edogawa01
Semprot Addict
- Daftar
- 4 Jul 2017
- Post
- 442
- Like diterima
- 455
bukan civil war lagi...bisa2 rika minjem sarung tangan thanos dan jentikkan jarinya untuk menghapus erin
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
DRAMA Gue ya gue
- Thread starter aradara11
- Start date
-
- Tags
- slice of life
heunceutbeureummm
Guru Semprot
ayo lanjutkan egi z
Gasssfulll
Senpai Semprot
- Daftar
- 4 Apr 2018
- Post
- 911
- Like diterima
- 181
thanks updatenya hu
Charliedelta
Guru Besar Semprot
Wwoowwooo gas terus om
Thanks sdh update
Thanks sdh update
Tim erin yg imut imut
perpus woy. tp boleh juga sih wkwk.
mengurangi populasi yang imut dong.
silahkan suhu.
siap suhu.
dibalik kata netral selalu ada harap.
tinggal tunggu ente ketrigger aja wkwkwk.
Tim erin dooonkk
mengalir aja suhu.
kemarin mau disingkat, tapi disarankan ga kebanyakan skip.
Sy dukung erin bang, ntah knp lebih suka cwe ke 2 dr pd pertama klo dalam cerita apalagi klo menurut penulis cwe ke 2 itu lebih wah dr pd yg pertama dan menurut gambaran sy dapat erin tipikal cewe pendiem tp klo udh deket baru perhatian berbeda dgn rika yg awal2nya ngeselin.
Part 6
Dengan malas, kepala yang masih tergeletak di atas meja itu gue putar menghadap kanan.
Rika: masih lama gi ngerjain tugasnya?
Gue: bentar lagi
Rika: berantakan banget sih rambutnya.
Ucap Rika sembari merapikan rambut gue dengan tangan kirinya.
Mata gue tertuju pada bagian lengan kiri Rika yang sedang merapikan rambut gue.
Karena Rika itu pake baju yang bagian lengannya hanya menutupi setengah lengan atas dan agak longgar.
Terlihatlah ketiak Rika.
Putih, bersih dan mulus banget.
Ada mungkin sekian detik gue melihat ke arah sana.
Sesaat kemudian Rika baru tersadar gue melihat ke arah mana.
Dia langsung berhenti merapikan rambut gue dan segera mengapitkan kedua lengannya. Kepalanya tertunduk ke bawah agak ke kanan menghindar dari tatapan gue. Terlihat jelas dia malu. Malu tapi ga marah.
Gue dalem hati: MANIS BANGET!
Hening sesaat.
Gue angkat kepala gue, menegakkan tubuh, ngulet gitu maksudnya. Lalu gue mengheningkan cipta sejenak untuk restart otak gue dengan posisi duduk yang tegap. Ya, gue memang tegap kalo duduk.
Erin: udah kelar nih kak.
Gue: mana?
Rika ikutan ngeliat dari sebelah kanan.
Saat melihat slide awal. .
Gue memperhatikan arah mata Rika yang jelas-jelas melihat nama panjangnya Erin.
Langsung gue ganti slide wkwkwk.
Review sebentar, copy paste ppt untuk backup. Setelah itu kita bertiga keluar dari perpus.
Tidak ada interaksi antara Rika dan Erin saat itu.
Lalu tiba-tiba. .
Rika: egii pinjem jaket dongg
Dengan nada manjanya.
Gue: jaket kamu kemana?
Rika: udah aku taro di kelas hehe
Gue langsung melepas jaket yang senantiasa gue pake. Lalu memberikannya ke Rika.
Gue perhatikan dengan seksama, jaketnya kebesaran dan kepanjangan karena tinggi Rika sehidung gue.
Jaket gue panjang sampai menutupi pantat Rika. Meskipun sudah memakai jeans, tapi bentuknya masih keliatan. Tapi sekarang tertutup dengan jaket gue.
Kelar memakai jaket, Rika mengangkat bagian kerah kanan dan kiri jaket gue sedikit ke atas hingga ke hidungnya. Seolah dia menciumi jaket gue sembari menghirup aroma tubuh gue yang masih membekas di jaket itu dalam keadaan memejamkan matanya.
Setelah itu,
Rika: yukk gi.
Ajaknya sembari menarik lengan baju gue.
Terlihat jelas sekali kalau Rika sedang bahagia.
Sembari berjalan gue memecah keheningan.
Gue: ada kelas lagi rin abis ini?
Erin: iya kak, aku balik ke kelas yah.
Gue: iya.
Setelah Erin sudah jauh.
Rika: kok berduaan aja sih tadi? Bukannya bertiga?
Gue: biasalah, ada aja 1 manusia yang ogah ngerjain.
Rika: berarti udah sering dong??
no quote
Dengan malas, kepala yang masih tergeletak di atas meja itu gue putar menghadap kanan.
Rika: masih lama gi ngerjain tugasnya?
Gue: bentar lagi
Rika: berantakan banget sih rambutnya.
Ucap Rika sembari merapikan rambut gue dengan tangan kirinya.
Mata gue tertuju pada bagian lengan kiri Rika yang sedang merapikan rambut gue.
Karena Rika itu pake baju yang bagian lengannya hanya menutupi setengah lengan atas dan agak longgar.
Terlihatlah ketiak Rika.
Putih, bersih dan mulus banget.
Ada mungkin sekian detik gue melihat ke arah sana.
Sesaat kemudian Rika baru tersadar gue melihat ke arah mana.
Dia langsung berhenti merapikan rambut gue dan segera mengapitkan kedua lengannya. Kepalanya tertunduk ke bawah agak ke kanan menghindar dari tatapan gue. Terlihat jelas dia malu. Malu tapi ga marah.
Gue dalem hati: MANIS BANGET!
Hening sesaat.
Gue angkat kepala gue, menegakkan tubuh, ngulet gitu maksudnya. Lalu gue mengheningkan cipta sejenak untuk restart otak gue dengan posisi duduk yang tegap. Ya, gue memang tegap kalo duduk.
Erin: udah kelar nih kak.
Gue: mana?
Rika ikutan ngeliat dari sebelah kanan.
Saat melihat slide awal. .
Gue memperhatikan arah mata Rika yang jelas-jelas melihat nama panjangnya Erin.
Langsung gue ganti slide wkwkwk.
Review sebentar, copy paste ppt untuk backup. Setelah itu kita bertiga keluar dari perpus.
Tidak ada interaksi antara Rika dan Erin saat itu.
Lalu tiba-tiba. .
Rika: egii pinjem jaket dongg
Dengan nada manjanya.
Gue: jaket kamu kemana?
Rika: udah aku taro di kelas hehe
Gue langsung melepas jaket yang senantiasa gue pake. Lalu memberikannya ke Rika.
Gue perhatikan dengan seksama, jaketnya kebesaran dan kepanjangan karena tinggi Rika sehidung gue.
Jaket gue panjang sampai menutupi pantat Rika. Meskipun sudah memakai jeans, tapi bentuknya masih keliatan. Tapi sekarang tertutup dengan jaket gue.
Kelar memakai jaket, Rika mengangkat bagian kerah kanan dan kiri jaket gue sedikit ke atas hingga ke hidungnya. Seolah dia menciumi jaket gue sembari menghirup aroma tubuh gue yang masih membekas di jaket itu dalam keadaan memejamkan matanya.
Setelah itu,
Rika: yukk gi.
Ajaknya sembari menarik lengan baju gue.
Terlihat jelas sekali kalau Rika sedang bahagia.
Sembari berjalan gue memecah keheningan.
Gue: ada kelas lagi rin abis ini?
Erin: iya kak, aku balik ke kelas yah.
Gue: iya.
Setelah Erin sudah jauh.
Rika: kok berduaan aja sih tadi? Bukannya bertiga?
Gue: biasalah, ada aja 1 manusia yang ogah ngerjain.
Rika: berarti udah sering dong??
no quote
Terakhir diubah:
1 lagi deh
Part 7
Rika: berarti udah sering dong??
Para pembaca mungkin menyangka gue kegep wkwk.
Tapi memang begitu keadaannya, untuk apa bohong.
Gue: iya.
Rika: kesempatan banget dia. . (nyalahin Erin)
Saat di kantin entah gimana ceritanya gue ngerasa diliatin beberapa cewek.
Ini serius gue ga ge er.
Terdengar bisik-bisik, “itu yang pake baju biru”. Cuma gue yang pake baju biru waktu itu.
Tanpa jaket, cetakan dada gue yang bidang memang jadi terlihat jelas.
Rika: kamu mau makan apa?
Tanya Rika ke gue.
Lalu terdengarlah bisik, “yaaahhh udah punya.”
Seolah pertanyaan Rika menunjukkan kepada mereka kalo gue tidak sendiri di sana.
Gue: kali ini makan xxxx deh.
Skip sampai di kelas
Oh iya gue lupa cerita, kini Rika memilih duduk di sebelah gue. Padahal dulu sih kalo kebetulan sebelahan dengan gue. Dia minta tukeran sama yang lain. Namun kini selalu mencari dimana keberadaan tas gue, lalu meletakkan tasnya di kursi sebelah gue.
Kenapa dia mencari tas gue? Karena kebiasaan gue adalah tag tempat duduk dulu, lalu menghilang dari kelas menuju Cimore.
Begitulah kebiasaan gue tiap jam kuliah pagi.
Kebiasaan gue adalah duduk di pojokan kelas. Karena di posisi itulah gue bisa dengan santai menikmati tidur kalo ngantuk. Dan di posisi itulah posisi pilihan gue dahulu karena malas menanggapi bacotan Bagas dan sindiran Rika.
Rika: egii, pindah tempat duduk yukk.
Gue: engga deh.
Rika: seneng banget sih duduk dipojok.
Gue dalem hati: ahh Rikaa, seandainya lo tau kalo lo adalah salah satu alasan gue duduk di pojok.
Tapi ya gimana, gue juga ga tega ngomong gitu ke dia. Gue ga mau nyakitin dia juga. Dan poin lainnya adalah gue juga udah nyaman duduk di pojok. Kalo tidur tinggal tidur kan wkwkwk.
Gue: pindah ke?
Rika: ke. . hmm kemana yahh. .
Lah sianjir dia bingung sendiri wkwkwk.
Rika: disini aja deh.
Balik ke tempat yang sama.
Gue dalem hati: yaelah Rik -_-
Skip kelar mata kuliah
Gue ketiduran di mata kuliah itu. Entah gimana ceritanya, gue terbangun dalam keadaan kepala gue berada di pundaknya Rika.
Padahal seinget gue, gue tertidur dalam keadaan nyender ke tembok sebelah kiri dengan tas sebagai bantalnya.
Gue terbangun karena mendengar suara Rika memanggil-manggil gue dengan bisikan. .
Rika: egii… egi… kelasnya udah kelaarrr.
Nyawa gue belum menyatu dengan tubuh gue sepenuhnya.
Rika: giiiiiii… bangunnn….
Akhirnya gue terbangun, terangkatlah kepala gue dari bahu Rika.
Lalu siku gue ke meja, kemudian gue menutup kedua mata gue dengan telapak tangan gue.
Gue melihat ke arah Rika. Wajahnya merah padam sembari melihat ke sekeliling kelas. Gue pun turut melihat ke sekeliling kelas yang anak-anak kelas ternyata sedang melihat ke arah kita berdua.
Ijat: pules bener bapak satu ini tidurnya.
Ucap Ijat yang disusul dengan tawa yang lain.
Lalu gue mengusap mata yang masih berat ini.
Indah: Rika kok diem aja?
Ucapnya sembari senyum-senyum menyebalkan.
Rika masih terdiam dan salah tingkah.
Gue: ka?
Rika: i.. Iya gi?
Gue: kok jadi nyender ke kamu ya?
Rika: gataaauuu…
Gue: pantes agak beda.
Rika: beda gimana??
Gue: Bantalnya empuk.
Rika: Ihh egi!
Rika langsung memukul lengan atas gue wkwkwk.
Terlihat kembali ekspresi manisnya Rika.
Jujur aja, bahunya Rika itu EMPUK BANGET!
Pantes, kalo biasanya gue denger suara bangku bergeser karena kelas selesai aja gue terbangun.
Nah kalo sekarang . . harus dibangunin dulu.
no quote
Part 7
Rika: berarti udah sering dong??
Para pembaca mungkin menyangka gue kegep wkwk.
Tapi memang begitu keadaannya, untuk apa bohong.
Gue: iya.
Rika: kesempatan banget dia. . (nyalahin Erin)
Saat di kantin entah gimana ceritanya gue ngerasa diliatin beberapa cewek.
Ini serius gue ga ge er.
Terdengar bisik-bisik, “itu yang pake baju biru”. Cuma gue yang pake baju biru waktu itu.
Tanpa jaket, cetakan dada gue yang bidang memang jadi terlihat jelas.
Rika: kamu mau makan apa?
Tanya Rika ke gue.
Lalu terdengarlah bisik, “yaaahhh udah punya.”
Seolah pertanyaan Rika menunjukkan kepada mereka kalo gue tidak sendiri di sana.
Gue: kali ini makan xxxx deh.
Skip sampai di kelas
Oh iya gue lupa cerita, kini Rika memilih duduk di sebelah gue. Padahal dulu sih kalo kebetulan sebelahan dengan gue. Dia minta tukeran sama yang lain. Namun kini selalu mencari dimana keberadaan tas gue, lalu meletakkan tasnya di kursi sebelah gue.
Kenapa dia mencari tas gue? Karena kebiasaan gue adalah tag tempat duduk dulu, lalu menghilang dari kelas menuju Cimore.
Begitulah kebiasaan gue tiap jam kuliah pagi.
Kebiasaan gue adalah duduk di pojokan kelas. Karena di posisi itulah gue bisa dengan santai menikmati tidur kalo ngantuk. Dan di posisi itulah posisi pilihan gue dahulu karena malas menanggapi bacotan Bagas dan sindiran Rika.
Rika: egii, pindah tempat duduk yukk.
Gue: engga deh.
Rika: seneng banget sih duduk dipojok.
Gue dalem hati: ahh Rikaa, seandainya lo tau kalo lo adalah salah satu alasan gue duduk di pojok.
Tapi ya gimana, gue juga ga tega ngomong gitu ke dia. Gue ga mau nyakitin dia juga. Dan poin lainnya adalah gue juga udah nyaman duduk di pojok. Kalo tidur tinggal tidur kan wkwkwk.
Gue: pindah ke?
Rika: ke. . hmm kemana yahh. .
Lah sianjir dia bingung sendiri wkwkwk.
Rika: disini aja deh.
Balik ke tempat yang sama.
Gue dalem hati: yaelah Rik -_-
Skip kelar mata kuliah
Gue ketiduran di mata kuliah itu. Entah gimana ceritanya, gue terbangun dalam keadaan kepala gue berada di pundaknya Rika.
Padahal seinget gue, gue tertidur dalam keadaan nyender ke tembok sebelah kiri dengan tas sebagai bantalnya.
Gue terbangun karena mendengar suara Rika memanggil-manggil gue dengan bisikan. .
Rika: egii… egi… kelasnya udah kelaarrr.
Nyawa gue belum menyatu dengan tubuh gue sepenuhnya.
Rika: giiiiiii… bangunnn….
Akhirnya gue terbangun, terangkatlah kepala gue dari bahu Rika.
Lalu siku gue ke meja, kemudian gue menutup kedua mata gue dengan telapak tangan gue.
Gue melihat ke arah Rika. Wajahnya merah padam sembari melihat ke sekeliling kelas. Gue pun turut melihat ke sekeliling kelas yang anak-anak kelas ternyata sedang melihat ke arah kita berdua.
Ijat: pules bener bapak satu ini tidurnya.
Ucap Ijat yang disusul dengan tawa yang lain.
Lalu gue mengusap mata yang masih berat ini.
Indah: Rika kok diem aja?
Ucapnya sembari senyum-senyum menyebalkan.
Rika masih terdiam dan salah tingkah.
Gue: ka?
Rika: i.. Iya gi?
Gue: kok jadi nyender ke kamu ya?
Rika: gataaauuu…
Gue: pantes agak beda.
Rika: beda gimana??
Gue: Bantalnya empuk.
Rika: Ihh egi!
Rika langsung memukul lengan atas gue wkwkwk.
Terlihat kembali ekspresi manisnya Rika.
Jujur aja, bahunya Rika itu EMPUK BANGET!
Pantes, kalo biasanya gue denger suara bangku bergeser karena kelas selesai aja gue terbangun.
Nah kalo sekarang . . harus dibangunin dulu.
no quote
Terakhir diubah:
dannyphant96
Adik Semprot
- Daftar
- 21 Feb 2017
- Post
- 128
- Like diterima
- 23
Aluss aluuss trus gas thorrr pelan aja hahaha
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
