Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Gue ya gue

Hilal blom keliatan
 
Part 33

Semakin mendekati KKN


Hari-hari KKN semakin dekat, persiapan juga sudah matang. Tinggal persiapan mental saja yang masih harus dipersiapkan. KKN beda dengan mendaki gunung atau jalan-jalan sendiri. Di sana kita harus membaur sekaligus terikat dengan regulasi sekolah. Ada tugas yang dipersiapkan di sana.

Bersamaan dengan hari-hari itu, gue pun juga memiliki dorongan yang kuat pada hal lain. Akibat tidur satu kasur satu kali waktu itu dan kejadian di pagi harinya. Gue jadi memiliki keinginan untuk kembali tidur satu kasur dengan Erin.

Sudah pasti suasana menjadi sangat canggung ketika tidur satu kasur kembali terjadi. Awalnya gue menjadikan alasan ‘pocong’ kemarin itu sebagai alasan. Namun kemudian alasan itu menjadi kedaluwarsa, menjadikan gue kini tidak memiliki alasan lain selain karena ingin tidur satu kasur dengan Erin.

“Boleh?”, seolah menjadi kata ajaib sehingga Erin mengizinkan gue tidur di sampingnya. Awalnya, kami berdua tidur dengan jarak yang sedemikian jauh bagaikan kutub utara dan selatan. Seiring berjalannya waktu diiringi dengan ‘kebiasaan baru’ gue, kecanggungan menjadi cair diiringi dengan hati dan pikiran Erin yang semakin luluh. Dimulai dari tidur berpegangan tangan sampai tidur sembari berpelukan.


Suatu Pagi

Di suatu hari, gue terbangun dalam keadaan memeluk Erin yang juga tertidur dalam keadaan memeluk gue. Pada waktu itu, pikiran mesum memang ada. Namun lebih besar perasaan intim. Menjadi sebuah kebiasaan bagi gue tiap bangun adalah mencium kening Erin. Sebagaimana kebiasaan Rafael di pagi hari yang bangun dan ingin mengeluarkan air seni, gue keluar kamar hendak menuju kamar mandi.

Waktu itu hari libur, sehingga gue dan Erin terbangun agak siang. Ketika gue baru saja membuka pintu.

Gue: lho mama?
Nyokap gue melihat sembari memicingkan mata. Gue masih belum tersadar apa yang membuat nyokap gue melihat seperti itu.

Sekian detik kemudian..
OWALAH ASW! SALAH PAHAM DAH INI.

Dengan berusaha memasang wajah tidak bersalah, gue tetap menuju kamar mandi untuk menuntaskan hajat. Setelah itu gue menuju nyokap gue.

Gue: sendiri ma ke sini?
NG: ada papa tuh di depan lagi ngerokok.

Saat gue hendak menuju bokap di depan.
NG: bang, sini sebentar.
Gue dalem hati: nah kan..

NG: sejak kapan kamu tidur sekamar sama Erin?
Yak, frontal sekali.

Gue: udah beberapa hari ma.
Lebih baik jujur.

NG: kamu..
Gue: engga lah ma.
Ucap gue yang tau ke arah mana nyokap gue akan bertanya.

Mengetahui bagaimana cara gue menjawab menunjukkan bahwa gue tidak berbohong, nyokap gue hanya tersenyum lalu berkata,
NG: ya sudah, tadi mau ke depan kan?
Gue: iya, abang ke depan ya.

Setelah di depan, terjadilah perbincangan sebagaimana umumnya bapak dan anak.


Skip

Setelah kunjungan ortu ke rumah gue selesai dan mereka pulang. Gue dan Erin kembali hanye berdua di rumah.

Erin: bang..
Gue: iya mbull?
Ucap gue sembari melingkarkan lengan gue di pinggangnya.

Erin: masa… tadi mama kamu..
Ucap Erin terputus-putus karena malu sembari menunjukkan sesuatu di tangannya kepada gue.

Gue: apa ini rin?
Sesaat kemudian gue mengingat bahwa tadi nyokap gue memang sempat keluar sebentar.

OH ANJIRRRRR… KONDOM DONG…

Pantas saja Erin begitu canggung menunjukkan itu.

Belum sempat gue merespon, Erin sudah bicara lagi.
Erin: abang sihh huhu, lagian ngapain sih tidur sekamar.
Entah kenapa gue justru merasa senang disalahkan untuk hal seperti ini.

Gue: iyaa maaf yaa sayang.

Gue: oh iya, hari ini jalan yuk.
Erin dengan wajahnya yang jelas menunjukkan bahwa dirinya masih ngambek, menatap gue seolah bertanya “kemana?”.


Skip

Sore ini gue mengajaknya ke tempat dimana gue menyatakan perasaannya pada Erin. Memang terkadang kita masih ke sana. Namun kali ini gue mengajaknya ke sana karena ingin nostalgia mengingat momen pertama kami berpacaran.

Di saat sudah lama berpacaran, terkadang mendatangi tempat pertama kali pacaran memiliki nilai tertentu yang hanya dapat dipahami oleh yang menjalani.

Di sana, gue melihat Erin begitu bahagia. Terlihat betapa indahnya senyuman di wajah perempuan yang sangat dicintai saat itu. Terlihat sekali dari sorot matanya membayangkan momen-momen saat itu. Gue pun mengingat betapa gue tidak mampu menahan tangan ini untuk tidak mengelus kepalanya saat itu. Kini, gue kembali mengelus kepalanya dengan perasaan yang masih sama, namun lebih besar dari waktu itu.


Kembali di rumah

Setelah dari tempat bersejarah itu, kami berdua mampir dulu untuk membeli makan malam sebelum sampai rumah. Sesampainya di rumah pun kami langsung makan malam.

Selesai makan malam, seperti biasanya, Erin kembali mencuci piring. Sungguh sebuah pemandangan yang gue tidak akan bosan untuk melihatnya.

Namun sesaat sebelum mencuci piring. Erin mengenakan jaket, bagian lengan jaket diikat di pinggang. Bagian jaket seharusnya menutupi badan, kini menutupi bagian yang menyembul itu.

Di satu sisi, gue menyayangkan hal itu karena membuat gue tidak dapat melihat bagian tubuh yang satu itu. Namun disisi lain, gue merasa senang. Karena Erin sudah sadar apa jadinya jika bagian itu tidak ditutupi. Yaitu pacarnya akan memandangi bagian itu selama masih mencuci piring. Dan saat mengetahui dipandangi oleh pacarnya, pikirannya jadi tidak fokus.

Apalagi.. Sebelumnya.. Nyokap gue baru saja memberikan kondom. Dari tidak ada pikiran ‘kesana’, justru jadi ada pikiran ‘kesana’.

Kemudian gue membuka topik untuk mencairkan suasana, sekaligus mengalihkan pikiran ‘yang aneh-aneh’ kalo kata Erin. Singkat cerita, kondomnya ya ga terpakai lah anjir. Walaupun sempat terpikir ke arah sana. Gue juga tidak ingin berbuat lebih jauh lagi.

no quote
 
Part 34

Tiba Hari Keberangkatan untuk KKN


Erin: ada yang ketinggalan ga bang?
Gue: engga nih.

Erin: baju, celana, terus alat-alat untuk KKN udah siap?
Gue: udah lengkap.

Begitu tanya Erin seperti seorang istri yang turut serta mempersiapkan kebutuhan suaminya yang akan kerja di luar kota.

Gue: oh iya ada yang kurang.
Erin: hah? Apa?? Bukannya udah..

Belum sempat Erin menyelesaikan ucapannya, gue memeluk Erin dengan erat. Erin pun juga langsung terdiam karenanya.

Beberapa saat kemudian, gue melepas pelukan.

Gue: lho kok nangis mbull?
Erin: hiks, gatau.. Tiba-tiba keluar aja air matanya.. Hiks.

Gue menyeka air matanya, kemudian mengecup kening dan kedua kelopak matanya, kemudian berkata,
Gue: jangan nangis yaa sayangku.
Lalu gue memeluk Erin lagi.

Terdengar lagi isak tangisnya Erin dalam dekapan gue.
Erin: huhu, abang baik-baik ya disana, jangan lupa makan.
Erin: Jangan nakal, jangan yang ‘aneh-aneh’ juga, jangan lupa ngabarin pokoknya.

Gue: iyaa sayang.

Gue melepas pelukan lalu menatap mata Erin dalam-dalam.
Gue: kamu juga ya, baik-baik disini. Kalo ada apa-apa kasih tau aku.
Gue: aku siap pulang kapan aja, jangan ragu bilang pokoknya.

Erin: iyaa..
Respon Erin singkat penuh perasaan.

Kemudian gue mengecup bibir Erin lalu mengelus rambutnya dan kedua bahunya.

Kemudian gue melihat nyokap gue yang baru saja memasuki pagar rumah.

NG: udahh siap bang?
Gue: udah nih.

NG: lho lho lho, Erinnya kamu apain ini kok sampe nangis gitu?
NG: emangnya yang mama kasih waktu itu udah abis?

LAH KOK NYOKAP GUE MIKIRNYA KESANA SIH ANJIR.

Gue: MASIH LENGKAP!
Respon gue menekankan apa yang dimaksud nyokap.

Gue: yok berangkat.

Kami bertiga pun berangkat ke kampus. Gue dan Erin di depan, nyokap di belakang.


Sampai di kampus

Sesampainya di kampus gue pun membawa barang yang akan dimasukkan ke bus.

Gue bawa koper, Erin bawain tas kecil gue.

Percayalah, mempersilahkan cewek bawain barang kita terkadang juga bisa menyenangkan hatinya karena merasa turut serta dalam kegiatan kita.

Setelah memasukkan koper ke bagasi bus, Erin memberikan tas kecil itu ke gue.

Singkat cerita, keberangkatan pun semakin dekat. Erin dan nyokap gue melepas keberangkatan gue.

Nyokap gue sudah bilang akan menemani Erin selama gue KKN. Katanya, Erin sudah dianggap seperti anak sendiri (AAMIIN).


15 Menit Setelah Keberangkatan

Erin: abaaanggg, aku udah di rumah yaaaa.
Erin: hati-hati yaaa di jalaaaannn.
Begitu isi chat Erin kepada gue yang baru saja 15 menit dalam perjalanan.

Gue: iyaa mbull, kamu juga hati-hati ya di rumah.
Gue: sebelum tidur jangan lupa doa biar engga..

Erin: biar engga apaa??
Erin: biarin, aku ga takut hihi.

Gue: pacarku sudah berani ya sama POCONG.
Iya, waktu itu gue sengaja pakein capslock.

Erin: ABAANGG!
Erin: ih abang mah mainnya gitu.
Gue: katanya ga takut hehe.

Erin: huh!

Saat sedang asik chattingan dengan Erin, mulailah dosen pengantar meminta waktu untuk memberikan pengarahan pada kami.

Gue: mbull, dosennya mau ksh arahan nih.
Gue: nanti lagi ya.

Erin: iyaa sayaangg (emot peluk)


Suasana di bus

Selesai diberikan arahan, kita disibukkan dengan sedikit obrolan apa saja yang akan dilakukan.

Setelah itu? GITARAN LAAAAAAHHH WKWKWK.

Sudah menjadi keniscayaan bahwa yang cowok mayoritas lebih memilih duduk di belakang bus. Dan pasti ada saja yang bawa gitar, lalu nyanyi-nyanyi beragam lagu.

Ada yang nyanyinya bener, ada yang liriknya asal-asalan, ada juga yang liriknya diplesetin dikit ke hal nyeleneh dan mesum.

Deny: Gi sinilahhh
Gue dalem hati: Deny ngapain ngajak-ngajak sih anjir.

Deny: gantiin gue main gitar sini.

Singkat cerita, akhirnya gue diseret sama Deny ke belakang dan kini sudah memegang gitar.

Gue: mau lagu apa?
Deny: apa aja terserah.

Gue: ok.

Lalu gue memainkan opening-nya River Flows in You.
Baru main sebentar, tetiba cewek-cewek di depan pada nengok ke belakang.

Deny: yee anjing yang itu gimana nyanyinya.
Ucapan Deny membuat gue menghentikan petikan jari pada gitar ini.

Gue: kata lu lagunya apa aja ya.
Deny: yaa.. Bener sih.. Tapi kok gue jadi pengen nabok lu ya.

Jujur, sebenarnya gue memainkan “lagu yang ga ada liriknya” itu untuk ngerjain Deny. Tapi dengan respon Deny yang seperti itu, serempak satu bus jadi tertawa.
(catatan oleh Aradara: ini gila sih, dulu sampe pecah satu bus gara-gara dua orang ini, hahaha)

Setelah itu gue memainkan lagu lain yang membuat nuansa cerah dan ringan. Kelar 2 lagu, gue balik lagi ke bangku. Belum sempat gue duduk di bangku, nuansa cerah dan ringan akibat pilihan lagu gue, berubah lagi jadi kacau karena apalagi kalau bukan lagu yang dimainkan setelah itu ngaco wkwkwk.

Indah: egiiii! Kok gue baru tau siihhhh lu bisa gitaraaann.
Indah: terus kok lu bisa tau River Flows in You?
Begitu antusiasnya Indah bertanya pada gue.
Dan biasanya kalo cewek nanya kayak gini, ga perlu dijawab.
Bukan karena ga peduli, tapi karena itu sekedar ungkapan terkejut nya aja.

Ijat: Indah berisik ah!
Ucap Ijat yang jadi terbangun akibat suaranya Indah.

Indah: dih apaan sih.

no quote
 
kerjaan kelar iseng cek cerita ini dah up atau blm.
skrng kelar baca jd pusing sndiri mau cari pelampiasan tp balik kerja msh sejaman lg.
Kalo sedang pusing memang sejam terasa lama suhu, wkwk.

Erin: sejak kapan kamu mau giniin aku?
Bertanya dengan ekspresi seperti itu, jelas libido gue semakin tinggi.

Gue membalas pertanyaan Erin yang berbisik lembut itu dengan bisikan juga.
Gue: sejak tubrukan pagi itu. Rafael Makin terbang ke angkasa mencari sarangnya.. ditempat mbul!!!
hihihiii..
so sittt...
Angkasa sih ketinggian suhu.

bokongnya mesti sering sering ditaruh dikulkas hu....biar terjaga kesegarannya
Dingin dong.

Bang...kapan mulai KKN sama Rika?
Pengen tau banget nih kelanjutannya
Sudah nih.

Baca maraton dari awal...luar biasa...seolah kayk lihat film aja...
Ceritanya smooth banget...jadi penasaran kapan erinnya di exe.sebelum nikah atau sesudah nikah yah?
Atau dinikahkan karena erin mblendung duluan...
Kalo ada mulustrasi, kira2 erin kayak siapa yah?
Exenya di waktu yang ga terduga suhu.
Ilustrasinya Erin susah dicari, tapi memang mirip Yoona dengan kearifan lokal.

Cerita yang selalu bikin ketawa tiap baca,



Tapi


Banyak pesan moral yang terselip sih.
Semoga lancar R/Lnya
Waah ada pesan moralnya juga ya ternyata.
Semoga suhu lancar juga RLnya.

Berasa mantengin cerita d sfth Kaskus
Bagus ceritanya huu
Sebelumnya ada yang bilang kayak wattpad, sekarang sfth kaskus, wkwk. Padahal jarang baca cerita online.
Thanks suhu sudah baca.
 
Maaf baru bisa update. Karena yang punya cerita lebih betah bersama salah satu tokoh dalam cerita ini daripada Laptopnya.
Ane juga lebih sering bermain bersama anak yang sudah lebih dari dua sejak WFH.

Tetap di rumah, jangan lupa cuci tangan, apalagi sebelum dan sesudah 'menyentuh' pasangan. Yang masih pake tangan, sering-sering cek nearby. Kali aja ketemu bidadari komplek, hahahaha.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd