Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Ibu Kost dan ke 3 anak perempuannya S2

Rabu Keesokan harinya..

Hari ini Dini masih mengikuti kelas Online, sekitar pukul 8 aku keluar kamar seperti biasa untuk ke kamar mandi. Terlihat Ibu Kost sedang menyapu dekat kamar ku dengan jilbab besar dan daster besar menutupi tubuhnya. Aku yang tak begitu peduli langsung ke kamar mandi tanpa menyapanya.


Siang nya aku hanya duduk depan teras sambil menunggu Dini naik ke atas. Dini yang tak kunjung datang akupun menanyakannya lewat WA. Namun Dini beralasan tidak bisa menemaniku di atas karena kelasnya sedang padat. "Ohh mungkin karena sudah kelas 3 makanya pelajarannya makin banyak" Batinnku.


Sampai sore hari aku belum mendapat kabar dari hasil checkup ku. akupun mulai kawatir tentang hasil lamaranku, akhirnya karena perasaan putus asa.. akupun mulai mencari kerja lagi.







Waist Bag


Keesokan paginya, hari kamis.. aku pun sudah pasrah kalo aku tak akan lolos di perusahaan yang kemarin.. makanya aku berniat berdiam diri saja di kamar sambil mencari kerja.

Hari ini juga dimana Dini kelas Offline lagi.. dan begitupula aku yakin ibu kost akan melakukan sesuatu yang aneh lagi. Akupun mengintip dari jendela sebelum keluar kamar. Karena tak melihat sesuatu yang mencurigakan akupun mengendap-endap pergi ke kamar mandi..


Sampai sore tiba aku mendapat pesan dari Icha.

WA Icha : "Den.. kayaknya bakal mundur lagi ni.."

WA Aku : "Apanya yang mundur cha?"

WA Icha : "Ihhh.. pura-pura bego lagi."

WA Aku : "Hehe.. Emang kenapa cha.. kok mundur lagi?"

WA Icha : "Gw di ajak suami pergi.. kayaknya bakal semingguan nih"

WA Aku : "Emang kemana? Bukannya lu ribut sama suami lu?"

WA Icha : "Katanya sih ngajak liburan.."

WA AKu : "Ohh.. ya udah deh cha.."

WA Icha : "Sorry ya den.."

WA AKu : "Oke cha.."


Aku yang tak tau harus bersikap seperti apa.. hanya diam di kamar sambil mencari kerja lagi.


Saat hari jumat, hari ini Dini masih kelas Offline dan hari ini jadwal Ibu Kost bersih-bersih lagi..
Tapi aku merasa aneh.. saat aku keluar kamar di jam 8. aku tak melihat seorang pun.. dan saat aku coba check turun kebawah juga tidak ada tanda-tanda orang disana. "Ibu kemana?" Batinku.


Di malam sabtu hari itu, sesaat sebelum aku tertidur handphoneku berbunyi..


WA Dini : "Kak.. besok jogging kan?"

WA AKu : "Iya.. kamu mau ikut lagi?"

WA Dini : "Mau.."

WA Aku : "Di jam biasa yahh.."

WA Dini : "Oke.."




Sabtu pagipun tiba, aku terbangun di jam 6 dan bersiap berangkat jogging.. Dini yang sudah siap pun menungguku di teras depan, terlihat Dini dengan hijab hitam melingkar di lehernya, kaos putih lengan panjang dan legging panjang menutupi bokongnya yang menonjol d belakang dan kali ini Dini membawa waist bag melingkar di dadanya. "Entah apa yang d bawanya" Pikirku.




"Mahhh.. aku jogging dulu yah" Teriak Dini dari gerbang.



Kami berlari melalui rute yang sama seperti kemarin.. melewati depan rumah Icha.

Sampai depan rumah Icha..


Dini : "Kak bentar aku haus.." menarik tanganku ke rumah Icha.


"Bukannya Icha sedang tidak ada di rumah?" Batinku.


Lalu Dini mengeluarkan kunci dan membuka gerbang depan rumah Icha.


Aku : "Loh kok kamu buka gerbang sendiri.. emang mbak Icha kemana?" Aku bertanya pura-pura tak mengetahui Icha sedang pergi.

Dini : "Kak Icha lagi per sayang.. " Sambil mengunci lagi gerbang depan rumah Icha.

Aku : "Kemana?"

Dini : "Gak tau.. kata mamah sih pergi sama suaminya"

Aku : "Ohh.."

Dini : "Sini kak.." Dini menyuruh ku duduk di sofa depan TV.

Aku : "Katanya haus.. kok malah ngajak nonton TV?"

Dini : "Kak.. aku mau nagih janji kakak.."

Aku : "Janji apa?"

Dini : "Janji kakak yang kemarin"


Lalu Dini mengeluarkan sesuatu dari waist bag nya..


Dini : "Kakak kan janji mau bantuin aku"

Aku : "I..iya sih" Aku agak gugup.

Dini : "Ini cara nyalainnya gimana?" Dini memegang sebuah Vibrator mini berwarna pink dengan remote hadiah pemberianku.

Aku : "Ehh ini... ini.. gimana yah.." Lalu ku pencet tombol ON di remotenya. dan vibrator yang sedang di pegang Dini mulai bergetar pelan.

Dini : "Ih kok geter kak?"


Entah kenapa aku merasa setiap tingkah Dini sepertinya dia hanya pura-pura tak tau.


Dini : "Coba di pencet lagi kak.. itu tombol di bawahnya" Akupun menurutinya.

Saat ku pencet tombolnya vibrator makin kencang bergetar, dan setiap ku pencet lagi vibratornya memiliki jenis getaran yang berbeda-beda.

Dini : "Ihh lucu yah.. kok bisa geternya beda-beda sih.."


Aku masih curiga Dini hanya pura-pura tak tau.



Setelah mencoba beberapa getaran.



"Kak.. ini caranya gimana?" tanya Dini padaku.

"Hmmmm.. bentar ya.. kakak haus ni.." Akupun pergi ke dapur mengambil segelas air. "Apa yang harus ku lakukan ini.. apa sebaiknya ku bantu saja ya.." Pikiranku makin kacau.

Setelah kembali dari dapur. Aku kembali duduk di Sofa sebelah Dini.


Aku : "Kamu yakin mau nyoba ini?"

Dini : "Mau.."

Aku : "Ya udah.. tapi kamu tahan ya..."

Dini : "He'em"


Perlahan ku ambil vibrator yang bergetar. Dan Dini yang ku minta bersandar di kasur.. perlahan ku tempelkan vibratornya di payudaranya yang tertutup kaos dan BH. "Hhmmmppp.." Suara Dini. ku putar-putar perlahan di payudaranya yang masih tertutup. terlihat Dini melipat bibirnya.

"Gimana?" Tanyaku.

"Geli kak.." Jawabnya.

Perlahan ku angkat kaos putihnya.. terlihat perutnya yang putih mulus dan satu sisi BHnya mulus menutupi Payudaranya. Ku tempelkan lagi di Payudaranya memutar. "Hmmmmpppp..." Desah tertahan.

"Ku buka aja ya sayang.. susah kayaknya kalo begini" Pintaku.

Lalu aku membantunya membuka kaos putih lengan panjangnya. dan Terlihat tubuh Dini ramping dengan BH warna biru terang polos menutupi payudaranya. Ku tempelkan lagi vibrator yang masih bergetar di BH yang menutupi Payudaranya. Dini hanya terdiam melihat BHnya tersentuh vibrator.

Tak berlama-lama Dini lalu menahan tangan ku dan Dini mulai melepas BH yang menutupi payudaranya.


Sesaat aku tertegun melihat Payudara milik Dini yang mungil putih bersih dengan puting yang masih belum terlihat. Aku masih terdiam tak berkedip melihat payudara Dini.


"Kok bengong gitu sayang..?" Tanya Dini.

"Payudaramu cantik banget sayang.." Ucapku.

"Hihi.." Dini hanya tertawa kecil.


Tak mau membiarkannya menunggu langsung ku tempel lagi vibrator yang ada di tanganku. "Aakkhhh... geli" Desah Dini agak mundur. ku putar-putar perlahan vibrator di Payudara kiri milik Dini. Aku yang tak sadar mulai meraih Payudara sebelah kanan dengan tanganku. "Aaakhhhh.." Desahnya lagi. Ku pijit perlahan dengan tangan kiriku payudara milik Dini. "HHmmmmmpp... sshhhh.. hhmmmm... ssshhhh.. ssshhhhh.. ssshhhh... mmmppp" Dini mulai mendesah berkelanjutan.


"Ehh maap sayang.. tangan kiriku nakal yah?" Ucapku.

"Gapapa sayang.. terusin aja.." Sambil meraih tanganku lagi dan menempelkan nya ke payudara kanannya.

Sesaat Dini mulai mendesah lagi aku pun menghentikan kegiatanku dan ku peluk Dini di Sofa. Sambil ku tatap matanya aku mulai mencium bibirnya.. Dinipun membalas ciuamnku kali ini.

Saat aku terhenti terlihat payudara Dini mengantung kecil bergerak. Aku yang ingin melihatnya mendesah lagi.. lalu kuturunkan kepalaku ke bagian Payudaranya. Sambil tersenyum melihatku lalu Dini mulai mendesah saat ujung lidahku bertemu dengan ujung payudaranya. "Akkhhhh.. Geli sayang.." Kumainkan terus lidahku di kedua payudaranya.. sambil ku cium dan ku sedot putingnya yang pink dan masih belum keluar.

Sesaat aku terhenti, aku ambil lagi vibrator dan ku nyalakan lagi.. perlahan kutempelkan lagi di payudaranya dan turun kebawah sampai lubang pusarnya. "Iihhh.. geli sayang.." Ucapnya tanpa ku hiraukan.


"Mau tambah geli lagi gak?" tanyaku manja.

"Geli dimana?" tanya Dini.

"Ini di buka dong.."Pintaku pada Dini untuk membuka selangkangannya yang dari tadi di tutup rapat olehnya.


"Gak ahh.. malu sayang" Ucap Dini.

"Malu sama siapa.. katanya minta di bantuin?"

"I..iya sih.. tapi kalo yang itu aku takut sayang" Ucapnya.

"Gapapa.. kan cuma di tempel doang.."

"Hmmm.. I..iya deh.. tapi pelan-pelan yah.."


Tak lama Dini langusng membuka selangkangannya perlahan yang masih tertutup legging hitam panjang.
Aku memintanya tetap bersandar di sofa dan aku berlutut di depan selangkangannya sambil memegang vibrator.


"Wangi banget sayang.." Saat ku hirup aroma dari selangkangannya.

"Ihh.. Apa sih.."

"Hihi.. Ku tempet ya sayang.." Pintaku.


Dini hanya mengangguk.. Sesaat kemudian ku tempelkan terlebih dulu vibrator di pahanya agar dia tidak tersentak kaget. Ku putar-putar vibrator di kedua pahanya dan perlahan mendekati belahan di tengah kedua pahanya. Saat mulai tersentuh vibrator di vaginanya yang masih tertutup legging dan celana dalam. "AAAahhhhh... kak.. geli.." Aku hanya tersenyum melihatnya menutup mata.


Lalu kutempelkan lagi dan mulai kugesekkan naik-turun di belahan selangkangannya. "Akhhhh.. shhhh.. hmmmppp.. sshhh... mmpppp" Sesaat Dini menutup mulutnya dengan tangan.

"Sssshhh... hmmmppp.. hmmpppp.. sshhhh.. hmmmpppp.." Desahnya.

"Enak?" Tanyaku.

Dini hanya mengangguk sambil menutup mulutnya.


Sesaat aku melepas vibrator dari selangkangannya. "Haaahhh.. " Terdengan suaranya terlepas.


"Gimana?" tanyaku.

"Biasa aja.. geli doang" Jawabnya.

"Haha.." Aku hanya tertawa.


Dini : "Kak.. tempelin lagi.."

Aku : "Haha.. enak yah?"


Dini hanya mengangguk..

"Tapi Inget loh kak, kakak cuma bantuin aku" Ucapnya.

"Iyah taukk.." Jawabku sambil menahan sakit Penisku memberontak di balik Celana ku.


Dan mulai perlahan ku tempelkan vibrator di belahan yang tertutup Legging miliknya. "Aaakhhh.. kak.." Ku gesek-gesekkan lagi perlahan. "Ahhhh.. sshh.. hmmpp. hmppp.. hmppp.. enak kak.. hmmppp.." Dini masih terus mendesah pelan sambil menutup mulutnya.. aku yang berlutut di depannya hanya menempelkan vibrator padanya dan tak menyentuh apapun selain menyaksikannya bergelinjang.



5 menit sudah berlalu..



"Kak.. udah kaa.. udah.. aahh.. udah kak" Pintanya.

Lalu ku lepaskan vibratornya.. "Kenapa? Enaknya udah..?"

"Udah kak.. cukup.. hah.. hah.." Suaranya sambil terengah-engah.

Aku hanya tersenyum melihatnya kelelahan..


"Ya udah.. udah bisa sendiri sekarang kan?" Tanyaku.

Dini tak menjawab.

Aku : "Gimana rasanya?"

Dini : "Gak gimana-gimana.."

Aku : "Apaan.. orang dari tadi kamu merem melek gitu.. hahaha"

Dini : "Emang iya?"

AKu : "Emang gak kerasa apa?"

Dini : "Enggak ahh.. biasa aja"

Aku : "Haha.. terserah kamu deh.. ini udahan nih?"

Dini : "Udah ah kak.."



Dini : "Kak.. kakak nafus gak ngeliat aku begitu?" Sambil dini memakai BH nya.

Aku : "Enggak.. biasa aja.."



Sebenarnya kau menahan diri untuk tidak menyentuhnya.. Karena aku tau keperawanan Dini sangat penting untuk keluarganya dan suaminya kelak.



Dini : "Haha.. kakak juga boong.. tuh celananya bengkak.."

Aku : "Ya normal dong liat pacar kakak setengah telanjang gini"

Dini : "Gimana kalo aku telanjang bulat kak? haha"

Aku : "Haha.."

Dini : "Kakak mau liat aku telanjang kan?"

Aku : "Mau.." Jawabku singkat dan cepat.

DIni : "Huuu.. enak aja.. tar aku di perkosa lagi.. haha"

Aku : "Enggak lah.."

Dini : "Enggak sekarang ya sayang.. nanti aja kalo kita udah nikah."


"Ha? Nikah?" Aku terkaget dengar ucapannya.


Aku yang agak kecewa berdiri dan mengambilkan air putih untuk Dini dari dapur. Saat ku kembali Dini sudah memakai pakaian lengkapnya.


Tak terasa sudah pukul 8 pagi.. takut ibu kost mencari kamipun langsung pulang.


Malamnya saat malam minggu.. Aku dan Dini hanya VC dari kamar kami masing-masing sampai tertidur.









Minggu, keesokan haripun tiba.. Aku yang kemarin tidak jadi jogging ku niatkan jogging hari ini.

Setelah bangun dan akan bersiap, terlihat Dini sudah menunggu ku di depan kamar dengan pakaian olahraganya seperti kemarin. Aku yang masih bertelanjang dada pun terkaget.


Dini : "Yuk kak..Jogging lagi"

Aku : "Ehh kamu mau jogging lagi?"

Dini : "Iyahh.. kemarin kan gak jadi."

Aku : "Ohh.. ya udah tungguin bentar yah"

Dini : "Ok.."



Akupun bersiap diri dan Dini menungguku duduk di teras depan.. Setelah aku siap.. kami pun langsung berlari menuju taman lagi..

Sampai depan rumah mbak Icha, Dini menarik tangan ku..


Dini : "Kak.. aku haus lagi.."

Aku : "Ngapain lagi.. kan kemarin udah.."

Dini : "Aku cuma haus kak.. gak ngapa-ngapain kok" Sambil membuka gerbang rumah Icha.

Aku : "Hmmpp.. ya udah... cepet"


Tanpa basa basi Dini menarikku ke sofa depan TV. Dan aku yang terkejut.. Dini masih dengan hijab hitam di leher, kaos warna putih lengan panjang.. Melepas celana Leggingnya..
Terlihat Dini mengenakan CD Sport warna abu-abu menutupi pinggangnya.

"Kak.. sini.." Pintanya.

Aku yang masih tak percaya hanya menurutinya dan mendekat. Lalu Dini mengeluarkan vibratornya lagi dari weist bagnya dan memintaku menyalakannya lagi.

"Kak.. tempelin lagi sini.." Terlihat Dini sudah mengangkang di sofa dengan CD sport abu-abunya dan terlihat putih paha mungilnya.


Jantungku hampir berhenti melihat pemandangan Dini mengangkang di depan ku. Sesaat aku berlutut di depan nya dan ku tempel langsung vibrator yang bergetar di belahan vaginanya yang masih tertutup CD. "Aakhhhh.. sshhhh.. hmmpppp... hmmmm... sshhhh.. hhmmmm.. ssshhhh.. hmmmpppp... sshhhh.. sshhhhh.. sshhhhhh.. hmmppppp.." Desahnya terus berulang.

3 menit sudah berlalu.

"Bentar kak.. hah.. hah.." Suaranya agak terengah-engah sambil membuka kaos putihnya.. Terlihat Dini menggunakan Bra Sport juga serasi dengan CD nya.

Aku yang masih diam sambil memegang vibrator di tanganku.. tiba-tiba Dini Mengangkat kakinya keatas dan melepas CD Sportnya. Sambil menutup kemaluannya dengan tangan satunya Sembari Dini tertawa melihatku terdiam dengan mulut menganga.


"Kakak mau liat kan?" tanya Dini.


Aku hanya mengangguk dengan mata yang tak lepas dari tangannya yang masih menutupi vaginanya.


"Tapi jangan ketawa yah.. punya ku kecil"


Aku masih terpaku tak menjawab.


Perlahan di tarik tangannya keatas.. terlihat Lubang anusnya terlebih dahulu.. yang putih bersih tanpa bulu. jantungku mulai tak karuan.. dan perlahan mulai di di buka tangannya.


Dan akhirnya terpampang vagina milik Dini di depan mukaku.. Terlihat vaginanya agak tembem putih dan berbulu agak lebat di atasnya.


Dini : "Kak.. kaak.. kaaaaakkkkk.. kok bengong terus sih"

Aku: "Eh iya.. " Aku tersadar dari lamunanku.

Dini : "Kakak kaget ya lihat memek aku?"

Aku : "Ehh maap.. kakak cuma terkagum aja liat memek kamu.. cakep banget.. Btw gak pernah kamu cukur yah?"

Dini : "Enggak kak.. aku masih takut." Dini tersipu malu

Aku : "Kenapa takut?"

Dini : "Aku takut lecet.."

Aku : "Mau kakak cukurin?"

Dini : "Enggak ah.. dah gila kali kakak"

AKu : "Hahaha..."


"Kak.. buruan.." Dini memintaku menempelkan vibratornya lagi.. yang kali ini sudah tidak ada lagi penghalang.. hanya bibir vaginanya agak berbulu dan plastik keras yang bergetar "Akkhhh.. " Suaranya Dini mendesah.. Aku yang tak berani menyentuhnya hanya berdiam menempelkan vibrator di bibir vaginanya.


"AAkhhh.. aahhh.. sshhhh.. aahhhh... ssshhh... hmmm.... sshhhh.. hhmmppp.. ssshhh.. hmmmmm.. hmmpppp.. sshhh" Suara Dini terus mendesah.


Sesaat kemudian ku lipaskan vibrator dari bibir vaginanya.


"Hufftttt.. " Suara Dini menghela nafas.

"Geli banget kak.. Coba di pencet lagi kak remotenya" Pinta Dini.


Lalu ku pencet tombol untuk merubah getaran.. kali ini getarannya tidak beraturan.. kadang kencang.. lalu berhenti.. kemudian kencang lagi.. lalu berhenti lagi..
Tak lama ku tempelkan lagi di bibir vaginanya.. "EEekkk.. aahhh.. hufffttt.. geli banget kak.. aakhhhh.. aahhhh.. eekkk.. aakhhh.. hufffhtt.. aahhh.. shhh... hmmpp"

Sebentar saja..


Dini : "Udah kak udah.. udah kakk... aakhhh"


AKupun melepas vibrator dari vaginanya..


Dini : "Huffttt gila sih itu kak.. getarannya bisa gitu.. hah.. hah.."

Aku : "Enak yah?"

Dini : "Geli kak.."

Aku : "Hmmmm... Kalo gini enak gak?" Aku yang tanpa basa-basi menjilat bibir vaginanya yang agak basah dari bawah ke atas.


Dini : "Aaakhhhhhh... kakk.. kakak ngapain?"

Aku : "Enak gak?" Tanyaku lagi.

Dini : "Kakak jorok banget sih.. masak lubang kencing di jilat gitu.."

Aku : "Tapi enak gak?"

Dini : "Enggak.."

Aku : "Boong.." Sambil ku jilat lagi.


"Aaakhhh.. kak udah ah.." Pintanya.. namun tetap ku jilat terus vagina sambil tanganku menahan tangan dan kakinya yang memberontak.

"AAakhhhh... kak.. aakhhhh.. aaahhhh.. aaahhhhh.. aakhhhhh.. kak.. udah.. aakhhhh.. aaakhhhh.. aakhhhhh.... aakhhhh.. aakhhhhh... aakhhh.. kaakk.... aakhhhh.. aakhhhh.."

Selang beberapa menit kemudian tubuh Dini menggelinjang.. "Aakhhh... aakhhhhh.. aakkkkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhhh". Aku yakin ini Orgasme pertama seumur hidupnya.


"Haahhhhh.. kakak ngapain barusan... haaahhh.. haahhh..?" Tanya Dini.

Aku hanya tersenyum menatapnya.

Dini : "Kak aku kenapa barusan..?" Tanya nya lagi.

Aku : "Enak kan?" Tanyaku balik.

Dini : "Gila kamu kak.."

Aku : "Itu namanya orgasme sayang.. kayak yang divideonya Mbak Indah"

Aku : "Enak gak?"


Dini hanya terengah-engah tak menjawab.




Beberapa saat kemudian Dini mulai tersadar..

Dini : "Itu kakak ngapain tadi..? Kok aku bisa sampe begitu.."

Aku : "Enak yah?"

Dini : "Gak tau kenapa badanku kayak melayang.."

Aku : "Kamu baru di jilatin aja udah berasa kayak melayang.. gimana kalo kakak masukin"

DIni : "Ihh.. enggak ahh.. belum waktunya kalo itu.."

AKu : "Iya deh... Nunggu kita nikah kan?"

Dini : "Iyah" Sambil tersenyum malu.

Aku : "Haha.. masih lama dong yah"

Dini : "Kak.. Btw Kalo aku orgasme berarti aku dah gak perawan dong"

Aku : "Ya masih dong.. kan belom ada kontol yang masuk ke lubang kamu"

Dini : "Ohh gitu.. selama gak ada kontol yang masuk berarti masih perawan yah"

Aku : "Iyah.."

Dini : "Berarti selama kontol kakak gak masuk aman yah?"

Aku : "Iya dong"

Dini : "Btw kontol kakak ngaceng terus tuh.."


Aku yang tak sadar celanaku sudah turun dari tadi.


Aku : "Ehhh... kok celana kakak turun sendiri sih.. maap-maap" Sambil menaikkan celanaku lagi.

Dini : "Kak.. aku liat punya kakak dong gantian.."

Aku : "Gak aahh.. nanti kamu nafsu lagi sama kakak"

Dini : "Enggak kak.. cuma liat doang.."

Aku : "Tapi liat doang bener yah..."

Dini : "Iyahhh.."


Perlahan aku turunkan celanaku lagi.. terlihat dekat muka Dini penisku mengacung keras.


Dini : "Sakit gak kak kalo lagi ngaceng gitu?"

Aku : "Ya sakit sih kalo gak di keluarin.."

Dini : "Terus gak kakak keluarin gitu? nanti sakit terus dong.."

Aku : "Ya mau gimana.."

Dini : "Sini biar aku bantuin gantian.."

Aku : "Eehh enggak ahh.. Emang mau kamu apain"

Dini : "Gak ku apa-apain.. Cuma ku pegang aja.."


Lalu Dini mulai memegang Penisku, Terasa tangannya yang lembut menyentuh kepala penisku.. dan kemudian Dini mulai mengocok batang penisku..

"Ahhhh.. belajar dari mana kamu?" Tanyaku.

"Dari video.. hihi" Jawabnya.


2 menitan Dini mengocok penisku..


Aku : "Cepetin sayang.. cepetin.."


Dan akhirnya "Aahhhh.." Keluar semua maniku membasahi wajah dan jilbab Dini.


Dini : "Cepet banget keluarnya kak.."

Aku : "Kakak gak tahan.. tangan kamu lembut banget.."

Dini : "Ohh.. tapi jangan di semprotin ke muka aku dong.. masuk mulut lagi"

Aku : "Ehh maap.."

Dini : "Mana asin lagi.."

Aku : "Iya kakak gak sengaja.. maap yah"


Dinipun langsung berlari ke wastafel di dapur sedangkan aku pergi ke kamar mandi.. dan maniku yang berceceran di lantai di biarkan begitu saja.

Setelah kami membersihkan diri.. kami bertemu lagi di dekat sofa..

Dini : "Kakak udahan?"

Aku : "Udah.."

Dini : "Ya udah yukk.. bentar lagi jam 8"

Aku : "Yuk.."




Kamipun yang kelelahan tanpa jogging beranjak pulang ke rumah.







Bersambung..










Next, Chapter terakhir..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd