Rintik hujan di sore hari, usai lelahnya langkah kerja, Menyisir jalan yang basah, hati merindu dalam sepi tak terkira. Ada wanita dalam mimpi, yang tak pernah nyata di mata, Namun hadirnya bagai nyanyian, dalam setiap tetes hujan yang berdera.
Di setiap kumpulan kecil, wajahnya seolah terlukis, Dalam gemericik yang lembut, namanya lirih terucap tak terelakkan. Dia bagai angin sepoi-sepoi, yang tak pernah kau raih, tak pernah kau miliki, Tapi aroma kehadirannya, bagai tanah basah, mengisi relung-relung hati yang gersang.
Sore ini, hujan memanggil, membawa pesan rindu yang tak bertepi, Untuk wanita yang selalu ada, dalam doa, dalam mimpi yang tak terperi. Langkah kaki berdetak pelan, menelusuri kenangan yang tak pernah tercipta, Hati bertanya, "Siapakah kamu, wahai cinta yang tak pernah ku jumpai?"
Di depan sana, payung-payung berwarna berlalu lalang, Tak ada yang meneduhkan dia, wanita yang selalu dalam bayang. Namun hujan rintik ini, seperti harapan yang tak pernah layu, Mungkin suatu hari, di sore yang basah, dia akan datang, nyata dan tahu.
Sampai saat itu tiba, hujan akan terus berbisik, menyimpan kerinduan dalam setiap tetesnya, untuk wanita yang tak pernah terlihat. Di sore hari yang mendung, hati ini akan terus berharap dan berdoa, Bahwa suatu hari nanti, hujan akan membawa dia, ke dalam pelukan jiwa yang terjaga
Di setiap kumpulan kecil, wajahnya seolah terlukis, Dalam gemericik yang lembut, namanya lirih terucap tak terelakkan. Dia bagai angin sepoi-sepoi, yang tak pernah kau raih, tak pernah kau miliki, Tapi aroma kehadirannya, bagai tanah basah, mengisi relung-relung hati yang gersang.
Sore ini, hujan memanggil, membawa pesan rindu yang tak bertepi, Untuk wanita yang selalu ada, dalam doa, dalam mimpi yang tak terperi. Langkah kaki berdetak pelan, menelusuri kenangan yang tak pernah tercipta, Hati bertanya, "Siapakah kamu, wahai cinta yang tak pernah ku jumpai?"
Di depan sana, payung-payung berwarna berlalu lalang, Tak ada yang meneduhkan dia, wanita yang selalu dalam bayang. Namun hujan rintik ini, seperti harapan yang tak pernah layu, Mungkin suatu hari, di sore yang basah, dia akan datang, nyata dan tahu.
Sampai saat itu tiba, hujan akan terus berbisik, menyimpan kerinduan dalam setiap tetesnya, untuk wanita yang tak pernah terlihat. Di sore hari yang mendung, hati ini akan terus berharap dan berdoa, Bahwa suatu hari nanti, hujan akan membawa dia, ke dalam pelukan jiwa yang terjaga
