena ada wajah ketegangan di wajahnya.

Mama : kamu engga papa sayang.... Emang ada apa sih ko sampe di bawa ke balai desa... Berdua lagi dengan anak mama yg cantik ini...
Mama terus bertanya kepadaku sambil memelukku.

Pak kuwu : mohon maaaf ibu ini siapanya nak adit.. Setau saya nak adit sudah tak memiliki orang tua....

Mama : jaga mulut bapak yah... Bapak tak tau mengenai keluarga kami... Dia ini anakku darah dagingku dan belahan jiwaku.. Saya harap bapak jaga omongan bapak.. Memang dia memiliki 2pasang tua yg mengasih dan mendidiknya....
Aku sangat kaget mama bisa sangat emosi seperti itu. Aku mencoba menenangkan mama di bantu oleh papa.

Papa : sabar dulu mah... Jangan emosi... Dia memang anak kami yg di besar kan di sini untuk menjalani kehidupan pahit agar jadi bekal saat ia menjalani hidup... Karena hidup ini tak akan berjalan semanis yg kita mau, adakalanya pahit, asem, kecut manis...
Papa dengan berwibawa mengutarakan semua pada semuanya.

Pak kuwu : maafkan saya jika ucapan saya menyakiti perasaan bapak dan ibu... Maafkan ke tidak tauan saya tentang keluarga kalian..
Ia menampakkan wajah yg bersalah kepada mama dan papa.

Juragan karto : jadi apa maksudnya anakku ada disini... Memang ada masalah apa?...
Dengan sedikit nada bicaranya sedikit tinggi.

Pak mandor : jadi gini juragan... Kami menemukan kedua anak ini sedang berduan di gubug... Darmo tolong kamu jelaskan....

Darmo : jadi jadi gani juragan dan tuan.... Anak kalian sudah melanggar norma adat dan norma yg berlaku di desa ini... Yaitu melakukan adegan yg tak seharusnya, aku melihat mereka saling berciuman.... Silakan pak lebeh menjelaskan mengenai hukumannya...
Oh jadi ini orang yg tadi menegurku di gubug. Kulihat ia sedikit ketakutan saat berhadapan papa karena di belakang papa ada 2 orang bodyguard papa yg cukup menyeramkan.

Pak lebeh : kalau menurut agama dan adat yg berlaku itu sudah melanggar dan ganjaranya harus di nikahkan... Karena supaya tak menimbulkan mala petaka untuk semua warga desa... Mau tidak mau ini sebuah ke harusan... Atau harus mendapatkan hukuman di arak keliling kampung... Bebas tinggal pilih dan di diskusikan saja antar dua keluarga... Dan pelaksanaan pernikahannya sekarang secara agam terlebih dahulu...
Dengan santai ia mengucapkan itu semua.

Reaksi yg sangat mudah di tebak, semua orang yg berada di sini sangat kaget mendengar apa yg dikatakan lebeh.

Juragan karto : apa.... Anakku baru kelas 1 sma loh... Ini gak bisa.... Di laksanakan...
Dengan sangat emosi ia akan mengatakan keberatannya.

Papa : bener itu... Memang tidak ada solusi lain apa.... Kenapa harus menikah...
Dengan santai papa menanggapi ini semua.

Pak lebeh : ya cuma ada dua pilihan itu.... Karena apa yg di lakukan oleh putra dan putri bapak sudah berlebihan... Dan selayaknya pasangan suami istri... Jadi gimana?... Semua keputusan berada di dua keluarga....

Papa : hhmm... Oke kalau memang harus di nikahkan, saya setuju untuk di nikahkan... Tinggal keluarga perempuan bagaimana?...

Juragan karto : tidak bisa dadakan seperti ini... Ini anak perempuan satu satunya... Jadi kebaganggan seorang bapak... Tidak bisa begini caranya...

Papa : sabar dulu pak.. Kita bisa merayakannya pernikahannya di lain waktu... Bersamaan dengan peresmian di mata hukum negara... Gimana pak saran saya..

Pak lebeh : saran yg sangat bagus pak... Menurut saya juragan karto memakai saran bapak ini... Ngomong ngomong bapak nama siapa?... Maaf masih belum kenal...

Papa : nama saya winoto dan ini istri saya indah.... Jadi gimana pak karto...

Juragan karto : oke saya akan menikahkan anak saya.... Sekarang apakah mas kawinnya siap..
Ia langsung menatap ke arahku dengan sangat tajam.

Papa melihatku dan juga mama melihatku, sebelum aku berkata tiba tiba mama langsung mendahului aku bicara.

Mama : sangat siap sekali.... Nak ada berapa uang yg ada di kamu....

Aku langsung merogoh dompetku dan mengeluarkan isi dompetku dan aku juga mengeluarkan semua uang ku yg berada di dompetku. Ada 7.770.000rp dan aku langsung menaruhnya di meja.

Aku : uang buat mas kawin cuma ada segitu yg berada di dompetku.... Jika ini jalan yg terbaik saya akan menerima sebagai amanat dari gusti pangeran...
Aku langsung menaruh dompetku di saku celanaku.



Mama tiba tiba mencubit lenganku dan ia memberikan cincin berlian 4krat kepadaku. Dan ia membisikkan ini sebagai cincin nikahku. Awalnya aku menolak karena ini terlalu mahal tapi mama memaksaku karena mama tak mau melihat anaknya di perlakukan.

Aku : dan ini ada cincin berlian sebagai cincin nikah dari aku...

Pak lebeh : cocok.... Memang jika sudah jodoh pasti akan di permudahkan.. Gimana pak karto.. Apakah bisa kita mulai akad nikahnya...

Juragan karto : bibi bisa... Pak... Ayo kita langsung saja...

Pak lebeh langsung menggemgam tangan juragan karto. Sebagai proses memberikan amanat yg akan menikahkan. Dan pak lebeh langsung menyuruhku untuk menggenggam tangan juragan karto.

Juragan karto : Bismillahirohmanirohim Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta'ala... saya kawinkan dan nikahkan engkau Ananda Aryasatya Radhitya Winoto bin marno dengan putri kami widari Wulandari bin karto dengan mas kawin 7770000 dan cincin berlian di bayar tunai...
Tangan beliau langsung menghentakkan tangunku yg sedang bersalaman dengannya.

Aku : Bismillahirohmanirohim... saya terima nikah dan kawinnya Aryasatya Radhitya Winoto bin marno dengan putri bapak widari Wulandari bin karto dengan mas kawin tersebut tunai...
dengan sekali tarikan nafas aku langsung bisa ijab kabul dengan lancar.

Pak lebeh : sah sah saaah....
Dan diikuti oleh semua orang yang ada di sini menyebutkan kata sah sah sah. Dan pak lebeh langsung membaca doa dan memdoakan kami untuk selalu di mudahkan dll pokonya doa terbaik untuk kami.

Setelah itu aku langsung mencium pipi dan keningngya widari dan ia juga mencium tanganku. Aku dan widari langsung sungkem ke dua orang tuaku, saling bergantian.

Papa : jadi seorang suami yg bertanggung jawab atas segala hal mengenail keluarga mu nak...
Itu yg papa ucapkan saat aku sungkem padanya.

Mama : hiks hiks.. Padahal kaya baru kemaren deh.. Engga yangka kamu sudah dewasa sayang... Jagalah istrimu karena itu sekarang tugasmu.. Dan jagalah semua kelurgamu tanpa terkecuali karen itu tugas seorang kepala rumah tangga...
Mama sambil berlinangan air mata mengucapkan wejangan untuk anaknya.

Wejangan untuk widari saat dia sungkem kepada papa dan mama

Papa : anak papa yg cantik.. Papa merestui semua langkah yg akan kalian tempuh... Dan jadilah turang rusuk yg bengkok untuk suamimu....

Mama : anak mama yg cantik... Ternyata mimpi mama memiliki anak perempuan yg cantik baru kesampaian... Jadi lah istri yg berbakti, hiburlah suamimu jika sedih dan berikan semangat kepada suamimu jika sedang terjatuh..

Widari dan mama matanya saling berkaca kaca tak bisa menahan rasa harua ini. Dan papa mencoba untuk tegar melihat semua ini.

Aku dan widari langsung sungkem ke pada kedua orang tua widari, dan aku langsung sungkem kepada bapaknya. Sedangkan widari keibunya.

pak karto : bapak cuma bisa merestui kalian dan juga mendoakan kalian semua jadi keluarga yg bahagia dan makmur...

Ibu karto : nduk... Hiks hiks.. Hikss.. Ibu rasa mungkin ini terlalu cepat.. Tapi takdir gusti pangeran tak bisa di lawan... Jadi istri yg setia kepada suamimu nduk... Senang hatinya... Semoga kalian hidup bahagia...

Aku dan widari langsung bertuker tempat dan aku sungkem ke ibu dan widari ke bapak.

Pak karto : nduk... Ini lah waktu yg tidak pernah siap untuk seorang bapak... Melihat anak perempuannya pergi.. Tapi bapak pesan cuma 1 jaga diri kamu baik baik...

Ibu karto : nak adit.... Ibu nitip anak ibu yah...
Tolong jaga baik anak ibu, perlakukan dia dengan penuh kasih sayang.. Apa apa jangan pakai emosi.. Cari solusi dengan kepala dingin nak..

Dan acara sungkeman yg penuh haru ini sudah selesai dan semua orang di sini terlihat bahagia. Ikut bahagia denganku dan aku melihat ke arah bibidariku yg lain, kulihat semua semua matanya berlinangan air mata dan aku tak tahu apakah itu air mata kesedihan atau kebahagiaan.



keep enjoy and carefull.....
See u next weeks...
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd