Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Ibu Kost dan ke 3 anak perempuannya S2

Saat ini aku sedikit sadar. Sebaik apapun orang terlihat di luar pasti memiliki sisi gelap sekecil apapun itu. Dan semua itu pasti akan terlihat, apalagi saat dia mulai tertekan ataupun kesepian.

Setelah kejadian itu.. malamnya aku termenung lagi tak bisa tidur.. memikirkan kejadian beberapa minggu terakhir.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan keluarga ini.. dengan mudahnya mereka berhubungan seks dengan seseorang yang baru beberapa bulan bertemu.. bahkan untuk mbak indah, aku baru pertama kali bertemu dengannya" Gumamku. "Ini sebenarnya Keberuntungan atau nasib sial mendapat kost dengan keluarga seperti ini" Pikirku.

Sesaat aku memikirkan adik mereka. "Apa Dini akan jadi seperti mereka.. atau bahkan sudah memiliki nafsu yang sama seperti ibu dan kakak-kakaknya. Aku agak takut memikirkannya.. aku berharap Dini bukan gadis seperti itu". Gumanku.

Jam sudah menunjukkan jam 1 pagi. Aku yang mulai mengantuk tak mau memikirnya lebih panjang lagi. Aku pun hanya membiarkannya mengalir.





Siomay


5 Hari sudah berlalu.. Mbak icha belum juga memanggilku untuk kerumahnya lagi, aku juga tidak merasa ada yang mengintipku lagi tiap pagi. "Mungkin suaminya sedang di rumah atau dia harus berangkat kerja pagi" Pikirku.

Hari ini merupakan hari selasa.. saat Dini memberi tahu ku, kalau ujiannya sudah selesai.

WA Dini : "Kaaakkk.."

WA Aku : "Eyy... gimana ujiannya?"

WA Dini : "Aman kak.. pagi tadi terakhir sih.."

WA AKu : "Udah libur dong?"

WA Dini : "Ya belom dong kaaakkkk.. Liburnya masih minggu depan"

WA Aku : "Ohhh.. kirain dah libur"

WA Dini : "Kakak kayak gak pernah sekolah aja.. hahaha"

WA Aku : "Kakak lupa.. kan udah lama.. hahah"

WA Dini : "Haha.. emang kenapa kakak nanya jadwal libur? Mau ajak aku liburan yah?"

WA Aku : "Enggaklah.. duit darimana? haha"

WA Dini : "Haha.. emang kakak belom dapet kerja?"

WA Aku : "Belom nih.. kemaren sih udah lolos interview ke dua, tapi belom ada panggilan lagi"

WA Dini : "Masih lama dong kado ku.. haha"

WA Aku : "Iyaaahh.. maap yahh.. hehe"

WA Dini : "Yaahh.."

WA Aku : "Btw kamu lagi ngapain?"

WA Dini : "Gak ada.. paling mau masak bentar lagi kak"

WA Aku : "Di rumah mbak icha? kok masak sendiri?"

WA Dini : "Iyah.. soalnya kak icha belom pulang.."

WA Aku : "Ohh.. suami mbak icha emang gak ada?"

WA Dini : "Kemaren sih sempet di rumah 3 harian.. terus dari minggu belum pulang lagi.. emang kenapa kak?"

WA Aku : "Gak papa.. cuma nanya aja"

WA Dini : "Ohhh.."

WA Aku : "Btw kamu abis makan main sini dong.. ada yang mau kakak tanya nihh"

WA Dini : "Enggak aahh, capek aku masih kak.. emang nanya apa sih?"

WA Aku : "Ada laahhh.. makanya kamu kesini."

WA Dini : "Lewat WA aja kenapa.."

WA Aku : "Gak bisa.. harus ketemu adek langsung.."

WA Dini : "Besok aja ya kak... aku beneran capek ni.."

WA Aku : "Hmmm... oke dehh" Agak kecewa.

WA Dini : "Tapi besok agak siang kayaknya.. aku masuk sekolah dulu"

WA Aku : "Ngapain masuk sekolah? kan udah gak ada pelajaran.."

WA Dini : "Gak tau kak.. di suruh tetep masuk.. paling absen doang bentar.."

WA Aku : "Ohh ya udah deh.. Sampe besok ya.."

WA Dini : "Iya kak.. bye.."



Keesokan hari pun tiba.. Setelah mandi aku hanya duduk-duduk di teras sambil menunggu Dini datang. Sampai jam 11 terdengar ada yang membuka kunci di gerbang saat kulihat di tangga ternyata mbak Icha.. masih dengan seragamnya. Terlihat lekukan bokongnya melewatiku.


Aku : "Eh cha.. tumben ke sini siang-siang.."

Icha : "Iya den mau bersih-bersih kost dulu.. tadi pagi gak sempet kesini soalnya"

Aku : "Ohh.. si Dini udah pulang cha?"

Icha : "Udah tadi bareng.. lagi mandi kayaknya di rumah.. katanya sih mau kesini, kangen rumah dia bilang"

Aku : "Ohh.."

Icha : "Ya udah deh den.. aku lanjut bersih-bersih dulu"

Aku : "Oh iya cha.."


Kami berdua bercakap santai seakan tak terjadi apapun minggu lalu.


Tak lama terdengar lagi suara gerbang terbuka. Dan kali ini benar Dini yang datang dengan hijab melingkar di dada, kaos hitam lengan panjang.. dan celana jeans panjang lebar.


Dini : "Hai kak.. nungguin yah?"

Aku : "Kagak.. biasa aja.."

Dini : "Ihh kakak mah.. gitu mulu.. aku pulang nih" Ancamnya

Aku : "Ehhh jangan.. becanda kann.. haha.. kayak gak ngerti kakak aja kamu.. haha"

Aku : "Sini duduk.." Ku arahkan duduk sebelahku di kursi panjang teras.

Aku : "kamu udah makan?" Aku basa-basi..

Dini : "Belom" Terlihat Jutek

Aku : "Jangan jutek doongg.. kan kakak becanda tadi.."

Aku : "Nanti kalo ada Siomay lewat kakak beliin dehh"

Dini : "Tapi aku maunya Cilokk"

Aku : "Ya udah nanti kalo lewat kakak beliin yahh.. "

Dini : "Yeaa.."


Terdengar Icha yang sedang menyapu sambil mendekat.


Icha : "Kalian kok ngobrol kayak orang pacaran ya.."

Aku : "Eh mbak icha.."

Dini : "Biarin aja.. weekk" Sambil merangkul tanganku depan kakaknya.

Icha : "Dekk.. kamu ngapain sih megang-megang gitu.. Lepasin gak?!!"

DIni : "Kak Icha ngiri yah? hahah"

Icha : "Ihh di bilangin susah bener.." Sambil menjewer kuping Dini.

Dini : "Iya kak.. ampun..ampun..ampun.. kan cuma bercanda.. lagian kak deny udah ku anggep kakak sendiri kok"

Icha : "Ya gak usah megang-megang juga.. bukan muhrim tauk"


Aku yang merasa aneh dengan ucapan Icha.. hanya terdiam melihat mukanya.


Dini : "Iya deh maap.." Sambil mengusap kupingnya yang kesakitan.


Setelah menyapu teras.. Icha langsung kebelakang mengembalikan gagang sapu. Sesaat kemudian handphoneku mendapat notif WA.


WA Icha : "Kamu jangan maen-maen loh sama Dini.. Awas aja kalo sampe Dini kenapa-napa"

WA Aku : "Enggak lahhh.. emang mau ngapain.. hahah"


Lalu Icha menghampiri kami lagi..


Icha : "Udah yuk din, pulang.. kakak udah laper ni."

Dini : "Enggak ah.. aku mau disini dulu"

Icha : "Heh.. jangan ngeyel.. udah yuk pulang." sambil menarik tangan Dini.

Dini : "Kakak mah.. gak asik"

Icha : "Lagian kalo laki-laki sama perempuan berduaan yang ketiganya itu setan"

Dini : "Ya kak icha setannya"

Icha : "Hehh.. kurang ajar"

Aku dan Dini : "Hahaha.."

Dini : "Ya udah aku pulang dulu ya kak den.."

AKu : "Okayy bye.." Jawab ku kecewa.


WA Dini : "Maap ya kak.. besok aku ke sini lagi kok" Notif WA di handphoneku.


Keesokan harinya.. Hari kamis pagi aku sudah terbangun.. walaupun kegiatan ku masih sama.
Aku hanya duduk di teras menunggu Dini sepanjang siang. Sampai sekitar jam 11 ku dengar kunci gerbang depan terbuka.

Dini masuk terlihat dari celah tangga dan dia pun langsung naik ke atas.. karena memang rumah ibu kost terkunci. Dini masih menggunakan baju sekolah dengan rok panjang lebar abu-abu, hijab putih menutupi dada dan dasi abu-abunya.

Aku : "Kok masih pake seragam.. emang kamu gak pulang dulu?"

Dini : "Gak ahh males.. di rumah lagi ada suaminya kak icha.. kerjaannya berantem mulu'"

Aku : "Ohh gitu.. emang mereka sering berantem?"

Dini : "Tiap hari kak.. kalo suaminya lagi di rumah"

Aku : "Emang kenapa mereka berantem?"

Dini : "Gak tau juga sih.. kayaknya gara-gara suaminya keluyuran mulu deh.."

Aku : "Ohh.. ya udah, kamu mau minum apa? kakak mau kewarung dulu ni."

Dini : "Serah kakak.. aku ikut aja"

Aku : "Ok.." Aku sambil berjalan turun melirik Dini yang sedang membuka hijab putihnya.


Tak lama aku kembali membawa beberapa cemilan dan minuman.. Terlihat Dini sedang duduk di teras tanpa hijab dan rambut yang di ikat kuda, hanya baju putih dan rok abu-abu sedang main handphonenya.

Aku yang sambil jalan menelan ludah melihat keringat mengalir di leher putihnya.


Aku : "Nih dek.." Sambil menyodorkan minuman.

Dini : "Makasihh.."

Aku : "Sama-sama.."

Dini : "Bentar kak, aku mau cuci muka dulu" Sambil berjalan ke wastafel dekat kamarku.

Aku : "Ok.."


Setelah cuci muka dia kembali keteras dengan muka basah kuyub. Dan terlihat air menetes di seragam putihnya..


Dini : "Kakak ada handuk gak?"

Aku : "Ada, tuh di jemuran punya kakak yang warna biru.. pake aja"


Diapun langsung mengeringkan mukanya dengan handuk yang biasa ku lilitkan pinggang menutupi penisku. Setelahnya dia duduk di sebelahku sambil membuka TehK*tak yang tadi ku beli.


Dini : "Kakak mau nanya apa sih? bikin penasaran aja deh"

Aku : "Enggak adaa.. kakak pengen di temenin kamu aja di sini.."

Dini : "Kakak ihh.. gak jelas banget sih" Mukanya agak merah.

Aku : "Hahaha.. becanda kok.."

Aku : "Jadi gini.. kakak kan kemaren ketemu mbak indah.. kalo gak salah 2 minggu lalu.. terus kakak jadi inget, kamu katanya mau cerita tentang mbak indah.. emang ada apa sih sama mbak indah?"

Dini : "Hmmmmm.. kirain apaan.. ternyata kakak penasaran juga.. haha"

Aku : "Dikit sihhh.. haha"

Dini : "Enggak ah.. nanti kakak cerita ke orang-orang.. kan itu aib keluarga kak"

Aku : "Enggakk.. ngapain kakak bongkar aib keluarga yang udah nampung kakak"

Dini : "Janji..?" Sambil menunjukkan janji kelingkingnya.

Aku : "Janji..!" Sambil ku raih kelingkingnya dengan kelingkingku.

Dini : "Ok jadi gini.. Slurrppp *nyeruput TehK*tak. Ini aku juga di ceritain Mbak Icha ya kak.."

Aku : "Ok.."

Dini : "Jadi aku takut kalo salah-salah.."

Aku : "Ok gapapa.. terusin aja"


"Ternyata Icha juga tau kakaknya begitu" Batinku.


Dini : "jadi awalnya pas aku masih SMP kelas 2.. berati kak Indah jaman kuliah semester 4 kalo gak salah. Aku pernah mergokin mbak indah lagi masukin 'Itunya' pake jari"

Aku : "'Itunya' apa?" Pura-pura bodoh.

Dini : "Ihh kakak mah.. pura-pura gak tau.."

Aku : "Apa emang?"

Dini : "Ini lohhh iniii..." Sambil nunjuk ke arah kemaluannya.

Aku : "Ohh.. HA? Dimana?" Aku memang pura-pura bodoh.

Dini : "Disini kak.. di kursi"

Aku : "Ini? kursi yang lagi kita dudukin..?"

Dini : "Iya.. Jadi dia kayak duduk ngangkang kakinya di kursi gitu terus sambil di rekam pake HP.. kayaknya HP nya di taro di POT deh seingetku.."

Aku : "Duduknya gimana emang mbak indah?" tanyaku pura-pura bodoh lagi.

Dini : "Gini loh kak.." Terlihat bersemangat sambil di praktekkan duduk dengan kaki terangkat di kursi sambil mengangkang.. tapi Belahan dan pahanya tertutup rok panjang abu-abunya.

Aku : "Ohh gitu.. Gila juga mbak indah ya"

Dini : "Hu'um"

Aku : "Kok bisa gitu sih mbak indah?"

Dini : "Kalo kata mbak Icha sih emang mbak Indah nafsunya gak normal.. Mbak icha juga pernah mergokin mbak Indah sebelum aku.. itu malah sampe mbak indah mau di usir sama papah"

Aku : "Berarti kelurga mu tau semua dong kelakuan mbak indah?"

Dini : "Taulah kak.."

Aku : "Waduhhh, terus-terus"

Dini : "Terus apa?"

Aku : "Terusin ceritanyaaa.. hadeehh"

Dini : "Ohh.. ya terus papah sama mamah marah besar waktu aku mergokin itu.. sampe kak indah ditampar sama papah."

Dini : "Tapi abis di tampar papah kayaknya mbak Indah belom kapok deh. Soalnya aku pernah diliatin sama mbak icha. Foto mbak indah lagi megang mainan kayak kontol karet gitu.. Aku juga gak tau mbak Icha dapet dari mana foto itu."


Aku yang mendengar kata 'kontol' dari mulut Dini mulai merasakan gejolak di dalam celana bolaku.


Aku : "Hmmmm... kamu ngarang yaaa? mana mungkin mbak indah yang pake cadar bisa kayak gitu." Pura-pura bodoh.

Dini : "Yeee.. kakak gak percaya'"

Aku : "Emang apa buktinya? Mbak indah kayak gitu"

Dini : "Tsk.." Sambil meraih handphone di saku dada nya.


Lalu Dini membuka galeri foto di handphonenya dan di tunjukkanya foto Mbak indah Closeup wajahnya sambil tertempel penis mainan di pipinya.


Dini : "Percaya kan sekarang?"

Aku : "Hmmm.. , Photosh*p paling ini mah.. boongan nih"

Dini : "Ihh.. masih gak percaya aja. Aku masih ada bukti lain kok.." Terdengar dia tak mau menyerah meyakinkanku.

Aku : "Mana?"

Dini : "Tapi di laptop ku.. nanti deh ku kirim"

Aku : "Yahhh.. masih lama itu mahh"

Dini : "Lagian kakak gak percaya.. "

Aku : "Bukan gak percayaa.. ya kakak kan ketemu mbak indah keliatan alim banget pake cadar lagi"

Dini : "Yee.. kakak gak tau aja..jangan asal nilai orang dari luar deh.."

Aku : "Iyaaahh.. kalo itu kakak tauu hahaha.."

Dini : "Btw kakak.. ketemu mbak indah dimana?"

Aku : "Di sini lahh.. pas kakak mau masak mie kalo gak salah" Bohongku.

Dini : "Ohh.. Tapi aku belum pernah sih liat kak Indah sama cowok"

Aku : "Mbak indah sukanya sama cewek yah?"

Dini : "Ehh.. dah gila kali kakak.. emang bisa pacaran cewek sama cewek? ngawur aja"

Aku : "Ya bisa kali.. mana kakak tau.. hahah" Aku pura-pura polos.

Dini : "Pernah juga loh ketauan sama mamah beberapa kali. Pas aku SMA kelas 1 kalo gak salah, sebelum mbak Indah nikah.. Itu malah lebih parah"

Aku : "Kenapa emang?"

Dini : "Ya begitu.. Parahnya di biarin aja sama mamah. Kata mamah "kalo kamu mergokin mbah Indah jangan bilang-bilang ke papah"

Aku : "Kok bisa?"

Dini : "Katanya takut papah marah lagi.. kan papah mulai sakit-sakitan semenjak aku SMA"

Aku : "Ohhh.. terus mbak indah makin bebas dong"

DinI : "Iyaa.. semenjak mamah bilang gitu.. kalo aku liat mbak Indah udah gelagatnya aneh-aneh ku biarin aja"

Aku : "Gelagat aneh gimana?"

Dini : "Ya kayak gitu.. entar kakak tonton aja sendiri lah"

Aku : "Nonton apaan?"

Dini : "Ya nanti lahh.. katanya mau bukti.. kok sekarang malah penasaran? hahah.."

Aku : "Enggak.. siapa yang penasaran? biasa aja"

Dini : "Muka kakak merah hahaha"

Aku : "Yeee.. Bentar ahh.. kakak mau ke kamar mandi dulu"

Dini : "Ngapain kak?"

Aku : "Ya kencing lah.." Aku sambil berlari menutup celana ku agak ketat.

Dini : "Kirain mau benerin celana.. hahaha"


Sambil mengunci pintu kamar mandi. "Jangan-jangan Dini tau kalo celanaku membengkak dari tadi.." Gumamku panik.


Aku yang masih panik penisku belum turun.. ku coba Onani sambil membayangkan tubuh mbak Indah.

5 menit kemudian akhirnya aku klimaks juga, ku tumpahkan semua ke dinding kamar mandi dan penisku mulai lemas.. Aku pun tergesa-gesa langsung kedepan, takut Dini mikir yang enggak-enggak karena aku kelamaan di kamar mandi.


Dini : "Lama bener kencing doang kak..?"

Aku : "Ehh.. tadi perut kakak sakit, jadi sekalian BAB"

Dini : "Ohhh.."


Tiba-tiba kang siomay lewat.


Aku : "Kamu mau siomay gak?"

Dini : "Mauuu.. aku gak pake pare ya kak"

Aku : "Siomay nya pake?"

Dini : "Ya pake lahhh"

Aku : "Hahaha.."


Saat aku naik keatas.. aku tak melihatnya di teras.. lalu dia datang dari arah kamar mandi yang tadi ku pake.


Dini : "Ihhh.. kakak jorok banget sih.. lain kali di siram dong"


Aku yang masih memegang dua plastik siomay di kedua tanganku.. panik tak karuan.

"Ha? emang tadi belum ku siram ya? jangan-jangan maniku masih bececeran di dinding lagi.." Batinku.



Dini : "Bau Pesing tau.. kalo kencing tu di siram yang bersih"

Aku : "Ehh.. maap tadi kakak buru-buru" Jawabku masih panik.


Aku yang menaruh plastik siomay di meja langsung pergi ke kamar mandi lagi.

Ku lihat dindingnya memang bersih. "Hufft.. untung aja.. ku kira belum aku siram air mani ku tadi" Gumamku di pintu kamar mandi.


Dini : "Kakak ngapain?"

Aku : "Enggak.. kakak kira masih bau pesing tadi kamar mandinya.. makanya kakak cek"

Dini : "Udah aku siram kok tadi kak"

Aku : "Ohh.. makasih yaa.."

Dini : "Lain kali di siram juga yang di dinding"


"Sebenarnya dia liat air mani ku gak sih?" Pikirku penasaran.


Aku : "Ehh iya deh.. besok lagi kakak gak lupa.. hehe" Jawabku agak panik.

Dini : "Ehh btw kakak besok ada acara gak?" Sambil makan siomay.

Aku : "Enggak ada.. Kenapa emang?"

Dini : "Besok Ke Mall yuk.."

Aku : "Ngapain?"

Dini : "Temenin aku jalan-jalan lahh.. pengen refreshing nii.. kan abis ujian"

Aku : "Tapi kan kakak.."

Dini : "Udah kakak jangan mikirin apa-apa.. biar aku nanti yang bayarin ongkos nya"

Aku : "Hmmm.. oke deh"


"Sebenarnya agak gengsi juga, masa' jalan yang bayarin cewek, mana umurnya jauh lebih muda lagi" Batinku.


Tiba-tiba Icha telfon Dini..

Telfon Icha : "Assalamualaikum.. Kamu dimana kok belom pulang?" Terdengar agak marah.

Telfon Dini : "Waalaikumsalam.. ini lagi di jalan.. bentar lagi nyampe kak"

Telfon Icha : "Yaudah buruan.." Suaranya terdengar kesal. Mungkin abis berantem dengan suaminya.

Telfon Dini : "Iya kakkk.."


Telfon langsung di tutup Icha tanpa salam.


Dini : "Ya udah kak.. Aku mau pulang dulu yah.. takut mbak Icha marah lagi" Sambil memakai jilbabnya.

Aku : "Ya udah .. eh besok jam berapa kita?"

Dini : "Gak tau sih kak.. nanti ku kabarin deh.."

Aku : "Ohh.. oke"

Dini : "Bye kak.. Wassalamualaikum.." Sambil turun tangga.

Aku : "Waalaikumsalam.."



Malam harinya sekitar pukul 11.40.. aku yang hampir tertidur setelah main game dari sore tiba-tiba mendapat notif dari Dini.

WA Dini : *Mengirim 3 Video

WA Dini : "Jangan di sebar ke orang-orang loh kak.."

WA Aku : "Video apaan ini Din?"

WA Dini : "Bukti yang tadi kakak minta.."

WA Aku : "Bukti apaan?"

WA Dini : "Hadeeehhh.. Tonton aja lah kak.. byeee"


Tak pakai lama ku play video pertama yang berdurasi cukup pendek.

Terlihat sosok wanita dengan Hijab segi tiga sedada tanpa cadar dan baju lengan panjang dan rok lebarnya yang ternyata Mbak indah. Dia sedang duduk-duduk di kursi teras atas sambil bersandar. Sambil menghadap camera yang sepertinnya di taruh agak kebawah, mungkin di Pot bunga.

Aku pause sejenak video mbak Indah.. dan ku pakai Earphoneku. Sambil berpikir "Jangan-jangan ini video yang di ceritain Dini tadi" Pikirku.


Jantungku mulai deg-degan melihat Mbak Indah mulai mengangkat kedua kakinya ke kursi sambil mengangkang dan di singkap rok lebarnya ke pinggang.. Mbak Indah memperlihatkan kemaluannya yang ternyata sudah tidak memakai CD. Dengan paha yang putih dan kemaluannya yang bersih tanpa bulu sedikitpun.

"ahhh.." Desahnya saat kedua jarinya menyentuh bibir vaginanya.

Digosoknya perlahan.."Ahhh.. aahhh.. sshhh.. ahhh" Desahnya pelan.

4 Menit kemudian.. dia menjilat ke dua jari nya.. dan mulai di masukkan perlahan ke liang vaginanya yang sudah basah.

"Arrhhhmpp.. hhmmppp.. aahhhmmppp.. hhhmmppp" Desahnya sambil menutup mulut dengan tangan kiri. Mungkin takut terdengar dari bawah.

Makin lama gerakannya makin cepat, sambil menutup mata.

"AArrrrhhhmmmppp... aaarrrmmppp.. aarrrkkhhhmmmppp.. aaarrrmmppp.. aaahhkkkkmmpp.. aaahhh.. ssshhhh... aahhhhh...aaahhh" Desah mbak indah tertahan.


3 Menit kemudian.. Terdengar suara Dini dari atas tangga.


"Iiiihhh...Kak Indah ngapain?". Mbak Indah yang kaget pun langsung menutup kemaluannya yang hampir klimaks.

Sambil berlari kebawah Dini pun berteriak.. "Maaahhh.. maaaaahhh.. maaahhh".

Mbak Indah : "Aduhhh.. mati gw" Sembari mematikan handphonenya.


Aku pun terdiam sejenak.. antara tegang atau ikut panik melihatnya. "Untung Dini yang mergokin.. kalo anak kost udah habis itu mbak Indah" Batinku.




Aku yang masih penasaranpun langsung membuka video kedua.

Di video kedua kulihat video portrait wajah seseorang agak closeup dengan kondisi lampu mati.. jadi hanya wajah dengan dengan cahaya lampu handphone. tak selang lama lampu pun menyala. "Seperti wajah mbak Indah" Gumamku. lalu handphone di taruh agak jauh dan ternyata benar saja, terlihat mbak indah dari ujung kepala sampai lutut sedang berdiri di dalam toilet yang sepertinya tidak asing bagiku, yaitu toilet kost-kostan.

Mbak indah terlihat hanya menggunakan kaos lengan pendek ketat warna hitam dengan gambar di tengahnya, celana jeans di atas lutut agak robek dan rambut hitam model bob medium seperti mamahnya. Kulit lengan dan paha yang terlihat agak kecoklatan dan wajah bersih tanpa makeup.

Lalu mbak indah terlihat mulai membuka kaos hitamnya.. dan terlihat BH warna coklat halus tanpa bordir menutupi payudaranya. Lalu dia mulai membuka kancing dan celana sembari mendekat ke kamera dan berbalik badan sehingga hanya terlihat punggung sampai atas lututnya saja. Terlihat celana jeans yang di jatuhkan perlahan dan mulai nampak CD putih dari belakang menutupi pantatnya.

Kembali dia berbalik badan, Di naikkan 1 kakinya di atas ember sambil mengangkang.. di bukanya sedikit celana dalamnya dan di perlihatkan vaginanya agak basah dengen bulu tipis..

Di tempelkan jari tengahnya di bibir vagina yang agak basah. "SSshhhh.. basah anjing" Desahnya. Mulai di gosok perlahan bibir vagina dari balik CD nya.

"Ssshhhh... aahhh.. mmmppph.. sshhhh.. hmmmppp.. haaahhhh.. sshhhh.. mmppp.." Desahnya perlahan.

Tak lama mbak indah mulai mencopot CD putih nya yagg sudah basah.. terlihat bulu kemaluannya agak tebal di atas klirotisnya dan perlahan mbak indah mulai memasukkan jari tengah ke dalam vaginanya. Digerakkan jarinya terlihat keluar masuk dari camera.

"Aaakkhh... sshhh.. ahhh.. sshhhh.. aahh.. aaahh.. aakkhhh.. ssshhhhh.. aahhh.." Desah mbak indah makin kencang seiring gerakannya jarinya yang makin cepat keluar masuk.

Dan tak lama berselang tubuh mbak Indah terlihat bergetar.. dan ""AAaaakkkkkkkhhhhh" Desahnya kencang. Mbak indahpun mencapai klimaksnya sambil berdiri.

"haahh.. haahh.. hahhh.." Suaranya yang terengah-engah dan tangan kanannya yang terus menggosok klirotisnya perlahan.

Lalu di ambil handphone nya dan di taruh bersandar di lantai. Mbak indah mulai berjongkok dilantai dan terlihat dia sudah tidak memakai BH coklatnya dengan posisi menghadap camera sambil mengangkang.

Sambil bersandar dengan tangan, vagina nya yang basah di closeup ke depan camera. Terlihat sangat jelas kulit paha yang masih putih dan payudaranya dengan puting mengeras keatas.

Mbak Indah langsung menggosok klirotisnya lagi.. dan perlahan memasukkan jari tengah dan jari manisnya ke vaginanya yang basah.

"Aaakkkhh... aaahh.. aahh.. aahhh.. aahhhh.. ssshhhh.. aahhh... ssshhh.. aahhh.. aahhhh.. aahhhh.. enak anjjinnngg.. ahhh.. aahhh" Desahnya.

Semakin cepat gerakan jadinya.. terdengar suara becek vaginanya "ccckk..ckk..ckk..chhh".

Dan.. "eeekkkkhh.. Aaaaaarrrrrrrrrrhhhhhhhhhkkkk" Erangnya sambil terduduk dan badan yang bergetar. Dan terlihat seperti air kencing mengalir pelan dari lubang vaginanya.

Aku yang tanpa sadar merabah penisku dari tadi pun ikut klimaks.. mendengar erangan mbak Indah.

"Cantiknya mbak Indah.." Gumamku.

Dengan suara mbak Indah yang masih terengah-engah dia mengambil handphonenya dan video kedua pun berakhir.



Saat ku lihat jam ternyata waktu sudah 01.20. Aku yang kelelahan pun Langsung tertidur.







Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd