Memenuhi Hasrat Penasaran
Setelah percakapan tersebut akhirnya Sarah sorenya bersiap mendatangi kontrakan Destra. Kontrakan Destra cukup jauh. Tiga kilo meter dari perumahan Sarah. Jarak yang lumayan hebat untuk dipikul Destra dalam mencari nafkah setiap harinya.
POV Destra:
Sore ini aku menjaga adikku yang sedang terbaring lemah di ranjang. Kulihat keringat bercucuran sedikit demi sedikit dari tubuhnya. Sebenarnya dari tadi siang aku ingin membawanya ke dokter tapi Sarah menahanku. Tak berapa lama kudengar suara mobil di depan kontrakanku. Feelingku mengatakan bahwa suara mobil tersebut adalah milik seorang bidadari yang luar biasa cantik. Akupun bergegas ke arah pintu kontrakanku dan kulihat dari jendela ada Sarah yang sedang membawa perlengkapan ala dokter.
Kulihat penampilannya sangat menarik. Sarah menggunakan rok cream polos se-lutut dan mengenakan baju putih polos. Parasnya sangat elok. Wajahnya polos dan menarik. Hatiku berdetuk kencang meliatnya dari jendela. Antara bahagia, takut dan khawatir. Semua rasa bercampur aduk di dalam diriku. Segera kubuka pintu kontrakanku dan bergegas mengangkat kopernya. Ketika baru membuka pintu kontrakanku, kucium aroma parfum yang sangat wangi namun tidak pekat.
“Ini pasti bau parfum sang bidadari”. ucapku
“Mobil Sarah bisa masuk gang ternyata...” ucapku sambil memberikan senyum terbaik.
“Ia. Tadi hampir aja menyentuh pagar rumah orang. Untung parkiran mas muat untuk mobilku ya..” ucapnya sambil tertawa.
“Gimana mas keadaan adiknya?”
“Masih lemas tak berdaya.” Keluhku
Kami menuju kasur adikku. Sarahpun membuka koper besar yang ia bawa. Ternyata banyak barang-barang yang tidak asing yang pernah kulihat seperti di puskesmas dan di film-film.
Sarah cukup lama memeriksa adikku yang berbaring di kasurnya. Setengah peralatan medis yang ada di dalam copernya ia gunakan untuk memeriksa adikku. Aku masih tidak bisa berkonsentrasi kepada adiku karena aroma parfum yang digunakan Sarah masih melekat kuat di hidungku. Aroma parfum tersebut seolah-olah berkata “ada malaika yang hadir di kontrakan ini kala kau mencium wangi parfum ini”
“mas, adiknya kena typus. Perkiraan sembuh 3 hari setelah minum obat. Obatnya nanti akan saya bawakan ke mas. Saya punya kenalan di salah satu apotik . jadi mas ga perlu khawatir” Ucapnya sambil mengembalikan peralatan medis ke dalam koper
“biayanya berapa Sarah ?” balasku
Aku khawatir apabila aku tak sanggup membayar kunjungan dari malaikat yang datang ke kontrakanku.
“tak perlu bayar mas. Cukup jaga kondisi adiknya saja. nanti malam saya bawakan obatnya ke kontrakan mas” ucapnya sambil tersenyum
Aku kaget sekaligus sungkan.
“Jangan begitu Sarah mbak. Mbak datang kesini juga mengeluarkan biaya bensin kan ? dan mengeluarkan tenaga dan pikiran kan……” keluhku.
“sudah tidak apa-apa mas” ucap Sarah.
Setelah kejadian itu kedekatan mereka cukup intens.
-----------------------------------------------------------------------
Beberapa minggu kemudian Sarah tepat jam 05:00 pagi Sarah mengenakan celana training hitam dan berbaju biru tua bersiap untuk berlari keliling komplek perumahannya. Perumahan itu cukup sepi. Terlihat belum ada aktifitas apa-apa di semua rumah di komplek itu.
“wah udara cukup segar ya…..” ujarnya sambil merenggangkan tangannya keatas dan menarik nafas cukup dalam….
Ia menutup pagar rumahnya dan kemudian mulai berlari di komplek perumahannya. Jalan di perumahan itu cukup luas. Dan banyak dihiasi banyak pohon-pohon rindang besar …….
Baru beberapa langkah berjalan tiba-tiba ada dua pria berbadan besar, bertopeng datang dari belakang menyergap Sarah. Satu pria memegang mulut dan lehernya dengan kuat. Pria yang satunya lagi memegang kaki si Sarah memastikan agar Sarah dapat diseret dengan mudah. Sarah di seret kembali kerumahnya.
“hmmmmmmmmmmppppppppppp”…………………..
“Diam kau jalang………… “
“Diammmm….”
Ucap kedua pria itu
Sarah berusaha memberontak dan mencoba melepaskan tangan pria-pria yang memegang leher, mulut dan kakinya. Namun tenaga si wanita itu benar-benar terbatas. Tangan pria itu terlalu kuat sehingga ia tak mampu membuat perlawanan yang berarti. Sesampainya di teras salah satu pria yang memegang kaki si wanita berusaha dengan cepat mengambil kunci dari kantong celana training si Sarah dan membuka pintu rumah Sarah. Pria-pria itu menyeret Sarah masuk ke dalam rumah Sarah……..
Rumah Sarah cukup luas dan terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama memiliki dua buah kamar tamu. Naik ke Lantai dua terdapat dua buah kamar dan ruang dapur. Yaitu kamar Sarah dan kamar khusus untuk home theater sekaligus tempat bermain musik. Kamar yang terdapat home teather tersebut memiliki peredam yang cukup kuat sehingga dapat menahan berbagai suara keras yang dihasilkan oleh sound theater serta alat musik milik Sarah. Lantai ketiga hanya terdiri dari satu buah kamar yang cukup luas. Kamar tersebut milik orang tua Sarah. Kamar milik orang tua biasanya selalu terbuka namun semenjak sang ayah sakit di surabaya kamar tersebut selalu terkunci rapat. Sayang sekali rumah tersebut tidak memiliki sistem pengamanan yang standar. Rumahnya dibiarkan tidak memiliki CCTV.
Sarah di seret ke kamar tamu kemudian diikat di sebuah kursi yang terdapat di kamar tamu tersebut. Tangan Sarah terikat ke belakang kursi, kaki Sarah diikat ke masing-masing kaki kursi bagian depan yang ia duduki dan Mulut Sarah disumpal dengan handuk mandi yang terlillit di kepalanya ditambah dengan lakban hitam melilit handuk tersebut agar handuk tidak mudah longgar. Setelah mengikat Sarah, kedua pria besar tersebut berkeliling untuk melihat barang-barang berharga apa yang bisa diambil.
Setelah menemukan barang berharga kedua pria bertemu dengan membawa emas, perhiasan dan dokumen-dokumen berharga yang milik pemilik rumah itu.
pria bertopeng putih : “Wanita itu kita baiknya apain bos?”
pria bertopeng kuning :“Yasudah kita biarkan saja terikat dan kita kabur dari rumah ini”
pria bertopeng putih : “Apa tidak sebaiknya kita perkosa dulu saja bos?”
pria bertopeng kuning: “Tidak !!! Waktu kita tidak banyak. Nanti takutnya ada orang curiga atau bertamu ke rumah ini. ”
pria bertopeng putih : “bukankah kita sudah mengawasi rumah ini sejak lama bos? Dan kita tau bahwa wanita ini tidak memiliki siapa-siapa di rumah.”
pria bertopeng kuning: “terlalu beresiko… kita bisa membeli wanita di luar dengan harta yang sudah kita bawa ini”
pria bertopeng putih : “baiklah kalau begitu.. mari kita kabur bos”
Para pencuri itu kabur menggunakan mobil Sarah. Karena panik pintu rumah dan gerbang dibiarkan terbuka. Di dalam ruang tamu, Sarah sedang pasrah dan menangis. Dia berharap mendapatkan pertolongan dari seseorang di luar sana. Setelah ditinggal kabur kurang lebih setengah jam oleh para perampok, tiba-tiba Destra dengan gerobak usangnya melewati rumah si Sarah dan menemukan ada keanehan di rumah Sarah. Dia merasa aneh karena gerbang dan pintu rumah Sarah terbuka. Mobil yang biasa terparkir gagah di depan rumahnya juga tidak ada.
“Tidak mungkin Sarah meninggalkan rumahnya dengan keadaan pintu dan gerbang terbuka seperti itu. Pasti ada yang aneh” ucap Destra
Destra sangat penasaran dan khawatir ia mencoba memarkirkan gerobaknya di depan rumah Sarah. Destra kemudian masuk kerumah itu dan mencari tau apa yang sedang terjadi.
“Sarahh……. Sarah….. Sarah…” teriak Destra
Destra mencoba menyusuri setiap kamar yang ada di lantai satu dan menemukan wanita cantik putih berambut sebahu yang mengenakan celana training hitam dan berbaju biru tua terikat di kursi dan sedang menangis dan merintih……
“Sarahh……. Kamu tidak apa-apa kan ? apa yang terjadi ucapnya sambil berdiri di hadapan Sarah dan berusaha membuka mulut si Sarah”
“aku……….aku disergap mas……. Rumahku kayanya dirampok” ucapnya menangis dan merintih
To be continued
-----------------------------------------------------------