Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT GADIS DI DALAM FOTO (racebannon)

racebannon

Guru Besar Semprot
Daftar
8 Nov 2010
Post
2.074
Like diterima
16.672
Bimabet
photo-10.jpg

Percaya gak, kalau semua kejadian di dunia ini itu, faktor utamanya cuma satu. Takdir. Kalau kamu berusaha sekuat tenaga, belajar setengah mati, doa sekenceng apapun, dan berharap sebelum tidur, kalau memang bukan Takdirnya, ya pasti tidak ada hasilnya. Kalau kamu tidak ngapa-ngapain, tidak ada usaha, tidak berharap, dan berhasil, itu juga karena Takdir.

Dia yang selalu berbuat curang, mencuri, merampas, dan menyembunyikan, karena Takdir, hidupnya selalu aman.
Dia yang selalu jujur, hidup lurus, berbuat baik, dan selalu jujur, karena Takdir, hidupnya selalu berantakan.

Tidak percaya? Sangsi? Menganggap saya mengada-ngada? Coba diam dan pikirkan sejenak. Karena dunia ini bekerja dengan cara yang lucu. Tidak selamanya satu tambah satu sama dengan dua. Tidak selamanya.

Sudah selesai? Sudah selesai berpikir? Sudah?

Baik.

Kali ini, kita akan bicara soal Takdir.

Timeline karya Racebannon :

pictur10.png
Karena semua cerita saya dan para tokohnya saling bertaut, berikut referensi karya saya :

The Lucky Bastard
MDT S1
MDT S2
Amyra
Penanti
Lelawah
Okasan No Hatsu Koi
The City's Rhapsody
Immoral Perversion
Perjumpaan
 
Terakhir diubah:
DIRECTORY
 
Terakhir diubah:
GADIS DI DALAM FOTO
BAGIAN PERTAMA
SIAPA LU?

--------------------
--------------------

tips-m10.jpg

Berat sih, tapi udah biasa. Pake masker dalam waktu yang lama di atas motor, dalam kondisi yang lagi panas-panas banget kayak gini emang sesuatu yang ya… Ngeselin banget.

Udah dua taun lebih kita dilanda pandemi, gak ada yang tau kapan kelarnya. Kondisi sih emang udah lebih membaik sekarang. Orang udah pada vaksin dimana-mana, orang udah pada boleh aktivitas lagi kayak masih normal, yang kena juga simptomnya ga gawat-gawat amat, dan semua udah mulai optimis.

Banyak kerjaan yang kayaknya udah balik lagi kayak dulu. Kayak kerjaan gue, contohnya.

Jadi fotografer kayak gue di tengah pandemi itu emang bikin gregetan, apalagi kalau modelan yang kebanyakan penghasilannya dari pernikahan orang. Sebelum pandemi, kerjaan jadi wedding photographer itu kayaknya keren banget, dan once lo udah laku, lo bisa idup nyaman. Masalahnya, pas awal-awal pandemi dulu, siapa yang mau nikah coba?

Maksudnya, siapa yang mau bikin acara resepsi gede-gedean? Paling ada kerjaan juga moto produk buat iklan, itu juga rebutan lahan sama orang yang udah duluan establish di dunia itu...

Ngerasain sepi job emang perih, tapi itu bukan alasan untuk berhenti usaha kan? Sempet pusing selama beberapa lama, puter otak walaupun gak ketemu jalan keluar, makan tabungan selama setaunan lah kira-kira, tapi sekarang, kerjaan udah mulai cerah lagi.

Udah mulai pada bikin weddingan dimana-mana. Pre-wedding laris lagi. Shooting-shooting TVC, bikin konten dan beberapa event offline udah mulai jalan.

Intinya semua kembali normal. Belum normal-normal amat emang, cuman udah menuju kesitu sih.

Dan sekarang, gue lagi jalan ke arah sebuah kafe di selatan Jakarta, untuk ketemu dengan klien gue. Yes, klien gue yang minggu lalu baru aja gue fotoin. Dia sama istrinya, eh, maksudnya calon istrinya, kira-kira sekitar sebulanan lagi mau nikah, dan minggu lalu kita baru aja sesi foto pre-wedding.

Gak lupa juga, di setiap sesi dimana gue in-charge, gue selalu menyelipkan hobi gue.

Apakah hobi gue itu? Tentu saja fotografi analog, alias moto-moto pake rol film. Gue punya beberapa kamera jadul, dan minggu lalu gue bawa Pentax K-1000, salah satu kamera andalan gue. Gue inget, gue ngabisin beberapa roll untuk pasangan yang pre wedding minggu lalu itu.

Belakangan hobi ini lagi naik lagi, jadi kemarin itu pasangan yang jadi client gue lumayan seneng ngeliatnya dan sempet nanya-nanya dikit kalau mau mulai hobi moto-moto analog atau pake film, kamera apa yang direkomendasiin. Lumayan lah jadi ice breaker.

Oh iya, mungkin kalian pada bingung kenapa gue bisa jadi fotografer profesional.

Jadi ceritanya, dari jaman kuliah gue emang udah mulai suka foto-foto. Dulu gue kuliah di Bandung. Asli Bandung malah. Dulu gue punya temen anak orang kaya, satu kuliahan bareng, dan dia juga sama hobi foto-foto.

Gue jadi deket banget ama dia, dan dia setelah balik ke Jakarta, ngajakin gue buat buka usaha bareng. Ya, mulai usaha rumah produksi kecil, mulai motoin nikahan orang, dan gue inget, gue nebeng di rumahnya dia dulu, tinggal di Jakarta sehabis lulus kuliah.

Lama-lama usahanya maju, udah punya beberapa karyawan tetap dan beberapa freelance photographer. Gue sebagai salah seorang perintis perusahaan itu, tetap jadi kameraman utamanya. Tapi gue sekarang udah gak tinggal nebeng di rumahnya lagi. Gue udah ngontrak, atau lebih tepatnya ngekos di tempat yang gak jauh dari rumahnya temen gue.

Rumahnya temen gue itu di… Pondok Indah. Ya, kebayang kan tajirnya kayak apa orang tuanya? Gue sendiri jadinya ngekos di Radio Dalam. Gue baru ngekos disini sekitar enam bulan tapi. Karena pas pandemi lagi parah-parahnya, gue terpaksa tinggal di kantor, di ruko di Pondok Pinang, supaya ngehemat. Maklum penghasilan gak jelas dan terpaksa hidup makan tabungan.

Nah Nah Nah.

Itu dia. Setelah muter dan masuk ke Kemang Timur, sebuah café keren dengan nuansa Jepang keliatan di depan mata. Mitaka. Café ini yang punya emang orang Jepang asli. Mbak-Mbak. Cantik sih orangnya. Istrinya itu siapa, musisi yang jago banget itu? Arya kalo gak salah, gitarisnya Hantaman. Gue lupa nama mbaknya siapa sih. Yang pasti nama Jepang lah, masa nama Zimbabwe.

Gue parkir dan ngelurusin motor. Narik nafas sejenak, dan turun dari motor. Setelah selesai ngebuka helm dan kacamata hitam, gue buka masker gue, dan narik nafas panjang sebanyak-banyaknya.

Lumayan sesek. Lumayan. Dan mana basah pula kena keringat atau jigong gue gak tau nih masker. Gue sedikit kasak kusuk nyari masker cadangan di tas dan tisu basah. Setelah selesai bersihin muka yang lengket dan ganti masker, gue masuk dengan percaya diri ke dalam Mitaka.

dsc_8810.jpg

“Hai! Selamat Datang di Mitaka!”

Eh? Kok bukan Irrasshaimase? Hahaha. Gapapa deh. Seorang pegawai nyambut gue dan mengundang gue untuk jalan ke counter. Gue mendekat kesana, mesen es kopi yang kayaknya seger, bayar, ngelirik sedikit ke dalam dapur, dan menemukan si pemilik yang orang Jepang itu lagi ngobrol sama salah seorang pegawainya, lalu menghampiri client gue yang dari tadi keliatan excited sama kedatangan gue. Buktinya tadi pas gue baru dateng langsung dadah-dadah. Ya gue bales sih, tapi karena udah keburu haus, jadinya gue menangin mesen minuman dulu.

“Macet di jalan Mas Yoga?” tanya sang klien, menyambut gue.
“Hahh… Ya biasa lah Jakarta, tadi abis dari Pasar Baru…” balas gue.
“Ngapain Mas?”
“Biasa, ada satu kamera saya yang kokangnya macet, jadi di servis”
“Oh, kamera film ya?”
“Yes… Eh, jadi beli gak, Fujica M-1 nya?” tanya gue, merujuk ke pembicaraan minggu lalu soal racun-racun yang kuberikan soal hobi fotografi analog.

“Hahaha ga sempet, udah sibuk kerja, kemaren-kemaren… Jadi cuma masuk ke dalam keranjang aja tapi gak di checkout di tokped” jawabnya dengan malu-malu.

“Hati-hati lho, M-1 banyak cepet abis” sahut gue sambil ngeluarin laptop dari tas, tentunya dengan ketawa basa basi sok ramah. Wait. Gue emang ramah kok orangnya.

Gak berapa lama, gue udah nyalain laptop itu sambil liat-liat folder yang isinya foto-foto prewedding dia dan calon istrinya.

“Mas bawa flashdisk?” tanya gue.
“Bawa”
“Bentar ya, ini yang waktu kita baru mulai….”
“Mas..” dia memotong gue.
“Ya?”

“Boleh liat hasil kamera analognya mas dulu gak? Penasaran saya” dia senyum dengan lebar mulut mencapai telinga ke telinga. Aneh banget senyumnya. Penasaran dia kayaknya

“Boleh aja sih, kebetulan saya belum ngecek semuanya, buru-buru tadi pagi…. Padahal hasil cuci scannya udah dikirim sama labnya dari semalem” jawab gue.
“Oooh…” dia melongo aja sambil nunggu. Keliatannya dia udah gak sabar.

Ya, gue emang belum ngeliat semua hasilnya. Jadi hasil yang error-error pasti ada. Nah, karena hobi ini lagi baik lagi, banyak bermunculan lab-lab untuk cuci dan scan film kamera dengan harga yang terjangkau dan kerja yang cepat. Biasanya, kalo udah beres mereka kirim hasilnya dengan menggunakan email yang ngelink ke cloud drive macem google drive, wetransfer, atau dropbox.

Dengan cepat gue buka folder yang isinya hasil dari rol pertama. Client gue excited banget. Dia sampe minta izin untuk liat-liat sendiri. Yowes, gue kasih aja laptop gue biar dia mainin bentar. Toh pesanan gue udah mau kelar, tuh, waiternya udah mau sampe sini.

“Ini kak, Mitaka Ice Coffee nya”
“Thanks” Senyum gue ke mbaknya.

Nah.. Enak banget. Gue buka sedikit masker gue sambil nyeruput campuran es + kopi + susu + sea salt + simple syrup ini. Enak banget.

“Ini pacarnya Mas Yoga ya?”
“Eh?”
“Ini…. Ini ceweknya Mas Yoga kan?” tanya klien gue sambil senyum.

“Gimana?” Pacar? Gue jomblo kok.”Pacar... Pacar dari mana Mas?” tanyaku bingung.

Tanpa diminta si mas-nya langsung geser laptop gue, dan gue bingung sejadi-jadinya. Ada foto tak dikenal yang nyelonong di dalam folder hasil cuci scan roll kamera film gue. Diantara foto-foto pasangan yang berbahagia sedang melakukan pemotretan pre-wedding di sebuah hutan di kaki gunung di Bogor sana, ada satu foto yang salah tempat.

Foto seorang perempuan, tampaknya di salah satu café atau bar. Difoto close up, pinggang ke atas. Tangannya menunjukkan pose peace, senyumnya tampak sumringah dan bercahaya. Rambutnya sebahu, dan dia ikat dengan gaya ponytail. Kulitnya putih dan dia sangat cantik, setidaknya menurutku.

Lampu neon sign kekinian ada di background, dengan beberapa anak muda di belakangnya memegang botol bir dan semua orang di foto itu tampak bahagia.

“Mas?” sang client bingung karena gue bengong. “Mas?”

Who the hell is this? Siapa Lu?

--------------------
--------------------

BERSAMBUNG
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd